New Permainan Pada Anak Usia Toodler

26
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bermain merupakan suatu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan anak-anak, sekalipun anak dalam keadaan sakit dan dirawat.Melalui media bermain anak belajar berkata-kata dan belajar beradaptasi dengan lingkungan, obyek, waktu, ruang dan orang. Bermain bagi anak juga merupakan kerja, dalam bermain anak melaksanakan praktek yang kompleks, proses kehidupan yang penuh stress, komunikasi dan hubungan interpersonal yang memuaskan sambil meningkatkan dan memperluas hubungan dengan orang lain, bermain juga mengandung motivasi intrinsik anak. Bermain bermanfaat untuk menstimulasi kemampuan sensori-motorik, kognitif, sosial-emosional dan bahasa anak. Bermain juga memberikan kesempatan pada anak untuk belajar, terutama dalam hal penguasaan tubuh, pemecahan masalah dan kreativitas. Perkembangan sensoris-motorik sangat penting untuk perkembangan fungsi otot. Pada usia bayi, sebagian besar waktu terjaga bayi diserap dalam permainan sensorimotor. Pada usia 6 bulan sampai 1 tahun, permainan keterampilan sensorimotorik 1

description

toddler

Transcript of New Permainan Pada Anak Usia Toodler

Page 1: New Permainan Pada Anak Usia Toodler

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bermain merupakan suatu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari

kehidupan anak-anak, sekalipun anak dalam keadaan sakit dan dirawat.Melalui

media bermain anak belajar berkata-kata dan belajar beradaptasi dengan

lingkungan, obyek, waktu, ruang dan orang. Bermain bagi anak juga merupakan

kerja, dalam bermain anak melaksanakan praktek yang kompleks, proses

kehidupan yang penuh stress, komunikasi dan hubungan interpersonal yang

memuaskan sambil meningkatkan dan memperluas hubungan dengan orang lain,

bermain juga mengandung motivasi intrinsik anak.

Bermain bermanfaat untuk menstimulasi kemampuan sensori-motorik,

kognitif, sosial-emosional dan bahasa anak. Bermain juga memberikan

kesempatan pada anak untuk belajar, terutama dalam hal penguasaan tubuh,

pemecahan masalah dan kreativitas.

Perkembangan sensoris-motorik sangat penting untuk perkembangan

fungsi otot. Pada usia bayi, sebagian besar waktu terjaga bayi diserap

dalam permainan sensorimotor. Pada usia 6 bulan sampai 1 tahun,

permainan keterampilan sensorimotorik seperti “cilukba”, tepuk tangan,

pengulangan verbal dan imitasi gestur sederhana. Pada usia toodler, anak

mulai belajar bagaimana berjalan sendiri, memahami bahasa dan merespons

disiplin, seperti berbicara dengan mainan, menguji kekuatan dan

ketahanannya.

Melalui bermain anak akan mengembangkan kemampuannya dalam

mengatur tingkah laku. Anak juga akan belajar mengenal kemampuannya

dan membandingkannya dengan orang lain dan menguji kemampuannya

dengan mencoba peran-peran baru dan mengetahui dampak tingkah lakunya

terhadap orang lain. Misalnya, jika anak mengambil mainan temannya

sehingga temanya menangis, anak akan belajar mengembangkan diri bahwa

1

Page 2: New Permainan Pada Anak Usia Toodler

perilakunya menyakiti teman. Dalam hal ini penting peran orang tua untuk

menanamkan nilai moral dan etika, terutama dalam kaitannya dengan

kemampuan untuk memahami dampak positif dan negatif dari perilakunya

terhadap orang lain.

Dalam lingkungan bermain, anak juga mempelajari nilai benar dan salah,

terutama dari orang tua dan guru. Dengan melakukan aktifitas bermain, anak

akan mendapat kesempatan untuk menerapkan nilai-nilai tersebut sehingga

dapat diterima di lingkungannya dan dapat menyesuaikan diri dengan aturan

kelompok yang ada dalam lingkungannya. Melalui kegiatan bermain anak

juga akan belajar nilai moral dan etika, serta belajar bertanggung jawab atas

segala tindakan yang di lakukannya. Misalnya merebut mainan teman

merupakan perbuatan yang tidak baik dan membereskan alat permainan

sesudah bermain adalah membelajarkan anak untuk bertanggung jawab

terhadap tindakan serta barang yang dimilikinya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari bermain?

