NEWS - iuwashplus.or.id fileChief of Party IUWASH, Louis O’Brien dan Direktur Utama Perum...

14
NEWS VOL 004 - FEBRUARI 2013 ARTIKEL EDISI INI: IUWASH Membangun Kemitraan dengan Bank Syariah Mandiri dan Perum Perhutani untuk Menyediakan Akses terhadap Air Bersih bagi Keluarga Berpenghasilan Rendah 1 Pelatihan Gender bagi Fasilitator Sanitasi di Bogor 3 Survei Kepuasan Pelanggan Mendorong PDAM untuk Meningkatkan Sambungan Air 4 Survei IUWASH tentang Biaya Air: Biaya Air Rata-Rata Turun Sebesar 39 Persen 5 Media Meliput Alternatif Akses Air Bersih untuk Rumah Tangga Berpenghasilan Rendah 6 Sambungan Pipa Air Bersih Bawah Laut untuk Pulau Enggros dan Tobati 7 Kunjungan Paparan Memberikan Pencerahan Bagi Pokja AMPL 8 PDAM Jayapura: Optimalisasi Jaringan Pipa Tanggulangi Air Tak Berekening 9 Pembiayaan Mikro “Jamban Sehat” Tingkatkan Akses Sanitasi 10 Pemerintah dan Masyarakat Jayapura Prioritaskan Sanitasi 11 Harapan Besar Terhadap Perbaikan Layanan Air Limbah di Surakarta 12 Program Perbaikan Daerah Kumuh Memberi Prioritas Lebih Besar pada Sanitasi 13 Lokakarya Penyelarasan Pandangan Memperkuat Komitmen Pemerintah Daerah untuk Sektor Air dan Sanitasi 14 JAKARTA. Pada 16 Januari 2013, USAID-IUWASH menandatangani Kerjasama Kemitraan dengan Bank Syariah Mandiri (BSM) di Jakarta dalam rangka memperluas upaya IUWASH untuk memberikan pembiayaan mikro untuk sambungan air bersih bagi sekitar 40.000 rumah tangga berpenghasilan rendah di Indonesia. Umumnya, pelanggan membayar biaya untuk sambungan baru antara Rp 1,5 juta hingga Rp 3 juta. Banyak keluarga berpenghasilan rendah tidak mampu membayar biaya pemasangan tersebut. Pelanggan yang menerima pembiayaan mikro dapat membayar dengan cara mengangsur selama 12 IUWASH Membangun Kemitraan dengan Bank Syariah Mandiri dan Perum Perhutani untuk Menyediakan Akses terhadap Air Bersih bagi Keluarga Berpenghasilan Rendah Kemitraan dengan sektor swasta membantu membuka akses terhadap air bersih dan sanitasi bagi keluarga berpenghasilan rendah. Chief of Party IUWASH, Louis O’Brien dan Direktur Utama Perum Perhutani, Bambang Sukmananto menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) disaksikan oleh Andrew Sisson (Direktur Misi USAID Indonesia), Nugroho Tri Utomo (Direktur Permukiman dan Perumahan BAPPENAS) serta perwakilan BSM. KREDIT FOTO: VIRGI FATMAWATI/IUWASH JAKARTA

Transcript of NEWS - iuwashplus.or.id fileChief of Party IUWASH, Louis O’Brien dan Direktur Utama Perum...

Page 1: NEWS - iuwashplus.or.id fileChief of Party IUWASH, Louis O’Brien dan Direktur Utama Perum Perhutani, Bambang Sukmananto menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) disaksikan oleh Andrew

NEWSVOL 004 - FEBRUARI 2013

ARTIKEL EDISI INI:

IUWASH Membangun Kemitraan dengan Bank Syariah Mandiri dan Perum Perhutani untuk Menyediakan Akses terhadap Air Bersih bagi Keluarga Berpenghasilan Rendah 1

Pelatihan Gender bagi Fasilitator Sanitasi di Bogor 3

Survei Kepuasan Pelanggan Mendorong PDAM untuk Meningkatkan Sambungan Air 4

Survei IUWASH tentang Biaya Air: Biaya Air Rata-Rata Turun Sebesar 39 Persen 5

Media Meliput Alternatif Akses Air Bersih untuk Rumah Tangga Berpenghasilan Rendah 6

Sambungan Pipa Air Bersih Bawah Laut untuk Pulau Enggros dan Tobati 7

Kunjungan Paparan Memberikan Pencerahan Bagi Pokja AMPL 8

PDAM Jayapura: Optimalisasi Jaringan Pipa Tanggulangi Air Tak Berekening 9

Pembiayaan Mikro “Jamban Sehat” Tingkatkan Akses Sanitasi 10

Pemerintah dan Masyarakat Jayapura Prioritaskan Sanitasi 11

Harapan Besar Terhadap Perbaikan Layanan Air Limbah di Surakarta 12

Program Perbaikan Daerah Kumuh Memberi Prioritas Lebih Besar pada Sanitasi 13

Lokakarya Penyelarasan Pandangan Memperkuat Komitmen Pemerintah Daerah untuk Sektor Air dan Sanitasi 14

JAKARTA. Pada 16 Januari 2013, USAID-IUWASH menandatangani Kerjasama Kemitraan dengan Bank Syariah Mandiri (BSM) di Jakarta dalam rangka memperluas upaya IUWASH untuk memberikan pembiayaan mikro untuk sambungan air bersih bagi sekitar 40.000 rumah tangga berpenghasilan rendah di Indonesia.

Umumnya, pelanggan membayar biaya untuk sambungan baru antara Rp 1,5 juta hingga Rp 3 juta. Banyak keluarga berpenghasilan rendah tidak mampu membayar biaya pemasangan tersebut. Pelanggan yang menerima pembiayaan mikro dapat membayar dengan cara mengangsur selama 12

IUWASH Membangun Kemitraan

dengan Bank Syariah Mandiri dan

Perum Perhutani untuk Menyediakan

Akses terhadap Air Bersih bagi

Keluarga Berpenghasilan Rendah

Kemitraan dengan sektor swasta membantu membuka akses terhadap air bersih dan sanitasi bagi keluarga berpenghasilan rendah.

Chief of Party IUWASH, Louis O’Brien dan Direktur Utama Perum Perhutani, Bambang Sukmananto menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) disaksikan oleh Andrew Sisson (Direktur Misi USAID Indonesia), Nugroho Tri Utomo (Direktur Permukiman dan Perumahan BAPPENAS) serta perwakilan BSM.

KREDIT FOTO: VIRGI FATMAWATI/IUWASH JAKARTA

Page 2: NEWS - iuwashplus.or.id fileChief of Party IUWASH, Louis O’Brien dan Direktur Utama Perum Perhutani, Bambang Sukmananto menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) disaksikan oleh Andrew

2 | iuwashnews vol 004 - Februari 2012

sampai 36 kali. Besarnya angsuran per bulan biasanya sekitar Rp 50.000 sampai Rp 100.000.

“Air adalah kebutuhan dasar manusia, tetapi bagi banyak orang akses terhadap air bersih dan aman masih sebatas angan-angan,” kata Direktur Misi USAID/Indonesia, Andrew Sisson. “Amerika Serikat, melalui USAID, dengan gembira mendukung kemitraan dalam pembiayaan mikro yang menawarkan jalan keluar bagi rumah tangga berpenghasilan rendah untuk mendapatkan sambungan air bersih di rumah mereka.”Kemitraan ini merupakan pengembangan kerjasama antara USAID-IUWASH dan Bank Syariah Mandiri di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah dan Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur yang telah menyediakan sambungan air untuk 3.750 rumah tangga.

