Naskah Status Pasien JIWA Skizofrenia Afektif Episode Depresif

29
I. IDENTITAS PASIEN Nama : Ny. SK Usia : 60 Tahun Jenis Kelamin : perempuan Agama : Islam Pendidikan : SMP Status : Sudah Menikah Pekerjaan : Ibu rumah tangga Alamat : Jakarta Timur II. RIWAYAT PSIKIATRI Anamnesa dilakukan secara autoanamnesis tanggal 26 Maret 2015 pukul 11.30 WIB di poliklinik RSUP Persahabatan. a. Keluhan Utama Pasien datang ke Poliklinik Psikiatri untuk kontrol rutin dan karena obat habis sejak 1 minggu yang lalu. b. Riwayat Gangguan Sekarang

description

skizoafektif tipe depresif

Transcript of Naskah Status Pasien JIWA Skizofrenia Afektif Episode Depresif

Page 1: Naskah Status Pasien JIWA Skizofrenia Afektif Episode Depresif

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. SK

Usia : 60 Tahun

Jenis Kelamin : perempuan

Agama : Islam

Pendidikan : SMP

Status : Sudah Menikah

Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Alamat : Jakarta Timur

II. RIWAYAT PSIKIATRI

Anamnesa dilakukan secara autoanamnesis tanggal 26 Maret 2015 pukul

11.30 WIB di poliklinik RSUP Persahabatan.

a. Keluhan Utama

Pasien datang ke Poliklinik Psikiatri untuk kontrol rutin dan karena obat

habis sejak 1 minggu yang lalu.

b. Riwayat Gangguan Sekarang

Pasien datang ke Poliklinik Psikiatri RSUP Persahabatan untuk kontrol

rutin dan obat sudah habis sejak 1 minggu yang lalu. Pasien mengatakan

bahwa keluhan sudah berkurang, namun pasien masih membutuhkan obat.

Pasien memiliki kebiasaan perilaku ketika berwudhu pasien dapat mengulang

Page 2: Naskah Status Pasien JIWA Skizofrenia Afektif Episode Depresif

membaca bismillah hingga 15 kali. Tidak hanya saat berwudhu, pada saat

pasien mandi hadas besar, pasien juga dapat mengulang membaca niat

hingga kurang lebih 15 kali. Pasien juga mengaku bahwa dirinya mengulang

kegiatan-kegiatan seperti itu karena pasien takut tidak bersih atau takut tidak

sah. Selain berwudhu dan mandi hadas besar, pasien juga mengaku bahwa

dirinya jika ingin sholat selalu membaca niat lebih dari 10 kali. Akan tetapi,

apabila pasien minum obat, pasien merasa perilaku tersebut dapat berkurang

namun belum banyak.

Pasien mengatakan bahwa perilaku nya seperti ini sudah dialaminya sejak

lebih kurang 15 tahun. Namun pasien saat ditanyakan apa yang membuat

pasien mengulang perbuatannya tersebut, pasien hanya mengatakan bahwa

dirinya merasa takut tidak sah kalau hanya sekali melakukannya dan merasa

belum nyaman. Sejak 15 tahun yang lalu, pasien mengatakan dapat

melakukan perbuatan tersebut hingga 20 kali. Pasien menyadari bahwa

telah mencuci tangan jika masih ada najis yang menempel sehingga ada

dorongan kuat yang membuat pasien melakukannya berulang-ulang. Pasien

merasa adanya penyimpangan terhadap perilakunya yang dilakukan

berulang-ulang tetap ada seperti mencuci tangan merasa sulit tidur sejak

empat hari yang lalu. Pasien bercerita bahwa dirinya tidak bisa tidur karena

dirinya sering mendengarkan radio di malam hari. Pasien mengatakan bahwa

dirinya untuk rileks didapat dari mendengarkan lagu-lagu kesukaannya di

radio dan dapat berbincang-bincang dengan penyiar maupun penyanyi di

radio tersebut.