2. Bagaimana pengklasifikasian permainan pada anak?

3. Apa fungsi bermain pada anak?

4. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi bermain?

5. Apa saja macam-macam permainan pada anak?

6. Apa saja jenis alat permainan pada usia toodler?

7. Apa yang dimaksud alat permainan edukatif (APE)?

8. Apa saja syarat alat permainan edukatif?

9. Apa kesalahan-kesalahan dalam memilih permainan?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui pengertian dari bermain.

2. Mengetahui klasifikasi permainan pada anak.

3. Mengetahui fungsi bermain pada anak.

2

Page 3: New Permainan Pada Anak Usia Toodler

4. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi bermain.

5. Mengetahuimacam-macam permainan pada anak.

6. Mengetahui jenis alat permainan pada usia toodler.

7. Mengetahuiapa yang dimaksud alat permainan edukatif (APE).

8. Mengetahui syarat alat permainan edukatif.

9. Mengetahui kesalahan-kesalahan dalam memilih permainan.

1.4 Manfaat

1. Untuk mengetahui pengertian dari bermain.

2. Untuk mengetahui klasifikasi permainan pada anak

3. Untuk mengetahui fungsi bermain pada anak.

4. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi bermain.

5. Untuk engetahuimacam-macam permainan pada anak.

6. Untuk mengetahui jenis alat permainan pada usia toodler.

7. Untuk mengetahuiapa yang dimaksud alat permainan edukatif (APE).

8. Untuk mengetahui syarat alat permainan edukatif.

9. Untuk engetahui kesalahan-kesalahan dalam memilih permainan.

3

Page 4: New Permainan Pada Anak Usia Toodler

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dari Bermain

Bermain merupakan suatu aktivitas di mana anak dapat melakukan atau

mempraktikkan ketrampilan, memberikan ekspresi terhadap pemikiran, menjadi

kreatif, mempersiapkan diri untuk berperan dan berperilaku dewasa. Sebagai suatu

aktivitas yang, memberikan stimulasi dalam kemampuan ketrampilan, kognitif,

dan afektif maka sepatutnya diperlakukan suatu bimbingan, mengingat bermain

bagi anak merupakan suatu kebutuhan bagi dirinya sebagaimana kebutuhan

lainnya seperti kebutuhan makan, kebutuhan rasa aman, kebutuhan kasih sayang,

dan lain-lain.Sebagai kebutuhan sebaiknhya juga perlu diperhatikan secara cermat

bukan hanya dijadikan mengisi kesibukan atau mengisi waktu luang. Bagi orang

tua bermain pada anak harus selalu diperhatikan sebagaimana memperhatikan

terhadap pemenuhan kebutuhan lainnya. Dengan bermain anak akan selalu

mengenal dunia, mampu mengembangkan kematangan dari fisik, emosional dan

mental sehingga akan membuat anak tumbuh menjadi anak kreatif, cerdas dan

penuh inovatif.

Bannyak ditemukan anak pada usia tumbuh kembang mengalami perlambatan

yang dapat disebabkan kurangnya pemenuhan kebutuhan pada diri anak termasuk

didalamnya adalkah kebutuhan bermain, yang seharusnya masa tersebut

merupakan masa bermain yang diharapkan menumbuhkan kematangan dakam

pertumbuhan dan perkembangan karena masa tersebut tidak digunakan sebaik

mungkin maka tentu akhirnya mengganggu tumbuh kembang anak.

Perhatian selama proses bermain pada anak sangat penting mengingst dalam

proses bermain dapat ditentukan kekurangan dari kebutuhan bermain seperti

kreativitas anak, perkembangan mental dan emosional yang harus diarahkan agar

sesuai dengan proses kematangan perkembangan. Anak yang mendapatkan atau

terpenuhinya kebutuhan bermain dapat terlihat pula pada pola perkembangan.

