NILAI, KEPRIBADIAN, DAN ALOKASI PENGELUARAN … · Teori perkembangan menyatakan bahwa sistem...

47
NILAI, KEPRIBADIAN, DAN ALOKASI PENGELUARAN KELUARGA USIA PENSIUN SILVIA DEWI SAGITA ANDIK DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

Transcript of NILAI, KEPRIBADIAN, DAN ALOKASI PENGELUARAN … · Teori perkembangan menyatakan bahwa sistem...

Page 1: NILAI, KEPRIBADIAN, DAN ALOKASI PENGELUARAN … · Teori perkembangan menyatakan bahwa sistem keluarga akan menghadapi proses perubahan (perkembangan) yang meliputi perubahan pola

NILAI, KEPRIBADIAN, DAN ALOKASI PENGELUARAN

KELUARGA USIA PENSIUN

SILVIA DEWI SAGITA ANDIK

DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN

FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 2: NILAI, KEPRIBADIAN, DAN ALOKASI PENGELUARAN … · Teori perkembangan menyatakan bahwa sistem keluarga akan menghadapi proses perubahan (perkembangan) yang meliputi perubahan pola
Page 3: NILAI, KEPRIBADIAN, DAN ALOKASI PENGELUARAN … · Teori perkembangan menyatakan bahwa sistem keluarga akan menghadapi proses perubahan (perkembangan) yang meliputi perubahan pola

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Nilai, Kepribadian, dan

Alokasi Pengeluaran Keluarga Usia Pensiun adalah benar karya saya

denganarahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun

kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip

dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah

disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir

skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, April 2014

Silvia Dewi Sagita Andik

NIM I24090065

Page 4: NILAI, KEPRIBADIAN, DAN ALOKASI PENGELUARAN … · Teori perkembangan menyatakan bahwa sistem keluarga akan menghadapi proses perubahan (perkembangan) yang meliputi perubahan pola

ABSTRAK

SILVIA DEWI SAGITA ANDIK. Nilai, Kepribadian, dan Alokasi Pengeluaran

Keluarga Usia Pensiun. Dibimbing oleh HARTOYO.

Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara nilai dan kepribadian

pada pengeluaran keluarga pensiun. Contoh dalam penelitian ini adalah keluarga

yang memiliki anggota keluarga usia (>55 tahun) dan telah pension dari pekerjaan

utamanya. Contoh dipilih secara purposive sampling sebanyak 154 orang dengan

latar belakang pekerjaan PNS(pegawai negeri sipil) dan non-PNS(BUMN, swasta,

wiraswasta). Hasil penelitian menunjukkan semakin tinggi nilai rasa aman pada

keuangan yang dimiliki contoh maka akan mengurangi pengeluaran pada proporsi

pangan dan meningkatnya pengeluaran pada proporsi non pangan.Temuan lain

mengindikasikan bahwa pendapatan per kapita, jumlah tanggungan keluarga, usia,

dan lama pendidikan contoh memiliki hubungan dengan alokasi pengeluaran.

Kata kunci:alokasi pengeluaran, kepribadian, nilai, pensiun.

ABSTRACT

SILVIA DEWI SAGITA ANDIK. Values, Personality Trait, and Expenditure of

Retirement Family. Supervised by HARTOYO.

The aim of this research was to analyze the relationship between values and

personality and the expenditure allocation of retirement family. Samples of this

research were the family with at least one family’s member aged over 55 years old

and have retired from main occupation. The samples consisted of 154 family

purposived selected from the different job backgrounds (goverment employee and

non-goverment employee). The results showed that the higher value on financial

security, it will reduce the proportion of expenditure on food and increase the

proportion of non-food. Another findings indicate that the per capita income,

number of dependents, age, and level of education have relationship with

expenditure allocations

Keywords:allocation of expenditure, personality, retire, values.

Page 5: NILAI, KEPRIBADIAN, DAN ALOKASI PENGELUARAN … · Teori perkembangan menyatakan bahwa sistem keluarga akan menghadapi proses perubahan (perkembangan) yang meliputi perubahan pola

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Sains

pada

Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen

NILAI, KEPRIBADIAN, DAN ALOKASI PENGELUARAN

KELUARGA USIA PENSIUN

SILVIA DEWI SAGITA ANDIK

DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN

FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 6: NILAI, KEPRIBADIAN, DAN ALOKASI PENGELUARAN … · Teori perkembangan menyatakan bahwa sistem keluarga akan menghadapi proses perubahan (perkembangan) yang meliputi perubahan pola
Page 7: NILAI, KEPRIBADIAN, DAN ALOKASI PENGELUARAN … · Teori perkembangan menyatakan bahwa sistem keluarga akan menghadapi proses perubahan (perkembangan) yang meliputi perubahan pola

Judul Skripsi : Nilai, Kepribadian, dan Alokasi Pengeluaran Keluarga Usia

Pensiun

Nama : Silvia Dewi Sagita Andik

NIM : I24090065

Disetujui oleh

Dr. Ir. Hartoyo, MSc

Pembimbing I

Diketahui oleh

Prof. Dr. Ir. Ujang Sumarwan, MSc

Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

Page 8: NILAI, KEPRIBADIAN, DAN ALOKASI PENGELUARAN … · Teori perkembangan menyatakan bahwa sistem keluarga akan menghadapi proses perubahan (perkembangan) yang meliputi perubahan pola

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat,

serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang

berjudul “Nilai, Kepribadian,dan Alokasi Pengeluaran Keluarga Usia Pensiun ”.

Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dr. Ir. Hartoyo,

MSc selaku dosen pembimbing skripsi, Dr.Ir. Dwi Hastuti, MSc selaku

pembimbing akademik, dan seluruh dosen Departemen Ilmu Keluarga dan

Konsumen. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada kedua oarangtua yang

telah memberikan semangat tiada henti kepada penulis, yaitu Bapak Andik

Siswiyono, SH dan Ibu Subaida. Penulis juga berterima kasih kepada kakak

YuwisdaMayasari Rias Andik, S.Pd. Penulis juga berterima kasih kepada teman

teman seperjuangan penelitian Halisa Rohayu, Sri wahyuni, Dyah Purnamasari

dan Sri Sulastri atas kerjasama selama penelitian. Penulis ingin mengucapkan

terima kasih kepada teman teman IKK 46, terutama Siti Holilah, Nanda Lusita,

dan Tri Rahmawati. Penulis juga berterima kasih kepada sahabat tercinta Ika,

Resty, Sandra, Imas, Yovita, Novi, dan Yuli. Terakhir penulis juga berterima

kasih kepada Adhitya Rahmana yang senantiasa memberikan dukungan dan

motivasi serta pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam proses penelitian.

Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan.

Bogor, April 2014

Silvia Dewi Sagita Andik

Page 9: NILAI, KEPRIBADIAN, DAN ALOKASI PENGELUARAN … · Teori perkembangan menyatakan bahwa sistem keluarga akan menghadapi proses perubahan (perkembangan) yang meliputi perubahan pola

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 2

Tujuan Penelitian 3

Manfaat Penelitian 3

KERANGKA PEMIKIRAN 4

METODE 6

Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian 6

Teknik Pengambilan Contoh 6

Jenis dan Cara Pengumpulan Data 7

Pengolahan dan Analisis Data 8

Definisi Operasional 9

HASIL 11

Karakteristik Contoh Dan Keluarga 11

Nilai 11

Kepribadian 13

Alokasi Pengeluaran 15

Hubungan KarakteristikContoh dengan Proporsi Pengeluaran Pangan dan Non

Pangan 17

Hubungan Nilai dengan Proporsi Pengeluaran Pangan dan Non-Pangan 21

Hubungan Kepribadian dengan Proporsi Pengeluaran 17

PEMBAHASAN 24

SIMPULAN DAN SARAN 28

Simpulan 28

Saran 28

DAFTAR PUSTAKA 29

LAMPIRAN 31

RIWAYAT HIDUP 37

Page 10: NILAI, KEPRIBADIAN, DAN ALOKASI PENGELUARAN … · Teori perkembangan menyatakan bahwa sistem keluarga akan menghadapi proses perubahan (perkembangan) yang meliputi perubahan pola

DAFTAR TABEL

1 Variabel, Skala, dan Jenis Data 8 2 Sebaran karakteristik contoh dan keluarga 11 3 Sebaran contoh berdasarkan nilai dan riwayat pekerjaan 12 4 Sebaran contoh berdasarkan kepribadian extraversion dan riwayat

pekerjaan 13 5 Sebaran contoh berdasarkan kepribadian agreeableness dan riwayat

pekerjaan 14 6 Sebaran contoh berdasarkan kepribadian neuroticism dan riwayat

pekerjaan 14 7 Sebaran contoh berdasarkan kepribadian openess of experience dan

riwayat pekerjaan 15

8 Sebaran contoh berdasarkan kepribadian conscientiousness dan riwayat

pekerjaan 15 9 Rataan komponen alokasi pengeluaran per kapita keluarga berdasarkan

riwayat pekerjaan 17 10 Koefisien korelasi antarvariabel karakteristik contoh, keluarga, dan

proporsi alokasi pengeluaran 17 11 Koefisien korelasi antara nilai (LOV) dengan persentase alokasi

pengeluaran 20 12 Rataan pengeluaran pangan keluarga pada setiap aspek nilai 21 13 Rataan pengeluaran non pangan keluarga pada setiap aspek nilai 21 14 Koefisien korelasi antara 5 dimensi kepribadian dengan proporsi alokasi 22

15 Rataan pengeluaran pangan keluarga pada setiap dimensi kepribadian 21 16 Rataan pengeluaran non pangan pada setiap dimensi kepribadian 24

DAFTAR GAMBAR

1 Kerangka Pemikiran Penelitian 5 2 Skema Penarikan Contoh 7

DAFTAR LAMPIRAN

1 Sebaran rataan alokasi pengeluaran per kapita keluarga PNS dan non-

PNS pada setiap aspek nilai 31

2 Sebaran rataan alokasi pengeluaran per kapita keluarga PNS dan non-

PNS pada setiap dimensi kepribadian 32

3 Hasil uji korelasi antara nilai dengan persentase alokasi pangan dan non

pangan 33

4 Hasil uji korelasi kepribadian dengan persentase alokasi pangan dan

non pangan 34 5 Rata-rata proporsi pengeluaran pangan dan non pangan menurut aspek

nilai 35 6 Rata-rata proporsi pengeluaran pangan dan non pangan menurut

dimensi kepribadian 36

Page 11: NILAI, KEPRIBADIAN, DAN ALOKASI PENGELUARAN … · Teori perkembangan menyatakan bahwa sistem keluarga akan menghadapi proses perubahan (perkembangan) yang meliputi perubahan pola

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Penurunan kesehatan dan keterbatasan fisik merupakan dua hal yang

dialami seiring dengan bertambahnya usia. Susenas (2012) menyatakan bahwa

lebih dari separuh lansia (52.1%) mengalami keluhan kesehatan dalam sebulan

terakhir. Hal ini dapat memberikan gambaran tentang tingkat kesehatan lansia di

Indonesia. Secara umum derajat kesehatan penduduk lansia di Indonesia masih

rendah. Keluhan kesehatan ini terkadang mengakibatkan terganggunya aktivitas

sehari-hari. Hal tersebut membuat seseorang mengalami penurunan produktivitas

terutama dalam kontribusi ekonomi terhadap keluarganya.

Teori perkembangan menyatakan bahwa sistem keluarga akan menghadapi

proses perubahan (perkembangan) yang meliputi perubahan pola interaksi dan

hubungan antar anggota keluarga di sepanjang waktu (Duvall 1971). Keluarga

usia pensiun mengalami penurunan produktivitas seperti yang dikatakan oleh

Neugarten (1964) bahwa individu dari rentang umur 40-60 tahun lebih pasif dan

lebih menyukai berinteraksi dengan lingkungan. Tahapan keluarga usia pensiun

memiliki tingkat kebutuhan yang berbeda dengan tahapan keluarga yang bekerja

sehingga keluarga usia pensiun harus dapat mengelola alokasi sumberdaya dengan

baik. Senduk (2001) juga menyatakan bahwa mengatur keuangan tidak berarti

harus hemat tetapi yang paling penting adalah mengetahui jumlah yang pantas

untuk setiap pos pengeluaran dan berusaha memenuhi jumlah tersebut. Sebuah

keluarga harus menyelaraskan antara pos pendapatan dan pos pengeluarannya

yaitu membedakan apa yang menjadi kebutuhan dan apa yang menjadi keinginan.

Mc Kenna et. al (2003) menyatakan bahwa dalam pengelolaan sumberdaya

keluarga, faktor psikologis dan nilai yang dianut sering menjadi dasar pijakan

pengambilan keputusan.

Nilai dan kepribadian pada usia pensiun mempengaruhi keputusan alokasi

pengeluaran keluarga. Pengelolaan keuangan keluarga usia pensiun merupakan

hal yang sangat penting guna membantu kehidupan keluarga dalam menyesuaikan

pos pendapatan saat ini dengan pos pengeluaran. Hal tersebut dianggap penting

karena pada keluarga usia pensiun akan berbeda pengelolaan alokasi pengeluaran

rumahtangga dengan masa waktu aktif bekerja. Studi tentang alokasi pengeluaran

pada orang amerika yang berusia diatas 50 tahun juga menunjukkan bahwa faktor

pendapatan, usia, dan asuransi perawatan jangka panjang memiliki dampak yang

signifikan terhadap alokasi pengeluaran keluarga (Banerjee 2012). Selain itu,

perbedaan pengeluaran pada keluarga tua tidak hanya dipengaruhi faktor

pendapatan, tetapi berdasarkan status pekerjaan (Moehrle 1990).

Sumberdaya keluarga meliputi alokasi waktu dan alokasi pengeluaran.

Alokasi pengeluaran terdiri dari pengeluaran pangan maupun non-pangan.

Pengeluaran untuk pangan yaitu pengeluaran untuk konsumsi bahan pangan

berupa padi-padian, ikan, daging, telur, sayur-sayuran, kacang-kacangan, buah-

buahan, minyak dan lemak, minuman, makanan serta minuman jadi. Pengeluaran

untuk non-pangan yaitu pengeluaran untuk konsumsi perumahan, bahan bakar,

penerangan, air, barang dan jasa, pakaian, dan barang tahan lama lainnya. Faktor

kondisi psikologis sangat berperan penting dalam pengambilan keputsan

Page 12: NILAI, KEPRIBADIAN, DAN ALOKASI PENGELUARAN … · Teori perkembangan menyatakan bahwa sistem keluarga akan menghadapi proses perubahan (perkembangan) yang meliputi perubahan pola

2

keuangan, terutama pada kondisi pendapatan yang menurun sehingga individu

harus dapat membedakan antara keinginan dan kebutuhan.

Salah satu persoalan yang muncul seperti penelitian di Jakarta menunjukkan

para eksekutif muda yang bergaji di atas Rp 15 juta per bulan terancam miskin di

masa depannya karena faktor karakter kepribadian yang tidak terencana yaitu

karakter berupa gaya hidup yang boros (Saktiawan 2008). Hal ini menunjukkan

bahwa besarnya pendapatan tidak dapat menentukan kesejahteraan individu.

Faktor perilaku individu tersebut ysang memengaruhi pengelolaan keuangannya.

Faktor psikologis individu dalam pengelolaan keuangannya menyangkut

bagaimana perilaku individu menggunakan pendapatannya dalam mengalokasikan

pos pengeluarannya, perilaku tersebut dapat tercermin dari gaya hidupnya. Faktor

gaya hidup juga mengakibatkan orang untuk terdorong membeli barang

berdasarkan keinginan bukan kebutuhan, gengsi, dan harga diri.