“Kami telah menyiapkan dana tambahan sebesar Rp 150 milyar dalam bentuk lump sum untuk pembiayaan mikro dalam bidang air dan sanitasi pada tahun 2013. Rasio

Workshop “Inovasi Aplikatif untuk PDAM yang Lebih Baik” yang digelar IUWASH saat Indonesia Water and Waste Water Expo & Forum (IWWEF) 2013. Tampak dalam foto, Kepala Subdirektorat Air Baku dan Air Tanah, Kementerian PU, Eka N. Abdi

menjelaskan tentang skema pengembangan suplai air baku di Indonesia.

kredit bermasalah di BSM saat ini untuk pembiayaan mikro bidang air dan sanitasi adalah 0 persen. Ini sangat memuaskan. Tidak ada yang menunggak pembayaran angsuran, karena pagu kredit sesuai dengan kemampuan masyarakat berpenghasilan rendah,” ujar Direktur BSM Hanawijaya.

Dana tersebut akan disalurkan melalui 50 PDAM yang direkomendasikan di lima wilayah kerja IUWASH.

Sementara itu, pada hari yang sama dengan penandatanganan perjanjian dengan BSM, Chief of Party IUWASH, Louis O’Brien dan Direktur Perum Perhutani, Bambang Sukmananto juga menandatangani Nota Kesepahaman yang disaksikan oleh Direktur Misi USAID untuk Indonesia, Andrew Sisson. Melalui kerjasama ini, IUWASH dan Perum Perhutani akan mengembangkan program adaptasi perubahan iklim dan konservasi sumber daya air baku.

“Perum Perhutani akan melakukan sinergi dengan IUWASH guna

melestarikan sumber daya air baku di kawasan hutan Perhutani dengan membangun sumur resapan. Ini akan meningkatkan keseimbangan resapan air tanah yang akan dimanfaatkan oleh masyarakat yang tinggal di sekitar daerah hilir. Ini merupakan upaya pengelolaan hutan berkelanjutan yang dilakukan oleh Pehutani untuk menerapkan konsep triple bottom line (sosial-lingkungan-ekonomi),” ujar Bambang.

USAID-IUWASH yang merupakan proyek lima tahun senilai $33,7 juta, bekerja di 54 kota dan kabupaten di seluruh Indonesia untuk meningkatkan akses terhadap air bersih bagi dua juta orang dan akses terhadap sanitasi bagi 200.000 orang. USAID-IUWASH merupakan bagian penting dari Kemitraan Komprehensif antara Pemerintah Amerika Serikat dan Indonesia yang merupakan komitmen yang dibuat oleh Presiden Obama dan Presiden Yudhoyono dalam rangka memperluas, memperdalam dan meningkatkan hubungan bilateral antara Amerika Serikat dan Indonesia. USAID/Indonesia, situs resmi Perhutani, situs resmi BSM

VIRG

I FAT

MAW

ATI/I

UW

ASH

JA

KART

A

Page 3: NEWS - iuwashplus.or.id fileChief of Party IUWASH, Louis O’Brien dan Direktur Utama Perum Perhutani, Bambang Sukmananto menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) disaksikan oleh Andrew

iuwashnews vol 004 - Februari 2013 | 3

TOOL BOX

BOGOR. Pengarusutamaan gender di IUWASH dipandang penting bagi keberlanjutan kegiatan program pada semua tingkatan. IUWASH bekerja dengan kelompok swadaya masyarakat, PDAM dan pejabat pemerintah daerah, sanitarian daerah dan lain-lain untuk mempromosikan pendekatan sensitif gender dalam setiap kegiatan IUWASH. Dengan tujuan tersebut, pelatihan mengenai isu gender digelar pada kuartal sebelumnya, dan Kelompok Kerja Gender IUWASH juga melaksanakan beberapa kegiatan pada tingkat regional.

Pada bulan Juni 2012, pelatihan gender untuk fasilitator STBM (lihat kotak) digelar di Kota Bogor guna meningkatkan kesadaran di kalangan pelaksana STBM mengenai isu gender, dan agar mereka dapat mempersiapkan diri dengan lebih baik dalam mengidentifikasi dan mengatasi masalah tersebut di tingkat masyarakat. Pelatihan ini diikuti oleh 29 peserta (delapan laki-laki dan 21 perempuan) yang terdiri dari delapan sanitarian, 16 kader masyarakat dan lima pegawai pemerintah dari lingkungan BAPPEDA dan Kementerian Kesehatan. Topik yang dibahas mencakup pemahaman tentang gender, ketidaksetaraan gender, isu-isu gender pada sektor air, sanitasi dan

kebersihan, serta pengarusutamaan gender dalam STBM.

Neneng, seorang kader masyarakat dari Desa Harjasari, mengatakan bahwa pelatihan ini menambah ketertarikannya terhadap isu-isu gender. “Materi pelatihan yang diberikan mudah dipahami. Kami juga menyukai metode yang dipakai,” kata Neneng. Kader lain dari Desa Cimahpar, Asep, mengatakan pelatihan tersebut memberikan pengetahuan yang mereka perlukan untuk disampaikan pada tingkat masyarakat. “Saya merasa beruntung karena dapat berpartisipasi dalam pelatihan ini. Semua topik yang dibahas penting dan meningkatkan pengetahuan saya sebagai fasilitator,” ujar Asep.

Pada periode berikutnya, kegiatan IUWASH yang terkait dengan gender akan fokus pada kelanjutan dari pengarusutamaan gender di sektor air dan sanitasi di tingkat regional, melalui berbagai kegiatan, seperti pelatihan gender bagi fasilitator STBM di Tangerang dan Jawa Timur, integrasi sesi gender dalam pelatihan STBM bagi anggota masyarakat di Tanjungbalai, Tebing Tinggi, Takalar, dan Kendal, serta pelatihan gender bagi mitra organisasi nonpemerintah di Jawa Timur.

Pelatihan Gender bagi Fasilitator Sanitasi di Bogor

Pelatihan gender memberikan pengetahuan yang dibutuhkan peserta tentang pengarusutamaan gender dan isu-isu terkait yang akan disampaikan bagi masyarakat umum.

STBM atau Sanitasi Total Berbasis Masyarakat adalah strategi nasional untuk perbaikan sanitasi berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan tahun 2008. Tujuan strategi nasional ini adalah untuk mencegah dan menekan angka penyakit yang disebabkan oleh sanitasi buruk dengan memberantas buang air besar sembarangan. STBM terdiri dari lima pilar yaitu Hentikan buang air besar sembarangan, Cuci tangan pakai sabun, pengelolaan air minum rumah tangga yang tepat, pengelolaan limbah cair, pengelolaan sampah rumah tangga yang tepat.

IUWASH menggunakan pendekatan STBM untuk memobilisasi kebutuhan masyarakat terhadap peningkatan akses sanitasi. IUWASH mendukung program STBM yang dilaksanakan oleh pemerintah daerah melalui Dinas Kesehatan di kota/kabupaten lokasi IUWASH bekerja.

Kader dan ahli sanitasi Kota Bogor sedang bermain peran (role play) tentang isu gender saat lokakarya STBM dan Pengarusutamaan Gender yang digelar IUWASH. Dari permainan ini diketahui bahwa orang tua umumnya cenderung ingin pola asuh anak yang sesuai gender. Misalnya: anak

perempuan akan dididik seperti ibunya (pengatur rumah tangga), sementara anak laki-laki diasuh agar seperti bapak, memiliki pekerjaan tetap dan bertanggung jawab untuk menafkahi keluarga.

GA

BRIE

L M

ALO

NA

/IUW

ASH

JA

KART

A

Selain itu, IUWASH akan merintis hubungan dengan gerakan Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) untuk mendukung penguatan dan pemantauan penyusunan program gender yang berkaitan dengan promosi perbaikan perilaku kebersihan di tingkat masyarakat dan rumah tangga. IUWASH juga akan berdiskusi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan dalam rangka mendukung program penguatan gender di sektor air dan sanitasi. Secara internal bersama seluruh tim teknis proyek, IUWASH juga akan mengembangkan berbagai kegiatan tambahan di bidang pengarusutamaan gender dan mengadakan rapat kelompok kerja gender IUWASH guna menyusun rencana kerja gender untuk tahun fiskal 2013. Alifah Lestari, Virgi Fatmawati/IUWASH Jakarta

Page 4: NEWS - iuwashplus.or.id fileChief of Party IUWASH, Louis O’Brien dan Direktur Utama Perum Perhutani, Bambang Sukmananto menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) disaksikan oleh Andrew

4 | iuwashnews vol 004 - Februari 2012

IUW

ASH

JAW

A T

ENG

AH

SEMARANG. PDAM Semarang sangat berminat untuk memperluas wilayah layanan mereka dan mengembangkan layanan pelanggan yang efektif dengan menyasar calon pelanggan dari rumah tangga hingga sektor bisnis swasta. Untuk mencapai tujuan tersebut, PDAM Semarang telah melakukan kegiatan promosi yang intensif dan terencana, yang diawali dengan survei kepuasan pelanggan (SKP).