Page 3: Naskah Status Pasien JIWA Skizofrenia Afektif Episode Depresif

Pasien juga mengatakan bahwa dirinya merasa cemas dan tidak tahu apa

yang di cemaskan. Pasien mengatakan bahwa dirinya merasa lelah walau

tidak bekerja apapun. Pasien juga mengatakan bahwa dirinya kurang

bersemangat dan tidak bergairah. Pasien merasa dirinya susah tertawa

semenjak mendapatkan masalah.

Pasien bercerita bahwa dirinya dilanda masalah saat masih bekerja.

Pasien mengatakan orang tuanya bercerai saat pasien bekerja dikapal pesiar

dan sedang berlayar diluar negri sehingga pasien tidak dapat pulang. Di

kapal pesiar tersebut pasien sering membuat masalah dengan tujuan untuk

dipulangkan, namun atasannya tidak memperbolehkan untuk pulang ke

Indonesia. Pasien merasa dirinya tidak dapat berbuat apa-apa disaat ada

masalah keluarga. Pasien merupakan anak pertama, sehingga pasien

merasa bertanggung jawab atas masalah keluarga. Pada saat dikapal pasien

merasa sangat sensitive. Pasien jadi sering bertengkar dengan teman

sekamarnya semenjak mendegar masalah keluarga tersebut.

Saat pasien medical check up, pasien dinyatakan bahwa pasien

menderita gangguan pada jiwanya. Kemudian pasien dipulangkan ke

Indonesia. Namun pasien tidak betah dan ingin bekerja kembali. Pada saat

pasien melayangkan surat lamaran kembali ke kapal pasiar tersebut,

kemudian pasien mendapatkan balasan kalau pasien tidak diterima kembali

bekerja karena hasil medical check up menyatakan bahwa dirinya masih

sakit. Pasien merasa sangat kecewa, pasien juga merasa bahwa dirinya

hancur lebur.

Page 4: Naskah Status Pasien JIWA Skizofrenia Afektif Episode Depresif

Pasien mengatakan bahwa dirinya sering mencium bau wangi melati

dikamarnya semenjak ibunya meninggal dan tidak ada bunga melati

dikamarnya. Pasien semakin terpuruk semenjak ibunya meninggal.

Pasien juga mengatakan bahwa pasien sering merasakan mulutnya

terasa pahit padahal pasien sedang tidak makan-makanan yang pahit.

Pasien juga mengatakan bahwa dirinya sering merasa gatal-gatal

dibadannya. Pasien mengira bahwa ada hewan di badannya namun setelah

dilihat pasien tidak menemukan hewan tersebut.

Pasien merasa bahwa dirinya seperti di intai atau diikuti oleh seseorang

namun tidak ada orangnya.

Pasien menyatakan dirinya pernah terasa kosong pikirannya, seperti

tersedot oleh sesuatu.

Pasien menyangkal bahwa saat pasien bercermin pasien merasa bukan

dirinya di cermin tersebut. Pasien juga menyangkal bahwa isi pikirannya

dapat diketahui orang lain. Pasien menyangkal bahwa dirinya mendengar

suara-suara yang tidak ada sumber suaranya. Pasien juga menyangkal pada

saat menonton televisi, isi televisi tersebut sedang membicarakan tentang

dirinya.

Pasien bercerita bahwa dirinya dilahirkan dalam keadaan normal di bidan

namun pasien tidak ingat berapa berat badan saat ia lahir. Pasien juga

bercerita bahwa dirinya tidak ada masalah tumbuh kembang dirinya, namun

pasien merasa saat ini pasien memiliki berat badan berlebih.

