Naskahs Publikasi
-
Upload
bella-sagita-pratiwi -
Category
Documents
-
view
7 -
download
3
description
Transcript of Naskahs Publikasi
-
NASKAH PUBLIKASI
GAMBARAN PENYEBAB KEJADIAN KASUS GAGAL JANTUNG
KRONIK DI POLI JANTUNG RSUD DR. M. YUNUS BENGKULU
PERIODE JANUARI AGUSTUS 2013
Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran
Bella Sagita Pratiwi (H1A010050)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2014
-
PERSETUJUAN
Naskah publikasi dengan judul: Gambaran Penyebab Kejadian Kasus Gagal
Jantung Kronik di Poli Jantung RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu
Periode Januari Agustus 2013
Bella Sagita Pratiwi, NPM: H1A010050, Tahun: 2014
Telah disetujui untuk diuji di hadapan Tim Validasi Skripsi
Peneliti/Tim Ujian Skripsi PSPD UNIB
Pada Hari .., Tanggal .. 2014
Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping
dr. Sri Hastuti, Sp.JP dr. Zayadi Zainuddin, M.Pd.Ked
NIP. 196808302000122002 NIP.198312252009121007
-
Gambaran Penyebab Kejadian Kasus Gagal Jantung Kronik di Poli Jantung RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu
Periode Januari Agustus 2013
Overview of Etiology Events of Chronic Heart Failure at PoliJantung RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu on Period January August 2013
Bela Sagita Pratiwi*), Sri Hastuti, Sp.JP**), Zayadi Zainuddin, M.Pd. Ked*),
*) Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Bengkulu
**) RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu ABSTRAK Latar Belakang: Pada tahun 2020 diperkirakan penyakit kardiovaskular akan menjadi penyebab kematian yang utama di seluruh negara. WHO menyebutkan jumlah rasio penderita gagal jantung di dunia adalah satu sampai lima orang setiap 1000 penduduk. Hasil dari Riset Kesehatan Dasar dan Survei Kesehatan Rumah Tangga dari tahun 1995 - 2007 menunjukan bahwa telah terjadi peningkatan kematian akibat dari penyakit tidak menular dan penyakit kardiovaskular menjadi penyebab kematian tertinggi. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan penyebab terbanyak kasus gagal jantung kronik di Poli Jantung RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu periode Januari - Agustus 2013. Metode: Penelitian ini bersifat deskriptif. Populasi penelitian ini adalah pasien gagal jantung kronik yang berobat di Poli Jantung RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu Periode Januari - Agustus 2013. Sampel penelitian dipilih sebanyak 321 dengan menggunakan teknik random sampling. Pengumpulan data menggunakan rekam medis. Data dianalisis dengan menggunakan program SPSS versi 17,0. Hasil: Dari 321 sampel ditemukan 137 (42,7%) pasien gagal jantung kronik yang disebabkan oleh hipertensi sistemik, 116 pasien (36,1%) disebabkan oleh infarkd miokardium, 38 (11,8%) disebabkan oleh hipertensi sistemik dan infarkd miokardium, 16 (5,0%) disebabkan oleh regurgutasi mitral, 9 pasien (2,8%) disebabkan oleh stenosis mitral, 3 pasien (0,9%) disebabkan oleh regurgitasi aorta, 1 pasien (0,3%) disebabkan oleh stenosis aorta, 1 pasien (0,3%) disebabkan oleh kardiomiopati, dan tidak terdapat pasien gagal jantung kronik yang disebabkan oleh cacat septum ventrikel. Simpulan: Insidensi kasus gagal jantung kronik dari Januari - Agustus 2013 sebanyak 1638 (25,81%) dan penyebab terbanyak adalah hipertensi sistemik sebanyak 42,7%. Diharapkan upaya untuk menurunkan angka kejadian agar tidak menjadi gagal jantung, antara lain melakukan penyuluhan kepada penderita hipertensi untuk tetap mengontrol tekanan darahnya dan pengobatan rutin, serta perlu dilakukan deteksi dini faktor resiko dan mengetahui berbagai gejala awal penyakit gagal jantung. Kata kunci: Gagal jantung kronik, penyebab, gambaran
-
