NASKAH PUBLIKASI ISNI KHOERUNISA _012107194_.pdf

11
1 PENGARUH AIR PERASAN RIMPANG JAHE MERAH (Zingiber officinale Rosc) TERHADAP KADAR ASAM URAT SERUM Studi Eksperimental terhadap Tikus Putih Jantan Galur Wistar dengan Pembebanan Otak Kambing Isni Khoerunisa * , Qathrunnada Djam’an^, Muhtarom # *Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung ^Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung #Bagian Fisiologi Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung Corresponding Authors : Isni Khoerunisa, Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung, Jln. Kaligawe KM 4 Semarang 50012 ph. (024) 6583584 fax. (024) 6594366, [email protected] ABSTRAK Pendahuluan : Jahe merah merupakan tanaman tradisional Indonesia yang mempunyai kandungan senyawa flavonoid dapat menghambat enzim xantin oksidase dan menurunkan kadar asam urat.Penggunaan jahe merah untuk menurunkan kadar asam urat serum masih terbatas pada pengalaman empiris, belum diketahui keefektifan jahe merah dengan metode air perasan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh air perasan jahe merah terhadap kadar asam urat serum. Metode Penelitian : Penelitian eksperimental dengan rancangan post test only control groups design ini menggunakan tikus putih jantan galur wistar sejumlah 30 ekor yang dikelompokkan secara random menjadi 5 kelompok. Kelompok I diberikan pakan standar dan otak kambing 1.43 g/ekor/hari.Kelompok II diberikan pakan standar,otak kambing dan allopurinol 1.8 mg/ekor/hari.Kelompok III diberikan pakan standar,otak kambing dan air perasan jahe merah 0.75 g/kgbb. Kelompok IV diberikan pakan standar,otak kambing dan air perasan jahe merah 1.5 g/kgbb.Kelompok V diberikan pakan standar,otak kambing dan air perasan jahe merah 3 g/kgbb.Pemberian secara oral satu kali sehari selama 14 hari dan pengambilan sampel darah dilakukan pada hari ke- 15.Analisa yang digunakan adalah Oneway anova yang dilanjutkan dengan Post Hoc Lsd. Hasil Penelitian : Hasil rata – rata kadar asam urat serum (mg/dL) kelompok I,II,III,IV,dan V masing masing adalah 3.31, 2.44, 2.69,2.35,dan 3.13. Hasil uji Oneway anova didapatkan hasil p= 0.023,artinya terdapat perbedaan kadar asam urat paling tidak antara dua kelompok. Hasil Post Hoc Lsd menunjukan ada beda bermakna antara kelompok I dengan II,kelompok I dengan IV,kelompok II dengan V dan kelompok IV dengan V.

Transcript of NASKAH PUBLIKASI ISNI KHOERUNISA _012107194_.pdf

  • 1PENGARUH AIR PERASAN RIMPANG JAHE MERAH (Zingiberofficinale Rosc) TERHADAP KADAR ASAM URAT SERUMStudi Eksperimental terhadap Tikus Putih Jantan Galur Wistardengan Pembebanan Otak Kambing

    Isni Khoerunisa*, Qathrunnada Djaman^, Muhtarom#

    *Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung^Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung#Bagian Fisiologi Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung

    Corresponding Authors : Isni Khoerunisa, Mahasiswa FakultasKedokteran Universitas Islam Sultan Agung, Jln. Kaligawe KM 4Semarang 50012 ph. (024) 6583584 fax. (024) 6594366,[email protected]