Survei ini melibatkan 913 responden, dari kelompok pelanggan maupun nonpelanggan, di kota Ungaran, Ambarawa dan Salatiga. Hasilnya menunjukkan bahwa 94 persen responden dari kelompok rumah tangga dan 87 persen responden dari kelompok non-rumah tangga merasa puas dengan layanan PDAM Semarang, terutama dari segi kualitas air. Sedangkan 75 persen responden nonpelanggan tidak terlalu berminat untuk menjadi pelanggan karena mereka percaya bahwa air dari sumur di daerah mereka lebih murah. Kenyataan ini mendorong PDAM Semarang untuk meningkatkan program kepuasan pelanggan dan memperluas layanan mereka.

Juru bicara PDAM Kabupaten Semarang, Wicaksono Suwandi mengatakan pihaknya merasa yakin dengan skema promosi mereka. Tingkat kepuasan yang tinggi di kalangan pelanggan lama merupakan landasan penting untuk menarik pelanggan baru karena perusahaan masih memiliki kapasitas untuk meningkatkan layanan hingga 80 persen pada tahun 2015. Divisi teknis perusahaan saat ini sedang mengkaji rencana untuk memperluas daerah layanan. Saat ini PDAM Semarang memiliki sumber

Survei Kepuasan Pelanggan Mendorong PDAM

untuk Meningkatkan Sambungan Air

daya air baku yang baru di mata air Muncul, Kecamatan Banyubiru, sehingga perusahaan ini akan mampu menyediakan 300 liter air per detik, untuk dimanfaatkan 24.000 sambungan baru pada tahun 2014.

“Kami juga melakukan kampanye dan promosi melalui radio dan surat kabar daerah untuk menarik perhatian konsumen baru. Kegiatan ini terinspirasi oleh SSK yang didukung oleh IUWASH pada bulan Januari. Sebelumnya kami belum pernah melakukan survei semacam itu. Hasil SKP sangat membantu dan juga akan dimanfaatkan untuk mengembangkan rencana usaha PDAM dalam waktu dekat yang juga didukung oleh IUWASH,” tambah Wicaksono.

Berbicara pada “Lokakarya Potret Pelayanan Perusahaan Air Minum berdasarkan Survei Kepuasan

Enumerator sedang mewawancarai pelanggan PDAM Kabupaten Semarang selama Survei Kepuasan Pelanggan.

Tingkat kepuasan yang tinggi di kalangan pelanggan menjadi landasan penting untuk menarik pelanggan baru.

Pelanggan”, Bupati Semarang, Dr. Mundjirin ES, menjelaskan bahwa dengan jumlah penduduk sebanyak 936.058 jiwa, PDAM kini baru menyediakan sekitar 28.000 sambungan air atau hanya 18 persen dari jumlah penduduk. Ini berarti PDAM harus segera memperluas layanannya. Berdasarkan statistik hidrologi, beberapa sumber daya air yang ada di Kabupaten Semarang yang mampu memasok air baku untuk PDAM adalah berbagai mata air dengan kapasitas 7.331 liter/detik, yang tersebar di 15 kecamatan dan Waduk Rawa Pening dengan volume 65 juta meter kubik (kolam penampungan air seluas 2.770 hektar) pada tingkat maksimum, sedangkan ketinggian minimum permukaan air memiliki volume 25 juta meter kubik. Nugroho Andwiwinarno/IUWASH Jawa Tengah, Virgi Fatmawati/IUWASH Jakarta

TOOL BOX

Page 5: NEWS - iuwashplus.or.id fileChief of Party IUWASH, Louis O’Brien dan Direktur Utama Perum Perhutani, Bambang Sukmananto menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) disaksikan oleh Andrew

iuwashnews vol 004 - Februari 2013 | 5

Abi (35) warga Kelurahan Pademangan, Jakarta Utara harus membeli air bersih untuk keperluan keluarganya sehari-hari dari penjual air. Abi dan keluarganya rata-rata membutuhkan paling sedikit

empat jerigen air bersih (Rp 500 per jerigen) per hari.

VIRG

I FAT

MAW

ATI/I

UW

ASH

JA

KART

A

FIELD NOTE | WATER

SURVEI IUWASH TENTANG BIAYA AIR:

Biaya Air Rata-Rata Turun Sebesar 39 Persen

dari Rp 25.063 menjadi Rp 28.583 (untuk membayar angsuran bulanan dan rekening air), masyarakat mendapatkan manfaat dari biaya bulanan rata-rata untuk air minum yang turun secara tajam, yaitu dari Rp 62.181 menjadi Rp 24.479. Penggunaan air rumah tangga di Mojokerto meningkat, dari 6,5 menjadi 10 meter kubik per bulan.

IUWASH telah mengemukakan hasil survei ini dalam lokakarya dengan PDAM pada bulan Desember 2012. Acara ini dihadiri oleh 15 direktur dan staf PDAM yang tertarik dengan hasil survei tersebut dan ingin memahami bagaimana hasil survei dapat meningkatkan layanan PDAM.

Survei tersebut juga menunjukkan bahwa setelah rumah tangga tersambung dengan sistem perpipaan dari PDAM, banyak pelanggan tetap membeli dan menggunakan air “isi ulang” untuk air minum. Hal ini tampaknya disebabkan oleh anggapan bahwa air isi ulang layak diminum dan dapat dikonsumsi langsung tanpa diolah terlebih dahulu. Namun, berdasarkan rekomendasi dari Kementerian Kesehatan, sumber air yang memasok sebagian besar operator air isi ulang tidak aman, sehingga tidak boleh dikonsumsi secara langsung dan harus diolah terlebih dahulu.

Temuan ini membuat para direktur dan staf PDAM memahami perlunya kerjasama lebih dekat dengan operator air “isi ulang” agar mereka menggunakan air PDAM sebagai sumber pasokan air mereka. PDAM juga mengidentifikasi bahwa mereka harus mendidik masyarakat dengan lebih baik tentang perlunya mengolah air “isi ulang”, dan meminta bantuan IUWASH dalam pengembangan kegiatan terkait. Seperti halnya survei pertama yang dilakukan di Kudus, PDAM juga menunjukkan minat yang besar untuk melaksanakan survei serupa di masa mendatang. Virgi Fatmawati/ IUWASH Jakarta

JAKARTA. IUWASH melaksanakan survei terkait dengan biaya air rumah tangga berpenghasilan rendah, yang memperoleh manfaat dari dari inisiatif pembiayaan mikro dan meter induk. Survei dilaksanakan di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah pada bulan September 2012 dan Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur pada September dan Desember 2012.

Temuan utama dari survei di Kudus menunjukkan bahwa biaya air rumah tangga untuk semua jenis kebutuhan turun sekitar 58 persen, dari Rp 91.250 menjadi Rp 38.000. Sedangkan biaya untuk air minum turun sekitar 32 persen. Menurut 280 responden yang terlibat

Biaya air di daerah-daerah yang menjadi lokasi kegiatan pembiayaan mikro dan meter induk (master meter) bagi masyarakat berpenghasilan rendah turun hingga 39 persen.

dalam survei tersebut, biaya bulanan rata-rata yang mereka keluarkan untuk air bersih adalah Rp 75.000, namun sejak sambungan air bersih terpasang, biaya tersebut turun menjadi Rp 27.000 (turun 64 persen). Biaya rata-rata untuk air minum turun dari Rp 16.250 menjadi Rp 11.000 (turun 32 persen) dengan volume penggunaan air berkisar antara sembilan sampai 22 meter kubik per bulan.

