NILAI-NILAI KARAKTER DALAM SENI KARAWITAN DI SDN...

117
i NILAI-NILAI KARAKTER DALAM SENI KARAWITAN DI SDN GEBUGAN 01 KECAMATAN BERGAS KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2018 SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh : Muhamad Lilik Nur Arifin 115-13-028 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAN FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2018

Transcript of NILAI-NILAI KARAKTER DALAM SENI KARAWITAN DI SDN...

i

NILAI-NILAI KARAKTER DALAM SENI KARAWITAN

DI SDN GEBUGAN 01 KECAMATAN BERGAS

KABUPATEN SEMARANG

TAHUN 2018

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Syarat untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh :

Muhamad Lilik Nur Arifin

115-13-028

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAN

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

2018

ii

iii

NILAI-NILAI KARAKTER DALAM SENI KARAWITAN

DI SDN GEBUGAN 01 KECAMATAN BERGAS

KABUPATEN SEMARANG

TAHUN 2018

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Syarat untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh :

Muhamad Lilik Nur Arifin

115-13-028

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAN

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

2018

iv

v

vi

vii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

... “ alam raya sekolahku semua orang itu guru” ....

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan :

1. Kepada almarhum ayahanda Bamabng Sri Widodo dan Ibunda Siti

Hidayah, yaang tak pernah lelah untuk mmperjuangkan serta mendidik

putranya setinggi-tingginya.

2. Kepada almarhum simbah Hadi Sugito dan simbah Ki Sunardi Hadii

Sunarto yang senantiasa mendidik cucu-cucunya dengan pituturluhurnya.

3. Kepada Penyemangatku Marliana Darani yang selalu mensupport dan

menemani penulis dalam proses penulisan Skripsi ini.

4. Kepada teman-temanku, sahabat-sahabatku, dan juga segenap anggota

grup Seni Karawitan WSB PGMI yang senantiasa mendukung serta

mendukung serta memberikan solusi kepada penulis.

5. SDN Gebugan 01 yang telah membantu dalam penyempurnaan penulisan

Skripsi.

6. Kepada semua guru dan dosen-dosenku yang telah memberikan ilmunya.

7. Dan terkhususnya untuk almamater tercinta INSTITUT AGAMA ISLAM

NEGERI Salatiga yang akan selalu terkenang.

viii

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan

hidahyah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

dengan baik. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Agung

Muhammad SAW yang senantiasa dinanti-nantikan syafa’atnya diahirat nanti.

Penulisan skripsi dengan judul “Peningkatan hasil belajar IPA materi

energi dan penggunaanya menggunakan metode pembelajaran kooperatif jigsaw

pada siswa kelas IV semester II MI AL-HUDA Kedungumpul Kandangan,

Kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2017/2018.” Ini, untuk memenuhi salah

satu syarat memperoleh gelar akademik Sarjana Pendidikan di Institut Agama

Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan berjalan dengan

baik tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan

ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor Institut Agama Islam

Negeri (IAIN) Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga.

3. Ibu Peni Susapti, M.Si. selaku Ketua Jurusan PGMI

4. Ibu Dra. Nur Hasanah, M.Pd. selaku dosen pembimbing Akademik yang

telah membimbing saya dari semester awal sampai saat ini, yang

meluangkan waktu untuk bimbingan akademik, dengan penuh kesabaran.

5. Ibu Dra. Nur Hasanah, M.Pd. selaku pembimbing skripsi yang telah

memberikan ilmu dan bimbinganya kepada penulis.

ix

6. Bapak, Ibu Dosen serta seluruh karyawan IAIN Salatiga yang telah

memberikan ilmu dan bimbinganya kepada penulis.

7. Kedua orang tua yang selalu memberikan dukungan moral dan material

kepada saya.

8. Ibu Juriyahselaku kepala sekolah SDN Gebugan 01 Kecamatan Bergas

Kabupaten Semarang, yang telah memberikan izin kepada penulis untuk

melakukan penelitian.

9. Kepada almarhum ayahanda Bamabng Sri Widodo dan Ibunda Siti

Hidayah, yaang tak pernah lelah untuk mmperjuangkan serta mendidik

putranya setinggi-tingginya.

Penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna. Oleh

karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

membangun dari para pembaca sangat berharga bagi kesempurnaan skripsi

ini. Akhir kata, penulis hanya bisa berharap semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya.

Salatiga, 28 Agustus 2018

Penulis

x

ABSTRAK

Arifin, Muhamad Lilik Nur. 2018. Nilai-Nilai Karakter ddalam Pelatihan Seni

Karawitan di SDN Gebugan 01 Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang

Tahun 2018. Program Studi Pendidikan guru Madrasah Ibtidaiyah, Institut

Agama Islam Negeri Salatiga. Dosen Pembimbing: Dra. Nur Hasanah, M.

Pd.

Kata Kunci : Karakter, Seni Karawitan Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui pelaksanaan pelatihan

seni karawitan dan nilai-niliai karakter dalam pelatihan seni karawitan di SDN

Gebugan 01 Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang Tahun 2018. Dengan

rumusan masalah 1) Bagaimana pendidikan karakter di SDN Gebugan 01. 2)

Bagaimana pelatihan seni karawitan di SDN Gebuggan 01. 3) Apa saja nilai-

nilai karakter dalam pelatihan seni karawitan di SDN Gebugan 01, untuk

menjawab pertanyaan terseebut maka penelitian ini menggunakan penelitian

kualitatif (Qualitative).

Penelitian kualitatif dilaksanakan dengan cara pengamat menjadi

instrumen aktif yang terjun kelapangan untuk mencari data. Penelitian ini

dilaksanakan dengan langkah-langkah pra-lapangan untuk menyiapkan

instrumen dan menggali data awal, kemudian peneliti terjun kelapangan untuk

melakukan pengamatan, dan jika data yang diperluka sudah terkumpul peneliti

melakukan analisis data. Dalam penelitian ini peneliti menjadi instrumen aktif di

lapangan.

Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini 1) pendidikan karakter di SDN

Gebuga 01 di integrasikan kedalam beberapa program kegiatan sekolah,

diintegrasikan dalam kegiatan pembelajaran dan kegiatan budaya sekolah. 2)

pelaksanaan pelatihan senikarawitan di SDN Gebugan 01 dilaksanakan dalam

bentuk kegitan ekstrakulikuler yang dilaksanakan setiap hari sabtu setelah

pembelajaran formal selesai. 3) nilai-nnilai karakter dalam pelatihan seni

karawitan di SDN Gbeugan 01 meliputi nilai-nilai karakter mengenai

kedisiplinan, bertanggung jawab, toleransi, kekompakan,

kewibawaan,kebijaksanaan, dan lain-lainnya.

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ........................................................................... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................... iv

PENGESAHAN NASKAH SKRIPSI..................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN............................................... vi

MOTTO DAN PERDEMBAHAN ........................................................ vii

KATA PENGANTAR ............................................................................ viii

ABSTRAK .............................................................................................. x

DAFTAR ISI ........................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ................................................................................... xiv

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................... 7

C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 7

D. Manfaar Penelitian ...................................................................... 8

E. Penegasan Istilah ......................................................................... 9

F. Sistematika Penulisan.................................................................. 10

BAB II LANDASA TEORI

A. Pengertian Karakter ..................................................................... 12

1. Karakter ................................................................................. 12

2. Nilai-nilai Karakter ............................................................... 16

3. Tujuan dan Manfaat Pendidikan Karakter ............................ 20

xii

B. Pengembangan Karakter Siswa .................................................. 21

C. Model dan Strategi Karakter Berbasis Seni ................................ 26

D. Pengembangan Karakter Melalui Seni Karawitan ..................... 29

1. Pengertian Karawitan ............................................................ 29

2. Pola Pembelajaran Seni Karawitan ....................................... 29

3. Gendhing ............................................................................... 31

4. Laras dan titi laras ................................................................. 31

5. Irama ..................................................................................... 34

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian.................................................. 41

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................... 42

C. Sumber Data ................................................................................ 43

D. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 44

E. Analisis Data ............................................................................... 45

F. Pengecekan Keabsaha Temuan ................................................... 48

BAB IV PAPARAN DAN ANALISIS DATA

A. Kondisi Umum SDN Gebugan 01............................................... 51

1. Letak Geografis ..................................................................... 51

2. Sejarah singkat berdirinya SDN Gebugan 01 ....................... 52

3. Tata Tertib Sekolah ............................................................... 52

4. Profil Sekolah ........................................................................ 55

5. Ciri Khas dan Keunggulan .................................................... 58

6. Daftar Guru ........................................................................... 59

xiii

7. Daftar Prestasi Guru dan Siswa............................................. 60

B. Analisis Data ............................................................................... 63

1. Pendidikan Karakter di SDN Gebugan 01 ............................ 63

2. Pelatihan Seni Kaarawitan di SDN Gebugan 01 ................... 66

3. Nilai Karakter dalam Pelatihan Seni Karawitan. .................. 67

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................. 72

B. Saran ............................................................................................ 74

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 76

LAMPIRAN ............................................................................................ 77

xiv

DAFTAR TABEL

1. Tabel 3.1 Nilai-nilai Karakter

2. Tabel 4.1.1 daftar Guru dan Staf Karyawan

3. Tabel 4.1.2. Prestasi Belajar Siswa

4. Tabel 4.1.3. Prestasi Siswa Dlam Bidang Akademik

5. Tabel 4.1.4. Prestasi Siswa Dlam Bidang Olahraga

6. Tabel 4.1.5. Prestasi Siswa Dlam Bidang Kesenian

7. Tabel 4.1.6. Prestasi Guru

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Karakter adalah potret diri sesorang yang sesungguhnya. Setiap orang

memiliki karakter dan itu bisa menggambarkan diri sesorang yang

sebenarnya apakah baik atau buruk. Karakter merupakan apa yang

dilakukan sesorang ketika tidak ada yang memperhatikan orang tersebut.

Karakter diartikan sebagai cara berfikir dan berperilaku yang khas dari

setiap individu untuk menjalani hidup dan berkerjasama. Karakter

merupakan watak seseorang yang dapat berubah, kendati watak

mengandung unsur bawaan (Personality Internal). Namun watak atau

karakter dipengaruhi oleh faktor eksternal, yaitu baik dalam lingkungan

keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara. Individu yang berkarakter

adalah individu yang dapat membuat keputusan dan siap

mempertanggungjawabkan dari setiap akibat yang diperbuat dari

keputusannya.

Karakter adalah ciri khas yang dimiliki oleh suatu benda atau individu.

Ciri khas tersbut asli dan mengakar pada kepribadian benda atau individu,

serta merupakan mesin yang mendorong bagaimana seseorang bertindak,

bersikap, berucap, dan merespon sesuatu.

2

Dalam konteks ini, karakter sangat erat kaitannya dengan personality atau

kepribadian sseorang. Adapua yang mengartikan karakter sebagai identitas

diri atau ciri khas seseorang sebagai ciri yang membedakan antar individu.

Fasli Jalal menyebutkan bahwa karakter adalah nilai-nilai khas baik (tahu

nilai kebaikan, mau berbuat baik, nyata berbuat baik, dan berdampak

terhadap lingkungan) yang terpatri dalam diri dan terejawentah dalam

perilaku (Fadlillah, 2013: 21).

Ahli pemdidikan nilai Darmiyati Zuchdi (2008) memaknai watak

(karakter) sebagai seperangkat sifat-sifat yang selalu dikagumi sebagai

tanda-tanda kebaikan, kebijaksanaan, dan kematangan moral seseorang

(Adisusilo, 2013: 77).

Berbicara soal karakter, maka perlu disimak apa yang ada dalam UU

Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Pasal 3, yng

menyebutkan: “Pendidikan Nasional berfungsi mngembangkan

kemampuan dan membentu karakter serta peradapan bangsa yan

bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,...” (Adisusilo,

2013: 76).

Fungsi Pendidikan Nasional adalah memelihara nilai-nilai yang ada dalam

masyarakat agar tetap dilestarikan, sebagai sarana mengembangkan

masyarakat agar menjadi lebih baik dan upaya mengembangkan sumber

daya manusia agar potensi individu bisa berkembang menjadi manusia

yang berbudi pekerti.

3

Lengeveld berpendapat bahwa pendidikan merupakan upaya manusia

dewasa membimbingng kepada yang belum dewasa untuk mencapai

kedewasaan. Manusia dewasa yang dimaksud ialah seorang pendidik, guru

atau pembimbing. Sedangkan manusia yang belum dewasa ialah siswa

atau yang dibimbing. Dengan demikian, proses pendidikan dimaksudkan

untuk membimbing dan mendewasakan siswa (Fadlillah, 2013: 18).

Sedangkan pendidikan merupakan proses penyempurnaan dan

pembimbingna diri yang dilaksanakan secara terus menerus. Hal ini karena

pada dasarnya manusia memiliki kekurangan dan keterbatasan, maka

untuk mengembangkan diri serta melengkapi kekurangan dan

keterbatasannya manusia berproses melalui proses pendidikan.

Pada hakikatnya siswa adalah makhluk yang unik, karena siswa

merupakan makhluk berkarakter yang memiliki ciri khasnya masing-

masing dan berbeda-beda. Dalam hal ini siswa memiliki ciri khas yang

menjadi identitas masing-masing, yang ditujukan dengan perbedaan

karakter setiap individunya.

Perbedaan karakter siswa tersebut disebabkan oleh beberapa faktor yang

menjadi latar belakang setiap individunya. Hal-hal yang melatar

belakanginya dapat dilihat dari beberapa faktor internal atau

personalitinya, seperti prbedaan dari segi intelegensi setiap individunya,

minat bakatnya, hobi, sifat, dan perilakunya. Dan dari beberapa hal

sebagai berikut, ialah faktor latar belakang sosial, budaya, ekkonomi, dan

lingkungan hidupnya.

4

Selain hal-hal tersebut, perlu diperhatikan juga bahwa setiap siswa

memiliki cara serta waktunya masing-masing dalam pertumbuhan dan

pengembangan karakter masing-masing individunya. Maka sebagai

pmbimbing atau guru harus memperhatikan sera memahami perbedaan-

perbedaan tersebut dalam pengembangan karakter siswanya, maka seorang

guru sebagai pembimbing sangat penting memperhatikan hal-hal tersebut

supaya dapat memnyesuaikan dengan cara dan waktu masing-masing

siswa. oleh karen itu, guru sebagai pembimbing dalam proses

pengembangan karakter siswa perlu memahami dan memperhattikan

segala cara guna menyampaikan serta mengirimkan peesan pesan kepada

siswa dan pesan yang disampaikan serta dikirim oleh guru dapat diterima

siswanya. Sebagai seorang guru juga perlu memilih dan

mempertimbangkan secara tepat, cara dan alat yang akan digunakan dalam

penyampaian serta mengirimkan pesan kepada siswa, sebagai cara dan alat

yang tepat dalam pengembangan karakter.

Berbagai cara dan alat dapat digunakan, namun cara dan alat yang akan

digunakan dalam menyampaikan serta mengirimkan pesan perlu

diperhatikan karena cara dan alat tersebut merupkan sarana pilihan dalam

menyampaikan serta mengirimkan pesan dari pembimbing atau guru yang

diberikan dan diterima oleh siswanya atau yang dibimbing, supaya pesan

yang disampaikan dapat diterima dan mudah ditlaah oleh siswanya.

Sebagai pembimbing atau guru perlu mengetahui perbedaan setiap siswa,

yang pada umumnya siswa disekolah memiliki, kebiasaan, sifat, serta

5

karakter yang kurang lebih hampir sama. Agar pengembangan karakter

tersebut dapat mencapai suatu keberhasilan dan tujuan yang ingin dicapai

atau ditargetkan, seorang guru harus benar-benar memperhatikan serta

mempertimbangkan dalam pemilihan alat yang akan digunakan sebagai

sarana yang tepat guna pengembangan karakter siswa.

SDN Gebugan 01 merupakan salah satu sekolah yang maju di Desa

Gebugan. Dan SDN Gebugan 01 berdiri dilokasi yang cukup strategis.

SDN Gebugan 01 seperti SD lain pada umumnya, SD ini memiliki fasilitas

sarana prasarana yang cukup memadai. Salah satu fasilitas unggulan yang

difasilitaskan untuk siswa dalam pengembangan karakter serta

meningkatkan potensi siswa SDN Gebugan 01 adalah seperangkat gangsa

atau instrumen gamelan berlaras pelog yang cukup lengkap dan

merupakan dasilitas diperuntukan dalam pengembangan karakter

siswanya.

Hasil wawancara dengan Ibu Jumriyah selaku Ibu Kepala Sekolah di SDN

Gebugan 01 (Senin, 13 November 2017) menyatakan bahwa “ instrumen

gamelan atau gangsa diadakan sebagai fasilitas sekolah yang

diperuntukkan para siswa sebagai sarana pengembangan karakter dan

meningkatkan kemampuan serta potensi siswa, instrument gamelan atau

gangsa dipiih sebagi sarana pengembangan karakter dan difasilitaskan

kepada sisa melalui pertimbangan-pertimbangan yang mana Ibu Kepala

Sekolah dan guru-guru menilik pada potensi budaya lokal yang ada

dilingkungan SDN Gebugan 01. Potensi budaya lokal yang ada disekitar

6

lingkungan sekolah ialah Kelompok Seni Karawitan yang bernama “Laras

Kedhaton” dan Kesenian Kuda Lumping yang bernama “Turonggo Welit

Kridho Mudho” yang menjadi icon kesenian lokal di Desa Gebugan.

Namun hasil pengamatan, peneliti menemukan beberapa kendala dalam

pengembangan karakter siswa. salah satu kendala yang ditemukan adalah

kurangnya tenaga kerja yang mampu untuk mengampu serta membimbing

pelatihan seni karawitan tersebut. Dengen temuan dari hasil pengamatan

peneliti tersebut, peneliti tertarik mengadakan penelitian di SDN Gebugan

01 Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang guna mengetahui

pengembangan karakter siswa di SDN Gebugan 01 melalui Pelatihan Seni

Karawitan.

