New Microsoft Office Word Document

11
  s  Analisis Kesalahan Berbahasa ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA Pendahuluan Pergunakanlah bahasa Indonesia yang baik dan benar! Ungkapan itu sudah klise sebab kita sudah sering mendengar ataupun membacanya, bahkan membicarakan dan menuliskan ungkapan tersebut. Akibatnya, kita pun dapat  bertanya “Apakah pengg unaan bahasa Indonesia yang baik dan benar itu masih  belum dicapai saat ini? Apakah pengg unaan bahasa Indonesia saat ini mas ih  belum baik dan benar?”  Analisis kesalahan berbahasa adalah salah satu cara untuk menjawab  pertanyaan tersebut. Melalu i analisis kesalahan berbahasa, kita dap at menjelaskan  penggunaan bahasa Indone sia yang baik dan benar. Bahasa Indone sia yang baik adalah bahasa Indonesia yang memenuhi faktor-faktor komunikasi, adapun bahasa Indonesia yang benar adalah bahasa Indonesia yang memenuhi kaidah-kaidah (tata bahasa) dalam kebahasaan. Bagaimana cara kita menganalisis bahasa yang  baik dan benar itu? Hal itulah yang akan d ibahas dalam modul ini. Sekaitan dengan itu, anda dapat mempelajarinya melalui modul ini. Setelah mempelajari, anda diharapkan mengetahui analisis kesalahan berbahasa, kemudian anda dapat mempraktikkannya dalam berbahasa Indonesia. Oleh karena itu, anda harus mengetahui hal-hal sebagai berikut: 1. Pengertian Kesalahan Berbahasa. 2. Kategori Kesalahan Berbahasa. 3. Sumber Kesalahan Berbahasa. 4. Tujuan Analisis Kesalahan Berbahasa. 5. Metodologi Analisis Kesalahan Berbahasa. Diharapkan agar anda mempelajari hal tersebut melalui sajian dalam modul ini. Dengan mengetahui analisis kesalahan dalam berbahasa, anda dapat mengimplementasikannya ke dalam bahasa Indonesia. Akhirnya pernyataan “Pergunakanlah bahasa yang baik dan benar” menjadi kenyataan. Drs. Dian Indihadi, M.Pd. 1

Transcript of New Microsoft Office Word Document

Page 1: New Microsoft Office Word Document

5/17/2018 New Microsoft Office Word Document - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/new-microsoft-office-word-document-55b0792553c7d

 

s

 Analisis Kesalahan Berbahasa

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA

Pendahuluan

Pergunakanlah bahasa Indonesia yang baik dan benar! Ungkapan itu sudah

klise sebab kita sudah sering mendengar ataupun membacanya, bahkan

membicarakan dan menuliskan ungkapan tersebut. Akibatnya, kita pun dapat

 bertanya “Apakah penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar itu masih 

 belum dicapai saat ini? Apakah penggunaan bahasa Indonesia saat ini masih

 belum baik dan benar?” 

Analisis kesalahan berbahasa adalah salah satu cara untuk menjawab

 pertanyaan tersebut. Melalui analisis kesalahan berbahasa, kita dapat menjelaskan

 penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Bahasa Indonesia yang baik 

adalah bahasa Indonesia yang memenuhi faktor-faktor komunikasi, adapun bahasa

Indonesia yang benar adalah bahasa Indonesia yang memenuhi kaidah-kaidah

(tata bahasa) dalam kebahasaan. Bagaimana cara kita menganalisis bahasa yang

 baik dan benar itu? Hal itulah yang akan dibahas dalam modul ini.

Sekaitan dengan itu, anda dapat mempelajarinya melalui modul ini.

Setelah mempelajari, anda diharapkan mengetahui analisis kesalahan berbahasa,

kemudian anda dapat mempraktikkannya dalam berbahasa Indonesia. Oleh karena

itu, anda harus mengetahui hal-hal sebagai berikut:

1. Pengertian Kesalahan Berbahasa.

2. Kategori Kesalahan Berbahasa.

3. Sumber Kesalahan Berbahasa.

4. Tujuan Analisis Kesalahan Berbahasa.

5. Metodologi Analisis Kesalahan Berbahasa.

Diharapkan agar anda mempelajari hal tersebut melalui sajian dalam

modul ini. Dengan mengetahui analisis kesalahan dalam berbahasa, anda dapat

mengimplementasikannya ke dalam bahasa Indonesia. Akhirnya pernyataan

“Pergunakanlah bahasa yang baik dan benar” menjadi kenyataan.  

