NEW - Modul 08-AL Manajemen Konstruksi Pembangunan IPLT Dan IPAL 2013

66
MODUL 08 MANAJEMEN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN IPLT DAN IPAL

Transcript of NEW - Modul 08-AL Manajemen Konstruksi Pembangunan IPLT Dan IPAL 2013

Page 1: NEW - Modul 08-AL Manajemen Konstruksi Pembangunan IPLT Dan IPAL 2013

MODUL 08MANAJEMEN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN IPLT DAN

IPAL

Page 2: NEW - Modul 08-AL Manajemen Konstruksi Pembangunan IPLT Dan IPAL 2013

UMUM

Page 3: NEW - Modul 08-AL Manajemen Konstruksi Pembangunan IPLT Dan IPAL 2013

Kegiatan Manajemen Konstruksi meliputi pengendalianwaktu, biaya, pencapaian sasaran fisik (kuantitasdan kualitas), dan tertib administrasi dalampembangunan bangunan gedung negara, mulai daritahap persiapan, tahap perencanaan, tahappelaksanaan konstruksi sampai dengan masapemeliharaan (Permen PU No. 45 Tahun 2007)

Page 4: NEW - Modul 08-AL Manajemen Konstruksi Pembangunan IPLT Dan IPAL 2013

TAHAPAN

Page 5: NEW - Modul 08-AL Manajemen Konstruksi Pembangunan IPLT Dan IPAL 2013

Kegiatan Manajemen Konstruksi terdiri atas:

• Tahap persiapan/pra desain• Tahap perencanaan/desain• Tahap pelelangan dan keputusan

pemenang• Tahap pelaksanaan/konstruksi

Page 6: NEW - Modul 08-AL Manajemen Konstruksi Pembangunan IPLT Dan IPAL 2013

1. Tahap Persiapan/Pra Desain

Pada tahap persiapan, kegiatan yang dilakukan adalah(Permen PU no 45 Tahun 2007) :a. membantu pengelola kegiatan melaksanakan pengadaan penyedia jasa

perencanaan, termasuk menyusun Kerangka Acuan Kerja (KAK), memberi saran waktu dan strategi pengadaan, serta bantuan evaluasi proses pengadaan;

b. membantu Pengelola Kegiatan dalam mempersiapkan dan menyusun program pelaksanaan seleksi penyedia jasa pekerjaan perencanaan;

c. membantu Panitia Pengadaan Barang dan Jasa dalam penyebarluasan pengumuman seleksi penyedia jasa pekerjaan perencanaan, baik melalui papan pengumuman, media cetak, maupun media elektronik;

d. membantu Panitia Pengadaan Barang dan Jasa melakukan pra-kualifikasi calon peserta seleksi penyedia jasa pekerjaan perencanaan;

e. membantu memberikan penjelasan pekerjaan pada waktu rapat penjelasan pekerjaan;

f. membantu Panitia Pengadaan Barang dan Jasa dalam menyusun Harga Perhitungan Sendiri (HPS)/Owner’s Estimate (OE) pekerjaan perencanaan;

Page 7: NEW - Modul 08-AL Manajemen Konstruksi Pembangunan IPLT Dan IPAL 2013

1. Tahap Persiapan/Pra Desain

g. membantu melakukan pembukaan dan evaluasi terhadap usulan teknis dan biaya dari penawaran yang masuk;

h. membantu menyiapkan draft surat perjanjian pekerjaan perencanaan;i. membantu pengelola kegiatan menyiapkan surat perjanjian pekerjaan

perencanaan.

2. Tahap Perencanaan/Desain

Pada tahap perencanaan, kegiatan yang dilakukan adalah(Permen PU no 45 Tahun 2007) :a. mengevaluasi program pelaksanaan kegiatan perencanaan yang dibuat oleh

penyedia jasa perencanaan, yang meliputi program penyediaan dan penggunaan sumber daya, strategi dan pentahapan penyusunandokumen lelang;

b. memberikan konsultansi kegiatan perencanaan, yang meliputi penelitian dan pemeriksaan hasil perencanaan dari sudut efisiensi sumber daya dan biaya, serta kemungkinan keterlaksanaan konstruksi;

Page 8: NEW - Modul 08-AL Manajemen Konstruksi Pembangunan IPLT Dan IPAL 2013

2. Tahap Perencanaan/Desain

Pada tahap perencanaan, kegiatan yang dilakukan adalah(Permen PU no 45 Tahun 2007) :c. mengendalikan program perencanaan, melalui kegiatan evaluasi program terhadap

hasil perencanaan, perubahan-perubahan lingkungan, penyimpangan teknis dan administrasi atas persoalan yang timbul, serta pengusulan koreksi program;

d. melakukan koordinasi dengan pihak-pihak yang terlibat pada tahap perencanaan;e. menyusun laporan bulanan kegiatan konsultansi manajemen konstruksi tahap

perencanaan, merumuskan evaluasi status dan koreksi teknis bila terjadi penyimpangan;

f. meneliti kelengkapan dokumen perencanaan dan dokumen pelelangan, menyusun program

g. pelaksanaan pelelangan bersama penyedia jasa perencanaan, dan ikut memberikan penjelasan pekerjaan pada waktu pelelangan, serta membantu kegiatan panitia pelelangan;

Page 9: NEW - Modul 08-AL Manajemen Konstruksi Pembangunan IPLT Dan IPAL 2013

2. Tahap Perencanaan/Desain

Pada tahap perencanaan, kegiatan yang dilakukan adalah(Permen PU no 45 Tahun 2007) :h. menyusun laporan dan berita acara dalam rangka kemajuan pekerjaan dan

pembayaran angsuran pekerjaan perencanaan;i. mengadakan dan memimpin rapat-rapat koordinasi perencanaan, menyusun

laporan hasil rapat koordinasi, dan membuat laporan kemajuan pekerjaan manajemen konstruksi.

Page 10: NEW - Modul 08-AL Manajemen Konstruksi Pembangunan IPLT Dan IPAL 2013

3. Tahap Pelelangan Dan Keputusan Pemenang

Pada tahap pelelangan dan keptusan pemenang, kegiatan yang dilakukan adalah(Permen PU no. 45 Tahun 2007) :a. membantu Pengelola Kegiatan dalam mempersiapkan dan menyusun program

pelaksanaanpelelangan pekerjaan konstruksi fisik;b. membantu Panitia Pengadaan Barang dan Jasa dalam penyebarluasan

pengumuman pelelangan, baik melalui papan pengumuman, media cetak, maupun media elektronik;

c. membantu Panitia Pengadaan Barang dan Jasa melakukan pra-kualifikasi calon peserta pelelangan (apabila pelelangan dilakukan melalui prakualifikasi);

d. membantu memberikan penjelasan pekerjaan pada waktu rapat penjelasan pekerjaan;

e. membantu Panitia Pengadaan Barang dan Jasa dalam menyusun Harga Perhitungan Sendiri (HPS)/Owner’s Estimate (OE) pekerjaan konstruksi fisik;

f. membantu melakukan pembukaan dan evaluasi terhadap penawaran yang masuk;g. membantu menyiapkan draft surat perjanjian pekerjaan pelaksanaan konstruksi

fisik;h. menyusun laporan kegiatan pelelangan.