Menurut peneliti, Seni Karawitan merupakan satu kesenian yang

mengajarkan ilmu budaya dan seni karawitan merupakan kesenian yang

mengandung nilai-nilai historis dan filosofis khususnya di tanah Jawa.

Seni Karawitan merupakan salah satu kesenian yang menjunjung tinggi

nilai-nilai sosial dan budaya yang luhur. Yang mana melalui seni

karawitan, guru dapat mengajarkan serta menanamkan nilai-nilai karakter

sosial dan budaya seperti; etika, sikap disiplin, sikap tanggung jawab,

bijaksana, toleransi, dan sikap berwibawa sebagai makhluk sosial budaya.

Brdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik melaksanakan penelitian di SDN

Gebugan 01 dengan judul “NILAI-NILAI KARAKTER DALAM

PELATIHAN SENI KARAWITAN DI SDN GEBUAGAN 01

KECAMATAN BERGAS KABUPATEN SEMARANG”.

7

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikai masalah dari latar belakang masalah diatas dapat

ditarik rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pendidikan karakter di SDN Gebugan 01?

2. Bagaimana pelatihan seni karawitan di SDN Gebugan 01?

3. Apa saja nilai-nilai karakter dalam pelatihan seni karawitan di SDN

Gebugan 01?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini, sebagai dasar pengembangan karakter siswa Sekolah

Dasar serta merupakan upaya untuk mencapai suatu keberhasilan yang

ingin dicapai. Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan

penelitian ini:

1. Untuk mengetahui pelaksanaan pendidikan karakter di SDN Gebugan

01.

2. Guna memperoleh data dan mendeskripsikan pelaksanaan pelatihan

seni karawitan di SDN Gebugan 01.

3. Guna memperoleh data empiris terkait nilai-nilai karakter dalam

pelatihan seni karawitan di SDN Gebugan 01 Kecamatan Bergas

Kabupaten Semarang.

8

D. Manfaat Penelitian

1. Secara Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan karakter siswa dan

meningkatkan potensi siswa SDN Gebugan 01 melalui pelatihan seni

karawitan dan menjadi sumbangan pemikiran untuk SDN Gebugan 01.

2. Secara Praktis

a) Bagi peneliti aadalah untuk belajar dan memahami tugas berat

sebagai seorang guru atau endidik sekaligus dapat mengetahui

perkembangan karakter siswa melalui pelatihan seni karawitan dan

dapat mempersiapkan diri untuk menjdi calon guru atau pendidik

yang profesional serta guna menambah pengalaman dan wawasan.

b) Bagi guru adalah mengetahui serta memahami perbedaan karakter

siswa serta guru dapat memilih cara dan alat yang tepat untuk

mengembangkan karakter siswa. dan pelatihan seni karawitan

dapat digunakan sebagai cara dan alat pilihan dalam upaya

pengembangan karakter serta meningkatkan potensi siswa.

c) Bagi siswa adalah melalui pelatihan seni karawitan dapat

mengembangkan karakter dan meningkatkan kemampuan serta

potensi siswa sebagai makhluk sosial budaya.

d) Bagi sekolah adalah hasil penelitian ini dapat menjadi bahan

pertimbangan dalam rangka mengembangkan karakter siswa dan

meningkatkan potensi siswa dan menjadi kegiatan kulikuler cinta

budaya ddi sekolah.

9

E. Penegasan Istilah

1. Karakter

Menurut Kamus Besar Indonesia, Karakter diartikan sebagai watak,

tabiat, dan kbiasaan. Pengertian ini sejalan dengan Pusat Bahasa

Diknas yang mengartikan karakter sebagai bawaan, hati, jiwa,

kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat, tempramen, dan

watak (Fadlillah, 2013: 20-21).

Pendidikan karakter menurut Ratns Megawangi, seebagaiman yang

dikutip dari Darma Kusuma, yaitu sebuah usaha untuk mendidik anak-

anak agar mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikan

dalam kehidupan sehari-hari sehingga mereka dapat memberikan

konstruksi positif kepada masyarakat.

Definisi lain dari Fakry Gaffar, pendidikan kaarakteradalah proses

transformasi nilai-nilai kehidupan untuk ditumbuh kembangkan dalam

kepribadian seseorang sehingga menjadi satu dalam kehidupan

seseorang itu (Wiyani,2013: 26).

2. Seni Karawitan

Karawitan merupakan istilah yang digunakan untuk menyebutkan

alunan musik gmelan yang halus. Seni karawitan bisa digunakan untuk

mengiringi berbagai bentuk seni, misal seni suara, tari, dan drama

(Bayuadhy, 2015: 138).

Supanggah (2002: 5) menyatakan banyak orang memaknai karawitan

berangkat dari dasar kata yang digunakannya, yaitu rawit yang berarti

10

kecil, halus atau rumit (refine subtil, ophisticated). Bertolak dari

pengertianitu tidak mengherankan bila karawitan kemudian dapat

digunakan untuk menyebutkan atau mewadai beberapa cabang seni

yang memiliki karakter yang halus, kecil, rumit, dan sejenisnya.

F. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan penulisan skripsi ini, penulis menguraikan sistematika

penulisan skripsi ini sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Pada Bab I membahas tentang latar bellakang masalah,

rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

penegasan istilah, dan sistematika penulisan.

BAB II : KAJIAN PUSTAKA

Pada Bab II ini berisikan kajian pustaka tentang

pendidikan karakter, konsep penddidikan karakter, nilai

nilai pendidikan karkter, pentingnya pendidikan karakter,

tujuan pendidikan karakter, strategi dan model pendidikan

karakter, dan pendidikan karakter melalui seni.

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

Pada Bab III ini peneliti memuat pembahasan tentang

pelaksanaan penelitian meliputi; jenis dan pendekatan

penelitian, lokasi dan waktu penelitian, sumber data,

11

prosedur pengumpulan data, pengecekan keabsahan data,

dan tahap-tahap penelitian.

BAB IV : PAPARAN DAN ANALISIS DATA

Pad Bab IV ini penulis memuat tentang paparan dan

analisis data temuan dari hasil penelitian yang

mendeskriptifkan Pengembangan Karakter Siswa melalui

Pelatihan Seni Karawitan di SDN Gebugan 01 Kecamatan

Bergas Kabupaten Semarang.

BAB V : PENUTUP

Pada Bab v ini berisi tentang Kesimpulan dan Saran.

12

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Pengertian Karakter

a. Karakter

Dalam bukunya Mulyasa (2013: 3) mengemukakan bahwa

karakter berasal dari Bahasa Yunani yang berarti “to mark”

(menandai) dan memfokoskan pada bagaimana menerapkan nilai-

nilai kebaikan dalam tindakan nyata atau perilaku sehai-hari

(Adisusilo, 2012: 76).

Senada dengan tujuan pendidikan Nasional sebagaimana

tercantum dalam UU No. 20 tahun 2003, menyebutkan bahwa:

“Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam

rangka mencedaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia,

berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggung jawab (Yamuni, 2014: 5).

Dengan demikian pengembangan karakter merupakan cara

untuk meningkatkan dan mengembangkan sifat alami seseorang

dalam merespon situasi secara bermoral, yang diwujudkan dalam

13

tindakan nyata melalui perilaku baik, jujur, bertanggung jawab,

hormat kepada orang lain, dan nilai karankter mulia yang lainnya

(Yamin, 2015: 157).

Fasli Jalal menyebutkan bahwa karakter adalah nilai-nilai

khas baik ( tahu nilai kebaikan, mau berbuat baik, nyata berbuat

baik, dan berdampak baik terhadap lingkungan) yang terpatri

dalam diri dan terejawentah dalam perilaku (Fadlillah, 2013: 21).

Secara etimologis, kata karakter (Inggris: character)

berasal dari Bahasa Yunani (Greek), yaitu charassein yang berarti

“to engrave” (Ryan and Bohlin, 1999: 5). Kata “to engrave” bisa

diterjemahkan mengukir, melukis, memahatkan, atau

menggoreskan (Echols dan Shadily, 1987: 214). Dalam Kamus

Bahasa Indonesia kata “karakter” diartikan dengan tabiat, sifat-

sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan

seseorang dengan yang lain, dan watak. Karakter juga juga bisa

berarti huruf, angka, ruang, simbul khusus yang dapat dimunculkan

pada layar dengan papan ketik (Pusat Bahasa Depdiknas, 2008:

682).

Orang berkarakter berarti orang yang berkepribadian,

berperilaku, bersifat, bertabiat, dan berwatak. Dengan makna

seperti ini berarti karakter identik dengan kepribadian atau akhlak.

Kepribadian merupakan ciri atau karakteristik atau sifat khas dari

diri seseorang yang bersumber dari bentukan yang diterima dari

14

lingkungan, misalnya keluarga pada masa kecil, dan juga bawaan

sejak lahir (Koesoema, 2007: 80).

Secara terminologis, makna karakter dikemukakan oleh

beberapa para ahli sebagai berikut:

1) Thomas Lickona. Menurutnya karakter adalah “A

reliable inner disposition to respond to situation in

morally good way”. Selanjutnya Lickona

menambahkan, “Character so conceived has three

intrrelatied part: moral knowing, mral feeling, and

behavior” (Lickona, 1991: 51). Menurut Lickona,

karakter ter mulia (good character) meliputi

pengetahuan tentang kebaikan, lalu menimbulkan

komitmen (niat) terhadap kebaikan, dan akhirnya benar

melakukan kebaikan. Dengankata lain, karakter

mengacu kepada serangkaian pemikiran (cognitived),

perasaan (affectivies), dan perilaku (behavior) yang

sudah menjadi kebiasaan (habits) (Zuchdi, 2003: 15-

16).

2) Suyyanto (2010) karakter adalah cara berfikir dan

berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk

hidup dan berkerja sama, baik dalam lingkup keluarga,

masyarakat, dan negara. Individu yang berkarakter baik

adalah individu yang bisa membuat keputusan dan siap

15

mempertanggung jawabkan setap akibat dari

keputussan yang ia buat. Sementara, pendidikan

karakter adalah pendidikan budi pekerti plus, yaitu

melibatkan aspek pengetahuan (cognitive), perasaan

(feeling), dan tindakan (action). Tanpa ketiga aspek ini,

maka pendidikan karakter tidak akan efektif. Dengan

pendidikan karakter yang diterapkan secara sistematis

dan berkelanjutan, lanjut Suyanto, seorang anak akan

menjadi crdas emosinya. Kecerdasan emosi ini adalah

bekal penting dalam mempersiapkan anak

menyongsong msa depan, karena seorang anak akan

lebih mudah dan berhasil menghadapi segala macam

tantangan kehidupan, termasuk tantangan untuk berhasil

secara akademik.

3) Tadkirotun Musfiroh (2008) memandang karakter

mengacu kepada serangkaian sikap (attitudes), perilaku

(behavior), motivasi (motivation), dan keterampilan

(skills) (Wibowo, 2012: 33-34).

4) Kemendiknas dalam Wibowo (2012: 35), karater adalah

watak, tabiat, atau kepriadian sseorang yang terbentuk

dari hasil internalisasi berbagai kebajikan (virtues) yang

diyakini dan diigunakan sebagai landasan untuk cara

pandang berpikir, dan sikap bertindak. Sementara

16

pendidikan karakter adalah pendidikan yang

mengembangkan nilai-nilai karakter bangsa pada

peserta didik, sehingga mereka memiliki nilai dan

karakter sebagai karakter dirinya, menerapkan nilai-

nilai tersebutt dalam kehidupan dirinya, sebagai

anggota masyarakat, dan warga negara yag religius,

nasionalis, produktif, dan kreatif.

Beberapa definisi karakter sebagaimana diuraikan diatas

memang memiliki sudut pandang yang berbeda, sehingga

menyebabkan definisi yang berbeda pula. Meski demikian, dari

berbagai definisi itu terdapat kesamaan bahwa karakter itu

mengenai sesuatu yang ada dalam diri seseorang ynag

menyebabkan orang tersebut disifati.

b. Nilai-nilai Karakter

Soekarno dalam bukunya Muslich (2011: 79)

mengungkapkan bahwa nilai-nilai karakter yang perlu diajarkan

pada anak mliputi kejujuran, loyalitas, dan dapat diandalkan,

hormat, cinta, ketidak egoisan dan sensitifitas, baik hati dan

pertemanan, keberanian, kedamaian, mandiri dan potensial, disiplin

diri, kesetiaan dan kemurnian, kwadilan dan kasih sayang.

Zuchdi (2011: 251-252) menjelaskan bahwa setiapp

manusia yang lahir di dunia telah dibekali hati nurani yang

mengandung nilai-nilai universal. Mohammed (1995)

17

mengemukakan bahwa setiap manusia memiliki fitrah, yaitu poteni

dasar manusia yang terkait dengan keyakinan yang meliputu nilai-

nilai, sikap hidup dan kebutuhan untuk berinteraksi dengan

lingkungannya. Fitrah juga dapat diartikan sebagai sifat dasar

manusia berupa kyakinan akan adanya tuhan dan keinginan untuk

menyembah Tuhan.

Dengan demikian pada dasarnya setiap manusia sudah

memiliki sifat-sifat dasar tentang kebaikan. Ary Ginanjar Agustian

dalam Zuchdi (2009: 48) mengemukakan tujuh nilai utama yang

sekaligus menjadi tujuh budi utama, yaitu; jujur, tanggung jawab,

visioner, disiplin, kerjasama, adil, dan peduli. Zuchdi (2009: 113)

mengemukakan bahwa terdapat 16 nilai-nilai target pendidikan,

antara lain taat beribadah, jujur, bertanggung jae=wab, disiplin,

memiliki etos kerja, mandiri sinegris, kritis, kreatif dan inovatif,

visioner, kasih sayang dan peduli, ikhlas, adil, sederhana,

nasionalisme, dan internasionalisme. Hasan, dkk (2010: 10),

mengemukakan 18 nilai-nilai penidikan budaya dan karakter

bangsa, yaitu; religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif,

mandiri, demokratid, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta

tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta

damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan

tanggung jawab.

18

Senada dengan Daryanto (2013: 70) menjelaskan bahwa

nilai-nilai dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa adalah

sebagai berikut:

Tabel 2.1 Nilai-nilai Karakter.

No. Sikap Deskripsi

1 Religius

Sikap dan perilaku yang patuh

dalam melaksanakan ajaran agama

yang dianutnya, toleran terhadap

pelaksanaan ibadah agama lain, dan

hidup rukun dengan pemeluk

agama lain.

2 Jujur

Perilaku yang didasarkan pada

upaya menjadikan dirinya sebagai

orang yang selalu dapat dipercaya

dalam perkataan, tindakan, dan

pekerjaan.

3 Toleransi

Sikap dan tindakan yang

menghargai perbedaan agama,

suku, etnis, pendapat, sikap, dan

tindakan orang lain yang berbeda

dari dirinya.

4 Disiplin

Tindakan yang menunjukkan

perilaku tertib dan patuh pada

berbagai ketentuan dan peraturan.

5 Kerja Keras

Perilaku yang menunjukkan upaya

sungguh-sungguh dalam mengatasi

berbagai hambatan belajar dan

tugas, serta menyelesaikan tugas

dengan sebaik-baiknya.

6 Kreatif

Berpikir dan melakukan sesuatu

untuk menghasilkan cara atau hasil

baru dari sesuatu yang telah

dimiliki.

7 Mandiri

Sikap dan perilaku yang tidak

mudah tergantung pada orang lain

dalam menyelesaikan tugas-tugas.

8 Demokratis

Cara berfikir, bersikap, dan

bertindak yang menilai sama hak

dan kewajiban dirinya dan orang

lain.

9 Rasa Ingin Tahu

Sikap dan tindakan yang selalu

berupaya untuk mengetahui lebih

mendalam dan meluas dari sesuatu

yang dipelajarinya, dilihat, dan

didengar.

19

10 Semangat Kebangsaan

Cara berpikir, bertindak, dan

berwawasan yang menempatkan

kepentingan bangsa dan negara di

atas kepentingan diri dan

kelompoknya.

11 Cinta Tanah Air

Cara berpikir, bertindak, dan

berbuat yang menunjukkan

kesetiaan, kepedulian, dan

penghargaan yang tinggi terhadap

bahasa, lingkungan fisik, social,

budaya, ekonomi, dan polotik

bangsa.

12 Menghargai Prestasi

Sikap dan tindakan yang

mendorong dirinya untuk

menghasilkan sesuatu yang berguna

bagi masyarakat, dan mengakui,

serta menghormati keberhasilan

orang lain.

13 Bersahabat/Komunikatif

Tindakan yang memperlihatkan

rasa senang berbicara, bergaul, dan

bekerja sama dengan orang lain.

14 Cinta Damai

Sikap, perkataan, dan tindakan

yang menyebabkan oranglain

merasa senang dan aman atas

kehadiran dirinya. Diri sendiri,

masyarakat, lingkungan (alam,

social, dan budaya), negara.

15 Gemar Membaca

Kebiasaan menyediakan waktu

untuk membaca berbagai bacaan

yang memberikan kebajikan bagi

dirinya.

16 Peduli Lingkungan

Sikap dan tindakan yang selalu

berupaya mencegah kerusakan pada

lingkungan alam di sekitarnya, dan

mengembangkan upaya-upaya

untuk memperbaiki kerusakan

alam.

17 Peduli Sosial

Sikap dan tindakan yang selalu

ingin memberi bantuan pada orang

lain dan masyarakat yang

membutuhkan.

18 Tanggung Jawab

Sikap dan perilaku seseorang untuk

melaksanakan tugas dan

kewajibannya, yang seharusnya dia

lakukan, terhadap dirinya maupun

orang lain dan lingkungan

sekitarnya.

20

c. Tujuan dan Manfaat Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter pada intinya bertujuan membentuk

bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral,

bertoleran, bergotong royong, berjiwa patriot, berkembang

dinamis, berorientasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang

semuanya dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan YME

berdasrkan pancasila.

Sri Narwati (2011: 17) mengatakan bahwa tujuan

pendidikan karakter menurut Dharma Kesuma, dkk adalah:

1) Memfasilitasi pengetahuan dan pengembangan nilai-

nilai tertentu sehingga terwujud dalam perilaku anak,

baik ketika proses sekolah maupun setelah proses

sekolah.

