NILAI-NILAIPENDIDIKANAKHLAKDALAMBUKU ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1328/1/DIANTINA...
Transcript of NILAI-NILAIPENDIDIKANAKHLAKDALAMBUKU ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1328/1/DIANTINA...
-
NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM BUKUSECANGKIR KOPI DAN SEPOTONG ROTI
KARYAWIDI ASTUTI DKK
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh GelarSarjana Pendidikan
Oleh:
DIANTINA BASIROH
11111064
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2016
-
NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM BUKUSECANGKIR KOPI DAN SEPOTONG ROTI
KARYAWIDI ASTUTI DKK
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh GelarSarjana Pendidikan
Oleh:
DIANTINA BASIROH
11111064
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2016
-
vii
MOTTO
"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat)
kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-
Ku sangat pedih".
-
viii
PERSEMBAHAN
Teruntuk kedua orang tuaku yang menjadi pemicu semangatku. Ibuku yang saat
ini tidak setiap hari bertemu denganku, namun doa beliau sangat terasa di sini.
Ayahku rahimahullah yang membuatku mengerti beratnya perjuangan meraih
cita-cita. I miss you, dad.
Suamiku tercinta, yang tidak pernah lelah memantikkan api semangat untukku,
dengan sangat ikhlas membantu setiap langkahku, yang selalu memberiku senyum
manis agar aku terus meniti jalan ini. Ukhibbuka
Putraku tersayang, si kecil yang semakin ingin diperhatikan. Keluguanmu
membuat Ummi terhibur di tengah repotnya mengerjakan skripsi. Maafkan Ummi
yang kadangkala mengabaikanmu untuk mengejar deadline. Aishiteru
LDK Darul Amal yang sekarang menjadi LDK Fathir Ar Rasyid, karenamu aku
memiliki banyak teman dan karenamu aku menemukan jalan hidupku yang indah.
-
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan
yang Maha Rahman dan Rahim yang dengan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya
skripsi dengan judul NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM BUKU
SECANGKIR KOPI DAN SEPOTONG ROTI Karya Widi Astuti, dkk bisa
diselesaikan.
Shalawat dan salam penulis haturkan kepada Sang teladan utama, Nabi
Muhammad SAW, juga kepada para sahabat, keluarga dan orang yang istiqomah
mengikuti petunjuknya.
Penulisan skripsi ini tidak akan selesai tanpa motivasi, dukungan dan
bantuan dari berbagai pihak terkait. Sungguh menjadi kebahagiaan yang tiada tara
penulis rasakan setelah skripsi ini selesai. Oleh karena itu penulis ucapkan terima
kasih setulusnya kepada:
1. Dr. Rahmat Haryadi, M. Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga
2. Suwardi, M. Pd selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga
3. Siti Rukhayati, M. Pd., selaku Ketua Jurusan PAI.
4. Imam Mas Arum, M.Pd., selaku pembimbing yang telah mengarahkan,
membimbing, memberikan petunjuk dan meluangkan waktunya dalam
penulisan skripsi ini.
5. Muna Erawati, M.Si selaku dosen pembimbing akademik yang membantu dan
memberi motivasi kepada penulis selama menuntut ilmu di IAIN Salatiga.
-
x
6. Bapak dan Ibu dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu, bagian
akademik dan staf perpustakaan yang telah memberikan layanan serta bantuan
kepada penulis.
7. Ayah dan ibuku (Bapak Muhammad Sholeh Rahimahullah dan Ibu Suwarni),
adik-adikku (Ali Mustofa, Falid Reza Mustofa,dan Farkhan Isa Ansori) yang
senantiasa memberikan dukungan berupa moril, materil, dan spiritual.
8. Suamiku tersayang, Mohamad Ali Shodikin yang selalu rela direpotkan untuk
setiap urusan. Serta putraku yang mungil Yusuf Fuadi Al Firdausy, pemicu
semangatku.
9. Ibu Widi Astuti selaku penulis buku Secangkir Kopi dan Sepotong Roti.
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Terima kasih
atas bantuan dan dorongannya.
Atas segala hal tersebut, penulis hanya bisa berdoa, semoga Allah
mencatatnya sebagai amal salih yang akan mendapatkan balasan terbaik. Penulis
menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, untuk itu saran dan kritik yang
membangun penulis harapkan dari berbagai pihak guna kebaikan penulisan di
masa yang akan datang. Semoga skripsi bermanfaat untuk penulis pada khususnya
dan bagi para pembaca pada umumnya. Aamiin.
Salatiga, 13 Agustus 2016
Penulis
Diantina Basiroh
-
xi
ABSTRAK
Basiroh, Diantina. 2016. Nilai-nilai Pendidikan Akhlak dalam Buku SecangkirKopi dan Sepotong Roti. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.Jurusan Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga.Pembimbing: Imam Mas Arum, M.Pd
Kata Kunci: Nilai, Pendidikan Akhlak
Akhlak menempati posisi yang sangat penting dalam Islam. Semakin baikakhlaknya, maka semakin mulia dirinya di hadapan manusia terlebih di hadapanAllah SWT. Pembentukan akhlak membutuhkan proses panjang, yakni melaluipendidikan akhlak. Generasi yang berakhlak mulia tercipta dari didikan danketeladanan orang tua yang memiliki akhlak mulia pula. Terutama seorang ibuyang menjadi madrasah pertama bagi anak-anaknya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah NILAI-NILAIPENDIDIKAN AKHLAK DALAM BUKU SECANGKIR KOPI DANSEPOTONG ROTI karya Widi Astuti, dkk. Pertanyaan utama yang ingin penulisjawab dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimanakah nilai-nilai pendidikan akhlakyang terkandung dalam buku Secangkir Kopi dan Sepotong Roti karya WidiAstuti, dkk. 2. Bagaimanakah implikasi nilai-nilai pendidikan akhlak yangterkandung dalam buku Secangkir Kopi dan Sepotong Roti karya Widi Astuti, dkkpada kehidupan sehari-hari.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1. Nilai-nilai pendidikan akhlakyang terdapat dalam buku Secangkir Kopi dan Sepotong Roti yaitu: Akhlakterhadap Allah SWT yang terdiri dari: takwa, ikhlas, khauf dan raja, tawakkal,syukur, muraqabah, taubat. Akhlak terhadap Rasulullah SAW yang terdiri darimengikuti dan menaati Rasul dan mengucapkan shalawat dan salam. Akhlakpribadi yang terdiri dari: shiddiq, amanah, istiqamah, iffah, mujahadah, syaja’ah,tawadhu, malu, sabar, pemaaf. Akhlak dalam keluarga yang terdiri dari: birrulwalidain; hak, kewajiban, dan kasih sayang suami istri; kasih sayang dantanggung jawab orang tua terhadap anak, silaturahim dengan karib kerabat.Akhlak bermasyarakat yang terdiri dari: bertamu dan menerima tamu, hubunganbaik dengan tetangga, hubungan baik dengan masyarakat, dan ukhuwah islamiyah.Akhlak bernegara yang terdiri dari: musyawarah, menegakkan keadilan, dan amarma’ruf nahi mungkar. 2. Implikasi pendidikan akhlak dalam kehidupan sehari-hariyaitu tentang pentingnya penanaman akhlak terpuji sejak dini karena pembiasaanyang dilakukan sejak dini akan menumbuhkan karakter kuat pada diri anak,mengingat usia anak-anak masih mudah untuk diarahkan dibandingkan usiaremaja atau pun usia dewasa. Kokohnya sebuah negara sangat ditentukanbagaimana akhlak generasi penerusnya. Generasi yang memiliki akhlak yang kuatakan menjadi penopang kelanjutan nasib sebuah bangsa.
-
xii
DAFTAR ISI
SAMPUL....................................................................................................................... 1
HALAMAN BERLOGO ............................................................................................ ii
JUDUL.......................................................................Error! Bookmark not defined.
PERSETUJUAN PEMBIMBING...........................Error! Bookmark not defined.
PENGESAHAN KELULUSAN..............................Error! Bookmark not defined.
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN.............. Error! Bookmark not defined.
MOTTO....................................................................................................................... vii
PERSEMBAHAN......................................................................................................viii
KATA PENGANTAR................................................................................................. ix
ABSTRAK.....................................................................................................................x
DAFTAR ISI............................................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................. xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah....................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................10
C. Tujuan Penelitian............................................................................................. 11
D. Manfaat Penelitian...........................................................................................11
-
xiii
E. Definisi Operasional........................................................................................12
F. Metode Penelitian............................................................................................ 15
G. Sistematika Penulisan Skripsi.........................................................................21
BAB II BIOGRAFI NASKAH
A. Biografi Penulis............................................................................................... 23
B. Karakteristik Buku Secangkir Kopi dan Sepotong Roti...............................25
C. Karya-karya Penulis........................................................................................ 26
D. Unsur Intrinsik Karya Sastra...........................................................................27
E. Sinopsis Buku Secangkir Kopi dan Sepotong Roti.......................................43
BAB III HASIL TEMUAN
Nilai-nilai Pendidikan Akhlak................................................................................76
BAB IV ANALISIS DATA
A. Nilai-nilai Pendidikan Akhlak........................................................................ 91
B. Implikasi Nilai-nilai Pendidikan Islam Dalam Kehidupan Sehari-hari.....146
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................................... 150
B. Saran............................................................................................................... 152
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 154
LAMPIRAN-LAMPIRAN
-
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
A. Cover Buku Secangkir Kopi dan Sepotong Roti
B. Percakapan dengan Penulis Buku Secangkir Kopi dan Sepotong Roti
C. Surat Tugas Pembimbing Skripsi
D. Daftar nilai SKK
E. Lembar Bimbingan Skripsi
F. Riwayat Hidup Penulis
-
xv
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada suatu hari para sahabat bertanya pada Rasulullah SAW, “Wahai
Rasulullah,” kata mereka, “Siapa hamba yang paling dicintai oleh Allah?”.
Rasulullah SAW menjawab sebagaimana ditulis dalam Hadits yang
diriwayatkan oleh Ahmad dan Ibnu Majah,” (Muslim) yang paling baik
akhlaknya.” Pada kesempatan berbeda, Rasulullah SAW berkata kepada para
sahabatnya,” Orang yang paling aku cintai dan paling dekat denganku pada
hari kiamat kelak adalah orang yang paling baik akhlaknya.” (Riwayat
Tirmidzi dan Ahmad). Di lain kesempatan, Rasulullah SAW memberi nasehat
kepada para sahabatnya,” Kalian tidak akan disenangi manusia karena harta
kalian. Buatlah wajah ceria dan akhlak yang baik.” (Riwayat Al-Bazzaar).
Begitu istimewa orang-orang yang memiliki akhlak yang baik. Mereka akan
dicintai oleh Allah SWT, disukai Rasulullah SAW dan disenangi manusia.
(Suara Hidayatullah, edisi 06 XXVIII: 11)
Akhlak menempati posisi yang sangat penting dalam Islam. Berkualitas
atau tidaknya seorang manusia tergantung pada bagaimana akhlaknya.
Semakin baik akhlaknya, maka semakin mulia dirinya di hadapan manusia
-
2
terlebih di hadapan Allah SWT. Sebaliknya, semakin buruk akhlaknya maka
akan semakin hina dia di hadapan manusia apalagi di hadapan Allah SWT.
Islam adalah agama yang mengatur segala aspek kehidupan. Perbuatan
manusia, baik itu perbuatan buruk maupun perbuatan baik akan diganjar oleh
Allah SWT setimpal dengan apa yang telah dia lakukan. Semua agama
mengajarkan perbuatan baik, tetapi masih banyak penganut agama yang
mengabaikan aturan-aturan dan ajaran-ajaran dalam agamanya. Maka, yang
terjadi adalah pelanggaran dan pengabaian terhadap akhlak dalam kehidupan.
