nilai-nilai cerpen

39
Assalamu`alaikum wr. wb

description

bahan ajar

Transcript of nilai-nilai cerpen

Page 1: nilai-nilai cerpen

Assalamu`alaikum wr. wb

Page 2: nilai-nilai cerpen

Analisis unsur intrinsik dalam

cerpen

Page 3: nilai-nilai cerpen

Oleh • Ahmad Haris Hadi NIS 5913• Bayu Prastya NIS 5932• Faisal Ahmadi NIS• Istia Arisandy NIS 5982• Mira Yuliarti NIS 6008• Mutia Rodiana NIS 6039 • Nur Azizah Dwi S NIS 6046• Siti Rohani NIS 6097• Yunita NIS 6119

Page 4: nilai-nilai cerpen

Sastra Indonesia

Bahasa Lisan Tulisan

Page 5: nilai-nilai cerpen

Bahasa lisan adalah suatu bentuk komunikasi yang

unik dijumpai pada manusia yang menggunakan kata-kata yang diturunkan dari

kosa kata yang besar. Kata-kata yang terucap

tersambung menjadi untaian frase dan kalimat

yang dikelompokkan secara sintaksis

Page 6: nilai-nilai cerpen

Tulisan adalah suatu hasil dari kegiatan menulis yang bertujuan untuk menciptakan suatu

catatan atau informasi pada suatu media dengan

menggunakan aksara

Page 7: nilai-nilai cerpen

Menurut urutan waktu, sastra Indonesia dibagi menjadi beberapa

angkatan, yaitu :

• Angkatan Pujangga lama• Angkatan sastra melayu lama• Angkatan balai pustaka• Angkatan pujangga baru• Angkatan 1945• Angkatan 1950 -1960-an• Angkatan1966 – 1970-an• Angkatan 1980 – 1990-an• Angkatan reformasi• Angkatan 2000-an

Page 8: nilai-nilai cerpen

Cerita pendek menurut kamus adalah suatu

bentuk prosa naratif fiktif

Page 9: nilai-nilai cerpen

Pengertian cerpen menurut beberapa ahli :

1. H.B. Jassin –Sang Paus Sastra Indonesia- mengatakan bahwa yang disebut cerita pendek harus memiliki bagian perkenalan, pertikaian, dan penyelesaian.

2. Bakar Hamid dalam tulisan “Pengertian Cerpen” berpendapat bahwa yang disebut cerita pendek itu harus dilihat dari kuantitas, yaitu banyaknya perkataan yang dipakai: antara 500-20.000 kata, adanya satu plot, adanya satu watak, dan adanya satu kesan.

3. Aoh. KH, mendefinisikan bahwa cerpen adalah salah satu ragam fiksi atau cerita rekaan yang sering disebut kisahan prosa pendek.

Page 10: nilai-nilai cerpen

Jadi, menurut kami cerita pendek adalah cerita

yang bersifat fiksi yang memiliki tokoh utama, tema, pesan moral dan

gaya penulisan tersendiri, sesuai dengan

kecenderungan dan kemampuan

pengarangnya

Page 11: nilai-nilai cerpen

Ciri-ciri cerpen • Panjang cerita kurang lebih 10.000 kata• Bersifat Fiksi• Fokus cerita pada satu kejadian tunggal• Perwatakan tokoh digambarkan sekilas• Konflik yang ditampilkan tidak

menimbulkan perubahan nasib tokohnya

• Menyajikan satu kejadian yang paling menarik

• Berakhir dengan penyelesaian

Page 12: nilai-nilai cerpen

Unsur-unsur cerpen

Unsur Ekstrinsik Unsur Intrinsik

Tema Alur atau Plot

PenokohanLatar atau

Setting

Sudut PandangTokoh

Amanat

Page 13: nilai-nilai cerpen

Tema

Tema adalah sebuah ide pokok, pikiran utama sebuah cerpen, pesan atau amanat atau bisa kita sebut juga dasar untuk membentuk rangkaian cerita. Jadi tidak mungkin sebuah cerita tidak mempunyai ide pokok. Yaitu sesuatu yang hendak disampaikan pengarang kepada pembacanya.

Page 14: nilai-nilai cerpen

Contoh tema dalam cerpen “Sahabat Sejati”

“Kemudian Iwan bangkit dari tempat duduk lalu mendekat memeluk Momon. Tampak mata Iwan berkaca-kaca. Karena merasa bahagia.Akhirnya mereka dapat berkumpul kembali. Ternyata mereka adalah sahabat sejati yang tak terpisahkan”.

