NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER MENURUT KH. WAHID...

50
NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER MENURUT KH. WAHID HASYIM SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Disusun Oleh: MOHAMMAD FAJRI NOVA RIEZKY NIM. 11140110000089 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1441 H/2019 M

Transcript of NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER MENURUT KH. WAHID...

Page 1: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER MENURUT KH. WAHID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Nilai-nilai Pendidikan Karakter menurut KH. Wahid Hasyim”. Skripsi

NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER MENURUT

KH. WAHID HASYIM

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Untuk Memenuhi Persyaratan

Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Disusun Oleh:

MOHAMMAD FAJRI NOVA RIEZKY

NIM. 11140110000089

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1441 H/2019 M

Page 2: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER MENURUT KH. WAHID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Nilai-nilai Pendidikan Karakter menurut KH. Wahid Hasyim”. Skripsi
Page 3: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER MENURUT KH. WAHID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Nilai-nilai Pendidikan Karakter menurut KH. Wahid Hasyim”. Skripsi
Page 4: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER MENURUT KH. WAHID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Nilai-nilai Pendidikan Karakter menurut KH. Wahid Hasyim”. Skripsi

ABSTRAK

MOHAMMAD FAJRI NOVA RIEZKY, NIM 11140110000089.

“Nilai-nilai Pendidikan Karakter menurut KH. Wahid Hasyim”. Skripsi

Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penelitian ini memfokuskan pada tema tentang pendidikan karakter, yang

berupaya membawa suasana baru memperkenalkan salah satu khasanah nilai-nilai

pendidikan karakter di dunia Islam Indonesia yaitu KH. Wahid Hasyim.

Jenis penelitian yang dipergunakan dalam penyusunan penelitian ini

adalah penelitian kualitatif, termasuk dalam jenis penelitian kepustakaan (library

research). Sedangkan penelitian ini bersifat deskriptif, yakni penulis berusaha

menggambarkan obyek penelitian, yaitu pemikiran KH. Wahid Hasyim tentag

nilai-nilai pendidikan karakter. Dalam melakukan penarikan kesimpulan

menggunakan tekhnik content analysis merupakan cara yang digunakan untuk

menarik kesimpulan melalui usaha menemukan kandungan isi pesan yang

dilakukan dengan objektif dan sistematis agar mendapatkan formulasi yang

kongkrit dan memadai sehingga dapat menjadi kesimpulan yang menjawab

rumusan masalah.

Penelitian ini berusaha menjawab dua pertanyaan, pertama bagaimana

pemikiran KH. Wahid Hasyim tentang pendidikan karakter? Kedua bagaimana

relevansi konsep pendidikan karakter KH. Wahid Hasyim dengan kondisi

pendidikan di Indonesia saat ini? Melalui analisis induktif dihasilkan dua temuan.

Pertama, terdapat delapan nilai-nilai karakter yang berusaha ditanamkan oleh KH.

Wahid Hasyim. Delapan nilai tersebut adalah religius, toleransi, mandiri,

demokratis, semangat kebangsaan, cinta tanah air, bersahabat atau komunikatif,

dan gemar membaca. Temuan kedua pada penelitian ini, bahwa pemikiran

pendidikan karakter KH. Wahid Hasyim sejalan dengan tujuan pendidikan

karakter. Dia berikhtiar membangun kehidupan kebangsaan yang multikultural;

membangun peradaban bangsa yang cerdas, berbudaya luhur dan mampu

berkontribusi terhadap pengembangan kehidupan umat manusia, mengembangkan

potensi dasar agar berhati baik, berpikiran baik dan berperilaku baik serta

keteladanan baik; membangun sikap warga Negara yang mencintai kedamaian,

kreatif, mandiri, dan mampu hidup berdampingan dengan bangsa lain dalam suatu

harmoni.

Kata kunci : Pendidikan Karakter, KH. Wahid Hasyim

Page 5: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER MENURUT KH. WAHID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Nilai-nilai Pendidikan Karakter menurut KH. Wahid Hasyim”. Skripsi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Maha Suci Allah SWT dengan segala keagungan dan

kebesaran-Nya segala puji syukur hanya tercurahkan pada-Nya yang telah

melimpahkan rahmat, taufiq, hidayah, serta inayah-Nya, sehingga atas ridho-Nya

lah penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi walaupun belum mencapai

sebuah kesempurnaan. Namun dengan harapan hati kecil semoga dapat

bermanfaat.

Iringan sholawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepangkuan

beliau Nabi Agung Muhammad SAW yang menjadi cahaya di atas cahaya bagi

seluruh alam, beserta keluarga dan sahabat yang telah membawa risalah Islam

penuh dengan ilmu pengetahuan,sehingga dapat menjadi bekal dan petunjuk bagi

kehidupan di dunia dan akhirat. Dan berkat karunia dan ridho-Nya pula akhirnya

penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi ini yang berjudul “Nilai-Nilai

Pendidikan Karakter menurut KH. Wahid Hasyim”. Dalam proses

penyusunannya penulis mengalami banyak hambatan dan cobaan, disebabkan

lebih atas keterbatasan penulis. Namun berkat dukungan dan motivasi dari

berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung, di mana keluarga,

dosen, guru, sahabat dan kolega-kolega lainnya telah menjadi bagian dari

pendukung penulisan ini.

Akhirnya penulis menyadari ssepenuhnya kekeliruan sangat mungkin terjadi

dalam penulisan karya ilmiah ini, tidak sedikit hambatan dan kesulitan yang

penulis hadapi. Namun, berkat do’a, dukungan, bantuan dan motivasi yang tak

ternilai dari berbagai pihak, akhirnya penulisan skripsi ini selesai pada waktunya.

Oleh karena itu, penulis sampaikan terima kasih yang sangat dalam dan

penghargaan yang setinggi-tingginya dengan penuh rasa hormat kepada semua

pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini,

khususnya kepada:

1. Ayahanda Dhana Mihardja Rosyadi dan Ibunda Habibah yang selalu memberi

motivasi dan dukungan untuk penulis selama penulis mengerjakan skripsi

serta memberikan dukungan moral dan material, do’a dan senyuman yang

Page 6: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER MENURUT KH. WAHID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Nilai-nilai Pendidikan Karakter menurut KH. Wahid Hasyim”. Skripsi

ii

menyemangati penulis untuk tabah dalam menghadapi kesulitan-kesulitan

selama proses pembuatan skripsi ini.

2. Dr. Hj. Sururin, M.Ag., sebagai Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3. Drs. Abdul Haris M.Ag., sebagai Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam dan

Drs. Rusdi Jamil, M.Ag., sebagai Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, penulis ucapkan terima kasih yang

telah banyak membantu dan dukungannya dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Dr. Akhmad Sodiq, M.Ag, sebagai Dosen Pembimbing Skripsi yang telah

menyediakan waktu, pikiran dan tenaganya untuk memberikan bimbingan,

pengarahan dan petunjuknya kepada penulis dalam menyusun skripsi ini.

5. Siti Khadijah, MA, selaku Dosen Penasihat Akademik yang dengan penuh

perhatian telah memberi bimbingan, arahan dan motivasi serta ilmu

pengetahuan kepada penulis selama masa perkuliahan.

6. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan khususnya dosen

jurusan Pendidikan Agama Islam, yang dengan penuh semangat membimbing

penulis. Terima kasih atas sumbangsih pemikirannya.

7. Pimpinan dan staf Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah memberikan pelayanan dan pinjaman

buku-buku yang sangat penulis butuhkan dalam penyusunan skripsi.

8. Kakak penulis, Khairunnisa Evi Hana dan Adik penulis Mohammad Fajri

Ghea Septian, terima kasih atas bantuan, kepedulian serta dukungan kalian

dalam memberikan motivasi untuk cepat menyelesaikan skripsi ini.

9. Untuk Nadya Safira, terima kasih atas energi yang tak pernah padam dalam

memotivasi penulis dan rela meluangkan banyak waktu untuk sharing dan

bertukar fikiran serta mewarnai hari hari penulis.

10. Teman-teman kosan Bani Buloghiyah: Amar, Ziyan, Rifky, Luthfi, Ilyas,

Rama, Afif. Dan sahabat-sahabat seperjuangan, Aufa Billah, Zaki Irfan,

Hazmi Risyadani, Ilham Azhari Yasra dan Ahmad Fairuz. Terima kasih telah

memotivasi dengan cara yang berbeda.

Page 7: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER MENURUT KH. WAHID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Nilai-nilai Pendidikan Karakter menurut KH. Wahid Hasyim”. Skripsi

iii

11. Dewan Guru Madrasah Ibtidaiyah Al-Mukhlisin Pasar Minggu: Ibu Siswanti,

Ibu Siti Maisaroh, Ibu Khusnul Khotimah, Ibu Nur Fadjriah dan Ibu Hasuna,

terima kasih telah banyak membantu dan memberikan arahan dalam

penulisan skripsi ini.

12. Keluarga besar Pendidikan Agama Islam angkatan 2014, khususnya kelas C

atau biasa disebut APACHE, kenangan indah dan kebersamaan kita yang

tidak akan terlupakan, terima kasih untuk kalian semua.

13. Teman teman KBM Squad: Iyan, Ajil, Wisnu, Heru, Haikal, Fuad, Yasin,

Farel, terima kasih atas bantuan dan motivasinya, semoga kita masih bisa

selalu bersama dan bersilaturrahim.

14. Teman-teman Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) khususnya

Rayon Pendidikan Agama Islam (PAI) dan UIN EL-Q (Ikatan Alumni

Pondok Pesantren Al-Itqon Jakarta Barat), serta abang mpok di Forum

Komunikasi Mahasiswa Betawi (FKMB), terima kasih atas sumbangsih

arahan dan pemikirannya, demi kelancaran skripsi ini dan telah mengajarkan

banyak tentang organisasi dan realita kehidupan.

15. Segenap pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu namanya, terima

kasih atas segala bantuan, perhatian dan semangat yang diberikan kepada

penulis.

Kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini,

penulis menghaturkan terima kasih banyak dan semoga Allah SWT membalas

semua kebaikan yang telah kalian berikan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat

bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya. Aamiin Yaa Rabbal

‘Alamin.

