News Letter ICFAM Juli 2014

13
JULI 2014 01 FUNCTIONAL ADVICE Bagaimana Kedokteran Fungsional Bisa Mengatasi Penyakit dari Akar Masalahnya? hal. 4 NATURAL ADVANCE Herbal Adaptogenik untuk Meningkatkan Adaptasi Terhadap Stres hal. 7 BIOMARKER Peradangan dan Biomarker pada Penyakit Kardiovaskuler hal. 11 MODERN MEDICAL PROFESSIONAL Berapa Skor Kalsium Koroner Anda? hal. 15 NOW YOU KNOW Asupan Rendah Magnesium dan Serat Terkait dengan Risiko Terjadinya Peradangan hal. 16 TIMELINE Komunitas Kedokteran Fungsional Pertama di Indonesia Terbentuk hal. 17 A NEWSLETTER FROM THE INDONESIAN COMMUNITY OF FUNCTIONAL AND ADVANCEMENT OF MEDICINE

description

Functional Advice, Natural Advice, Biomarker, Modern Medical Professional

Transcript of News Letter ICFAM Juli 2014

  • JULI 201401

    FUNCTIONAL ADVICE Bagaimana Kedokteran Fungsional Bisa Mengatasi Penyakit dari Akar Masalahnya? hal. 4NATURAL ADVANCEHerbal Adaptogenik untuk Meningkatkan Adaptasi Terhadap Stres hal. 7BIOMARKERPeradangan dan Biomarker pada Penyakit Kardiovaskuler hal. 11MODERN MEDICAL PROFESSIONALBerapa Skor Kalsium Koroner Anda? hal. 15NOW YOU KNOWAsupan Rendah Magnesium dan Serat Terkait dengan Risiko Terjadinya Peradangan hal. 16TIMELINEKomunitas Kedokteran Fungsional Pertama di Indonesia Terbentuk hal. 17

    A NEWSLETTER FROM THE INDONESIAN

    COMMUNITY OF FUNCTIONAL AND

    ADVANCEMENT OF MEDICINE

  • 01 | JULI 20142 3

    ICFAM CAlendAr oF event - 2014WORKSHOP SERIES

    Kata Sambutan Ketua ICFAM

    HEART Saturday, 15th March 2014

    Restoring Microvascular Dysfunction by Modulating NOS in

    Revascularization Process

    STROKE Saturday, 12th April 2014

    Re-energize Mitochondrial Power to inhibit Excitatory Neurotransmitters

    DIABETES MELLITUS Saturday, 10th May 2014

    The Importance of miRNAs in Regulatory Controle of Glycogenolysis and

    Gluconeogenesis

    CHOLESTEROL Saturday, 14th June 2014

    Enhancing Steroidogenesis Pathway to reactivate SREBP-2 Mechanism

    URIC Saturday, 19th July 2014

    Managing the Power of Xanthine Oxidoreductase into Revitalizing Le

    Chateliers Principle

    AUTOIMMUNE Saturday, 9th August 2014

    From Surface Receptors to Non-self Antigenes achieving the Ab-Ag Complex Restoration

    Approaches

    BONE & JOINT Saturday, 13th September 2014

    Revitalize Proteoglycans Protective Power to Balance Osteoblast and

    Osteoclast Mechanisms

    CANCER Saturday, 11th October 2014

    Microarray-based Profiling Auto Apoptosis provide Bioengineer Substances in Tumor Suppressor

    HEALTHY LIFESTYLE

    Saturday, 8th November 2014

    The Role of NfkB Inhibitor to Fight ROS for Decreasing A.G.E. and to

    Increase AGE

    AKREDITASI IDI

    LIMITED SEATRegistration fee Rp. 1.000.000

    ICFAM Member 50% Discount

    Informasi dan Pendaftaran:Sekretariat ICFAM

    Dr. Silvana. S. WW. MKK - Hp: 0821 1156 3013Librayanto - Hp: 0818 765 463

    Salam jumpa dalam forum news letter ICFAM perdana ini.ICFAM sebagai komunitas medik Indonesia yang mengedepan-kan peningkatan atau kemajuan pola pikir dalam bidang kedokteran hadir disini untuk membantu para dokter Indonesia dalam tugas memajukan kesehatan bangsa Indonesia. Telah menjadi kenyataan bahwa penyakit kronik degeneratif di negara kita makin lama makin meningkat jumlahnya. Makin banyak orang berobat karena tekanan darah tinggi, diabetes, penyakit paru kronik, penyakit ginjal, penyakit sendi, penyakit jantung, stroke atau kanker. Penyakit-penyakit ini ada yang fatal dalam waktu singkat, tetapi banyak yang berlangsung lama, berlarut-larut dan menyebabkan beban fisik,

    mental dan finansial yang tidak ringan. Beban finansial bagi keluarga maupun

    bagi pemerintah (bila ikut program BPJS misalnya).

    Kita tahu bahwa penyakit kronik merupakan penyakit yang kompleks, mengenai banyak organ tubuh dan banyak penyebabnya, sehingga pengobatannya tidak sederhana. Pengobatan yang ditujukan untuk mengurangi atau meng-hilangkan gejala saja, kurang menunjukkan hasil yang memuaskan. Jelas dibutuhkan pendekatan baru untuk mengurai masalah dan kemudian menemukan solusinya.ICFAM merupakan institusi yang menawarkan edukasi kepada para dokter dan pihak-pihak yang berminat, untuk memahami dan menerapkan Ilmu Kedokteran Fungsional (Functional Medicine), sebagai paradigma baru dan maju (advanced) untuk meningkatkan kesehatan pasien, khususnya yang menderita penyakit kronik dan kompleks. Dengan penerapan Functional Medicine yang tepat, penyakit kronik degeneratif mungkin diobati, diringankan atau dicegah timbul kembali. ICFAM bertujuan untuk membantu dokter mengubah dirinya menjadi individu yang berubah yang mampu memberikan pelayanan yang terus menerus memperbaiki kesehatan rakyat dan bangsa Indonesia. Dengan demikian, dokter tersebut telah benar-benar menjadi agent of change, seperti yang dicanangkan oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI).

    Prof. Dr. Antonius Nikolas Kurniawan, SpPA(K)

    Guru Besar Ilmu Patologi Anatomik

  • Oleh: dr. Rina Pramanik Dewi

    FUNCTIONAL

    ADVICE

    Bagaimana Kedokteran Fungsional Bisa Mengatasi Penyakit dari Masalahnya?