Page 15: nilai-nilai cerpen

Alur atau PlotAlur atau plot yaitu rangkaian

peristiwa yang menggerakkan cerita untuk mencapai efek tertentu.

Dalam pengertian umum plot adalah suatu permufakatan atau rancangan rahasia guna mencapai tujuan tertentu. Rancangan tentang tujuan itu bukanlah plot akan tetapi semua aktivitas untuk mencapai yang diinginkan itulah plot.

Page 16: nilai-nilai cerpen

Atau, secara lebih gamblang plot adalah –menurut Arswendo Atmowiloto sebab-akibat yang membuat cerita lebih berjalan dengan irama atau gaya dalam menghadirkan ide dasar.

Jakob Sumardjo dalam “Seluk-beluk Cerita Pendek” menjelaskan tentang plot dengan mengatakan, “contoh populer menerangkan arti plot adalah begini: Raja mati. Itu disebut jalan cerita. Tetapi raja mati karena sakit hati, adalah plot.”

Page 17: nilai-nilai cerpen

Dalam cerpen biasanya digunakan plot ketat artinya bila salah satu kejadian ditiadakan jalan cerita

menjadi terganggu dan bisa jadi, tak bisa dipahami.

Page 18: nilai-nilai cerpen

Adapun jenis plot bisa disederhanakan menjadi tiga jenis, yaitu:

• Plot keras, jika akhir cerita meledak keras di luar dugaan pembaca

• Plot lembut, jika akhir cerita berupa bisikan, tidak mengejutkan pembaca, namun tetap disampaikan dengan mengesan sehingga seperti terus terngiang di telinga pembaca.

• Plot lembut-meledak, atau plot meledak-lembut adalah campuran plot keras dan lembut.

Page 19: nilai-nilai cerpen

Menurut sifatnya plot dibagi menjadi 3, yaitu:

• Terbuka. Jika akhir cerita merangsang pembaca untuk mengembangkan jalan cerita, di samping masalah dasar persoalan.

• Tertutup. Akhir cerita tidak merangsang pembaca untuk meneruskan jalan cerita. Contoh Godlobnya Danarto.

• Campuran keduanya.

Page 20: nilai-nilai cerpen

Tahapan dalam alur cerita

• Paparan (exposition),  yakni tahap cerita tempat pengarang mulai melukiskan suatu keadaan awal cerita. Pada tahap ini pengarang sudah mengenalkan tokoh, latar, dan suasana.

• Rangsangan (inciting moment),  yakni munculnya peristiwa yang mengawali timbulnya gawatan.

• Gawatan (rising action),   yakni  tahapan  cerita yang melukiskan tokoh-tokoh yang      terlibat dalam cerita mulai bergerak. Pada tahap ini sudah mulai ada tanda-tanda konflik      yang terjadi antartokoh atau mungkin antara tokoh dengan dirinya.

• Pertikaian (conflict), yaitu mulai munculnya perselisihan antartokoh atau tokoh dengan      dirinya sendiri, tetapi belum diselesaikan.

Page 21: nilai-nilai cerpen

• Perumitan(complication), yakni tahapan cerita yang melukiskan konflik mulai memuncak.

• Klimaks (climax), yaknik tahapan cerita yang melukiskan konflik mencapai puncaknya.

• Peleraian (falling action), yakni tahapan alur yang melukiskan pemecahan masalah dari  konflik yang ada.

• Penyelesaian (denouement),  yakni  tahapan alur yang melukiskan akhir suatu cerita yang merupakan penyelesaian masalah.

Page 22: nilai-nilai cerpen

Cerita menggunakan alur tertutup jika dalam penyelesaian itu sudah

ditampilkan jawaban atau jalan keluar terhadap semua permasalahan yang

dihadapi para tokoh. Sebaliknya, cerita menggunakan alur terbuka jika dalam

penyelesaian itu tidak diberikan jawaban atau jalan keluar terhadap permasalahan yang dihadapi tokoh. Pembaca atau pendengar cerita itu

disuruh memperkirakan jawabannya. Di samping itu, mungkin cerita

berakhir secara menyenangkan atau menyedihkan.