2) Mengoreksi perilaku peserta didik yang tidak sesuai

dengan nilai-nilai ynag dikembangkan sekolah.

3) Membangun karakter yang harmoni dengan keluarga

dan masyarakat dalam memerankan tanggung jawab

pendidikan karakter secara bersama.

Pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu

penyelenggaraan dan hasil pendidikan disekolah yang mengarah

pada pencapaian pengembangan karakter dan akhlak mulia siswa

secara utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai standar ompetensi

lulusan.

21

Jadi dapat disimpulkan bahwa tujuan dan manfaat

pengembangan karakter siswa adalah agar manusia memiliki

karakter yang mulia dan dapat diimplementasikan dalam kehidupan

sehari-hari dilingkungan sekolah, dirumah, maupun di masyarakat.

2. Pengembangan Karakter dalam setting Sekolah

Sallis dalam Zuchdi (2012: 47) mengungkapkan bahwa perubahan

kultur diperlukan agar mutu pendidikan dapat ditingkatkan.

Penddekatan kultur dapat membentuk keyakinan, kepercayaan, dan

kebanggaan akan kualitas suatu jinerja. Dengan pendekatan ini akan

terbentuklah karakter manusia yang terlibat dalam suatu organisasi,

termasuk organisasi intuisi pendidikan formal yang disebut sekolah.

Pembentukan karakter tersebut melalui internalisasi nilai-nilai, norma,

dan sikap, seta kebiasaan yang bersifat positif.

Kemendiknas dalam Wibowo (2015: 83) menambahkan bahwa

pendidikan harus membangun kesadaran, pengetahuan, wawasan, dan

nilai berkenaan dengan lingkungan tepat diri dan bangsanya hidup

(geografis), nilai yang hidup di masyarakat (antrolologi), sistem sosial

yang berlaku dan berkembang (sosiologi), sistem ketata negaraan,

pemerintah, da politik (ketatanegaraan/politik/kewarganegaraan), ilmu,

teknologi, dan seni. Artinya, perlu ada upaya trobossan kurikulum

beberapa pengembaga nilai-nilai yang menjadi dasar bagipendidikan

budaya dan karakter bangsa. Dengan terobosan kurikulum yang

demikian, nilai dan karakter yang dikembangkan pada diripeserta didik

22

akan sangat kokoh dan memiliki dampak nyata dalam kehidupan diri,

masyarakat, bangsa, dan bahkan umat manusia.

Oleh karena itu, diperlukan teknik atau cara penyampaia, dalm

pendidikan budi pekerti. Paul Suparno, dkk (2015: 89-91) Menyatakan

bahwa, akan ditawarkan empat cara penyampaian yang disebut

penyampaian pendidikan budi pekertidisekolah, yaitu; a) Model

sebagai Mata Pelajaran tersenndiri. Disamping sebagai mata pelajaran

tersendiri seperti bidang studi yang lain, b) Model Terintegrasi dalam

semua Bidang Studi. Disamping secara terintegrasi dalam semua

bidang, guru dapat memilih nilai-nilai yang akan ditanamkan melalui

beberapa pokok atau subpokok bahasan yang berkaitan dengan

nilainilai hidup, c) Model di Luar Pengajaran. Penanaman nilai dengan

model ini lebih mengutamakan pengolahan dan penanaman nilai

melalui suatu kegiatan untuk dibahas dan dikupas nilai-nilai hidupnya.

Model ini dapat dilaksanakan oleh guru sekolah yang bersangkutan

yang mendapat sampiran tugas tersbut atau dipercayakan pada

lembaga diluar sekolah untuk melaksanakannya, dan d) model

Gabungan. Model gabungan berarti menggunakan gabungan berarti

menggunakan gabunga antara model terintegrasi dan model diliuar

pelajaran. Penanaman nilai ini dilakukan melalui pengakaran formal

terintegrasi bersamaan dengan kegiatan di luar pelajaran. Model ini

dapat dilakukan, baik dalam kerjasama dengan tim oleh guru maupun

dalam kerjasama dengan pihak luar sekolah.

23

Sejalan dengan uraian diatas, Kemendiknas dalam Wibowo (2015:

84-95) menambahkan bahwa dengan prinsip ini, peserta didik melalui

proses berpikir, bersikap, dan berbuat. Ketiga proses ini dimaksudkan

untuk mengembangkan kemampuan pesera didik dalam melakukan

kegiatan siswa dan mendorong peserta didik untuk melibatkan diri

sendiri sebagai makhluk sosial. Adapun model pengintegrasian

pendidikan karakter disekolah dilakukan degan beberapa cara yaitu:

1. Integrasi dalam Program Pengembangan Diri

Perencanaan dan pelaksanaan pendidikan karakter pada

peserta didik dalam program pengembangan diri, dapat

dilakukan melalui pengintegrasian ke dalam kegiatan sehari-

hari di sekolah, diataranya melalui hal-hal berikut:

a) Kegiatan Rutin

Kegiatan rutin merupakan kegiatan yang dilakukan

anak didik secara terus meerus dan konsisten setiap

saat. Contoh pada kegiatan upacara bendera pada hari

besar kenegaraan atau upacara bendera paga hari senin.

b) Kegiatan Spontan

Kegiatan spontan adalah kegiatan yang dilakukan

secara spontan pada saat itu juga. Kegiatan ini biasanya

dilakukan pada saat guru atau tenaga kependidikan

yang lain mengetahui adanya perbuatan yang kurang

24

baik dari peseerta didik, dan harus di koreksi pada saat

itu juga.

c) Keteladanan

Keteladanan adalah perilaku atau sikap guru dan teaga

kependidikan yang lain dalam memberikan contoh

terhadap tindakan-tindakan yang baik, sehingga

diharapkan menjadi panutan bagi peseerta didik untuk

mencontohnya.

d) Pengondisian

Untuk medukung keterlaksanaan pendidikan karakter

maka sekolah harus dikondisikan sebagai pendukung

kegiatan itu. Sekolah harus mencerminkan kehidupan

nilai-nilai budaya dan karakter bangsa yang diinginkan.

Misalnya, toileet yang selalu dibersihkan, bak sampah

ada diberbagai tempat dan selalu dibersihkan, sekolah

terlihat rapi dan alat belajar ditempatkan teratur.

2. Pengintegrasian dalam Mata Pelajaran

Pengembangan nilai-nilai pendidikan budaya dan karakter

bangsa dapat diintegrasikan dalam setiap pokok bahasann dari

mata pelajaran. Nilai-nilai tersebut dicantumkan dalam silabus

dan RPP. Pegembangan nilai-nilai itu dalam silabus ditmepuh

melalui cara-cara berikut ini:

25

a) Mengkaji Standar Kompetensi (SK) dan Kompetendi

Dasar (KD) pada Standar Isi (SI) untuk menetukan

apakah niali-nilai budaya dan karakter bangsa yang

tercantum itu sudah cukup didalamnya;

b) Menggunakan tabel 1 yang memperlihatkan keterkaitan

antara SK dan KD dengan nilai dan indikator untuk

menentukan nilai yang akan dikembangkan;

c) Mmencantumkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa

dalam tabel 1 itu kedalam silabus;

d) Mencantumkan nilai-nilai yng sudah tertera dalam

silabus kedalam RPP;

e) Mengembangkan proses pembelajaran peserta didik

secara aktif yang memungkinkan peserta didik memiliki

kesempatan melakukan internalisasi nilai dan

menunjukannya dalam perilaku yang sesuai, dan;

f) Memberikan bantuan kepada peserta didik, baik yang

mengalami kesulitan untuk menginternalisasi nilai

maupun untuk menunjukkan dalam perilaku.

3. Pengintegrasian dalam Budaya Sekolah

Menurut Kemendiknas (2010: 19) budaya sekolah merupakan

suasan kehidupan sekolah tempat peserta didik berinteraksi,

baik dengan sesamanya, guru dengan guru, konselor dengan

sesamanya, pegawai administrasi dengan sesamanya, dan

26

antara aggota kelompok masyarakat sekolah. Interaksi internal

kelompok antar kelompok terkait oleh berbagai aturan, norma,

moral, serta etika bersama yang berlaku disuatu sekolah.

Kepemimpinan, keteladanan, keramahan, toleransi, rasa

kebangsaan, da tanggungjawab merupakan nilai-nilai yang

dikembangkan dalam budaya sekolah. Pengembangan nilai-

nilai pendidikan karakter dalam budaya sekolah mencakup

kegiatan-kegiatan yang dilakukan kepala sekolah, gur,

konselor, tenaga administrasi ketika berkomunikasi dengan

peserta didik dan menggunakan fasilitas sekolah.

3. Model dan Strategi Pengembngan Karakter berbasis Seni

Menurut Zuchdi (2011: 177-179) model merupakan suatu

gambaran dan pola bagaimana proses pendidikan karakter

dilaksanakan. Model diawali dengan menentukan dan mendeskripsikan

sasaran dan target yang akan dicapai, yang bersifat memiliki makna

(meaningfull), dapat diukur (measurable) dan berkelanjutan

(sustainable). Bermakna artinya emiliki subtansi bagi para peserta

didit, tidak cukup hanya dihafal dan diketahui, tetapi mengandung

sesuatu yang rasional dan memberikan kesan mendalam bagi mereka.

Dapat diukur memiliki arti bahwa seberapa tinggi atau seberapa besar

atau seberapa dalam hasil yang dicapai pendidikan karakter harus

dapat diketahui. Termasuk dapat diketahui bagaimana perkembangan

hasil dari suatu waktu ke waktu berikutnya. Berkelanjutan memiliki

27

arti bahwa hasil dari pendidikan karakter bersifat dinamis, menarik dan

dapat secara terus menerus iperbarui dan ditingkatkan.

Selain itu, Zuchdi (2011: 173-177) juga menawarkan beberapa

strategi dalam pendidikan karakter sebagai berikut: Pertama, tujuan,

sasaran, dan target yang akan dicapai harus jelas dan konkret. Kedua,

pendidikan karakter akan lebih efektif dan efisien, kalau dikerjakan

tidak hanya oleh sekolah, melainkan harus ada kerjasama antara

sekolah dengan orang tua siswa. Ketiga, menyadarkan pada semua

guru akan peran penting dan bertanggung jawab dalam keberhasilan

melaksanakan dan mencapai tujuan pendidikan karakter. Keempat,

kesadaran guru akan diperlunya “hidden curriculum” dan merupakan

instrumen yang amat penting dalam pengembangan karakter peserta

didik. Kelima, dalam meaksanakan pemblajaran guru harus

menekankan pada daya kritis dan kreatif peserta didik (critical and

creative thinking), kemampuan bekerja sama dan keterampilan

mengambil keputusan. Keenam, kultur sekolah yang harus

dimanfaatkan dalam pengembangan karakter peserta didik. Dan

ketujuh, pada hakikatnya salah satu fase pendidikan karakter adalah

merupakan proses pembinaan dalam kehidupan sehari-hari, khuusnya

disekolah dapat dimonitor dan dikontrol oleh Kepala Sekolah dan

Guru. Diharapkan orang tua siswa juga memonitor dan mengontrol

perilaku sehari-hari peserta didik di lingkungan keluarga dan

masyarakat.

28

Proses pendidikan karakter paling tidak memiliki empat prinsip.

Pertama, berikan informasi yang rasional, termasuk apa

konsekuensinya dari melakukan atau tidak melakukan yang

disampaikan tersebut. Peserta didik perlu memiliki pemahaman secara

Kritis mengapa tindakan tersebut perlu dilakukan dan ditinggalkan.

Kedua, perlu dirumuskan kebijakan atau peraturan, seperti kode etik,

jaji pelajar, janji guru, standar perilaku yang dirumuskan bersama

untuk ditaati oleh semua warga sekolah tanpa pengecualian. Ketiga,

komunikasikan secara terus menerus isi dan target pendidikan

karakter. Keempat, proses pengemmbangan karakter memerlukan

model, teladan, dan conttoh konkret yang konsisten, khususnya dari

mereka yang menjadi panutan para peserta didik.

Proses akan berkembng dengan baik manakala memiliki ciri antara

lain: memiliki tujuan yang jelas, penekanan berulang-ulang, konsisten,

kreatif, dan konkret. Suatu program akan berjalan dengan baik apabila

tujuan yang akan dicapai dirumuskan dengan jelas, karakter berkaitan

dengan nilai-nilai perrilaku. Oleh karena itu, semua guru harus

memegan prinsip sehingga dalam berinteraksi dengan peserta didik,

baik didalam pembelajran maupun diluar kelas harus konsisten dengan

prinsip tersebut.

29

4. Pengembangan Karakter melalui Seni Karawitan

a. Pengertian Karawitan

Karawitan secara umum menurut Soedarsono (1992: 14)

adalah kesenian yang meliputi segala cabang seni yang mengadung

unsur-unsur keindahan halus serta rumit atau ngrawit. Pengertian

secara khusus adalah ekspresi jiwa manusia yang berlaraskan

slendro dan pelog. Menurut Martopangrawit (1975: 1) karawitan

adalah seni suara yang menggunakan laras slendro dan ppelog,

sedangkan pengrawit adalah orang yang pekerjaannya menabuh

gamelan.

Menurut Sukahardjana (2004: 479) bahwa “Gamelan

merupakan betuk orkestra tradisional karena pada dasarnya di

dunia ini ada dua model orkestra atau ensamble besar yaitu dari

musik barat dan dari musik Gamelan Indonesia”.

Berdasarkan pengertian tentang karawitan datas, dapat

disimpulkan bahwa karawitan merupakan seni ungkapan melalui

media suaara baik vokal maupun instrumental yang menggunakan

laras selndro maupun pelog.

b. Pola Pembelajaran Seni Karawitan

Kemahiran dalam memainkan ricikan gamelan atau seni

karawitan biasanya bisa dicapai melalui beberapa cara atau pola

yang berbeda (Palgunadi, 2001: 34-36) misalnya:

30

1) Meguru adalah belajar tentang sebuah kawruh (pengetahuan)

tertentu yang dilakukan dengan cara berguru (biasanya secara

tidak formal) kepada seseorang yang dipandang mempunyai

kawruh (pengetahuan) yang luas.

2) Nyatrik adalah belajar tentang sejumlah kawruh (pengetahuan)

tertentu yang dilakukan dengan cara belajar pada seseorang

atau orang yang dianggap mempunyai kawruh (pengetahuan)

tertentu, dengan tujuan memperluas dan memperdalam kawruh

(pengetahuan)

3) Magang adalah belajar tentang suatu kawruh (pengetahuan)

tertentu yang dilakukan dengan cara memperhatiikan,

mempelajari, dan mengamati apa yang dilakukan oleh

seseorang yang sudah lebuh mahir dalam suatu hal tertentu,

kemudian secara bertahap dan perlahan disesuaikan dengan

tingkat kemahiran yang sudah dikuasai.

4) Ajar dewe adalah belajar secara mandiri yang dilaksanakan

untuk menguasai sesuatu kawruh (pengetahuan) tertentu tanpa

bantua pelatih, guru, atau orang lain.

5) Latihan bareng adalah belajar dan berlatih yang dilakukan

secara bersama-sama atau secara kelompok, yang dilaksanakan

dengan tujuan untuk menguasai suatu kawruh (pengetahuan)

tertentu.

31

c. Gending

Gendhing dalam arti umum adalah lagu. Sedangkan

gendhing dalam arti: Gendhing Ketawang Subokastowo, Gendhing

Ladrang Wilujeng dan Gendhing Lancaran Serayu. Dalam seni

gamean, macam gendhing digolongkan menjadi tiga, yaitu: 1)

gendhing Alit, 2) Gendhing Madya, dan 3) Gendhing Ageng

(Sumarto dan Suyuti, 1987: 25).

Lagu dalam pemahaman masyarakat luas berarti komposisi

musikal. Dalam seni karawitan atau musik gamelan Jawa,

Komposisi musikal karawitan disebut gendhing. Melodi

merupakan salah satu unsur pembentukan dan atau yang terrdapat

di dalam suatu komposisi musikal. Istilah gendhing digunakan

untuk menyebutkomposisi karawitan atau gamelan dengan stuktur

formal relatif panjang, terdiri aatas dua bagian pokok, morong dan

inggah (Sumarsam dalam Widodo, 2008: 53).

d. Laras dan Titi Laras

Laras dalam dunia karawitan dan tembang jawa selain

digunakan untuk menyebut tangga nada juga nada. Di dalam

karawitan jawa dan tembang jawa, memiliki dua tangga nada,

yaitu; laras slendro (tangga nada slendro) dan laras pelog (tangga

nada pelog) (Widodo, 2008: 54).

Jamalus dalam Widodo (2008: 54), tangga nada ata laras

diartikan sebagai serangkaian nada berurutan dengan perbedaan

32

tertentu membentuk sebuah nada. Sedangkan laras dalam arti nada

adalah bunyi yang dihasilkan oleh sumber bunyi yang bergetar

dengan kecepatan getar teratur.

Jika sumber bunyi bergetar dengan cepat maka bunyi yang

dihasilkan tinggi. Jika getaran sumber bunyi itu lambat, maka

bunyi terdengar rendah. Semua nada musikal terdiri atas empat

unsur, yakni: 1) tinggi-rendah nada, 2) panjang-pende nada, 3)

keras-lemah bunyi, dan 4) warna suara (Miller dalam Widodo,

2008: 54).

Menurut Sumarto dan Suyuti (1978: 7), titi berarti tulisan

atau tanda, sedangkan laras adalah urutan nada dalam satu

gembyangan (1 oktaf), yang sudah tertentu jaraknya atau tinggi-

rendahnya. Sehingga pengertian titi laras adalah tulisan atau tanda,

sebagai penyimpulan nada-nada yang sudah tertentu tinggi

rendahnya dalam satu gembyang, yang berfungsi: 1) untuk

mencatat dan membunyikan gendhing atau tembang, 2) untuk

belajar menabuh atau menembang.

