New Microsoft Word Document

download New Microsoft Word Document

of 25

Transcript of New Microsoft Word Document

ESTIMASI PRODUKTIFITAS ALAT MUAT DAN ALAT ANGKUT PADA PEMUATAN DAN PENGANGKUTAN MATERIAL DI PT.PETROKIMIA - GRESIK

Proposal Tugas Akhir

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Melaksanakan Tugas Akhir

Pada Jurusan Teknik Pertambangan

Oleh:

MUHAMMAD ABDUL GHONI

NPM : 11.2003.1.00061

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL DAN KELAUTAN

INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA

2008Judul Penelitian

ESTIMASI PRODUKTIFITAS ALAT MUAT DAN ALAT ANGKUT PADA PEMUATAN DAN PENGANGKUTAN MATERIAL DI PT.PETROKIMIA - GRESIK

Nama Peneliti

Muhammad Abdul Ghoni (NPM : 11.2003.1.00061)

Nama Lembaga Asal Peneliti

Teknik Pertambangan

Fakultas Teknologi Mineral dan Kelautan

INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA

Jl. Arif Rahman Hakim no.100. Surabaya Jawa Timur.

Sifat Penelitian

Penelitian untuk Skripsi S1 Teknik Pertambangan

PROPOSAL TUGAS AKHIR

ESTIMASI PRODUKTIFITAS ALAT MUAT DAN ALAT ANGKUT PADA PEMUATAN DAN PENGANGKUTAN MATERIAL DI PT.PETROKIMIA - GRESIK

Oleh :

Muhammad Abdul Ghoni

NPM : 11.2003.00061

Mengetahui :

Dosen Pembimbing

(Ir. Pancanto Kuat Prabowo)

BAB I

PENDAHULUAN

A. JUDUL

ESTIMASI PRODUKTIFITAS ALAT MUAT DAN ALAT ANGKUT PADA PEMUATAN DAN PENGANGKUTAN MATERIAL DI PT.PETROKIMIA - GRESIK

B. ALASAN PEMILIHAN JUDUL

Peralatan produksi pada operasi penambangan merupakan salah satu sarana produksi yang vital untuk menunjang target produksi akhir yang telah ditentukan perusahaan. Pentingnya mengestimasi produksi dari alat muat dan alat angkut ini karena ada kaitannya dengan target produksi yang harus dicapai oleh perusahaan. Interaksi antara target produksi dengan produksi per unit alat ini akan menentukan jumlah alat muat dan alat angkut serta kapasitas yang harus dipakai guna memenuhi target tersebut, disamping itu harus disesuaikan dengan kondisi material yang ditangani, kemudahan pengoperasian serta perawatannya. Pada sisi lain, pemilihan kapasitas alat muat angkut disesuaikan dengan kondisi medan kerja. Disamping itu, dengan bertambahnya jam operasi alat akan mengurangi kemampuannya yang pada akhirnya akan menurunkan kinerja alat, sehingga biaya operasi dan perawatan akan meningkat. Untuk mengetahui kemampuan suatu alat sudah menurun perlu dilakukan pengontrolan secara kontiyu terhadap kapabilitasnya yang diestimasi melalui perhitungan produksi alat tersebut. Oleh sebab itu mengestimasi produksi alat muat angkut dan membuat keseimbangan mendapat perhatian yang mendalam untuk menghindari waktu tunggu terlalu lama, baik truck maupun alat muatnya.

C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan waktu kerja efektif dari alat muat-angkut dengan cara melakukan penilaian terhadap kemampuan produksi alat muatangkut serta sinkronisasi jumlah alat muat dan alat angkut untuk mengeleminir waktu tunggu alat-alat tersebut, sehingga target produksi dari perusahaan dapat tercapai.

D. RUMUSAN MASALAH1.Mengetahui kemampuan produksi dari alat muat dan alat angkut yang digunakan pada proses pemuatan dan pengangkutan di PT. PETROKIMIA - Gresik2. Mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya waktu tunggu, sehingga berkurangnya waktu efektif, dan memberikan alternatif penyelesaian masalah tersebut.

3. Mengetahui kebutuhan dari alat muat dan alat angkut sehingga terjadi keseimbangan diantara keduanya dan target produksi terpenuhi.

