Naskahs Publikasi

13
NASKAH PUBLIKASI GAMBARAN PENYEBAB KEJADIAN KASUS GAGAL JANTUNG KRONIK DI POLI JANTUNG RSUD DR. M. YUNUS BENGKULU PERIODE JANUARI – AGUSTUS 2013 Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran Bella Sagita Pratiwi (H1A010050) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS BENGKULU 2014

description

skripsi

Transcript of Naskahs Publikasi

  • NASKAH PUBLIKASI

    GAMBARAN PENYEBAB KEJADIAN KASUS GAGAL JANTUNG

    KRONIK DI POLI JANTUNG RSUD DR. M. YUNUS BENGKULU

    PERIODE JANUARI AGUSTUS 2013

    Untuk Memenuhi Persyaratan

    Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

    Bella Sagita Pratiwi (H1A010050)

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

    FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

    UNIVERSITAS BENGKULU

    2014

  • PERSETUJUAN

    Naskah publikasi dengan judul: Gambaran Penyebab Kejadian Kasus Gagal

    Jantung Kronik di Poli Jantung RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu

    Periode Januari Agustus 2013

    Bella Sagita Pratiwi, NPM: H1A010050, Tahun: 2014

    Telah disetujui untuk diuji di hadapan Tim Validasi Skripsi

    Peneliti/Tim Ujian Skripsi PSPD UNIB

    Pada Hari .., Tanggal .. 2014

    Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

    dr. Sri Hastuti, Sp.JP dr. Zayadi Zainuddin, M.Pd.Ked

    NIP. 196808302000122002 NIP.198312252009121007

  • Gambaran Penyebab Kejadian Kasus Gagal Jantung Kronik di Poli Jantung RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu

    Periode Januari Agustus 2013

    Overview of Etiology Events of Chronic Heart Failure at PoliJantung RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu on Period January August 2013

    Bela Sagita Pratiwi*), Sri Hastuti, Sp.JP**), Zayadi Zainuddin, M.Pd. Ked*),

    *) Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Bengkulu

    **) RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu ABSTRAK Latar Belakang: Pada tahun 2020 diperkirakan penyakit kardiovaskular akan menjadi penyebab kematian yang utama di seluruh negara. WHO menyebutkan jumlah rasio penderita gagal jantung di dunia adalah satu sampai lima orang setiap 1000 penduduk. Hasil dari Riset Kesehatan Dasar dan Survei Kesehatan Rumah Tangga dari tahun 1995 - 2007 menunjukan bahwa telah terjadi peningkatan kematian akibat dari penyakit tidak menular dan penyakit kardiovaskular menjadi penyebab kematian tertinggi. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan penyebab terbanyak kasus gagal jantung kronik di Poli Jantung RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu periode Januari - Agustus 2013. Metode: Penelitian ini bersifat deskriptif. Populasi penelitian ini adalah pasien gagal jantung kronik yang berobat di Poli Jantung RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu Periode Januari - Agustus 2013. Sampel penelitian dipilih sebanyak 321 dengan menggunakan teknik random sampling. Pengumpulan data menggunakan rekam medis. Data dianalisis dengan menggunakan program SPSS versi 17,0. Hasil: Dari 321 sampel ditemukan 137 (42,7%) pasien gagal jantung kronik yang disebabkan oleh hipertensi sistemik, 116 pasien (36,1%) disebabkan oleh infarkd miokardium, 38 (11,8%) disebabkan oleh hipertensi sistemik dan infarkd miokardium, 16 (5,0%) disebabkan oleh regurgutasi mitral, 9 pasien (2,8%) disebabkan oleh stenosis mitral, 3 pasien (0,9%) disebabkan oleh regurgitasi aorta, 1 pasien (0,3%) disebabkan oleh stenosis aorta, 1 pasien (0,3%) disebabkan oleh kardiomiopati, dan tidak terdapat pasien gagal jantung kronik yang disebabkan oleh cacat septum ventrikel. Simpulan: Insidensi kasus gagal jantung kronik dari Januari - Agustus 2013 sebanyak 1638 (25,81%) dan penyebab terbanyak adalah hipertensi sistemik sebanyak 42,7%. Diharapkan upaya untuk menurunkan angka kejadian agar tidak menjadi gagal jantung, antara lain melakukan penyuluhan kepada penderita hipertensi untuk tetap mengontrol tekanan darahnya dan pengobatan rutin, serta perlu dilakukan deteksi dini faktor resiko dan mengetahui berbagai gejala awal penyakit gagal jantung. Kata kunci: Gagal jantung kronik, penyebab, gambaran