Sementara itu, survei biaya air yang melibatkan 230 responden di Mojokerto menunjukkan bahwa rata-rata biaya air turun sebesar 39 persen, dari Rp 87.244 menjadi Rp 53.062 per bulan. Meskipun rata-rata biaya air bersih meningkat

Page 6: NEWS - iuwashplus.or.id fileChief of Party IUWASH, Louis O’Brien dan Direktur Utama Perum Perhutani, Bambang Sukmananto menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) disaksikan oleh Andrew

6 | iuwashnews vol 004 - Februari 2012

ARD

ITA

CAES

ARI/

IUW

ASH

JAKA

RTA

Jurnalis lokal Surabaya, Jawa Timur mewawancarai salah satu warga Lemahputro, Kabupaten Sidoarjo yang masih menggunakan air sumur di sekitar fasilitas MCK.

Menurutnya, air sumur tersebut menjadi keruh dan bau akibat kebocoran tangki-tangki septik dari warga sekitar yang dibangun dengan konstruksi tak layak.

SIDOARJO. Agustus 2012 lalu, 33 wartawan dari berbagai media cetak dan elektronik berkunjung ke Sidoarjo, Jawa Timur untuk melihat hasil program hibah yang didanai oleh USAID-IUWASH yang menyediakan saluran air bersih bagi masyarakat miskin perkotaan di daerah tersebut. Program ini menggunakan pendekatan meter induk untuk memasok air bersih. Meter induk adalah adalah sambungan air tunggal dari sumber air setempat yang dikembangkan dan dikelola oleh kelompok swadaya masyarakat sebagai sistem distribusi lingkungan. Pendekatan ini memungkinkan PDAM untuk menyediakan air bagi masyarakat yang biasanya tidak terjangkau, baik karena rumah tangga tersebut tidak memiliki lahan yang memadai atau terlalu miskin untuk membayar biaya sambungan air bersih.

Kunjungan media ini diselenggarakan oleh IUWASH dan Spektra, sebuah LSM lokal yang menerima hibah

Media Meliput Alternatif Akses Air Bersih untuk

Masyarakat Berpenghasilan Rendah

Sambungan komunal meter induk (master meter) inisiatif IUWASH menyasar 400 rumah tangga berpenghasilan rendah di Kabupaten Sidoarjo.

IUWASH untuk menyediakan air bersih bagi lebih dari 400 rumah tangga dengan menggunakan meter induk. Sebelum kunjungan tersebut dilaksanakan, sebuah lokakarya singkat digelar di kantor IUWASH Surabaya. Dalam lokakarya tersebut, Kepala Sub Direktorat Air Minum dan Air Limbah Bappenas, Eko Wiji Purwanto menguraikan keadaan air dan sanitasi perkotaan di Indonesia. Pak Purwanto mencatat bahwa Kabupaten Sidoarjo memiliki salah satu program meter induk yang paling sukses di Indonesia, yang awalnya dikembangkan oleh inisiatif USAID lainnya, yaitu Environmental Services Program (ESP) pada tahun 2008.

Terlepas dari komitmen PDAM dan kepemimpinan politik, serta faktor-faktor lain, peran kelompok swadaya yang dibentuk oleh masyarakat (KSM) setempat sangat penting bagi kesuksesan dan keberlanjutan program meter induk. Kelompok ini mengelola sambungan

air bersih, memelihara sistem distribusi internal masyarakat, menangani tagihan dan mengumpulkan pembayaran dari rumah tangga yang berpartisipasi, serta membayar tagihan air ke PDAM tepat pada waktunya.

Salah satu anggota KSM, Binti Muamin dari Kecamatan Lemahputro mengatakan, “Pekerjaan ini bukan pilihan yang saya sukai, namun harus dilakukan agar masyarakat yang kurang beruntung di daerah ini tetap dapat menggunakan air bersih untuk kebutuhan mereka sehari-hari.” Sementara warga lainnya, Arifin, kuli bangunan yang berpenghasilan kurang dari Rp 750.000 per bulan mengatakan, “Sebelum program USAID ada, air di sini keruh dan berbau tak sedap. Setelah mandi, kulit tidak terasa bersih dan segar, melainkan gatal. Sekarang semua masalah tersebut telah berlalu, bahkan biaya air telah berkurang.”

John Hansen, Direktur Kantor Lingkungan Hidup USAID di Indonesia, yang juga mengikuti kunjungan tersebut, mengulang pernyataan Pak Arifin dengan mengatakan, “Saya sangat senang bekerja dengan Pemerintah Indonesia demi meningkatkan akses terhadap air bersih. Saya percaya bahwa air bersih sangat penting bagi orang-orang di sini.” Hadir pula dalam kunjungan media ini Outreach and Communications Officer USAID Indonesia, Janice Laurente, dan Contracting Officer Representative, Trigeany Linggoatmodjo.

Kunjungan media ini menghasilkan 14 berita cetak dan online. Selain itu ada juga siaran langsung talkshow di radio RKPD Sidoarjo. Berita tersebut juga dimuat melalui situs pemerintah, termasuk Bappeda Jawa Timur dan DPRD Sidoarjo.

Ardita Çaesari/IUWASH Jakarta

FIELD NOTE | WATER

Page 7: NEWS - iuwashplus.or.id fileChief of Party IUWASH, Louis O’Brien dan Direktur Utama Perum Perhutani, Bambang Sukmananto menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) disaksikan oleh Andrew

iuwashnews vol 004 - Februari 2013 | 7

JAYAPURA. Terletak di lepas pantai Kota Jayapura, Pulau Tobati dan Enggros secara administratif berada di wilayah Kabupaten Jayapura Selatan. Kedua pulau tersebut berada di tengah-tengah Teluk Yotefa dan dihuni oleh sekitar 140 rumah tangga, sebagian besar nelayan. Masyarakat Enggros dan Tobati memperolah kebutuhan sehari-hari, seperti air bersih, makanan, pakaian dan bahan bakar dari Abepura, kota terdekat yang berjarak sekitar 30-45 menit perjalanan dengan perahu cepat.

Menyadari tantangan yang dihadapi penduduk di dua pulau ini untuk mendapatkan air bersih, Pemerintah Jayapura menyediakan air bersih dengan memasang sambungan pipa bawah laut langsung dari Abepura ke Enggros dan Tobati. Berdasarkan keputusan walikota, Pemerintah Jayapura juga memberikan subsidi sebesar Rp 200.000 per rumah tangga untuk berlangganan air bersih dari PDAM. Sementara peralatan lain seperti meteran air dan sambungan pipa akan disediakan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan PDAM Jayapura. Rumah tangga berpenghasilan rendah cukup membayar tagihan air bulanan saja.

Air bersih akan disalurkan dengan memanfaatkan gaya gravitasi dari tempat penampungan air berkapasitas

Sambungan Pipa Air Bersih Bawah Laut untuk

Pulau Enggros dan Tobati

Komitmen pemerintah daerah untuk menyediakan akses air bersih meskipun terkendala teknis dan logistik telah mengakhiri penantian panjang masyarakat di pulau terpencil di Jayapura.

Letak Pulau Enggros dan Tobati.

dengan Dinas Pekerjaan Umum Jayapura mengawasi pembangunan sistem penyediaan air bersih.

Marten Drunyi, tokoh masyarakat di Enggros dan Tobati mengatakan, “Sudah lama kami menunggu kapan air bersih dapat mencapai pulau ini. Dulu kami menghabiskan waktu satu sampai dua jam berperahu demi mendapatkan air bersih di Entrop atau Abepura. Kami sangat bersyukur dengan adanya sambungan air bersih ini dan bersedia membayar tagihan bulanan. Saya sendiri akan mendukung kesepakatan masyarakat untuk memutus sambungan air bersih ke rumah siapa pun jika mereka menunggak pembayaran.”

