NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5698/1/SKRIPSI .pdf1...

132
1 NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh : SITI AINA FURDAYATI NIM 23010 15 0299 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2019

Transcript of NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5698/1/SKRIPSI .pdf1...

Page 1: NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5698/1/SKRIPSI .pdf1 NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

1

NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB

KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan untuk

Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh :

SITI AINA FURDAYATI NIM 23010 15 0299

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2019

Page 2: NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5698/1/SKRIPSI .pdf1 NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

2

NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB

KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan untuk

Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh :

SITI AINA FURDAYATI NIM 23010 15 0299

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2019

Page 3: NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5698/1/SKRIPSI .pdf1 NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

3

Page 4: NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5698/1/SKRIPSI .pdf1 NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

4

NOTA PEMBIMBING

Lamp: -

Hal: Naskah Skripsi

Saudari Siti Aina Furdayati

Kepada:

Yth. Dekan FTIK IAIN Salatiga

Di Salatiga

Assalamualaikum. Wr. Wb

Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka

bersama ini kami kirimkan naskah skripsi saudari:

Nama : Siti Aina Furdayati

NIM : 23010 15 0299

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Judul : Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak dalam Kitab Khuluquna

Karya Habib Umar bin Hafidz

Dengan ini kami mohon skripsi saudari tersebut di atas supaya segera

dimunaqosahkan.

Demikian agar menjadi perhatian.

Wassalamualaikum. Wr.Wb

Salatiga, 7 Agustus 2019

Pembimbing

Dra. Urifatun Anis, M.Pd.I

NIP. 19631003 199203 2 001

Page 5: NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5698/1/SKRIPSI .pdf1 NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

5

Page 6: NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5698/1/SKRIPSI .pdf1 NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

6

MOTTO

“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun

perempuan dalam Keadaan beriman, Maka Sesungguhnya akan Kami

berikan kepadanya kehidupan yang baik dan Sesungguhnya akan Kami

beri Balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa

yang telah mereka kerjakan”. (QS. An-Nahl: 97)

Page 7: NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5698/1/SKRIPSI .pdf1 NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

7

PERSEMBAHAN

Skripsi yang sederhana ini penulis persembahkan kepada:

1. Bapak ibu tercinta yang senantiasa tak pernah berhenti memberikan

kasih sayang, semangat serta do‟anya sehingga skripsi ini bisa

penulis selesaikan

2. Al-mukarrom K. Rahmat Sururi as-Shidiq PP. Mam‟baul Huda

Magelang, K.H. Ashari PP.Al-Husna Payaman, K.H. Mawahib

Ma‟mun PP An-Nur Tuntang.K.H. Mansur PP. Al-Huda Kajoran,

ibu Nyai Mahfudzoh dan Ibu Nyai Muti‟ah yang telah berjuang

bersama penuh keikhlasan dalam pendidikan pesantren.

3. Orang tuaku yang senantiasa mencurahkan kasih sayang, dukungan

moral, materil dan do‟a yang tak pernah putus untuk putra-

putrinya.

4. Anggota keluargaku yang selalu mendukungku dan selalu memberi

semangat dan membantuku (adik-adikku: Agus Toha R, S.Pd, Siti

Mir‟atul Kurniasari, Imam dan Muhammad Adib).

5. Ibu Dra.Hj. Urifatun Anis, M.Pd.I yang telah sabar membimbing,

memotivasi dan mendo‟akan dalam menyusun skripsi ini.

6. Para pengasuh PP. An-Nur dan PP. Al-Husna serta para ustadz dan

ustadzah yang senantiasa mendo‟akann dan membimbing dalam

menuntut ilmu.

7. Teman-temanku PAI H dan angkatan 2015 yang bersama-sama

berjuang, belajar dan menguatkan untuk belajar di IAIN Salatiga.

Page 8: NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5698/1/SKRIPSI .pdf1 NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

8

8. Teman-teman PP. Al-Husna, PP.An-An-Nida dan An-Nur yang

senantiasa memberi dukungan dan do‟a dalam menyusun skripsi

ini.

9. Sahabat-sahabatku Nur Laila Wijayanti, Ana Alfi Khamidah, Ulfa

Nurul Masruroh, Amin Maryatul Qiftiyah, S.Pd.I, Dian Mustika

Sari, S.Pd.I, Khoiry Alfiyah, Ika Wiranti dan Zulfatul Maghfiroh

yang senantiasa memberikan dukungan, motivasi dan do‟a dalam

penyusunan skripsi ini.

10. Semua pihak yang selalu memberi semangat kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu

persatu.

Page 9: NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5698/1/SKRIPSI .pdf1 NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

9

KATA PENGANTAR

ائر المصدقين بسين,وسهل منهج السعادة للمتين,وبصربصائر ريق للطالبالحمد لله الهذي أوضح الط الحكم والأحكام في الدين, ومنحهم أسرار الإيمان وأنوار الإحسا ن واليقين, واشهدأن لآإلو إلا الله

لوعد الامين, دق االك الحق المبين, وأشهد ان سيدنا محمدا عبده ورسولو الص ريك لو الموحده لاشهو في الديالقائل من ير ن صلى الله عليو وعلى آلو وأصحابو,لهم بإحسان إلي يوم د الله بو خيرا يفقه

.الدين

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT Raja semesta alam

atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini meskipun masih jauh dari sempurna. Shalawat serta salam senantias

terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah membawa

cahaya dari zaman kegelapan.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak dapat

diselesaikan tanpa dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis

sampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Bapak Prof.Dr. Zakiyyudin Baidhawy, M.Ag, rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Prof. Dr. Mansur, M.Ag, dekan FTIK IAIN Salatiga.

3. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M.Si, ketua Program Studi Pendidikan Agama

Islam IAIN Salatiga.

4. Ibu Dra. Urifatun Anis, M.Pd.I, pembimbing yang telah membimbing

penulisan skripsi ini.

Page 10: NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5698/1/SKRIPSI .pdf1 NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

10

5. Bapak dan Ibu dosen beserta seluruh karyawan IAIN Salatiga yang telah

memberikan pelayanan kepada penulis.

6. Bapak-Ibu dan adik-adik saya yang telah memberikan semangat,

dukungan baik materil dan non-materil.

7. Temen-teman kelas H PAI angkatan 2015 yang telah memberikan

dukungan kepada penulis.

8. Dian Mustika Sari, S.Pd.I, Shoviana, S.Pd.I, Siti Fatimah, S.Pd.I, Amin

Maryatul Qiftiyah, S.Pd.I, Ana Alfi Khamidah, Ulfa Nurul Masruroh,

Zulfatul Maghfiroh dan Khoiri Alfiyah yang telah memberikan waktunya

untuk membantu penulis.

Atas jasa-jasa dan kebaikan di atas, penulis berdo‟a semoga Allah

SWT menerima amalnya dan memberikan balasan yang terbaik. Pada

akhirnya, penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan, semuai itu karena keterbatasan penulis. Tiada kalmat yang

pantas penulis ucapkan selain kalimah al-Hamdulillahi Robbil „Alamin.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat di dunia dan di akhirat.

Salatiga,07 Agustus 2019

Penulis

Siti Aina Furdayati

23010-15-20299

Page 11: NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5698/1/SKRIPSI .pdf1 NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

11

ABSTRAK

Siti Aina Furdayati. 2019. Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak Dalam Kitab

Khuluquna Karya Habib Umar bin Hafidz. Jurusan Pendidikan

Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama

Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dra. Urifatun Anis, M.Pd.I

Kata Kunci: Nilai-Nilai, Pendidikan, Akhlak

Pendidikan akhlak merupakan bagian dari ajaran pendidikan Islam.

Kita ketahui negara Indonesia telah memasuki era modern dimana

teknologi, informasi dan komunikasi telah berkembang dengan pesat.

Tanpa adanya pendidikan akhlak, maka pembatasan penggunaan

teknologi, informasi dan komunikasi dapat berdampak negatif yang dapat

merugikan seluruh lapisan masyarakat. Selain kemajuan teknologi,

informasi dan komunikasi pada era ini telah banyak cendekiawan yang

masih menyampingkan pendidikan akhlak, dimana mereka masih

meragukan nilai-nilai ajaran pendidikan Islam. Negara Indonesia

merupakan negara yang sebagian besar penduduknya beragama Islam

yang menjunjung tiggi multikulturalisme, maka penanaman pendidikan

akhlak yang baik diharapkan dapat ditanamkan dan dilaksanakan di

Negara Indonesia. Pendidikan akhlak merupakan hal yang sangat penting

bagi manusia untuk mendapatkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti ingin mengetahui lebih dalam

bagaimana nilai-nilai pendidikan akhlak dalam kitab Khuluquna?,

Bagaimana relevansi nilai-nilai pendidikan akhlak dalam Kitab Khuluquna

pada dunia Pendidikan Islam?. Setelah melakukan penelitian secara

mendalam diharapkan peneliti dapat memberikan sumbangan pemikiran

tentang nilai-nilai pendidikan akhlak dalam kitab Khuluquna dan

relevansinya nilai-nilai pendidikan akhlak dalam kitab Khuluquna dengan

pendidikan Islam saat ini.

Metode penelitian yang digunakan peneliti adalah penelitian

kepustakaan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik

pengumpulan data dengan cara mengamati pada sumber-sumber tertentu,

mencari, menelaah buku-buku, artikel atau lainnya yang berkaitan dengan

skripsi ini. Pengumpulan data dibag menjadi dua sumber yaitu data primer

dan data sekuder. Kemudian data dianalisis menggunakan metode

deskriftif, filosofis dan kontekstual.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai-nilai pendidikan akhlak

dalam kitab Khuluquna antara lain: bertaqwa kepada Allah SWT,

istiqomah, shalat berjama‟ah, bersyukur, cinta kepada Allah SWT,

tawadlu‟, menjaga keimanan, wara‟, menyayangi dan mencintai sesama,

menghormati sesama, menahan amarah, ikhlas, jujur, bershadaqah,

memberi pendidikan akhlak, tidak menghina, intstropeksi diri, menahan

hawa nafsu, bersungguh-sungguh dan mendalami ilmu pengetahuan.

Sedangkan relevansi nilai-nilai pendidikan akhlak dalam kitab Khuluquna

dengan Pendidikan Islam dapat mejadi solusi dalam memperbaiki akhlak

diberbagai bidang, khususnya menghadapi karakteristik zaman saat ini.

Page 12: NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5698/1/SKRIPSI .pdf1 NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

12

DAFTAR ISI

1. JUDUL.......................................................................................................i

2. LOGO IAIN...............................................................................................ii

3. NOTA PEMBIMBING.............................................................................iii

4. PENGESAHAN KELULUSAN...............................................................iv

5. PERNYATAAN KEASLIAN....................................................................v

6. MOTTO.....................................................................................................vi

7. PERSEMBAHAN....................................................................................vii

8. KATA PENGANTAR.............................................................................viii

9. ABSTRAK..................................................................................................x

10. DAFTAR ISI..............................................................................................xi

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................ 8

C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 8

D. Kegunaan Penelitian.........................................................................9

E. Kajian Pustaka................................................................................10

F. Metode Penelitian...........................................................................12

G. Penegasan Istilah............................................................................15

H. Sistematika Penulisan Skripsi.........................................................19

Page 13: NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5698/1/SKRIPSI .pdf1 NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

13

BAB II. KAJIAN TEORI

A. Pengertian Pendidikan ...................................................................23

B. Pengertian Akhlak..........................................................................27

C. Ruang Lingkup Pendidikan Akhlak...............................................28

D. Dasar Pendidikan Akhlak...............................................................31

E. Sumber Pendidikan Akhlak............................................................31

F. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembentukan Akhlak...........32

G. Tujuan Pendidikan Akhlak.............................................................35

H. Karakteristik Pendidikan Akhlak Islam..........................................38

I. Macam-Macam Pendidikan Akhlak..............................................39

J. Metode Pendidikan Akhlak............................................................40

BAB III. BIOGRAFI HABIB UMAR BIN HAFIDZ

A. Biografi Habib Umar Bin Hafidz...................................................42

B. Nasab Atau Silsilah Keturunan Habib Umar Bin Hafidz...............43

C. Guru-Guru Habib Umar Bin Hafidz...............................................44

D. Perjalanan Intelektual Habib Umar Bin Hafidz..............................45

E. Karangan Kitab Dan Karya Habib Umar Bin Hafidz.....................49

F. Kiprah Dan Penghargaan Internasional Habib Umar Bin Hafidz..50

G. Gambaran Umum Kitab Khuluquna...................................................51

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Kitab Khuluquna............................................................................57

B. Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak Pada Kitab Khuluquna Karya Habib

Umar Bin Hafidz............................................................................70

Page 14: NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5698/1/SKRIPSI .pdf1 NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

14

C. Relevansi Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak Pada Kitab Khuluquna

Bagi Dunia Pendidikan Islam.......................................................105

BAB V. PENUTUP

A. Kesimpulan...................................................................................111

B. Saran.............................................................................................116

11. DAFTAR PUSTAKA

12. LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 15: NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5698/1/SKRIPSI .pdf1 NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan Islam ialah usaha sadar untuk membimbing manusia

menjadi pribadi beriman yang kuat secara fisik, mental, spiritual, cerdas,

berakhlak mulia dan memiliki keterampilan yang diperlukan bagi

kebermanfaatan dirinya, masyarakatnya dan lingkungannya (M. Hambal

Shafwan, 2014: 19). Pendidikan Islam ialah pendidikan yang betujuan untuk

menentukan manusia yang kamil yang dapat mengembangkan seluruh

potensinya baik jasmani maupun rohani, dapat menumbuhkan keharmonisan

dengan Allah SWT, manusia dan alam semesta. Menurut Hurip Danu Ismadi

(2014: 15) pendidikan ialah: “usaha kebudayaan yang bermaksud memberikan

bimbingan dalam hidup dan tumbuh kembangnya jiwa raga anak didik, agar

dalam menjalani garis kodrat pribadinya serta dalam menghadapi pengaruh

lingkungan mendapat kemajuan hidup lahir batin”.

Pendidikan Islam merupakan usaha yang memberikan bimbingan dalam

hidup untuk menumbuhkan jiwa raga anak didik yang sesuai dengan syari‟at

Islam baik Al-Qur‟an maupun Hadist. Pendidikan Islam mempunyai tujuan

yang jelas dalam membentuk kepribadian atau insan kamil untuk mencapai

tujuan yang erat kaitannya dengan Allah SWT, manusia, dan alam semesta.

Manusia diciptakan di muka bumi memilki tujuan sebagai khalifah, oleh

karena itu Allah SWT mengutus Rasulullah SAW untuk menjadi gambaran

khalifah yang memiliki kepribadian Al-Qur‟an. Khalifah di muka bumi wajib

Page 16: NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5698/1/SKRIPSI .pdf1 NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

16

untuk meniru kepribadian Rasulullah SAW. Pendidikan akhlak telah ada sejak

Rasulullah SAW di jadikan oleh Allah SWT sebagai nabi. Pendidikan akhlak

diberikan Nabi SAW dari masa pembinaan di Mekkah dan masa pembinaan

di Madinah. Pendidikan akhlak diharapkan dapat memberikan kedamaian di

lingkungan yang ia tinggali.

Pendidikan akhlak dalam Islam dimaknai sebagai latihan mental

dan fisik. Latihan tersebut dapat menghasilkan manusia yang berbudaya tinggi

untuk melaksanakan tugasnya di muka bumi sebagai Khalifah dan selaku

hamba Allah SWT. Ulil Amri Syafri (2014: 67) menuturkan pendidikan

akhlak dalam Islam dapat menjadi sarana untuk membentuk karakter individu

Muslim yang berakhlak mulia. Insan yang berakhlak mulia dapat

melaksanakan kewajiban-kewajiban-Nya dan meninggalkan larangan-

larangan-Nya sehingga ia mampu memberikan haknya kepada Allah SWT,

sesama manusia, makhluk lain serta alam sekitar. Selain tujuan pendidikan

tersebut, tujuan pendidikan yang utama ialah untuk menghasilkan kepribadian

manusia yang matang, oleh karena itu komponen esensial kepribadian

manusia ialah nilai (value) dan kebajikan (virtues)

Nilai-nilai pendidikan akhlak merupakan konsep yang penting bagi

manusia. Menurut Zianuddin Sadur (1994: 28) nilai-nilai pendidikan akhlak

yang berlaku meliputi pranata kehidupan sosial yaitu nilai-nilai Ilahi dan

nilai-nilai insani yang diformulasikan dalam pendidikan. Budi pekerti

merupakan komponen dari manusia yang bersifat esensial dan harus merujuk

pada agama. Dalam Islam hal tersebut disebut akhlakul karimah. Akhlakul

Karimah menempati posisi yang esensisal dalam Islam. Keimanan seseorang

Page 17: NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5698/1/SKRIPSI .pdf1 NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

17

muslim ditentukan oleh kualitas akhlaknya. Semakin tinggi kualitas akhlak

seseorang, maka semakin tinggi kualitas imannya begitu juga sebaliknya

Akhlak menjadi fondasi dasar sebuah karakter diri. Akhlak mahmudah

akan menjadi bagian masyrakat yang baik pula. Akhlak dalam Islam memilki

nilai yang mutlak karena persepsi antara akhlak mahmudah dan akhlak

mazmuham memiliki nilai yang dapat diterapkan dalam kondisi apapun.

Akhlak dapat membedakan karakter manusia dengan makhluk lain. Tanpa

akhlak manusia akan kehilangan kedudukannya sebagai hamba Allah SWT

yang paling terhormat. Sebagaimana dalam firman Allah SWT dalam QS. At-

Tin:4-6;

“ Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang

sebaik-baiknya .kemudian Kami kembalikan Dia ke tempat yang serendah-

rendahnya (neraka), kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan

amal saleh; Maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya”. (QS.

At-Tiin/ 95:4-6).

Pentingnya pendidikan akhlak juga telah ditekankan sejak abad-

abad lampau sebagai salah satu landasan dasar dari sebuah proses

pembentukan karakter dalam pendidikan. (Ulil Amri Syafri, 2014:

70).Abad ini telah berada pada abad-21 yang merupakan era baru. Era

dimana ekonomi global dan informasi menjadi bagian kehidupan sehari-

Page 18: NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5698/1/SKRIPSI .pdf1 NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

18

hari. Hamid Bariza (2011: 1) mengemukakan bahwa di era saat ini relasi

menggantikan hierarki sebagi model utama untuk menyelesaikan segala

persoalan dalam kehidupan. Era ini daya magnetiknya mampu

memperbesar emosi, mempercepat perubahan dalam berbagai bidang.

Tanpa adanya pendidikan akhlak yang diberikan sejak usia dini maka

sikap radikal dan disintegrasi pada lingkungan dapat merusak keamanan

lingkungan.

Kemajuan Teknologi, Informasi dan Ilmu Pengetahuan tidak dapat

dipungkiri di era ini. Kemajuan tersebut dapat membawa dampak positif bagi

penggunanya. Kemajuan positif dapat membawa perubahan yang progresif

pada masyarakat, namun sebaliknya jika dampak yang diberikan berupa

dampak negatif maka akan membawa disintegrasi pada masyarakat.

Kemajuan teknologi dapat dirasakan dengan berbagai kemudahan dalam

layanan yang terdapat di berbagai lapisan masyarakat sehingga mampu

mempermudah pekerjaan manusia. Begitu juga dengan kemajuan informasi

dapat menjadikan informasi mudah dan cepat diakses masyarakat, sehingga

masyarakat mampu mengikuti perkembangan informasi yang ada. Kemajuan

ilmu pengetahuan dapat dilihat dengan adanya sistem pendidikan yang

semakin canggih. Namun sistem pendidikan tersebut dapat menonjolkan

kelemahan. Dalam sistem pendidikan Islam selama ini para pelajar digodok

dengan pemikiran- pemikiran barat, sehingga mereka terputus dengan sejarah

masa lampaunya sendiri. Sistim pendidikan dan ilmu pengetahuan yang berisi

pikiran-pikiran barat tersebut telah mengakibatkan keraguan terhadap

konsepsi-konsepsi yang ada dalam ajaran agama Islam. Gejala ini semakin

Page 19: NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5698/1/SKRIPSI .pdf1 NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

19

parah dengan sangat sedikit pemimpin Islam yang berusaha memperbaiki

keadaan sehingga kemerosotan moral pelajar dan terjadinya deislamisasi

melalui program pendidikan tak dapat dielakkan (DPPAI, 2013: 114).

Dominasi barat dalam hal kemajuan teknologi , informasi dan komunikasi

menjadi tantangan cukup berat bagi umat Islam untuk mengaktualkan kembali

eksistensi Islam sebagai suatu ajaran yang unggul dan kaffah. Pada umumnya

gerakan kebangkitan Islam selalu berorientasi ke depan, sadar terhadap

permasalahan-permasalahan yang muncul dalam konteks modernitas dan

memahami akan kemajuan teknologi, informasi dan ilmu pengetahuan

(DPPAI, 2013: 115). Berbagai kemajuan tersebut akan membawa pengaruh

pada pelajar atau masyarakat baik yang bersifat positif maupun negatif. Jika

tidak diberikan pendidikan akhlak maka disintegrasi dan deislamisasi akan

terjadi. Adanya pendidikan akhlak akan memberikan benteng atau kontrol diri

pada masyarakat khususnya pada pelajar yang notabene masih memiliki

emosional yang tinggi akan kemajuan zaman dan modernitas.

Negara Indonesia merupakan negara yang menjunjung tinggi adanya

multikulturalisme. Berbagai keberagaman dapat terlihat dengan adanya

macam- macam suku, etnis, budaya dan ras. Keberagaman saat ini jika tidak

dilandasi dengan pendidikan akhlak maka disintegrasi sosial di lingkungan

tempat tinggal mudah terjadi. Fenomena saat ini membuktikan bahwa

pergaulan sudah sangat mengkhawatirkan karena sudah banyak hal-hal buruk

yang dilakukan oleh orang-orang bahkan kelompok yang terjadi karena

perbedaan. Apabila tidak membentengi diri dengan pendidikan akhlak maka

dapat dipastikan akan ikut terpengaruh.

Page 20: NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5698/1/SKRIPSI .pdf1 NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

20

Sifat hedonisme, matrealisme, konsumtif merupakan salah satu ciri

masyarakat Indonesia modern. Selain masyarakat yang multikulural dan telah

mengalami kemajuan diberbagai bidang pada era abad-21 ini, masyrakat

Indonesia tidak luput pula dari sifat hedonisme, matrelisme dan konsumtif

yang dapat menutup masyarakat untuk berprilaku mulia. Kemajuan di

berbagai bidang di sisi lain dapat menjadi ancaman bagi kelangsungan hidup.

Adanya perkembangan pengetahuan dan teknologi tanpa didasari etika dan

akhlak dapat merusak lingkungan bahkan mengancam kelangsungan hidup

manusia, misalnya kegiatan industri menguras sumber daya alam secara besar-

besaran (Sudirman Tebba, 2003: 165). Selain kemajuan pada teknologi,

komunikasi dan informasi dalam berbagai bidang yang dapat berdampak

negatif jika tidak adanya pembatasan dengan pendidikan akhlak, apalagi era

ini banyak pula para cendekiawan yang masih menyampingkan pendidikan

akhlak dimana mereka masih meragukan nilai-nilai ajaran pendidikan Islam.

Perbedaan yang ada memerlukan kehidupan yang harmonis. Manusia

diciptakan oleh Allah SWT secara unik. Dikatakan unik karena manusia

secara natural dapat melakukan 2 hal dimana dapat dikatakan sebagai

dualisme akhlak yang ada pada dirinya. Di satu pihak manusia melakukan hal

kebaikan, integratif, positif seperti menghargai orang lain, bersikap adil dan

sebagainya. Di pihak lain manusia bersikap keburukan, disintegrasi, negatif

seperti kekerasan, pertikaian, pembunuhan dan lain sebagainya. Situasi inilah

yang menjadi tantangan manusia untuk memperjuangkan akhlak mulia.

Adanya perbedaan, hedonisme, matrelisme, konsumtif, disintegrasi dapat

menimbulkan konflik, maka untuk menghindari konflik yang ada diperlukan

Page 21: NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5698/1/SKRIPSI .pdf1 NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

21

akhlak mulia. Negara Indonesia dengan penduduk yang sebagian beragama

Islam dan menjunjung multikulturalisme, maka penanaman pendidikan akhlak

yang baik diharapkan dapat tertanam dan dilaksanakan di Negara Indonesia.

Permasalahan tersebut dapat dicegah dengan pendidikan sejak dini

yang mencakup berbagi aspek. Lembaga pendidikan baik formal maupun

nonformal perlu di garis bawahi bahwa adanya proses belajar mengajar sangat

membutuhkan sebuah akhlak yang dapat mengantarkan kepada keberhasilan.