    HARApAN SEMBUH YANg BERLEBIHAN DARI pASIEN, KADANg MEMBUAT pASIEN

    MERAgUKAN pERTOLONgAN DOKTER KETIKA TERJADI SESUA TU YANg DI LUAR

    HARApAN MEREKA, MISALNYA BILA pENYAKITNYA KAMBUH KEMBALI DENgAN

    CEpAT. Mengobati itu penting, namun yang lebih penting lagi adalah

    bagaimana mencegah agar penyakit tersebut tidak muncul kembali

    (relapse). Untuk menjawab tantangan itulah diperlukannya Kedokteran

    Fungsional (Functional Medicine), suatu disiplin atau cara berpikir baru

    tentang kesehatan dan penyakit yang memberikan harapan sembuh

    total.

    AKAR

    Berbeda dengan kedokteran konvensional, kedokteran fungsional melihat penyakit sebagai gangguan dari keseimbangan fungsi tubuh, yang bekerja sebagai suatu simfoni dari berbagai sistem yang saling berhubungan erat secara harmonis. Seorang pasien secara individual tampak sebagai suatu permainan kompleks (complex interplay) di dalam sistem psiko-neuro-endokrin-lingkungan-imun di dalam dirinya. Bagi praktisi kedokteran

    fungsional penyakit tampak sebagai suatu peristiwa

    tahap akhir dari suatu serial gangguan fungsional dari sebuah simfoni yang sudah berlangsung lama. Penyakit-penyakit seperti diabetes, penyakit

    jantung, kondisi autoimun, dan kanker umumnya tumbuh 10 sampai 20 tahun setelah dimulainya gangguan fungsional dalam berbagai sistem tubuh.

    Mencari penyebab dasar gejala penyakitKedokteran fungsional adalah metode ilmiah yang mencari tendensi pra-penyakit dan melihat dari dekat lingkungannya atau interaksi genetik yang

    bertujuan (to reverse) untuk menahan progres penyakit, dan mengembalikan harmonisasi dan keseimbangan simfoni kompleks pada setiap

    individu. Selain itu, kedokteran fungsional adalah pengobatan personalisasi yang berurusan dengan pencegahan dini, dan penyebab dasar dari berbagai gejala penyakit kronis yang serius.

    Karena itu, dapat dikatakan bahwa kedokteran

    fungsional adalah suatu lapangan perawatan

    kesehatan berbasis ilmiah, yang didasarkan pada prinsip-prinsip berikut ini:

    Individualitas biokimia menggambarkan pentingnya variasi individual dalam fungsi metabolik yang berasal dari perbedaan genetik dan lingkungan di antara individu.

    Pengobatan yang berpusat pada pasien menitik beratkan pada penanganan pasien daripada penanganan penyakit, sesuai dengan pendapat sir Wiliam Oslers bahwa adalah lebih penting untuk mengetahui pasien mana yang memiliki penyakit apa daripada mengetahui penyakit apa yang dimiliki pasien tersebut.

    Keseimbangan dinamis faktor internal dan external.

    Keterhubungan seperti jaring laba-laba, dari faktor-faktor fisiologikal sejumlah penelitian saat ini mendukung pandangan bahwa berbagai fungsi tubuh manusia sebagai suatu jaringan simfoni dari sistem-sistem yang saling terhubungkan, dibandingkan sistem individual yang berfungsi secara otonom dan tanpa efek terhadap satu sama lain. Sebagai contoh, sekarang kita tahu bahwa disfungsi imunologis dapat mempromosikan penyakit kardiovaskular, bahwa ketidakseimbangan diet dapat menimbulkan gangguan hormonal, dan bahwa paparan lingkungan dapat mempresipitasi gejala-gejala neurologik semisal penyakit Parkinsons.

    Kesehatan sebagai suatu vitalitas positif tidak hanya ketiadaan penyakit.

    Mendukung pemeliharaan organ yang bertujuan memperpanjang masa hidup.

    Kedokteran fungsional diperkuat dengan suatu pemeriksaan ketidakseimbangan klinikal inti yang

    mendasari kondisi berbagai penyakit. Ketidak-

    seimbangan tersebut datang sebagai input lingkungan misal diet, nutrien (termasuk udara dan air), latihan, dan trauma yang diproses oleh tubuh

    pikiran dan spirit seseorang, melalui suatu set unik predisposisi genetik, perilaku, dan nilai-nilai.

    Proses fisiologikal fundamental mencakup

    komunikasi, baik di luar atau pun di dalam sel, bioenergetik, atau transformasi makanan

    menjadi energi. Replikasi pemulihan (repair) dan pemeliharaan integritas struktural, dari seluler ke seluruh level tubuh, pembuangan zat sisa, perlindungan dan pertahanan, dan transport dan sirkulasi, ketidakseimbangan klinikal inti yang

    datang dari malfungsi di dalam sistim kompleks ini,

    termasuk:

    Ketidakseimbangan hormonal dan neurotransmitter.

    01 | JULI 20144 5

  • Ketidakseimbangan oksidasi-reduksi dan mitokondropati.

    Ketidakseimbangan detoksifikasi dan biotransformasional.

    Ketidakseimbangan kekebalan tubuh/imunitas.

    Ketidakseimbangan inflamatori/peradangan.

    Ketidakseimbangan digestif, absorpsi, dan mikrobiologikal.

    Ketidakseimbangan struktural dari fungsi membran seluler terhadap sistem muskuloskeletal.

    Lebih dari sekedar mengobati gejalaKetidakseimbangan itu adalah prekursor atau pencetus dari

    munculnya tanda dan gejala yang mana mendeteksi dan melabel (diagnosis) penyakit sistem organ. Meningkatkan keseimbangan adalah mengembalikan kesehatan, dan melibatkan upaya lebih dari sekedar mengobati gejala.

    Kedokteran fungsional didedikasikan untuk meningkatkan penanganan yang kompleks, penyakit kronis, dengan intervensi pada berbagai level yang ditujukan kepada ketidakseimbangan

    klinikal inti dan untuk mengembalikan kesehatan dan fungsionalitas

    tiap-tiap pasien. Kedokteran fungsional itu unik, memisahkan

    tubuh pengetahuan dan didasarkan pada prinsip-prinsip ilmiah serta informasi luas yang tersedia dalam dunia kedokteran sekarang ini. Mengombinasikan penelitian berbagai disiplin ke dalam detail

    sangat tinggi, juga model relevan klinikal dari pathogenesis penyakit

    dan manajemen klinikal efektif.