Dalam upaya memperkuat masyarakat, IUWASH memperkenalkan sistem suplai air dan tarif, serta akan membentuk forum bagi pelanggan air minum. Pembangunan sistem air bersih perpipaan melalui jaringan pipa bawah laut telah memberikan akses berkelanjutan terhadap air bersih dengan harga yang terjangkau bagi warga Enggros dan Tobati. Ridwan Habibie & Agung Kurniawan/IUWASH South Sulawesi & Eastern Indonesia, Virgi Fatmawati/IUWASH Jakarta

300 meter kubik di daratan menuju tempat penampungan air yang lebih kecil dan baru dibangun. Sistem ini dirancang oleh Dinas Pekerjaan Umum untuk menyediakan akses air bersih bagi 100 sambungan rumah tangga di Pulau Enggros dan 45 di Pulau Tobati. IUWASH membantu PDAM Jayapura dengan menyediakan data primer, mengukur jarak dan ketinggian, melacak jalur pipa dan menentukan lokasi bangunan pendukung yang diperlukan.

FIELD NOTE | WATER

AG

UN

G K

URN

IAW

AN

/IUW

ASH

SU

LAW

ESI S

ELAT

AN

GO

OG

LE E

ART

H, 2

012

Pemasangan jaringan air perpipaan di Pulau Enggros Jaringan perpipaan bawah laut ini akan menyalurkan air bersih langsung dari Abepura ke Pulau Enggros dan Tobati.

Total anggaran untuk pembangunan sistem penyediaan air minum ini mencapai Rp 1,6 miliar dan dibiayai oleh Pemerintah Jayapura. Saat ini, Dinas Pekerjaan Umum Jayapura telah menyelesaikan 90 persen pembangunan pipa bawah laut, sedangkan sambungan pipa ke rumah-rumah selesai akhir Februari 2013. IUWASH dan PDAM bekerjasama

Page 8: NEWS - iuwashplus.or.id fileChief of Party IUWASH, Louis O’Brien dan Direktur Utama Perum Perhutani, Bambang Sukmananto menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) disaksikan oleh Andrew

8 | iuwashnews vol 004 - Februari 2012

PAREPARE. IUWASH telah mendukung Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (Pokja AMPL) dalam mempersiapkan dan mengulas Buku Sanitasi Putih dan Strategi Sanitasi Kota (SSK) untuk masing-masing kota/kabupaten sejak bulan Oktober 2011. Tiga kabupaten juga terus didorong untuk mendapatkan pendampingan dari Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Pemukiman (PPSP) di bawah pemerintah pusat pada tahun 2013.

Untuk lebih meningkatkan pemahaman tentang peran Pokja dalam pengembangan Strategi Sanitasi Kota dan Buku Putih Sanitasi, IUWASH menyelenggarakan kunjungan paparan untuk Pokja AMPL dari delapan kota ke Parepare, Sulawesi Selatan. Di sini Pokja AMPL mendapat dukungan dari Penyusunan Kebijakan dan Rencana Kegiatan Air Minum dan Sanitasi (Water Supply and Sanitation Policy and Action Planning/WASPOLA) dan Pokja AMPL Nasional untuk mempersiapkan dokumen sanitasi.

Sesuai dokumen yang disusun Pokja AMPL Parepare, pembangunan penyediaan air bersih dikombinasikan

Kunjungan Paparan Memberikan Pencerahan

Bagi Pokja AMPL

dengan pembangunan di sektor sanitasi. Praktik unik ini adalah contoh baik bagi Pokja AMPL di kota-kota lain agar mempertimbangkan praktik-praktik baik dan mengambil pelajaran dari Kota Parepare.

Kunjungan paparan yang berlangsung tanggal 4-6 Juni 2012 ini diikuti 21 peserta dari delapan Pokja AMPL dan 10 anggota dari Pokja AMPL Parepare. Sekretariat Pokja Parepare, Amiruddin Idris, yakin kunjungan semacam ini merupakan dukungan nyata yang ditunjukkan pemerintah daerah bagi pengembangan sektor air dan sanitasi. “Kita juga dapat melihat komitmen dari dana yang dialokasikan dalam APBD Pemerintah Kabupaten Parepare setiap tahun. Parepare bahkan sudah memiliki kebijakan partisipatif yang mewajibkan pemerintah untuk mengalokasikan anggaran untuk program-program masyarakat”, tambah Amiruddin.

Pokja AMPL Parepare menjelaskan bahwa kesulitan utama yang dihadapi dalam pengembangan Strategi Sanitasi Kota adalah pelaksanaan studi Penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan (EHRA) --survei partisipatif untuk memahami kondisi fasilitas sanitasi, kesehatan dan

kebersihan, serta perilaku masyarakat yang akan digunakan untuk mengembangkan program sanitasi dan advokasi. Penelitian ini sangat penting bagi penyusunan Buku Putih Sanitasi, namun proses ini berat dan memakan waktu. Semua anggota Pokja mengatakan kunjungan tersebut telah meningkatkan pemahaman mereka tentang posisi dan fungsi Pokja AMPL di kabupaten/kota dalam mendukung penyusunan dokumen sanitasi.

Kepala Bappeda Kabupaten Jayapura, Anna Sawai, mengatakan, “Saya sekarang mengerti bahwa kelompok kerja air minum dan sanitasi harus ada di setiap kota. Setelah mendengar informasi yang diberikan oleh IUWASH, peran Pokja AMPL sangat penting untuk mendukung kondisi air bersih dan sektor sanitasi yang lebih baik di wilayah kami. Setelah saya kembali ke Sentani, saya akan mulai membangun Pokja AMPL yang kuat. Saya juga akan merevisi APBD kabupaten agar dapat melaksanakan program ini. Kita sudah memiliki dana pengembangan sebesar Rp 100 juta untuk setiap desa.” Selviana Hehanussa/IUWASH Sulawesi Selatan, Alifah Lestari/IUWASH Jakarta

IUWASH menyelenggarakan kunjungan paparan (exposure visit) yang diikuti Pokja AMPL dari delapan kota untuk meningkatkan pemahaman terhadap Strategi Sanitasi Kota dan pengembangan Buku Putih Sanitasi.

IUW

ASH

SU

LAW

ESI S

ELAT

AN &

IND

ON

ESIA

TIM

UR

IUW

ASH

SU

LAW

ESI S

ELAT

AN &

IND

ON

ESIA

TIM

UR

Pertemuan dengan Pokja AMPL Kota Parepare selama studi banding.

Kunjungan lapangan ke fasilitas MCK++ saat acara studi banding.

FIELD NOTE | WATER

Page 9: NEWS - iuwashplus.or.id fileChief of Party IUWASH, Louis O’Brien dan Direktur Utama Perum Perhutani, Bambang Sukmananto menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) disaksikan oleh Andrew

iuwashnews vol 004 - Februari 2013 | 9

PDAM JAYAPURA:

Optimalisasi Jaringan Pipa

Tanggulangi Air Tak Berekening

JAYAPURA. PDAM Jayapura menghadapi masalah serius terkait tingginya jumlah air tak berekening. Seperti dicontohkan Direktur PDAM Jayapura, Gading Butarbutar yaitu Sub-Zona Padang Bulan yang memiliki tunggakan pembayaran tinggi dengan hanya 10 dari 200 pelanggan tertib membayar tagihan air. Sementara itu, masih banyak pelanggan lainnya yang belum memiliki meteran air.

Situasi ini mendorong PDAM Jayapura untuk membentuk tim teknis penaggulangan air tak berekening, dimulai dengan target awal 200 sambungan rumah di Padang Bulan. IUWASH mendukung upaya ini melalui bantuan teknis dan kegiatan pendampingan dalam menyiapkan peta tata ruang perpipaaan berbasis sistem informasi geografis (GIS), mengidentifikasi pelanggan di Padang Bulan, serta menyusun program dan sistem untuk mengoptimalkan jaringan pipa.