Page 11: NEW - Modul 08-AL Manajemen Konstruksi Pembangunan IPLT Dan IPAL 2013

4. Tahap Pelaksanaan/Konstruksi

Pada tahap pelaksanaan/konstruksi, kegiatan yang dilakukan adalah(Permen PU no 45 Tahun 2007) :a. mengevaluasi program kegiatan pelaksanaan fisik yang disusun oleh pelaksana

konstruksi, yang meliputi program-program pencapaian sasaran fisik, penyediaan dan penggunaan sumber daya berupa: tenaga kerja, peralatan dan perlengkapan, bahan bangunan, informasi, dana, program Quality Assurance /Quality Control, dan program kesehatan dan keselamatan kerja (K3);

b. mengendalikan program pelaksanaan konstruksi fisik, yang meliputi program pengendalian sumber daya, pengendalian biaya, pengendalian waktu, pengendalian sasaran fisik (kualitas dan kuantitas) hasil konstruksi, pengendalian perubahan pekerjaan, pengendalian tertib administrasi, pengendalian kesehatan dan keselamatan kerja;

c. melakukan evaluasi program terhadap penyimpangan teknis dan manajerial yang timbul, usulan koreksi program dan tindakan turun tangan, serta melakukan koreksi teknis bila terjadi penyimpangan;

Page 12: NEW - Modul 08-AL Manajemen Konstruksi Pembangunan IPLT Dan IPAL 2013

4. Tahap Pelaksanaan/Konstruksi

Pada tahap pelaksanaan/konstruksi, kegiatan yang dilakukan adalah ( Permen PU no 45 Tahun 2007) :d. melakukan koordinasi antara pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan

konstruksi fisik;e. melakukan kegiatan pengawasan yang terdiri atas :

• memeriksa dan mempelajari dokumen untuk pelaksanaan konstruksi yang akan dijadikan dasar dalam pengawasan pekerjaan di lapangan;

• mengawasi pemakaian bahan, peralatan dan metode pelaksanaan, serta mengawasi ketepatan waktu, dan biaya pekerjaan konstruksi;

• mengawasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi dari segi kualitas, kuantitas, dan laju pencapaian volume/ realisasi fisik;

• mengumpulkan data dan informasi di lapangan untuk memecahkan persoalan yang terjadi selama pekerjaan konstruksi;

Page 13: NEW - Modul 08-AL Manajemen Konstruksi Pembangunan IPLT Dan IPAL 2013

2.4 Tahap Pelaksanaan/Konstruksi

Pada tahap pelaksanaan/konstruksi, kegiatan yang dilakukan adalah(Permen PU no 45 Tahun 2007) :

a. menyelenggarakan rapat-rapat lapangan secara berkala, membuat laporan mingguan dan bulanan pekerjaan manajemen konstruksi, dengan masukan hasil rapat-rapat lapangan, laporan harian, mingguan dan bulanan pekerjaan konstruksi fisik yang dibuat oleh pelaksana konstruksi;

b. menyusun laporan dan berita acara dalam rangka kemajuan pekerjaan dan pembayaran angsuran pekerjaan pelaksanaan konstruksi ;

c. meneliti gambar-gambar untuk pelaksanaan (shop drawings) yang diajukan oleh pelaksana konstruksi;

d. meneliti gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan di lapangan (As Built Drawings) sebelum serah terima I;

e. menyusun daftar cacat/kerusakan sebelum serah terima I (pertama), dan mengawasi perbaikannya pada masa pemeliharaan;

f. bersama-sama dengan penyedia jasa perencanaan menyusun petunjuk pemeliharaan dan penggunaan bangunan gedung;

Page 14: NEW - Modul 08-AL Manajemen Konstruksi Pembangunan IPLT Dan IPAL 2013

4. Tahap Pelaksanaan/Konstruksi

Pada tahap pelaksanaan/konstruksi, kegiatan yang dilakukan adalah(Permen PU no 45 Tahun 2007) :

g. menyusun berita acara persetujuan kemajuan pekerjaan, serah terima pertama, berita acara pemeliharaan pekerjaan dan serah terima kedua pekerjaan konstruksi, sebagai kelengkapan untuk pembayaran angsuran pekerjaan konstruksi;

h. membantu pengelola kegiatan dalam menyusun Dokumen Pendaftaran;i. membantu pengelola kegiatan dalam penyiapan kelengkapan dokumen

Sertifikat Laik Fungsi (SLF) dari Pemerintah Kabupaten/Kota setempat.j. menyusun laporan akhir pekerjaan manajemen konstruksi.

Page 15: NEW - Modul 08-AL Manajemen Konstruksi Pembangunan IPLT Dan IPAL 2013

PENDUKUNG TEKNIS PENGELOLAAN PROYEK

Page 16: NEW - Modul 08-AL Manajemen Konstruksi Pembangunan IPLT Dan IPAL 2013

1. Organisasi Proyek

Tipe atau bentuk organisasi proyek dari kontraktor sebagai pelaksana proyek sangat bervariasi, tergantung pada :a. Besarnya nilai proyekb. Tingkat teknologi dan kompleksitas proyekc. Luasnya area dan jangkauan proyekd. Macam dan jenis pekerjaan proyeke. Besar dan banyaknya ragam sumber daya yang harus dikeoloa untuk kepentingan

proyekf. Kebutuhan manajer proyek dan atau perusahaan kontraktor yang bersangkutan

atau karena rekomendasi dan persetujuan peilik proyek dengan tetap mempertimbangkan efektifitas operasional pelaksanaan proyek

Page 17: NEW - Modul 08-AL Manajemen Konstruksi Pembangunan IPLT Dan IPAL 2013

2. Rapat konstruksi dan Rapat Koordinasi

Rapat konstruksi dan rapat koordinasi : a. Eksternal

Rapat konstruksi dan rapat koordinasi eksternal adalah wadah komunikasi dan koordinasi yang terdiri dari pemilik proyek, konsultan pengawas (dan atau konsultan manajemen konstruksi) dan kontraktor atau pihak lainyang berkentingan dengan materi rapat tersebut dalam rangka penyelesaian proyek.

b. InternalDengan periode yang hamper bersamaan atau sebaliknya, sebelum periode rapat

eksternal, rapat konstruksi dan rapat koordinasi internal dilakukan manajer proyek bersama stafnya. Terutama staf yang terkait dengan permasalahan yang dibahas.

