negara monarki
-
Upload
adnan-surya-azis -
Category
Documents
-
view
170 -
download
29
Transcript of negara monarki
A. Bentuk Pemerintahan Kerajaan atau Monarki
Monarki, berasal dari bahasa Yunani monos yang berarti satu, dan archein
yang berarti pemerintah. Monarki merupakan sejenis pemerintahan di mana Raja
menjadi Kepala Negara. Monarki atau sistem pemerintahan kerajaan adalah
sistem tertua di dunia.Garner menyatakan; setiap pemerintahan yang
didalamnya menerapkan kekuasaan yang akhir atau tertinggi pada personel
atau seseorang, tampa melihat pada sumber sifat – sifat dasar pemilihan dan
batas waktu jabatannya maka itulah monarki. Pendapat lain menegaskan,
monarki merupakan kehendak atau keputusan seseorang yang akhirnya berlaku
dalam segala perkara didalam pemerintahan.
Jellinek menegaskan; monarki adalah pemerintahan kehendak satu fisik
dan menekankan bahwa karakteristik sifat – sifat dasar monarki adalah
kompetensi, untuk memperlihatkan kekuasaan tertinggi Negara. Pada awal
kurun ke-19, terdapat lebih 900 buah tahta kerajaan di dunia, tetapi menurun
menjadi 240 buah dalam abad ke-20. Sedangkan pada dekade kelapan abad ke-
20, hanya 40 takhta saja yang masih ada. Dari jumlah tersebut, hanya empat
negara mempunyai raja atau monarki yang mutlak dan selebihnya terbatas
kepada sistem konstitusi.
Perbedaan diantara raja dengan presiden sebagai kepala negara adalah
raja menjadi kepala negara sepanjang hayatnya, sedangkan presiden biasanya
memegang jabatan ini untuk jangka waktu tertentu. Namun dalam negara-
negara federasi seperti Malaysia, raja atau agong hanya berkuasa selama 5
tahun dan akan digantikan dengan raja dari negeri lain dalam persekutuan.
Dalam zaman sekarang, konsep monarki mutlak hampir tidak ada lagi dan
kebanyakannya adalah monarki konstitusional, yaitu raja yang terbatas
kekuasaannya oleh konstitusi. Monarki juga merujuk kepada orang atau institusi
yang berkaitan dengan Raja atau kerajaan di mana raja berfungsi sebagai kepala
eksekutif.
Monarki demokratis atau dalam bahasa Inggris Elective Monarchy,
berbeda dengan konsep raja yang sebenarnya. Pada kebiasaannya raja itu akan
mewarisi tahtanya (hereditary monarchies). Tetapi dalam sistem monarki
demokratis, takhta raja akan bergilir-gilir di kalangan beberapa sultan. Malaysia
misalnya, mengamalkan kedua sistem yaitu kerajaan konstitusional serta
monarki demokratis.
Bagi kebanyakan negara, raja merupakan simbol kesinambungan serta
kedaulatan negara tersebut. Selain itu, raja biasanya ketua agama serta
panglima besar angkatan bersenjata sebuah negara. Contohnya di Malaysia,
Yang di-Pertuan Agong merupakan ketua agama Islam, sedangkan di Britania
Raya dan negara di bawah naungannya, Ratu Elizabeth II adalah ketua agama
Kristen Anglikan. Meskipun demikian, pada masa sekarang ini biasanya peran
sebagai ketua agama tersebut adalah bersifat simbolis saja.
Selain raja, terdapat beberapa jenis kepala pemerintahan yang
mempunyai bidang kekuasaan yang lebih luas seperti Maharaja dan Khalifah.
B. Jenis – Jenis Monarki
1. Turun – temurun dan Elektif.
Monarki mungkin saja diklasifikasikan sebagai tahta turun –
temurun dan elektif. Monarki secara turun – menurun adalah tipe yang
normal. Kebanyakan monarki dahulunya dikenal dengan istilah turun –
temurun. Dan kehidupan dari monarki turun – temurun ini memiliki banyak
karakter. Monarki ala turun – menurun mewarisi tahta sesuai dengan
peraturan rangkaian pergantian tertentu. Ahli waris laki- laki yang tertua
biasanya menjadi raja, menggantikan posisi raja atau ayahnya sendiri.
Rangkaian pergantian bisa juga ditentukan dengan konstitusi atau melalui
sebuah aksi legislature.
Peraturan tersebut memiliki bermacam rupa diberbagai Negara
seluruh dunia. Awalnya kerajaan Roman merupakan monarki elektif. Masa
kerajaan Roman dahulunya menganut pemilih dari kampus. Semenjak
abad pertengahan konstitusi monarki elektif telah berubah dan bukan
merupakan hal yang luar biasa. Bagaimanapun, perjalanan masa ke masa
monarki ala elektif mengalami perubahan menuju monarki ala turun-
temurun. Garner menganggap inggris sebagai monarki elektif, karena
parlement menuntut dan menggunakan hukum mengatur mutlak
rangkaian pergantian.
2. Monarki mutlak dan terbatas.
Monarki juga bisa diklasifikasikan sebagai mutlak dan terbatas.
Garner menyatakan monarki mutlak adalah monarki yang benar – benar
raja. Kehendaknya adalah hukum dalam merespek segala perkara yang
ada. Dia tidak dijilid atau dibatasi oleh apapun kecuali kemauannya
sendiri. Dibawah sistem ini Negara dan pemerintahan tampak identik.