Gambaran Penyebab Kejadian Kasus Gagal Jantung Kronik di Poli Jantung RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu
Periode Januari Agustus 2013
Overview of Etiology Events of Chronic Heart Failure at Poli Jantung RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu on Period January August 2013
Bela Sagita Pratiwi*), Sri Hastuti, Sp.JP**), Zayadi Zainuddin, M.Pd. Ked*),
*) Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Bengkulu
**) RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu ABSTRACT Background: On 2020, cardiovascular disease will be approximately a main cause of death all over the world. Based on WHO, the ratio between people with heart failure in the world is 1 up to 5 peoples each 1000 citizens. The result from Riset Kesehatan Dasar dan Survei Kesehatan Rumah Tangga from 1995 until 2007 shows that there is enhancement of mortality caused by non-transmitted disease, and cardiovascular disease become the most common cause of death. This research aims to determine the cause of most cases of chronic heart failure in Poli Jantung RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu period January - August 2013. Methods: This research is a descriptive study design. The population used in this research were chronic heart failure patients who where visited at PoliJantung RSUD Dr. M Yunus Bengkulu on Period JanuaryAugust 2013. The samples of the research were selected by using randomized sampling is equal to 321 samples. Data were retrieved from medical records and analyzed by using the SPSS version 17,0 programme. Results: From 321 samples found 137 patients (42,7%) with chronic heart failure caused by hypertension, 116 patients (36,1%) which is caused by myocardinfark. 38 patients which is caused by both hypertension and myocardinfark (11,8%), 16 patients (5,0%) caused by mitral regurgitation, 9 patients (2,8%) caused by mitral stenosis, 3 patients (0,9%) caused by aortic regurgitation, 1 patient (0,3%) caused by aortic stenosis, 1 patient (0,3%) caused by cardiomyopathy, and there was no patient with chronic heart failure caused by ventricle septal defect. Conclusion: Incidence case of chronic heart failure from period of JanuaryAugust 2013 is equal to 1638 (25,81%) and the most common cause is hypertension is equal to 42,7%. It is expected that efforts to reduce the incidence of heart failure in order not to be, among others, do counseling to people with hypertension to keep control of their blood pressure and routine treatment, and also the necessity of early detection of risk factors and disease early to know various symptoms ofheart failure. Keyword: Chronic heart failure, etiology, overview
-
PENDAHULUAN
Pada tahun 2020 diperkirakan penyakit kardiovaskular akan menjadi
penyebab kematian yang utama di seluruh negara. Angka kematian mencapai
hampir 17 juta kematian per tahunnya. Penyakit kardiovaskular merupakan
penyebab sepertiga mortalitas global. Selain itu, penyakit kardiovaskular juga
merupakan salah satu dari penyakit tidak menular dan menyumbang angka lebih
dari 10% sebagai penyebab kematian.WHO menyebutkan jumlah rasio penderita
gagal jantung di dunia adalah satu sampai lima orang setiap 1000 penduduk. 1,2
Penyakit kardiovaskular masih menjadi penyebab kematian yang umum di
negara maju. Setiap tahunnya di Amerika terdapat lebih dari 1 juta pasien yang
didiagnosis gagal jantung dan 650 ribu diantaranya adalah kasus baru. Saat ini di
Amerika terdapat lebih dari 5 juta pasien yang didiagnosis gagal jantung dan
diperkirakan jumlahnya akan meningkat mencapai 8,5 juta pada tahun 2030.