    ABSTRAK

    Pendahuluan : Jahe merah merupakan tanaman tradisionalIndonesia yang mempunyai kandungan senyawa flavonoid dapatmenghambat enzim xantin oksidase dan menurunkan kadar asamurat.Penggunaan jahe merah untuk menurunkan kadar asam urat serummasih terbatas pada pengalaman empiris, belum diketahui keefektifanjahe merah dengan metode air perasan. Penelitian ini bertujuan untukmengetahui pengaruh air perasan jahe merah terhadap kadar asam uratserum.Metode Penelitian : Penelitian eksperimental dengan rancangan posttest only control groups design ini menggunakan tikus putih jantan galurwistar sejumlah 30 ekor yang dikelompokkan secara random menjadi 5kelompok. Kelompok I diberikan pakan standar dan otak kambing 1.43g/ekor/hari.Kelompok II diberikan pakan standar,otak kambing danallopurinol 1.8 mg/ekor/hari.Kelompok III diberikan pakan standar,otakkambing dan air perasan jahe merah 0.75 g/kgbb. Kelompok IV diberikanpakan standar,otak kambing dan air perasan jahe merah 1.5g/kgbb.Kelompok V diberikan pakan standar,otak kambing dan airperasan jahe merah 3 g/kgbb.Pemberian secara oral satu kali sehariselama 14 hari dan pengambilan sampel darah dilakukan pada hari ke-15.Analisa yang digunakan adalah Oneway anova yang dilanjutkandengan Post Hoc Lsd.Hasil Penelitian : Hasil rata rata kadar asam urat serum (mg/dL)kelompok I,II,III,IV,dan V masing masing adalah 3.31, 2.44,2.69,2.35,dan 3.13. Hasil uji Oneway anova didapatkan hasil p =0.023,artinya terdapat perbedaan kadar asam urat paling tidak antara duakelompok. Hasil Post Hoc Lsd menunjukan ada beda bermakna antarakelompok I dengan II,kelompok I dengan IV,kelompok II dengan V dankelompok IV dengan V.

  • 2Kesimpulan : Disimpulkan bahwa air perasan jahe merah berpengaruhterhadap kadar asam urat serum.Kata kunci : Air perasan jahe merah,Allopurinol,Asam urat

    ABSTRACT

    Background : Red ginger (Zingiber officinale Rosc) is a traditional plant ofIndonesia. Red ginger content of flavonoid that have function as a inhibitorthe enzyme of xanthine oxidase and lower levels of uric acid . Theexperiment with red gingger to lower serum uric acid levels are still limitedto empirical experience, the effectiveness is not known with red gingerjuice method . This present study aims to determine the effect of redginger juice to the serum uric acid levels.Design and Method : Experimental research study using post -test onlycontrol groups design performed on 30 white male wistar rats wererandomly divided into 5 groups . Group 1 was given the standard feed andgoat brains 1.43 g/200 gmice (p.o). Group 2 given standard feed, goatbrains and allopurinol 1.8 mg/200 gmice (p.o).Group 3 given standardfeed,goat brain and red ginger juice 0.75 g/kg. Group 4 was given thestandard feed,goat brain and red ginger juice 1.5 g/kg. Group 5 was givenstandard feed,goat brain and red ginger juice 3 g/kg, day 1 to day 14 thetreatment weregiven (p.o), and blood sampling performed on day 15. Theaverage value of serum uric acid levels were analyzed with the OnewayAnova test followed by Post Hoc Lsd.Result : The means number of serum uric acid levels (mg/dL) for the fivegroups were 3,31; 2,44; 2,69;2,35; and 3,13. Oneway ANOVA test showedsignificant differences among the study groups (p= 0.023). Post Hoc Lsdshowed no significant difference between K1 to K2, K1 to K4, K2 to K5and K4 to K5.Conclusion : Red ginger juice has been shown to have effect to theserum uric acid levels of white male wistar rats induced goats brain.

    Keywords : Red ginger juice, allopurinol , uric acid

  • 3PENDAHULUAN

    Tanaman jahe telah lama dikenal dan tumbuh baik di Indonesiasebagai bumbu dapur maupun obat-obatan tradisional (Koswara, 2009).Secara invitro, jahe merah manunjukan aktivitas yang lebih ungguldibandingkan jahe emprit dan jahe gajah terutama kandungan zatkimianya yaitu flavonoid (Sukandar, 2009). Flavonoid telah diketahuiberperan sebagai antioksidan dan mampu menghambat enzim xantinoksidase sehingga menurunkan kadar asam urat (Hayati, 2004). Sepertipada penelitian Mudrikah (2006) yang meneliti tentang ekstrak jahe merahdan campurannya dengan herba suruhan dapat berperan sebagaiantihiperurisemia. Penggunaan metode lain seperti metode air perasanmaupun rebusan tanaman secara alami di masyarakat sering digunakandalam mengobati penyakit (Mahendra, 2006). Namun penggunaan airperasan jahe merah untuk menurunkan kadar asam urat serum masihterbatas pada pengalaman empiris, sehingga perlu penelitian lebih lanjutuntuk mengetahui keefektifan jahe merah terhadap kadar asam uratserum dengan metode air perasan.

