naskah publikasi hubungan antara persepsi mahasiswa terhadap ...

24
NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP DUKUNGAN SOSIAL DOSEN DENGAN REGULASI DIRI DALAM BELAJAR Oleh : DEWI KAPLIANI RATNA SYIFA`A R. PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2008

Transcript of naskah publikasi hubungan antara persepsi mahasiswa terhadap ...

Page 1: naskah publikasi hubungan antara persepsi mahasiswa terhadap ...

NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP

DUKUNGAN SOSIAL DOSEN DENGAN REGULASI DIRI

DALAM BELAJAR

Oleh :

DEWI KAPLIANI

RATNA SYIFA`A R.

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA

2008

Page 2: naskah publikasi hubungan antara persepsi mahasiswa terhadap ...

 

NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP

DUKUNGAN SOSIAL DOSEN DENGAN REGULASI DIRI DALAM

BELAJAR

Telah Disetujui Pada Tanggal

_______________________

Dosen Pembimbing Utama

(Ratna Syifa`a R, S.Psi., M.Si)

Page 3: naskah publikasi hubungan antara persepsi mahasiswa terhadap ...

 

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP DUKUNGAN SOSIAL DOSEN DENGAN REGULASI DIRI DALAM

BELAJAR

Dewi Kapliani Ratna Syifa`a R.

INTISARI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara persepsi mahasiswa terhadap dukungan sosial dosen dengan regulasi diri dalam belajar. Semakin positif persepsi mahasiswa terhadap dukungan sosial dosen, semakin tinggi regulasi diri dalam belajar pada mahasiswa. Sebaliknya, jika semakin negatif persepsi mahasiswa terhadap dukungan sosial dosen, semakin rendah regulasi diri dalam belajar pada mahasiswa.

Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, jurusan Psikologi yang mengambil mata kuliah Statistik, berusia 17 sampai 20 tahun, dan berjenis kelamin laki-laki dan perempuan. Adapun skala yang digunakan adalah skala persepsi mahasiswa terhadap dukungan sosial dosen yang mengacu pada teori Cohen dan Syme (Cohen&Syme, 1985) dan skala regulasi diri dalam belajar yang mengacu pada teori Zimmerman (Zimmerman, 1989).

Metode analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan fasilitas program SPSS versi 16,0 for windows untuk menguji hubungan antara antara persepsi mahasiswa terhadap dukungan sosial dosen dengan regulasi diri dalam belajar. Korelasi product moment dari Pearson menunjukkan korelasi sebesar r₌0,554 dengan P₌0,000 (P < 0,05) berarti ada hubungan antara persepsi mahasiswa terhadap dukungan sosial dosen dengan regulasi diri dalam belajar. Jadi hipotesis penelitian ini diterima. Kata kunci: Persepsi Mahasiswa Terhadap Dukungan Sosial Dosen, Regulasi Diri Dalam Belajar.  

       

Page 4: naskah publikasi hubungan antara persepsi mahasiswa terhadap ...

 

PENGANTAR

Latar Belakang Masalah

Belajar merupakan suatu proses yang harus ada dan dituntut selalu ada

dalam diri setiap manusia. Dalam Islam belajar itu ibadah atau sebagai bentuk

pengabdian kepada Allah SWT, sehingga belajar harus dilakukan sepanjang hidup

manusia (Rachman, 2005). Setiap manusia akan menjadi lebih baik, tidak terjebak

pada kesalahan ataupun kegagalan yang sama, manusia akan lebih cerdas,

bijaksana, adil, taat kepada Allah SWT juga akan mendapat sejuta kebaikan

lainnya dengan melakukan proses belajar dalam hidupnya (Rachman, 2005).

Pada Perguruan Tinggi, mahasiswalah yang melakukan kegiatan belajar.

Mahasiswa adalah sebutan bagi orang yang sedang menjalani pendidikan tinggi di

suatu universitas atau perguruan tinggi. Dapat juga dikatakan bahwa mahasiswa

adalah golongan generasi muda yang menuntut ilmu di perguruan tinggi yang

mempunyai identitas diri. Mahasiswa melakukan kegiatan belajar di dalam

kampus maupun di luar kampus. Proses belajar di Perguruan Tinggi disebut kuliah

yaitu proses belajar mengajar yang dapat meliputi komunikasi langsung dan tidak

langsung, praktikum, eksperimen dan pemberian tugas akademik lainnya seperti

membaca bacaan wajib yang menjadi bahan kuliah dan membuat uraian atau

tanggapan atau bacaan yang menjadi bahan kuliah (Hardjana, 1994). Selain

kegiatan tersebut, mahasiswa juga harus mengerjakan tugas yang diberikan oleh

dosen.