Page 18: NEW - Modul 08-AL Manajemen Konstruksi Pembangunan IPLT Dan IPAL 2013

3. Jadwal Pelaksanaan Proyek

Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam membuat jadwal pelaksanaan proyek :a. Kebutuhan dan fungsi proyek tersebutb. Keterkatan dengan proyek berikutnya ataupun kelanjutan dari proyek sebelumnyac. Alasan sosial politisd. Kondisi alam dan lokasi royeke. Keterjangkauan lokasi proyek ditinjau dari fasilitas perhubungannya.f. Ketersediaan dan keterkaitan sumber daya material, perlatan dan manual

pelengkap lainnya yang menunjang terwujudnya proyek yang bersangkutang. Kapasitas/daya tampung area kerja proyek terhadap sumber daya yang

dipergunakan selama operasional pelaksanaan berlangsungh. Produktifitas sumber daya, peralatan proyek, tenaga kerja proyek selama

operasional berlangsung dengan referensi dan perhitungan yang memenuhi aturan teknis

i. Cuaca, musim, debit banjir, skala gempa tahunan

Page 19: NEW - Modul 08-AL Manajemen Konstruksi Pembangunan IPLT Dan IPAL 2013

3. Jadwal Pelaksanaan Proyek

Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam membuat jadwal pelaksanaan proyek :j. Referensi hari kerja efektif (pekerjaan) dengan mempertimbangkan hari-hari libur

resmi nasional, daerah dan hari-hari keagamaan serta adat setempat dimana proyek berada.

k. Kemungkinan lain yang sering terjadi di daerah atau wilayah proyek tersebut berada

l. Kesiapan sumber daya finansial proyek atau ketersediaan dana proye yang bersangkutan.

Page 20: NEW - Modul 08-AL Manajemen Konstruksi Pembangunan IPLT Dan IPAL 2013

Pembuatan jadwal pelaksanaan proyek :

a. Bar Chart

Bar Chart atau diagram balok adalah jadwal yang paling banyak digunakan karena mudah dibuat dan dimengerti oleh pembacanya, diagram balok ini dikembangkan Henry L Gantt sekitar awal abad 19. Karena pembuatan dan penampilan informasinya sederhana dan hanya menyampaikan dimensi waktu dari masing-maasing kegiatannya, maka bar chart lebih tepat menjadi alat komunikasi untuk menggambarkan kemajuan pelaksanaan proyek kepada manajemen senior. Bar chart tidak menginformasikan ketergantungan antar kegiatan dan tidak mengindikasi kegiatan mana saja yang berada dalam lintasan kritisnya.

Page 21: NEW - Modul 08-AL Manajemen Konstruksi Pembangunan IPLT Dan IPAL 2013

Pembuatan jadwal pelaksanaan proyek :

b. Kurva S

Kurva S dikembangkan oleh Jenderal Waren Hannum, perwira Zeni dari Amerika Serikat, atas pengamatan proyeknya sampai selesainya proyek yang bersangkutan.

Kurva S atau Hannum Curve digunakan sebagai :

• Pengarahan penilaian atas progress pekerjaan• Pada permulaan menunjukkan progress yang sangat kecil. Maka rencana juga

harus realistis sesuai dengan kemamuan dan kondisi persiapan pekerjaan• Sangat membantu perencana proyek. Suatu proyek umumnya dimula dengan

rencana program yang cukup kecil lalu meningkat pada beberapa waktu kemudian. Dengan demikian beberapa pekerjaan merupakan “peak load” yang harus dilaksanakan secara serentak. Kurva S berguna memberikan indikasi dan koreksi pertama pada jadwal yang kita buat.

Page 22: NEW - Modul 08-AL Manajemen Konstruksi Pembangunan IPLT Dan IPAL 2013

Pembuatan jadwal pelaksanaan proyek :

c. Critical Path Methode (CPM)Critical Path Methode (CPM) atau jadwal metode lintasan kritis merupakan salah satu jenis

jadwal jaringan rencana kerja atau biasa disebut Network Planning.

Persyaratan pembuatan CPM :

• Logika urutan dan ketergantungan pekerjaan diketahui sehingga bisa dibuat rangkaian jaringan rencana kerjanya

• Perkiraan waktu pelaksanaan dari pekerjaan diketahui• Satuan waktu yang dipakai dalam durasi biasanya hari kerja atau mingguan

Page 23: NEW - Modul 08-AL Manajemen Konstruksi Pembangunan IPLT Dan IPAL 2013

4. Metode Pelaksanaan Pekerjaan

Metode pelaksanaan pekerjaan atau yang biasa disingkat “CM” (Construction Method), merupakan urutan pelaksanaan pekerjaan yang logis dan teknik sehubungan dengan tersediannya sumber daya yang dibutuhkan dan kondisi medan kerja, una memperoleh cara pelaksanaaan yang efektf dan efisien.

Metode pelaksanaan pekerjaan tersebut sebenarnya telah dibuat oleh kontraktor yang bersangkutn pada waktu membuat ataupun mengajukan penawaran pekerjaan. Dengan demikian CM telah teruji sat dilakukan klarifikasi atas dokumen tendernya atau terutama metode pelaksanaannya. Namun demikian tidak tertutup kemungkinan, bahwa pada waktu menjelang pelaksanaan atau selama pelaksanaan pekerjaan. Jika demikian metode pelaksanaan/CM tersebut perlu atau harus diubah.

Metode pelaksanaan yang ditampilkan dan diterapkan merupakan cerminan dari profesionalitas dari tim pelaksana proyek, yaitu manajer proyek dan perusahaan yang bersangkutan.

Page 24: NEW - Modul 08-AL Manajemen Konstruksi Pembangunan IPLT Dan IPAL 2013

Dokumen metode pelaksanaan pekerjaan :

1. Project plan dengan penjelasan : denah fasilitas proyek (jalan kerja, bangunan fasilitas dan lain-lain), lokasi pekerjaan, jarak angkut, komposisi alat, urutan pekerjaan dalam kata-kata singkat

2. Sket atau gambar bantu penjelasan pelaksanaan pekerjaan3. Uraian pelaksanaan pekerjaan : urutan pelaksanaan seluruh pekerjaan dan urutan

pelaksanaan per pekerjaan atau per kelompok pekerjaan, yang perlu penjelasan lebih detail.

4. Perhitungan kebutuhan peralatan konstruksi dan jadwal kebutuhan peralatan5. Perhitungan kebutuhan tenaga kerja dan jadwal kebutuhan tenaga kerja6. Perhitungan kebutuhan material dan jadwal kebutuhan material7. Dokumen lin sebagai penjelasan dan pendukung perhitungan dan kelengkapan

yang diperlukan

Page 25: NEW - Modul 08-AL Manajemen Konstruksi Pembangunan IPLT Dan IPAL 2013

5. Analisis Harga Satuan Pekerjaan

Nilai finansial sebuah proyek diperoleh dengan menghitung hasil perkalian antara perkiraan volume pekerjaan dan perkiraan harga satuan pekerjaan yang terkait. Namun untuk proyek-proyek yang berjangka waktu lama atau disebut sebagai “Multi years contract” harga satuan pekerjaan dalam bentuk “unit price contract” yaitu ikatan kontrak berdasarkan nilai arga satuan pekerjaannya.

Adapun volume pekerjaan bisa berubah-ubah sesuai realisasi kebutuhan dan pertimbangan teknis selama pelaksanaan. Maka nilai finansial proyek pun akan berubah pada akhir pelaksanaan proyek. Nilai pekerjaan tabah atau pekerjaan kurang tersebut biasa disebut sebagai “variation order”.