    Kedokteran fungsional mementingkan suatu proses yang dapat

    dijelaskan dan diajarkan dari berbagai pengetahuan yang terintegrasi berdasarkan matriks intelektual pragmatis, fokus pada

    fungsioanalitas pada banyak level daripada satu macam pengobatan untuk satu macam diagnosis. Dalam hal ini, cerita pasien adalah kunci untuk diagnosis terintegrasi, sedangkan tanda dan gejala serta bukti ketidakseimbangan klinis menjadi pendekatan komprehensif

    yang menyeluruh, serta dilengkapi lagi oleh input lingkungan pasien dan fungsi fisiologisnya. Demikianlah disiplin klinikal bagi

    kebutuhan transformasi praktek perawatan primer.

    dr. Rina Pramanik Dewi

    Kedokteran fungsional

    adalah metode ilmiah

    yang mencari tendensi

    pra-penyakit dan melihat

    dari dekat pada lingkungan

    atau interaksi genetik yang

    bertujuan untuk menahan

    perkembangan penyakit,

    dan mengembalikan

    harmonisasi dan

    keseimbangan simfoni

    kompleks di dalam setiap

    diri kita.

    untuk Meningkatkan Adaptasi Terhadap Stres

    DEwASA INI, MASALAH STRES MENgEMUKA SEBAgAI BAgIAN DARI gAYA HIDUp

    YANg pENUH TEKANAN. Penelitian melaporkan , herbal adaptogenik dapat

    mencegah, mengobati, dan memungkinkan kesembuhan dari efek

    stres kronis atau akut. Senyawa di dalam herbal adaptogenik itu dapat

    menormalkan fungsi endokrin, memodulasi respon stres, meningkatkan

    produksi energi, kualitas tidur dan meningkatkan fungsi kekebalan

    tubuh. Adaptogen adalah kategori herbal yang dapat meningkatkan

    kemampuan organisme untuk beradaptasi di lingkungannya.

    herbal adaptogenik

    Oleh: dr. D. Ratna Handayani

    Adaptogen menormalkan fungsi endokrinAdaptogen adalah herbal yang mampu mengembalikan irama normal dan fungsi sumbu (axis) HPA (hipotalamus-hipofisis-adrenal) dan SAS (sympatho-adrenal system), dan ke seluruh tubuh.

    Adaptogen dianggap senyawa aman yang menormalkan fungsi endokrin melalui berbagai

    tindakan yang luas dan tidak spesifik, dan meningkatkan daya tahan terhadap stres secara

    keseluruhan. Karena penjelasan agak kabur ini, istilah adaptogen belum diadopsi secara luas

    di dunia kedokteran Barat. Namun demikian, herbal adaptogenik memiliki beberapa tindakan

    yang unik pada sistem adrenal yang cenderung meningkatkan resistensi terhadap efek negatif

    dari stres pada tubuh.

    NATURALADVANCE

    01 | JULI 20146 7

    Catatan: Alamat email dr.Rina belum ada

  • Kelenjar adrenal mendasari banyak reaksi tubuh terhadap stres eksternal dan internal. Demikian juga, stres merupakan penyumbang utama untuk disfungsi sumbu adrenal/HPA. Herbal adaptogenik

    dapat meningkatkan ketahanan terhadap stres serta mencegah beberapa gejala yang lebih umum dari stres (misalnya, kurang konsentrasi, gangguan tidur,

    kelelahan, penurunan respon imun, dan penurunan daya tahan terhadap infeksi). Herbal adaptogenik mempengaruhi reaksi stres, mencegah penurunan fungsi kerja kelenjar adrenal, meningkatkan produksi energi dan kualitas tidur, dan meningkatkan fungsi

    kekebalan tubuh.

    Sumbu (axis) HPA meliputi sinergisme dan umpan

    balik antara hormon adrenal, dan hormon yang dilepaskan oleh hipotalamus dan kelenjar hipofisis.

    Hipotalamus dan kelenjar hipofisis yang sangat

    dipengaruhi oleh stres, dan keadaan emosional individu. Efek dari sumbu HPA pada keadaan emosional pertama kali dijelaskan pada bidang psikologi, di mana adaptasi biokimia dicatat dari stres jangka panjang dan kerja paksa menyebabkan gangguan tidur, lekas

    marah, dan kelelahan. Salah satu bagian dari sumbu HPA diaktifkan

    oleh stres dikenal sebagai SAS.

    Tantangan psikologis dan fisik

    menyebabkan respon stres akut yang melibatkan neurotransmitter

    otak yang pada gilirannya mempengaruhi pelepasan kortikotropin dan hormon lainnya dari kelenjar

    pituitari dan hipotalamus. Hormon-hormon hipofisis

    dan hipotalamus kemudian bertindak pada kelenjar

    adrenal. Stimulasi jangka panjang pada kelenjar

    adrenal menyebabkan disfungsi kelenjar adrenal. Kelenjar menjadi hipertrofi, kurang responsif, atau

    tidak teratur responsif yang dibuktikan dengan

    ketidaknormalan pelepasan kortisol, respon ACTH,

    dan peruubahan DHEA untuk rasio kortisol (serta

    gangguan regulasi hormon lain). Stres kronis dan peningkatan resultan kortisol dikenal untuk

    menekan aktivitas sel darah putih yang normal,

    yang kemudian dikaitkan dengan sitokin diubah

    dan insiden lebih besar dari respon inflamasi dan

    alergi. Penurunan dan gangguan pada sumbu HPA juga berhubungan dengan disfungsi reproduksi dan metabolisme, serta presentasi psikologis diubah (misalnya, kecemasan dan depresi).

    Herbal adaptogenik bertindak pada sumbu

    HPA, dan dapat meningkatkan regulasi hormon reproduksi dan mengerahkan anti-alergi dan efek

    kekebalan mendukung; herbal tersebut juga dapat meningkatkan mood dan stamina mental. Herbal adaptogen mungkin cocok untuk digunakan oleh orang tua dan lainnya individu dengan kelelahan dan respon stres yang buruk, serta untuk digunakan oleh orang yang sehat, yang ingin meningkatkan energi, stamina, dan konsentrasi. Tumbuhan ini menawarkan mekanisme dukungan adrenal yang

    meningkatkan pelepasan ACTH dari hipofisis, CRH

    dari hipotalamus, dan mengoptimalkan respon

    kelenjar adrenal. Tumbuhan ini juga meningkatkan respon adrenal terhadap stres dan tantangan fisik,

    dan menormalkan beberapa neurotransmitter yang

    terlibat dalam sumbu HPA.

    Hsp (heat shock protein) 70, molekul pendamping yang kadang-kadang disebut sebagai sensor stres, membantu tubuh untuk memperbaiki protein yang rusak akibat dari stres kronis dan peradangan. Hsp70 menghambat

    ekspresi NO (nitrat oksida) dalam sintesa II gen, dan berinteraksi dengan reseptor glukokortikoid

    secara langsung dan melalui enzim kinase, sehingga memengaruhi tingkat sirkulasi kortisol dan NO.

