Nilai-nila Kepemimpinan Musa AS

23
SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA PROGRAM DIPLOMA IV KEUANGAN PAPER MUSA SANG GEMBALA ISRAEL: SEBUAH ANALISIS LITERATUR ATAS NILAI-NILAI KEPEMIMPINAN Disusun oleh: Agatha Raharjo (1) Basrifan Arief Bakti (10) Doni Iwan Prasetyo (14) Jefri David Simanjuntak (18) Mido Gustaf Santana (21) Moch Reza Agung Yudhalaksana (22) Muchammad Yusuf (23) Pascalis Prakosa Jati (25)

description

Hikmah Kepemimpinan Musa

Transcript of Nilai-nila Kepemimpinan Musa AS

Page 1: Nilai-nila Kepemimpinan Musa AS

SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARAPROGRAM DIPLOMA IV KEUANGAN

PAPERMUSA SANG GEMBALA ISRAEL:

SEBUAH ANALISIS LITERATUR ATAS NILAI-NILAI KEPEMIMPINAN

Disusun oleh:Agatha Raharjo (1)

Basrifan Arief Bakti (10)Doni Iwan Prasetyo (14)

Jefri David Simanjuntak (18)Mido Gustaf Santana (21)

Moch Reza Agung Yudhalaksana (22)Muchammad Yusuf (23)

Pascalis Prakosa Jati (25)

Mahasiswa Semester VII Kelas Khusus BPKPDiploma IV Sekolah Tinggi Akuntansi Negara

Bintaro2014

Page 2: Nilai-nila Kepemimpinan Musa AS

I. PENDAHULUAN

1. Biografi Singkat Musa

Musa adalah salah satu Nabi Besar yang diagungkan oleh 3 agama samawi (Yahudi, Kristen, Islam) yang konon lahir sekitar tahun 1527 SM di Mesir dan hidup sekitar 120 tahun lamanya sampai akhirnya wafat di Bukit Nabu/Nebo (Ar-Raml Al-Ahmar) sebuah bukit yang terletak di sebelah timur laut mati sekitar tahun 1407 SM. Sebagian percaya usianya mencapai 150 tahun.

Musa yang juga disebut sebagai Kalamullah dalam perspektif Islam karena sering melakukan dialog langsung dengan Allah semasa hidupnya ini, dilahirkan dari ibu bernama Yokhebed/Yukabad dan ayah bernama Amram/Imron bin Kehat/Qahat bin Lewi/Lawi bin Jacob/Ya’qub bin Issaac/Ishak. Musa memiliki Istri bernama Zipora/Syafura bin Yitro/Su’aib dan dikaruniai dua putra darinya yaitu Gersom dan Eliezer.

Bayi Musa dihanyutkan sang ibu ke Sungai Nil untuk menghindari dari pembantaian bayi lelaki yang diperintahkan Firaun. Hingga akhirnya sang bayi ditemukan oleh Putri Firaun yang lama tidak mempunyai anak, dan bayi itupun diberi nama Musa oleh Sang Putri, yang artinya “yang ditarik dari air”sesuai dengan kisah hidupnya.

Musa pun dibesarkan hingga remaja dalam istana Firaun yang mewah dan diberi kepercayaan firaun untuk menjadi salah satu panglima.

Walaupun dibesarkan dalam lingkungan istana, Musa menyadari dirinya hanya anak pungut Firaun dan berasal dari Bani Israil. Musa pun beritikad untuk bisa mmelepaskan Bani Israil dari penindasan Bangsa Mesir.

Musa dewasa terpaksa harus kabur dari Istana karena telah membunuh salah satu prajurit Firaun hingga ke daerah Madyan. Di Madyan itulah Musa bertemu istrinya dan hidup sebagai penggembala kambing.

Suatu hari Musa mendapat wahyu dari Tuhan dan ditugasi untuk membebaskan Bangsa Yahudi dari penindasan Firaun.

Musa pun mendatangi Firaun dan mengajaknya bertaubat, namun Firaun dengan congkaknya menolak ajakan Musa. Hingga akhirnya dengan Kuasa Allah SWT, Firaun dan para pengikutnya diberi azab yang bertubi-tubi.

Perubahan besar yang dilakukan oleh Nabi Musa adalah membawa kaum bani israil keluar dari Mesir guna membebaskan mereka dari Fir’aun. Strategi yang digunakan adalah dengan menunjukkan mukzizat Nabi Musa di hadapan Fir’aun. Namun karena sifat keras kepala, Fir’aun tetap tidak membebaskan Kaum Bani Israil hingga Allah memberikan 10 tulah (bencana) dahsyat di negeri Mesir yaitu air menjadi darah, katak, nyamuk, lalat pikat, penyakit sampar pada ternak, barah, hujan es, belalang, gelap gulita dan setiap anak sulung akan mati.

Musa pun berhasil mengeluarkan Bani Israil dari Tanah Mesir dengan menyeberangi Laut Merah dan menenggelamkan pasukan Firaun yang telah mengejar mereka.

2

Page 3: Nilai-nila Kepemimpinan Musa AS

Selama masa proses eksodus Musa diuji dengan umat yang kufur nikmat dan berjiwa pembangkang.

Berulangkali Musa harus meyakinkan kembali umatnya agar tetap beriman kepada Allah dan tidak menyembah berhala.

Kehidupan Musa dapat dibagi dalam tiga periode selama tiap-tiiap 40 tahun. Sebagai seorang pangeran Mesir, seorang gembala di pengasingan dan seorang pemimpin bangsa Israel. Persiapan-persiapannya untuk menjadi pemimpin bangsa Israel adalah pendidikan yang baik di istana Mesir, pengalaman tinggal di padang gurun dan persekutuannya yang erat dengan Allah. Iman dan kesabaran Musa sangat diuji oleh bangsanya, sekumpulan budak yang mudah ketakutan, plin-plan, bersungut-sungut dan pemberontak. Memikul beban tanggung jawab kesejahteraan fisik dan rohani bangsa Israel, Musa tampil sebagai orang yang lembut hati dan rendah hati, bijaksana dan beriman teguh pada Allah, seorang yang lebih mementingkan kemuliaan Allah daripada kemegahan diri sendiri.

