Nefritis Interstitial

21
Nefritis Tubulointerstitial

description

NEFRITIS INTERSTITIAL

Transcript of Nefritis Interstitial

Nefritis Tubulointerstitial

• Yaitu proses peradangan yang terjadi di ginjal jika peradangannya tidak berasal dari glomerulus.

• Jaringan ginjal diinfiltrasi oleh sel peradangan.

• Peradangan ini dapat menyebabkan kerusakan lokal pada jaringan ginjal.

Teks & atlas berwarna patofisiologi Stefan Silbernagl hal.106

Etiologi

• Bakteri (pielonefritis) paling sering- Medula ginjal adalah bagian yang pertama kali terkena.

- Paling sering infeksi berasal dari saluran kemih (kandung kemih ureter ginjal) pielonefritis asendens.- Yang lebih jarang berasal dari darah pielonefritis desendens.

• Pengendapan konkremen di medula ginjal tanpa disertai infeksi.- asam urat : karena asupan purin berlebih sehingga dipecah di dalam tubulus menjadi asam urat, peningkatan pembentukan asam urat endogen yang berlebih.- garam kalsium : akibat dari hiperkalsuria yang terjadi jika absorpsi kalsium di usus dan mobilisasi kalsium dari tulang meningkat.

Teks & atlas berwarna patofisiologi Stefan Silbernagl hal.106

• Toksin (misal, fenacetin) atau alergi (misal, penicilin), radiasi atau reaksi penolakan pada transplantasi ginjal.

• Deoksigenasi pada anemia sel sabitakan menimbulkan pengendapan hemoglobin, terutama di medula ginjal sehingga menimbulkan penyumbatan pembuluh darah.

Teks & atlas berwarna patofisiologi Stefan Silbernagl hal.106

• Pemberian penghambat sintesis prostaglandin yang masif dapat merusak medula ginjal dengan menimbulkan iskemia.

• Patogen pemecah urea menimbulkan pemecahan urea menjadi amonia di urin. Amonia mengikat ion hidrogenterbentuk urin yang alkalismendorong pengendapan konkremen yang mengandung fosfat yang selanjutnya menyumbat aliran urin sehingga terjadi pielonefritis asendens, berarti terbentuk lingkaran setan.

Teks & atlas berwarna patofisiologi Stefan Silbernagl hal.106

• Efek pertama karena kerusakan segmen nefron yang berada di dalam medula ginjal :

- penurunan pemekatan urin karena kerusakan begian asendens, pembilasan medula akibat hiperemia pada peradangan, dan penurunan kepekaan nefron distal yang rusak terhadap ADH.

Teks & atlas berwarna patofisiologi Stefan Silbernagl hal.106

Pielonefritis Akut

• Adalah reaksi inflamasi akibat infeksi yang terjadi pada pielum dan parenkim ginjal.

Dasar-dasar urologi Bab 3: Infeksi sistem Urogenitalia hal.41

Etiologi

• Umumnya, kuman yang menyebabkan berasal dari saluran kemih bagian bawah yang naik ke ginjal melalui ureter.

- Escherechia coli

- Klebsiella sp.

- Kokus gram positif : Streptococcus faecalis dan enterokokus.

Dasar-dasar urologi Bab 3: Infeksi sistem Urogenitalia hal.41

• Anak perempuan dan perempuan dewasa mempunyai insidensi lebih tinggi dibandingkan dengan anak laki-laki dan laki-laki dewasa mungkin karena bentuk uretranya lebih pendek dan letaknya berdekatan dengan anus sehingga mudah terkontaminasi oleh feses.

Patofisiologi Sylvia A.Price hal. 919

Gambaran klinis

• Demam timbul mendadak • Menggigil • Malaise• Nyeri punggung• Nyeri tekan daerah kostovertebral• Leukositosis• Piuria• Bakteriuria

Patofisiologi Sylvia A.Price hal. 921

• Gejala dan tanda biasanya didahului oleh disuria, urgensi, dan frekuensi menunjukkan bahwa infeksi dimulai pada bagian bawah traktus urinarius.