    Pencegahan peningkatan penyebab stres pada NO (dan penurunan terkait dalam produksi ATP) menghasilkan peningkatan kinerja dan daya tahan, dalam hal ini Eleutherococcus, Schisandra, dan Rhodiola membantu tubuh menguraikan protein spesifik HSP. Selain itu, herbal adaptogen juga

    menunjukkan efek antioksidan yang signifikan pada

    manusia. Mengurangi stres oksidatif dalam tubuh

    dengan herbal adaptogen dapat meningkatkan kesehatan secara keseluruhan dan baik.

    HERBAL ADAPTOGENIK mempengaruhi reaksi stres, mencegah penurunan fungsi kelenjar adrenal, meningkatkan produksi energi dan kualitas tidur, dan meningkatkan fungsi kekebalan tubuh

    Tiga herbal adaptogenikEleutherococcus senticosus Eleutherococcus senticosus (Gingseng Siberia, atau Siberian ginseng), anggota dari famili Araliaceae, adalah adaptogen yang umum digunakan. Berasal dari Siberia dan wilayah utara Rusia, semenanjung

    Korea, dan wilayah timur laut China. Ramuan ini

    tidak hanya umum digunakan di Rusia, di mana studi

    pertama dilakukan pada tahun 1950, tetapi juga di Amerika Utara dan di seluruh dunia. Eleutherococcus memiliki efek seperti Panax ginseng. Menariknya,

    dalam bahasa Yunani, kata eleutheros berarti bebas, dan kokkos kata berarti biji. Sementara itu, Eleutherococcus di China dikenal sebagai Acanthopanax senticosus, dan beberapa studi penelitian dan literatur masih menggunakan

    nomenklatur tua untuk ramuan ini .

    Literatur ilmiah awal melaporkan Eleutherococcus

    sebagai tonik adrenal untuk mengatasi masalah peningkatan toleransi stres dan energi, dan meningkatkan daya tahan terhadap infeksi. Eleutherococcus telah menunjukkan efek menghilangkan stres pada sumbu HPA, mengurangi pelepasan kortikotropin yang berlebihan dan

    mengoptimalkan response adrenal. Eleutherococcus

    dapat bertindak langsung pada hipotalamus untuk

    mengatur hormon, termasuk mineralokortikoid,

    glukokortikoid, dan hormon reproduksi. Syringen,

    lignan, dan sesamin ditemukan dalam tanaman ini telah ditunjukkan untuk mengerahkan efek meningkatkan kekebalan.

    Eleutherococcus mengandung kumarin (coumarin), glikosida steroid, dan sekelompok polisakarida, eleuterosida A, B, C, D, dan E, yang memiliki kemampuan merangsang kekebalan. Diantara signifikasi kondisi tertentu, Eleutherococcus telah

    menunjukkan kemungkinan efek dalam mengobati

    penurunan kekebalan tubuh, seperti: pilek, sakit

    kepala, influenza, bronkitis, alergi pernafasan,

    aterosklerosis, lesi katup rematik, aritmia, arthritis,

    efek samping kemoterapi , dan penyakit ketinggian,

    serta untuk kelemahan umum, kelelahan, intoleransi stres, dan debilitas saraf. Beberapa respon anti-

    alergi dan anti-inflamasi mungkin berhubungan

    dengan penghambatan nitrat oksida sintase dan siklooksigenase selama aktivasi makrofag.

    Sejumlah penelitian telah menunjukkan kemampuan

    Eleutherococcus untuk meningkatkan stamina fisik pada atlet, dan juga penduduk dataran tinggi

    yang memerlukan oksigen lebih banyak. Rempah itu dapat meningkatkan konsumsi oksigen dan pemanfaatannya, serta meningkatkan kinerja secara keseluruhan, meskipun efek ini tidak terlihat pada

    semua penelitian. Mekanismenya diidentifikasi,

    termasuk peningkatan stamina fisik melalui respon

    adrenal, sebagaimana peningkatkan penyerapan/

    metabolisme glukosa dalam sel otot, dan pencegahan deplesi nitrogen. Efek positif pada fibrinogen dan

    pembekuan darah telah dibuktikan, dan diusulkan

    sebagai mekanisme lain dari peningkatkan kemampuan latihan fisik.

    Ocimum sanctum

    Ocimum sanctum (Holy Basil atau Tulsi) adalah spesies tanaman dari India dari famili Lamiaceae (mint), yang telah digunakan secara tradisional dalam pengobatan diabetes, stres, maag dan peradangan. Agrawal dan koleganya menunjukkan kemampuan

    Ocimum sanctum mengurangi puasa dan tingkat kadar glukosa darah postprandial pada manusia. Ocimum sanctum juga memiliki sifat anti-inflamasi. Ocimum telah ditemukan untuk mempromosikan glutathione transferase, reduktase, enzim peroksidase dan serta mempromosikan superoksida dismutase. Ocimum mengandung flavonoid anti-

    inflamasi yang umum dikenal. seperti apigenin,

    luteolin, dan satu lagi yang unik pada Ocimum yang disebut ocimarin. Konstituen lainnya termasuk

    oksimumosida (ocimumosides) dan dan serebrosida (cerebrosides). Minyak yang diekstrak dari bijinya dapat mengurangi peradangan oleh hambatan lipoksigenase (lipoxygenase) dan antagonis histamin, dan dapat membantu penyembuhkan tukak (ulcers). Selain sifat antioksidan, penelitian modern telah

    menunjukkan Ocimum menjadi radioprotektif,

    antikarsinogenik, dan kardioprotektif. Zat aktif

    osimumosida dari Ocimum memiliki efek anti-stres

    01 | JULI 20148 9

  • yang membantu untuk menormalkan hiperglikemia, kortikosterone, dan hipertrofi adrenal dari stress

    kronis. Ocimum telah terbukti mengurangi serum

    kortisol dan glukosa.

    Paparan konstan polusi suara, menjengkelkan kebisingan dapat menyebabkan peningkatan dopamin dan serotonin di otak, dengan penurunan simultan dalam asetilkolin dan peningkatan

    asetilkolinesterase, mungkin sebagai respon stres

    terhadap iritasi kebisingan. Respon terhadap rangsangan suara dapat digunakan sebagai alat penelitian untuk mengevaluasi efek stres

    mengurangi penggunaan herbal dan obat-obatan. Ocimum telah terbukti untuk mencegah perubahan

    atas neurotransmiter otak menunjukkan efek anti-stres langsung dalam sistem saraf pusat.

    Penelitian pada hewan telah menunjukkan aktivitas

    dopaminergik yang dipromosikan menenangkan dan menstabilkan aktivitas suasana hati. Satu studi

    menemukan peningkatan neurotransmisi GABA diaktifkan oleh Ocimum untuk mengerahkan efek

    normalisasi pada modulation kekebalan.