Musa menjadi dewasa dengan memperoleh pengalaman di tempat yang mewah (istana Mesir) maupun di tempat yang sederhana (Midian). Kemudian dia dipanggil Tuhan untuk menjadi pemimpin bangsa Israel, sebagaimana dilaporkan dalam Keluaran 3 dan diringkaskan dalam ayat 30-34. Dialah yang menyampaikan firman Tuhan kepada bangsa Israel dan menyampaikan jawaban bangsa Israel kepada Tuhan. Sebagai penyambung lidah Tuhan tentu saja dia tidak mengurangi atau menambahi sedikitpun kehendak kedua belah pihak.

Ada 3 peristiwa dalam kepemimpinan Musa sewaktu memimpin umat Allah ke luar dari perhambaan dimana Musa membutuhkan bantuan sebagai pendamping/ pemimpin yaitu :

1) Ketika Musa diberikan Harun untuk membantunya mendatangi Firaun, karena Musa terlampau menekankan keterbatasannya dalam hal kemampuan natural (Keluaran 4:16).

2) Peristiwa tatkala beban menanggulangi perselisihan selaku seorang hakim menjadi terlampau berat, Musa akhirnya menuruti nasihat ayah mertuanya, Yitro dan menetapkan orang-orang lain untuk membantu (Keluaran 18:14-21).

3) Beban rohaniah dalam berdoa syafaat untuk umat Israel sambil berupaya mengembangkan karakter mereka telah menjadikan Musa kewalahan dan jawaban Allah menunjukkan tujuh puluh tua-tua Israel guna mendampingi Musa (Bilangan 11:14-17).

Dalam Keluaran 15-17 Musa mengalami keputusasaan dalam memimpin bangsa yang gemar bersungut-sungut. Sikap mereka yang buruk menambah beban kepemimpinannya dan penderitaan mereka sendiri. Melalui pengalaman tersebut Musa mempelajari keterbatasan kepemimpinan manusia dan menyadari kebergantungannya pada Allah. Dia juga mempelajari nilai dukungan rekan-rekan sepelayanannya melalui pertolongan Harun dan Hur.

3

Page 4: Nilai-nila Kepemimpinan Musa AS

Dalam Keluaran 32-34 Musa menolak kesempatan untuk meninggalkan bangsa yang pemberontak dan bebal tersebut dan pergi sendiri dengan Allah. Musa juga menolak godaan untuk berpikir bahwa ia dapat bertahan dengan bangsa tersebut tanpa hadirat Allah. Musa tidak dapat hidup sendiri tanpa Allah dan tidak dapat bebas dari tanggung jawab kepada orang lain, juga ia tidak dapat hidup dalam kekuasaan politik tanpa kekuatan yang datang dari persekutuan pribadinya dengan Allah. Cara hidup Musa seperti dalam Keluaran 33:15 ”Jika Engkau sendiri tidak membimbing kami, janganlah suruh kami berangkat dari sini”, Musa tidak akan mau pergi kemanapun, sekalipun ke Kanaan yang dijanjikan Allah, tanpa jaminan kehadiran Allah di tengah-tengah mereka.

Dalam Bilangan 11-14 Musa diuji kepemimpinannya, kebesaran Musa nampak berkali-kali ketika beban kepemimpinannya menjadi semakin berat, Allah menaruh RohNya di atas 70 tua-tua Israel untuk menolong Musa memerintah bangsa itu. Tidak seperti banyak orang yang tidak cukup kemampuan untuk melepaskan kekuasaan kepada orang-orang lain, Musa sangat bahagia menerima pemimpin-pemimpin tersebut dan memuliakan Roh Allah yang ada pada mereka. Ketika Miryam dan Harun mengata-ngatai dia, Musa tidak membalas dendam dan ia memohon pengampunan untuk Miryam yang kena kusta akibat hukuman Allah. Penolakan Musa untuk mencari kedudukan dan kemuliaan bagi diri sendiri membuat Allah bebas membela Musa dan ini lebih efektif daripada yang mungkin dilakukan Musa. Walupun bangsa Israel menolak untuk memasuki tanah perjanjian kemana Allah telah memimpin mereka keluar dari perbudakan di Mesir, Musa tidak menolak mereka ketika Allah menawarkan kesempatan padanya. Doa Musa mencegah kehancuran mereka dan ia rela menerima hukuman perjalanan 40 tahun di gurun bersama-sama mereka.

Musa memilih menderita sengsara bersama umat Allah daripada untuk menikmati kesenangan dosa. Sikap ini menunjukkan kejujuran Musa terhadap umat Allah yang dipercayakan kepadanya untuk dibimbing dan dipimpin. Kehidupan Musa membuktikan segi-segi yang dibutuhkan dalam kepemimpinan yang efektif. Saat Allah memanggil Musa Ia memampukan Musa untuk tugas yang diberikan.

2. Tujuan Pembuatan Paper

Berdasarkan penelaahan Michael H. Hart dalam bukunya yang berjudul 100 Tokoh Paling Berpengaruh dalam Sejarah (1978), Musa mendapatkan peringkat ke-16 sebagai tokoh paling berpengaruh sepanjang masa.

Untuk itu kami menulis paper ini dengan tujuan untuk mengambil hikmah dari kepemimpinan Musa dalam hal:1) Tahapan perubahan yang dilakukan Musa terhadap dunia.2) Relevansi atas nilai-nilai kepemimpinan Musa yang dapat diimplementasikan

dalam sistem kepemimpinan modern.

3. Metodologi PenelaahanKami melakukan kajian literatur atas sejarah kehidupan Musa dimulai dari kehidupan pribadi, sosial, dan spiritualnya. Kajian tersebut dilakukan secara objektif secara

4

Page 5: Nilai-nila Kepemimpinan Musa AS

Biblikal dan Qurani tanpa berniat untuk membandingkan pandangan kedua agama dalam mengisahkan kehidupan Musa. Dalam hal ini hanya intisari kebijaksanaan Musa sebagai seorang Utusan Allah dan Pemimpin bagi umatnya yang menjadi bahan kajian kami dalam paper ini.

Segala pertentangan cerita antara kedua versi Islam dan Kristen kami hindari demi mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta menghindari isu SARA.