    Dalam keadaan normal, asam urat dapat dikeluarkan melalui ginjal.Tetapi apabila sintesis asam urat terlalu banyak atau ekskresinya melaluiginjal terlalu sedikit, maka kadarnya dalam darah akan meningkat yangdisebut dengan hiperurisemia (Hidayat, 2009). Kadar asam urat yangtinggi seperti pada penderita hiperurisemia dapat menyebabkankerusakan pada membran sel seperti hepar dan ginjal akibat reaksiberantai peroksidase lipid. (Fajar dan Dwi, 2010). Komplikasi akibattingginya kadar asam urat (hiperurisemia) adalah kencing batu, kerusakanginjal, penyakit jantung, stroke, kerusakan saraf, peradangan tulang.(Vitahealth,2005). Di Indonesia, epidemiologi hiperurisemia masih belumdiketahui dengan pasti, tetapi beberapa data hasil penelitian seperti diSinjai (Sulawesi Selatan) didapatkan angka kejadian hiperurisemia 10%pada pria dan 4% pada wanita dan satu survei epidemiologik yang dilakukan di Bandungan, Jawa Tengah atas kerjasama WHO-COPCORD didapatkan bahwa prevalensi hiperurisemia sebesar 24,3% pada laki-lakidan 11,7% pada wanita (Purwaningsih, 2009).

    Kandungan zat aktif pada jahe merah (Zingiber officinale Rosc)adalah di antaranya minyak atsiri yang terdiri dari senyawa-senyawazingiberen, zingeron, oleoresin, kamfena, limonen, borneol, sineol, sitral,zingiberal, felandren, terdapat juga sagaol,gingerol, pati, damar, asam-asam organik seperti asam oksalat, Vitamin A, B, dan C serta flavonoid(Septiana, dkk, 2006). Berdasarkan penelitian sebelumnya, ekstrak jahemerah, herba suruhan dan campurannya memiliki efek antihiperurisemiayaitu dengan menurunkan konsentrasi asam urat tikus putih jantanhiperurisemia yang diinduksi jus hati ayam selama 14 hari hingga 45,51%,39,44%, dan 42,02%. Tetapi campuran ekstrak jahe merah dan herbasuruhan menunjukan efek antihiperurisemia yang tidak sinergis biladibandingkan dengan pemberian ekstrak secara tunggal pada tikus

  • 4dengan induksi jus hati ayam (Mudrikah, 2006). Kadar purin yang adapada hati ayam hanya 243mg/100g, sedangakan kadar purin pada otakkambing lebih banyak yaitu 854 mg/100g (Cahanar dan Suhanda,2006).

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh air perasanrimpang jahe merah (Zingiber officinale Rosc) terhadap kadar asam uratserum, mengetahui pengaruh pemberian air perasan jahe merah dengandosis 0.75 g/kgbb,1.5 g/kgbb, dan 3 g/kgbb terhadap kadar asam uratserum, mengetahui perbedaan pengaruh ketiga dosis air perasan jahemerah dengan allopurinol terhadap kadar asam urat serum dengan padatikus putih jantan galur wistar dengan pembebanan otak kambing.

    Manfaat penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasiuntuk kajian ilmu pengetahuan khususnya efek farmakologi air perasanjahe merah (zingiber officinale rosc) terhadap kadar asam urat serum dansebagai bahan informasi kepada masyarakat tentang pengaruh airperasan jahe merah terhadap kadar asam urat serum.

    METODOLOGI PENELITIAN

    Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian eksperimentaldengan metode Post test only randomized control group design. Variabelbebas dalam penelitian ini adalah air perasan rimpang jahe merah.Variabel tergantung pada penelitian ini adalah kadar asam urat serum. Airperasan rimpang jahe merah diperoleh dari 15 gram rimpang jahe merahsegar yang diperas sehingga mendapatkan air perasan sebanyak 5 ml. Airperasan akan diberikan dalam 3 peringkat dosis yang dikonversi ke dosistikus menggunakan sonde per oral. Kadar asam urat serum didapatkanmelalui pemeriksaan dengan metode spektofotometri.