Peningkatan tekanan darah atau hipertensi merupakan penyebab dan faktor resiko
utama dalam perkembangan gagal jantung di Amerika. Selain itu terdapat pula
faktor resiko lainnya yaitu diabetes melitus yang berhubungan dengan obesitas
dan resistensi terhadap insulin, sindrom metabolik, dan aterosklerosis. Penyebab
lain dari gagal jantung di Amerika selain hipertensi adalah kardiomiopati.3,4,5
Kawasan Asia Pasifik menyumbang sekitar setengah dari jumlah penderita
penyakit kardiovaskular di dunia dan jumlah ini cenderung meningkat setiap
tahunnya. Berbagai penyebab gagal jantung di Asia Pasifik antara lain ischemic
heart disease (48,8%), hipertensi (38,4%), miokarditis (10,5%), dan rheumatic
heart disease (2,3%). Hasil dari Riset Kesehatan Dasar dan Survei Kesehatan
Rumah Tangga dari tahun 1995 2007 menunjukan bahwa telah terjadi
peningkatan kematian akibat dari penyakit tidak menular dan penyakit
kardiovaskular menjadi penyebab kematian tertinggi.1,2,6,7,8
Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan penyebab terbanyak kejadian
kasus gagal jantung kronik di RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu Periode Januari
Agustus 2013.
-
SUBJEK DAN METODE
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif. Penelitian ini
dilakukan di RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu pada tanggal 17 Februari 2014
sampai dengan 31 Maret 2014. Populasi dalam penelitian ini semua pasien gagal
jantung kronik yang berobat di RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu dari Januari
Agustus 2013. Setelah dihitung menggunakan rumus estimasi besar sampel, maka
diperoleh sampel sebanyak 321 pasien. Pada penelitian ini pengambilan sampel
menggunakan simple random sampling. Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah
pasien dengan gagal jantung kronik yang tidak menderita penyakit paru,
sedangkan kriteria eksklusinya adalah rekam medis yang tidak tercatat jelas, yaitu
rekam medis pasien yang didiagnosis gagal jantung tetapi tidak dicantumkan
penyebabnya ataupun tidak diketahui penyebabnya dan pasien anak dengan
kelainan jantung kongenital. Untuk mendapatkan data penelitian, maka peneliti
menggunakan data sekunder yaitu rekam medis. Data dianalisis secara univariat
dan dikelola secara tabel dengan SPSS versi 17,0.
HASIL
Tabel 1.Karakteristik Dasar Kasus Gagal Jantung Kronik
Karakteristik Jumlah (n) Presentase (%)
Umur
< 40 tahun 14 4,4
40 65 tahun 234 72,9 > 65 tahun 73 22,7
Jenis Kelamin
Pria 210 65,4
Wanita 111 34,6
Jumlah 321 100 Pada tabel menunjukkan bahwa dari total subjek yang diteliti sebanyak 321 pasien
gagal jantung kronik, umur pasien penderita gagal jantung kronik paling banyak
terdapat pada usia 40 65 tahun dan pria merupakan jenis kelamin paling banyak.
-
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Penyebab Kasus Gagal Jantung Kronik
Penyebab Usia Jenis Kelamin
Jumlah (n)
Presentase (%)
65 P W
Regurgitasi aorta
0 2 1 3 0 3 0,9
Cacat septum ventrikel
0 0 0 0 0 0 0
Stenosis aorta 0 1 0 1 0 1 0,3
Regurgitasi mitral
2 13 1 6 10 16 5,0
Hipertensi sistemik
3 99 35 85 52 137 42,7
Infark miokardium
6 77 33 87 29 116 36,1
Kardiomiopati 0 1 0 0 1 1 0,3 Stenosis mitral
3 6 0 7 2 9 2,8
Hipertensi sistemik dan infark miokardium
0 35 3 21 17 38 11,8
Jumlah 14 234 73 210 111 321 100 Pada tabel menunjukkan bahwa penyebab gagal jantung kronik terbanyak adalah
hipertensi sistemik(42,7%), diikuti infark miokard (36,1%), penyakit katup
jantung (9%) dan kardiomiopati (0,3%).
PEMBAHASAN
Hasil penelitian didapatkan bahwa frekuensi usia pasien gagal jantung
kronik terdapat 14 orang (4,4%) pasien gagal jantung kronik yang berusia kurang
dari 40 tahun, 234 (72,9%) pasien gagal jantung kronik yang berusia 40 65
tahun dan 73 orang (22,7%) pasien gagal jantung kronik yang berusia lebih dari
65 tahun. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Puspita di RS Dr.