II. PEMBAHASAN

1. Prinsip GembalaKetika melarikan diri dari Firaun setelah melakukan pembunuhan, Musa menjadi penggembala di tanah Madyan, hal ini membawa hikmah pembelajaran bagi Musa ketika menggembala umatnya dari penindasan Firaun menuju ke Tanah Perjanjian. Dalam Mazmur dikatakan fungsi gembala sebagai berikut:1) Memberikan kebutuhan2) Memimpin dengan penuh keyakinan3) Menuntun dan memberikan pengarahan4) Memberi makan dan mengurapi5) Mengasihi tanpa syarat6) Memberikan kelegaan7) Memperbarui dan memperbaiki8) Melindungi dari bahaya9) Mengoreksi dan menghibur

10) Memberikan naungan permanen

Hal-hal tersebutlah yang dilakukan oleh Musa ketika menggiring umatnya melakukan eksodus dari Mesir menuju Kanaan.

2. Inti Ajaran Nabi MusaInti dari ajaran Nabi Musa As termaktub dalam firman Allah SWT dalam Taurat, yang berisi sepuluh perintah Tuhan (Ten Commandments) sebagai berikut:1) Perintah untuk hanya menyembah kepada AJlah SWT dan tidak menyekutukan-

Nya dan tidak membuat patung yang menyerupai apapun;2) Larangan untuk bersumpah bohong atas nama Allah SWT;3) Menjaga kehormatan pada hari Sabtu. Dengan pengertian, memfokuskan hari

Sabtu sebagai hari ibadah;4) Perintah untuk menghormati ayah dan ibu;5) Menyadari bahwa Allah SWT yang dapat memberi dan membagi.6) Janganlah engkau membunuh.7) Janganlah engkau berzina.8) Janganlah engkau mencuri.9) Janganlah memberikan kesaksian yang palsu.

10) Jangan engkau merasa tertipu atau terpikat kepada rumah temanmu atau istrinya atau budaknya atau sapinya atau keledainya

5

Page 6: Nilai-nila Kepemimpinan Musa AS

Para ulama menyatakan bahwa kandungan sepuluh perintah ini terdapat dalam Al Quran surat Al An’am ayat 151-152:

“Katakanlah: 'Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu, yaitu: Janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua ibu dan bapakmu, dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan. Kami akan memberi rezeki kepadamu dan kepada mereka; dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang tampak di antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar.' Demikian itu yang diperintahkan oleh Tuhanmu kepadamu supaya kamu memahaminya. Dan janganlah kamu mendekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih bermanfaat, hingga sampai ia dewasa. Dan sempurnakan takaran dan timbangan dengan adil. Kami tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan dengan kesanggupannya. Dan apabila kamu berkata, maka hendaklah kamu berlaku adil kendatipun dia adalah kerabat(mu), dan penuhilah janji Allah. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu ingat."

Salah satu ciri khas dari Nabi Musa adalah kekuatan dan keperkasaannya. Itu adalah kelebihan yang dianugrahkan Tuhan kepada beliau. Kelak, kelebihan-kelebihan inilah yang akan menuntunnya menjadi penyelamat dari Bani Israil.

3. Strategi Perubahan yang Dilakukan Musa

1) Merubah diri sendiriHal ini dapat dilihat ketika Musa mulai beranjak dewasa, ia melihat ada perkelahian antara bangsa israel dengan orang mesir dan ia memilih untuk menolong orang israil dan membunuh orang mesir tersebut (Al-Qashshas" ayat 14-21)/(Keluaran2:11-14) padahal posisi Musa adalah pangeran mesir.

2) Meninggalkan Zona Nyaman (Comfrot Zone)Ketika di utus Tuhan, Musa sedang menikmati kehidupannya. Ia menikah dengan Syafura (pada Agama Islam) atau Rehulleah Zipora (Kiristen). Ia ikut petujuk Tuhan untuk melepaskan bangsa israel dari mesir dengan menghiraukan peluang ia akan dibunuh akan kejahatannya di masa yang lalu.

(Surah "Al-Qashash" ayat 33 "33.~ Musa berkata: "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah membunuh seseorang manusia dari golongan mereka, maka aku takut mereka akan membunuhku,)

3) Menetapkan Tujuan(1) Membebaskan bangsa israel dari pebudakan Mesir menuju tanah perjanjian

(Tanah kanaan). Musa menetapkan tujuannya dan tetap fokus pada tujuan awalnya. Hal ini dapat dilihat ketika Musa memilih untuk tetap pada misi awal yaitu membebaskan bangsa israel walaupun sebenarnya dia bisa saja menjadi pangeran lagi di tanah Mesir.

(2) Mengajak bangsa agar tidak lagi menyembah berhala tetapi tetapi kepada Tuhan Yang Maha Esa.

6

Page 7: Nilai-nila Kepemimpinan Musa AS

4) Menetapkan Strategi PerubahanMusa menetapkan strategi-strategi untuk merubah atau mewujudkan tujuannya kepada beberapa golongan, yaitu sebagai berikut:

(1) Kepada diri sendiriDia meminta pertolongan dan wahyu dari Tuhan untuk diberi kekuatan untuk dapat berbicara kepada Firaun (Keluaran 6:27-29).

Surah "Al-Qashash" ayat 34 “dan saudaraku Harun dia lebih petah lidahnya daripadaku, maka utuslah dia bersamaku sebagai pembantu untuk membenarkan {perkataan} ku sesungguhnya aku khuatir mereka akan mendustakan aku”.

Musa juga selalu beribadah dan meminta petunjuk kepada Tuhan, dengan menaiki Gunung Sinai/ Bukit Thursina. Dia juga meminta perlindungan kepada Tuhan saat berjalan di gurun menuju tanah perjanjian.

(2) Kepada Firaun sebagai pemimpin Mesir

a. Negosiasi"Pergilah kamu berdua kepada Fir'aun, sesungguhnya dia telah melampaui batas; maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut." (QS. Thaha: 43-44).

b. MukjizatNabi Musa melemparkan tongkatnya, maka berubahlah menjadi ular besar yang menelan habis ular-ular ciptaan para ahli sihir Fir'aun.

c. PaksaanMusa menjanjikan datangnya Azab / tulah bagi bangsa mesir. Pada Agama kristiani dikenal dengan 10 tulah yaitu:

a) Air menjadi darahMusa melakukannya dengan memukulkan tongkat yang ada di tangannya ke atas air sungai Nil. Maka seluruh sungai Nil menjadi darah dan ikan-ikan di dalamnya mati. Hal ini dimaksudkan untuk memperingatkan orang Mesir bahwa bahkan sumber kehidupan mereka yang terutama sekalipun dapat dibuat Tuhan menjadi musuh mereka. Tanpa air dari sungai Nil, seluruh pekerjaan di Mesir terhenti. Seluruh rakyat Mesir lebih mementingkan berusaha mencari air bersih, daripada meneruskan pekerjaan memperbudak orang Israel. Ahli-ahli sihir Firaun juga dapat membuat hal yang sama. Tulah ini berhenti setelah tujuh hari berlalu. Namun Firaun bersikeras tidak mau melepaskan bangsa Israel dari tanah Mesir.

