NILAI MORAL DALAM CERITA RAKYAT WANDIYUDHIYU DI …

68
NILAI MORAL DALAM CERITA RAKYAT WANDIYUDHIYU DI KECAMATAN WANG-WANGI KABUPATEN WAKATOBI KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Mengikuti Ujian Proposal Pendidikan Pada Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar Oleh Windriani Yusuf NIM: 105 337 786 14 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR TAHUN AKADEMIK 2020

Transcript of NILAI MORAL DALAM CERITA RAKYAT WANDIYUDHIYU DI …

Page 1: NILAI MORAL DALAM CERITA RAKYAT WANDIYUDHIYU DI …

NILAI MORAL DALAM CERITA RAKYAT WANDIYUDHIYU DIKECAMATAN WANG-WANGI KABUPATEN WAKATOBI

KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Mengikuti Ujian ProposalPendidikan Pada Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Fakultas Keguruan dan Ilmu PendidikanUniversitas Muhammadiyah Makassar

OlehWindriani Yusuf

NIM: 105 337 786 14

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIAFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSARTAHUN AKADEMIK 2020

Page 2: NILAI MORAL DALAM CERITA RAKYAT WANDIYUDHIYU DI …

vi

Page 3: NILAI MORAL DALAM CERITA RAKYAT WANDIYUDHIYU DI …

vii

Page 4: NILAI MORAL DALAM CERITA RAKYAT WANDIYUDHIYU DI …

viii

Page 5: NILAI MORAL DALAM CERITA RAKYAT WANDIYUDHIYU DI …

ix

Page 6: NILAI MORAL DALAM CERITA RAKYAT WANDIYUDHIYU DI …

x

Page 7: NILAI MORAL DALAM CERITA RAKYAT WANDIYUDHIYU DI …

xi

Page 8: NILAI MORAL DALAM CERITA RAKYAT WANDIYUDHIYU DI …

xii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt yang senangtiasa

memberikan berbagai karunia dan nikmat yang tidak terhitung kepada seluruh

makhluk terutama manusia. Demikian pula salam dan shalawat kepada junjungan

kita, Muhammad Saw yang merupakan panutan dan suritauladan kita sampai

akhir zaman. Yang dengan demikian itu, penulis dapat menyelesaikan penyusunan

skripsi ini karena berkah-Mu.

Penulis juga menyadari bahwa selama skripsi ini disusun banyak mendapat

bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung.Oleh

karena itu, sudah sepantasnya jika pada kesempatan ini penulis mengucapkan

terimakasih kepadaOrang tua dan suami yang selalu mendukung setiap aktivitas

dalam penyusunan skripsiini. Serta keluarga besarku atas segala keikhlasannya

memberikan dukungan, pengorbanan, dan doa restunya demi keberhasilan penulis

dalam menuntut ilmu. Semoga apa yang telah mereka berikan berbuah ibadah.

Selanutnya penulis menyampaikan ucapan terimah kasih yang sebesar-besarnya

kepada Dr. Muhammad Akhir, S.Pd., M.Pd, selaku pembimbng I dan Aliem

Bahri,S.Pd., M.Pd, selaku pembimbing II, yang telah dengan sabar, tekun, dan

ikhlas meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan,

motivasi, arahan serta saran-saran yang berharga kepada penulis selama

penyusunan skripsi berlangsung.

Page 9: NILAI MORAL DALAM CERITA RAKYAT WANDIYUDHIYU DI …

xiii

Pada kesempatan ini penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih

kepada Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag, selaku rektor Universitas Muhammadiyah

Makassar, Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar, dan Dr. Munirah, M.Pd.

selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas

Muhammadiyah Makassar.

Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada Kepadasahabat-

sahabatku serta keluarga besarkelas B terimakasih karena telah memberikan

masukan-masukan yang sangat membangun. Serta semua pihak yang telah

memberikan bantuan yang tidak sempat disebutkan satu persatu semoga menjadi

ibadah dan mendapat imbalandari-Nya.

Akhirnya, dengan segala kerendahan hati, penulis senantiasa

mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai pihak, selama saran dan kritikan

tersebut sifatnya membangun karena penulis yakin bahwa suatu persoalan tidak

akan berarti sama sekali tanpa adanya kritikan. Semoga skripsi ini dapat memberi

manfaat bagi para pembaca, terutama bagi diri pribadi penulis.

Makassar, agustus 2020

Windriani YusufNIM.10533778614

Page 10: NILAI MORAL DALAM CERITA RAKYAT WANDIYUDHIYU DI …

xiv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN

PERSETUJUAN PEMBIMBING

SURAT PERNYATAAN

SURAT PERJANJIAN

MOTO DAN PERSEMBAHAN

ABSTRAK

KATA PENGANTAR .......................................................................................vi

DAFTAR ISI......................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN

A. LatarBelakang ...................................................................................1

B. RumusanMasalah ..............................................................................4

C. TujuanPenelitian ...............................................................................4

D. ManfaatPenelitian .............................................................................4

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka...................................................................................6

B. Kerangka Pikir ..................................................................................25

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenispenelitian ..................................................................................28

B. Definisiistilah ...................................................................................28

C. Data danSumber Data.......................................................................28

D. Instrumen Penelitian.........................................................................29

Page 11: NILAI MORAL DALAM CERITA RAKYAT WANDIYUDHIYU DI …

xv

E. TeknikPengumpulan Data ................................................................29

F. TeknikAnalisis Data.........................................................................30

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

A. Hasil Penelitian ..................................................................................31

B. Pembahasan Hasil Penelitian..............................................................42

BAB V PENUTUP

A. Simpulan.............................................................................................. 55

B. Saran.....................................................................................................56

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 57

LAMPIRAN-LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

Page 12: NILAI MORAL DALAM CERITA RAKYAT WANDIYUDHIYU DI …

1

BAB I

PENDAHALUAN

A. Latar Belakang

Karya sastra adalah salah satu karya seni yang menawarkan nilai moral

kepada pembacanya.Karya sastra lahir dari tangan pengarang yang hidup dan

berinteraksi di tengah-tengah lingkungan sosial budaya masyarakatnya. Karya

sastra tercipta dari dialog antara pengarang dan lingkungan sosial budaya

masyarakatnya melalui intelektualitas, pemikiran, dan emosi pengarang secara

subjektif dan evaluatif. Umar Yunus (1981: 84) mengatakan bahwa karya sastra

adalah sebuah mitos tentang norma-norma, ideologi, konvensi-konvensi, dan lain-

lain.Kuntowijoyo (1999: 127) mengatakan bahwa objek karya sastra adalah

realitas. Sementaraitu, objek ilmu sastra, menurut Ratna (2003: 2)adalah manusia

dalam masyarakat. Dengan demikian, karya sastra tidak lahir dalam kekosongan

budaya.Karya sastra lahir dalam konteks sosial budaya suatu bangsa (Teeuw,

1980: 11).Ini berarti bahwa karya sastra dapat mengandung fenomena sosial

budaya masyarakatnya, mengandung nilai-nilai budaya, nilai-nilai sosial, nilai-

nilai moral, ideologi, dan tradisi masyarakatnya.

Kamus Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa

menjelaskan pengertian dari cerita rakyat adalah cerita di zaman dahulu yang

hidup di tengah rakyat dan diwariskan secara lisan (2008: 283). Cerita rakyat

merupakan warisan budaya nasional yang masih memiliki nilai-nilai yang patut

dikembangkan dan dimanfaatkan untuk kehidupan masa kini dan masa yang akan

datang.Cerita rakyat atau dongeng biasanya diceritakan oleh orang tua atau

Page 13: NILAI MORAL DALAM CERITA RAKYAT WANDIYUDHIYU DI …

2

pencerita untuk membuat anak terlelap yang diceritakan pada saat anak hendak

tidur. Dongeng pengantar tidur tidak terbatas pada sala satu jenis dongeng yang

kita kenal. Namun kenyataan menunjukan bahwa sastra daerah, khususnya cerita

rakyat yang mempunyai tatanan nilai dan isi yang bermanfaat sebagai

pencerminan kehidupan masyarakat penduduknya, kini mulai bergeser oleh

masuknya berbagai jenis budaya asing yang ada. Nilai-nilai yang terkandung

dalam sastra lisan itu tergeser pula, sehingga perlu dilakukan penelitian-penelitian

tentang hal tersebut.

Karya sastra daerah, yakni cerita rakyat yang berada di Sulawesi Tenggara,

khususnya pada masyarakat Wangi-Wangi belum terungkap akan nilai-nilai dan

isinya. Nilai-nilai dan isi tersebut bermanfaat bagi masyarakat pendukungnya

dalam mewujudkan kesadaran untuk selalu mengembangkan dan melestarikan

sastra daerah sebagai pendukung terbentuknya kebudayaan nasional.Salah satu

upaya yang dapat dilakukan untuk pengembangan dan pelestarian cerita rakyat

yang terdapat dalam masyarakat Wangi-Wangi di Kabupaten Wakatobi ini adalah

dengan diadakannya penelitian.Hal ini dimaksudkan agar cerita rakyat tersebut

dapat dipahami dan dimanfaatkan gejala umum minat masyarakat terutama

generasi muda terhadap cerita rakyat yang kini semakin memperihatinkan.Hal ini

berdampak terhadap kemungkinan lenyapnya karya sastra tersebut. Oleh sebab

itu, penelitian terhadap cerita rakyat yang mengandung ajaran moral dan falsafah

hidup masyarakat perlu kita wujudkan dalam bentuk tulisan agar maknanya dapat

dipahami masyarakat dewasa ini terutama generasi muda (Susianti Aisah: 2015).

Page 14: NILAI MORAL DALAM CERITA RAKYAT WANDIYUDHIYU DI …

3

Seperti halnya daerah-daerah lain di Indonesia, di kalangan masyarakat

Wangi-Wangi juga banyak ditemui jenis cerita rakyat. Salah satu cerita rakyat

tersebut “Wandiyudhiyu”.Wandiyudhiyumerupakan salah satu bentuk kesusatraan

lama yang mempunyai tatanan nilai dan isi yang bermutu. Cerita lisan

Wandiyudhiyu merupakan kisah seorang ibu yang pekerjaanya selalu mencari ikan

dan mencari kerang-kerangan laut bila air laut surut, dalam bahasa daerah

Wakatobi disebut “tunga” untuk menafkahi anak-anaknya. Pekerjaan ini

dilakukannya untuk mengambil alih peran suaminya yang pekerjaannya hanya

mabuk-mabukkan, berjudi, dan keluyuran kian kemari.

Sastra lisan yang merupakan salah satu unsur kebudayaan daerah yang

sangat penting untuk tetap dilestarikan agar tetap menjadi ungkapan budaya

masyarakat penduduk kebhinekaan budaya sebagai unsur kreatifitas budaya dan

unsur kekuatan bangsa. Sejalan dengan itu perlu ditingkatkan penelitian

pengkajian dan pengembangan sastra daerah (La ode Gusal: 2015)

Penelitian yang berhubungan dengan sastra lisan sudah pernah dilakukan

peneliti sebelumnya antara lain, penelitian yang dilakukan oleh Ratna dengan

judul ‘‘Kearifan Lokal dalam Cerita Rakyat Wolio pada Masyarakat Buton”, dan

Jafar Karim dengan judul “Wacana Kekerasan Simbolik pada Cerita

Wandiyudhiyu”.

Berdasarkan uraian tersebut antara karya sastra dengan nila-nilai adalah

merupakan dua hal yang saling melengkapi ditengah-tengah masyarakat. Dalam

hal ini bentuk karya sastra merupakan perwujudan secara lahiriah dari karya

sastra, sedangkan isi sebuah karya sastra adalah apa yang akan diungkapkan

Page 15: NILAI MORAL DALAM CERITA RAKYAT WANDIYUDHIYU DI …

4

sebagai muatan karya tersebut. Dari penjelasan yang telah dikemukakan dapat

disimpulkan bahwa cerita rakyat Wandiyudhiyu di Kabupaten Wakatobi perlu

diteliti guna memperoleh gambaran umum tentang nilai moral yang terkandung

dalam cerita lisan Wandiyudhiyu salah satu bentuk karya sastra lama di Kabupaten

Wakatobi.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah nilai moral apa

sajakah yang terkandung dalam cerita rakyat Wandiyudhiyu di Kabupaten

Wakatobi khususnya di Kecamatan Wangi-Wangi?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dalam penelitian ini maka tujuan penilitian

adalah mendiskripsikan nilai moral yang terkandung dalam cerita rakyat

Wandiyudhiyu di Kabupaten Wakatobi khususnya di Kecamatan Wangi-Wangi.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

Penelitian ini secara teoretis diharapkan mampu memberikan informasi

ilmiah yang lebih detail tentang nilai moral dalam cerita rakyat Wandiyudhiyu di

Kecamatan Wangi-Wangi Kabupaten Wakatobi.