Dengan kata lain perlu adanya pembiasaan akhlak dalam setiap kegiatan

belajar mengajar. Melihat begitu pentingnya pendidikan akhlak di masa

milenial ini maka disini Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz

atau biasa dikenal Habib Umar bin Hafidz menulis sebuah karya yang berisi

akhlak-akhlak yang diberi nama Khuluquna. Beliau lahir di Tarim,

Hadramaut, Yaman dan merupakan ulama besar sekaligus guru yang

mendirikan Daar Al Mustofa dan Risalah Amman. Kitab Khuluquna diartikan

sebagai kitab yang memudahkan seseorang untuk mengetahui akhlak di era ini

dan mengaplikasikannya. Dalam kitab ini berisi tentang 3 tema akhlak yang di

dalamnya sudah termasuk pembukaan dan penutupan yang didasarkan pada

al-Qur‟an dan Hadist.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka perlu dicari solusi dan cara

dalam mengatasi permasalahan-permasalahan di atas sehingga dapat diketahui

nilai-nilai baru mengenai pendidikan akhlak dalam kitab Khuluquna karya

Habib Umar bin Hafidz dengan harapan dapat memunculkan pemikiran–

pemikiran baru dalam aspek pendidikan akhlak yang telah terlupakan. Kitab

Khuluquna merupakan salah satu kitab yang mengkaji tentang akhlak. Di

Page 22: NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5698/1/SKRIPSI .pdf1 NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

22

dalamnya menjelaskan tentang macam-macam akhlak yang berkaitan dengan

akhlak kami kepada Allah SWT, Akhlak kami kepada sesama dan akhlak

kami kepada diri sendiri, dimana isi kitab tersebut berguna untuk semua

kalangan jika diaplikasikan dalam diri individu. Dengan begitu penulis

menganalis penelitian dengan judul,” NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK

DALAM KITAB KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ”,

dengan tujuan untuk melatih dan menginternalisasikan nilai-nilai pendidikan

akhlak yang terkandung dalam kitab tersebut kepada semua kalangan umat

manusia, khususnya bagi peserta didik agar memilikii jiwa-jiwa yang

berakhlak mulia.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini secara umum ialah

Bagaimana nilai-nilai pendidikan akhlak yang disampaikan oleh Habib

Umar bin Hafidz. Rumusan masalah tersebut, dirinci sebagai berikut:

1. Apa saja nilai-nilai pendidikan akhlak dalam kitab Khuluquna karya

Habib Umar bin Hafidz?

2. Bagaimana relevansi dari nilai-nilai pendidikan akhlak yang

terkandung dalam kitab Khuluquna karya Habib Umar bin Hafidz

dalam konteks Pendidikan Islam saat ini?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan nilai-nilai pendidikan

akhlak yang digagas oleh Habib Umar bin Hafidz dalam kitab Khuluquna.

Adapun tujuan umum tersebut dirinci menjadi tujuan khusus sebagai

berikut:

Page 23: NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5698/1/SKRIPSI .pdf1 NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

23

1. Mengetahui nilai-nilai pendidikan akhlak yang terkandung dalam

kitab Khuluquna karya Habib Umar bin Hafidz

2. Mengetahui bagaimana relevansinya nilai-nilai pendidikan akhlak

dalam Kitab Khuluquna karya Habib Umar bin Hafidz dalam konteks

pendidikan Islam saat ini.

D. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini adalah ditinjau secara Praktis dan

Teoretis. Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan manfaat sebagai

berikut:

1. Secara Teoritis

a. Dapat memberikan kontribusi positif terhadap lembaga-lembaga

pendidikan Islam.

b. Dapat memberikan kontribusi pemikiran dalam melaksanakan

program pendidikan akhlak bagi peserta didik

c. Memperkaya khasanah keilmuan, pengetahuan dan pemahaman

nilai-nilai pendidikan akhlak khususnya pendidikan akhlak yang

terkandung dalam kitab Khuluquna karya Habib Umar bin Hafidz

2. Secara Praktis

Harapan selanjutnya kajian ini diharapkan dapat memberikan

kontribusi kepada:

a. Obyek pendidikan, baik guru, orang tua maupun murid dalam

memperdalam agama Islam, sehingga dapat dijadikan referensi,

refleksi maupun perbandingan kajian yang dapat digunakan

lebih lanjut dalam pengembangan pendidikan Islam

Page 24: NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5698/1/SKRIPSI .pdf1 NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

24

b. Institusi atau lembaga pendidikan Islam sebagai salah satu

pedoman dalam penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar

dan diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca umumnya dan

khususnya bagi penulis sendiri.

c. Menjadi bekal bagi calon pendidik agar dapat melaksanakan

kegiatan pendidikan dengan akhlak secara baik dan benar, dan

d. Menambah kepustakaan dalam dunia pendidikan, khususnya

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga.

E. Kajian Pustaka

Berdasarkan penelusuran yang penulis lakukan pada skripsi-

skripsi yang ada, terdapat banyak karya ilmiah (skripsi) yang membahas

mengenai nilai-nilai pendidikan akhlak, moral, karakter dalam sebuah

kitab, namun penyusun belum menemukan penelitian terhadap suatu kitab

yang sama persis dengan penelitian yang penulis teliti. Namun penulis

menemukan beberapa skripsi yang berkaitan dengan nilai-nilai pendidikan

akhlak dalam sebuah kitab, diantaranya adalah:

1. Skripsi yang ditulis oleh Muhammad Mudhofir , mahasiswa jurusan

Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN

Salatiga, Tahun 2016, dengan judul: “ Nilai-Nilai Pendidikan Karakter

dalam Kitab Makarimul Al-Akhlak Karya Syeikh Muhammad Bin

Shalih Al-Utsman Relevansinya dengan Pendidikan Islam”. Skripsi ini

menyimpulkan bahwa nilai-nilai karakter yang terkandung dalam kitab

Makarimul Al-Akhlak adalah nilai karakter religius yang meliputi

bertakwa, sabar dan bersyukur. Kedua, Nilai Karakter toleransi yang

Page 25: NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5698/1/SKRIPSI .pdf1 NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

25

meliputi komunikatif, bersahabat, cinta damai, peduli sosial,

dermawan. Nilai-nilai pendidikan karakter dalam kitab Makarimul Al-

Akhlak sudah relevan dengan pendidikan Islam. Menurutnya, kitab

Makarimul Al-Akhlak bagus jika digunakan sebagai rujukan dalam

menerapkan pendidikan karakter di lembaga pendidikan.

2. Skripsi yang ditulis oleh M. Kafabi Isna, Mahasiswa Jurusan

Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN

Salatiga, Tahun 2016, dengan Judul: Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak

dalam Kitab Sullamut Taufiq Karya Imam Nawawi”. Skripsi ini

menyimpulkan bahwa nilai pendidikan akhlak terbagi menjadi 3

kelompok: (1) akhlak kepada Allah SWT yang meliputi: cinta kepada

llah SWT, bertakwa kepada Allah SWT. (2) Akhlak kepada diri sendiri

yang meliputi: tekun, mawas diri. (3) pendidikan akhlak terhadap

lingkugan yang meliputi: saling menyayangi, amar ma‟ruf nai

mungkar. Skripsi ini juga menyimpulkan relevansinya pendidikan

akhlak dalam dunia pendidikan Islam menekankan pada sikap ynag

harus diambil oleh seorang hamba.

3. Skripsi yang ditulis Ngumdatul Qori‟, Mahasiswi Pendidikan Agama

Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAN Salatiga, Tahun 2017

dengan judul:” Nilai- Nilai Pendidikan Akhlak dalam Kitab Al-Adzkar

Karya Imam Nawawi”. Skripsi ini menyimpulkan bahwa nilai- nilai

pendidikan akhlak dalam kitab Al-Adzkar dibagi menjadi 6, yaitu:

akhlak kepada Allah SWT, Akhlak Terhadap Rasululloh SAW,akhlak

Page 26: NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5698/1/SKRIPSI .pdf1 NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

26

terhadap Al-Qur‟an, Akhlak tehadap sesama manusia dan pendidikan

tata cara melakukan aktifitas sehari- hari.

4. Skripsi yang ditulis oleh Maulia Rahmawati, mahasiswi Pendidikan

Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga,

Tahun 2016, dengan judul:” Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak dalam Al

Qur‟an Surat An-Nahl ayat 90-91”. Skripsi ini menyimpulkan nilai-

nilai pendidikan akhlak yang terkandung dalam QS. An-Nahl: 90-91

ialah: akhlak mahmudah dan akhlak mazmumah. Skripsi ini

memaparkan implementasi pendidikan akhlak dengan membiasakan

akhlak-akhlak baik tersebut dalam kehidupan dan menyadari bahwa

perbuatan yang dilakukan akan dimintai pertanggungjawaban.

Ditinjau dari skripsi-skripsi diatas dan hasil penelitian diatas,

sejauh ini penulis belum menemukan judul skripsi yang mengkaji

tentang nilai-nilai pendidikan akhlak yang terdapat dalam kitab

Khuluquna karya Habib Umar bin Hafdz. Penulis hanya menemukan

kesamaan variabel x dimana variabel tersebut merupakan nilai-nilai

pendidikan akhlak. Untuk itu penulis mencoba menganalisis penelitian

mengenai pendidikan akhlak yang terdapat dalam kitab Khuluquna

karya Habib Umar bin Hafidz beserta relevansinya dengan pendidikan

Islam.

Page 27: NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5698/1/SKRIPSI .pdf1 NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

27

F. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang penulis lakukan ialah penelitian kepustakaan

(library research), yaitu penelitian dengan tujuan utama ialah

mengembangkan aspek teoritis maupun aspek praktis yang didasarkan

pada realitas dengan mengkombinasikan dasar pemikiran deduktif dan

induktif (Sukardi, 2009: 33). Penelitian yang penulis gunakan untuk

menguraikan nilai-nilai pendidikan akhlak yang terdapat dalam kitab

Khuluquna dan relevansinya pada pendidikan Islam.

2. Sumber Data

Karena penulis menggunakan metode library research maka

sumber data yang diambil dari sumber sebagai berikut:

a. Sumber data primer yaitu data yang diperoleh dari data-data

sumber asli yang memuat informasi atau data tersebut, berupa

Kitab Khuluquna.

b. Sumber data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari sumber

yang bukan asli, berupa buku- buku karya Umar bin Hafidz dan

buku-buku lain yang berkaitan dengan pendidikan akhlak.

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang penulis lakukan dalam

penelitian ini adalah dengan mencari, menghimpun dan memahami

kitab yang menjadi sumber data primer yakni kitab Khuluquna dan

data sekunder yakni kitab-kitab, buku-buku pendidikan akhlak,

buku akhlak serta informasi dari media internet yang relevan.

Page 28: NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5698/1/SKRIPSI .pdf1 NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

28

Selanjutnya dilakukan penelaah terhadap berbagai kitab dan

buku yang bersangktan untuk disusun secara sistematis. Data-data

yang diperoleh kemudian dihubungkan dengan masalah yang

diteliti, sehingga diperoleh data atau informasi untuk bahan

penelitian.

4. Teknik Analisis Data

Melihat obyek penelitian buku-buku atau literature, maka

penelitian ini menggunakan tekhnik analisis data dengan cara:

a. Metode Deduktif

Yaitu cara berfikir untuk mencari dan menguasai ilmu pengetahuan

yang berawal dari alasan umum menuju ke arah yang lebih spesifik

(khusus) (Sukardi, 2009:12). Metode ini digunakan untuk menganalisis

data tentang pendidikan akhlak dalam kitab Khuluquna sehubungan

dengan Pendidikan Islam saat ini.

b. Metode Induktif

Yaitu proses berfikir yang diawali dari fakta-fakta pendukung yang

spesifik menuju arah yang lebih umum untuk mecapai kesimpulan (

Sukardi, 2009:12). Metode ini bertujuan untuk mengetahui fakta-fakta

dan peristiwa-peristiwa khusus kemudian disimpulkan menjadi umum.

Metode ini digunakan untuk menganalisis data tentang nilai-nilai

pendidikan akhlak dalam kitab Khuluquna karya Habib Umar bin

Hafidz.

Page 29: NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5698/1/SKRIPSI .pdf1 NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

29

c. Metode Deskriptif

Metode deskriptif ialah suatu metode dalam meneliti status

sekelompok manusia, suatu obyek, suatu kondisi, sistim pemikiran

ataupun suatu peristiwa pada masa datang ( Nazir, 1988: 63). Tujuan

dari metode ini ialah untuk membuat deskripsi atau gambaran

mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang

diselidiki. Metode ini digunakan untuk menganalisis fakta-fakta,

peristiwa-peristiwa dan fenomena yang terjadi dan digambarkan

dengan fenomena saat ini.

d. Metode Kontekstual

Metode kontekstual ialah metode yang digunakan untuk mencari,

mengolah dan menemukan kondisi yang lebih konkret (terkait dengan

kehidupan nyata). Metode ini membantu penulis untuk mengaitkan

antara isi yang ada dalam kitab Khuluquna dengan relevansinya pada

pendidikan Islam.

G. Penegasan Istilah

Untuk memberikan kemudahan atau menjaga agar tidak terjadi

kesalahpahaman, maka penulis mengemukakan istilah dari judul skripsi

berikut:

1. Nilai (Velue)

Megliano dan Ravlin dalam Individual Values in Organization:

Concepts, Controversies and Research (1998:351-389) mendefinisikan

nilai sebagai keyakinan tentang di internalisasikan sesuai prilaku dan

dampak, antara lain bagaimana seseorang menafsirkan informasi. Nilai

Page 30: NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5698/1/SKRIPSI .pdf1 NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

30

(values) dapat memuat elemen pertimbangan yang membawa ide-ide

seseorang individu mengenai hal-hal yang benar, baik dan diinginkan.

2. Pendidikan

Pendidikan berasal dari bahasa Arab ialah Tarbiyah. Dalam arti

luas pendidikan ialah segala pemahaman belajar yang dilalui peserta

didik dengan segala lingkungan dan sepanjang hayat dengan adanya

interaksi dengan lingkungan (Ali Mufron, 2013:9). Pendidikan

menurut Habib Umar bin Hafidz (2015: 23) ialah suatu tiang yang

penting dan utama untuk mempersiapkan menjadi khalifah yang

diberikan Allah SWT dengan mempersiapkan jiwa, akal dan dzat

manusia untuk mengikuti petunjuk-Nya. Berbeda dengan pendapat

yang dikemukakan oleh Khosrow Bagheri Noarapast (2016: 42) bahwa

pendidikan upaya mengatur, mengurus dan memperbaiki sesuatu atau

potensi. Fitrah bawaan agar tumbuh dan berkembang.

Jadi dengan kata lain pendidikan merupakan segala usaha sadar

yang dilakukan oleh peserta didik dalam pemahaman untuk mengatur,

mengurus dan memperbaiki sebagi fitrah bawaan agar tumbuh dan

berkembang dengan dipersiapkan untuk menjadi khalifah sebagai

Allah SWT tunjukkan dengan mempersiapkan jiwa, akal, dan dzat

manusia untuk mengikuti petnjuk-Nya.

3. Akhlak

Akhlak adalah suatu keadaan yang melekat pada jiwa manusia,

yang daripadanya lahir perbuatan-perbuatan dengan mudah, tanpa

melalui proses pemikiran, pertimbangan atau penelitian (Zeni Lutfiah,

Page 31: NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5698/1/SKRIPSI .pdf1 NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

31

Dkk, 2011:28). Ulil Amri Syafri (2014:72) memaparkan bahwa akhlak

ialah hal yang berhubungan dengan prilaku manusia atau merupakan

sifat yang tertanam dalam jiwa manusia yang dapat melahirkan

perbuatan-perbuatan baik atau buruk secara spontan tanpa memerlukan

pikiran dan dorongan dari luar.

Dalam rangka menjernihkan pengertian akhlak, maka perlu kita

simak lagi tentang pengertian etika, moral, kepribadian agar tidak

adanya kerancuan dalam pengertian akhlak.

a. Etika

Etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan

tentang hak kewajiban. Etika secara umum berasal dari filsafat tentang

situasi atau kondisi ideal yang harus dimiliki atau dicapai manusia

(Reksiana, 2018: 12).

b. Moral

Moral berasal dari bahasa latin mores, kata jamak dari mos yang

berarti adat atau kebiasaan. Moral merupakan patokan prilaku benar dan

salah yang dapat dijadikan pedoman bagi pribadi seseorang, dan juga

menuntut seseorang untuk melaksanakan apa yang sebaiknya dilakukan

(Reksiana, 2018: 10).

c. Karakter

Karakter ialah prilaku baik dan buruk yang berorientasi pada sikap

yang khas pada diri seseorang (Reksiana, 2018:7). Karakter dapat

dimaknai sebagai suatu ciri khas yang melekat pada diri seseorang,

baik ciri khas baik ataupun buruk.

Page 32: NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5698/1/SKRIPSI .pdf1 NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

32

d. Kepribadian

Kepribadian ialah organisasi yang menentukan penyesuaian dirinya

yang unik terhadap lingkungannya (Masdub, 2015:175). Berbeda

makna dengan yang dikemukakan oleh Muhamad Hamdi (2016:4),

kepribadian merupakan sistim yang relaif stabil mengenai karakter

internal individu yang memiliki kontribusi terhadap konsistensi dalam

pikiran, perasaan dan tingkah aku. Jadi, penulis menyimpulkan

kepribadian merupakan suatu pola prilaku yang unik dan stabil

terhadap lingkungan.

4. Pendidikan Akhlak

Pendidikan akhlak dalam Islam ialah suatu usaha sadar dimana

suatu keadaan yang melekat pada jiwa manusia, yang daripadanya

lahir perbuatan-perbuatan dengan mudah tanpa melalui proses

pemikiran, pertimbangan atau penelitian (Zeni Lutfiah, 2011:28).

Pendidikan akhlak juga dapat diartikan sebagai wujud usaha

manusia dalam mewujudkan manusia ke dalam tujuan utama manusia

diciptakan, yaitu mewujudkan kebaikan di dunia dan akhirat.

5. Kitab Khuluquna

Kitab Khuluquna yaitu kitab yang berisi tentang akhlak-akhlak

agama baik terhadap Allah SWT, sesama manusia dan akhlak kepada diri

sendiri. Kitab ini ditulis oleh seorang ulama‟ yang bernama Habib Umar

bin Hafidz, beliau dilahirkan di Tarim Hadraumut, Yaman pada 4

Muharram 1383 atau bertepatan dengan 27 Mei 1963. Kitab yang berisi 45

halaman dan berisi sebanyak 3 tema ini sangat ringkas dan mudah

Page 33: NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5698/1/SKRIPSI .pdf1 NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

33

dipelajari. Kitab ini sangat cocok untuk dijadikan pembelajaran bagi

peserta didik pemula dalam mempelajari akhlak.

H. Sistematika Penulisan Skripsi

Dalam penyusunan skripsi ini memberikan gambaran secara jelas

dan menyeluruh sehingga diharapakan nanti pembaca dapat memahami

tentang isi skripsi ini denga mudah, maka penulis memberikan sistematika

Skripsi ini diklasifikasikan dalam enam bab, yaitu

Bab 1 pendahuluan terdiri dari latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, metode penelitian,

penegasan istilah, sistematika penulisan.

Bab II, Berisi tentang kerangka teori dimana menjadi dasar penulis

dalam melakukan penelitian yang berkaitan dengan pendidikan akhlak dan

membahas tentang pengertian pendidikan akhlak, ruang lingkup

pendidikan akhlak, dasar pendidikan akhlak, sumber akhlak, faktor-faktor

yang mempengaruhi pembentukan akhlak, tujuan pendidikan akhlak,

karakteristik akhlak,macam-macam akhlak

Bab III, bab ini berisi tentang biografi dan intelektual Tokoh

Habib Umar bin Hafidz yang meliputi: biografi Habib Umar bin Hafidz,

nasab atau silsilah Habib Umar bin Hafidz, Guru-Guru Habib Umar bin

Hafidz, perjalanan intelektual Habib Umar bin Hafidz, karya-karya Habib

Umar bin Hafidz

Bab IV, bab ini menjelaskan nilai-nilai pendidikan akhlak dan

relevansinya nilai-nilai pedidikan akhlak dalam kitab Khuluquna yang

dikaitkan dengan Pendidikan Islam.

Page 34: NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5698/1/SKRIPSI .pdf1 NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

34

Bab V memuat kesimpulan penulis dari pembahasan skripsi ini,

saran-saran dan kalimat penutup yang sekiranya dianggap penting dan

daftar pustaka.

Page 35: NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5698/1/SKRIPSI .pdf1 NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

35

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pengertian Pendidikan Akhlak

1. Pengertian Pendidikan

Pendidikan dalam Bahasa Arab memiliki beberapa istilah. Istilah

dalam bahasa arab ialah: Ta‟dib, Ilzam, Tahzib, Ta‟lim dan Tarbiyah.

Definisi istilah dalam Pendidikan yang dikemukakan oleh Nur Uhbiyati

(2002, 13-15) ialah:

a. Ta‟dib ialah membuat agar menjadi beradab

b. Ilzam artinya terus menerus yaitu dengan tidak ada putus-

putusnya

c. Tahzib artinya membersihkan, maksudnya membersihkan dari

segala kotoran pada diri anak dari kebaikan dan keburukan.

d. Ta‟lim artinya pengajaran, maksudnya pemberian atau

penyampaian pengetahuan dan seorang kepada orang lain agar

menjadi pandai berwawasan luas dan lain-lain.

e. Tarbiyah berasal dari kata .artinya mendidik تر بية -يرب –رب

Maksudnya Tarbiyah ialah proses persiapan dan pengasuhan pada

fase pertama pertumbuhan manusia.

. Dalam arti luas pendidikan ialah segala pemahaman belajar yang

dilalui peserta didik dengan segala lingkungan dan sepanjang hayat

dengan adanya interaksi dengan lingkungan (Ali Mufron, 2013:9).

Pendidikan menurut Habib Umar bin Hafidz (2015:23) ialah suatu

tiang yang penting dan utama untuk mempersiapkan menjadi khalifah

Page 36: NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5698/1/SKRIPSI .pdf1 NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

36

yang diberikan Allah SWT dengan mempersiapkan jiwa, akal dan dzat

manusia untuk mengikuti petunjuk-Nya. Berbeda dengan pendapat

yang dikemukakan oleh Khosrow Bagheri Noarapast (2016:44) bahwa

pendidikan upaya mengatur, mengurus dan memperbaiki sesuatu atau

potensi sebgai fitrah bawaan agar tumbuh dan berkembang.

Jadi dengan kata lain pendidikan merupakan segala usaha sadar

yang dilakukan oleh peserta didik dalam pemahaman untuk mengatur,

mengurus dan memperbaiki sesuatu dan potensi sebagai fitrah bawaan

agar tumbuh dan berkembang dengan dipersiapkan untuk menjadi

khalifah sebagai Allah SWT tunjukkan dengan mempersiapkan jiwa,

akal, dan dzat manusia untuk mengikuti petunjuk-Nya. Pendidikan

memiliki unsur- unsur, yaitu:

a. Tujuan

Tujuan merupakan sarana yang hendak dicapai dan sekaligus

merupakan pedoman yang memberi arah bagi segala aktifitas

yang dilakukan. Tujuan pendidikan dalam Islam ialah

mewujudkan seluruh manusia sebagai abdi atau hamba Allah

SWT (Ali Mufron, 2015:19). Sedangkan tujuan umum dari

pendidikan ialah tujuan yang akan dicapai dengan semua kegiatan

pendidikan, baik dengan pengajaran atau dengan cara lain tujuan

tersebut meliputi seluruh aspek kemanusiaan yang mencakup

sikap, tingkah laku, penampilan, kebiasaan dan pandangan

(Zakiah Daradjat, 2011:30).

Page 37: NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5698/1/SKRIPSI .pdf1 NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

37

b. Pendidik

Arti pendidik dalam Islam ialah orang-orang yang bertanggung

jawab terhadap perkembangan peserta didiknya dengan upaya

mengembangkan seluruh potensi peserta didik, baik potensi

afektif, kognitif, maupun psikomotorik (Nur Uhbiyati, 2002:

113). Pendidik juga dapat diartikan sebagai orang dewasa yang

bertanggung jawab memberi pertolongan pada peserta didik

dalam perkembangan jasmani dan rohaninya agar mencapai

tingkat kedewasaan, mampu berdiri sendiri dan memenuhi tingkat

kedewasaannya, mampu mandiri dalam memenuhi tugasnya

sebagai hamba dan khalifah Allah SWT (Ali Mufron, 2015:31).

Jadi pendidik ialah orang yang bertanggung jawab

terhadap perkembangan potensi peserta didik dan memberikan

bimbingan, bantuan dalam perkembangan jasmani dan rohani

agar mencapai kedewasaan sehingga ia mampu melaksanakan

tugasnya sebagai khalifah Allah SWT.

c. Peserta Didik

Ali Mufron (2015:49) mendefinisikan peserta didik secara

formal ialah orang yang berada pada fase pertumbuhan dan

perkembangan baik secara fisik maupun psikis , pertumbuhan dan

perkembangan merupakan ciri peserta didik yang perlu

bimbingan dari seorang pendidik.