    Populasi penelitian ini adalah tikus putih jantan galur wistar yangdiperoleh dari Laboratorium Biologi FMIPA Unnes pada bulan Oktober2013 yang berjumlah 30 ekor. Sampel yang digunakan adalah 30 ekortikus putih jantan galur wistar, berumur 2,5 3 bulan dengan berat badan150 200 gram yang dibagi dalam 5 kelompok uji secara acak sehinggamasing kelompok terdapat 6 ekor yang dibagi menjadi kelompok kontrolnegatif (K1) dan kelompok kontrol positif (K2), kelompok perlakuan yangterdiri dari kelompok 3 (K3), kelompok 4 (K4), dan kelompok 5 (K5). Padahari ke-1 sampai hari ke-8 semua kelompok diberikan induksi otakkambing 1.43 g/ekor/hari. Pada hari ke-9 sampai hari ke-14 K1 hanyamendapatkan induksi otkuak kambing, K2 ditambahkan denganpemberian allopurinol 1.8 mg/ekor/hari, dan K3, K4, serta K5 ditambahkandengan pemberian air perasan jahe merah masing masing dengan dosis0.75 g/kgbb, 1.5 g/kgbb, dan 3 g/kgbb.

    Tempat perlakuan hewan coba dilaksanakan di laboratorium BiologiUniversitas Negeri Semarang. Pengukuran kadar asam urat serumdilakukan di laboratorium Patologi klinik Fakultas Kedokteran UniversitasIslam Sultan Agung Semarang. Penelitian dilaksanakan pada bulanoktober 2013.

  • 5Analisis data hasil penelitian disajikan secara deskriptif denganmenggunakan nilai rata-rata, kemudian dilakukan uji normalitasmenggunakan Shapiro-Wilk test dan homogenitas menggunakan Levenestatistic test. Distribusi data normal dan varians data homogen, sehinggadilakukan uji parametrik oneway annova, dilanjutkan dengan uji Post HoctLSD untuk mengetahui perbedaan antar kelompok penelitian.

    HASIL PENELITIAN

    Tabel 4. 1 Rata rata kadar asam urat serum tiap kelompok

    Kelompok Rata rata kadar Asam Urat( Standar Deviasi)

    Kontrol NegatifKontrol PositifAir perasan jahe merah 0.75 g/kgbbAir perasan jahe merah 1.5 g/kgbbAir perasan jahe merah 3 g/kgbb

    3.31 0.762.44 0.652.69 0.332.35 0.163.13 0.63

    Hasil uji normalitas dengan menggunakan Shapiro-wilk testdidapatkan sebaran data normal dengan nilai P>0.05 pada semuakelompok. Hasil uji homogenitas dengan menggunakan levene statistikkadar asam urat menunjukan data homogen dengan nilai 0.085 (P>0.05).Karena data yang diperoleh berdistribusi normal dan sebarannyahomogen maka untuk membedakan kadar asam urat antara berbagaikelompok perlakuan dilakukan uji statistik, yaitu Oneway Anova. UjiOneway Anova didapatkan hasil p=0.023 (p

  • 6uji beda, tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara kelompok IIIdengan kelompok I dan kelompok III dengan kelompok II. Kelompok IIIdengan kelompok IV dan kelompok III dengan kelompok V. Kadar rata rata asam urat tersebut lebih tinggi bila dibandingkan dengan kadar rata rata asam urat pada kelompok II (kontrol positif) dan kelompok IV (airperasan jahe merah 1.5 g/kgbb) tetapi kadar rata rata asam urat padakelompok III ini lebih rendah bila dibandingkan dengan kadar rata- rataasam urat pada kelompok V (air perasan jahe merah 3 g/kgbb).

    Kelompok IV, yaitu kelompok yang diberi air perasan jahe merah1.5 g/kgbb mempunyai kadar asam urat rata rata yang paling rendah2.35 mg/dl. Dari hasil uji beda, terdapat perbedaan yang bermakna antarakelompok IV dengan kelompok I. Tetapi tidak ada perbedaan bermaknaantara kelompok IV dengan II. Dan kelompok IV dengan kelompok III. Haltersebut dikarenakan tidak diketahuinya kadar asam urat serum sebelumperlakuan, karena kadar asam urat serum sebelum perlakuan jugaberpengaruh terhadap hasil yang didapatkan setelah perlakuan. Terdapatperbedaan bermakna juga antara kelompok IV dengan kelompok V. Kadarrata rata asam urat serum kelompok IV tersebut juga lebih rendah biladibandingkan dengan kadar rata rata asam urat pada kelompokallopurinol.