Page 26: NEW - Modul 08-AL Manajemen Konstruksi Pembangunan IPLT Dan IPAL 2013

6. Rencana Biaya Pekerjaan/Proyek dan Rencana Arus Kas

Rencana biaya proyek adalah rencana biaya pelaksanaan proyek (RPB) atau biasa disebut Rencana Anggaran Biaya Pelaksanaan Proyek (RAB – Pelaksanaan). RPB atau RAB – pelaksanaan merupakan salah satu dokumen kelengkapan yang dibutuhkan dalam suatu operasional pelaksanaan proyek, sebagai acuan/pedoman operasional pelaksanaan proyek.

Page 27: NEW - Modul 08-AL Manajemen Konstruksi Pembangunan IPLT Dan IPAL 2013

7. Pengendalian Biaya Pelaksanaan Proyek

Pengendalian biaya pelaksanaan proyek adalah semua upaya/usaha yang dilakukan oleh seluruh staf proyek dan perusahaan, agar biaya pelaksanaan proyek menjadi wajar, murah dan efisien, sesuai dengan rencana dan atau hasil evaluasi yang telah dilakukan.

Pengendalian biaya pelaksanaan proyek terkait erat dan sangat dipengaruhi oleh :1. Pengendalian waktu pelaksanaan proyek2. Pengendalian mutu dan hasil pelaksanaan proyek (efek dari pekerjaan ulang,

finishing, pembongkaran dan lain-lain yang harus menambah biaya lagi yaitu biaya langsung ataupun tidak langsung)

3. Pengendalian sistem manajemen operasional proyek yang bersangkutan, yang kurang baik atau tidak konsisten dalam pelaksanaan/penerapannya (efek penambahan biaya karena inefektifitas dari cara dan sistem kerja dan inefisiensi realisasi biaya pekerjaan dari yang seharusnya direncanakan)

Page 28: NEW - Modul 08-AL Manajemen Konstruksi Pembangunan IPLT Dan IPAL 2013

KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

Page 29: NEW - Modul 08-AL Manajemen Konstruksi Pembangunan IPLT Dan IPAL 2013

a. Pada setiap proyek, khususnya proyeksi konstruksi, selalu ditandai dengan keterlibatan berbagai sumber daya.

b. Sumber daya itu meliputi material dengan berbagai jenis dan beratnya, peraltan dengan berbagai tipe dan kapasitasnya serta tenaga kerja dengan berbagai macam latar belakang sosial, tingkat pendidikan dan karakter kepribadiannya.

c. Pada kegiatan pelaksanaan proyek terjadi kesalahan yang dapat mengganggu keselamatan dan kesehatan kerja. Oleh karena itu pada program pelaksanaa proyek yang ditangani telah diperhitungkan dan dilaksanakan tindakan keselamatan dan kesehatan kerja.

Page 30: NEW - Modul 08-AL Manajemen Konstruksi Pembangunan IPLT Dan IPAL 2013

Peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam penerapan K3 :

1. Keputusan bersama Menteri Pekerjaan Umum dan Menteri Tenaga Kerja no. Kep 174/Men/1986. No. 104/KPTS/1986 tentang Pedoman Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada tempat kegiatan konstruksi

2. Peraturan Menteri Tenaga Kerja no. 01/Men/1980 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada pekerjaan konstruks bangunan

3. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 98/KPTS/1979 tentang penggunaan surat ijin mengemudi peralatan, poster dan buku Keselamatan dan Kesehatan Kerja di lingkungan Departemen Pekerjaan Umum

4. Undang-undang Keselamatan Kerja No. 1 tahun 1970 yang memuat ketentuan umum tentang keselamatan kerja dalam usaha mencegah dan mengurangi kecelakaan maupun bahaya lainnya.

5. Undang-undang No. 14 Tahun 1969 yang memuat ketentuan pokok mengenai tenaga kerja dalam mencegah, mengenal obat, perawatan, mempertinggi derajat kesehatan, mengatur hygiene dan kesehatan kerja

6. Undang-undang No. 3 tahun 1969 tentang persetujuan konvensi organisasi perburuhan internasional no. 120 mengenai hygiene dalam perniagaan dan kantor-kantor

Page 31: NEW - Modul 08-AL Manajemen Konstruksi Pembangunan IPLT Dan IPAL 2013

MANAJEMEN RESIKO

Page 32: NEW - Modul 08-AL Manajemen Konstruksi Pembangunan IPLT Dan IPAL 2013

• Manajemen Resiko didefinisikan sebagai proses identifikasi, pengukuran, dan kontrol keuangan dari sebuah resiko yang mengancam aset dan penghasilan dari sebuah perusahaan atau proyek yang dapat menimbulkan kerusakan atau kerugian pada perusahaan tersebut (Smith, 1990).

• Penilaian risiko, pengembangan strategi untuk mengelolanya dan mitigasi risiko dengan menggunakan pemberdayaan/pengelolaan sumberdaya.

• Strategi yang dapat diambil antara lain adalah memindahkan risiko kepada pihak lain, menghindari risiko, mengurangi efek negatif risiko, dan menampung sebagian atau semua konsekuensi risiko tertentu.

• Manajemen risiko tradisional terfokus pada risiko-risiko yang timbul oleh penyebab fisik atau legal (seperti bencana alam atau kebakaran, kematian, serta tuntutan hukum.

Page 33: NEW - Modul 08-AL Manajemen Konstruksi Pembangunan IPLT Dan IPAL 2013

1. Manajemen Resiko dalam Proyek Konstruksi

Manajemen resiko adalah sebuah cara yang sistematis dalam memandang sebuah resiko dan menentukan dengan tepat penanganan resiko tersebut. Ini merupakan sebuah sarana untuk mengidentifikasi sumber dari resiko dan ketidakpastian, dan memperkirakan dampak yang ditimbulkan dan mengembangkan respon yang harus dilakukan untuk menanggapi resiko (Uher,1996).

Pendekatan sistematis mengenai manajemen risiko dibagi menjadi 3 stage utama, yaitu (Soeharto, 1999):

1. Identifikasi resiko2. Analisa dan evaluasi resiko3. Respon atau reaksi untuk menanggulangi resiko tersebut

Page 34: NEW - Modul 08-AL Manajemen Konstruksi Pembangunan IPLT Dan IPAL 2013

2. Manfaat Manajemen Risiko

Manfaat yang diperoleh dengan menerapkan manajemen resiko antara lain (Mok et al., 1996):

1. Berguna untuk mengambil keputusan dalam menangani masalah-masalah yang rumit.

2. Memudahkan estimasi biaya.3. Memberikan pendapat dan intuisi dalam pembuatan keputusan yang dihasilkan

dalam cara yang benar.4. Memungkinkan bagi para pembuat keputusan untuk menghadapi resiko dan

ketidakpastian dalam keadaan yang nyata.5. Memungkinkan bagi para pembuat keputusan untuk memutuskan berapa banyak

informasi yang dibutuhkan dalam menyelesaikan masalah.6. Meningkatkan pendekatan sistematis dan logika untuk membuat keputusan.7. Menyediakan pedoman untuk membantu perumusan masalah.8. Memungkinkan analisa yang cermat dari pilihan-pilihan alternatif.