Titi laras adalah istilah yang digunakan dilingkungan

karawitan untuk menyebut notasi, yaitu lambang yang mewakili

tinggi dan harga laras (nada). Sampai saat ini, titi laras yang masih

paling banyak digunakan dilingkungan karawitan (di surakarta,

jawa tengah, dan Yogyakarta), adalag titi laras kepatihan

(Supanggah, 2002: 112). Sistem titi laras kepatihan menurut

33

Siswanto (1986: 5), diciptakan oleh RT. Warsodiningrat abdi

dalem kepatihan Surakarta. Dalam sistem kepatihan, bentuk titi

laras adalah berwujud angka. Angka tersebut berdasarkan tinggi

rendahnya bilah gamelan, baik bilah gamelan slendro maupun

pelog. Bentuk titi laras slendro ialah 1, 2, 3, 5, 6 sedangkan titi

laras pelog ialah 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7. Angka-angka tersebut dalam

karawitan dibaca dengan bahasa jawa yaitu 1 dibaca (siji), 2 dibaca

(loro), 3 dibaca (telu), 4 dibaca (papat), 5 dibaca (lima), 6 dibaca

(nem), dan 7 dibaca (pitu). Akan tetappi demi efisiensinya cukup

disingkat ji, ro, lu, pat, ma, nem, pi saja.

1) Titi laras slendro

Titi laras slendro dibagi menjadi bermacammacam

pathet (Siswanto, 1986: 15) yaitu:

a) Laras slendro pathet sanga : 5 6 1 2 3 5

b) Laras slendro pathet nem : 2 3 5 6 1 2

c) Laras slendro pathet manyuro: 6 1 2 3 5 6

Masing-masing laras tersebut apabila dibaca secara

solmissi kurang lebih hampir sama dengan do- re- mi-

sol- la- do.

2) Titi laras pelog

34

Tdalam gamelan pelog ada 3 pathet (sistem tangga nada

pentatonis) yang dapat diciptakan, yaitu laras pelog

pathet barang, pelog pathet nem, dan pelog pathet lima

(Sumarto dan Suyuti, 1978: 7-8).

a) Laras pelog pathet barang : 6- 7- 2- 3- 5- 6

b) Laras pelog pathet nem : 2- 3- 5- 6- 7- 2

c) Laras pelog pathet lima : 5- 6- 7- 2- 3- 5

e. Irama

Purwadi (2009: 19-21) dalam Diktatnya menerangkan

bahwa, dalam memainkan musik gamelan jawa dapat dikaegorikan

menjadi 3 jenis: Tempo lambat atau tamban, tempo sedang atau

sedeng, tempo cepat atau seseg. Cepat dan lambatnya tempo dalam

karawitan disebut laya dan bukannya wirama. Bagi para pengrawit

sudah dapat membedakan pengertian laya dan wirama walaupun

istilah tersebut tidak terdegar dalam khidupan sehari-hari.

Pengrawit harus mempunyai pengetahuan tentang lagu

yang merupakan susunan nada yang diatur sesuai dengan kaidah-

kaidah yang berlaku, apabila dibuyikan enak didengar. Pengaturan

nada-nada akan berkembang ke arah satu bentuk,sehingga

menimbulkan bermacam-macam jenis gending. Adapun irama dan

lagu di dalam ricikan akan jelas sebagai berikut:

Nama dan tugas ricikan di dalam karawita:

35

Ricikan yang bertugas pada

bagian irama

Ricikan yang bertugas dalam

bagia lagu

1. Kendang.

2. Kethuk

3. Kempyang

4. Kenong

5. Kempul

6. Gong

7. Kecer (dalam

pementasan wayang/

purwo ringgit)

1. Rebab

2. Gender

3. Gambang

4. Bonang barung

5. Bonang penerus

6. Slenthem

7. Demung

8. Saron

9. Peking

10. Clampung

11. Suling

Tugas masing-masing ricikan pada bagian irama

a) Kendang (Pamurba irama)

(1) Menentukan bentuk gendhing

(2) Mengatur irama dan jalannya laya

(3) Buka untuk gendhing-gendhing kendang

b) Kethuk (Pemangku irama)

(1) Menguatkan kendang dalam membentu gendhing

(2) Menunjukkan macam irama

c) Kenong (Pemangku irama)

36

(1) Menentukan bartas-batas gatra berdasarkan bentuk

gendhing

d) Kempul

e) Gong (Pemangku irama)

(1) Menguatkan kendang dalam menentukan bentuk

gendhing

(2) Sebagai pada.

Tugas ricikan pada lagu:

a) Rebab (Pamurba lagu)

b) Gender (Pemangku lagu)

c) Bonang barung (Pemangku lagu)

d) Gambang (Penghias lagu)

e) Clempung, gender penerus, bonang penerus (Penghias

lagu)

f) Slenthem, demung, saron (Balungan)

g) Peking (Pemangku lagu dan gaya lagu)

Suwardi (2008: 6-7) dalam Diktatnya menerangkan

bahwa, laya dan wiram gendhing dalam karawitan dibagi menjadi

2 kategori:

a) Irama gendhing bagus.

37

(1) Nyamleng artinya suasana tabuhan yang enak

dirasakan. Tabuhan benar-benar mirasa. Biasanya

terjadi pada gendhing yang penuh kekompakan.

Masing-masing pengrawit saling ngemong dan

mengerti laya dan wirama.

(2) Mat-matan artinya suasana gndhing halus, yang

menggunakan gendder, gambang dan pamurba

lagu lain.

(3) Nges artinya suasana gendhing rampak dan

segalanya pas.

b) Irama gendhing kurang bagus.

(1) Kandang bubrah artinya tabuhan gendhing yang

tidak jadi-jadi ada yang salah dan ada yang betul.

B. Kajian Pustaka

Penelitian yang dilakukan oleh Ardipal (2015) dengan judul

“Model Pengembangan Karakter Melalui Pendidikan Seni di Sekolah

Dasar”. Simpulan hasil peelitian menunjukan bahwa Model

Pengembangan Karakter Mealui Pendidikan Seni di Sekolah Dasar di

intregrasikan dalam Pembelajaran Seni Budaya dan Keterampilan

khususnya pada Pembelajaeran Seni Musik. Dalam Pembelajaran Seni

Budaya dan Keterampilan menggunakan model pembelajaran

konvensional, yaitu dengan mengunakan metode ceramah dan praktik,

aspek pencapaian yang dicapai dalam Pembelajaran Seni Budaya dan

38

Keterampilan adalah aspek pengetahuan dan keterampilan siswa. Tujuan

dari Pembelajaran eni musik supaya siswsa memiliki kemampuan sebagai

berikut: 1) memahami konsep dan pentingnya seni budaya dan

ketermpilan. 2) menampilkan sikap apresiasi terhadap seni budaya dan

keterampilan. 3) menampilkan kreatifitas melalui seni budaya dan

keterampilan. 4) menampilkan peran serta dalam seni budaya dan

keterampilan dalam tingkat lokal, regional, maupun global. Harapan dari

penerapan Pembelajaran Seni Musik adalah untuk membantu siswa dalam

mengembangka individu yang nantinya akan berdampak pada

pertumbuhan akal, pikiran, sosialisasi, dan emosional.

Penelitian yang dilakukan oleh Miftah (2013) dengan judul

“Pengembangan Karakter Anak Melalui Pembelajaran Ilmu Sosial”.

Simpulan dari penelitian menunjukan pembelajaran Ilmu Sosial

sebagaimana pembelajaran lainnya, dalam pembelajaran ilmu sosial

diberikan kepada siswa sebagai bekal untuk mengembangkan kemampuan

dalam menghadapi masa depan. Dalam pembelajarn ilmu sosial diperlukan

seperangkat pngetahuan, keterampilan, dan sikap positif. Dalam upaya

membentuk kemampuan yang demikian, proses pembelajaran

menggunakan metode berfikir kreatif, menemukan strategi, dan alternatif

dapat diterapkan dalam keberragaman situasi. Proses pembelajaran

cenderung mengajarkan pendidikan moral dan budi pekerti sebatas teks

dan kurang dipersiapkan pada siswa untuk menyikapi dan menghadapi

kehidupan yang kontradiktif. Praktik pendidikan Indonesia cenderung

39

terfokur pada pengembangan aspek kognitif, sedangkan aspek soft skill

atau non-akademik sebagai unsur utama pendidikan karakter beum

diperhatikan secara optimal, bahkan cenderung diabaikan. Saat ini, ada

kecenderungan bahwa target akademik masih menjadi tujuan utama dari

hasil pendidikan, seperti halnya Ujian Naasional sehingga proses

pendidikan karakter masih sulit dilakukan. Oleh karena itu, reorientasi

pendidikan yang berorientasi pada pengembangan karakter merupakan

suatu keharusan dalam membangun karakter bangsa.

Penelitian yang dilakukan oleh Hartini, Dewi Tryanasari, Endang

Sri Maruti (2015) dengan judul “ Pendidikan Karakter Siswa Sekolah

Dasar Melalui Seni Budaya”. Simpulan dari hasil penelitian menunjukan

bahwa manfaat belajar nilai-nilai seni budaya di seolah dasar diantaranya:

1) memperdalam pengertian tentang rasa indah pada umumnya dan

tentang ksenian pada umumnya, 2) memperluas pengetahuan unsur

objektif dan subjektif yang berpengaruh atas kemampuan menikmati

keindahan, 3) memperkkoh rasa cinta kepada kesenian dan kebudayaan

bangsa pada umumnya serta mempertajam kemampuan mengapreasi

(menghargai) kesenian dan kebudayaan bangsa lain, dan dengan demikian

mempererat hubungan antar bangsa, 4) memupuk kehalusan rasa dalam

diri manusia, 5) memperdalam pengertian tentang hubungan kesenian

dengan tata kehidupan, kebudayaan, dan perekonomian suatu masyarakat,

6) memantabkan kemampuan menilai karya seni guna mengembangkan

apresiasi eni di dalam masyarakat, 7) memantabkan kewaspadaan atas

40

pengaruh negatif yang merusak mutu kesenian dan nilai-nilai kebudayaan

kita, 8) memperkokoh keyakinan dalam masyarakat terhadap nilai

kesusilaan, moralitas, perikemanusiaan, dan ketuhanan, 9) melatih diri

untuk berdisiplin dalam cara berpikir dan mengatur pemikiran dengan

sistematik, membangkitkan potensi untuk berfalsafah agar memperoleh

kemudahan dalam menghadapi segala permasalahan, memberi wawasan

yang luas dan bekal bagi kehidupan spiritual dan psikologis.

41

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan penelitian

Penelitian ini menggunakkan metode penelitian kualitatif.

Penelitian kualitatif (Qualitative) adalah suatu penelitian yang

dilaksanakan untukk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena,

aktifitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran secara individual

atau kelompok (Sukmadinata, 2008: 60).

Jenis peneitian ini adalah penelitian lapangan, karena kegiatan ini

dilakukan dilingkungan tempat pelaksanaan kegiatan pendidikan,

pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan

penelitian deskriptif kualitatif, yakni suatu proedur penelitian yang

mnghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis dan lisan dari orang-

orang dan perilaku yang diamati (Moleong, 2007: 4). Penelitian ini fokus

pada Nilai karakter siswa dalam pelatihan seni karawitan di SDN Gebugan

01 Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang.

Dalam pnelitian ini, peneliti bertindak sebagai pengumpul data dan

instrumen aktif dalam upaya mengumpulkan data-data yang ada

dilapangan. Sedangkan instrumen pengumpulan data yang lain, selain

manusia adalah berbagai bentuk alat bantu dan dokumen yang dapat

digunakan untuk menunjang keabsahan hasil penelitian.

42

B. Lokasi dan Waktu penelitian

1. Lokasi penelitian

SDN Gebugan 01 secara geografis terletak pada koordinat -7,1903

Garis lintang, 110,387 Garis bujur, dan SDN Gebugan 01 terletak di

Lingkungan Rt 01/Rw 01 Dukuh Seban, Dusun Krajan, Desa Gebugan,

Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang, tepatnya di Jln. PTPN

XVIII Gebugan. Berdasarkan hasil pengamatan SDN Gebugan 01

berada di Dusun Krajan, di sisi utara adalah Dusun Tegal Melik,

Dusun Bengkle, Dusun Lempuyangan, disisi barat adalah Gunung

ungaran, disisi selatan adalah Dusun Gintungan Kecamatan Untgaran

Barat, dan disisi timur adalah Dusun Setinggen Kecamatan Bergas.

Kelurahan Gebugan terletak di sisi timur Gunung Ungsrsn dsn

wilayah Desa Gebugan Tepat di Lereng Gunung Ungaran, akan tetapi

Dusun Krajan Desa Gebugan merupakan dusun yang terletak

diwilayah yang strategis dalam bidang pendidikannya. Hal ini

didukung dengan adanya berbagai macam bidang kependidikan

diantaranya terdapat Tempat Pembelajara Al-Quran (TPQ), Pendidikan

Anak Usia Dini (PAUD), Taman Kanak-kanak (TK), Madrasah

Ibtidaiyah (MI), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama

Islam Darussalam (SMP), Sekolah Menengah Kejuruan Kesehatan

(SMK), Pondok Pesantren Salaf API Darussalam, dan Pondok

Pesantren Modern Darussalam.

43

Pemilihan lokasi penelitian ini, karena SDN Gebugan 01

merupakan salah satu SDN unggulan yang ada di Desa Gebugan dan

SDN Gebugan 01 memiliki fasilitas yang cukup mendukung guna

pengembangan karakter siswa melalui pelatihan seni karawitan.

2. Waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan oleh peneliti pada tanggal 08 Mei 2018

sampai seleai.

C. Sumber Data

Menurut Lofland dan Kofland dalam Moleong (2009: 157) sumber

data utama dalam penelitian kualitatiff adaah kata-kata, dan tindakan,

selebihnya adalah tambahan seperti dokumen dan lain sebagainya.

Sumber data yang dipakai dalam penelitian ini adalah:

1. Data Primer.

Data primer adalah data yang diproleh langsuung dari lapangan atau

tempat penelitian. Kata-kata dan tindakan mrupakan sumber data yang

diperoleh dengan cara mengamati dan mewawancarai.

Peneliti menggunakan data ini untuk mendapatkan informasi secara

langsung tentang Nilai karakter siswa dalam pelatihan seni karawitan

di SDN Gebugan 01 Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang. Adapun

sumber data langsung, peneliti peroleh dari hasil wawancaradengan

Kepala Sekolah, Guru-guru, dan siswa, serta data dari hasil

pengamatan.

44

2. Data Sekunder

Data Sekunder adalah data yang didapat dari sumber buku bacaan dan

dari dokumentasi. Peneliti menggunakan data sekunder ini untuk

memperkuat hasil temuan dan sebagai pelengkap informasi yang telah

terkumpul melalui wawancara dan pengamtan.

D. Teknik Pengumpulan Data

Supaya data dan informasi dapat digunakan dalam penalaran, data

dan informasi itu harus merupakan fakta. Kedudukannya sebagai bahan-

bahan itu siap digunakan sebagai evidden. Sebab itu perlu diadakan

pengujian-pengujian melalui cara-cara tertentu (Patilima, 2016: 60).

Pengumpulan data dalam penelitian kualitatif seperti pada

umumnya, dengan teknik pengumpulan data menggunakan instrumen.

Data yang dikumpulkan digunakan untuk menjawab masalah-masalah

yang telah dirumuskan dalam menguji hipotesis. Dengan demikian peneliti

menggunakan 3 metode pengumpulan data, yaitu:

1. Metode Pengamatan (Observation)

Metode pengamatan merupakan sebuah teknik pengumpulan

data yang mengharuskan turun kelapangan dan secara langsung

mengamati hal-hal yang berkaitan dngan ruang, tempat, pelaku

kegiatan, benda-benda, waktu, peristiwa, tujuan, dan perasaan.

Namun tidak semua perlu diamati oleh peneliti, hanya hal-hal

yang berkaitan dan releven dengan data yang dibutuhkan

(Patilima, 2010: 63). Dalam setiap siklus peneliti melakukan

45

pengamtan kepada Kepala Sekolah, Guru, dan Siswa untuk

meninjau sjauh mana pengembangan karkter terlaksana.

2. Metode Wawancara

Metode wawancara merupakan bentuk yang paling

sederhana. Wawancara teridiri atas sejumlah pertanyaan yang

dipersiakan dan diajukan kepada seseorang atau orang-orang

mengenai penelitian yang dianggap perlu dan memiliki

relevensi dengan permasalahan yang diteliti (Emzir, 2010: 49).

Untuk melengkapi data dan informaasi yang lebih terperinci

dan untuk melengkapi data hasil pengamatan atau observasi.

Peneliti melaksanakan wawancara kepada Kepala Seklag,

Guru, dan Siswa.

3. Dokumentasi (Documentation)

Disamping pengamatan dan wawancara, para peneliti dapat

juga menggunakan berbagai dokumen dalam menjawab

pertanyaan terarah (Emzir, 2011: 61). Karena dalam penelitian

dokumen dapat berbentuk apa aja tidak hanya berbentuk

tulisan, melainkan dokumen dapat berbentuk foto, rekaman

audio, video, dan jurnal untuk mempermudah penelitian dalam

teknik pengumpulan data.

E. Analisis Data

Menurut Moleong (2007: 208) mengatakan bahwa analisis data

adalah proses mengoorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola,

46

kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat

dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. Sedangkan

analisis data menurut Bogdan dan Biklen (2007) dalam bukunya Gunawan

(2014: 210) adalah proses pencarian dan pengaturan secara sistematik

hasil wawancara, catatan-catatan, dan bahan-bahan yang dikumpulkan dan

memungkinkan menyajikan apa yang ditemukan.

Tahap akhir dari analisis adalah mengadakan pemeriksaan

keabsahan data, setelah itu mulailah pada tahap penafsiran data dalam

mengolah hasil sementara menjadi teori subnatif. Analisis data merupakan

proses mengorganisasikan data kedalam pola, kategori dan satu uraian

dasar, sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis

kerja seperti dalm proses analisis ini adalah:

1. Reduksi Data

Reduksi data adalah suatu bentuk analisis yang

mempertajam, memilih, memfokuskan, membuang, dan

mengorganisasikan data dalam satu cara, dimana kesimpulan

akhir dapat digambarkan dan diverifikasikan (Yusuf, 2014:

408). Sedangkan menurut Moleong (2007: 288) reduksi

datadibagi menjadi 2 yaitu (1) identifikasi satuan (unit). Padda

mulanya diidentifikasikan adanya satuan yaitu bagian terrkecil

yang ditemukan dala data yang memeiliki makna bila diakitkan

dengan fokus dan masalah peneliti. (2) sesudah satuan

diperoleh, langkah berikutnya adalah membuat koding.