Page 16: NILAI MORAL DALAM CERITA RAKYAT WANDIYUDHIYU DI …

5

2. Manfaat Praktis

a. Untuk pembaca, agar mengetahui nilai moral yang terdapat dalam cerita

rakyat Windiyudhiyu di Kecamatan Wangi-Wangi Kabupaten Wakatobi.

b. Sebagai upaya untuk mempertahankan sastra daerah khususnya cerita rakyat

di Indonesia khususnya di Kecamatan Wangi-Wangi Kabupaten Wakatobi.

c. Sebagai acuan bagi peneliti sastra yang ingin melakukan penelitian yang

relevan dengan penelitian ini.

Page 17: NILAI MORAL DALAM CERITA RAKYAT WANDIYUDHIYU DI …

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

1. Penelitian Relevan

Penelitian yang dianggap relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh

peneliti adalah sebagai berikut:

a. Penelitian terhadap Kearifan Lokal dalam Cerita Rakyat Wolio pada

Mayarakat Buton (Kajian Sosiokultural) oleh Ratna (2014). Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui bentuk kearifan lokal dalam cerita rakyat Wolio,

untuk mengetahui nilai-nilai kearifan lokal pada cerita rakyat Wolio, dan untuk

memahami relevansi antara nilai-nilai kearifan lokal dengan pendidikan

karakter di sekolah. Pada penelitian ini menggunakan toeri semiotoka dan teori

hermeneutika dan menggunakan pendekatan sosiokultural. Metode yang

digunakan adalah metode kualitatif dengan bentuk deskriptif. Lokasi penelitian

di Kota Bau-Bau. Adapun sumber data pada penelitian ini adalah cerita rakyat

Wandiyudhiyu, Batu poaro, La ndoke-ndoke dan Lakolo-kolopua.

b. Penelitian terhadap Wacana Kekerasan Simbolik pada Cerita Wandiyudhiyu

oleh Jafar Karim. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan teks dan konteks

dengan mempertimbangkan aspek-aspek sejarah, budaya adan agama yang

mempengaruhi isi cerita. Peneltian ini menggunakan metode kualitatif

deskriptif. Sumber data primer berasal dari tradisi lisan yakni cerita rakyat

Page 18: NILAI MORAL DALAM CERITA RAKYAT WANDIYUDHIYU DI …

7

Wandiyudhiyu baik dalam bahsa asli buton maupun sudah diterjemahkan oleh

beberapa informan.

c. Penelitian terhadap Wacana Otoritarian Ayah pada Anak dalam

CeritaWandiyudhiyu di Kecamatan Lakudo, Buton, Sulawesi Tenggara oleh

Jafar Karim (2015). Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan teks dan

konteks. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif dengan

teori kekerasan simbolik, teori hermeneutika, dan teori semiotika. Pengumpilan

data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah studi pustaka. Data diperoleh

dari sastra lisan yang diceritakan oleh beberapa penutur.

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu, persamaan penelitian terletak pada

cerita rakyat yakni cerita Wandiyudhiyu pada masyarakat di Sulawesi Tenggara.

Sedangkan perbedaan penelitian yang dilakukan peneliti terdahulu dengan peneliti

yang sekarang yakni terletak pada teori dan pedekatan yang digunakan untuk

menganalisis ceirta rakyat Wandiyudhiyu.

2. Cerita prosa rakyat

a. Pengertian Cerita Rakyat

Cerita rakyat dapat diartikan sebagai ekspresi budaya suatu masyarakat

melalui tutur bahasa yang berhubungan langsung dengan berbagai aspek budaya dan

susunan nilai sosial masyarakat tersebut.Dahulu, cerita rakyat diwariskan secara

turun- menurun dari satu generasi ke generasi berikutnya secara lisan (Hutomo,

1991:4).Cerita rakyat merupakan bagian dari sastra daerah, yakni sastra yang

biasanya diungkapkan dalam bahasa daerah. Cerita rakyat sangat digemari oleh warga

masyarakat karena dapat dijadikan sebagai suri tauladan dan pelipur lara, serta

bersifat jenaka. Oleh karena itu, cerita rakyat biasanya mengandung ajaran budi

Page 19: NILAI MORAL DALAM CERITA RAKYAT WANDIYUDHIYU DI …

8

pekerti atau pendidikan moral dan hiburan bagi masyarakat.Bascom (melalui

Danandjaja, 1986:50), mengungkapkan bahwa cerita rakyat dapat dibagi dalam tiga

golongan besar, yaitu; (1) mite (myth), (2) legenda (legend), dan (3) dongeng

(folktale).

1) Mite (myth), yaitu cerita prosa rakyat yang dianggap benar-benar terjadiserta

dianggap suci oleh yang empunya cerita. Mite ditokohi oleh paradewa atau

makhluk setengah dewa. Peristiwa terjadi di dunia lain, atau didunia yang

bukan seperti kita kenal sekarang, dan terjadi pada masalampau.

Mite pada umumnya mengisahkan terjadinya alam semesta, dunia,manusia

pertama, terjadinya maut, bentuk khas binatang, bentuk topografi,gejala alam

dan sebagainya. Mite juga mengisahkan petualangan paradewa, kisah

percintaan mereka, hubungan kekerabatan mereka, kisahperang mereka dan

sebagainya.

2) Legenda (legend), yaitu cerita prosa rakyat yang dianggap benar-benarterjadi

namun tidak dianggap suci oleh sang empunya cerita. Legendaditokohi oleh

manusia, walaupun ada kalanya mempunyai sifat-sifat luarbiasadan seringkali

juga dibantu makhluk-makhluk ajaib. Tempatterjadinya adalah di dunia seperti

yang kita kenal kini, karena wakt terjadinya belum lampau.

Legenda seringkali dipandang sebagai “sejarah” kolektif (folk

history),walaupun “sejarah” itu karena tidak tertulis telah mengalami

distorsi,sehingga seringkali dapat jauh berbeda dengan kisah

aslinya.Olehkarenanya, jika kita hendak menggunakan legenda sebagai bahan

untukmerekonstruksi sejarahsuatu folk, kita harus membersihkannya

Page 20: NILAI MORAL DALAM CERITA RAKYAT WANDIYUDHIYU DI …

9

dahulubagian-bagiannnya yang mengandung sifatsifat folklor, misalnya

sifatpralogis atau yang merupakan rumus-rumus tradisi lisan.

3) Dongeng (folktale) yaitu cerita prosa rakyat yang tidak dianggap benar-

benarterjadi dan tidak terikat waktu. Dongeng diceritakan terutama

untukhibura, walaupun banyak juga yang melukiskan kebenaran,

berisikanpelajaran (moral) atau bahkan sindiran.

Dongeng merupakan cerita khayal yang secara logika tidak dapat diterima.

Sebagaimana Nurgiyantoro(2005:198) mengatakan bahwa istilah dongeng dapat

dipahami sebagai cerita yang tidak benar-benar terjadi dan dalam banyak hal

sering tidak masuk akal. Dari sudut pandang ini dapat dipandang sebagai cerita

fantasi, cerita yang mengikuti daya fantasi walau terkesan aneh-aneh walau secara

logika sebenarnya tidak dapat diterima. Kerena dongeng berisi cerita yang tidak

benar-benar terjadi itu, kemudia di kembangkan makna dongeng secara metaforis:

berita atau sesuatu yang lain dikatakan orang yang tidak memilki kebenaran

faktual dianggap sebagai dongeng belaka, atau sebagai cerita fiksi.

b. Ciri-Ciri Cerita Rakyat

Adapun Ciri-ciri dari cerita rakyat antara lain:

1. Isi cipta sastra yang bersifat fantastis, istana sentris, dan didaktis. Isi yang

fantastis menggambarkan bahwa masyarakat pada waktu itu sangat diwarnai

oleh kepercayaan animisme dan dinamisme. Isi istana sentris maksudnya

ceiritanya berkisar pada pengisahan istana tentang keluarga raja yang baik.

Adapun sifat didaktisnya tampil karena ceritanya berusaha menggurui dan

menanamkan nilai-nilai pendidikan pada penikmatnya.

Page 21: NILAI MORAL DALAM CERITA RAKYAT WANDIYUDHIYU DI …

10

2. Bahasanya banyak menggunakan bahasa klise sebagai variasinya. Sering pula

setiap cerita diawali dengan kata-kata seperti, konon, khabarnya, pada zaman

dahulu kala dan lain-lain.

3. Nama-nama pengarang sering tidak disebutkan, sehingga hasil sastranya

kebanyakan anonim. Hal ini terjadi karena masyarakat lama cenderung bersifat

kolektif, tidak muncul secara individual. Apabila ia berani tampil secara

individual akan dimulai sebagai orang yang tak tahu adat, Badudu (dalam

Rahmawati, 2012: 21).

c. Tujuan bercerita

Cerita itu umumnya diceritakan oleh pendahulu (ayah, ibu, nenek, paman)

kepada cucunya dengan bermacam-macam tujuan. Cerita-cerita itu ada yang

disampaikan dengan maksud mendidik, mengungkapkan sejarah, mengetahui asal-

usul tempat, dan lain-lain. Jadi, tujuan bercerita dapat digambarkan seperti berikut

ini (Rahmawati, 2012:22):

1) Agar cerita dapat diwariskan secara turun temurun sehingga tetap terjaga

kelestariannya dan tidak dapat dilupakan oleh generasi selanjutnya.

2) Agar mengetahui asal usul nene moyangnya sehingga tetap menjaga keakraban

tali persahabatan.

3) Agar orang dapat mengetahui keadaan kampung halamnya, baik keadaan alam

maupun adat istiadatnya. Jadi, cerita itu bertujuan untuk memberi keterangan

tentang mengapa suatu tempat, gunung, sungai, diberi nama tertentu, dan

mengapa pula orang dilarang melakukan sesuatu baik tindakan maupun sikap

tertentu.

Page 22: NILAI MORAL DALAM CERITA RAKYAT WANDIYUDHIYU DI …

11

4) Agar orang mengetahui benda atau barang pusaka yang ada pada suatu tempat

sebagai bukti peninggalan sejarah yang merupakan kekayaan budaya pada

masa silam.

5) Agar orang dapat mengambil pengalaman cerita itu, misalnya sebagai nasiat

atau tuntunan hidup. Jadi, bagaiamana memupuk kerja sama untuk mencapai

tujuan dan megatasi segala tantangan, saling menghargai, tidak memandang

enteng orang lain atau saudara, jangan terburu-buru mengambil keputusan

dalam menghadapi suatu permaslahan, dan merupakan nasihat dalam rumah

tangga.

d. Fungsi Cerita Rakyat

Cerita rakyat juga memiliki fungsi sebagai penggalang rasa

kesetiakawanan diantara warga masyarakat yang menjadi pemilik cerita rakyat

tersebut.Sebelumnya telah dijelaskan bahwa cerita rakyat itu lahir ditengah

masyarakat tanpa diketahui lagi siapa yang menciptakan pertama kali. Fungsi lain

lagi dari cerita rakyat adalah sebagai pengokoh nilai-nilai sosial budaya yang

berlaku dalam masyarakat. Dalam cerita rakyat terkadang ajaran-ajaran etika dan

moral bisa dipakai sebagai pedoman bagi masyarakat.Di samping itu di dalamnya

juga terdapat larangan dan pantangan yang perlu dihindari.Cerita rakyat bagi

warga masyarakat pendukungnya bisa menjadi tuntunan tingkah laku dalam

pergaulan sosial (Purwanto, 2014).

e. Struktur Cerita Rakyat

Dalam suatu struktur terdapat satuan-satuan unsur pembentuk dan

aturansusunannya.Struktur dapat diterangkan sebagai hubungan antara unsur-

Page 23: NILAI MORAL DALAM CERITA RAKYAT WANDIYUDHIYU DI …

12

unsurpembentuk itu dalam suatu susunan keseluruhan.Hubungan itu

misalnyahubungan waktu, logika, dan dramatik (Yus Rusyana,1975:52).

1) Alur

Dalam cerita rakyat terdapat alur yang terdiri dari bagian-bagian

yangberhubungan secara sebab akibat dan hubungan pelaku.Tiap bagian terdiri

dariterm dan fungsi, yaitu pelaku dan peranannya.