Seorang muslim yang memiliki iman yang kuat, maka dipastikan juga
memiliki akhlak yang baik. Semakin kuat imannya, maka akan semakin baik
akhlaknya, begitu juga sebaliknya. Iman dan akhlak adalah satu kesatuan yang
tidak dapat dipisahkan. Karena Rasulullah bersabda dalam sebuah Hadits yang
diriwayatkan oleh Abu Daud dan Ahmad, “Mukmin yang paling sempurna
imannya adalah yang paling baik akhlaknya.”
Tujuan utama Rasulullah SAW diutus sebagai rasul yaitu
menyempurnakan akhlak manusia. Karena pada masa diutusnya Rasulullah
SAW di Jazirah Arab sedang mengalami masa jahiliyyah dengan segala
keburukan perilaku penduduknya. Untuk itu, Islam datang untuk
menyelamatkan manusia dari perbuatan-perbuatan yang tercela yang dapat
menjerumuskan pada kehancuran menuju kemuliaan dunia dan akhirat dengan
akhlak yang baik. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW dalam sebuah Hadits
yang diriwayatkan oleh Bukhari, Hakim, dan Baihaqi berikut :
-
3
��䁞� �䁞� 쳌䁞��㌳쳌䁞ꀀ䁞� 䁞���䁞�䁞� 䁞� ���䁞� 쳌䁞䁞���”sesungguhnya aku diutus (oleh Allah) semata-mata untuk
menyempurnakan kemuliaan akhlak”.
Berdasarkan hadits ini, maka menjadi jelas bahwa agama yang dibawa
oleh Rasulullah SAW adalah konsep penyempurnaan akhlak. Hal ini terlihat
dari kalimatnya yang dengan tegas menggunakan huruf hasr Innamaa
(sesungguhnya hanya). Seakan-akan beliau tidak diutus untuk memberikan
konsep yang lain selain konsep penyempurnaan akhlak semata. (Halim, 2000:
8)
Rasulullah SAW adalah manusia yang paling baik akhlaknya, baik akhlak
kepada Allah maupun akhlak kepada manusia. Aisyah ra mengatakan bahwa
akhlak Rasulullah adalah Al Qur’an. Bahkan Allah memuji akhlak beliau,
dalam QS. Al Qalam: 4 sebagai berikut:
��r�k䁞t �e䁞i䁞� �i䁞�䁞u 䁞e䁞i��䁞�
“Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.”
Dakwah Rasulullah banyak diterima oleh masyarakat bukan karena
paksaan atau bahkan peperangan. Namun, karena keluhuran dan kemuliaan
akhlak Rasulullah SAW dalam menyampaikan risalah. Seorang yang mengaku
dirinya muslim harus berakhlak sebagaimana Islam mengaturnya. Orang
-
4
beriman harus mengimplementasikan akhlaknya dalam kehidupan sehari-hari,
karena akhlak adalah cerminan bagaimana seorang muslim itu.
Selain harus berakhlak baik kepada sesama manusia, seorang muslim
harus berakhlak baik kepada Allah SWT, Dzat yang telah menciptakannya.
Dengan cara, beribadah sesuai kemampuan maksimalnya dan menghindari
segala bentuk larangan serta hal-hal yang tidak disukai oleh Allah SWT.
Menghormati dan menghargai orang lain merupakan satu bentuk akhlak
kepada sesama manusia.
Akhlak merupakan fondasi yang kokoh bagi terciptanya hubungan baik
antara hamba dengan Allah SWT (hablumminallah) dan antarsesama
(hablumminannas). Akhlak yang mulia tidak lahir berdasarkan keturunan atau
terjadi secara tiba-tiba. Akan tetapi, membutuhkan proses panjang, yakni
melalui pendidikan akhlak. Banyak sistem pendidikan akhlak, moral, atau
etika yang ditawarkan oleh Barat, namun banyak juga kelemahan dna
kekurangannya. Karena memang berasal dari manusia yang ilmu dan
pengetahuannya sangat terbatas.
Sementara pendidikan akhlak mulia yang ditawarkan oleh Islam tentunya
tidak ada kekurangan apalagi kerancuan di dalamnya. Mengapa? Karena
berasal langsung dari al-Khaliq Allah SWT, yang disampaikan melalui
Rasulullah Muhammad SAW sebagai uswah, qudwah, dan manusia terbaik
selalu mendapatkan tarbiyah ‘pendidikan’ langsung dari Allah melalui
malaikat Jibril. Sehingga beliau mampu dan berhasil mencetak para sahabat
-
5
menjadi sosok-sosok manusia yang memiliki izzah di hadapan umat lain dan
akhlak mulia di hadapan Allah. (Mahmud, 2004: 9)
Wanita adalah kunci kokohnya sebuah negara. Untuk mengokohkan
negara, maka dimulai dari pengokohan generasi penerus dalam lingkup kecil,
yaitu keluarga. Bahkan, lingkup yang lebih kecil lagi adalah dirinya sendiri.
Seorang wanita akan melahirkan generasi yang unggul, tangguh, dan
membawa kejayaan bangsa karena dirinya berakhlak mulia dan sangat
memahami agamanya. Dengan akhlak mulia dan pengetahuan agama yang
cukup, maka anak-anaknya akan terbimbing dengan baik untuk mencetak
kader bangsa yang berkualitas. Peran wanita, dalam hal ini ibu sangat penting
dalam pendidikan anak, karena ibu adalah madrasah pertama bagi anak.
Begitu pentingnya pendidikan akhlak bagi seorang ibu, karena ibu adalah
madrasah pertama bagi anak-anaknya. Ulama Salaf (terdahulu) rahimahullah
berkata, didalam syairnya “Ibu adalah sekolah pertama. Maka persiapkanlah
sebaik – baiknya”. (Lathifah, 2010)
Ibu berperan besar dalam pembentukan watak, karakter dan kepribadian
anak-anaknya. Ia adalah sekolah pertama dan utama sebelum si kecil
mengenyam pendidikan di sekolah manapun. Namun tidak sedikit ibu yang
beranggapan, ketika si buah hati sudah masuk sekolah maka sekolah lah yang
bertanggung jawab atas pendidikan si buah hati. Padahal peran ibu tidak bisa
tergantikan oleh siapapun. Ibu memiliki peran lebih dari sekolah yakni
membangun kecerdasan emosional anak bahkan membangun kecerdasan
spiritual anak.
-
6
Ibu adalah "gudang ilmu", "pusat peradaban" dan "wadah" yang
menghipun sifat-sifat akhlak mulia. Peran yang sangat penting ini, menuntut
seorang ibu untuk membekali dirinya dengan ilmu yang memadai. Maka
seorang ibu harus terus bergerak meningkatkan kualitas dirinya. Karena,
untuk mencetak generasi yang berkualitas, diperlukan pendidik yang
berkualitas pula. Hal itu berarti ibu tak boleh berenti belajar. (Aetty: 2013)
Menjadi ibu adalah predikat paling mulia bagi seorang perempuan.
Namun, jika tidak disertai dengan kesadaran dan keikhlasan yang mendalam
maka predikat ini malah menjadi beban. Tidak sedikit seorang perempuan
yang merasa direpotkan dengan segala pekerjaan rumah tangga yang
sebelumnya bukan menjadi tanggung jawabnya, apalagi setelah dikaruniai
anak dan harus merawat sendiri tanpa bantuan orang tuanya.
Pada zaman sekarang ini, yang mana para perempuan lebih banyak
menjadi wanita karir daripada menekuni kebiasaan menjadi seorang calon istri
dan calon ibu, ibu muda merasa kebebasannya terhalangi dengan kehadiran
seorang anak. Belum lagi harus melayani suami dengan berbagai
kebutuhannya, mengurus rumah dan sebagainya. Maka, cara pandang seperti
ini harus diubah agar status seorang ibu tidak menjadi salah kaprah dan
seorang gadis tidak lalu enggan untuk menyandang gelar tersebut. Status
seorang ibu adalah status yang sangat berpotensi untuk menambah pundi-
pundi pahala seorang wanita, jika dia mau menjalaninya dengan mengharap
keridhaan Allah SWT.
-
7
Paham feminis telah banyak mendorong wanita-wanita awam menjadi
wanita yang kurang memahami fitrah penciptaannya. Banyak di antara
mereka menginginkan kebebasan sebagaimana laki-laki. Ingin menjadi wanita
yang bebas tugas dari urusan rumah tangga dan anak-anak, lebih suka
beraktivitas di luar rumah dengan berbagai kesibukan yang sedikit sekali
manfaatnya. Dengan dalih emansipasi, para wanita menuntut kesamaan hak
antara laki-laki dan perempuan. Di samping itu mereka melalaikan kewajiban
mereka sebagai bagian terpenting dalam mencetak generasi yang tangguh dan
berkualitas. Mereka tidak sadar bahwa mereka memiliki peran yang sangat
penting di balik penciptaannya, mereka merasa terkungkung dengan
kodratnya sebagai seorang wanita.
Dengan berbagai media dan sarana, mereka menggambarkan betapa
Tuhan telah berlaku tidak adil kepada wanita muslimah. Agama dalam
propaganda ini, digambarkan sebagai pengebiri hak wanita yang
memposisikannya di bawah pria. Contohnya, dalam waris Tuhan
membedakan bagian wanita lebih sedikit dibanding jatah pria. Juga dalam hal
persaksian. Kesaksian seorang pria berbanding kesaksian dua orang wanita.
Dan propaganda-propaganda lainnya yang tak lebih dan tak kurang sebatas
bualan. (Zakaria, 2005: 152)
Buku antologi Secangkir Kopi dan Sepotong Roti yang ditulis oleh Widi
Astuti, dkk berisi kisah-kisah inspiratif seputar perempuan, apalagi yang
sudah menjadi ibu. Menjadi seorang ibu dengan berbagai latar belakang akan
menimbulkan kesan-kesan tersendiri baik suka maupun duka. Berbagai kisah
-
8
yang disuguhkan memiliki nilai pendidikan yang sangat tinggi nilainya,
terutama pendidikan akhlak khususnya bagi kaum ibu, terutama ibu muda
yang masih sangat membutuhkan pembelajaran dari pengalaman ibu-ibu yang
lain. Kisah-kisah dalam buku tersebut menjadi pematah argumen dan
pemikiran feminis bahwa wanita tidak akan maju jika hanya menjadi seorang
ibu dan bekerja di rumah. Wanita akan sangat mulia jika menjalani fitrahnya
dan ikhlas mengemban amanah terbesar dalam penciptaan dirinya.
Buku tersebut menceritakan bagaimana seorang ibu menjalani aktivitasnya
yang padat, selain mengurus rumah juga harus merawat anak-anaknya,
mendidik dan melindungi mereka, menjadi teman yang baik untuk anak-anak
dan suami. Kesibukan yang padat tersebut tidak menjadikannya lalai dalam
menjalankan kewajibannya sebagai seorang istri, yaitu patuh pada suami.
Kisah lain menceritakan bagaimana seorang ibu memperjuangkan
kesembuhan kedua anaknya yang sakit dalam waktu yang bersamaan, yang
pada akhirnya salah satu anaknya harus menyerah pada takdir. Dipanggil oleh
Allah SWT ketika masih berusia tujuh bulan. Sebagaimana yang dikisahkan
dalam petikan berikut :
Tiba-tiba ada seorang perawat yang memanggilku. Dia memberitahutentang kondisi Nafis yang sangat mengkhawatirkan, ubun-ubun dikepalanya sudah cekung. Ya Allah, aku tak tahu harus bagaimana lagi.Kepanikan semakin menjadi. Ketika kondisi Naufal sudah membaik, kinigantian Nafis yang mengkhawatirkan. (Astuti, 2015: 27)
Tepat Jam 20.00, dokter memanggil kami. Dokter memberi waktubeberapa menit untuk kami menunggui nafis. Suami terlebih dulu masuk,lalu aku. Di dalam ruangan, kulihat Nafis dengan anggota tubuh yangpenuh selang infus, oksigen dll. Aku berusaha mengajak ngobrol Nafis danberdoa agar Nafis diberikan kondisi yang terbaik oleh-Nya .