Kariadi tahun 2006 menunjukkan hasil 32 orang (44,4%) yang menderita gagal
-
jantung kronik dengan usia 60 tahun dan 40 orang (55,6%) yang menderita
gagal jantung kronik dengan usia < 60 tahun. Sebaliknya, pada penelitian yang
dilakukan oleh M. R. Cowie, et al (1999) menyebutkan bahwa rata-rata insidensi
penderita gagal jantung untuk usia 25 - 34 tahun sebesar 0,02 per 1000 populasi
dan meningkat menjadi 1,75 per 1000 populasi untuk usia 85 tahun.14,15
Proses penuaan akan menimbulkan perubahan pada anatomi, struktur
maupun fungsi jantung. Beberapa perubahan yang terjadi antara lain
meningkatnya kekakuan katup jantung akibat proses kalsifikasi, gangguan fungsi
endotel berupa penebalan dan berkurangnya elastistas pembuluh darah akibat
proses arterosklerosis, penurunan elastisitas jantung, gangguan relaksasi dan
kontraksi dari ventrikel kiri, meningkatnya tahanan perifer dan gangguan sistem
konduksi listrik karena berkurangnya jumlah sel peacemaker di sinus node.
Berbagai faktor tersebut akan mempengaruhi kerja jantung dan perkembangan
penyakit yang umumnya terjadi pada usia lanjut seperti hipertensi, penyakit
jantung koroner dan gagal jantung.16,17,18,19
Pada penelitian didapatkan bahwa usia terbanyak pada pasien gagal
jantung kronik terdapat pada usia 40 - 65 tahun (72,9%). Hal ini tidak sesuai
dengan beberapa penelitian dan teori yang menyebutkan bahwa kejadian gagal
jantung meningkat sesuai dengan pertambahan usia. Hasil penelitian tidak
diperoleh demikian karena angka harapan hidup di Indonesia yaitu sebesar 69,0,
maka untuk pasien dengan gagal jantung yang berusia > 65 tahun tidak banyak
diteliti di Indonesia.20,21
Hasil penelitian juga peroleh frekuensi jenis kelamin pasien gagal
jantung kronik terdapat 210 orang (65,4%) pasien gagal jantung kronik yang
berjenis kelamin pria dan 111 orang (34,6%) pasien gagal jantung kronik yang
berjenis kelamin wanita. Hasil penelitian yang hampir sama dilakukan oleh Desta
di RS Dr. Kariadi tahun 2006 terdapat 39 orang (54,16%) pasien gagal jantung
kronik yang berjenis kelamin pria dan 33 orang (45,83%) pasien gagal jantung
kronik yang berjenis kelamin wanita. Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang
dilakukan M. R. Cowie, et al (1999) yang menyebutkan bahwa penderita gagal
jantung kronik lebih banyak dialami oleh pria dari pada wanita. Pada penelitian
-
yang dilakukan oleh Rodeheffer RJ, et al (1993) menyebutkan bahwa insidensi
rata-rata pasien gagal jantung kronik yang berjenis kelamin pria adalah sebesar
157 orang per 100.000 populasi dan pada wanita sebesar 71 orang per 100.000
populasi. Insidensi gagal jantung kronik lebih besar terjadi pada pria
dibandingkan pada wanita. Hal ini dihubungkan dengan gaya hidup pada pria
yang lebih banyak merokok dan mengonsumsi alkohol.13,15,22,23
Hasil penelitian yang dilakukan di RSUD Dr. M. Yunus terdapat 137
(42,7%) pasien gagal jantung kronik yang disebabkan oleh hipertensi sistemik,
116 pasien (36,1%) pasien gagal jantung kronik yang disebabkan oleh infark
miokardium, 38 (11,8%) pasein gagal jantung kronik yang disebabkan oleh
hipertensi sistemik dan infark miokardium, 16 (5,0%) pasien gagal jantung kronik
yang disebakan oleh regurgutasi mitral, 9 (2,8%) pasien gagal jantung kronik
yang disebabkan oleh stenosis mitral, 3 (0,9%) pasien gagal jantung kronik yang
disebabkan oleh regurgitasi mitral, 1 (0,3%) pasien gagal jantung kronik yang
disebabkan oleh stenosis mitral, 1 (0,3%) pasien gagal jantung kronik yang
disebabkan oleh kardiomiopati, dan tidak terdapat pasien gagal jantung kronik
yang disebabkan oleh cacat septum ventrikel.15
Desta (2006) dalam penelitiannya di Rumah Sakit Dr. Kariadi yang
