NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM KEGIATAN DZIKIR...
Transcript of NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM KEGIATAN DZIKIR...
NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM
KEGIATAN DZIKIR FIDA` DI MUSHOLA NURUL HUDA
DESA SRATEN KECAMATAN TUNTANG
KABUPATEN SEMARANG
TAHUN 2017
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh
ULYA NUR NIHAYATI
NIM : 11113015
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2017
i
ii
NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM
KEGIATAN DZIKIR FIDA` DI MUSHOLA NURUL HUDA
DESA SRATEN KECAMATAN TUNTANG
KABUPATEN SEMARANG
TAHUN 2017
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh
ULYA NUR NIHAYATI
NIM : 11113015
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2017
iii
iv
v
vi
MOTTO
: انا عز وجل عليه و سلم يقول للاه صلى للاه عن ابى هريرة قال: قال رسل للاه
عندظنه عبدي بي وانامعه حين يذكرني ان ذكرني في نفسه ذكرته في نفسى
بت أليه ب منهى شبرا تقر وان ذكرني في مل ذكرته فى ملهم خور منهم وان تقر
بت منه باعا وان اتاني يمشى اتيته هرولة ذراعا وان ت ب الي ذراعا تقر قر
)رواه مسلم (.
“Dari Abu Hurairah r.a. berkata, Rasulullah SAW bersabda: “Allah ‘Azza
wa Jalla berfirman: Aku senatiasa menurut sangka hamba-Ku kepada-Ku,
dan Aku senantiasa bersamanya ketika dia menyebut nama-Ku, jika dia
menyebut nama-Ku dalam hatinya, maka Aku menyebutnya pula dalam
hati-Ku. Dan jika dia menyebut-Ku dalam majlis ramai, maka Aku
menyebutnya dalam majlis ramai yang lebih baik.Jika dia mendekati-Ku
sejengkal, Aku mendekatinya sehasata.Dan jika dia mendekati-Ku sehasta,
Aku mendekatinya sedepa.Jika dia datang kepada-Ku berjalan kaki, Aku
mendatanginya dengan berlari. (H.R Muslim)
vii
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahi rabbil ‘alaamin denganijin dan kehendak Allah SWT,
skripsiiniselesai.Skripsiinikupersembahkan untuk:
1. BapakdanIbu tercinta, terkasih, tersayang yang
senantiasamencurahkankasihsayang, dukungan, dando’a yang
takpernahputus.
2. Keluarga besar di Sraten yang senantiasa mendoakan.
3. Amas Stalist dan keluarga besar di Padaan, Gedangan yang telah
memberikan semangat.
4. Teman-teman BPP, teman-teman CAYU, teman-teman KKN posko 72
dan keluarga baru di Tawangsari, teman-teman PPL SMP 7, teman-teman
remaja PANSER RW 04, dan teman-teman PAI 2013 yang telah
memberikan semangat serta motivasinya.
5. Guru-guru MI Ma’arif Sraten yang selalu memberikan semangat.
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya, Shalawat serta salam penulis selalu
sanjungkan kepada Nabi Mhammad SAW, sehingga penyusunan skripsi yang
berjudul “Nilai-Nilai Pendidikan Islam Dalam Kegiatan Dzikir Fida` di
Mushola Nurul Huda Desa Sraten Kecamatan Tuntang Kabupaten
Semarang Tahun 2017” dapat terselesaikan dengan baik.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa banyak bantuan
yang telah diberikan dari berbagai pihak, baik berupa material, maupun spiritual.
Selanjutnya penulis haturkan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-
tingginya kepada yang terhormat:
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd, selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan.
3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag.sebagai Ketua Jurusan Tarbiyah Pendidikan
Agama Islam IAIN Salatiga.
4. Bapak Dr. Fatchurrohman, M.Pd. selaku dosen pembimbing skripsi yang
senantiasa memberikan bimbingan dan arahan sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan dengan baik.
5. Bapak Prof. Dr. Budihardjo, M.Ag. selaku Pembimbing Akademik.
6. Bapak dan ibu dosen serta karyawan IAIN Salatiga.
ix
x
ABSTRAK
Nihayati, Ulya Nur. 2017. Nilai-Nilai Pendidikan Islam Dalam Kegiatan Dzikir
Fida` di Mushola Nurul Huda Desa Sraten Kecamatan Tuntang
Kabupaten Semarang Tahun 2017. Jurusan Pendidikan Agama Islam,
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri
Salatiga. Pembimbing: Dr. Fatchurrohman, M.Pd.
Kata Kunci:Nilai, Pendidikan Islam, Dzikir Fida’
Terdapat banyak kegiatan keagamaan di Desa Sraten.Salah satunya adalah
kegiatan dzikir fida`.Kegiatan dzikir fida` ini semakin diminati oleh masyarakat
terbukti dengan meningkatnya jumlah jamaah yang awal mula hanya belasan
sekarang telah menjadi tujuh puluh lebih.Hal demikian tentunya dipengaruhi oleh
manfaat yang didapatkan dalam mengikuti kegiatan ini. Oleh karena itu, peneliti
ingin mengetahui nilai pendidikan terutama dalam pendidikan islam yang terdapat
dalam kegiatan ini sehingga masyarakat bisa tergugah hatinya untuk mengikuti
kegiatan dzikir fida` ini. Skripsi ini merupakan hasil penelitian yang memiliki
tujuan yaitu berupaya untuk mengetahui nilai-nilai pendidikan Islam dalam
kegiatan dzikir fida` di mushola Nurul Huda Desa Sraten Kecamatan Tuntang
Kabupaten Semarang tahun 2017.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif.Jenis
penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif, dimana dalam penelitian
ini berusaha memberikan penjelasan mengenai kegiatan yang diteliti dan juga
menafsirkan makna yang terkandung didalam kegiatan tersebut, yang menjadi
fokus penelitian.
Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa kegiatan dzikir fida` ini
merupakan kegiatan keagmaan yang mengamalkan dzikir berupa bacaan kalimat
tauhid “Laa Ilaaha Illallah” sebanyak tujuh puluh satu ribu kali.Dzikir ini
dimaksudkan untuk berupaya menebus diri atas dosa-dosa yang telah
dilakukan.Kegiatan dzikir ini selain merupakan sebuah ibadah, kegiatan ini
memiliki nilai-nilai pendidikanislam yang terkandung di dalamnya, di antara nilai-
nilai pendidikan islam tersebut adalah sebagai berikut: 1) Nilai pendidikan
keimanan; 2) Nilai pendidikan amaliyah; 3) Nilai pendidikan ilmiah; 4) Nilai
pendidikan akhlak. Selain nilai-nilai pendidikan islam tersebut terdapat juga nilai-
nilai pendidikan sosial yang ada dalam kegiatan dzikir fida` ini.
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
HALAMAN LOGO ...................................................................................... ii
NOTA PEMBIMBING ................................................................................. iii
PENGESAHAN KELULUSAN ................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN DAN PUBLIKASI ..................... v
MOTTO ....................................................................................................... vi
PERSEMBAHAN ........................................................................................ vii
KATA PENGANTAR ................................................................................. viii
ABSTRAK ................................................................................................... x
DAFTAR ISI ................................................................................................ xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 6
C. Fokus Penelitian ................................................................................ 6
D. Tujuan Penelitian .............................................................................. 7
E. Manfaat Penelitian ............................................................................ 7
F. Penegasan Masalah ........................................................................... 8
G. Metode Penelitian.............................................................................. 11
1. Pendekatan dan jenis penelitian .................................................. 11
2. Kehadiran Peneliti ....................................................................... 12
3. Lokasi Penelitian ......................................................................... 12
4. Sumber Data ................................................................................ 12
xii
5. Prosedur Pengumpulan Data ....................................................... 13
6. Analisis Data .............................................................................. 15
7. Tahap-tahap Penelitian ................................................................ 16
H. Statistika Penelitian ........................................................................... 18
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Nilai-nilai Pendidikan Islam ............................................................. 20
1. Pengertian Nilai ........................................................................... 20
2. Pengertian Pendidikan ................................................................. 21
3. Pendidikan Islam ........................................................................ 23
4. Tujuan Pendidikan Islam............................................................. 25
5. Nilai-nilai Pendidikan Islam ...................................................... 26
6. Nilai-Nilai Pendidikan Sosial ...................................................... 30
7. Jalur Pendidikan .......................................................................... 31
B. Dzikir Fida’ ....................................................................................... 34
1. Pengertian Dzikir ........................................................................ 34
2. Pengertian Fida’ .......................................................................... 35
3. Keutamaan Bacaan Dzikir Fida’ ................................................. 40
C. Hikmah Dzikir Bagi Kehidupan Sehari-hari ..................................... 45
BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi dan Objek Penelitian................................ 46
B. Pelaksanaan Dzikir Fida’ .................................................................. 50
C. Nilai-Nilai Pendidikan Islam dalam kegiatan Dzikir Fida` .............. 65
xiii
D. Penerapan Nilai-nilai Pendidikan dalam kegiatan Dzikir Fida` bagi
Para Jamaah ....................................................................................... 69
BAB IV PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Dzikir Fida’ .................................................................. 72
B. Nilai-Nilai Pendidikan Islam dalam kegiatan Dzikir Fida` .............. 83
C. Penerapan Nilai-nilai Pendidikan dalam kegiatan Dzikir Fida` bagi
Para Jamaah ....................................................................................... 95
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................... 99
B. Saran ................................................................................................. 102
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 103
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................ 105
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia karena pada
dasarnya manusia lahir dalam keadaan yang tidak berdaya namun
diberikan potensi oleh Allah SWT, dengan pendidikan manusia dapat
memanfaatkan potensi itu dengan sebaik-baiknya. Walaupun telah ada
potensi dalam diri manusia tetapi hanya dibiarkan dan tidak di manfaatkan
dan dikembangkan, maka potensi tersebutakan sia-sia dan tidak dapat
berkembang. Pendidikan menjadi salah satusarana dalam meningkatkan
kualitas hidup, yaitu dengan cara mengembangkan potensi yang ada pada
diri manusia. Pendidikan bukan hanya sebatas pada pendidikan yang ada
di sekolah, tetapi pendidikan tidak terbatas pada siapapun, kapanpun, dan
dimanapun.
Pendidikanbukan hanya pendidikan yang formal, melainkan ada juga
pendidikan nonformal dan informal.Pendidikan formal seperti halnya yang
umum kita ketahui yaitu seperti yang dilaksanakan di sekolah-sekolah
pada umumnya bersifat resmi.Pendidikan nonformal seperti penunjang
pendidikan formal, ada yang bersifat resmi ada pula yang bersifat tidak
resmi, terdapat program yang ditangani, pelaksanaannya
sistematis.Kemudian pendidikan informal itu pendidikan yang bersifat
tidak resmi, pendidikan ini tidak ada jenjang dan jenis pendidikan tertentu,
2
contohnya adalahpendidikan agama, budi pekerti, etika, sopan santun,
moral dan sosialisasi.Pendidikan informal ini sebagaimana pendidikan
yang dilakukan secara tidak sistematis, biasanya dilakukan oleh keluarga
dan lingkungan.
Berkaitan dengan pendidikan informal, sebagai salah satu contohnya
adalah kegiatan kegamaan. Sebuah kegiatan keagamaan, tujuan ketika
akan mendirikannya yaitu salah satunya sebagai sarana dalam
melangsungkan pendidikan, terutama pendidikan yang berhubungan
dengan keagamaan. Tetapi sebenarnya tidak hanya pendidikan keagamaan
saja yang terdapat dalam kegiatan tersebut, apabila diteliti kemungkinan
terdapat pendidikan-pendidikan lain yang diharapkan dalam kegiatan
tersebut.
Perkembangan agama yang ada di desa Sraten sangat baik. Berbagai
macam kegiatan rutin bernuansa keagamaan terutama agama islam telah
berlangsung. Hal ini dikarenakan kesadaran warga akan pentingnya agama
bagi kehidupannya di dunia dan bekal untuk di akhirat kelak.Sebagai
makhluk Allah hendaknya manusia menyadari akan kedudukannya di
dunia ini, dan tujuan dari allah menciptakan manusia, yaitu untuk
senantiasa beribadah kepada Allah SWT. hal ini telah ditegaskan Allah
dalam firman-Nya Q.S Adz-Dzariyat:56
ليعبدونوم نسإل وال اخلقتالجن Artinya:
“Tidak Kuciptakan jin dan manusia itu kecuali untuk beribadah kepada-
Ku.”
3
Dzikir merupakan salah satu sarana beribadah dan untuk lebih dekat
dengan sang pencipta yaitu Allah SWT.dan juga untuk mengindahkan dan
mematuhi tujuan Allah SWT dalam penciptaan manusia. Selain itu Allah
telah memerintahkan kepada makhluk-Nya untuk mengingat Allah SWT
sebagaimana yang terdapat dalam firman Allah Q.S Al-Baqarah ayat 152
berikut ini:
أذكركم....فاذكرونى Artrinya:
“Maka ingatlah kepada-Ku, pasti Aku ingat kepadamu….”
Banyaknya kegiatan kegamaan yang ada di desa Sraten, peneliti
tertarik pada salah satu kegiatan keagamaan yaitu kegiatan dzikir
fida`.Dzikir fida`ada dua macam yaitu dzikir fida`kubradan dzikir
fida`sughra.Dzikir fida`kubrayaitu membaca Q.S Al-Ikhlas seratus ribu
kali, sedangkan dzikir fida`sughra yaitu membaca lafadz laa ilaaha
illallah sebanyak tujuh puluh satu ribu kali.Menurut salah satu pengurus
mushola Nurul Huda yaitu bapak Sunardi, dzikir ini bertujuan untuk
mencari bekal di akhirat kelak.Dalam kegiatan ini yang menjadi objek
penelitian menggunakan macam dzikir fida` yang kedua yaitudzikir fida`
sughra.
Dzikir dengan cara yang berbeda-beda menurut peneliti tidaklah
masalah, asalkan tidak melanggar dari ajaran agama islam. Semua dzikir
bertujuan untuk beribadah dan mengingat Allah, sehingga
mengamalkannya merupakan sebuah kebaikan yang tidak perlu di
4
permasalahkan karena sebuah surga dan neraka atas diri manusia belum
ada yang menjamin, maka amalan-amalan seperti ini dapat dijadikan
bentuk usaha untuk mencari ridho Allah agar apat menjadi hamba yang
dikasihi dan disayangi Allah SWT.
Kegiatan dzikir fida` di desa Sraten baru ada di tiga lokasi.
Penelitiakan meneliti pada lokasi yang usia kegiatan itu paling tua.
Kegiatan ini telah berdiri puluhan tahun yang lalu.Awalnya dari seorang
imam di mushola tempat penelitian itu mengikuti kegiatan dzikir fida`di
desa lain, kemudian beliau mengadakan sendiri di mushola yang dekat
dengan rumahnya.Kemudian pergantian imam pun terjadi dikarenakan
imamnya meninggal.Begitupun dengan kegiatan dzikir fida` yang ada,
dilanjutkan oleh imam-imam berikutnya.Kegiatan dzikir fida` ini
jamaahnya semakin banyak baru dua tahun belakangan ini.Sebelumnya
jamaahnya masih sedikit. Hal yang menarik untuk di teliti dalam kegiatan
dzikir fida`ini adalah karena melihat dzikir ini semakin banyak jamaah
yang mengikuti dan ingin mencari tahu esensi dari kegiatan ini dan
pendidikan apa saja yang ingin disampaikan dalam kegiatan dzikir fida`
ini.
Kegiatan dzikir fida` yang berlokasi di mushola Nurul Huda ini
dilaksanakan setiap malam sabtu mulai ba’da maghrib sampai ba’da
isya’.Teknis pelaksanaanya yaitu dimulai dengan sedikit tausiyah dari
pemimpin dzikir fida` kemudian bertawasul untuk Nabi Muhammad
SAW, para ulama’, kemudian semua jamaah berdoa dengan tenang,
5
masing-masing untuk memohon ampun kepada Allah SWT, kemudian
dilanjutkan dengan dzikirfida`.
Kegiatan dzikir fida`merupakan amalan yang sudah ada sejak imam
mushola yang pertama kali.Amalan tersebut memang terlihat berat karena
jumlahnya yang banyak tetapi di waktu sekarang ini yang banyak kegiatan
dalam kehidupan sehari-hari, masih ada orang yang mau mengamalkan
amalan ini dan benar-benar menyempatkan waktu untuk kegiatan
ini.Jamaahnya semakin lama juga semakin bertambah.Hal ini merupakan
salah satu alasan yang menarik bagi peneliti, yaitu mengenai semangat
para jamaah dalam mengikuti kegiatan ini serta terlihat sikap tanggung
jawab para jamaah terhadap tugasnya sebagai makhluk dalam mengingat
Allah SWT.Dalam kegiatan dzikir fida` ini tentu terdapat pendidikan yang
dapat diambil dalam setiap proses kegiatannya. Pendidikan yang
difokuskan dalam penelitian ini adalah pendidikan islam. Akan tetapi
pendidikan islam bukan hanya fokus pada aspek ibadah saja. Oleh karena
itu, peneliti ingin mencari tahu nilai-nilai pendidikanislam dan
kemungkinan ada nilai pendidikan yang lain yang terdapat dalam kegiatan
dzikir fida`, sertabagaimana penerapan pendidikan yang didapat oleh para
jamaah pada kegiatan dzikir fida` dalam kehidupan sehari-hari sehingga
memberikan manfaat dalam kehidupan para jamaah.
Dari latar belakang masalah diatas peneliti mengambil judul skripsi
sebagai berikut: NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM
KEGIATAN DZIKIR FIDA` DI MUSHOLA NURUL HUDA DESA
6
SRATEN KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG
TAHUN 2017.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang maka didapat rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana pelaksanaan kegiatan dzikir fida` di Mushola Nurul Huda
Desa Sraten Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang pada tahun
2017?
2. Apanilai-nilai pendidikan islam yang terdapat di dalam kegiatan dzikir
fida` di Mushola Nurul Huda Desa Sraten Kecamatan Tuntang
Kabupaten Semarang pada tahun 2017?
3. Bagaimana penerapan nilai-nilai pendidikan Islam pada jamaah dzikir
fida` dalam kehidupan sehari-hari?
C. Fokus Penelitian
Fokus penelitian ditetapkan dengan tujuan membantu peneliti dalam
membuat keputusan yang tepat mengenai data yang akan dikumpulkan dan
mana yang tidak perlu dijamah ataupun mana yang perlu dibuang. Pada
penelitian ini akan difokuskan pada pendidikan yang didapatkan para
jamaah dalam mengikuti kegiatan dzikir fida`.
7
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan dari penelitian untuk:
1. Mengetahui pelaksanaan kegiatan dzikir fida` di Mushola Nurul Huda
Desa Sraten Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang.
2. Mengetahui nilai-nilai pendidikanislam yang terdapat di dalam
kegiatan dzikir fida` di Mushola Nurul Huda Desa Sraten Kecamatan
Tuntang Kabupaten Semarang pada tahun 2017.
3. Mengetahui penerapan nilai-nilai pendidikan islampada jamaah dzikir
fida` dalam kehidupan sehari-hari.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan
pengetahuan tentang nilai-nilai pendidikan yang terdapat dalam kegiatan
dzikir fida` yang dilaksanakan di Mushola Nurul Huda di Desa
Sraten.Manfaat penelitian yang dilakukan ini dibagi menjadi dua, yaitu
manfaat teoritis dan manfaat praktis.
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memperluas khazanah intelektual
khususnya dalam bidang keagamaan, sehingga kita dapat lebih
mengetahui nilai-nilai lain yang didapat selain dari tujuan kegiatan
dzikir tersebut yaitu memohon ampun kepada Allah SWT.
8
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Jamaah Dzikir Fida`
Dengan penelitian ini, jamaah akan semakin meningkatkan kualitas
beribadahnya, serta dapat menambah wawasan tentang manfaat
dari pendidikan yang terdapat dalam kegiatan dzikir fida`.
b. Bagi Masyarakat
Dengan diadakannya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan
gambaran tentang kegiatan dzikir fida` yang dilaksanakan di
Mushola Nurul Huda Desa Sraten, sehingga masyarakat yang
belum mengikuti dapat tertarik untuk ikut serta dalam kegiatan
tersebut atas kesadaran dalam mengamalakan suatu kegiatan yang
berpahala ini.
c. Bagi Lembaga
Hasil penelitian ini diharapakan dapat dimanfaatkan oleh lembaga
dalam hal ini yaitu IAIN SALATIGA untuk dijadikan tambahan
ilmu atau informasi bagi para mahasiswa yang sedang belajar di
IAIN SALATIGA terutama dalam hal kegiatan keagamaan.
F. Penegasan Istilah
Untuk menghindari perbedaan permaknaan istilah-istilah yang
terdapat pada judul penelitian ini, maka penelitiakan memaparkan istilah-
istilah pokok yang dimaksudkan dalam penelitian ini.
9
1. Pendidikan
Pendidikan merupakan usaha manusia untuk meningkatkan
kesejahteraan hidupnya, yang berlangsung sepanjang hayat (Uyoh
Sadulloh, 2014: 4). Pendidikan dilaksanakan bukan hanya di sekolah
yang bersifat resmi saja, di luar sekolah juga bisa menjadi lokasi
pendidikan.Jenis-jenis pendidikan ada tiga, yaitu formal, nonformal,
dan informal.Pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
pendidikan informal, yaitu pendidikan yang bersifat tidak resmi, tidak
berjenjang dan juga tidak terbatas pada jenis pendidikan tertentu.
2. Pendidikan Islam
Pendidikan dalam islam adalah suatu proses penyampaian
informasi yang kemudian diserap oleh masing-masing pribadi,
sehingga menjiwai cara berfikir, bersikap, dan bertindak baik untuk
dirinya sendiri maupun hubunganya dengan manusia lain atau
masyarakat serta makhluk lain dalam alam semesta maupun
lingkungan dalam kedudukannya sebagai hamba Allah dan khalifah
Allah di bumi (Kaelany, 2000: 240). Pendidikan islam bukan hanya
terbatas pada aspek ibadah saja, namun juga amaliyah yang dapat
menjadi penunjang dalam mempersiapkan kehidupan di akhirat.
Pendidikan samajuga halnya dengan mencari ilmu, dalam islam
mencari ilmu adalah kewajiban bagi orang islam baik laki-laki maupun
perempuan, sebagaimana dalam hadits berikut:
10
عليهوسلم:عنأنسبنمالكقال صلىللا طلبالعلم: قالرسولللا
مسلم كل على الخنازير. فريضة كمقل د أهله غير عند العلم وواضع
)رواهابنماجه(-الجوهرواللؤلؤوالذهبArtinya:
“Dari Anas bin Malik berkata: “Rasulullah SAW bersabda: mencari
ilmu wajib bagi setiap orang muslim. Dan orang yang menyerahkan
keilmuan kepada yang bukan ahlinya, seperti orang yang
mengalungkandi leher babi intan, permata dan emas”. (HR. Ibnu
Majah)
Oleh karena itu, menempuh pendidikan menurut islam adalah
sebuah kewajiban. Pendidikan bukan hanya terbatas pada lembaga
formal saja, akan tetapi semua yang ada dalam kehidupan ini bisa
dijadikan bahan pendidikan oleh manusia. Menuntut ilmu atau
pendidikan tidak terbatas pada waktu.Menuntut ilmu atau pendidikan
ini dilakukan sepanjang hayat.
3. Dzikir Fida`
Fida`yang berarti tebusan atau dengan istilah lain “Ataqah”
yang artinya kemerdekaan adalah ungkapan umum untuk suatu dzikir
yang khusus membaca surat Al-Ikhlas yang diiringi dengan
kalimatthayyibah seperti tasbih dan tahlil dengan jumlah bilangan
tertentu dengan harapan agar orang yang membaca dan orang yang
sudah meninggal dunia diberi ampunan oleh Allah serta dibebaskan
dari api neraka (Irfan Yudistira, 2012:1). Dzikir fida`terdapat dua cara,
yaitu yang pertama dzikir fida`kubra dengan membaca Q.S Al – Ikhlas
sebanyak seratus ribu kali, dan dzikir fida`sughra dengan cara
11
membaca kalimat tahlilLaa Ilaaha Illallahsebanyak tujuh puluh satu
ribu kali. Dzikir ini dikhususkan untuk menebus diri dari api neraka
dan bertujuan untuk mempersiapkan kehidupan di akhirat.
G. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan
kualitatif. Penelitiana kualitatif adalah pendidikan yang berlandaskan
pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi
obyek yang alamiah dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci,
teknik pengumpulan data yang dilakukan secara triangulasi, analisis
data bersifat induktif, dan hasil penelitian lebih menekankan makna
dari pada generalisasi (Sugiyono, 2010:9)
Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk memberikan
gambaran dan pemahaman tentang obyek penelitian yaitu mengenai
kegiatan dzikir fida` secara menyeluruh dan mendeskripsikan tentang
pendidikan apa saja yang terdapat dalam kegiatan dzikir fida`ini.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif,
dimana dalam penelitian ini berusaha memberikan penjelasan
mengenai kegiatan yang diteliti dan juga menafsirkan makna yang
terdapat didalam kegiatan dzikir fida` di mushola Nurul Huda desa
Sraten kecamatan Tuntang kabupaten Semarang.
12
2. Kehadiran Peneliti
Dalam penelitian ini kehadiran peneliti adalah sebagai human
instrument, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan
sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas
data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas
temuannya (Sugiyono, 2010:306).
3. Lokasi Penelitian
Penelitian ini berlokasi di mushola Nurul Huda Dusun Sraten RT
002 RW 004 Desa Sraten Kecamatan Tuntang Kabupaten
Semarang.Lokasi tersebut dipilih karena dekat dengan tempat tinggal
peneliti, sehingga dapat menghemat waktu dan biaya yang digunakan,
dan di mushola ini adalah lokasi dimana kegiatan dzikir fida`
dilaksanakan pertama kali di tingkat desa Sraten, sehingga lebih
banyak sejarahnya daripada majelis lainnya di desa Sraten.
4. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini terdapat dua
macam. Pertama,sumber data primer, yaitu yang bersumber dari
manusia dapat didapatkan melalui mengamati, bertanya,
mendengarkan informasi yang diberikan oleh narasumber. Dalam
mendapatkan informasi ini, dilakukan observasi dan wawancara secara
mendalam kepada pihak-pihak yang ada pada kegiatan dzikir fida` di
13
mushola Nurul Huda yaitu imam dan jamaahnya. Pertanyaan-
pertanyaan yang akan diajukan kepada narasumber sudah dipersiapkan
terlebih dahulu oleh peneliti. Sehingga pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan kepada setiap narasumbersama dan dapat memudahkan
peneliti dalam mendapatkan informasi yang diperlukan.
Sumber data yang kedua adalah sumber data sekunder yaitu
berupa data tertulis dan dokumen yang relevan dengan data yang
diperlukan.Sumber data ini berupa buku-buku, makalah, jurnal
penelitian, foto, dan lainnya yang dapat memberikan informasi
tambahan dalam penelitian ini.
5. Prosedur Pengumpulan Data
Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada
natural setting (kondisi yang alamiah), sumber data primer dan teknik
pengumpulan data yang lebih banyak pada observasi, wawancara
mendalam, dan dokumentasi ketiga teknik pengumpulan data ini
disebut juga dengan teknik triangulasi, yaitu menggunakan sumber
yang sama dalam ketiga teknik tersebut. Penjabaran dari teknik
pengumpulan yang digunakan sebagai berikut:
a. Observasi
Nasution menyatakan bahwa observasi adalah dasar semua
ilmu pengetahuan.Penelitian ini menggunakan metode
pengumpulan data dengan observasi bertujuan untuk mengetahui
14
secara langsung dan jelas mengenai objek yang akan diteliti. Objek
yang diteliti meliputi tempat, pelaksanaan, dan anggota yang
mengikuti kegiatan dzikir fida`.Dalam penelitian ini peneliti
melakukan pengamatan dan pencatatan sesuatu obyek yang diteliti
sesuai prosedur penelitian yang digunakan.Observasi dilakukan
untuk mengamati pelaksanaan kegiatan dzikir fida` dan perilaku
para jamaah dalam kehidupan sehari-hari. Setelah melakukan
pengamatan maka peneliti akan mendapatkan data yang diperlukan
sebagai salah satu hasil penelitian.
b. Wawancara
Wawancara yang digunakan oleh peneliti adalah
wawancara semiterstruktur, di mana dalam pelaksanaanya lebih
bebas bila dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Jenis
wawancara ini sudah termasuk dalam kategori in-depht interview,
Tujuan dari wawancara jenis ini adalah untuk menemukan
permasalahan secara lebih terbuka, di mana pihak yang diajak
wawancara diminta pendapat, dan ide-idenya(Sugiyono,
2010:320). Peneliti akan melaksanakan wawancara dengan imam
(M) dan beberapa jamaahnya (A, S, K, W, I, F). Pertanyaan yang
akan dijadikan bahan wawancara adalah mengenai pelaksanaan,
tujuan mengikuti kegiatan dzikir fida`, manfaat mengikuti kegiatan
dzikir fida`, nilai-nilai pendidikan yang didapatkan dari kegiatn
15
dzikir fida`dan bagaimana para jamaah menerapkan nilai-nilai
pendidikan yang didapat dari kegiatan dzikir fida`ini dalam
kehidupan sehari-hari.
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan
metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif
(Sugiyono, 2010:329).Dokumen dapat berupa tulisan, catatan,
gambar, dan data-data yang dapat mendukung dan menambah
informasi dalam penelitian ini. Penelitian ini menggunakan data-
data informasi tentang kegiatan dzikir fida`, seperti daftar nama
jamaah, dan dokumentasi berupa foto-foto kegiatan dzikir fida` dan
foto bersama narasumber.
6. Analisis Data
Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum
memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di
lapangan. Namun dalam penelitian kualitatif ini lebih banyak pada
proses selama di lapangan. Dalam menganalisi data terdapat tiga tahap:
a. Reduksi data
Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak,
maka dari itu perlu dicatat secara teliti dan rinci.Maka dari itu
segera dilakukan analisis data melalui reduksi data.Mereduksi
16
berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan
pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang
yang tidak perlu (Sugiyono, 2010:338).
b. Penyajian data
Penyajian data yang digunakan dalam penelitian kualitatif
bisa dalam bentuk uraian, bagan, hubungan antar kategori, dan
sejenisnya (Sugiyono, 2010:341).Dalam penelitian ini penyajian
data dengan bentuk teks yang bersifat naratif.
c. Verifikasi data
Tahap ini memberikan gambaran kesimpulan awal yang masih
sementara, akan dikukuhkan atau bisa jadi dirubah dengan
kesimpulan baru dengan bukti-bukti yang diperoleh dari hasil
penelitian yang telah dilakukan.