Aku elus kepalanya, sambil kubisiki,” Yang kuat ya nak.”
-
9
Ku pegang tangannya. Layar monitor menunjukkan angka yang semakinmenurun. Nak, Ibu pasrah, Nak. Ku pegang tangan Nafis lagi, ku ciumtangannya. Kubacakan beberapa surat pendek dan terakhir kubisikkan LaIlaa ha Illalloh. Ku lihat Nafis tersenyum lalu Lesssss, dia seperti tertidurpulas. Aku langsung memanggil dokter. Kemudian dokter pun datangdengan membawa beberapa alat, dokter berusaha menolong semaksimalmungkin. Jam 20 :50, Nafis tertidur selamanya, tertidur abadi di sisi-Nya....INNALILLAHI WA INNA ILAIHI ROOJI'UN..... (Astuti, 2015: 31)
Membaca kisah demi kisah dalam Buku Secangkir Kopi dan Sepotong
Roti membuat pembaca tersadar akan sangat berharganya dirinya dalam
keluarga, masyarakat, bahkan bangsa dan negara. Karena dari ibu lah akan
terlahir generasi-generasi unggul yang akan membawa sebuah bangsa pada
kejayaan. Dimulai dari hal kecil seperti tetap menjaga semangat dan
khusnudhan pada Allah meskipun dalam keadaan yang sangat tidak
menyenangkan, seperti dalam kutipan berikut :
Apalagi peristiwa memilukan menimpaku dimasa kehamilan ini. Bidukrumah tanggaku hancur. Kami resmi bercerai di akhir Januari 2014. Takperlu kuucap apa perkaranya. Sungguh berat ujian ini. Ditengahkepayahan aku merasakan kehamilan, ternyata aku pun harus berpisahdengan sang ayah dari janin yang kukandung. Menjadi janda dalamkondisi hamil diumur yang menuju 19 tahun tidaklah mudah. Mental initerus terasah seiring cemoohan dan ucapan-ucapan mengiris hati dariorang-orang sekitar. (Astuti, 2015: 8)Nak, bunda memberimu nama Nakhla Alby Azzaky agar kau menjadi anakyang pandai serta berhati suci. Sama seperti arti namamu, Nak. Raga iniberjanji sekuat tenaga akan menjadi sosok ibu sekaligus figur seorang ayahuntukmu. Bunda tahu itu tak mudah. Tapi demi kau, demi masa depan,raga ini takan pernah menyerah.Kini, walau aku hanya seorang janda. Tapi aku tak akan takut mati dalamkesepian, ada anakku yang akan mewarnai kehidupanku hingga raga inikembali kepada Sang Pencipta. (Astuti, 2015: 12)
Karena Rasulullah SAW menggelari wanita adalah madrasah pertama bagi
seorang anak, maka seorang ibu pun harus memiliki akhlak yang baik, yang
-
10
bisa menjadi teladan bagi anak-anaknya. Bukan hanya mengajarkan kebaikan
sebatas yang dia tahu tanpa mengamalkannya. Tapi memperbaiki dan
membekali diri dengan akhlak yang mulia adalah jalan yang utama untuk
mendidik generasi penerus kita.
Melihat banyaknya nilai pendidikan akhlak yang dapat diambil hikmahnya
oleh guru (pendidik), orang tua, dan masyarakat, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian mengenai NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK
DALAM BUKU SECANGKIR KOPI DAN SEPOTONG ROTI KARYA
WIDI ASTUTI DKK, sebuah buku antologi yang menyajikan berbagai kisah
nyata para ibu dalam menjalankan kewajibannya.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah berisi penegasan mengenai pertanyaan-pertanyaan yang
hendak dicarikan jawabannya melalui penelitian. Didalamnya tercakup
keseluruhan ruang lingkup masalah yang akan diteliti berdasarkan identifikasi
dan pembatasan masalah (Maslikhah,2013: 302).
Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan dapat dirumuskan
sebagai berikut:
1. Bagaimanakah nilai-nilai pendidikan akhlak yang terkandung dalam buku
Secangkir Kopi dan Sepotong Roti karya Widi Astuti, dkk?
2. Bagaimanakah implikasi nilai-nilai pendidikan akhlak yang terkandung
dalam buku Secangkir Kopi dan Sepotong Roti karya Widi Astuti, dkk
pada kehidupan sehari-hari?
-
11
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan pernyataan sasaran yang ingin dicapai dalam
penelitian. Isi dan rumusan tujuan penelitian mengacu pada rumusan masalah.
Perbedaannya terletak pada bentuk keilmuannya dalam rumusan masalah,
kalimatnya berbentuk pertanyaan, maka dalam tujuan penelitian berbentuk
kalimat pernyataan (STAIN Salatiga, 2008: 16).
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mendeskripsikan bagaimanakah nilai-nilai pendidikan akhlak
yang terkandung dalam buku Secangkir Kopi dan Sepotong Roti karya
Widi Astuti, dkk.
2. Untuk mendeskripsikan bagaimanakah implikasi nilai-nilai pendidikan
akhlak yang terkandung dalam buku Secangkir Kopi dan Sepotong
Roti karya Widi Astuti, dkk pada kehidupan sehari-hari.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan adalah:
1. Manfaat Teoritik
Secara teoritik, penelitian ini diharapkan dapat memberikan
kontribusi yang positif bagi dunia pendidikan pada umumnya dan
khususnya bagi pengembangan nilai-nilai pendidikan baik umum
maupun pendidikan Islam terutama pendidikan akhlak melalui
pemanfaatan karya sastra.
-
12
2. Manfaat Praktis
a. Bagi dunia sastra, diharapkan penelitian ini dapat memberi
masukan dan menjadi bahan pertimbangan dalam menciptakan
karya sastra yang bukan hanya bersifat komersial dan menghibur
saja. Tetapi yang lebih penting adalah kualitas karya dan pembaca
dapat menyerap pelajaran sebanyak-banyaknya dari karya sastra
tersebut.
b. Bagi dunia pendidikan, penelitian ini diharapkan mampu menjadi
media pembelajaran untuk mempermudah pemahaman siswa/
mahasiswa dalam memahami pendidikan akhlak melalui kisah-
kisah teladan.
c. Bagi civitas akademica, penelitian ini diharapkan dapat digunakan
sebagai salah satu acuan untuk penelitian-penelitian yang relevan
di masa yang akan datang.
E. Definisi Operasional
Untuk menghindari kesalahpahaman penafsiran terhadap judul penelitian
di atas, maka penulis berusaha menjelaskan dari berbagai istilah pokok yang
terkandung dalam judul tersebut, yaitu:
1. Pendidikan
Pendidikan adalah usaha menumbuhkembangkan potensi sumber daya
manusia (SDM) melalui kegiatan pengajaran. Kegiatan pengajaran
tersebut diselenggarakan pada semua satuan dan jenjang pendidikan yang
-
13
meliputi wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun, pendidikan menengah,
dan pendidikan tinggi. (Syah, 1995: 1)
Pengertian di atas merupakan pengertian pendidikan dalam ruang
lingkup pendidikan formal. Sedangkan pendidikan bukan hanya diperoleh
dari lembaga pendidikan formal saja, namun lebih luas pendidikan dapat
didapatkan dari mana saja manusia berada.
Dalam pengertian yang agak luas, pendidikan dapat diartikan sebagai
sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang
memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang
sesuai dengan kebutuhan. (Syah, 1995: 10)
Dengan kata lain, pendidikan yaitu upaya seseorang untuk
mendapatkan sebuah pengetahuan, baik dengan secara formal, informal,
maupun nonformal agar terpenuhi kebutuhan hidupnya. Biasanya
pendidikan dilakukan dari generasi ke generasi, artinya disampaikan oleh
seseorang kepada orang lain. Tetapi tidak menutup kemungkinan
pendidikan juga dilakukan dengan cara otodidak.
Pendidikan secara formal dilakukan di sekolah, karena sekolah telah
memiliki kurikulum dan manajemen pendidikan yang telah diatur, bahkan
oleh Negara. Pendidikan diluar sekolah (nonformal) dapat juga dilakukan
dalam keluarga, pengalaman di lingkungan sekitar, bahkan pengalaman
orang lain yang disampaikan dengan maksud agar dapat diambil pelajaran.
-
14
2. Akhlak
Secara etimologis (lughatan) akhlak (bahasa Arab) adalah bentuk
jamak dari khuluq yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku, atau
tabiat. Berakar dari kata khalaqa yang berarti menciptakan. Seakar dengan
kata khaliq (Pencipta), makhluq (yang diciptakan), dan khalq (penciptaan).
(Ilyas, 2007: 1)
Dengan demikian, maka kata akhlak merupakan sebuah kata yang
digunakan untuk mengistilahkan perbuatan manusia yang kemudian
diukur dengan baik atau buruk. Dan dalam Islam, ukuran yang digunakan
untuk menilai baik atau buruk itu tidak lain adalah ajaran Islam itu sendiri.
(Halim, 2000: 8-9).
Di samping istilah akhlak, juga dikenal istilah etika dan moral. Ketiga
istilah itu sama-sama menentukan nilai baik dan buruk sikap dan
perbuatan manusia. Perbedaannya terletak pada standar masing-masing.
Bagi akhlak, standarnya adalah Al Qur’an; bagi etika standarnya
pertimbangan akal pikiran; dan bagi moral standarnya adat kebiasaan yang
umum berlaku di masyarakat. (Ilyas, 2007: 3)
3. Buku
Buku Secangkir Kopi dan Sepotong Roti merupakan buku dalam
bentuk antologi, yang berisi potongan-potongan cerita namun memiliki
satu tema walau satu cerita dengan yang lain tidak ada hubungannya.
Antologi, secara harfiah diturunkan dari kata bahasa Yunani yang
berarti "karangan bunga" atau "kumpulan bunga", adalah sebuah
-
15
kumpulan dari karya-karya sastra. Awalnya, definisi ini hanya mencakup
kumpulan puisi (termasuk syair dan pantun) yang dicetak dalam satu
volume. Namun, antologi juga dapat berarti kumpulan karya sastra lain
seperti cerita pendek, novel pendek, prosa, dan lain-lain. Dalam pengertian
modern, kumpulan karya musik oleh seorang artis, kumpulan cerita yang
ditayangkan dalam radio dan televisi juga tergolong antologi.
(id.wikipedia.org)
F. Metode Penelitian
Metode secara harfiah berarti cara, yaitu cara yang digunakan untuk
melakukan sesuatu agar tercapai suatu tujuan. Dengan adanya metode, maka
suatu pekerjaan akan lebih terarah dan mudah dilakukan.
Metode merupakan cara dalam melakukan penelitian. Metode dapat pula
dikatakan sebagai alat bedah untuk mengungkap permasalahan yang ada
dalam ruang lingkup penelitian. Metode penelitian memiliki karakteristik
yang berbeda-beda sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih. (Maslikhah,
2013: 66).
Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data penelitiannya. (Arikunto, 2010: 203).
Metodologi penelitian adalah sekumpulan peraturan, kegiatan, dan
prosedur yang digunakan oleh pelaku suatu disiplin ilmu. Metodologi juga
merupakan analisis teoritis mengenai suatu cara atau metode.
(id.wikipedia.org).
-
16
Metode yang penulis gunakan untuk melakukan penelitian ini adalah
metode dokumentasi.
Adapun komponen dalam metode penelitian ini adalah:
1. Jenis penelitian.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library research),
karena data yang diteliti berupa buku, majalah, dokumen, dan media
cetak lainnya. Penelitian ini menggunakan literatur dan teks sebagai
objek utama analisis yaitu dalam penelitian ini adalah buku antologi
yang kemudian dideskripsikan dengan cara menggambarkan dan
menjelaskan teks-teks dalam buku antologi yang mengandung nilai-
nilai pendidikan akhlak dengan menguraikan dan menganalisis serta
memberikan pemahaman atas teks-teks yang dideskripsikan.