menggunakan pendekatan cross sectional dengan 72 sampel menyatakan hal
yang berbeda, bahwa penyebab gagal jantung tertinggi pada lanjut usia adalah
penyakit jantung koroner (65,63%), penyakit jantung hipertensi (15,63%),
kardiomiopati (9,58%), dan masing-masing 3,13% untuk penyakit katup jantung,
penyakit jantung rematik, penyakit jantung pulmonal. Lebih lagi penelitian Desta
mengungkapkan penyebab gagal jantung tertinggi pada usia dewasa adalah
penyakit jantung koroner (55%), penyakit katup jantung (15%), kardiomiopati
(12,5%), penyakit jantung rematik (7,5%), dan masing-masing 2,5% untuk
penyakit jantung hipertensi, penyakit jantung pulmonal, dan penyakit jantung
kongenital. Pada penelitian ini terdapat perbedaan penyebab gagal jantung untuk
lanjut usia dan usia dewasa, tetapi penyebab tertinggi gagal jantung pada
penelitian ini penyakit jantung koroner. Begitu juga hasil penelitian ini berbeda
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh M. R Cowie et al, dari 220 sampel
-
diperoleh 36% penyebab dari gagal jantung adalah penyakit jantung koroner, 34%
tidak diketahui penyebabnya, 14% hipertensi, 7% penyakit katup jantung, 5%
atrial fibrilasi, 2% cor pulmonale, 2% alkohol dan 1% kardiomiopati.15,22
Robin A. P., et al (2006) dalam penelitiannya Heart Failure in Older
Patients menyebutkan penyakit jantung koroner dan hipertensi merupakan
penyebab terbanyak, penyebab lainnya adalah aritmia, penyakit katup jantung,
alkohol, infeksi, penyakit infiltratif, dan kardiomiopati. Pada penelitian ini
disebutkan bahwa penyakit jantung koroner dan hipertensi yang merupakan
penyebab terbanyak pada pasien gagal jantung lanjut usia terjadi karena
peningkatan insidensi akibat usia sehingga terjadi perubahan struktur dan fungsi
pada jantung maupun pembuluh darah karena efek penuaan. Di negara maju
penyakit arteri koroner dan hipertensi merupakan penyebab terbanyak, begitu pula
di negara berkembang, perubahan gaya hidup dan sosioekonomi di negara
berkembang menyebabkan pergeseran penyebab gagal jantung yaitu dari penyakit
jantung akibat malnutrisi menjadi hipertensi.8,24
Pada penelitian ini didapatkan bahwa hipertensi sistemik merupakan
penyebab terbanyak kasus gagal jantung kronik. Peningkatan tekanan darah
mengakibatkan kerja ventrikel kiri untuk memompa darah semakin berat,
sehingga beban kerja jantung bertambah dan mengakibatkan terjadinya hipertrofi
ventrikel. Akan tetapi kemampuan ventrikel untuk meningkatkan curah jantung
dengan cara hipertrofi kompensasi ini akhirnya melampaui dan terjadi dilatasi
serta payah jantung. Hipertensi merupakan faktor resiko tersering untuk gagal
jantung. Seseorang yang menderita hipertensi memiliki resiko dua kali lebih besar
untuk menderita gagal jantung. Selain itu, hipertensi juga merupakan faktor resiko
yang paling berpengaruh terhadap terjadinya kasus gagal jantung dibandingkan
dengan faktor resiko lainnya.9,10,12
Setelah hipertensi sistemik, infark miokard juga merupakan penyebab
gagal jantung kronik yang banyak. Infark miokard adalah suatu keadaan dimana
otot jantung tidak dapat berfungsi dengan baik yang disebabkan oleh
penyumbatan pada pembuluh darah koroner, sehingga otot tidak mendapat aliran
atau alirannya sangat sedikit dan bersifat ireversibel. Bagian miokardium yang
-
mengalami infark akan berhenti berkontraksi secara permanen dan kehilangan
daya kontraksi, sedangkan bagian otot jantung yang berada di sekitar daerah yang
mengalami infark beban kerjanya akan semakin meningkat.9,11
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan :
1. Insidensi kejadian kasus gagal jantung kronik sebanyak 1638 (25,81%) dari
6346 kunjungan.