    Seperti adaptogen lainnya, Ocimum telah

    terbukti untuk mencegah kedua respon humoral

    dan selyang berhubungan dengan stres, dan

    peneliti menunjukkan mekanisme menenangkan

    sebagai kontributor yang mendasarinya. Efek menenangkan juga dapat diperluas ke pembuluh darah sebagaimana Ocimum telah terbukti untuk

    sekaligus menjadi vasodilatasi dan hypotensive.

    Hal itu menunjukkan efek positif pada kemampuan

    kognitif, dan memiliki aplikasi yang mungkin untuk

    dementia.

    Rhodiola rosea

    Rhodiola rosea (Rose Root atau Golden Root), dari famili Crassulaceae, adalah adaptogen dan anti-stres yang banyak digunakan sebagai ramuan

    untuk gangguan mood, kelelahan, dan kelemahan adrenal. Tanaman ini asli Rusia, dimana sebagian besar penelitian ilmiah dan klinis awal dilakukan.

    Rhodiola mengandug zat aktif rosavin, rosarin,

    damar, tirosol dan salidroside, yang sering

    digunakan sebagai penanda untuk standarisasi ekstrak Rhodiola. Penggunaan utama herbal adalah sebagai adaptogen untuk gangguan mood, kesulitan tidur, mudah marah, kelelahan, kurang konsentrasi,

    sakit kepala, stres pembuluh darah, dan kekurangan umum states. Rhodiola mengangkat tingkat

    serotonin dalam sistem saraf pusat pada hewan

    model depresi dan penindasan hippocampal. Rhodiola diyakini mengerahkan antidepresan, anti-

    kecemasan dan efek adaptogenik.

    Keluhan jantung yang timbul dari stres (seperti

    hipertensi dan aritmia) dapat menanggapi Rhodiola therapy. Seperti herbal adaptogenik lainnya, perlindungan kardio adalah dengan meminimalkan cerdera iskemik. Efek antiaritmia adalah karena

    kemampuannya untuk memblokir stimulasi

    berlebihan dari perangsang epinefrin, dan aktivasi

    jalur opiat pada sistem saraf pusat.

    dr. D. Ratna Handayani - [email protected]

    Peradangan dan Biomarker padaPenyakit

    INFLAMASI KRONIK DIKETAHUI SEBAgAI pENYEBAB UTAMA TERJADINYA pENYAKIT

    KARDIOvASKULAR, SEpERTI pENYAKIT ARTERI KORONER, ATAU gAgAL JANTUNg.

    Sebenarnya, inflamasi tersebut adalah respon pertahanan tubuh universal

    sebagai akibat adanya cedera, atau jejas, dan merupakan satu bentuk

    mekanisme adaptif dan protektif namun sering mengakibatkan terjadinya

    kerusakan jaringan dan organ. Proses inflamasi tidak hanya meliputi

    mediator imunitas innate, namun juga aktivasi sitokin stres dalam keadaan

    tidak adanya aktivasi sistem imun. Aktivitas inflamasi kronik tingkat rendah

    terlibat pada progresivitas aterosklerosis koroner dan gangguan struktur

    jantung, sebagai respon adanya kondisi overload atau cedera sistemik.

    KARDIOVASKULER

    Oleh: dr. Silvana Sartika

    Dewasa ini telah diketahui adanya hubungan yang kompleks pada komponen selular dan

    humoral dari miokard yang berlebihan dan faktor oksidatif inflamasi yang menentukan

    perjalanan penyakit kardiovaskular. Beberapa faktor ini secara langsung berhubungan dengan kerusakan, atau stres pada pembuluh darah dan miokard. Namun, beberapa dari kasus itu mencerminkan adanya kaitan dengan jalur sistemik dan interaksi dengan sistem

    BIOMARKER

    01 | JULI 201410 11

  • organ yang lain. Karena itulah biomarker inflamasi

    menyediakan informasi yang unik bagi dokter baik untuk stratifikasi resiko atau untuk mengidentifikasi

    kerentanan plak di penyakit jantung iskemik atau beban volume pada pasien gagal jantung. Lebih jauh lagi, karena inflamasi memegang peranan penting

    pada penyakit jantung, maka biomarker inflamasi

    juga dapat digunakan sebagai target terapi, mencegah inisiasi atau perkembangan penyakit melalui inhibisi jalur inflamasi.

    Walaupun kemajuan di ranah manajemen klinis multidisiplin mengarah pada perbaikan keseluruhan

    penanganan dan outcome dari pasien dengan penyakit jantung, kebutuhan untuk memperbaiki diagnosis dan membuat stratifikasi, sebagaimana

    juga memonitor terapi, memunculkan pencarian biomarker-biomarker sebagai alat yang dapat digunakan sehari-hari. Di luar dari berbagai biomarker yang ada, tetap dibutuhkan penelitian mendalam

    dan pengecekan rutin dari hasil

    biomarker secara individual dan validasinya. Baru-baru ini, Biomarkers in Medicine menuliskan adanya berbagai biomarker yang potensial untuk penyakit arteri koroner dan gagal jantung, dan memberikan insight pada integrasi marker yang tersedia secara klinis menjadi seni dalam penanganan gagal jantung.

    Menyadari pentingnya mekanisme

    inflamasi dalam berbagai

    penyakit jantung yang progresif, Biomarkers in Medicine edisi terbaru memasukkan berbagai pandangan atas peranan beberapa biomarker inflamasi. C reactive

    protein diproduksi pertama kali setelah terjadinya injuri yang dikenal sebagai reaktan fase akut. Ia dianggap penanda inflamasi universal, salah satu yang paling

    banyak dipelajari pada penyakit kardiovaskular.

    Rietzschel dan De Buyzere mengupas secara detil peranannya sebagai penanda diagnostik

    dan prognostik. Mereka juga mengutarakan

    pandangannya mengenai penggunaannya sebagai alat monitoring respon terapi dan faktor modifikasi

    dalam menilai risiko secara menyeluruh. Inflamasi

    kronis pada sindrom metabolik dicetuskan oleh jaringan adipose, yang berfungsi sebagai sistem jaringan endokrin untuk memproduksi berbagai sitokin dengan efek inflamasi. Sebagaimana Roos.

    dkk menjabarkan, derajat inflamasi berbanding

    lurus dengan tingkat obesitas, yang menyebabkan

    terjadinya perubahan metabolik dan biologik seperti

    peningkatan resistensi insulin, stres oksidatif,

    turunnya kadar sitokin antiinflamasi dan turunnya

    cadangan nitric oxide, semua mempengaruhi fungsi endotel pembuluh darah dan berkontribusi pada perkembangan dan perjalanan terjadinya

    aterosklerosis. Penulis menggaris bawahi penanda inflamasi individu

    baik pada sindrom metabolik atau penyakit arteri koroner. Beberapa penanda, seperti IL-6

    atau lipoprotein yang berhubungan dengan phospholipase A2, menunjukkan adanya nilai tambah dalam penilaian kardiovaskular. Dipihak lain, walaupun beberapa

    penanda inflamasi, termasuk

    adiponectin, TNF- dan kemokin,

    merupakan mediator penting dalam

    sindrom metabolik kardiovaskular, namun mereka belum terbukti

    potensial sebagai biomarker.