7. Tahap-Tahap Penelitian
a. Penelitian Pendahuluan
Penelitian pendahuluan dimulai dengan kegiatan penyusunan
rancangan penelitian ini, hal pertama yang dilakukan peneliti
adalah mencari informasi mengenai kegiatn dzikir fida`, kemudian
mencari lokasi tempat dimana diadakan kegiatan dzikir fida`,
setelah itu mengamati kegiatan dzikir fida` yang berlangsung di
17
mushola Nurul Huda Desa Sraten, kemudian membuat latar
belakang, fokus penelitian, tujuan penelitian, kajian pustaka, dan
mencari data-data lapangan yang diperlukan sebagai sumber data
dalam penelitian.
b. Pengembangan Desain
Setelah mendapat fokus penelitian maka peneliti
mengembangkan desain atau rancangan penelitian yang telah telah
ada untuk memperluas wawasan sebelum melakukan penelitian
yang sebenarnya.Berbekal dari desain atau rancangan yang telah
dikembangkan maka dilanjutkan kepada tahap selanjutnya yaitu
penelitian yang sebenarnya.
c. Penelitian Sebenarnya
Pelaksanaan penelitian yang sebenarnya akan dilaksanakan
sesuai dengan prosedur yang digunakan dalam jenis penelitian
yang dilakukan. Penelitian sebenarnya ini akan mendapatkan hasil
yang akan menjadi bahan dalam tahap selanjutnya yaitu tahap
penulisan laporan.
18
d. Penulisan Laporan
Penulisan laporan menggunkan pedoman penulisan yang
diberlakukan. Laporan akan ditulis secara sitematis dan juga nyata
dan asli dari hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya.
H. Sistematika Penelitian
Sistematika penelitian adalah merupakan gambaran umum dalam
penelitian skripsi. Sistematika penelitian skripsi sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab pertama berisi tentang latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, metode
penelitian, dan sistematika penelitian.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Bab kedua berisi tentang pemaparan teori-teori dan gambaran
umum yang berkaitan dengan fokus penelitian yang dilakukan, seperti
nilaipendidikan dan kegiatan dzikir fida`.Selain itu juga terdapat pendapat
peneliti terdahulu yang masih terkait dengan topik penilitian yang diangkat
di penelitian ini.
19
BAB III PAPARAN DATA DAN PENEMUAN PENELITIAN
Bab ketiga berisi pemaparan data yang diperoleh sesuai dengan
pertanyaan-pertanyaan penelitian dan juga analisis data. Pada bab ini juga
terdapat hasil temuan yang diperoleh dari penggunaan metode dan
prosedur pengambilan data yang telah diuraikan sebelumnya, yaitu
observasi, wawancara, dan dokumentasi.
BAB IV PEMBAHASAN
Bab keempat berisi tentang gagasan peneliti mengenai keterkaitan
antara teori-teori yang telah dibahas pada kajian pustaka dengan hasil
temuan yang didapat dalam penelitian yang dilakukan, serta penejelasan
dari teori yang ditemukan dalam penelitian.
BAB V PENUTUP
Pada bab kelima berisi kesimpulan hasil penelitian, saran-saran
yang didapat setelah penelitian.
20
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Nilai-nilai Pendidikan Islam
1. Pengertian Nilai
Nilai memiliki arti harga (Bambang Marhijanto, 1993:210).Nilai
merupakan sifat-sifat yang penting atau berguna bagi kemanusiaan.
Sesuatu yang dianggap bernilai, maka sudah pasti hal tersebut akan
dianggap lebih berharga dari pada hal-hal yang lain. Manusia adalah
ciptaan yang sudah dibekali dengan akal yang luar biasa hebat, maka
sudah menjadi hal yang wajar sekali jika manusia akan memilih
sesuatu yang lebih berharga atau bernilai untuk kehidupannya
(Poerdaminta, 2006:677).
Menurut Murshafi (2006:96) nilai adalah kumpulan dari ukuran-
ukuran, orientasi, dan teladan luhur, yang selaras dengan akidah yang
diyakini seseorang dan tidak bertentangan dengan perilaku
masyarakat,dimana ukuran-ukuran itu menjadi moral bagi seseorang
yang tercermin dalam perilaku, aktivitas, usaha, dan pengalaman-
pengalamannya, baik secara eksplisit maupun implisit.
Salah satu cara yang digunakan untuk menjelaskan nilai adalah
dengan cara membandingkannya dengan fakta. Fakta adalah sesuatu
yang ada atau tengah berlangsung begitu saja.Fakta dapat ditemui
dalam konteks peristiwa yang unsur-unsurnya dapat diuraikan satu per
21
satu secara rinci dan keadaan fakta pada prinsipnya dapat diterima oleh
semua orang.Sementara itu, nilai menunjukkan pada suatu tema yang
memikat atau menghimbau kita, ketika kita berada pada posisi sedang
memaknai fakta tersebut (Rohmat Mulyana, 2011:12).Dari beberapa
pengertian tersebut maka penulis menyimpulkan bahwa nilai
merupakan ukuran atau tolak ukur dalam memberikan penghargaan
atau memaknai atas suatu fakta yang sedang berlangsung.
2. Pengertian Pendidikan
Bagi sebagian masyarakat awam, istilah pendidikan seringnya
diidentikkan dengan sekolah, guru mengajar di sekolah, atau satuan
pendidikan formal belaka (Sudarwan Danim, 2010:2).Sebenarnya tidak
hanya sebatas itu.Pendidikan memiliki makna yang lebih luas, seperti
pendidikan yang dilaksanakan di luar sekolah, alami dan juga dapat
nonformal, ataupun informal.
Menurut Undang-Undang Dasar tentang Sistem Pendidikan
Nasional Nomor 20 tahun 2003 pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengambangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengetahuna diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.
22
Pengertian pendidikan menurut Henderson yang dikutip dalam
buku dari Uyoh Sadulloh (2014:5) pendidikan merupakan suatu proses
pertumbuhan dan perkembangan, sebagai hasil interaksi individu
dengan lingkungan sosial dan lingkungan fisik, berlangsung sepanjang
hayat sejak manusia lahir. Berdasarkan pengertian-pengertian
pendidikan tersebut, ada beberapa prinsip dasar tentang pendidikan
yang akan dilaksanakan yaitu pendidikan berlangsung seumur hidup,
tanggung jawab pendidikan merupakan tanggung jawab bersama
semua manusia, pendidikan merupakan suatu keharusan (Uyoh
Sadulloh, Agus Muharram& Babang Robandi, 2014:5).
Pendidikan menurut para ahli pendidikan di Indonesia memiliki
keragaman dalam mengartikan sebuah kata pendidikan.Menurut Ki
Hajar Dewantara pendidikan adalah usaha menuntun segenap kekuatan
kodrat yang ada pada anak sebagai individu manusia maupun sebagai
anggota masyarakat agar dapat mencapai kesempurnaan hidup. Aip
Syarifudin mendefinisikan pendidikan merupakan proses yang
dirancang dan disusun secara sitematis untuk merangsang
pertumbuhan, perkembangan, meningkatkan kemampuan dan
keterampilan, kecerdasan, dan pembentukan watak, serta nilai dan
sikap yang positif bagi setiap warga negara dalam rangka mencapai
tujuan pendidikan. Raka Joni menuturkan bahwa pendidikan adalah
upaya sadar yang diarahkan untuk mencapai perbaikan di segala aspek
kehidupan manusia.
23
Dari beberapa definisi tersebut, penulis menyimpulkan definisi
pendidikan adalah sebuah proses yang dilakukan secara sadar untuk
mencapai aktualisasi potensi diri yang dapat dilakukan dimanapun,
kapanpun, oleh siapapun. Melaksanakan pendidikan adalah sebuah
keharusan karena sebagai manusia setiap proses yang ada dalam
kehidupannya itu mengandung pendidikan yang dapat membantu
dalam pencapaian kesempurnaan hidup.
3. Pendidikan Islam
Pendidikan islam terkenal dengan istilah Tarbiyah.
Tarbiyahberasal dari kata dasarrabb yang arti kata rabb dapat dilihat
seperti dinyatakan dalam QS. Al-Fatihah:2
رب (۲لعلمين)االحمدلل Artinya:
“Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam”
Ayat tersebut mengandung arti bahwa Allah sebagai Tuhan
semesta alam.Allah SWT yang mengatur dan mendidik seluruh alam
dan segala isinya.Allah SWT memberikan petunjuk tentang arti
penting perencanaan, penertiban, dan peningkatan kualitas
alam.Manusia diharapkan selalu memuji kepada Tuhan yang mendidik
alam semsta karenanya manusia juga harus terdidik agar memiliki
kemampuan untuk memahami alam yang telah dididik oleh Allah
SWT sekaligus mampu mendekatkan diri kepada Allah SWT Sang
Maha Pendidik Sejati.Sebagai makhluk Tuhan, manusia idealnya
24
melakukan internalisasi secara berkelanjutan (istiqamah) terhadap nilai
ilahiyahagar mencapai derajat insan kamil (manusia paripurna) sesuai
dengan kehendak Allah SWT (Moh Roqib, 2009:14).
Menurut Pandangan Islam, manusia adalah makhluk ciptaan
Allah yang di dalam dirinya diberi potensi psikologis dan fisik yang
memiliki kecenderungan ke arah yang baik dan juga ke arah yang
buruk. Sebagaimana dalam QS. Asy-Syams :7-10
اها)ونفسوما... (قدافلحمن٨(فألهمهافجورهاوتقواها)٧سو
(٠۱وقدخابمندس ها)(٩زكاها) Artinya:
“… (7) dan jiwa serta penyempurnaanya, (8) maka allah
mengilhamkan kepadanya kedurhakaan, (9) sungguh beruntung
orang-orang yang menyucikannya, (10) dan sungguh merugi orang
yang mengotorinya.”
Tanpa melalui proses pendidikan, manusia dapat menjadi
makhluk yang serba diliputi oleh keburukan, bahkan dapat menjadi
kafir kepada Allah. Hanya dengan melalui proses kependidikan umum
dan yang paling penting adalah pendidikan islam, manusia akan dapat
dimanusiakan sebagai hamba Tuhan yang mampu menaati ajaran
agama-Nya dengan penyerahan diri secara total sesuai syariat islam.
Pendidikan dalam islam adalah suatu proses penyampaian
informasi yang kemudian diserap oleh masing-masing pribadi,
sehingga menjiwai cara berfikir, bersikap, dan bertindak baik untuk
dirinya sendiri maupun hubunganya dengan manusia lain atau
masyarakat serta makhluk lain dalam alam semesta maupun
25
lingkungan dalam kedudukannya sebagai hamba Allah dan khalifah
Allah di bumi (Kaelany, 2000: 240).
Pendidikan sama juga halnya dengan mencari ilmu. Dalam islam
mencari ilmu adalah kewajiban bagi orang islam baik laki-laki maupun
perempuan, sebagaimana dalam hadits berikut
عليهوسلم:نسبنمالكقالعنأ صلىللا طلبالعلم: قالرسولللا
مسلم كل على الخنازير. فريضة كمقل د أهله غير عند العلم وواضع
)رواهابنماجه(-الجوهرواللؤلؤوالذهبArtinya:
“Dari Anas bin Malik berkata: “Rasulullah SAW bersabda: mencari
ilmu wajib bagi setiap orang muslim. Dan orang yang menyerahkan
keilmuan kepada yang bukan ahlinya, seperti orang yang
mengalungkandi leher babi intan, permata dan emas”. (HR. Ibnu
Majah)
Oleh karena itu, menempuh pendidikan menurut islam adalah
sebuah kewajiban. Pendidikan bukan hanya terbatas pada lembaga
formal saja, akan tetapi semua yang ada dalam kehidupan ini bisa
dijadikan bahan pendidikan oleh manusia. Menuntut ilmu atau
pendidikan tidak terbatas pada waktu.Menuntut ilmu atau pendidikan
ini dilakukan sepanjang hayat.
4. TujuanPendidikan Islam
Tujuan pendidikan islam sama hal nya dengan tujuan agama
islam, yaitu mewujudkan seorang mu’min yang takut kepada Allah
SWT dan bertaqwa kepada Allah SWT, memperbaiki ibadahnya untuk
mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat, sebagaimana Allah SWT
26
mengutus para rasul sebagai pendidik dan pengajar, dan
melengakapinya dengan berbagai kitab samawi untuk merealisasikan
tujuan tersebut (Muhammad Hafidz & Kastolani, 2009:34).
Usaha dalam mewujudkan tujuan agama islam melalui jalan
pendidikan dapat dilihat dari nilai-nilai yang terkandung dalam
pendidikan islam yang telah berlangsung selama ini, baik di jalur
formal, non-formal, ataupun informal. Pendidikan islam pada intinya
mengajarkan tentang aqidah dan syari’ah. Kedua ajaran tersebut dalam
kehidupan manusia memiliki ikatan yang erat dan berlangsung secara
seimbang baik dari tujuan, rambu-rambu aturan yang ada dalam
syari’ah bagi hamba yang bertaqwa, menggunakan ilmu, petunjuk,
etika dan akhlak sebagai bekal menuju jalan yang lurus dalam
perjalanan hidupnya.
5. Nilai-Nilai Pendidikan Islam
Pendidikan islam mulai ada bukan tanpa tujuan dan juga makna
yang terkandung untuk memberikan manfaat bagi manusia. Pendidikan
islam bukan hanya tentang spiritual saja, tetapi memiliki makna yang
lebih luas. Dengan pendidikan islam, maka setiap individu dapat
belajar mengenai banyak hal.
Sesungguhnya esensi pendidikan Islam adalah pendidikan
ketuhanan, untuk mewujudkan fokus utamanya adalah
terbentuknyaikatan yang kuat antara seorang hamba yang fana dengan
27
Allah SWT penguasa alam yang kekal (Muhammad Hafidz &
Kastolani, 2009:70).Agama Islam memberikan anjuran untuk beriman
serta bertaqwa, dengan melalui pendidikan islam maka akan
menumbuhkan keimanan serta ketaqwaan.Pendidikan keimanan ini
adalah pendidikan islan yang paling utama, karena dengan keimanan
semua sudah terpatri dan tidak ada keraguan lagi.
Pendidikan keimanan atau pendidikan ketuhanan dimaksudkan
untuk memberikan pendidikan dalam mewujudkan tugas dan tanggung
jawab manusia sebagai khalifah di bumi.Pendidikan keimanan
memiliki maksud bukan hanya terbatas pada sesuatu yang ghaib, aspek
spiritual, dan aspek ibadah saja, tetapi memiliki makna yang lebih luas
lagi dalam pengembangan pendidikan keimanan.Pendidikan keimanan
diharapkan dalam kehidupan setiap individu itu bermakna, memiliki
tujuan, motivasi, senantiasa sadar bahwa segala yang kita lakukan
dilihat dan diawasi oleh Allah. Selain itu pendidikan keimanan juga
meluas pada aspek pengetahuan umum, karena dalam mempelajari
pengetahuan umum, kita kembalikan kepada sang pencipta, dengan itu
akan menambah rasa syukur kepada Allah yang telah menciptkan bumi
dan seisinya.
Pendidikanislam juga telah menegaskan tentang aspek amaliyah,
karena pengaruhnya yang sangat penting dalam kehidupan di dunia,
serta membawa manfaat, kebaikan dan kebahagiaan bagi individu dan
masyarakat (Muhammad Hafidz & Kastolani, 2009:82). Agama islam
28
selalu menganjurkan untuk berbuat baik atau dalam kata lain beramal
saleh. Kemudian melalui pendidikan islam maka amal saleh tersebut
tidak hanya akan menjadi sebuah anjuran, tetapi dapat diterapkan
dalam perilaku sehari-harinya. Pendidikan keterampilan yang dimiliki
oleh umat manusia merupakan cakupan dari pendidikan islam dalam
aspek amaliyah ini. Karena dengan menggabungkan antara pendidikan
ketrampilan umum dengan pendidikan islam aspek amaliyah, maka
akan terwujud pendidikan yang umum diketahui oleh umat manusia
tetapi tetap dikembalikan bahwa Allah lah yang menjadikan semua,
dan atas ijinNya lah dunia ini tercipta.
Pendidikan Amaliyah merupakan salah satu dari tujuan
pendidikan agama islam yaitu pencapaian akhlak yang baik, karena
perbuatannya yang akan membawa selalu dalam kebaikan. Melalui
pendidikan islam maka individu akan terbiasa pada perbuatan dan
tingkah laku yang islami yang akan mengantar individu pada tujuan
dari agama islam, yaitu mempunyai rasa takut kepada Allah SWT
sehingga akan senantiasa menjaga sikap dan perilakunya agar selalu di
jalan Allah SWT.
Salah satu aspek dari pendidikan islamadalah pendidikan ilmiah,
sebagai jalan untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Islam memuliakan
manusia untuk mempelajari segala ilmu yang bermanfaat bagai
dirinya, masyarakat, dan umat manusia seluruhnya, baik dalam ilmu
syari’ah atau ilmu sosial, ilmu alam atau ilmu lain dari berbagaimacam
29
ilmu pengetahuan (Muhammad Hafidz & Kastolani, 2009:100). Allah
SWT memberikan akal pikiran dan potensi bagi manusia dengan
tujuan agar dipergunakan dan dikembangkan sebaik-baiknya dalam
mempelajari tanda-tanda kekuasaanNya.Semua yang ada di dunia ini
merupakan ladang untuk mencari ilmu.Semua yang terjadi dan semua
yang ada mengandung pelajaran. Dengan mempelajari ilmu-ilmu yang
ada maka manusia yang memiliki keimanan kepada Allah SWT maka
akan menambah rasa syukurnya atas nikmat pengetahuan yang
diberikan oleh Allah SWT.
Pendidikan islam juga menanamkan pendidikan akhlak yang
menjadi bagian yang penting dalam pendidikan islam, sehingga al-
Qur’an menganggapnya sebagai rujukan terpenting bagi seorang
muslim, rumah tangga islami, masyarakat islami, dan umat manusia
seluruhnya.Akhlak adalah buahnya Islam yang diperuntukkan bagi
seorang individu dan umat manusia.Tanpa akhlak, yang merupakan
kaidah-kaidah kejiwaan dan sosial bagi individu dan masyarakatnya,
maka kehidupan manusia tidak berbeda dengan hewan dan
binatang(Muhammad Hafidz & Kastolani, 2009:107).Rasulullah
Muhammad SAW adalah sumber teladan dalam akhlaknya bagi umat
manusia.
Pendidikan akhlak dalam islam yaitu berbuat dalam kebaikan dan
menjauhi kemungkaran. Hal ini dapat menjadi salah satu usaha dalam
mewujudkan tujuan agama islam yaitu bertaqwa kepada Allah SWT
30
dan memiliki rasa takut kepada Allah SWT. Pendidikan akhlak dalam
Islam memiliki perbedaan dengan pendidikan akhlak atau sikap pada
pengetahuan umum, yaitu terletak pada niatnya. Niat yang tulus karena
Allah SWT, maka akan menjadikan akhlak tersebut murni dari dirinya
dan diniatkan sebagai sebuah ibadah kepada Allah SWT. Pendidikan
akhlak seperti inilah yang menjadi salah satu tujuan dari pendidikan
islam yang akan dicapai.
6. Nilai Pendidikan Sosial
Murshafi (2009:56) mengemukakan bahwa lingkungan sosial
mempengaruhi tabiat dan karakter manusia dalam bentuk tertentu, baik
yang bersifat maknawi, seperti tradisi keyakinan, ilmu, rasa, aturan,
undang-undang, etika, dan seni.Lingkungan Sosial sebenarnya adalah
sekolah atau tempat menuntut ilmu yang tiada habisnya, akan tetapi
juga sebagai tempat praktik, karena ilmu itu berasal dari lingkungan
dan dikembalikan lagi ke lingkungan dalam bentuk perilaku.
Pendidikan sosial mengutamakan pada kepentingan bersama dan
berusaha untuk mengenyampingkan ego pada setiap
individu.Karenapada hakikatnya manusia adalah makhluk sosial yang
tidak dapat melakukan semuanya sendiri.
Konsep agama sebagai pengabdian kepada Allah diharapkan
sekali kemudian memiliki imbas kepada manusia itu sendiri, baik
sebagai individu maupun sebagai komunitas.Peran agama sebenarnya
31
tidak hanya berdimensi ritual vertikal (hablum minallah), melainkan
juga mencakup dimensi sosial horisontal (hablum minannas). Agama
sebenarnya tidak hanya mengurusi persoalan ibadah, untuk
pembentukan kesalehan individual(private morality), melainkan yang
lebih penting daripada itu adalah mewujudkan iman tersebut dalam
pembentukan kesalehan sosial (Tim IAIN Salatiga, 2009:121).
7. Jalur Pendidikan
Dalam UU No. 20 tahun 2003 Pasal 13 ayat 1 dinyatakan bahwa
jalur pendidikan terdiri dari pendidikan formal, non-formal dan
informal.
a. Pendidikan Formal
Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur
dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan anak usia dini
(TK/RA), pendidikan dasar (SD/MI), pendidikan menengah
(SMP/MTs dan SMA/MA), dan pendidikan tinggi (Universitas).
Pendidikan formal terdiri dari pendidikan formal berstatus negeri
dan pendidikan formal berstatus swasta. Pendidikan formal
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1) Tempat pembelajaran di gedung sekolah
2) Ada persyaratan khusus untuk menjadi peserta didik
3) Kurikulumnya jelas
4) Materi pembelajaran bersifat akademis
32
5) Proses pendidikannya memakan waktu yang lama
6) Ada ujian formal
7) Penyelenggara pendidikan adalah pemerintah atau swasta
8) Tenaga pengajar memiliki klasifikasi tertentu
9) Diselenggarakan dengan administrasi yang seragam.
b. Pendidikan Nonformal
Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar
pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan
berjenjang. Hasil pendidikan nonformal dapat dihargai setara
dengan hasil program pendidikan formal setelah melalui proses
penilaian penyetaraan oleh lembaga yang ditunjuk oleh Pemerintah
atau Pemerintah Daerah dengan mengacu pada standar nasional
pendidikan. Seperti Lembaga Kursus dan Pelatihan, Kelompok
Belajar, Sanggar, dll. Pendidikan non-formal memiliki ciri-ciri
sebagai berikut:
1) Tempat pembelajarannya bisa di luar gedung
2) Kadang tidak ada persyaratan khusus
3) Umumnya tidak memiliki jenjang yang jelas
4) Adanya program tertentu yang khusus hendak ditangani
5) Bersifat praktis dan khusus
6) Pendidikannya berlangsung singkat
7) Terkadang ada ujian
8) Dapat dilakukan oleh pemerintah atau swasta.
33
c. Pendidikan Informal
Pendidikan Informal adalah jalur pendidikan keluarga dan
lingkungan yang berbentuk kegiatan belajar secara mandiri. Hasil
pendidikan informal diakui sama dengan pendidikan formal dan
nonformal setelah peserta didik lulus ujian sesuai dengan standar
nasional pendidikan. Seperti : Pendidikan Agama, Budi Pekerti,
Etika, Sopan Santun, Moral dan Sosialisasi. Berikut ciri-ciri
pendidikan informal:
1) Tempat pembelajaran bisa di mana saja
2) Tidak ada persyaratan
3) Tidak berjenjang
4) Tidak ada program yang direncanakan secara formal
5) Tidak ada materi tertentu yang harus tersaji secara formal
6) Tidak ada ujian
7) Tidak ada lembaga sebagai penyelenggara.
B. Dzikir Fida`
1. Pengertian Dzikir
Dzikir berasal dari bahasa arab yaitu dari kata dzikrun(ذكر)
(Mahmud Yunus, 2007:134) yang berarti mengingat, yang dimaksud
mengingat dalam dzikir ini adalah mengingat Allah SWT. Dzikir boleh
dilakukan dalam hati, boleh juga dengan lisan.Dzikir yang lebih utama
34
adalah dzikir yang dilakukan dengan lisan dan hati (M. Tarsi Hawi,
1984:21).Begitupun pendapat Munawir Abdul Fattah (2008:67) bahwa
dzikir yang paling utama adalah dzikir yang dilakukan dalam hati. Jika
dzikir dengan hati, maka dimanapun dan kapanpun akan senantiasa
terpatri ingatan kepada Allah SWT. Dzikir dengan hati disebut dzikir
yang paling afdhal, karena dzikir berhubungan langsung dengan Allah
SWT.Komunikasi dengan Allah SWT paling mengena adalah dengan
hati karena hati tidak bisa membohongi sehingga apapun yang dari hati
adalah yang sebenarnya dan juga sungguh-sungguh.Sedangkan
penggunaan lisan dalam dzikir ini adalah sarana untuk lebih
memfokuskan pada dzikir tersebut agar tidak terganggu dengan
pikiran-pikiran lainnya diluar dzikir. Kedua cara pelaksanaan dzikir ini
adalah cara yang baik karena dapat saling melengkapi.
Dzikir kepada Allah telah di anjurkan langsung oleh Allah SWT
yaitu dalam firmannya Q.S Al-Baqarah:152
فاذكرونىأذكركم....
Artrinya:
“Maka ingatlah kepada-Ku, pasti Aku ingat kepadamu….”
Anjuran berdzikir kepada Allah juga telah disampaikan
Rasulullah SAW dalam salah satu hadits sebagai berikut:
عنابىهريرةقال: عز عليهوسلميقولللا صلىللا قالرسلللا
:ا عبدناعندظوجل فينفسهيانذكرنيوانامعهحينيذكرنيبين
همخورمنهموانينفسىوانذكرنيفيذكرتهف ذكرتهفىمل مل
35
بتأليهذراعاوا بمن ىشبراتقر تقر بالي بتمنهنتقر ذراعاتقر
)رواهمسلم(باعاواناتانييمشىاتيتههرولة. Artinya:
“Dari Abu Hurairah r.a. berkata, Rasulullah SAW bersabda: “Allah
‘Azza wa Jalla berfirman: Aku senatiasa menurut sangka hamba-Ku
kepada-Ku, dan Aku senantiasa bersamanya ketika dia menyebut
nama-Ku, jika dia menyebut nama-Ku dalam hatinya, maka Aku
menyebutnya pula dalam hati-Ku. Dan jika dia menyebut-Ku dalam
majlis ramai, maka Aku menyebutnya dalam majlis ramai yang lebih
baik.Jika dia mendekati-Ku sejengkal, Aku mendekatinya
sehasata.Dan jika dia mendekati-Ku sehasta, Aku mendekatinya
sedepa.Jika dia datang kepada-Ku berjalan kaki, Aku mendatanginya
dengan berlari. (HR. Muslim)
2. Fida’
Fida` berasal dari bahasa arab yaitu فداء(-)فدى yang artinya
tebusan, barang penebus(Mahmud Yunus, 2007:310).Fida` atau
dengan istilah lain ‘Ataqah (kemerdekaan) adalah ungkapan umum
untuk bacaan surat Al-Ikhlash yang diiringi dengan kalimat thayyibah
seperti tasbih dan tahlil dengan jumlah bilangan tertentu dengan
harapan agar orang yang membaca dan orang yang sudah meninggal
dunia diberi ampunan oleh Allah serta dibebaskan dari api neraka(Irfan
Yudistira, 2012:1). Dzikir fida` menurut Kyai Mahfud Abdul Malik
sebagai pemimpin dzikir fida`(sughra) ini adalah amalan membaca
kalimat tauhid Laa Ilaaha Illallah sebanyak tujuh puluh satu ribu kali.
Dzikir fida` pada penelitian ini dilakukan dengan khusus, karena dzikir
fida` ini dapat diniatkan untuk diri sendiri yang masih hidup dan
dihibahkan kepada orang lain yang sudah meninggal seperti halnya
yang banyak di tempat-tempat lain yaitu dilaksanakan tiga malam
36
setelah ada orang yang meninggal dan dzikir fida` tersebut hanya
dikhusukan kepada orang yang meninggal tersebut. Makna dari dzikir
ini baik secara khusus maupun yang terjadi pada umumnya adalah
sama, yaitu untuk memohon ampun kepada Allah dan mengharap
keridhoannya agar termasuk orang-orang yang beruntung mendapatkan
tempat terbaik disisi-Nya.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa dzikir fida` yang dilakukan secara
khusus dan secara umum memiliki inti yang sama yaitu membaca
kalimat tauhid Laa Ilaaha Illallah sebagai sarana memohon ampun
kepada Allah dan mencari keridhoan-Nya.Hanya memiliki perbedaan
pada niatnya jika dzikir fida` yang khusus dapat ditujukan kepada diri
sendiri atau sebagai hibah kepada kerabat dan yang umum diniatkan
untuk yang baru saja meninggal dunia.
Dzikir fida’(tebusan)atau istilah lainnya ataqah
(kemerdekaan)merupakan usaha manusia dalam menebus dirinya
kepada Allah SWT sebagaimana dalam QS. At-Taubah:111
لهمالجنةجيقتلون اشترىمنالمؤمنينأنفسهمواموالهمبأن للا إن
نجيل وعداعليهحقافىالتورىةوالفيقتلونويقتلونصلى فىسبيلللا
فاستبشروابيبعكمالذىبايعتمبهج ومنأوفىبعهدهمنللا
والقرأنج
جوذلكهوالفوزالعظيم)۱۱۱(Artinya:
“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri
dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka.Mereka
berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau
terbunuh.(Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam
Taurat, Injil dan al-Quran.Dan siapakah yang lebih menepati janjinya
(selain) dari pada Allah?Maka bergembiralah dengan jual beli yang
37
telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar.”(Q.S At-
Taubah:111)
Ayat tersebut memberikan pengertian bahwa kita adalah makhluk
Allah yang masih belum mengetahui apakah nantinya ditempatkan di
surga atau di neraka.Maka dari itu Allah memberikan jaminan kepada
orang mukmin yang berperang dijalan Allah SWT.akan tetapi dalam
kehidupan sekarang terutama di Indonesia tidak ada peperangan seperti
pada zaman nabi Muhammad SAW. Maka untuk mencari ridha Allah
SWT.tidak ada salahnya manusia melaksanakan amalan yang dapat
memperdekat diri pada Allah SWT. Kegiatan atau amalan yang
bermanfaat bagi kehidupan dunia dan akhirat tentunya tidak akan
merugikan dirinya sendiri. Jika amalan kita di dunia ini tidak
memperdekatkan diri kepada Allah dan menjaga diri dari api neraka
maka akan menjadi sebuah kerugian yang besar. Seperti pada QS.Az-
Zumar:15
الخسرينالذينخسرواأنفسهم قلإنندونهقلى فعبدواماشئتمم
واهليهميومالقيمةقلىألذلكهوالخسرانالمبين)۱٥(Artinya:
“Maka sembahlah olehmu (hai orang-orang musyrik) apa yang kamu
hendaki selain Dia. “Katakanlah: "Sesungguhnya orang-orang yang
rugi ialah orang-orang yang merugikan diri mereka sendiri dan
keluarganya pada hari kiamat." Ingatlah yang demikian itu adalah
kerugian yang nyata.”(Q.S Az-Zumar:15)
Dzikir menurut penuturan imam yang memimpin dzikir
fida`memiliki dua macam, yaitu dzikir fida`kubra yaitu dengan
38
membaca surat Al-Ikhlas sebanyak 100.000 kali dan dzikir
fida`sughrayaitu membaca kalimat tahlilLaa ilaaha illallah sebanyak
71.000 kali.Dzikir fida` sughra dengan jumlah dzikir sebanyak 71.000
kali.Imam yang memimpin menggunakan hadits berikut dalam
melaksanakan dzikir fida` sughraini:
صوسرلق اهلا"ل:منقالملسوهيلهللاعىللللا "احدال للا
عزوجل)رواهابوسعيدوعاىشترسبعينالفا.او بهنفسهمنللا
عنهما( ئشةوضيللا Artinya:
“Sabda Rasulullah SAW: barangsiapa membaca “Laa ilaaha illallah”
tujuh puluh satu ribu kali, maka dia telah membelinya dengan itu atas
dirinya dari Allah azza wa jala.”(HR. Abu Sa’id r.a dan Aisyah r.a).