Pendekatan ini digunakan karena mempertimbangkan aspek
kegunaan dan manfaat karya sastra yang dapat diperoleh pembaca.
2. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan
oleh peneliti untuk mengumpulkan data.
Cara menunjuk pada sesuatu yang abstrak, tidak dapat diwujudkan
dalam benda yang kasat mata, tetapi hanya dapat dipertontonkan
penggunaannya. (Arikunto, 2005: 100)
Metode yang digunakan penulis untuk mengumpulkan berbagai
sumber data dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi.
-
17
Dokumentasi, dari asal kata dokumen, yang artinya barang-barang
tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti
menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen,
peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya.
(Arikunto, 2010: 201)
Dari pengertian di atas, dapat dipahami bahwa metode dokumentasi
dapat diartikan sebagai suatu cara pengumpulan data yang diperoleh
dari dokumen-dokumen yang ada atau catatan-catatan yang tersimpan,
baik itu berupa catatan transkrip, buku, surat kabar, dan lain sebagainya.
(sarjanaku.com)
Metode dokumentasi ini, data mengenai penelitian diperoleh
dengan cara menghimpun data dari berbagai literatur, baik artikel,
jurnal, majalah, maupun buku-buku yang berkaitan dengan pembahasan
penelitian ini guna menjadi referensi dalam penyusunan skripsi ini.
3. Sumber Data
Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subjek
dari mana data dapat diperoleh (Arikunto, 2010: 172).
Dalam penulisan skripsi ini, sumber data yang digunakan adalah
beberapa sumber yang relevan dengan pembahasan skripsi. Adapun
sumber data terdiri dari dua macam yaitu:
a. Sumber Data Primer, merupakan sumber data utama yang
digunakan dalam penelitian ini, yaitu buku Secangkir Kopi dan
-
18
Sepotong Roti karya Widi Astuti, dkk yang diterbitkan oleh CV
Citra Adi Cemerlang.
b. Sumber Data Sekunder, yaitu berbagai literatur yang
berhubungan dan relevan dengan objek penelitian, baik itu
berupa transkrip, wawancara, buku, artikel di surat kabar,
majalah, tabloid, website, multiplay, dan blog di internet yang
berupa jurnal.
4. Metode Analisis Data
Analisis data yang penulis gunakan adalah analisis Life History
atau pengalaman pribadi. Pengalaman pribadi yang ingin penulis teliti
ini tertulis dalam sebuah buku antologi yang menyajikan sebagian
kecil dari pengalaman-pengalaman pribadi para penulis buku tersebut.
Dapat dikatakan bahwa pendekatan yang penulis gunakan adalah
pendekatan otobiografi.
Dalam istilah ilmiah, pengalaman pribadi dikenal Individual’s Life
History atau lebih banyak dikenal dengan Life History (saja), juga
dikenal dengan istilah personal document dalam psikologi, dan juga
umumnya dipanggil dengan human document dalam sosiologi,
sedangkan dalam antropologi-budaya lebih dikenal dengan
individual’s life history, adalah sebuah pendekatan dalam penelitian
kualitatif yang digunakan untuk memperoleh bahan keterangan
mengenai apa yang dialami oleh individu tertentu di dalam
masyarakatnya yang menjadi obyek penelitian. (Bungin, 2012: 109).
-
19
Moleong menyatakan bahwa otobiografi merupakan teknik
penelitian dengan menggunakan dokumen pribadi. Menurut Moleong
(2008: 217) dokumen pribadi adalah catatan atau karangan seseorang
secara tertulis tentang tindakan, pengalaman, dan kepercayaan.
Autobiografi atau otobiografi (dari bahasa Yunani autos sendiri +
bios hidup + graphein menulis) adalah biografi yang ditulis oleh
subjeknya (atau, dalam penggunaan modern, dikarang bersama-sama
dengan penulis lain dan disebutkan sebagai "sebagaimana diceritakan"
atau "dengar"). Dalam bahasa Inggris istilah "autobiography" pertama
kali digunakan oleh penyair Robert Southey pada 1809, namun bentuk
otobiografi sendiri sudah ada sejak zaman kuno. (id.wikipedia.org)
Otobiografi juga banyak ditulis oleh orang-orang tertentu, seperti
guru atau pendidik terkenal, pemimpin masyarakat, ahli, bahkan orang
biasa pun ada juga yang menulis otobiografi, antara lain karena senang
menulis, upaya mengurangi ketegangan, mencari popularitas, dan
kesenangan akan sastra. Motif penulisnya akan mempengaruhi isi
penulisan otobiografi. (Moleong, 2008: 219)
Untuk memanfaatkan dokumen yang padat isi biasanya digunakan
teknik tertentu. Teknik yang paling umum digunakan ialah content
analysis atau di sini dinamakan analisis isi. (Moleong, 2008: 219-220)
Metode yang digunakan adalah analisis isi, dengan menguraikan
dan menganalisis serta memberikan pemahaman atas teks-teks yang
dideskripsikan.
-
20
Moleong (2008: 220-221) menjelaskan bahwa analisis isi memiliki
ciri-ciri, yaitu: proses mengikuti aturan, kajian isi adalah proses
sistematis, kajian isi merupakan proses yang diarahkan untuk
menggeneralisasi, kajian isi mempersoalkan isi yang termanifestasikan,
dan kajian isi menekankan analisis secara kuantitatif namun hal itu
dapat pula dilakukan bersama analisis kualitatif.
Dalam penelitian ini, penulis akan mengkaji isi buku Secangkir
Kopi dan Sepotong Roti yang mengandung nilai-nilai pendidikan
akhlak.
Langkah-langkah yang penulis gunakan dalam pengolahan data
adalah:
a. Langkah deskriptif, yaitu menguraikan teks-teks dalam buku
Secangkir Kopi dan Sepotong Roti yang berhubungan dengan
nilai-nilai pendidikan akhlak.
b. Langkah interpretasi, yaitu menjelaskan teks-teks dalam buku
Secangkir Kopi dan Sepotong Roti yang berhubungan dengan
nilai-nilai pendidikan akhlak.
c. Langkah Analisis, yaitu menganalisis penjelasan dari buku
Secangkir Kopi dan Sepotong Roti yang berhubungan dengan
nilai-nilai pendidikan akhlak.
d. Langkah mengambil kesimpulan, yaitu mengambil kesimpulan
dari buku Secangkir Kopi dan Sepotong Roti yang berhubungan
dengan nilai- nilai pendidikan akhlak.
-
21
G. Sistematika Penulisan Skripsi
Sistematika penulisan skripsi yang disusun terbagi dalam tiga bagian, yaitu
bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir. Bagian awal terdiri dari sampul,
lembar berlogo, halaman judul, halaman persetujuan pembimbing, halaman
pengesahan kelulusan, halaman pernyataan orisinalitas, halaman motto dan
persembahan, halaman kata pengantar, halaman abstrak, halaman daftar isi,
halaman daftar lampiran.
Bagian Inti atau Isi dalam penelitian ini, penulis menyusun ke dalam lima
bab yang rinciannya adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini berisi latar
belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, metode
penelitian, penegasan istilah, dan sistematika
penulisan penelitian.
BAB II BIOGRAFI BUKU Dalam bab ini akan diuraikan mengenai:
Biografi penulis yang terdiri dari Widi
Astuti, dkk; karakteristik buku Secangkir
Kopi dan Sepotong Roti; karya-karya Widi
Astuti, dkk; unsur-unsur intrinsik buku,
Sinopsis buku Secangkir Kopi dan Sepotong
Roti.
BAB III HASIL TEMUAN Dalam bab ini akan diuraikan hasil temuan
penulis mengenai: NILAI-NILAI
-
22
PENDIDIKAN AKHLAK DALAM BUKU
SECANGKIR KOPI DAN SEPOTONG
ROTI
BAB IV ANALISIS DATA Dalam bab ini akan disajikan analisis
mengenai: NILAI-NILAI PENDIDIKAN
AKHLAK DALAM BUKU SECANGKIR
KOPI DAN SEPOTONG ROTI dan
implikasi nilai-nilai Pendidikan Akhlak
Dalam Buku Secangkir Kopi dan Sepotong
Roti dalam kehidupan sehari-hari.
BAB V PENUTUP Bab penutup berisi kesimpulan dan saran.
-
23
BAB II
BIOGRAFI NASKAH
A. Biografi Penulis
Widi Astuti adalah nama asli penulis. Widi Astuti tidak pernah
mencantumkan biografinya dalam setiap karya-karyanya. Berbeda dengan
penulis lain yang selalu mencantumkan foto dan biografinya di setiap akhir
karya. Widi Astuti memang sepertinya tidak ingin mempublikasikan kepada
umum terkait kehidupan pribadinya. Itulah cara yang Widi Astuti pilih, hanya
berusaha memberikan karya terbaik dengan tulus dan sederhana, yang penting
dapat memberikan manfaat bagi orang banyak melalui karya-karyanya tanpa
mengetahui siapa sebenarnya dirinya.
Penulis mendapatkan biografi Widi Astuti melalui wawancara yang
penulis lakukan langsung ke rumahnya. Berikut yang penulis dapatkan dari
wawancara mengenai biografinya. Widi Astuti adalah seorang ibu rumah
tangga yang tinggal di kota Salatiga. Perempuan kelahiran 3 April 1980 ini
memiliki hobi membaca dan menulis. Sehingga, banyak sekali karya-karya
yang telah dimilikinya. Dia pernah bekerja di salah satu Bank Syariah di
Cilacap, namun kemudian dia memilih untuk resign setelah menikah. Tujuan
utamanya memutuskan untuk resign yaitu agar terhindar dari dosa riba, namun
di samping itu dia juga ingin fokus menjaga dan mendidik putra putrinya
secara langsung. Suatu kewajiban yang tidak akan sempurna dilakukan oleh
seorang ibu yang juga wanita karir.
-
24
Meski backgroundnya adalah Fakultas Ekonomi, namun dia sangat
menaruh minat pada sejarah. Salah satu paper yang dikerjakannya bersama
rekannya yang berjudul “The Impact of Marginalizing Heroines in Indonesia”,
menyebabkan dia diundang untuk presentasi di Edinburg University United
Kingdom. Tetapi saat itu dia sedang mengandung putri keduanya, sehingga
tidak bisa memenuhi undangan tersebut.
Widi Astuti menyelesaikan pendidikan dasarnya di SD Negeri 2 Buayan,
Kebumen. Kemudian melanjutkan ke SMP Negeri 2 Gombong, Kebumen.
Saat usianya 15 tahun, dia pindah ke Sorong Papua, sehingga masa-masa
SMAnya dihabiskan di Sorong. Dia menempuh pendidikan atas di SMA
Negeri 3 Sorong. Selesai menempuh studi di SMA, dia melanjutkan
pendidikan tinggi di Fakultas Ekonomi Universitas Soedirman (Unsoed)
Purwokerto. Selain itu, dia juga pernah mengambil Akta IV di STAIN
Purwokerto.
Alumni Fakultas Ekonomi Unsoed yang memilih menjadi full time mother
ini berprinsip “Jadi lah pribadi yang bermanfaat bagi orang lain”. Prinsip ini
yang menyebabkan dia berusaha untuk senantiasa berkarya melalui tulisan.
Beberapa buku telah dia terbitkan, salah satunya yaitu buku antologi
Secangkir Kopi dan Sepotong Roti. Buku solo yang berjudul “Perempuan
Pejuang, Jejak Perjuangan Perempuan Islam Nusantara dari Masa ke Masa”
menjadi bukti kecintaannya pada sejarah. Selain buku, di media sosial
facebook pun seringkali penulis temukan tulisannya yang bernuansa sejarah.
Fakta yang diketahuinya mengenai sejarah yang kebanyakan orang tidak
-
25
memahaminya, diunggahnya ke media agar masyarakat membuka mata
mengenai fakta sebenarnya tentang sejarah Indonesia. Dia bisa dihubungi
melalui email [email protected] atau akun facebookWidi Astuti.