Kepribadian didefinisikan sebagai perbedaan karakteristik yang paling

dalam pada diri manusia yang memiliki ciri-ciri unik dan memengaruhi perilaku

individu. Keunikan inilah yang menjadikan kepribadian sebagai salah satu

variabel pembeda antara individu yang satu dengan yang lainnya dalam

berperilaku. Berdasarkan teori McCrae Costa dalam Feist (2008) menggunakan

lima indikator dalam membahas kepribadian, yaitu extraversion, agreeableness,

neuroticism, openess dan conscientiousness.

Hasil penelitian Borghans et al.(2008) menyatakan bahwa personality traits

seperti dimensi conscientiousness akan meningkat dari usia anak-anak hingga

dewasa tua. Penelitian yang dilakukan oleh Duckworth dan Weir (2011) juga

menyatakan bahwa dimensi kepribadian conscientiousness dan openess

berhubungan dengan pengeluaran ekonomi dimana pada individu yang berada di

dimensi kepribadian conscientiousness cenderung sedikit mengeluarkan uangnya

dibanding individu yang berada pada dimensi kepribadian openness. Selain itu,

hasil penelitian Brown & Taylor (2011) menunjukkan bahwa ciri kepribadian

extraversion memiliki hubungan negatif pada kepemilikan aset keuangan serta

memiliki hubungan positif pada peluang hutang. Dimensi agreeableness

menyatakan bahwa tipe kepribadian ini cenderung melakukan transaksi keuangan

didasarkan keinginan hati (Ika 2011). Ware (2001) juga mengatakan semua tipe

kepribadian bisa menjadi dasar pijakan pengelolaan keuangan yang baik asal

mereka harus memahami kekuatan dan kelemahan mereka sendiri. Hal ini

merupakan pengetahuan diri yang mengarah pada penguasaan diri.

Perumusan Masalah

Masalah psikologis kaitannya dengan kepribadian individu. Usia pensiun

cenderung lebih mengalami depresi. Ada berbagai macam nilai yang berubah

setelah memasuki tahapan usia pensiun. Nilai serta kepribadian usia pensiun akan

mempengaruhi individu dalam berperilaku terutama dalam mengalokasikan

sumberdaya keluarga.

Tingkat penurunan pendapatan akan memengaruhi alokasi sumberdaya

keluarga terutama dalam mengalokasikan pengeluaran rumah tangga. Manusia

selalu berusaha memaksimalkan kepuasan (Becker 1976). Becker (1981) dan

Foster (1993) menyatakan adanya keterbatasan sumberdaya membuat individu

cenderung mengatur komposisi pemenuhan kebutuhannya dalam arti mengurangi

Page 13: NILAI, KEPRIBADIAN, DAN ALOKASI PENGELUARAN … · Teori perkembangan menyatakan bahwa sistem keluarga akan menghadapi proses perubahan (perkembangan) yang meliputi perubahan pola

3

barang kebutuhan yang satu dengan menambahnya yang lain. Misalnya individu

mengurangi konsumsi pakaian dan menambah konsumsi daging. Keluarga dengan

usia pensiun akan mengalami adaptasi kembali dengan keadaan perekonomian

keluarga. Individu harus menyeimbangkan aset pendapatan yang dimiliki dengan

pengeluaran yang terus dilakukan selama masa hidupnya di usia pensiun.

Keluarga usia pensiun harus dapat mengelola keuangannya dengan baik

karena pada masa pensiun terjadi penurunan pendapatan. Pendapatan di usia

pensiun harus disesuaikan dengan kebutuhan sekarang. Faktor psikologis menjadi

faktor penentu seseorang dalam pengambilan keputusan. Berdasarkan penjabaran

di atas, maka akan diangkat beberapa permasalahan dalam penelitian ini.

Permasalahan yang akan diangkat adalah :

1. Bagaimana nilai dan kepribadian yang dianut contoh?

2. Bagaimana alokasi pengeluaran keluarga usia pensiun PNS dan non-PNS?

3. Bagaimana hubungan karakteristik contoh, karakteristik keluarga dengan

nilai, kepribadian, dan alokasi pengeluaran keluarga usia pensiun PNS dan

non-PNS?

Tujuan Penelitian

Tujuan Umum :

Menganalisis hubungan nilai, kepribadian, dan alokasi pengeluaran keluarga

usia pension

Tujuan Khusus :

1. Mengidentifikasi nilai dan kepribadian yang dianut contoh

2. Mengidentifikasi alokasi pengeluaran keluarga usiapensiun PNS dan non-

PNS

3. Menganalisis hubungan karakteristik contoh, karakteristik keluarga, nilai,

kepribadian contoh, dan alokasi pengeluaran keluarga usia pensiun PNS dan

non-PNS.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara luas untuk kepentingan

umum, diantaranya:

1. Peneliti yang ingin mengkaji tentang hubungan nilai dan kepribadian usia

pensiun dengan alokasi pengeluaran keluarga usia pensiun

2. Bagi masyarakat, sebagai sumber informasi yang memberikan gambaran

tentang keluarga usia pensiun terutama pada nilai yang dianut serta

kepribadian individu usia pensiun dalam alokasi pengeluaran rumahtangga

sehingga dapat memotivasi masyarakat untuk dapat mengalokasikan

sumberdaya keluarga dengan baik.

3. Bagi institusi, penelitian yang dilakukan dapat memberikan informasi

tentang alokasi pengeluaran pada keluarga usia pensiun sehingga dapat

menjadi referensi penelitian berikutnya.

Page 14: NILAI, KEPRIBADIAN, DAN ALOKASI PENGELUARAN … · Teori perkembangan menyatakan bahwa sistem keluarga akan menghadapi proses perubahan (perkembangan) yang meliputi perubahan pola

4

4. Bagi pemerintah, sebagai informasi dan gambaran tentang keluarga usia

pensiun sehingga dapat menjadi pertimbangan dalam kebijakan program

pada usia pensiunan.

KERANGKA PEMIKIRAN

Masa usia pensiun adalah masa yang mencemaskan bagi sebuah keluarga.

Usia pensiun adalah tahapan dimana terjadi penurunan individu secara fisik serta

dari segi ekonomi. Seiring menurunnya pendapatan maka keluarga usia pensiun

harus dapat mengelola alokasi sumberdaya yang dimilikinya dengan baik agar

kesejahteraan keluarga dapat tetap stabil. Alokasi sumberdaya terbagi menjadi

alokasi aset pendapatan dan alokasi keuangan. Menurut Biro Pusat Statistik (BPS),

pengeluaran rumah tangga meliputi pengeluaran pangan maupun non pangan.

Pengeluaran konsumsi pangan dan non pangan berkaitan erat dengan tingkat

pendapatan masyarakat. Pola konsumsi keluarga merupakan salah satu indikator

kesejahteraan. Keluarga dengan proporsi pengeluaran lebih besar untuk konsumsi

pangan mengindikasikan keluarga tersebut berpendapatan rendah.

Keluarga usia pensiun harus menyeimbangkan pendapatan sekarang

dengan pos-pos pengeluaran kebutuhan rumah tangga. Dalam mengalokasikan

sumberdaya yang dimiliki, faktor psikologis dan nilai yang dianut juga menjadi

dasar individu berperilaku terutama dalam keputusan pembelian. Tahapan

individu yang memasuki usia pensiun tentunya terdapat perbedaan nilai-nilai yang

dianut di masa sekarang dengan nilai-nilai yang dianut pada tahapan sebelumnya.

Dimensi yang digunakan untuk mengukur nilai yang dianut pada usia

pensiun adalah harga diri, pemenuhan diri, rasa aman, dan dihormati. Nilai-nilai

tersebut mendorong individu untuk merasa pantas dan layak mendapatkan yang

terbaik. Hal ini kaitannya dengan kemakmuran materi yang dijadikan landasan

penilaian atas segala sesuatu sehingga individu semakin banyak mengeluarkan

uang untuk kebutuhan non pangan dan menurunkan pengeluaran untuk pangan.

Selain nilai, kepribadian juga menjadi faktor penentu dalam pengambilan

keputusan alokasi pengeluaran keluarga. Kepribadian setiap individu pasti

berbeda. Definisi kepribadian adalah ciri yang ada pada diri manusia yang dapat

memengaruhi manusia berperilaku termasuk mengambil keputusan dalam

mengalokasikan uangnya. Salah satu studi tentang kepribadian terutama pada usia

dewasa tengah atau lansia ditemukan oleh McCrae et al.(1997). Mereka fokus

pada 5 faktor kepribadian yaitu extraversion, agreeableness, neurotiscism,

openness, dan conscientiousness. Lima faktor kepribadian dapat digunakan untuk

mengukur kepribadian contoh dalam mengalokasikan uang yang dimiliki di usia

pensiun.

Karakteristik contoh dan karakteristik keluarga berhubungan

denganalokasi pengeluaran contoh (usia, lama pendidikan, riwayat pekerjaan,

lama pernikahan, jumlah tanggungan keluarga, pendapatan per kapita keluarga).

Selanjutnya karakteristik akan memengaruhi proporsi pengeluaran pangan dan

non pangan keluarga usia pensiun.

Page 15: NILAI, KEPRIBADIAN, DAN ALOKASI PENGELUARAN … · Teori perkembangan menyatakan bahwa sistem keluarga akan menghadapi proses perubahan (perkembangan) yang meliputi perubahan pola

5

Input

Nilai (LOV)

Rasa Aman

Harga Diri

Dihormati

Pemenuhan Diri

Kepribadian

5 faktor kepribadian (McCrae

and Costa)

Extraversion

Agreeableness

Neurotiscism

Openess

Conscientiousness

Pengelolaan Sumberdaya

Sekarang

Alokasi Waktu

Alokasi Pengeluaran - Pangan

Makanan pokok

Sumber protein hewani

Kacang-kacangan

Sayuran

Buah-buahan

Bumbu dapur

- Non Pangan

Kesehatan

Pakaian

Alas kaki

Bahan bakar

Lainnya

Karakteristik Individu dan

Keluarga

Usia

Lama pendidikan

Riwayat pekerjaan

Lama pernikahan

Jumlah Tanggungan

Keluarga

Pendapatan per kapita

keluarga

Proses

Berdasarkan gambaran tersebut maka dapat diketahui gambaran hubungan

setiap komponen terhadap alokasi pengeluaran pada keluarga usia pensiun.

Kerangka pemikiran dapat disajikan pada Gambar 1.

Gambar 1 Kerangka Pemikiran Penelitian

Page 16: NILAI, KEPRIBADIAN, DAN ALOKASI PENGELUARAN … · Teori perkembangan menyatakan bahwa sistem keluarga akan menghadapi proses perubahan (perkembangan) yang meliputi perubahan pola

6

METODE

Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional study, yaitu

pengukuran variabel-variabel penelitian pada satu waktu bersamaan dengan objek

yang berbeda. Penelitian ini menggunakan metode survei dan wawancara.

Penelitian dilakukan di empat perumahan, yaitu perumahan Bantarjati dan

perumahan Indraprasta, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor dan perumahan

Taman Pagelaran dan perumahan Ciomas Permai, Kecamatan Ciomas, Kabupaten

Bogor. Pemilihan lokasi dilakukan secara purposive berdasarkan pertimbangan

bahwa perumahan tersebut merupakan perumahan lama sehingga diharapkan

terdapat banyak keluarga usia pensiun yang memiliki latar belakang pekerjaan

sebelum pensiun yang beragam sesuai dengan kriteria penelitian. Pengumpulan

data primer dilakukan selama dua bulan yaitu bulan April hingga Mei 2013.

Teknik Pengambilan Contoh

Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian “payung” dengan tema

“Manajemen Sumberdaya Keluarga Usia Pensiun”. Penelitian payung tersebut

ingin mengungkap bagaimana perilaku manajemen sumberdaya keluarga yang

terkait dengan peran gender dalam mengambil keputusan, alokasi waktu dan

pengeluaran, strategi nafkah dan dukungan sosial, dan perencanaan keuangan hari

tua pada masa lalu, yang kemudian akan dibedakan berdasarkan tempattinggal

(kota dan kabupaten) dan riwayat pekerjaan (PNS dan non-PNS). Dalam

penelitian ini hanya terfokus pada nilai dan kepribadian berdasarkan riwayat

pekerjaan (PNS dan non-PNS) yang akan dilihat hubungannya dengan alokasi

pengeluaran keluarga usia pensiun.

Populasi penelitian ini adalah keluarga yang telah memasuki usia pensiun

(≥56 tahun) yang tinggal di wilayah Kota Bogor dan Kabupaten Bogoryaitu di

empat perumahan yang telah ditentukan. Perumahan–perumahan yang dipilih

merupakan perumahan yang sudah lama ada dan diduga terdapat banyak

penduduk lanjut usia.

Contoh dalam penelitian ini adalah 160 orang suami atau istri yang telah

memasuki usia pensiun (≥56 tahun), memiliki riwayat pekerjaan sebagai Pegawai

Negeri Sipil (PNS) dan non-PNS (pegawai swasta, wirasasta, dan pegawai

BUMN), dan sudah mengalami pensiun. Contoh penelitian berjumlah 160 orang

yang terdiri dari 80 orang usia pensiun PNS dan 80 orang usia pensiun non-PNS.

Jumlah dipilih karena memenuhi kriteria statistik n=30. Teknik penarikan contoh

dilakukan secara purposive sampling. Setelah proses cleanning, contoh yang dapat

digunakan dalam penelitian ini berjumlah 154 (77 orang usia pensiun PNS dan 77

orang usia pensiun non-PNS).Penjelasan lebih lengkap dapat dilihat pada Gambar

2.

Page 17: NILAI, KEPRIBADIAN, DAN ALOKASI PENGELUARAN … · Teori perkembangan menyatakan bahwa sistem keluarga akan menghadapi proses perubahan (perkembangan) yang meliputi perubahan pola

7

Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer dan sekunder. Data primer

dikumpulkan melalui pengisian kuesioner yang kemudian diuji validitas dan

reliabilitasnya. Data primer diperoleh langsung dengan melakukan wawancara

kepada suami atau istri yang berusia diatas atau sama dengan 56 tahun dan telah

pensiun dari pekerjaan utamanya. Data primer yang diperoleh dengan bantuan

kuesioner meliputi karakteristik contoh, karakteristik keluarga, nilai, kepribadian,

dan alokasi pengeluaran keluarga. Data sekunder yang diperoleh adalah data

monografi dari Kelurahan Bantarjatidi Kota Bogor dan Kelurahan Ciomas di

Kabupaten Bogor. Datayang diambil dari kelurahan tersebut adalah data jumlah

keluarga yang termasuk usia pensiun.

Kuesioner berisi tentang karakteristik contoh dan karakteristik keluarga

yang terdiri dari usia, pendidikan, jumlah tanggungan keluarga,dan lama

pernikahan. Selain itu, kuesioner juga berisi tentang nilai, kepribadian dan alokasi

pengeluaran. Variabel nilai LOV diukur dengan menggunakan 10 pertanyaan

yang terdiri dari segmen harga diri,pemenuhan diri,dihormati, dan rasa aman

dengan cronbach alpha 0.728

Variabel kepribadian diukur dengan menggunakan The Big Five

Factors.Model yang dikembangkan oleh Costa dan McCrae terdiri dari lima

dimensi yang biasa dikenal dengan nama pattern NEOCA, yaitu neuroticism,

extravertion, openness of experience, conscientiousness, dan agreeabless. Lima

dimensi kepribadian diukur dengan enam pertanyaan tiap dimensi(cronbach alpha

0.803) dan menggunakan skala likertdari 1-5 dengan pemberian skor pada tiap

dimensi kepribadian. Pengkategorian variabel nilai dan kepribadian menggunakan

tiga kelompok.Alokasi pengeluaran meliputi pangan dannon-pangan yang diacu

Provinsi Jawa Barat

Kota Bogor Kabupaten Bogor

Kec. Bogor Utara Kec. Ciomas

Perumahan

Bantarjati Perumahan

Indraprasta

Perumahan

Taman Pagelaran

Perumahan

Ciomas Permai

n= 40 keluarga n= 40 keluarga n= 40 keluarga n= 40 keluarga

PNS

n= 20

PNS

n= 20

PNS

n= 20

PNS

n= 20

Non-PNS

n= 20

Non-PNS

n= 20

Non-PNS

n= 20

Non-PNS

n= 20

purposive

purposive

purposive

purposive

purposive

Gambar 2 Skema Penarikan Contoh

Page 18: NILAI, KEPRIBADIAN, DAN ALOKASI PENGELUARAN … · Teori perkembangan menyatakan bahwa sistem keluarga akan menghadapi proses perubahan (perkembangan) yang meliputi perubahan pola

8

dan dimodifikasi dari Saraswati (2012). Alokasi pengeluaran pangan meliputi

makanan pokok, sumber protein hewani, kacang-kacangan, sayuran, buah-buahan,

dan lainnya. Alokasi non pangan meliputi kesehatan pakaian, alas kaki, bahan

bakar, dan lainnya (rokok,transport, sewa rumah, PAM, rekreasi, sumbangan,

pajak, kredit, pulsa HP/telpon, koran, pembantu, tabungan, dan pendidikan anak).

