Newsletter Terbit Tgl 25 Color

2
S elasa (17/6) pagi, aktivitas di sekitar gedung Grha Sabha Pramana tidak terlihat seperti biasa. Waktu baru menunjukkan pukul 07.00 tepat, namun keramaian sudah tampak disana. Terlihat ratusan, bahkan ribuan calon mahasiswa baru Universitas Gadjah Mada atau yang dikenal sebagai Gadjah Mada Muda (GAMADA) memenuhi sekitar pelataran Grha Sabha Pramana (GSP). Para GAMADA yang lolos lewat jalur SNMPTN Undangan ini akan bersiap-siap mengikuti Tes TOEFL. Wajah gugup nyaris tak tampak, namun justru ekspresi mereka diselimuti oleh perasaan senang dan bangga. Hal inilah yang ditunjukan oleh Chacha, seorang calon mahasiswi baru dari Fakultas Psikologi asal Malang. Ia mengaku sangat bangga dan senang dapat berhasil masuk ke Perguruan Tinggi yang ia impikan. Begitu juga dengan Luthfi yang berasal dari Jember, ia berhasil masuk ke Fakultas Pertanian dengan mengambil program studi Pemuliaan Tanaman yang merupakan pilihan pertamanya. Selain diadakan tes TOEFL, dimeriahkan juga dengan adanya stand-stand dari setiap jurusan se-UGM. Para panitia dari berbagai organisasi masing- masing jurusan juga bersiap menyambut para calon adik angkatan mereka dan membimbing ke stand masing-masing jurusan. Di stand yang telah tersedia para GAMADA diberikan berbagai informasi mengenai waktu pelaksanaan rangkaian kegiatan PPSMB universitas, fakultas, hingga jurusan. Tidak hanya itu, mereka juga mengisi beberapa data diri yang diperlukan untuk kepentingan kegiatan PPSMB yang akan dilaksanakan pada tanggal 2-5 September 2013. Tanggal 2-3 September 2013 merupakan PPSMB di tingkat universitas, kemudian dilanjutkan dengan PPSMB di tingkat fakultas pada tanggal 4-5 September. Para mahasiswa baru mulai mempersiapkan perlengkapan dan atribut-atribut yang diperlukan dalam PPSMB universitas, seperti name tag dan caping. Namun, penjelasan lebih lebih lanjut akan diberikan di Technical Meeting pada tanggal 31 Agustus mendatang. “Mencetak Mahasiswa Prim Seorang mahasiswa sedang menunggu antrian registrasi di DAA. Prim .Para mahasiswa sedang sibuk mengisi data diri untuk keperluan PPSMB. T idak pernah berhenti untuk berjuang adalah kalimat yang tepat untuk menggambarkan sosok yang satu ini. Husni Mubarok, perempuan yang mampu menemukan impian untuk bergabung dalam Kampus Kerakyatan. Mahasiswi yang lahir pada 9 Desember 1993 ini dapat menembus SBMPTN dengan penuh perjuangan. Husni adalah siswi yang telah lulus SMA pada tahun 2012, namun nasib belum memperbolehkannya melanjutkan kuliah pada tahun tersebut. Padahal jika boleh dikata, ia adalah siswa yang pandai, karena berturut-turut mendapatkan peringkat satu paralel di SMA-nya, SMA Negeri 1 Pegandon, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah. Namun ketika SNMPTN tahun 2012 dibuka, dari kedua jalur yang dia lewati (undangan dan tertulis) ia belum mampu menembus ketatnya persaingan memasuki dunia kampus. Satu tahun vakum dari dunia pembelajaran, tak lantas membuat Husni melupakan impiannya. Selama setahun tersebut dia bekerja di sebuah pabrik tekstil untuk membantu kedua orang tuanya. Selain itu dia juga memberikan bimbingan belajar pada anak- anak SMA yang akan menghadapi UN. Semua dia lakukan untuk mendapatkan tambahan uang dan mengulang kembali pelajaran yang telah diterima semasa SMA. Mendekati tes SBMPTN, Husni, begitu ia biasa dipanggil, memutuskan untuk keluar dari dunia kerja dan lebih fokus terhadap impian untuk masuk dunia perkuliahan. Pada bulan Februari, husni memutuskan untuk masuk pondok pesantren yang menawarkan bimbingan belajar gratis. Kemudian di tahun 2013 ini, Husni telah berhasil masuk UGM di program studi Pemuliaan Tanaman di UGM melalui jalur SBMPTN dan mendapatkan beasiswa Bidik Misi. Dalam sebuah perjuangan dalam menggapai impian dibutuhkan usaha yang keras. Hal ini dibuktikan dengan perjuangan Husni Mubarok yang tidak pernah putus asa meskipun pernah gagal. SOSOK : Menuju Kampus Impian Harits_prim Reporter: Derra, Shannon, Risma, Daniel, Zulfa, Danis. Redaktur Pelaksana : Dera. Editor : Ima , Danis. Fotografer : Daniel, Shannon. Lay out : Dianah. BPPM Primordia Sekretariat Bersama Gedung A10 Lt 2 Fakultas Pertanian UGM, Jl. Sosio Yustisia, Bulaksumur, Sleman, Yogyakarta. NEWSLETTER PRIMORDIA Edisi Spesial Gamada2013 4 Minggu, 25 Agustus 2013 Minggu, 25 Agustus 2013 Kebijakan Baru Menyambut Mahasiswa Baru Prim Prim