Page 35: NEW - Modul 08-AL Manajemen Konstruksi Pembangunan IPLT Dan IPAL 2013

Analisis Risiko

Risiko adalah hal yang tidak akan pernah dapat dihindari pada suatu kegiatan / aktivitas yang idlakukan manusia, termasuk aktivitas proyek pembangunan dan proyek konstyruksi. Karena dalam setiap kegiatan, seperti kegiatan konstruksi, pasti ada berbagai ketidakpastian (uncertainty). Faktor ketidakpastian inilah yang akhirnya menyebabkan timbulnya risiko pada suatu kegiatan. Para ahli mendefinisikan risiko sebagai berikut :1. Risiko adalah suatu variasi dari hasil – hasil yang dapat terjadi selama periode

tertentu pada kondisi tertentu (William & Heins, 1985).2. Risiko adalah sebuah potensi variasi sebuah hasil (William, et al., 1995).3. Risiko adalah kombinasi probabilita suatu kejadian dengan konsekuensi atau

akibatnya (Siahaan, 2007).

Page 36: NEW - Modul 08-AL Manajemen Konstruksi Pembangunan IPLT Dan IPAL 2013

Macam Risiko

Risiko adalah buah dari ketidakpastian, dan tentunya ada banyak sekali faktor – faktor ketidakpastian pada sebuah proyek yang tentunya dapat menghasilkan berbagai macam risiko. Risiko dapat dikelompokkan menjadi beberapa macam menurut karakteristiknya, yaitu lain:

1. Risiko berdasarkan sifata. Risiko Spekulatif (Speculative Risk), yaitu risiko yang memang sengaja diadakan,

agar dilain pihak dapat diharapkan hal – hal yang menguntungkan. Contoh: Risiko yang disebabkan dalam hutang piutang, membangun proyek, perjudian, menjual produk, dan sebagainya.

b. Risiko Murni (Pure Risk), yaitu risiko yang tidak disengaja, yang jika terjadi dapat menimbulkan kerugian secara tiba – tiba. Contoh : Risiko kebakaran, perampokan, pencurian, dan sebagainya

Page 37: NEW - Modul 08-AL Manajemen Konstruksi Pembangunan IPLT Dan IPAL 2013

Macam Risiko

2. Risiko berdasarkan dapat tidaknya dialihkana. Risiko yang dapat dialihkan, yaitu risiko yang dapat dipertanggungkan sebagai

obyek yang terkena risiko kepada perusahaan asuransi dengan membayar sejumlah premi. Dengan demikian kerugian tersebut menjadi tanggungan (beban) perusahaan asuransi.

b. Risiko yang tidak dapat dialihkan, yaitu semua risiko yang termasuk dalam risiko spekulatif yang tidak dapat dipertanggungkan pada perusahaan asuransi.

3. Risiko berdasarkan asal timbulnyaa. Risiko Internal, yaitu risiko yang berasal dari dalam perusahaan itu sendiri.

Misalnya risiko kerusakan peralatan kerja pada proyek karena kesalahan operasi, risiko kecelakaan kerja, risiko mismanagement, dan sebagainya.

b. Risiko Eksternal, yaitu risiko yang berasal dari luar perusahaan atau lingkungan luar perusahaan. Misalnya risiko pencurian, penipuan, fluktuasi harga, perubahan politik, dan sebagainya.

Page 38: NEW - Modul 08-AL Manajemen Konstruksi Pembangunan IPLT Dan IPAL 2013

3. Tahapan Manajemen Risiko

Tahapan manajemen risiko dapat dikelompokkan menjadi 3 tahap, yaitu:

a. Identifikasi dan Analisa Risiko

Tahapan pertama dalam proses manajemen risiko adalah tahap identifikasi risiko. Identifikasi risiko merupakan suatu proses yang secara sistematis dan terus menerus dilakukan untuk mengidentifikasi kemungkinan timbulnya risiko atau kerugian terhadap kekayaan, hutang, dan personil perusahaan. Proses identifikasi risiko ini mungkin adalah proses yang terpenting, karena dari proses inilah, semua risiko yang ada atau yang mungkin terjadi pada suatu proyek, harus diidentifikasi.

Adapun cara – cara pelaksanaan identifikasi risiko secara nyata dalam sebuah proyek, adalah :1) Membuat daftar bisnis yang dapat menimbulkan kerugian.2) Membuat checklist kerugian potensial. Dalam hecklist ini dibuat daftar kerugian

dan peringkat kerugian yang terjadi

Page 39: NEW - Modul 08-AL Manajemen Konstruksi Pembangunan IPLT Dan IPAL 2013

Adapun cara – cara pelaksanaan identifikasi risiko secara nyata dalam sebuah proyek, adalah :

3) Membuat klasifikasi kerugian.a) Kerugian atas kekayaan (property).

• Kekayaan langsung yang dihubungkan dengan kebutuhan untuk mengganti kekayaan yang hilang atau rusak.

• Kekayaan yang tidak langsung, misalnya penurunan permintaan, image perusahaan, dan sebagainya.

b) Kerugian atas hutang piutang, karena kerusakan kekayaan atau cideranya pribadi orang lain.

c) Kerugian atas personil perusahaan. Misalnya akibat kematian, ketidakmampuan, usia tua, pengangguran, sakit, dan sebagainya.

Page 40: NEW - Modul 08-AL Manajemen Konstruksi Pembangunan IPLT Dan IPAL 2013

Dalam mengidentifikasi risiko, risiko dapat dibagi menjadi beberapa kategori, diantaranya (Loosemore, et al., 2006) :

1. Risiko teknologi2. Risiko manusia3. Risiko lingkungan4. Risiko komersial dan legal5. Risiko manajemen6. Risiko ekonomi dan finansial7. Risiko partner bisnis8. Risiko politik

Page 41: NEW - Modul 08-AL Manajemen Konstruksi Pembangunan IPLT Dan IPAL 2013

b. Respon manajemen

Setelah risiko – risiko yang mungkin terjadi diidentifikasi dan dianalisa, kontraktor akan mulai memformulasikan strategi penanganan risiko yang tepat. Strategi ini didasarkan kepada sifat dan dampak potensial / konsekuensi dari risiko itu sendiri. Adapun tujuan dari strategi ini adalah untuk memindahkan dampak potensial risiko sebanyak mungkin dan meningkatkan kontrol terhadap risiko.

Ada lima strategi alternatif untuk menangani risiko, yaitu :

1) Menghindari risiko2) Mencegah risiko dan mengurangi kerugian3) Meretensi risiko4) Mentransfer risiko5) Asuransi

Page 42: NEW - Modul 08-AL Manajemen Konstruksi Pembangunan IPLT Dan IPAL 2013

c. Administrasi system.