Sayyid Muhammad Haqqin Nazili (t.th:188) menjelaskan
mengenai hadits tersebut, bahwa dzikir fida’membaca kalimat
tahlilLaa Ilaaha Illallahsebanyak tujuh puluh satu kali dapat
diterapkan untuk tebusan diri sendiri dan juga untuk orang lain, dengan
catatan orang lain itu sudah meninggal. Hadits tersebut adalah sebagai
sandaran dasar para Ulama’ Shufi untuk menamakan dzikir dengan
kalimat tahlil dengan jumlah hitungan tersebut dengan nama‘Ataqoh
Jalaliyyah.
Bacaan yang digunakan dalam dzikirterbilang cukup
banyak.Amru Khalid (2009:15)menjelaskan jawaban dari dzikir ini
indentik dengan banyak jumlahnya, yaitu asal kata dzikir (mengingat)
berarti tidak melupakan.Mengingat adalah lawan kata dari
melupakan.Sedangkan dzikir ini adalah dzikir kepada Allah berarti
39
mengingat Allah.Mengingat Allah yang Maha Kuasa haruslah dengan
jumlah yang tidak sedikit dan juga konsisten dalam menjalankan.
Jumlah banyak dalam dzikir juga telah di sebutkan dalam Al Qur’an,
diantaranya pada surat-surat berikut:
QS. Al-Anfal: 45
كثيرالعلكمتفلحونيأيهاالذينءامنواإذالقيتمفئةفثبتواواذك رواللا
(٤٥)
Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu memerangi pasukan
(musuh), maka berteguh hatilah kamu dan sebutlah (nama) Allah
sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung.”
QS. Al-Ahzab: 35
غفرةوأجراعظيما) لهمم كثيراوالذكراتأعدللا (٣٥...والذكرينللا Artinya:
“…Laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah,
Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang
besar.”
QS. Al-Ahzab: 41
ذكراكثيرا) (۱٤يأيهاالذينءامنوااذكرواللا Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut
nama) Allah, dzikir yang sebanyak-banyaknya.”
3. Keutamaan Bacaan Dzikir Fida’
40
Keutamaan berdzikir bermacam-macam, keutamaan yang
didapatkan suatu kaum yang duduk disebuah majelis dan mereka
berdzikir kepada Allah SWT yaitu malaikat akan mengelilinginya,
rahmat akan menyelimuti, ketenangan akan datang, dan Allah akan
menyebutnya sebagai bagian dari orang-orang yang berada di sisi-Nya.
Sebagaimana dalam hadits Rasulullah SAW berikut ini:
دبنبش :ارحدثن امحم حمنبنمهدي حدثنا:حدثناعبدالر
أبيمسلم,أنهشهدعلىأبي سفيان,عنأبيإسحق,عناألغر
صلىهريرة,وأبيسع ,أنهماشهداعلىرسولللا يدالخدري للا
حفتبهمالملئكة ,إل عليهوسلم,أنهقل:مامنقوميذكرونللا
فيمنعنده. حمة,ونزلتعليهمالسكينة,وذكرهمللا وغشيتهمالرArtinya:
“Muhammad bin Basyar menceritakan kepada kami, Abdurrahman
bin Mahdi menceritakan kepadakami, Sufyan menceritakan kepada
kami, dari Abu Ishaq, dari Al Agharr bin Abu Muslim, bahwa dirinya
bersaksi kepada Abu Hurairah dan Abu Sa’id Al Khudri, bahwa
keduanya bersaksi kepada Rasulullah SAW, bahwa beliau bersabda,
“Tidaklah suatu kaum berdzikir kepada Allah kecuali malaikat akan
mengelilingi mereka, rahmat akan menyelimuti mereka, ketenangan
akan turun kepada mereka, dan Allah akan menyebut mereka sebagai
bagian dari orang-orang yang berada di sisi-Nya. (H.R Sunan At-
Tirmidzi)
Dalam dzikir fida’ ini bacaan yang digunakan adalah surat Al-
Ikhlas untuk dzikir fida’kubra dan bacaan kalimat tahlilLaa Ilaaha
Illallahuntuk dzikir fida’sughra. Bacaan-bacaan tersebut juga memiliki
maksud tertentu yang tentunya memiliki keutamaan tersendiri
sehingga bacaan-bacaan tersebut digunakan dalam pelaksanaan dzikir
fida’ini.
a. Keutamaan surat Al-Ikhlas
41
Surat Al-Ikhlas memiliki beberapa keutamaan. Diantaranya
yaitu dengan membaca surat Al-Ikhlas seakan-akan seperti
membaca sepertiga Al-Qur’an, sebagaimana sabda Rasulullah
Muhammad SAW berikut:
حدثناخالدبنمخلد,حدثناسليمانبن:حدثناالعباسالدوري
أبيه,عنأبيهريرة,قالبلل,حدثناسهيلبنأبيصالح,عن
عليهوسلم: للا صل أحدتعدلثلث:قالرسولللا قلهوللا
)سننالترمذي(القران. Artinya:
“Al Abbas Ad-Duri menceritakan kepada kami, Khalid bin
MAkhlad menceritakan kepada kami, Sulaiman bin Bilal
menceritakan kepada kami, Suhail bin Abu Shalih menceritakan
kepada kami, dari ayahnya, dari Abu Hurairah, ia berkata,
Rasulullah SAW bersabda, “bacaan qul huwallahu ahad (surat Al
Ikhlas) sama dengan membaca sepertiga Al Qur’an.” (H.R
SunanAt-Tirmidzi)
Membaca surat Al-Ikhlas juga memiliki keutamaan akan
mendapatkan surga sebagaimana dalam sabda Rasulullah
Muhammad SAW berikut:
يب:حدثناإسحقبنسليمان,عنمالكبنأنس,حدثناأبوكر
حمن,عنابنحنينمولىللزيدبن بنعبدالر عنعبيدللا عنأبيهريرة,قال:أقبلت-الخطابأومولىزيدبن–باالخط
أحد عليهوسلم,فسمعرجليقرأ:قلهوللا صلىللا معالنبي
عليهوسلم:وجبت,قلت: صلىللا مد,فقالرسولللا الص للا
)سننالترمذي(وماوجبت؟قال:الجنة. Artinya:
“Abu Kuraib menceritakan kepada kami, Ishaq bin Sulaiman
menceritakan kepada kami, dari Malik bin Anas, dari Ubaidullah
bin Abdurrahman, dari Ibnu Hunain-pelayan keluarga Zaid bin Al-
Khaththab atau pelayan Zaid bin Al-Khaththab-, dari Abu
Hurairah, ia berkata, “Aku pernah menghadap Rasulullah. Beliau
mendengar ada seseorang membaca qul huwallahu ahad,
42
allahush-shamad (surat Al Ikhlas). Rasulullah SAW bersabda,
“Wajib”.Aku bertanya, “Apa yang wajib?” Beliau menjawab,
“(Wajib baginya) surga.“ (H.R Sunan At-Tirmidzi)
b. Keutamaan kalimat tahlilLaa Ilaaha Illallah
Keutamaan dari berdzikir Laa Ilaaha Illallah dapat dijadikan
pegangan bagi kaum muslim agar tetap berada dalam kehidupan
yang sesuai dengan syariat islam. Sebagaimana sabda Rasulullah
SAW:
حدثناأبوكريب:حدثن ازيدبنحبب,عنمعاويةبنصالح,عن
بنبسر عنه–عمروبنقيس,عنعبدللا :أنرجل-رضيللا
شرئعالسلمقدكثرت !إن فأخبرنيقال:يارسولللا علي
. )سننبشيئأتشبثبه؟قال:ليزاللسنكرطبامنذكرللا
الترمذي(Artinya:
“Abu Kuraib menceritakan kepada kami, Zaid bin HUbah
menceritakan kepada kami dari Mu’awiyah bin Abu Shalih, dari
Amru bin Qais, dari Abdullah bin Busr –radhiyallahuanhu-, bahwa
seorang laki-laki berkata, “Ya Rasulullah, sesungguhnya syariat
islam berat untukku, maka beritahukanlah kepadaku tentang
sesuatu yang dapat aku jadikan pegangan. Beliau bersabda,
“Senantiasa lidahmu basah karena dzikir kepada Allah.” (H.R
Sunan At-Tirmidzi)
Berdzikir kepada Allah adalah sebuah aktifitas yang paling
baik, dan tidak ada yang lebih menyelamatkan dari siksaan Allah
daripada dzikir kepada Allah. Hal ini sebagaimana dalam hadits
Rasulullah SAW berikut ini:
حدثناالحسينبنحريث:حدثناالفضلبنموسى,عنعبد
بنسعيد ,عن-مولىابنعياش–وعنزياد-هوابنأبيهند–للا
ع–أبيبحرية,عنأبيالدرداء -نهرضيللا ,قال:قالالنبي
43
عليهوسلمألأنب ئكمبخيرأعمالكم,وأزكاهاعندمليككم, صلىللا
وأرفعهافيدرجاتكم,وجيرلكممنإنفاقالذهبوالورق,
كم,فتضربواأعناقهم,ويضربوالكممنأنتوخير لقواعدو
–قالمعاذبنجبل-تعلى–أعناقكم؟!قالوا:بلى,قل:ذكرللا
عنه .-رضيللا :منذكرللا ماشيئأنجىمنعذابللا Artinya:
“Al Husain bin Huraits menceritakan kepada kami, Al Fadhl bin
Musa menceritakan kepada kami dari Abdullah bin Sa’id- yaitu
Ibnu Abi Hind-, dari Ziyad- yaitu budak Ibnu Ayyas, dari Abu
Bahriyyah, dari Abu Darda –radhiyallahuanhu-, ia berkata: Nabi
SAW bersabda, “Maukah aku beritahukan kepada kalian tentang
pekerjaan kalian yang paling baik, paling suci di sisi Raja kalian,
paling meninggikan derajat kalian, dan lebih baik daripada
menginfakan emas dan perak, serta lebih baik daripada
memerangi musuh kalian, kemudian kalian memenggal leher
mereka dan (atau) mereka memenggal leher kalian? Para sahabat
menjawab, “Tentu”.Beliau bersabda, “(yaitu) Dzikir kepad Allah-
ta’ala-.” Mu’adz bin Jabal –radhiyallahuanhu- berkata, “Tidak
ada sesuatu pun yang lebih menyelamatkan dari siksaan Allah
daripada dzikir kepada Allah.” (H.R Sunan At-Tirmidzi)
Rasulullah Muhammad SAW telah menganjurkan untuk
memperbanyak membaca kalimat tahlil “Laa ilaaha illallah”.
Anjuran tersebut sudah pasti terdapat keutamaan dalam
membacanya.Membaca kalimat tahlil “Laa ilaaha illallah” dapat
memperbaharui keimanan kita. Hal ini dianjurkan oleh Rasulullah
Muhammad SAW dalam sabdanya:
صلىللا عنهقال:قالرسولللا عنابىهريرةرضيللا
دواإيمان دايمانناعليهوسلم:جد كيفنجد كم؟قالوايارسوللل
)مسنداحمدابنحنبل, للا (٨٣٥٣قالاكثروامنقول:لالهال Artinya:
“Dari Abu Hurairah r.a. Rasulullah SAW bersabda:
“Perbaharuilah iman kalian”. Para sahabat bertanya,“bagaimana
cara kami memperbaharui iman kami ya Rasulullah?” Rasulullah
44
SAW menjawab, “perbanyaklah membaca “Laa ilaaha illallah”
(Musnad Ahmad bin Hanbal, [8353]).
Kalimat tahlilLaa Ilaaha Illallahmemiliki keutamaan bagi
yang membacanya akan dibukakan pintu-pintu langit sampai
tembus ke Arsy. Sebagaimana hadits berikut:
صلىللا عنهقال:قالرسولللا عنابىهريرةرضيللا
قطمخ للا عليهوسلم:ماقالعبدقاللالهال فتحتلهلصاإل
أبوابالسماءحتىتقضيإلىالعرشمااجتنبالكبائر)سنن
(٣٥١٤الترمذي, Artinya:
“Dari Abu Hurairah r.a, Rasulullah SAW bersabda: “Tidaklah
seorang hamba membaca “Laa ilaaha illallah” dengan ikhlas
kecuali pintu-pintu langit dibuka baginya sampai tembus ke Arsy,
selama ia tidak berbuat dosa besar.” (Sunan At-Tirmidzi, [3514]).
C. Hikmah Dzikir Bagi Kehidupan Sehari-hari
Dzikrullah atau mengingat Allah menjadi sebuah kewajiban bagi
setiap hamba Allah.Allah juga telah memerintahkan untuk selalu
mengingat-Nya.Tentu dzikir memiliki hikmah yang terkandung
didalamnya untuk kehidupan sehari-hari.Adiba A. Soebachman
(2014:148-151) menyebutkan hikmah mengamalkan dzikir kepada Allah,
berikut diantaranya:
1. Menghadirkan daya ingat yang bersifat Ilahia (ketuhanan),
2. Memperbesar dan memperkokoh semangat ketuhanan dalam diri,
45
3. Membangkitkan kesadaran dan keinsyafan diri dari perbuatan yang
dapat mendatangkan kemarahan Allah,
4. Menentramkan dan menenangkan hati,
5. Memperbanyak rezeki dan keturunan,
6. Penangkal ampuh dari godaan-godaan setan,
7. Mengumpulkan bekal bagi kehidupan akhirat,
8. Memperoleh buah amal atau perilaku yang terbaik.
46
BAB III
PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi dan Objek Penelitian
Lokasi penelitian berada di wilayah Sraten.Sraten adalah salah satu
desa yang berada di Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, Jawa
Tengah. Pada sub bab ini akan memberikan gambaran umum wilayah desa
Sraten serta kondisi kondisi kemasyarakatannya.
1. Kondisi Geografis
a. Batas Administratif
Desa Sraten terletak di sebelah selatan Kecamatan Tuntang
Kabupaten Semarang.Jarak tempuh kurang lebih 7 km atau sekitar
dua puluh menit ditempuh dengan kendaraan umum.Secara
administratif letak geografis Desa Sraten dibatasi oleh tiga desa
pada sisi-sisinya.Pada sisi barat berbatasan dengan Desa Rowosari,
di sisi selatan dan timur berbatasan dengan Desa Gedangan, dan di
sisi utara berbatsan dengan Desa Jombor.
b. Luas Wilayah
Desa Sraten Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Luas
wilayahnya secara keseluruhan sebesar 1.688.590 M2, secara
administratif terdiri dari tujuh wilayah Dusun, tujuh RW, dan dua
puluh enam RT. Berikut pembagian wilayah Desa Sraten
berdasarkan wilayah dusun:
47
No. Dusun RT RW
1. Sraten 1 3 1
2. Sraten 2 3 1
3. Sraten 3 3 1
4. Sraten 4 4 1
5. Sraten 5 2 1
6. Sraten 6 3 1
7. Sraten 7 8 1
JUMLAH 26 7
2. Kondisi Demografis
Penduduk Desa Sraten kurang lebih terdapat 4.148 jiwa dengan
perbandingan 2.064 laki-laki dan 2.084 perempuan.
a. Kependudukan
Jumlah usia produktif lebih banyak dibandingakn usia anak-
anak. jumlah penduduk usia produktif antara laki-laki dan
perempuan hampir sama atau seimbang.
b. Tingkat Pendidikan
Kesadaran tentang pentingnya pendidikan sembilan tahun
sudah mulai tumbuh di masyarakat.
48
c. Mata Pencahariaan
Mayoritas mata pencahariaan penduduk Desa Sraten adalah
pegawai swasta, buruh industri, dan buruh tani.
d. Agama
Warga Desa Sraten mayoritas beragama islam.
No. Uraian Jumlah
1. Kependudukan
a. Penduduk (jiwa)
b. Kepala Keluarga
c. Penduduk Laki-laki
1) usia 0-15 tahun
2) usia 16-55 tahun
3) usia diatas 55 tahun
d. Penduduk Perempuan
1) usia 0-15 tahun
2) usia 16-55 tahun
3) usia diatas 55 tahun
4.148
1.630
723
1.112
229
717
1.137
230
2. Tingkat Pendidikan
a. Tidak tamat SD
b. SD
c. SLTP
d. SLTA
e. Diploma/Sarjana
191
1.160
647
1.117
443
3. Mata Pencahariaan
a. Buruh tani
b. Petani
c. Peternak
d. Pedagang
e. Tukang kayu
f. Tukang Batu
g. Penjahit
h. PNS
i. Pensiunan
j. TNI/POLRI
k. Pegawai swasta
l. Perangkat Desa
m. Pengrajin industri kecil
n. Buruh industri
83
97
29
59
19
35
11
179
84
22
340
12
3
200
49
o. lain-lain
446
4. Agama
a. Islam
b. Kristen
c. Katholik
d. Hindu
e. Budha
3.933
142
73
0
0
Mushola Nurul Huda yang ditempati untuk kegiatan dzikir fida` ini
beralamat di Dusun Sraten RT 02 RW 04 Desa Sraten.Warga yang
menjadi jamaah dikegiatan dzikir fida` ini sebagian besar berasal dari
beberapa RW yang terdekat dengan mushola Nurul Huda yaitu RW 03 dan
RW 04. Jumlah jamaah yang mengikuti majelis dzikir ini sebanyak tujuh
puluh dua jamaah dan satu orang imam dziki.Tujuh puluh dua jamaah itu
terdiri dari 17 jamaah laki-laki dan 55 jamaah perempuan.
(Dokumentasi)Imam dzikir ini adalah seorang laki-laki, sehingga jumlah
laki-laki di majelis ini adalah 18 orang. Dari tujuh puluh dua orang
tersebut tiga belas orang berprofesi sebagai petani, dua orang berprofesi
sebagai guru, tiga orang berprofesi sebagai pensiunan, lima belas orang
berprofesi sebagai buruh, enam orang berprofesi sebagai pedagang, dan
tiga puluh tiga orang tidak bekerja atau sebagai ibu rumah tangga. Dilihat
dari usia, para jamaah berusia dari usia empat puluhan hingga delapan
puluh keatas. Usia lima puluh tahun kebawah atau empat puluhan tidak
terlalu banyak, yang paling banyak adalah usia lima puluh tahun ke atas.
50
B. Pelaksanaan Kegiatan Dzikir Fida` di Mushola Nurul Huda Desa
Sraten Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun 2017
1. Dzikir Fida`
Dzikir fida` menurut imam dan jamaah dzikir fida`(M, S, A, K,
W, I, dan F) bahwa pengertian dari dzikir fida`ada dua macam yaitu
dzikir fida`kubra dan sughra, yang dimaksud fida`kubra yaitu membaca
surat al-ikhlas sebanyak seratus ribu kali, sedangkan dzikir fida`sughra
yaitu membaca Laa Ilaaha Illallah sebanyak tujuh puluh satu ribu kali.
M sebagai imam dzikir ini menjelaskan mengenai pengertian dzikir
fida` sebagai berikut.
“Dzikir fida’ niku dzikir ingkang maos kalimah tauhid (Laa Ilaaha
Illallah) ping pitung puluh siji ewu, niku dzikir fida’ sughra. Nak dzikir
fida’ kubra niku maos qulhu ping satus sewu. Niku nggih naming pisan
kanggo awake dewe, suk mboten usah dibaleni mboten nopo-nopo.
Dzikir fida’ sakbare khatam gawe awake dewe bisa di hadiahke maring
sedereke, napa keluargane sing sampun sedha. Menawi ngelaksnaaken
dzikir fida’ menika nggih luwih apik nak dikhususke gawe awake dewe
ndisik, lagi kancane amarga masalah doso iku adewe kudu ngresiki
gone awake dewe disik lagi wong liya.”
(Dzikir fida` itu dzikir yang membaca kalimat tauhid (Laa Ilaaha
Illallah) tujuh puluh satu ribu kali, itu dzikir fida` sughra.Kalau dzikir
fida` kubra itu membaca qulhu (surat Al-Ikhlas) seratus ribu kali.Itu
juga hanya dilakukan satu kali saja untuk diri sendiri, dan tidak diualng
kembali tidak apa-apa.Dzikir fida` yang telah khatam untuk diri sendiri
bisa dihadiahkan untuk kerabat atau keluarganya yang telah meninggal
dunia. Jika melaksanakan dzikir fida` ini lebih baik dikhususkan untuk
diri sendiri terlebih dahulu, setelah itu baru yang lainnya karena
mengenai dosa itu kita harus membersihkan milik kita terlebih dahulu
baru orang lain)(Wawancara; 8 April 2017).
Pernyataan demikian juga disampaikan oleh A dan K.
A menerangkan bahwa dzikir fida` adalah sebagai berikut:
“Masalah dzikir fida` iku keyakinan, dzikir kui ingat yang kuasa.Fida`
ono sughra ono kubra.Fida` sughra kui Laa ilaaha illallah ping pitung
puluh siji ewu, nak sing kubra qulhu ping satus ewu.”
51
(Dzikir fida’ yaitu keyakian, dzikir itu ingat yang kuasa.Fida’ ada
sughra dan kubra.Fida` sughra yaitu Laa Ilaaha Illallah dibaca tujuh
puluh ribu, sedangkan kubraqulhu (surat Al-Ikhlas) sebanyak seratus
ribu kali.) (Wawancara; 26 April 2017).
Pertanyaan K sebagai berikut:
“Yo bacaan Laa Illaha Illallah kui ping pitung puluh ewu, kui arane
pidak sugro. Nak pidak kubra kui qulhu ping satus ewu.”
(Bacaan Laa Ilaaha Illallah itu sebanyak tujuh puluh ribu, itu yang
dinamakan fida` sughra, Kalau fida` kubra itu qulhu (surat Al-ikhlas)
sebnayak seratus ribu kali.)(Wawancara; 4 Juni 2017).
Pernyataan yang menunjukkan pengertian dzikir fida` sughra saja juga
diungkapkan oleh S dan F. Berikut pernyataan mereka:
S :“Baca Laa Illaha Illaallah niku ping pitung puluh ewu”
(Membaca Laa Illaha Illaallahitu sebanyak tujuh puluh ribu
kali.)(Wawancara; 24 Mei 2017).
F :”Dzikir fida` itu membaca Laa Ilaaha Illallah tujuh puluh ribu kali
mbak” (Wawancara; 11 Juli 2017).
Beberapa pengertian dzikir fida` diatas adalah pengertian dari
segi isi bacaannya. Sedangkan ada jamaah yang menjelaskan tentang
pengertian dzikir fida` itu dengan sisi lain, yaitu dari sisi maksud dan
tujuannya seperti yang diungkapkan oleh W dan I berikut:
W:”Dzikir fida` kui dzikir kanggo menambah taqwa kita kepada Allah
SWT, dan untuk menebus awake dewe maring api neraka.”
(Dzikir fida` itu dzikir untuk menambah taqwa kita kepada Allah
SWT, dan untuk menebus diri kita dari api neraka.) (Wawancara;
27 April 2017).
I : “Dzikir fida’ itu dzikir spesial mbak, karena dzikir kanggo celengan
akhirat yang langsung kepada Allah. Setiap kegiatan rutinitas
dzikir itu kalau tidak berangkat harus mengganti. Itu ada
hitungannya, jumlahnya tujuh puluh satu ribu bacaan Laa Ilaaha
Illallah karena itu merupakan rasa tanggungjawab pada diri sendiri
juga kepada Allah, karena itu hubungannya langsung sama Allah.
Jumlahnya harus genap sesuai hitungannya. Kalau tidak mengganti
ketika tidak berangkat tanggungannya sama Allah. Dzikir fida’
52
seperti asuransi jiwa di akhirat kepada Allah.” (Wawancara; 25
April 2017).
Dari hasil wawancara serta observasi yang telah dilakukan oleh
peneliti menunjukkan bahwa dzikir fida` yang dilaksnakan di mushola
Nurul Huda adalah dzikir fida` sughra yang mana didalamnya
membaca kalimat Laa Ilaaha Illallah sebanyak tujuh puluh satu kali,
akan tetapi setiap pertemuan dkerjakan sebanyak dua ribu kali. Jumlah
tersebut menurut M yang memimpin yaitu sesuai dengan kebiasaan dari
orang-orang tua yang telah lebih dulu mengamalkannya dan juga
menemukan dari kitab khozinatul asroor terdapat hadits berikut:
صوسرلق اهلا"ل:منقالملسوهيلهللاعىللللا "احدال للا
عزوجل)رواهابوسعيدوعاىشترسبعينالفا.او بهنفسهمنللا
عنهما( ئشةوضيللا Artinya:
Sabda Rasulullah SAW: barangsiapa membaca “Laa ilaaha illAllah
SWT” tujuh puluh satu ribu kali, maka dia telah membelinya dengan itu
atas dirinya dari Allah SWT azza wa jala. (HR. Abu Sa’id r.a dan
Aisyah r.a).
Hadits tersebut M memang hanya sampai pada Aisyah r.a, tetapi
menurut beliau, Aisyah r.a adalah orang yang paling banyak menerima
hadits dari Rasulullah Muhammad SAW, baik dari perkataan,
perbuatan, dan pemikiran. Beliau mengamalkannya karena amalan
dzikir ini baik dan merupakan sebuah ibadah karena lafadz Laa ilaaha
illallah adalah sebuah kalimat yang menjadi penyadar akan lemahnya
kita tanpa kuasa dan kehendak Allah SWT.Dzikir
fida`dapatdipersembahkan untuk diri sendiri maupun untuk kerabat.
53
Dzikir fida` secara khusus hanya satu kali dilakukan, tetapi tidak lantas
berhenti begitu saja, karena menurut M dzikir fida` dampak yang
didapatkan jamaah itu adalah lebih rajin dalam ibadahnya.
Berikut pernyataan M mengenai hal diatas:
“Niki nerusake tradisine simbah-simbah riyin, aku yon emu hadits ning
kitab Khozinatul Ashroor sing diriwayatke abu Sa’id kalih dewi Aisyah
r.a.
"احداوسبعينالفا.اش للا صلىهللاعليهوسلم:منقال"لالهال ترىبهقلرسولللا
عنهما(نف عزوجل)رواهابوسعيدوعائشةوضيللا سهمنللا
Artinya:
Sabda Rasulullah SAW: barangsiapa membaca “Laa ilaaha illAllah
SWT” tujuh puluh satu ribu kali, maka dia telah membelinya dengan itu
atas dirinya dari Allah SWT azza wa jala. (HR. Abu Sa’id r.a dan
Aisyah r.a). “
(Kegiatan ini meneruskan tradisi orang-orang tua dulu, saya juga
menemukan sebuah hadits di sebuah kitab yang berjudul Khozinatul
Ashroor yang diriwayatkan dari Abu Sa’id dan Aisyah r.a.”
صلىهللا "احداوسبعينالفا.اشترىبهنفسهقلرسولللا للا عليهوسلم:منقال"لالهال
عنهما( عزوجل)رواهابوسعيدوعائشةوضيللا منللا
Artinya:
Sabda Rasulullah SAW: barangsiapa membaca “Laa ilaaha illAllah
SWT” tujuh puluh satu ribu kali, maka dia telah membelinya dengan itu
atas dirinya dari Allah SWT azza wa jala. (HR. Abu Sa’id r.a dan
Aisyah r.a).“(Wawancara; 8 April 2017).
Hadits tersebut M memang hanya sampai pada Aisyah r.a, tetapi
menurut beliau, Aisyah r.a adalah orang yang paling banyak menerima
hadits dari Rasulullah Muhammad SAW, baik dari perkataan,
perbuatan, dan pemikiran. Beliau mengamalkannya karena amalan
dzikir ini baik dan merupakan sebuah ibadah karena lafadz Laa ilaaha
illallah adalah sebuah kalimat yang menjadi penyadar akan lemahnya
kita tanpa kuasa dan kehendak Allah SWT.Dzikir
fida`dapatdipersembahkan untuk diri sendiri maupun untuk kerabat.
54
Dzikir fida` secara khusus hanya satu kali dilakukan, tetapi tidak lantas
berhenti begitu saja, karena menurut M dzikir fida` dampak yang
didapatkan jamaah itu adalah lebih rajin dalam ibadahnya. Seperti yang
disampaikan M berikut:
“Manfaatipun nggih marakke tambah semangat leh ngibadah, birrul
walidaine nggih mpun tambah ketok, podho gelem ngirim fida’ kangge
tiang sepahe. Jamaah fida’ ingkang sampun nderek niki kula anggit ki
tambah do sregep leh sholat qabliyah ba’diyah, jamaahe nggih
tambah.”
(Manfaatnya yaitu membuat semakin bertambah semangat dalam
beribadah, berbakti kepada orang tua juga semakin terlihat, tidak
enggan untuk mengirim doa kepada orang tuanya. Jamaah fida` yang
sudah ikut dalam majelis ini saya merasa semakin rajin dalam sholat
qabliyah dan ba’diyah, jamaahnya juga semakin bertambah.)
(Wawancara; 8 April 2017).
Mengenai tujuan utama dari dzikir fida` ini adalah usaha untuk
menebus kesalahan-kesalahan atau dosa-dosa selama di dunia.Jawaban
dari ima (M) dan para jamaah (S, A, K, W, I, F) menjawab hampir sama
seperti itu.Ada yang menambahkan dzikir ini untuk memohon
keselamatan dunia dan akhirat, untuk mencari ridho Allah SWT, dan
menambah ketakwaan.Semua jawaban kurang lebih hampir sama
maknanya dari tujuan utama dzikir fida` tersebut.
Berikut pernyataan K, S, A, K, W, I, dan F mengenai tujuan dari
dzikir fida`.
M :“Dzikir fida’ niku damel nebus utawi merdekaaken awake dewe
utawi keluarga ingkang di fida’i saking api neraka. Kenapa kok
saget nebus utawi merdekaaken? Amargi kita niku saget terbebas
utawi ditamengi saking siksa api neraka inggih saking
fadhilahipun waosan kalimah tauhid nggih niku (Laa Ilaaha
Illallah). Dzikir fida’ niki damel sangu wonten akhirat. Adewe
memang tasih wonten ono dunyo, tapi adewe niku kudu sadar nak
55
wonten kehidupan sing kekal mangkeh ting akhirat. Adewe kedah
golek sangu, lha golek sanguine niku wonten pundi? Nggih pas
tasih ting dunyo niki.”
(Dzikir fida` itu untuk menebus atau memerdekakan diri kita atau
keluarga kita yang akan di fida`i dari api neraka. Mengapa bisa
menebus atau memerdekakan? Karena kita itu bisa terbebas atau
dilindungi dari siksa api neraka yaitu dari keutamaan bacaan
kalimat tauhid (Laa Ilaaha Illallah).Dzikir fida` untuk bekal di
akhirat. Kita memang masih berada di dunia, tetapi kita itu harus
sadar apabila ada kehidupan yang kekalnanti di akhirat.Kita harus
mencari bekal, untuk mencari bekalnya itu dimana?Ketika masih
berada di dunia.) (Wawancara; 8 April 2017)
S :“Itu nanti untuk bekal kalau sudah meninggal.” (Wawancara;24 Mei
2017)
A : “Supaya diridhani Allah”
(supaya diridhai Allah) (Wawancara; 26 April 2017)
K : “Kui, yo kanggo ngirim-ngirim arwah iku, utowo besok-besok
wong seng gelem fida` kui insyaallah gusti allah bakal nyekseni
gampangane kui suwargo, la saiki lak Laa Illaaha Illallah lak
artine ora ono pengeran kang wajib den sembah kelawan gusti
allah tok kok, seng dipuji lak gusti allah tok to. Sak liyane kui
utamane gawe ngirim awake dewe, gawe awake dewe pribadi.”