Jakarta, 13 Juli 2019

Penulis

Mohammad Fajri Nova Riezky

Page 8: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER MENURUT KH. WAHID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Nilai-nilai Pendidikan Karakter menurut KH. Wahid Hasyim”. Skripsi

iv

DAFTAR ISI

ABSTRAK ................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ................................................................................. ii

DAFTAR ISI ............................................................................................... v

DAFTAR TABEL .................................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ......................................................................... 7

C. Pembatasan Masalah ........................................................................ 7

D. Perumusan Masalah ......................................................................... 7

E. Tujuan Penelitian ............................................................................. 8

F. Manfaat Penelitian ........................................................................... 8

BAB II KAJIAN TEORI

A. Konsep Nilai .................................................................................... 9

1. Pengertian Nilai .......................................................................... 9

2. Jenis-Jenis Nilai ....................................................................... 10

B. Pendidikan Karakter ....................................................................... 10

1. Pengertian Pendidikan Karakter ............................................... 10

2. Tujuan Pendidikan Karakter .................................................... 13

3. Nilai-nilai Pendidikan Karakter ............................................... 15

4. Prinsip-prinsip Pendidikan Karakter ........................................ 20

5. Urgensi Pendidikan Karakter ................................................... 23

C. Hasil Penelitian Relevan ................................................................ 25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Objek dan Waktu Penelitian ........................................................... 27

1. Objek Penelitian ....................................................................... 27

2. Waktu Penelitian ...................................................................... 27

B. Metodologi Penelitian ..................................................................... 27

1. Metode Penelitian ..................................................................... 27

2. Sumber Data Penelitian ............................................................ 28

a. Data Primer ........................................................................ 28

Page 9: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER MENURUT KH. WAHID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Nilai-nilai Pendidikan Karakter menurut KH. Wahid Hasyim”. Skripsi

v

b. Data Sekunder .................................................................... 28

C. Fokus Penelitian ............................................................................. 28

D. Prosedur Penelitian ......................................................................... 29

1. Pengumpulan Data ................................................................... 29

2. Pengolahan Data ....................................................................... 29

3. Analisis Data ............................................................................ 29

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................... 31

B. Saran ............................................................................................... 31

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 33

Page 10: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER MENURUT KH. WAHID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Nilai-nilai Pendidikan Karakter menurut KH. Wahid Hasyim”. Skripsi

vi

DAFTAR TABEL

2.1 Nilai-nilai Pendidikan Karakter ........................................................... 16

Page 11: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER MENURUT KH. WAHID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Nilai-nilai Pendidikan Karakter menurut KH. Wahid Hasyim”. Skripsi

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bangsa Indonesia yang telah mendeklarasikan kemerdekaannya sejak 17

Agustus 1945 memiliki kondisi yang unik. Dilihat dari perkembangannya

sampai saat ini, kurang lebih sudah hampir 73 tahun rakyat Indonesia menjalani

kehidupan berbangsa dan bernegara secara merdeka yang diakui oleh negara-

negara lain di dunia. Keunikan ini tidak saja dilihat dari keberagaman komponen

dan kekayaan yang dimiliki bangsa ini, tetapi juga dilihat dari kondisi yang

dialami bangsa Indonesia saat ini. Komponen bangsa Indonesia terdiri dari

berbagai konteks sosial dan budaya yang terus berkembang dari waktu ke waktu.

Dilihat dari kekayaan yang dimiliki bangsa Indonesia dapat dikategorikan sangat

melimpah disertai dengan letak kepulauan yang berada di lintasan khatulistiwa,

tanah yang subur, air yang melimpah, udara yang segar, kekayaan sumber energi

dan mineral yang melimpah di dalam tanah dan laut, semuanya memberikan

keunikan terhadap bangsa ini.

Indonesia memerlukan sumberdaya manusia dalam jumlah dan mutu yang

memadai sebagai pendukung utama dalam pembangunan. Untuk memenuhi

sumber daya manusia tersebut, pendidikan memiliki peran yang sangat penting.

Hal ini telah disampaikan dalam UUD 1945 pasal 31 ayat 1 yang berbunyi

bahwa setiap warga Negara berhak mendapatkan pengajaran dan pendidikan.1

Ini juga sesuai dengan UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan

Nasional pada Pasal 3, yang menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi

mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa

yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan

nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi

manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

1 UUD 1945 Pasal 31 ayat 1, (www.lpm.uinjkt.ac.id). Diakses tanggal 23 Maret 2019 pukul

18.55 WIB

Page 12: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER MENURUT KH. WAHID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Nilai-nilai Pendidikan Karakter menurut KH. Wahid Hasyim”. Skripsi

2

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggung jawab.2

Hingga kini pendidikan terus-menerus dibangun dan dikembangkan agar

menghasilkan generasi yang diharapkan. Dalam rangka menghasilkan peserta

didik yang diharapkan dan unggul, proses pendidikan juga senantiasa dievaluasi

dan diperbaiki. Salah satu upaya perbaikan kualitas pendidikan adalah gagasan

pendidikan karakter. Gagasan ini muncul karena proses pendidikan selama ini

dinilai belum sepenuhnya berhasil dalam membangun manusia Indonesia yang

berkarakter. Bahkan, ada juga yang menyebut bahwa pendidikan Indonesia telah

gagal dalam membangun karakter. Penilaian ini didasarkan pada lulusan sekolah

dan sarjana yang cerdas secara intelektual, namun tidak bermental tangguh dan

berperilaku sesuai dengan tujuan mulia pendidikan.

Menguatnya istilah pendidikan karakter (character education) pada akhir

tahun 2000-an merupakan suatu fenomena yang menarik untuk dikaji dan

dianalisis, baik ditinjau dari perspektif politik dan birokrasi maupun ditinjau dari

sisi akademik. Secara birokratis, program 100 Hari Kementrian Pendidikan

Nasional Republik Indonesia dalam Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II telah

melahirkan program strategis dengan menggagas penyelenggaraan pendidikan

karakter dan budaya bangsa. Artinya pendidikan karakter telah dijadikan sebagai

misi pertama dari delapan misi guna mewujudkan visi pembangunan nasional

dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025.3

Akar dari semua tindakan yang jahat dan buruk, tindakan kejahatan,

terletak pada hilangnya karakter. Karakter yang kuat adalah sandangan

fundamental yang memberikan kemampuan kepada populasi manusia untuk

hidup bersama dalam kedamaian serta membentuk dunia yang dipenuhi dengan

kebaikan dan kebijakan, yang bebas dari kekerasan dan tindakan-tindakan tidak

bermoral.4

2UU Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Lampiran

1 (www.lpm.uinjkt.ac.id). Diakses tanggal 23 Maret 2019 pukul 19.10 WIB. 3 Muhammad Yaumi, Pendidikan Karakter (Landasan, Pilar dan Implementasi), (Jakarta:

PRENADAMEDIA GROUP, 2014), hlm. 3 4 Muchlas Samani dan Hariyanto, Konsep dan Model Pendidikan Karakter, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2011), hlm.41

Page 13: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER MENURUT KH. WAHID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Nilai-nilai Pendidikan Karakter menurut KH. Wahid Hasyim”. Skripsi

3

Lebih-lebih saat ini banyak kejadian-kejadian di negeri ini yang tidak

menunjukkan cerminan dari sila pancasila, di antaranya banyak terjadi tindakan-

tindakan intoleran di beberapa wilayah, terjadi insiden-insiden yang

menyinggung suku lain dan mendiskreditkan suku tersebut yang mana hal-hal

tersebut tidak mencerminkan karakter bangsa Indonesia yang toleran,

demokratis dan menjunjung tinggi persatuan Indonesia.

Deskripsi diatas, dapat terlihat dari tingkah laku masyarakat yang telah

kehilangan jati diri dan budi pekerti. Hal ini menuntut keprihatinan bangsa

Indonesia untuk memikirkan kembali pentingnya pendidikan karakter kepada

generasi muda. Dengan berlandaskan pada: (1) pendidikan sebagai arena untuk

reaktivasi karakter luhu bangsa Indonesia, karena bangsa Indonesia secara

historis adalah bangsa yang mempunyai karakter tinggi, (2) pendidikan sebagai

sarana untuk membangkitkan suatu karakter bangsa yang dapat mengakselerasi

pembangunan sekaligus memobilisasi potensi domestik untuk meningkatkan

daya saing bangsa, (3) pendidikan sebagai sarana untuk menginternalisasikan

karakter ke dalam segenap sendi-sendi kehidupan bangsa.5

Di era globalisasi ini pula masyarakat dituntut untuk bisa memberdayakan

diri dan kreatif agar mampu berkompetensi dengan bangsa lain tanpa harus

kehilangan budaya dan jati dirinya sebagai bangsa yang berbudaya, beragama

dan bermartabat. Selain itu bangsa Indonesia sedang mengalami transformasi

politik yang dapat menciptakan pergeseran nilai-nilai dalam masyarakat.

Karakter bangsa Indonesia sebagai bangsa yang kuat, jujur, terbuka, dan

harmonis, tampak kian terkikis di tengah perubahan ini. Dengan demikian,

karakter saat ini menjadi isu utama dalam dunia pendidikan di Indonesia. Hal ini

terutama didorong oleh sejumlah tantangan yang semakin gencar dan

mempengaruhi kehidupan masyarakat dalam hidup berbangsa dan bernegara.

Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi diri untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

5 Mansur Muslich, Pendidikan Karakter: Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional,

(Jakarta : Bumi Aksara, 2011), hlm. 2

Page 14: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER MENURUT KH. WAHID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Nilai-nilai Pendidikan Karakter menurut KH. Wahid Hasyim”. Skripsi

4

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan

yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara.6 Pendidikan merupakan

bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan

jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama.