description

newsletter primordia

Transcript of Newsletter Terbit Tgl 25 Color

Page 1: Newsletter Terbit Tgl 25 Color

Selasa (17/6) pagi, aktivitas di sekitar gedung Grha Sabha Pramana tidak terlihat seperti

biasa. Waktu baru menunjukkan pukul 07.00 tepat, namun keramaian sudah tampak disana. Terlihat ratusan, bahkan ribuan calon mahasiswa baru Universitas Gadjah Mada atau yang dikenal sebagai Gadjah Mada Muda (GAMADA) memenuhi sekitar pelataran Grha Sabha Pramana (GSP). Para GAMADA yang lolos lewat jalur SNMPTN Undangan ini akan bersiap-siap mengikuti Tes TOEFL. Wajah gugup nyaris tak tampak, namun justru ekspresi mereka diselimuti oleh perasaan senang dan bangga.

Hal inilah yang ditunjukan oleh Chacha, seorang calon mahasiswi baru dari Fakultas Psikologi asal Malang. Ia mengaku sangat bangga dan senang dapat berhasil masuk ke Perguruan Tinggi yang ia impikan. Begitu juga dengan Luthfi yang berasal dari Jember, ia berhasil masuk ke Fakultas Pertanian dengan mengambil program studi Pemuliaan Tanaman yang merupakan pilihan pertamanya. Selain diadakan tes TOEFL, dimeriahkan juga dengan

adanya stand-stand dari setiap jurusan se-UGM. Para panitia dari berbagai organisasi masing-masing jurusan juga bersiap menyambut para calon adik angkatan mereka dan membimbing ke stand masing-masing jurusan.

Di stand yang telah tersedia para GAMADA diberikan berbagai informasi mengenai waktu pelaksanaan rangkaian kegiatan PPSMB universitas, fakultas, hingga jurusan. Tidak hanya itu, mereka juga mengisi beberapa data diri yang diperlukan untuk kepentingan kegiatan PPSMB yang akan dilaksanakan pada tanggal 2-5 September 2013. Tanggal 2-3 September 2013 merupakan PPSMB di tingkat universitas, kemudian dilanjutkan dengan PPSMB di tingkat fakultas pada tanggal 4-5 September. Para mahasiswa baru mulai mempersiapkan perlengkapan dan atribut-atribut yang diperlukan dalam PPSMB universitas, seperti name tag dan caping. Namun, penjelasan lebih lebih lanjut akan diberikan di Technical Meeting pada tanggal 31 Agustus mendatang. “Mencetak Mahasiswa

Prim

Seorang mahasiswa sedang menunggu antrian registrasi di DAA.

Prim

.Para mahasiswa sedang sibuk mengisi data diri untuk keperluan PPSMB.