Drs. Dian Indihadi, M.Pd. 1

Page 2: New Microsoft Office Word Document

5/17/2018 New Microsoft Office Word Document - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/new-microsoft-office-word-document-55b0792553c7d

 

 Analisis Kesalahan Berbahasa

Kegiatan Belajar 1

KESALAHAN BERBAHASA

1. Pengertian Kesalahan Berbahasa

Pembahasan tentang kesalahan berbahasa merupakan masalah yang tidak 

sederhana, tetapi bisa juga menjadi tidak ada masalah yang harus dibahas dalam

kesalahan berbahasa. Oleh karena itu, anda harus mengetahui terlebih dahulu

tentang pengertian kesalahan berbahasa. Tidak mungkin anda mengerti kesalahan

 berbahasa apabila anda tidak memiliki pengetahuan atau teori landasan tentang

hal tersebut. Tidak mungkin anda memiliki pengetahuan atau teori landasan

tentang kesalahan berbahasa apabila anda tidak pernah mempelajari tentang itu.

Tidak mungkin anda tidak mempelajari hal itu apabila anda ingin mengetahui dan

memiliki teori landasan tentang kesalahan berbahasa.

Istilah kesalahan berbahasa memiliki pengertian yang beragam. Untuk itu,

 pengertian kesalahan berbahasa perlu diketahui lebih awal sebelum kita

membahas tentang kesalahan berbahasa. Corder (1974) menggunakan 3 (tiga)

istilah untuk membatasi kesalahan berbahasa: (1) Lapses, (2) Error , dan (3)

Mistake. Bagi Burt dan Kiparsky dalam Syafi’ie (1984) mengistilahkan kesalahan 

 berbahasa itu dengan “ goof ”, “ goofing”, dan “ gooficon”. Sedangkan Huda (1981) 

mengistilahkan kesalahan berbahasa itu dengan “kekhilafan (error )”. Adapun 

Tarigan (1997) menyebutnya dengan istilah “kesalahan berbahasa”. Baiklah anda  

 perlu mengetahui pengertian istilah-istilah tersebut.

Lapses, Error dan Mistake adalah istilah-istilah dalam wilayah kesalahan

 berbahasa. Ketiga istilah itu memiliki domain yang berbeda-beda dalam

memandang kesalahan berbahasa. Corder (1974) menjelaskan:

1) Lapses

Lapses adalah kesalahan berbahasa akibat penutur beralih cara untuk 

menyatakan sesuatu sebelum seluruh tuturan (kalimat) selesai dinyatakan

selengkapnya. Untuk berbahasa lisan, jenis kesalahan ini diistilahkan dengan

“slip of the tongue” sedang untuk berbahasa tulis, jenis kesalahan ini 

Drs. Dian Indihadi, M.Pd. 2

Page 3: New Microsoft Office Word Document

5/17/2018 New Microsoft Office Word Document - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/new-microsoft-office-word-document-55b0792553c7d

 

 Analisis Kesalahan Berbahasa

diistilahkan “slip of the pen”. Kesalahan ini terjadi akibat ketidaksengajaan 

dan tidak disadari oleh penuturnya.

2) Error 

Error adalah kesalahan berbahasa akibat penutur melanggar kaidah atau

aturan tata bahasa (breaches of code). Kesalahan ini terjadi akibat penutur 

sudah memiliki aturan (kaidah) tata bahasa yang berbeda dari tata bahasa yang

lain, sehingga itu berdampak pada kekurangsempurnaan atau ketidakmampuan

 penutur. Hal tersebut berimplikasi terhadap penggunaan bahasa, terjadi

kesalahan berbahasa akibat penutur menggunakan kaidah bahasa yang salah.

3) Mistake

Mistake adalah kesalahan berbahasa akibat penutur tidak tepat dalam memilih

kata atau ungkapan untuk suatu situasi tertentu. Kesalahan ini mengacu

kepada kesalahan akibat penutur tidak tepat menggunakan kaidah yang

diketahui benar, bukan karena kurangnya penguasaan bahasa kedua (B2).

Kesalahan terjadi pada produk tuturan yang tidak benar.