Yus Rusyana menjelaskan pelaku (terem) cerita terdiri dari manusia,

manusia, binatang, dan tumbuhan, manusia dengan jadi-jadian, manusia

dengansiluman, manusia dengan kekuatan alam, manusia dengan benda.Pelaku

manusia diberi ciri dengan jenis kelamin, umur, kedudukan, kesaktiandan sifat-

sifatnya Pelaku binatang terdiri dari dua macam yaitu binatang biasa danyang

kedua adalah binatang jadi-jadian. Dedemit atau siluman yang menjadipelaku

dalam cerita dilukiskan keadaanya yang mengerikan (YusRusyana,1975:53).

2) Latar

Dalam cerita tergambarkan latar cerita.Dalam cerita itu disebutkan nama-

namatempat yang secara nyata memang terdapat cerita-cerita itu

membayangkanpula suasana zaman yang dilukiskannya (Yus Rusyana, 1975:55-

56).

3) Amanat

Dari alur cerita dapat diketahui amanat cerita. Misalnya dalam alur

yangbagian akhirnya merupakan kemenangan fungsi yang sebaliknya dari fungsi

padabagian awal, memberikan amanat bahwa agar sesuatu fungsi menang maka

fungsitersebut harus lebih kuat dari fungsi yang dikalahkan (Yus

Page 24: NILAI MORAL DALAM CERITA RAKYAT WANDIYUDHIYU DI …

13

Rusyana,1975:56).Cerita rakyat memiliki struktur yang membangunnya menjadi

sebuah cerita yang kompleks.Struktur dalam sebuah cerita rakyat terdiri dari alur,

pelaku dan peranannya, latar serta amanat.

3. Hakikat Pendekatan Sosiologi Sastra

a. Pengertian Sastra

Suatu karya sastra tercipta lebih merupakan hasil pengalaman, pemikiran,

refleksi, dan rekaman budaya pengarang terhadap sesuatu hal yang terjadi dalam

dirinya sendiri, dan masyarakat. Faruk (2012: 40) menyebutkan bahwa nama

sastra sebenarnya merupakan terjemahan bahasa Indonesia dari nama yang

digunakan dalam masyarakat bahasa asing, khususnya Eropa. Dalam bahasa

Inggris, sastra dinamakan literature, dalam bahasa Jerman dinamakan literature,

dan dalam bahasa Perancis dinamakan literature.Nama susastra yang kurang lebih

berarti “tulisan yang indah‟ juga digunakan dalam masyarakat bahasa Eropa

tersebut, yaitu Letterkunde dalam bahasa Belanda, belles-letters dalam bahasa

Perancis Teeuw (1984).Oleh karena itu, tidaklah mengherankan apabila Teeuw

dalam usahanya merumuskan pengertian sastra memusatkan banyak perhatian

pada pengertian tulisan dengan berbagai cirinya.

Sastra dapat dipandang sebagai suatu gejala sosial.Sastra yang ditulis pada

suatu kurun waktu tertentu langsung berkaitan dengan norma-norma dan adat

istiadat zaman itu. Senada dengan pendapat di atas, Damono (2007:34)

menjelaskan bahwa: Karya sastra diciptakan oleh sastrawan untuk dinikmati,

difahami, dan dimanfaatkan oleh masyarakat. Sastrawan itu sendiri adalah

anggota masyarakat, yang terikat oleh status sosial tertentu.Sastra adalah lembaga

Page 25: NILAI MORAL DALAM CERITA RAKYAT WANDIYUDHIYU DI …

14

sosial yang menggunakan bahasa sebagai medium, bahasa itu sendiri merupakan

ciptaan sosial.Sastra menampilkan gambaran kehidupan, dan kehidupan itu sendiri

adalah suatu kenyataaan sosial.

Kekayaan suatu karya sastra berbeda-beda, pertama, tergantung dari

kemampuan pengarang dalam melukiskan hasil pengalamannya.Kedua, yang jauh

lebih penting sebagaimana yang dijelaskan melalui teori resepsi, adalah

kemampuan pembaca dalam memahami suatu karya sastra.Pada umumnya, para

pengarang yang berhasil adalah para pengamat sosial, sebab merekalah yang

mampu untuk mengkombinasikan antara fakta-fakta yang ada dalam masyarakat

dengan ciri-ciri fiksional (Ratna, 2011: 334).

Sastra dipahami sebagai bahasa yang menarik yang berbeda dari bahasa

lain. Bahasa itu diartikan sebagai bahasa yang indah, bahasa yang berirama, yang

mempunyai pola-pola bunyi tertentu seperti persajakan, ritme, asonansi, aliterasi,

dan sebagainya. Karya sastra sebenarnya dapat dibawa ke dalam keterkaitan yang

kuat dengan dunia sosial yang nyata, yaitu lingkungan sosial tempat dan waktu

bahasa sebagai sebuah tata simbolik yang bersifat sosial dan kolektif, karya sastra

yang menggunakan berbagai kata simbolik yang sama dengan masyarakat pemilik

dan pengguna bahasa itu. Sintesis dari pendapat di atas bahwa sastra dapat

diartikan sebagai hasil pemikiran pengarang yang dapat diilhami dari kenyataan

sosial maupun daya imajinatif yang dituangkan ke dalam bahasa yang cenderung

indah, bahasa yang berirama, yang mempunyai pola-pola bunyi tertentu seperti

persajakan, ritme, asonansi dan aliterasi, dan sebagainya.

Page 26: NILAI MORAL DALAM CERITA RAKYAT WANDIYUDHIYU DI …

15

b. Pengertian Pendekatan Sosiologi Sastra

Semua fakta sastra menyiratkan adanya penulis, buku, dan pembaca atau

secara umum dapat dikatakan pencipta, karya dan publik.Setiap fakta sastra

merupakan bagian suatu sirkuit (Robert Escarpit, 2005: 3).Sosiologi merupakan

ilmu yang mengkaji segala aspek kehidupan sosial manusia (Kasnadi&Sutejo,

2010: 56).

Sosiologi sastra merupakan suatu pendekatan yang memperhitungkan nilai

penting berhubungan antara sastra dan masyarakat. Sastra dan masyarakat

dikatakan mempunyai suatu hubungan, hal tersebut berdasarkan pada: (1). Karya

sastra diciptakan oleh pengarang untuk dinikmati, dipahami, dan dimanfaatkan

orang banyak, (2). Pengarang merupakan anggota suatu masyarakat yang terikat

oleh status sosial tertentu, (3). Bahasa yang digunakan dalam karya sastra adalah

bahasa yang ada dalam suatu masyarakat, jadi bahasa itu merupakan ciptaan

sosial, (4). Karya sastra mengungkapkan hal-hal yang dipikirkan oleh pengarang

dan pikiran-pikiran itu pantulan hubungan seseorang sebagai pengarang dengan

orang lain atau masyarakat (dalam Yudiono KS, 2000: 3).

Dalam pendekatan sosiologi sastra ada tiga komponen pokok menurut

pendapat Waren dan Wellek (1990):

1. Sosiologi pengarang, yang mempermasalahkan status sosial, ideology sosial,

jenis kelamin pengarang, umur, profesi, agama atau keyakinan pengarang, dll

yang menyangkut pengarang sebagai penghasil sastra.

Page 27: NILAI MORAL DALAM CERITA RAKYAT WANDIYUDHIYU DI …

16

2. Sosiologi karya sastra, yang mempermasalahkan karya sastra itu sendiri, yaitu

karya sastra dan tujuan karya sastra dan hal-hal yang tersirat dalam karya sastra

dan yang berkaitan dengan masalah sosial.

3. Sosiologi pembaca, mempermasalahkan pembaca dan pengaruh sosial karya

sastra terhadap masyarakatnya. (dalam Kasnadi& Sutejo, 2010: 59).

Sosiologi sastra merupakan sebuah pendekatan yang bergerak dan melihat

faktor sosial yang menghasilkan karya sastra pada suatu masa tertentu, sehingga

dapat dikatakan bahwa faktor sosial sebagai mayornya dan sastra sebagai

minornya. Pengertian lain mengatakan bahwa sosiologi sastra bergerak dari

faktor-faktor sosial yang terdapat di dalam karya sastra dan selanjutnya dipakai

untuk memahami fenomena sosial yang ada di luar teks sastra. Dari kedua

pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa sosiologi sastra merupakan

suatu disiplin yag memandang teks sastra sebagai pencerminan dari realitas sosial

(Sangidu, 2004: 27-28).

c. Ruang Lingkup Pendekatan Sosiologi Sastra

Laurenson dan Singewood (1979:60) menjelaskan tiga aspek yang

melingkupi pendekatan sosiologi sastra, yaitu:

1) memandang karya sastra sebagai dokumen sosial yang merefleksikan keadaan

sosial pada masa karya diciptakan.

2) memandang sastra sebagai cermin keadaan sosial pengarangnya.

3) memandang sastra sebagai manifestasi peristiwa sejarah dan keadaan sosial

budaya.

Page 28: NILAI MORAL DALAM CERITA RAKYAT WANDIYUDHIYU DI …

17

Pemikiran serupa diungkapkan oleh Ian Watt (dalam Kurniawan, 2012:11)

yang menyebutkan tiga paradigma dalam pendekatan sosiologi sastra yaitu

sebagai berikut:

1) konteks sosial pengarang adalah hal ini berkaitan dengan posisi pengarang

tersebut dalam suatu masyarakat dan kaitannya dengan pembaca.

2) sastra sebagai cermin masyarakat adalah hal ini berkaitan dengan sejauh mana

sastra dapat mencerminkan keadaan masyarakat tertentu. Yang perlu diketahui

di sini adalah, cermin yang dimaksud di sini bukan berarti kehidupan

masyarakat dalam karya sastra sama dengan kehidupan nyata yang sebenarnya,

namun lebih kepada bagaimana karya sastra tersebut mampu merefleksikan

keadaan masyarakat tertentu.

3) fungsi sosial sastra adalah hal ini berkaitan dengan sejauh mana nilai sastra

berkaitan dengan nilai sosial dan sampai sejauh mana nilai sastra dipengaruhi

nilai sosial. Pada aspek ini, Kurniawan menjelaskan sastra yang dipengaruhi

oleh nilai sosial juga mampu mengajarkan nilai sosial yang baru pada

masyarakat. Dengan demikian sastra memiliki fungsi sosial, yaitu ikut berperan

dalam proses terjadinya perubahan sosial.

Mengacu pada uraian-uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa dalam

pendekatan sosiologi sastra terdapat tiga paradigma yang saling berhubungan,

yaitu paradigma sosiologi yang meliputi pendekatan terhadap pengarang, karya

sastra, dan pembaca.Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pardigma Wellek

dan Warren untuk menjawab rumusan masalah penelitian.

Page 29: NILAI MORAL DALAM CERITA RAKYAT WANDIYUDHIYU DI …

18

1) Sosiologi Pengarang

Salah satu ruang lingkup sosiologi sastra adalah memandang karya sastra

sebagai hasil interaksi pengarang dengan masyarakat. Pengarang sebagai manusia

biasa dapat dilihat kemampuannya ketika ia menggabungkan dan menyeleksi

fakta sosial, di mana proses kreatif dianggap sebagai proses yang wajar

(Endraswara, 2011:149). Maka dapat dikatakan yang menjadi inti dari analisis

pengarang adalah memaknai pengarang sebagai bagian dari masyarakat yang telah

menciptakan karya sastra (Wellek dan Warren, 1990:115).Pemahaman terhadap

pengarangnya menjadi dasar utama dalam memahami kaitan sosial karya sastra

dengan masyarakat, tempat pengarang tinggal dan berinteraksi dan bermasyarakat.

Escarpit (2005:46-63) menyatakan untuk menempatkan pengarang dalam

masyarakat, hal pertama yang harus dilakukan adalah mencari keterangan tentang

asal-usulnya (dalam hal ini adalah mencari tahu biografinya), kemudian

bagaimana pengarang dalam kesehariannya dan membiayai hidupnya (dilakukan

untuk menentukan jenis profesi pengarang), dan terakhir sejauh mana pengarang

menganggap bidang yang ia kerjakan adalah profesi nyata baginya. Hal yang

hampir serupa dicetuskan oleh Ian Watt (dalam Kurniawan. 2012:11) yang

menjelaskan dalam analisis sosial pengarang dapat dilakukan dengan cara sebagai

berikut:

a) bagaimana pengarang mendapatkan pencahariannya;

b) sejauh mana pengarang menganggap pekerjaannya sebagai profesi; dan

c) masyarakat apa yang dituju oleh pengarang, karena hal ini menentukan bentuk

dan isi karya sastra. Melalui beberapa cara analisis yang diungkapkan di atas,

Page 30: NILAI MORAL DALAM CERITA RAKYAT WANDIYUDHIYU DI …

19

maka diharapkan akan dapat mengetahui cermin kejiwaan pengarang dalam

kaitannya dengan masyarakat.