Page 5: Naskah Status Pasien JIWA Skizofrenia Afektif Episode Depresif

Pasien bersekolah dari SD hingga STM. Pasien mengatakan bahwa

dirinya banyak teman saat bersekolah. Namun pasien juga berkata bahwa

dirinya tidak suka pada saat STM, karena masuk STM tersebut bukan

keinginannya. Tapi pasien dapat menyelesaikan STMnya. Pasien

mengatakan bahwa dirinya tertarik pada bidang perhotelan karena pengaruh

pergaulan di lingkungan sekitar rumahnya. Setelah pasien lulus STM pasien

berkumpul dengan teman-teman disekitar kompleknya yang bekerja di bidang

perhotelan dan kapal dan akhirnya pasien dapat bekerja di kapal pesiar

sebagai bartender. Pasien menyangkal bahwa dirinya menggunakan NAPZA.

Pasien merasa masih bisa bersosialisasi dengan lingkungannya. Pasien

masih sering berkumpul dengan teman-teman band nya sewaktu sekolah

dulu. Pasien tidak mengalami kesulitan dalam mengurus dirinya sendiri.

Pasien merupakan seorang muslim.

Saat ini pasien tidak bekerja dan tinggal dirumah adik iparnya dan

bergantung kehidupan dengan adik iparnya dan adiknya, namun pasien ingin

memiliki pekerjaan tetap. Pasien berobat dengan biaya pribadi.

Kemampuan kognitif pasien masih baik, ini terbukti pada saat pasien

diberikan pertanyaan tentang pengurangan 100-7=93 dan 93-7=86.

Pengetahuan umum pasien baik karena pasien dapat menjawab siapa

presiden Indonesia data ini dan siapa gubernur DKI Jakarta saat ini.Daya

ingat jangka panjang pasien masih baik karena pasien dapat menjelaskan

awal mula terjadinya gangguan yang dideritanya. Daya ingat jangka pendek

pasien juga masih baik karena pasien masih ingat datang kerumah sakit

Page 6: Naskah Status Pasien JIWA Skizofrenia Afektif Episode Depresif

dengan apa. daya ingat segera pasien baik, ini terbukti pada saat pasien

pasien disuruh untuk mengulang 5 nama kota yang telah disebutkan oleh

dokter. Daya pikir abstrak pasien juga masih baik karena pasien dapat

mengetahui arti dari “panjang tangan” yaitu pencuri. Daya nilai sosial pasien

masih baik dan terbukti pada saat pasien diberikan pertanyaan apabila

pasien menemukan nenek-nenek dijalan yang hendak menyebrang, apa yang

akan dilakukan olehnya, pasien mengatakan bahwa dirinya akan membantu

menyebrangkan nenek tersebut.

Orientasi tempat, waktu, dan situasi pasien juga baik karena pasien dapat

mengetahui bahwa dirinya sedang konsultasi dengan dokter di RSUP

Persahabatan pada siang hari.

Pasien mengetahui dirinya sakit namun pasien masih bingung apa yang

menyebabkan pasien sakit dan apakah bisa sembuh. Saat ini pasien

mengatakan bahwa yang sedang dirasakan saat ini adalah perasaan cemas

dan gelisah. Pada saat pasien ditanya tentang harapan pasien saat ini,

pasien hanya ingin dapat pekerjaan yang layak dan pasien ingin keluar dari

rumah adik iparnya karena pasien merasa tidak enak bergantung dengan

adik iparnya terus. Selama wawancara berlangsung pasien cenderung

terbuka terhadap semua pertanyaan dan secara aktif menjelaskan keluhan

yang dirasakan saat ini.

c. Riwayat Gangguan Sebelumnya

1. Riwayat Gangguan Psikiatri

Tidak ada riwayat gangguan psikiatri sebelumnya

Page 7: Naskah Status Pasien JIWA Skizofrenia Afektif Episode Depresif

2. Riwayat Gangguan Medik

Pasien memiliki riwayat penyakit hipertensi

3. Riwayat Penggunaan NAPZA

Tidak ada riwayat gangguan karena penggunaan NAPZA.

d. Riwayat Kehidupan Pribadi

1. Riwayat Perinatal

Pasien lahir normal dan lupa berapa berat lahirnya namun pasien tidak

terdapat kelainan.

