Naskah SAP

35
NASKAH SATUAN ACUAN PENGAJARAN 3 PILAR IUKGS Pembimbing : drg. Annisa Septaita !i s"s"n #e$ : R. %agiestra !. S. &'(&)(*)'+, R. A. Pritas-a H. &'(&)(*)'+ Rati/a 0 "ant# &'(&)(*)'++ 1AKULTAS KE!2KTERAN GIGI UNIERSITAS PR21. !R. %2EST2P2 45ERAGA%A6 JAKARTA &'(7 I. T"8"an 0

description

DPH

Transcript of Naskah SAP

NASKAH SATUAN ACUAN PENGAJARAN

3 PILAR IUKGS

Pembimbing : drg. Annisa Septalita

Di susun oleh :

R. Magiestra D. S.

2012-16-097

R. A. Pritasya H.

2012-16-098

Ratika Yuanto

2012-16-099

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS PROF. DR. MOESTOPO (BERAGAMA)

JAKARTA

2014I. TujuanA. Kognitif: Agar siswa siswi Sekolah Dasar dapat mengetahui 3 Pilar IUKGS dan cara mencegah penyakit gigi.B. Afektif: Agar siswa siswi Sekolah Dasar memiliki minat, memahami serta menyadari pentingnya penerapan 3 Pilar IUKGS dan mencegah penyakit gigi.C. Psikomotor: Agar siswa siswi Sekolah Dasar dapat menerapkan 3 Pilar IUKGS dan mencegah penyakit gigi secara mandiri.II. Pokok BahasanA. UKGS1. Pengertian UKGS2. Tujuan UKGS3. Trias UKGS

B. UKGS Inovatif1. Pengertian UKGS Inovatif2. Perbedaan UKGS dan UKGS Inovatif3. 3 Pilar UKGS Inovatifa. Pencegahan Primer (Simulator Risiko Karies Donut Irene)1) Pengertian Simulator Risiko Karies Donut Irene2) Tujuan Simulator Risiko Karies Donut Irene3) Indikasi Simulator Risiko Karies Donut Irene4) Instrumen Simulator Risiko Karies Donut Irene5) Penatalaksanaan Simulator Risiko Karies Donut Irene dan Posisi Operatorb. Pencegahan Sekunder (Terapi remineralisasi dengan CPP-ACP)1) Pengertian Terapi Remineralisasi

2) Tujuan Terapi Remineralisasi

3) Indikasi Terapi Remineralisasi

4) Penatalaksanaan Terapi Remineralisasic. Pencegahan Tersier (Surface Protection)1) Pengertian Surface Protection2) Tujuan Surface Protection3) Kontraindikasi Surface Protection4) Penatalaksanaan Surface ProtectionMateri