Burt dan Kiparsky tidak membedakan kesalahan berbahasa, tetapi dia

menyebut “ goof ” untuk kesalahan berbahasa, yakni: kalimat-kalimat atau tuturan

yang mengandung kesalahan, “ gooficon” untuk menyebut jenis kesalahan (sifat 

kesalahan) dari kegramatikaan atau tata bahasa, sedangkan “ goofing” adalah 

 penyebutan terhadap seluruh kesalahan tersebut, goof dan gooficon. Menurut

Huda (1981), kesalahan berbahasa yang dilakukan oleh siswa (anak) yang sedang

memperoleh dan belajar bahasa kedua disebut kekhilafan (error ).

Kekhilafan (error ), menurut Nelson Brook dalam Syafi’ie (1984), itu  

“dosa/kesalahan” yang harus dihindari dan dampaknya harus dibatasi, tetapi  

kehadiran kekhilafan itu tidak dapat dihindari dalam pembelajaran bahasa kedua.

Ditegaskan oleh Dulay, Burt maupun Richard (1979), kekhilafan akan selalu

muncul betapa pun usaha pencegahan dilakukan, tidak seorang pun dapat belajar 

 bahasa tanpa melakukan kekhilafan (kesalahan) berbahasa. Menurut temuan

kajian dalam bidang psikologi kognitif, setiap anak yang sedang memperoleh dan

 belajar bahasa kedua (B2) selalu membangun bahasa melalui proses kreativitas.

Drs. Dian Indihadi, M.Pd. 3

Page 4: New Microsoft Office Word Document

5/17/2018 New Microsoft Office Word Document - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/new-microsoft-office-word-document-55b0792553c7d

 

Thank you for evaluating AnyBizSoft PDF to Word.

 You can only convert 3 pages with the trial version.

To get all the pages converted, you need to purchase the software from:

http://www.anypdftools.com/buy/buy-pdf-to-word.html  

M.Doni Sanjaya 

Rabu, 25 Januari 2012

Interferensi dan Analisis Kesalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 

A. Latar Belakang Bahasa mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia, sebab bahasa merupakan alat

pemersatu antara satu dengan yang lainnya, mulai dari tingkat skala kehidupan yang paling kecil keluarga,

masyarakat, hingga ke skala yang paling besar kehidupan bernegara. Belajar bahasa merupakan suatu

kewajiban bagi semua orang. Bahasa pada saat ini telah menjadi suatu budaya yang patut dilestarikan

keberadaannya. Dengan belajar bahasa berarti juga belajar membudidayakan diri sendiri, mengembangkan diri,

dan membentuk diri menjadi manusia yang luhur.

Lebih dari setengah penduduk dunia adalah dwibahasawan. Hal ini berarti bahwa sebagian besar

manusia dibumi ini menggunakan dua bahasa sebagai alat komunikasi. Orang yang biasa menggunakan dua

bahasa atau lebih secara bergantian untuk tujuan yang berbeda pada hakikatnya merupakan agen pengontak

dua bahasa. Semakin besar jumlah orang yang seperti ini maka semakin intensif pula kontak antara dua

bahasa yang mereka gunakan. Kontak ini menimbulkan saling pengaruh, yang manifestasinya menjelma di

dalam penerapan kaidah bahasa pertama (B1) di dalam penggunaan bahasa kedua (B2). Keadaan sebaliknya

pun dapat terjadi di dalam pemakaian sistem B2 pada saat menggunakan B1. Salah satu dampak negatif dari

praktek penggunaan dua bahasa secara bergantian adalah terjadinya kekacauan pemakaian bahasa, yang

lebih dikenal dengan istilah interferensi. 

Page 5: New Microsoft Office Word Document

5/17/2018 New Microsoft Office Word Document - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/new-microsoft-office-word-document-55b0792553c7d

Interferensi merupakan salah satu faktor penyebab kesalahan berbahasa. “Interferensi bisa terjadi pada

pengucapan, tata bahasa, baik dalam ucapan maupun tulisan terutama kalau seseorang sedang mempelajari

bahasa kedua” (Alwasilah, 1993:114).

Oleh karena itu makalah ini menjelaskan tentang pengertian interferensi dan contoh interferensi, faktor-

aktor penyebab terjadinya interferensi, pengertian analisis kesalahan, faktor penyebab kesalahan berbahasa,

langkah-langkah analisis kesalahan serta contoh analisis kesalahan. 