4

Page 5: New Permainan Pada Anak Usia Toodler

2.2 Klasifikasi permainan pada anak

1. Menurut isinya bermain terbagi menjadi social affective play, Sense of

plessure play, Skill play dan dramatic play.

a. Social Affective Play

Pada social affective play anak belajar memberi respon terhadap respon

yang diberikan oleh lingkungan terhadapnya dalam bentuk permainan,

misalnya orang tua berbicara atau memanjakan dan anak tertawa

senang.

b. Sense Of Plessure Play

Anak memperoleh kesenangan dari satu objek yang ada disekitarnya,

misalnya bermain air atau pasir.

c. Skill Play

Permainan yang memberikan kesempatan pada anak untuk memperoleh

ketrampilan tertentu dan anak akan melakukan secara berulang-ulang,

misalnya mengendarai sepeda.

d. Dramatic Play

Dramatic play atau Role Play anak akan berfantasi menjalankan peran

tertentu , misalnya menjadi ayah, ibu, perawat, atau guru.

2. Menurut karakteristik sosial bermain terdiri dari Solitary play, Paralel Play,

Assosiative Play dan Cooperative Play.

a. Solitary Play

Dilakukan oleh anak usia Toddler, merupakan jenis permainan dimana

anak bermain sendiri walaupun ada orang lain yang berada disekitarnya.

b. Parallel Play

Permainan sejenis dilakukan oleh satu kelompok anak Toddler atau

preschool yang masing-masing mempunyai mainan yang sama tetapi

antara satu dengan yang lainnya tidak ada interaksi dan tidak saling

tergantung.

5

Page 6: New Permainan Pada Anak Usia Toodler

c. Assosiative play

Merupakan permainan dimana anak bermain dalam kelompok dengan

aktifitas yang sama tetapi belum terorganisasi dengan baik, jadi belum

ada pembagian tugas diantara anak dan mereka yang bermain sesuai

dengan keinginannya.

d. Cooperative Play

Merupakanpermainan dimana

anakbermainbersamadenganjenispermainan yang terorganisasi,

terencana dan ada aturan-aturan tertentu. Permainan ini dilakukan oleh

anak usia sekolah atau adolesence.

2.3 Fungsi Bermain Pada Anak

Sebelum memberikan berbagai jenis bermain pada anak, maka orang tua

seharuanya mengetahui maksud dan tujuan permainan pada anak yang akan

diberikan, agar diketahui perkembangan anak lebih lanjut, mengingat anak

memiliki masa dalam tumbuh kembang yang membutuhkan stimulasi dalam

mencapai puncaknya seperti masa kritis, optimal, dan sensitif.

Dibawah ini terdapat beberapa fungsi bermain pada anak di antaranya,

pertama, membantu perkembangan sensorik dan motorik. Fungsi bermain pada

anak ini adalah dapat dilakukan dengan melakukan ransangan pada sensorik dan

motorik melalui rangsangan ini aktivitas anak dapat mengeksplorasikan alam

sekitarnya, sebagai contoh bayi dapat dilakukan dengan rangsangan taktil, audio

dan visual melalui rangsangan ini perkembangan sensorik dan motorik akan

meningkat. Hal tersebut dapat dicontohkan sejak lahir anak yang telah dikenalkan

atau dirangsang visualnya maka anak dikemudian hari kemampuan visualnya akan

lebih menonjol seperti lebih cepat mengenal sesuatu yang baru dilihatnya.

Demikian juga pendengaran, apabila sejak bayi dikenalkan atau dirangsang

melalui suara-suara maka daya pendengarannya dikemudian hari anak lebih cepat

berkembang dibandingkan dengan tidak ada stimulasi sejak dini. Kemudian pada

6

Page 7: New Permainan Pada Anak Usia Toodler

perkembangan motorik apabila sejak usia bayi kemampuan motorik sudah

dilakukan rangsangan maka kemampuan motorik akan cepat berkembang

dibandingkan dengan tanpa stimuladi seperti rangsangan kemampuan

menggenggam ini akan memberikan dasar dalam perkembangan motorik

selanjutnya. Jadi rangsangan atau stimulasi yang dimaksud tersebut adalah

melalui suatu permainan.

Kedua, membantu perkembangan koognitif, perkembangan koognitif dapat

dirangsang melalui permainan. Hal ini dapat terlihat pada saat anak bermain,

maka anak akan mencoba melakukan komunikasi dengan bahasa anak, mampu

memenuhi objek permainan seperti dunia tempat tinggal, mampu membedakan

khayalan dan kenyataan, mampu belajar warna, memahami bentuk ukuran dan

berbagai manfaat benda yang digunakan dalam permainan, sehingga fungsi

bermain pada model demikian akan meningkatkan perkembangan koognitif

selanjutnya.