7

Page 8: Nilai-nila Kepemimpinan Musa AS

b) Wabah KatakAdanya katak-katak yang memenuhi seluruh negeri Mesir, oleh karena Firaun sekali lagi menolak untuk melepaskan orang Israel.Tulah ini berhenti setelah Musa meminta kepada Tuhan untuk melenyapkan katak-katak itu. Permintaan ini atas permintaan Firaun dengan janji bahwa ia akan melepaskan orang Israel. Tuhan mengabulkan. Namun, kendati katak-katak itu mati, bangkai katak-katak itu tidak lenyap dari muka bumi negeri Mesir, sehingga ketika dikumpulkan orang-orang bangkai katak-katak itu hingga bertumpuk-tumpuk, seluruh negeri Mesir berbau busuk.Setelah tulah katak berhenti, dan dilihat Firaun ada kelegaan, Firaun pun tidak menepati janjinya untuk melepaskan orang Israel.

c) Wabah NyamukKetika seluruh debu di negeri Mesir berubah menjadi nyamuk. Tulah ini dimaksudkan oleh Tuhan untuk memperingatkan Firaun bahwa tidak ada yang dapat menyamai kekuasaan Tuhan, sekalipun dengan sihir dan mantera. Bahkan ahli-ahli sihir itu sendiri yang menyatakan kepada Firaun bahwa "inilah tangan Allah". Namun Firaun masih tetap bersikeras hati.Tidak diceritakan dalam Alkitab bagaimana tulah ini berhenti, atau apakah tulah ini akhirnya berhenti atau tidak.

d) Wabah Lalat PikatSebelum tulah yang ketiga berakhir, Tuhan telah menyuruh Musa untuk menyampaikan kabar tentang tulah keempat. Tulah yang keempat adalah munculnya ribuan lalat pikat yang memenuhi seluruh negeri Mesir. Namun di Gosyen tempat bangsa Israel tinggal, satupun tidak didapati ada lalat pikat di situ. Musa dan Harun tidak melakukan apa-apa agar tulah ini terjadi. Tidak diketahui, apa yang sebenarnya dilakukan oleh lalat-lalat pikat tersebut, namun disebutkan bahwa lalat pikat itu membuat seluruh bangsa Mesir menderita.Tulah ini dimaksudkan oleh Tuhan untuk mempermalukan orang Mesir dengan dewanya sendiri, Baalzebub. Baalzebub sering digambarkan sebagai dewa lalat, yaitu dewa kesuburan dan kelimpahan. Dengan Tuhan memakai simbol dewa orang Mesir sendiri untuk menyiksa orang Mesir, Tuhan hendak menyatakan bahwa mereka tidak dapat bergantung pada dewa-dewa mereka untuk menyelamatkan diri dari tulah Tuhan.Tulah itu berhenti setelah Firaun meminta kepada Musa untuk menghentikan lalat-lalat tersebut, dengan jaminan bahwa bangsa Israel diperbolehkan untuk pergi ke padang gurun yang tiga hari perjalanan jauhnya untuk mempersembahkan korban kepada Allah. Musa memintanya kepada Allah, dan Allah mengabulkan. Namun demikian, Firaun kembali melanggar janjinya.

8

Page 9: Nilai-nila Kepemimpinan Musa AS

e) Penyakit Sampar pada TernakSetelah peringatan kembali diabaikan, tulah kelima disebarkan. Tulah yang kelima adalah penyakit sampar pada binatang ternak. Seluruh ternak di negeri Mesir terkena sampar, sehingga seluruh ternak orang Mesir mati. Namun seluruh ternak-ternak Israel yang diam di negeri Gosyen tidak ada mati sama sekali. Musa dan Harun tidak melakukan apa-apa agar tulah ini terjadi.

f) Penyakit Barah/BisulTulah keenam adalah barah (bisul) yang berbentuk gelembung yang memecah, pada manusia dan binatang yang tersisa di seluruh Mesir. Harun dan Musa melakukannya dengan mengambil jelaga dari dapur peleburan, kemudian menghamburkannya ke udara. Bahkan ahli-ahli sihir itupun juga kena barah, sama seperti semua orang Mesir.Tulah ini sekali lagi dimaksudkan Tuhan untuk membuktikan bahwa tidak ada yang dapat melepaskan diri dari kekuasaan Tuhan, bahkan sihir dan mantera sekalipun.Tidak diceritakan dalam Alkitab bagaimana tulah ini berhenti, atau apakah tulah ini akhirnya berhenti atau tidak.

g) Hujan EsSebelum tulah keenam berakhir, Tuhan sudah menyuruh Musa mengumumkan kepada Firaun tentang tulah ketujuh. Tulah yang ketujuh adalah hujan es, beserta api yang berkilat-kilat di antara es tersebut. Tuhan memberi peringatan kepada Firaun untuk menyelamatkan atau mengamankan semua orang dan ternak, sebab semua yang ada di padang pada saat tulah ini terjadi, pastilah mati. Musa melakukannya dengan mengulurkan tangannya ke langit. Seperti sebelumnya, hanya di tanah Gosyen yang tidak ditimpa oleh hujan es ini.Tulah ini dimaksudkan sebagai hukuman yang dashyat atas Mesir. Di Alkitab, hujan es bercampur api ini digambarkan dengan kata-kata "terlalu dashyat" dan "seperti yang belum pernah terjadi".Tulah itu berhenti atas permintaan Firaun kepada Musa. Firaun bahkan mengakui kesalahannya dan bersedia untuk menghentikan hujan es itu. Namun setelah Musa mengulurkan tangannya ke langit dan hujan es itu berhenti, maka sekali lagi Firaun melanggar janjinya.