B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka dapat dirumuskan bahwa masalah dalam makalah ini

adalah sebagai berikut:

pakah yang dimaksud dengan interferensi serta contoh interferensi? pa sajakah faktor-faktor penyebab terjadinya interferensi? pakah yang dimaksud dengan analisis kesalahan? pa sajakah faktor-faktor penyebab kesalahan berbahasa? agaimanakah langkah-langkah analisis kesalahan serta contoh analisis kesalahan? 

C. Tujuan Berdasarkan masalah tersebut, tujuan penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut. 

ntuk mendeskripsikan tentang interferensi serta contoh interferensi. ntuk mendeskripsikan gambaran tentang faktor-faktor penyebab terjadinya interferensi. ntuk mendeskripsikan gambaran tentang analisis kesalahan. ntuk mendeskripsikan gambaran tentang faktor-faktor penyebab kesalahan berbahasa. ntuk mendeskripsikan gambaran tentang langkah-langkah analisis kesalahan serta contoh analisis kesalahan. 

D. Manfaat

Penyusunan makalah ini diharapkan dapat bermanfaat secara teoritis dan secara praktis. Makalah ini

secara teoritis diharapkan dapat memberikan pengetahuan tentang belajar bahasa (interferensi dan analisis kesalahan) 

Adapun manfaat makalah ini secara praktis adalah sebagai berikut: 

agi pembaca, makalah ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan tentang belajar bahasa (interferensi

dan analisis kesalahan). agi penulis, hasil makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan atau bekal dalam memahami belajar bahasa

(interferensi dan analisis kesalahan). 

BAB II PEMBAHASAN 

A. Pengertian Interferensi 

Page 6: New Microsoft Office Word Document

5/17/2018 New Microsoft Office Word Document - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/new-microsoft-office-word-document-55b0792553c7d

Menurut Weinreich (dikutip Tarigan, 2011:15) menurutnya, interferensi adalah “penyimpangan norma

bahasa yang terjadi didalam ujaran dwibahasawan karena keakrabannya terhadap lebih dari satu bahasa yang

menyebabkan terjadinya kontak bahasa”. Senada dengan itu, Chaer dan Agustina (1995: 168) mengemukakan

bahwa interferensi adalah peristiwa penyimpangan norma dari salah satu bahasa atau lebih. 

Berdasarkan kedua pendapat di atas dapat disimpulkan interferensi adalah kekeliruan atau penyimpangan norma sebagai akibat adanya kebiasaan ujaran dari satu bahasa atau

lebih. Menurut Chaer (2007:66), “Interferensi dapat terjadi pada semua tataran bahasa mulai dari tataran

fonologi, morfologi, sintaksis, sampai ke tataran leksikon”. Contoh pada tataran fonologi, misalnya, kalau

penutur bahasa jawa mengucapkan kata-kata bahasa Indonesia yang mulai dengan /b/,/d/,/j/, dan /g/ maka

konsonan tersebut akan didahuluinya dengan bunyi nasal yang homorgan, jadi kata bogor akan diucapkan

mBogor, kata depok akan dilafalkan nDepok. Interferensi pada tataran gramatikal, misalnya penggunaan prefiks

ke- seperti pada kata kepukul, ketabrak dan kebaca yang seharusnya terpukul, tertabrak dan terbaca. Contoh

interferensi dalam tataran sintaksis adalah susunan kalimat pasif makanan itu telah dimakan oleh saya  dari

penutur berbahasa ibu bahasa Sunda. Dalam bahasa Sunda susunannya adalah makanan teh atos dituang

kuabdi, padahal susunan bahasa Indonesianya yang baku adalah makanan itu telah saya makan . Interferensi

dalam bidang leksikon berupa digunakannya kata-kata dari bahasa lain ke dalam bahasa yang sedang

digunakan, misalnya sewaktu berbahasa indonesia terbawa masuk kata-kata dari bahasa Jawa, bahasa Sunda

atau bahasa lain. 

B. Faktor Penyebab Terjadinya Interferensi

Selain kontak bahasa, menurut Weinreich (1970:64-65) ada beberapa faktor yang menyebabkanerjadinya interferensi, antara lain: (1) Kedwibahasaan peserta tutur 

Kedwibahasaan peserta tutur merupakan pangkal terjadinya interferensi dan berbagai pengaruh lain dari

bahasa sumber, baik dari bahasa daerah maupun bahasa asing. Hal itu disebabkan terjadinya kontak bahasa

dalam diri penutur yang dwibahasawan, yang pada akhirnya dapat menimbulkan interferensi. 