Untuk membentuk manusia yang mulia dan bangsa yang bermartabat salah

satu upaya yang dilakukan adalah melalui pendidikan karakter. Melalui

pendidikan karakter tersebut diharapkan dunia pendidikan7 akan menjadi motor

penggerak dalam membangun karakter peserta didik dan anggota masyarakat

pada umumnya, sehingga memiliki kesadaran kehidupan berbangsa dan

bernegara yang kuat, berakhlak, berprinsip dan bermartabat dengan

mempertimbangkan norma-norma agama dan budaya masyarakat. Upaya ini

menjadi pondasi utama dalam mensukseskan Indonesia di masa mendatang.8

Pendidikan adalah proses yang sangat penting di dalam kehidupan

manusia. Melalui pendidikan, setiap manusia belajar seluruh hal yang belum

mereka ketahui. Bahkan dengan pendidikan, seorang manusia dapat menguasai

dunia dan tidak terikat lagi batas-batas yang membatasi dirinya. Ini sesuai

dengan yang dikatakan Rasulullah SAW :

ن يا ف عليه ب من أرا دهما ف عليه لعلم، ومن أرادالآخرة ف عليه بالعلم، ومن أراادالد بالعلم

“Barang siapa yang menghendaki (kebaikan) dunia, maka hendaknya ia

menggunakan ilmu, dan barang siapa menghendaki (kebaikan) akhirat,

maka hendaknya dengan ilmu, dan barang siapa yang menghendaki

keduanya maka hendaknya dengan ilmu.”(HR. Turmudzi)

6Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan

Nasional Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 ayat (1) 7 Pendidikan bukan hanya sebagai wahana untuk mendidik anak menjadi cerdas semata,

melainkan juga berkarakter. Sungguh, orang-orang yang berkarakter baik sangat dibutuhkan dalam

membangun bangsa ini. Lihat di Akhmad Muhaimin Azzet, Urgensi Pendidikan Karakter di

Indonesia, (Yogyakarta : Ar-Ruzz Media, 2013),Cet. II, hlm. 18 8Ibid, hlm. 11-12

Page 15: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER MENURUT KH. WAHID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Nilai-nilai Pendidikan Karakter menurut KH. Wahid Hasyim”. Skripsi

5

Bangsa ini memerlukan pendidikan karakter, yakni karakter yang

bernafaskan nilai-nilai agama, atau dengan kata lain (Agama Islam) adalah

Pendidikan Islam Berbasis Karakter. Dalam konteks kajian pendidikan ini pula

terdapat seorang tokoh yang memiliki peranan besar terhadap pencerahan dalam

dunia pendidikan. Adalah seorang intelektual muda pesantren dan tokoh

Nadhlatul Ulama (NU), tokoh yang total menanamkan nilai-nilai agama dalam

pendidikan yakni KH. Wahid Hasyim, putra kelima dari pasangan K.H Hasyim

Asy’ari pendiri jam’iyyah NU dengan Nyai Nafiqah binti Kyai Ilyas. Anak lelaki

pertama dari 10 bersaudara ini lahir pada Jum’at legi, 5 Rabiul Awwal 1333 H,

bertepatan dengan 1 Juni 1914 M, ketika di rumahnya sedang ramai dengan

pengajian.9 Nama yang pertama diberikan ketika ia lahir adalah Muhammad

Asy’ari, meniru nama kakeknya. Tetapi karena ia sering sakit, maka namanya

itu diganti dengan Abdul Wahid, nama salah seorang kakek moyangnya. Selama

masa kecilnya ia dipanggil oleh ibunya dengan nama Mudin, sedang santri

ayahnya memanggil dia dengan panggilan Gus Wahid.

Sebagai anak seorang tokoh terkemuka, KH. Wahid Hasyim tidak pernah

mengenyam pendidikan di bangku sekolah pemerintahan Hindia Belanda. Dia

lebih banyak belajar secara autodidak atau mandiri. Saat berusia 5 tahun, ia

belajar membaca al-Qur’an pada ayahnya (Hadratus Syaikh Hasyim Asy’ari) di

madrasah salafiah Tebuireng. Selain belajar di pondok pesantren dan madrasah,

ia juga banyak mempelajari sendiri kitab-kitab dan buku berbahasa Arab.

Dengan karakter ia yang gemar dalam membaca, ia juga mendalami syair-syair

berbahasa Arab hingga hapal di luar kepala, dan menguasai maknanya dengan

baik.10

Masa mudanya KH. Wahid Hasyim banyak dihiasi dengan pengembaraan

ilmu di pesantren, di antaranya: Pesantren Tebuireng milik ayahnya sendiri,

Pesantren Siwalan Panji dan Lirboyo. Seperti halnya tokoh-tokoh besar pada

masanya, tujuan dari pengembaraan ilmu tersebut tidak lain adalah untuk

9 Muhammad Rifa’i, Wahid Hasyim Biografi Singkat 1914-1953, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Group, 2009), Cet. I, hlm. 17 10Ibid,. hlm. 22-23.

Page 16: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER MENURUT KH. WAHID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Nilai-nilai Pendidikan Karakter menurut KH. Wahid Hasyim”. Skripsi

6

mencari barokah dari sang guru. Karena banyak catatan dari aktifitas pendidikan

KH. Wahid Hasyim sering berpindah tempat.11

Kiprah KH. Wahid Hasyim di dunia pendidikan banyak dilihat ketika dia

mendirikan madrasah modern yang dinamakan madrasah Nizamiyah pada tahun

1935. Madrasah ini sebagai pelopor lembaga pendidikan Islam. Di samping

pengajaran agama Islam, di dalam madrasah itu diadakan pengajaran

pengetahuan umum seperti pengajaran bahasa Inggris dan bahasa Belanda. Hal

tersebut KH. Wahid Hasyim dasarkan pada hadist, “barang siapa mengetahui

bahasa sesuatu golongan, ia akan aman dari perkosaan golongan itu” dan

pepatah mengatakan bahwa “Bahasa itu adalah kunci ilmu pengetahuan”.12

Tidak hanya terhenti disitu, KH. Wahid Hasyim merasa belum puas,

baginya murid-muridnya itu di luar sekolah harus belajar berorganisasi dan

belajar menambah pengetahuan serta meluaskan pengalaman sendiri dengan

membaca, karena membaca itu merupakan pokok kemajuan Islam. KH. Wahid

Hasyim mewujudkan semua itu pada tahun 1936 dengan mendirikan organisasi

IKPI (Ikatan Pelajar-Pelajar Islam). Dalam organisasi tersebut, disediakan

taman-taman bacaan atau bibiliotik yang menyediakan kurang lebih 500 buah

kitab bacaan untuk anak-anak dan pemuda, yang berbahasa Indonesia, Arab,

Jawa, Madura, Sunda, Belanda dan Inggris.13 Dengan demikian, ada suatu

kemajuan luar biasa yang diciptakan KH. Wahid Hasyim pada pesantren waktu

itu. Ia telah mengajarkan karakter pengembangan diri pada murid-muridnya

dengan belajar mandiri dan gemar membaca.

Dengan melihat realita yang ada dan berdasarkan penjelasan di atas,

penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian mendalam terkait nilai

pendidikan karakter dalam persepektif KH. Wahid Hasyim. Nilai pendidikan

karakter tersebut tentunya yang sejalan dengan nilai agama Islam dan nilai yang

dikembangkan oleh Kemendiknas, yang kemudian dapat dijadikan acuan. Hal

ini, sebagaimana yang ada dalam pemikiran penulis, adalah sangat penting

11Ibid,. hlm. 23. 12 H. Aboebakar Atjeh, Sejarah Hidup KH.. Abdul Wahid Hasyim, (Jombang: Pustaka

Tebuireng, 2015), hlm. 171 13Ibid,. hlm. 171-172

Page 17: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER MENURUT KH. WAHID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Nilai-nilai Pendidikan Karakter menurut KH. Wahid Hasyim”. Skripsi

7

diketahui khususnya oleh para pelajar atau mahasiswa dalam bidang pendidikan

Islam. Lebih dari itu, telaah dan analisa mengenai nilai pendidikan karakter KH.

Wahid Hasyim masih belum bisa dikumpulkan secara khusus dalam suatu

konteks menyeluruh, tentunya penulis berharap, proposal skripsi ini merupakan

sebuah usaha untuk secara serius mengumpulkan ide-ide KH. Abdul Wahid

Hasyim mengenai pendidikan karakter. Untuk itu, maka penulis mencoba untuk

menyusun sebuah skripsi yang berjudul “Nilai-Nilai Pendidikan Karakter

menurut KH. Wahid Hasyim”yang diharapkan dapat memberikan sebuah

sumbangan khazanah keilmuan, terutama dalam upaya merealisasikan

pendidikan karakter.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah disampaikan di atas,

penulis mengidentifikasi berbagai permasalahan yang timbul yaitu :

1. Menurunnya kualitas moral masyarakat saat ini

2. Banyaknya tindakan-tindakan intoleran di beberapa wilayah di Indonesia

yang tidak mencerminkan sila dari pancasila.

C. Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini sesuai dengan tujuan yang diharapkan, maka penulis

membatasi permasalahan hanya membahas pemikiran pendidikan karakter

menurut KH. Wahid Hasyim, yang meliputi konsep, strategi dan relevansi

pendidikan karakter KH. Wahid Hasyim dengan pendidikan karakter bangsa.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apa saja nilai-nilai pendidikan karakter menurut KH. Wahid Hasyim?

2. Bagaimana strategi KH. Wahid Hasyim dalam menanamkan nilai-nilai

pendidikan karakter?

3. Bagaimana relevansi nilai-nilai pendidikan karakter KH. Wahid Hasyim

dengan kondisi bangsa saat ini?

Page 18: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER MENURUT KH. WAHID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Nilai-nilai Pendidikan Karakter menurut KH. Wahid Hasyim”. Skripsi

8

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1. Nilai-nilai pendidikan karakter menurut KH. Wahid Hasyim

2. Strategi KH. Wahid Hasyim dalam menanamkan nilai-nilai pendidikan

karakter.

3. Relevansi nilai-nilai pendidikan karakter KH. Wahid Hasyim dengan kondisi

bangsa saat ini.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini dikemukakan menjadi dua bagian, yaitu:

1. Manfaat Teoritis

a. Memberikan wawasan baru tentang nilai-nilai pendidikan karakter

menurut KH. Wahid Hasyim

b. Memberikan sumbangsih khazanah dan perbendaharaan keilmuan dalam

Pemikiran Pendidikan Islam (PPI), khususnya mengenai nilai-nilai

pendidikan karakter.