47

Membuat koding berarti memberikan kode pada setiap satuan,

supaya tetap ditelusuri data satuannya, berasal dari sumber

mana. Jadi dapat diartikan bahwa, reduksi data merujuk pada

prosses pemilihan, pemfokusan, penyederhanaan, pemisahan,

dan pentransformasian data “mentah” yang terlihat dalam

catatan tertulis lapangan.

2. Penyajian Data

Menurut Yusuf (2014: 408) penyajian data addalah

kumpulan informasi data adalah kumpulan informasi yang

telah tersusun yang menbolehkan penarikan kesimpulan dan

pengambilan tindakan. Penyajian data iniigunakan sebagai

bentuk untuk mentafsirkan dan mengambil simpulan dalam

penelitian kualitatif. Sajian data harus mengacu pada rumusan

masalah yang telah dirumuskan sebagai pertanyaan penelitian,

sehingga nnarasi yang terrsaji merupakan deskripsi mengenai

kondisi yang rinci unttuk menceritakan dan menjawab setiap

permasalahan yang ada.

3. Penarikan Kesimpulan

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut iles

dan Humberman (1992) adalah penarikan kesimpulan dan

vrifikasi. Penarikan kesimpulan merupakan hasil penelitian

yang menjawab fokus penelitian berdasarkan hasil analisis

data.

48

Menurut Yususf (2014: 409) bahwa reduksi data, display data,

penarikan kesimpulan harus dimulai sejak awal. Ini berarti

apabila proses sudah benar dan data yang dianalisis telah

standar kelayakan dan kkonformatiff, maka kesimpulan awal

yang diambil akn dapat dipercaya. Disamping itu perlu diingat

antara reduksi data, dispaly data dan penarikan kesimpulan

merupakan segitiga yang saling berhubungan. Sedangkan

dalam bukunya Gunawan (2014: 210) bahwa Miles dan

Huberman (1992) mengemkakan tiga tahapan yang harus

dikerjakan dalam menganalisis data penelitian kalitatif, yaitu

(1) reduksi data, (2) paparan data penyajian data dan (3)

penarikan ksimpulan dan verivikasi.

F. Pengecekan Keabsahan Temuan

Untuk enguji keabsahan data pada penelitian ini maka peneliti

menggunakan;

1. Ketekunan pengamatan

Ketekunan pengamatan yaitu mencari secara konsisten

interpretasi dengan berbagai cara dalam kaitan dengan proses

analisis yang konstan atau tentatif. Mencari suatu usaha

membatasi berbagai pengaruuh, mencai apa yang dapat

diperhitungkan dan apa yang tidak dapat (Moleong,2007: 329).

Hal itu berarti bahwa peneliti hendaknya mengadakan

pengamatan dengan teliti dan rinci secara berkesinambungan

49

terhadap faktor-faktor yang menonjol. Sehingga peneliti

melakukan pengamatan secara terus menerus, agar mendapat

data, informasi dan peristiwa yang sedang terjadi secara valid.

2. Triangulasi

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data

dengan cara membandingkan data dengan data lain. Menurut

Moleong (2007: 330) bahwa triangulasi adalah teknik

pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan seseuatu yang

lain diluar data itu untuk pengecekan atau seebagai bahan

perbandingan terhadap data itu.

Menurut Arifin (2012: 164) bahwa triangulasi bisa

dilakukan paing tidak dengan tiga cara yaitu triangulasi

sumber, triangulasi metode, triangulasi teori. Sedangkan

Moleong (2007: 331) teknik tringulasi yang paling banyak

digunakan ialah pemeriksaan mmelalui sumber lainnya. Danzin

(1978) membedakan empat macm triangulasi sebagai teknik

pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode,

penyidik, dan teori.

Triangulasi sumber data adalah menggali kebenaran

informan tertentu melalui metode dan pengolahan data.

Sedangkan triangulasi metode dilakukan dengan cara

embandingkan informasi atau data dengan cara yang berbeda,

50

seperti menggunakan metode observasi, wawancara, dan studi

dokumentasi.

Jadi dalam penlitian ini menggunakan triangulasi dengan

sumber yang berarti membandingkan dan mengecek balik

drajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui

waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Hal ini

dapat dicapai dengan jalan: 1) membandingkan hasil data

pengamatan dengan data hasil wawancara, 2) membandingkan

apa yang dikatkan orang didepan umum dengan apa yang

dikatakan secara pribadi, 3) membandingkan apa yang

dikatakan orang tentang situasi penelitian dengan apa yang

dikatakan sepanjang waktu, 4) membandingkan keadaan dan

prespektif seseorang dengan baerbagai pendapat dan

pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang

berpendidikan menengah atau tingi, orang bearada, orang

pemerintah, 5) membandingkanhasil wawancara dengan isi

suatu dokumen (Moleong, 2007: 331).

51

BAB IV

PAPARAN DAN ANALISIS DATA

A. Kondisi Umum SDN Gebugan 01

1. Letak Geografis

SDN Gebugan 01 secara geografis terletak pada koordinat -7,1903

Garis lintang, 110,387 Garis bujur, dan SDN Gebugan 01 terletak di

Lingkungan Rt 01/Rw 01 Dukuh Seban, Dusun Krajan, Desa Gebugan,

Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang, tepatnya di Jln. PTPN

XVIII Gebugan. Berdasarkan hasil pengamatan SDN Gebugan 01

berada di Dusun Krajan, di sisi utara adalah Dusun Tegal Melik,

Dusun Bengkle, Dusun Lempuyangan, disisi barat adalah Gunung

ungaran, disisi selatan adalah Dusun Gintungan Kecamatan Untgaran

Barat, dan disisi timur adalah Dusun Setinggen Kecamatan Bergas.

Kelurahan Gebugan terletak di sisi timur Gunung Ungsrsn dsn

wilayah Desa Gebugan Tepat di Lereng Gunung Ungaran, akan tetapi

Dusun Krajan Desa Gebugan merupakan dusun yang terletak

diwilayah yang strategis dalam bidang pendidikannya. Hal ini

didukung dengan adanya berbagai macam bidang kependidikan

diantaranya terdapat Tempat Pembelajara Al-Quran (TPQ), Pendidikan

Anak Usia Dini (PAUD), Taman Kanak-kanak (TK), Madrasah

Ibtidaiyah (MI), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama

Islam Darussalam (SMP), Sekolah Menengah Kejuruan Kesehatan

52

(SMK), Pondok Pesantren Salaf API Darussalam, dan Pondok

Pesantren Modern Darussalam.

2. Sejarah singkat berdirinya DN Gebugan 01

SDN Gebugan 01 teletak didusun Krajan Gebugan Kelurahan Gebugan

Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang. SDN Gebugan 01 berdiri

pada tanah seluas 1625m², SDN Gebugan 01 berdiri pada tanggal 01

Agustus 1987 dan diberi nama SDN Gebugan 01 karena berdiri

diwilayah Desa Gebugan dan berdiri dibawah naungan Pemerintah

Daerah yaitu UPTD PENDIDIKAN KEVCAMATAN BERGAS.

3. TATA TERTIB SEKOLAH

a. Hal masuk sekolah

1) Semua murid harus disekolah selambat-selambatnya 5 menit

sebelum jam pelajaran dimulai.

2) Murid yang datang terlambat tidak diperkenankan masuk

dalam kelas, melainkan harus melapor terlebih dahulu kepada

kepala sekolah.

3) Murid absen karena sungguh-sungguh sakit atau keperluan

yang sangat penting

4) Urusan keluarga harus dikerjakan diluar sekolah atau waktu

libur sehingga tidak menggunakan hari sekolah.

5) Murid yang absen pada waktu masuk kembaliharus melapor

kepada sekolah dengan membawa surat-surat yang diperlukan

(surat dokter atau orang tua/wali).

53

6) Murid tidak diperkenankan meninggalkan sekolah selama djam

peajaran sekolah.

7) Jika seandainya murid sudah merasa sakit dirumah, lebih baik

tidak masuk sekolah.

b. Kewajiban murid

1) Taat kepada guru-guru dan kepala sekolah.

2) Ikut bertanggung jawab atas kebersihan dan ketertiban kelas

dan sekolah pada umumnya.

3) Ikut bertanggung jawab atas pemeliharaan gedung, halaman,

perabotan dan peralatan sekolah.

4) Membantu kelancaran pelajaran baik dikelasnya maupun

disekolah pada umumnya.

5) Ikut menjaga nama baik sekolah, guru dan pelajar umumnya,

baik didalam maupun diluar sekolah.

6) Menghormati guru dan saling menghargai sesama murid.

7) Membayar uang sumbangan pembinaan pendidikan pada setiap

bulan yang bersangkutan.

8) Melengkapi diri dengan keperluan sekolah.

9) Murid yang membawa kendaraan agar menempatkan ditempat

yang telah ditentukan dalam keadaan terkunci.

10) Ikut membantu agar tata tertib ditaati.

54

c. Larangan murid

1) Meninggalkan sekolah selama jam pelajaran berlangsung,

penyimpangan dalam hal ini hanya dengan ijin sekolah.

2) Membeli makanan diluar sekolah.

3) Menerima surat atau tamu disekolah.

4) Memakai perhiasan yang berlebihan serta berdandan yang tidak

sesuai dengan kepribaddian bangsa.

5) Merokok didalam dan diluar sekolah.

6) Meminjam uang dan alat-alat pelajaran sesama murid.

7) Menggangu jalannya pelajaran baik terhadap kelasnya maupun

terhadap kelas lain.

8) Berda atau bermain-main ditempat kendaraan.

9) Berkelahi dan main hakim sendiri jika menemui persoalan

teman.

10) Menjaddi anggota perkumpulan anak-anak nakal.

d. Hal pakaiandan lain-lain

1) Setiap murid memakai seragam sekolah lengkap sesuai

ddengan ketentuan sekolah.

2) Murid-murid putri dilarang memelihara kuku panjang dan

memakai alat-alat kecantikan yang lazim digunakan orang-

orang dewasa.

3) Rambut potong rapi, bersih dan terpelihara.

4) Pakaian olahraga sesuai dengan ketentuan sekolah.

55

e. Hak murid

1) Murid-murid berhak mengikuti pelajaran selama tidak

melanggar TATA TERTIB.

2) Murid-murid dapat meminjam buku-buku dari perpustakaan

sekolah dengan mematuhi peraturan perpustakaan sekolah yang

berlaku.

3) Murid-murid berhak memperoleh perlakuan yang sama sengan

murid-murid yang lain sepanjang tidak melanggar TATA

TERTIB.

f. Lain-lain

1) Hal-hal yang belum tercantum dala TATA TERTIB ini diatur

oleh sekolah.

2) Peraturan TATA TERTIB sekolah ini berlaku sejak

diumumkan.

4. Profil Sekolah

SDN Gebgan 01 Dususn Krajan Desa Gebugan, Kecamatan Bergas

Kabupaten Semarang berdiri dibawah naungan Pemerintah Daerah

yaitu UPTD PENDIDIKAN KECAMATAN BERGAS. SDN Gebugan

01 memiliki 12 tenaga kerja yaitu 6 guru PNS diperbantukan tetap, 4

guru honorer, 1 guru kesenian, dan 1 staff karyawan. Berdasarkan hasil

observasi sekolah ini merupakan sekolah dengan banguna satu lantai

yang emiliki 6 ruang kelas untuk Kegiatan Belajar Mengajar dengan

kondisi ruang kelas yang baik. 1 musola dengan kondisi baik, 6

56

jamban terdiri dari 3 jamban digunakan untuk murid putra dan 3

jamban utuk murid putri dengan kondisi baik, 1 kantin dengan kondisi

baik, 1 gedung perpustakaan dengan kondisi baik, dan 1 gudang

dengan kondisi rusak sedang.

a. Identitas Sekolah

Nama Sekolah : Sekolah Dasar Negeri Gebugan 01

NPSN : 20320676

Alamat : Dukuh Seban Rt 01 Rw 01, Dusun Krajan

Kode Pos : 50552

Desa : Gebugan

Kecamatan : Bergas

Kabupaten : Semarang

Propinsi : Jawa Tengah

Negara : Indonesia

Posisi Geografis : -7,1903 Lintang

: 110,2877 Bujur

Status : Negeri

NPWP Sekolah : 003824034505000

Nama Kepala Sekolah : Jumriyah, S. Pd,. M. Pd.

No. Telp/ No. Hp :

Alamat Sekolah : Jln. PTPN XVIII Gebugan, Kecamatan

Bergas, Kabupaten Semarang.

NO. Telp. Sekolah : 024-692-6788

57

No. Akte Pendirian : 421.2/002/11/53/87

Tanggal Pendirian : 01-Agustus-1987

Kepemilikan Tanah : Pemerintah Daerah

Luas Bangunan : 1625m²

Nama Bank : BANK JATENG

Rekening : 3022238409

Nama Rekening : SDN GEBUGAN 01

b. Visi Misi, Tujuan, dan Motto

1) VISI

Luhur dalam pekerti, prima dalam prestasi, santun dalam

berperilaku.

2) MISI

a) Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan

YME.

b) Meningkatkan penguasaan Ilmu Pengetahuan dan

Teknologi.

c) Membina dan mengembangkan minat bakat untuk meraih

prestasi baik akademik maupun non akademmik.

d) Membina dan mengembangkan budi pekerti luhur serta

budaya bangsa menuju karakter bangsa yang santun.

58

3) TUJUAN

a) Memberikan pengetahuan, keterampilan/kecakapan hidup

kepada peserta didik untuk bekal kehidupannya dimasa

datang.

b) Membetuk pribadi yang beriman dan bertaqwa kepada

Tuhan YME serta berbudi pekerti luhur.

c) Mendorong peserta didik meningkatkan kompetensi non

akademik/kesiswaan dan dapat mengikuti perkembangan

teknologi sehingga semua lulusan bisa masuk sekolah

negeri.

d) Menjalin hubungan antara sekolah dan masyarakat yang

kondusif.

4) MOTTO

MEMBANGUN PRESTASI YANG BERKARAKTER

5. Ciri khas dan Keunggulan.

SDN Gebugan 01 adalah salah satu lembaga pendidikan yang

menyelenggarakan program pendidikan selama enam tahun dalam

pelaksanaan pendidikannya. Dari hasil observasi yang dilaksanakan

oleh peneliti di SDN Gebugan 01, SDN Geugan 01 memiliki banyak

kegiatan yang dilakukan oleh para siswa seperti Kegiatan Belajar

Mengajar (KMB) didalam kelas dan kegiatan ekstrakulikuler diluar

kelas yang dilaksanakan seteah pulang sekolah. Hal ini bertujuan guna

mengembangkan karakter siswa sesuai dengan potensi masing-masing

59

siswanya. Banyak keunggulan dan kejuaraan yang diikuti dan telah

dimenagkan oleh SDN Gebugan 01 Kecamatan Bergas Kabupaten

Semarang. Dimulai dari tingkat Kecamatan hingga Kabupaten.

6. Daftar Guru SDN Gebugan 01

No. Nama NIP Status Jabatan

1 Agung Sukarmo -

Guru

honor

Staff

2 Ahmad Farian L -

Guru

honor

Guru kelas

3 Erlia Setiyo K -

Guru

honor

Guru kelas

4 Indah Ratna K. D. -

Guru

honor

Guru kelas

5 Jumriyah 196709121988062001 PNS

Kepala

Sekolah

6 Khairul Rizal 197706122009021004 PNS Guru kelas

7 Mardiyah 196207121984052002 PNS Guru kelas

8 Martina R 198703062011012016 PNS Guru kelas

9 Ngateno Ngadilan -

Guru

honor

Guru

kesenian

10 Petrus Yoseph P 195908111979111001 PNS Guru kelas

11 Siti Handayani 197011221996032006 PNS Guru kelas

12 Sri Andayani 196501101986082002 PNS Guru kelas

60

7. Daftar Prestasi SDN Gebugan 01

I. PRESTASI BELAJAR SISWA YANG DILIHAT DARI HASIL UN

NO

TAHUN

PERINGKAT KECAMATAN/KABUPATEN

/PROPINSI

BUKTI FISIK Bhs Indonesia Matematika

IPA

1 2014/2015 2 6 3 Daftar Kolektif Hasil

Ujian Nasional

2 2015/2016 1 5 1 Daftar Kolektif Hasil

Ujian Nasional

3 2016/2017 1 4 1 Daftar Kolektif Hasil

Ujian Nasional

II. PRESTASI SISWA DALAM BIDANG AKADEMIK

NO

NAMA

LOMBA

YANG

DIIKUTI

NAMA

SISWA

YANG

MENGIKUTI

TAHUN

PRESTASI

YANG

DIRAI

H

BUKTI

FISIK

1

Lomba OSN

(MIPA) Matematika

Ilham Ghaza

Gusayfa

2015/2016 Juara II FotoTropi/F

c Piagam

Penghargaan

2 Siswa Berprestasi

Putra

Ilham Ghaza

Gusayfa

22015/016 Juara III

3 LCC

1.Senda Haira

Putra

2.Erna Maulina

Insani

3.M. Riski Fauzi

2016/2017 Juara III

Foto

Tropi/Fc

Piagam

Penghargaan

61

III. PRESTASI SEKOLAH DALAM BIDANG OLAHRAGA

NO

CABANG

OLAHRAGA

YANG

DIIKUTI

NAMA

SISWA

NAMA

LOMBA

TAHUN

PREST

ASI

BUKTI

FISIK

1 Tenis Meja

Putri

Linda Betty

Rahmasari

POPDA 2015/2016 Juara II Fc Piagam

/Foto Tropi

2 Lari 60M PI Linda Betty

Rahmasari

Kids Atletics 2015/2016 Juara II Fc Piagam

/Foto Tropi

3 SKJ Th.2012 Tim SKJ SDN

Gebugan 01

POPDA 2015/2016 Juara

Harapan I

Fc Piagam

/Foto Tropi

4 Fun Days

UNNES

Tim SDN

Gebugan 01

Gebyar

KKN

2015/2016 Juara

Umum III

Fc Piagam

/Foto Tropi

5 Sprint Lari 60

Meter

Agil Deni

Kusuma

POPDA Desember

2016

Juara I FC

Piagam/Tropi

6 Lompat Katak

(Jump Frog)

PA

Adi Marfianto POPDA 2016/2017 Juara II Fc Piagam

/Foto Tropi

7 Kid Atletik Tim SDN

Gebugan 01

POPDA 2015/2016 Juara III Fc Piagam

/Foto Tropi

8 Tonnis SD Tim SDN

Gebugan 01

Gebyar

KKN

2016/2017 Juara III Fc Piagam

/Foto Tropi

62

IV. PRESTASI SEKOLAH DALAM BIDANG KESENIAN

NO

CABANG SENI

YANG

DIIKUTI

NAMA

LOMBA

YANG

DIIKUTI

TAHUN

PRESTASI

YANG DIRAIH

BUKTI

FISIK

1 Menyanyi Tunggal FLS2N 2015 Juara III Fc Piagam

/Foto Tropi

2 Cipta Puisi Festifal Seni 2015/2016 Juara III Fc Piagam

/Foto Tropi

3 Melukis Festifal Seni 2015/2016 Juara III Fc Piagam

/Foto Tropi

4 Gambar Bercerita Festifal Seni 2015/2016 Juara III Fc Piagam

/Foto Tropi

5 Menyanyi Tunggal Festifal Seni 2015/2016 Juara I Fc Piagam

/Foto Tropi

6 Pantomim FLS2N 2016/2017 Juara II Fc Piagam

/Foto Tropi

7 Melukis FLS2N 2016/2017 Juara I Fc Piagam

/Foto Tropi

V. PRESTASI GURU

NO

NAMA GURU

PESERTA LOMBA

DALA

M

BIDAN

G

PRESTASI

YANG

DIRAIH

TAHUN

DALAM

KEGIATAN

BUKTI

FISIK

1 Khairul Rizal,

S.Pd

Menyanyi

Tunggal

Juara I 2016 HUT PGRI

Tk.Cabang

Bergas

Fc

Piagam/Foto

Tropi

63

2 Khairul Rizal,

S.Pd

Menyanyi

Tunggal

Juara II 2016 HUT PGRI

Tk.Kab.