h) Wabah BelalangTulah ini diadakan oleh karena Firaun sekali lagi menolak untuk membiarkan seluruh bangsa Israel, baik tua muda, laki-laki dan perempuan, beserta ternaknya, untuk pergi. Yang diijinkan Firaun untuk pergi hanyalah laki-laki saja, dengan maksud agar bangsa Israel tidak melarikan diri sesudah mempersembahkan korban bakaran kepada Tuhan di padang gurun. Musa melakukannya dengan mengulurkan tangannya ke atas tanah Mesir. Maka bertiuplah angin Timur yang membawa belalang-belalang "sehari-harian, semalam-malaman, dan

9

Page 10: Nilai-nila Kepemimpinan Musa AS

setelah pagi hari," angin Timur itu masih membawa belalang.Tulah ini dimaksudkan sebagai penghabisan untuk segala hal-hal yang masih tinggal di atas Mesir, setelah penyakit sampar pada ternak, barah, dan hujan es. Tulah ini menghabiskan seluruh tumbuhan yang ada di Mesir. Kedashyatan belalang-belalang ini digambarkan oleh Alkitab dengan kata-kata "sangat banyak", "sehingga negeri itu menjadi gelap olehnya".Tulah itu berhenti atas permintaan Firaun kepada Musa. Firaun sekali lagi mengakui kesalahannya, dan berniat membebaskan bangsa Israel. Musa berdoa kepada Tuhan. Maka Tuhan mengirimkan angin dari jurusan sebaliknya, yakni angin Barat yang kencang, sehingga meniup belalang-belalang itu masuk ke dalam laut Teberau. Satupun belalang tidak ada yang tinggal di tanah Mesir. Dan Firaun tetap mengeraskan hatinya.

i) Cuaca gelap gulitaTulah yang kesembilan adalah gelap gulita selama tiga hari. Musa melakukannya dengan mengulurkan tangannya ke langit. Tetapi di seluruh tempat orang Israel ada terang.Kegelapan itu sangat dashyat, digambarkan oleh Alkitab dengan kata-kata "orang dapat meraba gelap itu", "tidak ada orang yang dapat bangun dari tempatnya". Sebenarnya tulah ini dimaksudkan Tuhan untuk "menyerang" dewa tertinggi orang Mesir, yaitu Amon-Ra, atau Dewa Matahari. Dengan membuat Matahari tidak dapat bersinar selama tiga hari, Tuhan "mengklaim" kemenangan atas dewa orang Mesir dan mempermalukan seluruh dewa orang Mesir dan orang Mesir yang beribadah kepadanya. Tulah ini berhenti dengan sendirinya setelah tiga hari lewat berlalu.

j) Azab anak sulung matiTulah yang kesepuluh, dan yang terakhir, adalah tulah yang akan menyebabkan semua anak sulung di negeri Mesir mati.Pada sembilan tulah yang sebelumnya, tulah-tulah tersebut hanya mengenai tanah Mesir, sementara lokasi tempat orang Israel tinggal (di Gosyen), sekalipun juga berada di dalam bagian tanah Mesir, luput dari tulah tersebut. Sebab Tuhan memberikan suatu pembatas yang tidak membenarkan tulah-tulah itu melewati pembatas itu. Namun, pada tulah yang kesepuluh, yang juga adalah tulah penghabisan karena setelah itu bangsa Mesir melepaskan orang Israel, tulah tersebut juga dapat mengenai anak-anak sulung Israel. Maka dari itu, Tuhan menyuruh Musa mengadakan suatu acara bagi tiap keluarga Israel, yaitu menyembelih, memanggang dan memakan seekor anak domba jantan atau anak kambing jantan berumur setahun pada suatu waktu senja yang ditentukan. Kemudian dari darah tersebut dibubuhkan sedikit pada kedua tiang pintu dan pada ambang atas pintu pada tiap-tiap rumah

10

Page 11: Nilai-nila Kepemimpinan Musa AS

keluarga yang memakannya. Maka saat malaikat maut lewat untuk mencabut nyawa para anak sulung di tiap-tiap keluarga, malaikat maut tersebut akan melewatkan setiap rumah yang pada ambang pintu itu telah ada darah anak domba, yaitu korban pengganti bagi setiap anak sulung pada keluarga di rumah itu. Itulah Paskah yang pertama. Demikianlah Paskah diperingati oleh orang Israel mula-mula sebagai tanda peringatan pembebasan bangsa Israel dari tanah Mesir, yaitu Tuhan telah menyediakan bagi bangsa Israel anak domba sebagai ganti setiap anak sulung di Israel.

5) Bangsa Israel

Selain membebaskan bangsa israel dari perbudakan mesir menuju tanah perjanjian, tujuan Musa yang lain yaitu bagaimana memimpin dan mengubah bangsa israel yang masih bermental budak dan menyembah berhala. Maka melalui wahyu Tuhan, Musa melakukan hal-hal/strategi sebagai berikut:

(1) Membuat Peraturan. Pada agama Kristen, kisah Musa sangat dikenal dengan 10 Perintah Tuhan. Selain 10 perintah ini, juga dikenal berbagai aturan tentang tatacara peribadatan, larangan makanan haram dan bagaimana hudup kudus dihadapan Tuhan.

(2) Pendelegasian. Pada agama Nasrani, kisah Musa juga terdapat pendelegasian wewenang. Selama memimpin bangsa israil, Musa dibantu oleh Harun. Musa juga mengangkat hakim-hakim untuk mengadili perkara-perkara bangsa israel. “Dari seluruh orang Israel, Musa memilih orang-orang cakap dan mengangkat mereka menjadi kepala atas bangsa itu, menjadi pemimpin seribu orang, pemimpin seratus orang, pemimpin lima puluh orang, dan pemimpin sepuluh orang” (Keluaran 18:25). Musa juga mengangkat imam-imam untuk memimpin peribadatan.

(3) Peringatan yang terus-menerus, yaitu setiap bangsa israel melakukan dosa seperti menyembah berhala, Musa selalu marah dan menasihati bangsa itu agar tidak melakukan perbuatan dosa.

4. Tahap-tahap Perubahan

1) Motivating ChangeMerupakan tahapan menciptakan kesiapan untuk berubah dan mengatasi resistensi untuk berubah.