Tidak pernah berhenti untuk berjuang adalah

kalimat yang tepat untuk menggambarkan sosok yang satu ini. Husni Mubarok, perempuan yang mampu menemukan impian untuk bergabung dalam Kampus Kerakyatan. Mahasiswi yang lahir pada 9 Desember 1993 ini dapat menembus SBMPTN dengan penuh perjuangan. Husni adalah siswi yang telah lulus SMA pada tahun 2012, namun nasib belum memperbolehkannya melanjutkan kuliah pada tahun tersebut. Padahal jika boleh dikata, ia adalah siswa yang pandai, karena berturut-turut mendapatkan peringkat satu paralel di SMA-nya, SMA Negeri 1 Pegandon, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah. Namun ketika SNMPTN tahun 2012 dibuka, dari kedua jalur yang dia lewati (undangan dan tertulis) ia belum mampu menembus ketatnya persaingan memasuki dunia kampus. Satu tahun vakum dari dunia pembelajaran, tak lantas membuat Husni melupakan impiannya. Selama setahun tersebut dia bekerja di sebuah pabrik tekstil untuk membantu kedua orang tuanya. Selain itu dia juga memberikan bimbingan belajar pada anak-anak SMA yang akan menghadapi UN. Semua dia lakukan untuk mendapatkan tambahan uang dan mengulang kembali pelajaran yang telah diterima semasa SMA. Mendekati tes SBMPTN, Husni, begitu ia biasa dipanggil, memutuskan untuk keluar dari dunia kerja dan lebih fokus terhadap impian untuk masuk dunia perkuliahan. Pada bulan Februari, husni memutuskan untuk masuk pondok pesantren yang menawarkan bimbingan belajar gratis. Kemudian di tahun 2013 ini, Husni telah berhasil masuk UGM di program studi Pemuliaan Tanaman di UGM melalui jalur SBMPTN dan mendapatkan beasiswa Bidik Misi. Dalam sebuah perjuangan dalam menggapai impian dibutuhkan usaha yang keras. Hal ini dibuktikan dengan perjuangan Husni Mubarok yang tidak pernah putus asa meskipun pernah gagal.

SOSOK : Menuju Kampus Impian

Harits_prim

Reporter: Derra, Shannon, Risma, Daniel, Zulfa, Danis. Redaktur Pelaksana : Dera. Editor : Ima , Danis. Fotografer : Daniel, Shannon. Lay out : Dianah.

BPPM PrimordiaSekretariat Bersama Gedung A10 Lt 2 Fakultas Pertanian UGM, Jl. Sosio Yustisia, Bulaksumur, Sleman, Yogyakarta.

NEWSLETTER PRIMORDIAEdisi Spesial Gamada2013 4

Minggu, 25 Agustus 2013

Minggu, 25 Agustus 2013

Kebijakan BaruMenyambut

MahasiswaBaru

Prim

Prim

Page 2: Newsletter Terbit Tgl 25 Color

memberatkan. Lain halnya dengan Zelly, orang tua mahasiswa dari Medan. Ia berpendapat bahwa sistem UKT sama halnya dengan sistem SPMA, justru terasa lebih ringan karena UKT tidak dibayarkan sekaligus di awal perkuliahan, tetapi dibayarkan secara bertahap selama jalannya perkuliahan. Ia menambahkan, hal itu sangat membantu saat harus menanggung banyak pengeluaran di awal masuk kuliah, terlebih lagi bagi mereka yang berasal dari daerah yang jauh dari Yogyakarta dan tidak memiliki sanak saudara di kota ini. Mencari tempat tinggal sementara, kost, perlengkapan kuliah, biaya transportasi dan lain sebagainya dirasa membutuhkan uang yang tidak sedikit. Jika uang kuliah yang cukup besar harus dibayarkan sekaligus, maka akan terasa berat dibandingkan jika dibayarkan secara bertahap di tiap semesternya. Akan tetapi, Zelly juga berpendapat bahwa biaya tersebut akan dirasa berat jika dibebankan kepada orang-orang yang benar-benar tidak mampu secara ekonomi.

Dengan banyaknya mahasiswa yang mendapat tanggungan nominal UKT yang tidak sesuai dengan penghasilan walinya, banyak pula mahasiswa yang mengajukan keringanan UKT. Pengajuan keringanan ini disampaikan mahasiswa dan atau wali mahasiswa melalui Posko Advokasi Mahasiswa UGM yang menerima pengaduan sejak hari pengumuman SNMPTN pada bulan Juni lalu. Dalam waktu sehari, Posko menerima 137 mahasiswa yang mengaku keberatan dengan nominal UKT-nya melalui email. Jumlah ini makin bertambah seiring diumumkannya hasil SBMPTN, UM UGM dan PBU. Dari Posko Advokasi Mahasiswa tersebut, mahasiswa akan didampingi dalam proses pengajuan keringanan ke Direktorat Akademik (DA). Namun tidak sedikit pula yang langsung mengurusnya sendiri ke DA. Sayangnya, tidak semua pengajuan keringanan dikabulkan atau ada pula yang diringankan namun tidak banyak selisihnya. Menghadapi hal ini, mahasiswa sebagian besar bersikap menerimanya begitu saja karena telah berusaha mengajukan keringanan.