Ketiga, meningkatkan sosialisasi anak, proses sosialisasi dapat terjadi

melalui permainan, sebagai contoh di mana pada usia bayi anak akan merasakan

kesenangan terhadap kehadiran orang lain dan merasakan ada teman yang

dunianya sama, pada usia toodler anak sudah mencoba bermain dengan

sesamanya dan ini sudah mulai proses sosialisasi satu dengan yang lain, kemudian

bermain peran seperti bermain pura-pura jadi seorang guru, jadi seorang anak, jadi

seorang bapak, jadi seorang ibu dan lain-lain.

Keempat, meningkatkan kreativitas, bermain juga dapat berfungsi dalam

peningkatan kreativitas, di mana anak mulai belajar menciptakan sesuatu dari

permainan yang ada dan mampu memodifikasi objek yang digunakan dalam

permainan sehingga anak akan lebih kreatif melalui model permainan ini, seperti

bermain bongkar pasang mobil-mobilan.

Kelima, meningkatkan kesadaran diri, bermain pada anak akan memberikan

kemampuan pada anak untuk eksplorasi tubuh dan merasakan dirinya sadar

7

Page 8: New Permainan Pada Anak Usia Toodler

dengan orang lain yang merupakan bagian dari individu yang saling berhubungan,

anak mau belajar mengatur perilaku, membandingkan dengan perilaku orang lain.

Keenam, mempunyai nilai terapeutik, bermain dapat menjadikan diri anak

lebih senang dan nyaman sehingga adanya stres dan ketegangan dapat

dihindarkan, mengingat bermain dapat menghibur diri anak terhadap dunianya.

Ketujuh, mempunyai nilai moral pada anak, bermain juga dapat memberikan

nilai moral tersendiri pada anak, hal ini dapat dijumpai anak sudah mampu belajar

benar atau salah dari budaya di rumah, di sekolah dan ketika berinteraksi dengan

temannya, dan juga ada beberapa permainan yang memiliki aturan-aturan yang

harus dilakukan tidak boleh dilanggar.

2.4 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Bermain Pada Anak

Aktifitas bermain dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: Tahap

perkembangan, status kesehatan, jenis kelamin, lingkungan dan alat permainannya

cocok atau tidak.

Setiap tahap perkembangan mempunyai potensi atau keterbatasan, anak

usia BATITA mempunyai potensi untuk melakukan serangkaian permainan

tertentu tetapi juga mempunyai keterbatasan dimana belum dapat mencapai

kemampuan seperti anak di atas usianya yaitu anak usia pra sekolah. Kondisi ini

mempengaruhi permainan yang dibutuhkannya.

Status kesehatan anak juga mempengaruhi aktifitas bermain karena anak

dalam keadaan sakit kemampuan psikomotor maupun kognitifnya terganggu.

Pada tahap usia tertentu jenis kelamin mempengaruhi aktifitas misalnya

pada usia sekolah anak laki-laki tidak mau bermain dengan anak wanita. Dengan

demikian jenis permainan yang dipilih sesuai dengan minat atau interes kelompok

kelamin tersebut.

Lingkungan dapat mempengaruhi aktifitas bermain. Sesuai dengan lokasi

tempat tinggal atau suku bangsa, maka budaya juga mempunyai karakteristik yang

berbeda. Hal ini berpengaruh dalam setiap gerak kehidupannya. Dengan demikian

8

Page 9: New Permainan Pada Anak Usia Toodler

kehidupan anak tidak dapat dipisahkan dari kegiatan bermain. Hal lain yang

berpengaruh terhadap aktifitas bermain adalah alat permainan itu sendiri. Alat

permainan yang dipilih harus sesuai dengan tahap perkembangan anak sehingga

anak akan dapat menggunakannya dan memperoleh kepuasan.