2. Penyebab gagal jantung kronik yang ditemukan di RSUD Dr. M. Yunus
Bengkulu sangat beragam yaitu regurgitasi mitral, stenosis aorta, regurgitasi
mitral, hipertensi sistemik, infark miokardium, dan kardiomiopati.
3. Penyebab gagal jantung kronik terbanyak adalah hipertensi sistemik (42,7%),
diikuti infark miokard (36,1%), penyakit katup jantung (9%) dan
kardiomiopati (0,3%).
SARAN
Penyebab terbanyak dari kasus gagal jantung kronik di RSUD Dr. M. Yunus
adalah hipertensi sistemik dan infark miokard, sehingga diharapkan upaya untuk
menurunkan angka kejadian agar tidak menjadi gagal jantung. Upaya untuk
menurunkan dapat dilakukan dengan cara melakukan penyuluhan kepada
penderita hipertensi untuk tetap mengontrol tekanan darahnya dan pengobatan
rutin. Selain itu,perlu dilakukan tentang deteksi dini faktor resiko yang dapat
menyebabkan gagal jantung dan mengetahui berbagai gejala awal dari penyakit
gagal jantung.
DAFTAR PUSTAKA
1. World Healt Organisation-Western Pacific and South East Asia. Health in Asia and the Pacific. 2008. Diakses dari : http://www.wpro.who.int/health_research/documents/dhs_hr_health_in_asia_and_the_pacific_13_chapter_8_priority_noncommunicable_diseases_and_disorders.pdf pada tanggal 8 Januari 2014.
2. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2012. Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan Penyakit Tidak Menular. Jakarta
-
3. Cowie, M.R, Mosterd, A, Wood, D.A, Deckers, J.W, Poole-Wilson, P.A, Sutton, G.J, dan Grobbee, D.E. The Epidemiology of Heart Failure. European Society of Cardiology 1997; 18: pp. 208-225
4. Braunwald, Eugene. Research Advances in Heart Failure: A Compendium. American Heart Assotiation 2013; 133: pp. 633-645.
5. Clyde W. Yancy, Mariell Jessup, Biykem Bozkurt, Javed Butler, Donald E. Casey, Jr, Mark H.Drazner, et al. 2013 ACCF/AHA Guideline for the Management of Heart Failure: A Report of the American College of Cardiology Foundation/American Heart Association Task Force on Practice Guidelines 2013; 128: pp.e240-e327.
6. Lim Yean Teng on behalf of Azhari Rosman. Epidemiology of Cardiovascular Disease (CVD) in The Asia Pacific (AP) Region. European Society of Cardiology.
7. Eugenio B dan Reyes, M.D. The Burden of Heart Failure in Asia Pacific 2011. 8. Sasayama, Shigetage. Heart Disease in Asia. American Heart Assotiation
2008;118: pp. 2669-2671. 9. Price, Sylvia A dan Wilson, Lorraine M. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-
Proses Penyakit vol.1 ed.6. Jakarta : EGC ; 2006. 10. Rosendorff, Clive.Henry R. Black, Christopher P. Cannon, Bernard J. Gersh,
Joel Gore, JosephL. Izzo, et al.Treatment of Hypertension in the Prevention and Management of Ischemic Heart Disease:A Scientific Statement From the American Heart Association Council for High BloodPressure Research and the Councils on Clinical Cardiology and Epidemiology andPrevention. American Heart Assotiation 2007;115: pp. 2761-2788.