Louis XIV raja Negara francis menyatakan dengan sombongnya bahwa”
aku adalah Negara. Ini merupakan deskripsi yang tepat dari posisi monarki
yang mutlak. Tsart dari Russia, Raja Prussia dan kaisar Ottoman
merupakan contoh monarki yang mutlak.
Monarki terbatas memiliki kekuatan yang dibatasi oleh konstitusi
yang tertulis atau dengan prinsip fundamental yang tak tertulis, seperti
monarkinya Negara inggris. Monarki dinegara England hanya sebatas
nama saja dalam pemerintahan; raja adalah pemerintahan namun tidak
memerintah. Kekuatan atau kekuasaan merupakan teori saja, namun
pemerintahan dipimpin oleh yang lainnya.
Monarki dinegara jepang juga terbatas. Disana kaisar tidak memiliki
kekuasaan apapun dipemerintahan. jadi, jelasnya raja adalah simbol
Negara dan kesatuan rakyat’’ didalam pengertian yang nyata, monarki
yang terbatas hanyalah bentuk pemerintahan yang demokrasi.
C. Jenis-Jenis Pemerintaan monarki
Bentuk pemerintahan monarki mempunyai beberapa jenis, yaitu monarki
absolut, monarki konstitusional, dan monarki parlementer.
a. Monarki absolut
Monarki absolut atau monarki mutlak, yaitu suatu monarki yang
seluruh kekuasaan negara berada di tangan raja sehingga raja
mempunyai kekuasaan yang tidak terbatas (mutlak). Pada masa monarki
absolut, raja mempunyai kekuasaan yang luar biasa, sehingga ia berbuat
sewenang-wenang. Perintah raja merupakan undang-undang yang harus
dilaksanakan. Raja atau kaisar merupakan orang yang memegang
kekuasaan pemerintahan, mengadili atau menghukum rakyat yang tidak
patuh, dan membuat aturan untuk melaksanakan pemerintahan. Pada
negara yang menggunakan monarki absolut ini, yang berhak membentuk
undang-undang adalah raja, karena rajalah yang berkuasa.
b. Monarki konstitusional
Monarki konstitusional atau monarki terbatas, yaitu suatu monarki
yang kekuasaan rajanya dibatasi oleh UUD. Dalam monarki konstitusional
ini, raja tidak dapat berbuat sewenang-wenang karena segala kebijakan
dan tindakannya harus berdasarkan UUD. Monarki konstitusional ini
umumnya dipergunakan oleh negara-negara monarki yang ada di dunia
modern sekarang ini. Oleh karena itu, monarki konstitusional sering pula
disebut monarki modern.
c. Monarki parlementer
Monarki parlementer yaitu suatu monarki yang kekuasaan
menjalankan pemerintahannya ada di tangan para menteri dan harus
bertanggung jawab kepada parlemen. Menteri-menteri merupakan
pelaksana pemerintahan dan merekalah yang mesti
mempertanggungjawabkan jalannya pemerintahan kepada parlemen.
Sedangkan raja berkedudukan sebagai kepala negara dan merupakan
lambang dari keutuhan dan kesatuan negara. Dalam monarki
parlementer, raja tidak menjalankan pemerintahan, oleh karena itu raja
tidak dapat diminta pertanggungjawaban atas jalannya pemerintahan.
Berdasarkan penjelasan di atas, jelaslah bahwa monarki pada
zaman dahulu yang bersifat absolut tidak sama dengan monarki yang
banyak dipraktekkan pada zaman modern sekarang ini. Monarki zaman
dahulu pada umumnya mempraktekkan monarki absolut, sedangkan pada
zaman sekarang cenderung mempraktekkan monarki konstitusional dan
monarki parlementer.
D. Kelebihan dan kekurangan sistem pemerintahan monarki
Menurut beberapa filsuf, monarki adalah sistem yang terbaik karena :
a. Pluralisme politik yang bersifat menghancurkan negara bisa dihindari, krn
pada praktik politiknya sulit bagi para pemimpin politik utk menyatukan
pendapat. ketidaksepakatan tsb bisa menimbulkan konflik yang
mengancam persatuan negara.
b. Sesuai dengan kodrat alam, dimana alam hanya diatur oleh satu oknum.
misalnya lebah2 atau semut hanya mempunyai satu raja/ ratu.
c. Menurut Sir Robert Filmer, manusia tidak dilahirkan sederajat. ada yang
ditakdirkan lebih kaya, lebih berkuasa dan lebih cerdas. selalu ada
manusia yang lebih berkuasa dari manusia lainnya, mis. orang tua yang
lebih berkuasa dari anaknya, suami lebih berkuasa dari istri, begitu pula
seorang raja yang lebih berkuasa dari masyarakatnya.
Kekurangannya adalah sistem ini bisa menjurus kepada monarki absolut
yang memerintah secara tiran dan sewenang-wenang, serta hanya
mementingkan dirinya sendiri. jadi monarki hanya menguntungkan bila raja yang
memimpin adalah raja yang adil dan bijaksana. Negara-negara yang menganut
Monarki Mutlak adalah Arab Saudi, Brunei Darussalam, dan Swaziland.
Sementara negara-negara yang menganut Monarki Konstitusional adalah
Antigua dan Barbuda, Australia, Bahama, Barbados, Belanda, Belgia, Belize,
Britania Raya, Denmark, Grenada, Jamaika, Jepang, Kamboja, Kanada,
Liechtenstein, Luxemburg, Malaysia, Monako, Maroko, Norwegia, Papua Nugini,
dsb.