B. Karakteristik Buku Secangkir Kopi dan Sepotong Roti
Buku Secangkir Kopi dan Sepotong Roti merupakan buku antologi yang
berisi 38 kisah yang ditulis oleh 37 penulis. Namun, dari ke-38 kisah tersebut
ada beberapa cerita yang mengandung konten yang sama. Jadi, dalam buku
tersebut terbagi menjadi lima bagian kisah secara garis besar. Bagian satu
berjudul “Peluk Cium untuk Anakku”, bagian dua berjudul “To Be a Greet
Mommy”, bagian tiga berjudul “Jodoh, oh Jodoh”, bagian empat berjudul
“Suamiku”, dan bagian lima berjudul “Antara Aku, Ayah, Ibu, dan Mertuaku”.
Ciri khas yang melekat pada buku ini adalah bahasa yang digunakan bukan
bahasa sastra atau pun bahasa yang mengandung majas. Para penulis
menggunakan bahasa sehari-hari, sederhana tapi mampu mengajak pembaca
untuk seolah-olah sedang mengalami langsung kisah tersebut.
Kisah-kisah yang disampaikan para penulis memiliki makna dan nilai
pembelajaran yang tinggi, sehingga sangat bermanfaat bagi para ibu rumah
tangga khususnya dan masyarakat luas pada umumnya. Buku ini mengangkat
kisah-kisah yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, setiap
kisah dapat menjadi bahan renungan atau pengetahuan baru bagi pembaca.
Penulis memang menggunakan bahasa yang sederhana tapi sarat makna.
mailto:[email protected]
-
26
Bahkan, pembaca dibuat berurai air mata ketika membaca kisah-kisah yang
menyedihkan.
Cerita-cerita yang ditulis dalam buku tersebut memberikan pemahaman
bahwa ujian demi ujian yang bila tepat dalam menghadapinya akan berbuah
manis pada akhirnya. Para penulis juga ingin menyampaikan bahwa setiap
segi kehidupan adalah ujian, namun semangat dan optimisme serta usaha
untuk mencari jalan keluar yang tepat adalah sikap yang terbaik dalam
menghadapi setiap masalah dalam kehidupan.
C. Karya-karya Penulis
Widi Astuti memiliki banyak karya tulisan berbentuk buku yang telah
diterbitkan. Sebagian besar di antaranya berbentuk antologi dan satu buku solo.
Karya-karyanya yang berbentuk buku antologi di antaranya:
1. Dahsyatnya Cinta Pertama
Buku ini diterbitkan oleh Gazza Media pada tahun 2012. Buku ini berisi
pemaparan kisah nyata para penulis yang menceritakan perjalanan cinta
pertama mereka.
2. Di Balik Kesulitan Terdapat Kemudahan
Buku ini diterbitkan oleh Ruang Kata pada tahun 2011. Buku ini
menceritakan bahwa sesulit apa pun perjalanan kehidupan pasti ada jalan
kemudahan di kemudian hari.
3. Secangkir Kopi dan Sepotong Roti
-
27
Buku ini diterbitkan oleh Adi Citra Cemerlang, Surakarta pada tahun
2015. Buku ini berisi kisah-kisah inspiratif perempuan. Menceritakan
seluk beluk masalah perempuan terutama yang sudah berkeluarga dan
menjadi ibu.
4. Hei, Ini Aku Ibu Profesional!
Buku ini diterbitkan oleh Leutikaprio pada tahun 2012. Buku ini
menceritakan bagaimana kemahiran seorang ibu rumah tangga dalam
melaksanakan segala aktivitas rumah yang harus dilakukannya dengan
profesionalisme tinggi.
Buku solonya berjudul “Perempuan Pejuang, Jejak Perjuangan Perempuan
Islam Nusantara dari Masa ke Masa” diterbitkan oleh Konstanta Publishing
House pada tahun 2013. Buku ini berkisah mengenai perjuangan para
perempuan Islam Indonesia yang namanya sering terlupakan. Widi Astuti
menyuguhkan 17 profil perempuan pejuang di dalam buku ini. Kisah
perjuangan yang penuh inspiratif dan membuka cakrawala pembaca dalam
memahami sejarah.
D. Unsur Intrinsik Karya Sastra
Dalam sebuah karya sastra pasti memuat unsur pembangun karya tersebut.
Unsur pembangun tersebut yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Penulis
hanya akan membahas unsur intrinsiknya saja karena yang penulis soroti
adalah kontennya. Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya
-
28
sastra dari dalam. Adapun unsur-unsur intrinsik dalam Buku Secangkir Kopi
dan Sepotong Roti adalah sebagai berikut:
1. Tema
Tema dalam buku ini adalah seputar masalah perempuan dengan
berbagai seluk beluknya. Sebagian besar kisah yang disampaikan berbicara
mengenai kehidupan rumah tangga. Namun, ada beberapa kisah yang
bercerita mengenai sulitnya bertemu jodoh, perang batin antara memilih
karir atau keluarga, ada juga yang bercerita mengenai ayahnya yang
kurang menjalankan ajaran agama Islam. Namun, semua cerita yang
disampaikan dalam buku ini ditulis oleh perempuan.
2. Penokohan
Penokohan adalah watak pelaku dalam sebuah cerita. Watak para
tokoh yang ditampilkan dalam buku ini adalah sebagai berikut:
a. Bagian satu, “Peluk Cium untuk Anakku”
1) Kehadiranmu Mengusir Duka Kami.
Kisah ini ditulis oleh Wahyu Setyaningsih. Karakter Wahyu
yang terlihat dalam kisah ini yaitu dia sempat trauma dan putus asa
setelah kehilangan anaknya. Dia takut akan kejadian masa lalu
akan terulang kembali.
2) Engkau lah, Penyemangat Hidupku, Nak
Penulis kisah ini bernama Riski Amalia. Dia seorang janda
muda yang sabar, tegar, dan penuh keyakinan bahwa anaknya akan
menjadi penyemangat hidupnya. Dia mampu mengesampingkan
-
29
egonya yang iri melihat wanita hamil lain, dia tetap berdiri tegak
untuk menyambut kelahiran anaknya.
3) Semua Akan Indah Pada Waktunya
Kisah ini ditulis oleh Endang Agustina. Kehilangan anak yang
baru dilahirkannya membuatnya sempat terjatuh dan putus harapan.
Selain itu, dia seorang yang ulet dan pekerja keras. Selalu sabar
dalam menghadapi keprihatinan.
4) Anakku AmanahMu
Ditulis oleh Nur Khamalah yang mengenang enam tahun
kepergian anaknya yang baru berusia tujuh bulan. Dia memiliki
ketegaran yang luar biasa, terlihat dari kesabarannya merawat dua
anak yang sama-sama sakit. Dia juga ibu yang cekatan dan enerjik.
5) Ujian itu Pernah Kita Tempuh, Nak
Ditulis oleh Khadijah yang menceritakan kesabaran dan
ketelatenannya bersama suami untuk merawat anaknya yang sakit.
Ketabahan terlihat dari upaya yang tidak berhenti untuk
pengobatan anaknya.
6) Aqilaku Sayang
Penulis kisah ini yaitu Suparsih, yang memiliki hati yang kuat
dan kesabaran dalam menghadapi ujian. Meskipun dia memiliki
kecemasan yang tinggi melihat bayinya tergolek di rumah sakit.
-
30
7) Kehadiranmu adalah Rencana Allah yang Indah
Ditulis oleh, Annisa Eka Hakiki. Mampu mengambil keputusan
yang tepat untuk tidak menggugurkan janinnya yang kedua walau
anak pertama masih berusia enam bulan. Berpendirian kuat dan
sangat peduli pada anak-anaknya. Terbukti walau mengandung
anak kedua, anak pertama tidak boleh kehilangan kesempatan
untuk tetap mengonsumsi ASI.
8) Anakku Aaminah
Kisah ini disampaikan oleh ibu empat anak, Carmelita.
Awalnya dia sangat tertutup pada suaminya. Kejernihan pikiran
Carmelita membat komunikasi terjalin baik kembali. Carmelita
sangat menjaga rasa malu dan harga dirinya, karena ingin sekali
melahirkan dengan dibantu bidan.
9) Semua ini Bagai Mimpi
Ditulis oleh Enis Duwi Fitriani Habibah Solehan. Dia memiliki
kesabaran yang tinggi dalam merawat anaknya yang menderita
meningitis. Berhati besar dan tetap tegar menghadapi setiap ujian.
10) Belajar Dari Fadila
Ditulis oleh Bunda Fadila dengan nama asli Mery Mina.
Kekurangperhatiannya pada tumbuh kembang anaknya membuat
anaknya mengalami keterlambatan perkembangan. Kesabaran yang
luar biasa ditunjukkan olehnya dan suami menghadapi kondisi
anaknya. Ujian yang diterima tidak membuatnya patah semangat.
-
31
Dengan segala kemampuan yang ada, mereka mengupayakan yang
terbaik untuk anaknya.
b. Bagian dua, “To Be a Greet Mommy”
1) To Be a Greet Mommy
Ditulis oleh Nichole Ahmad. Dia seorang yang terlalu polos
ketika ibunya meninggal. Namun, dia sangat mencintai mamanya
yang sudah lama dipanggil oleh Allah SWT.
2) Perubahan itu...
Ditulis oleh Teni. Tetap bersyukur dan tidak menyesal walau
banyak sekali perubahan yang terjadi pada fisik dan kebiasaannya
setelah menjadi ibu rumah tangga.
3) Aku Pulang
Kisah ini disampaikan oleh Tri Suryaningsih, seorang
karyawan pabrik yang rela resign untuk memenuhi kewajibannya
sebagai ibu rumah tangga. Hatinya sangat mantap dan tanpa ragu
memutuskan untuk resign. Selain resign dari pabrik, dia juga
resign untuk berpakaian lebih syar’i. Dia adalah wanita yang ulet,
karena banyak sekali yang bisa dilakukannya untuk membantu
perekonomian keluarga, mulai dari membuat telur asin, membuka
rumah laundry, sampai membuka butik syar’i.
4) Memasak Membawa Berkah
Ditulis oleh Kiki Susanti. Dengan penuh semangat dia
membuat kue pasar untuk dititipkan di lapak penjualan kue di pasar
-
32
sambil menggendong anaknya. Dia rela dan ikhlas melakukan itu
semua demi anaknya. Walau berat, tapi dia memiliki optimisme
yang tinggi bahwa Allah akan meridai langkah yang ditempuhnya.
5) Perjuangan untuk Mendapatkanmu
Kisah ini ditulis oleh Christin Mendrova yang dengan penuh
kesabaran dan usaha yang maksimal untuk mendapatkan keturunan.
Tidak pernah menyerah dalam berusaha, tetap setia pada pasangan
juga ditunjukkan oleh suami dan dirinya walau belum memiliki
keturunan. Punya harapan yang tinggi untuk terus berusaha walau
sempat putus asa. Berpendirian kuat sehingga goncangan dalam
rumah tangganya mampu diatasinya bersama suami.
6) Balada Tanggal Tua
Ditulis oleh Nadiena Shofa Andriani. Seorang istri yang pandai
mengatur keuangan keluarga, sehingga uang yang tersisa pada
tanggal tua tetap cukup digunakan sampai tanggal muda lagi.
Kreatif dalam meracik menu makanan ketika uang semakin
menipis, tetapi tetap memenuhi standar gizi. Tetap bersyukur
walau kesulitan dalam mengelola keuangan pada penghujung bulan,
dan tidak pernah mengeluhkan keadaan pada waktu-waktu itu.
-
33
7) Young Mother, Why Not?
Kisah ini dituliskan oleh Sapta Suci. Seorang mahasiswi aktif
sekaligus ibu muda yang mandiri, tidak ingin merepotkan orang tua
maupun mertua dalam hal pengasuhan anak. Komitmen yang tinggi
bersama suami untuk tidak bergantung pada siapa pun ketika
mereka repot mengurus anak. Pandai mengelola jadwal kuliah yang
disesuaikan dengan jadwal mengajar suami agar tidak bertabrakan.