(1) Selama di bawah asuhan salah satu istri Firaun, Nabi Musa as merasa bahwa firaun adalah raja yang lalim yang suka menindas bangsa Israil. Rasa tidak suka dan tidak setuju pada kekuasaan Firaun sudah tumbuh saat usia beliau masih muda. Salah satu kisah yang menunjukkan Nabi Musa sudah menumbuhkan urgensi untuk perubahan bagi kaumnya adalah saat beliau berkelahi dengan salah seorang tentara Firaun yang sedang menindas seorang dari bangsa Bani Israil, bahkan beliau secara tidak sengaja juga

11

Page 12: Nilai-nila Kepemimpinan Musa AS

menghilangkan nyawa dari tentara Mesir tersebut. Hal ini terdokumentasikan dalam Al Quran surat Al Qashash ayat 14-17:

"Dan setelah Musa sudah cukup umur dan sempurna akalnya, Kami berikan kepadanya hikmah kenabian dan pengetahuan. Dan demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Dan Musa masuk ke kota (Memphis) ketika penduduknya sedang lemah, maka didapatinya di dalam kota itu dua orang laki-laki yang berkelahi; yang seorang dari golongannya (Bani Israil) dan seorang lagi dari musuhnya (kaum Fir'aun). Maka orang yang dari golongannya meminta pertolongan darinya, untuk mengalahkan orang yang dari musuhnya lalu Musa meninjunya, dan matilah musuhnya itu. Musa berkata: 'Ini adalah perbuatan setan. Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang menyesatkan lagi nyata (permusuhannya). Musa berdoa: 'Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah menganiaya diriku sendiri karena itu ampunilah aku.' Maka Allah mengampuninya, sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Musa berkata: 'Ya Tuhanku, demi nikmat yang telah Engkau anugerahkan kepadaku, aku sekali-kali tiada akan menjadi penolong bagi orang-orang yang berdosa.'"

Tindakan beliau menunjukkan kepekaan terhadap ketidakadilan di masyarakat Mesir saat itu dan menumbuhkan motivasi untuk bangkit dari ketidakadilan dari kaumnya, Bani Israil.

(2) Setelah kejadian tersebut, Nabi Musa As dilanda ketakutan dan bahkan ada rencana untuk membunuhnya. Alhamdulillah, dengan izin Tuhan ada seseorang yang memberitahu rencana pembunuhan tersebut kepada beliau dan menyarankan agar beliau segera pergi meninggal Mesir. Beliau pun menuruti saran tersebut dan segera pergi meninggalkan Mesir. Hal ini tercantum dalam Al Quran surat Al Qashash ayat 18-20:

"Karena itu, jadilah Musa di kota itu merasa takut menunggu-nunggu dengan khawatir (akibat perbuatannya), maka tiba-tiba orang yang meminta pertolongan kemarin berteriak meminta pertolongan kepadanya. Musa berkata kepadanya: 'Sesungguhnya kamu benar-benar orang yang sesat yang nyata (kesesatannya). Maka tat-kala Musa memegang dengan keras orang yang menjadi musuh keduanya, musuhnya berkata: 'Hai Musa apakah kamu bermaksud untuk membunuhku, sebagaimana kamu kemarin telah membunuh seorang manusia? Kamu tida bermaksud melainkan hendak menjadi orang yang berbuat sewenang-wenang di negeri (ini), dan tiadalah kamu hendak menjadi salah seorang dari orang-orang yang mengadakan perdamaian.' Dan datanglah seorang laki-laki dari ujung kota tergesa-gesa seraya berkata: 'Hai Musa, sesungguhnya pembesar sedang berunding tentang kamu. Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang memberi nasihat kepadamu.”

Dari kisah tersebut dapat disimpulkan bahwa tindakan Nabi Musa as tersebut sudah menimbulkan simpati, dukungan dan menumbuhkan partisipasi dari masyarakat untuk melawan Firaun. Hal ini terlihat dari tindakan seseorang

12

Page 13: Nilai-nila Kepemimpinan Musa AS

yang memberitahu rencana pembunuhan Nabi Musa kepada dirinya. Nabi Musa tanpa beliau sadari sudah menjadi harapan, menjadi agent of hope, bahwa suatu hari nanti beliau akan menjadi pembebas mereka dari penindasan Firaun.

2) Creating a VisionNabi Musa as dalam pengasingannya menikahi putri dari Nabi Syuaib As dan sekaligus mengabdi kepada Nabi Syuaib dengan menggembala kambing selama sepuluh tahun. Selama periode ini, Nabi Musa yang sudah dibekali pendidikan yang tinggi selama diasuh Firaun, melakukan banyak pemikiran dan perenungan, beliau merenungi perbuatan Firaun yang mengangkat dirinya sendiri sebagai Tuhan dan juga merenungi ketauhidan Allah SWT.

Sampai akhirnya Nabi Musa merasa sudah saatnya bagi beliau untuk kembali ke Mesir untuk membebaskan kaumnya dan menyadarkan Firaun dari kesesatan. Di perjalanan, Nabi Musa mendapat wahyu dari Allah SWT. Hal ini tercantum dalam Al Quran surat Thaha ayat 13-16:

"Dan Aku telah memilih kamu, maka dengarkanlah apa yang akan diwahyukan (kepadamu). Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah salat untuk mengingat Aku. Sesungguhnya hari kiamat itu akan datang. Aku merahasiakan (waktunya) agar supaya tiap-tiap diri itu dibalas dengan apa yang diusahahan. Maka sehali-kali janganlah kamu dipalingkan darinya oleh orang yang tidak beriman kepadanya dan oleh orang yang mengikuti hawa nafsunya, yang menyebabkan kamu binasa."

Dan dalam surat Thaha ayat 9-41:

"Apakah telah sampai kepadamu kisah Musa ? Ketika ia melihat api, lalu berkatalah ia kepada keluarganya: 'Tinggallah kamu (di sini), sesungguhnya aku melihat api, mudah-mudahan aku dapat membawa sedikit darinya kepadamu atau aku akan mendapat petunjuk di tempat api itu. Maka ketika ia datang ke tempat api itu ia dipanggil: Hai Musa, sesungguhnya Aku adalah Tuhanmu. Maka tinggalkanlah kedua terompahmu; sesungguhnya kamu berada di lembah yang suci, Thuwa'. Dan Aku telah memilih kamu, maka dengarkanlah apa yang akan diwahyukan (kepadamu). Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah salat untuk mengingat Aku. Sesungguhnya hari kiamat itu akan datang. Aku merahasiakan (waktunya) agar supaya tiap-tiap diri itu dibalas dengan apa yang diusahakan. Maka sekali-kali janganlah kamu kamu dipalingkan darinya oleh orang yang tidak beriman kepadanya dan oleh orang yang mengikuti hawa nafsunya, yang menyebabkan kamu binasa. Apakah itu yang ada di tangan kananmu, hai Musaf'Ini adalah tongkatku, aku bertelehan padanya, dan aku pukul (daun) dengannya untuk kambinghu, dan bagiku ada lagi keperluan yang lain padanya.' Allah berfirman: Lemparkanlah ia, hai Musa!' Lalu dilemparkanlah tongkat itu, maka tiba-tiba ia menjadi seekor ular yang merayap dengan cepat. Peganglah ia dan janganlah