Tabel 1 Variabel, Skala, dan Jenis Data

Variabel Skala data Keterangan

Karateristik individu dan keluarga

Jenis kelamin Nominal [1] Laki-laki

[2] Perempuan

Usia Rasio Tahun

Lama pendidikan Rasio Tahun

Jumlah Tanggungan Keluarga Rasio Orang

Riwayat pekerjaan Nominal

[1] Pegawai Negeri

[2] Non-PNS

(Wiraswasta,pegawai BUMN)

Lama pernikahan Rasio Tahun

Pendapatan Rasio Rupiah

Nilai

Rasa Aman

Harga Diri

Dihormati

Pemenuhan Diri

Ordinal Skor

[1] Rendah (<60%)

[2] Sedang (60%-80%)

[3] Tinggi (>80%)

Kepribadian

Extraversion

Agreeableness

Neurotiscism

Openess

Consticiousness

Ordinal Skor

[1] Rendah (<60%)

[2] Sedang (60%-80%)

[3] Tinggi (>80%)

Alokasi Pengeluaran Keluarga

Pangan

- Makanan pokok

- Protein hewani

- Kacang-kacangan

- Sayuran

- Buah-buahan

- Bumbu dapur

Non Pangan

- Kesehatan/keindahan

- Pakaian

- Alas kaki

- Bahan bakar

- Lainnya

Rasio

Rasio

Rupiah

Rupiah

Pengolahan dan Analisis Data

Data yang akan diperoleh selanjutnya akan diolah melalui proses editing,

coding, scoring, entry data, cleaning data, dan analisis data. Data dianalisis secara

statistik deskriptif dan inferensia. Analisis statistik inferensia dilakukan dengan

menggunakan program Microsoft Excel dan Statistical package for Social Science

(SPSS). Analisis data dalam penelitian ini meliputi analisis deskriptif dan

inferensia. Analisis deskriptif meliputi, rata-rata, standar deviasi, nilai minimum,

Page 19: NILAI, KEPRIBADIAN, DAN ALOKASI PENGELUARAN … · Teori perkembangan menyatakan bahwa sistem keluarga akan menghadapi proses perubahan (perkembangan) yang meliputi perubahan pola

9

dan nilai maksimum. Alokasi pengeluaran keluarga dihitung dengan

menjumlahkan pengeluaran pada alokasi pengeluaran untuk pengeluaran pangan

dan non pangan.

Nilai dan kepribadian yang dianut oleh contoh dihitung dengan cara

melakukan penghitungan sub total per dimensi. Kemudian dilakukan transformasi

nilai komposit pada masing-masing segmen nilai dan dimensi kepribadian dalam

bentuk skala 0-100 dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Y = (Skor yang dicapai −Skor terendah )

(Skor tertinggi −skor terendah ) x 100

kemudian nilai komposit dikategorikan menggunakan kategori tiga

kelompok, yaitu :

1. Tinggi bila skor >80%

2. Sedang bila skor 60%-80%

3. Rendah bila skor <60%

Sedangkan analisis inferensia yang dilakukan dalam penelitian ini, yaitu uji

korelasi Pearson untuk melihat hubungan antar variabel karakteristik keluarga dan

contoh, nilai, kepribadian dan alokasi pengeluaran pangan dan non pangan. Uji

one-way ANOVA dan uji beda t-test untuk melihat perbedaan alokasi pengeluaran

pensiunan PNS dan non-PNS.

Analisis data yang digunakan untuk menjawab masing–masing tujuan

adalah sebagai berikut:

1. Karakteristik contoh , karakteristik keluarga, nilai, kepribadian, dan alokasi

pengeluaran pangan dan non pangan dianalisis dengan menggunakan

statstik deskriptif dan tabulasi silang. Karakteristik keluarga meliputi jumlah

tanggungan keluarga, dan pengeluaran keluarga. Karakteristik contoh

meliputi usia, riwayat pekerjaan, lama pendidikan, jenis kelamin, dan lama

pernikahan. Statistik deskriptif yang digunakan meliputi nilai rata-rata,

standar deviasi, maksimum, dan minimum.

2. Uji beda independent sample t-test digunakan untuk melihat perbedaan

karakteristik contoh, karakteristik keluarga, nilai, kepribadian, serta alokasi

pengeluaran pangan dan non pangan menurut riwayat pekerjaan (PNS dan

Non-PNS). Uji one-way ANOVA digunakan untuk melihat perbedaan tiga

kelompok alokasi pengeluaran (rendah, sedang, tinggi) pada setiap dimensi.

3. Uji korelasi Pearson digunakan untuk menganalisis hubungan antara

karakteristik contoh, karakteristik keluarga, nilai , kepribadian, serta alokasi

pengeluaran pangan dan non pangan keluarga usia pensiun.

Definisi Operasional

Keluarga usia pensiun adalah susunan orang-orang yang disatukan oleh ikatan

perkawinan darah atau adopsi, terdiri dari suami, istri, dan anak-anak serta

anggota keluarga lainnya dengan suami dan atau istri termasuk ke dalam usia

pensiun yaitu dengan usia diatas atau sama dengan 56 tahun yang berstatus

telah pensiun dari pekerjaan utamanya.

Contoh adalah suami atau istri yang telah memasuki usia pensiun (≥56 tahun) dan

memiliki riwayat pekerjaan sebagai pegawai negeri sipil dan non PNS

Page 20: NILAI, KEPRIBADIAN, DAN ALOKASI PENGELUARAN … · Teori perkembangan menyatakan bahwa sistem keluarga akan menghadapi proses perubahan (perkembangan) yang meliputi perubahan pola

10

(pegawai swasta, wiraswasta, dan pegawai BUMN) dan telah pensiun dari

pekerjaan utamanya.

Karakteristik contoh dan keluarga adalah segala informasi yang berkaitan

dengan identitas diri contoh dan keluarganya, seperti: nama, jenis kelamin, usia,

pekerjaan, jumlah anggota keluarga, lama pernikahan, pengeluaran.

Usia adalah umur yang dimiliki contoh atau lama hidup contoh yang dinyatakan

dalam tahun

Lama Pendidikan adalah lama contoh menempuh pendidikan formal yang

dinyataka dalam tahun

Riwayat Pekerjaan adalah jenis profesi yang dilakukan oleh contoh yang dapat

dibedakan menjadi PNS dan non PNS

Jumlah tanggungan keluarga adalah banyaknya jumlah anggota keluarga yang

tinggal bersama dalam satu rumah dan masih dibiayai oleh kepala keluarga

Pendapatan per kapita seluruh uang yang diterima keluarga selama satu bulan

dibagi jumlah anggota keluarga

Alokasi pengeluaran Perkapita adalah alokasi uang (rupiah) keluarga untuk

pengeluaran pangan dan non pangan dibagi jumlah anggota keluarga.

Nilai adalah kepercayaan atau sesuatu yang di anggap penting oleh individu atau

masyarakat. Dengan nilai, masyarakat memiliki pedoman tentang apa yang

dianggap baik atau benar dan buruk atau salah bagi kehidupan.

Harga diri adalah ciri individu yang menghargai dirinya sendiri dan menjunjung

tinggi harga dirinya melebihi apapun.

Pemenuhan diri adalah ciri individu yang memperlakukan secara layak terhadap

dirinya sendiri dan memiliki keyakinan bahwa memenuhi keinginan

merupakan hal yang penting

Rasa aman adalah ciri individu yang menunjukkan bahwa keamanan secara fisik

dan keuangan merupakan hal yang penting

Dihormati adalah individu merasa diperhatikn lingkungan sekitar dan mencintai

pekerjaannya.

Kepribadian adalah perbedaan karakteristik individu yang paling dalam pada diri

manusia yang memiliki ciri-ciri unik dan memengaruhi perilaku individu.

Extraversion adalah ciri individu yang bersifat sosial dan senang bersosialisasi

dengan lingkungannya serta periang. Orang yang memiliki kepribadian

extraversion ini di dalam pencarian informasi didorong oleh motivasi dari

lingkungan eksternalnya

Agreeableness adalah ciri individu cenderung mudah mempercayai siapapun,

murah hati, suka menolong, dapat menerima keadaan dan baik hati. Orang

dengan kecenderungan seperti ini adalah mudah simpatik sehingga

memungkinkan transaksi keuangan banyak didasarkan rasa ingin menolong

dan kebaikan hati. Pos pengeluaran yang tidak direncanakan sering muncul dan

bukan karena prioritas anggaran yang telahdisusun tapi karena dorongan hati.

Neuroticism adalah menggambarkan seseorang yang memiliki masalah dengan

emosi yang negatif seperti rasa khawatir, kurang bisa mengontrol emosi dan

rasa tidak aman. Seseorang yang memiliki tingkat neuroticism yang rendah

cenderung akan lebih gembira dan puas terhadap hidup dibandingkan dengan

seseorang yang memiliki tingkat neuroticism yang tinggi.

Openess of experience adalah ciri individu yang mudah bertoleransi. individu

yang menyukai hal baru dan mencari kesenangan.

Page 21: NILAI, KEPRIBADIAN, DAN ALOKASI PENGELUARAN … · Teori perkembangan menyatakan bahwa sistem keluarga akan menghadapi proses perubahan (perkembangan) yang meliputi perubahan pola

11

Conscientiousness adalah ciri individu yang tertib/teratur, penuh pengendalian

diri, terorganisasi, ambisius, fokus pada pencapaian dan disiplin diri.Tipe ini

selalu melakukan suatu perbandingan terhadap harga sebuah produk sebelum

diputuskan untuk membeli, juga selalu membuat subuah catatan keuangan

pribadi secara terinci. Pada saat kegiatan belanja dilakukan, kebutuhan (need)

akan berperan lebih besar dari pada keinginan (want). Transaksi pembayaran

pun akan lebih terkontrol dengan baik.

HASIL

Karakteristik Contoh dan Keluarga

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 81.82% pensiunan PNS dan 85.71%

pensiunan non-PNS berjenis kelamin laki-laki. Rataan usia contoh pensiunan PNS

61.51 tahun, sedangkan usia non-PNS 60.31 tahun. Rataan lama pendidikan

pensiunan PNS 13.52 tahun sedangkan pensiunan non-PNS 12.74 tahun.

Berdasarkan lama pernikahan, rataan pensiunan PNS 33.96, tahun sedangkan non-

PNS 32.75 tahun. Jumlah tanggungan anggota keluarga pada PNS dan non-PNS

rata-rata sebanyak 3 orang.Rata-rata total pendapatan per kapita keluarga PNS

(Rp1 856 521.43) lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata total pendapatan per

kapita keluarga non PNS (Rp1 577 296.03). Berdasarkan uji t-test, karakteristik

yang terdapat perbedaan nyata antara PNS dan non-PNS adalah lama pendidikan

(p<0.05).

Tabel 2 Sebaran karakteristik contoh dan keluarga

No Karakteristikcontoh dan keluarga PNS Non-PNS Total

p-value Rataan±SD Rataan±SD Rataan±SD

1. Usia contoh (tahun) 61.51±4.641 60.31±4.691 60.91±4.690 0.114

2. Lama pendidikan contoh (tahun) 13.52±2.286 12.74±2.489 13.13±2.414 0.045*

3. Lama pernikahan (tahun) 33.96±8.583 32.75±6.773 33.36±7.730 0.334

4. Jumlah tanggungan keluarga (orang) 2.92±1.061 3.22±1.304 3.07±1.194 0.121

5 Pendapatan per kapita (rupiah) 1856521.43

±926439.61

1577296.03±

1132875.03

1716908.73

±1040897.78

0.431

Keterangan: *signifikan pada p-value<0.05

Nilai

Pada penelitian ini nilai diukur dengan LOV (List of Values) yang

dikembangkan oleh Lynn R. Kahle pada tahun 1983. Nilai yang diteliti meliputi

empat aspek nilai yaitu aspek harga diri, aspek pemenuhan diri, aspek rasa aman,

dan aspek dihormati. Aspek harga diri menunjukkan individu menghargai dirinya

sendiri dan menjunjung tinggi harga dirinya melebihi apapun. Aspek pemenuhan

diri menunjukkan perilaku individu terhadap dirinya sendiri serta memperlakukan

secara layak terhadap dirinya sendiri dan memiliki keyakinan bahwa memenuhi

keinginan merupakan hal yang penting. Aspek rasa aman menunjukkan bahwa

keamanan secara fisik dan keuangan merupakan hal yang penting. Aspek

Page 22: NILAI, KEPRIBADIAN, DAN ALOKASI PENGELUARAN … · Teori perkembangan menyatakan bahwa sistem keluarga akan menghadapi proses perubahan (perkembangan) yang meliputi perubahan pola

12

dihormati menunjukkan individu merasa diperhatikan oleh lingkungan

terdekatdan mencintai pekerjaannya.

Pada Tabel 3, secara keseluruhan respoden memiliki skor yang tinggi untuk

aspek nilai berkaitan dengan harga diri, pemenuhan diri,dan dihormati (rata-rata

skor di atas 80%).Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden menjunjung

tinggi harga dirinya melebihi apapun. Mayoritas responden juga memperlakukan

secara layak terhadap dirinya karena memiliki keyakinan bahwa memenuhi

keinginan merupakan hal yang sangat penting. Selain itu, mayoritas responden

merasa diperhatikan oleh lingkungan terdekatnya. Mayoritas aspek rasa aman

berada pada skor sedang (rata-rata di bawah 80%).Hal ini menunjukkan mayoritas

responden menganggap bahwa keamanan fisik dan keuangan merupakan hal yang

cukup penting.

Skor nilai berkaitan dengan aspek harga diri berbeda antara kelompok PNS

dan non-PNS. Kelompok PNS memiliki skor harga diri yang lebih tinggi

dibanding dengan kelompok non-PNS (p<0.05). Hal ini menunjukkan bahwa

kelompok PNS cenderung lebih mengutamakan harga dirinya dan menjunjung

tinggi harga dirinya dibanding kelompok non-PNS. Sementara itu, skor nilai

berkaitan dengan aspek pemenuhan diri, rasa aman, dan dihormati tidak berbeda

antara kelompok PNS dan non-PNS (p>0.05).