A. UKGS1. Pengertian

Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) merupakan upaya kesehatan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan gigi dan mulut seluruh peserta didik di sekolah binaan. Dari tingkat pelayanan promotif, promotif preventif hingga kuratif bagi individu (peserta didik) dalam upaya kesehatan perorangan yang memerlukan perawatan kesehatan gigi dan mulut. (UKGS) menurut Depkes RI adalah bagian integral dari UKS yang melaksanakan pelayanan kesehatan gigi dan mulut secara terencana, pada para siswa, terutama siswa Sekolah Tingkat Dasar (STD) dalam kurun waktu tertentu, diselenggarakan secara berkesinambungan melalui paket UKS yaitu paket minimal, paket standar dan paket optimal.1,3Kegiatan yang dilakukan dalam UKGS adalah memberikan perawatan pada siswa yang perlu di rawat, seperti surface protection, fissure sealant, scalling, penambalan metode ART (Atraumatic Restorative Treatment), pencabutan, aplikasi fluor atau kumur-kumur dengan larutan yang mengandung fluor.12. Tujuan UKGS1,3a. Meningkatkan taraf kesehatan gigi anak-anak sekolah dengan jalan mengadakan usaha preventif dan promotif.b. Mengusahakan timbulnya kesadaran dan keyakinan bahwa untuk meningkatkan taraf kesehatan gigi perlu pemeliharaan kebersihan mulut (oral hygiene).c. Mengusahakan agar anak-anak sekolah dasar mau memelihara kebersihan mulutnya di rumah (habit formation).d. Meningkatkan taraf kesehatan gigi anak-anak sekolah dasar dengan menjalankan usaha kuratif apabila usaha preventif gagal melalui sistem selektif.e. Meningkatkan kesadaran kesehatan gigi dengan suatu sistem pembiayaan yang bersifat praupaya (prepayment system).3. Trias UKGSProgram UKGS dilaksanakan sesuai dengan Tiga Program Pokok Usaha Kesehatan Sekolah (Trias UKS) yang meliputi; pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan pembinaan lingkungan kehidupan sekolah sehat, maka Trias UKGS yaitu1:a. Penyelenggaraan Pendidikan kesehatan gigi dan mulut yang meliputi:1) Pemberian pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut.2) Latihan atau demonstrasi cara memelihara kebersihan dan kesehatan gigi dan mulut.3) Penanaman kebiasaan pola hidup sehat dan bersih agar dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.b. Penyelenggaraan Pelayanan kesehatan gigi dan mulut dalam bentuk:1) Pemeriksaan dan penjaringan kesehatan gigi dan mulut peserta didik.2) Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut perorangan.3) Pencegahan/perlindungan terhadap penyakit gigi dan mulut.4) Perawatan kesehatan gigi dan mulut5) Rujukan kesehatan gigi dan mulut.c. Pembinaan lingkungan kehidupan sekolah yang sehat dengan kerjasama antara masyarakat sekolah (guru, murid, pegawai sekolah, orang tua murid, dan masyarakat).Trias UKS/UKGS merupakan perpaduan antara upaya pendidikan kesehatan dengan upaya pelayanan kesehatan. Pendidikan kesehatan merupakan upaya pendidikan kesehatan yang dilaksanakan sesuai dengan kurikulum sekolah. Tujuan dari pelayanan kesehatan tersebut adalah untuk meningkatkan derajat kesehatan peserta didik agar dapat tumbuh dan berkembang secara sehat, yang pada akhirnya dapat meningkatkan produktivitas belajar dan prestasi belajar.4B. UKGS Inovatif1. PengertianUKGS inovatif merupakan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi terkini yaitu peran serta masyarakat yang dibangkitkan oleh teknologi motivasi dan teknologi pencegahan dan perlindungan gigi untuk memotong mata rantai karies. Terutama teknologi pencegahan dan perlindungan adalah teori karies terkini, khususnya dalam pengertian demineralisasi versus remineralisasi, dan Minimum Intervention, khususnya dalam rangka proteksi gigi yang rawan karies. Pada dasarnya prinsip perawatan Minimum Intervetion dan intervensi seawal mungkin terbukti memiliki nilai tambah, dalam arti lebih efektif dan terukur.12. Perbedaan UKGS dan IUKGSUKGS merupakan suatu upaya kesehatan masyarakat yang ditujukan bagi peserta didik sekolah binaan untuk mencegah dan melindungi kesehatan gigi dan mulut yang dilakukan sejak tahun 1951. Pelaksanaan program UKGS dapat melalui upaya promotif dan preventif. Pendekatan pendidikan kesehatan gigi merupakan suatu upaya promotif yang biasanya dilakukan oleh guru dimana seteleh guru tersebut memperoleh pegangan/pedoman hasil dari penataran, mereka dapat menjalankan program penerangan pendidikan kesehatan gigi dengan jalan memasukkan pelajaran tentang