Seperti yang terlihat di lapangan, penerapan UKT di UGM untuk yang pertama kalinya masih kurang optimal dan terkesan mendadak. Kebijakan soal UKT sudah digaungkan sejak beberapa waktu sebelumnya. Namun dalam penerapan, kebijakan UKT mulai dari penentuan nominal hingga penggolongan biaya yang ditanggung mahasiswa terkesan dipaksakan. Hal ini terjadi karena seperti yang diakui oleh petinggi universitas dan fakultas di lingkungan UGM, bahwa UKT merupakan kebijakan yang ditetapkan dari atas (Kemendikbud) namun juga pihak universitas merasa yang dibawah (mahasiswa dan wali) akan terbebani oleh kebijakan ini. Serta sudah banyak terdengar suara-suara keberatan mengenai penerapan UKT dari berbagai kalangan. Hal ini membuat pihak yang berwenang menjadi dilema, namun akhirnya kebijakan soal UKT tetap diterapkan meski cukup banyak polemik terjadi setelahnya.

UGM yang Memiliki Semangat Juang ke-Gadjahmada-an dan Interdisipliner Menuju Indonesa Berdaulat” merupakan tema yang diusung dalam PPSMB tahun ini. Khusus bagi para mahasiswa baru Fakultas Pertanian akan terlebih dahulu mengikuti Technical Meeting PPSMB fakultas pada esok hari, 25 Agustus 2013 (hari ini-red), yang bertempat di Auditorium Hardjono Danoesastro Fakultas Pertanian UGM.

Prim

Mahasiswa Budidaya Pertanian menyambut Gamada Buper pada saat selesai Toefl.

UKT, Kebijakan 'Prematur' ?asa penerimaan mahasiswa baru Muntuk tahun ajaran 2013/2014 telah usai. Tetapi banyak perubahan yang

terjadi dalam sistem penerimaan mahasiswa baru tahun ini. SNMPTN yang sebelumnya diselenggarakan di tahun 2012 ditiadakan dan diganti dengan SBMPTN (Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri). Di UGM, jalur penerimaan mahasiswa baru ada empat jalur, yaitu SNMPTN Undangan, SBMPTN, UM, dan PBU (Pencarian Bibit Unggul) untuk Sekolah Vokasi. Selain sistem penerimaan mahasiswa baru yang berbeda, UGM juga menerapkan peraturan baru mengenai Uang Kuliah Tunggal (UKT) sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) No.55 tahun 2013.

Uang Kuliah Tunggal atau UKT merupakan biaya yang harus dibayarkan oleh setiap mahasiswa per satu semester selama mengikuti perkuliahan. Biaya UKT ini dibebankan kepada seluruh mahasiswa dan tidak perlu membayar biaya yang lain diluar biaya UKT. Uang Kuliah Tunggal ini bertujuan untuk meringankan biaya kuliah dengan meniadakan uang pangkal yang memberatkan mahasiswa di awal masuk dan mendistribusikannya pada biaya kuliah per semester. Peringanan biaya kuliah ini diperuntukan untuk mahasiswa dan wali/orang tua mahasiswa yang keberatan dengan uang pangkal. Nominal UKT yang

harus ditanggung masing-masing mahasiswa berbeda sesuai dengan penghasilan wali/orang tua. Di UGM, nominal UKT dibagi dalam 5 (lima) golongan dan berbeda untuk tiap fakultasnya.

Dalam penerapannya, kenyataan yang terjadi justru tidak sesuai dengan yang diharapkan. Tidak sedikit mahasiswa yang mendapat tanggungan golongan UKT yang tidak sesuai dengan penghasilan wali/orang tua. Hal ini disebabkan karena penghasilan berada atau mendekati batas bawah range penggolongan penghasilan wali sehingga masih mendapat tanggungan nominal UKT di golongan tersebut. Banyak mahasiswa baru yang mendapat tanggungan nominal UKT yang lebih besar dari hitungan penghasilan walinya. “Mengenai UKT, saya sendiri pasti merasa keberatan karena itu berarti terjadi pemerataan biaya keseluruhan seperti misalnya biaya pembangunan yang menyebabkan tanggungan antara yang mampu dan yang kurang mampu jadi sama saja”, tutur Sudi, mahasiswa baru Fakultas MIPA jurusan Geofisika yang berasal dari Medan. Ia sendiri lebih memilih sistem SPMA (Sumbangan Pengembangan Mutu Akademik) atau uang pangkal yang berlaku seperti pada tahun-tahun sebelumnya karena dirasa tidak begitu

Penerapan Tidak Sesuai

NEWSLETTER PRIMORDIAEdisi Spesial Gamada2013 2

Mengajukan Keringanan

Kebijakan 'Prematur'

Minggu, 25 Agustus 2013Minggu, 25 Agustus 2013

Prim