Administrasi sistem adalah tahapan terakhir dari program manajemen risiko. Manajer risiko harus mengandalkan kemampuan manajerialnya untuk mengkoordinasi, mengarahkan, mengorganisasi, memotivasi, memfasilitasi dan menjalankan organisasi menuju rencana penanganan risiko yang rasional dan terintegrasi. Menurut William, Smith, Young (1995), ada 5 hal manajerial penting yang dihadapi oleh seorang manajer risiko, yaitu :

1) Tantangan untuk menyusun prosedur dan kebijakan manajemen risiko.2) Pengkomunikasian risiko, baik secara organisasi maupun personal.3) Manajemen kontrak dan kontrak portfolio.4) Pengawasan klaim.5) Proses mengkaji ulang, memonitor, dan mengevaluasi program manajemen

risiko.

Page 43: NEW - Modul 08-AL Manajemen Konstruksi Pembangunan IPLT Dan IPAL 2013

PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN PEMBANGUNAN

IPLT DAN IPAL

Page 44: NEW - Modul 08-AL Manajemen Konstruksi Pembangunan IPLT Dan IPAL 2013

• KETENTUAN UMUM

• KETENTUAN TEKNIS

Page 45: NEW - Modul 08-AL Manajemen Konstruksi Pembangunan IPLT Dan IPAL 2013

Pada pedoman pembangunan pengolahan air limbah domestik yang menggunakan sistem pengelolaan setempat atau terpusat, terdapat beberapa ketentuan yang harus dipenuhi. Ketentuan-ketentuan tersebut kana diuraikan pada bagian ini. Tata cara pembangunan IPLT ini mengacu pada Petunjuk Teknis No. CT/AL/Ba-TC/ 002/98 tentang Tata Cara Pembangunan IPLT Sistem Kolam.

Page 46: NEW - Modul 08-AL Manajemen Konstruksi Pembangunan IPLT Dan IPAL 2013

1. Tenaga Ahli Harus memiliki tenaga ahli dengan pengalaman kerja minimal 5 tahun. Jumlah tenaga ahli yang dimiliki kontraktor pelaksana harus mencukupi

2. Tenaga Lapangan • Kontraktor pelaksana harus memiliki tenaga lapangan yang telah berpengalaman

dalam bidang pembangunan pengolahan air limbah domestik dengan lama pengalaman kerja minimal 5 (lima) tahun.

• Jumlah tenaga lapangan yang dimiliki oleh kontraktor pelaksana harus mencukupi 3. Peralatan yang Dimiliki • Harus memiliki peralatan sendiri untuk memudahkan pekerjaan pembangunan

pengolahan air limbah domestik ini..4. Jadwal Kerja • Kontraktor pelaksana harus memiliki jadwal yang jelas agar mudah diketahui

tahapan-tahapan pekerjaan yang dilakukan dan perkiraan selesainya pekerjaan pembangunan pengolahan air limbah domestik.

Page 47: NEW - Modul 08-AL Manajemen Konstruksi Pembangunan IPLT Dan IPAL 2013

1. Ketentuan Umum

1.1 Kontraktor Pelaksana

Kualifikasi : Nilai pekerjaan yang akan dikerjakan mementukan kualifikasi kontraktor pelaksana. Sehingga kontraktor yang memiliki kualifikasi di bawah dari kualifikasi yang ditetapkan untuk pelaksanaan pekerjaan berdasarkan nilai kontrak pekerjaan tidak dapat dipilih untuk mengerjakan pengolahan air limbah domestik

Jaminan Pekerjaan : Kontraktor yang akan melaksanakan pembangunan pengolahan air limbah domestik ini harus memiliki jaminan perkerjaan yang akan dikeluarkan oleh lembaga-lembaga keuangan yang berwenang untuk melakukan itu.

Pengalaman Kerja : Harus memiliki pengalaman kerja minimal 3 tahun dalam pekerjaan pembangunan pengolahan air limbah domestik

Page 48: NEW - Modul 08-AL Manajemen Konstruksi Pembangunan IPLT Dan IPAL 2013

1.2 Konsultan Supervisi

Pengalaman Kerja : Harus memiliki pengalaman kerja minimal 3 tahun dalam pekerjaan pengolahan air limbah domestik.

Tenaga Ahli : Harus memiliki tenaga ahli dalam pelaksanaan pembangunan pengolahan air limbah domestik dengan pengalaman kerja minimal 5 tahun. Hal ini untuk mempermudah koordinasi pekerjaan bila terdapat perubahan-perubahan yang harus dilakukan di lapangan agar tidak mengubah sistem pengolahan air limbah domestik yang telah direncanakan.

Tenaga Lapangan : Harus memiliki tenaga lapangan yang telah berpengalaman dalam bidang pembangunan pengolahan air limbah domestik dengan pengalaman kerja minimal 5 tahun dalam bidang pekerjaan yang akan dilakukan. Jumlah tenaga lapangan yang dimiliki harus mencukupi untuk melakukan pengawasan terhadap pekerjaan pembangaunan pengolahan air limbah domestik yang dilakukan oleh kontraktor pelaksana.

Page 49: NEW - Modul 08-AL Manajemen Konstruksi Pembangunan IPLT Dan IPAL 2013

1.3 Partisipasi Masyarakat

Partisipasi masyarakat dalam pembangaunan pengolahan air limbah domestik dapat mempermudah pekerjaan pembangunan yang terutama bantuan masyarakat dalam beberapa hal, diantaranya:

1. Lokasi : Mempermudah pekerjaan pembangunan serta diperoleh akses jalan menuju lokasi sehingga dapat dicapai dengan mudah.Bahan : Mempermudah dalam hal pengadaan, yang mana dapat mengurangi waktu pengangkutan dan biaya pembelian bahan kerja.

2. Tenaga Kerja : Mengurangi biaya yang harus dikeluarkan untuk upah buruh dan buruh lokal akan berusaha membantu mempercepat penyelesaian program pembangunan.

Page 50: NEW - Modul 08-AL Manajemen Konstruksi Pembangunan IPLT Dan IPAL 2013

1.4 Peran Serta Swasta

Peran swasta dilakukan dengan mensubstitusikan peran-peran yang dilakukan oleh pemerintah dalam hal perencanaan, pmbangunan dan pengolahan air limbah domestik atau sebagai penyandang dana. Peran swasta yang akan mempermudah pekerjaan pembangunan diantaranya:1. Penyediaan Lokasi: berupa pemberian lokasi yang dimiliki (tanah) atau berupa bantuan dana

untuk memperoleh lokasi yang dibutuhkan.2. Penyediaan Bahan: Harga yang terjangkau dan bersaing, baik bahan maupun alat kerja.3. Biaya pembangunan: Peran swasta dapat berupa pemberian bantuan biaya untuk melakukan

pembangunan pengolahan air limbah domestik atau dengan membangun pengolahan air limbah domestik yang kemudian diserahkan kepada lembaga pengelola atau masyarakat pengelola.