2) Sosiologi Karya Sastra

Aspek selanjutnya yang melingkupi sosiologi sastra adalah sosiologi karya

sastra.Seperti yang telah dijelaskan melalui uraian sebelumnya, karya sastra

sebagai cermin masyarakat dianggap mampu untuk merefleksikan keadaan social

masyarakat pada periode tertentu pada saat karya sastra tersebut diciptakan.

Dengan kata lain, dalam karya sastra tersebut terdapat aspek sosial yang berkaitan

dengan keadaan sosial masyarakat di luarnya.

3) Sosiologi Pembaca

Resepsi atau tanggapan pembaca dapat diartikan sebagai pengolahan teks,

cara-cara pemberian makna terhadap karya, sehingga dapat memberikan respon

terhadapnya (Ratna, 2013:165).Respon yang ditekankan di sini adalah bagaimana

suatu karya diresepsi oleh pembaca dalam suatu periode tertentu.Tidak jauh

berbeda dengan Ratna, Endraswara (2011:118) juga menjelaskan bahwa resepsi

pembaca adalah kajian sastra yang tidak berpusat pada teks.Resepsi pembaca pada

dasarnya merupakan penyelidikan reaksi pembaca terhadap teks.Teori resepsi

bermakna bagaimana pembaca memberikan makna terhadap karya sastra yang

dibacanya sehingga dapat memberikan reaksi atau tanggapan terhadapnya.

Lebih jauh lagi Endraswara juga menjelaskan bahwa teks sastra diteliti

dalam kaitannya dengan pengaruh, yakni keberterimaan pembaca.Penelitian

resepsi sastra adalah telaah sastra yang berhubungan dengan keberterimaan teks

sastra.Pemikiran serupa diungkapkan oleh Jabrohim (2012:145) yang berpendapat

Page 31: NILAI MORAL DALAM CERITA RAKYAT WANDIYUDHIYU DI …

20

bahwa resepsi pembaca meneliti teks sastra dengan bertitik tolak pada pembaca

yang memberi reaksi atau tanggapan terhadap teks itu, di mana pembaca tersebut

merupakan variabel menurut ruang, waktu dan golongan sosialbudaya. Hal ini

berarti suatu karya sastra tidak akan sama pembacaan, pemahaman dan

penilaiannya sepanjang masa atau dalam seluruh golongan tertentu atau dengan

kata lain terdapat keberagaman interpretasi oleh pembaca. Jadi, melalui sosiologi

pembaca, kita dapat melihat berbagai sisi resepsi yang berkaitan dengan praktek

pembacaan karya sastra dari berbagai pembaca.Mengacu pada uraian di atas,

dapat disimpulkan resepsi pembaca dalam sastra merupakan kajian yang

memfokuskan diri pada hubungan antara teks dan pembaca, bagaimana pembaca

memberikan reaksi dan makna terhadapnya.

Di dalam sosiologi sastra, maka tanggapan pembaca memberikan

perhatian pada sifat hubungan dan saling mempengaruhi antara sastra dengan

masyarakat (Ratna, 2013:168).Secara sosiologi sastra, karya sastra tidak hadir

dalam kekosongan sosial-budaya.Karya sastra selalu berhubungan dengan

masyarakatnya, baik pada masyarakat penulisnya, masyarakat imajiner dalam

karya sastra yang bersangkutan, maupun masyarakat pembacanya. Tentu harus

disadari bahwa karya sastra harus mampu hadir dalam kehidupan bermasyarakat,

atau dengan kata lain mampu secara lebih aktif mewarnai setiap kehidupan

bermasyarakat bagi masyarakat pembacanya.

Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, oleh karena resepsi adalah proses

penciptaan makna, maka teks akan bermakna apabila dibaca oleh pembaca.

Seperti yang dikatakan oleh Adi (2011:175) bahwa makna tidak hadir karena

Page 32: NILAI MORAL DALAM CERITA RAKYAT WANDIYUDHIYU DI …

21

terdapat rangkaian makna yang sudah tersedia, tetapi makna hadir karena

pembaca.Peranan pembaca dalam lingkup resepsi sastra menempatkan pembaca

pada fungsi utama dan menempatkan penulis sebagai asal-usul karya

terabaikan.Hal ini dapat dipahami karena di dalam sebuah karya sastra,

pembacalah yang menikmati, menilai dan memanfaatkannya. Tipe-tipepembaca

menurut Segers (2000:47-51) dibagi menjadi tiga, yaitu:

a) pembaca idealyaitu pembaca yang keberadaannya tidak dapat dikatakan secara

objektif yakni pembaca yang merupakan sebuah konstruksi hipotesis yang

dibentuk oleh kritikus dalam proses interpretasi;

b) pembaca implisityaitu keseluruhan susunan indikasi tekstual yang

menginstruksikan cara pembaca riil membaca; dan

c) pembaca riil (real reader)yaitu pembaca yang dapat dikenali melalui reaksinya

yang terdokumentasi.

4. Nilai Moral

a. Pengertian Nilai Moral

Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, moral berarti ajaran tentang baik

dan buruk dan kelakuan (akhlak, kewajiban dan sebagainya); Moralisasi uraian

(pandangan, ajaran) tentang perbuatan dan kelakuan yang baik.Moral atau

moralitas yaitu tata tertib tingkah laku yang dianggap baik dan luhur dalam suatu

lingkungan atau masyarakat.

Moral disebut juga kesusilaan ditulis kesusilaan merupakan keseluruhan

dari berbagai kaidah dan pengertian yang menentukan mana yang dianggap baik

Page 33: NILAI MORAL DALAM CERITA RAKYAT WANDIYUDHIYU DI …

22

dan mana yang dianggap durhaka dalam suatu golongan (masyarakat). Pada

hakekatnya tiap-tiap norma kesusilaan bersifat relatif.

Berdasarkan arti kata moral di atas dapat diambil kesimpulan bahwa moral

ialah tatanan atau ukuran yang mengatur tingkah laku, perbuatan dan kebiasaan

manusia yang dianggap baik dan buruk oleh masyarakat yang bersangkutan. Baik

dan buruk orang yang satu dengan yang lainnya ada kalanya tidak sama. Oleh

sebab itu masyarakat memberikan pedoman pokok tingkah laku, kebiasaan, dan

perbuatan yang telah disusun dan dianggap baik oleh seluruh anggota masyarakat

itu.

Bertens (2007: 18), mengatakan nilai merupakan sesuatu yang menarik

bagi kita, sesuatu yang kita cari, sesuatu yang menyenangkan, sesuatu yang

disukai dan diinginkan. Menurut Hans nilai adalah the addressee of a yes,

“sesuatu yang ditunjukkan dengan ya”. Pandangan ini menganggap bahwa nilai

adalah sesuatu yang ditunjukkan dengan “ya” atau nilai diharapkan untuk datang

dan diaminkan untuk bisa terkabulkan. Nilai mempunyai konotasi positif.

Sebaliknya, sesuatu yang kita jauhi, sesuatu yang membuat kita melarikan diri

seperti penderitaan, penyakit, atau kematian adalah lawan dari nilai.

Kenny (dalam Nurgiyantoro, 2012: 320) menyatakan bahwa moral adalah

kelakuan yang sesuai ukuran (nilai-nilai) masyarakat yang timbul dari hati dan

bukan paksaan dari luar, yang disertai pula oleh rasa tanggung jawab atas

kelakuan (tindakan) tersebut. Tindakan ini haruslah mendahulukan kepentingan

umum daripada kepentingan pribadi. Moral merupakan pengetahuan yang

menyangkut budi pekerti manusia yang beradab. Moral juga berarti ajaran yang

Page 34: NILAI MORAL DALAM CERITA RAKYAT WANDIYUDHIYU DI …

23

baik dan buruk perbuatan, dan kelakuan (akhlak). Moral dapat di pandang sebagai

salah satu wujud tema dalam bentuk yang sederhana, tetapi tidak semua tema

dalam bentuk ysng sederhana. Moral merupakan kemampuan seseorang

membedakan antara baik dan buruk.

Nurgiyantoro (2005:266), mengatakan bahwa dilihat dalam persoalan

kehidupan manusia, moral terbagi atas hubungan-hubungan tertentu yang terjadi

dalam kehidupan manusia. Hubungan-hubungan tersebut diantaranya adalah:

1. Hubungan manusia dengan diri sendiri

Manusia merupakan makhluk individu yang utuh yang terdiri atas jiwa dan

badan sehingga manusia memilki pendapat sendiri, mencintai diri sendiri, dan

menentukan mana baik-buruk untuknya. Akal yang dimilki manusia menimbang

dan menentukan baik buruknya suatu perbuatan, tindakan atau tingkah laku.

Kemudian tingkah laku tersebut yang membedakan dengan individu lainnya.

Perbedaan itu karena masing-masing individu mempunyai kepentingan,

kehidupan, minat dan bakat yang berbeda-beda. Gambaran mengenai nilai moral

yang menyangkut hubungan manusia dengan diri sendiri diantaranya yaitu:

1) Sabar

2) Tidak putus asa

3) Rajin

4) Rasa ingin tahu

5) Jujur

6) Pemberani

2. Hubungan manusia dengan sesama

Page 35: NILAI MORAL DALAM CERITA RAKYAT WANDIYUDHIYU DI …

24

Manusia memiliki kesadaran bahwa dirinya tidak hidup sendiri. Manusia

memilki ketergantungan kepada manusia lain. Hubungan manusia dengan sesama

merupakan sebuah hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi dan suatu

kesadaran untuk saling tolong menolong. Dengan kesadaran ini membuat manusia

berlaku tidak egois serta memiliki rasa simpati dan empati pada orang lain.

Gambaran nilai moral yang menyangkut hubungan antara manusia dengan sesama

diantaranya yaitu:

1) Tolong menolong

2) Pemaaf

3) Berbakti kepada orang tua

4) Musyawarah

5) Kasih sayang

6) Peduli terhadap orang lain

7) Cinta damai

8) Menghormati tamu

9) Suka berbagi

3. Hubungan manusia dengan alam

Kehidupan manusia tidak terlepas dari alam karena manusia selalu hidup

dalam lingkungan alam, manusia harus dapat menjaga kelestariannya. Sikap dan

tindakan manusia hendaknya berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan dan

sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan

alam yang sudah terjadi. Gambaran nilai moral yang menyangkut hubungan

manusia dengan alam diantaranya yaitu:

Page 36: NILAI MORAL DALAM CERITA RAKYAT WANDIYUDHIYU DI …

25

1) Memanfaatkan hasil alam

2) Melestarikan hasil alam

4. Hubungan manusia dengan tuhan

Hubungan manusia dengan tuhan merupakan hubungan yang terjalin

antara manusia dengan penciptanya. Nilai yang berkaitan dengan hubungan

mausia dengan tuhan adalah nilai religius. Nilai religius merupakan pikiran,

perkataan, dan tindakan manusia yang didasarkan pada nilai-nilai ketuhanan dan

ajaran agamanya. Hal ini berkaitan bagaimana manusia selalu menjalankan

perintahnya dan menjauhi larangannya. Gambaran nilai moral yang menyangkut

dengan hubungan manusia dengan tuhan adalah berdoa.

B. Kerangka Pikir

Karya sastra adalah salah satu karya seni yang menawarkan nilai moral

kepada pembacanya.Karya sastra lahir dari tangan pengarang yang hidup dan

berinteraksi di tengah-tengah lingkungan sosial budaya masyarakatnya. Karya

sastra tercipta dari dialog antara pengarang dan lingkungan sosial budaya

masyarakatnya melalui intelektualitas, pemikiran, dan emosi pengarang secara

subjektif dan evaluatif. Umar Yunus (1981: 84) mengatakan bahwa karya sastra

adalah sebuah mitos tentang norma-norma, ideologi, konvensi-konvensi, dan lain-

lain.