2.5 Macam-macam Permainan pada Anak

Dalam bermain kita mengenal beberapa sifat bermain pada anak,

diantaranya bersifat aktif dan bersifat pasif, sifat demikian akan memberikan jenis

permainan yang berbeda, dikatakan bermain aktif jika anak berperan secara aktif

dalam permainan, selalu memberikan rangsangan dan melaksanakannya akan

tetapi jika sifat bermain tersebut adalah pasif, maka anak akan memberikan

respons secara pasif terhadap orang atau lingkngan yang memberikan respon

secara aktif. Melihat kita dapat mengenal macam-macam dari permainan

diantaranya :

1. Bermain Afektif Sosial

Bermain ini menunjukkan adanya perasaan senang dalam berhubungan

dengan orang lain hal in dapat dilakukakn seperti orang tua memeluk anaknya

sambil berbicara, bersenandung kemudan anak memberikan respons seperti

tersenyu, tertawa, bergembira dan lain-lain. Sifat dari bermain ini adalah

orang lain yang berperan aktif dan anak hanya berespons terhadap stimulasi

sehingga akan memberikan kesenangan dan kepuasan bagi anak.

2. Bermain Bersenang-senang

Bermain ini hanya memberikan kesenangan pada anak melalui objek yang

ada sehingga anak merasa senang dan bergembira tanpa adanya kehadiran

orang lain. Sifat bermain ini adalah tergantung dari stimulasi yang diberikan

pada anak, mengingat sifat dari bermain ini hanya memberikan kesenangan

pada anak tanpa memperdulikan aspek kehadiran orang lain, seperti bermain

boneka-bonekaan, binatan-binatangan, dan lain-lain.

3. Bermain Keterampilan

9

Page 10: New Permainan Pada Anak Usia Toodler

Bermain ini dengan menggunakan objek yang dapat melatih kemampuan

keterampilan anak yang diharapkan mampu untuk berkreatif dan terampil

dalamsegala hal. Sifat permainan ini adalah bersifat aktif dimana anak selalu

ingin mencoba kemampuan dalam keterampilan tertentu seperti bermain

dalam bongkar pasang gambar, disini anak selallu dipacu untuk selalu

terampil dalam meletakkan gambar yang telah di bongkar, kemudian bermain

latihan memakai baju dan lain-lain.

4. Bermain Dramatik

Macam bermain ini dapat dilakukan anak dengan mencoba melakukan

berpura-pura dalam berperilaku seperti anak mempertankan sebagai orang

dewasa, seorang ibu dan guru dalam kehidupan sehati-hari. Sifat dari

permainan ini adalah anak dituntut aktif dalam memerankan sesuatu.

Permainan dramatik ini dapat dilakukakn apabila anak sudah mampu

berkomunikasi dan mengenal kehidupan awal.

5. Bermain Menyelidiki

Macam bermain ini dengan memberikan sentuhan pada anak untuk berperan

dalam menyelidiki sesuatu atau memeriksa dari alat permainan seperti

mengocok untuk mengetahui isinya dan permainan ini bersifat aktif pada

anak dan dapat digunan untuk mengembangkan kemampuan keerdasan pada

anak. Sifat permainan tersebut harus selalu diberikan stimulasi dari orang lain

agar selalu bertambah dalam kemampuan dan kecerdasan anak.

6. Bermain Konstruksi

Bermain ini bertujuan untuk menyesun sesuatu objek permainan agar menjadi

sebuah konstruksi yang bear seperti permainan menyusun balok. Sifat dari

permainan ini adalah aktif dimana anak selalu ingin menyelesaikan tugas-

tugas yang ada dalam eprmainan dan akan dapat membangun kecerdasan

pada anak.

7. Permainan

Permainan ini dapat dilakukan secara sendiri atau bersama temannya dengan

menggunakan beberapa peraturan permainan seperti permainan ular tangga.

Sifatnya adalah aktif, anak akan memberikan respons kepada temannya sesuai

10

Page 11: New Permainan Pada Anak Usia Toodler

dengan jenis permainan dan akan berfungsi memberikan kesenagan yang

dapat mengembangkan perkembangan emosi pada anak.

8. Bermain Onlooker

Jenis bermain ini adalah dengan melihat apa yang dilakukan oleh anak lain

yang sedang bermain tetapi tidak berusaha untuk bermain, Sifat dari bermain

ini adalah pasif akan tetapi anak akan mempunyai kesenangan atau kepuasan

sendiri dengan melihatnya.