Semarang

Fc

Piagam/Foto

Tropi

3 Khairul Rizal,

S.Pd

Futsal Putra Juara III 2016 PORKAB

Semarang

Tahun 2016

Fc

Piagam/Foto

Tropi

B. Analisis Data

Adapun hasil penelitian yang didapatkan melalui hasil

pengamaratan, wawancara, dan dokumentasi mengenai nilai karakter siswa

melalui pelatiha seni karawitan di SDN Gebugan 01 Kecamatan Bergas

Kabupaten Semarang dapat di paparkan sebagai berikut:

1. Pendidikan karakter di SDN Gebugan 01.

Pelaksanaan pendidikan karakter di SDN Gebugan 01

Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang, hasil wawancara

dengan Ibu Jumriyah selaku Kepala Sekolah SDN Gebugan 01

pada tanggal 08 Mei 2018 pukul 09.20 sebagai responden

dalam pemnelitian ini, terkait dengan pelaksanaan pendidikan

karakter di SDN Gebugan 01 Kecamatan Bergas Kabupaten

Semarang menjelaskan:

“pendidikan karakter di SDN Gebugan 01 selalu digalakkan, di

biasakan dalam kegiatan sehari-hari, satu contoh budaya

senyum, salam, sapa, sopan dan santun (5S). Perilaku etika

lebih ditekankan kepada siswa untuk keiatan sehari-hari

disekolah. Dengan harapan bisa terimplementasikan oleh siswa

64

dalam kegiatan dirumah maupun dimasyarakat”.

Dan beberapa guru yang menjadi respponden dalam penelitian

ini mengungkapkan bahwa, pendidikan karakter di SDN

Gebugan 91 diterapkan untuk kegiatan yang nyata bagi siswa.

hal ini dibuktikan dengan wawancara berikut:

“pendidikan karakter diterapkan kepada anak untuk kegiatan

yang nyata, setiap anak yang datang kesekolah itu diusahakan

untuk berjabat tangan dengan atau bersalaman dengan guru dan

melakukan tegur sapa dengan teman. Hal tersebut dilakukan

karena sekolah memiliki program ramah kepada siswa”(Hasil

wawancara dengan Ibu Sri Andayani tgl 09 Mei 2018 pukul

08.15 disekolah).

Bentuk kegiatan pendidikan karakter yang diterpakan di SDN

Gebugan 01 diterapkan dengan program pengintegrasian.

Dibuktikan dengan hasil wawancara dengan Ibu Jumriyah

selaku Ibu Kepala Sekolah, bentuk kegiatan dalam pendidikan

karakter diterapkan dalam bentuk kegiatan program sekolah

seperti kegiatan rutin, kegiatan spontan, keteladanan dan

pengondisian. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara berikut:

“pendidikan karakter di SDN Gebugan 01 diterapkan kedalam

kegiatan rutin seperti upacara bendera setiap hari senin, piket

kelas dipagi hari dan setiap hari selasa sebelum memulai

pembelajaran guru dan murid membaca asmaul al husna,

kegiatan spontan seperti tegur sapa dengan guru dan teman,

keteladanan seperti 5S (senyum, salam, sapa, sopan dan

santun), kegiatan pengondisian seperti kegiatan ekstrakulikuler

pramuka, rebana, dan juga seni karawitan”.

Namun ada guru yang berpendapat bahwa, pendidikan karakter

di SDN Gebugan 01 juga diterapkan dalam kegiatan formal dan

non-formal, tidak hanya dalam bentuk kegiatan sekolah tapi

65

juga di terapkan pada pembelajaran. Hal ini dibuktikan dengan

hasil wawancara berikut:

“pendidikan karakter di SDN Gebugan 01 diterapkan elalui

pendidikan formal dari Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)

proses belajar mengajar yang dilaksanakan dipagi hari dan

kemudian dilanjutkan dengan kegiatan ekstrakulikuler sesuai

dengan jadwal masing-masing bidang Ekstrakulikuler”(Hasil

wawancara dengan Bpk. Khairul Rizal tgl 08 Mei 2018 pukul

10.00 di skolah).

Meski demikian hasil wawancara dengan Ibu Sri Andayani

pada tanggal 09 mei 2018 pukul 08.15 di sekolah sebagai

responden dalam penelitian ini menjelaskan:

“ Dalam rangka pendidikan karakter dilakukan melalui

beberapa program yang dapat diterapkan di sekolah. Dan

melalui beberpapa pprogram tersebut pendidikan karakter

dilaksanakan. Seperti kegiatan rutin upacara bendera setiap hari

senin, piket kelas, salat berjama’ah, dan kegiatan

ekstrakulikuler yang menjadi sarana mengembangkan serta

meningkatkan kemampuan dan potensi siswa”.

Terkait degan haasil pengamatann peneliti ditemikan sebuah

hasil dalam bentuk kegiatan salat duhur berjama’ah yang

dilaksanakan oleh seluruh siswa kelas 4 yang diimami oleh wali

kelasnya bapak Khairul Rizal. Selain dalam bentuk program

sekolah dan melalui kegiatan belajar mengajr, SDN Gebugn 01

juga menerapkan pendidikan karakter dalam bentuk program

budaya sekolah seperti membeli jajan di kantin sekolah. Di

SDN Gebugan 01 juga memasang kata-kata mutiara , slogan-

slogan disudut sekolah tentang menumbuhkan budaya malu,

dan memasang tokoh wayang di dinding kelas beserta

66

karakteristik tokoh wayang tersebut (Pengamatan tgl 10 Mei

2018 pukul 12.15).

2. Pelatihan seni karawitan di SDN Gebugan 01.

Pelaksanaan pelatihan seni karawitan, digunakan sebagai cara

dalam menanmkan nilai-nilai karakter yang dapat diterapkan

dalam kehiduppan sehari-hari dilingkungan skolah, dirumah,

maupun dimasyarakat. Sebagaiman pernyataan dari ibu

Jumriyah dalam wawancara pada tgl 08 Mei 2018 pukul 09.20

di sekolah sebagai berikut:

“dalam pengembangan karakter melalui pelatiha seni karawitan

di SDN Gebugan 01 dengan menanamkan nilai-nilai filosofis

serta histris yang terkandung dalam pelatihan seni karawitan

seperti nilai karakteer disiplin, bertanggung jawab,

kekompakan, toleransi, dan lain-lain. Nilai-nilai tersebut

ditanamkan supaya dapat diterapkan dan diimplementasikan

dalam kehidupan sehari-hari yang dapat diterapkan disekolah,

dirumah, maupun di masyarakat”.

Namun dari beberapa guru yang menjadi responden dalam

penelitian inimenatakan bahwa, pelatihan seni karawitan di SDJ

Gebugan 01 digunakan sbagai sarana menanamkan serta

mengembangkan karakter siswa juga untuk meningkatkan

potensi dan mengasah kreatifir]tas siswa seperti pernyataan

bapak Ngadilan dlam hasil wawncara berikut:

“seni karawitan selain sebagai alat mengasah kreatifitas siswa,

dalam seni karawitan juga terdapat nilai-nilai karkater yang

dapat dikembangkan oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari.

Karena dalam seni karawitan siswa mendapatkan nilai

toleransi, bertanggung jawab, disiplin, dan lain-lainnya”(hasil

wawancara dengan Bpk. Ngadilan tgl 10 Mei 2018 pukul 14.25

dirumah Bpk. Ngadilan).

67

Sedangkan bentuk dari pelatihan seni karawitan di SDN

Gebugan 01 diterapkan dalam bentuk kegiatan ekstrakulikuler.

Dalam merealisasikan kegiatan tersebut lembaga pendidikan

SDN Gebuhgan 01 melakukan hubungan kerjasama dengan

lembaga keseian yang berada disekitar sekolah. Demikian hasil

wawancara dengan Ibu Jumriyah memberikan ungkapan

sebagai berikut:

“bentuk pelatihan seni karawitan yang ada di SDN Gebugan 01

kegiatan tersebut berbentuk ekstrakulikuler yang mana untuk

menjalankan kegiatan tersebut SDN Gebugan 01 menjalin

hubungan kerjasama dengan pihak lembaga kesenian yang ada

di desa gebugan dan pelaksanaanya dilaksanakan setiap hari

sabtu setelah pembelajaran sekolah berakhir”.

Peltihan senikarawitan yang diterapkan, diharapkan dapat

mengembangkan karakter siswa dan mengasah serta

meningkatkan potensi siswa, karena sekolah hanya sebagai

fasilitator dan menjadi tempat pembimbingan sisa dalam

membentuk dan mengembangkan karakternya msing-masing.

Dibuktikan dengan hsil wawancara berikut:

“tujuan dan manfaat nya adalah untuk mengasah kemamppuan

dan meningkatkan potensi siswa, karena minat para siswa yang

cukup baik dalam bidang seni. Karena sekolah juga sebagai

fasilitator bagi para siswa untuk memberikan saran prasarana

dalam proses belajar dan bertugas untuk membimbing dan

membentuk karakter yang mulia”(Hasil wawancara dengan Ibu

Jumriyah tgl 0 Mei 2018 pukul 09.20 di sekolah).

3. Nilai karakter dalam pelatihan seni karawitan.

Terkait materi dalam pelatihan seni karawitan, materi yang

68

disampaikan disesuaikan tingkatan atau disesuaikan dengan

kemampuan siswa supaya materi yang disampaikan itu dapat

diterima dan nilainilai karakter yang di ajarkan mudah

ditangkap dan mudah dipahami juga dapat di implementasikan

oleh siswa dalam kehidupan sehari hari. Seperti hasil

wawancara berikut:

“untuk materi seni karawitan yang saya berikan untuk tingkat

siswa sekolah dasar, cukup materi yang ringan-ringan dahulu.

Untuk menyesuaikan dan mengetahui tingkat kemampuan

setiap siswanya. Pada umumnya materi yang disampaikan

untuk siswa sekolah dasar seperti tembang dolanan, sekar

mocopat dan gendhing-gendhing lancaran atau gendhing alit

yang tingkat kesulitannya belum begitu rumit. Tujuannya untuk

memancing kreatifitas siswa”.

Namun pernyataan dari beberapa siswa yang mengikuti

pelatihan seni karawitan, menyammpaikan bahwa, ada salah

satu siswa merasa sedikit kesulitan untuk menerima materi

yang disampaikan karena siswa tersebut baru pertama kali

mengikuti proses latihan dan sebelumnya belum pernah

mengikuti pelatihan seni karawitan. Pernyataan tersebut

dibuktikan dengan hasil wawancara sebagai berikut:

“materinya agak sulit jadi materinya gampang-gampang susah

untuk dipahami, krena saya baru pertama kali mengikuti

ekstrakulikuler seni karawitan ini”(Hasil wawancara denga

Mukti Hasani tgl 12 Mei 2018 pukul 14.15 di tempat

pelatihan).

Bereda debgan pernyataan beberapa siswa yang sudah pernah

mengikuti pelatihan seni karawitan. Menurut siswa-siswa

tesebut materi yang disampaikan mudah dan termasuk materi

69

yang ringan karena mudah dipahami. Hal ini dibuktikan dengan

hasil wawancara berikut:

“dalam pelatihan seni karrawitan materi yang disampaikan

mudah dimengeti dan juga mudah dipraktikkan, karena materi

dijelaskan dan di contohkan dalam penabuhannya”(hasil

wawancara dengan Muhmmad Haffi tgl 12 Mei 2018 pukul

14.30 di tmpat pelatihan).

Dari hasil wawancara dengan responden lain:

“materi yang diajarkan dipilihkan materi yang mudah oleh

bapak guru, jadi mudah dipahami, dan materinya juga

disampaikan dengan jelas dan diberi contoh untuk

menabuhnya”(Hasil wawancara dengan Robbi Magfuri tgl 12

Mei 2018 pukul 15.20).

Untuk model dan metode yang digunakan dalam pelatihan seni

karawitan, dalam prosesnya menurut hasil wawancara dengan

yang bersangkutan, menjelaskan bahwa model dan metod yang

digunakan dalam pelatihan seni karawitan menggunakan model

konvensional, dan dalam prosesnya tersebut menggunakan

metode ceramah dan demonstrasi. Yang mana bertujuan supaya

siswa dengan mudah memahami materi karena dalam prosses

seni karawitan ni setelah materi disampaikan dengan jelas

kemudian guru mempraktikkan dengan cara mencontohkan

kepada setiap siswa. hal ini dibuktikan dengan hasil wawancara

berikut:

“metode yang digunakn untuk melatih para siswa masih

menggunakan metode yang umum, seperti metode ceramah dan

metode demonstrasi aatau praktik. Karena melihat kemampuan

siswa yang berbeda-beda, ada yangcepat dan juga ada yang

lambat. Akan tetapi secara keseluruhan siswa dari SDN

Gebugan 01 yang mengikuti pelatihan seni karawitan in cepat

70

dalam menangkap materi dan juga tanggap”(Hasil wawancara

dengan Bpk. Ngadilan).

Dalam pelatihan seni karawitan juga terdapat beberapa unsur

penilaian yang dilakukan seperti penilaian kognitif,

psikomotorik dan penilaian afektif siswa. Hal ini dibuktikan

dengan hasil wawncara berikut:

“penilaian dalam pelatihan seni karawitan itu meliputi

kemampuan atau potensi siswa dalam praktik, penilaian sikap,

dan juga pengetahuan siswa karena dalam penelitian seni

karawitan ini tidak hanya kemampuan dan skill saja, akan tetapi

diranamkan nilai-nilai yang dapat digunakan dalam kehidupan

sehari-hari oleh siswa”.(Hasil wawancara dengan Bpk.

Ngadilan).

Dalam pelatihan seni karawitan juga memiliki tujuan dengan

adanya ppelatihan tersebut dapat menanamkan nilai-nilai

karakter yang naninya dapat digunakan oleh siswa dalam

kehidupan sehari-hari. Dan beberapa nilai karakter yang

terkandung dalam pelatihan seni karawitan seperti, kerjasama

kekompakan, kedisiplinan, tanggung jawab, kebijaksanaan, dan

kewibawaan. Hal ini dibuktikan dengan hasil wawancara

berikut:

“banyak nilai-nilai yabg diajarkan, ada taggung jawab,

kekompakan, bijaksana, toleransi, disiplin, dan lain-lain” (Hasil

wawancara denga Mukti Hasani).

Dari Hasil Wawacncara dengan respomden lain:

“di pelatihan seni karawitan saya diajarkan nilai-nilai untuk

bertanggung jawab, disiplin, dan toleransi kepada teman”(Hasil

wawacncara dengan Muhammad Haffi)

71

Dari hasil wawancara denga responden lain:

“saya diajarkan nilai-nilai bertanggung jawab, bijaksana,

sopam, menghargai teman, dan kompak dengan

kelompok”(hasil wawancara dega Robbi Magfuri).

72

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian di SDN Gebungan 01 Kecamatan

Bergas Kabupaten Semarang. Penelitian mengenai pengembangan

karakter siswa melalui pelatihan seni karawitan yang telah dilaksanakan

oleh peneliti, memberikan hasil penelitian yang dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut :

1. Pendidikan karakter siswa di SDN Gebugan 01 Kecamatan Bergas

Kabupaten Semarang dilaksanakan dengan pengintegrasian kegiatan

sekolah. Pengintegrasian pendidikan karakter di SDN Gebugan 01

diterapkan melalui beberapa program. Program-program

tersebutterintegrasi dalam kegiatan sebagai berikut :

a. Pengintegrasian melalui program kegiatan sekolah.