kesehatan gigi dan mulut. Pembersihan karang gigi, sikat gigi massal dan pemberian fluor adalah merupakan upaya preventif.11Seiring berjalannya waktu dengan peningkatan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, kini telah dikenal suatu teknologi motivasi peran serta masyarakat dan teknologi pencegahan yang disebut dengan UKGS Inovatif. Pelaksanaan program UKGS Inovatif dilakukan dengan adanya ikut peran serta orang tua dalam kegiatan simulator resiko karies gigi anak mereka yang dinamakan dengan program Donut Irene. Program tersebut dilakukan secara individual (atau kelompok 5 orang) pada anak dengan kondisi karies parah. Sedikit berbeda dari pelaksanaan program UKGS sebelumnya, pelaksanan program promotif di UKGS hanya dilakukan secara massal dan tanpa adanya ikut peran serta orang tua. Kegiatan lain yang berbeda dari UKGS sebelumnya, yang dilakukan di UKGS Inovatif adalah suatu terapi remineralisasi yang merupakan suatu pencegahan karies dengan mengoleskan Casein Phospho Peptide Amarphous Calcium Phosphate (CPP-ACP) pada kondisi awal karies gigi yang bermanivestasi sebagai White spot, selain itu terapi ini juga digunakan sebagai realisasi rekomendasi Simulator Risiko Karies (Donut Irene).1 Pada UKGS Inovatif, selain SRK Donut Irene dan terapi remineralisasi dengan CPP-ACP dilakukan juga surface protection. Surface protection adalah tindakan melapisi permukaan oklusal gigi molar tetap yang baru erupsi. Hal ini dilakukan karena gigi molar tetap yang baru erupsi memiliki email yang belum matang dan tidak tahan dalam keadaan asam rongga mulut sehingga perlu diberikan perlindungan. Bahan yang digunakan pada surface protection adalah glass ionomer cement karena mengandung fluor. Fluor ini akan membentuk ikatan fluorapatite yang lebih tahan terhadap asam.13. 3 Pilar UKGS Inovatifa. Pencegahan Primer (Simulator Risiko Karies Donut Irene)Karies merupakan penyakit gigi yang proses terjadinya dapat di cegah sedini mungkin. Pencegahan sebelum terjadinya suatu penyakit dapat disebut dengan pencegahan primer. Pencegahan primer pada UKGS Inovatif adalah dengan mengidentifikasi risiko terjadinya karies pada anak menggunakan suatu program yang bernama Simulator Risiko Karies (SRK) Donut Irene.9Menurut Baelum tingkat risiko karies berbeda tiap kelompok, sehingga intervensi yang diberikan juga berbeda. Setiap individu/kelompok harus memiliki penilaian risiko kariesnya masing-masing. Pendekatan intervensi secara langsung pada individu melalui identifikasi risiko karies pada anak memiliki potensi lebih baik dalam meningkatkan kesehatan gigi dan mulut anak dibandingkan pendekatan tradisional.11Saat ini sudah banyak berkembang berbagai metode penilaian risiko karies pada anak. Salah satunya adalah dengan dibuatnya suatu program penilaian risiko karies oleh Dr. drg. Irene Adyatmaka yang bernama Simulator Risiko Karies Donut Irene.11 Program Interaktif Simulator Risiko Karies Donut Irene dibuat berdasarkan disertasi Dr. drg. Irene Adyatmaka yang melibatkan 2.887 murid TK dan ibunya. Program ini tersedia dalam bentuk aplikasi komputer dan manual yang berisi 16 pertanyaan yang ditujukan kepada orang tua murid (ibu) tentang kebiasaan anak yang mempengaruhi kesehatan gigi dan mulut, kondisi anak, serta pengetahuan, sikap dan praktik orang tua terhadap anak.11,12Program ini diharapkan dapat menyadarkan orang tua murid (ibu) atau murid tentang faktor risiko karies dengan menjelaskan faktor-faktor dan besar risiko karies gigi pada anak prasekolah yang berkaitan dengan karakteristik anak, kondisi lokal mulut anak, dan karakteristik keluarga (ibu); memberikan menu tentang cara mengatasi penyakit karies. Dengan harapan dapat memberdayakan masyarakat untuk mandiri.4,111) Pengertian Simulator Risiko Karies Donut IreneSimulator Risiko Karies (Donut Irene) adalah suatu program interaktif berbentuk program komputer atau versi manualnya. Cara yang dilakukan adalah mengisi faktor-faktor risiko terkait perilaku anak, kondisi kesehatan gigi anak, kondisi/lingkungan ibu dan anak, pengetahuan, sikap dan perilaku ibu (orang tua anak). Pada akhir simulasi program akan menampilkan gambaran besar risiko anak terhadap kemungkinan karies gigi. Program simulasi ini akan menawarkan menu apa yang dapat dilakukan orang tua/anak untuk mengurangi risiko karies, dapat dibawa sebagai pegangan untuk tindak lanjut dirumah.42) Tujuan Simulator Risiko Karies Donut Irene4:

a) Memberikan pemahaman tentang faktor-faktor risiko karies sejak dini.

b) Memberikan pemahaman tentang cara mencegah karies gigi.c) Memberikan gambaran visual besar risiko karies yang dihadapi dan kemungkinan perbaikannya.

d) Memberdayakan orang tua anak (masyarakat sekolah) untuk pemeliharaan kesehatan gigi anak.3) Indikasi Simulator Risiko Karies Donut Irene4:

a) Pengenalan program UKGS Inovatif yang dipresentasikan kepada orang tua murid TK/SD kelas 1 pada awal pelajaran baru.b) Untuk menggerakkan peran serta orang tua murid secara individual (atau kelompok 5 orang) pada anak dengan kondisi karies parah (misalnya 5% dari kondisi anak terparah atau dengan ketentuan anak tersebut gigi tetapnya telah ada karies atau anak tersebut mempunyai karies gigi susu lebih dari 8 gigi). Pada dasarnya peran orang tua terhadap kesehatan gigi anaknya seusia TK/SD kelas 1 sangat menentukan.4) Instrumen Simulator Risiko Karies Donut Irene4:

a) Flipchart Simulator Risiko Karies Donut Irene versi manual (Gambar 1) / versi komputer (Gambar 2).

Gambar 1. Simulator Risiko Karies Donut Irene versi manual

Sumber : Lab. Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat UPDM (B)

Gambar 2. Simulator Risiko Karies Donut Irene versi komputer

Sumber : http://www.irenedonut.com/b) Formulir / status pemeriksaan kesehatan gigi anak (Gambar 3)

Gambar 3. Formulir / status pemeriksaan kesehatan gigi anak

Sumber : Sumber : Lab. Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat UPDM (B)c) Lembar kerja / rapor gigi (Gambar 4)

Gambar 4. Lembar kerja / rapor gigi

Sumber : Sumber : Lab. Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat UPDM (B)d) Kaca mulut no. 3 (Gambar 5)

Gambar 5. Kaca mulut no. 3

Sumber : http://rsdent.com/kaca-mulut-no-4

5) Penatalaksanaan Simulator Risiko Karies Donut Irene dan posisi operator4Persiapan:

a) Tabulasi hasil pemeriksaan gigi anak kelas 1.b) Pilih anak dengan kriteria parah (anak dengan gigi tetapnya telah ada yang karies atau anak yang mempunyai karies gigi susu lebih dari 8).

c) Siapkan intrumen simulator risiko karies/alat tulis.Pelaksanaan:

Untuk konsultasi secara individual/ kelompok 5 ibu:

a) Ibu dan anak serta operator duduk menghadap komputer/flipchart (Gambar 6).

Gambar 6. Ibu dan operator menghadap simulator

Sumber : Lab. Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat UPDM (B)

b) Jalankan program dan lakukan seperti diminta program dengan mengisi data yang diperlukan.c) Mengambil sampel plak untuk diperiksa derajat keasamannya (lihat prosedur dan panduan praktek pemeriksaan biofilm) (Gambar 7).

Gambar 7. Urutan pemeriksaan indikator pH biofilmSumber : http://www.irenedonut.com/d) Tanyakan setiap pertanyaan yang ditampilkan program.e) Pada saat memeriksa white spot/fisur hitam ajak ibu melihat juga kondisi gigi anaknya (lihat prosedur dan panduan praktek pemeriksaan AAPB).f) Bila semua telah selesai diisi tunjukan gambaran tingkat risiko karies.

g) Tawarkan antisipasi (menu) yang dapat dilakukan dan tunjukan perubahan risiko yang tergambar.h) Pada hasil wawancara tunjukkan apa yang harus dilakukan sebagai pekerjaan rumah.Penyelesaian4:

a) Catat/kompilasi hasil isian SRK Donut Irene (faktor yang jadi bersamaan, faktor yang dapat diantisipasi, besar risiko sebelum dan sesudah antisipasi).