9. Bermain Soliter/Mandiri

Merupakan bermain yang dilakukan secara sendiri hanya terpusat pada

permainannya sendiri tanpa mempedulikan orang lain, SIfatnya adalah aktif

akan tetapi bentuk stimulasi tambahan kurang, karena dilakukan sendiri

dalam perkembangan mental pada anak, kemudan dapat membantu untuk

menciptakan kemandirian pada anak.

10. Bermain Paralel

Merupaan bermain seacra sendiri tetapi ditengah-tengah anak lain yang

sedang bermain akan tetapi tidak ikut dalam kegiatan orang lain, Sifat dari

bermain ini adalah anak aktif secara sendiri tetapi masih dalam satu

kelompok, dengan harapan kemampuan anak dalam menyelesaikan tugas

mandiri dalam kelompok tersebut terlatih dengan baik.

11. Bermain Asosiatif

Merupakan bermain secara bersama dengan tidak mengikat sebuah aturan

yang ada. semuanya bermain tanpa mempedulikan teman yang lain dalam

sebuat aturan. Bermain ini akan menumbuhkan kreativitas anak karena

stimulasi dari anak lain ada, akan tetapi belum dilatih dalam mengikuti

peraturan dalam kelompok.

12. Bermain Kooperatif

Merupakan bermain secara bersama dengan adanya aturan yang jelas

sehingga adanya perasaan dalam kebersamaan sehingga terbentuk hubungan

pemimpin dan pengikut. Sifat dari bermain ini adalah aktif , anak akan selalu

menumbuhkan kreativitasnya dan melatih anak pada peraturan kelompok

sehingga anak dituntut selalu mengikuti peraturan.

11

Page 12: New Permainan Pada Anak Usia Toodler

2.6 Jenis Alat Permainan pada Usia Toodler

Dalam menggunakan alat permainan pada anak tidaklah selalu sama dalam

setiap usia tumbuh kembang melainkan berbeda, hal ini dikarenakan setiap tahap

usia tumbuh kembang anak selalu mempunyai

a. Anak usia 1-2 tahun

Jenispermainan yang dapatdigunakanpadausia 1-2

tahunpadadasarnyabertujuanuntukmelatihanakmelakukangerakanmendoronga

taumenarik, melatihmelakukanimajinasi,

melatihanakmelakukankegiatansehari-

haridanmemperkenalkanbeberapabunyidanmampumembedakannya.

Jenispermainaninisepertisemuaalatpermainan yang dapatdidorongdanditarik,

berupaalatrumahtanggabalok-balok, bukubergambar, kertas,

pensiberwarnadan lain-lain.

Tujuan :

• Mencari sumber suara atau mengikuti sumber suara

• Memperkenalkan sumber suara

• Melatih anak melakukan gerakan mendoro dan menarik

• Melatih imajinasinya

• Melatih anak melakukan kegiatan sehari-hari semuanya dalam bentuk

kegiatan yang menarik

Alat permainan yang dianjurkan :

• Genderang, bola dengan giring didalamnya

• Alat permainan yang dapat didorong atau ditarik

• Alat permainan yang terdiri dari : alat rumah (misalnya : cangkir yang

tidak mudah pecah, sendok, botol plastik, ember dsb), balok-bolok besar,

kardus-kardus besar dsb.

b. Anak usia 2-3 tahun

Usia ini dianjurkan untuk bermain dengan tujuan menyalurkan perasaan atau

emosi anak, mengembangkan ketrampilan berbahasa, melatih motorik kasar

12

Page 13: New Permainan Pada Anak Usia Toodler

dan halus, mengembangkan kecerdasan, melatih daya imajinasi dan melatih

kemampuan membedakan permukaan dan warna.

Alatpermainan yang dianjurkan :

• Piring yang dapatdibentuk

• Alat-alatuntukmenggambar

• Puzzle sederhana

• Manik-manikukuranbesar

• Berbagaibenda yang mempunyaipermukaandanwarna yang berbeda

• Bola

Permainananak toddler

2.7 Alat Permainan Edukatif

Merupakan alat permainan yang dapat memberikan fungsi permainan secara

optimal dan perkembangan anak, dimana melalui alat permainan ini anak akan

selalu dapat mengembangkan kemampuan fisiknya, bahasa, kognitif, dan adaptasi

sosial. Dalam mencapai fungsi perkembangan secara optimal, maka alat

permainan ini harus aman, ukurannya sesuai dengan usia anak, modelnya jelas,

menarik, sederhana dan tidak mudah rusak.