2. Riwayat Masa Kanak-Kanak

Pasien tumbuh normal dan dapat bergaul dengan siapa saja hingga saat

ini.

3. Riwayat Pendidikan

Pasien bersekolah sampai STM.

4. Riwayat Pekerjaan

Pasien saat ini tidak bekerja.

5. Riwayat Agama

Pasien menganut agama islam.

6. Riwayat Pernikahan

Pasien belum menikah karena pasien merasa akan menambah masalah

jika pasien menikah.

7. Hubungan Dengan Keluarga

Page 8: Naskah Status Pasien JIWA Skizofrenia Afektif Episode Depresif

Saat ini pasien tinggal di rumah adik iparnya. Namun hubungan pasien

dengan adik iparnya kurang harmonis karena pasien merasa adik iparnya

terbebani dengan adanya dirinya di rumah tersebut.

8. Aktivitas Sosial

Pasien tidak memiliki masalah dalam bergaul,namun akhir-akhir ini pasien

lebih senang menyendiri dikamar.

e. Riwayat Keluarga

Di keluarga pasien mengaku bahwa tidak ada keluarga pasien yang

mengalami hal yang sama seperti pasien.

f. Riwayat Situasi Sosial Sekarang

Pasien saat ini berumur 42 tahun. Pasien anak pertama dari tiga

bersaudara. Saat ini pasien tinggal serumah dengan adik iparnya. Hubungan

pasien dengan adik iparnya kurang harmonis karena pasien merasa adik

iparnya terbebani dengan dirinya karena pasien tidak bekerja dan kehidupan

sehari-hari dibiayai oleh adik iparnya. Bila pasien berobat pasien juga

menggunakan biaya pribadi pasien melakukan aktivitas sehari-hari seperti

mandi, makan dll tanpa bantuan orang lain. Pasien lebih sering mengurung

diri dikamar dan saat ini sedang menyukai menulis puisi.

g. Persepsi Pasien Terhadap Dirinya

Page 9: Naskah Status Pasien JIWA Skizofrenia Afektif Episode Depresif

Pasien berharap dapat sembuh dari penyakitnya. Pasien berharap dapat

segera keluar dari rumah adik iparnya dan mendapatkan pekerjaan yang

baik.

III. STATUS MENTAL

A. Deskripsi Umum

1. Penampilan

Laki-laki 42 tahun, penampilan pasien tampak seuai dengan usianya,

berpakaian kaos berwarna hitam, mengenakan celana jeans dan tampak

memiliki tato di lengan atas kanannya. Warna kulit sawo matang.

Perawatan diri tampak baik.

2. Kesadaran Umum : compos mentis

3. Kontak psikis : dapat dilakukan pasien dan cukup wajar

4. Perilaku dan aktivitas psikomotor

a. Cara berjalan : baik

b. Aktifitas psikomotor : pasien kooperatif, selama wawancara kontak

mata baik, pasien duduk tenang, tidak ada gerakan involunter

ditangan, dan dapat menjawab pertanyaan dengan baik dan cukup

jelas.

5. Pembicaraan

a. Kuantitas : baik, pasien dapat menjawab pertanyaan dokter dan

dapat mengungkapkan isi hatinya dengan jelas.

b. Kualitas : bicara spontan, volume bicara keras, artikulasi jelas,

pembicaraan dapat dimengerti.

Page 10: Naskah Status Pasien JIWA Skizofrenia Afektif Episode Depresif

6. Sikap terhadap pemeriksa : pasien kooperatif

B. Keadaan Afektif

1. Mood : cemas dan gelisah

2. Afek : luas

3. Keserasian : mood dan afek tidak serasi

4. Empati : pemeriksa tidak dapat merasakan perasaan pasien

C. Fungsi Intelektual / Kognitif

1. Taraf pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan

a. Taraf pendidikan

Pasien mengaku menempuh pendidikan sampai STM.

b. Pengetahuan umum

Pengetahuan umum pasien baik, pasien dapat menjawab dengan

tepat ketika diberikan pertanyaan seputar presiden Indonesia dan

Gubernur DKI Jakarta saat ini.

c. Kecerdasan

Kecerdasan pasien baik karena pasien dapat menghitung 100-

7=93 dan 93-7=86.