b) Lakukan tindakan surface protection/terapi remineralisasi (dilakukan di sekolah atau di rujuk sesuai kemampuan.c) Lakukan evaluasi pengisian PR dan analisis keberhasilannya.d) Lakukan diskusi untuk meningkatkan peran serta orang tua dalam pemeliharaan gigi anaknya.b. Pencegahan Sekunder (Tahap Remineralisasi dengan CPP-ACP)Gigi susu mulai tanggal dan gigi permanen mulai tumbuh satu persatu pada usia anak 6 tahun. Gigi yang baru tumbuh rentan terhadap kerusakan karena pembentukannya belum matang.5 Tanda awal terjadinya karies seringkali tidak disadari oleh anak ataupun orangtuanya. Kebiasaan mengkonsumsi makanan yang mengandung banyak karbohidrat (glukosa) meningkatkan risiko karies seorang anak. Hal ini terjadi karena glukosa yang ada di rongga mulut akan mengalami fermentasi yang menyebabkan suasana rongga mulut lebih asam. Keadaan asam inilah yang mendukung terlepasnya ion kalsium dan fosfat dari gigi atau di kenal dengan proses demineralisasi. Ion kalsium dan fosfat yang terlepas ini dapat kembali masuk ke struktur gigi jika keadaan asam berubah menjadi basa. Proses ini di kenal dengan proses remineralisasi.9Peran serta orang tua juga mempengaruhi dalam pencegahan kerusakan gigi pada anak atau di sebut dengan pencegahan sekunder. Menjaga agar keadaan mulut tidak asam memungkinkan menjadi pencegahan terjadinya gigi berlubang. Hal ini dilakukan diantaranya dengan cara menjaga frekuensi makan, makan harus seimbang, memberi anak makan besar, satu kali snack di antara makan besar dan tidak mengemut makanan. Saat ini telah ditemukan teknologi baru yakni terapi remineralisasi dengan menggunakan Casein Phospho PeptideAmarphous Calcium Phosphate (CPP-ACP).5Terapi pencegahan karies dengan mengoleskan Casein Phospho PeptideAmarphous Calcium Phosphate (CPP-ACP) pada kondisi awal karies gigi yang bermanivestasi sebagai white spot. Karies gigi bukan sekadar gigi berlubang, tetapi adalah proses demineralisasi melawan remineralisasi yang terjadi dalam struktur gigi.1 Demineralisasi dan remineralisasi merupakan proses yang dinamis antara permulaan terjadi karies, perkembangannya dan kebalikan di antara keduanya. Keseimbangan antara demineralisasi dan remineralisasi merupakan kunci dalam pencegahan dan pengobatan karies.7 White spot (bercak putih pada gigi) adalah proses karies yang bersifat reversibel dan dapat disembuhkan dengan memasukkan kembali ion kalsium dan ion fosfat ke dalam struktur gigi yang telah hilang, melalui sediaan CPP-ACP.1CPP-ACP nanokompleks berasal dari protein susu sapi, kasein, kalsium dan fosfat.6 Telah lama ditemukan bahwa produk dari susu ini berperan sebagai anti karies.7 Secara biologis, CPP mengandung banyak peptida aktif yang dihasilkan dari pencernaan protein kasein susu dan penggabungan dengan kalsium fosfat dan pemurnian dengan ultrafiltrasi.7 CPP mengandung residu phosphoseryl dalam motif -Ser(P)-Ser(P)-Ser(P)-Glu-Glu- yang meningkatkan kelarutan kalsium fosfat dengan menstabilkan ACP dalam kondisi netral dan basa.7CPP-ACP nanokompleks membantu mempertahankan hubungan enamel-mineral dan sebagai penampungan kalsium-fosfat.7 Hal ini menekan demineralisasi enamel dan meningkatkan terjadinya remineralisasi.7 CPP-ACP nanokompleks juga dapat mencegah perlekatan streptococcus dan streptococcus sobrinus pada plak.7 Saat ini, aplikasi CPP-ACP nanokompleks juga dapat mencegah dekalsifikasi lesi enamel selama perawatan ortodonti cekat, tanpa mempengaruhi kekuatan bonded bracket serta dapat dipergunakan sebagai perawatan hipersensitivitas dentin.7CPP-ACP nanokompleks dipatenkan oleh University of Melbourne, Australia dan the Victorian Dairy Industry Authority, Abbotsford, Australia. CPP-ACP nanaokompleks di produksi oleh Bonlac Foods Limited dengan nama dagang Recaldent dalam beberapa macam produk yang memberikan efek dengan pemakaian topikal, diantaranya permen karet bebas gula, obat kumur, tablet hisap, gel topikal, glass ionomer cement, spray dan minuman berenergi.7 Saat ini yang banyak digunakan adalah dalam bentuk gel topikal (Gambar 8).