Dalam penggunaan alat permainan edukatif ini banyak dijumpai pada

masyarakat kurang memahami jenis permainan karena banyak orang tua membeli

permainan tanpa memperdulikan jenis kegunaan yang mampu mengembangkan

13

Page 14: New Permainan Pada Anak Usia Toodler

aspek tersebut, sehingga terkadang harganya mahal, tidak sesuai dengan umur

anak dan tipe permainannya sama.

Untuk mengetahui alat permainan edukatif, ada beberapa contoh jenis

permainan yang dapat mengembangkan secara edukatif seperti permainan sepeda

roda tiga/dua, bola, mainan yang ditarik dan didorong jenis ini mempunya

pendidikan dalam pertumbuhan fisik atau motorik kasar, kemudian alat permainan

guntung, pensil, bola, balok, lilin jenis alat ini dapat digunakan dalam

mengembangkan kemampuan motorik halus, alat permainan buku bergambar,

buku cerita, puzzle, boneka, pensil warna, radio dan lain-lain, ini dapat digunakan

untuk mengembangkan kemampuan kognitif atau kecerdasan anak, alat

permainan seperti buku bergambar, buku cerita, majalah, radio, tape, telivisi

tersebut dapat digunakan dalam mengembangkan kemampuan bahasa, alat

permainan seperti gelas plastik, sendok, baju, sepatu, kaos kaki semuanya dapat

digunakan dalam mengembangkan kemampuan menolong sendiri dan alat

permainan seperti kotak, bola, dan tali dapat digunakan secara bersama dapat

dilakukan untuk mengembangkan tingkah laku sosial.

Selain menggunakan alat permainan secara edukatif, harus ada peran orang

tua atau pembimbing eqlqm bermain yang memiliki pengetahuan tentang jenis

alat permainan dan kegunaannya, sabar dalam bermain, tidak memaksakan,

mampu mengkaji kebutuhan bermain seperti kapan harus berhenti dan kapan

harus dimulai memberikan kesempatan untuk mandiri.

2.8 Syarat-syarat Alat Permainan Edukatif

APE tidak harus yang bagus dan dibeli ditoko, tetapi buatan sendiri/alat

permainan tradisional pun dapat digolongkan APE asalkan memenuhi syarat

sebagai berikut (1, 2, 4):

1. Aman.

Alat permainan anak dibawah usia 2 tahun, tidak boleh terlalu kecil,

catnya tidak boleh mengandung racun, tidak ada bagian-bagian yang tajam,

dan tidak ada bagian-bagian yang mudah pecah. karena pada umur tersebut

14

Page 15: New Permainan Pada Anak Usia Toodler

anak mengenal benda disekitarnya dengan memegang, mencengkram,

memasukkan kedalam mulutnya.

2. Ukuran dan berat APE harus sesuai dengan usia anak.

Bila ukurannya terlalu besar akan sukar dijangkau anak, sebaliknya kalau

terlalu kecil akan berbahaya karena dapat dengan mudah tertelan oleh anak,

sedangkan kalau APE terlalu berat, maka anak akan sulit memindah-

mindahkan nya serta akan membahayakan bila APE tersebut jatuh dan

mengenai anak.

3. Disainnya harus jelas

APE harus mempunyai ukuran-ukuran, sususan dan warna tertentu serta

jelas maksud dan tujuannya

4. APE harus mempunyai fungsi untuk mengembangkan berbagai aspek

perkembangan anak, seoerti motorik, bahasa, kecerdasan dan sosialisasi.

5. Harus dapat dimainkan dengan berbagai variasi tetapi jangan terlalu sulit

sehingga membuat anak frustasi, atau terlalu muda sehingga membuat anak

ceoat bosan.

6. Walaupun sederhana harus tetap menarik baik warna maupun bentuknya,

bila bersuara suaranya harus jelas.

7. APE harus mudah diterima oleh semua kebudayaan karena bentuknya

sangat umum.