Cerita rakyat merupakan warisan budaya nasional yang masih memiliki

nilai-nilai yang patut dikembangkan dan dimanfaatkan untuk kehidupan masa kini

Page 37: NILAI MORAL DALAM CERITA RAKYAT WANDIYUDHIYU DI …

26

dan masa yang akan datang.MenurutDanandjaja yang mengutip pendapatBascom

(1997), cerita rakyat dapatdibagi menjadi tiga, yakni mite,legenda, dan dongeng.

Sosiologi sastra merupakan suatu pendekatan yang memperhitungkan nilai

penting berhubungan antara sastra dan masyarakat. Sastra dan masyarakat

dikatakan mempunyai suatu hubungan, hal tersebut berdasarkan pada: (1). Karya

sastra diciptakan oleh pengarang untuk dinikmati, dipahami, dan dimanfaatkan

orang banyak, (2). Pengarang merupakan anggota suatu masyarakat yang terikat

oleh status sosial tertentu, (3). Bahasa yang digunakan dalam karya sastra adalah

bahasa yang ada dalam suatu masyarakat, jadi bahasa itu merupakan ciptaan

sosial, (4). Karya sastra mengungkapkan hal-hal yang dipikirkan oleh pengarang

dan pikiran-pikiran itu pantulan hubungan seseorang sebagai pengarang dengan

orang lain atau masyarakat (dalam Yudiono KS, 2000: 3).

Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, moral berarti ajaran tentang baik

dan buruk dan kelakuan (akhlak, kewajiban dan sebagainya); Moralisasi uraian

(pandangan, ajaran) tentang perbuatan dan kelakuan yang baik.Moral atau

moralitas yaitu tata tertib tingkah laku yang dianggap baik dan luhur dalam suatu

lingkungan atau masyarakat.Nurgiantoro (2005:266), mengatakan bahwa dilihat

dalam persoalan kehidupan manusia, moral terbagi atas hubungan-hubungan

tertentu yang terjadi dalam kehidupan manusia. Hubungan-hubungan tersebut

antara lain: (1) nilai moral hubungan manusia dengan diri sendiri, (2) nilai moral

hubungan manusia dengan sesama, (3) nilai moral hubungan manusia dengan

alam, (4) nilai moral hubungan manusia dengan tuhan.

Page 38: NILAI MORAL DALAM CERITA RAKYAT WANDIYUDHIYU DI …

27

Gambar 2.1 : Bagan kerangka pikir

Karya Sastra

Cerita rakyat Wandiyudhiyu

Pengarang

i moral

Sosiologi sastra

Karya Pembaca

Hubungan manusia dengan dirinya sendiri

Hubungan manusia dengan sesama

Hubungan manusia dengan alam

Hubungan manusia dengan tuhan

AnalisisTemuan

Page 39: NILAI MORAL DALAM CERITA RAKYAT WANDIYUDHIYU DI …

28

BAB III

METODE PENELITIAN

A. JenisPenelitian

Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah penelitian deskriptif

kualitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalahmetodedeskriptif-

kualitatif dengan pendekatan sosiologi sastra, karena tujuan penelitian ini untuk

mendeskripsikan nilai moral yang terkandung dalam cerita rakyat Wandiyudhiyu

pada masyarakat Wangi-Wangi.

B. Definisi istilah

Untuk memberikan batasan pengertian terhadap istilah yang digunakan

dalam penelitian agar tidak timbul anggapan lain sebagai berikut:

1. Nilai moral adalah nilai yang menjadi standar baik atau buruk, yang mengatur

perilaku dan pilihan seseorang, dapat berasal dari pemerintah, masyarakat,

agama, atau diri sendiri.

2. Wandiyudhiyu merupakan cerita rakyat yang ada di Wakatobi khususnya di

Kecamatan Wangi-Wangi.

3. Sosiologi sastra merupakan suatu pendekatan yang memperhitungkan nilai

penting berhubungan antara sastra dan masyarakat.

Page 40: NILAI MORAL DALAM CERITA RAKYAT WANDIYUDHIYU DI …

29

C. Data dan Sumber Data

Setiap penelitian selalu mengupayakan pemerolehan data dan sumber data

yang sesuai, tepat, dan terpercaya. Berikut ini adalah data dan sumber data yang

digunakan dalam penelitian.

1. Data

Data dalam penelitian ini berupa tulisan dari cerita rakyat

Wandiyudhiyupada masyarakat Wangi-Wangi.Tulisan yang dimaksud adalah

cerita rakyat Wandiyudhiyuyang mencakup nilai-nilai yang meliputi nilai moral.

2. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah informasi yang didapat dalam

data penelitian dan sumber data berupa teks dari cerita rakyat wandiyudhiyu itu

sendiri

.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri,

artinya peneliti sebagai pelaku dari seluruh penelitian. Peneliti sendiri yang

berperan dalam perencanaan dan pembuatan laporan hasil penelitiannya.

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan alat bantu seperti pulpen,

buku tulis, telpon genggam, kartu data, dan laptop. Pupen, buku tulis, telpon

genggam, kartu data, dan laptop digunakan sebagai media untuk mencatat

informasi penting yang akan didapatkan pada cerita rakyat yang akan diteliti.

Page 41: NILAI MORAL DALAM CERITA RAKYAT WANDIYUDHIYU DI …

30

E. Teknik Pengumpulan Data

Langkah-langkah pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Teknik Membaca;

2. Teknik Mencatat.

F. Teknik Analisis data

Tahapan untuk menganalisis data cerita rakyat Wandiyudhiyu, akan

dilakukan seperti berikut:

1. Setelah peneliti membaca cerita rakyat Wandiyudhiyu kemudian peneliti

mencatat informasi yang sesuai dengan permasalahan dalam penelitian ini.

2. Penerjemahan data yaituberupa data ceritarakyatWandiyudhiyuyang

telahtersusundalambahasadaerahselanjutnyaditerjemahkankedalambahasa

Indonesia.Terjemahandilakukansecaraharfiahataubebasdenganmenyesuaikanart

idanpemahaman yang sesuaidengankaidahbahasa Indonesia.

3. Setelah dataditerjemahkan, selanjutnya data dapat ditentukan nilai-nilai yang

terkandung dalam cerita rakyat Wnadiyudhiyudengantujuan mengetahui nilai

moral yang terkandung dalam cerita rakyat Wandiyudhiyu pada masyarakat

Wangi-Wang.

Page 42: NILAI MORAL DALAM CERITA RAKYAT WANDIYUDHIYU DI …

31

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Deskripsi cerita rakyat Wandiyudhiyu

Sapaira-sapaira iso, Imolengo jamani ane ke sahuu wunua te anano totolu.

Te inano tengaano te Wandiyudhiyu. Te amano tekara jaano habuntu tepotarua,

temorouka, kenee wilaa mbeyaka tumatapu.Nomai-nomai mina dhi wilaa,

malingu miya dhi wunua nosiasae, maka amo nomangae bhisa tenimanga nu

ananomai. Pasi noheka sia-siasa kene nomangae sabhaane na nimanga, nowilamo

kua filaano. Ara nomelu na ananomai habuntu nowaae kua “bara dhimelu-melu”.

Pasi nomanga atawa noheka sia-siasa, notadha akoemo na wunua bara

keidhahanino satompa sapuria.

Molengo-molengo na mingkuno measoe, mbeakamo no iliie na bhelano

kene ananomai. Ara nowaliyako kua wunua dheimo sawali-sawali. Ara kua

nowaliyako tekarajaano habuntumo te pamurua. Malingu mia umangkae dhi laro

nuwunua akomo teisiasano.Tebhelano kee ananomai mbheyaka nopooli nopogau

dheimo nohedho-hedhoito laa ke no amala kua moori ako ane nobalie namingku

nu belano iso.

Molengo-molengo, totolue naananomai nodhahanimo tee laro. Sawakutuu

tee anano mbalikaka noemaemo kua inano “wa ina, ara teyamasu mbeyakamo

nomaliako kua wunua, teyikami kamangamo tepaira”. Norodhongo tepogau

nuanano wanaiso, mebheyaka nupoolii nasailarono nainano.Kebutii nuluuno

Page 43: NILAI MORAL DALAM CERITA RAKYAT WANDIYUDHIYU DI …

32

nobhalooe naanano kua “teyikita mbheyakamo tahumarapumpuu kua anamiyu,

sabhaane kita takumomingku akoane teimanga-manga akonto”.Teyikoo horoyiyae

naiyayiu, akoane kujari kutunga-tunga kita ako teeimanganto”, nabhalo nuinano.

Sawakutuu nowaliyako nainano mina dhi tungaa, nomaimo ketinungano.

Saratono dhi wunua, te ika dhimaino nohenunuemo ako teimanga nuananomai.

Mbheyakaho nomotaa sabhaane, dheimolaa noumba na amino mina diwila.

Malingu ika motaamo nomangae sabhaane. Wakutuu meayasoe te anano

mbalikaka numelu kua “wa ama, huuaku keiyaku nggalamo te kappa-kapalano”.

Habuntu nobhaloe teamano kua “ikomiyu anabhou bhara di kappa-kapala”.Teana

tongano nomelu uka “wa ama huuaku keiyaku nggalamo teiku-ikuno”.Nobhaloe

teamano kua “teyikomiu anabhou bhara dhi iku-iku”.Pasi nomangae sabaane

nanimanga, bhara kemiya dihuuno, mbeyaka nomele posanga notadha akoe

nuwunua.

Sailangeno uka, te Wandiyudhiyu nowilamo uka di tunga ako teimanga

nuananomai. Haaha tunggala oloyo nowila notunga, ahirino noombomo nakuru

dhi habhitino.Saombono nakuru dhi habitinino nowaaemo naanano mbalikaka kua

“mina meya-meyanaeyai jagae leyama naiyayiu, teiyaku taaka kumembali

ikamo”.Norodhongo tepogau nuinano wanaiso, sabaane naananomai nohedhoito

sagau-gauno.Pasi measoe, nowaaemo uka kua “ara sabhaane naorungusu

nobhukeemo tekuru, bawae naiyayiu kua mawi akoane kutitie di iwo, parantaeya

teiyaku kuambangamo teekaa dhi togomayi”.Pasi iso nuwilamo sawali kua mawi.

Sailangeno teanano kaipu nohedhoitoakomo temotindou.Teyikakano

nopusiakomo tehedhoyito nuiyayino.Sambeyaka kapoiakono, ahirino noawie

Page 44: NILAI MORAL DALAM CERITA RAKYAT WANDIYUDHIYU DI …

33

nayiyaino maka nowila nolaha teyinano di mawi. Ilaro nuwilaa nohenuntu te yoa,

noeloe nainano kene lagu kua,

Wa…yindo…yindo… yindo dhiyu…

Maa..yii su..su teiyandiku

Dhi..watu… meka torun.. toru

Dhi..bhata meka lonto-lonto.

Norodhongo telagu measoe, te Waiyindo-yindho dhiyu agori no kiyawa

kua moperaa numawi maka notitie naanano. Pasi meatu nowaaemo naanano

mbalikaka kua “mina meyanae kombitie leyama naiyayiu parantaeya teiyaku

mbeyakamo kujumari kutimitie, sabaane naorungusu apa kapalasu nobukeemo te

kuru”.Pasi nopogau wanaiso noonumo sawali kua mawi.Ahirino nowaliyako

naananomayi kebuthi-buthi nuluuno.Mina taka meyatu mbheyakamo nopawaa

kene anano.

Terjemahan cerita Wandiyudhiyu

Konon, dahulu kala ada satu rumah tangga yang memiliki tiga anak.Ibunya

bernama Wandiyudhiyu. Suami dari wandiyudhiyu ini tidak memilki pekerjaan

dan suaminya juga sering berjudi, suka minum minuman keras, pekerjaannya juga

hanya keluyuran ke sana kemari tidak menentu. Setiap dari bepergian, semua

orang di rumah dipukulinya.Tidak hanya itu, dia juga menghabiskan semua

makanan meskipun makanan itu adalah bagian anak-anaknya. Bila anak-anaknya

meminta kepadanya, ia hanya menjawab “jangan minta-minta”. Setelah ia

menyiksa seluruh orang di rumahnya, juga menghabiskan seluruh makanan yang

ada iapun pergi meninggalkan rumah tanpa pamit.

Page 45: NILAI MORAL DALAM CERITA RAKYAT WANDIYUDHIYU DI …

34

Tidak lama kemudian, karena perilakunya yang demikian itu, akhirnya dia

tidak lagi menghiraukan istri dan anak-anaknya.Ia juga sudah jarang pulang ke

rumah. Kendatipun ia sempat pulang, itupun tinggal sesekali. Kemudian, jika ia

sempat pulang, pekerjaannya hanya marah-marah. Semua anggota keluarga yang

menasehatinya pasti dipukuli atau disiksanya. Istri dan anak-anaknya tidak dapat

berkata apa-apa, kecuali menangis dan berdoa kepada allah agar suaminya sadar

akan tanggung jawabnya dalam rumah tangganya.