Akhir Juli 2012, IUWASH dan PDAM Jayapura telah menyelesaikan beberapa kegiatan di Padang Bulan, termasuk pemetaan jaringan pipa, mengembangkan data spasial GIS tentang pelanggan guna menyusun proposal program optimalisasi jaringan pipa dan sistem meteran air.

Direktur Teknik PDAM Jayapura, Abdul Patenongan mengatakan, “Peta jaringan pipa berbasis GIS di Padang Bulan ini sangat bermanfaat bagi kami. Di masa mendatang kami ingin sistem ini berkembang lebih baik sehingga hanya dengan satu klik, kami akan bisa melihat informasi lengkap pelanggan, seperti nomor identitas, nama, alamat, lokasi, status administrasi mereka dan kondisi jaringan pipa yang ada. Basis data ini juga akan membantu PDAM mengidentifikasi dan mengevaluasi sistem layanan di daerah layanan kami.”

Menindaklanjuti penanggulangan sambungan air tak berekening, PDAM

Perbaikan jaringan pipa yang kritis dan pemasangan meteran air bagi pelanggan telah berhasil memangkas tarif air tak berekening sebesar 35 persen di Sub-Zona Padang Bulan

IUW

ASH

SU

LAW

ESI S

ELAT

AN &

IND

ON

ESIA

TIM

UR

PDA

M J

AYA

PURA

Peta Sub-zona Padang Bulan

Pembenahan jaringan perpipaan dan pemasangan meter air di Sub-zona

Padang Bulan.

FIELD NOTE | WATER

Jayapura juga telah membeli meteran air dan memperbaiki jaringan distribusi air di Padang Bulan. September 2012 lalu, PDAM Jayapura telah berhasil menekan jumlah air tak berekening hingga 35 persen. Dari 200 sambungan ilegal di Padang Bulan yang menjadi target, 70 sambungan di antaranya telah dipasangi meteran air dan masyarakat telah sepakat untuk membayar tagihan air bulanan kepada PDAM secara rutin.

“Program pengurangan sambungan air tak berekening di Padang Bulan dapat sukses terlaksana melalui perbaikan pipa kritis dan pemasangan meteran air. Upaya ini juga dikombinasikan dengan kampanye untuk mendorong masyarakat agar tertib membayar tagihan air,” tambah Abdul. Agung Kurniawan, Ridwan Habibie/IUWASH Sulawesi Selatan & Timur Indonesia, Virgi Fatmawati/IUWASH Jakarta

Page 10: NEWS - iuwashplus.or.id fileChief of Party IUWASH, Louis O’Brien dan Direktur Utama Perum Perhutani, Bambang Sukmananto menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) disaksikan oleh Andrew

10 | iuwashnews vol 004 - Februari 2012

PROBOLINGGO. Walaupun Kedung Galeng berada di pusat Kota Probolinggo, namun masih ada saja warga yang perilakunya menyerupai masyarakat pedesaan. Banyak orang buang air besar di sungai karena sebagian besar tidak memiliki jamban di rumah. Setelah kegiatan pemicuan awal yang difasilitasi oleh Sulistyo Triantono, seorang sanitarian dari Puskesmas setempat, Kyai Fauzan, seorang pemuka agama muncul sebagai pemimpin lokal yang mendukung program peningkatan sanitasi ini.

Kyai Fauzan bergerak cepat dalam mengatur ibu-ibu untuk menghadiri berbagai kegiatan pemicuan guna mengubah perilaku masyarakat agar memiliki keinginan memperbaiki fasilitas sanitasi. Kyai Fauzan juga telah diundang IUWASH untuk mengikuti studi banding ke Jombang, agar dapat belajar memanfaatkan sumber daya keuangan dan skema pembiayaan mikro

Pembiayaan Mikro“Jamban Sehat”

Tingkatkan Akses Sanitasi

Skema pembiayaan mikro memicu perubahan perilaku masyarakat untuk meningkatkan fasilitas sanitasi.

EKO

PU

RNO

MO

/ IU

WA

SH J

AWA

TIM

UR

Pemicuan STBM di Desa Kedung Galeng, Probolinggo untuk peningkatan kesadaran tentang sanitasi dan kebersihan.

demi mendukung perbaikan sanitasi. Berbekal pengalaman baru ini, Kyai Fauzan semakin yakin akan mampu mengubah perilaku masyarakat di daerahnya.

Melalui proses pertemuan yang panjang, warga RT II Kedung Galeng akhirnya menyetujui skema pembiayaan mikro untuk membangun jamban. Sistem kredit yang lalu diberi nama “Jamban Sehat” ini dikelola oleh Kyai Fauzan bersama Sulistyo Triantono dengan dana pinjaman dari Bank Syariah Mandiri (BSM). Warga yang ingin membangun jamban membayar uang muka sebesar Rp 100.000 – Rp 200.000, sedangkan sisanya akan diangsur selama 50 kali. Besarnya angsuran adalah Rp 20.000 per minggu sampai lunas, yaitu sebesar Rp 750.000. Gayung bersambut, Anton segera mengajak pekerja bangunan setempat untuk pembangunan jamban yang dilengkapi dengan tangki septik layak. Hingga Januari 2013, melalui skema pembiayaan mikro “Jamban Sehat” ini, sebanyak 110 jamban keluarga sudah selesai dibangun dan kini telah digunakan oleh 559 warga.

Ketika warga ditanya apa yang menarik dari mengikuti program pembiayaan mikro “Jamban Sehat” ini, mayoritas warga menyatakan karena ada jaminan bahwa jamban mereka akan dibangun sesuai dengan keinginan mereka (lokasi, arah hadap, warna toilet, dll). Seorang warga Kedung Galeng, A’yun menjelaskan, “Saya memiliki seorang bibi tuna netra. Dulu, dia harus pergi ke sungai jika ingin buang air besar dan itu berbahaya, sehingga kami harus menemaninya. Namun, karena sekarang sudah ada jamban baru, semua anggota keluarga saya dapat buang air besar di rumah. Keluarga kami juga tidak lagi mencemari sungai dan kami berharap hidup kami akan lebih sehat.”

Eko Purnomo/IUWASH Jawa Timur, Alifah Lestari/IUWASH Jakarta

FIELD NOTE | SANITATION

EKO

PU

RNO

MO

/ IU

WA

SH J

AWA

TIM

UR

Ibu A’yun, salah satu penerima manfaat program kredit mikro “Jamban Sehat” dan

Kyai Fauzan, pemuka agama di Desa Kedung Galeng, Probolinggo.

Page 11: NEWS - iuwashplus.or.id fileChief of Party IUWASH, Louis O’Brien dan Direktur Utama Perum Perhutani, Bambang Sukmananto menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) disaksikan oleh Andrew

iuwashnews vol 004 - Februari 2013 | 11

JAYAPURA. Perluasan akses terhadap air bersih dan sanitasi yang lebih baik di Kota Jayapura dicapai melalui peningkatan kapasitas produksi sistem air di Danau Sentani, mendirikan Pokja Sanitasi, dan melaksanakan inisiatif sanitasi yang didukung oleh pemerintah pusat. IUWASH bekerjasama erat dengan Pemerintah Kota Jayapura untuk memastikan agar warga masyarakat memiliki akses yang lebih baik terhadap air bersih dan sanitasi.

Sepanjang tahun 2012-2013, Pemerintah Jayapura telah menunjukkan komitmen nyata untuk mulai memprioritaskan pembangunan air bersih dan sanitasi dengan meninjau Buku Putih Sanitasi, mengembangkan Strategi Sanitasi Kota dan melaksanakan survei Penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan (Environmental Health Risk Assessment/EHRA), yang mengidentifikasi masalah air dan sanitasi di lima kecamatan, serta mengalokasikan anggaran sebesar Rp 425 juta yang berasal dari dana otonomi khusus (tahun 2012) dan APBD kabupaten (tahun 2013).