2. Manfaat Praktis

a. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi salah satu sumbangsih pemikiran

dari penulis yang merupakan wujud aktualisasi diri sebagai insane

akademik yang bergelut dalam dunia pendidikan Islam.

b. Sebagai sumbangan informasi bagi pembaca mengenai pentingnya nilai

karakter dalam membangun moral bangsa.

Page 19: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER MENURUT KH. WAHID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Nilai-nilai Pendidikan Karakter menurut KH. Wahid Hasyim”. Skripsi

9

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Konsep Nilai

1. Pengertian Nilai

Nilai adalah esensi yang melekat pada sesuatu yang sangat berarti

bagi kehidupan manusia.1 Khususnya mengenai kebaikan dan tindak

kebaikan suatu hal. Nilai artinya sifat-sifat atau hal-hal yang penting atau

berguna bagi kemanusiaan2.

Nilai adalah sesuatu yang bersifat abstrak, ideal, nilai bukan

bendakonkrit, bukan fakta, tidak hanya persoalan benar dan salah yang

menuntutpembuktian empirik, melainkan sosial penghayatan yang

dikehendaki, disenangi, dan tidak disenangi.3

Nilai adalah perasaan-perasaan tentang apa yang diinginkan ataupun

yang tidak diinginkan, atau tentang apa yang boleh atau tidak boleh. Bidang

yang berhubungan dengan nilai adalah etika (penyelidikan nilai dalam

tingkah laku manusia) dan estetika (penyelidikan tentang nilai dan seni). Nilai

dalam masyarakat tercakup dalam adat kebiasaan dan tradisi yang secara

tidak sadar diterima dan dilaksanakan oleh anggota masyarakat.4

Nilai menurut Kamus Poerwadarminto berarti: sifat-sifat atau hal-

hal yang penting atau berguna bagi kemanusiaan. Nilai biasanya digunakan

untuk menunjuk kata benda yang abstrak, yang dapat diartikan sebagai

keberhargaan (worth) atau kebaikan (goodness). Selanjutnya dikatakan,

menilai berarti menimbang, yakni suatu kegiatan manusia untuk

menghubungkan sesuatu dengan sesuatu yang lain,, yang kemudian

dilanjutkan dengan memberikan keputusan.5

1 M. Chatib Thoha, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006), Cet.

I, hlm. 61. 2 W.J.S. Purwadaminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1999), hlm.

677 3 Mansur Isna, Diskursus Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Global Pustaka Utama, 2001), hlm.

98 4 M. Arifin Hakim, Ilmu Budaya Dasar, (Bandung: Pusaka Satya, 2001), hlm. 22-23 5 Dr. H. Kabul Budiyono, M.Si,. Pendidikan Pancasila, (Bandung: ALFABETA, 2016), hlm.

139

Page 20: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER MENURUT KH. WAHID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Nilai-nilai Pendidikan Karakter menurut KH. Wahid Hasyim”. Skripsi

10

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa

nilaimerupakan esensi yang melekat pada sesuatu yang sangat berarti

bagikehidupan manusia.

2. Jenis-jenis Nilai

Jenis-jenis nilai menurut Kabul Budiyono yang diuraikan dalam

bukunya “Pendidikan Pancasila” ada 3 yaitu :6

a. Nilai Dasar, adalah nilai yang dituju atau diinginkan oleh semua manusia,

yang didasarkan pada kodrat manusia, yang merupakan pencerminan

kemanusiaan, yang satu sama lain saling terikat, yang selalu diperjuangkan

oleh umat manusia karena dianggap sebagai sesuatu yang berharga yang

dapat memberikan kepuasan batin.

b. Nilai Instrumental, adalah keseluruhan nilai yang dipedomani di dalam

sistem politik, sistem ekonomi, sistem sosial budaya, serta sistem Hankam,

yang bersumber pada Nilai Dasar dan bersifat berubah.

c. Nilai Praktis, adalah nilai implicit yang terkandung dalam sikap, perilaku,

serta perbuatan manusia sehari-hari, yang merupakan perwujudan dari

pengamalan nilai-nilai dasar dan nilai-nilai instrumental. Nilai praktis ini

berupa sikap perilaku yang berkaitan dengan Keimanan dan Ketaqwaan

kepada Tuhan Yang Maha Esa, Kecintaan kepada Tanah Air, Kepribadian

Bangsa, Semangat bersaing dalam Kemitraan dan Disiplin Nasional.

B. Pendidikan Karakter

1. Pengertian Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter merupakan penanaman dan pengembangan

nilai-nilai karakter yang baik berdasarkan kebajikan-kebajikan individu

maupun masyarakat. Nilai kebajikan yang berlaku dalam kehidupan

bermasyarakat pada umumnya sudah disepakati baik secara tertulis maupun

6Ibid, hlm 140-142

Page 21: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER MENURUT KH. WAHID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Nilai-nilai Pendidikan Karakter menurut KH. Wahid Hasyim”. Skripsi

11

tidak tertulis.7 Pendidikan karakter merupakan upaya mendidik peserta didik

agar memiliki pemahaman yang baik sehingga mampu berkelakuan baik

sesuai dengan norma yang berlaku. Pendidikan karakter menghasilkan

individu yang dapat membuat keputusan dan mempertanggungjawabkan

setiap keputusan yang diambil.8

Karakter dimaknai sebagai cara berpikir dan berperilaku yang khas

setiap individu untuk hidup dan berkerja sama, baik dalam lingkup keluarga,

masyarakat, bangsa dan negara. Individu yang berkarakter baik adalah

individu yang dapat membuat keputusan dan siap mempertanggungjawabkan

setiap akibat dari keputusannya. Karakter dapat dianggap sebagai nilai-nilai

perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri

sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam

pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma

agama, hukum, tata karma. Budaya, adat istiadat, dan estetika. Karakter

adalah perilaku yang tampak dalam kehidupan sehari-hari baik dalam

bersikap maupun dalam bertindak. Warsono mengutip Jack Corley dan

Thomas Phillip menyatakan: “Karakter merupakan sikap dan kebiasaan

seseorang yang memungkinkan dan mempermudah tindakan moral.”9

Sekalipun pendidikan karakter telah lama dianut bersama secara

tersirat dalam penyelenggaraan pendidikan nasional, tetapi rasanya tidak

mudah untuk memberi batasan akurat tentang apa yang sebenarnya dimaksud

dengan pendidikan karakter itu. Padahal unsur-unsurnya telah dirumuskan

dalam tujuan pendidikan nasional sejak Indonesia merdeka hingga sampai

sekarang ini. Dalam Undang-Undang No. 2/1989, Pasal 4 dijelaskan bahwa :

“Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa

dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia

yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan

berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan,

7Saptono, Dimensi-dimensi Pendidikan Karakter Wawasan, Strategi, dan Langkah Praktis,

(Jakarta: Erlangga, 2011) hlm. 23 8 Akhmad Muhaimin Azzet, Urgensi Pendidikan Karakter di Indonesia, (Yogyakarta: Ar-Ruzz

Media, 2013), Cet. II, hlm. 15-16 9 Muchlas Samani dan Hariyanto, Konsep dan Model Pendidikan Karakter, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2011), hlm. 42

Page 22: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER MENURUT KH. WAHID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Nilai-nilai Pendidikan Karakter menurut KH. Wahid Hasyim”. Skripsi

12

kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan

mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan

kebangsaan”

Kemudian, dijelaskan pula dalam pasal 15 yang menyatakan bahwa :

“Pendidikan menengah diselenggarakan untuk melanjutkan dan

meluaskan pendidikan dasar serta menyiapkan peserta didik

menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan

mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial,

budaya dan alam sekitar serta dapat mengembangkan kemampuan

mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial,

budaya dan alam sekitar serta dapat mengembangkan kemampuan

lebih lanjut dalam dunia kerja atau pendidikan tinggi”

Pendidikan karakter menurut Ratna Megawangi yang dihimpun oleh

Kesuma, dkk adalah “sebuah usaha untuk mendidik anak-anak agar dapat

mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkannya dalam kehidupan

sehari-sehari, sehingga mereka dapat memberikan kontribusi yang positif

kepada lingkungannya”. Definisi lainnya dikemukakan oleh Fakry Gaffar:

“sebuah proses transformasi nilai-nilai kehidupan untuk

ditumbuhkembangkan dalam kepribadian seseorang sehingga menjadi satu

dalam perilaku kehidupan orang itu”. Dalam definisi tersebut, ada tiga ide

fikiran penting, yaitu: 1)proses transformasi nilai-nilai, 2)

ditumbuhkembangkan dalam kepribadian, dan 3) menjadi satu dalam

perilaku.10

Menurut Kesuma, dkk, pendidikan karakter adalah pembelajaran

yang mengarah pada penguatan dan pengembangan perilaku anak secara utuh

yang didasarkan pada suatu nilai tertentu yang dirujuk oleh sekolah. Definisi

ini mengandung makna.11

1. Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang terintegrasi dengan

pembelajaran yang terjadi pada semua mata pelajaran;

2. Diarahkan pada penguatan dan pengembangan perilaku anak secara

utuh. Asumsinya anak merupakan organisme manusia yang memiliki

potensi untuk dikuatkan dan dikembangkan.

10 Dharma Kesuma, dkk Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Praktik di Sekolah, (Bandung:

Remaja Rosdakarya, 2011) hlm. 5 11Ibid,.

Page 23: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER MENURUT KH. WAHID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Nilai-nilai Pendidikan Karakter menurut KH. Wahid Hasyim”. Skripsi

13

3. Penguatan dan pengembangan perilaku didasari oleh nilai yang dirujuk

sekolah (lembaga)

Berdasarkan pemikiran beberapa ahli di atas mengenai definisi

pendidikan karakter, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pendidikan

karakter berusaha untuk menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai

karakter. Tujuan pendidikan karakter yaitu supaya peserta didik memiliki

tingkah laku yang sesuai dengan norma sehingga peserta didik dapat diterima

dalam lingkungan masyarakat. Selain itu, berdasarkan pemikiran ahli yang

telah disebutkan di atas, pendidikan karakter memberikan penguatan dan

pengembangan mental agar peserta didik mampu menyelesaikan masalah

yang dihadapi serta mempertanggungjawabkan masalah tersebut.