2. Daya konsentrasi

Daya konsentrasi pasien baik, pasien dapat mengikuti wawancara dengan

baik dari awal sampai akhir selesai wawancara.

3. Orientasi

a. Waktu : baik, pasien dapat mengetahui waktu berobat siang hari.

Page 11: Naskah Status Pasien JIWA Skizofrenia Afektif Episode Depresif

b. Tempat : baik, pasien dapat mengetahui sedang beradaa di

Poliklinik Jiwa RSUP Persahabatan.

c. Orang : baik, pasien mengetahui pemeriksa adalah dokter.

d. Situasi : baik, pasien mengetahui bahwa dirinya sedang konsultasi.

4. Daya ingat

a. Daya ingat jangka panjang

Baik, pasien dapat mengingat dengan dengan baik hal-hal tentang

masa pendidikan dan cerita hidupnya sampai awal mula mengalami

gangguan.

b. Daya ingat jangka pendek

Baik, pasien dapat mengingat dengan baik kendaraan apa yang

digunakan dari rumah sampai ke RSUP Persahabatan.

c. Daya ingat segera

Baik, pasien dapat mengingat dan mengulangi lima urutan nama kota

yang telah disebutkan oleh dokter.

d. Akibat hendaya daya ingat pasien

Tidak terdapat hendaya ingat pasien saat ini.

e. Pikiran abstrak

Baik, pasien mengerti makna ungkapan dari “panjang tangan” yang

diberikan oleh dokter.

f. Bakat kreatif

Pasien mempunyai hobi mendengarkan musik rock.

g. Kemampuan menolong diri sendiri

Page 12: Naskah Status Pasien JIWA Skizofrenia Afektif Episode Depresif

Baik, pasien dapat mengurus dirinya seperti makan dan mandi.

D. Gangguan Persepsi

1. Halusinasi dan ilusi

Halusinasi : terdapat halusinasi oflaktori, gustatory dan taktil.

Ilusi : tidak terpadat ilusi

2. Depersonalisasi dan derealisasi

Depersonalisasi : tidak terdapat depersonalisasi

Derealisasi : tidak terdapat derealisasi

E. Proses Pikir

1. Arus pikir

a. Produktivitas : baik, pasien dapat menjawab dengan spontan bila

diajukan pertanyaan oleh dokter.

b. Kontinuitas : baik, koheren. Pasien dapat menjawab semua

pertanyaan dengan baik dan jelas

c. Hendaya : tidak terdapat hendaya bahasa pada pasien ini.

2. Isi pikiran

a. Perokupasi : tidak terdapat preokupasi .

b. Gangguan pikiran : terdapat waham kejar.

F. Pengendalian Impuls

Baik, karena pasien dapat mengendalikan dirinya selama wawancara

berlangsung dan melakukan wawancara dengan baik.

G. Daya Nilai

Page 13: Naskah Status Pasien JIWA Skizofrenia Afektif Episode Depresif

1. Norma sosial

Baik, karena pasien dapat dengan mudah bergaul dengan orang-orang

dilingkungan sekitar tempat ia tinggal.

2. Uji daya nilai

Baik, pasien dapat memecahkan permasalahan jika pasien melihat

seorang nenek hendak menyebrang jalan maka pasien akan membantu

menyebrangkan nenek tersebut.

3. Penialaian realitas

Pada pasien tidak terdapat gangguan realita.

H. Persepsi Pasien Terhadap Diri dan Kehidupannya

Menurut penilaian pemeriksa sebagai dokter terhadap pasien saat ini pasien

sadar bahwa dirinya sedang sakit dan mempunyai keinginan untuk sembuh.