1) Kegiatan Rutin (upacaran, piket, salat duhur berjama’ah)

2) Kegiatan Spotan (berjabatan tangan dengan guru)

3) Keteladanan ( jadwal piket guru dan breafing guru )

4) Kegiatan Pengondisian (ekstra kulikuler seni karawitan )

b. Pengintegrasian program Kegiatan Belajar Mengajar.

c. Pengintegrasian program Budaya Sekolah.

SDN Gebungan 01 menggunakan program tersebut untuk

membimbing serta mengembangkan karakter siswa, guna

73

mengambangkan karakter siswa yang berperilaku mulia, aktif, kreatif

dan dapat diimplementasikan siswa dalam kehidupan sehari-hari di

rumah maupun dimasyarakat.

2. Pelatihan seni karawitn di SDN Gebugan 01 Kecamatan Begas

Kabupaten Semarang dilaksanakan dalam bentuk kegiatan

ekstrakulikuler dan untuk pelaksanaan pelatihan seni karawitan SDN

Gebugan 01 menjalani hubungan kerjasama dengan lembaga kesenian

yang ada dilingkungn sekitar sekolah karena keterbatasan tenaga

pelatih atau guru seni karawitan. Penelitian seni karawitan di SDN

Gebugan 01 untuk pelatihnya menggunakan metode konvensionl dan

pengelompokan siswa atau dalam bentuk grup.

3. Dengan menggunakan model pengajaran konvensional dengan

menggunakan metode ceramah dan praktik, pelatihan seni karawitan di

SDN Gebugan 01 bertujuan untuk menanamkan nilai karakter kepada

siswa. nilai-nilai karakter yang di ajarkan merupakan nilai karakter

yang mencakup beberapa nilai seperti; nilai karakter yang

bertanggungjawab, kedisiplinan, kekompakan, kewibawaan, toleransi,

kebijaksanaan dan saling menghargai.

74

B. Saran

1. Karakter siswa perlu ditingkatkan lagi karena melalui pendidikan

karakter merupakan salah satu langkah untuk mencetak generasi yang

unggul, yang beriman, bertaqwa, dan berkarakter, sebagai mana tujuan

pendidikandalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional.

2. Bagi Madrasah Ibtidaiyah (MI) dab Sekolah Dasar (SD) lainnya.

Mengingat p[entingnya pendidikan karakter bagi generasi selanjutnya,

maka sekolah atau suatu lembaga pendidikan harus tetap pembimbing

dan mengembangan kemampuan dan potensi siswanya untuk mencapai

tujuan dari pendidikan karakter. Dengan bimbingan dan

pengembangan karakter tersebut akan membantu suatu bangsa untuk

mencetak generasi yang berkarakter.

3. Bagi Orang tua/Wali murid

Semestinya orang tua/wali murid sadar bagi keberhasilan dalam

pengembangan karakter juga tertergantung pada pendidikan dalam

lingkup keluarga. Karena keluarga adalah lembaga pendidikan non

formal yng pertama dan utama bagi anak. Kebberhasilan keluarga akan

memuluskan pendidikan di suatu lembaga pendidikan. Sebaiknya,

kegagalan pendidikan dalam keluarga akan menyulitkan pendidikan di

suatu lembaga pendidikan selanjutnya.

4. Bagi penelii selanjutnya

Penelitian skripsi ini dapat dijadikan acuan bagi peneliti selanjutnya,

untuk dijadikan refrensi dalam pembuatan skripsi atau karya ilmiah

75

yang lainnya, sehingga dapat dilakukan penetian secara mendalam

bagi mahasiswa di perguruan tinggi lainnya.

76

DAFTAR PUSTAKA

Adisusilo, Soetarjo J.R.Ed.1. Cet.2.2013. Pembelajaran Nilai Karakter. Jakarta:

Rajawali Pers.

Agus Wibowo.2012. Pendidikan Karakter Strategi Membangun Bangsa

Berperadaban. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.

Bayuadhy, Gesta.2015. Tradisi-Tradisi adiluhung Para Leluhur Jawa.

Yogyakarta: Dipta.

Brotosejati, Widodo.2008. Macapat: Teori dan Praktik Nembang. Semarang:

Unnes Press.

Darmiyati Zuhdi.2013. Pendidikan Karakter Dalam Persprektif Teori dan

Praktik. Cet. 1. Yogyakarta. UNY Press.

______________.2013. Pendidikan Karakter Konsep Dasar dan Implementasi di

Perguruan Tinggi. Cet Persprektif Teori dan Praktik. Cet. 1. Yogyakarta.

UNY Press.

Daymon, Christine.2013.Pendidikan Karakter Dasar dan Implememtasi di

Perguruan Tinggi.Cet.2.Yogyakarta.PT Bentang Pustaka.

Endraswara.Suwardi.2008.Diktat Seni Karawitan 2.Yogyakarta.Sewon Press.

Emzir.201Analisis Data: Metodologi penelitian kualitatif.Jakarta.Rajawali Press.

Fadlillah, Muhammad dan Lilif Maulida Khorida.2013.Pendidikan Karakter anak

usia dini: konsep & Amplikasi dalam PIAUD.Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Hardjana, Suka.2004. Musik Antara Kritik dan Apresiasi.Jakarta: PT Kaompas

Media Nusantara.

Martopangrawit.1975.”Pengetahuan Karawitan I”. Surakarta: ASKI Surakarta.

Palgundi, Bram.2002. Serat Kandha Karawitan Jawi.Bandung: Penerbit ITB.

Lexy J. Moleong. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosda Karya.

77

Mansur Muslich. 2011. Pendidikan karakter Menjawab Tantangan Krisis

Multidimensional. Jakarta. Bumi Aksara.

Nurul, Zuriah. Ed. 1, Cet. 4. 2015. Pendidikan Moral & Budi Pekerti Dalam

Perspektif Perubahan Mengases Platform Pendidikan Budi Pekerti

Secara Kontekstual dan Futuristik. Jakarta, Bumi Aksara.

Patilima, Hamdan. 2016. Metodologi Penelitian Kualitatif . Bandung. Alfabeta

Purwadi. 2009. Diktat Seni Karawitan. Yogyakarta. Clunthang Perss.

Siswanto, M. 1986. TuntunanKarawitan II. Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung.

PT Remaja Rosda Karya.

Supanggah, Rahayu. 2002. Bothekan Karawitan 1. Jakarta. Masyarakat Seni

Pertunjukan Insinesia (MSPI).

Suyuti dan Sumarto. 1978. Krawitan Gaya Baru Jilid 1 dan 2. Solo:

TigaSerangkai.

Soedarsono. 1992. Pengantar Apresiasi Seni. Jakarta: Balai Pustaka.

Wiyani, Novan Andy. 2013. Konsep, Paktik, & Membumikan Pendidikan

Karakter di SD. Jogjakarta. Ar-Ruzz Media.

78

PEDOMAN PENGUMPULAN DATA

A. PENGAMATAN

1. Sarana prasarana Sekolah

2. Proses pelaksanaan karawitan

3. Kegiatan ekstrakulikuler seni karawitan

B. WAWANCARA

a. Kepala Sekolah SDN Gebugan 01

1. Mulai tahun berapa bapak/i mengajar di SDN Gebugan 01?

2. Kurikulum apa yang bapak/i gunakan?

3. Bagaimana pendidikan karakter di terapkan?

4. Dalam bentuk kegiatan apa saja pendidikan karakter tersebut

diterapkan?

5. Bagaimana cara menanamkan nilai karakter dalam pelatihan seni

karawitan?

6. Seperti apa bentuk pelatihan seni karawitan di SDn Gebugan 01?

7. Apa tujuan dan manfaat dari pelatihan seni karawitan?

8. Apa yang menjadi faktor pendukung dalam pelaksanaan

karawitan?

9. Apa yang menjadi kendala dalam pelaksanaan pelatihan seni

karawitan?

10. Bagaimana hasil dari pelatihan seni karawitan tersebut?

79

b. Guru Kesenian

1. Mulai tahun berap bapak/i mengajar di SDn Gebugan 01?

2. Bagaimana hubungan kerjasama antara lembaga pendidikan SDN

Gebugan 01 dengan lenbaga kesenian yang ada disekitar sekolah?

3. Materi apa saja yang digunakan dalam pelaksanaan seni karawitan?

4. Metode apa saja yang digunakan?

5. Penilaian seperti apa yang dapat diambil dalam seni karawitan/

6. Seperti apa hasil yang muncul dari siswa setelah mengikuti

pelatihan sei karawitan?

7. Nilai apa saja yang dapat diajarkan dalam eni karawitan

8. Apa yang menjadi faktor penduung dalam seni karawitan

9. Apa saja kendala yang dihadapi?

10. Prestasi apasaja yang pernah diraih?

c. Guru Mata Pelajaran

1. Bagaimana pendidikan karakter di SDN Gebugan 01?

2. Dalam bnetuk kegiatan apa saja pendidikan karakter diterapkan?

3. Apa tujuan dari pelatihan seni karawitan?

d. Siswa

1. Apa alasan asaudara/i mengikuti pelatihan seni karawitan?

2. Bagaimana dengan materi yang diajarkan?

3. Bagaiman cara dalam melatih seni karawitan//

4. Nilai apa saja yang diajarkan?

80

5. Apa saja kendala yang saudara/i jumpai dalam pelatihan seni

karawitan?

C. DOKUMENTASI

1. Profil sekolah

2. Sejarah singkat SDN Gebugan 01

3. Visi, Misi, Tujuan, dan Motto

4. Data Guru

5. Fasilitas Sekolah

6. Data prestasi siswa

7. Foto kegiatan

81

KODE PENELITIAN

KODE KETERANGAN

O OBSERVASI

W WAWANCARA

D DOKUMENTASI

KODE RESPONDEN

KODE JABATAN

KS KEPALA SEKOLAH

GK GURU KESENIAN

GM GURU MAPEL

S SISWA

82

TRANSKRIP WAWANCARA

Nama Responden :

Kode Responden : KS

Kode Penelitian : W

Hari/Tanggal : Senin, 08 Mei 2018

Waktu : 09.20 – selesai

1. Mulai tahun berapa bapak/i mengajar di SDN Gebugan 01?

“saya mengajar di SDN Gebugan 01 kurang lebih 9 sampai 10 tahun, jadi

kurang lebih saya masuk sebagai tenaga pengajar muli taun 2009”

2. Kurikulum apa yang bapak/i gunakan?

“kurikulum yang saya gunakan adalah kurikulum 2013”

3. Bagaimana pendidikan karakter di terapkan?

“pendidikan karakter diterapkan dalam kegiatan sehari-hari, dan

diintegrasikan dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dan diterapkan

dalam kegiatan intrakulikulr dan ekstrakulikuler. Selain itu, pendidikan

karakter di SDN Gebugan 01 juga dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan

yang dapat digunakan untuk membangun nasionalisme, religiusisme, dan

cinta budaya”

4. Dalam bentuk kegiatan apa saja pendidikan karakter tersebut diterapkan?

“pendidika karakter diSDN Gebugan 01 diterapkan dalam kegiatan rutin

seperti upacara bendera setiap hari senin, piket kelas dipagi hari, dan

kegiatan spontan seperti tegur sapa dengan uru dan teman, keteladanan

seperti 5S yaitu senyum, salam, sapa, sopan, dan santun, kegiatan

pengondisian seperti kegiatan ekstrakulikuler pramuka, rebana, dan seni

karawitan”

5. Bagaimana cara menanamkan nilai karakter dalam pelatihan seni

karawitan?

“cara yang dihgunakan dalam pengembangan karakter siswa melalui

pelatihan seninkarawitan di SDN Gebugan 01 dengan menanamkan nilai-

nilai filosofis dan historis yang terkandung dalam seni karawitan seperti

kedisiplinan, tanggung jawab, kekompakan, toleransi, dan lain-lain. Nilai-

83

nilai tersebut ditanamkan supaya dapat diterapkan dalam kehidupan

sehari-hari yang dapat diterapkan disekolah, dirumah, dan masyarakat”

6. Seperti apa bentuk pelatihan seni karawitan di SDN Gebugan 01?

“bentuk kegiatan pelatihan seni karawitan di SDN Gebugan 01 diterapkan

dalam bentuk kegiatan ekstrakulikuler yang mana untuk menjalankan

program tersebut menjalin hubungan kerjasama dengan pihak lembaga

kesenian yang ada di desa gebugan dan pelaksanaanya dilaksanakan

setiap hari sabtu setelah jam pembelajaran usai/ berakhir”

7. Apa tujuan dan manfaat dari pelatihan seni karawitan?

“dengan emnyediakan alat gamelan sebagai fasilitas dan sarana

prasarana untuk siswa, bertujuan untuk mengembangkkan karakter,

potensi dan menigkatka kemampuan siswa yang disesuaikan dengan

potensi budaya yang ada disekitar lingkungan sekolah, jadi siswa ddapat

menambah pengalaman dan juga mengembangkan karakter yang ddapat

diimplementasikan dirumah, sekolah, maupun dimasyarkat”

8. Apa yang menjadi faktor pendukung dalam pelaksanaan karawitan?

“yang menjadi faktor pendukungnya adalah siswanya sendiri yang

berminat dalam bidang seni dan faktor lingkungan sekitar SDN Gebugan

01 yang emiliki potensi budaya lokal yang tinggi”

9. Apa yang menjadi kendala dalam pelaksanaan pelatihan seni karawitan?

“untuk faktor penghambatnya karena waktu untuk melaksanakan

pelatihan, sarana tempat yang belum bisa memenuhi, dan faktor utamanya

karena tenaga kerja pengajar yang tidak ada”

10. Bagaimana hasil dari pelatihan seni karawitan tersebut?

“untuk hasil dapat dilihat dari prestasi yang pernah didapat adalah ikut

serta dalam karnaval 17 Agustus yang diadakan oleh pemerintah

kabupaten semarang, pentas dalam acara pemerintah kecamatan bergas

sebagai pengisi hiburan, dan mengikuti festivsl seni yang berkolaborasi

dengan kelompok seni kuda lumping yang ada ddi desa gebugan”

84

REDUKSI DATA

Nama Responden :

Kode Responden : KS

Kode Penelitian : W

Hari/Tanggal : Senin, 08 Mei 2018

Waktu : 09.20 – selesai

“saya mengajar di SDN Gebugan 01 kurang lebih 9 sampai 10 tahun,

jadi kurang lebih saya masuk sebagai tenaga pengajar muli taun 2009”

“kurikulum yang saya gunakan adalah kurikulum 2013”

“pendidikan karakter diterapkan dalam kegiatan sehari-hari, dan

diintegrasikan dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dan diterapkan

dalam kegiatan intrakulikulr dan ekstrakulikuler. Selain itu, pendidikan

karakter di SDN Gebugan 01 juga dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan

yang dapat digunakan untuk membangun nasionalisme, religiusisme, dan

cinta budaya”

“pendidika karakter diSDN Gebugan 01 diterapkan dalam kegiatan rutin

seperti upacara bendera setiap hari senin, piket kelas dipagi hari, dan

kegiatan spontan seperti tegur sapa dengan uru dan teman, keteladanan

seperti 5S yaitu senyum, salam, sapa, sopan, dan santun, kegiatan

pengondisian seperti kegiatan ekstrakulikuler pramuka, rebana, dan seni

karawitan”

“cara yang dihgunakan dalam pengembangan karakter siswa melalui

pelatihan seninkarawitan di SDN Gebugan 01 dengan menanamkan nilai-

nilai filosofis dan historis yang terkandung dalam seni karawitan seperti

kedisiplinan, tanggung jawab, kekompakan, toleransi, dan lain-lain. Nilai-

nilai tersebut ditanamkan supaya dapat diterapkan dalam kehidupan

sehari-hari yang dapat diterapkan disekolah, dirumah, dan masyarakat”

“bentuk kegiatan pelatihan seni karawitan di SDN Gebugan 01

diterapkan dalam bentuk kegiatan ekstrakulikuler yang mana untuk

menjalankan program tersebut menjalin hubungan kerjasama dengan

pihak lembaga kesenian yang ada di desa gebugan dan pelaksanaanya

dilaksanakan setiap hari sabtu setelah jam pembelajaran usai/ berakhir”

85

“dengan emnyediakan alat gamelan sebagai fasilitas dan sarana

prasarana untuk siswa, bertujuan untuk mengembangkkan karakter,

potensi dan menigkatka kemampuan siswa yang disesuaikan dengan

potensi budaya yang ada disekitar lingkungan sekolah, jadi siswa ddapat

menambah pengalaman dan juga mengembangkan karakter yang ddapat

diimplementasikan dirumah, sekolah, maupun dimasyarkat”

“yang menjadi faktor pendukungnya adalah siswanya sendiri yang

berminat dalam bidang seni dan faktor lingkungan sekitar SDN Gebugan

01 yang emiliki potensi budaya lokal yang tinggi”

“untuk faktor penghambatnya karena waktu untuk melaksanakan

pelatihan, sarana tempat yang belum bisa memenuhi, dan faktor utamanya

karena tenaga kerja pengajar yang tidak ada”

“untuk hasil dapat dilihat dari prestasi yang pernah didapat adalah ikut

serta dalam karnaval 17 Agustus yang diadakan oleh pemerintah

kabupaten semarang, pentas dalam acara pemerintah kecamatan bergas

sebagai pengisi hiburan, dan mengikuti festivsl seni yang berkolaborasi

dengan kelompok seni kuda lumping yang ada ddi desa gebugan”

86

TRANSKRIP WAWANCARA

Nama Responden :

Kode Responden : GK

Kode Penelitian : W

Hari/Tanggal : Jumat, 12 Mei 2018

Waktu : 14.15

1. Mulai tahun berap bapak/i mengajar di SDn Gebugan 01?

“saya mengajar seni karawitan di SDN Gebungan 01 kurang lebih

sudah berjalan 6 tahun jadi sekitar tahun 2012 saya mulai

mengajar seni karawitan di SDN Gebunmgan 01”

2. Bagaimana hubungan kerjasama antara lembaga pendidikan SDN

Gebugan 01 dengan lenbaga kesenian yang ada disekitar sekolah?