2. Tujuan Pendidikan Karakter

Ketika kita berbicara tentang tujuan pendidikan, spontan kita

teringat akan fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang tertuang dalam

Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 Bab II Pasal 3 yaitu :

“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat,

bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi

manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha

Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, sehat, kreatif, mandiri, dan

menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”

Secara umum tujuan dari pendidikan tersebut merupakan

hakekatdari tujuan pendidikan karakter yang memberikan penguatan dan

pengembangan nilai-nilai positif agar anak didik memiliki karakter yang

mulia. Tujuan pendidikan karakter adalah membentuk pribadi anak supaya

menjadi manusia yang baik, warga masyarakat, dan warga negara yang baik.

Adapun kriteria manusia yang baik, warga masyarakat yang baik dan warga

negara yang baik bagi suatu masyarakat atau bangsa, secara umum adalah

nilai-nilai sosial tertentu, yang banyak dipengaruhi oleh budaya masyarakat

dan bangsanya. Esensi dari pendidikan karakter dalam konteks pendidikan di

Indonesia adalah pendidikan nilai, yakni pendidikan nilai-nilai luhur yang

Page 24: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER MENURUT KH. WAHID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Nilai-nilai Pendidikan Karakter menurut KH. Wahid Hasyim”. Skripsi

14

bersumber dari budaya bangsa Indonesia sendiri, dalam rangka membina

kepribadian generasi muda.12

Menurut Kesuma, dkk, pendidikan karakter memiliki tujuan sebagai

berikut :

a. Menguatkan dan mengembangkan nilai-nilai kehidupan yang dianggap

penting dan perlu sehingga menjadi kepribadian/kepemilikan peserta

didik yang khas sebagaimana nilai-nilai yang dikembangkan

b. Mengoreksi perilaku peserta didik yang tidak bersesuaian dengan nilai-

nilai yang dikembangkan oleh sekolah

c. Membangun koneksi yang harmoni dengan keluarga dan masyarakat

dalam memerankan tanggung jawab pendidikan karakter secara

bersama.13

Pendidikan karakter bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai dalam

diri peserta didik, sehingga peserta didik mampu memiliki budi pekerti secara

utuh, terpadu, dan seimbang. Peserta didik yang memiliki nilai-nilai budi

pekerti akan menggunakan segala pengetahuan, keterampilan dan

emosionalnya dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi.14 Tujuan

pendidikan karakter dalam pendidikan formal yaitu menguatkan dan

mengembangkan nilai-nilai kehidupan yang dianggap penting serta

memperbaiki perilaku peserta didik yang dianggap tidak sesuai dengan nilai-

nilai kehidupan.15

Berdasarkan pendapat ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

pendidikan karakter dalam pendidikan formal bertujuan untuk menanamkan

dan mengembangkan nilai-nilai karakter agar peserta didik memiliki budi

pekerti. Budi pekerti tersebut yang akan digunakan peserta didik dalam

memecahkan masalah yang dihadapi. Berdasarkan pemikiran ahli di atas,

maka dapat diambil kesimpulan bahwa pendidikan karakter pada pendidikan

12 Jafar Anwar dan A.Salam, Membumikan Pendidikan Karakter: Implementasi Pendidikan

Berbobot Nilai dan Moral, (Jakarta: CV. Suri Tatu’uw, 2015) hlm. 34 13Ibid., hlm. 9 14 Asmani, Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter di Sekolah, (Yogyakarta: Diva

Press, 2011) hlm. 42-43 15 Kesuma, dkk, Op. Cit., hlm. 137

Page 25: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER MENURUT KH. WAHID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Nilai-nilai Pendidikan Karakter menurut KH. Wahid Hasyim”. Skripsi

15

formal bertujuan untuk mendidik peserta didik agar diterima dalam

lingkungan masyarakat, serta mempersiapkan peserta didik menjadi generasi

penerus bangsa.

3. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter

Kemendiknas mengungkapkan bahwa nilai-nilai yang dikembangkan

dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa berasal dari beberapa sumber

berikut: yaitu agama, pancasila, budaya dan tujuan Pendidikan Nasional.

Agama menjadi sumber pendidikan karakter karena Indonesia merupakan

negara yang beragama sehingga nilai yang terkandung dalam agamanya

dijadikan dasar dalammembentuk karakter. Pancasila digunakan sebagai

sumber karena pancasila adalah dasara negara sehingga nilai-nilai pancasila

menjadi sumber pendidikan karakter. Indonesia merupakan negara yang

memiliki beragam suku bangsa dan budaya sehingga nilai-nilai budaya dalam

masyarakat menjadi sumber dalam pendidikan karakter.

Tujuan Pendidikan Nasional menjadi sumber pengembangan nilai-nilai

budaya dan karakter dikarenakan semua bentuk pendidikan tidak boleh

bertentangan dengan tujuan Pendidikan Nasional. Keempat sumber tersebut

menjadi dasar pengembangan nilai-nilai lainnya yang akan dikembangkan

dalam pendidikan karakter dan budaya bangsa.16

Tabel 2.1

Nilai Nilai Pendidikan Karakter

No Nilai Deskripsi

1 Religius Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan

ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap

16 Kemendiknas, Kerangka Acuan Pendidikan Karakter, (Jakarta: Kemendiknas), hlm. 7-10

Page 26: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER MENURUT KH. WAHID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Nilai-nilai Pendidikan Karakter menurut KH. Wahid Hasyim”. Skripsi

16

pelaksanaan ibadah agama lain, dan rukun dengan

pemeluk agama lain.

2 Jujur Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan

dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya

dalam perkataan, tindakan dan pekerjaan.

3 Toleransi Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan

agama, suku, etnis, pendapat, sikap dan tindakan

orang lain yang berbeda dari dirinya.

4 Disiplin Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan

patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.

5 Kerja keras Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh

dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan

tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-

baiknya.

6 Kreatif Berfikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan

cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.

7 Mandiri Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada

orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.

8 Demokrasi Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai

sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.

9 Rasa ingin

tahu

Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk

mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu

yang dipelajarinya, dilihat dan didengar.

10 Semangat

kebangsaan

Cara berfikir, bertindak, dan berwawasan yang

menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas

kepentingan diri dan kelompoknya

11 Cinta tanah

air

Cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang

menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan

penghargaan yang tinggi terhadap bangsa dan negara

di atas kepentingan diri dan kelompoknya.

Page 27: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER MENURUT KH. WAHID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Nilai-nilai Pendidikan Karakter menurut KH. Wahid Hasyim”. Skripsi

17

12 Menghargai

prestasi

Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk

menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat,

dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang

lain.

13 Bersahabat/

komunikatif

Tindakan yang memperlihatkan rasa senang

berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang

lain.

14 Cinta damai Sikap, perkataan dan tindakan yang menyebabkan

orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran

dirinya.

15 Gemar

membaca

Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca

berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi

dirinya

16 Peduli

lingkungan

Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah

kerusakan pada lingkungan alam sekitarnya, dan

mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki

kerusakan alam yang telah terjadi.

17 Peduli

sosial

Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi

bantuan pada orang lain dan masyarakat yang

membutuhkan.

18 Tanggung

jawab

Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan

tugas dan kewajibannya yang seharusnya dia

lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat,

lingkungan (alam sosial dan budaya), negara, dan

Tuhan Yang Maha Esa.

Sumber: Kemendiknas (2010)17

17Ibid,.

Page 28: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER MENURUT KH. WAHID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Nilai-nilai Pendidikan Karakter menurut KH. Wahid Hasyim”. Skripsi

18

Adapun nilai-nilai karakter menurut Jamal Ma’mur Asmuni adalah sebagai

berikut:18

a. Nilai karakter yang hubungannya dengan Tuhan

Nilai ini bersifat religius, artinya pikiran, perkataan dan tindakan

seseorang diupayakan selalu berdasarkan pada nilai-nilai ketuhanan dan

ajaran agama.

b. Nilai karakter yang hubungannya dengan diri sendiri

1) Jujur artinya perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya

sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan

dan pekerjaan.

2) Bertanggung jawab artinya sikap dan perilaku seseorang untuk

melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan,

terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya),

Negara dan Tuhan Yang Maha Esa.

3) Bergaya Hidup Sehat artinya segala upaya untuk menerapkan kebiasaan

yang baik dalam menciptakan hidup yang sehat dan menghindari

kebiasaan buruk yang dapat mengganggu kesehatan.

4) Disiplin artinya tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh

pada berbagai ketentuan dan peraturan,

5) Kerja Keras adalah perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-

sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta

menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.

6) Percaya Diri adalah sikap yakin akan kemampuan diri sendiri terhadap

pemenuhan tercapainya setiap keinginan dan harapannya.

7) Berjiwa Wirausaha adalah sikap dan tindakan yang mandiri dan pandai

atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru,

menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkannya,

serta mengatur permodalan operasinya.

18 Jamal Ma’mur Asmuni, Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter di Sekolah,

(Yogyakarta: Diva Press, 2011), hlm. 36-41

Page 29: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER MENURUT KH. WAHID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Nilai-nilai Pendidikan Karakter menurut KH. Wahid Hasyim”. Skripsi

19

8) Berpikir Logis, Kritis, Kreatif dan Inovatif Berpikir dan melakukan

sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah

dimiliki.19

9) Mandiri adalah sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada

orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.

10) Ingin tahu adalah sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk

mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang

dipelajarinya, dilihat dan didengar.

11) Cinta ilmu cara berfikir, bersikap dan berbuat yang menunjukkan

kesetiaan, kepedulian dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa,

lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi dan politik bangsa.20

c. Nilai karakter yang hubungan dengan sesama

1) Sadar hak dan kewajiban diri dan orang lain adalah sikap tahu dan

mengerti serta melaksanakan sesuatu yang menjadi milik atau hak diri

sendiri dan orang lain, serta tugas atau kewajiban diri sendiri dan orang

lain.