Pasien saat ini menjalani pengobatan dan minum obat secara teratur.

I. Tilikan / Insight

Tilikan derajat 4, pasien merasa dirinya sakit namun tidak mengetahui

penyebab dari sakitnya tersebut.

J. Taraf Dapat Dipercaya

Pemeriksa memperoleh kesan bahwa jawaban pasien dapat dipercaya

karena konsistensi dalam menjawab pertanyaan yang diajukan dari awal

hingga akhir.

IV. PEMERIKSAAN FISIK

A. Status Generalis

1. Keadaan umum : baik, compos mentis

Page 14: Naskah Status Pasien JIWA Skizofrenia Afektif Episode Depresif

2. Tanda vital : TD 130/90 mmHg, N=80x/m, RR= 20x/m

3. System kardiovaskular : Kesan dalam batas normal

4. System musculoskeletal : Kesan dalam batas normal

5. System gastrointestinal : Kesan dalam batas normal

6. System urogenital : Kesan dalam batas normal

7. Gangguan khusus : Kesan dalam batas normal

B. Status Neurologis

1. Saraf kranial : kesan dalam batas normal

2. Saraf motorik : kesan dalam batas normal

3. Susunan saraf vegetatif : Kesan dalam batas normal

4. Fungsi luhur : Kesan dalam batas normal

5. Gangguan khusus : Kesan dalam batas normal

V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA

a. Pasien laki-laki 42 tahun datang dengan keluhan kontrol ke dokter karena

obat sudah habis.

b. Pasien tidak memiliki riwayat trauma kepala dan tidak terdapat masalah

pada riwayat kesadaran dan fungsi kognitif.

c. Pasien memiliki riwayat penggunaan minuman beralkohol namun tidak

sampai menggangu kesadaran pasien. Pasien tidak memiliki riwayat

memakai NAPZA.

d. Pasien memiliki halusinasi olfaktori, gustatory, dan taktil

e. Pasien memiliki waham kejar.

Page 15: Naskah Status Pasien JIWA Skizofrenia Afektif Episode Depresif

f. Pasien tidak pernah mendapatkan peristiwa atau sesuatu hal yang

menyebabkan pasien merasa berlebihan energy, merasa bersemangat, dan

kebutuhan tidur berkurang.

g. Pasien mendapatkan peristiwa atau sesuatu hal yang menyebabkan pasien

kehilangan minat dan kegembiraan serta berkurangnya energy.

h. Pasien mempunyai kecemasan namun tidak mengetahui apa yang di

cemaskannya.

i. Pasien sudah berobat tentang penyakitnya selama 9 tahun.

j. Selama wawancara berlangsung pasien cukup terbuka untuk menjawab

semua pertanyaan.

k. Pasien dapat menempuh pendidikan dari SD hingga STM, walau terdapat

hambatan di jenjang STM karena pasien tidak memiliki minat di STM.

l. Saat pasien bersekolah pasien dapat bersosialisasi dengan teman-teman

dan lingkungan sekitar dengan baik.

m. Pasien lahir secara normal, tidak ada penyulit.

n. Pasien mengatakan bahwa pasien memiliki masalah keluarga yaitu

bapaknya menikah lagi dengan perempuan lain dan pasien merasa sangat

tidak berguna karena pasien anak pertama yang seharusnya dapat

menyelesaikan masalah tersebut.

o. Pasien mempunyai penyakit hipertensi dan saat ini pasien juga rutin kontrol

dan berobat di poliklinik penyakit dalam di RSUP Persahabatan.

p. Tanda-tanda vital, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan neurologis kesan

dalam batas normal.