13

Page 14: Nilai-nila Kepemimpinan Musa AS

takut, Kami akan mengembalikannya kepada keadaannya semula, dan kepitkanlah tanganmu ke ketiakmu, niscaya ia ke luar menjadi putih cemerlang tanpa cacat, sebagai mukjizat yang lain (pula), untuk Kami perlihatkan kepadamu sebagian dari tanda-tanda kekuasaan Kami yang besar. Pergilah kepada Fir'aun; sesungguhnya ia telah melampaui batas. Berkata Musa: 'Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahhu, supaya mereka mengerti perkataanku, dan jadikanlah untukku seorang pembantu dari keluargaku, (yaitu) Harun saudaraku, teguhkanlah dengan dia kekuatanku, dan jadikanlah dia sekutu dalam urusanku, supaya kami banyak bertasbih kepada Engkau, dan banyak mengingat Engkau. Sesungguhnya Engkau adalah Maha Melihat (keadaan) kami.' Allah berfirman: 'Sesungguhnya telah diperkenankan permintanmu, hai Musa.' Dan sesungguhnya Kami telah memberi nikmat kepadamu pada kali yang lain, yaitu ketika Kami mengilhamkan kepada ibumu suatu yang diilhamkan, yaitu: Letakkanlah ia (Musa) di dalam peti, kemudian lemparkanlah ia ke sungai (Nil), maka pasti sungai itu membawanya ke tepi, supaya diambil oleh (Fir'aun) musuh-Ku dan musuhnya.' Dan Aku telah melimpahkan kepadamu kasih sayang yang datang dari-Ku; dan supaya kamu diasuh di bawah pengawasan-Ku. (Yaitu) ketika saudammu yang perempuan berjalan, lalu ia berkata kepada (keluarga Fir'aun): 'Bolehkah saya menunjukkan kepadamu orang yang akan memeliharanya?' Maka Kami mengembalikanmu kepada ibumu, agar senang hatinya dan tidak berduka cita. Dan kamu pernah membunuh seorang manusia, lalu Kami selamatkan kamu dari kesusahan dan Kami telah mencobamu dengan beberapa cobaan; maka kamu tinggal beberapa tahun di antara penduduk Madyan, kemudian kamu datang menurut waktu yang ditetapkan hai Musa, dan Aku telah memilihmu untuk diri-Ku. "

Kisah ini menyiratkan pengesahan status kenabian Nabi Musa dari Allah SWT, memberi dasar yang kuat bagi ajarannya yaitu ajaran tauhid. Selain itu juga memberi misi kepada Nabi Musa untuk menyadarkan Firaun dan tentang apa yang harus beliau lakukan demi menyebarkan ajaran Allah SWT.

3) Political SupportFase ini adalah fase dimana seorang agent of change mengidentifikasi dan memanfaatkan sumber daya stakeholder yang ia miliki.

(1) Nabi Musa menyadari kekurangannya yang tidak mampu berbicara kepada orang banyak, maka beliau meminta kepada Allah SWT untuk menggerakkan hati sahabatnya Nabi Harun As untuk membantu perjuangan beliau. Hal ini tercantum dalam surat Thaha ayat 47.

"Maka datanglah kamu berdua kepadanya (Fir'aun) dan katakanlah: 'Sesungguhnya kdmi berdua adalah utusan Tuhanmu, maka lepaskanlah Bani Israil bersama kami dan janganlah kamu menyiksa mereka."

(2) Pada saat Nabi Musa menyiarkan ajaran Allah kepada Firaun, Firaun menolak mentah-mentah. Dia malah menantang Nabi Musa untuk bertanding dengan tukang-tukang sihirnya. Ini adalah peluang bagi Nabi Musa, dan sebagaimna

14

Page 15: Nilai-nila Kepemimpinan Musa AS

ayang sudah kita ketahui Nabi Musa dengan pertolongan Allah SWT berhasil mengalahkan tukang-tukang sihir itu. Hal ini tercantum dalam surat Al A’raaf ayat 115-126.

"Ahli-ahli sihir berkata: 'Hai Musa, kamukah yang akan melemparkan lebih dahulu, ataukah kami yang akan melemparkan?' Musa menjawab: 'Lemparkanlah (lebih dahulu)! Maka tatkala mereka melemparkan, mereka menyulap mata orang dan menjadihan orang banyak itu takut, serta mereka mendatangkan sihir yang besar (menakjubkan). Dan Kami mewahyukan kepada Musa: 'Lemparkanlah tongkatmu!' Maka sekoyong-koyong tongkat itu menelan apa yang mereka sulapkan. Karena itu nyatalah yang benar dan gagallah yang selalu mereka kerjahan. Maka mereka kalah di tempat itu dan jadilah mereka orang-orang yang hina. Dan ahli-ahli sihir itu serta merta meniarapkan diri dengan bersujud. Mereka berkata: 'Kami beriman kepada Tuhan semesta alam, (Yaitu) Tuhan Musa dan Harun. Fir'aun berkata: 'Apakah kamu beriman kepadanya sebelum aku memberi izin kepadamu?' Sesungguhnya (perbuatan) ini adalah suatu muslihat yang telah kamu rencanakan di dalam kota ini, untuk mengeluarkan penduduknya darinya; maka kelah kamu akan mengetahui (akibat perbnatanmu ini); sesungguhnya aku akan memotong tangan dan kakimu dengan bersilang secara bertimbal balik, kemudian sungguh-sungguh aku akan menyalib kamu semuanya. Ahli-ahli sihir itu menjawab: 'Sesungguhnya kepada Tuhanlah kami kembali. Dan kamu tidak membalas dendam dengan menyiksa kami, melaikan karena kami telah beriman kepada ayat-ayat Tuhan kami ketika ayat-ayat itu datang kepada kami.' (Mereka berdoa): 'Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami dan wafatkanlah kami dalam keadaan berserah diri (kepada-Mu).”