Page 38: NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5698/1/SKRIPSI .pdf1 NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

38

d. Lembaga

Lembaga pendidikan merupakan salah satu sistem yang

memungkinkan berlangsungnya pendidikan secara

berkesinambungan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan

(Ali Mufron, 2015:179-180). Kelembagaan dalam pendidikan

tidak hanya terdapat pada lingkungan sekolah. Hal tersebut telah

dipaparkan oleh Nur Uhbiyati (2002:221) yaitu terdiri dari

kelembagaan keluarga, Masjid atau Musholla, Sekolah atau

Madrasah dan Pondok Pesantren.

e. Kurikulum

Zakiah Daradjat (2011:122) mendefinisakan kurikulum

dipandang sebagai suatu program pendidikan yang direncanakan

dan dilaksanakan untuk mencapai sejumlah tujuan-tujuan

pendidikan tertentu. Kurikulum dapat diartikan suatu rencana

tingkat pengajaran dan lingkungan sekolah tertentu ( Ali Mufron,

2015:165). Jadi Kurikulum ialah suatu rencana tingkat

pengajaran, program pendidikan yang dilaksanakan untuk

mencapai suatu tujuan-tujuan pendidikan pada sekolah tertentu.

f. Metode

Metode adalah suatu jalan atau cara yang dilalui untuk

mencapai suatu tujuan atau seperangkat cara, jalan, tekhnik yang

digunakan oleh pendidik dalam proses pembelajaran atau

menguasi kompetensi tertentu yang dirumuskan dalam silabi mata

Page 39: NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5698/1/SKRIPSI .pdf1 NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

39

pelajaran (Ali Mufron, 2015:85-86). Sedangakan metode yang

dikemukan oleh Zakiah Daradjat (2011:80) ialah alat atau media

pendidikan yang meliputi segala sesuatu yang dapat membantu

proses pencapaian tujuan pendidikan. Dapat disimpulkan bahwa

metode pendidikan ialah alat, media, cara atau jalan pendidikan

yang digunakan untuk tujuan tertentu yang dirumuskan dalam

silabi mata pelajaran untuk membantu pendidik.

g. Evaluasi

Evaluasi adalah proses mendapatkan informasi dan

menggunakannya untuk menyusun penilaian dalam rangka

membuat keputusan yang berkaitan dengan pendidikan meliputi:

hasil belajar, siswa, guru, kurikulum, metode, sarana prasarana,

lingkungan dan sebagainya (Ali Mufron, 2015:193). Nur Uhbiyati

(2002:205) memaparkan bahwa evaluasi ialah penilaian atau

penaksiran terhadap pelaksanaan pendidikan Islam untuk

diketahui sampai seberapa jauh tujuan yang telah ditetapkan itu

dapat dicapai.

Dengan kata lain evaluasi pendidikan ialah proses

mendapatkan informasi dengan penaksiran atau penilaian dalam

rangka membuat keputusan yang berkaitan dengan pendidikan

sehingga dapat diketahui seberapa jauh tujuan yang telah

ditetapkan dapat tercapai.

Page 40: NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5698/1/SKRIPSI .pdf1 NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

40

2. Pengertian Akhlak

Akhlak berasal dari kata اخلاق –خلق yang artinya perangai, akhlak

( Nur dan Bakri , 1991:16).

Menurut Ulil Amri Syafri ( 2014:72) , akhlak merupakan sifat yang

tertanam dalam jiwa manusia yang dapat melahirkan perbuatan-

perbuatan baik atau buruk secara spontan tanpa memerlukan pikiran

dan dorongan dari luar.

Abuddin Nata (2006:3) menuturkan bahwa akhlak ialah suatu sifat

yang tertanam dalam jiwa yang dari padanya timbul perbuatan-

perbuatan dengan mudah tidak memerlukan pertimbangan pikiran

terlebih dahulu.

Jadi pengertian pendidikan akhlak dalam Islam ialah sebagai

wujud usaha manusia dalam mewujudkan manusia kedalam tujuan

utama manusia diciptakan, yaitu mewujudkan kebaikan di dunia dan

akhirat yang tertanam pada dalam jiwa manusia yang timbul secara

spontan.

B. Ruang Lingkup Pendidikan Akhlak

Menurut Ulil (2014:79) menuturkan bahwa konsep Akhlakul

Karimah merupakan konsep hidup yang mengatur hubungan antara

manusia dengan Allah Swt, manusia dengan sekitarnya dan manusia

dengan manusia itu sendiri. Keseluruhan konsep- konsep akhlak tersebut

diatur dalam sebuah ruang lingkup akhlak. Masih menurut Ulil Amri

Syafri ( 2014:80-81) ruang lingkup akhlak terbagi menjadi:

Page 41: NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5698/1/SKRIPSI .pdf1 NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

41

1. Akhlak terhadap Allah SWT dan Rasululloh SAW

Merupakan sikap atau perbuatan manusia yang seharusnya

sebagai makhluk kepada Sang Khalik. Sikap ini telah banyak

dijelaskan dalam Al-Qur‟an seperti dalam QS. An-Nisa: 116 yang

menjelaskan tentang tidak menyekutukan Allah SWT, QS. Ali

Imran: 159,

“Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan

(sesuatu) dengan Dia, dan Dia mengampuni dosa yang selain

syirik bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang

mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, Maka Sesungguhnya

ia telah tersesat sejauh-jauhnya”.

2. Akhlak Pribadi dan Keluarga

Hal ini mencakup bahasan sikap dan profil muslim yang mulia.

Akhlak terhadap sesama manusia dalam hal ini termasuk dalam

akhlak terhadap keluarga, merupakan implikasi dari tumbuh dan

berkembangnya iman seseorang. Sikap memperlakukan manusia

dengan baik merupakan salah satu indikator kuatnya keimanan

seseorang. Ajaran Islam yang bersumber pada Al-Qur‟an dan Hadist

mengungkap banyak cara yang dapat dilakukan manusia dalam

berinteraksi dengan manusia lain senantiasa mengucapkan yang baik

dan benar hal tersebut terdapat QS. An-Nur: 58, QS. Al-Ahzab: 70,

Page 42: NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5698/1/SKRIPSI .pdf1 NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

42

“Hai orang-orang yang beriman, hendaklah budak-budak

(lelaki dan wanita) yang kamu miliki, dan orang-orang yang

belum balig di antara kamu, meminta izin kepada kamu tiga kali

(dalam satu hari) Yaitu: sebelum sembahyang subuh, ketika

kamu menanggalkan pakaian (luar)mu di tengah hari dan

sesudah sembahyang Isya'. (Itulah) tiga 'aurat bagi kamu tidak

ada dosa atasmu dan tidak (pula) atas mereka selain dari (tiga

waktu) itu.mereka melayani kamu, sebahagian kamu (ada

keperluan) kepada sebahagian (yang lain). Demikianlah Allah

menjelaskan ayat-ayat bagi kamu. dan Allah Maha mengetahui

lagi Maha Bijaksana” (An-Nur: 58)

“ Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada

Allah dan Katakanlah Perkataan yang benar” (al-Ahzab: 70).

Kedua Ayat tersebut menjelaskan bahwa tidak mengucilkan

seseorang, berprasangka buruk, menceritakan keburukan orang

dan memanggil seseorang dengan panggilan buruk.

Page 43: NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5698/1/SKRIPSI .pdf1 NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

43

3. Akhlak bermasyarakat dan muamalah yang di dalamnya mencakup

hubungan antar manusia. Akhlak ini mengatur konsep hidup

seseorang Muslim dalam bermuamalah di segala sektor seperti dalam

sektor ekonomi, kenegaraan, komunikasi baik terhadap muslim dan

non muslim dalam tataran lokal maupun global.

C. Dasar Pendidikan Akhlak

Dalam Jurnal Studi al-Qur‟an (Muhtar, 2016:199) menjelaskan

bahwa dasar pendidikan akhlak ialah dasar yang menjadi landasan akan

pentingnya pendidikan akhlak sehingga bisa berfungsi sesuai arah tujuan

yang akan dicapai. Dasar pendidikan akhlak harus bersumber pada ajaran

agama Islam dikarenakan pendidikan Islam adalah bagian yang tidak dapat

terpisahkan dari ajaran Islam. Ia merupakan bagian padu dari aspek-aspek

ajaran Islam. Ajaran Islam yang menjadi dasar pendidikan akhlak ialah al-

Quran dan Sunnah, dikarenakan keduanya merupakan sumber hukum

Islam yang mencakup seluruh kehidupan manusia baik di dunia maupun di

akhirat dan dapat dikembangkan dengan ijtihad, Al-Maslahah al

Mursalah, Istihsan, Qiyas dan sebagainya (Daradjat, 2011:19).

D. Sumber Pendidikan Akhlak

Pendidikan Akhlak bersumber pada al-Qur‟an dan Hadist yang

tidak ragu keasliannya dan kebenarannya (Mansur,2005:224). Nabi

Muhammad Saw sebagai the living Qur‟an, dengan semua umat Nabi

Saw harus diajarkan dengan ajaran al-Qur‟an, dan semua muslim harus

menjadi teladan atau mencontoh Nabi Saw. Akhlak Islam sebagai alat

untuk mengontrol semua perbuatan manusia, dan setiap manusia diukur

Page 44: NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5698/1/SKRIPSI .pdf1 NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

44

dengan suatu sumber, yaitu al- Qur‟an dan Hadist. Dengan demikian kita

harus mendasarkan perbuatan pada al-Qur‟an dan Hadist sebagai sumber

akhlak (Mansur, 2005:225).

E. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Akhlak

Manusia sebagai makhluk yang multi dimensi, baik secara biologis

memiliki berbagai kelebihan tetapi sekaligus kekurangannya dan

kelemahan dibandingkan dengan makhluk lainnya. Manusia dalam

pembentukan atau pendidikan akhlak memiliki beberapa pengaruh,

diantarnya pengaruh pembentukan akhlak menurut Arief Wibowo dalam

jurnal Suhuf (2016:96-97) memaparkan faktor-faktor yang mempengaruhi

pembentukan akhlak ialah:

a) Adat kebiasaan

Faktor yang mempengaruhi pembentukan akhlak dalam hal ini

dapat dibedakan menjadi dau, yaitu adat istiadat yang hidup di

masyarakat dan adat kebiasaan seseorang. Adat kebiasaan yang timbul

ialah dalam bentuk prilaku yang timbul dari tatanan sosial yang hidup

di satu masyaraka. Adat kebiasaan memilki kekuatan dari kebiasaan

sosial yang timbul dari pengaruh orang-orang yang terdahulu di

masyarakat tersebut atau pengaruh agama, geografis satu daerah.

Adat kebiasaan yang berasal dari diri seseorang ialah kebiasaan yang

dilakukan oleh seseorang dan dilakukan secara berulang- ulang

sehingga mudah dikerjakan. Pekerjaan atau tingkah laku kebiasaan

yang diulang-ulang dan terus menerus maka akan menjadi kebiasaan.

Page 45: NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5698/1/SKRIPSI .pdf1 NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

45

b) Bakat atau Naluri

Pada dasarnya prilaku manusia dipengaruhi oleh suatu kehendak

yang digerakkan oleh bakat atau naluri (fitrah). Para psikolog

menjelaskan bahwa naluri atau fitrah berfungsi sebagai motivator

penggerak yang mendorong lahirnya tingkah laku, selalu

mendambakan dan merindukan kebenaran ingin mengikuti ajaran-

ajaran Tuhan, karena kebenaran tidak akan didapat kecuali Allah SWT

sebagai sumber kebenaran. Dari sinilah akan melahirkan pembawaan

dasar manusia yang muncul dan disebut sebagai tabiat (Arief Wibowo,

2016:98).

c) Pendidikan

Pendidikan memilki andil yang sangat besar terhadap pembentukan

akhlak seseorang. Pendidikan ialah usaha membimbing dan

mengarahkan potensi hidup manusia yang berupa kemampuan-

kemampuan dasar dan kemampuan belajar sehingga terjadi perubahan

di dalam kehidupan pribadinya. Pendidikan turut mematangkan

kepribadian seseorang sehingga tingkah lakunya sesuai dengan

pendidikan yang diterimanya. Pendidikan Islam memiliki sifat yang

khas dalam mengupayakan pengembangan sifat dan potensi yang

dimiliki peserta didiknya secara efektif dan dinamis. Potensi ini

meliputi kemampuan mengamati, menganalisa, mengklasifikasikan,

berpendapat dan kecakapan-kecakapan lainnya secara sistematis, baik

yang berhubungan langsung dengan manusia, alam, sosial maupun

Allah SWT (Arief Wibowo, 2016:99).

Page 46: NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5698/1/SKRIPSI .pdf1 NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

46

d) Lingkungan

Lingkungan manusia merupakan faktor yang mempengaruhi dan

menentukan tingkah laku umat manusia. Lingkungan alam ini dapat

mematahkan atau mematangkan bakat yang dibawa seseorang. Jika

kondisi lingkungan tidak baik maka, hal itu merupakan tantangan

dalam mematangkan bakat seseorang. Lingkungan dalam

pembentukan akhlak dapat berupa lingkungan dalam rumah tangga,

lingkungan pekerjaan, lingkungan sekolah, lingkungan pekerjaan,

lingkungan organisasi, lingkungan kehidupan dan lingkungan

pergaulan ( Arief Wibowo, 2016:99-100)

Abuddin Nata menuturkan (2013:212) bahwa pembentukan akhlak

juga telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad Saw. Diantara faktor

keberhasilan Nabi Muhammad Saw dalam membentuk akhlak dengan

cara:

a. Mengubah pola pikir (mindset) umat manusia yang bertumpu

pada keharusan mempercayai dan mengikuti perintah Allah

SWT dalam arti seluas-luasnya.

b. Memberi contoh-contoh konkret, mempraktikkan dan

membiasakan mengikuti perintah Allah SWT dengan berbuat

baik sesama manusia dan hubungan-Nya.

c. Melakukan proses filterisasi, akomodasi dan reintegrasi

terhadap nilai-nilai dan adat istiadat (urf) yang sesuai dan

relevan

Page 47: NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5698/1/SKRIPSI .pdf1 NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

47

d. Melakukan perubahan, modifikasi, difusi, pembatalan dan

penghapusan akhlak masa lalu yang tidak baik dengan cara

evolutif.

e. Berpijak pada konsep fitrah manusia sebagai makhluk yang

mencintai kebaikan (etika), keindahan (estetika) dan kebenaran

(logika)

f. Memberikan reward dan punishment secara bijaksana terhadap

setiap orang yang melakukan pelanggaran terhadap ajaran Allah

SWT.

F. Tujuan Pendidikan Akhlak

Tujuan ialah sasaran yang akan dicapai oleh seseorang atau

kelompok yang melakukan suatu pekerjaan. Tujuan pendidikan Islam ialah

sasaran yang akan dicapai oleh seseorang atau kelompok orang yang akan

melaksanakan pendidikan Islam. Tujuan pendidikan ialah target yang akan

dicapai pada suatu proses pendidikan, dengan kata lain pendidikan dapat

mempengaruhi performance manusia (Muchtar, 2016:200).

Tujuan pendidikan akhlak ialah untuk membentuk karakrter

muslim yang memiliki sifat-sifat terpuji. Dalam ajaran Islam, akhlak tidak

dapat dipisahkan dengan keimanan. Iman merupakan pengakuan hati,

sedangkan akhlak merupakan pantulan keimanan pada prilaku, ucapan dan

sikap. Iman ialah maknawi, sedangkan akhlak adalah bukti keimanan

dalam perbuatan yang dilakukan dengan kesadaran karena Allah SWT

(Muchtar, 2016:200).

Page 48: NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5698/1/SKRIPSI .pdf1 NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

48

Tujuan pendidikan akhlak menurut Hestu Nugroho Warasto (

2018:75), tujuan pendidikan akhlak sejalan dengan tujuan pedidikan Islam

seperti yang disinggung dalam al-Qur‟an yaitu membina manusia baik

secara pribadi atau kelompok agar mampu menjalankan fungsinya sebagai

khalifah Allah SWT maupun hamba Allah SWT. Hal tersebut sesuai

dalam Qs. al-Baqarah: 30-33;

“ Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Quran yang

Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat

(saja) yang semisal Al Quran itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain

Allah, jika kamu orang-orang yang benar.Maka jika kamu tidak dapat

membuat(nya) - dan pasti kamu tidak akan dapat membuat(nya),

peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu,

yang disediakan bagi orang-orang kafir. Dan sampaikanlah berita

gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi

mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di

dalamnya. Setiap mereka diberi rezki buah-buahan dalam surga-surga itu,

Page 49: NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5698/1/SKRIPSI .pdf1 NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

49

mereka mengatakan : "Inilah yang pernah diberikan kepada Kami

dahulu." mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di

dalamnya ada isteri-isteri yang suci dan mereka kekal di

dalamnya.Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan

berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari itu. Adapun orang-orang

yang beriman, Maka mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dari

Tuhan mereka, tetapi mereka yang kafir mengatakan: "Apakah maksud

Allah menjadikan ini untuk perumpamaan?." dengan perumpamaan itu

banyak orang yang disesatkan Allah, dan dengan perumpamaan itu (pula)

banyak orang yang diberi-Nya petunjuk. dan tidak ada yang disesatkan

Allah kecuali orang-orang yang fasik,

Dzakiyah Daradjat (1993:67-70) memaparkan bahwa tujuan

pendidikan akhlak ialah untuk membentuk karakter muslim yang memiliki

sifat-sifat terpuji yang dilakukan karena kesadaran dan karena Allah SWT.

G. Karakteristik Pendidikan Akhlak

Pendidikan akhlak Islam memiliki beberapa karakteristik dan

keistimewaan yang membedakan dengan akhlak lainnya. Karakteristik

pendidikan akhlak Islam yang dituturkan oleh Ibrahim Bafadhol (2017,

47-54)diantaranya ialah:

1) Rabbaniyah atau dinisbatkan kepada Rabb yang terbagi menjadi:

pertama, Rabbaniyah dari sisi tujuan akhirnya ialah Islam

menjadikan tujuan akhir dan sasaran terjauh yang hendak

dijangkau oleh manusia dengan menjaga hubungan yang baik dan

berhasil meraih Ridho-Nya. Kedua, Rabbaniyah dari sisi

Page 50: NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5698/1/SKRIPSI .pdf1 NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

50

sumbernya maknanya ialah manhaj yang telah dtetapkan oleh

Islam guna mencapai tujuan akhir tersebut adalah manhaj yang

Rabbani karena sumbernya adalah wahyu Allah kepada penutup

para Rasul-Nya.

2) Insaniyah (Manusiawi)

Sesungguhnya akhlak Islam memiliki sebuah risalah atau

misi yang sangat penting yaitu memerdekakan manusia,

membahagiakan, menghormati dan memuliakan manusia. Dari

tinjauan ini maka risalah Islam ialah risalah yang insaniyah

karenaia diturunkan untuk manusia sebagai pedoman hidup

manusia untuk mewujudkan kemaslahatan manusia dan selaras

dengan fitrah manusia.

3) Syumuliyah (Universal dan mencakup semua sisi kehidupan)

Universalitas Islam meliputi semua zaman, kehidupan dan

eksistensi manusia. Begitupun juga akhlak berlaku universal untuk

segenap manusia, pada setiap zaman. Akhlak dalam Islam tidak

pernah meninggalkan satu sisipun dari sekian sisi kehidupan

manusia.

4) Wasathiyah (Bersikap Pertengahan)

Karakteristik akhlak ini dapat dikatakan dengan

keseimbangan. Yang dimaksud sikap pertengahan disini ialah

keseimbangan di antara dua hal yang saling bertolak belakang.

Pertengahan dalam Islam maknanya memberikan kepada masing-

masing aspek haknya yang sesuai dengan porsinya.

Page 51: NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5698/1/SKRIPSI .pdf1 NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

51

H. Macam- Macam Pendidikan Akhlak

Secara garis besar pendidikan akhlak terbagi menjadi:

1. Akhlak terpuji (Akhlakul Mahmudah)

Akhlak terpuji ialah perbuatan-perbuatan baik yang datang dari

sifat-sifat batin yang dalam hati menurut syara‟. Sifat-sifat tersebut

biasanya disandang oleh para Rasul, Nabi, Aulia dan orang-orang

shalih (Mansur, 2005:239).

2. Akhlak Tercela ( Akhlakul Mazmumah)

Sifat-sifat tercela ialah sifat yang dibenci Allah SWT dan Rasul-

Nya yang berupa sifat maksiat pada Allah SWT. Sifat-sifat tersebut

menjadi tidak diterimanya amalan-amalan manusia, antara lain:

Ujub, Takabur, Riya‟ dan Hasad (Mansur, 2005:240).

Macam-macam akhlak berdasarkan sasaran atau obyeknya:

a. Akhlak kepada Allah SWT, yaitu melaksanakan perintah

Allah SWT untuk menyembah-Nya sesuai perintah-Nya,

berdzikir kepada Allah dalam situasi dan kondisi baik ucapan

maupun dalam hati dan memohon apa saja kepada Allah (

Aminuddin, Dkk: 2005:153)

b. Akhlak kepada makhluk yang tediri dari: pertama, akhlak

terhadap manusia, yang meliputi: akhlak kepada Rasulullah

Saw, akhlak kepada orang tua, akhlak kepada diri sendiri,

akhlak kepada keluarga, akhlak kepada tetangga, akhlak

kepada masyarakat. Kedua, akhlak kepada bukan manusia

(lingkungan hidup) (Aminuddin,Dkk, 2005:154)

Page 52: NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5698/1/SKRIPSI .pdf1 NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

52

I. Metode Pendidikan Akhlak

Dalam pendidikan akhlak, akhlak dapat dibentuk dengan

pembinaan. Pembinaan merupakan suatu bentuk dari pendidikan akhlak

yang diberikan secara bertahap dan terus-menerus. Pembinaan akhlak akan

berhasil jika diberikan metode dalam melakukannya. Pembinaan akhlak

merupakan tumpuan perhatian pertama, hal tersebut dapat dilihat dari misi

kerasulan Nabi Muhammad SAW yaitu untuk menyempurnakan akhlak.

Dalam Jurnal Mandiri, Gani (2018:71-71) menuturkan bahwa pembinaan

akhlak dilakukan dengan metode:

a. Metode Uswah ( teladan), yaitu sesuatu yang pantas untuk dijalani

karena mengandung nilai-nilai kemanusiaan.

b. Metode Ta‟widiah (pembiasaan), yaitu metode yang dilakukan

dengan melakukan pembiasaan terhadap suatu pekerjaan sehingga

menjadi kebiasaan.

c. Metode Mauzi‟ah (nasehat), yaitu dengan memotivasi untuk

melaksanakannya dengan perkataan yang lembut.

d. Metode Qisah (cerita), yaitu metode yang mengandung arti suatu

cara dalam menyampaikan suatu materi pelajaran dengan

menuturkan secara kronologis, tentang bagaimana terjadinya suatu

hal, baik yang sebenarnya terjadi ataupun hanya rekaan.

e. Metode Amtsal (perumpamaan), yaitu metode yang dipergunakan

dalam Al-Qur‟an dan Hadist untuk mewujudkan akhlak mulia.

Page 53: NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5698/1/SKRIPSI .pdf1 NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

53

BAB III

BIOGRAFI HABIB UMAR BIN HAFIDZ

A. Biografi Habib Umar Bin Hafidz

Nama asli al-Imam al-Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin

Hafidz. Beliau di lahirkan sebelum fajar Senin, 4 Muharram 1383 H/ 27

Mei 1963 M di Kota Tarim, Hadraumut. Di kota Tarim inilah beliau

mendapatkan pendidikan Islam serta menghafal al-Qur‟an ( Habib Umar,

2014:ix). Habib Umar bin Hafidz merupakan ulama yang berakidah

Ahlussunah wal jama‟ah. Beliau dilahirkan dalam lingkungan yang

dipenuhi dengan ilmu, ayahnya seorang da‟i yang selalu menegakkan dan

menyebarkan agama Islam, begitu juga dengan kakek beliau yang dikenal

alim dan sholeh ( Tim Majlis Khoir, tt:107).

Ayah Habib Umar bin Hafidz merupakan seorang pejuang martir

yang terkenal, sang intelektual dan sang da‟i besar. Beliau Muhammad bin

Salim bin Hafidz bin Syaikh Abu bakar bin Salim. Beliau seorang ulama

intelektual yang mengabdikan hidupnya demi penyebaran Agama Islam

dan pengajaran kitab suci serta aturan-aturan mulia dalam Islam (Habib

Umar, 2015:12). Ketika Habib Umar bin Hafidz kecil menemani ayahnya

untuk shalat jum‟at, secara tragis ayahnya diculik oleh golongan komunis

dan sang Umar kecil sendirian pulang ke rumahnya dengan membawa syal

ayahnya dan sejak itu ayahnya tidak pernah terlihat lagi (TIM Majlis

Khoir,tt:110).