8. APE harus tidak mudah rusak, kalau ada baguan-bagian yang rusak harus

mudah diganti. Pemeliharaannya mudah, terbuat daribahan yang mudah

didapat,harganya terjangkau.

2.9 Kesalahan-kesalahan dalam memilih permainan

1. Orang tua memberikan sekaligus banyak macam alat permainan, padahal

pada umumnya anak-anak suka mengulang-ulang alat permainan yang sama

untuk beberapa waktu lamanya

15

Page 16: New Permainan Pada Anak Usia Toodler

2. Banyak orang tua membeli alat permainan yang mereka pikir indah dan

menarik, tetapi mereka tidak berfikir apa yang akan dikerjakan anak terhadap

alat permainan tersebut

3. Banyak orang tua membayar terlalu mahal untuk ala permainan, mereka lupa

bahwa alat permainan yang dibuat sendiri atau terbuat dari bahan bekas sering

menyenangkan pula.

4. Alat permainan yang terlalu lengkap atau sempurna, sehingga sedikit peluang

bagi anak untuk melakukan eksplorasi dan kontruksi. Sekali anak melihatnya

hanya sedikit tersisa untuk memainkannya

5. Alat pertmainan tidak sesuai dengan umur anak, anak terlalu tua atau terlalu

muda terhadap alat permainannnya. sehingga maksud dan tujuan dari alat

permainan itu tidak tercapai

6. Memberikan terlalu banyak alat permainan dengan tipe yang sama

7. Banyak orang tua yang tidak meneliti keamanan yang dibelinya

16

Page 17: New Permainan Pada Anak Usia Toodler

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Bermain merupakan suatu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan anak-anak, sekalipun anak dalam keadaan sakit dan dirawat. Bermain bermanfaat untuk menstimulasi kemampuan sensori-motorik, kognitif, sosial-emosional dan bahasa anak. Fungsi bermain yaitu :membantu perkembangan sensorik dan motorik, membantu, perkembangan koognitif. meningkatkan sosialisasi anak, meningkatkan kreativitas, meningkatkan kesadaran diri, mempunyai nilai terapeutik,

mempunyai nilai moral pada anak.

Aktifitas bermain dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: Tahap perkembangan, status kesehatan, jenis kelamin, lingkungan dan alat permainannya cocok atau tidak. Dalam bermain kita mengenal beberapa sifat bermain pada anak, diantaranya bersifat aktif dan bersifat pasif.

Aktifitas bermain dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: Tahap perkembangan,status kesehatan, jeniskelamin, lingkungan dan alat permainannya cocok atau tidak. Dalam bermain kita mengenal beberapa sifat bermain pada anak, diantaranya bersifat aktif dan bersifat pasif. Alat permainan edukatif Merupakan alat permainan yang dapat memberikan fungsi permainan secara optimal dan perkembangan anak, syarat sebuah permainan bisa disebut APE yaitu : aman,ukuran dan berat APE harus sesuai dengan usia anak, disainnya harus jelas, mempunyai fungsi mengembangkan, dapat dimainkan dengan berbagai variasi, sederhana tapi menarik, mudah diterima anak

3.2 Saran

Seharusnyaparaorang tua mengetahui maksud dan tujuan permainan pada

anak yang akan diberikan, agar diketahui perkembangan anak lebih lanjut,

mengingat anak memiliki masa dalam tumbuh kembang yang membutuhkan

stimulasi dalam mencapai puncaknya seperti masa kritis, optimal, dan sensitif,

orang tua tidak hanya memilih permainan yang hanya mahal saja tetapi lebih

baik memilih sesuai dengan yang disenangi anak tersebut dan dapat

mengembangkan aspek dari anak tersebut.

17

Page 18: New Permainan Pada Anak Usia Toodler

DaftarPustaka

Anonim."BermainpadaAnak".10 Oktober

2015.http://www.fik.unipdu.ac.id/index.php/artikel/download_item/52-

bermain-pada-anak-2014-11-27.docx

Anonim."KonsepBermainpadaAnak".10 Oktober

2015.http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39354/4/Chapter ll.pdf

Hidayat, A.A.A. 2009.PengantarIlmuKeperawatan 1. Jakarta: SalembaMedika

18