Page 23: nilai-nilai cerpen

Jenis-jenis alur• Alur maju (progresif): pengarang

menyajikan cerita dimulai dari awal menuju akhir cerita.

• Alur mundur (flash back):  pengarang bisa memulai cerita dari klimaks, kemudian kembali ke awal cerita menuju akhir

• Alur campuran: pengarang menceritakan banyak tokoh utama sehingga cerita yang satu belum selesai, kembali ke awal untuk menceritakan tokoh yang lain.

Page 24: nilai-nilai cerpen

Penokohan• Yaitu penciptaan citra tokoh dalam

cerita. Penokohan adalah cara pengarang melukiskan atau mendeskripsikan perwatakan tokoh agar dikenali oleh pembaca.

• Dalam cerpen modern, berhasil tidaknya sebuah cerpen ditentukan oleh berhasil tidaknya menciptakan citra, watak dan karakter tokoh tersebut.

• Pada dasarnya sifat tokoh ada dua macam; sifat lahir (rupa, bentuk) dan sifat batin (watak, karakter).

Page 25: nilai-nilai cerpen

Teknik penokohan

• Penokohan langsung (analitik), maksudnya pengarang memberitahukan secara langsung watak suatu tokoh. Contoh : tokoh Datuk Maringgih dalam Novel Siti Nurbaya berikut ini : " Rupanya buruk, umurnya telah lanjut, pakaian dan rumah tangganya kotor, adat dan kelakuannya kasar dan bengis, bangsanya rendah, pangkat dan kepandaiannyapun tidak ada, selain dari berdagang. Akan tetapi karena kekuasaan uangnya, yang tinggi menjadi rendah, dan yang jauh menjadi dekat "

Page 26: nilai-nilai cerpen

• Penokohan tidak langsung (dramatik), maksudnya pengarang tidak langsung memberitahukan watak tokoh. Untuk mengetahui watak tokoh pembaca harus menafsirkan sendiri berdasarkan deskripsi :

Ucapan, pikiran dan perbuatanMimik/ bentuk muka dan bentuk tubuhKondisi lingkungan tempat tinggalReaksi, ucapan dan pendapat

Page 27: nilai-nilai cerpen

Watak dalam cerita terbagi atas 3 macam, yaitu :

• Tokoh Protagonis adalah tokoh utama dalam drama yang dimunculkan untuk mengatasi berbargai persoalan yang dihadapi dalam cerita.

• Tokoh Antagonis adalah tokoh yang melawan Protagonis.

• Tokoh Tritagonis adalah tokoh pendamai yaitu tokoh yang tidak memiliki sifat Protagonis dan Antagonis.

Page 28: nilai-nilai cerpen

“Betapa enak menjadi orang kaya. Semua serba ada. Segala keinginan terpenuhi. Karena semua tersedia. Seperti Iwan. Ia anak konglomerat. Berangkat dan pulang sekolah selalu diantar mobil mewah dengan supir pribadi. Meskipun demikian ia tidaklah sombong. Juga sikap orang tuanya. Mereka sangat ramah. Mereka tidak pilih-pilih dalam soal bergaul. Seperti pada kawan-kawan Iwan yang datang ke rumahnya. Mereka menyambut seolah keluarga. Sehingga kawan-kawan banyak yang betah kalau main di rumah Iwan”

Page 29: nilai-nilai cerpen

Latar atau settingYaitu segala keterangan mengenai

waktu, ruang dan suasana dalam suatu cerita. Pada dasarnya, latar mutlak dibutuhkan untuk menggarap tema dan plot cerita, karena latar harus bersatu dengan tema dan plot untuk menghasilkan cerita pendek yang gempal, padat, dan berkualitas. Kalau latar bisa dipindahkan ke mana saja, berarti latar tidak integral dengan tema dan plot.

Page 30: nilai-nilai cerpen

Unsur-unsur latar• Latar Tempat

Latar tempat merujuk pada lokasi terjadinya peristiwa. Unsur tempat yang dipergunakan mungkin berupa tempat-tempat dengan nama tertentu. “Sudah tiga kali pintu rumah Momon diketuk Iwan. Tapi lama tak ada yang membuka. Kemudian Iwan menanyakan ke tetangga sebelah rumah Momon. Ia mendapat keterangan bahwa Momon sudah dua minggu ikut orang tuanya pulang ke desa”Pada kutipan di atas yang menunjukkan latar tempat adalah rumah Momon.