(Itu ya untuk mengirim doa untuk arwah, atau siapa saja yang mau
fida`itu insyaallah Allah akan memberikan kemudahan untuk ke
surga, karena kalimat Laa Ilaaha Illallah memiliki arti tidak ada
Tuhan yang wajib disembah kecuali Allah saja, yang dipuji hanya
Allah saja. Selain itu juga dapat digunakan untuk mendoakan diri
kita sendiri.) (Wawancara; 4 Juni 2017)
W:“Kanggo menebus dosa diri sendiri, lan kanggo perantara jaluk
ngapuro maring gusti Allah.”
(Untuk menebus dosa diri sendiri, dan untuk perantara memohon
ampun kepada Allah SWT.) (Wawancara; 27 april 2017)
I :“Ingin membersihkan diri, mengharap ridha Allah dan menyiapkan
bekal akhirat mbak.” (Wawancara; 25 April 2017)
56
F :”Tujuannya untuk menebus diri dari dosa-dosa selama di dunia.
Selain itu juga untuk selamat dunia akhirat, jika meninggal khusnul
khotimah, di jauhkan dari siksa api neraka dan mendapatkan
surga.” (Wawancara; 11 Juli 2017)
Awal mula adanya dzikir fida` di Mushola Nurul Huda ini, menurut
salah satu sesepuh yang telah dari awal mengikutinya dan juga ikut
merintis kegiatan dzikir fida` ini beliau K menjelaskan bahwa dahulu
sekitar tahun 90-an mbah H. Abadi beliau seorang pensiunan tentara
mengikuti jamaah dzikir fida` itu bersama mertuanya. kemudian beliau
mendapatkan amanah dari mertuanya untuk mengadakan jamaah dzikir
fida` di mushola yang telah diwakafkannya. Beliau mengajak kerabat-
kerabatnya untuk membantu pelaksanaan dzikir fida` ini termasuk mbah
Hj. Karomah.Kemudian mbah Hj. Karommah yang sudah mengikuti
beberapa jamaah pengajian beliau mengumumkan kepada jamaah
pengajian untuk ikut serta dalam dzikir fida` yang akan dilaksanakan di
mushola Nurul Huda. Awal diadakanya dzikir fida` yang mengikuti masih
belum banyak, dan mayoritas sudah lanjut usia. Imam pertama kali adalah
mbah H. Abadi dan setelah beliau wafat digantikan oleh anak menantunya
yang pertama bernama Bapak H. Abdul Qosim, kemudian beliau juga
telah wafat kemudian digantikan anak menantu kedunaya yaitu bapak K.H.
Zainal Arifin sampai beliau wafat, baru kemudian digantikan oleh Bapak
Kyai Mahfudz Abdul Malik yang hingga saat ini masih menjadi imam
dzikir fida` di mushola Nurul Huda. Jumlah jamaah yang mengikuti
57
semakin banyak, awal mula hanya belasan orang, sekarang telah mencapai
lebih dari tujuh puluh orang.
Dzikir fida` ketika masih dipimpin oleh mbah H. Abadi sampai
bapak K.H. Zainal Arifin menggunakan cara sebagai penghadiahan, yaitu
setiap minggunya dihitung jumlah yang berangkat dan dibagi pada setiap
orang mendapatkan berapa jumlah tahlil yang harus dibaca. Hadiah dzikir
fida` ini ditujukan kepada kerabat jamaah yang telah meninggal dunia, dan
selalu dicatat jumlah yang telah dibaca, apabila telah mencapai pada
jumlahnya yaitu tujuh puluh satu ribu maka diadakan khataman atas nama
yang diberikan hadiah. Cara ini memang membutuhkan waktu yang lama
dan dalam satu tahun mungkin yang khatam baru satu nama. Berbeda
dengan yang dipimpin oleh bapak Kyai Mahfudz Abdul Malik, beliau
melihat cara seperti itu terlalu lama, dan sedikit sekali yang telah khatam
dalam waktu yang lama, kemudian beliau mempunyai cara tersendiri, yaitu
mengamalkan dzikir fida` untuk diri sendiri, kepada jamaah semua
dibimbing mulai dari niat hingga menyicil dzikir fida` setiap
pertemuannya sebanyak dua ribu kali pada masaing-masing jamaah.
Sehingga pada waktu yang telah mencapai jumlah bacaan sebanyak tujuh
puluh satu ribu kali, semua akan khataman bersama. Ketika dalam majelis
tidak dapat hadir, maka dalam waktu satu minggu itu harus telah
menyelesaikannya sebanyak dua ribu kali, dengan demikian tidak ada
jamaah yang tertinggal khatamannya. Setelah khataman untuk diri sendiri,
baru kemudian diniatkan untuk kerabatnya yang lain satu persatu, dengan
58
metode seperti ini setiap khataman tidak hanya satu orang, tetapi sesuai
jamaah yang mengikuti.
Jamaah yang telah mengikuti kegiatan dzikir fida` memiliki alasan
atau motivasi yang berbeda-beda ketika memutuskan untuk mengikuti
majelis dzikir fida` ini.Ada jamaah yang memberikan alasan karena
senang kalau mengkuti jamaah-jamaah pengajian, dan juga
mempertimbangkan daripada melakukan hal yang tidak bermanfaat lebih
baik mencari bekal untuk akhirat. Seperti yang di ungkapkan oleh A dan K
berikut ini:
A :”Seakan-akan menekuni rasane nambah tenterem atine, dadine melu
jamaah-jamaah ngono ki seneng.”
(seakan-akan menekuni rasanya yang tenang dihati, jadinya mengikuti
jamaah-jamaah seperti itu sangat senang) (Wawancara; 26 April
2017).
K :“Nak koyo aku timbangane nganggur ora intuk manfaat opo-opo yo tak
melu, wong yo barang apik, suk lak bakal mati ngono kui to, gawe
sangu.”
(Kalau seperti saya daripada menganggur tidak dapat manfaat apa-apa
ya saya ikut, itu juga barang bagus, nanti juga akan meninggal , dibuat
bekal.) (Wawancara; 4 Juni 2017).
Selain alasan demikian ada yang ingin mencari bekal ketika nanti di
akhirat, seperti yang di ungkapkan oleh S berikut ini:
S :”Motivasine yo sregep ngaji yo kepingin kanggo sangu nak
meninggal.”
(motivasinya ya lebih giat mengaji ya ingin buat bekal setelah
meninggal) )(Wawancara; 24 Mei 2017).
59
Alasan lain yang diungkapkan oleh jamaah adalah karena panggilan
hati, yang telah tergerak hatinya untuk mengikuti kegiatan keagamaan
seperti ini. Hal ini diungkapakna oleh W dan F berikut ini:
W :“Kerentek ati mbak, wes dibukakke atine, pingin lebih nyedak maring
gusti Allah.”
(Panggilan hati mbak, sudah dibukakan pintu hatinya, ingin lebih
mendekat lagi kepada Allah.) (Wawancara; 27 April 2017).
F : ”Tergugah hatinya ingin selamat dunia dan di akhirat, karena saya
banyak dosa saya berharap dengan kalimat Laa Illaha Illallah dapat
menyelamatkannya.”(Wawancara; 11 Juli 2017).
Lain halnya dengan jamaah I, beliau memberikan alasan ikut jamaah
dzikir fida` ini karena kalau dikerjakan di mushola bersama teman-teman
lainnya dan juga dipimpin oleh imam terasa lebih ringan dibandingkan
dengan dikerjakan sendiri dirumah. Sebagaimana ungkapannya berikut:
I :”Melaksanakan hal yang berat menjadi ringan karena kalau garap
sendiri dirumah abot mbak. Nakmpun dimulai dari ikut jamaah ini
sekarang lebih terbiasa dan terasa ringan.”(Wawancara; 25 April
2017).
Lamanya jamaah mulai mengikuti jamaah dzikir fida` ini juga
berbeda-beda, ada yang sudah dari awal, ada yang sudah dari awal tetapi
lama tidak mengikuti kemudian ikut kembali, ada juga yang baru
beberapa tahun belakangan. Bagi seseorang yang akan ikut serta dalam
jamaah ini tidak memiliki syarat khusus, hanya syarat umum saja sepeti
islam dan baligh. Begitupun yang menjadi imam, tidak ada syarat
khusus.Menurut penjelasan imam, afdholnya yang menjadi imam seperti
60
menjadi imam sholat.Hal ini disampaikan oleh M ketika diwawancarai
oleh peneliti.
M :“Menawi jamaah dzikir fida` ora ono syarate. Nak tareqah ono, tapi
kulo during pathek ngerti, mergone kulo dereng tumut tareqahan, ya
penting agamane islam. Wong nak sing syarat khusus mboten
enten.Nak imam ki yo mukalaf, islam, baligh utawa syarat sing umum
mawon. Afdhole ya kaya imam shalat. Imam kui afdhole sing
disenengi makmume amarga imam sing disenengi makmume bakalan
nambah semnagate para jamaah. Ning yo kui imam ki rasah nonjolke
awake dewe, cukup jamaahe sing mbiji.”
(Kalau jamaah dzikir fida` tidak ada syaratnya, Kalau tareqah ada,
tetapi saya kurang mengetahui, karena saya belum ikut jamaah
tareqah, ya paling penting yang beragama islam. Kalau syarat khusus
tidak ada. Kalau yang menjadi imam itu mukalaf, islam, baligh atau
hanya syarat umum saja, Lebih utamanya seperti imam sholat. Imam
yang baik itu yang disenangi makmum karena imam yang disukai
makmumnya akan menambah semangat para makmum. Akan tetapi
tidak perlu imam itu menonjolkan diri sendiri karena jamaah yang
menilai.) (Wawancara; 8 April 2017).
2. Pelaksanaan Dzikir Fida`
Kegiatan dzikir fida` yang ada di mushola Nurul Huda ini
dilaksanakan satu kali dalam satu minggu yaitu setiap malam sabtu
dimulai sekitar pukul 18.30 WIB sampai dengan 19.30.Rangkaian
acara pada kegiatan dzikir fida` ada tambahan bacaan yang mengiringi
dzikir fida` tersebut. Adapun rangkaian acara pada kegiatan dzikir
fida` adalah 1) Salam; 2) Muqadimah; 3)Sholat sunnah dua rakaat; 4)
Mengucap Syahadatain tiga kali; 5) Membaca Shalawat Nabi tiga kali;
6) Membaca Istighfar tiga kali; 7) Berwasilah; 8) Berniat; 9) Membaca
kalimat tahlil (Laa Ilaaha Illallah) dua ribu kali; 10) Membaca surat
Al-Ikhlas tiga kali; 11) Membaca shalawat Nabi; 12) Membaca surat
Al-Fatihah; 13) Doa penutup (Observasi, 14 April 2017).
61
Rangkaian acara pada kegiatan dzikir fida` memiliki makna yang
terkandung di dalamnya.Muqadimah yang imam sampaikan
disambung dengan tausiyah dengan tema yang berbeda-beda setiap
pertemuannya.Tausiyah yang disampaikan masih seputar penyadaran
kepada diri kita agar selalu menyiapkan bekal untuk di akhirat
kelak.Dengan adanya tausiyah ini para jamaah merasa mendapatkan
tambahan ilmu, dari yang sebelumnya tidak mengetahui jadi
mengetahui, yang belum jelas menjadi jelas.Tausiyah ini baru
ditambahkan sejak kurang lebih satu tahun belakangan ini.Makna dari
setiap bacaan pada dzikir fida` ini dijelaskan oleh imam (M) dalam
wawancara yang dilakukan pada tanggal 8 April 2017. Berikut
penjelasannya:
M :“Menawi maos syahadat, dzikir niku lak ibadah to, lha sak apik-
apike ibadah niku nak sing nglakoni wonge kui islam. Amarga
niku adewe niku dikon moco syahadat disik. Masio adewe jenenge
uwis islam, nopo kok kudu syahadat meneh? amarga imane adewe
isoh wae kendo, ning uripe adewe yo ono sing marakke lumpuh
islame, mamang karo sifat-sifate gusti Allah. Malah kadang
omongane adewe ki yo isoh marakke runtuhke iman lan islam,
kadang ra sadar retine mung guyon. Nak ngono kui arep
ngibadah opo wae ben adewe diitung ngibadahe wong islam,
mulo kui adewe luwih becik bangun imane adewe lantaran
kalimat syahadat ndisik.Iki lak mung gawe jogo-jogo lan ati-ati.
Bar kui moco sholawat, sholawat dimaksudke gawe buka satir
utawa buka penjaluke hamba karo gusti Allah. Sakdurunge
ngibadah nak adewe sholawat ndisik, sing diarep-arep lak yo ben
ngibadahe iso sak jalur karo Rasulullah. Bar kui moco istighfar
gawe jaluk ngapura kalian Gusti Allah, ben gugurke doso-doso
cilik, nak ngono kui iso dadekke harapan marang gusti Allah ben
dikabulke penjaluke. Dzikir iki ya sakdurunge ono ngirim doa
kanggo sesepuh sing mpun sedha sing mpun marakke islam maju,
lan sesepuh sing ngawali dzikir ting mushola iki. Ngirim doa
utawa wasilah niki dimaksudke gawe ucapan terimakasih kagem
sing mpun warisake ilmu agamane marang adewe tekan sakniki.
62
Dilanjtke dzikir fida` sing bacaan utamane kalimat Laa Ilaaha
Illallah, kalimat niku gawe pepilinge adewe sing asline niku
lemah, iso kuat amarga kuasane lan pitulunge gusti Allah. Ono
moco surat Al-Ikhlas barang. Surat Al-Ikhlas kui ayat-ayate kabeh
nerangke ketauhidan marang gusti Allah.Seakan-akan kui ora ono
liyane selain gusti Allah. Mulo kuwi pantes yen disebut
suratikhlas lan dilebokke ning bacaan sing ono ning kegiatan
dzikir fida` iki.”
(Mengenai membaca syahadat, dzikir itu ibadah sebaik baik
ibadah dalam melakukannya adalah kita harus islam. Maka dari
itu kita dianjurkan membaca syahadat terlebih dahulu. Walaupun
sudah islam mengapa harus bersyahadat kembali? karena iman
bisa saja rapuh, dalam kehidupan kita secara tidak sadar telah
melumpuhkan islam, meragukan sifat-sifat Allah. Terkadang
ucapan kita juga dapat meruntuhkan imam islam kita walaupun
hanya merasa bergurau. Dengan demikian, apabila kita akan
melaksanakan ibadah apapun maka agar kita terhitung masuk
islam ibadahnya maka dianjurkan membangun iman islam kita
dengan membaca syahadat. Hal ini dilakukan untuk berjaga-jaga
dan juga berhati-hati.Setelah itu ada bacaan sholawat, sholawat
dimaknai sebagai pembuka batas atau pembuka permohonan
antara hamba dengan Allah.Sebelum beribadah apabila kita awali
dengan sholawat, maka kita berharap agar ibadah kita tetap
dijalannya Rasulullah SAW. Kemudian istighfar, yang berarti
memohon ampun kepada Allah, mengurangi dosa-dosa kecil kita,
maka ada harapan Allah SWT akan mengabulkan doa kita. Dalam
dzikir ini juga mengirim doa untuk orang-orang yang berjasa
dalam kemajuan islam dan juga kemajuan dzikir di mushola ini.
Mengirim doa atau berwasilah ini merupakan bentuk ucapan
terimakasih untuk para pendahulu yang telah memberikan kita
ilmu yang bermanfaat hingga saat ini. Setelah itu dalam dzikir ini
bacaan utamanya adalah tahlil yaitu membaca kalimat (Laa Ilaaha
Illallah).Mengapa kalimat Laa Ilaha Illallah?Kalimat itu sebagai
penyadaran kita, bahwa kita itu makhluk Allah yang lemah tanpa
adanya kuasa dan kehendak dari pertolongan Allah SWT.Terdapat
juga bacaan Surat al ikhlas, karena dari masing-masing ayat
menerangkan sifat-sifat Allah, seakan-akan tidak ada kepentingan
lain, selain urusan dengan Allah SWT. Maka pantas surat tersebut
disebut surat Al-Ikhlas dan dimasukkan dalam bagian dari dzikir
fida` ini. (Wawancara; 8 April 2017).
Membaca syahadatain menurut penjelasan M ini, memiliki tujuan
untuk memperbaharui islam kita, karena tanpa disengaja dalam
63
aktifitas manusia sehari-hari tanpa disadari ada hal-hal yang membuat
iman dan islam kita rapuh, sehingga sebelum mengerjakan ibadah
sebaiknya mengucapkan syahadatain lagi agar senantiasa terjaga iman
dan islamnya.
Shalawat nabi juga menjadi pengantar dalam kegiatan dzikir
fida`ini, dengan maksud agar apa yang dimohonkan kepada Allah
dengan shalawat nabi ini diharapkan dapat menjadi pembuka antara
permohonan hamba dengan Allah SWT.Hal ini dijelaskan oleh K.
Sebelum memulai dzikir tersebut para jamaah juga dipimpin
untuk membaca istighfar, seperti pada umumnya istighfar adalah
sebagai sarana kita untuk memohon ampun kepada Allah terhadap
dosa-dosa kecil. Sebagaimana dijelaskan oleh sang imam bahwa
dengan membaca istighfar ini diharapkan mampu mengurangi dosa-
dosa kecil kita yang mana dosa-dosa kecil itu bisa menjadi
penghambat dalam doa kita kepada Allah SWT, dengan demikian ada
harapan untuk Allah bisa mengabulkan doa-doa yang dipanjatkan.
Setelah membaca istighfar, imamnya membimbing untuk
memberikan hadiah berupa Al-Fatihahkepada Nabi Muhammad SAW,
Para Sahabat baik dari kalangan Nabi dan Rasul, para wali, para
syuhada’, orang-orang shalih, para sahabat, para tabi’in, para ulama’
yang mengamalakna ilmunya, orang yang ikhlas, orang-orang yang
berjihad di jalan Allah SWT, malaikat yang selalu beribadah, dan
kepada Syekh Abdul Qadir Jailani, kepada seluruh penghuni kubur
64
yang islam dan beriman, kepada kerabat dan juga para sesepuh yang
telah mendirikan jamaah dzikir fida` di mushola Nurul Huda
ini.Hadiah surat Al-Fatihah ini merupakan bentuk rasa berterimakasih
atas jasa-jasanya ketika masih di dunia dan telah memberikan banyak
pengalaman yang berharga dan juga ilmu yang dapat digunakan
sampai saat ini.
Setelah berwasilah maka semua jamaah dan imam hening sejenak
untuk berniat dalam hati masing-masing, kemudian mulai membaca
Laa ilaaha illallah sebanyak dua ribu kali, inilah acara inti dari dzikir
fida`. Setelah membaca Laa ilaaha illallah sebanyak dua ribu kali
dilanjutkan dengan membaca surat Al-Ikhlas. Menurut penjelasan
bapak M, setiap ayat pada surat Al-Ikhlas semuanya mengandung
makna mengesakan Allah seakan-akan tidak ada kepentingan lain
selain mengingat Allah. Maka dari itu dalam kegiatan ini ditambahkan
membaca surat Al-Ikhlas. Kemudian dilanjut dengan membaca surat
Al-Fatihah dan ditutup dengan doa oleh imam.
Perkembangan dzikir fida` secara umum mulai ada
peningkatan.Sebelumnya di mushola ini adalah satu-satunya yang
mengadakan dzikir fida`, tetapi dua tahun belakangan ini sudah ada
dua kelompok yang membentuk jamaah dzikir fida` yang berada di
dusun kauman barat dan kauman timur desa Sraten, yang juga
dipimpin oleh bapak Kyai Mahfudz Abdul Malik.
65
Perkembangan dzikir fida` yang ada di mushola Nurul Huda baik
dari sisi pelaksanaan maupun dari jumlah jamaah memang diakui
semakin meningkat.Jika dahulu belum ada tausiyahnya sekarang sudah
ditambahkan.Jumlah jamaah yang dahulu masih belasan, sekarang
sudah mencapai tujuh puluhan.Hal ini diakui oleh para jamaah yang
mengikutinya.Mereka melihat adanya kemajuan terhadap kegiatan
dzikir fida` ini.
C. Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam Kegiatan Dzikir Fida` di Mushola
Nurul Huda Desa Sraten Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang
Tahun 2017
Hasil wawancara kepada jamaah kegiatan dzikir fida`menunjukkan
bahwa kegiatan dzikir ini memiliki manfaat yang dirasakan oleh setiap
jamaah, tentunya manfaat yang dirasakan para jamaah memliki
keragaman.Berikut bebarapa jawaban dari para jamaah (A, S, K, W, I,
F)mengenai manfaat yang mereka rasakan setelah mengikuti kegiatan
dzikir ini.
A :“Pikire tenterem, seakan-akan andalane ki ono sambunge, menungso
karo suing gawe urip yaiku Gusti allah, ndue harapan diberi
kenikmatan oleh Allah. Wong nak adewe iling Allah, Allah ya iling
awake dewe.”
(Pikirannya lebih tenang, seakan-akan jalannya itu ada kelanjutannya,
manusia dan yang membuat hudup yaitu Allah. kalau kita ingat
kepada Allah, Allah juga ingat kepada kita) (Wawancara; 26 april
2017)
S :”Sakliyane nambah ilmu, marakke semangat leh ibadah.”
66
(Selain menambah ilmu, membuat semangat untuk beribadah)
(Wawancara; 24 Mei 2017)
K :“Sing tak rasakke ki yo ayem yo tentrem, ora melu nak koyo aku getune
tenanan.”
(Yang saya rasakan ya tenang ya nyaman, tidak ikut kalau seperti
saya itu merasa menyesal sekali.)(Wawancara; 4 Juni 2017)
W :“Istiqomah rumah tangganya, dapat lebih mendekatkan diri kepada
Allah SWT. Serta menyadarkan hati luih bisa nglerem emosi sing ora
penting mbak.”
(Ada ketenangan dalam rumah tangga, dapat lebih mendekatkan diri
kepada Allah SWT.Serta menyadarkan hati untuk bisa meredakan
emosi yang tidak penting mbak.) (Wawancara; 27 April 2017)
I :”Setiap minggunya minimal satu kali bisa silaturahmi ketemu jamaah di
kegiatan dzikir ini. Saya sekarang kalau selesai shalat nambah wiride
mbak, soalnyakalu tausiyah pak Kyai biasanya memberi tau amalan-
amalan yang dilaksanakan sesudah sholat, jadi ya saya lakukan
mbak.” (Wawancara; 25 april 2017)
F:”Sekarang merasa lebih lega hatinya, rasa takut hilang, mantap, percaya
dengan mengamalkan dzikir itu ada penyelamat nantinya, rasanya hati
adem. Dahulu merasa ekonomi saya masih tidak stabil sekarang sudah
merasa cukup, merasa rezekinya barokah.dengan banyak sholawat
dan dzikir, merasa sudah pasrah insyaAllah barokah.” (Wawancara,
11 Juli 2017)
Selain manfaat yang mereka rasakan, terdapat juga nilai dari
pendidikan yang dapat diambil dari pelaksanaan kegiatan dzikir fida`
ini.Hasilnya pun juga bermacam-macam.Hasil wawancara dengan imam
dan para jamaah (M, A, S, K, W, I, F) ditemukan beberapa nilai
pendidikan yang mereka dapatkan.
M :”Nggih pendidikan dalam hal meningkatkan ibadah, amargi dzikir niki
naming wonten satu tujuan nggih niku damel urusan akhirat.”
67
(Pendidikan dalam hal meningkatkan ibadah, karena dzikir ini hanya
ada satu tujuan yaitu untuk urusan akhirat.) (Wawancara; 8 April
2017)
A:”Akeh mbak. sing utama kui ya kei pendidikan sing gawe sangu suk
ning akhirat. Saiki lak sistem utang, kui ya ngelatih ben
disiplin.Contohe ora iso mangkat kudu nyarutang, nyarutang ki ya
mantep wae ki. Pendak malem setu ya ketemu jamaah liyane kui
nambah hubungan erat sesama akhul muslim, menambah kesehatan
awake dadi seger bar dzikiran terus iso ketemu kanca-kancane.”
(Banyak mbak, yang terutama itu adalah di beri pendidikan yang
dibuat bekal nanti di akhitar.Sekarang adalah sistem hutang, itu juga
melatih agar disiplin.Contohnya tidak bisa berangkat harus
mengganti, mengganti itu juga yakin. Setiap malam sabtu bertemu
jamaah lainnya itu menambah silaturahmi sesama muslim. Menambah
kesehatan tubuhnya jadi segar setelah berdzikir dan bisa bertemu
dengan teman-teman.) (Wawancara, 26 April 2017)
S :”Jatahe wingi kan ora ngerti, kan di paring bermanfaat geh, ngerti suk
gawe sangu awake dewe, gawe ngenteng-ngentengke.”
(Yang kemarin kemarin tidak tahu, kan di kasih manfaatnya ya, tau
nanti buat bekal diri sendiri, untuk meringankan) (Wawancara; 24
Mei 2017)
K :“Aku ki rumongso bodho, nak melu ngaji-ngaji ngene ki yo kanggo
golek ilmu, nak ning dzikir iki yo kanggo golek ilmu agama to.”
(Saya itu merasa tidak pintar, kalau ikut ngaji-ngaji seperti ini ya
untuk mencari ilmu, kalau di dzikir kan ya mencari ilmu agama kan.)
(Wawancara; 4 Juni 2017)
W :“Pendidikan gawe ibadah mbak, ngajari tambah sregep ibadah”
(Pendidikan untuk beribadah mbak, mengajarkan untuk lebih rajin
beribadah.) (Wawancara; 27 april 2017)
I :”Pasti tambah ilmu mbak, setiap muqodimah pembahasannya berbeda-
beda, jadi tambah ilmu. Dari jumlah bacaan 2000 kali itu
membutuhkan konsentrasi, fokus untuk tanggungjawab dengan
jumlahnya.Apabila tidak berangkat merasa ada yang kurang. Dzikir ini
menambah keimanan dan ingat tidak akan hidup selamanya, lebih
banyak dipersiapkkan untuk kehidupan di akhirat, seperti ada
68
panggilan hati. Selain itu juga bertemu teman-teman, sabar menunggu
sampai jamaahnya penuh.” (Wawancara; 25 april 2017)
F: “Mendapat pendidikan masalah ibadah mbak, agar senantiasa ingat
kepada Allah.” (Wawancara; 11 Juli 2017)
Ketika mengikuti kegiatan ini secara tidak langsung membuat rutin
bertemu dengan jamaah-jamaah lain dan saling mengetahui kabar satu
sama lain. Salah satu contohnya apabila ada yang tidak berangkat karena
sakit jamaah akan mengetahui dan menjenguknya. Peneliti juga melihat
pada kegiatan dzikir fida` ini para jamaah sebelum dimulai acaranya
mereka saling menyapa dan berbincang tidak memandang seumuran atau
tidak, dari latar belakang apapun, mereka tetap saling akrab karena mereka
merasa berada pada keluarga, yaitu keluarga besar jamaah dzikir fida`.
Kebersamaannya dan tolong menolong erat sekali, ada salah satu contoh
ketika ada salah satu jamaah yang meninggal dunia dan jamaah itu belum
khatam dzikir fida` nya, pada salah satu pertemuan itu dikhususkan untuk
memberikan hadiah dzikir fida` untuk melengkapi kekurangan jamaah
tersebut, sehingga jamaah yang telah meninggal tersebut sekarang sudah
khatam.
Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti mengenai kegiatan
dzikir fida` tersebut ada kegiatan bersadaqah yang dilakukan jamaah pada
setiap pertemuannya yaitu beruapa amal seikhlasnya.Amal tersebut
digunakan untuk keperluan kegiatn dzikir dan digunakan untuk dibuatkan
makanan yang diberikan setiap kurang lebih satu bulan sekali.Para jamaah
69
terlihat sangat bersemangat ketika bersadaqah untuk acara khataman,
jamaah yang ingin bersadaqah dengan ikhlas hati mendatangi salah satu
penanggungjawab pembuat makanan untuk menyerahkan iurannya agar
iuran tersebut dapat digunakan untuk belanja bahan yang
diperlukan.Apabila terlambat dalam memberikan iuran hingga semuanya
telah siap, mereka tetap memberikan iuran dan dimasukkan dalam kas.Kas
tersebut nantinya digunakan untuk kegiatan yang berkaitan dengan
kegiatan dzikir fida`.
Nilai-nilai pendidikan yang didapatkan tersebut, mereka juga
merasakan adanya peningkatan ilmu daripada sebelumnya karena dari
yang kemarin belum mengetahui sekarang menjadi lebih mengetahui.Para
jamaah dan imam belajar dari pengalaman yang mereka alami dan mereka
rasakan.Para jamaah merasakan adanya rasa tenang ketika berdzikir,
seperti hanya ada Allah dalam fikirannya.Itu berarti mereka merasakan
ketenangan tersendiri dengan melakukan kegiatan ini. Waktu berdzikir ini
setidaknya membuat mereka meluangkan waktu untuk benar-benar
mengingat Allah SWT secara mendalam, tidak ada urusan lain yang
difikirkan ketika berdzikir.Salah satu contoh ketika ada sadaqah makanan
yang diadakan satu bulan sekali itu para ibu juga menyiapkannya ketika
acara dzikir telah usai, sehingga tidak mengganggu dzikir yang tengah
dilakukan.
70
D. Penerapan Nilai-nilai Pendidikan Islam pada Jamaah Dzikir Fida`
dalam kehidupan sehari-hari
Nilai-nilai pendidikan Islam yang diperoleh jamaah dzikir fida`
menurut hasil penelitian mendapatkan jawaban yang berbeda pada setiap
jamaah.Diperoleh dari hasil wawancara pada jamaah yang telah dipilih
hampir semua menjawab dari nilai pendidikan yang didapatkan diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari.Berikut pernyataan (A, S, K, W, I, F)
mengenai pengalan mereka dalam menerapkan nilai pendidikan yang
mereka peroleh.
A:”Marakke aku saiki ora gampang emosi, ora gampang nesunan,
nambah kesabaran. Meningkatkan qanaah, qanaah ki
nerimo.Tambah syukur.”
(Membuat saya sekarang tidak mudah emosi, tidak mudah marah,
tambah kesabarannya.Meningkatkan qanaah, qanaah itu menerima.
Tambah syukur) (Wawancara; 26 April 2017)
S :”Yo ngamalke kui mau nduk.”
(Ya mengmalkan itu tadi mbak.) (Wawancara; 24 Mei 2017)
Amalan yang dimaksud adalah yang diajarkan imam (M) ketika
memberikan tausiyah pada setiap pertemuannya.
K :“Seneng wae melu-melu ngaji rono rene ki ora wegah.”
(Suka saja mengikuti pengajian kesana kemari tidak merasa berat.)