BAB II

ANALISIS MASALAH

A. DASAR TEORI

Peralatan produksi pada operasi penambangan merupakan sarana produksi yang vital untuk menunjang target produksi akhgir yang telah ditentukan oleh manajemen perusahaan. Ditinjau dari fungsinya, peralatan produksi dapat diklasifikasikan sebagai:

(1) alat gali isi (Excavating), adalah alat-alat produksi untuk menggali dan mengisikan material hasil galiannya ke alat angkut.

Contoh : power shovel, backhoe, dragline, front-end loader, claimshell, bucket wheel excavator (BWE), bucket chain excavator (BCE), dsb.

(2) alat angkut, adalah alat-alat produksi untuk mengangkut material menuju proses berikutnya.

Contoh : Dump Truck, lori-lokomotif (train), belt conveyor, pipa Lumpur (slurry), scrapper, dsb.

(3) alat bantu, adalah alat-alat berat yang digunakan untuk kelancaran produksi

Contoh : bulldozer, ripper, grader, lubrication truck, water truck, fuel truck, dsb.

Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan di dalam memilih alat berat antara lain : jenis material, altitude, kapasitas, sistem penambangan, medan kerja dan ketersediaan dana.

I. ELEMEN-ELEMEN PRODUKSI

Produksi adalah laju material yang dapat dipindahkan atau dialirkan per satuan waktu (biasanya per jam). Untuk memperoleh angka produksi ada empat parameter yang harus diperhitungkan, yaitu :(1) kapasitas alat, (2) tenaga kendaraan atau alat, (3) waktu edar (cycle time) dan (4) efisiensi kerja. Umumnya perpindahan material dihitung berdasarkan volume(m3 atau Cuyd), sedangkan pada tambang bijih dinyatakan dalam ton. Mengetahui prinsip elemen-elemen produksi penting artinya karena tidak diinginkan adanya kesalahan estimasi produksi alat-alat berat.

1.1. Kapasitas Alat

Kapasitas alat adalah jumlah material yang diisi, dimuat atau diangkut oleh suatu alat berat. Kapasitas alat berkaitan erat dengan jenis material yang diisi atau dimuat, baik berupa tanah maupun batu lepas.

1.1.1. Volume Material

Dikenal ada tiga bentuk volume material yang mempengaruhi perhitungan pemindahannya, yaitu dinyatakan dalam bank cubic meter (BCM), loose cubic meter (LCM) dan compacted cubic meter (CCM).

Perubahan ini terjadi karena adanya perbedaan densitas akibat penggalian atau pemadatan dari densitas aslinya. BCM adalah volume material pada kondisi aslinya di tempat (insitu)yang belum terganggu. LCM adalah volume material yang sudah lepas akibat penggalian, sehingga volumenya akan mengembang dengan berat tetap sama. CCM adalah volume material yang mengalami pemadatan kembali setelah penggalian, sehingga volumenya akan lebih kecil dibanding volume aslinya dengan berat tetap sama.

1.1.2. Pemberaian (swell)

Adalah persentase pemberaian volume material dari volume asli yang dapat mengakibatkan bertambahnya jumlah material yang harus dipindahkan dari kedudukan aslinya.

Rumus yang berkaitan dengan pemberaian material sebagai berikut :

Faktor berai ( swell factor) = volume bank / volume loose

1.1.3. Faktor Muat (load Factor)

Pada saat material sebanyak 1 BCM dimuatkan kedalam sebuah mangkok (bucket), material yang terangkat oleh mangkok tersebut akan kurang dari 1 BCM karena sepanjang proses penggalian terjadi pengurangan volume akibat adanya pemberaian. Faktor muatnya dapat dihitung sebagai berikut :

Jadi untuk mengestimasi muatan pada kondisi BCM, kapasitas mangkok pada LCM harus dikalikan dengan LF.Muatan (BCM) = Muatan (LCM) x LFPenciutan material (shrinkage) merupakan perbandingan antara volume material yang telah dipadatkan dengan kondisi bank disebut juga Shrinkage Factor (SF). Jadi rumusnya adalah :

1.1.4. Densitas Material

Densitas adalah berat per unit volume dari suatu material. Material mempunyai densitas yang berbeda karena dipengaruhi sifat-sifat fisiknya, antara lain: ukuran partikel, kandungan air, pori-pori dan kondisi fisik lainnya.