Habib Umar ketika muda telah mampu menghafal al-Qur‟an serta

dapat menghafal fiqh, hadist, bahasa arab dan ilmu-ilmu keagamaan. Hal

Page 54: NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5698/1/SKRIPSI .pdf1 NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

54

tersebut membuat beliau masuk pada lingkaran keilmuan yang dipegang

teguh oleh banyak ulama-ulama tradisional seperti Muhammad bin Alwi

bin Shihab, as-Syaikh Fadhl Ba‟a Fadhl serta ulama-ulama lain yang

mengajar di Rubat Tarim. Habib Umar mempelajari berbagai ilmu

termasuk ilmu-ilmu spiritual keagamaan dari ayahnya, al-Habib

Muhammad bin Salim yang darinya didapatkan cinta, perhatian yang

mendalam dalam dakwah dan bimbingan atau tuntunan keagamaan.

Ayahnya begitu memperhatikan Umar kecil dalam mendampingi ayahnya

ketika dalam lingkaran dzikir dan ilmu (Habib Umar, 2015:13).

B. Nasab atau Silsilah Keturunan Habib Umar bin Hafidz

Nasab dan silsilah Habib Umar bin Hafidz tersambung langsung

kepada Rasulullah Saw, beliau adalah al-Habib Umar putera dari

Muhammad putera dari Salim putera dari Hafidz putera dari Abdullah

putera dari Abi Bakr putera dari „Aidarous putera dari al-Hussain putera

dari al-Saikh Abi Bakar putera dari Salim putera dari al-Saikh „Abd al-

Rahman putera dari „Abdullah putera dari al-Saikh „Abd al-Rahman al-

Saqqaf putera dari Maula al-Daweela putera dari „Ali putera dari „Alawi

putera dari al-Faqih al-Muqaddam Muhammad putera dari „Ali putera dari

Muhammad Sahib al-Mirbat putera dari „Ali Khali‟ Qasam putera dari

„Alawi putera dari Muhammad putera dari „Alawi putera dari „Ubaidillah

putera dari al-Imam al-Muhajir Ilallah Ahmad putera dari Isa putera dari

Muhammad putera dari „Ali al-„Uraidi putera dari Ja‟far al-Sadiq putera

Muhammad al-Baqir putera dari „Ali Zain al-„Abidin putra dari Hussain

Page 55: NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5698/1/SKRIPSI .pdf1 NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

55

sang cucu laki-laki dari pasangan „Ali dari Abu Thalib dan Fatimah az-

Zahra putri dari Rasulullahh SAW ( TIM Majlis Khoir, tt:107-108).

C. Guru-Guru Habib Umar bin Hafidz

Dalam menempuh Ilmu agama, Habib Umar sejak kecil telah diajar

oleh ayahnya, al-Habib Muhammad bin Salim. Dari ayahnya ia

mempelajari berbagai ilmu termasuk ilmu spiritual keagamaan. Selain

ilmu spiritual keagamaan beliau juga diperhatikan langsung oleh ayahnya

dalam dakwah dan bimbingan keagamaan (Habib Umar, 2015:13). Selain

belajar dari ayahnya, Habib Umar bin Hafidz memiliki banyak guru dan

menimba Ilmu dari berbagai ulama di Tarim, Hadraumut hingga ke

Mekkah dan Madinah. Beberapa nama Guru Habib Umar bin Hafidz ialah:

a. Habib Muhammad bin „Abdullah al-Haddar

b. Al- Habib Zain bin Sumait

c. Al- Habib Ibrahim bin Aqil bin Yahya

d. Al- Habib Muhammad al-Haddar

e. Al- Habib Ahmed Manshur al- Haddad

f. Al- Habib „Attas al Habashi serta Guru besar beliau,

g. „Abdul Qadir bin Ahmad Assegaf

Kini Habib Umar diakui dunia dan dianggap sebagai Da‟i dan

Ulama Modern masa kini, beliau kini aktif dalam forum keagamaan

tingkat Internasional (TIM Majlis Khoir, tt:110).

Page 56: NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5698/1/SKRIPSI .pdf1 NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

56

D. Perjalanan Intelektual Habib Umar bin Hafidz

Setelah Habib Muhammad bin Salim diculik, Umar muda yang

membawa surban ayahnya menganggap bahwa tanggung jawab untuk

meneruskan pekerjaan yang dilakukan ayahnya dalam bidang dakwah

sama seakan-akan surban ayahnya menjadi bendera yang diberikan

padanya waktu kecil sebelum Habib Muhammad bin Salim mati syahid

(Umar,2015:13). Sejak saat itu, Habib Umar bin Hafidz memulai

perjalanan dengan penuh semangat dan perjuangan untuk mengumpulkan

orang-orang, membentuk majelis ta‟lim dan dakwah. Perjuangan yang

keras demi melanjutkan pekerjaan ayahnya mulai membuahkan hasil.

Kelas-kelas mulai dibuka untuk anak muda maupun orang-orang tua di

masjid-masjid setempat dimana ditawarkan berbagai kesempatan untuk

menghafal al-Qur‟an dan belajar ilmu-ilmu tradisional (Umar, 2015:14).

Habib Umar bin Hafidz telah benar-benar memahami Kitab Suci

sehingga ia telah diberikan sesuatu yang khusus dari Allah SWT meskipun

usianya masih muda. Beliau memulai dakwahnya ketika masih berusia 15

tahun dan sambil belajar. Keaktifan Beliau dalam berdakwah dan belajar

mengakibatkan kekhawatiran akan keselamatannya dari incaran kaum

komunis. Maka akhirnya diputuskan oleh keluarga beliau untuk dikirim ke

kota al-Baydha‟ yang terletak di Yaman Utara dimana tempat yang jauh

dari jangkauan mereka yang akan mencelakai sang sayyid muda. Di kota

al-Baydha‟ babak baru dalam perkembangan beliau dimulai. Beliau masuk

sekolah Ribat di al-Baydha‟ dengan mulai belajar ilmu-ilmu tradisonal

dibawah bimbingan ahli dari al-Habib bin Abdullah al-Haddar dan juga

Page 57: NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5698/1/SKRIPSI .pdf1 NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

57

dalam bimbigan ulama madzhab Syafi‟i, al-Habib Zain bin Sumaith.

Beliau juga belajar dari Al-Habib Abdulloh bin Hasan bil-Faqih seorang

sejarawan dan peneliti dan belajar kepada Al-Habib Umar bin Alawi al-

Kaf seorang sejarawan linguistik. Janji beliau terpenuhi ketika beliau

menjadi seorang guru dan terus melanjutkan perjuangannya dalam bidang

dakwah (Habib Umar, 2014:xii).

Habib Umar melakukan perjalanan melelahkan demi melakukan

ibadah haji di Mekkah dan untuk mengunjungi makam Rasulullah Saw di

Madinah. Dalam perjalanan ke Hijaz, beliau diberikan kesempatan untuk

mempelajari beberapa kitab dari ulama terkenal disana, terutama al-Habib

Abdul Qadir bin Ahmad Assegaf (http://riwayatintelektual.com di akses

tgl.,22 Maret2019 jam 12.03). Beliau menyaksikan bahwa dalam diri

Umar muda terdapat semangat pemuda yang cinta pada Allah SWT dan

Rasul-Nya, dan Habib Umar muda sungguh-sungguh tenggelam dalam

penyebaran Ilmu dan keadilan, sehingga ia dicintai gurunya tersebut.

Habib Abdul Qadir merupakan salah seorang guru besarnya. Selain dari

Habib Abdul Qadir, Umar muda menerima bimbingan dari pilar keadilan

di Hijaz, yakni al-Habib Ahmad Mansyur al-Haddad dan al-Habib „Attas

al-Habsyi (Habib Umar, 2014:xii).

Habib Umar bin Hafidz melanjutkan perjuangannya dalam bidang

dakwah. Beliau juga melakukan dakwah di kota al-Baydha‟ serta desa-

desa di sekitarnya. Tiada satupun yang terlewat dalam usahanya untuk

mengenalkan kembali cinta kasih Allah SWT dan Rasul-Nya SAW. Kelas-

kelas didirikan, majelis-majelis didirikan, pengajaran dimulai dan orang-

Page 58: NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5698/1/SKRIPSI .pdf1 NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

58

orang dibimbing. Usaha beliau menyebabkan kekurangan tidur dan

istirahat, namun hasil yang besar mulai nampak ketika mereka mulai

tersentuh dengan ajarannya. Terutama para pemuda yang yang sebelumnya

terjerumus dalam kehidupan yang kosong dan dangkal, kini mulai sadar

dan berubah bahwa hidup memilki tujuan ( Habib Umar, 2015:15).

Dari perjalanan di Hijaz, Habib Umar mulai tersebar luas terutama

dikarenakan kegigihannya dalam menyerukan agama Islam dan

memperbarui ajaran-ajaran awal yang tradisional. Namun ketenaran

tersebut tidak mengurangi usaha pengajaran beliau, malah menjadikan

beliau untuk mendapatkan sumber tambahan dimana tujuan-tujuan mulia

lainnya dapat dipertahankan. Perhatiannya yang mendalam untuk

membangun keimanan terutama pada mereka yang berada didekatnya,

telah menjadi salah satu dari prilaku beliau yang paling terlihat jelas,

sehingga membuat nama beliau tersebar luas bahkan sampai Dunia Baru

( Habib Umar, 2014:xiii).

Sejak saat itu kelompok besar orang-orang yang telah dididik oleh

beliau mulai berkumpul mengelilingi dan membantu beliau, baik dalam

perjuangan dakwah maupun dalam keteguhan dalam mengajar di berbagai

kota besar dan kecil di Yaman Utara. Pada masa ini, beliau banyak

mengunjungi kota-kota dan bertemu dengan masyarakat di Yaman.

Dimulai dari kota Ta‟iz di utara, untuk belajar ilmu dari mufti Ta‟iz al-

Habib Ibrahim bin Aqil bin Yahya. Beliau mendapat perhatian yang besar

seperti halnya perhatiannya oleh Syaikh al-Habib Muhammad bin Haddar,

sehingga Habib Ibrahim bin Aqil bin Yahya memberikan puterinya untuk

Page 59: NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5698/1/SKRIPSI .pdf1 NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

59

dinikahkan setelah beliau meihat dalam diri Umar terdapat sifat-sifat

kejujuran dan kecerdasan (Habib Umar, 2015:16).

Negara Oman menjadi fase berikutnya dalam pergerakan menuju

pembaruan abad ke-15. Setelah menyambut baik dari kelompok muslim

yang memiliki hasrat dan keinginan yang menggebu untuk menerima

manfaat dari ajarannya, beliau meninggalkan tanah kelahirannya dan tidak

kembali beberapa tahun kemudian. Bibit-bibit pengajaran juga ditanamkan

di kota Shihr di Yaman Timur, kota pertama yang disinggahi beliau ketika

kembali ke Hadraumut, Yaman. Ajaran-ajaran beliau mulai tertanam dan

diabadikan di sana dengan pembangunan Rubat al-Mustofa. Ini merupakan

titik balik utama dan menjadi jalan dalam melengkapi aspek teoritis dan

menciptakan bukti-bukti kongkrit bagi pengajaran-pengajaran beliau di

masa depan ( Habib Umar, 2014:18).

Kepulangannya ke Tarim, Hadramaut menjadi tanda sebuah

perubahan mendasar dari tahun- tahun yang beliau habiskan untuk belajar,

mengajar, membangun mental agamis orang-orang sekelilingnya dengan

menyebarkan seruan dan mengajak kepada kebenaran dan melarang pada

keburukan. Dar al-Mustofa menjadi hadiah beliau untuk dunia, dan di

pesantren inilah dunia diseru. Dar al-Mustofa atau Pondok Pesantren Darul

Mustofa merupakan pesantren yang terletak di Kota Tarim, Hadramaut,

Yaman yang berjarak 30 KM sebelah timur laut Kota Seiwun.

Pembangunan Da al-Mustofa pada Bulan Syawal Tahun 1410 H dan

peresmian pertama pada hari Selasa, 29 Dzulhijjah 1411 H, dan peresmian

kedua pada bulan Muharram 1417 H. Peresmian dilakukan 2 kali karena

Page 60: NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5698/1/SKRIPSI .pdf1 NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

60

pada peresmian pertama bertepatan dengan meninggalnya ayah Habib

Umar bin Hafidz (Tim Pustaka Basma, 2012:22). Pesantren ini memiliki 3

bagian asas, yakni: penguasaan Ilmu Islam secara murni, pembersihan

jiwa dan pemurnian akhlak dan Dakwah (http://id.m.wikipedia.org diakses

pada tgl., kamis, 23 Mei 2019 jam 11:31). Hanya dalam yang demikian

singkat penduduk Tarim menyaksikan berkumpulnya murid dari berbagai

daerah. Murid-murid tersebut berasal dari Indonesia, Malaysia, Singapura,

Kepulauan Comoro, Tanzania, Kenya, Mesir, Inggris, Pakistan, Amerika

Serikan dan Kanada, juga dari negara-negara Arab lain yang diawasi

langsung oleh Habib Umar. Mereka akan menjadi perwakilan dan penerus

dari apa yang menjadi perjuangan asli demi memperbaharui ajaran Islam

tradisional di abad-15 setelah hari kebangkitan (Habib Umar, 2015: 18-

19).

E. Karangan Kitab dan Karya Habib Umar bin Hafidz

Selain berkiprah di bidnag dakwah, Habib Umar merupakan ulama

yang produktif dalam menulis dan mengarang kitab. Beberapa kitab

karangan Habib Umar bin Hafidz:

1. Is‟af ath-Thalibi

2. Ar-Ridha al-Khalaq bi bayan Makarimal Akhlak

3. Taujihat at-Thullab

4. Syarah Mandzumah as-Sanad al-„Ulwi

5. Adz-Dzakirah al-Musyarrafah (Fiqih)

6. Dhiyaullami‟ bi Dzikri Maulidi an-Nabawi Asy-Syafi‟i

(Maulid Nabi Saw)

Page 61: NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5698/1/SKRIPSI .pdf1 NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

61

7. Khuluquna

8. Khulasoh al-Madad an-Nabawy (Dzikir)

9. Syarobu al-thohurfi adz-Dzikri Sirati Badril Budur

10. Taujihat an-Nabawiyah

11. An- Nur al-iman (aqidah)

12. Al-Mukhtar ash- syifa al-Qasim

13. Al-Washatiah

14. Mamlakatul al-Qa‟ab wa al-„Adha‟

15. Al-Muhtar al-Hadist (Hadist)

16. Durul Asas (Nahwu)

17. Tsaqafatul Khatib (Panduan Khutbah) (TIM Majelis Khoir,tt:

112

Kitab maulid adh Dhiya‟ al-Lami‟ merupakan karya Habib Umar

paling menumental yang berisi sya‟ir pujian terhadap Rasulullah SAW,

bacaan ini juga dikenal dengan sebutan maulid Habib Umar.

F. Kiprah dan Penghargaan Internasional Habib Umar bin Hafidz

1. Pada tanggal 22 Februari sapai dngan 2 Maret 2003 ( 26-29 Dzulhijjah

1423 H) di Dar al- Mustafa, Tarim, beliau merintis upaya persatuan

dalam aktifitas dakwah dengan mengadakan multaqan ulama atau

simposium yang dalam pertemuan itu dihadiri oleh berbagai ulama

dari belahan dunia dan kemudian berlanjut pada pertemuan dunia

dalam skala lokal maupun internasional

2. Habib Umar termasuk dalam penanda tanganan dari dua dokumen

Internasional yang berpengaruh, yaitu Risalah Amman pada tahun

Page 62: NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5698/1/SKRIPSI .pdf1 NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

62

2005, pada urutan nomor 549 dan A Common Word pada Tahun 2007

dalam urutan tanda tangan nomor 42 yang keduanya ditandatangani

oleh tokoh-tokoh Muslim dunia

3. Di indonesia, Habib Umar mendeklarasikan berdirinya Majelis Al

muwasholah Bayna Ulama wa Muslim atau Forum Silaturahmi antar

Ulama pada Tahun 1327 H/ 2007 M.

4. Tahun 2009 di New York Times menampilkan al-Habib Umar dan

Darul Mustafa dalam salah satu pemberitaan.

5. Al-Habib Umar bin Hafidz merupakan salah satu dari 50 urutan teratas

dari The Muslim 500: The Wordl‟s 500 Most Influential Muslims yang

diterbitkan oleh Center for Muslim-Christian Understanding,

Georgetown University, Amerika Serikat, yang dipimpin oleh Sarjana

Studi Islam ternama John Esposito (TIM Majelis Khoir,tt: 111).

G. Gambaran Umum Kitab Khuluquna

Kitab Khuluquna merupakan kitab karangan Habib Umar bin

Hafidz seorang ulama dan tokoh agama yang ada di abad ini. Hal ini

dijelaskan oleh Nur Hasan salah satu murid Beliau

(http://riwayatintelektual.com di akses pada tgl.,22 Maret 2019 jam 12.04)

bahwa, diantara karya-karya Habib Umar yang membahas tentang tasawuf

beliau juga menulis kitab tentang akhlak.

Keistimewaan kitab Khuluquna terdapat dalam materi yang

dikandungnya. Sekalipun kecil dengan judul yang seakan-akan

membicarakan tentang akhlak, namun sebenarnya membahas tentang

Page 63: NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5698/1/SKRIPSI .pdf1 NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

63

tujuan akhlak, pentingnya akhlak, macam-macam akhlak dan lain

sebagainya yang keseluruhannya didasarkan pada Al-Qur‟an dan Hadist.

Dalam penulisan kitab ini, Habib Umar banyak mengutip dalil-

dalil al-Qur‟an dan Hadist untuk memperkuat apa yang beliau bicarakan.

Dikarenakan dalil-dalil al-Qur‟an dan Hadist lebih kuat untuk menjadi

dasar dan pedoman pada apa yang beliau tulis tentang akhlak. Semisal

beliau mengutip dalil dalam Hadist,

ا بعثت لأ لله عليو والو أفضل الصلاةويقول في حقها نبي ا ته مكارم والسلام : إنه الأخلاق

Nabi Saw bersabda yang berkaitan dengan akhlak, bahwa perintah

beliau: sesngguhnya aku (Nabi Saw) diutus untuk menyempurnakan

akhlak.

Selain mengutip dari dalil Al-Qur‟an dan Hadist Beliau juga mengutip dari

kitab-kitab dan sya‟ir-sya‟ir yang berkaitan dengan kitab Khuluquna.

Seperti dalam kitab Al-Kabir pada halaman 10.290 yang ditulis oleh

Ahmad dan Ibnu Abi Syayibah. Selain dari kitab-kitab, adapun dari sya‟ir

yang dikemukakan oleh Nailu Hafidz Ibrahim yang berbunyi:

خلقة ممودة ت وإذ رزق م الأرزاق فقد اصطفاك مقس

“Dan ketika orang melakukan amal sholeh disertai dengan ilmu

maka hal tersebut dapat menjadikan terbukanya pintu rizki .

Habib Umar mengawali tulisannya dengan memuji kepada Allah

SWT, mendoakan dan Bershalawat kepada Nabi Saw, sahabat-sahabat

Nabi Muhammad Saw dan para ulama. Penulisan dalam kitab Khuluquna

Page 64: NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5698/1/SKRIPSI .pdf1 NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

64

tidak luput dengan catatan kaki sebagai penjelasan dan kutipan. Dari hal

ini, Habib Umar dapat dilihat bahwa ia merupakan sosok yang religius dan

berilmu.

Sedangkan hal yang melatar belakangi Habib Umar menulis Kitab

Khuluquna ialah berdasarkan pada fenomena yang dilihat pada masa ini.

Beliau melihat banyak orang yang telah memiliki ilmu namun mereka

tidak mengiringinya dengan amal yang sholeh. Penyebab orang tidak

melakukan amal shaleh walaupun berilmu karena mereka tidak bersyukur

kepada Allah SWT. Hal itu disampaikan beliau dalam Muqaddimah kitab

Khuluquna.

Pembicaraan kitab Khuluquna terdiri dari Muqaddimah yang

memuat dari latar belakang Mua‟lif (Habib Umar) menulis kitab

Khuluquna dan gambaran berbagai fenomena pendidikan akhlak dan

akhlak dimasa ini. Selain Muqaddimah, kitab Khuluquna memuat 3 pokok

permasalahan, yaitu:

1. Akhlak kepada Allah SWT

Dalam pandangan Habib Umar, akhlak kepada Allah SWT ialah

dengan berusaha untuk mendekatkan diri pada Allah SWT. Dalam hal

ini Habib Umar menjelaskan;

اناه لو نشهد, ونلص نراقب الله في جمييع الأ لو فيما بطن وما ظهر. حوال كه

Kita semua (khususnya mu‟alif) harus berusaha dalam

mendekatkan kepada Allah Swt agar tersambung dihadapan-Nya dan

menyatu dengan-Nyabaik dalam kehidupan dunia maupun akhirat.

Setelah Allah menyatu dalam tingkah laku di kehidupan baik dunia

Page 65: NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5698/1/SKRIPSI .pdf1 NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

65

maupun akhirat maka dengan perasaan ikhlas, ridha, dhahir dan batin

bila hati ini menghadirkan Allah Swt.

2. Akhlak kepada Sesama Manusia

Akhlak yang berkaitan dengan sesama manusia yaitu dimulai

dengan memiliki perasaan suka, kasih sayang baik kasih sayang

kepada orang yang memiliki derajat lebih tinggi maupun lebih rendah

dari kita. Dalam hal ini Habib Umar menjelaskan;

ب لأنفسنا. _ نحب لكل عبد امن بلله ما نح _نشفق عليهم ونر حمهم

_نوقر الكبير Akhlak kepada manusia umumnya memiliki perasaan suka

terhadap semua manusia, namun tidak semua manusia,maksudnya

yang berhak dikasihi ialah yang hanya untuk semua orang yang

diperlukan untuk dikasihi saja. Perasaan suka pada diri sendiri dan

sesama dapat memberikan keamanan baik di kehidupan dunia

maupun akhirat. Memiliki sifat kasih sayang dan belas kasihan

terhadap sesama. Memiliki rasa menghargai terhadap sesama

walaupun orang yang kita hargai memiliki kedudukan yang lebih

tinggi.

3. Akhlak kepada Diri Sendiri

Akhlak terhadap diri sendiri ialah dengan mendidik, memperbaiki

diri, baik Dhohir maupun batin. Akhlak pada diri sendiri tidak

memiliki harapan agar aman dari nafsu yang menjerumuskan. Dalam

hal ini, Habib Umar menjelaskan;

Page 66: NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5698/1/SKRIPSI .pdf1 NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

66

ىا ولا نأمنها| نرب انفسنا ونز كيها ونطهر

|

ت عرهفالنفس لاتأ من غو اءلها فالنفس أخبث من سبعين شيطانا

Kita memperbaiki diri, batin, dhohir diri sendiri tidak akan aman

dan tidak memiliki harapan untuk aman dari keterangan-keterangan

ini. Hal ini telah dijelaskan dalam QS. As-Syam:7- 10 yang artinya:”

demi jiwa serta penyempurnaan (ciptaan)-Nya. Maka Dia

mengilhamkan kepadanya (jalan) kejahatan dan ketakwaanya. Sungguh

beruntung orang yang mensucikannya (jiwa itu). Dan sungguh rugi

orang yang mengotorinya”. Dan terdapat dalam sya‟ir :” barang siapa

yang tidak dapat mengendalikan hawa nafsu maka ia tidak dapat

menjamin keselamatan di dunia dan akhirat, karena 1 nafsu lebih jelek

dari 70 setan”.

Page 67: NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5698/1/SKRIPSI .pdf1 NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

67

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini penulis akan memaparkan nilai-nilai pendidikan akhlak

pada Kitab Khuluquna karya Habib Umar bin Hafidz. Sebelum membahas nilai-

nilai pendidikan akhlak pada Kitab Khuluquna karya Habib Umar bin Hafidz,

penulis akan memaparkan isi Kitab Khuluquna secara lebih detail.

A. Kitab Khuluquna

Dalam sub bab ini, penulis akan memaparkan isi kitab Khuluquna dengan

menggunakan kitab asli Khuluquna yang telah diterjemahkan dan disyarahkan

oleh Kiai Rahmat Sururi as-Shiddiq dari Pondok Pesantren Mamba‟ul Huda,

Magelang. Kitab asli ini telah ditulis oleh Habib Umar bin Hafidz dan diterbitkan

oleh penerbit Tareem Center tahun 2018.

Kitab ini berisi muqoddimah dan 3 pasal. Dimana setiap pasal memiliki

uraian-uraian yang masing-masing akan diuraikan secara terperinci. Dalam 3

pasal tersebut, Habib Umar menjelaskan tentang hal-hal yang harus dilakukan

oleh seluruh umat manusia, khususnya mu‟alif dan muslim dengan berakhlak

kepada Allah SWT, akhlak kepada sesama manusia dan selain manusia, akhlak

kepada diri sendiri.