Tabel 3 Sebaran contoh berdasarkan nilai dan riwayat pekerjaan

Nilai PNS Non-PNS Total

n % n % N %

Aspek Harga Diri

Rendah (<60%)

Sedang (60%-80%)

Tinggi (>80%)

4

21

52

5.20

27.27

67.53

6

10

61

7.79

12.99

79.22

10

31

113

6.49

20.13

73.38

Total 77 100 77 100 154 100

Rataan ± SD

p-value 84.74±16.52 83.60±12.90 84.17±14.78

0.023*

Aspek Pemenuhan Diri

Rendah (<60%)

Sedang (60%-80%)

Tinggi (>80%)

3

19

55

3.90

24.68

71.42

2

27

48

2.60

35.06

62.34

5

46

103

3.25

29.87

66.88

Total 77 100 77 100 154 100

Rataan ± SD

p-value 88.96±15.96 86.85±14.17 87.91±15.08

0.912

Aspek Rasa Aman

Rendah (<60 %)

Sedang (60%-80%)

Tinggi (>80%)

15

29

33

19.48

37.66

42.86

21

26

30

27.27

33.77

38.96

36

55

63

23.38

35.71

40.91

Total 77 100 77 100 154 100

Rataan ± SD

p-value 76.30±21.61 72.24±22.45 74.27±22.05

0.452

Aspek Dihormati

Rendah (<60%)

Sedang (60%-80%)

Tinggi (>80%)

2

10

65

2.60

12.98

84.42

2

18

57

2.60

23.38

74.03

4

28

122

2.60

18.18

79.22

Total 77 100 77 100 154 100

Rataan ± SD

p-value 93.67±14.14 90.10±13.80 91.88±14.04

0.231

Page 23: NILAI, KEPRIBADIAN, DAN ALOKASI PENGELUARAN … · Teori perkembangan menyatakan bahwa sistem keluarga akan menghadapi proses perubahan (perkembangan) yang meliputi perubahan pola

13

Kepribadian

Liberty dan Spiegler (1974) mengatakan bahwa kepribadian merupakan cara

hidup atau gaya keseluruhan tingkah laku individu yang ditunjukkan dalam

bentuk sikap, watak, nilai kepercayaan, motif, dan sebagainya. Umumnya definisi

tersebut didasarkan oleh pandangan masing-masing ahli yang memberi rumusan.

Menurut Ika (2011) kepribadian meliputi apa yang paling khas dan paling

karakteristik dalam diri seseorang. Berdasarkan teori McCrae Costa dalam Feist

(2008), digunakan lima indikator dalam membahas kepribadian, yaitu

extraversion, agreeableness, neuroticism, openess of experience, dan

conscientiousness

Extraversion. Extraversion dicirikan dengan individu yang bersifat social

artinya sangat menyukai berinteraksi dengan lingkungannya, periang serta akan

mudah membangun hubungan sosial dengan orang lain. Orang yang memiliki

kepribadian extraversion ini di dalam pencarian informasi didorong oleh motivasi

dari lingkungan eksternalnya. Tabel 4 menunjukkan sebaran dimensi extraversion

pada PNS dan non-PNS. Hanya 11.69 persen keluarga PNS dan 12.99 persen

keluarga non-PNS yang berada pada kategori extraversion rendah. Artinya

sebagian kecil pensiunan PNS dan non-PNS memiliki kecenderungan bersifat

introvert. Mayoritas responden menyukai berinteraksi dengan lingkungan

sekitarnya dan cenderung dalam pencarian informasi didorong oleh motivasi dari

lingkungan eksternalnya. Berdasarkan uji t-test, tidak terdapat perbedaan yang

nyata pada variabel kepribadian extraversion antara PNS dan non-PNS (p>0.05).

Tabel 4 Sebaran contoh berdasarkan kepribadian extraversion dan riwayat

pekerjaan

Skor Extraversion PNS Non-PNS Total

n % n % N %

Rendah (<60%)

Sedang (60%-80%)

Tinggi (>80%)

9

33

35

11.69

42.86

45.45

10

42

25

12.99

54.55

32.47

19

75

60

12.34

48.70

38.96

Total

Rataan ± SD

p-value

77 100 77 100 154 100

78.78±16.71 75.32±13.73 77.05±15.34

0.074

Agreeableness. Skor tinggi pada agreeableness dicirikan dengan orang yang

mudah simpatik sehingga memungkinkan transaksi keuangan banyak didasarkan

rasa ingin menolong dan kebaikan hati. Pos pengeluaran yang tidak direncanakan

sering muncul dan bukan karena prioritas anggaran yang telahdisusun tapi karena

dorongan hati. Tabel 5 menunjukkan sebaran dimensi agreeableness pada PNS

dan non-PNS. Hanya 5.19 persen PNS dan 10.39 persen non-PNS berada pada

dimensi agreeableness kategori rendah. Artinya sebagian kecil pensiunan PNS

dan non-PNS yang memiliki kecenderungan melakukan pos pengeluaran yang

direncanakan sesuai anggaran yang dibuat. Berdasarkan uji t-test, tidak terdapat

perbedaan yang nyata pada variabel kepribadian agreeableness antara PNS dan

non-PNS (p>0.05).

Page 24: NILAI, KEPRIBADIAN, DAN ALOKASI PENGELUARAN … · Teori perkembangan menyatakan bahwa sistem keluarga akan menghadapi proses perubahan (perkembangan) yang meliputi perubahan pola

14

Tabel 5 Sebaran contoh berdasarkan kepribadian agreeableness dan riwayat

pekerjaan

Skor Agreeableness PNS Non-PNS Total

n % n % N %

Rendah (<60%)

Sedang (60%-80%)

Tinggi (>80%)

4

36

37

5.19

46.75

48.05

8

38

31

10.39

49.35

40.26

12

74

68

7.79

48.05

44.16

Total 77 100 77 100 154 100

Rataan±SD 79.00±13.33 77.00±11.69 78.00±12.54

p-value 0.597

Neuroticism. Skor tinggi pada neuroticism dicirikan dengan seseorang yang

memiliki masalah dengan emosi yang negatif seperti rasa khawatir dan rasa tidak

aman, kurang bisa mengontrol emosi dan tidak tenang. Seseorang yang memiliki

tingkat neuroticism yang rendah cenderung akan lebih gembira, lebih tenang dan

puas terhadap hidup dibandingkan dengan seseorang yang memiliki tingkat

neuroticism yang tinggi. Tabel 6 menunjukkan rataan dimensi neuroticism pada

PNS dan non-PNS. Hampir seluruh contoh berada pada kategori rendah baik PNS

(96.10%) maupun non-PNS (98.70%). Pensiunan PNS maupun non-PNS

cenderung lebih puas terhadap hidupnya serta memiliki emosi yang stabil.

Berdasarkan uji t-test, tidak terdapat perbedaan yang nyata pada variabel

kepribadian neuroticism antara PNS dan non-PNS (p>0.05).

Tabel 6 Sebaran contoh berdasarkan kepribadian neuroticism dan riwayat

pekerjaan

Skor Neuroticism PNS Non-PNS Total

n % n % N %

Rendah (<60%)

Sedang(60%-80%)

Tinggi (>80%)

74

3

0

96.10

3.90

0

76

1

0

98.70

1.30

0

150

4

0

97.40

2.60

0

Total 77 100 77 100 154 100

Rataan±SD 21.86±16.82 24.72±14.82 23.30±15.87

p-value 0.299

Openness of experience. Skor tinggi pada openness of experience dicirikan

dengan individu yang menyukai hal baru dan mencari kesenangan. Seseorang

dengan tingkat openness yang tinggi digambarkan sebagai seseorang yang mudah

bertoleransi sehingga memungkinkan seseorang menggunakan uangnya

berdasarkan keinginan dan kesenangannya bukan kebutuhannya. Tabel 7

menunjukkan sebaran dimensi openess of experience pada PNS dan non-PNS.

Hanya 20.78 persen pensiunan PNS dan 22.08 persen pensiunan non-PNS berada

pada dimensi openess of experience kategori rendah artinya sebagian kecil contoh

memiliki kepatuhan terhadap perencanaan anggaran pengeluaran. Berdasarkan uji

t-test, tidak terdapat perbedaan yang nyata pada variabel kepribadian opennes of

experience antara PNS dan non-PNS (p>0.05).

Page 25: NILAI, KEPRIBADIAN, DAN ALOKASI PENGELUARAN … · Teori perkembangan menyatakan bahwa sistem keluarga akan menghadapi proses perubahan (perkembangan) yang meliputi perubahan pola

15

Tabel 7 Sebaran contoh berdasarkan kepribadian openess of experience dan

riwayat pekerjaan

Skor Openess of experience PNS Non-PNS Total

n % n % N %

Rendah (<60%)

Sedang (60%-80%)

Tinggi (>80%)

16

41

20

20.78

53.25

25.97

17

38

22

22.08

49.35

28.57

33

79

42

21.43

51.30

27.27

Total 77 100 77 100 154 100

rataan±SD 72.40±15.92 72.67±16.25 72.53±16.03

p-value 0.878

Conscientiousness. Skor tinggi pada conscientiousness dicirikan dengan

individu yang tertib/teratur, penuh pengendalian diri. Tipe ini selalu melakukan

suatu perbandingan terhadap harga sebuah produk sebelum diputuskan untuk

membeli, juga selalu membuat sebuah catatan keuangan pribadi secara terinci.

Kebutuhan (need) akan berperan lebih besar dari pada keinginan (want) pada saat

kegiatan belanja dilakukan. Transaksi pembayaran pun akanlebih terkontrol

dengan baik karena disesuaikan dengan anggaran belanja yang telah dibuat

sebelumnya. Tabel 8 menunjukkan sebaran dimensi conscientiousness pada PNS

dan non-PNS. Hanya 6.50 persen PNS dan 10.39 persen non-PNS berada pada

kategori rendah. Artinya sebagian kecil contoh yang memiliki perilaku yang tidak

cermat dalam penggunaan anggaran keuangannya. Berdasarkan uji t-test, tidak

terdapat perbedaan yang nyata pada variabel kepribadian conscientiousness antara

PNS dan non-PNS (p>0.05).

Tabel 8 Sebaran contoh berdasarkan kepribadian conscientiousness dan riwayat

pekerjaan

Skor Conscientiousness PNS Non-PNS Total

n % n % N %

Rendah (<60%)

Sedang (60%-80%)

Tinggi (>80%)

5

28

44

6.50

36.36

57.14

8

33

36

10.39

42.86

46.75

13

61

80

8.44

39.61

51.95

Total 77 100 77 100 154 100

Rataan±SD 81.70±16.06 79.97±14.37 80.84±15.21

p-value 0.618

Alokasi Pengeluaran

Tabel 9 menunjukkan rataan alokasi pengeluaran keluarga antara pensiunan

PNS dan non-PNS. Alokasi pengeluaran pangan meliputi makanan pokok, sumber

protein hewani, kacang-kacangan, sayuran, buah-buahan, dan lainnya. Sedangkan

alokasi non pangan meliputi kesehatan pakaian, alas kaki, bahan bakar dan

lainnya (rokok,transport, sewa rumah, PAM, rekreasi, sumbangan, pajak, kredit,

pulsa HP/telpon,koran, pembantu, tabungan, dan pendidikan anak).

Berdasarkan Tabel 9, rataan alokasi pengeluaran pangan antara pensiunan

PNS dan pensiunan Non-PNS tidak berbeda jauh. Secara keseluruhan proporsi

pengeluaran pangan contoh sebesar 31.61 persen dan proporsi pengeluaran non-

pangan sebesar 68.39 persen. Proporsi pengeluaran pangan contoh sebesar 31.61

persen lebih kecil dibanding proporsi pengeluaran pangan nasional yaitu sebesar

50.66 persen sedangkan proporsi pengeluaran non-pangan sebesar 68.39 persen

Page 26: NILAI, KEPRIBADIAN, DAN ALOKASI PENGELUARAN … · Teori perkembangan menyatakan bahwa sistem keluarga akan menghadapi proses perubahan (perkembangan) yang meliputi perubahan pola

16

lebih besar dibanding proporsi pengeluaran non-pangan nasional yaitu sebesar

49.34 persen (BPS 2013). Pengeluaran pangan contoh lebih kecil dibanding

pengeluaran pangan nasional disebabkan oleh karakteristik contoh. Beradasarkan

sebaran usia contoh, sebagian besar tergolong pada dewasa madya dan dewasa tua

sehingga kebutuhan untuk pangan cenderung sedikit.

Pensiunan PNS mengalokasikan pengeluaran pangan (28.71%) lebih kecil

dibanding pensiunan non-PNS (34.50%). Hal ini diduga karena pendapatan

pensiunan PNS lebih besar dibanding pendapatan pensiunan non-PNS. Kenaikan

pendapatan akan mengurangi proporsi pengeluaran terhadap pangan. Proporsi

pengeluaran pangan terbesar pada pensiunan PNS adalah pengeluaran untuk

sumber protein hewani (10.49%), sedangkan proporsi pengeluaran pangan terkecil

pada pensiunan PNS adalah pengeluaran untuk buah-buahan (1.96%). Proporsi

pengeluaran pangan terbesar pensiunan non-PNS juga berada pada pengeluaran

sumber protein hewani (12.35%), sedangkan proporsi pengeluaran pangan terkecil

juga berada pada pengeluaran buah-buahan (2.17%). Pada proporsi pengeluaran

sumber proetin PNS lebih kecil dibandingkan proporsi pengeluaran hewani non-

PNS. Sedangkan pendapatan pensiunan PNS lebih besar dibanding pensiunan

non-PNS. Pada proporsi pengeluaran kebutuhn pokok, proporsi pengeluaran

pensiunan non-PNS lebih besar dibanding dengan proporsi pengeluaran pensiunan

PNS. Hal ini diduga tingkt pendapatan pensiunan non-PNS lebih rendah

dibanding pendapatan pensiunan PNS.

Proporsi pengeluaran non pangan terbesar pada pensiunan PNS adalah

pengeluaran untuk lainnya yang meliputi rokok, transport, sewa rumah, PAM,

rekreasi, sumbangan, pajak, kredit, pulsa HP/telpon, koran, pembantu, tabungan,

dan pendidikan anak (55.29%) sedangkan proporsi pengeluaran non pangan

terkecil pada pensiunan PNS adalah pengeluaran untuk alas kaki (0.51%).

Proporsi pengeluaran non pangan terbesar pensiunan non-PNS juga berada pada

pengeluaran lainnya (43.51%), sedangkan proporsi pengeluaran non pangan

terkecil juga berada pada pengeluaran alas kaki (0.65%). Berdasarkan uji t-Test

tidak terdapat perbedaan yang nyata antara alokasi pengeluaran pangan pensiunan

PNS dan pensiunan non-PNS (p>0.05). Tidak terdapat perbedaan nyata antara

alokasi pengeluaran non pangan pensiunan PNS dan pensiunan non-PNS

(p>0.05).