Densitas material tentunya akan berubah akibat adanya penggalian yaitu dari kondisi bank ke loose. Pada kondisi loose, densitas material akan berkurang disbanding densitas pada kondisi bank karena adanya pori-pori udara. Untuk mengkonversi densiotas material dari bank ke loose digunakan rumus sbb :

1.1.5. Faktor Isi (Fill Factor)

Adalah persentase volume yang sesuai atau sesungguhnya dapat diisikan ke dalam bak truck atau mangkok dibandingkan dengan kapasitas teoritisnya. Suatu bak truck mempunyai factor isi 87%, artinya 13% volume bak tersebut tidak dapat diisi. Mangkok loader, backhoe, dragline, dsb. Biasanya memiliki factor isi lebih dari 100% karena dapat diisi munjung.

1.2. Tenaga Kendaraan (alat)

Didalam memilih suatu alat untuk pekerjaan penggalian material, bijih, atau overburden harus dipertimbangkan tenaga kendaraan yang mampu mengatasi medan kerja. Medan kerja yang dimaksud adalah kondisi jalan; misalnya jalan kering mulus dan padat, becek dan lembek, lurus, banyak tikungan, mendaki, menuru, dsb. Yang mempengaruhi laju kendaraan pada saat bermuatan atau kosong.

1.3. Waktu Edar

Waktu edar atau cycle time maksudnya adalah waktu yang diperlukan alat mulai dari aktifitas pengisian atau pemuatan (loading), pengangkutan (hauling) untuk truck dan sejenisnya atau swing backhoe dan power shovel, pengosongan (dumping(, kembali kosong, dan mempersiapkan posisi (maneuver) untuk diisi. Disamping aktifitas-aktifitas tersebut terdapat pula waktu menunggu (delay) bila terjadi antrian untuk mengisi atau dimuat.

1.4 . Efisiensi kerja

Efisiensi kerja merupakan elemen produksi yang harus diperhitungkan di dalam upaya mendapatkan harga produksi alat per satuan waktu yang akurat. Sebagian besar harga efisiensi kerja diarahkan terhadap operator, yaitu orang yang menjalankan atau mengoperasikan unit alat. Walaupun demikian , apabila ternyata efisiensi kerjanya rendah belum tentu penyebabnya adalah kemalasan operator yang bersangkutan. Mungkin ada penyebab lain yang tidak dapat dihindari, antara lain cuaca, kerusakan mendadak, kabut dan lain-lain.

Pekerjaan mekanik untuk perawatan tidak dapat dimasukan sebagai penyebab berkurangnya efisiensi kerja operator, karena pekerjaan perawatan alat harus sudah terjadwal untuk masuk bengkel. Tabel mungkin dapat dipakai sebagai acuan untuk membatasi porsi pekerjaan operasional dan mekanik. Mungkin setiap perusahaan memberikan definisi yang berbeda tentang pengertian waktu tertunda, terhenti dsb.

TERJADWAL (SCHEDULED); S

TERSEDIA (AVAILABEL); APERAWATAN (MAINTRANCE); M

JALAN (OPERATION); OTERHENTI (IDLE); IPERBAIKAN MENDADAK;

UMPERAWATAN TERJADWAL; SM

KERJA (WORKING); wTERTUNDA (DELAY); D

Kerja lancarMengisi BBM

Ganti bit

Peledakan

Tunggu alat muat

Tunggu Truck

Maneuver alat

dllDiminta stanby

Tak ada operator

Makan &istirahat

Hujan lebat, kabut

Rapat

dllWaktu perbaikan

Tunggu suku cadang

dllWaktu perbaikan

Tunggu suku cadang

dll

PARAMETER PENGUKUR EFISIENSI KERJA

Dari Tabel dapat diukur tingkat efisiensi kerja operator yang lebih teliti karena pengelompokan penyebab alat berhenti dibuat atas dasar kondisi yang sebenarnya dan yang lebih penting pengelompokan tersebut telah disepakati dan dipahami oleh seluruh karyawan. Dengan demikian dapat dibuat tiga ukuran efisiensi menggunakan data waktu dalam tabel, yaitu: Efektifitas artinya jam kerja efektif selama waktu yang disediakan untuk operasi, persamaannya adalah :

Ketersediaan Fisik adalah ukuran sehat tidaknya alat untuk beroperasi, rumusnya adalah :

Utilitas adalah alat yang sehat terpaksa tidak dioperasikan karena beberapa sebab, misalnya hujan lebat, rapat, kecelakaan tambang dll, persamaanya adalah

Efisiensi kerja rata-rata merupakan penjumlahan persamaan 1, 2 dan 3 dibagi tiga, jadi :