    Kelompok V, yaitu kelompok yang diberi air perasan jahe merah 3g/kgbb mempunyai kadar asam urat rata rata 3.13 mg/dl. Dari hasil ujibeda, tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara kelompok Vdengan kelompok I. Tetapi terdapat perbedaan bermakna kelompok Vdengan kelompok II dan kelompok V dengan kelompok IV. Tetapi tidakterdapat perbedaan bermakna antara kelompok V dengan kelompok III.

    Kadar rata rata asam urat kelompok V tersebut lebih tinggi biladibandingkan dengan kadar rata rata asam urat pada kelompokallopurinol, air perasan jahe merah 0.75 g/kgbb dan air perasan jahemerah 1.5 g/kgbb. Hal tersebut menunjukan bahwa peningkatan dosis airperasan jahe merah dua kali dari dosis yang biasa digunakan dimasyarakat akan menurunkan efek air perasan jehe merah tersebutsehingga kadar asam uratnya lebih tinggi daripada dosis satu kali. Haltersebut dikarenakan pada dosis yang dilebihkan, ada kemungkinanterjadi penurunan efek bahkan keracunan karena sudah melewati dosismaksimum, yaitu batas dosis yang relatif aman diberikan kepadapenderita (Zaman, 2001). Selain itu tidak dilakukannya perhitungan kadarasam urat sebelum perlakuan juga dimungkinkan berpengaruh terhadapkadar asam urat setelah perlakuan.

    Uji Post Hoc LSD menunjukan p>0.05, artinya tidak adanyaperbedaan yang bermakna antara beberapa kelompok, yaitu kelompok Idengan kelompok III, kelompok I dengan kelompok V, kelompok II dengankelompok III, kelompok II dengan IV, kelompok III dengan IV dankelompok III dengan kelompok V, walaupun secara uji statistik tidakmemiliki perbedaan yang bermakna, akan tetapi terdapat perbedaansecara deskriptif dari rata rata kadar asam urat antara kelompok

  • 7tersebut. Hal tersebut dikarenakan tidak diketahuinya kadar asam uratsebelum perlakuan pada tiap kelompok, yang mungkin sajamempengaruhi hasil kadar rata- rata asam urat setelah perlakuan. Hasilpenelitian sebelumnya menunjukan bahwa ekstrak jahe merah 115.58mg/kgBB mampu menurunkan kadar asam urat serum 45.51%, campuranekstrak jahe merah dengan herba suruhan hanya mampu menurunkankadar asam urat serum 42.02% dan pada allopurinol 3.3 mg/kgBBmampu menurunkan kadar asam urat sebanyak 92.51% (Mudrikah, 2006).

    Hasil penelitian menunjukan bahwa air perasan jahe merah 1.5g/kgbb mempunyai kemempuan menurunkan kadar asam urat serumsetara dengan allopurinol. Air perasan jahe merah 1.5 g/kgbb terbuktimemiliki kadar asam urat rata- rata yang lebih rendah yaitu 2.35 mg/dl biladibandingkan dengan kadar asam urat rata rata kelompok perlakuanlainnya. Selain itu air perasan jahe merah 0.75 g/kgbb juga dapatmenurunkan kadar asam urat serum hingga 2.69 mg/dl, meskipunpenurunannya tidak sebesar air perasan jahe merah 1.5 g/kgbb. Hal inisesuai dengan hipotesa bahwa air perasan jahe merah dapat menurunkankadar asam urat serum.

    Keterbatasan dalam penelitian ini adalah tidak dilakukannyapemeriksaan kadar rata rata asam urat sebelum perlakuan, karenakemungkinan pengukuran kadar asam urat sebelum perlakuan jugamempengaruhi hasil pengukuran kadar asam urat setalah perlakuan dandapat menjadi acuan dalam menganailsa kadar asam urat tikus tersebut.Selain itu kendala yang didapatkan adalah tidak bisa menyediakan airperasan jahe merah setiap hari karena keterbatasan waktu, maka airperasan jahe merah dibuat 7 hari sekali. Air perasan jahe merah yangdibuat setiap hari akan lebih segar dan dimungkinkan mempunyaiefektivitas yang baik serta sarana prasarana kandang tikus yang tidakdipisah tiap individu tikus, membuat sebaran pakan standar tiap tikus tidakmerata.