2) Patuh pada aturan-aturan sosial adalah sikap menurut dan taat terhadap

aturan-aturan berkenaan dengan masyarakat dan kepentingan umum.

3) Menghargai karya dan prestasi orang lain adalah sikap dan tindakan

yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna

bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang

lain.

4) Santun sikap yang halus dan baik dari sudut pandang tata bahasa

maupun tata perilakunya kepada semua orang.

5) Demokrasi cara berpikir, bersikap dan bertindak yang menilai sama hak

dan kewajiban dirinya dan orang lain.21

19Ibid, hlm. 38 20Ibid, hlm. 39 21Ibid, hlm. 40

Page 30: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER MENURUT KH. WAHID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Nilai-nilai Pendidikan Karakter menurut KH. Wahid Hasyim”. Skripsi

20

4. Prinsip-Prinsip Pendidikan Karakter

Muchlis Samani dan Hariyanto dalam bukunya mengutip pendapat

Lickona, Schlaps dan Lewis tentang bagaimana agar pelaksanaan pendidikan

karakter berjalan efektif. Lickona, Schlaps dan Lewis telah mengembangkan

11 prinsip untuk pendidikan karakter yang efektif yang diuraikan dengan

sedikit penjelasannya sebagai di bawah ini :

a. Pendidikan karakter harus mempromosikan nilai-nilai etik inti (ethical

core values) sebagai landasan bagi pembentukan karakter yang baik.

Pendidikan karakter berpegang pada nilai-nilai yang disebarkan secara

meluas, yang amat penting, dan berlandaskan karakter mulia, yang disebut

nilai inti (core value), misalnya: kepedulian, kejujuran, fitness,

pertanggungjawaban, penghormatan pada diri sendiri dan orang lain.

Pendidikan karakter juga mempromosikan nilai-nilai kinerja yang positif

seperti kerajinan, etos kerja yang kuat, dan keuletan, serta kegigihan.

b. Karakter harus dipahami secara komprehensif termasuk dalam pemikiran,

perasaan, dan perilaku

Implementasi karakter yang baik meliputi pemahaman, kepedulian dan

tindakan yang dilandasi nilai-nilai etik inti. Pendekatan holistik dalam

pembangunan karakter dengan demikian terkait pada pengembangan

aspek-aspek kognitif, emosional, dan perilaku dari kehidupan moral.

Peserta didik tumbuh dan memahami nilai-nilai inti tersebut dengan cara

mempelajarinya dan mendiskusikannya, mengamati model perilaku, dan

memecahkan masalah yang berkaitan dengan nilai-nilai.

c. Pendidikan karakter yang efektif memerlukan pendekatan yang sungguh-

sungguh dan proaktif serta mempromosikan nilai-nilai inti pada semua

fase kehidupan sekolah.

Sekolah yang berkomitmen untuk mengembangkan karakter wajib melihat

dirinya sendiri dengan kacamata moral untuk menilai bagaimana segala

sesuatu yang ada di sekolah dapat memberikan dampak pada karakter para

siswa. Hal ini merupakan pendekatan komprehensif yang memanfaatkan

Page 31: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER MENURUT KH. WAHID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Nilai-nilai Pendidikan Karakter menurut KH. Wahid Hasyim”. Skripsi

21

seluruh aspek persekolahan sebagai suatu kesempatan bagi pengembangan

karakter.

d. Sekolah harus menjadi komunitas yang peduli.

Sekolah yang berkomitmen pada pengembangan karakter harus berupaya

menjadi suatu masyarakat mikrosmos yang peduli dan adil. Hal ini

dimungkinkan dengan cara membangun suatu komunitas yang membantu

seluruh anggotanya untuk membentuk keterikatan kepedulian antar

mereka. Hal ini akan terkait dengan pengembangan hubungan kepedulian

antar siswa (satu tingkat kelas dan antar-tingkat kelas), antar-staf (yang

dimaksud dengan staf di sini, adalah guru, guru BK, petugas UKS dan, dan

pegawai administrasi), antara siswa dan staf, serta antara staf dan keluarga

siswa.

e. Menyediakan peluang bagi para siswa untuk melakukan tindakan

bermoral.

Dalam ranah etik maupun dalam ranah intelektual, para siswa adalah

pembelajar yang konstruktif, mereka belajar baik dengan melakukan

sesuatu (learn best by doing). Untuk mengembangkan karakter yang baik,

mereka memerlukan kesempatan yang banyak dan bermacam-macam

dalam menerapkan berbagai nilai seperti rasa iba, pertanggungjawaban,

dan kejujuran serta keadilan, dalam interaksi dan diskusi setiap hari.

f. Pendidikan karakter yang efektif harus dilengkapi dengan kurikulum

akademis yang bermakna dan menantang, yang menghargai semua

pembelajar dan membantu mereka untuk mencapai sukses.

Bila para siswa berhasil di sekolah dan merasakan bahwa dirinya sekarang

memiliki suatu kompetensi dan otonomi tertentu terkait penguasaan

pengetahuan atau keterampilan tertentu, mereka tampaknya lebih merasa

memerlukan kepemilikan nilai-nilai tertentu yang mencirikan

keberadaannya, dan merasa lebih membutuhkan wewenang pribadi. Setiap

siswa datang ke sekolah dengan keterampilan, minat dan kebutuhan yang

berbeda-beda maka sekolah harus menyediakan suatu kurikulum yang

secara inheren menarik dan bermakna bagi siswa.

Page 32: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER MENURUT KH. WAHID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Nilai-nilai Pendidikan Karakter menurut KH. Wahid Hasyim”. Skripsi

22

g. Pendidikan karakter harus secara nyata berupaya mengembangkan

motivasi pribadi siswa.

Karakter sering didefinisikan sebagai melakukan sesuatu yang benar

tatkala tidak seorang pun melihat. Contohnya adalah menghormati hak-

hak dan kebutuhan orang lain bukan karena takut terhadap hukuman dan

keinginan menerima penghargaan. Hal semacam ini dapat terjadi karena

keyakinan terdalam yang hadir dalam diri siswa adalah bahwa berbuat baik

itu bagus, sehingga ada keinginan yang timbul dari dalam hatinya untuk

menjadi orang yang baik.

h. Seluruh staf sekolah harus menjadi komunitas belajar dan komunitas

moral yang semuanya saling berbagi tanggung jawab bagi

berlangsungnya pendidikan karakter, dan berupaya untuk

mengembangkan nilai-nilai inti yang sama yang menjadi panduan

pendidikan karakter bagi para siswa

Seluruh staf sekolah mulai dari guru, tenaga administrative, konselor,

psikolog sekolah, pelatih, para wakil kepala sekolah, pekerja kafetaria,

pemandu di lapangan bermain dan sebagainya, harus terlibat dalam

pembelajaran, juga ikut berdiskusi, dan megambil peranannya masing-

masing dalam upaya pendidikan karakter. Pertamakali dan yang paling

penting, anggota staf harus menunjukkan tanggung jawabnya dengan

menjadi model bagi nilai-nilai perilakunya dan mengambil kesempatan

untuk memberikan pengaruh terhadap siswa, dengan siapa mereka

berinteraksi.

i. Implementasi pendidikan karakter membutuhkan kepemimpinan moral

yang diperlukan bagi staf sekolah maupun para siswa

Sekolah yang telah berkomitmen untuk mengembangkan pendidikan

karakter yang efektif harusnya memiliki orang-orang yang berperan

sebagai pemimpin (misalnya kepala sekolah, para wakil kepala sekolah,

guru senior, wali kelas, konselor, pengawas sekolah) yang memiliki

kemampuan mumpuni (prima atau tangguh) dalam kepemimpinan. Bisa

juga sekolah membentuk Komite Pendidikan Karakter yang terdiri dari

Page 33: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER MENURUT KH. WAHID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Nilai-nilai Pendidikan Karakter menurut KH. Wahid Hasyim”. Skripsi

23

staf, siswa, oranngtua, mungkin juga anggota masyarakat sekitar sekolah

atau anggota Dewan Pendidikan, yang bertanggung jawab dalam

perencanaan, implementasi, dan memberikan dukungan terhadap

pembangunan karakter.

j. Sekolah harus merekrut orang tua dan anggota masyarakat sebagai

partner penuh dalam upaya pembangunan karakter.

Sekolah yang mampu menjalin hubungan dengan orang tua untuk mau

terlibat dalam pendidikan karakter terbukti memiliki kesanggupan yang

besar dalam meningkatkan peluangnya untuk berhasil bersama siswanya

membangun karakter. Sekolah semacam itu biasanya mau bersusah-payah

pada setiap tahap pendidikan karakter untuk berkomunikasi dengan

keluarga siswa, misalnya melalui surat, e-mail, rapat orang tua dan

sebagainya, serta berbicara tentang tujuan dan aktivitas terkait pendidikan

karakter.

k. Evaluasi terhadap pendidikan karakter harus juga menilai karakter

sekolah, menilai fungsi staf sekolah sebagai pendidik karakter, sampai

pada penilaian terhadap bagaimana cara para siswa memanifestasikan

karakter yang baik.