  • Gambaran Penyebab Kejadian Kasus Gagal Jantung Kronik di Poli Jantung RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu

    Periode Januari Agustus 2013

    Overview of Etiology Events of Chronic Heart Failure at Poli Jantung RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu on Period January August 2013

    Bela Sagita Pratiwi*), Sri Hastuti, Sp.JP**), Zayadi Zainuddin, M.Pd. Ked*),

    *) Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Bengkulu

    **) RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu ABSTRACT Background: On 2020, cardiovascular disease will be approximately a main cause of death all over the world. Based on WHO, the ratio between people with heart failure in the world is 1 up to 5 peoples each 1000 citizens. The result from Riset Kesehatan Dasar dan Survei Kesehatan Rumah Tangga from 1995 until 2007 shows that there is enhancement of mortality caused by non-transmitted disease, and cardiovascular disease become the most common cause of death. This research aims to determine the cause of most cases of chronic heart failure in Poli Jantung RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu period January - August 2013. Methods: This research is a descriptive study design. The population used in this research were chronic heart failure patients who where visited at PoliJantung RSUD Dr. M Yunus Bengkulu on Period JanuaryAugust 2013. The samples of the research were selected by using randomized sampling is equal to 321 samples. Data were retrieved from medical records and analyzed by using the SPSS version 17,0 programme. Results: From 321 samples found 137 patients (42,7%) with chronic heart failure caused by hypertension, 116 patients (36,1%) which is caused by myocardinfark. 38 patients which is caused by both hypertension and myocardinfark (11,8%), 16 patients (5,0%) caused by mitral regurgitation, 9 patients (2,8%) caused by mitral stenosis, 3 patients (0,9%) caused by aortic regurgitation, 1 patient (0,3%) caused by aortic stenosis, 1 patient (0,3%) caused by cardiomyopathy, and there was no patient with chronic heart failure caused by ventricle septal defect. Conclusion: Incidence case of chronic heart failure from period of JanuaryAugust 2013 is equal to 1638 (25,81%) and the most common cause is hypertension is equal to 42,7%. It is expected that efforts to reduce the incidence of heart failure in order not to be, among others, do counseling to people with hypertension to keep control of their blood pressure and routine treatment, and also the necessity of early detection of risk factors and disease early to know various symptoms ofheart failure. Keyword: Chronic heart failure, etiology, overview

  • PENDAHULUAN

    Pada tahun 2020 diperkirakan penyakit kardiovaskular akan menjadi

    penyebab kematian yang utama di seluruh negara. Angka kematian mencapai

    hampir 17 juta kematian per tahunnya. Penyakit kardiovaskular merupakan

    penyebab sepertiga mortalitas global. Selain itu, penyakit kardiovaskular juga

    merupakan salah satu dari penyakit tidak menular dan menyumbang angka lebih

    dari 10% sebagai penyebab kematian.WHO menyebutkan jumlah rasio penderita

    gagal jantung di dunia adalah satu sampai lima orang setiap 1000 penduduk. 1,2

    Penyakit kardiovaskular masih menjadi penyebab kematian yang umum di

    negara maju. Setiap tahunnya di Amerika terdapat lebih dari 1 juta pasien yang

    didiagnosis gagal jantung dan 650 ribu diantaranya adalah kasus baru. Saat ini di

    Amerika terdapat lebih dari 5 juta pasien yang didiagnosis gagal jantung dan

    diperkirakan jumlahnya akan meningkat mencapai 8,5 juta pada tahun 2030.