Diantara ke 3 pasal tersebut akan dipaparkan secara terperinci sebagai

berikut:

Sebelum menjelaskan pasal-pasalnya, Kitab Khuluquna ini mempunyai

muqoddimah yang berisi tentang ucapan syukur kepada Sang Khalik serta

Page 68: NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5698/1/SKRIPSI .pdf1 NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

68

lantunan sholawat kepada Baginda Nabi Muhammad Saw, para sahabat, keluarga,

alim ulama. Setelah itu Habib Umar memaparkan tentang latar belakang penulisan

kitab ini. Beliau merasa prihatin akan kondisi zaman ini dimana pendidikan

akhlak dan para ahlinya tidak memiliki akhlak yang sesuai dengan yang telah di

syari‟atkan baik dalam al-Qur‟an maupun Hadist. Pendidikan akhlak saat ini

kurang berjalan dikarenakan banyak yang berilmu namun tidak memiliki amal

sholeh. Ketika orang tersebut memiliki amal sholeh ia tidak berilmu, dan ketika ia

berilmu dan beramal sholeh namun tidak memiliki akhlak mahmudah. Hal

tersebut dikarenakan kurangnya syukur terhadap Allah SWT (2017:3). Beliau

memaparkan berbagai fenomena dalam pendidikan akhlak dan akhlak di masa ini

yang diibaratkan orang yang membawa makanan tanpa wadahnya. Dimana ada

yang hanya menginginkan makanannya saja atau sebaliknya, bahkan ada yang

diberi keduanya namun ia tidak menerimanya (2017:11-14);

ك بذه القيم وب ثها ب ين أب ناءنا س نا الأمم كما تداعي الأكلهة إلي ماأخرانا بته نحن الذين تداعت علي بة المصن وعة بكل د تنا مططات هم الرهىي ىاء وكيد وخبث قصعتها, وأطت بنا تر بصات الأعدء ووجهه

لقد صنع الأداءمنها حته

Kita memiliki semangat dengan berpegangan pada pedoman akhklakul karimah

yang peduli di antara anak-anak kita semua itulah anak-anak yang dapat menarik

dan dapat memberi kepada sesama seperti menariknya makanan ke tempat

makanan dan menguasai sampai dapat menjauhkan dari permusuhan dan

memberikan jalan kepada semua umat Islam, sehingga semua umat merasa takut

yang dapat mengusahakan dalam kesukaran agar musuh-musuh itu tidak dapat

berbuat apa-apa.

Page 69: NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5698/1/SKRIPSI .pdf1 NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

69

Selain pendidikan akhlak tidak berjalan dimasa ini, Habib Umar juga

memaparkan bahwa pendidikan akhlak saat ini memprihatinkan karena banyaknya

orang yang telah jauh dengan ulama dan mereka menjauhinya bahkan mereka

menjauhi pendidikan akhlak. Mereka kerasnya hati dan merasa nyaman jika tidak

berakhlak (2017:9-10) ;

عادي, وطالما عاني نا من جراء نا بفقد ىذا اللق الكري بت هفرق والت ه ر ما أصب الب عد عنو أىو الاه وكسي رة منه رة الكاثي رة, وأنت لات ري الآن في الكثي إلاه: استهانة بلحقوق, فسادا في المعاملة كثي

Banyak sekali orang-orang yang tidak berakhlak mulia dikarenakan mereka

memisahkan diri dan menjauhi pendidikan akhlak dan mereka juga memiliki

pendirian untuk jauh kepada pendidikan akhlak, disebabkan zaman tidak

berependidikan, saya (mua‟lif) hanya dapat merenung dan tidak dapat

membayangan bahwa kebanyakan akhlak tidak dapat dalam kehidupan yang

banyak kerusakannya.

Oleh karena itu Habib Umar menulis kitab Khuluquna ini yang berisi

tentang pendidikan akhlak menurut dalil-dalil yang ada pada al-Qur‟an, Hadist,

Sya‟ir, nasihat-nasihat guru yang pernah beliau terima dan dari kitab-kitab yang

pernah Beliau baca.

1. Bab 1 Akhlak Terhadap Allah Swt

Dalam kitab ini dijelaskan bahwa pendidikan akhlak sangat diperlukan

untuk mencapai kebahagiaan akhirat (2017:2). Kebahagiaan akhirat dapat

diraih dengan akhlak yang baik. Maka semua orang harus mengusahakan

utntuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Habib Umar berupaya untuk

mendekatan diri kepada Allah Swt agar dapat tercapai kebahagiaan di dunia

Page 70: NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5698/1/SKRIPSI .pdf1 NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

70

dan akhirat. Dan beliau berkata bahwa orang yang menginginkan

kebagahiaan akhirat maka harus menyatu kepada Allah dengan kerelaan hati

baik dhohir maupun batin (2018:27)

يع الأحوال كنن هنا لو نشهد, ونلصل لو فيما بطن وما ظهر.ن راقب الله في جم

setiap waktu dalam berprilaku mengingat dengan memandang hati kepada

Allah seperti Allah berada dimanapun , kita dimanapun menghadirkan Allah

di dalam hati dan dhohir dengan ikhlas kepada Allah.

Manusia yang telah mendekatkan diri pada Sang Khalik maka akan

menyatu dengan-Nya dan harus rela hati ketika hatinya telah dihadirkan Allah

SWT. Habib umar ketika telah menyatu dengan Allah SWT maka beliau

menjadikan wiridan atau mengistiqomahkan dengan membaca wahyu Allah

SWT sehingga ayat al-Qur‟an dapat terjaga. Sehingga dikatakan Habib Umar

( 2017:27);

م والتدبر فه ون تهخذ ورد ي وميا من كتابو العزيز مع المحافظة علي الت ه

Kita selalu membaca kitab al-Qur‟an dan mewiridkan setiap harinya dan

saya mengharapkan agar dapat memahami dan merenungkan diri

Akhlak kepada Allah dilakukan dengan menggunakan tata krama kepada

Allah SWT yang ada dari dalam hati. Tata krama kepada Allah dapat berupa

sholat yang dilakukan dengan berjama‟ah dan tidak meninggalakan shalat jama‟ah

kecuali jika mendapat halangan (2017:27). Karena shalat berjamaa‟ah merupakan

sunnah mua‟akad yang harus dijalankan oleh setiap muslim. Menurut Umar

Abdul Jabbar dalam Kitab Mabadinya (tt:41) mengatakan bahwa shalat jama‟ah

hukumnya sunnah mua‟akad bagi kaum muslim laki-laki. Akhlak kepada Allah

Page 71: NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5698/1/SKRIPSI .pdf1 NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

71

selain dengan menjaga shalat jama‟ah juga dapat dilakuka dengan bersyukur atas

nikamat Allah SWT yang telah diberikan kepada Mualif. Rasa syukur tersebut

diwujudkan dalam pelaksanaan shalat malam. Hal tersebut dipaparkan oleh Habib

Umar (2017:27);

نستصغر لعظمتو ون قوم لو في جوف الليل وظلمتو ونست غفره, ونسعد بناجاتو

Kita merasa kecil hati dikarenakan keagugan Tuhan dan saya bersimpuh

menyembah Allah di tengah malam dan petangnya malam untuk meminta ampun

kepada Allah dan berbahagia bermunajah dengan-Nya.

Habib Umar memaparkan (2017:28) berprilaku mahmudah kepada Allah

memiliki sebab ialah, karena beliau membutuhkan Allah SWT, dan ketika

membutuhkan Allah SWT maka dapat melupakan dunia dengan terus menyucikan

Allah dan memperbanyak dzikir. Merendahkan diri di hadapan Allah SWT secara

dhahir dan batin agar dapat selalu dekat kepada Allah SWT. merendahkan diri

dihadapan Allah SWT merupakan bentuk penghambaan manusia sebagai ciptaan

Allah SWT. dan menjadi tujuan manusia diciptakan oleh Allah SWT di dunia ini

agar dapat menghamba kepada-Nya. Para Mukallaf setelah merendahkan diri di

hadapan-Nya, maka akhlak kepada Allah selanjutnya ialah menjaga semua batas-

batas yang telah ditetapkan Allah SWT. Maksudnya ialah bahwa setelah manusia

memahami syari‟at-sya‟riat Islam maka harus mejalankan apa yang diperitahkan

Allah SWT dan menjauhi apa yang dilarang Allah SWT. Hal tersebut

disampaikan oleh Habib Umar (2017:29);

Page 72: NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5698/1/SKRIPSI .pdf1 NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

72

ا ن رعي حدوده ون تحي منو حقه الحياء: من استحي من الله حقه الحياء: ف ليحفظ الرأس وم ن يا وعي, والبطن, وما حوي, وليذك ر الموت والبلا, ومن أراد الآخرة ت رك زي نةالحياة الد

Kita dapat menjaga perintah-perintah yang diperintahkan Allah dan

meninggalkan apa yang dilarang senantiasa takut dan malu kepada Allah seperti

dalam hadist: barang siapa merasa malu karena Allah maka orang tersebut dapat

menjaga kepalanya dan dapat menjaga apa saja yang dilarang oleh Allah dari

apa saja yang dimakan, dapat menjaga larangan-larangan sejauh mungkin,

selalu mengingat kematian dan busuknya jasad, barang siapa mengharapkan

akhirat harus dapat meninggalkan kehidupa dunia.

2. Bab II Akhlak Terhadap Sesama Manusia

Habib Umar menjelaskan akhlak tehadap sesama manusia terdiri dari:

a. Menyukai atau mencintai sesama manusia yang telah diciptakan oleh

Allah SWT

b. Memiliki rasa kasih sayang terhadap sesama manuisa

c. Menghargai siapa saja yang memiliki derajat lebih tinggi dari kita

d. Menyayangi sesama yang memiliki derajat lebih rendah dari kita. Karena

sesungguhnya derajat manuisa itu sama, yang membedakan ialah

ketaqwaannya di hadapan Allah SWT.

e. Mendahulukan melakukan kebaikan walaupun prilaku orang tersebut lebih

rendah daripada kita

f. Mudah memberi maaf kesalahan orang lain, berusaha menutupi

kesalahannya dan bersikap terbuka kepada orang yang melakukan

kesalahan kepada kita untuk mengingatkan kesalahannya. Habib umar

memaparkan (2017:30);

Page 73: NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5698/1/SKRIPSI .pdf1 NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

73

ساءةونصفح ون تجاوزعن الإ

Dan kita dapat menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan yang jelek dan

dapat melapangkan dada dari perselisihan

g. Tidak merasa marah terhadap dirinya maupun kepada kekuasaan Allah

SWT, justru harus memiliki rasa ridho atau rela akan kekuasaan Allah

SWT.

h. Tidak memiliki rasa kasihan terhadap diri sendiri, kecuali merasa kasihan

akan diriya sendiri jika tidak melakukan kebaikan kepada orang lain. Hal

ini Habib Umar (2017:31);

لات تشوهق أنسا إلي إحسان أحد من اللق

Tidak memberatkan kebajikan diri sediri maupun kepada yang lainnya

tanpa terkecuali

i. Merasa ikhlas jika menolong orang lain dan mengutamakan melakukan

kebaikan untuk orang lain daripada kebaikan untuk dirinya sendiri

j. Merasa takut dihadapan orang banyak atau sesama dan bersikap

husnudzan kepada sesama ciptaan Allah SWT.

k. Merasa suka karena Allah dan merasa marah juga karena Alah SWT.

l. Akhlak terhadap sesama ialah dapat menjaga nama baik untuk orang lain,

memiliki harapan baik untuk sesama sehingga akhlak mahmudah tidak

akan terputus. Habib Umar (2017, 32) memaparkan bahwa hal tersebut

juga menjadi harapan beliau dan beliau tidak mengharap apa yang beliau

tulis diganti dengan materi;

Page 74: NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5698/1/SKRIPSI .pdf1 NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

74

تهي, لانرضي دونالنهة ن تسامي عنالءمصالح والمطامع الشخصيهة, مرادنا الالد,دون ما ي ن بثمن

Kita mempunyai harapan dalam kebaikan dan jauh dari kejelakan-

kejelekan dalam diri sendiri, harapannya dapat langgeng dan semoga

dijauhkan larang-larangan dan tidak di ridhoi Allah , harapan tersebut

tidak dapat dibeli kecuali dengan mengharapkan surga.

m. Memilik sifat jujur, ikhlas karena Allah SWT, belas kasihan, lemah

lembut, mencintai, memiliki sikap dan perbuatan yang luhur di hadapan

Allah SWT. memiliki sikap keterbukaan kepada sesama dan Habib Umar

menyampaikan bahwa beliau tidak mengharapkan sanjungan, belas

kasihan dan pujian kecuali karena Allah SWT yang membalasnya.

penyampaian tersebut beliau sandarkan pada perintah Allah SWT di dalam

Al-Qur‟an; QS.al-Insaan: 9 dan QS. Yusuf: 108 yang berbunyi;

“Sesungguhnya Kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk

mengharapkan keridhaan Allah, Kami tidak menghendaki Balasan dari

kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih” (QS.al-Insaan:9).

“Katakanlah: "Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang

mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata,

Maha suci Allah, dan aku tiada Termasuk orang-orang yang musyrik"

(QS. Yusuf 108).

Page 75: NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5698/1/SKRIPSI .pdf1 NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

75

n. Bershadaqah setiap hari walaupun shadaqah tersebut sedikit

o. Melakukan musyawarah dengan orang lain, meninggalkan kemaksiatan

kepada orang lain yang berbeda tujuan dan meninggalkan perdebatan. Hal

tersebut Habib Umar sampaikan dalam Kitab Khuluquna (2017:33);

نتناقش ونتبا حث, ونترك مجادلة من لا يكون قصده الا ىتداء إلي سبيل الحق بل تسلهط عليو ىواه فلا يريد إلاأن ينتصرلرأية مهما كان

Kita selalu bersemangat dalam membahas (musyawarah) dan dapat

meninggalkan orang tidak sama tujuannya, kecuali kita memberikan

petunjuk yang benar dibalik saya memasrahkan agar tidak mengumbar

hawa nafsu, saya memberi pertolongan kepada masyarakat dimanapun

berada. p. Menurut Habib Umar (2017:34-38), penggolongan manusia yang memiliki

akhlak terhadap sesama dipaparkan menjadi 4 hal;

1) Kejadian manusia dapat menguatkan keimanan dan membenarkan

dalam kehidupan dengan membuka pintu ibadah. Manusia tersebut

mensucikan jiwa raganya hingga tingkatan yang lebih tinggi

walaupun dengan keprihatinan. Habib Umar menuturkan bahwa

beliau dengan sekuat tenaga dapat menjadi harapan orang lain

walaupun orang tersebut memiliki tujuan dan jalan berbeda dan

beliau mengalami kesukaran untuk melaluinya.

2) Manusia yang diciptakan mengenal dan dekat dengan Allah SWT

maka mereka akan selamat sebab, pertolongan Allah SWT. Manusia

pada hal ini membutuhkan iman di dalam hati dan melakukan kebaikan

kepada sesama karena Allah SWT dengan mematuhi apa yang

Page 76: NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5698/1/SKRIPSI .pdf1 NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

76

diperintahkan dan meninggalkan apa yang dilarang Allah SWT. Hal ini

Habib Umar memaparkan dengan bersandar pada perkataan dari Ibnu

Abi Syayyibah;

, ولكن ما وق رفي القلب وصدقو العمل يمان بتهن ليس الإ

Tidak dinamakan beriman dengan harapan-harapan,akan tetapi

dinamakan iman ialah suatu kepercayaan dalam hati dan

membenarkan dalam perbuatan

3) Orang yang dapat tersambung dengan Allah Swt dan tidak

membutuhkan jalan yang berkaitan dengan kebohongan yang tidak

sesuai di hadapan Allah SWT. Habib Umar menyampaikan hal

tersebut tidak berkaitan dengan peperangan namun sebagai wujud

dakwah agama. Beliau mengharapkan apa yang disampaikan dapat

menjadi penerang akal bagi semuanya.

4) Golongan manusia yang memiliki gelar maqomul maqom, yaitu orang

yang tidak melakukan kekufuran, kebohongan, namun yang

dibutuhkan ialah prilaku yang dapat menutupi kekufuran dan

kebohongan. Kebohongan dapat merontokkan petunjuk dari Allah

SWT.

q. Barang siapa yang memusuhi Habib Umar, maka ia memusuhi Allah SWT

karena seluruh umat manusia merupakan ciptaan dari Allah SWT yang

tidak pantas utuk dicela dan dihina dan Allah pasti memberikan

pertolongan kepada hamba-Nya.

Page 77: NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5698/1/SKRIPSI .pdf1 NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

77

r. Teguh dalam menegakkan agama Allah SWT baik dengan kekuatan,

perbuatan badan dan hartanya. Sehingga hal tersebut dapat menjadi jalan

untuk mensyi‟arkan agama

s. Memperhatikan pendidikan anak-anak, istri-istri dan keluarganya yang

sesuai dengan pendidikan dalam al-Qur‟an dan Hadist

t. Menanaman dalam hati untuk selalu mencintai Allah SWT, utusan-Nya.

Menghormati perkara-perkara kecil dan memberikan pendidikan yang

baik. Pendidikan yang baik akan melahirkan petunjuk yang diterima akal

sehat.

u. Bersikap bijaksana, takut kepada Allah SWT yang telah ditanamakan

dalam hati

v. Tidak menghina terhadap sesama manusia.

3. Bab III Akhlak terhadap Diri Sendiri

Habib Umar memaparkan akhlak terhadap diri sendiri dapat dilakukan dengan

(2017: 40-43);

a. Memperbaiki diri, dhohir, batin. Hal ini seperti dalam al-Qur‟an Surah

Syam ayat 7-10:

“7. dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya),

8. Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan

ketakwaannya.

9. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu,

10. dan Sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya”.

Page 78: NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5698/1/SKRIPSI .pdf1 NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

78

Beliau memaparkan bahwa manusa tidak terlepas dari hawa nafsu. Nafsu

dapat menjadi kekufuran, karena nafsu tersebut tidak memiliki Iman,

Islam dan Ihsan. Hal tersebut seperti pada sya‟ir;

ت عرهف النفس لا تأ من غوائلها فالنفس أخبث من سبعين شيطانا

Mengenallah kalian kepada nafsu,maka tidak selamat karena disesatkan

nafsu, nafsu itu lebih jelek dari pada 70 syaitan b. Agar tidak terbujuk hawa nafsu, maka mengurangi makan dan minum

(memperbanyak puasa)

c. Mengurangi tidur dan memperbanyak beribadah

d. Berusaha untuk mengalahkan nafsu diri sendiri dengan memanfaatkan

waktunya unuk belajar yang bermanfaat dan mendalami imu-ilmu yang

berfaedah

e. Berusaha menambah kemanfaatan atau tauladan untuk orang lain

f. Menertibkan amaliyah (amal terhadap Allah SWT, sesama manusia dan

lainnya)

g. Memberikan ilmu yang telah kita miliki kepada orang lain

h. Tidak menyerah dalam menyampaikan kebaikan (nahi mungkar)

i. Tidak putus asa karena disebakan kemiskinan dan mendapat cobaan

j. Bertahan karena Allah SWT dan yakin bahwa akan kembali lagi kepada-

Nya

k. Merenungi perintah Allah SWT sehingga dapat bersyukur akan kebaikan-

kebaikan Allah SWT yang diberikan.

Page 79: NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5698/1/SKRIPSI .pdf1 NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

79

Setelah membahas isi kitab Khuluquna yang terdapat 3 poin pembahasan di atas,

selanjutnya penulis akan menyajikan indikator teori pendidikan akhlak dari kitab

Khuluquna dalam bentuk Tabel sebagai berikut:

No Indikator Pendidikan

Akhlak

Kitab Khuluquna Metode

1.

2.

3.

Akhlak kepada Allah

SWT

Akhlak Kepada Sesama

Manusia

Akhlak Kepada

Lingkungan

Akhlak Kepada Allah

SWT

Akhlak Kepada Sesama

Manusia

Akhlak Kepada Diri

Sendiri

Sistim Among

Inspiratif

Keteladanan

Intelektualitas

Aktualistik

B. Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak pada Kitab Khuluquna karya Habib Umar

Bin Hafidz

Dalam kitab ini, Habib Umar menekankan pada aspek nilai akhlak, baik

yang bersifat batiniyah atau lahiriyah. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa

pendidikan akhlak bukan hanya proses transfer ilmu ahklak, namun yang

terpenting ialah pembentukan dan aplikasi akhlak pada manusia.

Untuk membentuk manusia yang berakhlak, maka pendidikan akhlak

Islam harus mengarahkan manusia atau peserta didik pada nilai-nilai pendidikan

akhlak yang harus dimiliki. Nilai-nilai pendidikan akhlak yang harus dimiliki

Page 80: NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5698/1/SKRIPSI .pdf1 NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

80

manusia atau peserta didik menurut Habib Umar dalam Kitab Khuluquna sebagai

Berikut:

1. Akhlak Kepada Allah SWT

a. Bertaqwa Kepada Allah SWT

Definisi taqwa yang paling populer menurut Yunahar Ilyas dalam

karyanya, Taqwa ialah memelihara diri dari siksaan Allah SWT dengan

mengikuti segala perintah-Nya dan meninggalkan larangan-Nya (Ilyas:

2004:17). Nilai pendidikan akhlak ini perlu kiranya dimiliki oleh santri

atau peserta didik. Sebab dengan bertaqwa manusia akan selalu berhati-

hati dalam menjalani kehidupannya dan apa yang dia lakukan karena

takut kepada Allah SWT (Alu Husain, 2016:109). Sebagaimana yang

diungkapkan Habib Umar (2017:27) “lakukan pekerjaan dengan ikhlas

secara dhohir dan batin”.

Menurut Yunahar Ilyas (2004:20) hakikat taqwa ialah memadukan

secara integral aspek Iman, Islam dan Ihsan dalam diri seseorang. Dengan

demikian orang yang bertaqwa ialah orang yang dalam waktu bersamaan

menjadi mukmin, muslim dan muhsin. Hal ini disampaikan dalam QS.al-

Baqarah 2-4;

“Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka

yang bertaqwa,(yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang

mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezki yang Kami

Page 81: NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5698/1/SKRIPSI .pdf1 NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

81

anugerahkan kepada mereka dan mereka yang beriman kepada kitab (Al

Quran) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-Kitab yang telah

diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan)

akhirat.

Sementara itu menurut Muslimin (http://scholar.google.ac.id) 4

kriteria orang yang bertaqwa ialah:1) dermawan (mendermakan hartanya

baik diwaktu luang maupun sempit), 2) mampu menahan marah, 3)

pemaaf, dan taubat dari kesalahan-kesalahannya. Hal ini disampaikan

dalam QS. Ali Imran ayat 134-135:

(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang

maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan

mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang

berbuat kebajikan.dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan

perbuatan keji atau Menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah,

lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang

dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? dan mereka tidak

meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.Yang

dimaksud perbuatan keji (faahisyah) ialah dosa besar yang mana

mudharatnya tidak hanya menimpa diri sendiri tetapi juga orang lain,

Page 82: NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5698/1/SKRIPSI .pdf1 NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

82

seperti zina, riba. Menganiaya diri sendiri ialah melakukan dosa yang

mana mudharatnya hanya menimpa diri sendiri baik yang besar atau

kecil (Depag RI, 2002:67).

Adapun beberapa jalan menuju ketaqwaan:

a) Melepaskan diri dari tidakan dzalim kepada orang lain

b) Menjauhi segala kemaksiatan

c) Menyibukkan diri dengan mengusir dosa-dosa dalam hati

d) Menyibukkan diri dengan meninggalkan hasrat, sehingga tidak

memilih hal lain selain Allah SWT (Sholikhin, 2009:202).

b. Istiqomah

Istiqomah ialah tegak di hadapan Allah SWT atau tetap pada jalan

yang lurus dengan tetap menjalankan kebenaran dan menunaikan janji

baik yang berkaitan dengan ucapan, perbuatan, sikap dan niat (Harfin,

2011:115) . Makna istiqomah dalam terminologi Akhlak ialah sikap teguh

pendirian dan selalu konsekuen (Ilyas, 2004:97). Berdiri tegak lurus

merupakan simbol bahwa yang bersangkutan memiliki sikap disiplin dan

serius. Istiqomah merupaka sikap yang konsisten dan tabah dalam

beribadah kepada Allah SWT sebagai bentuk manusia berakhlak kepada

Allah SWT.

Bagi seorang pelajar wajib kiranya mempunyai akhlak Istiqomah.

Karena istiqomah merupakan salah satu kunci untuk mencapai

kesuksesan. Istiqomah dalam beribadah misalnya dengan selalu membaca

al-Qur‟an sebagai bentuk wirid , menghafalnya dan mentadabburi al-

Page 83: NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5698/1/SKRIPSI .pdf1 NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

83

Qur‟an. Sebagaimana Habib Umar (2017:27) menyebutkan dalam Kitab

Khuluquna sebagai berikut:

ونتخذ وردا يوميا من كتابو العزيز مع المحا فظة علي التفهم والتدبر

Dan kita selalu membaca kitab al-Qur‟an dan mewiridkan setiap

harinya serta menghafalkan agar dapat dipahami dan merenungkan diri

Orang yang telah melakukan istiqomah maka ia layak mendapatkan

penghormatan berupa penurunan malaikat kepada mereka dalam

kehidupan di dunia untuk membuang rasa takut dan sedih dan memberi

kabar gembira kepada mereka dengan kenikmatan surga. Hal ini

disampaikan dalam Firman Allah Swt dalam QS.al- Fussliat: 30;

“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan Kami ialah

Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, Maka Malaikat

akan turun kepada mereka dengan mengatakan: "Janganlah kamu takut

dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah

yang telah dijanjikan Allah kepadamu". ( Harfin, 2012:116).