II. ESTIMASI PRODUKSI ALAT BERAT

Secara umum perhitungan untuk memperkirakan produksi alat berat dapat dirumuskan sebagai berikut :

Dimana : P = Produksi alat, m3/jam atau ton/jam

E = Efisiensi kerja, menit/jam

I = Faktor Berai (swell Faktor)

H = Kapasitas Alat, m3 atau ton

C = Waktu edar, menit

Pada dasarnya hampir semua produksi alat berat dapat dihitung dengan persamaan diatas, walaupun terdapat sedikit modifikasi karena sifat pemakaian alat yang spesifik. Dari persamaan tersebut terlihat bahwa elemen-elen produksi yang telah diuraikan merupakan parameter pokok. Apabila diketahui target produksi sebesar Tp, maka jumlah alat yang diperlukan (N) adalah :

Hal menarik yang perlu dipahami adalah system pemuatan pengangkutan yang diterapkan pada penambangan terbuka di Indonesia banyak menerapkan system tersebut. Oleh karena itu mengestimasi produksi truck-loader dan membuat keseimbangan jumlah armada truck dengan alat muatnya mendapat perhatian yang mendalam untuk menghindari waktu tunggu terlalu lama, baik truck maupun alat muatnya.

2.1. Produksi dan Armada Truk

Dump truck yang digunakan untuk operasi penambangan berbeda dengan truck biasa, baik bentuk, kapasitas maupun tenaganya dan umumnya disebut Off-Highway Truck. Truck tersebut diklasifikasikan kedalam tiga tipe, yaitu: (1) conventional real dump truck, (2) tracktor-trailer, bottom, side, dan rear dump truck.

Produksi dan armada truck yang diperlukan dipengaruhi banyak faktor, yaitu; rencana penambangan, kondisi jalan,, alat angkuttarget produksi, kinerja dan waktu edar truck, metoda operasi, keseimbangan truck-loader, dan avaibilitas serta utilitas truck-loader. Estimasi truck-loader dititik beratkan untuk mengeliminir waktu tunggu truck maupun alat muatnya.

Berikut ini diperlihatkan kasus produksi armada truck berkapasitas 109 ton dengan simulasi jam operasinya dan jumlah truck. Dari hasil pengamatan lapangan waktu edar truck menjadi lambat seiring dengan bertambahnya jumlah truck dalam satu armada. Penyebab lambatnya waktu edar tersebut disebabkan karena perputaran truck akan saling mempengaruhi satu dengan lainnya, sehingga mengakibatkan munculnya waktu tunggu. Jadi, untuk alat muat yang tetap jumlahnya, apabila alat angkutnya ditambahkan pada armada tersebut, maka waktu tunggunya pun bertambah pula yang mengakibatkan waktu edar semakin lama.

WAKTU EDAR TRUCK KAPASITAS NYATA 109 TON

Jumlah Truck per armada123456

Siklus waktu Truck

maneuver dan pemuatan3,203,203,203,203,203,20

Angkut muatan7,507,507,007,007,007,00

Belok dan pengosongan0,600,600,600,600,600,60

Kembali kosong4,004,004,504,504,504,50

Tunggu dimuat000,451,152,404,40

Tunda dll.0,500,500,500,500,500,50

Total15,8015,8016,2516,9518,2020,20

2.2.1 Keseimbangan Truck dan Alat Muat

Untuk menghitung jumlah truck, disamping berdasarkan target seperti pada persamaan diatas dapat pula dihitung berdasarka data waktu edar tanpa komponen waktu tunggu. Jadi rumusnya :

NT =

Dimana: NT = jumlah truck

Ttc = Total waktu edar truck teoritis tanpa waktu tunggu

Td = Waktu pemuatan termasuk manuver truck

Perlu dicatat bahwa harga Td adalah lama waktu sebuah truck dimuati material termasuk manuver atau spoting time truck agar siap diisi. Jadi, Td adalah waktu edar alat muat ditambah waktu maneuver atau spoting time.

Keseimbangan atau sinkronisasi kerja antara truck dengan alat muat, dapat diukur dengan menggunakan Faktor Keseimbangan atau Match Factor (MF) yang dirumuskan sebagai berikut:

nH x Ctl

MF =

nL x CtHdimana harga nH, nL, CtH, dan Ctl masing-masing adalah jumlah alat angkut, jumlah alat muat, waktu edar alat angkut dan waktu edar alat muat. Dari persamaan akan muncul tiga kemungkinan, yaitu :

MF = 1 , Jumlah alat angkut dan alat muat seimbang atau sinkron, hamper dipastikan tidak ada waktu tunggu. Alat muat dan alat angkut sama-sama sibuk

MF < 1 , Jumlah alat angkut kurang, akibatnya alat muat banyak menunggu, sementara alat angkut sibuk.