    Peningkatan tekanan darah atau hipertensi merupakan penyebab dan faktor resiko

    utama dalam perkembangan gagal jantung di Amerika. Selain itu terdapat pula

    faktor resiko lainnya yaitu diabetes melitus yang berhubungan dengan obesitas

    dan resistensi terhadap insulin, sindrom metabolik, dan aterosklerosis. Penyebab

    lain dari gagal jantung di Amerika selain hipertensi adalah kardiomiopati.3,4,5

    Kawasan Asia Pasifik menyumbang sekitar setengah dari jumlah penderita

    penyakit kardiovaskular di dunia dan jumlah ini cenderung meningkat setiap

    tahunnya. Berbagai penyebab gagal jantung di Asia Pasifik antara lain ischemic

    heart disease (48,8%), hipertensi (38,4%), miokarditis (10,5%), dan rheumatic

    heart disease (2,3%). Hasil dari Riset Kesehatan Dasar dan Survei Kesehatan

    Rumah Tangga dari tahun 1995 2007 menunjukan bahwa telah terjadi

    peningkatan kematian akibat dari penyakit tidak menular dan penyakit

    kardiovaskular menjadi penyebab kematian tertinggi.1,2,6,7,8

    Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan penyebab terbanyak kejadian

    kasus gagal jantung kronik di RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu Periode Januari

    Agustus 2013.

  • SUBJEK DAN METODE

    Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif. Penelitian ini

    dilakukan di RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu pada tanggal 17 Februari 2014

    sampai dengan 31 Maret 2014. Populasi dalam penelitian ini semua pasien gagal

    jantung kronik yang berobat di RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu dari Januari

    Agustus 2013. Setelah dihitung menggunakan rumus estimasi besar sampel, maka

    diperoleh sampel sebanyak 321 pasien. Pada penelitian ini pengambilan sampel

    menggunakan simple random sampling. Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah

    pasien dengan gagal jantung kronik yang tidak menderita penyakit paru,

    sedangkan kriteria eksklusinya adalah rekam medis yang tidak tercatat jelas, yaitu

    rekam medis pasien yang didiagnosis gagal jantung tetapi tidak dicantumkan

    penyebabnya ataupun tidak diketahui penyebabnya dan pasien anak dengan

    kelainan jantung kongenital. Untuk mendapatkan data penelitian, maka peneliti

    menggunakan data sekunder yaitu rekam medis. Data dianalisis secara univariat

    dan dikelola secara tabel dengan SPSS versi 17,0.

    HASIL

    Tabel 1.Karakteristik Dasar Kasus Gagal Jantung Kronik

    Karakteristik Jumlah (n) Presentase (%)

    Umur

    < 40 tahun 14 4,4

    40 65 tahun 234 72,9 > 65 tahun 73 22,7

    Jenis Kelamin

    Pria 210 65,4

    Wanita 111 34,6

    Jumlah 321 100 Pada tabel menunjukkan bahwa dari total subjek yang diteliti sebanyak 321 pasien

    gagal jantung kronik, umur pasien penderita gagal jantung kronik paling banyak

    terdapat pada usia 40 65 tahun dan pria merupakan jenis kelamin paling banyak.

  • Tabel 2. Distribusi Frekuensi Penyebab Kasus Gagal Jantung Kronik

    Penyebab Usia Jenis Kelamin

    Jumlah (n)

    Presentase (%)

    65 P W

    Regurgitasi aorta

    0 2 1 3 0 3 0,9

    Cacat septum ventrikel

    0 0 0 0 0 0 0

    Stenosis aorta 0 1 0 1 0 1 0,3

    Regurgitasi mitral

    2 13 1 6 10 16 5,0

    Hipertensi sistemik

    3 99 35 85 52 137 42,7

    Infark miokardium

    6 77 33 87 29 116 36,1

    Kardiomiopati 0 1 0 0 1 1 0,3 Stenosis mitral

    3 6 0 7 2 9 2,8

    Hipertensi sistemik dan infark miokardium

    0 35 3 21 17 38 11,8

    Jumlah 14 234 73 210 111 321 100 Pada tabel menunjukkan bahwa penyebab gagal jantung kronik terbanyak adalah

    hipertensi sistemik(42,7%), diikuti infark miokard (36,1%), penyakit katup

    jantung (9%) dan kardiomiopati (0,3%).