4. Pengolahan air limbah domestik: untuk membantu dalam operasi dan pemeliharaan pengolahan air limbah domestik pihak swasta dapat berperan dengan menjadi pengelola air limbah domestik untuk suatu kawasan.

Diharapkan dengan kemampuan manajerial serta sikap yang lebih profesional, pihak swasta dapat melakukan pengolahan air limbah domestik dan mampu memelihara sistem pengolahan yang telah dibangun secara lebih baik.

Page 51: NEW - Modul 08-AL Manajemen Konstruksi Pembangunan IPLT Dan IPAL 2013

2. KETENTUAN TEKNIS

2.1 Pekerjaan Sipil

Persiapan

Penyiapan Lokasi: Sebelum pekerjaan dimulai, pada lokasi yang dipilih untuk pengolahan air limbah domestik, harus dilakukan studi-studi yang terkait agar dampak yang timbul akibat perkerjaan dapat diminimalkan. Studi-studi tersebut antara lain:a. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)b. Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)c. Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL)d. Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL)e. Izin lokasi pembangunan IPLT dan IPALf. Studi-studi lainnya yang dianggap perlu untuk dilakukan

Page 52: NEW - Modul 08-AL Manajemen Konstruksi Pembangunan IPLT Dan IPAL 2013

Persiapan di lokasi

a. Lokasi yang akan dilaksanakan pembangunan pengolahan air limbah domestik harus dibersihkan dari tanaman yang akan menggangu pekerjaan

b. Permukaan tanah harus diratakanc. Pemasangan papan nama proyek di lokasi pembangunan

Persiapan Peralatan

d. Mempersiapkan alat-alat ukur tanah sesuai kebutuhane. Menyediakan peralatan pengangkut tanah sisa galianf. Menyediakan alat-alat berat yang akan dipergunakan bila diperlukang. Mempersiapkan peralatan pemasangan pondasi dan struktur bangunanh. Mempersiapkan peralatan mekanikal dan elektrikal yang akan dibutuhkani. Mempersiapkan dan menyediakan peralatan yang diperlukan

Page 53: NEW - Modul 08-AL Manajemen Konstruksi Pembangunan IPLT Dan IPAL 2013

Persiapan Bahan

a. Bahan pekerjaan yang akan digunakan harus memenuhi standar-standar yang berlaku di Indonesia, antara lain: Standar Nasional Indonesia (SNI) mengenai spesifik bahan bangunan

dan spesifik teknik Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBBI) 1982 Peraturan Plambing Indonesia 1979 Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia 1961 Standar/peraturan yang telah ditetapkan

b. Bahan pekerjaan yang akan digunakanc. Pengangkutan bahan pekerjaan ke lokasi pekerjaand. Perletakan dan penyimpanan bahan yang akan dipergunakan di tempat

atau lokasi yang disediakan

Page 54: NEW - Modul 08-AL Manajemen Konstruksi Pembangunan IPLT Dan IPAL 2013

Persiapan Pengaman Pekerjaan

a. Pemasangan pengaman lalu lintas bila diperlukanb. Pemasangan papan tanda pengaman di sekitar lokasi proyekc. Pemasangan lampu kerja dan lampu pengman untuk malam harid. Pengaturan peletakan bahan pekerjaan

Penggalian

Pemasangan Pengaman : sebelum pekerjaan penggalian dilakukan harus dilakukan pemasangan pengaman di lokasi pekerjaan pembangunan agar kecelakaan kerja dapat dihindari

Pemasangan Titik Kerja : Pemasangan titik kerja atau patok kerja akan mempermudah pekerjaan penggalian karena akan dengan mudah diketaui batas-batas wilayah dan elevasi bangunan yang akan digali.

Page 55: NEW - Modul 08-AL Manajemen Konstruksi Pembangunan IPLT Dan IPAL 2013

Pembuatan Pondasi:

a. Dilakukan pekerjaan galian dengan lebar dan kedalaman yang sesuai dengan gambar perencanaan/spesifikasi teknis

b. Sisa tanah sisa galian dibuang ek tempat yang telah disediakan atau dipindahkan ke lokasi yang telah direncanakan

c. Dilakukan pembuatan platform dengan konstruksi beton bertulang sesuai dengan perencanaan/spesifikasi teknis

d. Pemadatan dan pengurugan kembali bekas galian di sekitar lokasi yang telah dibuat

Page 56: NEW - Modul 08-AL Manajemen Konstruksi Pembangunan IPLT Dan IPAL 2013

Pembangunan Unit-Unita. Penggalian tanah dengan kedalaman dan lebar sesuai gambar perencanaan/spesifikasi

teknisb. Dilakukan pembuatan platform dengan konstruksi beton bertulang sesuai dengan

perencanaan/spesifikasi teknisc. Saat pekerjaan pembangunan unit-unit pengolahan ini harus diperhatikan dan diawasi

dengan teliti karena kesalahan pekerjaan dapat menyebabkan terjadinya kebocoran pada pengelolaan

d. Setelah unit pengolahan selesai dibangun sebaiknya dilakukan pengetesan kebocoran dari unit

Konstruksi Betone. Campuran beton harus dibuat berdasarkan ukuran dan kekuatan struktur betonnyaf. Beton bertulang yang cocok (tanpa potongan/irisan yang cacat) adalah tipe D10-200

per-batangg. Perbandingan campuran beton dasar Air : Beton : Campuran lain adalah 1 : 3: 6, dengan

kekuatan daya beton lebih dari 100 mmh. Pada pekerjaan pembuatan dudukan beton untuk dasar bangunan pengol dilakukan

seperti campuran di atas

Page 57: NEW - Modul 08-AL Manajemen Konstruksi Pembangunan IPLT Dan IPAL 2013

2.2 Pekerjaan Mekanikal

Pemasangan Pompa

Berdasarkan unit-unit pengolahan air limbah yang dibangun terdapat beberapa unit pengolaha yang harus dibantu dengan pemasangan pompa untuk mempermudah/melaksanakan pengolahan pada air limbah. Pemasangan pompa yang dibutuhkan tersebut adalah sebagai berikut:

a. Jenis pompa yang digunakan adalah pompa yang memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI)

b. Spesifikasi teknis pompa dilakukan oleh tenaga ahli dari penyedia pompac. Pemasangan pompa dilakukan oleh tenaga ahli dari penyedia pompad. Pompa yang dipasang harus dilengkapi buku panduan untuk melakukan

perawatan dan perbaikan kecil

Page 58: NEW - Modul 08-AL Manajemen Konstruksi Pembangunan IPLT Dan IPAL 2013

Pemasangan Aerator

Berdasarkan pemilihan sistem pengelolaan air limbah domestik yang dibangun terdapat beberapa sistem yang pengolahan biologisnya menggunakan bantuan aerator. Pedoman pemasangan aerator tersebut adalah sebagai berikut:

Aerator disediakan dan harus dipasang seperti pada prencanaan unit pengolahan dan harus sesuai dengan spesifikasi teknis unit pengolahan oleh tenaga ahli yang berasal dari penyedia aerator atau oleh orang yang memiliki pengalaman dan pendidikan untuk melakukan itu