    Penggunaan obat pengencer darah setelah pemasangan stent menurunkan risiko restenosis setelah intervensi. Namun, pada berbagai macam bentuk klinis atau dalam grup pasien risiko tinggi,

    angka kejadian restenosis tidak

    sedikit. Tampaknya mereka berkaitan dengan faktor prosedur tindakan atau kerentanan individu yang

    berhubungan dengan adanya aterosklerosis koroner

    C REACTIVE PROTEIN yang diproduksi pertama kali setelah terjadinya injuri yang dikenal sebagai reaktan fase akut, dianggap penanda inflamasi universal, salah satu yang paling banyak dipelajari pada penyakit kardiovaskular.

    yang mendasarinya dan profil klinis. Dalam ulasannya,

    Karper . dkk, menitikberatkan pada biormarker seperti

    C-reactive protein, marker apoptosis, kerusakan yang

    berhubungan dengan pola molekul, dan berbagai sitokin dan kemokin yang terlibat sebagai respon adanya injuri vaskular dan restenosis. Mereka menyimpulkan adanya kesulitan validasi dan adopsi protein kandidat ini sebagai biomarker yang bersirkulasi terbatas dalam pendeteksian proses yang berhubungan dengan jaringan di dalam sirkulasi sistemik.

    Pemetaan fenotip lokal dan juga pengambilan sampel

    sistemik, berbarengan dengan assay dalam skala besar, dapat memberikan jalur untuk menemukan biomarker baru yang relevan tidak hanya untuk restenosis,

    namun juga untuk progresi penyakit arteri koroner dan konsekuensinya. Van Hoof mengingatkan kita, nilai dari penanda mencerminkan kerusakan miokardium dan kuesioner yang berhubungan dengan jenis pemeriksaan yang sangat sensitif. Penelitian di masa

    mendatang dapat melengkapi penilaian diagnostik dan

    pronostik mereka selain sindrom koroner akut atau

    injuri miokard. Masuk akal untuk berspekulasi bahwa

    kombinasi dengan biomarker lain yang bersirkulasi, termasuk biomarker inflamasi, pada penilaian

    multipanel dapat melahirkan algoritma diagnostik

    baru dalam penyakit arteri koroner kronis atau pasien dengan resiko kardiovaskular yang tinggi.

    Terakhir, rnlv mengajukan cathepsins sebagai biomarker inflmasi yang menjanjikan. Protease

    ini tidak hanya menargetkan berbagai protein

    struktural, namun juga terlibat dalam berbagai penyakit inflamasi dan sindrom metabolik. Mereka

    juga tampaknya berhubungan dengan prediksi mortalitas yang berhubungan dengan kardiovaskular atau kanker. Sebagai tambahan, strategi terapi yang

    baru yang sedang dikembangkan adalah untuk menghambat cathepsins. Namun, penerjemahan klinis lebih jauh harus melihatnya sebagai nilai prediktif yang independen sebagai faktor risiko

    kardivaskular atau marker prognostik pada

    penyakit kardiovaskuler yang sudah ada.

    Kesimpulannya, dibutuhkan

    usaha yang terus menerus untuk

    memperbaiki perawatan dan

    manajemen pasien secara individual

    mengarahkan kita pada peningkatan

    penggunaan biomarker yang

    bersirkulasi dalam pengobatan

    kardiovaskuler.

    Molekul inflamasi merupakan kandidat biomarker

    yang menarik karena terlibatannya pada berbagai tahap penyakit kardiovaskular. Namun nilai mereka secara klinis tetap harus dibuat. Jalur translasi klinis mereka harus mengikuti

    jalur biomarker lain yang sudah dikenal seperti

    B-type natriuretic peptide. Sampai saat itu tiba,

    walaupun sangat menjanjikan, penggunaannya

    hanya terbatas pada penelitian saja. Terakhir,

    penelitian di masa yang akan datang seyogyanya

    mencari apakah biomarker ini dapat digunakan sebagai agen terapeuik, menghambat inisiasi, progresi dan perkembangan dari komplikasi patologis kardia yang spesifik.

    dr. Silvana Sartika - [email protected]

    01 | JULI 201412 13

  • BerapaKalsium Koroner Anda?

    KEBANYAKAN ORANg TAHU, BERApA NILAI KOLESTEROL DARAHNYA, ATAU pARAMETER

    KESEHATAN KONvENSIONAL LAINNYA. TETApI BELUM BANYAK YANg TAHU SKOR KALSIUM

    KORONER (Coronary CalCium SCore), pADAHAL INI ADALAH SALAH SATU NILAI SKOR

    YANg SANgAT pENTINg. Seperti diketahui, kalsium adalah salah satu unsur

    pembentuk plak di dinding pembuluh darah arteri jantung bersama

    dengan kolesterol dan zat lainnya.

    SKOROleh: dr. Sammy Fattah Hidayat

    MODERNMEDICALPROFESSIONAL

    Skor Kalsium Koroner diketahui melalui pemeriksaan pelacakan kalsium koroner (Coronary Calcium Scan) yang menggunakan perangkat sinar x-ray khusus, yaitu tomografi terkomputasi

    (Computed Tomography/CT) untuk menilai berapa banyak terjadinya penimbunan kalsium pada plak (plaque) di dinding-dinding pembuluh darah arteri koroner yang memasok darah ke jantung. Kalsifikasi pada arteri koroner adalah tanda awal

    kemungkinan terjadinya penyakit jantung koroner (PJK).

    Plak pada arteri koroner yang terjadi sebagai penimbunan substansi seperti lilin itu, seiring waktu

    dapat mengeras yang membuat penyempitan, atau lepas (ruptur) menyumbat arteri koroner, sehingga menurunkan kemampuan aliran darah yang membawa oksigen ke jantung. Hal ini dapat

    menyebabkan rasa nyeri atau ketidaknyamanan di

    dada yang disebut sebagai nyeri angina. Jika plak itu lepas, maka bekuan darah dapat terbentuk di permukaannya, sehingga gumpalan yang semakin besar tersebut dapat menyumbat aliran darah melalui arteri koroner. Ini adalah penyebab yang paling umum terjadinya serangan jantung. Seiring berjalannya waktu, plak yang lepas itu juga akan

    mengeras dan menyempitkan pembuluh darah arteri koroner.