    PEMBAHASAN

    Hasil penelitian didapatkan bahwa frekuensi usia pasien gagal jantung

    kronik terdapat 14 orang (4,4%) pasien gagal jantung kronik yang berusia kurang

    dari 40 tahun, 234 (72,9%) pasien gagal jantung kronik yang berusia 40 65

    tahun dan 73 orang (22,7%) pasien gagal jantung kronik yang berusia lebih dari

    65 tahun. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Puspita di RS Dr.

    Kariadi tahun 2006 menunjukkan hasil 32 orang (44,4%) yang menderita gagal

  • jantung kronik dengan usia 60 tahun dan 40 orang (55,6%) yang menderita

    gagal jantung kronik dengan usia < 60 tahun. Sebaliknya, pada penelitian yang

    dilakukan oleh M. R. Cowie, et al (1999) menyebutkan bahwa rata-rata insidensi

    penderita gagal jantung untuk usia 25 - 34 tahun sebesar 0,02 per 1000 populasi

    dan meningkat menjadi 1,75 per 1000 populasi untuk usia 85 tahun.14,15

    Proses penuaan akan menimbulkan perubahan pada anatomi, struktur

    maupun fungsi jantung. Beberapa perubahan yang terjadi antara lain

    meningkatnya kekakuan katup jantung akibat proses kalsifikasi, gangguan fungsi

    endotel berupa penebalan dan berkurangnya elastistas pembuluh darah akibat

    proses arterosklerosis, penurunan elastisitas jantung, gangguan relaksasi dan

    kontraksi dari ventrikel kiri, meningkatnya tahanan perifer dan gangguan sistem

    konduksi listrik karena berkurangnya jumlah sel peacemaker di sinus node.

    Berbagai faktor tersebut akan mempengaruhi kerja jantung dan perkembangan

    penyakit yang umumnya terjadi pada usia lanjut seperti hipertensi, penyakit

    jantung koroner dan gagal jantung.16,17,18,19

    Pada penelitian didapatkan bahwa usia terbanyak pada pasien gagal

    jantung kronik terdapat pada usia 40 - 65 tahun (72,9%). Hal ini tidak sesuai

    dengan beberapa penelitian dan teori yang menyebutkan bahwa kejadian gagal

    jantung meningkat sesuai dengan pertambahan usia. Hasil penelitian tidak

    diperoleh demikian karena angka harapan hidup di Indonesia yaitu sebesar 69,0,

    maka untuk pasien dengan gagal jantung yang berusia > 65 tahun tidak banyak

    diteliti di Indonesia.20,21

    Hasil penelitian juga peroleh frekuensi jenis kelamin pasien gagal

    jantung kronik terdapat 210 orang (65,4%) pasien gagal jantung kronik yang

    berjenis kelamin pria dan 111 orang (34,6%) pasien gagal jantung kronik yang

    berjenis kelamin wanita. Hasil penelitian yang hampir sama dilakukan oleh Desta

    di RS Dr. Kariadi tahun 2006 terdapat 39 orang (54,16%) pasien gagal jantung

    kronik yang berjenis kelamin pria dan 33 orang (45,83%) pasien gagal jantung

    kronik yang berjenis kelamin wanita. Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang

    dilakukan M. R. Cowie, et al (1999) yang menyebutkan bahwa penderita gagal

    jantung kronik lebih banyak dialami oleh pria dari pada wanita. Pada penelitian

  • yang dilakukan oleh Rodeheffer RJ, et al (1993) menyebutkan bahwa insidensi

    rata-rata pasien gagal jantung kronik yang berjenis kelamin pria adalah sebesar

    157 orang per 100.000 populasi dan pada wanita sebesar 71 orang per 100.000

    populasi. Insidensi gagal jantung kronik lebih besar terjadi pada pria

    dibandingkan pada wanita. Hal ini dihubungkan dengan gaya hidup pada pria

    yang lebih banyak merokok dan mengonsumsi alkohol.13,15,22,23

    Hasil penelitian yang dilakukan di RSUD Dr. M. Yunus terdapat 137

    (42,7%) pasien gagal jantung kronik yang disebabkan oleh hipertensi sistemik,

    116 pasien (36,1%) pasien gagal jantung kronik yang disebabkan oleh infark

    miokardium, 38 (11,8%) pasein gagal jantung kronik yang disebabkan oleh

    hipertensi sistemik dan infark miokardium, 16 (5,0%) pasien gagal jantung kronik

    yang disebakan oleh regurgutasi mitral, 9 (2,8%) pasien gagal jantung kronik

    yang disebabkan oleh stenosis mitral, 3 (0,9%) pasien gagal jantung kronik yang

    disebabkan oleh regurgitasi mitral, 1 (0,3%) pasien gagal jantung kronik yang

    disebabkan oleh stenosis mitral, 1 (0,3%) pasien gagal jantung kronik yang

    disebabkan oleh kardiomiopati, dan tidak terdapat pasien gagal jantung kronik

    yang disebabkan oleh cacat septum ventrikel.15

    Desta (2006) dalam penelitiannya di Rumah Sakit Dr. Kariadi yang

    menggunakan pendekatan cross sectional dengan 72 sampel menyatakan hal

    yang berbeda, bahwa penyebab gagal jantung tertinggi pada lanjut usia adalah

    penyakit jantung koroner (65,63%), penyakit jantung hipertensi (15,63%),

    kardiomiopati (9,58%), dan masing-masing 3,13% untuk penyakit katup jantung,

    penyakit jantung rematik, penyakit jantung pulmonal. Lebih lagi penelitian Desta

    mengungkapkan penyebab gagal jantung tertinggi pada usia dewasa adalah

    penyakit jantung koroner (55%), penyakit katup jantung (15%), kardiomiopati

    (12,5%), penyakit jantung rematik (7,5%), dan masing-masing 2,5% untuk

    penyakit jantung hipertensi, penyakit jantung pulmonal, dan penyakit jantung

    kongenital. Pada penelitian ini terdapat perbedaan penyebab gagal jantung untuk

    lanjut usia dan usia dewasa, tetapi penyebab tertinggi gagal jantung pada

    penelitian ini penyakit jantung koroner. Begitu juga hasil penelitian ini berbeda

    dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh M. R Cowie et al, dari 220 sampel

  • diperoleh 36% penyebab dari gagal jantung adalah penyakit jantung koroner, 34%

    tidak diketahui penyebabnya, 14% hipertensi, 7% penyakit katup jantung, 5%

    atrial fibrilasi, 2% cor pulmonale, 2% alkohol dan 1% kardiomiopati.15,22

    Robin A. P., et al (2006) dalam penelitiannya Heart Failure in Older

    Patients menyebutkan penyakit jantung koroner dan hipertensi merupakan

    penyebab terbanyak, penyebab lainnya adalah aritmia, penyakit katup jantung,

    alkohol, infeksi, penyakit infiltratif, dan kardiomiopati. Pada penelitian ini

    disebutkan bahwa penyakit jantung koroner dan hipertensi yang merupakan

    penyebab terbanyak pada pasien gagal jantung lanjut usia terjadi karena

    peningkatan insidensi akibat usia sehingga terjadi perubahan struktur dan fungsi

    pada jantung maupun pembuluh darah karena efek penuaan. Di negara maju

    penyakit arteri koroner dan hipertensi merupakan penyebab terbanyak, begitu pula

    di negara berkembang, perubahan gaya hidup dan sosioekonomi di negara

    berkembang menyebabkan pergeseran penyebab gagal jantung yaitu dari penyakit

    jantung akibat malnutrisi menjadi hipertensi.8,24

    Pada penelitian ini didapatkan bahwa hipertensi sistemik merupakan

    penyebab terbanyak kasus gagal jantung kronik. Peningkatan tekanan darah

    mengakibatkan kerja ventrikel kiri untuk memompa darah semakin berat,

    sehingga beban kerja jantung bertambah dan mengakibatkan terjadinya hipertrofi

    ventrikel. Akan tetapi kemampuan ventrikel untuk meningkatkan curah jantung

    dengan cara hipertrofi kompensasi ini akhirnya melampaui dan terjadi dilatasi

    serta payah jantung. Hipertensi merupakan faktor resiko tersering untuk gagal

    jantung. Seseorang yang menderita hipertensi memiliki resiko dua kali lebih besar

    untuk menderita gagal jantung. Selain itu, hipertensi juga merupakan faktor resiko