(Wawancara; 4 Juni 2017)
W :”Amalan-amalan sunnah sing mbien-mbien ora, saiki ya sitik sitik wis
mulai rodo rutin mbak. Sing tak rasakke jelas ki luih sabar mbak aku
saiki.”
(Amalan-amalan sunnah yang dahulu belum dilaksanakan, sekarang
sedikit demi sedikit sudah mulai dirutinkan mbak. Yang paling saya
71
rasakan yaitu lebih sabar mbak aku sekarang.) (Wawancara; 27 April
2017)
I :”Ketika di rumah sudah terbiasa memperbanyak ibadah sunnah.
Wiridan setelah shalat menjadi lebih banyak.Sabar ketika jamaah
sebelahnya tidak bareng berdzikirnya karena bisa mengganggu
konsentrasi.” (Wawancara; 25 April 2017)
F :”Salah satunya ini mbak kalau setelah sholat kok tidak mengirim orang
yang telah meninggal mendahului kita itu merasa gelo, terus waktu
sholat, subuh ketika mendengar adzan, harus buru-buru berangkat
jamaah, kalau tidak bakal merasa gelo(rugi).Sekarang juga lebih
berhati-hati dalam berucap dan berperilaku.”
Dari penerapan nilai pendidikan yang telah mereka sebutkan dalam
wawancara, para jamaah (A, K, W, I, F) mengakui akan peningkatan kualitas
ibdah mereka dan juga beberapa perbuatan mereka dalam kehidupan sehari-
hari. Tetapi ada salah satu jamaah yaitu S yang merasa biasa saja seperti
sebelumnya.
72
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan kegiatan dzikir fida` di Mushola Nurul Huda Desa
Sraten Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang pada tahun 2017
1. Dzikir Fida`
Dzikir berasal dari bahasa arab yaitu dari kata dzikrun(ذكر)
(Mahmud Yunus, 2007:134) yang berarti mengingat, yang dimaksud
mengingat dalam dzikir ini adalah mengingat Allah SWT. Dzikir boleh
dilakukan dalam hati, boleh juga dengan lisan.Dzikir yang lebih utama
adalah dzikir yang dilakukan dengan lisan dan hati (M. Tarsi Hawi,
1984:21).
Dzikir kepada Allah telah di anjurkan langsung oleh Allah SWT
yaitu dalam firmannya Q.S Al-Baqarah: 152
فاذكرونىأذكركم....Artrinya:
“Maka ingatlah kepada-Ku, pasti Aku ingat kepadamu….”
Anjuran berdzikir kepada Allah juga telah disampaikan
Rasulullah SAW dalam salah satu hadits sebagai berikut:
عنابى عز عليهوسلميقولللا صلىللا هريرةقال:قالرسلللا
:اناعندظ عبديبيوانامعهحينيذكرنيانذكرنيفينفسهوجل ن
ذك همخورمنهموانذكرتهفينفسىوانذكرنيفيمل رتهفىمل
بتمنه ذراعاتقر بالي بتأليهذراعاوانتقر بمن ىشبراتقر تقر
)رواهمسلم(باعاواناتانييمشىاتيتههرولة.
73
Artinya:
“Dari Abu Hurairah r.a. berkata, Rasulullah SAW bersabda: “Allah
‘Azza wa Jalla berfirman: Aku senatiasa menurut sangka hamba-Ku
kepada-Ku, dan Aku senantiasa bersamanya ketika dia menyebut
nama-Ku, jika dia menyebut nama-Ku dalam hatinya, maka Aku
menyebutnya pula dalam hati-Ku. Dan jika dia menyebut-Ku dalam
majlis ramai, maka Aku menyebutnya dalam majlis ramai yang lebih
baik.Jika dia mendekati-Ku sejengkal, Aku mendekatinya
sehasata.Dan jika dia mendekati-Ku sehasta, Aku mendekatinya
sedepa.Jika dia datang kepada-Ku berjalan kaki, Aku mendatanginya
dengan berlari. (H.R Muslim)
Fida` berasal dari bahasa arab yaitu فداء(-)فدى yang artinya
tebusan, barang penebus (Mahmud Yunus, 2007:310).Jadi dzikir fida`
ini dimaksudkan untuk menebus diri kita kepada Allah dari kesalahan-
kesalahan yang telah sengaja maupun tidak sengaja dilakukan.Dzikir
fida` ini dianggap oleh para jamaah yang mengikuti sebagai usaha
untuk menebus kesalahan-kesalahan agar diselamatkan dari siksa api
neraka atas ridha Allah SWT dan juga mengharapkan syafaat dari
Rasulullah SAW.
Dzikir fida` adalah salah satu dari jenis dzikir yang telah
ada.Berdasarkan pelaksanaanya dzikir fida` ada dua macam, yaitu
dzikir fida`kubra dan dzikir fida` sughra. Dzikir fida`kubra yaitu
dzikir dengan membaca surat Al- Ikhlas sebanyak seratus ribu kali,
sedangkan yang dimaksud dengan dzikir fida` sughrayaitu membaca
kalimat tauhid Laa Ilaaha Illallah sebanyak tujuh puluh satu ribu kali.
Dzikir fida` secara umum juga telah menjadi kegiatan yang
rutin dilakukan oleh masyarakat desa Sraten pada acara pengajia
74
untuk orang yang baru meninggal dunia.Dzikir fida` yang
digunakan adalah dzikir fida` sughra. Adapun dzikir fida` yang
berada disebuah majelis ada tiga tempat dan yang menjadi objek
penelitian ini adalah majelis dzikir fida` yang ada di mushola Nurul
Huda yang beralamat di dusun Sraten RT 01 RW 04, desa Sraten,
kecamatan Tuntang, kabupaten Semarang. Majelis dzikir yang
dijadikan objek penelitian ini mengamalkan dzikir fida` sughra.
Ketika peneliti menanyakan kepada imam (K) apa yang mendasari
kegiatan ini muncul, didapatlah jawaban bahwa kegiatan dzikir
fida` ini sudah ada dari dulu dan kemudian di turunkan kepada
anak dan cucu mereka yang sekarang masih ada, dan kemudian
berkembang hingga saat ini. K pun menemukan sebuah hadits yang
ditampilkan dalam kitab khozinatul ashroor yaitu sebagai berikut:
صوسرلق اهلا"ل:منقالملسوهيلهللاعىللللا "احدال للا
عزوجل)رواهابوسعيدوعاىشترسبعينالفا.او بهنفسهمنللا
عنهما( ئشةوضيللا Artinya:
“Sabda Rasulullah SAW: barangsiapa membaca “Laa ilaaha
illAllah SWT” tujuh puluh satu ribu kali, maka dia telah
membelinya dengan itu atas dirinya dari Allah SWT azza wa jala.
(HR. Abu Sa’id r.a dan Aisyah r.a).
Hadits tersebut sebenarnya bukan dasar yang utama yang
digunakan.Kegiatan ini lebih kepada melestarikan kegiatan yang
telah di adakan oleh sesepuh yang telah mendahului kita.Kegiatan ini
seperti halnya tradisi dari dulu yang dilanjutkan oleh generasi
75
penerusnya. Kegiatan ini walaupun belum ditemukan dalil yang pasti
shahih tetap dilesatrikan karena kegiatan ini merupakan amalan yang
baik dan tidak melanggar syariat islam. Kegiatan ini menurut peneliti
kegiatan yang sangat bermanfaat untuk kehidupan manusia, sebagai
ladang dalam mencari bekal untuk kehidupan akhirat. Membaca
kalimat tauhid Laa Ilaaha Illallah yang menjadi poin utama dalam
kegiatan dzikir fida` sughra ini memiliki banyak keutamaan, selain
sebagai kalimat mulai untuk memuji Allah SWT yang merupakan
kewajiban sebagai seorang hamba kepada Penciptanya juga memiliki
keutamaan antara lain hadits-hadits berikut:
حدثناأبوكريب:حدثن ازيدبنحبب,عنمعاويةبنصالح,عن
بنبسر عنه–عمروبنقيس,عنعبدللا :أنرجلقال:يا-رضيللا
شرئع !إن فأخبرنيبشيئأتشبثبه؟رسولللا السلمقدكثرتعلي
.)سننالترمذي( قال:ليزاللسنكرطبامنذكرللا Artinya:
“Abu Kuraib menceritakan kepada kami, Zaid bin HUbah
menceritakan kepada kami dari Mu’awiyah bin Abu Shalih, dari
Amru bin Qais, dari Abdullah bin Busr –radhiyallahuanhu-, bahwa
seorang laki-laki berkata, “Ya Rasulullah, sesungguhnya syariat
islam berat untukku, maka beritahukanlah kepadaku tentang sesuatu
yang dapat aku jadikan pegangan. Beliau bersabda, “Senantiasa
lidahmu basah karena dzikir kepada Allah.” (H.R Sunan At-
Tirmidzi)
بن حدثناالحسينبنحريث:حدثناالفضلبنموسى,عنعبدللا
,عنأبيبحرية,-مولىابنعياش–وعنزياد-هوابنأبيهند–سعيد
عنه–عنأبيالدرداء عليهوسلمأل-رضيللا صلىللا ,قال:قالالنبي
جاتكم,وجيرأنب ئكمبخيرأعمالكم,وأزكاهاعندمليككم,وأرفعهافيدر
كم,فتضربوا لكممنإنفاقالذهبوالورق,وخيرلكممنأنتلقواعدو
76
قالمعاذ-تعلى–أعناقهم,ويضربواأعناقكم؟!قالوا:بلى,قل:ذكرللا
–بنجبل .-عنهرضيللا :منذكرللا ماشيئأنجىمنعذابللا Artinya:
“Al Husain bin Huraits menceritakan kepada kami, Al Fadhl bin Musa
menceritakan kepada kami dari Abdullah bin Sa’id- yaitu Ibnu Abi
Hind-, dari Ziyad- yaitu budak Ibnu Ayyas, dari Abu Bahriyyah, dari
Abu Darda –radhiyallahuanhu-, ia berkata: Nabi SAW bersabda,
“Maukah aku beritahukan kepada kalian tentang pekerjaan kalian
yang paling baik, paling suci di sisi Raja kalian, paling meninggikan
derajat kalian, dan lebih baik daripada menginfakan emas dan perak,
serta lebih baik daripada memerangi musuh kalian, kemudian kalian
memenggal leher mereka dan (atau) mereka memenggal leher kalian?
Para sahabat menjawab, “Tentu.”Beliau bersabda, “(yaitu) Dzikir
kepad Allah-ta’ala-.” Mu’adz bin Jabal –radhiyallahuanhu- berkata,
“Tidak ada sesuatu pun yang lebih menyelamatkan dari siksaan Allah
daripada dzikir kepada Allah.” (H.R Sunan At-Tirmidzi)
Kalimat tahlil “Laa ilaaha illallah” memiliki keutamaan bagi
yang membacanya akan dibukakan pintu-pintu langit sampai tembus
ke Arsy. Sebagaimana hadits berikut:
عليهو صلىللا عنهقال:قالرسولللا عنابىهريرةرضيللا
قطم للا فتحتلهسلم:ماقالعبدقاللالهال أبوابالسماءخلصاإل
(٣٥١٤حتىتقضيإلىالعرشمااجتنبالكبائر)سننالترمذي, Artinya:
“Dari Abu Hurairah r.a, Rasulullah SAW bersabda: “Tidaklah
seorang hamba membaca “Laa ilaaha illallah” dengan ikhlas
kecuali pintu-pintu langit dibuka baginya sampai tembus ke Arsy,
selama ia tidak berbuat dosa besar.” (Sunan At-Tirmidzi, [3514]).
Keutamaan lain yang didapatkan oleh majelis ini adalah
keutamaan melaksanakan dzikir secara bersama-sama maka malaikat
akan mengelilinginya, rahmat akan menyelimuti, ketenangan akan
77
datang, dan Allah akan menyebutnya sebagai bagian dari orang-orang
yang berada di sisi-Nya, sebagaimana hadits berikut:
:حدثناسفيان, حمنبنمهدي دبنبشار:حدثناعبدالر حدثن امحم
أبيمسلم,أنهشهدعلىأبيهريرة,وأب يعنأبيإسحق,عناألغر
عليهوسلم,أنهقل: صلىللا ,أنهماشهداعلىرسولللا سعيدالخدري
حمة,ونزلت حفتبهمالملئكةوغشيتهمالر ,إل مامنقوميذكرونللا
فيمنعنده.عليهمالسكينة ,وذكرهمللا Artinya
“Muhammad bin Basyar menceritakan kepada kami, Abdurrahman
bin Mahdi menceritakan kepadakami, Sufyan menceritakan kepada
kami, dari Abu Ishaq, dari Al Agharr bin Abu Muslim, bahwa dirinya
bersaksi kepada Abu Hurairah dan Abu Sa’id Al Khudri, bahwa
keduanya bersaksi kepada Rasulullah SAW, bahwa beliau bersabda,
“Tidaklah suatu kaum berdzikir kepada Allah kecuali malaikat akan
mengelilingi mereka, rahmat akan menyelimuti mereka, ketenangan
akan turun kepada mereka, dan Allah akan menyebut mereka sebagai
bagian dari orang-orang yang berada di sisi-Nya. (H.R Sunan At-
Tirmidzi)
Mengenai dasar yang digunakan untuk melaksanakan dzikir fida`
ini peneliti tidak mempermasalahkan karena kegiatan ini kegiatan yang
baik dan mulia yaitu memuji Allah SWT dan tujuannya pun untuk
mencari ridho Allah SWT agar terhindar dari siksa-Nya. Berdzikir
kepada Allah SWT merupakan hal yang dianjurkan langsung oleh
Allah SWT dan juga Rasulullah SAW. Hanya saja mungkin cara atau
metodenya yang membedakan, tetapi tujuan utamnya tetap sama yaitu
untuk memnuji, mengagungkan Allah SWT sang pencipta yang telah
menciptkan manusia dan juga makhluk lainnya untuk beribadah
kepada-Nya.
78
Berdzikir dalam arti mengingat Allah SWT telah dianjurkan oleh
Allah SWT dalam firman-Nya Q.S Al-Baqarah:152
فاذكرونىأذكركم....Artrinya:
“Maka ingatlah kepada-Ku, pasti Aku ingat kepadamu….”
Anjuran berdzikir kepada Allah juga telah disampaikan
Rasulullah SAW dalam salah satu hadits sebagai berikut:
عز عليهوسلميقولللا صلىللا عنابىهريرةقال:قالرسلللا
:اناعندظ عبديبيوانامعهحينيذكرنياوجل نذكرنيفينفسهن
همخورمنهموان ذكرتهفىمل ذكرتهفينفسىوانذكرنيفيمل
بتمنه ذراعاتقر بالي بتأليهذراعاوانتقر بمن ىشبراتقر تقر
)رواهمسلم(انييمشىاتيتههرولة.باعاوانات Artinya:
“Dari Abu Hurairah r.a. berkata, Rasulullah SAW bersabda: “Allah
‘Azza wa Jalla berfirman: Aku senatiasa menurut sangka hamba-Ku
kepada-Ku, dan Aku senantiasa bersamanya ketika dia menyebut
nama-Ku, jika dia menyebut nama-Ku dalam hatinya, maka Aku
menyebutnya pula dalam hati-Ku. Dan jika dia menyebut-Ku dalam
majlis ramai, maka Aku menyebutnya dalam majlis ramai yang lebih
baik.Jika dia mendekati-Ku sejengkal, Aku mendekatinya
sehasata.Dan jika dia mendekati-Ku sehasta, Aku mendekatinya
sedepa.Jika dia datang kepada-Ku berjalan kaki, Aku mendatanginya
dengan berlari. (H.R. Muslim)
Kegiatan ini dari segi bacaan sudah menunjukkan hal yang baik
dan mulia, sehingga kegiatan ini tidak diragukan lagi akan
menyimpang dari syariat islam, karena dzikrullah memang sudah
dianjurkan. Apabila dipermasalahkan dalam hal jumlah yang
ditentukan banyak, hal tersebut menyimpan makna tersendiri yaitu
mengajarkan seseorang yang melaksanakan dzikir tersebut menjadi
79
terbiasa, sehingga waktu selanjutnya akan lebih ringan dalam
mengamalkannya di kesehariannya. Jadi, jumlah yang banyak tersebut
dapat melatih untuk rutin berdzikir.Berdzikir kepada Allah dengan
mengaharapkan ridho-Nya.
Selain makna tersirat tersebut dzikir ini adalah dzikir kepada
Allah berarti mengingat Allah.Mengingat Allah yang Maha Kuasa
haruslah dengan jumlah yang tidak sedikit dan juga konsisten dalam
menjalankan. Jumlah banyak dalam dzikir juga telah di sebutkan
dalam Al Qur’an, diantaranya pada surat-surat berikut:
QS. Al-Anfal: 45
كثيرالعلكمتفلحون يأيهاالذينءامنواإذالقيتمفئةفثبتواواذكرواللا
(٤٥) Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu memerangi pasukan
(musuh), maka berteguh hatilah kamu dan sebutlah (nama) Allah
sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung.”
QS. Al-Ahzab: 35
غفرةوأجراعظيما) لهمم كثيراوالذكراتأعدللا (٣٥...والذكرينللا Artinya:
“…Laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah,
Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang
besar.”
QS. Al-Ahzab: 41
ذكراكثيرا) (۱٤يأيهاالذينءامنوااذكرواللا
Artinya:
80
“Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut
nama) Allah, dzikir yang sebanyak-banyaknya.”
Jadi, dzikir dengan jumlah yang ditetapkan dan cenderung
banyak tersebut bukan berarti membatasi, tetapi lebih digunakan untuk
melatih agar lebih terbiasa, dan akan berdampak pada ke
istiqamahanseseorang untuk selalu mengamalkan dzikir tersebut.
2. Pelaksanaan Dzikir Fida`
Pelakasanaan dzikir fida` yang berlokasi di mushola Nurul Huda
ini sudah ada kurang lebih tahun 90-an. Kegiatan ini terus dilanjutkan
oleh generasi mbah H. Abadi yang mana beliau adalah imam yang
pertama mengadakan majelis dzikir fida` ini. Kegiatan dzikir fida` ini
diikuti kurang lebih tujuh puluh jamaah yang terdiri dari berbagai
macam usia dan juga latar belakang kehidupannya.Motivasi setiap
jamaah yang memutuskan untuk mengikuti kegiatan ini lebih kepada
untuk mempersiapkan kehidupan di akhirat kelak. Untuk mengikuti
majelis dzikir ini tidak ada syarat khusus, sehingga tidak ada kesulitan
bagi jamaah yang akan ikut, karena dapat langsung mengikuti majelis
tersebut. Hanya membutuhkan niat untuk memulai mengikuti majelsi
dzikir ini.Seseorang yang telah mulai mengikuti kegiatan ini secara
tidak langsung mereka telah berkomitmen untuk mengikuti kegiatan
ini dengan penuh kesungguhan.
Waktu pelaksanaan kegiatan dzikir fida` yang berlokasi di
mushola Nurul Huda ini setiap hari jumat sekitar pukul 18.30 WIB
81
sampai dengan 19.30 WIB.Waktu ini biasanya melewati adzan isya`,
tetapi kegiatan ini tetap berlangsung, dan melaksanakan shalat isya’
setelah dzikir ini selesai.Mungkin waktu dzikir ini lebih baik apabila di
laksanakan setelah shalat isya’ sekitar pukul 19.00 WIB.Agar kegiatan
ini berlangsung tanpa meninggalkan adzan isya’ dan dapat segera
melaksanakan shalat isya` seperti hari-hari lainnya.
Kegiatan di majelis dzikir fida` ini diawali dengan diberikan
tausiyah oleh imam dzikir kemudian melaksanakan sholat sunnah dua
rakaat, dan dilanjutkan dengan kegiatan dzikir fida` yaitu membaca
kalimat Laa Ilaaha Illallah yang diiringi dengan bacaan-bacaan yang
mendukung seperti syahadat, istighfar, shalawat nabi, surat al ikhlas,
hingga doa penutup.Bacaan-bacaan yang dibacapun memiliki maksud
dan tujuan yang ingin dicapai melalui kegiatan ini. Maksud dan tujuan
utama yang dituju tidak lain adalah keridhoan Allah SWT agar
diselamatkan dari siksa-Nya dan mengaharapkan ampunan-Nya. Untuk
itu ketika dzikir berlangsung suasana sangat tenang dan semua terlihat
penuh keseriusan.Majelis dzikir tersebut memperlihatkan suasana
keagamaan yang tinggi.Berdasarkan pengamatan ini peneliti
menyimpulkan bahwa dzikir ini mengajarkan jamaah untuk berusaha
untuk khusyu’ ketika berkomunikasi dengan Allah SWT.Ilmu yang
jamaah dapatkan melalui majelis dzikir ini bukan hanya diterapkan
pada kegiatan dzikir ini saja namun juga sedikt demi sedikit telah
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
82
Perkembangan majelis dzikir ini terlihat semakin maju. Dilihat
dari jumlah jamaah yang semakin banyak, dan juga memberikan
inspirasi pada mushola dan masjid lain untuk membentuk majelis
dzikir fida` seperti yang ada pada mushola Nurul Huda ini. Mushola
dan masjid yang lainnya, jumlah jamaahnya juga terbilang cukup
banyak dan juga tidak kalah semangat dengan yang ada di mushola
Nurul Huda.Selain itu ketiga majelis tersebut juga menambah kegiatan
dengan mengadakan ziarah kubur kepada para wali sebagai ucapan
rasa terimakasih kepada beliau-beliau yang telah mewariskan ilmu
agamnya sehingga sampai pada saat ini dapat kita nikmati hasilnya.
Pelaksanaan kegiatan dzikir fida` ini menurut peneliti telah
memberikan banyak ilmu baik secara langsung maupun tidak
langsung.Kegiatan ini tentunya memiliki banyak manfaat.Selain
manfaat untuk keimanan juga terdapat manfaat untuk digunakan dalam
kehidupan sehari-hari sebagai penunjuang dalam mencari bekal untuk
kehidupan akhirat kelak.Selain itu juga mengajarkan untuk tidak
sombong, dan mengingat jasa para pendahulu yang telah menjadikan
hal-hal kebaikan yang dapat meningkatkan keimanan serta ketaqwaan
kita kepada Allah SWT.
B. Nilai-nilai pendidikan islam yang terdapat dalam kegiatan dzikir fida`
di Mushola Nurul Huda Desa Sraten Kecamatan Tuntang Kabupaten
Semarang pada tahun 2017
83
Manfaat dari kegiatan dzikir fida` ini baik dari sisi bacaan maupun
pelaksanaannya telah dirasakan oleh para jamaah. diantaranya ringan
menjalankan ibadah sunnah, merasa hatinya tenang, merasa ada harapan
dari Allah SWT atas apa yang dimohonkan, merasa lebih bersyukur
kepada Allah, bisa lebih menahan emosi, ada juga yang merasa apabila
tidak melaksanakan ibadah itu sangat rugi.Ada juga yang merasa bahwa
dari majelis ini ilmu mereka bertambah yaitu dalam hal beribadah dan
lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT. Selain itu manfaat yang
dirasakan adalah hubungan sesama jamaah terjalin seperti keluarga, saling
tolong-menolong, gotong royong, dan juga menumbuhkan jiwa sosial
terhadap orang lain.
Manfaat-manfaat tersebut tentu saja tidak datang begitu
saja.Manfaat-manfaat yang dirasakan para jamaah tersebut adalah hasil
dari pendidikan yang secara langsung maupun tidak langsung yang
terdapat dalam kegiatan dzikir fida` yang mereka ikuti.Pendidikan yang
disampaikan dari kegiatan dzikir fida` ini tentu memiliki nilai-nilai yang
terkandung didalamnya sehingga muncul manfaat yang dapat dirasakan
oleh para jamaah.
Nilai merupakan sifat-sifat yang penting atau berguna bagi
kemanusiaan. Sesuatu yang dianggap bernilai, maka sudah pasti hal
tersebut akan dianggap lebih berharga dari pada hal-hal yang lain. Manusia
adalah ciptaan yang sudah dibekali dengan akal yang luar biasa hebat,
maka sudah menjadi hal yang wajar sekali jika manusia akan memilih
84
sesuatu yang lebih berharga atau bernilai untuk kehidupannya
(Poerdaminta, 2006:677).
Pendidikan menurut Henderson yang dikutip dalam buku dari Uyoh
Sadulloh (2014:5), pendidikan merupakan suatu proses pertumbuhan dan
perkembangan, sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungan sosial
dan lingkungan fisik, berlangsung sepanjang hayat sejak manusia
lahir.Menempuh pendidikan menurut islam adalah sebuah kewajiban.
عليهوسلم:مالكقالعنأنسبن صلىللا طلبالعلم: قالرسولللا
مسلم كل على الخنازير. فريضة كمقل د أهله غير عند العلم وواضع
)رواهابنماجه(-الجوهرواللؤلؤوالذهبArtinya:
“Dari Anas bin Malik berkata: “Rasulullah SAW bersabda: mencari
ilmu wajib bagi setiap orang muslim. Dan orang yang menyerahkan
keilmuan kepada yang bukan ahlinya, seperti orang yang
mengalungkandi leher babi intan, permata dan emas”. (HR. Ibnu
Majah)
Tujuan pendidikan islam sama hal nya dengan tujuan agama islam,
yaitu mewujudkan seorang mukmin yang takut kepada Allah SWT dan
bertaqwa kepada Allah SWT, memperbaiki ibadahnya untuk mencapai
kebahagiaan di dunia dan akhirat, sebagaimana Allah SWT mengutus para
rasul sebagai pendidik dan pengajar, dan melengakapinya dengan berbagai
kitab samawi untuk merealisasikan tujuan tersebut (Muhammad Hafidz
&Kastolani, 2009:34). Hal ini selaras dengan nilai pendidikan yang ada
pada kegiatan dzikir fida` ini yaitu menjadikan manusia untuk senantiasa
bertaqwa kepada Allah serta melatih untuk memperbanyakdalam hal
ibadahnya kepada Allah SWT selain daripada yang telah wajib baginya.
85
Pendidikan yang dimaksud bukan hanya terbatas pada lembaga
formal saja, akan tetapi semua yang ada dalam kehidupan ini bisa
dijadikan bahan pendidikan oleh manusia. Menuntut ilmu atau pendidikan
tidak terbatas pada waktu.Menuntut ilmu atau pendidikan ini dilakukan
sepanjang hayat.Hal ini sesuai dengan pendidikan yang ingin dicapai
dalam kegiatan dzikir ini.Majelis dzikir ini bukan pendidikan formal
melainkan pendidikan informal dimana pendidikan informal adalah jalur
pendidikan keluarga dan lingkungan yang berbentuk kegiatan belajar
secara mandiri.Pendidikan yang ada pada majelis ini berlangsung secara
langsung maupun tidak langsung dan pendidikan yang dapat dirasakan
oleh para jamaah pun berbeda-beda sesuai dengan sudut pandang dan
kebutuhan para jamaah secara mandiri.
Jadi nilai-nilai pendidikan terutama pada pendidikan islam yang
terdapat dalam kegiatan dzikir fida` ini menurut peneliti telah tercapai
sesuai dengan tujuan dari pendidikan islam. Para jamaah dapat
menumbuhkan dan mengembangkan kualitas hidup dan ibadah mereka,
dengan salah satu cara yaitu melalui kegiatan dzikir ini. Nilai pendidikan
islamyang terdapat pada kegiatan dzikir fida` ini adalah sebagai berikut:
1. Nilai pendidikan keimanan
Pendidikan keimanan atau pendidikan ketuhanan dimaksudkan
untuk memberikan pendidikan dalam mewujudkan tugas dan tanggung
86
jawab manusia sebagai khalifah di bumi, sebagaimana dal firman
Allah Q.S Al-Baqarah:30
وإذقالربكللملئكةإن ىجاعلفىاألرضخليفةصلىقالواأتجعلفيها
سلكصلىقالإن ى ماءونحننسب حبحمدكونقد منيفسدفيهاويسفكالد
(٣٠أعلممالتعلمون) Artinya:
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malikat:
“Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seseorang menjadi khalifah di
muka bumi.” Mereka bertanya: “Mengapa Engkau hendak
menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat
kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami
senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan
Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa
yang tidak kamu ketahui”.” (Q.S Al-Baqarah:30)
Pendidikan keimanan diharapkan dalam kehidupan setiap
individu itu bermakna, memiliki tujuan, motivasi, senantiasa sadar
bahwa segala yang kita lakukan dilihat dan diawasi oleh Allah.
Sesungguhnya esensi pendidikan Islam adalah pendidikan ketuhanan,
untuk mewujudkan fokus utamanya adalah terbentuknya ikatan yang
kuat antara seorang hamba yang fanadengan Allah SWT penguasa
alam yang kekal.(Muhammad Hafidz & Kastolani, 2009:70).
Pada majelis dzikir fida` ini ditemukan adanya nilai pendidikan
keimanan.Berikut pernyataan W dan F mengenai adanya nilai
pendidikan keimanan.
W :“Kerentek ati mbak, wes dibukakke atine, pingin lebih nyedak
maring gusti Allah.”
(Panggilan hati mbak, sudah dibukakan pintu hatinya, ingin lebih
mendekat lagi kepada Allah.) (Wawancara; 27 April 2017)
87
F : ”Tergugah hatinya ingin selamat dunia dan di akhirat, karena saya
banyak dosa saya berharap dengan kalimat Laa Illaha Illallah
dapat menyelamatkannya.” (Wawancara; 11 Juli 2017)
Berdasarkan jawaban W dan F dengan adanya kegiatan dzikir
fida` ini, mereka memiliki tujuan dalam mengikuti majelis dzikir fida`
ini adalah semata-mata untuk mencari ridho Allah SWT dan merasa
takut dengan siksa-Nya, sehingga mereka berusaha untuk menebusnya
atau menguranginya dengan salah satu usahanya yaitu menambah
amalan dzikir ini dalam kehidupannya.Selain itu motivasi dan alasan
mereka memulai untuk mengikuti majelis ini pun menunjukkan adanya
usaha untuk lebih dekat kepada Allah SWT. Selain untuk mencari
ridho Allah jamaah juga ingin mencari bekal untuk kehidupan
akhiratnya seperti yang di ungkapkan oleh S dan K berikut ini:
S :”Motivasine yo sregep ngaji yo kepingin kanggo sangu nak
meninggal.”
(motivasinya ya lebih giat mengaji ya ingin buat bekal setelah
meninggal)(Wawancara; 24 Mei 2017).
K :“Nak koyo aku timbangane nganggur ora intuk manfaat opo-opo yo
tak melu, wong yo barang apik, suk lak bakal mati ngono kui to,
gawe sangu.”
(Kalau seperti saya daripada menganggur tidak dapat manfaat apa-
apa ya saya ikut, itu juga barang bagus, nanti juga akan meninggal,
dibuat bekal.) (Wawancara; 4 Juni 2017).
Adanya majelis ini pun secara tidak langsung telah menunjukkan
adanya pendidikan keimanan atau ketuhanan yang ingin ditanamkan
kepada para jamaahnya.Tentu saja isi dari kegiatan ini berkaitan
dengan tujuannya, yaitu untuk menebus diri atas dosa-dosanya dan
88
lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT.Dari sisi bacaannya juga
menunjukkan adanya pendidikan keimanan atau ketuhanan.Bacaan
yang terdapat dalam kegiatan dzikir fida` ini adalah kalimat Laa Ilaaha
Illallah yang merupakan kalimat yang mengesakan Allah SWT. Selain
kalimat Laa Ilaaha Illallah juga terdapat surat Al-Ikhlas yang setiap
ayatnya membahas tentang ketuhanan yang esa yaitu tiada Tuhan
selain Allah SWT.