8) Proud To Be A Full Time Mother
Ditulis oleh Widi Astuti, seorang ibu rumah tangga yang dulu
pernah bekerja di Bank Syariah. Seorang wanita yang cekatan,
ramah, murah senyum, dan penuh percaya diri. Keirian pada teman
sejawatnya ketika mengetahui mereka sukses menjadi wanita karir
membuatnya sedih berat. Dia merasa mampu melebihi kemampuan
teman-temannya. Namun, dia kembali tersadar akan kebanggannya
menjadi ibu rumah tangga dengan berbagai aktivitasnya dan
kebersamaan dengan anak-anaknya.
9) Kuperjuangkan ASI Hingga Tetes Terakhir
Dikisahkan oleh Dewi Amarthani, seorang wanita karir yang
memperjuangkan ASI untuk anaknya. Dia tetap mempertahankan
pekerjaannya namun juga ingin anaknya tetap minum ASI. Dia
berjuang keras agar anaknya mau menyusu langsung padanya,
walau kadang ada rasa putus asa dan sedih karena anaknya
menolak menyusu langsung.
-
34
c. Bagian tiga, “Jodoh, oh Jodoh”
1) Babhi, Sushu, dan Istri
Diceritakan oleh Hestutianty Sham yang berdomisili di
Pakistan. Dia gemar mempelajari bahasa Urdu karena dia tinggal di
Pakistan. Dia seorang yang banyak tahu berbagai bahasa, terbukti
dia lancar berbahasa Inggris dan mengenal bahasa Jerman.
2) Bila Aku Jatuh Cinta
Kisah ini ditulis oleh Iir Lismawati, seorang yang kuat
prinsipnya dan gigih membentengi diri dari jatuh cinta.
Sebelumnya dia memiliki pandangan yang sangat buruk tentang
pernikahan, dan hidup dengan berfoya-foya. Setelah menikah, dia
menjadi yakin bahwa pernikahan adalah jalan terbaik bagi mereka
yang ingin merasakan jatuh cinta.
3) Lelaki Abu-abu
Ditulis oleh Sefri Antini S., kesabaran yang ditunjukkannya
ketika dia memutuskan untuk resign tetapi saat itu juga usaha
suaminya sedang bangkrut. Mereka mempertahankan optimisme
dan keyakinan bahwa Allah akan memberi jalan keluar, dengan
sabar dia hadapi juga kekecewaan keluarga pada suaminya.
4) Antara Aku, Kau, dan Ayahmu
Dikisahkan oleh Eyka Baihaqie Nariendra. Dia teguh
memegang agamanya dan tidak mau menikah dengan laki-laki
yang mencintainya karena dia nonmuslim. Sebagai teman, dia
-
35
adalah kawan baik karena mampu menenangkan hati temannya
yang sedang kalut karena masalah keluarga mengenai kebebasan
beragama.
5) Jodoh dan Sedekah
Ditulis oleh Shobar Yuni Rahma. Ketegaran dan kesabarannya
menghadapi ujian karena menderita kista sejak SMA dan
kemungkinan hamil sangat tipis. Hatinya tidak goyah walau
banyak cemoohan orang menerpa dirinya, malah semakin rajin
berikhtiyar untuk mendapat solusi terbaik dari Allah. Pasrah dan
tawakkal atas kehendak Allah, dan percaya bahwa Allah
mempunyai rencana terindah untuk mereka.
6) Anak Pasar
Ditulis oleh Ireneati Zhou, seorang yang ketika masih remaja
merupakan remaja yang gaul, masih labil, dan masih mencoba
mencari jati dirinya. Semasa remajanya dia sering berganti-ganti
pacar, bahkan sempat meminta handphone pada kenalannya di
facebook. Pergaulannya sedikit terbilang bebas.
d. Bagian empat, “Suamiku”
1) Kesabaran Suamiku
Penulis bernama Eka Bundanya Fathir atau Eka Wijayanti.
Kesabaran yang besar ditunjukkan lewat ujian yang mereka hadapi
ketika kesulitan mendapatkan keturunan, di samping perekonomian
mereka yang kurang baik. Berbagai usaha telah dia lakukan,
-
36
termasuk bermuhasabah dengan menyesali dosa masa lalu yang
kemungkinan menjadi penghalang kehamilan dan tawakkal pada
Allah. Dia berusaha untuk tetap membahagiakan suaminya dengan
jalan menawari suaminya untuk menikah lagi.
2) My ASI Journey
Ditulis oleh Nadiena Shofa Andriani. Gempa Bantul membuat
rumahnya hancur, namun dengan ketabahan dan keyakinan mereka
bisa melewati ujian demi ujian. Masalah ekonomi juga menjadi
cobaan untuk mereka. Namun mereka tetap mensyukuri apa pun
yang mereka terima dan tidak mengambil hati omongan orang. Dia
ibu yang sangat memperhatikan hak anak-anaknya, terlihat saat dia
memilih NWP daripada menyapih anak pertamanya.
3) Atlet Tarik Tambang
Kisah yang dituliskan oleh Yully Brelly Haskori. Kecelakaan
saat lomba tarik tambang membuat kakinya tidak bisa normal
seperti semula. Semua terapi penyembuhan yang memakan waktu
dan tentunya mengurangi aktivitasnya tidak membuatnya patah
semangat. Hatinya dipenuhi harapan besar bahwa dia akan segera
pulih. Ketabahan juga ditunjukkannya ketika mengetahui kakinya
tidak bisa normal lagi, ditambah kalimat indah sang suami yang
mampu meluluhkan kesedihannya tentang keadaan dirinya.
-
37
4) Liku-liku Kehidupan Awal Rumah Tanggaku
Penulis kisah ini yaitu Nila Kurniasari. Ujian yang sering Allah
berikan padanya dan suami yaitu kesulitan suami mendapat
pekerjaan. Ada saja kejadian yang membuat suaminya kehilangan
pekerjaannya. Semua itu dijalaninya dengan hati yang lapang dan
tetap menjaga kesabaran serta keyakinan bahwa akan ada jalan
terbaik setelah ini. Kemungkinan operasi caesar anak pertamanya
juga menjadi ujian selanjutnya, karena terbentur biaya. Namun
dengan penuh harapan, dia meminta pada Allah untuk
mempermudah segalanya, kemudian dipasrahkannya segala takdir
kepada Allah. Ketaatan pada suami tercermin dari sikapnya yang
menuruti kata-kata suami untuk tidak ikut mencari kerja.
5) Selalu Ada Pelangi Setelah Badai
Dikisahkan oleh Ryen Azaleya. Rasa terpukul pada sikap
kakaknya membuat dirinya dan suami pindah dari rumah sang ibu
menuju rumahnya sendiri. Semua itu dilakukannya demi menjaga
hubungan baik dengan keluarga, terutama kakaknya. Kejadian
yang menimpa diri dan suaminya membuatnya belum bisa
sepenuhnya memaafkan kakaknya. Namun begitu dia tetap
menghormatinya.
6) Engkau lah, Oemar Bakriku
Kisah ini dituliskan oleh Shinta Yunia Setha. Karakter yang
melekat padanya yakni mampu menerima keadaan, terutama
-
38
keadaan suaminya yang ekonominya rata-rata. Segala kesulitan
hidup yang dialami suaminya sewaktu masih menempuh sekolah,
sampai menjadi guru, sampai menjadi suaminya membuatnya
banyak belajar tentang makna hidup. Menghargai usaha keras
suaminya walau berat dijalani. Belajar lebih benar lagi dalam
memaknai hidup, karena selama ini dia sangat idealis.
e. Bagian lima, “Antara Aku, Ayah, Ibu, dan Mertuaku”
1) Aku dan Ibuku
Ditulis oleh Misbachul Chasanah, seorang anak yang sangat
mencintai ibunya. Dia menceritakan bagaimana akhlak ibunya
pada anak-anaknya. Ibunya seorang ibu yang tangguh, tidak
banyak berkeluh kesah pada beratnya pekerjaan yang harus
dilakukannya walau usianya tidak lagi muda. Seorang ibu yang
dengan ikhlas melepas anaknya menikah tanpa beban sedikit pun.
2) Ibu, Kuseberangi Lautan Mencarimu
Dikisahkan oleh Ervina Sentak. Hidup bersama adiknya
membuatnya harus berpikir keras untuk makan dirinya dan adiknya.
Kehidupan yang serba kekurangan membuat dia menjadi wanita
yang tangguh. Keikhlasan juga tepancar manakala dia harus
menjalani kesulitan hidup sejak kecil yang jauh dari ibunya yang
merantau mencari uang. Karena sulitnya makan, dia dan adiknya
menjadi orang yang kuat menahan lapar.
-
39
Dengan keyakinan kuat, disusulnya ibunya di pulau seberang.
Berbekal harapan yang tinggi, ditempuhnya perjalanan yang
memakan waktu lama. Kesulitan hidup juga membuatnya semakin
mensyukuri kehidupan ini.
3) Sungguh Janji Ada untuk Ditepati
Dikisahkan oleh Nadidah Safitri. Dia menceritakan adiknya
yang sering sakit, dan menyampaikan keteledoran ayahnya ketika
mengucapkan nadzar. Dia sendiri seorang yang sangat menyayangi
adiknya. Sampai-sampai ketika adiknya sakit dia berikhtiyar
dengan melakukan shalat malam untuk mendoakan adiknya yang
sedang sakit.
4) Keikhlasan Papa
Dikisahkan oleh Erika Purnamasari yang menceritakan
keikhlasan ayahnya. Kecelakaan yang menimpa keluarganya tidak
membuat mereka putus asa. Bahkan, ayah Erika yang ingin
menebus mobil dari bengkel tidak sampai hati menagih piutang
pakdhenya Erika. Ayahnya dengan ikhlas dan tanpa berat hati
menolak usul Erika untuk menagih uang pada pakdhenya dengan
alasan pakdhenya lebih membutuhkan uang.
Kebaikan ayahnya juga terlihat saat memberi resep obat
generik pada pasien-pasiennya. Musibah yang menimpa mereka
tidak membuat mereka putus harapan, mereka tetap sabar dan
khusnudzon pada Allah SWT.
-
40
5) Emak is My Queen Of Universe
Ditulis oleh Siti Nuraida yang menceritakan keluarbiasaan
emaknya. Emak yang tidak muda lagi tetap enerjik melakukan
aktivitas sehari-hari. Sakit yang dideritanya tidak membuatnya
lantas bermalas-malasan di tempat tidur. Beliau tetap melakukan
pekerjaan yang setiap hari dilakukan.
Emak sangat peduli dengan pendidikan anak-anaknya walau
beliau sendiri bukan orang yang berpendidikan. Tidak pernah
mengeluh pada beratnya hidup yang harus ditanggung bersama
kesepuluh anaknya. Menyayangi anak-anaknya walau tidak bisa
sepenuhnya memberi perhatian karena banyaknya anak dan
banyaknya beban hidup yang ditanggung.
Emak sangat humoris, lugu, tapi sangat percaya diri. Tidak
mengharapkan materi dari pendidikan yang diusahakan untuk
anaknya. Emak juga seorang pemurah dan pengasih.
Siti sendiri berwatak sangat patuh pada orang tua, sangat
menyayangi emaknya, dan sangat menjaga kepercayaan emaknya
dalam hal keseriusan belajar. Bangga memiliki emak yang seperti
emaknya.
6) Mama Mertuaku
Ditulis oleh Dina Nugraeni. Dia seorang yang pencemburu
ketika suaminya dekat dan sangat perhatian pada ibunya yang
-
41
sekaligus ibu mertuanya. Namun dia sangat bersyukur memiliki
suami yang sempurna di matanya.