Page 31: nilai-nilai cerpen

• Latar WaktuLatar waktu berhubungan dengan "kapan" terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan.“Di rumah, Iwan tampak melamun. Ia memikirkan nasib sahabatnya itu. Setiap pulang sekolah ia selalu murung”.Dari kutipan di atas yang menunjukan latar waktu adalah setiap pulang sekolah. Dapat kita simpulkan pada waktu siang hari.

Page 32: nilai-nilai cerpen

• Latar suasanaSuasana adalah salah satu unsur intrinsik yang berkaitan dengan keadaan psikologis yang timbul dengan sendirinya bersamaan dengan jalan cerita. Suatu cerita menjadi menarik karena berlangsung dalam suasana tertentu. Misalnya, suasana gembira, sedih, tegang, penuh semangat, tenang, damai, dan sebagainya. Suasana dalam cerita biasanya dibangun bersama pelukisan tokoh utama. Pembaca mengikuti kejadian demi kejadian yang dialami tokoh utama dan bersama dia pembaca dibawa larut dalam suasana cerita.“Betapa gembira hati Momon ketika bertemu dengan Iwan. Mereka berpelukan cukup lama untuk melepas rasa rindu”.Dari kutipan di atas dapat kita simpulkan latar suasana yang terdapat di cerita tersebut adalah bahagia dan mengharukan.

Page 33: nilai-nilai cerpen

Sudut pandang

Sudut pandangan tokoh merupakan visi pengarang yang dijelmakan ke dalam pandangan tokoh-tokoh bercerita

Page 34: nilai-nilai cerpen

Jenis-jenis sudut pandang• Sudut pandangan orang pertama. Lazim

disebut point of view orang pertama. Pengarang menggunakan sudut pandang “aku” atau “saya”. Aku pun tersenyum seorang diri. Dalam hatiku aku menertawakan diriku sendiri. Bukanlah lebih aneh bahwa aku sekarang berdiri di sini kedinginan menanti sebuah bus untuk pergi ke daerah galangan kapal semata-mata untuk menemui seorang asing yang baru saja kukenal secara kebetulan.Dari kutipan di atas dapat dilihat bahwa penulis memakai sudut pandang orang pertama.

Page 35: nilai-nilai cerpen

• Sudut pandang orang ketiga, biasanya pengarang menggunakan tokoh “ia”, atau “dia”. Atau bisa juga dengan menyebut nama tokohnya.Iwan sebenarnya mempunyai sahabat setia. Namanya Momon. Rumahnya masih satu kelurahan dengan rumah Iwan. Hanya beda RT. Namun, sudah hampir dua minggu Momon tidak main ke rumah Iwan.

Page 36: nilai-nilai cerpen

• Sudut pandang campuranpenggunaan sudut pandang yang bersifat campuran berupa penggunaan sudut pandang orang ketiga dengan teknik “dia” dan orang pertama dengan teknik “aku”Sejak pensiun jadi guru, ayah banyak berdiam diri. Ia tidak pernah lagi tersenyum. Kadang aku berpikir nakal. Jangan-jangan senyum ayah, waktu masa pensiunnya tiba, tertinggal di dalam kelas. Kemudian murid-murid ayah menendangnya, atau piket pagi menyapu dan membakarnya bersama sampah-sampah.

Page 37: nilai-nilai cerpen

Amanat• Amanat adalah bagian akhir yang merupakan

pesan dari cerita yang dibaca. Amanat menyangkut bagaimana sang pembaca memahami dan meresapi cerpen yang ia baca.

• Pesan-pesan kehidupan yang ada dalam cerpen hadir secara tersirat dalam keseluruhan isi cerpen. Cerpen yang baik hendaknya mampu menggugah pembaca supaya lebih memaknai dan menghargai nilai-nilai kemanusiaan yang agung dan universal.

Page 38: nilai-nilai cerpen

Dari cerpen “Sahabat Sejati” juga terdapat amanat namun secara tersirat. Bahwa janganlah kita

bersifat sombong pada orang lain walaupun mempunyai harta yang

berlimpah, lebih baik manfaatkanlah sedikit harta itu

untuk menolong orang yang sedang membutuhkan.

Page 39: nilai-nilai cerpen

Terima kasih atas perhatiannya

Wassalamu`alaikum wr. wb