Page 27: NILAI, KEPRIBADIAN, DAN ALOKASI PENGELUARAN … · Teori perkembangan menyatakan bahwa sistem keluarga akan menghadapi proses perubahan (perkembangan) yang meliputi perubahan pola

17

Tabel 9 Rataan komponen alokasi pengeluaran per kapita keluarga berdasarkan

riwayat pekerjaan

Alokasi Pengeluaran

Per kapita keluarga

PNS(n=77) Non-PNS(n=77) Total (N=154)

Rata-rata

(Rp/bulan) %

Rata-rata

(Rp/bulan) %

Rata-rata

(Rp/bulan) %

Pangan

Makanan pokok

Sumberprotein hewani

Kacang-kacangan

Sayuran

Buah-buahan

Lainnya

81628.79

185474.89

56681.82

58435.06

35024.89

67172.08

5.47

10.49

3.54

3.31

1.96

3.94

80738.96

159181.17

43477.27

45468.61

30140.69

65500.00

6.99

12.35

4.01

3.89

2.17

5.11

81183.87

172328.03

50079.55

51951.84

32582.79

66336.04

6.23

11.42

3.77

3.60

2.07

4.52

Rataan Total Pangan 484417.53 28.71 424506.71 34.50 454462.12 31.61

p-value 0.131

Non-pangan

Kesehatan/keindahan

Pakaian

Alas Kaki

Bahan Bakar

Lainnya

122497.84

14494.59

8856.28

134839.83

1094176.41

6.89

0.78

0.51

7.81

55.29

120000.43

15470.78

9160.39

177983.01

822994.63

9.05

1.11

0.65

11.19

43.51

121249.13

14982.68

9008.33

156411.42

958585.52

7.97

0.95

0.58

9.50

49.40

Rataantotal

nonpangan 1374864.94 71.29 1145609.24 65.50 1260237.09 68.39

p-value 0.267

Rataan total 1859282.47 100 1570115.95 100 1714699.21 100

Hubungan Karakteristik dengan Proporsi Pengeluaran Pangan dan Non

Pangan

Tabel 10 Koefisien korelasi antarvariabel karakteristik contoh, keluarga, dan

proporsi alokasi pengeluaran

Variabel 1 2 3 4 5

Jumlah tanggungan keluarga 1

Lama pendidikan .092 1

Usia -.279**

-.085 1

Pendapatan per kapita -.312**

.294**

-.034 1

Lama pernikahan -.325**

-.096 .599**

.055 1

Proporsi makanan pokok -.073 -.408**

.312**

-.504**

.173*

Proporsi protein hewani -.155 -.153 .151 -.312**

.114

Proporsi kacang-kacangan -.212**

-.161* .195

* -.389

** .130

Proporsi sayuran -.153 -.175* .101 -.355

** .042

Proporsi buah – buahan -.046 -.023 -.031 -.142 .037

Proporsi bumbu dapur -.069 -.198* .023 -.312

** -.172

*

Proporsi kesehatan/keindahan -.026 .002 .076 -.162* .025

Proporsi pakaian .129 -.079 -.190* -.114 -.222

**

Proporsi alas kaki .047 -.076 -.207**

-.130 -.208**

Proporsi bahan bakar -.030 .092 .117 -.103 .101

Proporsi lainnya .153 .208**

-.220**

.502**

-.105

Page 28: NILAI, KEPRIBADIAN, DAN ALOKASI PENGELUARAN … · Teori perkembangan menyatakan bahwa sistem keluarga akan menghadapi proses perubahan (perkembangan) yang meliputi perubahan pola

18

Keterangan: 1 = Jumlah anggota keluarga 2 = lama pendidikan 3 = usia

4 = pendapatan per kapita 5 = lama pernikahan

Tabel 10 menunjukkan hasil uji korelasi Pearson, jumlah tanggungan

keluarga memiliki hubungan negatif sangat signifikan dengan usia (r=0.279, p-

value<0.01), yaitu semakin besar jumlah tanggungan keluarga maka semakin

muda usia contoh. Jumlah tanggungan keluarga memiliki hubungan negatif

dengan pendapatan per kapita (r=0.312, p-value<0.01), yaitu semakin besar

jumlah tanggungan keluarga maka semakin kecil pendapatan per kapita. Jumlah

tanggungan keluarga memiliki hubungan negatif signifikan dengan lama

pernikahan (r=0.325, p-value<0.01), yaitu semakin kecil jumlah tanggungan

keluarga maka semakin lama usia pernikahan. Jumlah tanggungan keluarga

memiliki hubungan negatif signifikan dengan proporsi kacang-kacangan (r=0.212,

p-value<0.01). Semakin besar jumlah tanggungan keluarga maka semakin sedikit

pengeluaran untuk kacang - kacangan.

Lama pendidikan memiliki hubungan positif signifikan dengan pendapatan

per kapita (r=0.294, p-value<0.01), yaitu semakin lama pendidikan yang ditempuh

maka semakin besar pendapatan per kapita. Lama pendidikan memiliki hubungan

negatif signifikan dengan proporsi pengeluaran makanan pokok (r=0.408, p-

value<0.01), yaitu semakin lama pendidikan maka semakin sedikit pengeluaran

untuk makanan pokok. Lama pendidikan memiliki hubungan negatif signifikan

dengan proporsi kacang-kacangan (r=0.161, p-value<0.05), yaitu semakin lama

pendidikan yang ditempuh maka semakin sedikit pengeluaran untuk kacang-

kacangan. Lama pendidikan memiliki hubungan negatif signifikan dengan

proporsi sayuran (r=0.175, p-value<0.05), yaitu semakin lama pendidikan yang

ditempuh maka semakin sedikit pengeluaran untuk sayuran. Lama pendidikan

memiliki hubungan negatif signifikan dengan proporsi bumbu dapur (r=0.198, p-

value<0.05), yaitu semakin lama pendidikan yang ditempuh maka semakin sedikit

pengeluaran untuk bumbu dapur. Lama pendidikan kaitannya dengan pendapatan,

semakin lama pendidikan yang ditempuh maka individu cenderung mencari

pekerjaan yang menghasilkan pendapatn lebih besar.

Usia memiliki hubungan positif signifikan dengan lama pernikahan

(=0.599, p-value<0.01), yaitu semakin lama usia contoh maka semakin lama usia

pernikahan contoh. Usia memiliki hubungan positif signifikan dengan proporsi

makanan pokok (=0.312 p-value<0.01), yaitu semakin lama usia contoh maka

semakin banyak pengeluaran untuk pengeluaran makanan pokok. Usia juga

memiliki hubungan positif signifikan dengan proporsi kacang-kacangan (=0.195,

p-value<0.05), yaitu semakin lama usia contoh maka semakin besar pengeluaran

untuk proporsi kacang-kacangan. Usia memiliki hubungan negatif dengan

proporsi pakaian (=0.190, p-value<0.05), yaitu semakin lama usia contoh maka

pengeluaran proporsi pakaian berkurang. Usia memiliki hubungan negatif

signifikan dengan proporsi alas kaki (=0.207, p-value<0.01), yaitu semakin lama

usia contoh maka semakin sedikit proporsi alas kaki. Usia juga memiliki

hubungan negatif signifikan dengan proporsi lainnya (rokok,transport, sewa

rumah, PAM, rekreasi, sumbangan, pajak, kredit, pulsa HP/telpon,koran,

pembantu, tabungan, dan pendidikan anak), yaitu semakin lama usia contoh maka

semakin sedikit proporsi lainnya.

Pendapatan per kapita memiliki hubungan negatif signifikan dengan

proporsi makanan pokok (=0.504, p-value<0.01), yaitu semakin besar pendapatan

Page 29: NILAI, KEPRIBADIAN, DAN ALOKASI PENGELUARAN … · Teori perkembangan menyatakan bahwa sistem keluarga akan menghadapi proses perubahan (perkembangan) yang meliputi perubahan pola

19

per kapita maka semakin sedkit proporsi pengeluaran makanan pokok. Pendapatan

per kapita memiliki hubungan positif dengan proporsi pengeluaran protein hewani

(=0.207, p-value<0.01), yaitu semakin besar pendapatan maka semakin sedikit

proporsi pengeluaran untuk protein hewani. Pendapatan per kapita memiliki

hubungan negatif signifikan dengan proporsi kacang-kacangan (=0.389, p-

value<0.01), yaitu semakin besar pendapatan per kapita maka semakin sedikit

proporsi pengeluaran untuk kacang-kacangan. Pendapatan per kapita memiliki

hubungan negatif signifikan dengan proporsi sayuran (r=0.355,p-value<0.05),

yaitu semakin besar pendapatan per kapita maka semakin sedikit pengeluaran

untuk sayuran. Pendapata per kapita memiliki hubungan negatif signifikan dengan

propori bumbu dapur (r=0.312, p-value<0.01), yaitu semakin besar pendapatan

per kapita maka semakin sedikit pengeluaran untuk bumbu dapur. Pendapatan per

kapita memiliki hubungan negatif signifikan dengan proporsi kesehatan

(r=0.162,p-value<0.05), yaitu semakin besar pendapatan per kapita maka semakin

sedikit pengeluaran untuk kesehatan. Pendapatan per kapita memiliki hubungan

positif signifikan dengan proporsi lainnya (r=0.502,p-value<0.01), yaitu semakin

besar pendapatan per kapita maka semakin besar proporsi pengeluaran lainnya.

Lama pernikahan memiliki hubungan positif signifikan dengan proporsi

makanan pokok (r=0.173,p-value<0.05), yaitu semakin lama usia pernikahan

maka semakin besar pengeluaran untuk makanan pokok. Lama pernikahan juga

memiliki hubungan negatif signifikan dengan proporsi bumbu dapur (r=0.172,p-

value<0.05), yaitu semakin lama usia pernikahan maka semakin sedikit

pengeluaran untuk bmbu dapur. Lama pernikhan memiliki hubungan negatif

signifikan dengan proporsi pakaian (r=0.222,p-value<0.01), yaitu semakin lama

usia pernikahan maka semakin sedikit pengeluaran untuk proporsi pakaian. Lama

pernikahan juga memiliki hubungan negatif signifikan dengan proporsi alas kaki

(r=0.208, p-value<0.01), yaitu semakin lama usia pernikahan maka semakin

sedikit pengeluaran untuk alas kaki.

Hubungan Nilai Dengan Proporsi Pengeluaran Pangan dan Non Pangan

Tabel 11 menunjukkan hubungan nilai dengan proporsi pengeluaran pangan

dan non-pangan. Berdasarkan uji korelasi pearson, pemenuhan diri memiliki

hubungan positif signifikan dengan proporsi bahan bakar (r= 0.164, p-value<0.05),

yaitu semakin tinggi skor pemenuhan diri maka semakin besar pengeluaran untuk

bahan bakar. Segmen rasa aman yang berhubungan signifikan dengan proporsi

pengeluaran protein hewani dan proporsi pengeluaran lainnya (rokok,transport,

sewa rumah, PAM, rekreasi, sumbangan, pajak, kredit, pulsa HP/telpon,koran,

pembantu, tabungan, dan pendidikan anak). Rasa aman memiliki hubungan

negatif signifikan dengan proporsi pengeluaran protein hewani (r= 0.192, p-

value<0.05). Semakin tinggi skor rasa aman maka semakin sedikit pengeluaran

untuk protein hewani. Rasa aman memiliki hubungan positif signifikan dengan

proporsi lainnya (r=0.224, p-value<0.05). Semakin tinggi skor rasa aman maka

pengeluaran untuk lainnya semakin besar. Hal ini menunjukkan bahwa semakin

merasa aman dalam keuangan maka pengeluaran untuk pangan semakin sedikit

dan pengeluaran untuk non pangan semakin besar. Keamanan secara keuangan

kaitannya dengan pendapatan keluarga. Sejalan dengan penelitian Munparidi

(2010) yang menyatakan bahwa proporsi alokasi pengeluaran untuk konsumsi

pangan berbanding terbalik dengan besarnya pendapatan total keluarga, artinya

Page 30: NILAI, KEPRIBADIAN, DAN ALOKASI PENGELUARAN … · Teori perkembangan menyatakan bahwa sistem keluarga akan menghadapi proses perubahan (perkembangan) yang meliputi perubahan pola

20

semakin besar besar pendapatan total keluarga maka proporsi alokasi untuk

konsumsi pangan semakin berkurang. Sebaliknya proporsi alokasi pengeluaran

untuk konsumsi non pangan berbanding lurus dengan besarnya pendapatan total

keluarga

Tabel 11 Koefisien korelasi antara nilai (LOV) dengan persentase alokasi

pengeluaran

Variabel 1 2 3 4

Dimensi harga diri 1

Dimensi pemenuhan diri .409**

1

Dimensi rasa aman .299**

.335**

1

Dimensi dihormati .395**

.599**

.271**

1

Proporsi makanan pokok .016 -.095 -.141 -.043

Proporsi protein .030 -.048 -.192* .057

Proporsi kacang-kacangan -.014 -.036 -.131 .008

Proporsi sayuran .000 .003 -.108 -.015

Proporsi buah -.076 .012 -.123 .137

Proporsi bumbu dapur .008 .097 .022 .117

Proporsi kesehatan/ keindahan .000 -.076 -.092 -.041

Proporsi pakaian -.102 -.115 -.051 -.049

Proporsi alas kaki -.066 -.021 -.078 -.090

Proporsi bahan bakar .135 .164* -.135 .059

Proporsi lainnya -.040 .013 .224**

-.037

Keterangan: 1 = dimensi harga diri 3= dimensi rasa aman

2 = dimensi pemenuhan diri 4 = dimensi dihormati

Tabel 12 menunjukkan hasil uji ANOVA dalam membandingkan proporsi

pengeluaran pangan pada kelompok kategori rendah, sedang, dan tinggi di setiap

aspek nilai, serta membandingkan rataan pengeluaran pangan pada kelompok

kategori rendah, sedang, dan tinggi di setiap aspek nilai. Hasil uji ANOVA

menunjukkan terdapat perbedaan nyata alokasi pengeluaran sayuran pada ketiga

kelompok di aspek harga diri (α<0.05). Terdapat perbedaan rataan proporsi

pengeluaran makanan pokok pada ketiga kelompok di aspek rasa aman (α<0.05).

Pada dimensi dihormati terdapat perbedaan rataan proporsi pengeluaran makanan

pokok pada ketiga kelompok (α<0.05).

Page 31: NILAI, KEPRIBADIAN, DAN ALOKASI PENGELUARAN … · Teori perkembangan menyatakan bahwa sistem keluarga akan menghadapi proses perubahan (perkembangan) yang meliputi perubahan pola

21

Tabel 12 Rataan pengeluaran pangan keluarga pada setiap aspek nilai

Nilai

Rataan Pengeluaran Pangan

Makanan

pokok

Protein

Hewani

Kacang-

kacangan Sayuran Buah-buahan

Bumbu

Dapur

% Rupiah % Rupiah % Rupiah % Rupiah % Rupiah % Rupiah

Harga Diri

Rendah 5.88 52600 10.38 103300 5.03 44200 4.23 36200 3.23 29800 4.43 44416

Sedang 5.08 79000 10.22 198870 3.15 51700 3.60 70000 2.21 44900 3.88 68024

Tinggi 6.57 84300 11.84 171150 3.82 50100 3.53 48400 1.92 29400 4.70 57532

F 1.136 1.921 0.699 1.904 1.040 0.117 0.322 3.068 2.262 2.578 0.683 0.757

Sig. 0.324 0.150 0.499 0.152 0.356 0.890 0.725 0.049* 0.108 0.079 0.506 0.471

Pemenuhan Diri

Rendah 8.37 127000 14.21 225000 4.32 66200 3.14 46500 1.51 25000 3.58 55000

Sedang 6.89 83100 11.09 178000 3.86 51700 3.79 57200 2.16 35900 4.18 61800

Tinggi 5.83 78100 11.43 167000 3.70 48600 3.53 49900 2.04 31500 4.72 68900

F 1.224 2.391 0.407 0.487 0.090 0.449 0.234 0.387 0.265 0.393 0.563 0.331

Sig. 0.297 0.095 0.666 0.616 0.914 0.639 0.792 0.680 0.768 0.676 0.571 0.719

Rasa Aman

Rendah 8.14 85000 12.31 169000 4.86 57400 4.13 53400 2.26 33500 4.72 61100

Sedang 5.52 77800 12.31 198000 3.52 48300 3.56 54900 2.21 25900 4.10 60400

Tinggi 5.75 82000 10.12 151000 3.36 47400 3.31 48600 1.82 29100 4.77 74500

F 3.662 0.237 1.667 1.754 2.130 0.694 1.094 0.269 0.838 0.589 0.616 1.060

Sig. 0.028* 0.790 0.192 0.177 0.122 0.501 0.337 0.765 0.435 0.556 0.541 0.349

Dihormati

Rendah 2.63 53208 7.61 136660 1.29 24333 0.77 15000 1.13 20000 1.73 34400

Sedang 8.46 95237 11.17 161800 4.56 54059 4.92 66600 1.73 26100 4.67 57100

Tinggi 5.83 78875 11.60 175910 3.67 50010 3.38 49800 2.17 34500 4.57 69500

F 4.521 1.897 0.589 0.261 1.619 0.847 6.742 2.613 1.058 0.970 1.336 1.134

Sig. 0.012* 0.154 0.556 0.771 0.201 0.431 0.002** 0.077 0.350 0.382 0.266 0.324

Tabel 13 menunjukkan hasil uji ANOVA dalam membandingkan proporsi

pengeluaran non pangan pada kelompok kategori rendah, sedang, dan tinggi di

setiap aspek nilai, serta membandingkan rataan pengeluaran non pangan pada

kelompok kategori rendah, sedang, dan tinggi di setiap aspek nilai. Hasil uji

ANOVA menunjukkan tidak terdapat perbedaan rataan pengeluaran non pangan

pada ketiga kelompok di setiap aspek nilai (α>0.05).