MF > 1 , Jumlah alat angkut lebih, sehingga muncul waktu tunggu dimuat untuk alat angkut, sementara alat muat sibuk.

Untuk mendapatkan MF = 1 memang tidak mudah, namun harga MF ini hendaknya diupayakan mendekati angka satu dengan melakukan berbagai percobaan dan dengan mempertimbangkan target produksi yang telah ditetapkan perusahaan.

2.2.2. Mengukur Probabilitas

Waktu operasi nyata sebuah truck ditandai dengan aktifitas pemuatan, pengangkutan, pengosongan muatan, kembali kosong, tunggu dimuat, dan waktu tunda lainya. Probabilitas ketersediaan sebuah truck untuk beroperasi adalah kemungkinan selalu tersedianya sebuah truck pada setiap waktu tertentu di dalam batas waktu yang sudah dijadwalkan selalu terdapat sebuah truck beroperasi tanpa terjadi waktu menunggu. Dengan demikian probabilitas (P) dapat ditentukan sebagai berikut:

Apabila ketersediaan (avaibilitas) sebuah truck tertentu untuk beroperasi bebas dari ketersediaan truck lainnya dalam armada, maka probabilitas sejumlah truck lainnya atau sisanya (k truck) ditentukan sbb:

Pk = Pk x (1-p)n-k x CnkDimana: Pk = Probabilitas truck sisa sejumlah k truck

p = Probabilitas ketersediaan sebuah truck

n = Jumlah total truck dalam armada

k = sejumlah truck sisaCnk =

B. DATA PENDUKUNG

Yang dimaksud dengan data pendukung adalah data-data yang dapat mendukung data-data dari lapangan guna menganalisa permasalahan yang ada untuk mencari alternatif penyelesaian masalah.

Data pendukung dapat diambil antara lain dari data hasil pengamatan di lapangan, laporan penelitian terdahulu dari perusahaan, brosur--brosur dari perusahaan, data dari instansi yang terkait dan dari literatur-literatur.

C. URUTAN KERJA PENELITIANDalam melakukan penelitian, dilakukan dengan menggabungkan antara teori dengan data-data dilapangan, sehingga dari keduanya didapatkan pendekatan penyelesaian masalah.

Adapun urutan pekerjaan penelitian :

1. Observasi terhadap kegiatan penambangan.

2. Penentuan tempat pengamatan langsung untuk pengambilan data.

3. Pengambilan data primer (langsung dari lapangan) dan data sekunder dari laporan bulanan perusahaan.

4. Pengelompokan data, pengujian data.

5. Pengolahan data penelitian.

6. Analisa hasil penelitian dan memberikan alternatif pemecahan masalah.

D. ANALISA PENYELESAIAN MASALAH

Permasalahan yang ada di lapangan selanjutnya dipelajari dan dikaji berdasarkan data yang ada, baik data yang dikumpulkan dari hasil penyelidikan maupun data penunjang dan didukung berbagai teori yang menunjang permasalahan tersebut, selanjutnya dicarikan alternatif penyelesaiannnya.

Adapun rincian dari analisa penyelesaian masalah estimasi produksi alat muat dan alat angkut adalah sebagai berikut :

1. Tahap Persiapan

Untuk dapat mengestimasi alat pada suatu tambang terbuka atau suatu medan kerja, maka perlu dipelajari tentang metoda opersi, jenis material, target produksi perusahaan, jumlah dan spesifikasi dari alat muat-angkut.

2. Tahap Penyelidikan Pendahuluan

Tahap penyelidikan pendahuluan dimaksudkan untuk mendapatkan deskripsi umum daerah yang akan diselidiki, meliputi kondisi jalan, Lebar jalan angkut, kemiringan jalan angkut dan lebar tikungan, dimensi jenjang dan data curah hujan.