2) Tipisnya kesetiaan pemakai bahasa penerima 

Tipisnya kesetiaan dwibahasawan terhadap bahasa penerima cenderung akan menimbulkan sikap

kurang positif. Hal itu menyebabkan pengabaian kaidah bahasa penerima yang digunakan dan pengambilan

unsur-unsur bahasa sumber yang dikuasai penutur secara tidak terkontrol. Sebagai akibatnya akan muncul

bentuk interferensi dalam bahasa penerima yang sedang digunakan oleh penutur, baik secara lisan maupun

ertulis. 3) Tidak cukupnya kosakata bahasa penerima 

Perbendaharaan kata suatu bahasa pada umumnya hanya terbatas pada pengungkapan berbagai segi

kehidupan yang terdapat di dalam masyarakat yang bersangkutan, serta segi kehidupan lain yang dikenalnya.

Oleh karena itu, jika masyarakat itu bergaul dengan segi kehidupan baru dari luar, akan bertemu dan mengenal

konsep baru yang dipandang perlu. Karena mereka belum mempunyai kosakata untuk mengungkapkan konsep

baru tersebut, lalu mereka menggunakan kosakata bahasa sumber untuk mengungkapkannya, secara sengaja

pemakai bahasa akan menyerap atau meminjam kosakata bahasa sumber untuk mengungkapkan konsep baru

Page 7: New Microsoft Office Word Document

5/17/2018 New Microsoft Office Word Document - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/new-microsoft-office-word-document-55b0792553c7d

p y p j g g p p

ersebut. Faktor ketidak cukupan atau terbatasnya kosakata bahasa penerima untuk mengungkapkan suatu

konsep baru dalam bahasa sumber, cenderung akan menimbulkan terjadinya interferensi. Interferensi yang timbul karena kebutuhan kosakata baru, cenderung dilakukan secara sengaja oleh

pemakai bahasa. Kosakata baru yang diperoleh dari interferensi ini cenderung akan lebih cepat terintegrasi

karena unsur tersebut memang sangat diperlukan untuk memperkaya perbendaharaan kata bahasa penerima. 4) Menghilangnya kata-kata yang jarang digunakan 

Kosakata dalam suatu bahasa yang jarang dipergunakan cenderung akan menghilang. Jika hal ini

erjadi, berarti kosakata bahasa yang bersangkutan akan menjadi kian menipis. Apabila bahasa tersebut

dihadapkan pada konsep baru dari luar, di satu pihak akan memanfaatkan kembali kosakata yang sudah

menghilang dan di lain pihak akan menyebabkan terjadinya interferensi, yaitu penyerapan atau peminjaman

kosakata baru dari bahasa sumber. Interferensi yang disebabkan oleh menghilangnya kosakata yang jarang dipergunakan tersebut akan

berakibat seperti interferensi yang disebabkan tidak cukupnya kosakata bahasa penerima, yaitu unsur serapan

atau unsur pinjaman itu akan lebih cepat diintegrasikan karena unsur tersebut dibutuhkan dalam bahasa

penerima. 5) Kebutuhan akan sinonim 

Sinonim dalam pemakaian bahasa mempunyai fungsi yang cukup penting, yaitu sebagai variasi dalam

pemilihan kata untuk menghindari pemakaian kata yang sama secara berulang-ulang yang bisa mengakibatkan

kejenuhan. Dengan adanya kata yang bersinonim, pemakai bahasa dapat mempunyai variasi kosakata yang

dipergunakan untuk menghindari pemakaian kata secara berulang-ulang. Karena adanya sinonim ini cukup penting, pemakai bahasa sering melakukan interferensi dalam bentuk

penyerapan atau peminjaman kosakata baru dari bahasa sumber untuk memberikan sinonim pada bahasapenerima. Dengan demikian, kebutuhan kosakata yang bersinonim dapat mendorong timbulnya interferensi. 