    KESIMPULAN

    Pemberian air perasan jahe merah berpengaruh terhadap kadarasam urat serum pada tikus putih jantan galur wistar dengan pembebananotak kambing.Hasil rata rata kadar asam urat serum pada kelompok kontrol negatif,kelompok kontrol positif, kelompok III, kelompok IV dan kelompok Vberturut turut adalah 3.31 mg/dl, 2.44 mg/dl, 2.69 mg/dl, 2.35 mg/dl, dan3.13 mg/dl. Kelompok III dan kelompok V memiliki kadar asam urat yanglebih tinggi dibanding kelompok kontrol positif. Tidak terdapat perbedaankadar asam urat serum yang bermakna secara uji statistik antarakelompok II dengan kelompok IV. Artinya kelompok air perasan jahemerah 1.5g/kgbb mempunyai pengaruh penurunan terhadap kadar asamurat serum setara dengan allopurinol.

  • 8SARAN

    Perlu dilakukan penelitian jahe merah dengan sediaan dan dosisyang berbeda dan dengan metode pre post control group design.

    DAFTAR PUSTAKA

    Cahanar, P., Suhanda, I., 2006, Makan Sehat Hidup Sehat, Penerbit BukuKompas, Jakarta, hal 31.

    Carter, M. A., 2006, Gout, dalam Sylvia, A. P. And Lorraine, M. W. (Eds),Patofisiologi, Konsep Klinis Proses-proses Penyakit, Edisi VI, BukuII, 1242-1246, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

    Chairul, 2001, Tempuyang Untuk menghadang Asam Urat, intisari onlinehttp://www.denutrion.com/intisari, dikutip tanggal 17 Juli 2013.

    Cos P et al. 1998. Structure-Activity Relationship and Classification ofFlavonoids as Inhibitors of Xanthine Oxidase and superoxideScavengers. J Nat Prod 61:71-76.

    Dahlan, S, 2008. Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan, Deskriptif,Bivariat, dan multivariate, dilengkapi dengan Menggunakan SPSS,Penerbit Salemba Medika, Jakarta.

    Dalimartha, 2003 Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid III, Penerbit PuspaSwara, Jakarta, hal 162.

    Edwards, N.L, 2009, Causes, Co-morbidities, and Compications of Long-Standing Hyperuricemia: Management of Gout In The Elderly: NewSolutions to an Age-OldDisease,http://www.clinicalgeriatrics.com/files/gout6LT.pdf, dikutip tanggal20 April 2013

    Fajar, dan Dwi, 2010, Mandala of Health: Efek Catechin Terhadap KadarAsam Urat, CReactive Protein(Crp) Dan Malondialdehid DarahTikus Putih (Rattus Norvegicus) Hiperurisemia, Purwokerto.

    Fauzia, G, 2010, Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Kadar AsamUrat pada Wanita Anggota Majelis Taklim Al amin KecamatanCilandak. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia,Jakarta.

    Ferry, 2006, Asam Urat, intisari online http://[email protected] ,dikutip tanggal 17 Juli 2013.

    Fitriana, 2005, Pengaruh Infusa Herba Meniran terhadap PenurunanKadar Asam Urat Serum Darah Tikus Hiperurisemia, intisari onlinehttp://www.litbang.com, dikutip tanggal 30 April 2013.

    Gamse, T, 2002, Liquid-Liquid Extraction and Solid-Liquid Extraction. GrazUniversity of Technology.

    Girindra, A, 1988, Biokimia Patologi Hewan, PAU ITB, Bogor.Gunawan, D, dan Mulyani, S, 2004, Ilmu Obat Alam (Farmakognosi) Jilid I,

    Penerbit Penebar Swadaya, Jakarta.

  • 9Guyton, A.C, Hall, J.E., 2008, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, edisi 11,EGC, Jakarta, hal 308-323.

    Hapsoh, Y, 2008, Budidaya Jahe, Prospek dan Permasalahannya,Universitas Sumatera Utara Pers, Medan.

    Harborne, J.B., 1987, Metode Fitokimia, Penuntun cara Modernmenganalisis Tumbuhan, edisi 2, ITB. Bandung, hal 354.

    Harmono, 2005. Budidaya dan Peluang Bisnis Jahe, Agromedia Pustaka.Jakarta.

    Hasanah, 2004, Teknologi produksi benih jahe, Perkembangan TeknologiTRO XVI (1), hal 9-16.

    Hayati RT, 2004, Isolasi dan Identifikasi senyawa bioaktif seledri dalammenghambat aktivitas enzim xantin oksidase, skripsi sarjanaFakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, InstitutPertanian Bogor, Bogor.