Hari berganti bulan, bulanpun berganti tahun, ketiga anaknya mulai

remaja.Pada suatu saat, anaknya yang sulung bertanya kepada ibunya. “wahai

ibunda, jika ayah kami tidak lagi mengingat kita atau tidak lagi pulang ke rumah,

apa yang dapat kami makan”?. Mendengar pertanyaan anaknya demikian,

Wandiyudhiyu hanya dapat meneteskan air mata. Diiringi genangan air matanya,

ia berkata pada anaknya “ kita semua tidak lagi dapat berharap banyak kepada

ayah kalian, kita semua harus dapat bekerja, meskipun itu hanya sebatas yang kita

bisa makan dan kamu sebagai anak sulung, kamu harus dapat menjaga adik-

adikmu agar ibu bisa mencari ikan dan kerang-kerangan, bila air laut surut” kata

Wandiyudhiyu.

Pada suatu hari, tatkala Wandiyudhiyu pulang dari mencari ikan dan

kerang-kerangan, ia membakar ikan dan memasak seluruh kerang-kerangan laut

yang didapatnya. Tetapi, sebelum seluruh ikan dan kerang yang dimasaknya

matang, tiba-tiba suaminya muncul ke rumah.Semua yang ada di depannya

dilahapnya sampai habis. Melihat ayahnya makan dengan lahapnya, si sulung

anaknya berkata, “ayah bisa aku minta ikannya, meskipun hanya kepalanya”!.

Page 46: NILAI MORAL DALAM CERITA RAKYAT WANDIYUDHIYU DI …

35

Mendengar anaknya meminta seperti itu, sang ayah berkata, “kalian anak-anak

jangan meminta kepala-kepala”. Lalu anaknya yang kedua berkata “ayah berilah

aku ikannya walaupun hanya ekor-ekornya”!.Ayahnya pun menjawab, “kalian

anak-anak jangan minta-minta”.Habis melahap seluruh makanan yang ada, tak

seorangpun diberinya.Ia pun pergi meninggalkan rumah tanpa pamit.

Keesokan harinya, Wandiyudhiyu berangkat lagi mencari ikan dan kerang

laut untuk menafkahi anak-anaknya.Hampir setiap hari pekerjaan itu

dilakukannya.Karena keseringan mencari ikan dan kerang-kerangan laut, tidak

lama kemudian, dibetisnya muncullah sisik. Melihat keadaan tubuhnya seperti itu,

ia berkata kepada anak sulungnya, “nak mulai sekarang, jagalah adikmu baik-baik

karena tidak lama lagi ibu akan berubah menjadi ikan”. Mendengar kata ibunya

seperti itu, semua anak-anaknya menangis sejadi-jadinya.Wandiyudhiyu

melanjutkan perkataanya, “jika seluruh bagian tubuh ibu sudah dipenuhi oleh

sisik, bawalah adikmu di laut agar ibu dapat menyusuinya.Jika seluruh tubuh ibu

telah dipenuhi dengan sisik, ibu tentu akan malu untuk muncul ke darat”.Usai

berkata demikian, Wandiyudhiyu pun turun kembali ke laut.

Esok harinya, si bungsu menangis karena haus.Si sulung menjadi

kebingungan mendengar tangisan adiknya. Mendengar tangisan adiknya seperti

itu, akhirnya ia menggendong adiknya menyusuri pantai untuk mencari ibunya di

laut. Ketiga anak Wandiyudhiyu berjalan menyusuri pantai sambil memanggil-

manggil ibunya dengan lagu.

Wa…yindo…yindo… yindo dhiyu…

Datanglah susui adikku

Page 47: NILAI MORAL DALAM CERITA RAKYAT WANDIYUDHIYU DI …

36

Di batu yang bentuknya seperti payung

Pada kayu hanyut yang terapung-apung.

Samar-samar jauh di dalam air Wandiyudhiyu mendengar lagu yang

dinyanyikan anak-anaknya. Ia segera berenang ke tempat yang agak dangkal, lalu

menghampiri ketiga anaknya. Digendongnya sibungsu lalu disusuinya. Usai

menyusui anak bungsunga, ia berkata pada anak sulungnya, “mulai saat ini,

jagalah adik-adikmu dengan baik karena ibu tidak bisa lagi menyusuinya. Semua

tubuh ibu mulai dari kaki sampai kepala sudah penuh dengan sisik”. Setelah

berkata kepada anak-anak seperti itu, ia pun kembali berenang ke laut. Akhirnya

anak-anaknya pulang bergelimang air mata dengan perasaan yang hampa tanpa

ibu.Sejak saat itu, mereka tidak pernah lagi bertemu dengan ibunya.

Setelah melakukan analisis terhadap cerita rakyat wandiyudhiyu, penulis

mencari data-data yang berkaitan dengan nilai moral, selanjutnya dilakukan

analisis sehingga mendapatkan hasil penelitian, dan kemudian dilakukan

pembahasan. Setelah itu Hasil penelitian dan pembahasan dipaparkan. Sesuai

dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam menganalisis cerita rakyat

wandiyudhiyu.

Pada saat peneliti menganalisis cerita wandiyudhiyu peneliti menemukan

nilai moral yang terkandung dalam cerita tersebut. Peneliti menemukan empat

nilai moral yang terdapat dalam cerita wandiyudhiyu diantaranya yaitu nilai moral

hubungan manusia dengan diri sendiri, nilai moral hubungan manusia dengan

sesama, nilai moral hubungan manusia dengan alam, dan nilai moral hubungan

Page 48: NILAI MORAL DALAM CERITA RAKYAT WANDIYUDHIYU DI …

37

manusia dengan tuhan. Kemudian peneliti memaparkan dalam bentuk tabel

diantaranya yaitu:

1. Nilai moral hubungan manusia dengan diri sendiri

No Nilai moral kutipan teksParagra

f

1 Tidak sabar Te amano tekara jaano habuntu tepotarua,

temorouka, kenee wilaa mbeyaka tumatapu.

Nomai-nomai mina dhi wilaa, malingu miya

dhi wunua nosiasae (Suami dari

wandiyudhiyu ini tidak memilki pekerjaan dan

suaminya juga sering berjudi, suka minum

minuman keras, pekerjaannya juga hanya

keluyuran ke sana kemari tidak menentu.

Setiap dari bepergian, semua orang di rumah

dipukulinya)

Pertama

2 Sabar Tebhelano kee ananomai mbheyaka nopooli

nopogau dheimo nohedho-hedhoito laa

norodha teura-urano

( Istri dan anak-anaknya tidak dapat berkata

apa-apa, kecuali menangis memikirkan nasib

rumah tangganya)

Kedua

3 Tidak putus asa teyikita mbheyakamo tahumarapumpuu kua

anamiyu, sabhaane kita takumomingku

Ketiga

Page 49: NILAI MORAL DALAM CERITA RAKYAT WANDIYUDHIYU DI …

38

akoane teimanga-manga akonto”. Teyikoo

horoyiyae naiyayiu, akoane kujari kutunga-

tunga kita ako teeimanganto ( kita semua

tidak lagi dapat berharap banyak kepada ayah

kalian, kita semua harus dapat bekerja,

meskipun itu hanya sebatas yang kita bisa

makan dan kamu sebagai anak sulung, harus

dapat menjaga adik-adikmu agar ibu bisa

mencari ikan dan kerang-kerangan, bila air

laut surut)

4 Tidak kerja

keras

jamani ane ke sahuu wunua te anano totolu.

Te inano tengaano te Wandiyudhiyu. Te

amano tekara jaano habuntu tepotarua,

temorouka, kenee wilaa mbeyaka tumatapu

(Suami dari wandiyudhiyu ini tidak memilki

pekerjaan dan suaminya juga sering berjudi,

suka minum minuman keras, pekerjaannya

juga hanya keluyuran ke sana kemari tidak

menentu)

Pertama

Sawakutuu nowaliyako nainano mina dhi

tungaa, nomaimo ketinungano. Saratono dhi

wunua, te ika dhimaino nohenunuemo ako

keempat

Page 50: NILAI MORAL DALAM CERITA RAKYAT WANDIYUDHIYU DI …

39

teimanga nuananomai. Mbheyakaho nomotaa

sabhaane, dheimolaa noumba na amino mina

diwila. Malingu ika motaamo nomangae

sabhaane (Pada suatu hari, tatkala

Wandiyudhiyu pulang dari mencari ikan dan

kerang-kerangan, ia membakar ikan dan

memasak seluruh kerang-kerangan laut yang

didapatnya. Tetapi, sebelum seluruh ikan dan

kerang yang dimasaknya matang, tiba-tiba

suaminya muncul ke rumah. Semua yang ada

di depannya dilahapnya sampai habis)

2. Nilai moral hubungan manusia dengan sesama

No Nilai moral Kutipan teks Paragraf

1 Kasih sayang te Wandiyudhiyu nowilamo uka di tunga ako

teimanga nuananomai. Haaha tunggala oloyo

nowila notunga (Wandiyudhiyu berangkat

lagi mencari ikan dan kerang laut untuk

menafkahi anak-anaknya. Hampir setiap hari

pekerjaan itu dilakukannya)

Kelima

Norodhongo telagu measoe, te Waiyindo-

yindho dhiyu agori no kiyawa kua moperaa

numawi maka notitie naanano (Samar-samar

Ketujuh

Page 51: NILAI MORAL DALAM CERITA RAKYAT WANDIYUDHIYU DI …

40

jauh di dalam air Wandiyudhiyu mendengar

lagu yang dinyanyikan anak-anaknya. Ia

segera berenang ke tempat yang agak

dangkal, lalu menghampiri ketiga anaknya.

Digendongnya sibungsu lalu disusuinya)

2 Tidak suka

memberi

Pasi noheka sia-siasa kene nomangae

sabhaane na nimanga, nowilamo kua filaano.

Ara nomelu na ananomai habuntu nowaae

kua “bara dhimelu-melu” (dia juga

menghabiskan semua makanan meskipun

makanan itu adalah bagian anak-anaknya.

Bila anak-anaknya meminta kepadanya, ia

hanya menjawab “jangan minta-minta)

Pertama

3 Tidak peduli

dengan orang

lain

Te amano tekara jaano habuntu tepotarua,

temorouka, kenee wilaa mbeyaka tumatapu.

Nomai-nomai mina dhi wilaa, malingu miya

dhi wunua nosiasae, maka amo nomangae

bhisa tenimanga nu ananomai. Pasi noheka

sia-siasa kene nomangae sabhaane na

nimanga, nowilamo kua filaano. Ara nomelu

na ananomai habuntu nowaae kua “bara

dhimelu-melu”. Pasi nomanga atawa noheka

sia-siasa, notadha akoemo na wunua bara

Pertama

Page 52: NILAI MORAL DALAM CERITA RAKYAT WANDIYUDHIYU DI …

41

keidhahanino satompa sapuria (Suami dari

wandiyudhiyu ini tidak memilki pekerjaan

dan suaminya juga sering berjudi, suka

minum minuman keras, pekerjaannya juga

hanya keluyuran ke sana kemari tidak

menentu. Setiap dari bepergian, semua orang

di rumah dipukulinya. Tidak hanya itu, dia

juga menghabiskan semua makanan

meskipun makanan itu adalah bagian anak-

anaknya. Bila anak-anaknya meminta

kepadanya, ia hanya menjawab “jangan

minta-minta”. Setelah ia menyiksa seluruh

orang di rumahnya, juga menghabiskan

seluruh makanan yang ada iapun pergi

meninggalkan rumah tanpa pamit.

Page 53: NILAI MORAL DALAM CERITA RAKYAT WANDIYUDHIYU DI …

42

3. Nilai moral hubungan manusia dengan alam

No Nilai moral Kutipan teks Paragraf

1 Memanfaatkan

hasil alam

Teyikoo horoyiyae naiyayiu, akoane kujari

kutunga-tunga kita ako teeimanganto (kamu

harus dapat menjaga adik-adikmu agar ibu

bisa mencari ikan dan kerang-kerangan, bila

air laut surut)

Ketiga

4. Nilai moral hubungan manusia dengan tuhan

No Nilai moral Kutipan teks Paragraf

1 Berdoa kepada

tuhan

dheimo nohedho-hedhoito laa ke no amala

kua moori ako ane nobalie namingku nu

belano iso (kecuali menangis dan berdoa

kepada allah agar suaminya sadar akan

tanggung jawabnya dalam rumah tangganya.