    Normalnya arteri koroner tidak mengandung

    kalsium, maka jika ada kalsium di arteri koroner Anda, itu adalah tanda adanya penyakit jantung koroner (PJK).

    Walaupun demikian, ada juga orang yang skornya mencapai lebih dari 1.000 dengan 4 pembuluh darahnya mengalami kalsifikasi yang berat, tapi

    tidak menunjukkan gejala apapun. Maka dari itu

    selalu ada pengecualian, dan hal ini menunjukkan bahwa tidak ada faktor determinan tunggal yang

    menentukan akan terjadinya serangan jantung. Seperti halnya dengan penyakit lainnya biasanya

    terdapat faktor penyebab yang beragam.

    dr. Sammy Fattah Hidayat

    400Jika skor Anda di atas 400, maka

    resiko serangan jantung menjadi

    50% pada tahun berikutnya.

    Anda perlu lebih serius menyusun

    rencana untuk mengatasinya

    dari sekarang juga.

    01 | JULI 201414 15

  • Asupan Rendah Magnesium dan Serat Terkait dengan Risiko Terjadinya

    Komunitas Kedokteran Pertama di Indonesia Terbentuk

    PERADANGAN

    fungsional

    NOW YOUKNOW

    T I M EL I N E

    MENURUT LApORAN TERBARU*, ASUpAN TINggI MAgNESIUM DAN SERAT DIKAITKAN

    DENgAN RENDAHNYA NILAI HIgH SENSITIvE C REACTIvE pROTEIN (HS - CRp). Salah

    satu penanda penting peradangan, hs-CRP terkait dengan meningkatnya

    risiko penyakit kardiovaskular.

    Dengan menggunakan kuesioner frekuensi pola makan, peneliti menentukan jumlah asupan

    serat dan magnesium pada 1.653 peserta penelitian. Tinggi badan, berat badan, tekanan darah,

    dan lingkar pinggang diukur, dan sampel darah dianalisis untuk mengetahui kadar glukosa, insulin, kolesterol total, high density lipoprotein (HDL), trigliserida, dan hs-CRP dalam darah masing-masing peserta.

    Peserta dengan nilai asupan magnesium dan serat terendah ketiga dari total seluruh peserta

    penelitian memiliki tiga sampai empat kali risiko lebih besar terkena diabetes, sindrom metabolik,

    atau tingginya nilai hs-CRP (3 mg/L atau lebih tinggi). Asupan magnesium yang rendah secara

    independen berkorelasi dengan peningkatan nilai hs-CRP, tapi tidak terkait dengan risiko

    gangguan sindrom metabolik atau penyakit diabetes, sementara asupan rendah serat secara independen terkait dengan risiko yang lebih besar terkena diabetes, sindrom metabolik, dan tingginya nilai hsCRP.

    DAYNA DYE

    *Bo S, Durazzo M, Guidi S, et al. Dietary magnesium and fiber intakes and inflammatory and metabolic indicators in middle aged subject from a population based cohort. Am I Clin Nutr. 2006 Nov ;84 (5) ; 1062 9

    Menyadari perlunya pendekatan baru dalam pelayanan kesehatan untuk

    mewujudkan harapan pENYEMBUHAN YANg LEBIH TUNTAS, sekelompok

    dokter spesialis bersepakat untuk berhimpun dalam wadah Indonesian

    Community of Functional and Advancement of Medicine (ICFAM), wadah

    komunitas pengembang Kedokteran Naturopati Fungsional & Restoratif,

    disingkat dengan KNFR. Sedangkan sebutan akrabnya adalah fuctional

    medicine.

    Seperti diketahui, pelayanan dokter konvensional yang berorientasi pada gejala, banyak kasus

    sakit yang tidak dapat disembuh dengan tuntas. Banyak kasus gejalanya sudah hilang, tetapi

    penyakit masih ada dan menunggu serangan balik yang mematikan. Karena itu, agar penyakit

    tersebut tidak kambuh lagi, perlu dicari cara baru mengobati dengan menyelesaikan sampai ke

    sumber masalah, penyebab mengapa keluhan atau gejala tersebut muncul.

    Selain biaya pengobatan yang semakin mahal, penyakit kambuhan yang berulang sangat menguras isi kantong pasien. Untuk itulah aplikasi KFNR, diharapkan dapat membantu pasien untuk hidup sehat lebih sejahtera. Diharapkan ICFAM dapat menginspirasi dan ikut mengembangkan dunia kedokteran Indonesia yang mampu bersaing secara global.

    01 | JULI 201416 17

  • Acara seminar tgl 30 nopember 2013, di Royal Kuningan Hotel, tema: Functional Medicine-New frontiers in Medicine.

    Acara seminar tgl 19 Januari 2014, di Fave Hotel, tema: Fundamental Matrix.

    01 | JULI 201418 19

    30 November 2013 19 Januari 2014

    Prof.Dr.AN.Kurniawan, SpPK (K), Pembukaan dari ketua ICFAM.

    Dr. Sjafruddin, SpTHT (KL), Sambutan dari Ketua IDI Cabang Jakarta Selatan.

    Para peserta One day seminar Functional Medicine di Royal Kuningan Hotel Jakarta.

    Para pembicara seminar, dari kiri ke kanan: M.Dani.P, Dr.Amarullah, Dr.Lucas, Rachael, Prof.Dr.AN.Kurniawan, dan Dr.Rachmi.

    Prof.Dr.AN.Kurniawan (Ketua ICFAM) bersama dengan Dr.Abidinsyah Siregar (Direktur Bina Pelayanan Kesehatan Tradisionil, Alternative & Komplementer KEMENKES).

    Dr.Toni S.Natakarman (Ketua IDI Wilayah DKI Jakarta) dengan Prof.Dr.AN.Kurniawan (Ketua ICFAM).

    Dr. Slamet Budiarto SH,MH.Kes, membawakan seminar Aspek Etiko Medico Legal Functional Medicine, bersama moderator Dr. Nurhidayati Indah Puspita.

    Irma T. Kurniawan (Post Doctoral Researcher, Duke-NUS Graduate Medical School-Singapura), membawakan seminar The Neuroscience Of Feeding.

  • 01 | JULI 201420 21

    9 Februari 2014 15 Maret 2014

    Acara seminar tgl 8-9 Februari 2014, di Fave Hotel, tema: Bio Molecular Naturoceutical.

    Depan kiri ke kanan: dr.T onita dan dr. Daniel Kwok. Baris kedua kiri ke kanan: dr.Rachmi dan dr.Nurhidayati. Baris belakang: dr. Sylvia N. Sinaga.