3. Tahap Penyelidikan Terinci

Tahap penyelidikan terinci dimaksudkan untuk mendapatkan data-data yang diperlukan untuk penyelesaian masalah , adapun data yang akan diambil, yaitu :

a Waktu edar dari suatu alat, baik waktu untuk manufer waktu tunggu, waktu pemuatan, waktu pengangkutan, waktu penumpahan dan waktu antri.

b Kapasitas alat muat dan alat angkut

c Kecepatan rata-rata dump truckd Waktu kerja efektif

e Penentuan effisiensi kerja dari alat

f Swell factor

Sehingga dengan mengetahui parameter-parameter diatas diharapkan didapatkan alternatif penyelesain masalah

BAB III

PENELITIAN DI LAPANGAN

A. METODOLOGI PENELITIAN

Didalam melaksanakan penelitian permasalahan ini, penulis menggabungkan antara teori dengan data-data lapangan, sehingga dari keduanya didapat pendekatan penyelesaian masalah. Adapun urutan pekerjaan penelitian yaitu :

1. Study literatur, brosur-brosur, laporan penelitian terdahulu dari perusahaan.

2. Pengamatan langsung di lapangan, dilakukan dengan cara peninjauan lapangan untuk melakukan pengamatan langsung terhadap semua kegiatan di daerah yang akan diteliti

3. Pengambilan Data, dengan pengukuran langsung di lapangan maupun penelitian di laboratorium.

4. Akuisisi Data

a. Pengelompokan data

b. Jumlah data

c. Uji realitas

5. Pengolahan data

6. Analisis hasil Pengolahan data

7. Kesimpulan

B. RENCANA JADWAL KEGIATAN PENELITIAN

KEGIATANJadwal pelaksanaan

Minggu IIIIIIIVVVIVIIVIII

Persiapan dan study literatur

Survey dan pengamatan

Pengumpulan data

Pengolahan data dan analisis data

Penyusunan laporan

C. RENCANA DAFTAR ISI

RINGKASAN

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR LAMPIRAN

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR TABEL

DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG

BAB

I. PENDAHULUAN

II. TINJAUAN UMUM

2.1 Lokasi dan Kesampaian Daerah

2.2 Keadaan Geologi dan Topografi

2.3 Iklim dan Curah Hujan

2.4 Kegiatan ProduksiIII DASAR TEORI

3.1 Elemen-elemen Produksi

3.1.1 Kapasitas Alat

3.1.2 Tenaga Kendaraan

3.1.3 Waktu Edar

3.1.4 Efisiensi Kerja

3.2 Estimasi Produksi Alat Muat dan Alat Angkut

3.2.1. Keseimbangan Truck Dengan Alat Muat

IV. KONDISI LAPANGAN DAN SISTEM PRODUKSI ALAT MUAT - ALAT ANGKUT

4.1 Tinjauan Terhadap Lokasi Medan Kerja 4.2 Geometri Keadaan Jalan Angkut

4.3 Pola Pemuatan

4.4 Analisa Kemampuan Kerja Alat-alat Mekanis

4.5 Efesiensi Kerja Alat-alat Mekanis

4.6 Penentuan Total Waktu Edar

4.7 Produksi Alat

V PEMBAHASAN

5.1 Kebutuhan Alat Muat dan Alat Angkut

5.2 Kemampuan Produksi dari Alat Muat dan Alat Angkut

VI KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

D. RENCANA DAFTAR PUSTAKA

1. Frederic.S. Hiller & Gerald J. Lieberman.(1981), Introduction to Operation Research, 3rd Edition, Holden-Day,Inc., Sanfrancisco.

2. Hamdy.A. Taha.(1990), Operation Research An Introduction, 3rd Edition , Macmillan Publishing Co.,Inc.,New York.

3. Pangestu Subagio, SE, MBA.(1983), Dasar-dasar Operasi Riset (Operation Research), BPFE, Yogyakarta.

4. Partanto Prodjosumarto.(1995), Pemindahan Tanah Mekanis, Jurusan Teknik Pertambangan, ITB, Bandung.

5. Ir. Edy Purwanto ME. (2002), Diktat Perencanaan Tambang Terbuka, Pusat Pendidikan dan Pelatihan Teknologi Mineral dan Batubara, Bandung.

6. Ir. Yanto Indonesianto, M.Sc. (2006), Pemindahan Tanah Mekanis, Jurusan tekniki Pertambangan, UPN, Yogyakarta

_1262609581.unknown

_1262609804.unknown

_1263905445.unknown

_1263906599.unknown

_1266940368.unknown

_1263905466.unknown

_1263905433.unknown

_1262609879.unknown

_1262609701.unknown

_1262609744.unknown

_1262609672.unknown

_1262609407.unknown

_1262609503.unknown

_1262609313.unknown

_1262269447.unknown