Nilai pendidikan keimanan ini merupakan nilai pendidikan yang
paling menonjol karena esensi dari kegiatan ini memang tentang
keimanan seseorang kepada Allah SWT.Keimanan seseorang yang
sedang dalam masa perbaikan dengan melalui kegiatan ini keimanan
seseorang yang mudah pasang surut dalam kehidupan ini dapat
diantisipasi dengan kegiatan dzikir fida` ini. Setidaknya dalam satu
minggu ada satu waktu yang khusus untuk berkomunikasi kepada
Allah SWT, tetapi sebenarnya bagi para jamaah waktu untuk berdzikir
kepada Allah SWT bukan hanya ketika pada majelis dzikir ini,
melainkan mereka telah terbiasa setiap harinya senantiasa berdzikir
kepada Allah SWT. Mereka juga berusaha untuk selalu mematuhi
perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
2. Nilai pendidikan amaliyah
Pendidikan amaliyah juga merupakan salah satu dari tujuan
pendidikan agama islam yaitu menjadi seorang yang baik dalam
perkataan serta perbuatan pada kehidupan sehari-hari, karena
89
perkataan dan perbuatan yang akan membawa selalu dalam kebaikan.
Melalui pendidikan islam maka individu akan terbiasa pada perbuatan
dan tingkah laku yang islami yang akan mengantar individu pada
tujuan dari agama islam, yaitu mempunyai rasa takut kepada Allah
SWT sehingga akan senantiasa menjaga sikap dan perilakunya agar
selalu di jalan Allah SWT. Agama islam selalu menganjurkan untuk
berbuat baik atau dalam kata lain beramal saleh. Kemudian melalui
pendidikan islam maka amal saleh tersebut tidak hanya akan menjadi
sebuah anjuran, tetapi dapat diterapkan dalam perilaku sehari-harinya.
Pemdidikan amaliyah ini ditemukan pada jamaah (F), karena
beliau merasakan adanya peningkatan kehati-hatian atau mawas diri
yang lebih dari sebelumnya.
F :”Salah satunya ini mbak kalau setelah sholat kok tidak mengirim
orang yang telah meninggal mendahului kita itu merasa gelo, terus
waktu sholat, subuh ketika mendengar adzan, harus buru-buru
berangkat jamaah, kalau tidak bakal merasa gelo(rugi). Sekarang
juga lebih berhati-hati dalam berucap dan berperilaku.”
Dengan kegiatan dzikir ini telah mengajarkan untuk menahan diri
atau berhati-hati ketika berucap dan juga berperilaku. Hal ini dapat
terjadi dikarenakan seseorang yang telah menjadi jamaah dalam
kegiatan dzikir fida` ini merasa malu dan takut untuk berbuat yang
tidak sesuai dengan syariat islam. Dengan menahan diri tersebut,
amaliyahnya pun ikut serta menjadi lebih baik.
3. Nilai pendidikan ilmiah
90
Allah SWT memberikan akal pikiran dan potensi bagi manusia
dengan tujuan agar dipergunakan dan dikembangkan sebaik-baiknya
dalam mempelajari tanda-tanda kekuasaanNya.Semua yang ada di
dunia ini merupakan ladang untuk mencari ilmu.Semua yang terjadi
dan semua yang ada mengandung pelajaran. Dengan mempelajari
ilmu-ilmu yang ada maka manusia yang memiliki keimanan kepada
Allah SWT maka akan menambah rasa syukurnya atas nikmat
pengetahuan yang diberikan oleh Allah SWT.
Pada kegiatan dzikir ini terdapat tausiyah yang disampaikan oleh
sang imam. Tausiyah yang diberikan mengandung banyak ilmu
terutama ilmu keagamaan yang disampaikan oleh sang imam. Mulai
dari kisah-kisah orang shalih, kisah-kisah sebuah peristiwa,
keutamaan-keutamaan bacaan, amalan-amalan yang dapat memberikan
manfaat bagi kehiudpan dunia maupun akhirat.Melalui tausiyah ini
para jamaah mendapatkan pengetahuan agama yang lebih dari yang
sebelumnya tidak tahu menjadi tahu dan dapat dimanfaatkan bagi
kehidupannya masing-masing.Selain itu ada juga jamaah yang
mengaku jika sekarang beliau telah merasa diberikan ketenangan hati,
dan merasa lebih mensyukuri apa yang telah didapatkan.Seperti yang
disampaikan oleh K dan F berikut ini.
K: “Aku ki rumongso bodho, nak melu ngaji-ngaji ngene ki yo kanggo
golek ilmu, nak ning dzikir iki yo kanggo golek ilmu agama to.”
(Saya itu merasa tidak pintar, kalau ikut ngaji-ngaji seperti ini ya
untuk mencari ilmu, kalau di dzikir kan ya mencari ilmu agama
kan.)
91
K telah memanfaatkan potensi yang telah diberikan Allah SWT
yaitu melewati akal pikiran dengan menggunakannya untuk tetap
belajar teutama dalam ilmu agama walaupun beliau sudah lanjut usia
tetapi tetap memperlihatkan semangatnya menuntut ilmu terutama ilmu
agam.
4. Nilai pendidikan akhlak
Pendidikan akhlak dalam islam yaitu berbuat dalam kebaikan dan
menjauhi kemungkaran. Hal ini dapat menjadi salah satu usaha dalam
mewujudkan tujuan agama islam yaitu bertaqwa kepada Allah SWT
dan memiliki rasa takut kepada Allah SWT. Pendidikan akhlak dalam
Islam memiliki perbedaan dengan pendidikan akhlak atau sikap pada
pengetahuan umum, yaitu terletak pada niatnya. Niat yang tulus karena
Allah SWT, maka akan menjadikan akhlak tersebut murni dari dirinya
dan diniatkan sebagai sebuah ibadah kepada Allah SWT. Pendidikan
akhlak seperti inilah yang menjadi salah satu tujuan dari pendidikan
islam yang akan dicapai.
Akhlak adalah buahnya Islam yang diperuntukkan bagi seorang
individu dan umat manusia.Tanpa akhlak, yang merupakan kaidah-
kaidah kejiwaan dan sosial bagi individu dan masyarakatnya, maka
kehidupan manusia tidak berbeda dengan hewan dan
binatang(Muhammad Hafidz & Kastolani, 2009:107).
Untuk nilai pendidikan akhlak peneliti melihat bahwa kegiatan
dzikir ini berusaha untuk membentuk akhlak yang baik bagi para
92
jamaahnya.Dilihat dari segi bacaannya yang mengandung makna untuk
senantiasa memuji Allah SWT. Bacaan lain seperti berwasilah
mengajarkan kepada para jamaah bahwa pentingnya rasa
berterimakasih kepada orang-orang shalih yang menjadikan kita semua
mendapatkan ilmu dari mereka yang telah mendahului. Hal ini
mengajarkan tawadhu’ terhadap orang tua, dan juga mengajarkan
seseorang agar tidak sombong dan menghargai ilmu yang telah
diberikan orang-orang yang telah mendahului kita.
Dari segi pelaksanaannya kegiatan dzikir ini dapat membantu
jamaah untuk selalu menjaga diri dari perbuatan yang tidak atau
kurang bermanfaat, karena dengan mengikuti kegiatan ini sudah pasti
waktunya akan bermanfaat dan juga tidak akan sia-sia karena selain
mendapatkan ketenangan hati, berdzikir adalah berhubungan langsung
dengan Allah SWT dan dapat mengharap rahmat-Nya. Hal tersebut
merupakan salah satu bentuk usaha kita kepada Allah SWT untuk
mempersiapkan kehidupan di akhirat yang kekal. Selain itu dengan
cara yang digunakan sekarang, yaitu ketika tidak berangkat dalam satu
pertemuan maka pertemuan selanjutnya haruslah sudah diganti.Hal ini
melatih kedisplinan, tanggungjawab, dan kejujuran para
jamaah.Kalaupun tidak mengganti jumlah dzikir tersebut sebenarnya
tidak ada orang yang tahu apabila tidak diberitahu. Tetapi mereka
merasa takut apabila mengurangi jumlah atau target disetiap
minggunya tersebut. Kedisiplinan juga terlihat ketika ada beberapa
93
jamaah yang sedang ada acara tetapi belum mendesak, ketika tiba
jadwal dzikir para jamaah tersebut menyempatkan diri terlebih dahulu
untuk datang ke majelis dzikir dan kemudian kembali lagi setelah
kegiatan dzikir telah usai. Semangat mereka sangat terlihat, ketika
tidak ada hal yang mendesak untuk tidak berangkat ke majelis dzikir,
mereka akan berusaha untuk selalu dapat menghadiri dan mengikuti.
Selain dari pada nilai-nilai pendidikan islam yang telah
dijelaskan diatas, dalam kegiatan dzikir ini juga terdapat pendidikan
sosial.
5. Nilai pendidikan Sosial
Pada setiap bulannya ada satu waktu yang diberikan makanan
untuk para jamaah dzikir.Makanan yang disajikan berasal dari iuran
para jamaah dan amal yang diadakan setiap pertemuannya.Kegiatan ini
mengajarkan para jamaah untuk bersadaqah.Pertemuan di setiap
minggunya merupakan bentuk silaturahim antar jamaah.Kalau tidak
hadir belum tentu dapat bersilaturahim, saling menyapa, dan
mengetahui kabar masing-masing.Melalui majelis ini jalinan
silaturahim antar jamaah ada. Selain itu ketika ada jamaah yang sedang
sakit maka para jamaah lainnya pun akan mengetahui dan mereka
menjenguk untuk mengetahui kabarnya.
Nilai pendidikan sosial yaitu gotong royong juga terdapat dalam
kegiatan dzikir fida` ini untuk mengkhatamkan dzikir fida` salah satu
jamaah yang sudah meninggal ketika belum mengkhatamkan dzikir
94
fida` ini. Dengan demikian jamaah yang telah meninggal tadi sudah
khatam dzikir fida`nya.
Murshafi (2009:56) mengemukakan bahwa lingkungan sosial
mempengaruhi tabiat dan karakter manusia dalam bentuk tertentu, baik
yang bersifat maknawi, seperti tradisi keyakinan, ilmu, rasa, aturan,
undang-undang, etika, dan seni.Lingkungan Sosial sebenarnya adalah
sekolah atau tempat menuntut ilmu yang tiada habisnya, akan tetapi
juga sebagai tempat praktik, karena ilmu itu berasal dari lingkungan
dan dikembalikan lagi ke lingkungan dalam bentuk perilaku.
Pendidikan sosial mengutamakan pada kepentingan bersama dan
berusaha untuk mengenyampingkan ego pada setiap individu, karena
pada hakikatnya manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat
melakukan semuanya sendiri.
Dari beberapa nilai pendidikan diatas dapat disimpulkan bahwa
kegiatan dzikir fida` ini bukan hanya kegiatan yang terjadi dan berlalu
begitu saja, tetapi didapatkan manfaat-manfaat baik untuk kehidupan
dunia maupun bekal untuk akhirat.Majelis dzikir fida` ini juga
merupakan usaha untuk mewujudkan tujuan islam yaitu menjadikan
orang islam agar senantiasa bertaqwa kepada Allah SWT. Majelis
dzikir seperti ini sebagai salah satu bentuk syi’ar islam dan
menanggulangi melemahnya keimanan seseorang.
95
C. Penerapan nilai-nilai pendidikan islam pada jamaah dzikir fida`
dalam kehidupan sehari-hari
Nilai-nilai pendidikan islam yang didapatkan para jamaah sebagian
ada yang mereka terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan
amaliyah mereka mereka terapkan dalam kegiatan sehari-hari, seperti
halnya mereka senantiasa beribadah kepada Allah SWT dan juga sudah
mulai mengamalakan amalan sunnah. Imam dzikir ini pernah mengatakan
bahwa beliau menyadari adanya peningkatan dalam ibadahnya. Apabila
tidak menambahkan amalan-amalan sunnah merasa ada yang kurang.
Ada jamaah yang merasa tergugah hatinya ketika mendengar adzan
dan bersegera pergi ke mushola untuk menunaikan ibadah shalat.Peneliti
melihat salah satu jamaah yaitu A, beliau dahulu hanya berjamaah pada
waktu maghrib saja, tetapi sekarang beliau hampir rutin dari subuh hingga
isya’ beliau selalu berjamaah di mushola.Hal ini peneliti lihat baru
beberapa bulan belakangan ini. Hal demikian juga diterapkan oleh K, F,
dan W, hanya saja W dan F tidak penuh selama lima waktu itu karena
mereka ada yang berdagang dan juga menjadi buruh sehingga kalau siang
sedang bekerja, peneliti melihat mereka berjamaah di mushola ketika
waktu maghrib, isya, dan subuh.
W dan I adalah jamaah yang juga mengaku juga sudah terbiasa
melaksanakan ibadah sunnah,
W: ”Amalan-amalan sunnah sing mbien-mbien ora, saiki ya sitik sitik wis
mulai rodo rutin mbak.
96
(Amalan-amalan sunnah yang dahulu belum dilaksanakan, sekarang
sedikit demi sedikit sudah mulai dirutinkan mbak.)
I: ”Ketika di rumah sudah terbiasa memperbanyak ibadah sunnah.
Wiridan setelah shalat menjadi lebih banyak.”
Hal tersebut telah peneliti ketahui bahwa W dan I memang
sekarang lebih sering melaksanakan ibadah sunnah, yang paling terlihat
adalah puasa sunnah senin dan kamis telah mereka lakukan. I juga juga
mendapatkan pendidikan kedisiplinan dari metode yang digunakan.
I: “Setiap kegiatan rutinitas dzikir itu kalau tidak berangkat harus
mengganti. Itu ada hitungannya, jumlahnya tujuh puluh satu ribu
bacaan Laa Ilaaha Illallah karena itu merupakan rasa tanggungjawab
pada diri sendiri juga kepada Allah, karena itu hubungannya langsung
sama Allah. Jumlahnya harus genap sesuai hitungannya. Kalau tidak
mengganti ketika tidak berangkat tanggungannya sama Allah.”
Akan tetapi peneliti melihat I belum sepenuhnya menerapkan
pendidiakn kedisiplinan ini.Ketika I berangkat bekerja sebagai guru,
peneliti melihat beliau berangkat sudah lebih dari pukul tujuh pagi,
padahal pukul tujuh seharusnya sudah masuk karena beliau bekerja di
sekolah. Hal ini memang sepele tetapi hal ini merupakan pembentukan
karakter seseorang, dan seseorang akan bisa karena terbiasa.
Salah satu jamaah yaitu S ketika diwawancarai beliau mengatakan
bahwa nilai pendidikan yang didapatkan dari majelis dzikir ini juga
diterapkan dalam kehidupannya sehari-hari.Beliau memang senang
mengikuti kegiatan keagamaan belum lama ini.Tetapi peneliti melihat istri
dan anak perempuannya mereka masih belum istiqomah untuk memakai
jilbab.Jika telah memaknai nilai pendidikan yang didapat sesuai jawaban
97
beliau, tetapi belaiu tidak mengingatkan kepada istrinya dan anak
perempuannya untuk istiqomah menutup aurat.Ketika peneliti berkunjung
ke rumah beliau, anaknya memakai celana sangat pendek hanya
dibiarkan.Kemungkinan terjadi hal demikian dikarenakan S kurang tegas
dalam mengingatkan dan hanya dibiarkan saja.Hal ini juga bisa saja terjadi
karena beliau sebagi petani dan juga tukang ojek tidak banyak waktu untuk
di rumah, sehingga tidak selalu dapat mengingatkan.Kemungkinan hal
tersebut juga salah satu faktor yang membuat istri dan anak perempuannya
belum istiqamah menutup aurat.Tetapi ini bukan hanya dari ketidak
tegasan S. Hal ini juga dipengaruhi oleh niat dari istri serta anak
perempuannya tersebut yang belum bertekad untuk melaksanakan perintah
Allah SWT tersebut. Seharusnya beliau mengingatkan kepada keluarganya
agar terhindar dari siksa api neraka dan siksa-Nya, sesuai dengan nilai
pendidikan yang terdapat dalam tujuan pelaksanaan dzikir fida` yaitu
menebus diri dari siksa api neraka.
Jamaah yang telah menerapkan nilai-nilai pendidikan yang
didapatkan ini sebagian besar adalah jamaah yang sudah lanjut usia dan
sudah memperbanyak kegiatan keagamaan yang diikuti, dan lamanya
mengikuti kegiatan dzikir fida` ini sudah cukup lama dan mengetahui
sejarah awalnya, sehingga dalam memaknai mereka lebih tau
dibandingkan dengan yang belum lama mengikuti. Sedangkan sebagian
yang belum menerapkannya dikarenakan masih besar urusan
98
keduniaannya dalam urusan pekerjaan, serta lamanya mereka mengikuti
kegiatan ini masih terbilang sebentar.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa nilai pendidikan yang didapatkan dari
kegiatan dzikir fida` ini belum semua diterapkan oleh para jamaah.Tetapi
sebagian besar telah menerapkannya karena nilai pendidikan yang terdapat
dalam kegiatan dzikir fida` ini telah dirasakan manfaatnya bagi kehidupan
masing-masing jamaah.Sehingga kegiatan dzikir fida` ini dapat dikatakan
telah memberikan kontribusi terhadap kemajuan islam terutama di wilayah
desa Sraten ini.
Berdasarkan hasil penelitian, sebagian besar jamaah mengalami
peningkatan kualitas hidupnya baik dari segi ibadah maupun segi
amaliyahnya, akan tetapi ada juga yang belum meningkat.Kondisi ini
tergantung kepada masing-masing jamaah yang memaknai pendidikan
yang didapatkan dari dzikir fida` ini serta lamanya para jamaah mulai
mengikuti kegiatan dzikir fida` ini, karena pengalam yang didapatkan
setiap jamaah berbeda-beda.
99
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil serangkaian penelitian yaitu observasi, wawancara, dan
dokumentasi mengenai nilai-nilai pendidikan islam dalam kegiatan dzikir
fida`tahun 2017 penulis menyimpulkan bahwa:
1. Pelaksanaan kegiatan dzikir fida` dilaksanakan setiap hari jumat pukul
18.30- selesai bertempat di Mushola Nurul Huda Dusun Sraten, Desa
Sraten Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Rangkaian acara
pada kegiatan dzikir fida` adalah sebagai berikut:a) Salam; b)
Muqadimah; c)Sholat sunnah dua rakaat; d) Mengucap Syahadatain
tiga kali; e) Membaca Shalawat Nabi tiga kali; f) Membaca Istighfar
tiga kali; g) Berwasilah; h) Berniat; i) Membaca kalimat tahlil (Laa
Ilaaha Illallah) dua ribu kali; j) Membaca surat Al-Ikhlas tiga kali; k)
Membaca shalawat Nabi; l) Membaca surat Al-Fatihah; m) Doa
penutup.
2. Kegiatan dzikir fida` ini terdapat nilai-nilai pendidikan islam antara
lain: a) Jamaah merasakan adanya ikatan kuat dengan Allah SWT
melalui kegiatan dzikir ini sehingga mereka lebih mendekatkan diri
kepada Allah dan memohon ampun dengan penuh harap karena takut
dengan siksa Allah. Bacaan pada dzikir fida` ini yaitu Laa Ilaaha
Illallah memberikan peringatan kepada mereka bahwa tidak ada Tuhan
yang wajib disembah kecuali Allah SWT. Sehingga tertanam keimanan
100
yang kuat mengakar pada diri masing-masing jamaah; b) Keimanan
yang tertanam dalam diri masing-masing jamaah telah membawa
dampak baik pada amaliyah mereka. Jamaah lebih merasa tenang
dengan berdzikir, mereka telah memperbanyak amalan-amalan sunnah
sebagai pelengkap amalan yang wajib. Jamaah telah sadar bahwa
dirinya selalu diawasi oleh Allah sehingga mereka senantiasa berhati-
hati dalam ucapak serta tindakan mereka dalam kehidupan sehari-hari
agar ibadah yang telah mereka lakukan selama ini tidak sia-sia; c)
Jamaah merasa telah diberikan potensi oleh Allah SWT, sehingga
mereka memanfaatkannya dengan sebaik mungkin, jamaah merasa
masih selalu kurang dalam hal ilmu agama, oleh karena itu mereka
mulai banyak mengikuti kegiatan-kegiatan agama salah satunya dzikir
fida` ini; d) Melalui kegiatan dzikir ini jamaah mendapatkan nilai
pendidikan oleh akhlaknya yaitu dengan jumlah dzikir yang banyak,
para jamaah memiliki rasa tanggung jawab pada diri masing-masing
atasa jumlah dzikir yang dibacanya. Melalui bacaan-bacaan yang
terdapat dan mengiringi dzikir fida` ini juga mengajarkan manusia
untuk senantiasa memuji Allah SWT dengan kalimat Thayyibah.Selain
itu terdapat pula nilai pendidikan sosial yang terdapat dalam kegiatan
dzikir fida`yaitu mereka tunjukkan dengan adanya sadaqah di kegiatan
tersebut danapabila ada yang sakit mereka jenguk. Dengan bertemu
dengan jamaah lain di mushola ini mereka dapat menyambung dan
mempererat tali persaudaraan antara sesama muslim.
101
3. Penerapan nilai-nilai pendidikan islam dan nilai pendidikan sosial
sebagian besar telah mereka terapkan dalm kehidupan sehari-hari.
Pendidikan keimanan ditunjukkan oleh para jamaah yang mengaku
merasa ada ikatan dengan Allah melalui dzikir, sehingga mereka hanya
menggantungkan harapan atas dirinya hanya kepada Allah SWT.
Pendidikan amaliyah telah ditunjukkan mereka dengan caraselalu
merasa rugi apabila ibadah wajib mereka tunda, jamaah juga
menambah amalan-amalan sunnah yang dapat memenuhi kekurangan-
kekurangan ibadah wajib mereka, serta lebih berhati-hati dalam
tingkah laku mereka dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan ilmiah
ditunjukkan dengan mereka tetap membutuhkan ilmu dari para
gurunya dan merasa masih kurang dalam hal ilmu agama, sehingga
mereka memaksimalkan potensi yang telah diberikan kepada Allah
dengan terus belajar tanpa merasa sudah cukup dalam belajar ilmu
agama. Pendidikan akhlak jamaah menunjukkannya dengan memiliki
keihklasan dan berniat untuk mengikuti kegiatan ini, serta mereka
menunjukkan kedisiplinannya serta tanggung jawab atas jumlah dzikir
yang dibacanya harus penuh dan tepat. Pendidikan sosial mereka
tunjukkan dengan dengan secara ikhlas menaruh amal pada setiap
pengajian, dalam kegiatan ini dapat menyambung tali silaturahmi antar
jamaah, dan juga adanya rasa kebersamaan dan tolong menolong yang
mereka tunjukkan dalam kehidupan sehari-harinya.
102
B. Saran
1. Jamaah Dzikir Fida`
Kegiatan kegamaan seperti dzikir fida` ini diharapkan untuk terus
dilestarikan dan juga lebih ditingkatkan lagi agar semua kalangan
terutama anak muda lebih tertarik untuk mengikuti kegiatan yang baik
seperti ini.
2. Masyarakat
Kepada msyarakat:
a. Diharapkan selalu mendukung kegiatan kegamaan yang sudah
berjalan seperti ini.
b. Bagi yang belum mengikuti jamaah dzikir fida` ini bisa
mencoba untuk mengikuti kegiatan ini supaya waktu yang
dipunya akan lebih bermanfaat dijalan Allah.
3. IAIN Salatiga
Kepada IAIN Salatiga diharapkan untuk dapat memberikan wawasan
kepada mahasiswa mengenai kegiatan keagamaan yang bebasis tradisi
seperti ini, agar pola pikir mahasiswa tidak terbatas pada teks dan
dapat membaca situasi sesuai konteks yang ada.
103
DAFTAR PUSTAKA
Abdusshomad, Muhyiddin. 2005. Tahlil dalam Perspektif Al-Qur’an dan As-
Sunnah. Jember: PP. Nurul Islam.
Ahsan, Khotim. 2015. Nilai-nilai Pendidikan Sosial dalam Kegiatan Fida’ di
Kelurahan Tingkir Tengah Kota Salatiga Tahun 2014-2015.Skripsi tidak
diterbitkan. Salatiga: Fakultas tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga.
Al-Albani, Muhammad Nashiruddin.tanpa tahun. Shahih Sunan At-
Tirmidzi.Terjemahan oleh Fakhturrazi. 2013. Jakarta: Pustaka Azzam.
An-Nawawi.Imam.Tanpa tahun.Tarjamah Al-Adzkar. M Tarsi Hawi. 1984.
Bandung: PT Alma’arif.
Daud, Ma’mur. 1984. Terjemah Hadis “Shahih Muslim”. Jakarta: Fa. Widjaya.
Denim, Sudarwan. 2010. Pengantar kependidikan (Landasan, Teori, dan 234
Metafora Pendidikan. Bandung: CV Alfabeta.
Fattah, Munawir Abdul. 2008. Tradisi Orang-Orang NU. Yogyakarta: Pustaka
Pesantren.
Hafidz, Muhammad & Kastolani. 2009. Pendidikan Islam: Antara Tradisi dan
Modernitas. Salatiga: Stain Salatiga Press.
Hd, Kaelany. 2000. Islam & Aspek-Aspek Kemasyarakatan. Jakarta: Bina Aksara.
Khalid, Amru. 2009. Keajaiban Zikir. Jakarta: Himmah.
Marhijanto, Bambang. 1993. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia.Surabaya: Terbit
Terang.
Mulyana, Rohmat. 2011. Mengartikulasikan Pendidikan Nilai. Bandung: CV
Alfabeta.
Murshafi, Muhammad Ali. 2009. Mendidik Anak Agar Cerdas dan Berbakti.
Surakarta: Ziyad Visi Media.
Nazili, Sayyid Muhammad Haqqi. Tanpa tahun.Khozinatul Ashrar.
Poerdaminta.2006. Kamus Umum Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta:
Balaipustaka.
104
Roqib, Moh. 2009. Ilmu Pendidikan Islam:Pengembangan Pendidikan Integratif
di Sekolah, Keluarga, dan Masyarakat. Yogyakarta: LKiSYogyakarta.
Sadulloh, Uyoh. Agus Muharram,& Babang Robandi. 2014. Pedagogik (Ilmu
Mendidik). Bandung: CV Alfabeta.
Sahli, Mahfudi. Tanpa tahun.Himpunan Ayat-ayat Al-Qur’an dan Khasiat
Basmalah, Surat Al Fatihah, Ayat Kursi, Surat Al Ikhlas, Surat Al Qadr dan
Asma-ul Husna. Jakarta: Pustaka Amani.
Soebachman, Adiba A. 2014. 6 Spirit Mahadahsyat Ikhlas + Tawakal + Sabar +
Syukur + Doa + Zikir. Yogyakarta: Syura Media Utama.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R & D). Bandung. CV Alfabeta.
Tim Pelaksana Pentashihan Mushaf. 2010. Al-Qur’an Mushaf Per Kata Tajwid.
Bandung. Jabal.
Tim STAIN Salatiga. 2009. Khutbah Jumat Tematik Sepanjang Tahun.
Yogyakarta: Mitra Cendekia.
Yudhistira, Irfan. 2012. 24 maret 2017.
https://irfanyudhistira.wordpress.com/2012/06/01/fidaan-tradisi-tahlilan-
kaum-sufi-dan-para-sadat/
Zahro, Ahmad.2004. Tradisi Intelektual NU:Lajnah Bathsul Masa’il 1926-1999.
Yogyakarta. LKiS Yogyakarta.
105
LAMPIRAN-LAMPIRAN
106
107
Instrumen Pengumpulan Data
No Rumusan Masalah Pertanyaan Penelitian Observasi Dokumentasi
1. Bagaimana pelaksanaan
kegiatan dzikir fida` di
Mushola Nurul Huda Desa
Sraten Kecamatan Tuntang
Kabupaten Semarang pada
tahun 2017 ?
Pimpinan
1. Apakah pengetian dzikir
fida` menurut yang
diketahui Bapak/Ibu ?
2. Bagaimana sejarah adanya
dzikir fida` di mushola
Nurul Huda
3. Apakah tujuan pelaksanaan
dzikir fida`?
4. Apakah yang mendasari
amalan dzikir fida` ?
5. Berapakah jumlah jamaah
yang ada pada kegiatan
dzikir fida` di mushola
Nurul Huda?
6. Apakah ada syarat khusus
bagi seseorang yang akan
mengikuti kegiatan dzikri
fida` ?
7. Apakah ada syarat khusus
bagi yang akan menjadi
imam dzikir fida` ?
8. Kapan waktu pelaksanaan
kegiatan dzikir fida` di
1. Mengamati kegiatan dzikir
fida` yang sedang
berlangsung di mushola
Nurul Huda.
2. Mencatat tahap-tahap
kegiatan dzikir fida` yang
sedang berlangsung di
mushola Nurul Huda.
3. Mencari Informasi jumlah
jamaah yang mengikuti.
1. Daftar nama-nama
jamaah yang mengikuti.
2. Dokumentasi kegiatan
dzikir fida` di mushola
Nurul Huda.
108
mushola Nurul Huda?
9. Bagaimana rangkaian acara
pada kegiatan dzikir fida`
di mushola Nurul Huda ?
10. Bacaan apa saja yang
terdapat dalam kegiatan
dzikir fida` ?
11. Apa makna dari setiap
bacaan yang terdapat
dalam kegiatan dzikir fida`
?
Jamaah
1. Apakah pengetian dzikir
fida` menurut yang
diketahui Bapak/Ibu ?
2. Apakah tujuan pelaksanaan
dzikir fida`?
3. Apa yang menjadi motivasi
Bapak/Ibu ketika
memutuskan untuk
mengikuti kegiatan dzikir
fida`ini ?
4. Sudah berapa lama
Bapak/Ibu mengikuti
kegiatan dzikir fida`ini ?
5. Kapan pelaksanaan
kegiatan dzikir fida` yang
109
dilaksanakan di mushola
Nurul Huda ?
6. Bagaimana tahap-tahap
pelaksanaan dzikir fida`
yang biasa dilakukan ?
7. Bagaimana perkembangan
kegiatan dzikir fida`di
mushola Nurul Huda
sampai saat ini ?
2. Apa nilai-nilai pendidikan
islam yang terdapat dalam
kegiatan dzikir fida` di
Mushola Nurul Huda Desa
Sraten Kecamatan Tuntang
Kabupaten Semarang pada
tahun 2017 ?
Pimpinan
1. Manfaat apa yang
dirasakan dalam kehidupan
Bapak/Ibu setelah
mengikuti kegiatan dzikir
fida` ?
2. Nilai pendidikan apa yang
didapat melalui kegiatan
dzikir fida`ini ?
Jamaah
1. Manfaat apa yang
dirasakan dalam kehidupan
Bapak/Ibu setelah
mengikuti kegiatan dzikir
fida` ?