Spesifikasi teKnis aerator harus memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) atau standar internasional lain yang diakui di Indonesia

Page 59: NEW - Modul 08-AL Manajemen Konstruksi Pembangunan IPLT Dan IPAL 2013

Pemasangan Perpipaan

Pengolahan air limbah domestik membutuhkan sistem perpipaan yang berfungsi dengan baik karena sistem perpipaan tersebut merupakan peralatan penunjang yang sangant berpengaruh pada kinerja sistem pengelolaan air limbah yang dibangun. System sewerage (sistem jaringan pengumpul air limbah) dari daerah pelayanan ke influent pengolahan juga menggunakan sistem perpipaan yang dilengkapi dengan pemasangan manhole di beberapa lokasi untuk mempermudah pengawasan sistem tersebut. Pemasangan perpipaan pada sistem pengolahan air limbah domestik adalah sebagai berikut:

a. Perpipaan dipasang pada influent bangunan pengolahan dan antar bangunan pengolahan bila diperlukan

b. Pipa yang dipasang harus memperhatikan profil hidrolis dari sistem pengolahan yang ada

c. Diameter pipa influent air limbah ke bangunan pengolahan harus memperhitungkan elevasi pipa pengaliran air limbah yang dilakukan secara gravitasi. Serta memperhitungkan volume gas yang ada pada air limbah yang dialirkan

Page 60: NEW - Modul 08-AL Manajemen Konstruksi Pembangunan IPLT Dan IPAL 2013

Pemasangan perpipaan sewerage adalah sebagai berikut:

a. Sistem perpipaan ini dipasang mulai dari sumber air limbah menuju bangunan pengolahan dengan kemiringan minimum pipa sebesar 1%

b. Pipa yang dipasang harus memperhatikan profil hidrolis dari sistem pengolahan yang ada

c. Karena pengaliran dilakukan secara gravitasi maka penting untuk memperhitungkan elevasi lahan yang dilalui sistem ini. Dengan kedalaman pipa maksimum 7m di bawah permukaan tanha, maka bila lebih dari itu harus menggunakan pompa untuk menaikkan air limbah ke elevasi yang cukup untuk mengalir secara gravitasi.

d. Pada beberapa tempat dipasang manhole untuk memudahkan pengawasan yang dilakukan terhadap sistem

e. Untuk mempermudah pengaliran dalam pipa, air limbah yang berasal dari sumber sebaiknya ditampung dulu di dalam sumur pengumpul baru dialirkan ke bangunan pengelolaan

Page 61: NEW - Modul 08-AL Manajemen Konstruksi Pembangunan IPLT Dan IPAL 2013

2.3 Uji Coba Unit-Unit Pengolahan

Tes Kebocoran

Besarnya Kebocorana. Tiap unit pengolahan yang akan diperiksa diisi dengan air sampai setinggi outletnyab. Lakukan penutupan pada semua katup atau tempat keluar airc. Diamkan selama 24 jamd. Periksa tinggi muka air pada outletnya setelah 1 harie. Bila terjadi penurunan maka perlu diperiksa dengan cara berikut : K = [S / (86400 x A)] x [L/h] ……………………………………………….(3)

Keterangan:K = permeabilitas maksimum (m/detik)S = tinggi air yang meresap ke dalam tanah (mm/hari)A = luas dasar kolam (m2)L = kedalaman lapisan tanah di bawah dasar unit pengelolaan hingga mencapai lapisan tanah yang lebih permeable (m)h = tekanan hidrolik (kedalaman air di unit + L) (m)

Page 62: NEW - Modul 08-AL Manajemen Konstruksi Pembangunan IPLT Dan IPAL 2013

Tabel 1. Penanganan Kebocoran

Satuan Hasil Perhitungan Penanganan Keterangan

m/detik 10-6 Harus diberi lapisan kedap air Terjadi kebocoran

m/detik 10-7< K < 10-6 Perlu perbaikan tanah Dapat terjadi resapan air

m/detik K < 10-8 Tidak perlu diberi lapisan kedap air

Resapan akan tersumbat secara alami

m/detik K < 10-9 Tidak perlu diberi lapisan kedap air Kedap air

Letak Titik Kebocoran

Isi unit pengolahan dengan air setinggi 1/3 bagian dari kedalaman unit Periksa ketinggian air dalam unit setelah didiamkan selama 24 jam Bia terjadi penurunan maka dapat dikatakan terjadi kebocoran pada dinding dan atau lantai

unit sesuai tabel di atas Kosongkan unit dari penguji dan periksa bagian yang lembab atau proses pengeringan lama

Page 63: NEW - Modul 08-AL Manajemen Konstruksi Pembangunan IPLT Dan IPAL 2013

Tes Pembangkit Tenaga/Energi

a. Pembangkit tenaga dari PLNb. Periksa tegangan yang adac. Periksa semua saklar pada posisi matid. Pindahkan saklar utama pada posisi hidup

Pembangkit tenaga dari generator

e. Pastikan semua baut dalam keadaan kencangf. Periksa jumlah bahan bakar dan minyak pelumasg. Periksa air radiator, tegangan fan belt dan baterai

Page 64: NEW - Modul 08-AL Manajemen Konstruksi Pembangunan IPLT Dan IPAL 2013

3. PROFIL HIDROLIS IPLT DAN IPAL

a) Profil Hidrolis Unit Pengelolaan Masukkan air untuk pengujian ke dalam bangunan pengolahan air

limbah domestik Periksa limpahan air pada pelimpah, kalau elevasi air pelimpah tidak

merata maka perlu penyesuaian ketinggian pelimpah Uji semua pipa pembuang, katup, pintu air dan pompa-pompa yang

ada

b) Profil Hidrolis Sistem Sewarage Masukkan air untuk pengujian ke dalam pipa pembawa air limbah Periksa limpahan air kalau elevasi air pelimpah tidak merata atau

tidak mengalir maka perlu penyesuaian elevasi pipa antara inlet dan outlet pada tiap pipa

Uji semua pipa pembuang, katup, air dan pompa-pompa yang ada

Page 65: NEW - Modul 08-AL Manajemen Konstruksi Pembangunan IPLT Dan IPAL 2013

c) Profil hidrolis bangunan pengelolaan

Buka katup/pintu air pada semua unit Masukkan air penguji melalui inlet bangunan pengolahan secara terus

menerus selama pengukuran Periksa pelimpah pada outlet masing-masing unit Bila terjadi limpahan berarti terjadi pengaliran secara gravitasi pada

bangunan pengelolaan Ukur tinggi muka air pada masing-masing pelimpah Bandingkan tinggi muka air tersebut dengan profil hidrolis

perencanaan Bila tinggi muka air/profil hidrolis tidak sama dengan profil

perencanaan maka periksa kebali/atur ketinggian pelimpah tiap unit dan perbaiki pelimpah yang salah

Page 66: NEW - Modul 08-AL Manajemen Konstruksi Pembangunan IPLT Dan IPAL 2013

TERIMA KASIH