7) Peci Merah Bapak
Ditulis oleh Khodijah Asy-Syahidah. Rasa benci pada
bapaknya yang baginya sangat menyakiti ibunya membuatnya
menutup mata seolah-olah bapaknya adalah orang paling buruk
sedunia. Dia pun geram pada ibunya yang masih saja mencintai
bapaknya dengan sifatnya yang sangat buruk itu. Rasa bencinya
pecah dan sempat mengusir bapaknya dari rumah. Namun
kebencian pada bapaknya akhirnya menghilang ketika ibunya
menceritakan bahwa bapaknya sebenarnya orang yang baik. Kini,
dia sangat menyayangi bapaknya.
3. Alur/ Plot
Alur dalam buku ini sebagian besar alur maju. Ada sebagian kecil yang
menggunakan alur maju-mundur. Contoh alur maju-mundur dalam buku
ini yaitu:
Saat ini kami adalah orang paling berbahagia sedunia. Jauh berbandingterbalik dengan tahun-tahun sebelumnya. Tahun-tahun terakhirmerupakan tahun penuh perjuangan yang menguras tenaga, baik lahirmaupun batin. Tahun-tahun yang hampir membuatku putus asa karenasulitnya mendapat momongan.Tahun 2000 aku menikah dengan seorang pria yang ku cintai, sebutsaja namanya Papa Kumis. Hari-hari setelah pernikahan adalah hari-hari bahagia. Semuanya begitu indah. Kami laksana sepasang kekasihyang tak puas memadu kasih. Kebahagiaan itu seakan tak akan pernahpudar bila tidak terbentur masalah keturunan. Memang kami menikahdi usia yang tidak tergolong muda lagi. Kami berusaha menggapai
-
42
mimpi dulu sepuas-puasnya. Kami juga berusaha mengumpulkan uangterlebih dahulu untuk acara pesta pernikahan. (Astuti, 2015: 100-101)
4. Sudut Pandang
Sudut pandang adalah cara penulis bercerita. Dalam buku ini sudut
pandang yang digunakan adalah orang pertama, karena dalam setiap cerita
menggunakan kata “aku”.
Kutipan dalam buku:
Terkenang suatu masa saat usiaku berada di penghujung tahun ke 29.Ada gejolak yang menghentak-hentak di dalam jiwa ini. Gejolak yangentah bagaimana wujudnya dan darimana sumbernya. Aku tersadarbahwa usiaku sudah cukup dewasa. Aku sudah tak pantas lagiberperilaku seperti remaja. Aku harus berpikir jernih dan bertindaksebagaimana orang dewasa. (Astuti, 2015: 90)
5. Latar/ Setting
Latar dalam buku ini yaitu di wilayah Indonesia meliputi berbagai
provinsi. Ada latar yang berada di provinsi Jawa Tengah, Nias Sumatra
Utara, Kalimantan, bahkan ada yang berlatar di Papua. Ada juga yang
berlatar di luar negeri, yaitu Pakistan.
Kutipan dalam buku:
Setelah peristiwa tuba yang pecah ini, kami hanya punya sedikitkemungkinan untuk memperoleh anak dengan cara normal. Tapi kamitidak putus asa. Kami berjuang sekuat tenaga untuk bisa hamil lagi.Maka mulailah kami mengikuti program-program khusus. Beruntung,Papa Kumis sejak tahun 2007 di mutasi ke Papua. Mutasi inimembawa berkah karena kami mendapat tunjangan yang lebih baikdan pengganti kemahalan. (Astuti, 2015: 103)
-
43
Nehi, acha, nehi, acha. Hanya kedua kata itu yang aku tahu saatpertama kali ke Pakistan. Aku pikir tidak perlu repot belajar bahasaUrdu, bahasa nasional suamiku, Pakistan. Toh, keluarga suamiku bisaberbahasa Inggris, begitu pikirku. Tapi semakin lama aku menetap diPakistan semakin repot karena tidak paham bahasa Urdu. Meskibahasa Inggris cukup umum di Pakistan, nyatanya tidak semuanyalancer berbahasa Inggris. Aku ingat benar saat pertama kali tiba diPakistan rasanya pusing mendengar semua orang bicara dalam bahasaUrdu. Dalam pikiranku saat itu semua orang berlomba bicara tiadaterputus sedikit pun. (Astuti, 2015: 132)
6. Amanat
Amanat yaitu pesan yang disampaikan dalam sebuah cerita. Amanat
dalam buku ini yaitu takdir seorang perempuan yaitu menjadi istri dan ibu
bagi anak-anaknya. Kewajiban utama seorang istri adalah taat pada suami.
Selain itu, perempuan yang sudah menjadi ibu bertanggung jawab atas
anak-anak, mengurus rumah, dan melayani suami. Suami istri harus saling
mendukung dalam segala hal. Jika suami dalam keadaan sulit maka istri
menjadi penghibur dan penguat hati suami. Begitu juga sebaliknya. Ujian
dalam rumah tangga pasti ada, maka bersikap bijak dalam menghadapi
ujian adalah langkah yang paling tepat untuk tetap meraih ridho Allah
SWT.
E. Sinopsis Buku Secangkir Kopi dan Sepotong Roti
Buku Secangkir Kopi dan Sepotong Roti terdiri dari 5 bagian, yaitu bagian
satu berjudul “Peluk Cium untuk Anakku”, bagian dua berjudul “To Be a
Greet Mommy”, bagian tiga berjudul “Jodoh, oh Jodoh”, bagian empat
berjudul “Suamiku”, dan bagian lima berjudul “Antara Aku, Ayah, Ibu, dan
-
44
Mertuaku”. Berikut sinopsis ke-5 bagian tersebut beserta masing-masing
kisah-kisahnya:
1. Bagian satu, “Peluk Cium untuk Anakku”
a. Kehadiranmu Mengusir Duka Kami, penulis Wahyuni Setyaningsih.
Idul Fitri 2011 adalah hari berduka untuk keluarganya. Bayi yang
dikandungnya selama delapan bulan meninggal karena keracunan
ketuban dan lemah jantung. Dia sangat putus asa, sampai-sampai dia
merasa ingin segera menyusul anaknya ke alam sana. Malam-malam
dilewatinya hanya dengan menangis dan meratapi buah hatinya yang
telah pergi.
Hingga tiga bulan kemudian dia baru hamil lagi. Dia sangat
bersyukur. Namun kejadian sebelumnya terulang lagi, ketuban pecah
dini saat dia pulang kerja. Segera dia ke klinik, dan dokter
mengharuskan operasi caesar. Namun, setelah operasi caesar bayinya
masih harus dirawat di rumah sakit. Ketakutan akan terulangnya masa
lalu sering menghantuinya. Pada akhirnya bayinya baik-baik saja dan
sudah sehat.
b. Engkau lah, Penyemangat Hidupku, Nak, penulis Riski Amalia
9 September 2013 dilangsungkan pernikahannya. Namun, Januari
2014 mereka bercerai padahal Riski sedang hamil. Bulan-bulan dilalui
dengan sangat sulit. Mulai dari omongan tetangga untuk
menggugurkan kandungan, karena nanti akan terbebani karena
merawat anak tanpa ayahnya. Melihat orang lain hamil didampingi
-
45
sang suami membuatnya iri. Namun dia tetap tegar dan sabar
menjalani takdir.
10 Juni 2014 Riski melahirkan. Lahirnya buah hatinya membuat
Riski semakin bersemangat menjalani hidup. Anaknya telah menjadi
pelecut dalam melanjutkan kehidupan selanjutnya.
c. Semua Akan Indah Pada Waktunya, penulis Endang Agustina
Setelah menikah, Endang dan Mas Harmin kembali bekerja di
perkebunan sawit. Namun setelah hamil, Endang memutuskan untuk
fokus menjaga janin dalam perutnya. Perekonomian mereka dibilang
pas-pasan. Gaji suaminya hanya cukup untuk makan. Keadaan ini
memaksa mereka untuk menjual motor tuanya untuk memenuhi
kebutuhan hidup.
Waktu melahirkan pun tiba. Tetapi bayi mereka tidak selamat.
Endang begitu putus asa, dia sangat terpuruk dengan kematian bayinya.
Dia lebih banyak diam dan duduk di depan pintu merenungi nasibnya.
Suatu malam, dia melihat suaminya tengah shalat Tahajjud. Dalam
doanya, suaminya memohon kepada Allah untuk mengembalikan
istrinya seperti sedia kala. Doa suaminya lah yang membuat hatinya
kembali terang. Akhirnya, Endang kembali bekerja di perkebunan
sawit. Setelah menunggu selama dua tahun, akhirnya Endang hamil
lagi. Penantian yang cukup lama. Pada 10 Februari 2013 lahir lah anak
mereka yang kedua dengan selamat.
-
46
d. Anakku AmanahMu, Nur Khamalah
Nur Khamalah dikaruniai dua orang putra dan putri. Putra pertama
bermana Naufal, dan putri keduanya bernama Nafis. Saat mereka
berempat berencana untuk liburan ke rumah kakek nenek di Tegal,
tiba-tiba Naufal sakit. Akhirnya dibawa lah Naufal ke klinik,
sedangkan Nafis dititipkan ke tetangga karena suaminya sedang
bekerja.
Selama tiga hari, Nur Khamalah bolak-balik ke klinik, karena
Naufal sangat rewel dan hanya mau disuapi ibunya sewaktu makan.
Pada saat seperti itu, tiba-tiba Nafis panas. Nafis dibawa ke klinik yang
sama tempat Naufal dirawat. Keduanya divonis tifus.
Namun ketika kondisi Naufal membaik, Nafis malah diare dan
kondisinya sangat mengkhawatirkan. Nafis harus dirujuk ke rumah
sakit yang ada ruangan PICU anaknya. Sesampainya di rumah sakit,
berbagai upaya dilakukan dokter untuk menyelamatkan Nafis. Setelah
dokter melakukan pemeriksaan, dokter mengatakan bahwa
kemungkinan Nafis sembuh sangat tipis. Akhirnya pada malam hari
Nafis meninggal dunia pada usia 7 bulan.
e. Ujian itu Pernah Kita Tempuh, Nak, penulis Khadijah
Saat menjelang kelahiran sampai pasca melahirkan, Khadijah harus
mondok di rumah bidan selama tiga hari. Upaya ini dilakukan agar
anaknya lahir dengan baik. Berbagai upaya dilakukan oleh Khadijah
dan suaminya, walau harus mondok di rumah bidan yang jauh dari
-
47
tempat tinggal mereka. Suaminya meruqyah calon bayinya agar lahir
selamat. Namun, setelah kelahiran ada keganjilan dari buku-buku jari
anaknya. Berwarna hitam, bibirnya gelap, dan kesulitan saat menyusu.
Kemungkinan ada jaringan jantung atau paru-paru anaknya bermasalah.
Sejak usia anak mereka dua minggu sampai empat bulan, mereka
harus bolak-balik periksa ke dokter. Alhamdulillah, keadaan anaknya
berangsur membaik. Mereka menjalani ujian ini dengan penuh
kesabaran, terbukti dari mereka tetap menjalani pengobatan anaknya
dan mendidiknya dengan baik agar kelemahan anaknya tidak
membuatnya menjadi anak manja.
f. Aqilaku Sayang, penulis Suparsih
Delapan bulan menanti kehadiran sang buah hati akhirnya berbuah
manis. Test pack menunjukkan dua garis merah, artinya positif. Setelah
lama menunggu kelahiran, maka lahirlah sang bayi dengan selamat.
Namun, sang bayi mengalami infeksi pada tali pusarnya yang
membuatnya harus dirawat di rumah sakit. Suparsih rela tidur di lantai
rumah sakit untuk tetap dekat dengan anaknya. Setelah keadaan
membaik, mereka pun diperkenankan membawa bayi mereka pulang
ke rumah.
-
48
g. Kehadiranmu adalah Rencana Allah yang Indah, penulis Annisa Eka
Hakiki
Eman bulan setelah kelahiran anak pertama, Eka berencana KB
IUD, tapi menunggu menstruasi selesai agar tidak sakit ketika IUD
dipasang. Lama menunggu dengan gelisah karena dia tak kunjung
haidh. Ternyata dia hamil lagi. Suami sempat menanyakan mau
digugurkan atau tidak, namun Eka tetap ingin merawatnya. Akhirnya
mereka sepakat melakukan NWP (Nursing While Pregnant).