    yang paling berpengaruh terhadap terjadinya kasus gagal jantung dibandingkan

    dengan faktor resiko lainnya.9,10,12

    Setelah hipertensi sistemik, infark miokard juga merupakan penyebab

    gagal jantung kronik yang banyak. Infark miokard adalah suatu keadaan dimana

    otot jantung tidak dapat berfungsi dengan baik yang disebabkan oleh

    penyumbatan pada pembuluh darah koroner, sehingga otot tidak mendapat aliran

    atau alirannya sangat sedikit dan bersifat ireversibel. Bagian miokardium yang

  • mengalami infark akan berhenti berkontraksi secara permanen dan kehilangan

    daya kontraksi, sedangkan bagian otot jantung yang berada di sekitar daerah yang

    mengalami infark beban kerjanya akan semakin meningkat.9,11

    KESIMPULAN

    Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan :

    1. Insidensi kejadian kasus gagal jantung kronik sebanyak 1638 (25,81%) dari

    6346 kunjungan.

    2. Penyebab gagal jantung kronik yang ditemukan di RSUD Dr. M. Yunus

    Bengkulu sangat beragam yaitu regurgitasi mitral, stenosis aorta, regurgitasi

    mitral, hipertensi sistemik, infark miokardium, dan kardiomiopati.

    3. Penyebab gagal jantung kronik terbanyak adalah hipertensi sistemik (42,7%),

    diikuti infark miokard (36,1%), penyakit katup jantung (9%) dan

    kardiomiopati (0,3%).

    SARAN

    Penyebab terbanyak dari kasus gagal jantung kronik di RSUD Dr. M. Yunus

    adalah hipertensi sistemik dan infark miokard, sehingga diharapkan upaya untuk

    menurunkan angka kejadian agar tidak menjadi gagal jantung. Upaya untuk

    menurunkan dapat dilakukan dengan cara melakukan penyuluhan kepada

    penderita hipertensi untuk tetap mengontrol tekanan darahnya dan pengobatan

    rutin. Selain itu,perlu dilakukan tentang deteksi dini faktor resiko yang dapat

    menyebabkan gagal jantung dan mengetahui berbagai gejala awal dari penyakit

    gagal jantung.

    DAFTAR PUSTAKA

    1. World Healt Organisation-Western Pacific and South East Asia. Health in Asia and the Pacific. 2008. Diakses dari : http://www.wpro.who.int/health_research/documents/dhs_hr_health_in_asia_and_the_pacific_13_chapter_8_priority_noncommunicable_diseases_and_disorders.pdf pada tanggal 8 Januari 2014.

    2. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2012. Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan Penyakit Tidak Menular. Jakarta

  • 3. Cowie, M.R, Mosterd, A, Wood, D.A, Deckers, J.W, Poole-Wilson, P.A, Sutton, G.J, dan Grobbee, D.E. The Epidemiology of Heart Failure. European Society of Cardiology 1997; 18: pp. 208-225

    4. Braunwald, Eugene. Research Advances in Heart Failure: A Compendium. American Heart Assotiation 2013; 133: pp. 633-645.

    5. Clyde W. Yancy, Mariell Jessup, Biykem Bozkurt, Javed Butler, Donald E. Casey, Jr, Mark H.Drazner, et al. 2013 ACCF/AHA Guideline for the Management of Heart Failure: A Report of the American College of Cardiology Foundation/American Heart Association Task Force on Practice Guidelines 2013; 128: pp.e240-e327.

    6. Lim Yean Teng on behalf of Azhari Rosman. Epidemiology of Cardiovascular Disease (CVD) in The Asia Pacific (AP) Region. European Society of Cardiology.

    7. Eugenio B dan Reyes, M.D. The Burden of Heart Failure in Asia Pacific 2011. 8. Sasayama, Shigetage. Heart Disease in Asia. American Heart Assotiation

    2008;118: pp. 2669-2671. 9. Price, Sylvia A dan Wilson, Lorraine M. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-

    Proses Penyakit vol.1 ed.6. Jakarta : EGC ; 2006. 10. Rosendorff, Clive.Henry R. Black, Christopher P. Cannon, Bernard J. Gersh,

    Joel Gore, JosephL. Izzo, et al.Treatment of Hypertension in the Prevention and Management of Ischemic Heart Disease:A Scientific Statement From the American Heart Association Council for High BloodPressure Research and the Councils on Clinical Cardiology and Epidemiology andPrevention. American Heart Assotiation 2007;115: pp. 2761-2788.