Pendidikan karakter yang efektif meliputi juga upaya dalam menilai

pelaksanaan program pendidikan karakter. Tiga jenis hasil yang harus

menjadi titik pusat penilaian, yaitu karakter sekolah, peranan staf sekolah

sebagai pendidik karakter dan karakter para siswa.22

5. Urgensi Pendidikan Karakter

Kata urgen dimaknai sebgai kebutuhan yang mendesak. Mendesak

artinya bahwa segara untuk diatasi, segera dilaksanakan, dan tidak aka nada

potensi yang membahayakan. Dikatakan mendesak karena ada tanda-tanda

yang mengharuskan suatu tindakan.23

22 Muchlas, op. cit., hlm.168-175 23 Barnawi dan M. Arifin, Strategi dan Kebijakan Pendidikan Karakter, (Yogyakarta: Ar-ruzz

Media, 2012), hlm. 12

Page 34: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER MENURUT KH. WAHID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Nilai-nilai Pendidikan Karakter menurut KH. Wahid Hasyim”. Skripsi

24

Di era global ini ancaman hilangnya karakter semakin nyata. Nilai-nilai

karakter yang luhur tergusur oleh arus globalisasi, terutama kesalahan dalam

memahami makna kebebasan sebagai sebuah demokrasi dan rendahnya

filosofi teknologi. Kemajuan teknologi adalah pisau bermata dua, di satu sisi

memberi kemudahan bagi manusia dan di sisi lain memberi dampak negatif.24

Menurut Setiawan Dani, ia berpendapat bahwa teknologi dapat menjadi

media penghancur bagi umat manusia ada tiga hal yakni: Pertama, teknologi

cenderung memudahkan, bisa menjebak orang menjadi sosok yang serba

instan atau manja dan tidak menghargai proses. Kedua, teknologi memang

bisa mendekatkan yang jauh, tetapi bisa juga tidak peduli dengan

sekelilingnya jika terlalu intens dalam menggunakan teknologi. Ketiga,

teknologi bisa memicu perilaku konsumtif, menjadikan seseorang selalu

mempromosikan produk terbaru dan membeli yang telah ditawarkan dari

internet.25

Pendidikan karakter di sekolah sangat diperlukan, walaupun dasar dari

pendidikan karakter adalah di dalam keluarga. Jika seorang anak

mendapatkan pendidikan karakter yang baik dari keluarganya, anak tersebut

akan berkarakter baik mementingkan aspek kecerdasan otak ketimbang

pendidikan karakter. Selain itu, Daniel Goeleman juga mengatakan bahwa

banyak orang tua yang gagal dalam mendidik karakter anak-anaknya baik

karena kesibukan maupun karena lebih mementingkan aspek kognitif anak.

Meskipun demikian, kondisi ini dapat ditanggulangi dengan memberikan

pendidikan karakter di sekolah.26

Pendidikan karakter ini memang sangat penting bagi sistem pendidikan

di Negara tercinta kita ini. Pendidikan karakter akan dijadikan sebagai

landasan dalam upaya pembentukan kualitas karakter bangsa Indonesia.

Kemampuan kognitif tanpa pendidikan karakter yang kuat akan

24Ibid, hal 14 25Ibid,. 26 Muhammad Anwar HM, Dampak Pendidikan Karakter Terhadap Keberhasilan

Akademik,http://www.google.com/search?q=muhammad+anwar+Dampak+pendidikan+karakter+

diunduh pada tanggal 25 Februari 2019 pukul 09.43 WIB

Page 35: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER MENURUT KH. WAHID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Nilai-nilai Pendidikan Karakter menurut KH. Wahid Hasyim”. Skripsi

25

menghasilkan pribadi yang mudah dihasut, sehingga akan menghambat

kemajuan bangsa Indonesia. Pentingnya pendidikan karakter bermanfaat

untuk menghasilkan pribadi yang tidak mengabaikan nilai sosial, seperti

toleransi, tanggung jawab, dan yang lainnya sehingga terciptalah pribadi yang

berkarakter unggul.

C. Hasil Penelitian Relevan

Berikut ini hasil penelitian relevan yang masih ada kaitannya dengan

penelitian penulis, di antaranya :

1. Syafiq Akhmad Mughni, Pemikiran K.H Abdul Wahid Hasyim Tentang

Pembaharuan Pendidikan Islam, Skripsi UIN Jakarta, 2013. Penelitian ini

memfokuskan pada tema tentang pendidikan Islam, yang berupaya membawa

suasana baru memperkenalkan kembali salah satu khazanah pemikiran

keislaman abad modern di dunia Islam Indonesia yaitu KH Abdul Wahid

Hasyim. Pemikiran KH A. Wahid Hasyim adalah bentuk pendidikan inklusif,

dengan kata lain pendidikan yang tidak menutup diri dan membatasi pada

aspek pendidikan agama, namun pendidikan yang responsif terhadap

perkembangan zaman.pemikiran pendidikannya yaitu dalam tiga aspek.

Pertama, Tujuan Pendidikan Islam, menurutnya tujuan pendidikan Islam

tidak hanya berorientasi kepada mencetak ahli agama. Jika berorientasi pada

urusan ukhrowi dan mengabaikan urusan duniawi akan membuat Islam

tertinggal serta terbelakang. Kedua, Kurikulum Pendidikan Islam,

menurutnya system kurikulum agama tanpa kurikulum umum itu tidak

responsif kepada perkembangan zaman. Ketiga, Metode Pembelajaran,

menurutnya diharapkan proses belajar mengajar yang aktifdialogis, yaitu

guru bukan satu-satunya sumber belajar. K.H A. Wahid Hasyim

pemikirannya berasas pada “al-Muhafadzoh ‘ala al-Qadim al-Shalih, wa al-

Akhzu bi al-Jadid al-Ashlah”.27

27http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/24748

Page 36: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER MENURUT KH. WAHID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Nilai-nilai Pendidikan Karakter menurut KH. Wahid Hasyim”. Skripsi

26

2. Zikrulloh, Pembaharuan Pendidikan Islam Dalam Perspektif KH. Abdul

Wahid Hasyim, Skripsi UIN Jakarta, 2017. Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa gagasan pendidikan KH A. Wahid Hasyim dilatarbelakangi oleh

kekecewaan dan sentimennegatif kepada kolonialisme yang menganaktirikan

masyarakat pribumi terkait hak-hak untuk mengenyam pendidikan,dan

kondisi umat Islam Indonesia yang terbelakang dalam hal pendidikan. Ini

mendorong Wahid Hasyim untuk meramu pendidikan Islam di Indonesia

untuk memajukan dan mencerdaskan bangsa dengan mendirikan madrasah

Nizamiyah. Antara lain dengan: Pertama, Tujuan Pendidikan Islam yaitu

dengan berorientasi kepada kebutuhan masyarakat sesuai perkembangan

zaman serta tanpa mengesampingkan nilai-nilai tradisi lama yang baik.

Kedua, Kurikulum Pendidikan Islam perlunya memasukkan ilmu pendidikan

umum ke dalam kurikulum pendidikan Islam. Dan Ketiga, Metode

pembelajaran, yaitu tutorial yang sistematis dan aktif-dialogis.28

28http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/36235

Page 37: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER MENURUT KH. WAHID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Nilai-nilai Pendidikan Karakter menurut KH. Wahid Hasyim”. Skripsi

27

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Objek dan Waktu Penelitian

1. Objek Penelitian

Menurut Sugiyono, objek penelitian yaitu sesuatu atribut atau sifat atau

nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang

diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya.1 Dalam penelitian ini objek penelitiannya adalah konsep

pendidikan karakter menurut KH. Wahid Hasyim.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian berisi penjelasan kapan penelitian dilakukan

(semester, tahun pelajaran) dan lamanya penelitian dilakukan.2 Penelitian ini

dilaksanakan dengan pengaturan waktu sebagai berikut: 16 februari 2018

sampai dengan selesai, menggunakan sumber tertulis yang diperoleh dari

buku, jurnal, internet, majalah dan segala hal yang mendukung penelitian.

B. Metodologi Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode penelitian ini menggunakan secondary research¸ yaitu riset

yang sumber datanya diperoleh dari pihak lain. Beberapa metode yang

menjadi representasi jenis ini antara lain literature pustaka, publikasi ilmiah,

browsing dari internet.

Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu data yang

diperoleh (berupa kata-kata, gambar dan perilaku) tidak dituangkan dalam

bentuk bilangan atau angka melainkan tetap dalam bentuk kualitatif, sifatnya

menganalisa dan member pemaparan mengenai situasi yang diteliti dalam

bentuk naratif.3

1Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,

(Bandung: Alfabeta, 2015), Cet. XXI, hlm. 38 2Pedoman Penulisan Skripsi, (Jakarta: FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015), hlm. 61 3S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka cipta, 2007), hlm.39

Page 38: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER MENURUT KH. WAHID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Nilai-nilai Pendidikan Karakter menurut KH. Wahid Hasyim”. Skripsi

28

2. Sumber Data Penelitian

Penelitian yang dilakukan dalam rangka penyusunan skripsi ini adalah

penelitian yang berdasarkan pada penelitian kepustakaan (Library Research),

untuk itu sumber-sumber data diperoleh dari bahan-bahan pustaka sebagai

sumber pokok yang ada relevansinya dengan permasalahan di atas antara lain

sebagai berikut:

a. Data Primer

Secara ringkas, sumber data primer adalah sumber data yang

langsung memberikan data kepada pengumpul data.4 Data primer yang

dimaksud disini merupakan data referensi yang akan penulis jadikan acuan

utama dalam penulisan skripsi ini, yang terangkum dalam bukunya H.

Aboebakar Atjeh, Sejarah Hidup KH. Abdul Wahid Hasyim, Jombang:

Pustaka Tebuireng, 2015.

b. Data Sekunder

Menurut Sugiyono, data sekunder merupakan sumber yang tidak

langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang

lain atau lewat dokumen.5 Sedangkan data sekunder yang dimaksud disini

adalah karya tulis baik berupa buku, artikel atau jurnal dan sejenisnya yang

membahas tentang KH. Wahid Hasyim terutama yang bersentuhan

langsung dengan karya, catatan sejarah, atau rekam jejak KH. Wahid

Hasyim

C. Fokus Penelitian

Pada penelitian ini peneliti memfokuskan pada nilai-nilai pendidikan

karakter menurut KH. Wahid Hasyim serta relevansinya dengan pendidikan

zaman sekarang.

4Pedoman Penulisan Skripsi (Jakarta: FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015), hlm. 308 5Ibid., hlm. 309

Page 39: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER MENURUT KH. WAHID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Nilai-nilai Pendidikan Karakter menurut KH. Wahid Hasyim”. Skripsi

29

D. Prosedur Penelitian

1. Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan adalah teknik

dokumentasi. Teknik dokumentasi yang dimaksud disini adalah metode

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mencari data tentang variabel

penelitian dari berbagai macam dokumentasi, baik yang berupa catatan,

transkrip, buku, surat kabar, majalah, jurnal, dan lain sebagainya.6

2. Pengolahan Data

Setelah data-data terkumpul lengkap, langkah berikutnya adalah

membaca, mempelajari, meneliti, menyeleksi, dan mengklasifikasi data-data

yang relevan yang mendukung pokok bahasan, untuk selanjutnya penulis

analisis, simpulkan dalam satu pembahasan yang utuh.