Gambar 8. CPP-ACP gel topikal

Sumber : http://www.orthotechnology.com/new_products/MIPaste.cfm

1) Pengertian Terapi RemineralisasiTerapi remineralisasi adalah suatu tindakan dengan memberikan sediaan calcium-phosphate khusus agar terjadi proses kembalinya kalsium dan fosfat ke dalam email gigi yang mengalami demineralisasi, yaitu hilangnya mineral gigi dalam proses karies pada gigi. Dengan terapi remineralisasi proses karies dapat dihentikan bahkan dikembalikan seperti semula.12) Tujuan Terapi Remineralisasi1:

a) Mencegah terjadinya proses karies dengan memberikan suplemen kalsium-fosfat khusus untuk menjaga keseimbangan proses demin-remin menjadi positif/menguntungkan.

b) Menyembuhkan proses karies awal (white spot).

3) Indikasi Terapi Remineralisasi1:

a) Digunakan pada gigi yang terdapat tanda white spotb) Digunakan sebagai realisasi rekomendasi Simulator Risiko Karies (Donut Irene).c) Digunakan pada individu yang rawan karies (anak yang mempunyai risiko karies tinggi, anak dengan gigi berjejal, pasien dalam perawatan menggunakan obat jangka panjang, pasien dalam perawatan ortodonsi, anak cacat, dan orang tua).Bahan sediaan:

Krem CPP-ACP (Casien Phophopeptide-Amorphous Calcium Phosphate nanokompleks).4) Penatalaksaan Terapi Remineralisasi1Persiapan:

Sortir anak yang mempunyai risiko karies tinggi. Beri penjelasan manfaat dan cara penggunaan CPP-ACP nanokompleks. Siapkan krem CPP-ACP nanokompleks.Pelaksanaan:

Latih anak/orang tua untuk mengoleskan krem CPP-ACP nanokompleks pada permukaan gigi yang rawan atau pada white spot. Oles krem pada gigi yang rawan karies dengan jari/sikat gigi, dan gunakan lidah untuk membagi keseluruh permukaan gigi (Gambar 9).

Gambar 9. Cara pemakaian CPP-ACP nanokompleks tooth mousseSumber : http://www.breezecare.com.au/ausshop/recaldent-tooth-mousse.html

Sisanya boleh diludahkan, tetapi jangan berkumur-kumur dan makan serta minum sedikitnya selama 30 menit agar terjadi transfer kalsium fosfat. Gunakan pagi hari setelah sikat gigi dan atau malah hari setelah sikat gigi sesuai keparahannya.c. Pencegahan Tersier (Surface Protection)Gigi molar baru tumbuh struktur emailnya belum matang, karena masih banyaknya ikatan karbonat CO3 yang menyebabkan email mudah larut sehingga gigi menjadi rawan karies. GIC mengganti CO3 membentuk ikatan fluorapatite yang lebih tahan asam sehingga mempunyai daya melindungi gigi dari karies.11) Pengertian Surface ProtectionSurface protection adalah tindakan melapisi permukaan oklusal dengan menggunakan bahan tambal yang bersifat adesif seperti glass ionomer kaya fluor dan mempunyai kemampuan mengalir (flowable) agar pada email terjadi pematangan dengan terbentuknya ikatan fluorapatite yang tahan asam. Email gigi telah terproteksi, meskipun glass ionomer cement terlepas.12) Tujuan Surface Protection 1a) Mematangkan permukaan email yang baru erupsi, yang masih banyak mengandung karbonat, agar terjadi pematangan email karena terjadinya ikatan fluorapatite yang tahan asam.

b) Melindungi permukaan oklusal gigi yang ada fisur hitamnya yang rawan karies menjadi ikatan fluorapatite yang tahan asam.3) Kontraindikasi Surface Protection 1:

Tidak untuk gigi dengan permukaan oklusal fisur dangkal yang tergerus oleh antagonisnya.