Pemerintah dan Masyarakat Jayapura

Prioritaskan Sanitasi

Dengan jumlah total sebesar Rp 444 juta yang berasal dari dana alokasi khusus, Bappeda Jayapura juga telah melakukan Pembangunan Penyediaan Air dan Infrastruktur Sanitasi dan Program Kesehatan Lingkungan serta membangun fasilitas “mandi, cuci dan jamban plus” (MCK++) di Desa Ardipura pada bulan Mei 2012, yang kini dapat digunakan oleh lebih dari 600 warga setempat.

Selama pembangunan MCK++, IUWASH membantu dari proses perancangan, konstruksi hingga program penguatan masyarakat. IUWASH memandang penting hal ini agar masyarakat tidak hanya terlibat aktif dari perencanaan awal hingga proses konstruksi, tetapi juga dalam pemeliharaan fasilitas sanitasi yang mereka gunakan. Hasil yang diharapkan, selain peningkatan kepercayaan publik terhadap alokasi dana pemerintah daerah

yang transparan, serta partisipasi warga dalam merawat fasilitas sanitasi komunal.

Pendekatan ini terbukti cukup efektif. Sejak Agustus 2012, warga Desa Ardipura telah membentuk badan pengelola fasilitas berbasis masyarakat. Warga juga sepakat membayar iuran sebesar Rp 10.000 per rumah tangga sebagai biaya pemeliharaan MCK++ setiap bulan.

Dukungan IUWASH ini telah memotivasi Pemda Jayapura untuk memperbaiki akses air bersih dan sanitasi serta mengubah perilaku masyarakat. Masyarakat Jayapura kini juga makin menyadari pentingnya air bersih, fasilitas sanitasi layak, serta praktik-praktik kebersihan dan kesehatan dalam kehidupan sehari-hari. Johanis Valentino/IUWASH Sulawesi Selatan & Indonesia Timur, Virgi Fatmawati/IUWASH Jakarta

Komitmen kuat dari pemerintah kota dan masyarakat menjadi indikator baik dalam memprioritaskan pembangunan air bersih dan sanitasi di Jayapura.

IUW

ASH

SU

LAW

ESI S

ELAT

AN

JOH

AN

IS V

ALE

NTI

NO

/ IU

WA

SH S

ULA

WES

I SEL

ATA

N

Delegasi USAID bersama IUWASH Chief of Party dan perwakilan PDAM Jayapura mengunjungi MCK++ di Ardipura, Kota Jayapura.

FIELD NOTE | SANITATION

Proses pembangunan sarana MCK++ di Desa Ardipura, Jayapura yang kini dimanfaatkan

lebih dari 600 warga.

Page 12: NEWS - iuwashplus.or.id fileChief of Party IUWASH, Louis O’Brien dan Direktur Utama Perum Perhutani, Bambang Sukmananto menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) disaksikan oleh Andrew

12 | iuwashnews vol 004 - Februari 2012

Harapan Besar Terhadap Perbaikan

Layanan Air Limbah di Surakarta

Pengenalan terhadap layanan air limbah dari PDAM dan kegiatan promosi kesehatan mendorong ribuan pelanggan untuk memiliki sambungan air limbah.

FIELD NOTE | SANITATION FIELD NOTE | SANITATION

SURAKARTA. PDAM Surakarta saat ini melayani 12,5 persen dari total penduduk kota dalam pengelolaan air limbah. Tarif layanan air limbah untuk rumah tangga saat ini adalah Rp 5.000 per bulan, sehingga menghasilkan pendapatan sekitar Rp 400 juta per tahun. Padahal biaya operasi mencapai Rp 1,4 miliar per tahun, yang berarti bahwa dari segi dana operasionalnya, layanan air limbah masih disubsidi oleh pendapatan dari layanan air bersih.

Guna mencari solusi dari masalah ini, IUWASH dan PDAM Surakarta melakukan survei awal tentang layanan air limbah pada Januari 2012 lalu. Hasil survei menunjukkan bahwa sejumlah pelanggan air limbah merasa kurang puas dengan layanan yang diberikan karena pipa air limbah sering tersumbat. Di sisi lain, warga

yang bukan pelanggan PDAM tidak mengetahui adanya layanan pengelolaan air limbah.

Sebagai tindak lanjut dari survei ini, April 2012 silam IUWASH melakukan serangkaian pengenalan terhadap layanan pengelolaan air limbah dan kegiatan promosi kesehatan di Desa Nusukan, Kecamatan Banjarsari. Setelah pengenalan tersebut, PDAM mendapat tanggapan yang jauh lebih baik dari masyarakat. Terbukti, ada sekitar 1.200 calon pelanggan baru yang ingin mendaftar untuk mendapatkan layanan sambungan air limbah. PDAM kemudian mengembangkan rencana aksi untuk melayani calon pelanggan dan ini akan dimasukkan dalam program hibah dari Proyek AusAID IndII. PDAM juga telah berencana untuk menggelar kampanye serupa di berbagai daerah.

“Sangat menarik bagi PDAM Surakarta untuk mengetahui pendapat pelanggan layanan air limbah dan apakah masyarakat ingin tersambung dengan layanan tersebut,” kata Nanang Pirmono, Kepala Divisi Air Limbah PDAM Surakarta.

Selain menambah pendapatan dari layanan air limbah, yang akan semakin memantapkan divisi penyediaan air bersih tanpa mengenakan tarif yang tinggi bagi masyarakat berpenghasilan rendah, PDAM perlu menambah jumlah pelanggan bisnis, seperti hotel dan restoran, serta merestrukturisasi tarif layanan air limbahnya. “Kami berharap agar di masa mendatang layanan air limbah dapat dikelola dan dijalankan secara mandiri sehingga tidak perlu subsidi dari pendapatan divisi penyediaan air bersih,” tambah Nanang. Oni Hartono/ IUWASH Jawa Tengah, Alifah Lestari/ IUWASH Jakarta

IUW

ASH

JAW

A T

ENG

AH

IUW

ASH

JAW

A T

ENG

AH

Persiapan teknis untuk baseline survey koneksi air limbah di Kota Surakarta dengan melibatkan 12 enumerator dari Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Enumerator sedang mewawancarai ibu rumah tangga tentang layanan pengelolaan air limbah

saat baseline survei di Kota Surakarta.

Page 13: NEWS - iuwashplus.or.id fileChief of Party IUWASH, Louis O’Brien dan Direktur Utama Perum Perhutani, Bambang Sukmananto menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) disaksikan oleh Andrew

iuwashnews vol 004 - Februari 2013 | 13

Program Perbaikan Daerah Kumuh Memberi

Prioritas Lebih Besar pada Sanitasi

GEBRAK PAKUMIS, program perbaikan pemukiman kumuh berbasis wilayah dari Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera), menerapkan pendekatan kelompok melalui strategi pembangunan sosial, ekonomi dan lingkungan yang terintegrasi sebagai “pintu masuk” menuju pembangunan masyarakat yang holistik, sosial efektif dan ekonomi produktif.

FIELD NOTE | SANITATION

TANGERANG. Kabupaten Tangerang mendapat bantuan dari Kementerian Negara Perumahan Rakyat melalui program rehabilitasi daerah kumuh nasional sejak tahun 2008. Program ini kemudian juga menghasilkan Proyek Perbaikan Daerah Kumuh, yang dikenal masyarakat setempat dengan “Gebrak Pakumis” (Gerakan Bersama Rakyat Atasi Permukiman Padat, Kumuh Dan Miskin) pada tahun 2011 sebagai komitmen pemerintah daerah untuk mengentaskan kemiskinan. Sampai saat ini, sekitar 1.500 rumah telah direhabilitasi dengan dana yang berasal dari pemerintah pusat, ditambah 50 rumah dengan dana dari anggaran pemerintah daerah.

Tahun ini, 12 desa di enam kecamatan yang telah diidentifikasi sebagai daerah kumuh, akan menerima bantuan dari program Gebrak Pakumis yang sekarang melibatkan kontribusi 50:50 dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Program ini bertujuan untuk merehabilitasi 2.129 rumah semipermanen dan nonpermanen, termasuk pembenahan fasilitas penunjang umum seperti perbaikan jalan, penyediaan hidran umum, pemasangan tangki septik bersama, pembuangan limbah padat terpadu dan

saluran pembuangan limbah atau sistem pegumpulan air limbah yang memadai.