Nabi Musa dengan pertolongan Allah SWT dapat mengalahkan tukang-tukang sihir itu. Bahkan tukang-tukang sihir itu pun kemudian beriman kepada Allah SWT.

4) Managing the Transition

(1) Activity Planning, road map bagi perubahan yaitu suatu hal yang harus dilakukan agar perubahan dapat terjadi.

Setelah turunnya wahyu yang memerintahkan Nabi Musa untuk keluar dari Mesir, maka Nabi Musa pun mempersiapkan umatnya untuk bersama-sama melarikan diri dari Mesir dengan membawa segala harta benda mereka.

(2) Commitment Planning, mencari dukungan, baiat atau komitmen dari objek perubahan untuk bekerja bersama-sama dalam rangka mencapai tujuan.

Fase ini dilakukan Nabi Musa dengan cara:

a. Menyelamatkan kedua belas suku Bani Israil dari kejaran Firaun, dengan cara menyeberangi Laut Merah;

b. Dengan izin Allah, Nabi Musa menyediakan makanan dan minuman kepada umatnya dengan cara memukulkan tongkatnya ke batu.

15

Page 16: Nilai-nila Kepemimpinan Musa AS

5) Sustaining MomentumFirman-firman Tuhan yang ada di dalam Taurat diajarkan oleh Nabi Musa kepada para pengikutnya agar dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

6) Berani Menanggung Risiko KegagalanSemua manusia dapat gagal sekalipun mereka adalah pemimpin-pemimpin besar, Abraham pernah gagal (Kejadian 12:10-13; 16:1-6), Musa pernah gagal (Keluaran 2:11-12; Bilangan 11:10-23), Daud juga pernah gagal (2 Samuel 11:21). Tanda seorang pemimpin yang baik bukanlah bahwa ia bebas dari kegagalan. Bukti nyata dari kepemimpinan ialah cara pemimpin itu menangani kegagalan. Mereka belajar dari kegagalan mereka dan Allah terus memakai mereka sebagai pemimpin yang berhasil guna.

7) Berani Menyadari KelemahanSemua yang kita alami adalah kesempatan untuk melatih kepemimpinan, tetapi kita perlu menghindari dua kesalahan yang dibuat Musa dalam panggilannya untuk memimpin bangsanya, yaitu:

(1) Musa berpikir bahwa kesadarannya akan kebutuhan pembebasan umatnya sudah cukup dan ia menjadi sombong dan terlalu percaya diri

(2) Ketika Allah memanggilnya untuk jadi pemimpin, Musa dibelokkan kepada ekstrim yang bertentangan dan dilumpuhkan oleh rasa ketidakcakapan.

8) Amanah/Delegasi Tuhan

Perhatikan kepemimpinan Nabi Musa dalam Perjanjian Lama. Musa tidak pernah melakukan tindakan berdasarkan pertimbangannya, tetapi selalu berdasarkan amanat, perintah dan petunjuk dari Allah (Keluaran 12:43-51; 13:1-16; 14:15-31; 15:25-26; 16:4-16; 17:4-7).

5. Strategi perubahan untuk Setiap Elemen MasyarakatDalam melakukan perubahannya, terdapat 3(tiga) elemen utama yang menjadi fokus yaitu:1) Bani Israil2) Firaun dan para tukang sihir dan penasihatnya3) Nabi Harun

Nabi Musa memulai proses perubahannya dari saudaranya sendiri yaitu Nabi Harun. Nabi Harun menjadi mitra beliau dalam berdakwah karena kecakapannya dalam bertutur. Setelah itu mereka berdua, menghadap Firaun untuk menyiarkan ajaran tauhid kepadanya. Nabi Musa berusaha melakukan perubahan dengan cara melakukan unjuk kekuatan kepada Firaun dan antek-anteknya. Meskipun usaha ini tidak berhasil membawa Firaun kepada keimanan, akan tetapi para penyihir Firaun berhasil disadarkan, dan mereka menyatakan keimanannya di depan Nabi Musa dan Nabi Harun.

Kejadian ini membuat Firaun murka dan membunuh penyihir-penyihirnya. Hal ini menimbulkan simpati dan meningkatkan dukungan dari Bani Israil kepada Nabi Musa.

16

Page 17: Nilai-nila Kepemimpinan Musa AS

Untuk merubah Bani Israil sendiri, Nabi Musa melakukan berbagai macam cara, dari yang sifatnya lemah lembut sampai dengan cara kekerasan. Cara kekerasan ditempuh seperti saat beliau mengasingkan Samiri, yang berusaha menyesatkan kembali keimanan Bani Israil dengan cara membuat berhala berupa patung sapi emas. Hal ini tidak lepas dari watak Bani Israil sendiri yang susah ditebak, ingkar janji dan selalu meminta keringanan (tidak mau susah).

6. Penerapannya dalam Organisasi

1) Kewenangan BPKP dicantumkan dalam PP 60 tahun 2008 tentang SPIP. Pada PP itu disebutkan bahwa BPKP mempunyai tugas untuk melakukan pengawasan intern. Pengawasan intern dapat dilakukan melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya misalnya jasa konsultansi kepada pemerintah daerah dan BUMD. Dari PP tersebut, BPKP dituntut untuk melakukan perubahan terkait tupoksi yang semula masih berjiwa audit menjadi konsultan. Strategi yang perlu dilakukan yaitu peringatan yang berkelanjutan bahwa core business BPKP sudah menjadi konsultansi.

2) Penguatan Fungsi Pengawasan BPKP

Selama ini tugas BPKP, hampir seluruhnya merupakan hasil permintaan (by order), untuk itu perlu perubahan penguatan fungsi BPKP.

Strategi yang dilakukan BPKP yaitu :

(1) Melakukan negoisasi seperti yang dilakukan Musa terhadap Firaun, bahwa fungsi BPKP sangatlah baik bagi pembangunan bangsa. Negoisasi bisa kepada pemimpin internal BPKP maupun ke instansi yang berwenang.

(2) Memantapkan/memperjelas tujuan dan peranan utama BPKP yang jelas.

(3) melibatkan seluruh pegawai BPKP dalam melakukan perubahan, misalnya saja melalui Focus Group Discusion untuk menetapkan tupoksi. Seperti Musa yang tidak dapat mengubah perilaku bangsa israel tanpa adanya kemauan dari bangsa itu.

17