    Hernani dan E. Hayani. 2001. Identification of chemical components onred ginger (Zingiber officinale var. Rubrum) by GC-MS. Proc.International, Seminar on natural products chemistry and utilizationof natural resources. UI-Unesco, Jakarta : 501-505

    Heryanto, 2003. Biofarmaka: Definisi dan Fungsinya dalam PengobatanGout, Pusat Studi Biofarmaka, Bogor

    Hidayat, R., 2009, Gout dan Hiperurisemia, Medicinus, Vol. 22, No.1.Indriasari, D., 2009. A-Z Deteksi, Obati, dan Cegah Penyakit, Pustaka

    Grahatama, Yogyakarta, hal 24- 25.Iryaningrum, M, 2005, Artritis Gout, Diagnosis dan Pengelolaan. Fakultas

    Kedokteran Unika Atma Jaya, Jakarta.Jen KL, Ping CC, Shoe YLS. 2000. Inhibition of xanthine oxidase and

    supression of intracelluler reaktive oxigen species in HL-60 cells bytheaflavin-3-3-digallat, (-)-epigallocathecin-3-gallate, propyl gallate.J Agric Food Chem 48:2736-2743.

    Jioa RH, Ge HM, Shi DA, Tan RX. 2006. An Apigenin-Derived XanthineOksidase Inhibitor from Palhinhae cernua. J Nat Prod 69:1089-1091

    Juniadi, I., 2006. Rematik dan Asam Urat,Bhuana Ilmu Komputer. JakartaKatzung, B.G., 2010, Farmakologi dasar dan klinik, edisi 8, penerbit

    salemba Medika farmakologi, hal 577-579Koeman JH. 1987. Pengantar Umum Toksikologi. Penerbit Gadjah Mada

    University Press, Yogyakarta.Koswara S, 2009, Jahe dan Hasil Olahannya, Jakarta: Pustaka Sinar

    Harapan.Kusumawati, D, 2004, Bersahabat Dengan Hewan Coba, Gajah Mada

    University press, Yogyakarta, 8-10, 66-74, 87-94.Luk, A, J, Simkin P.A., 2005, Epidemiology of Hyperuricemia and Gout,

    The American Journal of Managed Care, hal 11.Lelyana, R, 2008, Pengaruh Kopi Terhadap Kadar Asam Urat, Sripsi

    Program Pascasarjana Magister Ilmu Biomedik, UniversitasDiponegoro, Semarang.

  • 10

    Madhavi, D.L., R.S. Singhal, P.R. Kulkarni, 1985, Technological Aspectsof Food Antioxidants, Toxilogical and Health Perspectives. MarcelDekker Inc., Hongkong: 161-265.

    Mahendra, 2006, Pengaruh Pemberian Rebusan Biji Adas ( FoeniculumVulgare Mill)Terhadap pertumbuhan Jamur Candida Albicans,intisari online http://www/jurnal-kti.htm, dikutip tanggal 17 April2013.

    Massey V, Komai H, Palmer G, Elion GB, 1970, J Biol Chem 245:2837-2844.

    Maslarova, N.V. Yanishlieva. (2001). Inhibiting oxidation dalam JanPokorny, Nedyalka Yanislieva dan Michael Gordon: Antioxidants infood, Practical applications. Woodhead Publishing Limited,Cambridge: 22-70.

    Miller, A, V., Ranatunga, S.K.M., Francis, M.L., 2010, Gout, EmedicineRheumatology.

    Mudrikah, 2006, Potensi Ekstrak Jahe Merah dan Campurannya denganHerba Suruhan sebagai Antihiperurisemia pada Tikus, skripsisarjana Biokimia, FMIPA Institut Pertamian Bogor, Bogor.

    Muhlisah, F, 2005, Temu-temuan dan Empon-Empon, Budi Daya danManfaatnya, Penerbit Kanisius, Yogyakarta.

    Mycek, Marry J, 1997, Farmakologi: Ulasan Bergambar, Agus a,penerjemah, Penerbit widya Medika, Jakarta.

    Naajjmudin, D, 2011, Daun Salam mampatkan Diare, intisari onlinehttp://www.djamilahnajmuddin.com/dau -salam-mampatkan-diare,dikutip tanggal 17 Juli 2013.