Tabel 13Rataan pengeluaran non pangan keluarga pada setiap aspek nilai

Nilai

Alokasi Pengeluaran Non Pangan

Kesehatan/

Keindahan Pakaian Alas kaki Bahan bakar lainnya

% Rupiah % Rupiah % Rupiah % Rupiah % Rupiah

Harga Diri

Rendah 9.94 127570 1.75 22458 0.73 7198 7.84 80628 46.52 553090

Sedang 7.20 132130 0.72 13968 0.52 11098 8.09 158630 55.27 1177500

Tinggi 8.00 117700 0.98 14599 0.58 10844 10.02 162500 48.04 934400 F 0.417 0.145 3.925 0.776 0.323 0.524 1.411 0.666 1.507 2.306

Sig. 0.659 0.865 0.022 0.462 0.724 0.593 0.247 0.515 0.225 0.103

Pemenuhan Diri

Rendah 5.68 84300 1.30 19900 0.54 8250 8.85 142000 48.45 713000 Sedang 10.01 153000 0.93 14900 0.47 8019 8.08 136000 48.48 997000

Tinggi 7.16 109000 0.93 14800 0.6 9486 10.1 166000 49.85 953000

F 2.138 1.877 0.289 0.159 0.752 0.199 1.631 0.311 0.069 0.261 Sig. 0.121 0.157 0.750 0.853 0.473 0.820 0.199 0.733 0.933 0.771

Rasa Aman

Rendah 8.71 115000 0.96 13500 0.66 9734 11.34 197000 41.88 733000

Sedang 8.99 145000 1.02 16400 0.62 10500 8.78 139000 49.32 917000 Tinggi 6.65 104000 0.86 14500 0.49 7329 9.05 149000 53.75 1120000

F 1.377 1.409 0.335 0.264 0.815 0.875 1.935 0.853 3.673 2.645

Sig. 0.256 0.248 0.716 0.768 0.445 0.419 0.148 0.428 0.028 0.074

Dihormati

Rendah 5.45 117410 0.77 14900 0.72 15216 6.83 154000 71.01 1402000

Sedang 8.28 117110 1.01 15200 0.60 10903 9.79 149000 44.75 810590

Tinggi 7.98 122320 0.93 14900 0.57 83698 9.15 158000 49.75 978010 F 0.205 0.018 0.118 0.002 0.109 0.855 0.360 0.023 2.800 1.026

Sig. 0.815 0.982 0.888 0.998 0.897 0.427 0.698 0.978 0.064 0.361

Page 32: NILAI, KEPRIBADIAN, DAN ALOKASI PENGELUARAN … · Teori perkembangan menyatakan bahwa sistem keluarga akan menghadapi proses perubahan (perkembangan) yang meliputi perubahan pola

22

Hubungan antara Kepribadian dengan Proporsi Pengeluaran Pangan dan

Non-Pangan

Tabel 14 menunjukkan hubungan kepribadiandengan proporsi pengeluaran

pangan dan non-pangan. Berdasarkan uji korelasi Pearson, tidak terdapat

hubungan yang signifikan pada setiap dimensi kepribadian dengan komposisi

pengeluaran.

Tabel 14 Koefisien korelasi antara 5 dimensi kepribadian dengan proporsi alokasi

pengeluaran

Variabel 1 2 3 4 5

Dimensi extraversion 1

Dimensi agreeableness .603**

1

Dimensi neuroticism -.278**

-.226**

1

Dimensi openness .546**

.482**

-.229**

1

Dimensi conscientiousness .545**

.517**

-.270**

.637**

1

Proporsi makanan pokok -.019 -.040 .079 -.116 -.024

Proporsi protein -.140 .014 .073 -.047 -.106

Proporsi kacang-kacangan .004 -.102 -.143 -.143 -.115

Proporsi sayuran .016 .034 -.150 -.061 -.043

Proporsi buah -.032 .103 -.004 .064 -.022

Proporsi bumbu dapur .077 .070 .088 -.021 .084

Proporsi kesehatan/ keindahan -.071 -.035 .093 -.028 -.119

Proporsi pakaian .008 -.043 .132 .055 -.005

Proporsi alas kaki -.112 -.185 .062 -.013 -.088

Proporsi bahan bakar .056 .099 -.060 .053 .048

Proporsi lainnya .054 -.012 -.040 .069 .090

Tabel 15 menunjukkan hasil uji ANOVA.dalam membandingkan rataan

proporsi pengeluaran pangan pada kelompok kategori rendah, sedang, dan tinggi

di setiap dimensi kepribadian. Serta membandingkan rataan pengeluaran pada

kelompok kategori rendah, sedang, dan tinggi di setiap dimensi kepribadian. Hasil

uji ANOVA menunjukkanterdapat perbedaan pengeluaran protein hewani pada

ketiga kelompok pada dimensi extraversion (α<0.05).

Page 33: NILAI, KEPRIBADIAN, DAN ALOKASI PENGELUARAN … · Teori perkembangan menyatakan bahwa sistem keluarga akan menghadapi proses perubahan (perkembangan) yang meliputi perubahan pola

23

Tabel 15 Rataan pengeluaran pangan keluarga menurut dimensi kepribadian

Kepribadian

Rataan Pengeluaran Pangan

Makanan

Pokok

Protein

Hewani

Kacang-

kacangan Sayuran Buah-buahan

Bumbu

Dapur

% Rupiah % Rupiah % Rupiah % Rupiah % Rupiah % Rupiah

Extraversion

Rendah 5.07 75800 14.18 278000 3.22 53300 3.40 57000 2.25 45400 5.33 80500

Sedang 6.89 84800 11.01 157000 3.66 47500 3.57 51700 1.86 30300 4.10 57000

Tinggi 5.76 78300 11.05 158000 4.08 52300 3.69 50600 2.27 31400 4.78 73500

F 1.479 0.405 1.549 7.042 0.453 0.268 0.096 0.124 0.843 1.562 1.237 1.993

Sig. 0.231 0.668 0.216 0.001** 0.636 0.765 0.908 0.883 0.433 0.213 0.293 0.140

Agreeableness

Rendah 6.88 103000 11.49 200000 3.32 54900 2.81 44000 2.14 33100 2.91 49900

Sedang 6.52 79100 11.38 160000 4.45 55300 3.94 56100 1.72 30200 4.77 69000

Tinggi 5.79 79600 11.44 181000 3.10 43600 3.35 48800 1.99 35000 4.53 66400

F 0.488 1.291 0.002 0.719 2.538 1.429 1.469 0.579 0.885 0.351 1.479 0.550

Sig. 0.615 0.278 0.998 0.489 0.082 0.243 0.233 0.562 0.415 0.705 0.231 0.578

Neuroticism

Rendah 6.20 82100 11.42 173000 3.82 50600 3.64 52500 2.09 32900 4.45 66500

Sedang 7.06 48600 11.14 156000 1.80 29600 2.20 30600 1.31 19600 7.09 61500

Tinggi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

F 0.117 1.760 0.006 0.061 1.182 0.946 1.162 0.793 0.614 0.593 2.266 0.029

Sig. 0.733 0.187 0.941 0.805 0.279 0.332 0.283 0.375 0.435 0.442 0.134 0.866

Openness of experience

Rendah 6.99 93800 11.80 175000 4.70 62900 3.95 54800 2.18 33800 4.66 61400

Sedang 6.40 74800 11.58 166000 3.74 47300 3.50 49500 1.86 29300 4.38 63600

Tinggi 5.30 83200 10.81 182000 3.10 45200 3.50 54300 2.35 37800 4.66 75300

F 1.173 1.760 0.207 0.199 1.776 1.964 0.382 0.200 0.950 0.862 0.124 0.706

Sig. 0.312 0.176 0.813 0.820 0.173 0.144 0.683 0.819 0.389 0.424 0.884 0.495

Conscientiousness

Rendah 6.73 88600 14.21 203000 5.35 61800 3.97 46200 1.88 26700 4.43 54800

Sedang 6.26 74700 11.17 150000 3.75 49300 3.59 49700 2.30 33200 4.08 53200

Tinggi 6.12 84900 11.15 185000 3.52 48800 3.53 54600 1.90 33000 4.86 78200

F 0.089 0.886 1.034 1.497 1.384 0.533 0.154 0.279 0.799 0.210 0.877 3.596

Sig. 0.915 0.414 0.358 0.227 0.254 0.588 0.857 0.757 0.452 0.811 0.418 0.030

Tabel 16 menunjukkan hasil uji ANOVA dalam membandingkan rataan

proporsi pengeluaran non pangan pada kelompok kategori rendah, sedang, dan

tinggi di setiap dimensi kepribadian. Serta membandingkan rataan pengeluaran

non pangan pada kelompok kategori rendah, sedang, dan tinggi di setiap dimensi

kepribadian. Hasil uji ANOVA menunjukkan terdapat perbedaan pengeluaran

proporsi alas kaki pada ketiga kelompok pada dimensi agreeableness (α<0.05).

Page 34: NILAI, KEPRIBADIAN, DAN ALOKASI PENGELUARAN … · Teori perkembangan menyatakan bahwa sistem keluarga akan menghadapi proses perubahan (perkembangan) yang meliputi perubahan pola

24

Tabel 16 Rataan pengeluaran non pangan keluarga menurut dimensi kepribadian

Kepribadian

Alokasi Pengeluaran Non Pangan

Kesehatan Pakaian Alas kaki Bahan bakar Lainnya

% Rupiah % Rupiah % Rupiah % Rupiah % Rupiah

Extraversion

Rendah 7.28 125000 0.67 14000 0.57 11700 7.96 142000 50.03 1140000

Sedang 8.86 130000 1.05 15200 0.67 10200 9.76 148000 48.54 869000

Tinggi 7.07 109000 0.89 15000 0.46 6705 9.64 172000 50.26 1010000

F 0.864 0.417 1.103 0.028 1.506 1.585 0.597 0.249 0.117 0.990

Sig. 0.424 0.660 0.335 0.972 0.225 0.208 0.552 0.780 0.889 0.374

Agreeableness

Rendah 7.73 133000 0.88 17400 0.70 14900 9.51 177000 51.58 1060000

Sedang 8.53 125000 1.08 16600 0.74 11100 8.71 134000 47.98 869000

Tinggi 7.41 115000 0.80 12800 0.37 5724 10.33 177000 50.05 1040000

F 0.334 0.146 1.337 0.764 5.664 4.309 1.087 0.761 0.332 0.821

Sig. 0.717 0.864 0.266 0.468 0.004* 0.015 0.340 0.469 0.725 0.442

Neuroticism

Rendah 8.00 122000 0.94 15100 0.58 9033 9.57 158000 49.26 962000

Sedang 6.84 93500 0.92 10600 0.54 8083 6.58 84200 54.47 822000

Tinggi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

F 0.077 0.167 0.002 0.197 0.008 0.020 0.816 0.462 0.232 0.108

Sig. 0.782 0.683 0.969 0.658 0.928 0.889 0.368 0.498 0.631 0.743

Openness of experience

Rendah 7.01 108000 0.84 12800 0.48 7803 10.00 154000 4.73 861000

Sedang 8.90 129000 1.01 15800 0.67 10300 9.00 133000 4.89 919000

Tinggi 6.97 117000 0.90 15200 0.46 7600 10.00 202000 5.19 1110000

F 1.042 0.324 0.343 0.259 1.594 0.715 0.452 1.419 0.460 0.986

Sig. 0.355 0.724 0.710 0.772 0.207 0.491 0.637 0.245 0.632 0.376

Conscientiousness

Rendah 8.49 84900 0.86 13400 0.66 10200 9.99 139000 45.69 787000

Sedang 1.55 155000 1.02 14200 0.60 7812 9.39 128000 47.34 835000

Tinggi 1.01 101000 0.89 15800 0.55 9732 9.49 181000 51.56 1080000

F 3.325 3.325 0.318 0.165 0.195 0.409 0.046 1.078 0.892 1.793

Sig. 0.039 0.039 0.728 0.848 0.823 0.665 0.955 0.343 0.412 0.170

PEMBAHASAN

Tahapan usia pensiun terjadi perubahan-perubahan secara psikologis pada

individu. Beberapa masalah psikologis seperti kesepian. depresi. gangguan cemas.

parafrenia. sindrom diagnose. dan sindrom hipokondriasis sering dialami oleh

para lansia. Serta ada beberapa nilai yang dianut individu dalam menentukan

perilaku juga berubah sesuai dengan tahapan usia pensiun.

Nilai yang dianut saat ini juga menentukan dalam pengeluaran rumah tangga

(McKennaet al. 2003).Adapun segmen nilai tersebut adalah harga diri.

pemenuhan diri. rasa aman. dan dihormati. Pada segmen harga diri, contoh baik

PNS maupun non-PNS berada pada kategori tinggi artinya contoh menjunjung

tinggi harga dirinya walaupun kehilangan banyak uang. Pada segmen pemenuhan

diri, lebih dari setengah contoh PNS dan non-PNS berada pada kategori tinggi

artinya contoh memperlakukan secara layak terhadap dirinya sehingga contoh

akan berusaha untuk memenuhi keinginannya. Pada segmen rasa aman, sebagian

besar contoh PNS dan non-PNS berada pada kategori tinggi. Contoh merasa aman

dalam masalah ekonominya yaitu kebutuhan fisik maupun keuangannya telah

terpenuhi. Sumarwan (2004) menyatakan bahwa manusia membutuhkan

perlindungan fisik sehingga bisa aman dan nyaman. Pada segmen dihormati,

sebagian besar contoh berada pada kategori tinggi artinya para contoh mencintai

Page 35: NILAI, KEPRIBADIAN, DAN ALOKASI PENGELUARAN … · Teori perkembangan menyatakan bahwa sistem keluarga akan menghadapi proses perubahan (perkembangan) yang meliputi perubahan pola

25

pekerjaannya hingga usia pensiun dan merasa diperhatikan oleh lingkungan

sekitarnya.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwaaspek rasa aman

yangberhubungan nyata dengan proporsi pengeluaran protein hewani dan proporsi

lainnya. Aspek pemenuhan diri memiliki hubungan positif signifikan dengan

proporsi bahan bakar. Aspek rasa aman memiliki hubungan negatif signifikan

dengan proporsi pengeluaran protein hewani, artinya semakin tinggi contoh

memiliki rasa aman terhadap ekonominya maka kebutuhan protein hewani

semakin rendah. Segmen rasa aman dengan proporsilainnya (rokok, transport,

sewa rumah, PAM, rekreasi, sumbangan, pajak, kredit, pulsa HP/telpon,koran,

pembantu, tabungan, dan pendidikan anak) memiliki hubungan positif signifikan

artinya semakin tinggi nilai rasa aman yang dimiliki contoh maka semakin besar

alokasi pengeluaran untuk rokok, transport, sewa rumah, PAM, rekreasi,

sumbangan, pajak, kredit, pulsa HP/telpon, koran, pembantu, tabungan, dan

pendidikan anak. Hal ini diduga bahwa jika contoh memiliki rasa aman yang

tinggi terhadap ekonominya maka kebutuhan non pangan semakin tinggi

sedangkan kebutuhan pangannya berkurang. Teori Engel menyatakan bahwa saat

pendapatan meningkat, proporsi pendapatan yang dihabiskan untuk membeli

makanan berkurang. Hal ini sejalan dengan penelian Munparidi (2010) yang

menyatakan bahwa proporsi alokasi pengeluaran untuk konsumsi pangan

berbanding terbalik dengan besarnya pendapatan total keluarga dan proporsi

alokasi pengeluaran untuk konsumsi non pangan berbanding lurus dengan

besarnya pendapatan total keluarga. Hasil uji ANOVA menunjukkan terdapat

perbedaan nyata alokasi pengeluaran sayuran pada ketiga kelompok di aspek

harga diri, terdapat perbedaan rataan proporsi pengeluaran makanan pokok pada

ketiga kelompok di aspek rasa aman, dan terdapat perbedaan rataan proporsi

pengeluaran makanan pokok pada dimensi dihormati.