Sikap Istiqomah akan tampak pada sesorang dari prilakunya yang

senantiasa melaksanakan pekerjaan dengan tertib, cermat dan terarah.

Sikap istiqomah dapat menujukkan kekuatan iman yang merasuk ke

seluruh jiwanya, sehingga ia tidak mudah goncang atau cepat menyerah

pada tekanan. Mereka memiliki jiwa istiqomah yang merasakan

ketenangan (iman, aman, mutmainnah) (Toto Tasmara, 2001:203-205).

Page 84: NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5698/1/SKRIPSI .pdf1 NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

84

c. Shalat Berjama‟ah

Shalat jama‟ah ialah shalat yang dilakukan secara bersama-sama,

setidaknya 2 orang, yang 1 makmun dan yang 1 lagi ialah imam (Ibrahim,

2008: 19).

Sedangkan menurut Teuku Muhammad Hasi Ash Shiddieqy (

2001: 432) hakikat berjama‟ah ialah adanya ikatan antara imam dengan

makmum, pemerintah dengan rakyat.

Shalat berjama‟ah merupakan salah satu bentuk syi‟ar agama dan

perintah Allah Swt yang bersifat Fardhu „ain. Shalat berjama‟ah memiliki

keutamaan, diantaranya ialah: mendapat perlindugan dari Allah SWT

pada hari kiamat kelak, mendapatkan pahala seperti haji dan umrah bagi

yang mengerjakan shalat berjama‟ah kemudian ia duduk berdzikir kepada

Allah SWT sampai matahari terbit, membebaskan diri dari siksa neraka

dan kemunafikan (Ibrahim, 2008:73). Shalat berjama‟ah telah

diperintahkan Allah SWT dalam QS. al-Baqarah:43;

“Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-

orang yang ruku' ” (Depag RI, 2002:7).

Habib Umar menyampaikan dalam kitab Khuluquna bahwa shalat

berjama‟ah merupakan suatu cara beliau untuk berakhlak kepada Allah

SWT yang telah dirasakan dalam hati dan dalam shalatnya. Sehingga

beliau merasa ikhlas dalam melakukan shalat, terutama dalam shalat

berjama‟ah (Umar, 2017:27). Seorang peserta didik atau santri sangat

Page 85: NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5698/1/SKRIPSI .pdf1 NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

85

perlu kiranya memiliki nilai akhlak melakukan shalat berjama‟ah. Selain

diperintahkan oleh Allah SWT dalam al-Qur‟an dan Sunnahnya, shalat

berjama‟ah juga dapat memberikan pendidikan kedisiplinan dan

menyambung tali silaturohim sesama umat muslim.

d. Bersyukur

Syukur ialah pujian kepada yang telah berbuat baik atas apa yang

dilakukan kepadanya (Quraish Shihab, 1996:216). Bersyukur ialah

mempergunakan nikmat yang diberikan Allah SWT untuk kebajikan,

misalnya tangan dipergunakan untuk mencari rezeki yang halal( Mustofa,

1997:59).

Yunahar Ilyas (2004, 50) mengemukakan bahwa seorang hamba

yang bersyukur berkisar atas tiga hal, yang apabila ketiganya tidak

berkumpul, maka tidaklah dinamakan bersyukur, yaitu: mengakui nikmat

dalam batin, membicarakannya secara lahir dan menjadikan sebagai

sarana untuk taat kepada Allah SWT. Keutamaan bersyukur telah

dijelaskan dalam QS. al- Baqarah: 152;

“karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya aku ingat (pula)

kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu

mengingkari (nikmat)-Ku” (Depag RI, 2002:23).

Perintah bersyukur bukan untuk kepentingan Allah SWT itu

sendiri, kerena Allah SWT bersifat Ghaniyyun „anil „alamin (tidak

Page 86: NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5698/1/SKRIPSI .pdf1 NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

86

memerlukan apa-apa dari alam semesta), tapi hal tersebut untuk

kepentingan manusia itu sendiri ( Ilyas, 2004:53).

Peserta didik diharapkan memiliki sikap bersyukur kepada Allah

SWT sebagai wujud dia berkhlak kepada Allah SWT, karena manfaat

bersyukur akan kembali pada mereka yang bersyukur. Adapun manfaat

bersyukur sebagiaman yang disampaiakan oleh Ahmad Yani (2007, 251-

252) ialah: dapat mensucikan jiwa sebab menjadikan orang dekat dan

terhindar dari sifat buruk, mendorong jiwa untuk beramal shaleh,

menjadikan orang lain ridha.

e. Cinta kepada Allah SWT

Cinta kepada Allah (Mahabbah) merupakan kesenangan kepada

Allah SWT yang diikuti dengan kesenangan mengikuti ajaran yang

bernilai baik sekaligus benar (Sholikhin, 2009:215). Cinta kepada Allah

SWT merupakan refleksi batiniah yang mengalir keseluruh tubuh dan

menjadi satu wujud gerak yang mengkonsentrasikan seluruh qalbu kepada

satu arah yang pasti, yaitu menundukkan dunia dengan amal (Toto,2001,

61).

Orang yang mencitai Allah SWT tentu dia akan selalu berusaha

melakukan segala sesuatu yang dicintai-Nya dan meninggalakan segala

sesuatu yang dibenci-Nya (Ilyas, 2004:27). Mencintai Allah SWT

memiliki beberapa syarat, yaitu: meninggalkan kehidupan dan keinginan

(hawa nafsu dunia), senantiasa bersama Allah Swt dalam segala urusan,

baik diwaktu sempit maupun lapang. Oleh karenanya orang yang telah

mencintai Allah SWT akan meninggalkan dunianya ( Sholikhin, 2009:

Page 87: NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5698/1/SKRIPSI .pdf1 NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

87

216-217). Pelajar diharapkan dapat mencintai Allah SWT, karena apa

yang ia cari sesungguhnya berasal dari Allah. Jika telah mencintai Allah

maka apa yang ia inginkan dapat dikabulkan oleh Allah SWT.

f. Tawadhu‟

Tawadhu‟ ialah rendah hati, lawan dari sombong atau takabbur.

Orang yang rendah hati dihadapan Allah SWT tidak memandang dirinya

lebik baik dari Allah SWT. Merendahka hati dan dirinya di hadapan Allah

SWT merupakan aktualisasi wujud penghambaan kepada Sang Pencipta

(Ilyas, 2004:123). Orang yang tawadhu‟ menyadari bahwa apa yang dia

miliki semua itu merupakan karunia Allah SWT, dengan kesadaran

tersebut orang tidak pantas sama sekali untuk menyombongkan dirinya

terhadap Allah SWT. Bertawadhu‟ tidak akan membuat derajatnya lebih

rendah, bahkan akan ditinggikan derajatnya di hadapan Allah SWT.

Sebagaimana Sabda Rasulullah Saw dalam sebuah hadist yang

diriwayatkan Dailimin;

.....)رواه الد لمي( الت وضع, لايزيد العبد إلاه رف عة , وت وا ضعوا ي ر ف عكم ا لله

“tawadhu‟, tidak akan ada yang bertambah bagi seorang hamba kecuali

ketinggian (derajat), oleh sebab itu tawadhu‟lah kamu, niscaya Allah aka

meninggikan (derajat)mu.”(HR. Dailimi) .

g. Menjaga Keimanan

Iman ialah membenarkan semua yang dibawa oleh Rasulullah dari

Allah SWT yang meliputi perkataan, perbuatan, bisa bertambah dan bisa

pula berkurang. Imam Nawawi (http://riwayatintelektual.com di akses

pada tgl 22 Maret 2019 pukul 12.10)menyampaikan iman merupakan

Page 88: NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5698/1/SKRIPSI .pdf1 NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

88

bukti cinta kepada Allah dan Rasul serta jihad dijalan-Nya dan orientasi

hidupnya mencari Ridha Allah SWT. Menjaga keimanan dapat dilakukan

dengan memperbanyak amalan, menjaga shalat, berpuasa dan lain

sebaginya. Menjaga keimanan sangat penting agar ibadah yang dilakukan

semata-mata hanya untuk kepada Allah SWT bukan hanya semata-mata

memenuhi kewajiabnnya (al Hilali, 2006:24). Habib Umar (2017:28)

menyampaikan contoh menjaga keimanan; “tidak akan goyah iman

seseorang walaupun banyak orang yang mencela dan meremehkan “.

Seperti yang disampaikan Habib Umar di atas, maka ketika orang

lain mencela atau menghina keimanan kita, keimanan kita jangan goyah.

Seorang muslim yang telah yakin beriman kepada Allah SWT diharapkan

dapat menjaga keimanannya atau mengistiqomahkan keimanannya,

sebagaimana yang disabdakan Nabi Muhammad Saw;

عنو قال ق لت ي رسول الله عن أب عمرووقيل أب عمرة سفيان بن عبدالله رضياللهرك.قال آمنت بلله ثه استقم.رواه مسلم. قل لي في الإسلام ق ولا لاأسنل عنو أحداغي

“Dari Abu Amr,(ada yang menyebutkan Abu Amrah Sufyan bin

Abdullah r.a) berkata:‟ wahai Rasululloh katakanlah kepadaku suatu

ungkapan tentang Islam yang tidak aku tanyakan kepada orang lai,

keculai hanya kepadamu‟, Rasululloh bersabda:‟ katakanlah “amantu

billahi” (aku beriman kepada Allah kemudian Istiqomahlah‟.” (HR.

Muslim) (Nawawi, 2016:24).

h. Wara‟

Wara‟ secara sederhana dapat diartikan meninggalkan perkara

haram dan syubhat. Dalam kamus al Munawwir (Munawwir, 1984:1657),

Page 89: NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5698/1/SKRIPSI .pdf1 NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

89

wara‟ brasal dari bahasa arab yaitu, wara‟a- yara‟u- wara‟an- yang

berarti menjauhkan diri dari dosa, maksiat dan perkara syubhat. Wara‟

merupakan sifat yang bergandengan dengan zuhud (Mahyuddin, 1990:

112). Sifat Wara‟ dalam nilai pendidikan akhlak ialah hal yang sama

dengan nilai pendidikan karakter yang dikembangkan di Indonesia yaitu,

nilai religius. Nilai religius ialah nilai yang terkandung dalam sikap dan

prilaku yang taat dan patuh kepada agama yang dianut.

Dalam kitab Ta‟lim al-Muta‟alim karya Syaikh Imam al-Zarnuji

(2007:80-81) mendefinisakan wara‟ ialah menjaga diri dari segala sesuatu

yang tidak berguna menurut agama, baik sesuatu itu mubah, makruh

maupun haram. oleh karena itu seorang pelajar harus menjaga dirinya dari

hal-hal yang dilarang oleh syari‟at dalam menuntut ilmu sesuai dengan

sikap religius yang dikembangkan di sekolah. Pelajar yang memiliki sikap

wara‟ maka ilmunya akan bermanfaat.

Habib Umar al-Hafidz menjelaskan dalam kitab Khuluquna (2017,

29) bahwa:

wara‟ ialah menjaga diri dari batas-batas yang telah diperintahkan

Allah Swt dan meninggalkan apa yang telah dilarang oleh Allah SWT.

Seorang pelajar yang memiliki sikap wara‟ maka sesungguhnya ia dapat

memberi manfaat pada yang lainnya. Ia tidak berlaku sombong dan

menjaga apa yang ia makan, menjaga barang yang dimilikinya dan selalu

mengingat kematian.

Dari hal diatas, Habib Umar mengharapkan santri atau peserta

didik dapat menjaga dirinya dari hal-hal yang meragukan, hal ini telah

diperintahkan dalam hadist yang di riwayat at Tirmidzi dari sahabat

Hasan bin Ali ra (dalam Riyadlush Shoihin, hadist no.593):

Page 90: NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5698/1/SKRIPSI .pdf1 NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

90

حفظت من رسو ل الله ص.م. :دع ما يري بك إلي مالا يري بك.

”saya hafal sesuatu sabda dari Rasululloh Saw :” tinggalkanlah

aoa-apa yag meragu-ragukan padamu untuk beralih kepada apa-apa

yang tidak meragu-ragukan padamu”. (An-Nawawi,tt:593). 2. Akhlak Kepada Sesama Manusia

a. Menyayangi dan Mencintai Sesama

Menyayangi dan mencintai sesama ialah sikap mengasihi kepada

sesama makhluk yang diciptakan oleh Allah SWT. Sikap menyayangi dan

mencintai kepada sesama akan tercipta sikap menghargai dan

menghormati. Islam telah menetapkan bahwa sesungguhnya orang

mukmin itu bersaudara. Mahyuddin (1990, 128) menuturkan bahwa jika

prilaku kita menyakiti saudaranya, berarti telah menyakiti diri kita sendiri.

Hal tersebut seperti yang disampaikan oleh Nabi Saw:

به لاي ب لن فسو ؤمن أحدكم حته ي لأ خيو ما ي

“tidak sempurna iman seseorang kamu, sehingga ia mencitai

saudaranya sebagaimana ia mencitai dirinya sendiri” (HR. Bukhori).

Dari hadist tersebut telah jelas bahwa sesama muslim iu bersaudara dan

hendaklah cinta-mencintai, berkasih-sayang, saling mengokohkan.

Sehingga, dengan sikap saling mencintai dan mengasihi kepada sesama

seorang pelajar akan lebih mudah dalam belajar dan tercipta lingkungan

yang nyaman, aman dan damai. Walaupun sikap saling mengasihi dan

mencintai tidak untuk seluruh manusia, hal tersebut untuk keamanan

Page 91: NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5698/1/SKRIPSI .pdf1 NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

91

dirinya sendiri. Sebagaimana Habib Umar (2017:30) menjelaskan dalam

kitab Khuluquna, Beliau menuturkan:

ب لأنفسنا نحب لكل عبد آمن بلله ما نح

Kta cinta kepada setiap-setiap hamba yang selamat dari siksa Allah dan

milikilah rasa mencintai kepada sesama

Permulaan akhlak pada sesama manusia yang pada umumnya

memiliki perasaan suka namun tidak semua manusia disukai, dengan

sikap mengasihi maka dapat memberi keamanan manusia di dunia dan

akhirat.

Makna mengasihi dan mencintai sesama menurut Habib Umar ialah

layaknya mencintai dirinya sendiri sehingga hal tersebut akan

memberikan kenyamanan dan keamanan pada kita ketika kita menuntut

ilmu. Selain mengasihi kepada sesama, Akhlak terhadap sesama juga

mengajarkan kepada pelajar untuk mengasihi seluruh makhluk ciptaan

Allah Swt yang ada di muka bumi (Firman, 2007:123).

b. Menghormati Sesama

Menghormati ialah sikap tidak memandang sebelah pada orang lain

walaupun orang tersebut memiliki perkara yang berbeda dari perkara yang

kita miliki. Menghormati tidak hanya diberikan kepada orang yang lebih

dewasa, melainkan sikap menghormati dapat diberikan kepada anak kecil.

Menghormati dapat diberikan kepada orang yang pantas menerimanya,

seperti menghormati orang yang lebih dewasa, orang-orang alim, orang-

orang yang utama akhlaknya (Ali Hasyim, 2002:88).

Page 92: NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5698/1/SKRIPSI .pdf1 NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

92

Menghormati kepada orang yang memiliki derajat lebih tinggi atau

dewasa menunjukkan bahwa setiap anggota masyarakat memiliki

keistimewaan akhlak terpuji, oleh karena itu Nabi Saw selalu berusaha

memperkuat makna itu dalam jiwa kaum muslimin, dan mengangkat

kaidah-kaidah masyarakat Islam yang di dalamnya sarat dengan aturan

akhlak. Sebagaimana yang dituturkan oleh Habib Umar (2017:30) bahwa

seorang pelajar harus memiliki sikap menghormati kepada orang yang

memiliki derajat lebih tinggi dan dewasa. Hal ini seperti dalam Hadsit

Nabi Saw:

ر نا ر نا وي ر حم صغي له كبي ليس منها من ل ي“bukanlah termasuk umatku mereka yang tidak menghargai

(memuliakan) yang lebih dewasa, dan tidak menyayangi yang lebih kecil”

(HR. Ahmad dan Thabrani).

c. Pemaaf kepada Sesama

Sikap pemaaf merupakan bagian dari akhlak yang luhur, yang

harus menyertai seorang muslim. Muhammad Ali Hasyim (2002:40)

menyampaikan bahwa sifat pemaaf merupakan sifat utama orang-orang

muhsin yang dekat dengan cinta dan keridaan Allah SWT. hal tersebut

seperti dalam Firman Allah Swt pada Qs. Ali-Imran: 134:

“(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu

lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan

Page 93: NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5698/1/SKRIPSI .pdf1 NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

93

mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang

berbuat kebajikan” (Depag RI, 2002:67 ).

Orang yang memberi maaf orang lain, maka Allah Swt akan

memuliakannya ( Mahyuddin, 199:111), sebagaimana dalam Hadist:

عبدا بعفو الاه عزا )رواه مسلم( مازا دالله

“tidaklah seseorang memaafkan melainkan Allah tambah

kemuliannya” (HR. Muslim).

Habib Umar (2017:30) menyampaikan bahwa beliau sendiri dan

umumnya peserta didik dapat memiliki sikap pemaaf kepada sesama.

Sikap pemaaf pada sesama akan memberikan kesuksesan dalam

menuntut ilmu, karena setiap manusia tidak luput dari kesalahan dan

kekhilafan. Sifat pemaaf ialah salah satu dari manifestasi ketaqwaan

kepada Allah Swt (Ilyas, 2004:141).

d. Menahan Amarah

Sikap pemarah dalam tuntunan agama Islam akan dapat

menghilangkan pertimbangan yang benar (Mahyuddin, 1990:122).

Pemarah yaitu tersinggung perasaan tidak senang hati bila ditimpa suatu

masalah yang tidak diinginkan. Orang yang telah marah maka akan rentan

melukai orang lain, dan tidak sedikit pula orang yang marah dapat

membunuh orang lain (Adh Dhabi‟i, 2012:162). Menahan amarah dapat

menghindari prilaku untuk melukai orang lain dan jika ingin marah, maka

marahlah karena Allah Swt misalnya marahnya kita ketika agama kita

dihina. Habib Umar (2017:31) menyampaikan: “tidak memiliki perasaan

Page 94: NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5698/1/SKRIPSI .pdf1 NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

94

marah, karena marah merupakan kekuasaan Allah, dan memiliki rasa rela

atau ridho karena Allah SWT”.

Orang yang marah ia tidak akan mampu berfikir jernih dan tidak

dapat berlaku adil dalam tindakannya (Abdulloh, 2005:161). Dengan

demikian, sikap menahan marah merupakan salah satu hal yang harus

dimiliki pelajar agar ia dapat memperoleh ilmu yang diharapkan

sebagaimana yang diimpikan. Selain hal tersebut Allah SWT telah

memerintahkan kita untuk menahan amarah, sebagaimana dalam firmanya

pada QS. Ali-Imran: 134;

....... .......

“........Dan menahan amarahnya .....”

e. Ikhlas

Al-Ghazali rahimahullah berkata:” seorang manusia itu dalam

kerugian, kecuali orang yang berilmu, orang berilmu juga rugi kecuali ia

beramal, orang beramal juga rugi, kecuali ia ikhlas ( Mahyudin 1990:

170). Abu Faris ( 2005:16) mengemukakan bahwa ikhlas sucinya niat,

bersihnya hati dari syirik dan riya serta hanya menginginkan ridha Allah

semata dalam segala kepercayaan, perkataan dan perbuatan. Orang yang

memiliki sikap ikhlas senantiasa membersihkan dirinya dari syahwat

pujian, sanjungan, riya serta mensucikan dirinya dari syahwat mengejar

dunia yang akan membuatnya binasa di dunia dan akhirat (Abu Faris,

2005:17). Orang yang melakukan amal kebaikan tidak sempurna jika

tidak diiringi dengan ikhlas. Karena amal merupakan wadahnya

Page 95: NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5698/1/SKRIPSI .pdf1 NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

95

sedangkan isinya ialah ikhlas. Seperti yang disampaikan oleh Syaikh

Mustofa al-Ghalayaini (1913:12);

العمل جسم روحو ا لإخلاص

Amal itu jasmani, sedangkan ruhnya itu ikhlas

Abu Bakar al-Farisi (2016:174) menyatakan bahwa ikhlas berarti

menghadapkan semua amal perbuatan hanya kepada Allah, bukan kepada

malaikat, seorang raja, pohon atau benda lainnya. Perintah dalam agama

dalam hal ikhlas sudah jelas bahwa beribadah semata-mata untuk Allah,

sebagaimana firman Allah dalam QS. al-Bayyinah: 5;

“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan

memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang

lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan

yang demikian Itulah agama yang lurus” (Depag RI, 2002:598).

Pelajar harus memiliki sikap ikhlas dalam menuntut ilmu. Karena

dengan ikhlas apa yang akan diperoleh tercapai. Ikhlas tidak hanya dalam

niat menuntut ilmu saja, namun ikhlas dalam menolong orang lain dan

berbuat kebaikan. Sebagaimana Habib Umar (2017:31) menyebutkan

dalam kitab Khuluquna sebagai berikut:

.ولا يمنعنا اعتداؤ ىم علينا من الإخلاص في النصح لهم, واسداء الإحسان إليهم

Page 96: NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5698/1/SKRIPSI .pdf1 NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

96

Dan tidak menecegah perbuatan baik orang lain agar bermanfaat

kepada kita semua dari keikhlasan dalam berturur baik kepadanya dan

memberi manfaat kepada orang banyak

Dengan demikian, pelajar yang ikhlas dalam kebaikan untuk

sesama maka akan mendatangkan kemanfaatan daripada pelajar yang

melakukan keikhlasan untuk dirinya sendiri.

f. Jujur

Jujur sama artinya dengan benar, dan merupakan salah satu dari

sifat Rasulullh Saw. Orang yang jujur ialah orang yang pemikirannya

bertolak dan berlandaskan kebenaran itu sendiri, sehingga tidak ada lagi

prilaku yang bertentangan dengan kebenaran itu ( Mahyuddin, 1990:

121). Toto Tasmara (2001:190) menyatakan jujur ialah komponen ruhani

yang memantulkan berbagai sikap terpuji, berani menyatakan sikap secara

transparan, terbebas dari segala kepalsuan dan penipuan yang bersumber

dari hati.

Kejujuran merupakan puncak segala keutamaan dan asas

kemuliaan yang menghiasi setiap muslim dalam segala ucapan dan

amalan (Ali Hasyimi, 2002:11). Dalam sejarah Rasulullah Saw, beliau

seorang yang jujur dan tidak berbohong sekalipun dengan orang kafir dan

mendapat gelar al-amin (Fuad, 2005:5). Jujur merupakan sifat yang

tidak pernah terpisahkan dari setiap Nabi, setiap kali Allah SWT memuji

salah seorang Nabi-Nya dalam Kitab-Nya, Allah SWT mensifatkan

Page 97: NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5698/1/SKRIPSI .pdf1 NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

97

sebagai orang yang jujur (Khalid, 2007:95). Sebagaimana Firman Allah

SWT dalam Qs. Maryam: 41;

“Ceritakanlah (hai Muhammad) kisah Ibrahim di dalam Al kitab (Al

Quran) ini. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan

lagi seorang Nabi” (Depag RI, 2002: 308).

Sebagaimana yang dijelaskan diatas, seorang pelajar harus

memiliki sifat jujur, baik jujur pada diri sendiri, jujur pada orang lain

maupun jujur kepada Allah SWT. Pelajar yang jujur akan memberikan

manfaat pada dirinya sendiri. Menuntut ilmu merupakan ibadah yang

diwajibkan untuk umat muslim, maka jika ingin mendapatkan ilmu yang

di Ridhai Allah, berlakulah jujur. Habib Umar (2017:32) menuturkan;

,خلاصالله بلصدق والإ إلى ندعو العباد

Kita mengajak untuk beribadah kepada Alah dengan jujur dan

ikhlas

Bahwasanya seorang pelajar harus jujur karena Allah SWT memiliki sifat

belas kasihan dan lemah lembut. Pelajar dalam menempuh pendidikan

harus berlaku jujur dan tidak curang, agar apa yang ia inginkan mendapat

Ridha Allah dan juga guru.

g. Bershadaqaoh

Bershadaqah ialah memberikan sebagian harta kita kepada orang

yang membutuhkan. Bershadaqah tidak hanya berbentuk materil, namun

dalam bentuk non-materil pula, asalkan diniatkan kepada Allah SWT.

Page 98: NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5698/1/SKRIPSI .pdf1 NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

98

Bershadaqah dapat membantu orang lain dan tercipta kerukunan dan

persatuan (Adh Dhaba‟i, 2012:89). Sebagaimana dalam QS. al-Baqarah:

267;

“Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian

dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami

keluarkan dari bumi untuk kamu. dan janganlah kamu memilih yang

buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, Padahal kamu sendiri

tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata

terhadapnya. dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha

Terpuji” (Depag RI, 2002:45).