3. Analisis data

Metode analisa data adalah kegiatan mengatur, mengurutkan,

mengelompokkan, dan mengkategorikan data, sehingga dapat ditemukan dan

dirumuskan hipotesis kerja berdasarkan data tersebut.7 Analisis data dalam

penelitian ini dilakukan sejak pengumpulan data hingga pengumpulan data

selesai.

Dalam analisis penelitian ini langkah-langkah yang dilakukan adalah

reduksi data, display (penyajian data), penarikan kesimpulan dan verifikasi.

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal yang pokok, memfokuskan

pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak

perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi dapat memberikan

gambaran yang lebih jelas mempermudah peneliti dalam melakukan

pengumpulan data selanjutnya.8 Penyajian data dalam penelitian kualitatif

dapat dilakukan dalam bentuk tabel, grafik, pictogram dan sejenisnya.

6 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Bina Usaha,

1980), hlm. 62 7 Lexy J. Moleung, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1990),

hlm. 10 8 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, hlm.

337

Page 40: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER MENURUT KH. WAHID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Nilai-nilai Pendidikan Karakter menurut KH. Wahid Hasyim”. Skripsi

30

Melalui penyajian data tersebut, maka dapat terorganisasi, tersusun dalam

pola, sehingga semakin mudah dipahami.9 Selanjutnya data yang telah

disajikan dapat ditarik kesimpulan, dan jika kesimpulan tersebut didukung

dengan bukti yang valid dan konsisten maka kesimpulan tersebut merupakan

kesimpulan yang kredibel.10

Dalam melakukan penarikan kesimpulan menggunakan tekhnik content

analysis,merupakan cara yang digunakan untuk menarik kesimpulan melalui

usaha menemukan kandungan isi pesan yang dilakukan dengan objektif dan

sistematis agar mendapatkan formulasi yang kongkrit dan memadai sehingga

dapat menjadi kesimpulan yang menjawab rumusan masalah.11

9Ibid., hlm. 341 10Ibid., hlm. 345 11 Moleung, Op. Cit., hlm. 163

Page 41: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER MENURUT KH. WAHID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Nilai-nilai Pendidikan Karakter menurut KH. Wahid Hasyim”. Skripsi

31

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan data dan analisis di atas, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Ada delapan nilai-nilai yang berusaha ditanamkan oleh KH. Abdul Wahid

Hasyim dalam pemikiran pendidikannya, Delapan Nilai tersebut adalah

Religius, Toleransi, Mandiri, Demokratis, Semangat Kebangsaan, Cinta

Tanah Air, Bersahabat/Komunikatif, Gemar Membaca.

2. Pendekatan yang dilakukan oleh KH. Wahid Hasyim menggunakan

penanaman nilai. Pendekatan penanaman nilai berusaha memberikan

penekanan pada penanaman nilai-nilai sosial dalam diri anak didik. Seperti

apa yang dilakukan oleh KH. Wahid Hasyim yang berusaha memberikan

teladan kepada anak didiknya. Maka lebih cocok strategi yang digunakan

oleh KH. Wahid Hasyim dalam menanamkan nilai pendidikan karakter

adalah menggunakan strategi keteladanan nilai.

3. Nilai-nilai Pendidikan Karakter yang diajarkan oleh KH. Abdul Wahid

Hasyim sejalan dengan tujuan Pendidikan Karakter yakni membangun

kehidupan kebangsaan yang multikultural; membangun peradaban bangsa

yang cerdas, berbudaya luhur, dan mampu berkontribusi terhadap

pengembangan kehidupan umat manusia, mengembangkan potensi dasar

agar berhati baik, berpikiran baik, dan berperilaku baik serta keteladanan

baik; membangun sikap warga Negara yang mencintai damai, kreatif,

mandiri dan mampu hidup berdampingan dengan bangsa lain dalam suatu

harmoni.

B. Saran

Dengan dilakukannya penelitian ini, penulis memiliki harapan:

1. Untuk Civitas Akademika, penulis berharap agar dapat melanjutkan

penelitian dan mengembangkan pemikiran, gagasan dan cita-cita KH. Wahid

Page 42: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER MENURUT KH. WAHID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Nilai-nilai Pendidikan Karakter menurut KH. Wahid Hasyim”. Skripsi

32

Hasyim, untuk berperan dan sumbangsih untuk perkembangan pendidikan

Islam di Indonesia.

2. Untuk Pesantren di seluruh Indonesia, agar dapat mengarahkan santri atau

peserta didik berorientasi kepada perkembangan zaman, akan tetapi tidak lupa

dengan tradisi di setiap daerah masing-masing

3. Untuk Mahasiswa, agar dapat memahami pemikiran dan gagasan serta cita-

cita pembaharu pendidikan Islam dan sosok pejuang kemerdekaan K.H Abdul

Wahid Hasyim dalam memajukan khasanah keilmuan Islam. Kemudian

meneladani semangat dan kegigihan dalam memperjuangkan Pendidikan

Islam pada era Belanda, Jepang dan Kemerdekaan.

Page 43: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER MENURUT KH. WAHID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Nilai-nilai Pendidikan Karakter menurut KH. Wahid Hasyim”. Skripsi

33

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Jafar., dan A.Salam. Membumikan Pendidikan Karakter : Implementasi

Pendidikan Berbobot Nilai dan Moral. Jakarta : CV. Suri Tatu’uw, 2015.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:

Bina Usaha, 1980.

Asmani. Jamal Ma’mur,Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter di

Sekolah. Yogyakarta: Diva Press, 2011.

Atjeh, H. Aboebakar. Sejarah Hidup KH. Abdul Wahid Hasyim.Jombang Jawa

Timur : Pustaka Tebuireng, 2015.

Azra, Azyumardi. Menteri-Menteri Agama RI: Biografi Sosial-Politik. Jakarta:

PPIM, 1998.

Azzet, Akhmad Muhaimin. Urgensi Pendidikan Karakter di Indonesia. cet. Ke II.

Yogyakarta : Ar-Ruzz Media, Cet ke-2, 2013.

Bamawi dan M. Arifin. Strategi dan Kebijakan Pendidikan Karakter,Yogyakarta:

Ar-Ruzz Media, 2012.

Budiyono, Kabul. Pendidikan Pancasila, Bandung: ALFABETA, 2016.

Dhofier, Zamakhsyari. Tradisi Pesantren Studi tentang Pandangan Hidup Kyai,

Jakarta: LP3ES, 1982.

Djamas, Nurhayati, Dinamika Pendidikan Islam di Indonesia Pasca Kemerdekaan,

Jakarta: PT. Raja Grafinda Persada, 2008

Hakim, M. Arifin, Ilmu Budaya Dasar, Bandung: Pusaka Satya, 2001

Isna, Mansur. Diskursus Pendidikan Islam, Yogyakarta: Global Pustaka Utama,

2001

Kesuma, Dharma., dkk. Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Praktik di Sekolah.

Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011

Lubis, Saiful Akhyar. Konseling Islami Kyai dan Pesantren, Yogyakarta: ELSAQ

Press, 2007.

Margono. MetodologiPenelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2007.

Moleung, Lexy. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya,

1990.

33

Page 44: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER MENURUT KH. WAHID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Nilai-nilai Pendidikan Karakter menurut KH. Wahid Hasyim”. Skripsi

34

Muslich, Mansur. Pendidikan Karakter: Menjawab Tantangan Krisis

Multidimensional. Jakarta : Bumi Aksara, 2011.

Purwadaminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1999

Rifa’i, Muhammad. Wahid Hasyim Biografi Singkat 1914-1953. Yogyakarta : Ar-

Ruzz Media Group, Cet ke-2, 2017.

Samani, Muchlas., dan Hariyanto. Konsep dan Model Pendidikan Karakter.

Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011.

Saptono. Dimensi-dimensi Pendidikan Karakter Wawasan, Strategi, dan Langkah

Praktis. Jakarta: Erlangga, 2011.

Syaodih, Nana. Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya,

2007.

Seri Buku Tempo, Wahid Hasyim Untuk Republik dari Tebuireng. Jakarta: KPG-

Kepustakaan Populer Gramedia, 2011.

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan

R&D, Bandung: Alfabeta, Cet Ke-21, 2015.

Thoha, M. Chatib, Kapita Selekta Pendidikan Islam, Yogyakarta; Pustaka Pelajar,

Cet Ke-1, 2006.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem

Pendidikan Nasional Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 ayat (1)

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem

Pendidikan Nasional Bab II Dasar, Fungsi, dan Tujuan Pasal 3.

Yahya, Ali. Sama Tapi Berbeda Potret Keluarga Besar KH, A. Wahid Hasyim,

Jombang: Yayasan KH. A Wahid Hasyim, 2007.

Yaumi, Muhammad. Pendidikan Karakter (Landasan, Pilar dan Implementasi).

Jakarta : PRENADAMEDIA GROUP, 2014

Pedoman Penulisan Skripsi. Jakarta: FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015.

Page 45: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER MENURUT KH. WAHID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Nilai-nilai Pendidikan Karakter menurut KH. Wahid Hasyim”. Skripsi

35

Page 46: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER MENURUT KH. WAHID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Nilai-nilai Pendidikan Karakter menurut KH. Wahid Hasyim”. Skripsi
Page 47: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER MENURUT KH. WAHID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Nilai-nilai Pendidikan Karakter menurut KH. Wahid Hasyim”. Skripsi
Page 48: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER MENURUT KH. WAHID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Nilai-nilai Pendidikan Karakter menurut KH. Wahid Hasyim”. Skripsi
Page 49: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER MENURUT KH. WAHID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Nilai-nilai Pendidikan Karakter menurut KH. Wahid Hasyim”. Skripsi
Page 50: NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER MENURUT KH. WAHID …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Nilai-nilai Pendidikan Karakter menurut KH. Wahid Hasyim”. Skripsi