Page 16: Naskah Status Pasien JIWA Skizofrenia Afektif Episode Depresif

q. Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa bantuan orang lain.

r. Hubungan pasien dengan keluarga kurang baik, yaitu dengan adik iparnya

karena pasien merasa adik iparnya terbebani dengan adanya dirinya di

rumah adik iparnya dan adik iparnya lebih cuek terhadaap dirinya. Orang tua

pasien sudah meninggal.

s. Pasien merupakan anak pertam dari tiga bersaudara bersaudara.

t. Pasien belum menikah, pasien merasa jika menikah hanya akan membuat

masalah saja sedangkan adik-adik pasien sudah menikah semua.

u. Pasien tinggal di rumah adik iparnya saat ini.

v. Biaya hidup saat ini didapat dari adik iparnya karena pasien belum

mendapatkan kerja saat ini.

w. Pada pasien didapatkan gejala sedang, disabilitas sedang dalam sosial,

lingkungan dan lain-lain.

VI. FORMULASI DIAGNOSIS

Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan pada pasien terdapat

sekumpulan gejala dan prilaku yang menimbulkan penderitaan atau disabilitas.

Disfungsi ini terlihat dari segi prilaku, psikologis, maupun biologis yang kemudian

mempengaruhi hubungan dengan masyarakat, maka pasien ini dikatakan

menderita gangguan jiwa.

a. Diagnosis aksis I

Pada pasien ini tidak terdapat riwayat penyakit primer maupun sekunder

yang menyebabkan adanya disfungsi otak. Hal ini dapat dinilai dari tingkat

kesadaran, daya konsentrasi, orientasi, serta fungsi kognitif pasien yang

Page 17: Naskah Status Pasien JIWA Skizofrenia Afektif Episode Depresif

masih baik sehingga pasien ini bukan penderita gangguan mental organik

(F.0).

Dari anamnesis didapatkan tidak terdapat riwayat penggunaan zat-zat

psikoaktif serta alcohol sehingga pasien ini bukan penderita gangguan

mental dan prilaku akibat zat psikoaktif atau alcohol (F.1).

Pada pasien ini ditemukan adanya gangguan dalam menilai realitas. Pada

pasien ini ditemukan halusinasi olfaktori, halusinasi gustatory dan halusinasi

taktil serta didapatkan waham kejar, sehingga pasien ini merupakan

penderita gangguan psikosis (F.2).

Pada pasien didapatkan gejala menetap selama 9 tahun (sejak 2004),

sehingga pasien ini merupakan penderita gangguan skizofrenia (F20.0)

Pada pasien ini didapatkan gejala definitive adanya skizofrenia dan

adanya gangguan afektif yang menonjol disaat bersamaan dalam beberapa

hari, sehingga pasien merupakan penderita gangguan skizoafektif (F.25).

Pada pasien ini ditemukan gejala depresif yaitu mudah lelah, kehilangan

minat, kehilangan gairah. Sehingga pasien ini pada diagnosis aksis 1

merupakan gangguan skizoafektif tipe depresif (F.25.1).

b. Diagnosis aksis II

Tumbuh kembang pada masa kanak-kanak sampai dewasa tidak terdapat

penyakit dan normal. Pasien dapat berinteraksi dan bersosialisasi dengan

orang lain sebagaimana orang normal lainnya, sehingga pasien bukan

penderita gangguan kepribadian. Pasien mengenyam pendidikan hingga

STM sehingga pasien bukan penderita retardasi mental. Karena penderita

Page 18: Naskah Status Pasien JIWA Skizofrenia Afektif Episode Depresif

gangguan kepribadian dan bukan retardasi mental, maka pada pasien ini

aksis II tidak ada diagnosis.

c. Diagnosis aksis III

Pada anamnesis, pemeriksaan fisik dan neurologis pada pasien ini dalam

batas normal namun pasien memiliki riwayat hipertensi namun pasien tetap

kontrol ke poli penyakit dalam di RSUP Persahabatan. Maka pada aksis III

pasien ini ditemukan diagnosis hipertensi.

d. Diagnosis aksis IV

Pasien saat bersekolah SD hingga STM dapat bersosialisasi dengan baik

pada lingkungan sekitar dan teman-teman sewaktu disekolahnya. Pasien

merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Ayahnya meninggal saat

pasien masih sekolah. Ibu pasien meninggal saat pasien sudah bekerja.