    11. Silbernagl, Stefan dan Lang, Florian. Teks dan Atlas Berwarna Patofisiologi. Jakarta : EGC ; 2007.

    12. Meyer, Theo E dan Tighe, Dennis A. Rx/Dx : Heart Failure. Amerika : Jones and Bartlett Publishers ; 2005.

    13. Willett, Walter C. Jeffrey P. Koplan, Rachel Nugent, Courtenay Dusenbury, Pekka Puska, and Thomas A. Gaziano. Prevention of Chronic Disease by Means of Diet and Lifestyle Change 2006.

    14. Dewi, Puspita Kusuma. 2006. Perbedaan Komorbid Gagal Jantung Kongestif pada Usia Lanjut dengan Usia Dewasa pada Rumah Sakit Dr. Kariadi periode Januari Desember 2006.

    15. M. R. Cowie, D. A. Wood, A. J. S. Coats, S. G. Thompson*, P. A. Poole-Wilson, V. Suresh, et al. Incidence and aetiology of heart failure. European Heart Journal 199920, 421428Article No. euhj.1998.1280.

    16. Arenson,

    17. Stern, Shlomo. Solomon Behar. Shmuel Gottlieb. Cardiology Patient Page Aging and Diseases of the Heart American Heart Association (AHA). 2004. Correspondence to Shlomo Stern, MD, Bikur Cholim Hospital, PO Box 492, Jerusalem, 91004, Israel.

    Christine. Jan Busby-Whitehead. Kenneth Brummel-Smith. James G.OBrien. Mary H. Palmer. William Reicel.Clinical Aspect of Aging 6th2009 ed. New York : Cambridge Medicine.

  • 18. Pendidikan Kedokteran Berkelnjutan Kardiologi dan Kedokteran Vaskular XI. Current Perspective in Cardiovascular Management. Surabaya : PKB XI ; 2009.

    19. Karavidas, Apostolos. George Lazaros. Dimitris Tsiachris. Vlassios Pyrgakis. Aging and the Cardiovascular System2010. Department of Cardiology, Athens General Hospital. GreeceHellenic J Cardiol 2010; 51: 421-427

    20. Tahun 2025 Angka Harapan Hidup Penduduk Indonesia 73,7 Tahun. Diakses dari

    21. Indikator Angka Harapan Hidup. Diakses dari

    http://www.bappenas.go.id/berita-dan-siaran-pers/berita/tahun-2025-angka-harapan-hidup-penduduk-indonesia-737-tahun/pada tanggal 6 Juni 2014.

    22. Adini, Desta Nurewika. Perbedaan Etiologi Gagal Jantung Kongestif pada Usia Lanjut dengan Usia Dewasa di Rumah Sakit dr.Kariadi Januari-Desember 2006.

    http://sirusa.bps.go.id/index.php?r=indikator/view&id=48pada tanggal 6 Juni 2014.

    23. Rodeheffer RJ. Jacobsen SJ. Gresh BJ. Kottke TE. McCann HA. Bailey KR. The incidence and prevalence of congestive heart failure in Rochester, Minnesota.Mayo Clin Proc.1993 Dec;68(12):1143-50

    24. Oskui, Peyman MesbahMD, William J. French, MD.Michael J. Herring, BS.Guy S. Mayeda, MD.Steven Burstein, MD.Robert A. Kloner, MD, PhD. Testosterone and the Cardiovascular System: A Comprehensive Review of the Clinical Literature J Am Heart Assoc. 2013; 2: e000272 originally published November 15, 2013, doi: 10.1161/JAHA.113.000272. 2013

    25. Bhupathy, Poornima. Christoper Dean Haines. Leslie Anne Leinwand. Influence of sex hormones and phytoestrogens on heart disease in men and women Womens Health (Lond Engl). Jan 2010; 6(1): 7795. doi: 10.2217/whe.09.80. 2010

    26. Weir, Robin A.P. John J. V. Mcmurray, Jacqueline Taylor, Adrian J. B. Brady. Heart Failure in Older Patients. British Jounal of Cardiology. 2006;13(4):257-266.