Instrumen dan bahan surface protection adalah set GIC viskositas tinggi (Gambar 10), terdiri dari :a) Kaca mulut

b) Pinset

c) Sonde

d) Plastis instrument (aplikator + trimer)

e) Spatula plastik

f) Paper padg) Kapas

h) Cotton roll

i) Cawan berisi air bersih

j) Vaseline/cocoa butterk) Masker dan sarung tangan

Gambar 10. Instrumen surface protection

Sumber : Lab. Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat UPDM (B)

Bahan : Glass Ionomer Cement (Gambar 11)

Gambar 11. Bahan surface protectionSumber : http://bitemagazine.com.au/tools-of-the-trade-fuji-7/

4) Penatalaksanaan surface protection1Persiapan :

Baca petunjuk penggunaan GIC viskositas tinggi

Atur instrumen surface protection beserta peralatan lainnya pada meja kerja dan cukup cahayaPelaksanaan :

1. Bersihkan permukaan gigi yang akan diproteksi dengan butiran kapas di jepit dengan pinset. Gunakan kapas kering dan diselingi butiran kapas basah untuk mencuci. Lakukan sedikitnya 2 kali atau hingga oklusal gigi cukup bersih dari debris/plak.12. Isolasi gigi yang akan diaplikasi dengan cotton roll, permukaan oklusal dikeringkan dengan butiran kapas kering, kemudian oleskan ... conditioner 20 detik, cuci dengan butiran kapas basah, dan keringkan dengan butiran kapas kering. Penggunaan kondisioner dapat menjamin bersihnya permukaan gigi dari debris sehingga akan diperoleh ikatan yang baik. Bahan conditioner tersebut berupa asam poliakrilat.1,83. Sendok powder dan satu tetes aduk liquid sesuai peraturan yang berlaku, oleskan secara merata pada permukaan oklusal termasuk pit dan fissure dengan plastis instrument, tekan dengan jari yang terlindungi sarung karet, trim dengan plastis instrument dan lapisi dengan vaseline/cocoa butter (Gambar 12).1

Gambar 12. Permukaan oklusal gigi setelah dilakukan surface protectionSumber : Lab. Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat UPDM (B)

Penyelesaian1:

Catat tindakan kedalam formulir/status kesehatan gigi anak/pasien. Instruksikan anak/pasien tidak makan/minum selama 1 jam.Pengendalian infeksi silang1:

Instrumen setelah digunakan dilakukan sterilisasi sesuai peraturan yang berlaku. Metode

Ceramah dan Tanya jawab

Alat peraga: Poster ukuran (90cm x 120cm)Waktu

10-15 menitKegiatan Penyuluhan

Mahasiswa/i masuk dan melakukan persiapan penyuluhan dan para siswa/i beserta guru sudah siap di dalam kelas 1, 2, 3, 4, 5, dan 6.

Mahasiswa/i memberikan salam dan meperkenalkan diri kemudian menerangkan materi penyuluhan kepada siswa/i dengan menggunakan alat peraga berupa poster.

Setelah selesai memberikan penyuluhan diharapkan siswa/i tersebut sudah mengerti dan dilakukan proses tanya jawab untuk memperoleh timbale balik dari hasi penyuluhan yang telah diberikan oleh mahasiswa/i.

Mahasiswa/i memohon diri dan berpamitan kepada siswa/i dan guru yang bersangkutan untuk keluar dari kelas serta mengucapkan terimakasih atas perhatian dan partisipasinya.

Evaluasi

Melakukan evaluasi untuk menilai keberhasilan dari penyuluhan yang diberikan, evaluasi dilakukan dengan mengadakan tanya jawab antara penyuluh dengan peserta penyuluhan.

Sebutkan dan jelaskan pengertian IUKGS.

Sebutkan dan jelaskan tujuan IUKGS.