2. Nilai pendidikan apa yang
didapat melalui kegiatan
Mengamatinilai-nilai pendidikan
dari segi pelaksanaan dan
bacaan yang terdapat dalam
kegiatan dzikir fida`di mushola
Nurul Huda.
110
dzikir fida`ini ?
3. Apakah ada peningkatan
ilmu atau ketenangan hati
yang didapatkan setelah
mengikuti kegiatan dzikir
fida` ?
3. Bagaimana penerapan nilai-
nilai pendidikan islam pada
jamaah dzikir fida` dalam
kehidupan sehari-hari ?
1. Apakah pendidikan yang
telah didapatkan dari
kegiatan dzikir fida` ini
diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari ?
2. Bagaimana contoh dalam
penerepan dari pelajaran
yang telah didapatkan dari
kegiatan dzikir fida` dalam
kehidupan sehari-hari ?
3. Apakah ada peningkatan
kualitas hidup baik dalam
ibadah maupun amaliyah
setelah mengikuti kegiatan
dzikir fida` ?
Mengamati perilaku jamaah
yang diteliti dalam kehidupan
sehari-hari.
111
HASIL WAWANCARA
Nama : Mahfudz Abdul Malik
Usia : 56 tahun
Pekerjaan : Petani
Waktu : 8 April 2017
Tempat : Rumah Bapak Mahfudz Abdul Malik
Pertanyaan : Apakah pengetian dzikir fida` menurut yang diketahui Bapak?
Jawaban : “Dzikir fida’ niku dzikir ingkang maos kalimah tauhid (Laa
Ilaaha Illallah) ping pitung puluh siji ewu, niku dzikir fida’
sughra. Nak dzikir fida’ kubra niku maos qulhu ping satus sewu.
Niku nggih naming pisan kanggo awake dewe, suk mboten usah
dibaleni mboten nopo-nopo. Dzikir fida’ sakbare khatam gawe
awake dewe bisa di hadiahke maring sedereke, napa keluargane
sing sampun sedha. Menawi ngelaksnaaken dzikir fida’ menika
nggih luwih apik nak dikhususke gawe awake dewe ndisik, lagi
kancane amarga masalah doso iku adewe kudu ngresiki gone
awake dewe disik lagi wong liya.”(“Dzikir fida` itu dzikir yang
membaca kalimat tauhid (Laa Ilaaha Illallah) tujuh puluh satu
ribu kali, itu dzikir fida` sughra.Kalau dzikir fida` kubra itu
membaca qulhu (surat Al-Ikhlas) seratus ribu kali.Itu juga hanya
dilakukan satu kali saja untuk diri sendiri, dan tidak diualng
kembali tidak apa-apa.Dzikir fida` yang telah khatam untuk diri
sendiri bisa dihadiahkan untuk kerabat atau keluarganya yang
telah meninggal dunia. Jika melaksanakan dzikir fida` ini lebih
baik dikhususkan untuk diri sendiri terlebih dahulu, setelah itu
baru yang lainnya karena mengenai dosa itu kita harus
membersihkan milik kita terlebih dahulu baru orang lain.”)
Pertanyaan : Bagaimana sejarah adanya dzikir fida` di mushola Nurul Huda?
Jawaban :“Nak kulo yo retine niku awale mbah Haji Abadi sing rintis
wontene dzikir fida` ning mushola mriku. Mbah-mbah sing cedak
mriku sing mpun Derek awit mbien menawi enten sing reti.
Sejarahe fida`e dewe nak di delok saking hadise ting kitab
khozinatul ashroor niku dzikir fida’ niki sampun wonten sejak
112
zaman sahabat. Amargi perawinipun garwa kanjeng nabi. Naming
carane mawon sing mungkin bedo kalih sing enten sakniki. Tapi
amalan lan tujuanipun sami.”
( Kalau saya hanya tahu yang awalnya merintis dzikir ini mbah
Haji Abadi di mushola ini. Orang-orang tua yang dekat dengan
mushola dan mengikuti mungkin ada yang tahu. Sejarahnya fida`
sendiri kalau dilihat dari hadits yang ada di kitab khozinatul
ashroor,fida` ini sudah ada sejak zaman sahabat. Karena perawinya
adalah istri dari Nabi Muhammad SAW. Hanya saja caranya yang
mungkin berbeda dengan yang ada sekarang, tetapi amalan dan
tujuannya sama.)
Pertanyaan : Apakah tujuan pelaksanaan dzikir fida`?
Jawaban :“Dzikir fida’ niku damel nebus utawi merdekaaken awake dewe
utawi keluarga ingkang di fida’i saking api neraka. Kenapa kok
saget nebus utawi merdekaaken?amargi kita niku saget terbebas
utawi ditamengi saking siksa api neraka inggih saking
fadhilahipun waosan kalimah tauhid nggih niku (Laa Ilaaha
Illallah). Dzikir fida’ niki damel sangu wonten akhirat. Adewe
memang tasih wonten ono dunyo, tapi adewe niku kudu sadar nak
wonten kehidupan sing kekal mangkeh ting akhirat. Adewe kedah
golek sangu, lha golek sanguine niku wonten pundi? Nggih pas
tasih ting dunyo niki.”
(Dzikir fida` itu untuk menebus atau memerdekakan diri kita atau
keluarga kita yang akan di fida`i dari api neraka. Mengapa bisa
menebus atau memerdekakan?karena kita itu bisa terbebas atau
dilindungi dari siksa api neraka yaitu dari keutamaan bacaan
kalimat tauhid (Laa Ilaaha Illallah).Dzikir fida` untuk bekal di
akhirat. Kita memang masih berada di dunia, tetapi kita itu harus
sadar apabila ada kehidupan yang kekalnanti di akhirat.Kita harus
mencari bekal, untuk mencari bekalnya itu dimana?ketika masih
berada di dunia.)
Pertanyaan : Apakah yang mendasari amalan dzikir fida`?
Jawaban :“Niki nerusake tradisine simbah-simbah riyin, aku yon emu hadits
ning kitab Khozinatul Ashroor sing diriwayatke abu Sa’id kalih
dewi Aisyah r.a.
"احداوسبعينالفا.اش للا صلىهللاعليهوسلم:منقال"لالهال ترىقلرسولللا
عنهما( عزوجل)رواهابوسعيدوعائشةوضيللا بهنفسهمنللا
Artinya:
Sabda Rasulullah SAW: barangsiapa membaca “Laa ilaaha
illAllah SWT” tujuh puluh satu ribu kali, maka dia telah
113
membelinya dengan itu atas dirinya dari Allah SWT azza wa jala.
(HR. Abu Sa’id r.a dan Aisyah r.a). “
(Kegiatan ini meneruskan tradisi orang-orang tua dulu, saya juga
menemukan sebuah hadits di sebuah kitab yang berjudul
Khozinatul Ashroor yang diriwayatkan dari Abu Sa’id dan Aisyah
r.a.”
صلىهللاعليهوسلم:منقال"ل "احداوسبعينالفا.اشترىقلرسولللا للا الهال
عنهما( عزوجل)رواهابوسعيدوعائشةوضيللا بهنفسهمنللا
Artinya:
Sabda Rasulullah SAW: barangsiapa membaca “Laa ilaaha
illAllah SWT” tujuh puluh satu ribu kali, maka dia telah
membelinya dengan itu atas dirinya dari Allah SWT azza wa jala.
(HR. Abu Sa’id r.a dan Aisyah r.a). “
Pertanyaan :Berapakah jumlah jamaah yang ada pada kegiatan dzikir fida` di
mushola Nurul Huda?
Jawaban :“Kurang luwih pitung puluhan mbak, lumayan kathah.”
(Kurang lebih tujuh puluhan mbak, terbilang banyak.)
Pertanyaan :Apakah ada syarat khusus bagi seseorang yang akan mengikuti
kegiatan dzikri fida`?
Jawaban :“Menawi jamaah dzikir fida` ora ono syarate. Nak tareqah ono,
tapi kulo during pathek ngerti, mergone kulo dereng tumut
tareqahan, ya penting agamane islam. Wong nak sing syarat
khusus mboten enten.”
(Kalau jamaah dzikir fida` tidak ada syaratnya, Kalau tareqah ada,
tetapi saya kurang mengetahui, karena saya belum ikut jamaah
tareqah, ya paling penting yang beragama islam. Kalau syarat
khusus tidak ada.)
Pertanyaan :Apakah ada syarat khusus bagi yang akan menjadi imam dzikir
fida`?
Jawaban :“Ya mukalaf, islam, baligh utawa syarat sing umum mawon.
Afdhole ya kaya imam shalat. Imam kui afdhole sing disenengi
makmume amarga imam sing disenengi makmume bakalan
114
nambah semnagate para jamaah. Ning yo kui imam ki rasah
nonjolke awake dewe, cukup jamaahe sing mbiji.”
(Ya mukalaf, islam, baligh atau hanya syarat umum saja, Lebih
utamanya seperti imam sholat. Imam yang baik itu yang disenangi
makmum karena imam yang disukai makmumnya akan menambah
semangat para makmum. Akan tetapi tidak perlu imam itu
menonjolkan diri sendiri karena jamaah yang menilai.)
Pertanyaan :Kapan waktu pelaksanaan kegiatan dzikir fida` di mushola Nurul
Huda?
Jawaban :“Pendak malem setu mbak, seminggu pisan.”
(Setiap malam sabtu mbak, satu minggu sekali)
Pertanyaan :Bagaimana rangkaian acara pada kegiatan dzikir fida` di mushola
Nurul Huda?
Jawaban :“Acarane ya moco kalimat tauhid (Laa Ilaaha Illallah),
sakdurunge nggih sholat sunnah rong rokaat, setiap rokaat kui bar
fatihah lak kulhu ping pakbelas. Barkui ditambahi bacaan-bacaan
liyane, kaya syahadat, istighfar, lan sak piturute.”
(Acaranya membaca kalimat tauhid (Laa Ilaaha Illallah),
sebelumnya juga mendirikan shalat sunnah dua rakaat, setiap
rakaatnya setelah membaca Al- fatihah dilanjutkan dengan
membaca surat Al-Ikhlas empat belas kali. Setelah itu ditambahi
bacaan-bacaan yang lain seperti, syahadat, istighfar, dan
seterusnya)
Pertanyaan : Bacaan apa saja yang terdapat dalam kegiatan dzikir fida`?
Jawaban : “Nak intine dzikir fida’ niku nggih maos (Laa Ilaaha Illallah)
ping pitung puluh siji ewu niku. Tiap minggune dicicil rong
ewunan. Nanging sakderenge niku nggih diwiwiti syahadat,
sholawat, istighfar, diakhiri surat al ikhlas ping telu sholawat
ummi ping telu, maula ya sholli, Al-Fatihah ngono kui mbak”
(Kalau inti dari dzikir fida` itu membaca “Laa Ilaaha Illallah”
sebanyak tujuh puluh satu kali.Setiap minggu dicicil dua ribuan.
Tetapi sebelumnya itu juga diawali dengan membaca syahadat,
sholawat, istighfar, diakhiri surat Al-Ikhlas tiga kali, sholawat
ummi tiga kali, maula ya sholli, Al-fatihah, seperti itu mbak)
115
Pertanyaan : Apa makna dari setiap bacaan yang terdapat dalam kegiatan
dzikir fida`?
Jawaban :“Menawi maos syahadat, dzikir niku lak ibadah to, lha sak apik-
apike ibadah niku nak sing nglakoni wonge kui islam. Amarga niku
adewe niku dikon moco syahadat disik. Masio adewe jenenge uwis
islam, nopo kok kudu syahadat meneh? amarga imane adewe isoh
wae kendo, ning uripe adewe yo ono sing marakke lumpuh islame,
mamang karo sifat-sifate gusti Allah. Malah kadang omongane
adewe ki yo isoh marakke runtuhke iman lan islam, kadang ra
sadar retine mung guyon. Nak ngono kui arep ngibadah opo wae
ben adewe diitung ngibadahe wong islam, mulo kui adewe luwih
becik bangun imane adewe lantaran kalimat syahadat ndisik.Iki
lak mung gawe jogo-jogo lan ati-ati. Bar kui moco sholawat,
sholawat dimaksudke gawe buka satir utawa buka penjaluke
hamba karo gusti Allah. Sakdurunge ngibadah nak adewe
sholawat ndisik, sing diarep-arep lak yo ben ngibadahe iso sak
jalur karo Rasulullah. Bar kui moco istighfar gawe jaluk ngapura
kalian Gusti Allah, ben gugurke doso-doso cilik, nak ngono kui iso
dadekke harapan marang gusti Allah ben dikabulke penjaluke.
Dzikir iki ya sakdurunge ono ngirim doa kanggo sesepuh sing
mpun sedha sing mpun marakke islam maju, lan sesepuh sing
ngawali dzikir ting mushola iki. Ngirim doa utawa wasilah niki
dimaksudke gawe ucapan terimakasih kagem sing mpun warisake
ilmu agamane marang adewe tekan sakniki. Dilanjtke dzikir fida`
sing bacaan utamane kalimat Laa Ilaaha Illallah, kalimat niku
gawe pepilinge adewe sing asline niku lemah, iso kuat amarga
kuasane lan pitulunge gusti Allah. Ono moco surat Al-Ikhlas
barang. Surat Al-Ikhlas kui ayat-ayate kabeh nerangke ketauhidan
marang gusti Allah.Seakan-akan kui ora ono liyane selain gusti
Allah. Mulo kuwi pantes yen disebut surat ikhlas lan dilebokke
ning bacaan sing ono ning kegiatan dzikir fida` iki.”
(mengenai membaca syahadat, dzikir itu ibadah sebaik baik ibadah
dalam melakukannya adalah kita harus islam. Maka dari itu kita
dianjurkan membaca syahadat terlebih dahulu. Walaupun sudah
islam mengapa harus bersyahadat kembali? karena iman bisa saja
rapuh, dalam kehidupan kita secara tidak sadar telah melumpuhkan
islam, meragukan sifat-sifat Allah. Terkadang ucapan kita juga
dapat meruntuhkan imam islam kita walaupun hanya merasa
bergurau. Dengan demikian, apabila kita akan melaksanakan
ibadah apapun maka agar kita terhitung masuk islam ibadahnya
maka dianjurkan membangun iman islam kita dengan membaca
syahadat. Hal ini dilakukan untuk berjaga-jaga dan juga berhati-
hati. Setelah itu ada bacaan sholawat, sholawat dimaknai sebagai
pembuka batas atau pembuka permohonan antara hamba dengan
116
Allah. Sebelum beribadah apabila kita awali dengan sholawat,
maka kita berharap agar ibadah kita tetap dijalannya Rasulullah
SAW. Kemudian istighfar, yang berarti memohon ampun kepada
Allah, mengurangi dosa-dosa kecil kita, maka ada harapan Allah
SWT akan mengabulkan doa kita. Dalam dzikir ini juga mengirim
doa untuk orang-orang yang berjasa dalam kemajuan islam dan
juga kemajuan dzikir di mushola ini. Mengirim doa atau
berwasilah ini merupakan bentuk ucapan terimakasih untuk para
pendahulu yang telah memberikan kita ilmu yang bermanfaat
hingga saat ini. Setelah itu dalam dzikir ini bacaan utamanya
adalah tahlil yaitu membaca kalimat (Laa Ilaaha Illallah).Mengapa
kalimat Laa Ilaha Illallah?kalimat itu sebagai penyadaran kita,
bahwa kita itu makhluk Allah yang lemah tanpa adanya kuasa dan
kehendak dari pertolongan Allah SWT. Terdapat juga bacaan Surat
al ikhlas, karena dari masing-masing ayat menerangkan sifat-sifat
Allah, seakan-akan tidak ada kepentingan lain, selain urusan
dengan Allah SWT. Maka pantas surat tersebut disebut surat Al-
Ikhlas dan dimasukkan dalam bagian dari dzikir fida` ini.
Pertanyaan : Manfaat apa yang dirasakan dalam kehidupan Bapak setelah
mengikuti kegiatan dzikir fida`?
Jawaban :“Manfaatipun nggih marakke tambah semangat leh ngibadah,
birrul walidaine nggih mpun tambah ketok, podho gelem ngirim
fida’ kangge tiang sepahe. Jamaah fida’ ingkang sampun nderek
niki kula anggit ki tambah do sregep leh sholat qabliyah ba’diyah,
jamaahe nggih tambah.”
(Manfaatnya yaitu membuat semakin bertambah semangat dalam
beribadah, berbakti kepada orang tua juga semakin terlihat, tidak
enggan untuk mengirim doa kepada orang tuanya. Jamaah fida`
yang sudah ikut dalam majelis ini saya merasa semakin rajin dalam
sholat qabliyah dan ba’diyah, jamaahnya juga semakin bertambah.
Pertanyaan : Nilai pendidikan apa yang didapat melalui kegiatan dzikir fida`
ini?
Jawaban :”Nggih pendidikan dalam hal meningkatkan ibadah, amargi dzikir
niki naming wonten satu tujuan nggih niku damel urusan akhirat.”
(Pendidikan dalam hal meningkatkan ibadah, karena dzikir ini
hanya ada satu tujuan yaitu untuk urusan akhirat.)
117
Pertanyaan : Apakah pendidikan yang telah didapatkan dari kegiatan dzikir
fida` ini diterapkan dalam kehidupan sehari-hari?
Jawaban :“Nggih to mbak, kulo ya usahake ningkataken masalah ibadah.”
(Iya mbak, saya juga mengusahakan untuk meningkatkan dalam
hal ibadah)
Pertanyaan : Bagaimana contoh dalam penerepan dari pelajaran yang telah
didapatkan dari kegiatan dzikir fida` dalam kehidupan sehari-hari?
Jawaban :“Nak kulo ngrasake niku leh kulo nderes Al-Qur’an tambah
sregep mbak saiki ki”
(Kalau saya merasakan dalam mengaji al-Qur’an lebih rajin lagi
sekarang ini.)
Pertanyaan : Apakah ada peningkatan kualitas hidup baik dalam ibadah
maupun amaliyah setelah mengikuti kegiatan dzikir fida`?
Jawaban :“Sitik-sitik mesti yo ono mbak, meso nak tirakati ki ya ono hasile”
(Sedikit-sedikit pasti ya ada mbak, wajar kalau diusahakan ada
hsilnya.)
118
HASIL WAWANCARA
Nama : Asmuni
Usia : 70 tahun
Pekerjaan : Pensiunan
Waktu : 26 April 2017
Tempat : Rumah Bapak Asmuni
Pertanyaan : Apakah pengetian dzikir fida` menurut yang diketahui Bapak?
Jawaban :“Dzikir fida` iku keyakinan, dzikir kui ingat yang kuasa. Fida` ono
sughra ono kubra .Fida` sughra kui Laa ilaaha illallah ping pitung
puluh ewu, nak sing kubra kulhu ping satus ewu.”
(Dzikir fida’ yaitu keyakian, dzikir itu ingat yang kuasa.Fida’ ada
sughra dan kubra.Fida` sughra yaitu Laa Ilaaha Illallah dibaca
tujuh puluh ribu, sedangkan kubraqulhu (surat Al-Ikhlas) sebanyak
seratus ribu kali.)
Pertanyaan : Apakah tujuan pelaksanaan dzikir fida`?
Jawaban :“Supaya diridhani Allah”
(supaya diridhai Allah )
Pertanyaan : Apa yang menjadi motivasi Bapak ketika memutuskan untuk
mengikuti kegiatan dzikir fida` ini?
Jawaban : ”Sakan-akan menekuni rasane nambah tenterem atine, dadine
melu jamaah-jamaah ngono ki seneng.”
(seakan-akan menekuni rasanya yang tenang dihati, jadinya
mengikuti jamaah-jamaah seperti itu sangat senang)
Pertanyaan : Sudah berapa lama Bapak mengikuti kegiatan dzikir fida` ini?
119
Jawaban :”Sudah lama, dzikir sebanyak-banyaknya wes dewe, tapi sing
mengikuti jamaah dzikir ini sekitar 3 tahun.”
(Sudah lama, dzikir sebanyak-banyaknya sudah sendiri, tetapi yang
mengikuti jamaah dzikir ini sekitar 3 tahun)
Pertanyaan : Kapan pelaksanaan kegiatan dzikir fida` yang dilaksanakan di
mushola Nurul Huda?
Jawaban : “Seminggu sekali, tiap malam sabtu bar maghrib.”
(Seminggu sekali, setiap malam sabtu setelah maghrib)
Pertanyaan : Bagaimana tahap-tahap pelaksanaan dzikir fida` yang biasa
dilakukan ?
Jawaban :”Tausiyah, sholat hajat dua rakaat, dimulai konsentrasi dzikir, ya
moco syahadat 3x, istighfar 3x, hadoroh di pimpin oleh pak kyai
mahfudz untuk memberikan fatihah kepada Rasulullah, sahabat,
auliya’, anbiya’, syuhada’, sholihin, muslimin, muslimt, terus
dimulai dzikir itu. Kurang lebih satu jam.”
(Tausiyah, sholat hajat dua rakaat, dimulai konsentrasi dzikir, ya
membaca syahadat 3x, istighfar 3x, hadoroh di pimpin oleh pak
kyai mahfudz untuk memberikan fatihah kepada Rasulullah,
sahabat, auliya’, anbiya’, syuhada’, sholihin, muslimin, muslimat,
terus dimulai dzikir itu. Kurang lebih satu jam. )
Pertanyaan : Bagaimana perkembangan kegiatan dzikir fida` di mushola Nurul
Huda sampai saat ini?
Jawaban :“Luwih maju, Semakin tambah semangat leh dzikiran jamaahe ki
tambah akeh nak karo mbiyen”
(Lebih maju, Semakin tambah semangat yang dzikiran jamaahenya
tambah banyak dibandingkan dulu)
Pertanyaan : Manfaat apa yang dirasakan dalam kehidupan Bapak setelah
mengikuti kegiatan dzikir fida`?
Jawaban :“Pikire tenterem, seakan-akan andalane ki ono sambunge,
menungso karo suing gawe urip yaiku Gusti allah, ndue harapan
120
diberi kenikmatan oleh Allah. Wong nak adewe iling Allah, Allah
ya iling awake dewe.”
(Pikirannya lebih tenang, seakan-akan jalannya itu ada
kelanjutannya, manusia dan yang membuat hudup yaitu Allah.
kalau kita ingat kepada Allah, Allah juga ingat kepada kita)
Pertanyaan : Nilai pendidikan apa yang didapat melalui kegiatan dzikir fida`
ini?
Jawaban :”Akeh mbak. sing utama kui ya kei pendidikan sing gawe sangu
suk ning akhirat. Saiki lak sistem utang, kui ya ngelatih ben
disiplin. Contohe ora iso mangkat kudu nyarutang, nyarutang ki ya
mantep wae ki. Pendak malem setu ya ketemu jamaah liyane kui
nambah hubungan erat sesama akhul muslim, menambah
kesehatan awake dadi seger bar dzikiran terus iso ketemu kanca-
kancane.”
(Banyak mbak, yang terutama itu adalah di beri pendidikan yang
dibuat bekal nanti di akhitar.Sekarang adalah sistem hutang, itu
juga melatih agar disiplin.Contohnya tidak bisa berangkat harus
mengganti, mengganti itu juga yakin. Setiap malam sabtu bertemu
jamaah lainnya itu menambah silaturahmi sesama muslim.
Menambah kesehatan tubuhnya jadi segar setelah berdzikir dan
bisa bertemu dengan teman-teman.)
Pertanyaan : Apakah ada peningkatan ilmu atau ketenangan hati yang
didapatkan setelah mengikuti kegiatan dzikir fida`?
Jawaban :”Yo ono, pendak minggu di paringi tausiyah, bab ngelingan karo
gusti Allah terus.”
( Ya ada, setiap hari minggu diberi tausiyah, tentang selalu
mengingat Allah SWT. )
Pertanyaan : Apakah pendidikan yang telah didapatkan dari kegiatan dzikir
fida` ini diterapkan dalam kehidupan sehari-hari?
Jawaban :”Iya to, di keluarga ki sabar.”
(Iya, dikeluarga itu sabar)
121
Pertanyaan : Bagaimana contoh dalam penerepan dari pelajaran yang telah
didapatkan dari kegiatan dzikir fida` dalam kehidupan sehari-hari?
Jawaban :”Marakke aku saiki ora gampang emosi, ora gampang nesunan,
nambah kesabaran. Meningkatkan qanaah, qanaah ki
nerimo.Tambah syukur.”
(Membuat saya sekarang tidak mudah emosi, tidak mudah marah,
tambah kesabarannya.Meningkatkan qanaah, qanaah itu
menerima. Tambah syukur)
Pertanyaan : Apakah ada peningkatan kualitas hidup baik dalam ibadah
maupun amaliyah setelah mengikuti kegiatan dzikir fida`?
Jawaban :“Atsare (bekase) ono. luih tenterem, luih sehat kui mau. Ora
nglokro.Nduwe semangat kanggo ibadah.meningkatnya amalan-
amalan bar sholat. Kedua duanya meningkat.”
(bekasnya ada, lebih tentram, lebih sehat itu tadi. Tidak bertele-
tele, mempunyai semangat untuk ibadah.Meningkatnya amalan-
amalan setelah sholat. Kedua-duanya meningkat)
122
HASIL WAWANCARA
Nama : Suratman
Usia : 63 tahun
Pekerjaan : Petani
Waktu : 24 Mei 2017
Tempat : Rumah Bapak Suratman
Pertanyaan : Apakah pengetian dzikir fida` menurut yang diketahui Bapak?
Jawaban :“Baca Laa Illaha Illaallah niku ping pitung puluh ewu”
(Baca Laa Illaha Illaallah itu sebanyak tujuh puluh ribu.)
Pertanyaan : Apakah tujuan pelaksanaan dzikir fida`?
Jawaban : “Itu nanti untuk bekal kalau sudah meninggal.”
Pertanyaan : Apa yang menjadi motivasi Bapak ketika memutuskan untuk
mengikuti kegiatan dzikir fida` ini?
Jawaban : ”Motivasine yo sregep ngaji yo kepingin kanggo sangu nak
meninggal.”
((motivasinya ya lebih giat mengaji ya ingin buat bekal setelah
meninggal) )
Pertanyaan : Sudah berapa lama Bapak mengikuti kegiatan dzikir fida` ini?
Jawaban : “Sekitar dua tahun mbak.”
Pertanyaan :Kapan pelaksanaan kegiatan dzikir fida` yang dilaksanakan di
mushola Nurul Huda?
123
Jawaban :”malam sabtu mbak, bar maghrib.”
(malam sabtu mbak, setelah sholat magrib)
Pertanyaan : Bagaimana tahap-tahap pelaksanaan dzikir fida` yang biasa
dilakukan ?
Jawaban :“Tatacarane pertamane niku pembukaan sik utowo muqodimah,
terus sholat hajat 2 rekaat, terus apel dzikir paling tidak rong ewu,
pendak malem sabtu di cicil roong ewu.”
(Tatacaranya yang pertama yaitu pembukaan dulu atau
muqodimah, selanjutnya sholat hajat dua rekaat, dilanjutkan mulai
dzikir paling tidak dua ribu, setiap malam sabtu dicicil dua ribu.)
Pertanyaan : Bagaimana perkembangan kegiatan dzikir fida` di mushola Nurul
Huda sampai saat ini?
Jawaban :“Tambah maju, samsoyo akeh jamaahe.”
(semakin maju, semakin banyak jamaahnya)
Pertanyaan : Manfaat apa yang dirasakan dalam kehidupan Bapak setelah
mengikuti kegiatan dzikir fida`?
Jawaban :”Sakliyane nambah ilmu, marakke semangat leh ibadah.”
(Selain menambah ilmu, membuat semangat untuk beribadah)
Pertanyaan : Nilai pendidikan apa yang didapat melalui kegiatan dzikir fida`
ini?
Jawaban :”Jatahe wingi kan ora ngerti, kan di paring bermanfaat geh,
ngerti suk gawe sangu awake dewe, gawe ngenteng-ngentengke.”
(Yang kemarin kemarin tidak tahu, kan di kasih manfaatnya ya, tau
nanti buat bekal diri sendiri, untuk meringankan)
Pertanyaan : Apakah ada peningkatan ilmu atau ketenangan hati yang
didapatkan setelah mengikuti kegiatan dzikir fida`?
124
Jawaban :”Ya nduk, marakke nak mantep kui meh ibadah nopo-nopo seneng
wae, ora wegah.”
(Iya nak, membuat semakin mantap saja, beribadah apa-apa suka
saja, tidak malas.)
Pertanyaan : Apakah pendidikan yang telah didapatkan dari kegiatan dzikir
fida` ini diterapkan dalam kehidupan sehari-hari?
Jawaban :”Yo nak misale dikei wejangan karo pak Kyaine yo diamalke ning
omah”
(Ya kalau diberi amalan sama pak kiyaine ya di amalkan di
rumah.)
Pertanyaan : Bagaimana contoh dalam penerepan dari pelajaran yang telah
didapatkan dari kegiatan dzikir fida` dalam kehidupan sehari-hari?
Jawaban :”Yo ngamalke kui mau nduk.”
(Ya mengamalkan itu tadi mbak.)
Pertanyaan : Apakah ada peningkatan kualitas hidup baik dalam ibadah
maupun amaliyah setelah mengikuti kegiatan dzikir fida`?
Jawaban : “Ora ono nduk, biasa-biasa wae.”
(tidak ada nak, biasa-biasa saja)
125
HASIL WAWANCARA
Nama : Mukarromah
Usia : 80an tahun
Pekerjaan : Tidak bekerja
Waktu : 4 Juni 2017
Tempat : Rumah Ibu Mukarromah
Pertanyaan : Apakah pengetian dzikir fida` menurut yang diketahui Ibu?
Jawaban :“Yo bacaan Laa Illaha Illallah kui ping pitung puluh ewu, kui
arane pidak sugro. Nak pidak kubro kui qulhu ping satus ewu.”
(Bacaan Laa Ilaaha Illallah itu sebanyak tujuh puluh ribu, itu yang
dinamakan fida` sughra , Kalau fida` kubra itu qulhu (surat Al-
ikhlas) sebnayak seratus ribu kali.)
Pertanyaan : Apakah tujuan pelaksanaan dzikir fida`?
Jawaban :“Kui, yo kanggo ngirim-ngirim arwah iku, utowo besok-besok
wong seng gelem fida` kui insyaallah gusti allah bakal nyekseni
gampangane kui suwargo, la saiki lak Laa Illaaha Illallah lak
artine ora ono pengeran kang wajib den sembah kelawan gusti
allah tok kok, seng dipuji lak gusti allah tok to. Sak liyane kui
utamane gawe ngirim awake dewe, gawe awake dewe pribadi.”
(Itu ya untuk mengirim doa untuk arwah, atau siapa saja yang mau
fida` itu insyaallah Allah akan memberikan kemudahan untuk ke
surga, karena kalimat Laa Ilaaha Illallah memiliki arti tidak ada
Tuhan yang wajib disembah kecuali Allah saja, yang dipuji hanya
Allah saja. Selain itu juga dapat digunakan untuk mendoakan diri
kita sendiri.)
Pertanyaan : Apa yang menjadi motivasi Ibu ketika memutuskan untuk
mengikuti kegiatan dzikir fida` ini?