Seorang pelajar yang sedang menuntut ilmu diharapkan dapat

bershadaqah kepada sesama penuntut ilmu, walaupun shadaqah yang

dikeluarkan sedikit. Sebagaimana penuturan Habib Umar (2017:33)

dalam kitab Khuluquna;

نتصدق كله يوم با تيسر وإن قله

Kita Bershadaqah setiap harinya dengan barang yang mudah

walaupun sedikit

Shadaqah yang diberikan dapat berupa meminjamkan buku catatan,

menebar senyum, salam dan lain sebagainya.

Page 99: NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5698/1/SKRIPSI .pdf1 NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

99

h. Musyawarah

Musyawarah ialah sikap mau berdiskusi kepada orang lain untuk

mengambil suatu keputusan dan mencapai kemufakatan. Berdiskusi

merupakan cara berfikir, bersikap dan bertindak berdasarkan dengan

memandang hak dan kewajiban antara diri dan orang lain sama

(Darmiyati, 2014:43). Musyawarah sangat diperlukan oleh seorang

pelajar, sebab dengan musyawarah seorang pelajar akan mendapatkan

keputusan terbaik dan tidak menyesal dalam mengambil keputusan yang

diambil sendiri.

Menurut Habib Umar (2015:97) terdapat 3 kelompok orang yang

bermusyawarah. Pertama, orang yang sempurna ialah orang yang

memiliki pendapat benar dan mau bermusyawarah,kedua, orang yang

setengah sempurnna ialah orang yang memiliki pendapat benar namun

tidak mau bermusyawarah, ketiga, orang yang tidak sempurna ialah orang

yang tidak mempunyai pendapat benar tetapi tidak mau bermusyawarah.

Allah Swt memerintahkan manusia untuk bermusyawarah , sebagaimana

dalam QS. Ali-Imran: 159;

.....

“dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu” (Depag RI,

2002:71).

Habib Umar (2017,33) menyampaikan;

سبيل الحقه بل نتناقش قصده ونتباحث,ونترك مجادلة من لا يكون قصده الا ىتداء إلىمهما كانتسلهط عليو ىواه فلا يريد إلا أن ينتصرلراية

Page 100: NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5698/1/SKRIPSI .pdf1 NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

100

Kita semangat berdiskusi dan kita tinggalkan perdebatan dengan orang

yang tidak ada tujuan dan petunjuk ke jalan yan benar tetapi ia

menguasai hawa nafsunya dan tidak berharap untuk menang di manapun

berada.

Menurut Mas Udik Abdulloh (2005:234) agar bermusyawarah

dapat berjalan lancar maka perlu memperhatikan hal-hal yaitu: bersikap

lemah lembut, pemaaf dan mintalah ampun kepada Allah Swt.

Dengan demikian, pelajar dapat menemukan keputusan terbaik dan

kemaslahatan bersama dengan jalan bermusyawarah dan meninggalkan

perdebatan yang tidak jelas kebenarannya karena akan merugikan diri kita

sendiri. Perdebatan yang harus ditinggalkan misalnya tentang

permasalahan syari‟at, karena permasalahan syari‟at harus dikembalikan

kepada al-Qur‟an dan Hadist Rasulullah Saw (Tim DPPAI, 2013: 31).

i. Memberi Pendidikan Akhlak

Memberi pendidikan akhlak merupakan tugas pokok dari oran tua,

baik di rumah maupun orang tua di sekolah. Namun, tidak menutup

kemungkinan teman sebaya atau sesama penuntut ilmu untuk memberikan

pendidikan akhlak (amar ma‟ruf nahi mungkar). Habib Umar menuturkan

dalam bukunya Mendidik Anak dengan Benar (2015:24) bahwa

pendidikan berkaitan dengan inti dari tujuan diciptakan manusia dan

hikmah diwujudkannya manuisa di alam semesta, yaitu hanya beribadah

kepada Allah SWT. Beribadah kepada Allah SWT maka dengan jalan

menuntut ilmu agar mengetahui amalan-amalan baik yang sesuai dengan

tuntunan syari‟at.

Page 101: NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5698/1/SKRIPSI .pdf1 NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

101

Pendidikan akhlak merupakan hal yang penting dan telah

diperhatikan dalam agama Islam sejak lama. Memberi pendidikan akhlak

tidak hanya pada pelajar, namun kepada keluarga sesuai dengan

pendidikan akhlak di dalam al-Qur‟an, sebagaimana yang dituturkan

Habib Umar dalam kitab Khuluquna (2017:38);

علي وفق منهج التربية القرآنية والنبوية بنائنا وبناتنا وأزواجنا وأىلينانهتم بتر بية أ

Kita memperhatikan tentang pendidikan kepada putra putri, istri-

istri dan keluarga kita sesuai dengan pendidikan di dalam al-Qur‟an dan

Hadist-Hadist Nabi.

Dengan demikian, sikap memberi pendidikan akhlak tidak hanya

dilakukan oleh guru dan ustadz, namun sesama teman pula. Pelajar tidak

luput dari kegiatannya dengan ilmu pengetahuan, maka perlu kiranya

untuk memberikan pendidikan akhlak sesuai dengan al-Qur‟an dan

Sunnah.

j. Tidak Menghina kepada Sesama

Semua orang muslim ialah bersaudara, ibarat bangunan dimana

satu sama lain saling mengokohkan, saling menunjang. Maka sebab itu

kita tidak boleh menghina, mencela dan mengolok-olok. Menghina ialah

mengolok-olok apa yang menjadi kekurangan dari orang lain dimana

orang lain tidak menyukainya (Mahyuddin, 1990: 24).

Habib Umar (2017: 39) dalam kitab Khulquna memberikan contoh

bahwa beliau tidak menghina kepada makhluk Allah SWT, seperti dalam

Hadist yang dipaparkan beliau;

Page 102: NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5698/1/SKRIPSI .pdf1 NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

102

)رواه مسلم( وبحسب امرئ من الشر أن يقر أخاه المسلم

“Cukuplah seseorang berbuat keburukan jika dia merendahkan

saudaranya sesama muslim.” (HR. Muslim ((1986/4)(2564)).

Tidak menghina kepada sesama akan menciptakan kasih sayang,

persaudaraa, saling memahami serta saling membantu, hal tersebut

merupakan cinta yang hakiki yang dapat melahirkan keistimewaan dalam

persaudaraan (al-Ushfuri, 2016:9). Pelajar sangat perlu memiliki sifat

untuk tidak menghina sesama pelajar, karena barang siapa menghina atau

tidak mengasihi sesamanya maka ia tidak akan dikasihani, sebagaimana

dalam Hadist;

أخرج أحمد والبخاري ومسلم عن جرير البحلي قال: قال رسو ل الله ص.م.: من لا ي رحم لا ي رحم

“Diriwayatkan oleh Ahmad, al-Bukhori dan Muslim dari Jarir al-

Bajali, ia berkata :”Rasululloh Saw bersabda:‟barangsiapa yang tidak

mengasihi, maka ia tidak akan dikasihani‟” (as-Suyuthi, 2009:346).

3. Ahklak Kepada Diri Sendiri

a. Memperbaiki Diri Sendiri

Sesungguhnya yang dituntut dari setiap muslim ialah hendaknya ia

meneliti dirinya dalam apa saja yang akan keluar dari dirinya, baik

perkataan maupun perbuatan (Abu Faris, 2005:38). Memperbaiki diri

(instropeksi diri) ialah mengoreksi diri sendiri dari apa yang diucapkan

atau diperbuatan apakah telah sesuai denga syari‟at atau tidak, jika telah

sesuai dengan syari‟at maka teruskanlah, jika tidak sesuai maka hentikan.

Memperbaiki diri sendiri dapat membebaskan diri dari sifat sombong dan

Page 103: NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5698/1/SKRIPSI .pdf1 NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

103

terhindar dari dosa. Menurut Firman R. Mazayasyah (2007:7) menuturkan

bahwa cara memperbaiki agar terhindar dari dosa ialah:

1) Belajar tidak melakukan sebuah tindakan yang dapat

menjerumuskan ke dosa di hadapan Allah SWT

2) Belajar jujur dengan diri sendiri dan kepada Allah SWT, jika

telah melakukan dosa maka segeralah bertaubat

3) Belajar untuk tidak sombong atau mengaku-ngaku tidak

terhindar dari perbuatan dosa.

Habib Umar (2017, 40) menyampaikan dalam kitab Khuluquna;

..... أنفسناونزكيها ونطهرىاولانأمنهانرب

Kita memperbaiki diri sendiri dan mensucikan jiwa dan tidak

menunda untuk melakukannya

Dengan demikian perlu kiranya pelajar memiliki sifat instropeksi

diri agar ia mau belajar dan menahan diri dari sifat sombong.

b. Menahan Hawa Nafsu

Menurut Ibnu Qayyim al-Jauziyyah, Ibnu Rajab al-Hambali dan

Imam al-Ghazali (2005:79) nafsu ialah faktor yang menghalangi hati

untuk sampai kepada Allah SWT. Sifat nafsu lebih menyeru untuk

durhaka dan mendahulukan kehidupan dunia. Sedangkan Allah SWT

memerintahkan manusia untuk menahan atau bahkan memerangi hawa

nafsunya. Menahan hawa nafsu dapat dikendalikan dengan kesabaran

(Yunahar,2004:135). Menahan hawa nafsu ialah menahan segala hal yang

Page 104: NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5698/1/SKRIPSI .pdf1 NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

104

membuat hati condong untuk berbuat kemaksiatan atau lebih

mementingkan keinginan di dunia dan melupakan Allah SWT (Abdulloh,

2005:171), sebagaimana firman Allah SWT dalam Qs. Yusuf: 53;

“dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena

Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu

yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha

Pengampun lagi Maha Penyanyang”.(Depag RI, 2002:242).

Oleh karena pelajar harus dapat mengendalikan hawa nafsuya agar

ia mejadi orang yang cerdas ( Abdulloh, 2005:171). Nafsu dari segi sisi

sifatya terbagi menjadi 3:

1) Nafsu Muthma‟innah ialah nafsu yang tenang dan tentram

dengan dzikrulloh, tunduk kepada Allah SWT, rindu kepada

Allah serta lunak kala dekat kepada Allah SWT.

2) Nafsu Lawwamah ialah nafsu yang selalu berubah-ubah

keadaan, sering berbalik, kadang ingat dan terkadang lupa.

3) Nafsu ammarah bis-su‟ ialah nafsu yang tercela, dimana nafsu

ini selalu mengajak kepada keburukan (al-Jauziyyah, al-

Hambali, al-Ghazli, 2005:81-85)

Menurut Mas Udik Abdulloh (2005:171-179) cara yang

dapat membantu menundukkan hawa nafsu: berpegang teguh

pada kebenaran, mendirikan shalat dan puasa. Menahan hawa

nafsu tidak hanya mencegah condongnya hati dari kehidupan

dunia, namun dengan mengurangi makan dan minum.

Sebagaimana disampaikan Habib Umar (2017:40) dalam kitab

Khuluquna;

Page 105: NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5698/1/SKRIPSI .pdf1 NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

105

ل والشرب, لا نكثر المناملانسرف في الأك

Kita tidak berlebihan dalam makan dan minum, kita tidak banyak

tidur

Dengan demikian perlu kiranya, pelajar dapat menahan nafsunya

walaupun hanya dengan mengurangi makan dan minum, hal tersebut

dapat menjadi jalan keprihatinannya dalam mencari ilmu, sehingga apa

yang dicita-citakan dapat tercapai. Hawa nafsu yang tidak dapat ditahan

walaupun hanya satu nafsu lebih jelek daripada syaitan yang berjumlah

70, sebagaimana dalam sya‟ir yang disampaikan Habib Umar (2017:40);

فس لا تأ من غوائلهاتعرهف الن

فالنفس أخبث من سبعين شيطانا

Mengenallah kalian kepada nafsu,maka tidak selamat karena

disesatkan nafsu, nafsu itu lebih jelek dari pada 70 syaitan. c. Dapat Memberi Manfaat pada Orang Lain

Dapat memberi kemanfaatan pada orang lain ialah dapat

memberikan kebahagiaan atau kesenangan kepada orang lain walaupun

hal tersebut kecil. Memberi kemanfaatan kepada orang lain dapat berupa

menolong, memberi nasihat dan saling mengingatkan. Memberi

kemanfaatan pada orang lain akan diberikan imbalan kepada Allah SWT

berupa pahala, sebagaimana firman Allah dalam Qs. An-Nisa‟: 85;

Page 106: NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5698/1/SKRIPSI .pdf1 NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

106

“Barangsiapa yang memberikan syafa'at yang baik, niscaya ia akan

memperoleh bahagian (pahala) dari padanya. dan Barangsiapa memberi

syafa'at yang buruk, niscaya ia akan memikul bahagian (dosa) dari

padanya. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu (Depag RI, 2002:91).

Pelajar tidak menutup kemungkinan untuk memberikan

pertolongan kepada sesama, selain akan bermanfaat pada dirinya sendiri,

hal tersebut juga akan memberikan kelapangan dan kesenangan kepada

orang lain (al-Hulabi, 2015:81). Hal ini berkaitan dengan yang

disampaikan Habib Umar dalam kitab Khuluquna (2017: 41);

جارب من كل ما يمره بنا في حياتنانستفيد ونلتقط العب ر والعظات والت

Kita berusaha mencari kemanfaatan dan kita bangun keteladanan,

pengingat, melatih dari setiap perkara yang dilakukan di kehidupan kita.

d. Bersungguh-Sungguh

Bersungguh-sungguh ialah berusaha dengan sekuat-kuatnya,

dengan segenap hati dan sepenuh minat (http./id.im.wiktionary.org).

bersungguh-sungguh dalam hal kebaikan akan mendatangkan hasil yang

memuaskan, namun jika berusaha dengan keraguan dan setengah-

setengah dalam melangkah akan mengakibatkan hasil yang diperoleh

tidak maksimal, begitu juga dalam hal belajar (Abdulloh, 2005:67).

Sebagaimana yang di Firman Allah SWT dalam Qs. Al-Insyiqaq: 6;

Page 107: NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5698/1/SKRIPSI .pdf1 NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

107

“ Hai manusia, Sesungguhnya kamu telah bekerja dengan sungguh-

sungguh menuju Tuhanmu, Maka pasti kamu akan menemui-Nya” (Depag

RI, 2002:589).

Akhlak bersungguh-sungguh sangat penting dimiliki oleh seorang

pelajar. Karena dengan sungguh-sugguh ilmu yang didapatkan akan

sesuai dengan apa yang dicitakan. Mencari ilmu tidak boleh menyerah

walaupun memiliki keterbatasan materil dan cobaan. Sebagaimana

disampaikan Habib Umar (2017:41) dalam kitab Khuluquna;

لانين س ولا نتبرم بفقر أو شدة أو ابتلا ء أو ىزيمة

Jangan berputus asa dan terpaksa dikarenakan fakir atau

kesusahan atau karena cobaan atau karena diasingkan

Usaha yang maksimal merupakan karakter yang harus dimiliki

seorang penuntut ilmu, karena hal itu termasuk sifat yang pantang

menyerah terhadap sesuatu. Dengan kesungguhan dan kesabaran maka

hasil yang akan dicapai bersifat maksimal (Nurtadho, 2016:79).

e. Mendalami Ilmu Pengetahuan

Mendalami ilmu pengetahuan merupakan aktifitas untuk mencari,

mengkaji, menganalisis dan mengaktualisasikanya. Mendalami ilmu

pengetahuan dapat memberikan kemanfaatan yang banyak bagi pelajar.

Ketika waktu luang, maka gunakanlah untuk mendalami ilmu

pengetahuan. Selain itu, menertibkan ilmu pengetahuan yang telah

didapatkan agar dapat disimpan dan diamalkan sesuai dengan kebutuhan

masing-masing, sebagaimana disampaikan Habib Umar (2017:41) dalam

kitab Khuluquna;

Page 108: NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5698/1/SKRIPSI .pdf1 NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

108

م ك ل منها مصارف دخلو ليضمن صرفها في المكان المناسب ويصرفو يرتب وينظ فيما ىوأولي

Tertiblah kita dan urutkan pada setiap perkara dari pelajaran ini

(mua‟lif) dari tempat perjalanan yang masuk dari sebuah keterangan

agar dapat disimpan dan disesuaikan pada tempatnya dan sebagai jalan

untuk mengamalkan penjelasan tersebut dengan penjelasan yang baik

sesuai dengan bidang masing-masing.

Ilmu pengetahuan lebih dahulu diperlukan sebelum beramal, sebab

perbuatan dan perkataan tidak dapat menjadi acuan tanpa adanya ilmu

(Ath-Thahhan, 2000:89). Maka dari itu, akhlak untuk diri sendiri dengan

mendalami ilmu pengetahuan sangat diperlukan oleh pelajar, karena

pelajar tidak dapat dipisahkan dengan ilmu pengetahuan. Dengan

mendalami ilmu pengetahuan, pelajar dapat memahaminya dan

mengaktualisasikan ilmu nya agar dapat bermanfaat di lingkungan ia

tinggal.

Nilai-nilai pendidikan akhlak di atas dapat dirumuskan dalam

tabel sebagai berikut:

No Nilai Akhlak Keterangan

1. Bertaqwa kepada

Allah SWT

Sikap senantiasa untuk mematuhi perintah dan

meninggalkan larangan Allah SWT dalam

melakukan aktifitas sehari-hari agar

mendapatkan Ridha Allah SWT

Page 109: NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5698/1/SKRIPSI .pdf1 NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

109

2. Istiqomah Sikap selalu teguh pendirian dan konsekuen

dalam menjalankan kebenaran dan kebaikan,

misalnya istiqomah dalam belajar maka apa

yang menjadi tujuan akan tercapai

3. Shalat Berjama‟ah Sikap selalu melakukan shalat berjama‟ah

agar terlatih sikap kedisiplinan dan dapat

menciptakan kerukunan antar sesama. Dengan

shalat berjama‟ah selain mendekatkan diri

kepada Allah kita dapat bersilaturohim kepada

sesama muslim

4. Bersyukur Sikap senantiasa memuji kepada yang telah

berbuat baik atas apa yang dilakukan

kepadanya dan mempergunakan nikmat yang

diberikan Allah untuk kebajikan

5. Cinta Kepada Allah Sikap selalu mencinta atau menyenangi Allah

SWT yang diikuti dengan mengikuti ajaran

yang bernilai baik sekaligus benar sehingga

dalam hidupnya senantiasa dalam Ridha Allah

SWT

6. Tawadhu‟ Sikap senantiasa merendahakn hati dan tidak

berlaku sombong atau takabbur baik

dihadapan manusia maupun di hadapan Allah

Page 110: NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5698/1/SKRIPSI .pdf1 NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

110

SWT. dengan sikap tawadhu‟ pelajar dapat

memperoleh ilmu yang diharapkan

7. Menjaga Keimanan Sikap senantiasa meneguhkan keimanan

walaupun banyak orang yang mencela dan

meremehkan

8. Wara‟ Sikap selalu menjaga diri dari segala sesuatu

yang tidak berguna menurut agama , baik hal

tersebut mubah, makruh maupun haram.

9. Menyayangi dan

mencintai sesama

Sikap selalu mengasihi dan mencintai sesama

manusia dan makhluk yag telah diciptakan

Allah SWT agar tercipta kedamaian di muka

bumi.

10. Menghormati sesama Sikap senantiasa tidak memandang sebelah

pada orang lain walaupun orang tersebut

memiliki perbedaan dari kita

11. Menahan Amarah Sikap selalu menahan amarah karea amarah

dapat menghilangkan jernihnya berfikir dan

tidak berlaku adil dapam tindakan

12. Ikhlas Sikap selalu mensucikan niat, bersihnya hati

serta hanya menginginkan ridha Allah SWT

13. Jujur Sikap senantiasa pemikirannya bertolak dan

Page 111: NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5698/1/SKRIPSI .pdf1 NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

111

berlandaskan kebenaran itu sendiri, sehingga

tidak ada lagi prilaku yang bertentangan

dengan kebenaran

14. Bershadaqah Sikap senantiasa memberikan sebagian harta

kita setiap harinya baik berupa materi maupun

non materi walaupun diberikan hanya sedikit

15. Musyawarah Sikap mau berdiskusi kepada orang lain untuk

mengambil keputusan dan mencapai

kemufakatan demi kemaslahatan bersama

16. Memberi pendidikan

Akhlak

Sikap senantiasa mau memberikan pendidikan

akhlak atau mengingatkan kepada orang lain

tentang kebaikan

17. Tidak Menghina Sikap selalu tidak mengolok-olok, mencela,

menghina sesama muslim, karena sesama

muslim merupakan saudara

18. Instropeksi Diri Sikap senantiasa meneliti dirinya dalam apa

saja yang akan keluar dari dirinya, baik

perkataan maupun perbuatan

19. Menahan Hawa Nafsu Sikap senantiasa mengendalikan hawa nafsu

atau segala yang membuat hati condong untuk

Page 112: NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5698/1/SKRIPSI .pdf1 NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

112

berbuat kemaksiatan dan lebih mementingkan

keinginan dunia dan melupakan Allah SWT

20. Dapat Memberi

Manfaat pada Orang

Lain

Sikap selalu memberikan faedah atau manfaat

pada orang lain walaupun hal tersebut bersifat

kecil

21. Bersungguh-sungguh Sikap senantiasa berusaha dengan sekuat-

kuatnya, dengan segenap hati dan sepenuh

minat sehingga apa yag diharapkan dapat

tercapai dengan maksimal

22. Mendalami Ilmu

Pengetahuan

Sikap selalu menggunakan waktu baik luang

maupun sempit untuk mendalami ilmu

pengetahuan dan mengaktualisasikannya.

C. Relevansi Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak pada Kitab Khuluquna bagi Dunia

Pendidikan Islam Saat Ini

Kitab Khuluquna merupakan salah satu kitab tentang akhlak karangan

Habib Umar yang menjelaskan tentang pendidikan akhlak di era modern ini.

Khuluquna merupakan salah satu dari beberapa kitab kuning yang banyak

dipelajari di pesantren dan madrasah. Khuluquna merupakan kitab akhlak selain

dari Taisirul Kholaq, Nashihul Ibad, aba‟ lil abna‟ yang ditulis oleh ulama di

abad ini. Pelajaran akhlak di pesantren merupakan pembelajaran agama yang

penting untuk diberikan kepada santri (Muslim Abdul Rohman, 1997:53).

Page 113: NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5698/1/SKRIPSI .pdf1 NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

113

Kitab ini ditulis dengan kebutuhan untuk memberikan pendidikan yang

berkaitan akhlak. Melihat akhlak di era saat ini telah banyak dikesampingkan dan

tidak perlu untuk dipelajari di sekolah maupun madrasah. Karena sebagian besar

lembaga pendidikan lebih menitik beratkan pada pendidikan kognitif. Banyak

terjadi kemerosotan akhlak seperti KKN, tawuran pelajar,dll yang disebabkan

melemahnya pendidikan dan ethical-control dari praktek masyarakat pada tingkat

bawah hingga masyarakat elit ( Gani, 2015:128).

Habib Umar menjelaskan bahwa manusia khususnya peserta didik harus

memiliki keimanan sebagai akar dari pendidikan seperti yang dijelaskan dalam

QS. Lukman: 13;

Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi

pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah,

Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang

besar"

Wasiat tersebut merupakan nasihat untuk mempersiapkan peserta didik dalam

kehidupan bermasyarakat. Memberikan keimanan pada peserta didik akan

mempermudah anak dalam memberikan pendidikan akhlak. Habib Umar

menuturka bahwa Pendidikan akhlak dapat memberikan kemuliaan di dunia dan

akhirat. Orang yang melakukan kebaikan harus disertai dengan ilmu yang

bermafaat untuk dirinya dan orang lain. Ilmu yang diamalkan membutuhkan tata

cara/ adab menurut amalanya, jika ilmunya tidak sesuai maka Allah SWT tidak

menerima amalnya.

Page 114: NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5698/1/SKRIPSI .pdf1 NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

114

Selain menjelaskan tentang pendidikan akhlak harus disertai dengan

keimanan dan Ilmu, Habib Umar juga menjelaskan nilai-nilai akhlak yang harus

dimiliki oleh seorang pelajar, misalnya mendekatkan diri kepada Allah, Istiqomah

dalam beribadah dan kebaikan, menyayangi dan mengasihi sesama, jujur dan

ikhlas kepada Allah maupun sesama manusia, menahan hawa nafsu, mudah

memaafkan kesalahan orang lain dan lain sebagainya. Dengan sikap demikian itu,

besar kemungkinan seorang pelajar dapat mencapai kesuksesan dalam dunia dan

akhirat. Nilai-nilai dalam pendidikan akhlak dalam kitab Khuluquna diharapkan

dapat menjadi acuan untuk santri atau peserta didik, sehingga kemerosotan akhlak

dapat dicegah. Setiap muslim diharuskan memilik akhlak yang baik, agar dapat

memberi manfaat atau tauladhan kepada orang lain, sebagaiman Nabi Saw yang

diutus oleh Allah SWT dengan tujuan untuk menyempurnakan akhlak manusia.