Mereka tinggal serumah dengan mertua, namun sampai usia lima
bulan kandungan mertua tidak tahu kehamilannya. Sampai akhirnya
orang tua Eka tahu akan kehamilannya dan marah-marah karena
dituduh tidak sayang anak.
Saat melahirkan pun tiba. Eka melahirkan di rumah tanpa dibantu
bidan atau dokter. Menggunakan peralatan seadanya karena memang
kurang persiapan. Anak yang awalnya belum diharapkan kehadirannya
itu lahir dengan sangat mudah tanpa merepotkan siapa pun.
h. Anakku Aaminah, penulis Carmelita
Carmelita adalah seorang ibu tiga anak yang sedang menunggu
kelahiran anak keempat. Dia sering ditinggal suami berlayar, jadi
masa-masa kehamilan dijalaninya tanpa suami sebelum suami cuti.
Carmelita menderita eklamsia, tekanan darahnya selalu tinggi, jadi
sangat beresiko saat persalinan. Persalinan keempat diperkirakan akan
beresiko juga, jadi selama melahirkan dia dibantu oleh Sp.OG laki-laki.
-
49
Perang batin pun terjadi, dia merasa malu jika harus bersalin dibantu
Sp.OG laki-laki, maka dia mencoba untuk mengatasi tekanan darahnya
yang tinggi.
Ketika suami pulang, mereka sangat kaku, komunikasi tidak secair
pasangan suami istri pada umumnya. Carmelita merasa diabaikan
suami, karena selama enam bulan ditinggal berlayar dan enam bulan
pula baru bisa libur. Apalagi mereka sedang membangun rumah yang
dikerjakan suaminya sendiri, jadi perhatian suaminya teralih darinya.
Itulah yang membuatnya hipertensi. Namun, akhirnya bisa diatasi
dengan komunikasi dari hati ke hati.
Saat persalinan tiba ada banyak sekali ujian. Tensinya tinggi dan
harus mencari Sp.OG yang tentunya laki-laki, namun tidak bisa
bertemu Sp.OG karena semua sedang sibuk. Akhirnya persalinan
dibantu oleh bidan, mereka selamat dan Carmelita tidak drop pasca
persalinan.
i. Semua ini Bagai Mimpi, penulis Enis Duwi Fitriani Habibah Solehan
Enis seorang pengajar yang diuji dengan sakitnya anaknya yang
bernama Akmal. Karena sudah lama ijin tidak mengajar, dia mulai
masuk untuk mengajar sambil membawa Akmal yang masih sakit.
Sepulang mengajar, Akmal kejang-kejang. Dengan perasaan panik, dia
memacu sepeda motor agar cepat sampai di rumah. Lalu membawa
Akmal ke rumah sakit. Setelah diperiksa ternyata Akmal harus dirujuk,
karena Akmal didiagnosis meningitis. Enis terus berdoa, membaca
-
50
ayat suci Al Qur’an, dan bershalawat di telinga Akmal. Diagnosis
meningitis ternyata benar, ditambah lagi ada sedikit kebocoran jantung.
Kenyataan ini membuatnya sangat sedih. Selanjutnya Akmal rutin
kontrol. Pertumbuhan dan perkembangannya pun mulai terlihat walau
tidak seperti anak lain pada umunya. Dengan penuh kesabaran, mereka
tetap menjalani serangkaian terapi untuk kesembuhan Akmal.
j. Belajar Dari Fadila, penulis Bunda Fadila (Mery Mina)
Fadila lahir dengna sehat, tapi dia menderita microcefali. Saat
usinya lima bulan, Fadila sering biru. Keadaan ini membuat orang
tuanya cemas. Saat dibawa ke rumah sakit mendadak Fadila kejang
sampai berbusa. Ternyata Fadila terlambat ditangani. Hasil
pemeriksaan menyatakan bahwa Fadila menderita epilepsi dan
microcefali. Fadila sering opname, walau hanya demam.
Perkembangan Fadila sangat lambat, saat usia satu tahun dia
cenderung emosional dan pemarah. Dalam kondisi seperti ini,
keuangan mereka juga sulit karena banyak biaya untuk pengobatan
Fadila, namun mereka mencoba bisnis baru demi melanjutkan
pengobatan Fadila.
Baru di usianya dua tahun, Fadila bisa berjalan. Tetapi ketika
Fadila digendong neneknya, neneknya terjatuh dan tubuh Fadila
tertimpa tubuh neneknya. Hasilnya Fadila kembali seperti bayi lagi.
Semua usaha dimulai dari nol lagi. Fadila diarahkan untuk mengikuti
-
51
kelas tumbuh kembang oleh dokter dan menjalani terapi okupasi dan
wicara.
Pada usia tiga tahun lewat, Fadila jatuh lagi yang membuat kepala
belakang retak. Fadila sepuluh hari kritis namun dia bisa melewatinya.
Di usia lima tahun, sikap dan tutur kata Fadila seperti anak usia tiga
tahun. Belum bisa mengontrol pipis, dan banyak sekali kemampuan
yang harus dikejar. Namun, keadaan ini tetap membuat orang tua
Fadila tegar dan selalu setia membimbing Fadila agar bisa tumbuh
sebagaimana anak-anak lain.
2. Bagian dua, “To Be a Greet Mommy”
a. To Be a Greet Mommy, penulis Nichole Ahmad
Penyakit sesak napas yang diderita ibunya menjadikan 14 tahun
cukup untuknya hidup bersama sang ibu. Wasiat ibunya untuk menjaga
adiknya, Kyle, tidak benar-benar dia pahami bahwa ibunya akan segera
dipanggil Allah SWT. Dia tidak lagi cengeng dan manja seperti dulu
ketika ibunya masih ada. Dia juga mampu menjaga adik satu-satunya
yang diwasiatkan oleh ibunya untuk menjaganya. Nichole merasa
banyak sekali mendapat pelajaran dari ibunya walau hanya bisa
bersama selama 14 tahun saja. Dia sangat mengenang baik ibunya.
b. Perubahan itu..., penulis Teni
Teni bercermin sambil merenungi perubahan yang ada pada dirinya
setelah menikah. Perut yang berlemak, kulit sudah tidak mulus lagi,
rambut tidak cantik lagi, kulit tangan kasar, kaki pecah-pecah. Selain
-
52
itu, yang dulu masih gadis sekarang seorang ibu rumah tangga dengan
tugas yang semakin banyak, yang dulu tidak mau memasak sekarang
harus memasak untuk makan keluarga, yang dulu suka rapi dan
meletakkan barang-barang pada tempatnya setelah menikah menjadi
pusat pertanyaan mengenai keberadaan barang-barang sepele tapi
sangat dibutuhkan yang tidak diletakkan pada tempatnya.
Begitu banyak perubahan yang terjadi setelah menikah. Namun,
tidak pernah ada penyesalan atas semua perubahan itu.
c. Aku Pulang, penulis Tri Suryaningsih
Jiwanya berontak karena rutinitas yang dilakukannya sehari –hari
sebagai karyawan pabrik garmen. Selama 11 tahun bekerja di pabrik,
hatinya terasa hampa, ada kedamaian yang dirindukannya. Melalui
media sosial facebook, dia menemukan teman-teman yang membuat
wawasan agamanya bertambah.
Kedamaian yang dia rindukan ternyata adalah kedekatan dengan
keluarga dan anak-anak. Sebelumnya anak-anaknya lebih dekat dengan
pembantunya daripada dengan dirinya. Dengan mantap, dia
memutuskan untuk resign dari pabrik. Walau ekonomi keluarga sangat
terbantu oleh gajinya, namun keputusannya sudah bulat. Dia memulai
usaha rumahan yang bisa dikerjakannya tanpa harus keluar rumah.
Mulai dari membuat telur asin, usaha laundry, sampai menjahit baju
yang kemudiann dia memiliki butik sendiri. Dia pun memutuskan
untuk hijrah dengan berpakaian yang lebih agamis. Keputusannya
-
53
untuk resign rasanya tidak sia-sia. Selain bisa tetap bersama keluarga,
dia juga masih bisa menopang ekonomi keluarga.
d. Memasak Membawa Berkah, penulis Kiki Susanti
Kiki awalnya tidak suka memasak dan tidak bisa memasak. Kalau
dia mencoba untuk memasak suatu makanan pasti hasilnya sangat
buruk, misalkan tempe gosong, tumisan tapi berkuah, atau asam pedas
yang kuahnya keenceran. Namun, dia rajin sekali menyalin resep
masakan walau tidak pernah dipraktikkan. Rasa tertarik untuk
memasak dimulai ketika Ramadhan 2013. Dia mencoba membuat kue
kering.
Saat keuangannya terpuruk, dia mencoba membuat kue jajanan
pasar yang dititipkannya di beberapa lapak penjualan kue. Kadang
kuenya habis, tinggal sedikit, masih banyak, atau tidak ada yang
membeli sama sekali. Sambil menggendong anaknya, Lilly, dia
mengantarkan kue ke pasar. Begitu lah yang dilakukannya setiap hari
untuk menghidupi dirinya dan anaknya.
e. Perjuangan untuk Mendapatkanmu, penulis Christin Mendrova
Christin menikah dengan Papa Kumis di usia yang tidak muda lagi,
mereka fokus menggapai impian masing-masing dulu sebelum
menikah. Setelah menikah mereka pindah ke Papua, tempat kerja
suami. Persoalan kemudian datang mengganggu pernikahan mereka,
mereka tidak kunjung dikaruniai anak. Penantian yang cukup lama dan
usaha keras telah mereka jalani. Ketika konsultasi dengan dokter
-
54
berbagai vonis telah mereka terima. Banyak jalan pengobatan mereka
tempuh, dan akhirnya Christin dinyatakan hamil. Namun, ketika usia
kandungan tujuh minggu baru ketahuan kalau janin berada di luar
kandungan. Janin pun harus digugurkan.
Setelah peristiwa itu, kemungkinan hamil lebih kecil lagi. Mereka
mencoba inseminasi, tapi tidak berhasil. Kemudian mereka mencoba
program bayi tabung. Tetapi gagal juga. Mereka kembali mencoba
pengobatan, kini mereka berobat ke Penang, Malaysia. Program bayi
tabung kembali dilakukan, namun setelah program berhasil diketahui
lagi bahwa janin berada di luar kandungan. Akhirnya mereka kembali
ke Indonesia setelah mendengar saran dari dokter untuk mencari donor
rahim. Namun mereka keberatan dengan saran itu.
Tahun berikutnya mereka kembali ke Penang. Namun kegagalan
kembali terjadi. Saat penanaman embrio, Christin tidak dinyatakan
hamil. Akhirnya, dengan sedih hati mereka pulang ke Indonesia dan
menitipbekukan tujuh embrio di Penang selama dua tahun.
Sejak kejadian itu, pernikahan mereka semakin diguncang oleh
pihak keluarga besar yang ingin memisahkan mereka. Namun, dengan
sekuat tenaga Christin membujuk suaminya agar tidak terpengaruh
oleh keluarga. Suaminya tetap ingin mencoba program bayi tabung
lagi mengingat ada tujuh embrio yang dititipkan di Penang.
Dua tahun kemudian, mereka mencoba program lagi, dan hasilnya
positif. Mereka merasa sangat bahagia dan merasa usaha keras mereka
-
55
selama ini tidak sia-sia. Christin sangat bersyukur karena Tuhan karena
telah mengabulkan keinginan mereka.
f. Balada Tanggal Tua, penulis Nadiena Shofa Andriani
Mengisahkan tentang kreatifitas ibu rumah tangga pada saat
tanggal tua. Mulai dari menu makanan yang semakin disederhanakan,
mengurangi acara makan di luar, mencegah anak banyak jajan, dan