    Acara Workshop tanggal 15 Maret 2014, di Fave Hotel, tema: Jantung.

    Baris depan dari kiri ke kanan: dr. Fifi, dr.Mustika, dr. Darumas, dan dr. Anna. Baris kedua dari kiri ke kanan: dr. Surya, dr. Jefni, dr. Rina, dr. Satriawati, dan dr. Salilul. Baris ketiga dari kiri ke kanan: dr. Yanne, dr. Lenny, dr. Lanti, dr. Elias, dr. Fida, dan dr. Lucky.

    Baris depan kiri ke kanan: dr. Phillip, dr. Lidwina, dan dr.Simerdip. Baris ke dua dari kiri ke kanan: dr.Rini, dr.Mustika, dr.Lenny, dan dr. Lanti.

    Baris depan kiri ke kanan: dr.Fifi dan dr. Simerdip. Baris kedua dari kiri ke kanan: dr.Anna, dr.Ratna, dr.Yuliarni, dan dr.Zaenal. Baris ketiga dari kiri ke kanan: dr. Surya Fredi, dr. Satriawati, dr. Salilul, dr.Sammy, dan dr. Fida.

    Baris depan dari kiri ke kanan dr. Lucky, dr. Jefni, dan dr. Rina. Baris kedua dari kiri ke kanan: dr. Silvana, dr. Sofia, dan dr. Lisa.

    Baris depan dari kiri ke kanan: dr. Yanne, dr. Lenny, dan dr. Lanti. Baris kedua dari kiri ke kanan: dr. Tri Puji, dr. Rini, dan dr. Elias. Baris ketiga dari kiri ke kanan: dr .Agus, dr. Hargiyanto, dr. Suarsyaf, dan dr. Erna. Baris belakang dari kiri ke kanan: dr. M. Nasir dan dr. Philip.

    Baris depan dari kiri ke kanan: dr. Marfuah, dr. Darlina, dan dr. Nurhayati. Baris kedua dari kiri ke kanan: dr. Rachmi dan dr. Fida.

    Baris depan dari kiri ke kanan: dr. Anna, dr. Agnes, dan dr. Hadi. Baris belakang dari kiri ke kanan: dr. Satriawati dan dr. Salilul.

  • 01 | JULI 201422 23

    12 April 2014 10 Mei 2014

    Acara workshop tgl 12 April 2014, di Fave Hotel, tema: Stroke.

    Baris depan dari kiri ke kanan: dr. Fifi, dr. Ratna, dr. Rina, dan Rodes. Baris kedua dari kiri ke kanan: dr. Sylvia, dr. Mustika, dr. Nurhidayati, dr. Febrika, dan dr. Satriawati.Baris ketiga dari kiri ke kanan: dr. Jefni, dr. Tri Puji, dr. Surya, dr. Denny, dan dr. Sammy. Baris ke empat dari kiri ke kanan: dr. Agus, dr. Prama, dr. Rini, dan dr. Yovi. Baris belakang dari kiri ke kanan: dr. Andhra dan dr. Harry.

    Acara Workshop tgl 10 Mei 2014 ( Bukan 1 Jan10 ), di Fave Hotel, tema: Diabetes Mellitus.

    Baris depan dari kiri ke kanan: dr. Ratna, dr. Nizmawardini, dr. Vivi, dr. Sri Rejeki Endang, dan dr. Ipak Ridmah. Baris kedua dari kiri ke kanan: dr. Darumas, dr. Mustika, dr. Lenny, dr. Rini, dan dr. Evi Maryam.Baris kedua dari kiri ke kanan: dr. Satriawati, dr. Salilul, dr. Anna, dr. Agnes, dr. Merriana, dan dr. Denny.

    Bpk. M. Dani Pratomo, direktur utama PT.Fortis Global Pharma.

    Baris depan kiri ke kanan: dr. Prama, dr. Rini, dan dr. Yovi. Baris kedua dari kiri ke kanan: dr. Philip, dr. Lucky, dan dr. Elias. Baris belakang dari kiri ke kanan: dr. Andhra dan dr.Harry.

    Baris depan dari kiri ke kanan: dr. Febrika, dr. Satriawati, dan dr. Evi Maryam. Baris kedua dari kiri ke kanan: dr. Jefni, dr. Tri Puji, dr. Surya, dr. Denny, dan dr. Sammy. Baris belakang dari kiri ke kanan: dr. Agus, dr. Prama, dr. Rini, dan dr. Yovi.

    Baris depan kiri ke kanan: dr. Megawati, dr. Winarniwati, dan dr. Suhadi. Baris belakang dari kiri ke kanan: dr. Yuliani, dr. Jefni, dan dr. Tryando.

    Baris depan dari kiri ke kanan: dr. Sri Rejeki Endang dan dr. Ipak Ridmah. Baris belakang:dr. Evi Maryam.

    Baris depan kiri ke kanan: dr. Nizmawardini dan dr. Vivi Tjahyadi. Baris belakang: dr. Mustika dan dr. Lenny.

  • MISIMenyebarluaskan pemahaman akan Functional Medicine melalui Seminar/Simposium/Kursus/Pelatihan dan kegiatan Publikasi

    melalui Media Massa dan Media Sosial

    Menjadikan Functional Medicine sebagai jalur karir baru bagi para Dokter

    Dalam waktu selambatnya 2 tahun menghasilkan

    Praktisi Functional Medicine yang kompeten dan bersertifikat di

    kota-kota besar seluruh Indonesia

    VISIFunctional Medicine menjadi bagian dari Pendidikan Kedokteran di Indonesia, dan menjadi bagian penting dalam meningkatkan

    derajat kesehatan dan kualitas hidup masyarakat melalui pendekatan kedokteran yang terbaru (advanced medicine)

    Dokter Praktik di Indonesia menggunakan pendekatan Functional

    Medicine dalam menangani masalah Kesehatan atau Penyakit yang kronik dan degeneratif

    TATA NILAIDalam semua kegiatannya yang meliputi penyebarluasan

    pemahaman, pendidikan dan praktiknya, para Anggota ICFAM

    akan:

    Menjunjung tinggi Kode Etik Kedokteran Indonesia

    Berpegang pada prinsip science-based medicine

    Bersikap inklusif, seiring-sejalan dengan sejawat dari

    Conventional Medicine dan Praktisi Pengobatan Lain yang

    berdasarkan evidence based dalam meningkatkan derajat kesehatan pasien

    Indonesian Community of Functional and Advancement of Medicine (ICFAM)

    Sekretariat ICFAM

    Jl. Harsono RM No. 73, RagunanJakarta Selatan 12550 - Indonesia

    Tel : +62 21 782 7829, +62 21 788 37728Fax : +62 21 788 3776