6) Prestise bahasa sumber dan gaya bahasa Prestise bahasa sumber dapat mendorong timbulnya interferensi, karena pemakai bahasa ingin

menunjukkan bahwa dirinya dapat menguasai bahasa yang dianggap berprestise tersebut. Prestise bahasa

sumber dapat juga berkaitan dengan keinginan pemakai bahasa untuk bergaya dalam berbahasa. Interferensi

yang timbul karena faktor itu biasanya berupa pamakaian unsur-unsur bahasa sumber pada bahasa penerimayang dipergunakan 

7) Terbawanya kebiasaan dalam bahasa ibu Terbawanya kebiasaan dalam bahasa ibu pada bahasa penerima yang sedang digunakan, pada

umumnya terjadi karena kurangnya kontrol bahasa dan kurangnya penguasaan terhadap bahasa penerima. Hal

ini dapat terjadi pada dwibahasawan yang sedang belajar bahasa kedua, baik bahasa nasional maupun

bahasa asing. Dalam penggunaan bahasa kedua, pemakai bahasa kadang-kadang kurang kontrol. Karena

kedwibahasaan mereka itulah kadang-kadang pada saat berbicara atau menulis dengan menggunakan bahasa

kedua yang muncul adalah kosakata bahasa ibu yang sudah lebih dulu dikenal dan dikuasainya. 

C. Pengertian Analisis Kesalahan 

Page 8: New Microsoft Office Word Document

5/17/2018 New Microsoft Office Word Document - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/new-microsoft-office-word-document-55b0792553c7d

  Menurut Ellis (dikutip Tarigan, 2011:60) analisis kesalahan adalah “suatu prosedur kerja, yang biasa

digunakan oleh para peneliti dan guru bahasa, yang meliputi pengumpulan sampel, pengidentifikasian

kesalahan yang terdapat dalam sampel, penjelasan kesalahan tersebut, pengklasifikasian kesalahan itu

berdasarkan penyebabnya, serta pengevaluasian atau penilaian taraf keseriusan kesalahan itu”. Sementara itu

menurut Tarigan (dikutip Setyawati, 2010:12) analisis kesalahan adalah “suatu prosedur kerja yang biasa

digunakan oleh peneliti atau guru bahasa, yang meliputi kegiatan mengumpulkan sampel kesalahan,

mengidentifikasi kesalahan yang terdapat dalam sampel, menjelaskan kesalahan tersebut, mengklasifikasi

kesalahan itu, dan mengevaluasi taraf keseriusan kesalahan itu”. Berdasarkan kedua pendapat di atas dapat penulis simpulkan analisis kesalahan adalah suatu prosedur

kerja yang digunakan oleh para peneliti dan guru bahasa yang meliputi kegiatan mengidentifikasi, menjelaskan,

dan mengevaluasi kesalahan. 

D. Faktor Penyebab Kesalahan Berbahasa Kesalahan merupakan sisi yang mempunyai cacat pada ujaran atau tulisan para pelajar. Kesalahan

ersebut merupakan bagian-bagian konversasi atau komposisi yang menyimpang dari norma baku atau norma

epilih dari bahasa orang dewasa. Pangkal penyebab kesalahan bahasa ada pada orang yang menggunakan

bahasa yang bersangkutan bukan pada bahasa yang digunakannya. Menurut Setyawati (2010:10) ada tiga

aktor penyebab seseorang salah dalam berbahasa, antara lain sebagai berikut: erpengaruh bahasa yang lebih dahulu dikuasainya. Ini dapat berarti bahwa kesalahan berbahasa disebabkan

oleh interferensi bahasa ibu atau bahasa pertama (B1) terhadap bahasa kedua (B2) yang sedang dipelajari si

pembelajar (siswa). ekurangpahaman pemakai bahasa terhadap bahasa yang dipakainya. 

Pengajaran bahasa yang kurang tepat atau kurang sempurna. Berikut ini beberapa kesalahan berbahasa yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari. 

1. Mistake (salah) Merupakan penyimpangan struktur lahir yang terjadi karena penutur tidak mampu menentukan pilihan

penggunaan ungkapan yang terjadi situasi dengan situasi yang ada. Mistake/kekeliruan, terjadi ketika seorang

pembelajar tidak secara konsisten melakukan penyimpangan dalam berbahasa. Kadang-kadang pembelajar

dapat mempergunakan kaidah/norma yang benar tetapi kadang-kadang mereka membuat kekeliruan denganmempergunakan kaidah/norma dan bentuk-bentuk yang keliru. Contoh:

”Rasanya panas. Kalau malam tidur di kamar, harus pakai kipas terus,”kata Nining. Analisis : Kalimat rasanya panas untuk menggambarkan situasi udara yang panas adalah kurang tepat atau

dapat dikatakan adanya kekurangtepatan penggunaan ungkapan terhadap situasi tersebut. Maka dari itu

kalimat tersebut masuk dalam mistake. Seharusnya ungkapan tersebut menggunakan ungkapan “Udaranya

panas” agar lebih tepat. 