Sebutkan dan jelaskan 3 pilar IUKGS.DAFTAR PUSTAKA

1. Kemenkes RI. 2012. Pedoman Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS). Jakarta. Hal 11, 15-17, 22-23, 302. Dep. Kes. RI. 1996.Pedoman Pelaksanaan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah, Direktorat Jendral Pelayanan Medik, Direktorat Kesehatan Gigi, Jakarta. Tersedia : http://ellynurmawati.blogspot.com/2011/02/laporan-ukgs_25.html. Di akses 27 Mei 2014.3. Yayasan Kesehatan Gigi Indonesia. Program YKGI. Homepage of Yayasan Kesehatan Gigi Indonesia 2009. (http://www.ykgi.or.id/program.html). Tersedia : http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19501/4/Chapter%20II.pdf. Di akses 29 Mei 2014.4. Effendy,N. 2011. Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. EGC. Jakarta,hal 112-113.5. Kurniati, Rina, dkk., 2011. Efektivitas Penyuluhan Kepada Orang Tua Secara Personal dan Pengolesan CPP-ACP pada Anak Terhadap Terjadinya Risiko Karies pada Murid SD Islam Al-Falah Kota Jambi. Jurnal Poltekkes Jambi Vol IV Edisi Juli. Hal 38.6. Gupta, Ruchi, Vijay Prakash. 2011. CPP-ACP Complex as a New Adjunctive Agent for Remineralisation : A Review. Hal 151.7. Zhou, Chunhua, dkk., 2013. Casein PhosphopeptideAmorphous Calcium Phosphate Remineralization Of Primary Teeth Early Enamel Lesions. Journal of Dentistry 42 (2014). Hal 22.8. Harmaini N. Dental anatomi. Medan,1994:29,479. Adyatmaka, Irene. 2008. Model Simulator Risiko Karies Gigi Pada Anak Prasekolah. Hal 1710. Salikun. 2012. Metode Irene Donuts Merupakan Metode Baru Dalam Penyuluhan Kesehatan GigiMenggunakan InformasiTeknologi TkAl Azhar14 Semarang. Tersedia di : http://www2.poltekkes-smg.ac.id/index.php?option=com_content&task=view&id=160&Itemid=1. Diakses 3 Juli 2014.11. Parwica. 2013. Ukgs Inovatif Dengan Metode Irenes Donut Pada MuridKelas 3a Sd No. 1 Kukuh, Puskesmas Marga Ii, Tabanan. Tersedia di : http://parwica.blogspot.com/2010/09/laporan-individu-kkn-alternatif-ukgs.html. Diakses 3 Juli 2014.EVALUASI

Dental Health Education (DHE) dengan tema 3 Pilar UKGS Inovatif telah dilaksanakan sesuai dengan rencana di 4 Sekolah Dasar, yaitu:

1. SDN 05 Grogol Selatan di ruang aula pada tanggal 17-07-2014

2. SDN 07 Grogol Utara di ruang kelas V pada tanggal 12-08-2014

3. SDN 13 Grogol Selatan di ruang kelas IV pada tanggal 14-08-2014

4. SDN 14 Grogol Selatan di ruang kelas IV pada tanggal 14-08-2014

Materi yang disampaikan mengenai 3 Pilar UKGS Inovatif yang terdiri dari Pencegahan Primer (Simulator Resiko Karies Donuts Irene) dijelaskan oleh Ratika Yuanto, Pencegahan Sekunder (Terapi Remineralisasi CPP-ACP) dijelaskan oleh R. Magistra dan yang terakhir Pencegahan Tersier (Surface Protection) dijelaskan oleh R.A Prtitasya H. Respon peserta didik terhadap materi yang kami sampaikan lumayan baik, hal itu kami nilai dengan cara melakukan tanya jawab antara penyuluh dengan peserta penyuluhan, dan jawaban yang diberikan dari beberapa peserta tersebut cukup memuaskan. Adapun pertanyaan yang kami berikan adalah:

Sebutkan dan jelaskan pengertian IUKGS.

Sebutkan dan jelaskan tujuan IUKGS.

Sebutkan dan jelaskan 3 pilar IUKGS.Demikian evaluasi yang dapat kami berikan setelah melakukan kegiatan DHE di 4 Sekolah Dasar, semoga bermanfaat untuk kita semua.DOKUMENTASI

20