126
Jawaban :“Nak koyo aku timbangane nganggur ora intuk manfaat opo-opo
yo tak melu, wong yo barang apik, suk lak bakal mati ngono kui
to, gawe sangu.”
(Kalau seperti saya daripada menganggur tidak dapat manfaat apa-
apa ya saya ikut, itu juga barang bagus, nanti juga akan meninggal
, dibuat bekal.)
Pertanyaan : Sudah berapa lama Ibu mengikuti kegiatan dzikir fida` ini?
Jawaban :“Awit awal mbak, yo nak aku wes katok tekan sprene to. Mbien
sekitar tahun 90-an. Leh leren karo le hora ki kerep leh mangkat
senajan masuk angin.”
(Dari awal mbak, ya kalau saya sudah lama sampe
sekarang.Dahulu sekitar tahun 90-an. Tidak berangkat dengan yang
tidak sering yang berangkat walaupun sedang tidak enak badan.)
Pertanyaan : Kapan pelaksanaan kegiatan dzikir fida` yang dilaksanakan di
mushola Nurul Huda?
Jawaban :“Nak mbiyen kae senin kok yo saiki lak diganti dino sebtu.”
(Kalau dulu itu senin tetapi sekarang diganti hari sabtu.)
Pertanyaan : Bagaimana tahap-tahap pelaksanaan dzikir fida` yang biasa
dilakukan ?
Jawaban :”Pertamane dikei pengajian sik, terus sholat sunnah rong rokaat,
barkui yo ono wacan-wacan sakdurunge dzikir karo bar dzikir.”
(Awalnya diberi pengajian dahulu, selanjutnya shalat sunah dua
rekaat, setelah itu ada bacaan-bacaan sebelum dzikir dan sesudah
dzikir.)
Pertanyaan : Bagaimana perkembangan kegiatan dzikir fida` di mushola Nurul
Huda sampai saat ini?
Jawaban :“Saiki luwih kebak jamaahe.Kawitane yo kui lak ngene pak kaji
suyudi kui morotuane pak kaji abadi asal usule lak yo kudu ngono
sek yo, la gegandengan pak kaji abadi kui wes pensiun lek ora
duwe kegiatan opo opo ngono lo, gandeng pak kaji suyudi wes
sepuh la ditimbali karo pak kaji suyudi pak abadi lo kui, iki ngene
127
di peseni morotuo karo anak umum.e yo? iki aku mung nirokke
omongane pak suyudi, “aku ki wes tuo kowe takei amanat kowe
nganakno dzikir fidak” ngono to seng laillah haillallah seng ping
70.000, nah terus pak kaji abadi kui gegandengan coro istilah
pengalaman pengajiane ngene ki lak durung eneng kondo karo
aku. terus aku lak ngumumke neg pengajian pengajian mboh seko
bu nyai mboh seko solawat nariah , nak duwe jamaah lak gampang
nyuwun preso poro ibu-ibu gegandeng kulo pikantuk amanah
saking pak abadi dipun jak dzikir fida` , terus pak abadi ora eneg
pak kosim, nadang pak kosim ora eneng nak pidak lak mas yen, la
saiki nardi sebagai penguruse musholla nyuwun tulung karo pak
kyai mahfudz sing mimpin yo sing tekan saiki iki, ngono urute.”
(Sekarang lebih banyak jamaahnya, awal mulanya bapak haji itu
mertuanya bapak haji abadi, asal mulanya seperti itu dulu ya,
kebetulan bapak haji abadi sudah pensiun kan tidak punya kegiatan
apa-apa , kebetulan bapak haji suyudi itu sudah tua terus di panggil
sama bapak haji suyudi, ini begini di. Umumnya orangtua dengan
anak seperti itu,? Ini saya juga Cuma menirukan bicaranya pak
suyudi “saya ini sudah tua kamu saya beri amanat kamu ngadakan
dzikir fida’” begitu kan yang laillah haillallah sebanyak tujuh
puluh ribu, lalu bapak haji abadi itu di pandang ngajinya sudah
berpengalaman, pengajian begini ini kan belum ada, bilang sama
saya. Terus saya mengumumkan di pengajian-pengajian yang dari
bu nyai apa dari solawat nariyah, kalo punya jamaah kan lebih
gampang, pengumuman bagi ibu-ibu saya dapat amanah dari bapak
haji abadi diajak untuk ikut dzikir fida’, terus setelah pak haji abadi
tidak ada, pak kosim, terus pak kosim tidak ada kalau fida’sama
mas yen. Terus sekarang nardi sebagai pengurus mushola minta
tolong sama bapak kyai Mahfud yang memimpin sampai sekarang.
Begitu urutannya.)
Pertanyaan : Manfaat apa yang dirasakan dalam kehidupan Ibu setelah
mengikuti kegiatan dzikir fida`?
Jawaban :“Sing tak rasakke ki yo ayem yo tentrem, ora melu nak koyo aku
getune tenanan.”
(Yang saya rasakan ya tenang ya nyaman, tidak ikut kalau seperti
saya itu merasa menyesal sekali.)
Pertanyaan : Nilai pendidikan apa yang didapat melalui kegiatan dzikir fida`
ini?
128
Jawaban :“Aku ki rumongso bodho, nak melu ngaji-ngaji ngene ki yo
kanggo golek ilmu, nak ning dzikir iki yo kanggo golek ilmu agama
to.”
(Saya itu merasa tidak pintar, kalau ikut ngaji-ngaji seperti ini ya
untuk mencari ilmu, kalau di dzikir kan ya mencari ilmu agama
kan.)
Pertanyaan : Apakah ada peningkatan ilmu atau ketenangan hati yang
didapatkan setelah mengikuti kegiatan dzikir fida`?
Jawaban : “Yo mesti ono, teko ning ngaji ngene ki lak ono bab sing during
reti yo dadi ngerti. Lak dzikir ngene ki marakke atine tentrem, nak
pas moco Laa Ilaaha Illallah rasane pingin nangis koyo langgare
ki arep ambruk, nggetarke ati tenan.”
(Ya pasti ada, datang di tempat ngaji seperti ini kan ada hal yang
belum tau jadi tau. Terus dzikir ini membuat hati menjadi tenang,
kalau membaca Laa Ilaaha Illallah rasanya inin nangis seperti
musholanya itu akan rubuh, menggetarkan hati.)
Pertanyaan : Apakah pendidikan yang telah didapatkan dari kegiatan dzikir
fida` ini diterapkan dalam kehidupan sehari-hari?
Jawaban :“Nak duwe sangu okeh ngono kui yo tentrem yo ayem yo marai
sehat yo delalah diparingi keanugrahan deneng gusti allah kui
delalah yo ora wegah, delalah gawe nindaki barang keapikan kui
ora wegah, yo berkahe ngono kui.”
(Kalau punya bekal banyak seperti ini kan tenang, nyaman,
membuat sehat dan juga diberikan keanugrahan oleh gusti Allah itu
ya tidak malas, kebetulan dibuat melakukan kebaikan tidak malas,
ya keberkahannya seperti itu.)
Pertanyaan : Bagaimana contoh dalam penerepan dari pelajaran yang telah
didapatkan dari kegiatan dzikir fida` dalam kehidupan sehari-hari?
Jawaban : “Seneng wae melu-melu ngaji rono rene ki ora wegah.”
(suka saja ikut-ikut ngaji kesana kemari tidak berat.)
129
Pertanyaan : Apakah ada peningkatan kualitas hidup baik dalam ibadah
maupun amaliyah setelah mengikuti kegiatan dzikir fida`?
Jawaban : “Yo ono, terutama masalah ibadah ki ora angelan.”
(Iya ada, terutama masalah ibadah itu tidak susah.)
130
HASIL WAWANCARA
Nama : Warti
Usia : 55 tahun
Pekerjaan : Pedagang
Waktu : 27 April 2017
Tempat : Rumah Ibu Warti
Pertanyaan : Apakah pengetian dzikir fida` menurut yang diketahui Ibu?
Jawaban :”Dzikir fida` kui dzikir kanggo menambah taqwa kita kepada
Allah SWT, dan untuk menebus awake dewe maring api neraka.”
(Dzikir fida` itu dzikir untuk menambah taqwa kita kepada Allah
SWT, dan untuk menebus diri kita dari api neraka.)
Pertanyaan : Apakah tujuan pelaksanaan dzikir fida`?
Jawaban :“Kanggo menebus dosa diri sendiri, lan kanggo perantara jaluk
ngapuro maring gusti Allah.”
(Untuk menebus dosa diri sendiri, dan untuk perantara memohon
ampun kepada Allah SWT.)
Pertanyaan : Apa yang menjadi motivasi Ibu ketika memutuskan untuk
mengikuti kegiatan dzikir fida` ini?
Jawaban :“Kerentek ati mbak, wes dibukakke atine, pingin lebih nyedak
maring gusti Allah.”
(Panggilan hati mbak, sudah dibukakan pintu hatinya, ingin lebih
mendekat lagi kepada Allah.)
Pertanyaan : Sudah berapa lama Ibu mengikuti kegiatan dzikir fida` ini?
Jawaban : “Sekitar telung tahun.”
(Sekitar tiga tahun.)
131
Pertanyaan : Kapan pelaksanaan kegiatan dzikir fida` yang dilaksanakan di
mushola Nurul Huda?
Jawaban : “Jumat malam sabtu, mpun rutin niku mbak.”
(Jumat malam sabtu, sudah menjadi rutinitas mbak.)
Pertanyaan : Bagaimana tahap-tahap pelaksanaan dzikir fida` yang biasa
dilakukan ?
Jawaban :”Tausiyah, sholat hajat, syahadat, istighfar, hadarah marang
guru-guru, niat gawe adewe, dzikir, lan doa.”
(Tausiyah, shalat hajat, syahadat, istighfar, wasilah kepada guru-
guru, niat untuk diri sendiri, dzikir, dan doa.)
Pertanyaan : Bagaimana perkembangan kegiatan dzikir fida` di mushola Nurul
Huda sampai saat ini?
Jawaban :”Insyaallah paringane apik lan maju mbak, jamaahe do istiqomah
mbak.”
(Insyaallah baik dan ada kemajuan mbak, jamaahnya semakin
istiqomah mbak.)
Pertanyaan : Manfaat apa yang dirasakan dalam kehidupan Ibu setelah
mengikuti kegiatan dzikir fida`?
Jawaban :“Istiqomah rumah tangganya, dapat lebih mendekatkan diri
kepada Allah SWT. Serta menyadarkan hati luih bisa nglerem
emosi sing ora penting mbak.”
(Ada ketenangan dalam rumah tangga, dapat lebih mendekatkan
diri kepada Allah SWT.Serta menyadarkan hati untuk bisa
meredakan emosi yang tidak penting mbak.)
Pertanyaan : Nilai pendidikan apa yang didapat melalui kegiatan dzikir fida`
ini?
132
Jawaban : “Pendidikan gawe ibadah mbak, ngajari tambah sregep ibadah”
(Pendidikan untuk beribadah mbak, mengajarkan untuk lebih rajin
beribadah.)
Pertanyaan : Apakah ada peningkatan ilmu atau ketenangan hati yang
didapatkan setelah mengikuti kegiatan dzikir fida`?
Jawaban :”Isi tausiyahe nambah ilmu, isi tausiyahe ya nyambung karo
tujuan dari dfzikir fida`, nggih niku golek sangu akhirat.”
(Isi tausiyahnya menambah ilmu, isi tausiyahnya juga sesuai
dengan tujuan dari dzikir fida`, yaitu untuk bekal di akhirat.)
Pertanyaan : Apakah pendidikan yang telah didapatkan dari kegiatan dzikir
fida` ini diterapkan dalam kehidupan sehari-hari?
Jawaban :”Ya mbak, Alhamdulillah, selain dzikir fida` ning mushola, ning
omah ya dzikire ora lali saiki, di luar itungan dzikir kui lho mbak.”
(Iya mbak, Alhamdulillah, selain dzikir fida` di mushola, di rumah
juga dzikirnya tidak lupa, di luar hitungannya itu lho mbak.)
Pertanyaan : Bagaimana contoh dalam penerepan dari pelajaran yang telah
didapatkan dari kegiatan dzikir fida` dalam kehidupan sehari-hari?
Jawaban :”Amalan-amalan sunnah sing mbien-mbien ora, saiki ya sitik sitik
wis mulai rodo rutin mbak. Sing tak rasakke jelas ki luih sabar
mbak aku saiki.”
(Amalan-amalan sunnah yang dahulu belum dilaksanakan,
sekarang sedikit demi sedikit sudah mulai dirutinkan mbak. Yang
paling saya rasakan yaitu lebih sabar mbak aku sekarang.)
Pertanyaan : Apakah ada peningkatan kualitas hidup baik dalam ibadah
maupun amaliyah setelah mengikuti kegiatan dzikir fida`?
Jawaban :”Ada mbak. tambah seneng sadaqah-sadaqah, nambah keikhlasan
hati ning segala urusan mbak. Alhamdulillah, shalat-shalat
sunnah, amalan-amalan sunnah ya mulai dilakoni mbak.”
133
(Ada mbak, tambah senang bersadaqah, nambah keihklasan hati di
segala urusan mbak.Alhamdulillah, shalat-shalat sunnah, amalan-
amalan sunnah juga sudah mulai dilakukan. )
134
HASIL WAWANCARA
Nama : Nur Ida Fathiyati
Usia : 45 tahun
Pekerjaan : Guru
Waktu : 25 April 2017
Tempat : Rumah Ibu Nur Ida Fathiyati
Pertanyaan : Apakah pengetian dzikir fida` menurut yang diketahui Ibu?
Jawaban :“Dzikir fida’ itu dzikir spesial mbak, karena dzikir kanggo
celengan akhirat yang langsung kepada Allah. Setiap kegiatan
rutinitas dzikir itu kalau tidak berangkat harus mengganti. Itu ada
hitungannya, jumlahnya tujuh puluh satu ribu bacaan Laa Ilaaha
Illallah karena itu merupakan rasa tanggungjawab pada diri sendiri
juga kepada Allah, karena itu hubungannya langsung sama Allah.
Jumlahnya harus genap sesuai hitungannya. Kalau tidak mengganti
ketika tidak berangkat tanggungannya sama Allah. Dzikir fida’
seperti asuransi jiwa di akhirat kepada Allah.”
Pertanyaan : Apakah tujuan pelaksanaan dzikir fida`?
Jawaban :“Ingin membersihkan diri, mengharap ridha Allah dan
menyiapkan bekal akhirat mbak.”
Pertanyaan : Apa yang menjadi motivasi Ibu ketika memutuskan untuk
mengikuti kegiatan dzikir fida` ini?
Jawaban :”Melaksanakan hal yang berat menjadi ringan karena kalau garap
sendiri dirumah abot mbak. Nakmpun dimulai dari ikut jamaah ini
sekarang lebih terbiasa dan terasa ringan.”
Pertanyaan : Sudah berapa lama Ibu mengikuti kegiatan dzikir fida` ini?
135
Jawaban :“Kurang lebih satu tahun.”
Pertanyaan : Kapan pelaksanaan kegiatan dzikir fida` yang dilaksanakan di
mushola Nurul Huda?
Jawaban :”Rutin malam sabtu ba’damaghrib.”
Pertanyaan : Bagaimana tahap-tahap pelaksanaan dzikir fida` yang biasa
dilakukan ?
Jawaban :”Muqadimah pak kyai berisi pengajian tentang agama, shalat hajat
2 rakaat setelah membaca Al-Fatihah dilanjutkan qulhu 14 kali
setiap rakaatnya, kemudian hadarah-hadarah waliyullah (tawasul)
, dzikir fida’, ditutup dengan doa.”
Pertanyaan : Bagaimana perkembangan kegiatan dzikir fida` di mushola Nurul
Huda sampai saat ini?
Jawaban :”Bertambah berkembang mbak, karena dulu yang mengikuti
kebanyakan yang sudah lanjut usia, tetapi sekarang banyak ibu-ibu
muda yang mengikuti, dan jamaahnya juga otomatis bertambah
mbak.”
Pertanyaan : Manfaat apa yang dirasakan dalam kehidupan Ibu setelah
mengikuti kegiatan dzikir fida`?
Jawaban :”Setiap minggunya minimal satu kali bisa silaturahmi ketemu
jamaah di kegiatan dzikir ini. Saya sekarang kalau selesai shalat
nambah wiride mbak, soalnya kalu tausiyah pak Kyai biasanya
memberi tau amalan-amalan yang dilaksanakan sesudah sholat,
jadi ya saya lakukan mbak.”
Pertanyaan : Nilai pendidikan apa yang didapat melalui kegiatan dzikir fida`
ini?
136
Jawaban :”Pasti tambah ilmu mbak, setiap muqodimah pembahasannya
berbeda-beda, jadi tambah ilmu. Dari jumlah bacaan 2000 kali itu
membutuhkan konsentrasi, fokus untuk tanggungjawab dengan
jumlahnya.Apabila tidak berangkat merasa ada yang kurang.
Dzikir ini menambah keimanan dan ingat tidak akan hidup
selamanya, lebih banyak dipersiapkkan untuk kehidupan di
akhirat, seperti ada panggilan hati. Selain itu juga bertemu
teman-teman, sabar menunggu sampai jamaahnya penuh.”
Pertanyaan : Apakah ada peningkatan ilmu atau ketenangan hati yang
didapatkan setelah mengikuti kegiatan dzikir fida`?
Jawaban :”Iya ada, karena setiap pertemuan diberikan motivasi oleh pak
kyai tentang keimanan kepada Allah. Dan hal itu menambah ilmu
saya dan juga motivasi untuk lebih dekat dengan Allah.”
Pertanyaan : Apakah pendidikan yang telah didapatkan dari kegiatan dzikir
fida` ini diterapkan dalam kehidupan sehari-hari?
Jawaban :”Alhamdulillah, sedikit-sedikit sudah mbak.”
Pertanyaan : Bagaimana contoh dalam penerepan dari pelajaran yang telah
didapatkan dari kegiatan dzikir fida` dalam kehidupan sehari-hari?
Jawaban :”Ketika di rumah sudah terbiasa memperbanyak ibadah sunnah.
Wiridan setelah shalat menjadi lebih banyak.Sabar ketika jamaah
sebelahnya tidak bareng berdzikirnya karena bisa mengganggu
konsentrasi.”
Pertanyaan : Apakah ada peningkatan kualitas hidup baik dalam ibadah
maupun amaliyah setelah mengikuti kegiatan dzikir fida`?
Jawaban :“Ya ada mbak, terutama ibadahnya mbak”
137
HASIL WAWANCARA
Nama : Fatliyah
Usia : 50 tahun
Pekerjaan : Buruh
Waktu : 11 Juli 2017
Tempat : Rumah Ibu Fatliyah
Pertanyaan : Apakah pengetian dzikir fida` menurut yang diketahui Ibu?
Jawaban :”Dzikirfida` itu membaca Laa Ilaaha Illallah tujuh puluh ribu kali
mbak”
Pertanyaan : Apakah tujuan pelaksanaan dzikir fida`?
Jawaban :”Tujuannya untuk menebus diri dari dosa-dosa selama di dunia.
Selain itu juga untuk selamat dunia akhirat, jika meninggal khusnul
khotimah, di jauhkan dari siksa api neraka dan mendapatkan
surga.”
Pertanyaan : Apa yang menjadi motivasi Ibu ketika memutuskan untuk
mengikuti kegiatan dzikir fida` ini?
Jawaban :”Tergugah hatinya ingin selamat dunia dan di akhirat, karena saya
banyak dosa saya berharap dengan kalimat Laa Illaha Illallah
dapat menyelamatkannya.”
Pertanyaan : Sudah berapa lama Ibu mengikuti kegiatan dzikir fida` ini?
Jawaban : “Dulu pernah ikut tetapi sempat berhenti dan ikut kembali
beberapa tahun ini.”
138
Pertanyaan : Kapan pelaksanaan kegiatan dzikir fida` yang dilaksanakan di
mushola Nurul Huda?
Jawaban :”Dzikir itu dilaksanakan setiap malam sabtu”
Pertanyaan : Bagaimana tahap-tahap pelaksanaan dzikir fida` yang biasa
dilakukan ?
Jawaban :”Acaranya itu muqodimah,sholat sunnah 2 rakaat,
hadroh(waliullah, syaih abdul qodir jaelani, pendiri ), niat untuk
memfida`i diri sendiri, mulai dzikir 2000 kali, doa penutup. apabila
tidak berangkat harus diselesaikan dirumah 2000 dalam
seminggu.”
Pertanyaan : Bagaimana perkembangan kegiatan dzikir fida` di mushola Nurul
Huda sampai saat ini?
Jawaban :”Dalam perkembangannya jelas maju sekarang karena sekarang
terdapat tambahan bacaan-bacaan lainnya, dan juga pak kyai
memberikan tausiyah-tausiyah. kalau dulu hanya dzikirnya saja.”
Pertanyaan : Manfaat apa yang dirasakan dalam kehidupan Ibu setelah
mengikuti kegiatan dzikir fida`?
Jawaban :”Sekarang merasa lebih lega hatinya, rasa takut hilang, mantap,
percaya dengan mengamalkan dzikir itu ada penyelamat nantinya,
rasanya hati adem. Dahulu merasa ekonomi saya masih tidak stabil
sekarang sudah merasa cukup, merasa rezekinya barokah.denagn
banyak sholawat dan dzikir , merasa sudah pasrah insyaAllah
barokah.”
Pertanyaan : Nilai pendidikan apa yang didapat melalui kegiatan dzikir fida`
ini?
Jawaban : “Mendapat pendidikan masalah ibadah mbak, agar senantiasa
ingat kepada Allah.”
139
Pertanyaan : Apakah ada peningkatan ilmu atau ketenangan hati yang
didapatkan setelah mengikuti kegiatan dzikir fida`?
Jawaban : “InsyaAllah tambah ilmu, dalam tausiyah banyak ilmu yang
diajarkan.”
Pertanyaan : Apakah pendidikan yang telah didapatkan dari kegiatan dzikir
fida` ini diterapkan dalam kehidupan sehari-hari?
Jawaban :”Insyaallah diusahakan untuk diterapkan mbak.”
Pertanyaan : Bagaimana contoh dalam penerepan dari pelajaran yang telah
didapatkan dari kegiatan dzikir fida` dalam kehidupan sehari-hari?
Jawaban :”Salah satunya ini mbak kalau setelah sholat kok tidak mengirim
orang yang telah meninggal mendahului kita itu merasa gelo, terus
waktu sholat, subuh ketika mendengar adzan, harus buru-buru
berangkat jamaah, kalau tidak bakal merasa gelo(rugi). Sekarang
juga lebih berhati-hati dalam berucap dan berperilaku.”
Pertanyaan : Apakah ada peningkatan kualitas hidup baik dalam ibadah
maupun amaliyah setelah mengikuti kegiatan dzikir fida`?
Jawaban :”Kalau dulu masih ada niatan untuk berbuat maksiat, sekarang
sudah bisa menahan diri. Sekarang dapat memeberi tahu anak
cucu, dahulu belum tau jelasnya dan sekarang bisa lebih jelas
dalam memberikan pelajaran serta contoh kepada anak cucu.insya
Allah ada peningkatan kualitas hidup.”
140
HASIL OBSERVASI
Tanggal : 14 April 2017
Waktu : 18.15-selesai
Tempat : Mushola Nurul Huda Desa Sraten Kecamatan Tuntang Kabupaten
Semarang
1. Pukul 18.15 Jamaah mulai berdatangan, sedangkan jamaah yang telah
shalat berjamaah di Mushola Nurul Huda telah menunggu di tempat. Para
jamaah terlihat akrab walaupun mereka berasal dari wilayah yang berbeda-
beda, tetapi menunjukkan ikatan persaudaraan yang kuat.
2. Sebelum acara dimulai jamaah saling menyapa terhadap jamaah lain.
3. Setelah Imam (M) telah datang, beberapa saat kemudian acara di mulai.
4. Acara di mulai dengan salam oleh Imam Dzikir (M) dilanjutkan dengan
muqadimah dan memberikan tausiyah. Isi tausiyah yang diberikan pada
saat itu mengenai pentingnya sebuah niat dalam beribadah serta hikmah
bacaan Laa Ilaaha Illallahbagi diri manusia diantaranya: 1) membangun
keimanan; 2) Sebagai tameng dari siksa kubur; 3) Sebagai penggugur
dosa; 4) disayangi Allah SWT.
5. Rangkaian acara dimulai dari shalat sunnah dua rakaat, mengucap
syahadatain tiga kali, bershalawat nabi tiga kali, beristighfar tiga kali,
berwasilah, berniat dalam hati, mulai melaksanakan dzikir fida` dengan
membaca Laa Ilaaha Illallah sebanyak dua ribu kali, kemudian membaca
141
surat Al-Ikhlas tiga kali, bershalawat, membaca surat Al-Fatihah,
dilanjutkan doa penutup. Semangat para jamaah sangat tinggi. Dzikir
sebanyak dua ribu kali memang cukup banyak, tetapi para jamaah tetap
bersemangat hadir dan mengikuti kegiatan ini dengan sungguh-sungguh.
6. Setelah rangkaian acara telah selesai, jamaah melaksanakan shalat isya`
berjamaah kemudian berkemas dan kemudian pulang.
142
HASIL OBSERVASI
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan sejak bulan April 2017
hingga juli 2017, diperoleh data mengenai keseharian para jamaah. Adapun
hasilnya adalah sebagai berikut:
1. Banyak jamaah yang rajin shalat berjamaah di mushola.
2. Jamaah yang sudah lanjut usia terlihat lebih sering mengikuti kegiatan
keagamaan selain kegiatan dzikir fida`ini. Hal ini dikarenakan jamaah
yang sudah lanjut usia dan tidak memiliki banyak aktifitas dapat selalu
mengikuti kegiatan keagamaan tersebut. Selain itu niat yang kuat sudah
mulai timbul pada sebagian besar jamaah.
3. Jamaah yang telah menerapkan nilai-nilai pendidikan dalam dzikir fida` ini
sebagian besar sudah lama mengikuti kegiatan dzikir fida` ini.
4. Sebagian jamaah belum menerapkan nilai-nilai pendidikan yang terdapat
dalam kegiatan dzikir fida` ini.
5. Banyak faktor yang mempengaruhinya antara lain faktor niat masing-
masing seseorang dan juga prioritas keagamaan yang dirasakan oleh para
jamaah berbeda-beda.
143
144
145
146
147
148
149
FOTO BERSAMA IBU FATLIYAH
FOTO BERSAMA BAPAK K. MAHFUDZ ABDUL MALIK
150
FOTO BERSAMA IBU HJ. KARROMAH
FOTO BERSAMA BAPAK SURATMAN
151
FOTO BERSAMA BAPAK ASMUNI
FOTO BERSAMA IBU WARTI
152
FOTO JAMAAH LAKI-LAKI DALAM KEGIATAN DZIKIR FIDA`
FOTO BERSAMA IBU NUR IDA FATHIYATI
153
FOTO JAMAAH PEREMPUAN DALAM KEGIATAN DZIKIR FIDA`
SUASANA KEGIATAN DZIKIR FIDA`
154
155
156
DAFTAR NILAI SATUAN KREDIT KEGIATAN
Nama : Ulya Nur Nihayati
NIM : 111-13-015
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Dosen Pembimbing Akademik : Prof.,Dr. Budihardjo, M.Ag.
No. Nama Kegiatan Pelaksanaan Keterangan Nilai
1. OPAK STAIN SALATIGA
“Rekonstruksi Paradigma Mahasiswa
yang Cerdas, Peka, dan Peduli”
26-27
Agustus
2013
Peserta 3
2. OPAK TARBIYAH 2013
“Menjunjung Tinggi Nilai-nilai
Kearifan Lokal sebagai Identitas
Pendidikan Indonesia”
29 Agustus
2013
Peserta 3
3. Library User Education (Pendidikan
Pemakai Perpustakaan) UPT
PERPUSTAKAAN STAIN
SALATIGA
16
September
2013
Peserta 2
4. Training Pembuatan Makalah oleh
Lembaga Dakwah Kampus (LDK)
Darul Amal STAIN SALATIGA
18
September
2013
Peserta 2
5. Seminar Nasional Bahasa Arab 09 Oktober Peserta 8
157
“Inovasi Pembelajaran Bahasa:
Upaya Menjaga Eksistensi dan Masa
Depan Pembelajaran Bahasa Arab”
ITTAQO
2013
6. “SIBA-SIBI Training UAS Semester
Ganjil 2013-2014” CEC dan
ITTAQO
10-11
Januari
2014
Peserta 2
7. “SIBA-SIBI Training UTS Semester
GENAP 2013-2014” CEC dan
ITTAQO
2-3 Mei
2014
Peserta 2
8. Seminar Nasional “Berkontribusi
untuk Negeri Melalui Televisi/TV”
KPI STAIN SALATIGA
5
November
2014
Peserta 8
9. Seminar “Mempertegas Peran
Pendidikan dalam Mencerahkan Masa
Depan Anak Bangsa” HMI Cabang
Salatiga Komisariat Walisongo
19
November
2014
Peserta 2
10. PAB (Penerimaan Anggota Baru)
JQH Al-Furqon Stain Salatiga
“ Menumbuhkan Karakter Islami dan
Qur’ani”
13-14
Desember
2014
Peserta 2
11. Seminar Nasional “Jiwa Muda,
Berani Berwirausaha”
30 Oktober
2015
Peserta 8
158
12. Seminar Nasional “Wacana Islam
Nusantara dalam Menjaga
Kebhinekaan dan keutuhan NKRI”
AL KHIDMAH KAMPUS KOTA
SALATIGA
31 Oktober
2015
Peserta 8
13. Seminar Nasional “Peran Media
Massa terhadap Kelestarian
Lingkungan Hidup” HMJ KPI IAIN
SALATIGA
19
Novemnber
2015
Peserta 8
14. Seminar Nasional “Peningkatan
Profesionalisme Guru dalam
Pembelajaran di Era Globalisasi”
DEMA FTIK IAIN SALATIGA
23
November
2015
Peserta 8
15. Seminar Nasional “English-
Preneurship: Do You Dare to be the
Next Moslem Business Owner” HMJ
TBI IAIN SALATIGA
27
November
2015
Peserta 8
16. Seminar Nasional “Pendidikan
Agama menjadi Pelopor Kebangkitan
Nasional di Era Modern” HMJ PAI
IAIN SALATIGA
21 Mei
2016
Peserta 8
17. Seminar Nasional “Indonesia
Budayaku Indonesia Warisanku
2 Juni 2016 Peserta 8
159
17. Seminar Nasional “Indonesia
Budayaku Indonesia Warisanku
(Salatiga Kota Pusaka)” HMJ PGMI
IAIN SALATIGA
2 Juni 2016 Peserta 8
18. Seminar Nasional “Memandang
Jurnalisme dari Perspektif Gender”
LPM DINAMIKA IAIN SALATIGA
24
September
2016
Peserta 8
19. Seminar Nasional “Revitalisasi
Budaya Filsafat dalam Pemikiran
Islam Kontemporer” HMJ FUADAH
IAIN SALATIGA
03
November
2016
Peserta 8
20. Seminar Nasional “Bersama Merajut
Asa Memberantas Korupsi di
Indonesia” DEMA F.SYARI’AH
10
November
2016
Peserta 8
Jumlah Nilai 114
Salatiga, 23 Agustus 2017