Pasien belum menikah karena pasien merasa dengan menikah hanya

ingin mendapatkan banyak masalah. Hubungan pasien kurang baik dengan

adik iparnya karena pasien merasa adik iparnya cuek dengannya. Adik

iparnya merasa terbebani dengan pasien karena pasien tinggal dan

bergantung hidup dengan adik iparnya tersebut. Pasien ingin keluar dan

mendapatkan pekerjaan yang tetap. Saat berobat pasien menggunakan biaya

pribadi.

Aktivitas sehari-hari pasien dapat dilakukan sendiri tanpa bantuan orang

lain. Maka pada aksis IV pada pasien ini terdapat masalah keluarga dan

tidak terdapat masalah ekonomi dan tidak terdapat masalah sosial.

Page 19: Naskah Status Pasien JIWA Skizofrenia Afektif Episode Depresif

e. Diagnosis aksis V

Pada aksis V, dinilai kemampuan penyesuaian diri pasien dengan

menggunakan GAF. Pada pasien ini didapatkan gejala menetap, disabilitas

sedang dalam pekerjaan, sekolah dan lain-lain. Maka aksis V didapatkan

GAF scale 60-51.

VII. EVALUASI MULTIAKSIAL

Aksis I : skizoafektif tipe depresif

Aksis II : Tidak ada diagnosis

Aksis III : hipertensi

Aksis IV : terdapat masalah psikososial dan ekonomi

Aksis V : GAF scale 60-51

VIII. DAFTAR PROBLEM

Organobiologik : hipertensi

Psikologis : terdapat halusinasi olfaktori, halusinasi gustatory,

halusinasi taktil, waham kejar.

Sosioekonomi : terdapat masalah dalam keluarga dan ekonomi.

IX. PROGNOSIS

a. Prognosis kearah baik

Pasien mempunyai keinginan untuk sembuh.

Pasien rutin untuk kontrol berobat

Pasien bisa menyalurkan isi pikiran dengan menulis.

Respon pasien terhadap obat baik.

Page 20: Naskah Status Pasien JIWA Skizofrenia Afektif Episode Depresif

b. Prognosis ke arah buruk

Pasien sudah mengalami gangguan sejak 9 tahun.

Kurangnya dukungan keluarga dalam segi psikologis, yaitu adik

terkadang masih cuek terhadap dirinya

Berdasarkan data-data diatas, dapat disimpulkan prognosis pasien adalah :

Ad vitam : dubia ad bonam

Ad functionam : dubia ad bonam

Ad sanationam : dubia

X. TERAPI

a. Psikofarmaka

alprazolam 2 x 1 mg

risperidon 2 x 2mg

trihexyphenidyl 2 x 1mg

sertraline 1x 50mg

b. Psikoterapi

Edukasi pada pasien pentingnya mengkonsumsi obat dan kontrol

secara teratur.

Edukasi pada pasien untuk mecari kegiatan-kegiatan yang

membuat agar pasien tidak terdiam merenung dikamar saja.

Mencari kegiatan disiang hari agar malam hari pasien lelah dan

dapat tidur dengan nyenyak.

Metode relaksasi:

Page 21: Naskah Status Pasien JIWA Skizofrenia Afektif Episode Depresif

o Mengendurkan otot-otot tubuh, membayangkan suasaa

tenang yang sesuai dengan keinginan pasien

o Menarik napas dalam.

o Menghembuskan lewat mulut.

Page 22: Naskah Status Pasien JIWA Skizofrenia Afektif Episode Depresif

DAFTAR PUSTAKA

1. Elvira, Sylvia D, dkk. Buku Ajar Psikiatri. Badan Penerbit FKUI. Jakarta: 2010.

2. Maslim, Rusdi. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa. Cetakan Pertama. PT Nuh Jaya.

Jakarta: 2007.