2. Selip Merupakan penyimpangan bentuk lahir karena beralihnya pusat perhatian topik pembicaraan secara

sesaat (kelelahan bisa menimbulkan selip bahasa). Dengan demikian selip bahasa terjadi secara tidak

disengaja. Kesalahan berbahasa yang disebabkan oleh lapses tidak memiliki implikasi paedagogis yang

Page 9: New Microsoft Office Word Document

5/17/2018 New Microsoft Office Word Document - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/new-microsoft-office-word-document-55b0792553c7d

g j y g p p p g g y g

berbahaya. Lapse, selip lidah, diartikan sebagai bentuk penyimpangan yang diakibatkan karena pembelajar

kurang konsentrasi, rendahnya daya ingat atau sebab-sebab

lain yang dapat terjadi kapan saja dan pada siapapun. Contoh:

” Menjual barang tidak bisa memaksa orang membeli,” ujar Fauzi Aziz

Analisis : Selip bahasa terjadi pada kalimat tersebut. Selip terjadi karena kekurangtepatan kalimat yang

digunakan yaitu kata yang diucapkan kurang. Seharusnya kata tersebut mendapat tambahan satu kata lagi

agar tidak termasuk dalam selip bahasa. Kata yang dimaksud adalah kata untuk. Akan menjadi tidak selip

ketika diucapkan ” Menjual barang tidak bisa memaksa orang untuk membeli.

3. Silap Merupakan penyimpangan bentuk lahir dari struktur baku yang terjadi karena pemakai belum

menguasai sepenuhnya kaidah bahasa. faktor yang mendorong timbulnya kesilapan adalah faktor kebahasaan yang mengikuti pola-pola tertentu.

Contoh:

”Semuanya sudah empat kali kejadian sama dengan yang sekarang ini.

Analisis : Kalimat tersebut mengalami silap bahasa karena dalam kalimat tersebut terdapat kesalahan struktur

dan kaidah kalimat dalam bahasa Indonesia yang benar. Kalimat tersebut akan bisa dikatakan kalimat yang

sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang benar jika ” Semuanya sudah empat kali terjadi, termasuk yang

sekarang ini. 

4.Kalimat Rancu Merupakan kalimat yang struktur atau bagiannya ada yang rancu atau tidak sesuai penempatannya. 

Contoh:

Pemerintah pun mulai menggaungkan dukungan kepada industri kreatif.

Analisis : Kata menggaungkan secara makna kurang tepat atau rancu jika diterapkan dalam kalimat tersebut.

Kata menggaungkan tersebut dapat

diganti dengan kata “menyampaikan, menyerukan dan sebagainya.” 

5.Kalimat Ambigu Merupakan kalimat yang memiliki makna lebih dari satu/ membingungkan/ambigu.

Contoh: Menurut Emi, salah seorang pemilik ruko yang terbakar, gudang oli itu mulai beroperasi sejak dua tahun lalu. Analisis: Kalimat tersebut merupakan kalimat yang ambigu atau menimbulkan tafsir ganda. Letak keambiguan

dari kalimat tersebut adalah kita dapat menafsirkan makna kalimat tersebut dalam dua versi makna yaitu Emi

ikut terbakar atau Emi hanyalah salah seorang dari pemilik ruko yang ikut terbakar.

6. Adopsi Adopsi adalah mengambil semuanya dengan tidak mengurangi dan

Page 10: New Microsoft Office Word Document

5/17/2018 New Microsoft Office Word Document - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/new-microsoft-office-word-document-55b0792553c7d

p g y g g g

idak menambahi. Contoh: Amblesnya tanggul setinggi 11 meter itu.... Analisis : Kata meter merupakan kata yang diadopsi dari kata dalam bahasa Inggris, yaitu meter. 

7. Terjemahan Terjemahan adalah interpretasi makna suatu teks dalam suatu bahasa (teks sumber) dan penghasilan

eks yang merupakan padanan dalam bahasa lain (teks sasaran atau terjemahan) yang mengkomunikasikan

pesan serupa.

Contoh:

Pencuri telepon genggam itu akhirnya diserahkan kepada polisi setelah 

dihajar warga. Analisis : Kata telepon genggam merupakan bentuk terjemahan. Dikatakan bentuk terjemahan karena kata

ersebut didapat dari menerjemahkan kata hand phone (telepon tangan/genggam) yang merupakan kata

aslinya.