Kepribadian merupakan salah satu faktor yang digunakan untuk menentukan

perencanaan keuangan. Ada lima dimensi kepribadian yang menjadi indikator

dalam pembahasan penelitian ini. yaitu extraversion, agreeableness, neuroticism,

openess of experience dan conscientiousness. Pada dimensi extraversion, proporsi

terbesar contoh berada pada kategori tinggi (PNS) dan sedang (non-PNS) artinya

contoh bersifat sosial yang tinggi dan suka berinteraksi dengan lingkungannya.

Pada dimensi agreeableness, proporsi terbesar berada pada kategori tinggi (PNS)

dan sedang (non-PNS) artinya contoh lebih sering melakukan pengeluaran

keuangan berdasarkan dorongan hati/keinginan. Pada dimensi neuroticism,

sebagian besar contoh baik PNS maupun non-PNS berada pada kategori rendah

artinya contoh cenderung lebih puas terhadap hidupnya. Pada dimenssi openess of

experience, sebagian besar contoh baik PNS maupun non-PNS berada pada

kategori sedang artinya contoh mudah bertoleransi sehingga memungkinkan

menggunakan uangnya untuk kesenangan bukan berdasarkan kebutuhan. Pada

segmen conscientiousness, sebagian besar contoh baik PNS maupun non-PNS

berada pada kategori tinggi artinya contoh memiliki perilaku yang cermat dan

teliti dalam penggunaan anggarannya serta contoh umumnya melakukan

pembelian barang berdasarkan anggaran belanja yang telah dibuat sebelumnya.

Berdasarkan hasil penelitian, tidak terdapat hubungan nyata signifikan

antara dimensi kepribadian dengan proporsi pengeluaran pangan dan non pangan.

Penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Duckworth & Weir

Page 36: NILAI, KEPRIBADIAN, DAN ALOKASI PENGELUARAN … · Teori perkembangan menyatakan bahwa sistem keluarga akan menghadapi proses perubahan (perkembangan) yang meliputi perubahan pola

26

(2011) yang menyatakan bahwa dimensi kepribadian conscientiousness dan

openess of experience berhubungan signifikan dengan pengeluaran ekonomi.

Individu yang berada pada dimensi kepribadian conscientiousness cenderung

sedikit mengeluarkan uangnya dibanding individu yang berada pada dimensi

kepribadian openess of experience. Hasil uji ANOVA menunjukkan terdapat

perbedaan pengeluaran proporsi alas kaki ketiga kelompok pada di dimensi

agreeableness, terdapat perbedaan rataan pengeluaan protein hewani pada ketiga

kelompok di dimensi extraversion.

Kebutuhan manusia ada berbagai macam tetapi keluarga usia pensiun

memiliki pendapatan yang terbatas. Akibatnya keluarga usia pensiun dihadapkan

pada pilihan tertentu dimana harus dapat mengalokasikan pengeluarannya dengan

baik agar semua kebutuhan terpenuhi dan memiliki kepuasan. Tidak ada

perbedaan yang signifikan antara alokasi pengeluaran pangan dan non pangan

pada kedua kelompok (PNS dan non-PNS). Mengacu pada data BPS 2013,

proporsi pengeluaran pangan contoh lebih rendah dibandingkan dengan proporsi

pengeluaran pangan secara nasional. Proporsi pengeluaran non pangan contoh

lebih besar dibanding proporsi pengeluaran non pangan secara nasional. Proporsi

pengeluaran pangan PNS lebih kecil dibandingkan proporsi pengeluaran non-

PNS. Hal ini disebabkan pendapatan pensiunan PNS lebih besar dibanding

pendapatan non-PNS. Tingkat pendapatan yang relatif lebih tinggi akan

menurunkan proporsi pengeluaran pangan. Selain itu, sebaran usia contoh berada

pada kategori dewasa madya dan dewasa tua sehingga kebutuhan untuk pangan

akan berkurang.

Proporsi pengluaran pangan terbesar pada pensiunan PNS adalah

pengeluaran untuk sumber protein hewani sedangkan proporsi pengeluaran

pangan terkecil pada pensiunan PNS adalah pengeluaran untuk buah-buahan. Pada

pensiunan non-PNS, proporsi pengeluaran pangan terbesar juga berada pada

pengeluaran sumber protein hewani. Proporsi pengeluaran pangan terkecil berada

pada pengeluaran buah-buahan. Proporsi pengeluaran kebutuhan pokok pensiunan

non-PNS lebih besar dibanding pensiunan PNS disebabkan tingkat pendapatan

non-PNS relatif lebih rendah. Hal ini sesuai dengan teori M. K Bennet yang

menemukan bahwa peningkatan pendapatan akan mengakibatkan individu

meningkatkan kualitas konsumsi pangannya dengan harga yang lebih mahal per

unit zat gizinya. Pada tingkatan pendapatan per kapita yang lebih rendah,

permintaan terhadap pangan diutamakan pada pangan yang padat energi yang

berasal dari hidrat arang, seperti padi-padian. Proporsi pengluaran non pangan

terbesar pada pensiunan PNS adalah pengeluaran untuk lainnya yang meliputi

rokok, transport, sewa rumah, PAM, rekreasi, sumbangan, pajak, kredit, pulsa

HP/telpon, koran, pembantu, tabungan, dan pendidikan anak. Proporsi

pengeluaran non pangan terkecil pada pensiunan PNS adalah pengeluaran untuk

alas kaki. Proporsi terkecil non pangan kedua berada pada pengeluaran pakaian.

Pada pensiunan non-PNS. proporsi pengeluaran non pangan terbesar juga berada

pada pengeluaran lainnya sedangkan proporsi pengeluaran non pangan terkecil

juga berada pada pengeluaran alas kaki. Proporsi terkecil non pangan kedua

berada pada pengeluaran pakaian untuk alas kaki dan pakaian berkurang dan

dialokasikan pada kebutuhan lainnya seperti kebutuhan protein hewani.

Berdasarkan wawancara lapang, contoh lebih sering untuk menggunakan pakaian

lama daripada harus membeli pakaian baru.

Page 37: NILAI, KEPRIBADIAN, DAN ALOKASI PENGELUARAN … · Teori perkembangan menyatakan bahwa sistem keluarga akan menghadapi proses perubahan (perkembangan) yang meliputi perubahan pola

27

Alokasi pengeluaran keluarga memiliki hubungan dengan karakteristik

contoh. karakteristik keluarga, seperti jenis kelamin, usia, lama pendidikan,

pendapatan, lama pernikahan, dan jumlah tanggungan keluarga. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa karakteristik contoh dan keluarga memiliki

hubungansignifikan dengan proporsi pengeluaran keluarga pensiunan PNS dan

non-PNS.

Pendapatan merupakan salah satu indikator kesejahteraan sebuah keluarga.

Pendapatan memiliki hubungan negatif signifikan dengan proporsi makanan

pokok, protein hewani, kacang-kacangan, sayuran, dan bumbu dapur.hal

inimenunjukkan bahwa semakin besar pendpatan maka kebutuhan proporsi pngan

semakin sedikit. Pendapatan memiliki hubungan negatif signifikan dengan

kesehatan, semakin besar pendapatan maka pengeluaran untuk kesehatan semakin

berkurang. Pendapatan memiliki hubungan positif sangat signifikan dengan

proporsi pengeluaran lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar

pendapatan akan menaikkan kebutuhan lainnya ( non pangan). Meningkatnya

pendapatan akan dialokasikan untuk proporsi pengeluaran non pangan karena

kebutuhan pangan telah terpenuhi. Lama pendidikan memiliki hubungan positif

signifikan dengan pendapatan. Individu yang menempuh pendidikan lebih lama

dan tinggi cenderung mencari pekerjaan yang memberikan tingkat pendapatan

lebih tinggi. Semakin besar jumlah tanggungan keluarga maka semakin menurun

pendapatan keluarga.

Lama pendidikan memiliki hubungan negatif yang sangat signifikan dengan

proporsi makanan pokok, kacang-kacangan, sayuran, dan bumbu dapur. Hal ini

menunjukkan bahwa semakin lama pendidikan seseorang maka kebutuhan pangan

semakin sedikit.

Variabel lama pendidikan juga memiliki hubungan positif sangat signifikan

dengan proporsi lainnya (rokok, transport, sewa rumah, PAM, rekreasi,

sumbangan, pajak, kredit, pulsa HP/telpon, koran, pembantu, tabungan, dan

pendidikan anak). Semakin lama pendidikan seseorang maka semakin besar

kebutuhan rokok, transport, sewa rumah, PAM, rekreasi, sumbangan, pajak,

kredit, pulsa HP/telpon, koran, pembantu, tabungan, dan pendidikan anak. Lama

pendidikan kaitannya dengan pendapatan dimana individu dengan pendidikan

tinggi akan mencari pekerjaan yang memberikan tingkat pendapatan lebih

tinggi.Hal ini sesuai dengan penelitian Rambe et al. (2008) yang menunjukkan

bahwa pendidikan merupakan salah satu faktor yang memengaruhi alokasi

pengeluaran.

Usia memiliki hubungan positif sangat signifikan dengan proporsi makanan

pokok, kacang-kacangan.Hal ini menunjukkan bahwa semakin tua contoh

kebutuhan untuk pangan semakin bertambah. Usia memiliki hubungan negatif

dengan proporsi pakaian, alas kakai dan lainnya (rokok, transport, sewa rumah,

PAM, rekreasi, sumbangan, pajak, kredit, pulsa HP/telpon, koran, pembantu,

tabungan, dan pendidikan anak). Hal ini menunjukkan bahwa semakin tua contoh

maka semakin berkurang pengeluaran untuk non pangan. Menurut Sediaoetama

(1985), kebutuhan sehari-hari dalam suatu rumah tangga tidak merata antar

anggota rumah tangga. karena kebutuhan setiap anggota rumah tangga tergantung

pada struktur umur mereka. Artinya, setiap anggota rumah tangga memerlukan

porsi makanan yang sesuai dengan tingkat kebutuhan yang ditentukan berdasarkan

umur dan keadaan fisik masing-masing.Pada keluarga usia pensiun dimana

Page 38: NILAI, KEPRIBADIAN, DAN ALOKASI PENGELUARAN … · Teori perkembangan menyatakan bahwa sistem keluarga akan menghadapi proses perubahan (perkembangan) yang meliputi perubahan pola

28

merupakan usia yang sudah tidak produktif lagi sehingga mengalami penurunan

pendapatan total keluarga. Keluarga yang relatif rendah pendapatannya biasanya

akan menggunakan sebagian besar pendapatan untuk kebutuhan pangan.

Penelitian lain juga menyebutkan bahwa adanya keterbatasan sumberdaya

membuat seseorang mengatur komposisi kebutuhannya, dalam arti mengurangi

kebutuhan yang satu dan menambahnya dengan yang lain ( Becker 1981). Pada

keluarga usia pensiun mengurangi kebutuhan non pangan dan menambahnya pada

kebutuhan pangannya.

Jumlah tanggungan keluarga juga memiliki hubungan negatif signifikan

dengan usia dan lama pernikahan. Semakin kecil jumlah tanggungan keluarga

maka semakin tua usia contoh. Hal ini diduga pada keluarga usia pensiun akan

mengalami tahapan emptyness. Jumlah tanggungan keluarga juga memiliki

hubungan negatif signifikan dengan proporsi kacang-kacangan. Semakin besar

jumlah tanggungan keluarga maka semakin sedikit pengeluaran kacang-kacangan.

.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian, lebih dari setengah contoh memiliki skor

tinggi pada setiap aspek nilai. Artinya contoh memiliki nilai yang tinggi terhadap

harga dirinya, pemenuhan kebutuhan dirinya, rasa keamanan, dan merasa

dihormati lingkungan sekitarnya. Apek rasa aman yang memiliki hubungan

negatif dengan proporsi protein dan memiliki hubungan positif dengan proporsi

lainnya. Semakin tinggi skor rasa aman maka kebutuhan proporsi protein

berkurang dan kebutuhan lainnya bertambah. Aspek pemenuhan diri memiliki

hubungan positif dengan bahan bakar. Semakin tinggi pemenuhan kebutuhan

contoh maka pengeluaran untuk bahan bakar semakin besar. Pada dimensi

kepribadian tidak terdapat hubungan yang nyata dengan alokasi pangan dan non

pangan.

Variabel usia berhubungan positif dengan makanan pokok dan kacang-

kacangan. Variabel usia memiliki hubungan yang negatif dengan proporsi

pakaian, alas kaki, dan lainnya. Variabel lama pendidikan memiliki hubungan

yang negatif dengan proporsi makanan pokok, kacang-kacangan, sayuran, dan

bumbu dapur.Lama pendidikan juga memiliki hubungan positif dengan proporsi

lainnya. Jumlah tanggungan keluarga memiliki hubungan negatif dengan proporsi

kacang-kacangan. Pendapatan per kapita memiliki hubumgam negatif dengan

proporsi makanan pokok, protein hewani, kacang-kacangan, sayuran, bumbu

dapur, kesehatan dan memiliki hubungan positif dengan proporsi lainnya.

Saran

Pemerintah perlu memberikan program edukasi tentang pengelolaan

keuangan keluarga perlu dilakukan pada keluarga usia pensiun. Program ini perlu

dilakukan karena pada usia pensiun terjadi penurunan pendapatan sehingga

keluarga harus dapat menyesuaikan pos-pos pengeluaran yang ada dengan

Page 39: NILAI, KEPRIBADIAN, DAN ALOKASI PENGELUARAN … · Teori perkembangan menyatakan bahwa sistem keluarga akan menghadapi proses perubahan (perkembangan) yang meliputi perubahan pola

29

pendapatan sekarang. Semakin tinggi rasa aman yang dimiliki contoh maka

proporsi protein hewani berkurang dan proporsi lainnya (rokok, transport, sewa

rumah, PAM, rekreasi, sumbangan, pajak, kredit, pulsa HP/telpon, koran,

pembantu, tabungan, dan pendidikan anak) meningkat.Perlu adanya jaminan

sosial hari tua sebagai upaya yang baik untuk meminimalisir biaya proporsi non

pangan. Perlunya mengembangkan lebih lanjut alat ukur terkain hubungan

kepribadian dengan alokasi pengeluaran keluarga.

DAFTAR PUSTAKA

Banerjee S. 2012. “Expenditure Pattern of Older Americans.” EBRI Issue Brief.no

368 ( Employee Benefit Research Institute.2012).

Becker GS. 1976. The Economisc Approach To Human Behaviour. Chicago

(US): University of Chicago press.hlm131-144

Becker GS. 1981. A treatise on the family. Cambridge (US): Harvard university

press.hlm20-28

Borghans L. Duckworth AL. Heckman JJ. & Weel B. (2008). The economics and

psychology of personality traits. Journal of Human Resources. 43. 972-1059.

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2013. Alokasi pengeluarankonsumsi 2013. [Internet].

[11 Februari 2014]. Diunduh dari http://www.bps.go.id.

Brown S.Taylor K. 2011. Household Finances and The Big Five Personality

Traits. IZA Discussions Paper.

Duckworth AL. Weir D. 2011. “Personality and Response to Financial Crisis”.

University of Michigan. Working Paper

Duvall EM. 1971. Family Development. New York (US): J.B. Lippincott

Company.