Melihat kondisi saat ini, dimana kemajuan dan perkembangan teknologi,

informatika dan ilmu pengetahuan yang semakin menjamur, bila tidak disikapi

dengan akhlak baik akan mengakibatkan dampak negatif yang besar daripada

dampak positifya. Banyak berbagai modus kriminal yang terjadi di masyarakat

yang dilakukan melalui kemajuan teknologi dan informatika. Akhlak menjadi

ukuran tinggi rendahya derajat seseorang. Sekalipun orang dapat pintar setinggi

lagit, tetapi jika melanggar norma agama atau peraturan pemerintah, maka tidak

dapat dikatakan seorang yang mulia. Akhlak tidak hanya menentukan tinggi

derajat seseorang, melainkan juga masyarakat. Masyarakat terhormat adalah

masyarakat yang terdiri dari orang-orang yang berbudi pekerti baik (Hestu

Nugrowo,2018:66)

Page 115: NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5698/1/SKRIPSI .pdf1 NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

115

Selain masalah-masalah kriminal juga mengakibatkan problem digradasi

etika dan moral. Misalnya KKN yang merajalela, tawuran pelajar, tidak

menghormati terhadap sesama, meremehkan orang lain, lebih menyukai bermain

daripada belajar. Masalah-masalah tersebut merupaka permasalahan yang paling

mendasar dalam permasalahan pendidikan. Akhlak merupakan hal yang paling

penting dan menjadi barometer keimanan (Ibrahim, 2017:54). Ibrahim Bafadhol

(2017:55) mengatakan kembali, Bahkan Rasululloh Saw menegaskan bahwa

tujuan diutusnya beliau tidak lain untuk menyempurakan akhlak. Rasululloh Saw

menginformasikan bahwa tidak ada sesuatu yang lebih berat pada mizan seorang

hamba pada hari kiamat kelak selain dari akhlak yang baik. Sebagaimana dalam

hadist;

ا بعث م الأخلاق ت لأتم مكار إنه

“Sesungguhnya aku (Rasululloh saw) diutus untuk menyempurnakan akhlak yang

benar (HR. Ahmad)

Pentingnya pendidikan akhlak yang harus dimiliki manusia, khususnya

memberikan pendidikan akhlak kepada anak sebagai generasi muslim penerus

para Nabi. Peserta didik merupakan manusia yang diberikan Allah sebuah

anugrah agar dapat membedakan kebaikan dan kejahatan (an-Nahli, 1995: 41).

Dengan diberikan anugrah tersebut, manusia mampu memilih jalan pada kebaikan

atau kebahagiaan dan Allah SWT telah jelas menyebutkan bahwa dalam

hidupnya, manusia harus mampu mensucikan, mengembangkan dan meninggikan

diri agar terangkat dalam keutamaan, sebagaimana firman Allah dalam QS. As-

Syam: 7-10;

Page 116: NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5698/1/SKRIPSI .pdf1 NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

116

“Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), Maka Allah mengilhamkan

kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya.Sesungguhnya beruntunglah

orang yang mensucikan jiwa itu, dan Sesungguhnya merugilah orang yang

mengotorinya.

Berkaitan hal tersebut, Habib Umar (2017:40) menyampaikan bahwa manusia

mampu memperbaiki diri dengan menahan hawa nafsuya. Karena hawa nafsu

dapat membawa kekufuran.

Memberikan pendidikan akhlak seperti yang disebutkan dalam kitab

Khuluquna dapat menjauhkan peserta didik dari paham ateis, kemurtadan,

kekafiran dan kezindiqan. Sehingga peserta didik diharapkan dapat memerangi hal

tersebut sebagai rangka untuk memelihara agama Allah (An-Nahli, 1995:79).

Nilai-nilai Pendidikan akhlak dalam Kitab Khuluquna seperti taqwa dapat

diberikan kepada peserta didik sehingga menjadi bekal untuk menuju jalan yang

lurus dalam kehidupan ini (Hafidz dan Kastolani, 2009:27), sebagaimana firman

Allah dalam QS. al-Baqarah: 197;

“Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya.

Berbekallah, dan Sesungguhnya Sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah

kepada-Ku hai orang-orang yang berakal”.

Page 117: NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5698/1/SKRIPSI .pdf1 NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

117

Dengan demikian, melihat kondisi saat ini sangat relevan apabila nilai-

nilai pendidikan akhlak yang terdapat dalam kitab Khuluquna dijadikan acuan di

dalam dunia pendidikan Islam. Nilai-nilai pendidikan akhlak seperti tadabbur,

istiqomah, shalat berjama‟ah, bersyukur, cinata kepada Allah SWT, tawadhu‟,

menjaga keimanan, menghargai sesama,wara‟, menyayangi dan mencintai sesama,

menahan amarah, ikhlas, jujur, bershadaqah, musyawarah dan lain sebagainya.

Apabila hal tersebut tertanam kepada peserta didik, maka keberhasilan dalam

dunia pendidikan Islam akan tercapai. Seperti yang disampaikan oleh Hafidz,

M.Ag dan Drs. Kastolani, M.Ag (2009:30) bahwa agama Islam menganjurkan

amal shaleh, sehingga Islam selalu menyertakan Iman dan amal shaleh. Selain itu

pendidikan Islam selalu diidentikkan dengan pendidikan akhlak dan nilai-nilai

pendidikan akhlak dalam kitab Khuluquna termasuk dalam tujuan agama yaitu

dapat menjadikan manusia bahagia di dunia maupun akhirat dengan cara takut dan

taqwa kepada Allah dengan beribadah yang baik.

Page 118: NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5698/1/SKRIPSI .pdf1 NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

118

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Dari analisis skripsi di atas, penulis dapat meyimpulkan bahwa nilai-

nilai pendidikan akhlak yang terdapat dalam Kitab Khuluquna terdapat

25 butir nilai pendidikan akhlak yang penuli sajikan dalam tabel

sebagai berkut:

No Nilai Akhlak Keterangan

1. Bertaqwa kepada

Allah

Sikap senantiasa untuk mematuhi

perintah dan meninggalkan larangan

Allah SWT dalam melakukan aktifitas

sehari-hari agar mendapatkan Ridha

Allah SWT

2. Istiqomah Sikap selalu teguh pendirian dan

konsekuen dalam menjalankan

kebenaran dan kebaikan, misalnya

istiqomah dalam belajar maka apa yang

menjadi tujuan akan tercapai

3. Shalat Berjama‟ah Sikap selalu melakukan shalat

berjama‟ah agar terlatih sikap

kedisiplinan dan dapat menciptakan

Page 119: NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5698/1/SKRIPSI .pdf1 NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

119

kerukunan antar sesama. Dengan shalat

berjama‟ah selain mendekatkan diri

kepada Allah kita dapat bersilaturohim

kepada sesama muslim

4. Bersyukur Sikap senantiasa memuji kepada yang

telah berbuat baik atas apa yang

dilakukan kepadanya dan

mempergunakan nikmat yang diberikan

Allah untuk kebajikan

5. Cinta Kepada Allah Sikap selalu mencinta atau menyenangi

Allah SWT yang diikuti dengan

mengikuti ajaran yang bernilai baik

sekaligus benar sehingga dalam

hidupnya senantiasa dalam Ridha Allah

SWT

6. Tawadhu‟ Sikap senantiasa merendahakn hati dan

tidak berlaku sombong atau takabbur

baik dihadapan manusia maupun di

hadapan Allah SWT. Dengan sikap

tawadhu‟ pelajar dapat memperoleh ilmu

yang diharapkan

7. Menjaga Keimanan Sikap senantiasa meneguhkan keimanan

Page 120: NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5698/1/SKRIPSI .pdf1 NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

120

walaupun banyak orang yang mencela

dan meremehkan

8. Wara‟ Sikap selalu menjaga diri dari segala

sesuatu yang tidak berguna menurut

agama , baik hal tersebut mubah, makruh

maupun haram.

9. Menyayangi dan

mencintai sesama

Sikap selalu mengasihi dan mencintai

sesama manusia dan makhluk yag telah

diciptakan Allah SWT agar tercipta

kedamaian di muka bumi.

10. Menghormati

sesama

Sikap senantiasa tidak memandang

sebelah pada orang lain walaupun orang

tersebut memiliki perbedaan dari kita

11. Menahan Amarah Sikap selalu menahan amarah karea

amarah dapat menghilangkan jernihnya

berfikir dan tidak berlaku adil dapam

tindakan

12. Ikhlas Sikap selalu mensucikan niat, bersihnya

hati serta hanya menginginkan ridha

Allah SWT

13. Jujur Sikap senantiasa pemikirannya bertolak

Page 121: NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5698/1/SKRIPSI .pdf1 NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

121

dan berlandaskan kebenaran itu sendiri,

sehingga tidak ada lagi prilaku yang

bertentangan dengan kebenaran

14. Bershadaqah Sikap senantiasa memberikan sebagian

harta kita setiap harinya baik berupa

materi maupun non materi walaupun

diberikan hanya sedikit

15. Musyawarah Sikap mau berdiskusi kepada orang lain

untuk mengambil keputusan dan

mencapai kemufakatan demi

kemaslahatan bersama

16. Memberi

pendidikan Akhlak

Sikap senantiasa mau memberikan

pendidikan akhlak atau mengingatkan

kepada orang lain tentang kebaikan

17. Tidak Menghina Sikap selalu tidak mengolok-olok,

mencela, menghina sesama muslim,

karena sesama muslim merupakan

saudara

18. Instropeksi Diri Sikap senantiasa meneliti dirinya dalam

apa saja yang akan keluar dari dirinya,

baik perkataan maupun perbuatan

Page 122: NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5698/1/SKRIPSI .pdf1 NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

122

19. Menahan Hawa

Nafsu

Sikap senantiasa mengendalikan hawa

nafsu atau segala yang membuat hati

condong untuk berbuat kemaksiatan dan

lebih mementingkan keinginan dunia dan

melupakan Allah SWT

20. Dapat Memberi

Manfaat pada Orang

Lain

Sikap selalu memberikan faedah atau

manfaat pada orang lain walaupun hal

tersebut bersifat kecil

21. Bersungguh-

sungguh

Sikap senantiasa berusaha dengan

sekuat-kuatnya, dengan segenap hati dan

sepenuh minat sehingga apa yag

diharapkan dapat tercapai dengan

maksimal

22. Mendalami Ilmu

Pengetahuan

Sikap selalu menggunakan waktu baik

luang maupun sempit untuk mendalami

ilmu pengetahuan dan

mengaktualisasikannya.

2. Di lihat dari materi yang terdapat dalam kitab Khuluquna, penulis

menyimpulkan bahwa semua materi yang terdapat dalam kitab

Khuluquna layak diberikan kepada peserta didik guna membentuk

akhlakul karimah yang menjadi tujuan pendidikan Islam. Konsep

pendidikan akhlak yang ditawarkan Habib Umar dalam Kitab

Page 123: NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5698/1/SKRIPSI .pdf1 NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

123

Khuluquna masih relevan dalam dunia pendidikan Islam hingga saat

ini. Nilai-nilai pendidikan akhlak yang terkandung di dalamnya

seperti; Bertaqwa kepada Allah, istiqomah, ikhlas, jujur, menghargai,

menyayangi dan mengasihi, mudah memaafkan, menahan hawa nafsu

dan lain sebagainya, akan sangat membantu di dalam mencapai tujuan

pendidikan Islam. Pendidikan Islam menganjurkan amal shaleh

sehingga pendidikan Islam menyertakan iman dan amal shaleh. Selain

itu pendidikan Islam selalu diidentikkan dengan Pendidikan Akhlak.

Maka dalam hal ini penulis menyimpulkan bahwa kitab ini juga layak

dijadikan rujukan dalam pendidikan Islam. Nilai-nilai pendidikan

ahlak dalam kitab Khuluquna dapat menjadi solusi dalam memperbaiki

akhlak diberbagai bidang, khususnya menghadapi karakteristik zaman

ini.

B. Saran

1. Pelaksanaan Pendidikan

Bagi pelaksanaan pendidikan (ustadz, guru, dosen, dll) sekiranya

mampu memahami dan memperhatikan keadaan peserta didik dalam

kegiatan belajar mengajar. Pendidik tidak hanya memperhatikan

kemajuan siswa dalam kognitif saja namun dalam afektif juga harus

ditekankan. Terkadang pendidik tidak mengetahui apa yang terjadi

pada peserta didiknya. Hal tersebut dapat menghambat proses belajar

mengajar dan tidak akan tercapai tujuan dari pendidikan Islam. Karena

dalam kegiatan belajar mengajar tidak hanya transfer ilmu saja, namun

ranah yang paling penting ialah transfer nilai (akhlak).

Page 124: NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5698/1/SKRIPSI .pdf1 NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

124

Perlu kiranya dalam dunia pendidikan, terlebih dalam pendidikan

Islam para pendidik dapat memahami dalam pembelajaran jangan

hanya memberikan aspek kognitif saja semata, akan tetapi hal

terpenting ialah menanamkan nilai-nilai akhlak peserta didik.

2. Lembaga pendidikan

Lembaga pendidikan yang berfungsi sebagai fasilitas pedidikan

diharapkan mampu menentukan apa yang dibutuhkan oleh pelaku

pendidikan agar proses kegiatan belajar mengajar dapat berjalan

dengan lancar dan tercapai tujuan pendidikan Islam. Selain itu lembaga

pendidikan harus mampu menciptakan lingkungan pendidikan yang

kondusif, dalam arti lingkungan yang mendukung untuk mencetak

peserta didik yang berkualitas baik secara kognitif maupun afektifnya,

sehingga peserta didik siap menjalani dan berkontribusi sebagai

anggota masyarakat.

3. Masyarakat

Masyarakat sebagai mitra dalam keberlangsungan pendidikan

harus ikut andil bersama lembaga sekolah dalam tumbuh kembangnya

peserta didik. Selain memperhatikan tumbuh kembangnya peserta

didik, masyarakat diharapkan dapat menjadi pelaku evaluasi dalam

perkembangan pendidikan di masyarakat, sehingga pendidikan Islam

dapat tercapai.

4. Peneliti Selanjutnya

Bahwa hasil dari analisis tentang nilai-nilai pendidikan akhlak

dalam Kitab Khuluquna karya Habib Umar bin Hafidz, peneliti ini

Page 125: NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5698/1/SKRIPSI .pdf1 NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

125

belum sepenuhnya bisa dikatakan sempurna atau final dalam

melakukan penelitian. Sebab, tidak menutup kemungkinan masih

banyak kekurangan di dalamnya sebagai akibat dari keterbatasan

waktu, sumber rujukan, metode serta pengetahuan dan ketajaman

analisis yang dimiliki, oleh karena itu terhadap peneliti selanjutnya

supaya dapat mengkaji ulang dari hasil penelitian ini secara lebih

komprehensif dan kritis.

Page 126: NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5698/1/SKRIPSI .pdf1 NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

126

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Jabbar, Umar. t.t. Al-Mabadi Fiqh. t.p. Demak

Abu Faris, M. Abdul Qadir. 2005. Mensucikan Jiwa. Terj. Habiburrahman

Saerozi. Jakarta: Gema Insani

Adh Dhaba‟i, Muhammad bin „Ali. 2012. Obat Hati. Terj. Abdul Kadir.

Yogyakarta: Mumtaz

Ali, Mufron.2015. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Ghalia Indonesia

Al-Ghalayaini, Syaikh Mustofa. 1913. Idzotin Nashi‟in. t.p . Beirut

Al-Hulaibi, Faisal. 2015. Pintu- Pintu Kebaikan. Terj. Arif Mahmudi.

Jakarta: Istanbul

Al-Jauziyah, Ibnu Qayim, Ibnu Rajab al-Hambali, Imam al-Ghazali. 2005.

Tazkiyatul Nafs ( Konsep Penyucian Jiwa Menurut Ulama‟

Salafusshalih. Terj. Imtihan Asy-Syafi‟i. Solo: Pustaka Arafah

Al-Zarnuji. 2007. Ta‟lim al-Muta‟alim. Bairut: at-Dar al-Kutub al-

Islamiyah

Al-Hilali, Majdi. 2006. Hancurkan Belenggu dalam Hatimu. Solo: Qaula

Ali Hasyimi, Muhammad. 2002. Apakah Anda Berkepribadian Muslim?.

Terj. Salim Basyaratul. Jakarta: Gema Insani Press

Al-Qathabani, Said bin Ali Wahf. 2008. Lebih Berkah dengan Shalat

Berjama‟ah. Terj. Muhammad bin Ibrahim. Solo: Qaula

Alu Husain, Sholih bin Huwaid. 2016. Mendidik Genenrasi ala Sahabat

Nabi Saw. Jakarta: Griya Ilmu

Al-Ushfuri, Syaikh Muhammad bin Abu Bakar. 2016. Ushfuriyah. Terj.

M. Alwi Amru Ghazali. Yogyakarta: Diva Press

Aminuddin,dkk. 2014. Pendidikan Agama Islam untuk Perguruan Tinggi

Umum. Bogor: Ghalia Idonesia

Amri Syafri, Ulil. 2014. Pendidikan Karakter Berasis Al-Qur‟an. Jakarta:

Rajawali Press

Page 127: NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5698/1/SKRIPSI .pdf1 NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

127

An-Nawawi, Abu Zakariya bin Syaraf. t.th. Riyadlush Sholihin.

Surabaya: Daarul Ilmi

As-Suyuthi, Imam Jalaludin. 2009. Asbab Wurud al-Hadist. Terj.

Muhammad Ayub, Hamzah Amali, Lu‟luil Lathifah. Jakarta:

Pustaka as-Sunnah

Asy Syalhub, Fuad bin Abdul Aziz. 2005. Quantum Teaching: 38

Langkah Belajar Mengajar EQ cara Nabo Saw. Terj. Abu

Haekal. Jakarta: Zikrul Hakim

Ath-Thahan, Mustofa Muhammad. 2000. Pribadi Muslim Tangguh. Terj.

Marsuni Sasaky. Jakarta: Pustaka al-Kautsar

B.M. Meglino dan E.C. Ravlin. 1998. Individual Values in Organizations:

Concept Controversies and Research, Management. Jakarta :

Salemba Empat

Bafadhol, Ibrahim. 2017. Pendidikan Akhlak dalam Perspektif Islam

dalam Jurnal Pendidikan Islam.(Online),6 (12), (www. STAI Al-

Hidayah.ac.id)

Bagheri Noarapast, Khosrow.2016. Pendidikan Islam, Terjm. Ety Trian

Jakarta: Citra

Barizi, Ahmad. 2011.Pendidikan Integratif ( Akar Tradisi dan intelegensi

Keilmuan Pendidikan Islam.Malang: UIN Maliki Press

Bakri dan Nur.1991. Kamus Arab-Indonesia. Jakarta: Cipta Adi Pustaka

Bin Hafidz, Habib Umar.2014. Habib Umar Bin Hafidz Menjawab. Terjm.

Husin Nabil. Jakarta: Penerbit Putera Bumi

___________. 2015. Mendidik Anak Dengan Benar. Terj. Husain Nabil

Assegaf. Tangerang: Putra Bumi

___________. 2017. Khuluquna. Tahrim: Tareem Center

Bungin, Burhan. 2012. Analisis Data Penelitian Kuaitatif. Jakarta: Raja

Grafindo Persada

Danu Ismadi, Hurip. 2014. Pendidikan Karakter dalam Perspektif

Kebudayaan. Jakarta: Gading Inti Prima

Daradjat, Zakiah, dkk. 2011. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: , PT. Bumi

Aksara

Page 128: NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5698/1/SKRIPSI .pdf1 NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

128

Departemen Agama RI. 2002. AL-Qur‟an dan Terjemahannya. Semarang:

Karya Toha Putra

Hamdi, Muhamad. 2016. Teori Kepribadian. Bandung: CV.Alfabet

Ibrahim, Mahyuddin. 1990. 180 Sifat Tercela dan Terpuji. Jakarta: CV.

Haji Masagung

Ilyas, Yunahar. 2004. Kuliah Akhlak. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset

Indrawan, Rulli dan Poppy Yaniawati. 2016. Metodologi Penelitian.

Bandung: Refika Aditama

Kasiran,Moh. 2008. Metodologi Penelitian Kuantitatif–Kualitatif. Malang:

UIN Maliki Press

Khalid, Amru. 2007. Berakhlak Seindah Rasululloh. Terj. Yusuf Shandy.

Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra

Lutfiah, Zeni, dkk.2011. Pendidikan Agama Islam (Pendidikan Karakter

Berbasis Agama Islam). Surakarta: Yuma Presindo

M. Hambal, Shafwan. 2014. Intisari Sejarah Pendidikan Islam. Solo:

Pustaka Arafah

Mansur. 2005. Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar

Masdub dan Abdul Kholiq (Ed).2015. Sosiologi Pendidikan Agama Islam.

Yogyakarta: Aswaja Pressindo

Muchtar. 2016. Konsep Pendidikan Akhlak dan Dakwah dalam Perspektif

Dr.KH. Zakky Mubarak,MA dalam Jurnal Studi al-Qur‟an, 12/2,

STAINU Jakarta

Mufron, Ali. 2015. Ilmu Pendidikan Islam.Yogyakarta: Aura Pustaka

Muhaimin, Abdul Mujib, Marno (Ed) dan Yusuf Mudzakkir.2005.

Kawasan dan Wawasan Studi Islam. Jakarta: Kencana

Muhammad al-Ghazali, Abu Hamid. 2000. Mengobati Penyakit Hati

Membentuk Akhlak Mulia. Bandung: Karisma

Munawwir, Muhammad Warson. 1984. Kamus al-Munawwir. Yogyakarta:

Pustaka Progressif

Muslimin. Pendidikan Akhlak dalam Menghadapi Era Modernitas,diakses

dari http://scholar.google.ac.id

Page 129: NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5698/1/SKRIPSI .pdf1 NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

129

Nazir,Moh. 1988. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia

Nurtadho. 2016. Nilai- Nilai Pendidikan Karakter pada Kitab Ta‟lim

Muta‟alim Karya al- Zarnuji. Skripsi FTIK IAIN Salatiga

Quraish Shihab, Muhammad. 1996. Wawasan al-Qur‟an: Tafsir

Maudhu‟i atas Pelbagai Persoalan Umat. Banding: Mizan

R. Mazayasyah, Firman. 2007. Keluar dari Kejahilan Nafsu. Yogyakarta:

Gama Media

Reksiana.2018. Kerancuan Istilah Karakter, Akhlak, Moral dan Etika

dalam Jurnal Thaqafiyyat,1/19

Solihin, Muhammad. 2009. Menjadi Diri Kekasih Ilahi: Nasihat dan

Wejangan Spiritul Syikh Abdul Qadir al-Jailani. Jakarta

Sukardi.2009. Metodologi Pennnelitian Pendidikan Komperensi dan

Praktiknya. Jakarta: PT. Bumi Aksara

t.p.2011. Metodologi Penelitian Kualitatif, Jakarta : Rajawali Press

Tasmara, Toto. 2001. Kecerdasan Ruhaniah. Jakarta: Gema Inani Press

Tim DPPAI. 2013. Menjadi Pemimpin Muslim Sejati. Yogyakarta: DPPAI

UII

Tim Majlis Khoir. t.th. Biografi Habib Luthfi bin Ali, Habib Rizieq Shihab

dan Habib Umar bin Hafidz. Malang: Majlis Khoir Publishing

Tim Pustaka Basma. 2012. Memahami Pribadi Suci Baginda Nabi SAW

Melalui Maulid Dhiya‟ul Lami‟. Malang: Pustaka Basma

Udik Abdulloh, Mas. 2005. Meledakkan IESQ dengan Langkah Taqwa

dan Tawakal. Jakarta: Zikrul Hakim

Uhbiyati, Nur.2002. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Gasindo

Warsoto, Hestu Nugroho.2018. Pembentukan Akhlak Siswa ( Studi Kasus

Sekolah Madrasah Aliyah An-Nida Al-Islamy, Cengkareng) dalam

Jurnal Mandiri, 2/1

Zahri, Mustofa. 2007. Kunci Memahami Ilmu Tasawuf. Surabaya: PT.

Bina Ilmu

Zuchdi, Darmiyati. 2013. Pendidikan Karakter: Konsep Dasar dan

Implementasi di Perguruan Tinggi. Yogyakarta: UNY Press

Page 130: NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5698/1/SKRIPSI .pdf1 NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

130

Zuhdi, M. Harfin. 2011. Istiqomah dan Konsep diri Seorang Muslim:

Jurnal Religia, vol. 14. No. 1

http://riwayatintelektual.com

http://id.im.wikitionary.org

http://id.m.wikipedia.org

Page 131: NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5698/1/SKRIPSI .pdf1 NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

131

Konfirmasi persetujuan penelitian Kitab Khuluquna karya Habib Umar bin

Hafidz pada:

Hari/ Tanggal : Senin, 27 September 2019, Pukul: 23. 13

Page 132: NILAI NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITABe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5698/1/SKRIPSI .pdf1 NILAI – NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULUQUNA KARYA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

132