“hubungan kerjasama berjalan dengan baik. Dan SDN Gebungan

01 melakukan hubungan kerjasama kerjasama dengan kelompok

kesenian yang ada di Desa Gebungan memang sudah lama, kerja

sama tersebut dilakukan untuk menjalankan program pelatihan

seni karawitan. Semenjak pelatih yang dahulu meninggal dunia

SDN Gebungan 01 tidak memiliki pelatih. Dan dikarenakan

keadaan sekolah yang tidak memiliki tempat dan pelatih pihak

sekolah SDN Gebugan 01 menjalin hubungan kerjasama untuk

menjalankan program pelatih seni karawitan yang dilaksanakan

setiap hari sabtu sore dan siswa SDN Gebugan 01 dilatih di rumah

salah satu anggota kelompok kesenian”

3. Materi apa saja yang digunakan dalam pelaksanaan seni karawitan?

“untuk materi Seni Karawitan yang saya diberikan untuk tingkat

SD, cukup saya beri materi yang ringan dan mudah terlebih

dahulu. Untuk menyesuaikan dan mengetahui kemampuan setiap

anak-anaknya. Pada umumnya para siswa diberi materi yang

ringan-ringan saja seperti tembang dolanan dan gendhing-

gendhing lancaran supaya mereka tidak kesulitan untuk menerima

materi yang diberikan, karena dengan materi tersebut untuk

memacu dan merangsang kreatifitas siswa”.

87

4. Metode apa saja yang digunakan?

“metode yang digunakan untuk melatioh para siswa masih

menggunakan metode yang umum, seperti ceramah dan praktik.

Karena melihat kemampuan setiap siswa yang berbeda-beda ada

yang cepat menangkap materinya juga ada yang sedikit lambat.

Akan tetapi sexara keseluruhan siswa SDN Gebugan 01 cepat

tanggap”

5. Penilaian seperti apa yang dapat diambil dalam seni karawitan?

“penilaian dalam pelatihan seni karawitan itu meliputi

kemampuan siswa dalam praktik, penilaian sikap, dan juga

pengetahuan karena dalam pelatihan seni karawitan ini tidak

hanya kemampuan atau skill saja akan tetapi ditanamkan nilai-

nilai yang dapat digunakan dalamkehidupan sehari-hari oleh

siswa”

6. Seperti apa hasil yang muncul dari siswa setelah mengikuti

pelatihan sei karawitan?

“beberapa hal yang saya temukan seperti perubahan sikap dan

ketangkasan atau kemampuan siswa. Dan perubahan sikap yang

terjadi pada siswa seperti sikap saling menghargai atau toleransi

kepada temannya, kedisiplinan, dan bertanggung jawab,

kekompakan dan kebijaksanaan”.

7. Nilai apa saja yang dapat diajarkan dalam eni karawitan?

“dalam Seni Karawitan siswa diajarkan beberapa nilai-nilai

tentang kehidupan seperti kerjasama, kekompakan, kedisiplinan,

tanggung jawab, dan kebijaksanaan. Pada intinya nilai-nilai yang

diajarkan melalui seni karawitan ini bisa diterapkan dan

dipraktikan dalam kehidupan sehari-hari”

8. Apa yang menjadi faktor penduung dalam seni karawitan?

“beberapa faktor pendukungnya itu dari segi lingkungan tempat

tinggal siswa yang memiliki potensi budaya seperti kesenian yang

ada di desa gebugan, ketekunan siswa dalam mempelajari budaya

yang adi luhung, dan dukungan dari orang tua siswa tentang

kesenian”

88

9. Apa saja kendala yang dihadapi?

“yang menjadi faktor penghambatnya itu adalah faktor waktu

karena saya bekerja sebagai buruh pabrik jadi ketika saya bekerja

masuk siang atau pagi saya pasti tidak dapat datang untuk melatih

siswa maka siswa akan berlatih secara mandiri ketika saya tidak

dapat hadir,namun ketika sapa dapat hadir maka akan berlatih

denga saya dan keterbatasan tempat untuk melakukan pelatihan di

lingkungan sekolah maka untuk sementara para siswa berlatih di

sal;ah satu rumah di lingkungan sekolah maka untuk sermentara

para siswa berl;atih di salah satu rumah anggota kesenian kami”

10. Prestasi apasaja yang pernah diraih?

“prtestasi yang dicapai itu pernah menjadi pengisian hiburan di

pendopo kabupaten atau mengikuti karnaval, menjadi best player

di pembukaan acara kesenian di kecamatan, dan yang terakhir ini

berkolaborasi dengan kelompok seni kuda lumping mengikuti

festival di kecamatan bergas”

89

REDUKSI DATA

Nama Responden :

Kode Responden : GK

Kode Penelitian : W

Hari/Tanggal : Jumat, 12 Mei 2018

Waktu : 14.15

“saya mengajar seni karawitan di SDN Gebungan 01 kurang lebih

sudah berjalan 6 tahun jadi sekitar tahun 2012 saya mulai

mengajar seni karawitan di SDN Gebunmgan 01”

“hubungan kerjasama berjalan dengan baik. Dan SDN Gebungan

01 melakukan hubungan kerjasama kerjasama dengan kelompok

kesenian yang ada di Desa Gebungan memang sudah lama, kerja

sama tersebut dilakukan untuk menjalankan program pelatihan

seni karawitan. Semenjak pelatih yang dahulu meninggal dunia

SDN Gebungan 01 tidak memiliki pelatih. Dan dikarenakan

keadaan sekolah yang tidak memiliki tempat dan pelatih pihak

sekolah SDN Gebugan 01 menjalin hubungan kerjasama untuk

menjalankan program pelatih seni karawitan yang dilaksanakan

setiap hari sabtu sore dan siswa SDN Gebugan 01 dilatih di rumah

salah satu anggota kelompok kesenian”

“untuk materi Seni Karawitan yang saya diberikan untuk tingkat

SD, cukup saya beri materi yang ringan dan mudah terlebih

dahulu. Untuk menyesuaikan dan mengetahui kemampuan setiap

anak-anaknya. Pada umumnya para siswa diberi materi yang

ringan-ringan saja seperti tembang dolanan dan gendhing-

gendhing lancaran supaya mereka tidak kesulitan untuk menerima

materi yang diberikan, karena dengan materi tersebut untuk

memacu dan merangsang kreatifitas siswa”.

“metode yang digunakan untuk melatioh para siswa masih

menggunakan metode yang umum, seperti ceramah dan praktik.

Karena melihat kemampuan setiap siswa yang berbeda-beda ada

yang cepat menangkap materinya juga ada yang sedikit lambat.

90

Akan tetapi sexara keseluruhan siswa SDN Gebugan 01 cepat

tanggap”

“penilaian dalam pelatihan seni karawitan itu meliputi

kemampuan siswa dalam praktik, penilaian sikap, dan juga

pengetahuan karena dalam pelatihan seni karawitan ini tidak

hanya kemampuan atau skill saja akan tetapi ditanamkan nilai-

nilai yang dapat digunakan dalamkehidupan sehari-hari oleh

siswa”

“beberapa hal yang saya temukan seperti perubahan sikap dan

ketangkasan atau kemampuan siswa. Dan perubahan sikap yang

terjadi pada siswa seperti sikap saling menghargai atau toleransi

kepada temannya, kedisiplinan, dan bertanggung jawab,

kekompakan dan kebijaksanaan”.

“dalam Seni Karawitan siswa diajarkan beberapa nilai-nilai

tentang kehidupan seperti kerjasama, kekompakan, kedisiplinan,

tanggung jawab, dan kebijaksanaan. Pada intinya nilai-nilai yang

diajarkan melalui seni karawitan ini bisa diterapkan dan

dipraktikan dalam kehidupan sehari-hari”

“beberapa faktor pendukungnya itu dari segi lingkungan tempat

tinggal siswa yang memiliki potensi budaya seperti kesenian yang

ada di desa gebugan, ketekunan siswa dalam mempelajari budaya

yang adi luhung, dan dukungan dari orang tua siswa tentang

kesenian”

“yang menjadi faktor penghambatnya itu adalah faktor waktu

karena saya bekerja sebagai buruh pabrik jadi ketika saya bekerja

masuk siang atau pagi saya pasti tidak dapat datang untuk melatih

siswa maka siswa akan berlatih secara mandiri ketika saya tidak

dapat hadir,namun ketika sapa dapat hadir maka akan berlatih

denga saya dan keterbatasan tempat untuk melakukan pelatihan di

lingkungan sekolah maka untuk sementara para siswa berlatih di

sal;ah satu rumah di lingkungan sekolah maka untuk sermentara

para siswa berl;atih di salah satu rumah anggota kesenian kami”

“prtestasi yang dicapai itu pernah menjadi pengisian hiburan di

pendopo kabupaten atau mengikuti karnaval, menjadi best player

91

di pembukaan acara kesenian di kecamatan, dan yang terakhir ini

berkolaborasi dengan kelompok seni kuda lumping mengikuti

festival di kecamatan bergas”

92

TRANSKRIP WAWANCARA

Nama Responden :

Kode Responden : GM

Kode Penelitian : W

Hari/Tanggal : Mei 2018

Waktu :

1. Bagaimana pendidikan karakter di SDN Gebugan 01?

“pendidikan karakter di SDB Gebugan 01 sudah terlaksana

dengan baik. Dengan adanya pendidikan karakter yang

diterapakan untuk mengembangankan serta menigkatkan potensi

dan keampuan siswa, supaya dapat diimplementasikan di rumah

maupun dinmasyarakat”

2. Dalam bnetuk kegiatan apa saja pendidikan karakter diterapkan?

“pendidikan karakter di SDN Gebugan 01 diterapkan melalui

pendidikan formal dari Kegiatan Belajar Mengajar \(KBM) proses

bel;ajara mengajar yang delaksanakan dipagi hari dan kemudian

dilanjutkan Kegiatan Ekstrakulikuler sesuai dengan jadwal

Ekstrakulikuler masing-masing bidang”

3. Apa tujuan dari pelatihan seni karawitan?

“karena potensi anak-anak dilingkungan Desa Gebugan itu

sangat berpotensi dibidang seni, sehingga tidaka ada jeleknya

kalaufasilitas yang dimiliki meski belum lengkap yaitu

sep[erangkat instrumen gamelan pelog dapat digunakan untuk

mengembangkan minat dan bakat siswa karena potensi anak-anak

dilingkungan Desa Gebugan itu sangat berpotensi dibidang seni,

sehingga tidak ada jeleknya kalau fasilitas yang dimiliki meski

belum lengkap yaitu seperangkat instrumen gamelan pelog dapat

digunakan untuk mengembangkan minat dan bakat siswa”.

93

TRANSKRIP WAWANCARA

Nama Responden :

Kode Responden : GM

Kode Penelitian : W

Hari/Tanggal : Mei 2018

Waktu :

1. Bagaimana pendidikan karakter di SDN Gebugan 01?

“pendidikan karakter diterapkan kepada anak untuk kegiatan yang

nyata, setiap anak yang datang kesekolah itu diusahakan untuk

berjabat tangan dengan atau bersalaman dengan guru dan

melakukan tegur sapa dengan teman. Hal tersebut dilakukan karena

sekolah memiliki program ramah kepada siswa”

2. Dalam bnetuk kegiatan apa saja pendidikan karakter diterapkan?

“dalam rangka pendidikan kartakter dilaksanakan melalui beberapa

program yang dapat diterapkan disekolah. Dan melalui beberapa

program tersebut pendidikan karakter dilaksanakan. Seperti

kegiatan rutin upacara bendera setiap hari senin, piket kelas, salat

berjamaah, dan kegiatan ekstrakulikuler yang menjadi sarana

mengembangkan serta meningjatkan kemampuan dan potensi

siswa”.

3. Apa tujuan dari pelatihan seni karawitan?

“supaya anak melestarikan budaya yang ada di daerah kita.

Karena anak biasannya, sekatrang untuk karawitan anak sudah

asing karena jarang melekukan itu, padahal itu merupakan ikon

budaya yang ada di daerah kita khususnya karawitan”.

94

TRANSKRIP WAWANCARA

Nama Responden :

Kode Responden : S

Kode Penelitian : W

Hari/Tanggal : Mei 2018

Waktu :

1. Apa alasan asaudara/i mengikuti pelatihan seni karawitan?

“alasan saya mengikuti pelatihan seni karawitan karena saya

tertarik juga karena saya didukung oleh orang tua”.

2. Bagaimana dengan materi yang diajarkan?

“materinya agak sulit jadi gampang-gampang susah untuk

diterima, karena baru kali ini saya mengikuti ekstra kulikuler seni

karawitan ini”.

3. Bagaiman cara dalam melatih seni karawitan?

“pertama dijelaskan oleh pak pelatih terus dicontohkan cara

penabuhannya”

4. Nilai apa saja yang diajarkan?

“banyak nilai-nilai yang diajarkan, aada tanggung jawab,

kekompakan, bijaksana, toleransi, disiplin dan lain-lain”.

5. Apa saja kendala yang saudara/i jumpai dalam pelatihan seni

karawitan?

“yang melatih kadang bisa melatih dan kadang tidak bisa melatih

karena kerja”.

95

TRANSKRIP WAWANCARA

Nama Responden :

Kode Responden : S

Kode Penelitian : W

Hari/Tanggal : Mei 2018

Waktu :

“alasan saya mengikuti pelatihan seni karawitan karena saya

tertarik juga karena saya didukung oleh orang tua”.

“materinya agak sulit jadi gampang-gampang susah untuk

diterima, karena baru kali ini saya mengikuti ekstra kulikuler seni

karawitan ini”.

“pertama dijelaskan oleh pak pelatih terus dicontohkan cara

penabuhannya”

“banyak nilai-nilai yang diajarkan, aada tanggung jawab,

kekompakan, bijaksana, toleransi, disiplin dan lain-lain”.

“yang melatih kadang bisa melatih dan kadang tidak bisa melatih

karena kerja”.

96

TRANSKRIP WAWANCARA

Nama Responden :

Kode Responden : S

Kode Penelitian : W

Hari/Tanggal : Mei 2018

Waktu :

1. Apa alasan asaudara/i mengikuti pelatihan seni karawitan?

“saya ikut latihan seni karawitan karena ingin melestarikan

budaya”

2. Bagaimana dengan materi yang diajarkan?

“materi yang diajarkan dipilihkan materi yang mudah oleh bapak

guru, jadi mudah dipahami, dan materinya juga diampaikan dengan

jelas dan diberi contoh dalam penabuhnya, jadi dalam

mmpraktikannya pun tidak kesulitan”.

3. Bagaiman cara dalam melatih seni karawitan?

“materinya dijelaskan oleh pelatih kemudian saya diminta untuk

mempraktikan, namun sebelumnya saya diberi contoh

untukmenabuh gamelan yang saya gunakan”.

4. Nilai apa saja yang diajarkan?

“saya di ajarkan nilai-nilai untuk bertanggung jawab, bijaksana,

sopan santun, menghargai teman, dan kekompakan”.

5. Apa saja kendala yang saudara/i jumpai dalam pelatihan seni

karawitan?

“kadang pelatihnya bisa mengajar, kadang berhalangan karena

pelatihnya bekerja dipabrik”.

97

TRANSKRIP WAWANCARA

Nama Responden :

Kode Responden : S

Kode Penelitian : W

Hari/Tanggal : Mei 2018

Waktu :

“saya ikut latihan seni karawitan karena ingin melestarikan

budaya”

“materi yang diajarkan dipilihkan materi yang mudah oleh bapak

guru, jadi mudah dipahami, dan materinya juga diampaikan dengan

jelas dan diberi contoh dalam penabuhnya, jadi dalam

mmpraktikannya pun tidak kesulitan”.

“materinya dijelaskan oleh pelatih kemudian saya diminta untuk

mempraktikan, namun sebelumnya saya diberi contoh

untukmenabuh gamelan yang saya gunakan”.

“saya di ajarkan nilai-nilai untuk bertanggung jawab, bijaksana,

sopan santun, menghargai teman, dan kekompakan”.

“kadang pelatihnya bisa mengajar, kadang berhalangan karena

pelatihnya bekerja dipabrik”.

98

TRANSKRIP WAWANCARA

Nama Responden :

Kode Responden : S

Kode Penelitian : W

Hari/Tanggal : Mei 2018

Waktu :

1. Apa alasan asaudara/i mengikuti pelatihan seni karawitan?

“saya mengikuti latihan seni karawitan, karena saya tertarik dan

karena ingin ikut melestarikan budaya, dan kesenian itu

merupakan peninggalan leluhur”.

2. Bagaimana dengan materi yang diajarkan?

“dalam Pelatihan Seni Karawitan ini, materinya mudah dimengerti

dan juga mudah untuk dipraktikan, karena materinya dijelaskan

dengan jelas dan ketika praktik diberi contoh dalam

penabuhannya”.

3. Bagaiman cara dalam melatih seni karawitan?

“sebelumnya, materi dijelaskan dan kemudian dicontohkan oleh

pelatih”.

4. Nilai apa saja yang diajarkan?

“di pelatihan seni karawitan saya diajarkan nilai-nilai untuk

bertanggung jawab, disiplin, dan bertoleransi terhadap teman”.

5. Apa saja kendala yang saudara/i jumpai dalam pelatihan seni

karawitan?

“ kendalanya itu, kadang pelatihnya datang dan tidak bisa datang

untuk melatih”

99

REDUKSI DATA

Nama Responden :

Kode Responden : S

Kode Penelitian : W

Hari/Tanggal : Mei 2018

Waktu :

“saya mengikuti latihan seni karawitan, karena saya tertarik dan

karena ingin ikut melestarikan budaya, dan kesenian itu

merupakan peninggalan leluhur”.

“dalam Pelatihan Seni Karawitan ini, materinya mudah dimengerti

dan juga mudah untuk dipraktikan, karena materinya dijelaskan

dengan jelas dan ketika praktik diberi contoh dalam

penabuhannya”.

“sebelumnya, materi dijelaskan dan kemudian dicontohkan oleh

pelatih”.

“di pelatihan seni karawitan saya diajarkan nilai-nilai untuk

bertanggung jawab, disiplin, dan bertoleransi terhadap teman”.

“ kendalanya itu, kadang pelatihnya datang dan tidak bisa datang

untuk melatih”

100

101

102

103