11. Silbernagl, Stefan dan Lang, Florian. Teks dan Atlas Berwarna Patofisiologi. Jakarta : EGC ; 2007.
12. Meyer, Theo E dan Tighe, Dennis A. Rx/Dx : Heart Failure. Amerika : Jones and Bartlett Publishers ; 2005.
13. Willett, Walter C. Jeffrey P. Koplan, Rachel Nugent, Courtenay Dusenbury, Pekka Puska, and Thomas A. Gaziano. Prevention of Chronic Disease by Means of Diet and Lifestyle Change 2006.
14. Dewi, Puspita Kusuma. 2006. Perbedaan Komorbid Gagal Jantung Kongestif pada Usia Lanjut dengan Usia Dewasa pada Rumah Sakit Dr. Kariadi periode Januari Desember 2006.
15. M. R. Cowie, D. A. Wood, A. J. S. Coats, S. G. Thompson*, P. A. Poole-Wilson, V. Suresh, et al. Incidence and aetiology of heart failure. European Heart Journal 199920, 421428Article No. euhj.1998.1280.
16. Arenson,
17. Stern, Shlomo. Solomon Behar. Shmuel Gottlieb. Cardiology Patient Page Aging and Diseases of the Heart American Heart Association (AHA). 2004. Correspondence to Shlomo Stern, MD, Bikur Cholim Hospital, PO Box 492, Jerusalem, 91004, Israel.
Christine. Jan Busby-Whitehead. Kenneth Brummel-Smith. James G.OBrien. Mary H. Palmer. William Reicel.Clinical Aspect of Aging 6th2009 ed. New York : Cambridge Medicine.
-
18. Pendidikan Kedokteran Berkelnjutan Kardiologi dan Kedokteran Vaskular XI. Current Perspective in Cardiovascular Management. Surabaya : PKB XI ; 2009.
19. Karavidas, Apostolos. George Lazaros. Dimitris Tsiachris. Vlassios Pyrgakis. Aging and the Cardiovascular System2010. Department of Cardiology, Athens General Hospital. GreeceHellenic J Cardiol 2010; 51: 421-427
20. Tahun 2025 Angka Harapan Hidup Penduduk Indonesia 73,7 Tahun. Diakses dari
21. Indikator Angka Harapan Hidup. Diakses dari
http://www.bappenas.go.id/berita-dan-siaran-pers/berita/tahun-2025-angka-harapan-hidup-penduduk-indonesia-737-tahun/pada tanggal 6 Juni 2014.
22. Adini, Desta Nurewika. Perbedaan Etiologi Gagal Jantung Kongestif pada Usia Lanjut dengan Usia Dewasa di Rumah Sakit dr.Kariadi Januari-Desember 2006.
http://sirusa.bps.go.id/index.php?r=indikator/view&id=48pada tanggal 6 Juni 2014.
23. Rodeheffer RJ. Jacobsen SJ. Gresh BJ. Kottke TE. McCann HA. Bailey KR. The incidence and prevalence of congestive heart failure in Rochester, Minnesota.Mayo Clin Proc.1993 Dec;68(12):1143-50
24. Oskui, Peyman MesbahMD, William J. French, MD.Michael J. Herring, BS.Guy S. Mayeda, MD.Steven Burstein, MD.Robert A. Kloner, MD, PhD. Testosterone and the Cardiovascular System: A Comprehensive Review of the Clinical Literature J Am Heart Assoc. 2013; 2: e000272 originally published November 15, 2013, doi: 10.1161/JAHA.113.000272. 2013
25. Bhupathy, Poornima. Christoper Dean Haines. Leslie Anne Leinwand. Influence of sex hormones and phytoestrogens on heart disease in men and women Womens Health (Lond Engl). Jan 2010; 6(1): 7795. doi: 10.2217/whe.09.80. 2010
26. Weir, Robin A.P. John J. V. Mcmurray, Jacqueline Taylor, Adrian J. B. Brady. Heart Failure in Older Patients. British Jounal of Cardiology. 2006;13(4):257-266.