8. Adaptasi  Adaptasi adalah menyesuaikan bentuk maupun lafalnya. Istilah “adaptasi” merupakan bahasa itu yang

ber-/di adaptasi (oleh banyak faktor: lingkungan, geografis, dan sebagainya) sehingga menyebabkan variasi-

variasi baik dalam bentuk atau pemakaiannya. Contoh: Bahwa produk kreatif karya anak bangsa banyak yang unik. Analisis : Kalimat tersebut mengandung dua kata yang mengalami adaptasi dari kata asing. Kata tersebut

adalah produk yang berasal dari kata product. Selain kata tersebut adaptasi juga terjadi pada kata kreatif

yang diadaptasi dari kata creative. 

E. Langkah-Langkah Analisis Kesalahan Para ahli linguistik, pengajaran bahasa, dan guru bahasa sependapat bahwa kesalahan berbahasa itu

mengganggu pencapaian tujuan pengajaran bahasa. Bahkan ada pernyataan ekstrem mengenai kesalahanberbahasa itu yang berbunyi “kesalahan berbahasa yang dilakukan oleh siswa menandakan pengajaran

bahasa tidak berhasil atau gagal”. Oleh karena itu, kesalahan berbahasa yang sering dilakukan oleh siswa

harus dikurangi dan kalau bisa dihapuskan. Hal ini baru dapat tercapai apabila seluk-beluk kesalahan

berbahasa itu dikaji secara mendalam. Pengkajian segala aspek kesalahan itulah yang dimaksud dengan istilah

Analisis Kesalahan.

Menurut Tarigan (2011:60) mengemukakan bahwa analisis kesalahan mempunyai langkah-langkah yang

meliputi: engumpulan sampel artinya mengumpulkan data berupa kesalahan berbahasa yang dilakukan oleh siswa,

misalnya hasil ulangan, karangan atau percakapan Pengidentifikasian kesalahan artinya mengenali dan memilah-milah kesalahan berdasarkan katagori

kebahasaan, misalnya kesalahan-kesalahan pelafalan. 

Page 11: New Microsoft Office Word Document

5/17/2018 New Microsoft Office Word Document - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/new-microsoft-office-word-document-55b0792553c7d

Penjelasan kesalahan artinya mengambarkan letak kesalahan, penyebab kesalahan dan memberikan contoh

yang benar. Pengklasifikasian kesalahan artinya mengenali dan memilah-milah kesalahan berdasarkan katagori

kebahasaan Pengevaluasian kesalahan artinya memperbaiki dan bila dapat menghilangkan kesalahan melalui penyusunan

bahan yang tepat, buku pegangan yang baik, dan teknik pengajaran yang serasi. 

BAB III PENUTUP 

impulan Interferensi merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya kesalahan berbahasa. Kesalahan

berbahasa itu sendiri merupakan umpan balik bagi pengajaran bahasa. Kesalahan yang sering dilakukan oleh

siswa harus dikurangi dan bila dapat dihapuskan sama sekali. Hal ini baru tercapai bila seluk-beluk kesalahan

itu dikaji secara mendalam. Pengkajian segala aspek kesalahan itulah yang disebut dengan analisis kesalahan. Berdasarkan hal tersebut guru dan orang tua tidak perlu menghindar dari kesalahan, tetapi justru harus

menghadapi serta memperbaiki kesalahan yang dilakukan oleh murid dan anak mereka.

aran

Selanjutnya penulis berharap bahwa makalah ini akan bermanfaat bagi semua pihak yang

menggunakan makalah ini, baik secara teoretis maupun praktis. Secara teoretis, makalah ini diharapkan dapatmenambah pengetahuan mengenai “Belajar Bahasa”. Secara praktis, makalah ini diharapkan dapat menjadi

salah satu bahan penunjang dalam proses perkuliahan, baik bagi mahasiswa, dosen, maupun bagi para

pembaca. 

DAFTAR PUSTAKA

ah, Chaedar. 1993. Pengantar Sosiologi Bahasa . Bandung: Angkasa. Chaer, Abdul. 2007. Linguistik Umum . Jakarta: Rineka Cipta. Chaer, Abdul dan Leoni Agustina. 1995. Sosiolinguistik Perkenalan Awal Jakarta: Rineka

Cipta. Setyawati. 2010. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia . Surakarta: Yuma Pustaka. Tarigan, Henry Guntur. 2011. Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa . Bandung:

Angkasa.