Ketiga

B. Pembahasan Penelitian

Dalam kamus bahasa indonesia, moral berarti ajaran tentang baik dan

buruk (akhlak, kewajiban, dan sebagainya); moralisasi uraian (pandangan, ajaran)

tentang perbuatan dan kelakuan yang baik. Moral atau moralisasi yaitu tata tertib

tingkah laku yang dianggap baik dan luhur dalam lingkungan atau masyarakat.

Nurgiyantoro (2005:266), mengatakan bahwa dilihat dari kehidupan manusia,

moral terbagi atas hubungan-hubungan tertentu yang terjadi dalam kehidupan

manusia. Hubungan-hubungan tersebut diantaranya adalah nilai moral hubungan

Page 54: NILAI MORAL DALAM CERITA RAKYAT WANDIYUDHIYU DI …

43

manusia dengan diri sendiri yang meliputi sabar, tidak putus asa, rajin, rasa ingin

tahu, jujur, pemberani. nilai moral hubungan manusia dengan sesama meliputi

tolong menolong, pemaaf, berbakti kepada orang tua, musyawarah, kasih sayang,

peduli terhadap orang lain, cinta damai, menghormati tamu, suka berbagi. nilai

moral hubugan manusia dengan alam meliputi pemanfaatan hasil alam, dan

melestarikan hasil alam, dan nilai moral hubungan manusia dengan tuhan yang

meliput ketika manusia berdoa kepada sang pencipta.

1. Nilai moral dalam cerita rakyat Wandiyudhiyu

a. Nilai moral hubungan manusia dengan diri sendiri

No Nilai moral kutipan teks Paragraf

1 Tidak sabar Te amano tekara jaano habuntu tepotarua,

temorouka, kenee wilaa mbeyaka tumatapu.

Nomai-nomai mina dhi wilaa, malingu miya

dhi wunua nosiasae (Suami dari

wandiyudhiyu ini tidak memilki pekerjaan dan

suaminya juga sering berjudi, suka minum

minuman keras, pekerjaannya juga hanya

keluyuran ke sana kemari tidak menentu.

Setiap dari bepergian, semua orang di rumah

dipukulinya)

Pertama

2 Sabar Tebhelano kee ananomai mbheyaka nopooli

nopogau dheimo nohedho-hedhoito laa

kedua

Page 55: NILAI MORAL DALAM CERITA RAKYAT WANDIYUDHIYU DI …

44

norodha teura-urano

( Istri dan anak-anaknya tidak dapat berkata

apa-apa, mereka hanya menangis memikirkan

nasib rumah tangganya)

3 Tidak putus asa teyikita mbheyakamo tahumarapumpuu kua

anamiyu, sabhaane kita takumomingku

akoane teimanga-manga akonto”. Teyikoo

horoyiyae naiyayiu, akoane kujari kutunga-

tunga kita ako teeimanganto ( kita semua

tidak lagi dapat berharap banyak kepada ayah

kalian, kita semua harus dapat bekerja,

meskipun itu hanya sebatas yang kita bisa

makan dan kamu sebagai anak sulung, harus

dapat menjaga adik-adikmu agar ibu bisa

mencari ikan dan kerang-kerangan, bila air

laut surut)

Ketiga

4 Tidak kerja

keras

jamani ane ke sahuu wunua te anano totolu.

Te inano tengaano te Wandiyudhiyu. Te

amano tekara jaano habuntu tepotarua,

temorouka, kenee wilaa mbeyaka tumatapu

(Suami dari wandiyudhiyu ini tidak memilki

pekerjaan dan suaminya juga sering berjudi,

suka minum minuman keras, pekerjaannya

pertama

Page 56: NILAI MORAL DALAM CERITA RAKYAT WANDIYUDHIYU DI …

45

juga hanya keluyuran ke sana kemari tidak

menentu)

Sawakutuu nowaliyako nainano mina dhi

tungaa, nomaimo ketinungano. Saratono dhi

wunua, te ika dhimaino nohenunuemo ako

teimanga nuananomai. Mbheyakaho nomotaa

sabhaane, dheimolaa noumba na amino mina

diwila. Malingu ika motaamo nomangae

sabhaane (Pada suatu hari, tatkala

Wandiyudhiyu pulang dari mencari ikan dan

kerang-kerangan, ia membakar ikan dan

memasak seluruh kerang-kerangan laut yang

didapatnya. Tetapi, sebelum seluruh ikan dan

kerang yang dimasaknya matang, tiba-tiba

suaminya muncul ke rumah. Semua yang ada

di depannya dilahapnya sampai habis)

Keempat

Tidak sabar merupakan sikap yang tidak bisa menahan amarah, emosi,

perilaku yang tergesa-gesa dan perilaku yang cepat mengeluh. Nilai tidak sabar

dapat dilihat dalam cerita wandiyudhiyu pada kutipan berikut:

“Te amano tekara jaano habuntu tepotarua, temorouka, kenee wilaa

mbeyaka tumatapu. Nomai-nomai mina dhi wilaa, malingu miya dhi wunua

nosiasae (Suami dari wandiyudhiyu ini tidak memilki pekerjaan dan

Page 57: NILAI MORAL DALAM CERITA RAKYAT WANDIYUDHIYU DI …

46

suaminya juga sering berjudi, suka minum minuman keras, pekerjaannya

juga hanya keluyuran ke sana kemari tidak menentu. Setiap dari bepergian,

semua orang di rumah dipukulinya)”

Dari kutipan diatas penulis berpendapat bahwa suami dari

wandiyudhiyutidak sabar karena dilihat dari sikap suami wandiyudhiyu yang

sering memukuli istri dan anak-anaknya tanpa sebab yang jelas.

Sabar adalah suatu sikap menahan emosi dan keinginan, serta bertahan

dalam situasi sulit dengan tidak mengeluh. Nilai sabar dapat dilihat pada cerita

wandiyudhiyu pada kutipan berikut:

“Tebhelano kee ananomai mbheyaka nopooli nopogau dheimo nohedho-

hedhoito laa ke no amala kua moori ako ane nobalie namingku nu belano iso

(Istri dan anak-anaknya tidak dapat berkata apa-apa, kecuali menangis dan

berdoa kepada allah agar suaminya sadar akan tanggung jawab dalam rumah

tangganya)”

Dari kutipan diatas penulis berpendapat bahwa wandiyudhiyu dan anak-

anaknya sabar karena dilihat dari sikap mereka yang tidak mengeluh akan situasi

yang mereka hadapi didalam rumahnya.

Tidak putus asa adalah suatu sikap yang tidak gampang menyerah atas

apa yang dialami. Nilai putus asa ini dapat dilihat pada cerita rakyat wandiyudhiyu

pada kutipan berikut:

“teyikita mbheyakamo tahumarapumpuu kua anamiyu, sabhaane kita

takumomingku akoane teimanga-manga akonto”. Teyikoo horoyiyae

naiyayiu, akoane kujari kutunga-tunga kita ako teeimanganto ( kita semua

Page 58: NILAI MORAL DALAM CERITA RAKYAT WANDIYUDHIYU DI …

47

tidak lagi dapat berharap banyak kepada ayah kalian, kita semua harus dapat

bekerja, meskipun itu hanya sebatas yang kita bisa makan dan kamu sebagai

anak sulung, harus dapat menjaga adik-adikmu agar ibu bisa mencari ikan

dan kerang-kerangan, bila air laut surut)”

Dari kutipan diatas menurut penulis wandiyudhiyu memilki sikap yang

tidak gampang menyerah meskipun dia tahu kalau suaminya tidak bertanggung

jawab dalam menafkahi dirinya dan anak-anaknya sehingga wandiyudhiyu harus

mencari nafkah untuk anak-anaknya.

Tidak kerja keras adalah suatu sikap pemalas seseorang yang akan

membuat dirinya nyaman ketika tidak melakukan sesuatu atau lebih menyukai

memakan atau mengambil hasil keringat orang lain tanpa ia bekerja sendiri. nilai

ini dapat dilihat pada kutipan berikut:

“jamani ane ke sahuu wunua te anano totolu. Te inano tengaano

teWandiyudhiyu. Te amano tekara jaano habuntu tepotarua, temorouka,

kenee wilaa mbeyaka tumatapu (Suami dari wandiyudhiyu ini tidak memilki

pekerjaan dan suaminya juga sering berjudi, suka minum minuman keras,

pekerjaannya juga hanya keluyuran ke sana kemari tidak menentu)”

Dari kutipan diatas tergambar jelas bahwa suami dari wandiyudhiyu tidak

memilki sikap kerja keras karena suaminya lebih menyukai aktivitas di luar rumah

tanpa ada tujuan yang pasti dan suami dari wandiyudhiyu lebih senang berjudi,

meminum minuman keras tanpa memilkirkan keperluan anak dan istrinya.

Berdasarkan nilai moral hubungan manusia dengan diri sendiri pada

kutipan cerita wandiyudhiyu. Suami dari wandiyudhiyu tidak memilki rasa cinta

Page 59: NILAI MORAL DALAM CERITA RAKYAT WANDIYUDHIYU DI …

48

terhadap dirinya sendiri karena tidak dapat menimbang dan menentukan baik dan

buruk untuk dirinya sendiri.

b. Nilai moral hubungan manusia dengan sesama

No Nilai moral Kutipan teks Paragraf

1 Kasih sayang te Wandiyudhiyu nowilamo uka di tunga ako

teimanga nuananomai. Haaha tunggala oloyo

nowila notunga (Wandiyudhiyu berangkat

lagi mencari ikan dan kerang laut untuk

menafkahi anak-anaknya. Hampir setiap hari

pekerjaan itu dilakukannya)

Kelima

Norodhongo telagu measoe, te Waiyindo-

yindho dhiyu agori no kiyawa kua moperaa

numawi maka notitie naanano (Samar-samar

jauh di dalam air Wandiyudhiyu mendengar

lagu yang dinyanyikan anak-anaknya. Ia

segera berenang ke tempat yang agak

dangkal, lalu menghampiri ketiga anaknya.

Digendongnya sibungsu lalu disusuinya)

Ketujuh

2 Tidak suka

memberi

Pasi noheka sia-siasa kene nomangae

sabhaane na nimanga, nowilamo kua filaano.

Ara nomelu na ananomai habuntu nowaae

kua “bara dhimelu-melu” (dia juga

menghabiskan semua makanan meskipun

pertama

Page 60: NILAI MORAL DALAM CERITA RAKYAT WANDIYUDHIYU DI …

49

makanan itu adalah bagian anak-anaknya.

Bila anak-anaknya meminta kepadanya, ia

hanya menjawab “jangan minta-minta)

3 Tidak peduli

dengan orang

lain

Te amano tekara jaano habuntu tepotarua,

temorouka, kenee wilaa mbeyaka tumatapu.

Nomai-nomai mina dhi wilaa, malingu miya

dhi wunua nosiasae, maka amo nomangae

bhisa tenimanga nu ananomai. Pasi noheka

sia-siasa kene nomangae sabhaane na

nimanga, nowilamo kua filaano. Ara nomelu

na ananomai habuntu nowaae kua “bara

dhimelu-melu”. Pasi nomanga atawa noheka

sia-siasa, notadha akoemo na wunua bara

keidhahanino satompa sapuria (Suami dari

wandiyudhiyu ini tidak memilki pekerjaan

dan suaminya juga sering berjudi, suka

minum minuman keras, pekerjaannya juga

hanya keluyuran ke sana kemari tidak

menentu. Setiap dari bepergian, semua orang

di rumah dipukulinya. Tidak hanya itu, dia

juga menghabiskan semua makanan

meskipun makanan itu adalah bagian anak-

anaknya. Bila anak-anaknya meminta

pertama

Page 61: NILAI MORAL DALAM CERITA RAKYAT WANDIYUDHIYU DI …

50

kepadanya, ia hanya menjawab “jangan

minta-minta”. Setelah ia menyiksa seluruh

orang di rumahnya, juga menghabiskan

seluruh makanan yang ada iapun pergi

meninggalkan rumah tanpa pamit.