    Nagao A, Seki, Kobaya SM. 1999. Inhibition of xanthine oxidase byflavonoids. Biosci.biotecnol.biochem 63: 1787-1790.

    Paimin, 2008, Budidaya, Pengolahan, Perdagangan Jahe, PenebarSwadaya, Jakarta.

    Pati, S., Sahu, P., Mohapatra., 2004, Orissa Journal of MedicalBiochemistry : The Role of Uric Acid in Cardiovascular Disease andIts Clinical Implications, hal 40.

    Prado, E, 2012, The Journal of NCBI: High plasma uric acid concentration:causes and consequences.US National Library of Medicine,National Institut of Health.

    Pratiwi, L, 2012, Pengaruh campuran vitamin C dan infusa daun salamterhadap kadar asam urat serum dengan pembebanan otakkambing, skripsi sarjana kedokteran, semarang.

    Putra, Tjokorda. 2009. Hiperurisemia. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.Edisi ke-5 Jilid III. Jakarta : Pusat Penerbitan Departemen IlmuPenyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia,hal2550-2559.

    Purwaningsih, T, 2010, Faktor-Faktor Resiko Hiperurisemia pada StudiKasus di Rumah Sakit Umum Kardinah Kota Tegal, Intisari onlinehttp://.undip.ac.id/, dikutip tanggal 30 April 2013.

  • 11

    Rodwell, V. W., 2003. Metabolisme Nukleotida Purin dan Pirimidin,Biokimia Harper. Diterjemahkan oleh Andry Hartono, Penerbit BukuKedokteran EGC, Jakarta. Hal. 378-393

    Septiana, Aisyah Tri. Dkk, 2006, Pengaruh Spesies Zingiberaceae (Jahe,Temu Lawak, Kunyit, dan Kunyit putih) dan Ketebalan IrisanSebelum Pengeringan terhadap Kadar dan Aktivitas AntioksidanEkstrak Aseton Yang Dihasilkan. Teknologi Pertanian. Vol. XXVI,No.2. Jurusan Teknologi Pertanian FT UNSOED, Purwokerto.

    Siswoyo, 2005. Pengaruh Suplementasi Kreatin terhadap Kadar AsamUrat Darah pada Siswa Pria Sekolah Kesehatan TNI Angkatan LautJakarta yang melakukan Olahraga Angkat Beban. Jakarta :Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Program Studi IlmuGizi.

    Sriningsih, 2008, BPPT, http://www.simplisia.com/simlisia/html, dikutiptanggal 17 Juli 2013.

    Sukandar, 2009. Uji efek teratogenik kombinasi ekstrak rimpang jahemerah dan ekstrak buah mengkudu pada tikus Wistar, intisari onlinehttp://i-lib.ugm.ac.id, dikutip tanggal 30 April 2013.

    Sudoyo, A, W., setiyo, H, Alwi, I., Simandibrata, 2006, Buku Ajar IlmuPenyakit Dalam, edisi IV, Penerbit FKUI, Jakarta, 1203-1205.

    Tejasari, 2009,Ginger (Zingiber Officinale Roscue ) RootBioactiveCompounds Increased Cytolitic Response of NaturalKiller(Nk) Cells Against Leucemic Cell Line K-562 inVitro, intisari onlineHttp://Www.Iptek.Net.Id/Ind/Pustaka_Pangan/Pdf/Prosiding/Oral/ ,dikutip tanggal 17 Juli 2013.

    Tim Lentera, 2004, Khasiat dan Manfaat Jahe Merah si Rimpang Ajaib,Penerbit agromedia Pustaka, Jakarta.

    Tim redaksi VITAHEALTH, 2005. Asam Urat, PT Gramedia PustakaUtama, Jakarta.

    Trevor, R, 2000, Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi, Penerbit ITB,Bandung.

    Widodo, F.Y., 2008, Metabolisme Nukleotida Purin dan Pirimidin, intisarionline http://elib.fk.uwks.ac.id, dikutip tanggal 30 April 2013

    Wilmana, P, 2007, Analgesik Anti-inflamasi Nonsteroid, dalamFarmakologi dan Terapi edisi 5, Departemen Farmakologi danterapeutik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.

    Wijayakusuma, H, 2006, Atasi Asam Urat dan Rematik Ala Hembing,Penerbit Puspa Swara, Jakarta.

    Zaman, N, 2001, Ars Prescibendi Resep yang Rasional, PenerbitAirlangga University Press, Surabaya.