Feist J & Feist GJ. 2008. Theories of Personality. Yogyakarta(ID): Pustaka Pelajar.

Foster EM. 1993. How should sociologist trat becker’s tratise on the family.

Journal of Sociology Forum. 8(2).

Ginting F. 2012. Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pengeluaran

Untuk Konsumsi Pangan Rumah Tangga Miskin Di Kecamatan Medan Belawa

[skripsi]. Medan(ID). Universitas Sumatera Utara

Ika A. 2011. Personalitytrait sebagai penentu perencanaan keuangan keluarga.

Jurnal Pengembangan Humaniora. 11. 118-126.

Indriani I dan Supramono. 2009. Pengaruh personalitytraits terhadap

penyalahgunaan kartu kredit dengan impulsiveness sebagai variabel

intervening: Studi pada Pegawai Akademik & Non Akademik YPTKSW.

[Riset]. Salatiga (ID): Fakultas Ekonomi. UKSW.

Liebert. Robert M.. Spiegler MD. (1974). Personality:Strategies for The Study of

Man (Rev. ed.). Homewood. lllionis:The Dorsey Press

McCrae RR. Costa PT. & Pressley M. 1997. Educational Psychology. New York

(US): Longman.

McKenna. Judy. Karen H. & Ray L. 2003. Linking psikological type to financial

decision making. Journal of Financial Counseling and Planning. 14(1).

Moehrl. T. 1990. “Expenditure Patterns of The Elderly: Workers and nonworkers.

“ Monthly Labour Review.

Page 40: NILAI, KEPRIBADIAN, DAN ALOKASI PENGELUARAN … · Teori perkembangan menyatakan bahwa sistem keluarga akan menghadapi proses perubahan (perkembangan) yang meliputi perubahan pola

30

Munparidi. 2010. Pengaruh Pendapatan Dan Ukuran Keluarga terhadap Pola

Konsumsi: Studi di Desa Ulak Kerbau Lama Kecamatan Tanjung Raja

Kabupaten Ogan Ilir. Jurnal Ilmiah (II)3.

Neugarten BL. 1964. Personality in Middle and Late Life. New York (US):

Atherton.

Pirog. Stephen. & James AR. 2007. Personality and credit misuse among college

students: The mediating role of impulsiveness. Jurnal of Marketing Theory and

Practice. 15.

Rambe A. Hartoyo. & Emmy SK. 2008. Analisis alokasi pengeluaran dan tingkat

kesejahteraan keluarga: Studi di Kecamatan Medan Kota. Sumatera Utara. 1(1)

Rokeach. M. (1973). The Nature of Human Values. New York (US): Free Press.

SaktiawanIR. 2008. Islamic Financial Planning Dialog Taktis Mensiasati

Krisis.Bandung(ID):Karya Kita

Sediaoetama AD. 1985. Ilmu Gizi. Jakarta: Dian Rakyat. Hal: 110- 139

Senduk S. 2001. Mengelola Keuangan Keluarga. Seri Perencanaan Keuangan

Keluarga. Jakarta (ID):PT. Elex Media Komputindo

Sujanto A. Lubis H. Hadi T. 2006. Psikologi Kepribadian. Edisi 1 Cetakan 11.

Jakarta (ID): Bumi Aksa

Sumarwan U. 2004. Perilaku Konsumen. Bogor (ID): Ghalia Indonesia

Tambunan R. 2006. Hubungan antara domain kepribadian five factor model dan

nilai pada Mahasiswa Unika Atmajaya. [skripsi]. Jakarta (ID): Fakultas

Psikologi. Universitas Unika Atmajaya.

Ware J. 2001. The psychology of money: An investment managers guide to

beating the market. New York(US): John Wiley &Sons. Inc

Yulianti T. 2011. Pengaruh nilai terhadap sikap dan perilaku pengurangan

konsumsi beras pada ibu rumah tangga di wilayah perdesaan dan perkotaan.

[Skripsi]. Bogor (ID): Program Ilmu Keluarga dan Konsumen. Fakultas

Ekologi Manusia. Institut Pertanian Bogor.

Page 41: NILAI, KEPRIBADIAN, DAN ALOKASI PENGELUARAN … · Teori perkembangan menyatakan bahwa sistem keluarga akan menghadapi proses perubahan (perkembangan) yang meliputi perubahan pola

31

LAMPIRAN

Lampiran 1Sebaran rataan alokasi pengeluaran per kapita keluarga PNS dan non-

PNS pada setiap aspek nilai

Nilai

Alokasi Pengeluaran Per kapita

PNS Non- PNS Total (N=154)

Rataan

Pangan

(Rp/bulan)

Rataan Non

Pangan

(Rp/bulan)

Rataan

Pangan

(Rp/bulan)

Rataan Non

Pangan

(Rp/bulan)

Rataan

Pangan

(Rp/bulan)

Rataan Non

Pangan

(Rp/bulan)

Harga Diri Rendah 337450.00 41.06 484400.00 58.94 292530.56 32.57 605608.33 67.43 314990.28 545004.16

Sedang 545440.50 38.20 882428.00 61.80 488625.00 31.66 1054533.30 68.34 517032.75 968480.65

Tinggi 471078.80 38.87 740746.60 61.13 444365.30 39.34 685144.58 60.66 457722.05 685144.58

Rataan

Total 451323.10

702524.87

408506.95

781762.07

613047.19 712945.60

Pemenuhan Diri Rendah 544500.00 60.48 355861.00 39.52 544250.00 36.03 966500.00 63.97 544375.00 661180.50

Sedang 569530.70 34.63 1075234.00 65.37 435830.25 40.90 629689.49 59.10 502680.47 852461.74

Tinggi 451737.60 39.86 681643.50 60.14 435245.83 36.06 771628.88 63.94 443491.71 726636.19

Rataan Total

521922.77

704246.17

471775.36

789272.79

496849.06 746759.47

Rasa Aman Rendah 541350.00 51.33 513204.96 48.67 423023.81 33.54 838153.56 66.46 482186.90 675679.26 Sedang 504602.30 35.59 913179.25 64.41 461891.67 38.16 748565.06 61.84 483246.98 830872.15

Tinggi 440801.01 36.96 751731.57 63.04 428501.11 40.47 630296.21 59.53 434651.06 691013.89

Rataan

Total 495584.44

726038.59

437805.53

739004.94

466694.98 732521.76

Dihormati Rendah 247416.67 19.20 1041533.30 80.80 319750.00 35.75 574625.00 64.25 283583.33 808079.15

Sedang 537841.67 38.41 862553.30 61.59 452125.00 39.27 699058.31 60.73 494983.33 780805.80 Tinggi 483490.77 39.43 742751.00 60.57 438069.59 37.15 741061.45 62.85 460780.18 741906.22

Rataan

Total 422916.37

882279.20

403314.86

671581.59

413115.62 776930.39

Page 42: NILAI, KEPRIBADIAN, DAN ALOKASI PENGELUARAN … · Teori perkembangan menyatakan bahwa sistem keluarga akan menghadapi proses perubahan (perkembangan) yang meliputi perubahan pola

32

Lampiran 2Sebaran rataan alokasi pengeluaran per kapita keluarga PNS dan non-

PNS pada setiap dimensi kepribadian

Kepribadian

Alokasi Pengeluaran Per kapita

PNS Non- PNS Total

Rataan

Pangan

(Rp/bulan)

Rataan Non

Pangan

(Rp/bulan)

Rataan

Pangan

(Rp/bulan)

Rataan Non

Pangan

(Rp/bulan)

Rataan

Pangan

(Rp/bulan)

Rataan Non

Pangan (Rp/bulan)

Extraversion

Rendah 784037.00 1071186.00 415200.00 933120.80 599618.50 1002153.40

Sedang 465865.70 791084.90 424816.70 654290.30 445341.20 722687.60

Tinggi 424864.30 664026.80 470136.70 766456.00 447500.50 715241.40

Rataan

Total 558255.67 842099.23 436717.80 784622.37 497486.73 813360.80

Agreeableness

Rendah 480500.00 698020.80 538041.70 1135844.00 509270.85 916932.40

Sedang 483258.30 788929.50 434353.50 653667.20 458805.90 721298.35

Tinggi 485968.90 751185.70 417353.20 711183.90 451661.05 731184.80

Rataan

Total 483242.40 746045.33 463249.47 833565.03 473245.93 789805.18

Neuroticism

Rendah 490954.70 761834.70 438619.10 728517.10 464786.90 745175.90

Sedang 323166.70 870550.00 412666.70 605500.00 367916.70 738025.00

Tinggi 0 0 0 0 0 0

Rataan

Total 271373.80 544128.23 283761.93 444672.37 277567.87 494400.30

Openess of experience

Rendah 469302.10 672515.60 493083.30 825337.20 81192.70 748926.40

Sedang 481784.10 829666.50 403332.90 577091.50 442558.50 70339.00

Tinggi 501908.30 710541.90 456302.30 909663.30 479105.30 810102.60

Rataan

Total 484331.50 737574.67 450906.17 770697.33 467618.83 754136.00

Conscientiousness

Rendah 472100.00 634686.70 486072.90 538175.00 479086.45 586430.85

Sedang 459242.90 780770.20 400066.20 716861.20 429654.55 748815.70

Tinggi 501837.50 771645.80 462693.10 778082.90 482265.30 774864.35

Rataan

Total 477726.80 729034.23 449610.73 677706.37 463668.77 703370.30

Page 43: NILAI, KEPRIBADIAN, DAN ALOKASI PENGELUARAN … · Teori perkembangan menyatakan bahwa sistem keluarga akan menghadapi proses perubahan (perkembangan) yang meliputi perubahan pola

33

Lampiran 3Hasil uji korelasi antara nilai dengan persentase alokasi pangan dan

non pangan

Variabel Harga Diri Pemenuhan

Diri Rasa Aman Dihormati

Proporsi

Pangan

Proporsi non

pangan

Harga Diri 1

Pemenuhan Diri .409** 1

Rasa Aman .299** .335

** 1

Dihormati .395** .599

** .271

** 1

Proporsi pangan .008 -.037 -.192* .055 1

Proporsi non

pangan -.008 .037 .192

* -.055 -1.000

** 1

Page 44: NILAI, KEPRIBADIAN, DAN ALOKASI PENGELUARAN … · Teori perkembangan menyatakan bahwa sistem keluarga akan menghadapi proses perubahan (perkembangan) yang meliputi perubahan pola

34

Lampiran 4Hasil uji korelasi kepribadian dengan persentase alokasi pangan dan

non pangan

Varabel Proporsi

Pangan

Proporsi

non

pangan

Extraversi

on

Agreeable

ness

Neuroticis

m Openness

conscienti

ousness

Proporsi Pangan 1

Proporsi non pangan -1.000** 1

Extraversion -.054 .054 1

Agreeeableness .004 -.004 .603** 1

Neuroticism .019 -.019 -.278** -.226

** 1

Openness -.103 .103 .546** .482

** -.229

** 1

Conscientiousness -.075 .075 .545** .517

** -.270

** .637

** 1

Page 45: NILAI, KEPRIBADIAN, DAN ALOKASI PENGELUARAN … · Teori perkembangan menyatakan bahwa sistem keluarga akan menghadapi proses perubahan (perkembangan) yang meliputi perubahan pola

35

Lampiran 5Rata-rata proporsi pengeluaran pangan dan non pangan menurut aspek

nilai

Nilai PNS Non-PNS

% pangan % non pangan % pangan % non pangan

Harga Diri

Rendah 41.06 58.94 32.57 67.43

Sedang 38.20 61.80 31.66 68.34

Tinggi 38.87 61.13 39.34 60.66

F 0.057 0.057 1.033 1.033

Sig. 0.945 0.945 0.361 0.361

Pemenuhan

Diri

Rendah 60.48 39.52 36.03 63.97

Sedang 34.63 65.37 40.90 59.10

Tinggi 39.86 60.14 36.06 63.94

F 3.196 2.441 1.846 2.320

Sig. 0.047 0.094 0.165 0.165

Rasa Aman

Rendah 51.33 48.67 33.54 66.46

Sedang 35.59 64.41 38.16 61.84

Tinggi 36.96 63.04 40.47 59.53

F 1.225 4.995 0.244 0.045

Sig. 0.300 0.009 0.784 0.956

Dihormati

Rendah 19.20 80.80 35.75 64.25

Sedang 38.41 61.59 39.27 60.73

Tinggi 39.43 60.57 37.15 62.85

F 0.965 0.057 1.616 1.918

Sig. 0.386 0.945 0.206 0.154

Page 46: NILAI, KEPRIBADIAN, DAN ALOKASI PENGELUARAN … · Teori perkembangan menyatakan bahwa sistem keluarga akan menghadapi proses perubahan (perkembangan) yang meliputi perubahan pola

36

Lampiran 6Rata-rata proporsi pengeluaran pangan dan non pangan menurut

dimensi kepribadian

Kepribadian

PNS Non-PNS

% pangan % non

pangan % pangan

% non

pangan

Extraversion

Rendah 42.26 57.74 30.79 69.21

Sedang 37.06 62.94 39.37 60.63

Tinggi 39.02 60.98 38.02 61.98

F 0.057 0.057 0.926 0.926

Sig. 0.945 0.945 0.401 0.401

Agreeableness

Rendah 40.77 59.23 32.14 67.86

Sedang 37.99 62.01 39.92 60.08

Tinggi 39.28 60.71 36.98 63.02

F 3.196 3.196 0.275 0.275

Sig. 0.047 0.047 0.760 0.760

Neuroticism

Rendah 39.19 60.81 37.58 62.42

Sedang 27.07 72.93 40.53 59.47

Tinggi 0 0 0 0

F 1.234 1.234 1.311 1.311

Sig. 0.297 0.297 0.276 0.276

Opennes of

Experience

Rendah 41.10 58.90 37.40 62.6

Sedang 36.74 63.26 41.14 58.86

Tinggi 41.40 58.6 33.41 66.59

F 1.646 0.057 2.632 0.926

Sig. 0.200 0.945 0.079 0.401

Conscientiousness

Rendah 42.66 57.34 47.46 52.54

Sedang 37.04 62.96 35.82 64.18

Tinggi 39.41 60.59 37.29 62.71

F 0.207 0.207 1.225 1.225

Sig. 0.813 0.813 0.300 0.300

Page 47: NILAI, KEPRIBADIAN, DAN ALOKASI PENGELUARAN … · Teori perkembangan menyatakan bahwa sistem keluarga akan menghadapi proses perubahan (perkembangan) yang meliputi perubahan pola

37

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kota Pamekasan pada tanggal 13 Desember 1991.

Penulis adalah anak bungsu dari dua bersaudara pasangan Bapak Andik

Siswiyono dan Ibu Subaida. Riwayat pendidikan penulis antara lain TK Tunas

Bhayangkari(1996-1997). SD Negeri Miji 1 (1997-2003). SMP Negeri 1

Mojokerto (2003-2006). Tahun 2009 penulis lulus dari SMA Negeri 1 Puri dan

pada tahun yang sama penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor (IPB)

melalui jalur Ujian Talenta Mandiri (UTMI) dan diterima di Departemen Ilmu

Keluarga dan Konsumen. Fakultas Ekologi Manusia.

Penulis aktif dalam berbagai organisasi dan kepanitiaan. di antaranya staff

english club HIMAIKO (2010-2012). anggota divisi sponshorsipIndonesian

Ecology Expo 2011, bendahara umum Family and Consumer Day 2012, sekretaris

II Masa Perkenalan Departemen (MPD) 2011. Penulis aktif di komunitas Bicara

Desa (2013). Penulis juga pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah

Sosiologi Umum (2011-2012). Prestasi lainnya yaitu penulis pernah juara II

olahraga tenis meja ESPENT (2012). penghargaan sebagai kelompok tiga besar

terbaik dalam kompetisi video Gender dan Keluarga (2011).