Patofisiologi Sylvia A.Price hal. 922

Gambaran Makroskopik

• Ginjal membengkak dan tampak adanya abses kecil dalam jumlah banyak di permukaan ginjal tersebut.

• Pada potongan melintang, abses tampak sebagai goresan-goresan abu-abu kekuningan di bagian piramid dan korteks.

Patofisiologi Sylvia A.Price hal. 922

Gambaran Mikroskopik

• Tampak leukosit PMN dalam jumlah banyak di daerah tubulus.

• Segmen-segmen tubulus hancur

• Leukosit dikeluarkan ke dalam urin dalam bentuk silinder.

Patofisiologi Sylvia A.Price hal. 922

Terapi

• Terapi suportif dan pemberian antibiotika untuk mencegah terjadinya kerusakan ginjal yang lebih parah dan memperbaiki kondisi pasien.

Dasar-dasar urologi Bab 3: Infeksi sistem Urogenitalia hal.41

• Antibiotika yang bersifat bakterisidal dan berspektrum luas, yang secara farmakologis mampu mengadakan penetrasi ke jaringan ginjal dan kadarnya di dalam urin cukup tinggi.

- aminoglikosida + aminopenisilin (ampisilin atau amoksisilin).

- aminopenisilin + asam klavulanat atau sulbaktam, karboksipenisilin, sefalosporin, atau fluoroquinolone.

Dasar-dasar urologi Bab 3: Infeksi sistem Urogenitalia hal.41

• Membaik pemberian parenteral dieruskan sampai 1 minggu kemudian dilanjutkan per oral selama 2 minggu berikutnya.

• 48-72 jam tidak membaik mungkin kuman tidak sensitif terhadap antibiotiknya.

Dasar-dasar urologi Bab 3: Infeksi sistem Urogenitalia hal.41

Pielonefritis Kronik

• Gambaran klinisnya sangat tidak jelas.

• Diagnosis biasanya ditegakkan apabila

- pasien memperlihatkan gejala insufisiensi ginjal kronik atau hipertensi

- temuan proteinuria saat pemeriksaan rutin

• Kebanyakan pasien tidak memiliki gejala sampai penyakit mencapai tahap lanjut.

Patofisiologi Sylvia A.Price hal. 924

• Ada riwayat disuria, sering kencing atau kadang-kadang nyeri pada selangkangan yang tidak jelas.

• Temuan khas :

- bakteriuria intermiten

- silinder leukosit dalam urin

• Proteinuria biasanya minimal

Patofisiologi Sylvia A.Price hal. 924

Pemeriksaan IVP

• Clubbing pada kaliks

• Korteks menipis

• Ginjal kecil, bentuknya tidak teratur dan biasanya tidak simetris.

Patofisiologi Sylvia A.Price hal. 924

Perubahan patologi

• Permukaan ginjal tampak bergranula kasar dengan lekukan-lekukan berbentuk huruf U, jaringan parut subkapsular, dan pelvis yang fibrosis dan berdilatasi serta kaliks terlihat pada penampang melintang.

Patofisiologi Sylvia A.Price hal. 924

Pemeriksaan Mikroskopik• Banyak sel radang kronik terdiri dari sel-sel

plasma dam limfosit tersebar di seluruh interstisium.

• Glomerulus tetap utuh dan dikelilingi oleh banyak tubulus kecil dan telah mengalami atrofi atau dilatasi.

• Tampak fibrosis interstisial di dekat glomerulus.• Tampak daerah-daerah luas yang mengalami

tiroidisasi,terdiri dari tubulus-tubulus yang mengalami dilatasi dibatasi oleh sel-sel epitel gepeng dan terisi silinder seperti kaca.

Patofisiologi Sylvia A.Price hal. 924