Kasih sayang adalah suatu perilaku baik kepada orang yang disayangi

baik didalam keluarga maupun orang-orang yang ada dilingkungan sekitar. Nilai

kasih sayang ini dapat dilihat dari kutipan cerita wandiyudhiyu berikut:

“te Wandiyudhiyu nowilamo uka di tunga ako teimanga nuananomai. Haaha

tunggala oloyo nowila notunga (Wandiyudhiyu berangkat lagi mencari ikan

dan kerang laut untuk menafkahi anak-anaknya. Hampir setiap hari

pekerjaan itu dilakukannya)”

Dari kutipan diatas penulis berpendapat bahwa nilai kasih sayang

wandiydhiyupada anak-anaknya lebih besar karena harus mencari nafkah untuk

anak-anaknya dan sekaligus menggantikan peran suaminya yang tidak memilki

pekerjaan.

Tidak suka memberi adalah sautu sikap kikir/pelit seseorang yang tidak

patut di ikuti. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada kutipan cerita wandiyudhiyu

sebagai berikut:

“Pasi noheka sia-siasa kene nomangae sabhaane na nimanga, nowilamo kua

filaano. Ara nomelu na ananomai habuntu nowaae kua “bara dhimelu-melu”

(dia juga menghabiskan semua makanan meskipun makanan itu adalah

Page 62: NILAI MORAL DALAM CERITA RAKYAT WANDIYUDHIYU DI …

51

bagian anak-anaknya. Bila anak-anaknya meminta kepadanya, ia hanya

menjawab “jangan minta-minta)”

Pada kutipan diatas peneliti berpendapat bahwa suami dari wandiyudhiyu

tidak memiliki nilai moral yang berkaitan dengan nilai memberi karena dia

menghabiskan makanan tanpa memikirkan anak dan istrinya yang belum makan

dandisaat anan-anaknya meminta makanan padanya dia tidak memberi sedikitpun.

Tidak peduli dengan orang lain adalah suatu sikap acuh tak acuh pada

orang-orang yang ada disekitarnya. lebih jelasnya dilihat pada kutipan cerita

wandiyudhiyu sebagai berikut:

“Te amano tekara jaano habuntu tepotarua, temorouka, kenee wilaa

mbeyaka tumatapu. Nomai-nomai mina dhi wilaa, malingu miya dhi wunua

nosiasae, maka amo nomangae bhisa tenimanga nu ananomai. Pasi noheka

sia-siasa kene nomangae sabhaane na nimanga, nowilamo kua filaano. Ara

nomelu na ananomai habuntu nowaae kua “bara dhimelu-melu”. Pasi

nomanga atawa noheka sia-siasa, notadha akoemo na wunua bara

keidhahanino satompa sapuria (Suami dari wandiyudhiyu ini tidak memilki

pekerjaan dan suaminya juga sering berjudi, suka minum minuman keras,

pekerjaannya juga hanya keluyuran ke sana kemari tidak menentu. Setiap

dari bepergian, semua orang di rumah dipukulinya.Tidak hanya itu, dia juga

menghabiskan semua makanan meskipun makanan itu adalah bagian anak-

anaknya. Bila anak-anaknya meminta kepadanya, ia hanya menjawab

“jangan minta-minta”. Setelah ia menyiksa seluruh orang di rumahnya, juga

Page 63: NILAI MORAL DALAM CERITA RAKYAT WANDIYUDHIYU DI …

52

menghabiskan seluruh makanan yang ada iapun pergi meninggalkan rumah

tanpa pamit”

Pada kutipan diatas penulis berpendapat bahwa suami dari wandiyudhiyu

tidak memilki nilai moral peduli dengan orang lain karena suaminya tidak sadar

bahwa kebutuhan anak dan istrinya tidak pernah ia penuhi dan suami dari

wandiyudhiyu bahkan berani memukul anak dan istrinya tanpa sebab.

Berdasarkan dari nilai moral hubungan manusia dengan sesama pada cerita

ini penulis menemukan tiga nilai hubungan manusia dengan sesama seperti nilai

kasih sayang, nilai tidak suka memberi, dan nilai tidak peduli dengan orang lain.

c. Nilai moral hubungan manusia dengan alam

No Nilai moral Kutipan teks Paragraf

1 Memanfaatkan

hasil alam

Teyikoo horoyiyae naiyayiu, akoane kujari

kutunga-tunga kita ako teeimanganto (kamu

harus dapat menjaga adik-adikmu agar ibu

bisa mencari ikan dan kerang-kerangan, bila

air laut surut)

Ketiga

Memanfaatkan hasil alam adalah suatu sikap yang mampu

memanfaatkan segala sesuatu yang berasal dari alam untuk memenuhi

kebutuhannya. Berikut kutipan cerita wandiyudhiyu:

“Teyikoo horoyiyae naiyayiu, akoane kujari kutunga-tunga kita ako

teeimanganto (kamu harus dapat menjaga adik-adikmu agar ibu bisa

mencari ikan dan kerang-kerangan, bila air laut surut)”

Page 64: NILAI MORAL DALAM CERITA RAKYAT WANDIYUDHIYU DI …

53

Pada kutipan diatas menggambarkan dengan jelas bahwa wandiyudhiyu

mampu memanfaatkan hasil alam untuk kebutuhan keluarganya. Pada kutipan ini

juga menggambarkan perjuangan wandiyudhiyu untuk mencari nafkah untuk

anak-anaknya dilaut.

d. Nilai moral hubungan manusia dengan tuhan

No Nilai moral Kutipan teks Paragraf

1 Berdoa kepada

tuhan

dheimo nohedho-hedhoito laa ke no amala

kua moori ako ane nobalie namingku nu

belano iso (kecuali menangis dan berdoa

kepada allah agar suaminya sadar akan

tanggung jawabnya dalam rumah tangganya.

Ketiga

Berdoa kepada tuhan adalah suatu sikap seorang umat untuk meminta

ampun dan memohon kepada sang pencipta agar. Nilai berdoa kepada tuhan dapat

dilihat dikutipan berikut:

“dheimo nohedho-hedhoito laa ke no amala kua moori ako ane nobalie

namingku nu belano iso (kecuali menangis dan berdoa kepada allah agar

suaminya sadar akan tanggung jawabnya dalam rumah tangganya.”

Pada kutipan diatas menjelaskan bahwa wandiyudhiyu sedang berdoa

kepada tuhan agar suaminya diberi kesadaran akan tanggung jawab dalam rumah

tangganya.

Page 65: NILAI MORAL DALAM CERITA RAKYAT WANDIYUDHIYU DI …

55

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Karya sastra adalah salah satu karya seni yang menawarkan nilai moral

kepada pembacanya. Karya sastra juga lahir dari tangan pengarang yang hidup

dan berinteraksi di tengah-tengah lingkungan sosial budaya masyarakatnya.

Sedangkan Cerita rakya adalah salah satu folklore yang paling banyak diteliti.

Seperti halnya daerah-daerah lain di Indonesia, di kalangan masyarakat Wangi-

Wangi juga banyak ditemui jenis cerita rakyat. Salah satu cerita rakyat tersebut

“Wandiyudhiyu”.Wandiyudhiyu merupakan salah satu bentuk kesusatraan lama

yang mempunyai tatanan nilai dan isi yang bermutu. Nilai moral adalah sesuatu

yang diyakini tentang baik, buruk, benar, salah dan juga manfaat yang digunakan

sebagai pedoman dalam bertingkah laku dalam kehidupan manusia. Nilai moral

dapat dikelompokkan kedalam persoalan kehidupan manusia yang terjalin dalam

hubungan-hubungan tertentu yaitu tentang nilai moral hubungan manusia dengan

diri sendiri yang meliputi: sabar, tidak putus asa, rajin, rasa ingi tahu, jujur, dan

pemberani. Nilai moral hubungan manusia dengan sesame meliputi: tolong

menolong, pemaaf, berbakti kepada orang tua, musyawarah, kasih sayang, peduli

terhadap orang lain, cinta damai, menghormati tamu, dan suka berbagi. Nilai

moral hubungan manusia dengan alam meliputi: memanfaatkan hasil alam, dan

melestarikan hasil alam. Nilai moral hubungan manusia dengan tuhan meliputi:

berdoa.

Page 66: NILAI MORAL DALAM CERITA RAKYAT WANDIYUDHIYU DI …

56

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan penulis dapat menemukan

keempat golongan nilai moral tersebut pada cerita rakyat wandiyudhiyu yang ada

di Wakatobi.

B. Saran

Berdasarkan penelitian mengenai nilai moral dalam cerita rakyat

Wandiyudhiyu yang dilakukan peneliti, maka peneliti ingin mengemukakan

beberapa saran sebagai berikut:

1. Kepada pemerintah khususnya di Wakatobi agar lebih memerhatikan dan

melestarikan cerita rakyat.

2. Kepada para orang tua agar sering memperdengarkan cerita rakyat kepada

anak-anaknya karena pada setiap cerita rakyat pasti memilki nilai.

3. Kepada peneliti selanjutnya agar penelitian ini dijadikan sebagai referensi

ketika ingin melakukan penelitian.

4. Kepada mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, sebaiknya penelitian

ini dijadikan sebagai bahan untuk menambah ilmu tentang nilai moral yang ada

dalam cerita rakyat.

5. Kepada para pembaca agar mengetahui nilai-nilai yang terkangung dalam

cerita rakyat.

Page 67: NILAI MORAL DALAM CERITA RAKYAT WANDIYUDHIYU DI …

57

DAFTAR PUSTAKA

Aisah, Susianti. 2015. Nilai-Nilai Sosial Yang Terkandung Dalam Cerita Rakyat“Ence Sulaiman” Pada Masyarakat Tomia.(Jurnal), diakses 10 Januari2019.

Ardeno, Kurniawan. 2012. Audit Internal Nilai Tambah bagi Organisasi.EdisiPertama. Yogyakarta: BPFE.

Bertens, K. 2007. Etika. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Damono, Sapardi Joko. 2011. Sosiologi Sastra: Sebuah PengantarRingkas.Jakarta: Gramedia.

Danandjaja, James. 1986. Folklor Indonesia Ilmu Gosip, Dongeng, Dan LainLain. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti.

Endraswara, Suwardi. 2009. Metodologi Penelitian Folklor. Yogyakarta:Medpress.

Escarpit, Robert. 2005. Sosiologi Sastra. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Faruk. 1999. Pengantar Sosiologi Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Gusal, La Ode. 2015. Nilai-Nilai Pendidikan Dalam Cerita Rakyat SulawesiTenggara Karya La Ode Sidu.(Jurnal), diakses 11 Januari 2019.

http://purnamaward.blogspot.com/2011/09/budaya-tula-tula-masyarakat-wakatobi.htm diakses tanggal 1 april 2019.

Hutomo, Suripan Sadi. 1991. Pengantar Studi Sastra Lisan. Surabaya: HISKIKomisariat Jawa Timur.

Karim, Jafar. 2015. Wacana Otoritarian Ayah pada Anak dalamCeritaWandiyudhiyu di Kecamatan Lakudo, Buton, Sulawesi Tenggara.(Jurnal), diakses 11Jnuari 2019.

Kuntowijoyo. 1999. Budaya dan Masyarakat. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Nurgiyantoro, Burhan. 2012. Teori Pengkajian Fiksi. Jogjakarta: Gajah MadaUniversity Press.

Page 68: NILAI MORAL DALAM CERITA RAKYAT WANDIYUDHIYU DI …

58

Purwanto, Andi. 2014. Analisis Isi dan Fungsi Cerita Prosa Rakyat diKanagarian Koto Besar, Kab. Dharmasraya.(Online),) diakses 10 Januari2019.

Pusat Bahasa. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: BalaiPustaka.

Ratna. 2014. Kearifan Lokal dalam Cerita Rakyat Wolio pada MasyarakatButon.(Jurnal), diakses 11 Januari 2019.

Ratna, Nyoman Kutha. 2003. Paradigma Sosiologi Sastra. Yogyakarta: PustakaPelajar.

Segers, Rient. T. 2000. Evaluasi Teks Sastra. Terjemahan Suminto A. Sayuti.Yogyakarta: Adicita Karya Nusantara.

Swingewood, Alan. 1979. “Theory”. Dalam Diana LaurensonandAlanSwingewood.The Sociology of Literature. London: Paladin.

Teeuw, A. 1980.Tergantung pada Kata.Jakarta: Dunia Pustaka Jaya.

,1984. Sastra dan Ilmu Sastra Pengantar Teori Sastra.Jakarta: Pustaka Jaya.

Warren,Wellek. 1989. Teori Kesusastraan. Jakarta: Gramedia.

Yunus, Umar. 1981. Mitos dan Komunikasi. Jakarta: Sinar Harapan.

Yus, Rusyana.1975.CeritaRakyatNusantara.Bandung: FKIP.