Meskipun program Gebrak Pakumis menggunakan pendekatan pembangunan masyarakat. Namun, diketahui bahwa lebih dari setengah jumlah rumah yang ada tidak memiliki jamban, yang berarti praktik buang air besar sembarangan masih umum terjadi dan sanitasi belum pernah menjadi prioritas. Pada tahun 2011, hanya tiga tangki septik komunal yang menghubungkan 60 rumah terpasang melalui program ini. IUWASH kemudian mendesak Poka AMPL dan Gebrak Pakumis untuk lebih mengutamakan sektor sanitasi dengan mengalokasikan porsi dana yang lebih besar dari Rp 1,4 milyar anggaran fasilitas umum (35 persen dari total anggaran sebesar Rp 4 milyar) untuk perbaikan sektor sanitasi.

IUWASH juga mendukung inisiatif ini dengan mengembangkan desain khusus untuk model tangki septik komunal, masing-masing untuk tiga sampai 10 rumah. Proyek percontohan IUWASH ini menargetkan minimal satu tangki septik bersama terpasang di masing-masing 19

BAPP

EDA

KAB.

TAN

GER

ANG

HAR

OD

NO

VAN

DI/

IUW

ASH

JAW

A BA

RAT-

DKI

JAKA

RTA-

BAN

TEN

Peluncuran Program Gebrak Pakumis di Kecamatan Pakuhaji, Tangerang.

Kamar mandi luar milik warga Kampung Pasir Jaya, Dusun Kosambi, salah satu daerah

kumuh di Kecamatan Mekar Baru. Sumur yang tidak berdinding pelindung seperti ini akan

mudah tercemar oleh air hujan dan air limbah yang masuk.

daerah kumuh yang akan memberikan manfaat bagi 85 rumah tangga (340 penerima manfaat) di Desa Kemuning dan Koper di Kecamatan Kresek. Hal ini juga untuk mendukung proyek yang sama namun berskala lebih besar yang didanai oleh Kemenpera dan APBD Tangerang. Proyek tersebut menargetkan pemasangan tangki septik komunal untuk 1.300 rumah tangga ditambah pengolahan air limbah terpadu pada tahun ini.

Pada peluncuran program Gebrak Pakumis di Kecamatan Pakuhaji, Sekretaris Kabupaten Tangerang, Hermansyah menjelaskan bahwa program Gebrak Pakumis bukan hanya merupakan upaya bersama antar berbagai dinas pemerintahan, namun juga membutuhkan dukungan dari sektor swasta dan donor.

“Kami berkomitmen memperbaiki kondisi kesehatan secara umum yang pada akhirnya akan mengarah pada peningkatan kualitas hidup, sehingga membawa kita keluar dari rantai kemiskinan,” tambah Hermansyah. Harod Novandi, Endah Shofiani/IUWASH Jawa Barat, Virgi Fatmawati/IUWASH Jakarta

Page 14: NEWS - iuwashplus.or.id fileChief of Party IUWASH, Louis O’Brien dan Direktur Utama Perum Perhutani, Bambang Sukmananto menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) disaksikan oleh Andrew

14 | iuwashnews vol 004 - Februari 2012

IUWASH News adalah lembar berita elektronik yang diproduksi dan disebarluaskan oleh Indonesia Urban Water, Sanitation and Hygiene.

Indonesia Urban Water, Sanitation and Hygiene (IUWASH) adalah program lima tahun yang didanai oleh United States Agency for International Development (USAID) dan dilaksanakan di bawah kepemimpinan Development Alternatives, Inc. (DAI).

Berbagai pendapat yang dikemukakan oleh para penulis yang menyumbangkan tulisannya di lembar berita ini tidak mewakili pendapat IUWASH, lembaga mitranya, USAID, atau Pemerintah Indonesia. IUWASH News diterbitkan sebagai forum untuk berbagi opini dan informasi seputar kegiatan IUWASH.

Indonesia Urban Water, Sanitation and Hygiene (IUWASH) Mayapada Tower lantai 10Jl. Jenderal Sudirman Kav. 28 Jakarta 12920, Indonesia Tel. +62-21 522 - 0540 Fax. +62-21 522 - 0539

www.iuwash.or.id www.facebook.com/iuwash twitter @airsanitasi

Lokakarya Penyelarasan Pandangan Memperkuat Komitmen

Pemerintah Daerah untuk Sektor Air dan Sanitasi

Lingkungan Pendukung akan meningkatkan akses keuangan untuk pembangunan infrastruktur air dan sanitasi.

FIELD NOTE | TATA KELOLA

MEDAN. Lokakarya penyelarasan pandangan (Visioning Workshop) telah digelar di tiga kota di Sumatera Utara yaitu Binjai, Tebing Tinggi dan Tanjungbalai dengan dihadiri oleh Walikota, perwakilan DPRD dan Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) yang bekerja di sektor air dan sanitasi. Hadir pula Direksi PDAM yang bermitra dengan IUWASH.

Pemerintah daerah telah membuat beberapa komitmen setelah lokakarya ini. Pemerintah Kota Binjai misalnya, sepakat untuk meningkatkan kapasitas pelayanan PDAM melalui pengkajian struktur, kebutuhan dan optimalisasi karyawan PDAM Tirtasari. Upaya ini juga akan membantu memangkas kerugian

berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47/1999 tentang penilaian kinerja PDAM.

Pemkot Bukit Tinggi berkomitmen untuk meningkatkan cakupan layanan PDAM Tirta Bulian hingga 68,33 persen, dan menambah jumlah pengolahan septik hingga tujuh unit dan cakupan advokasi sanitasi sampai 100 persen untuk semua daerah perkotaan pada tahun 2015.

Sementara itu, Pemkot Tanjungbalai dalam perjanjian yang ditandatangani menyatakan bahwa mereka akan meningkatkan cakupan layanan air hingga 65,74 persen melalui PDAM Tirtakualo dan penyediaan fasilitas sanitasi mencapai 37.400 tangki septik individu dan 187 jamban pada tahun 2015.

Hingga Maret 2013, IUWASH dan pemangku kepentingan air dan sanitasi telah menggelar lokakarya penyelarasan pandangan di 22 kota/kabupaten di wilayah kerja IUWASH.

Tujuan kegiatan ini adalah untuk menyampaikan kondisi terkini sektor air dan sanitasi yang ada di setiap kota, serta sasaran dan kebijakan di tingkat nasional, terutama untuk mencapai MDGs. Lokakarya ini juga membahas peluang kemitraan dan dukungan IUWASH guna mengatasi tantangan di sektor air dan sanitasi. Juga, advokasi untuk mendorong para pemimpin daerah agar lebih berkomitmen terhadap pengembangan air bersih dan sanitasi dengan memperkuat lingkungan pendukung di bidang kebijakan daerah dan pendanaan.

Hasil yang diharapkan dari lokakarya ini adalah komitmen yang kuat dan pernyataan dari pemimpin tingkat tinggi daerah bahwa mereka akan meningkatkan akses terhadap air bersih dan sanitasi selama lima tahun ke depan.

Lokakarya ini sukses karena memberikan informasi yang jelas dan transparan kepada para pemangku kepentingan tentang kondisi air bersih dan sanitasi pada saat ini. Pada akhir lokakarya, para walikota dan anggota DPRD menandatangani komitmen untuk memberikan prioritas yang lebih besar pada penyediaan air bersih yang aman dan layanan sanitasi yang lebih baik. Zulkifli Kahar/IUWASH Sumatera Utara, Virgi Fatmawati/IUWASH Jakarta

IUW

ASH

SU

MAT

ERA

UTA

RA

Perwakilan DPRD menandatangi nota kesepahaman kerjasama disaksikan oleh walikota dalam visioning workshops di Medan.