Kasus yang terjadi pada mahasiswa adalah menyontek ketika ujian karena

mereka tidak mau belajar bahkan ketika menjelang kuliah dimulai sekelompok

Page 5: naskah publikasi hubungan antara persepsi mahasiswa terhadap ...

 

mahasiswa duduk diam di kelas kosong ternyata bukan untuk belajar tetapi

menyalin pekerjaan mahasiswa lainnya (Nugroho, 2003). Menurut Supardi dan

Sadarjoen mengatakan ada beberapa masalah yang tengah dihadapi oleh para

pelajar termasuk mahasiswa di Indonesia yaitu jenuh dan malas, jatuh cinta dan

patah hati, tidak mampu mengelola waktu, serta rendahnya minat dalam belajar.

Hal itu mengakibatkan rendahnya motivasi belajar (Supardi & Sadarjoen. 2002).

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti di kampus Prodi

Psikologi, terlihat bahwa beberapa mahasiswa datang ke kampus dan masuk ruang

kuliah tapi pada saat perkuliahan dimulai mahasiswa tidak memperhatikan dosen

saat menerangkan materi kuliah. Ada mahasiswa yang hanya berbicara dengan

temannya, sibuk bermain handphone, membaca buku yang tidak berkaitan dengan

materi kuliah bahkan tidur di dalam ruang kuliah.

Berdasarkan kasus-kasus tersebut, terlihat bahwa mahasiswa belum bisa

fokus pada kuliahnya dan mahasiswa tidak mampu mendorong dirinya untuk

belajar dan mengerjakan tugas. Idealnya seorang mahasiswa memiliki regulasi diri

dalam belajar. Menurut Pintrich, regulasi diri dalam belajar terutama dimiliki oleh

mahasiswa karena mereka sudah mampu mengontrol kegiatan-kegiatannya dan

mengetahui bagaimana melakukan kegiatan belajar yang tepat (Chen, 2002).

Regulasi diri dalam belajar atau Self-Regulated Learning, menurut

Zimmerman adalah suatu proses yang digunakan untuk mengaktifkan dan

mempertahankan pikiran, perilaku dan perasaan untuk mencapai tujuan belajar

(Woolfolk, 2004). Sehingga mahasiswa mampu mengatur dirinya sendiri sehingga

dia tahu kapan waktu untuk belajar dan membuat belajar menjadi lebih mudah

Page 6: naskah publikasi hubungan antara persepsi mahasiswa terhadap ...

 

maupun melakukan hal yang lain sehingga kuliahnya tidak terganggu dan tetap

bisa berprestasi di kampus. Dengan kata lain mereka harus mampu menjadi Self-

Regulated Learners yaitu seseorang yang mampu menggabungkan antara

kemampuan akademik dan self control agar membuat belajar menjadi mudah

sehingga mereka lebih termotivasi dengan kata lain mereka memiliki kemampuan

(skill) dan keinginan untuk belajar (Woolfolk, 2004).

Regulasi diri dalam belajar merupakan teori yang berasal dari budaya barat

dimana mahasiswanya cenderung individualis sehingga interaksi antara

mahasiswa dengan dosen jarang terjadi. Dalam penelitian ini, regulasi diri dalam

belajar dikaitkan dengan budaya timur yang tidak individualis sehingga interaksi

antara mahasiswa dengan dosen akan sering terjadi dan dosen memiliki peran

yang cukup penting bagi mahasiswa. Dosen bukan hanya fasilitator pengetahuan

tapi juga sebagai seseorang yang dapat memberikan semangat agar mahasiswa

melakukan kegiatan belajar dengan baik. Para dosen juga dapat memberikan

masukan dan penilaian mengenai usaha yang telah dilakukan mahasiswa serta

memperkuat dan meningkatkan kepercayaan diri mahasiswa akan kemampuan

mereka.

Menurut Zimmerman, dalam lingkungan pendidikan (sekolah/ kampus)

interaksi siswa atau mahasiswa dengan para pengajar (guru, dosen) merupakan

pengalaman yang paling utama yang berpengaruh dalam meregulasi diri dalam

belajar (Handoz, 2008). Interaksi tersebut dapat berupa dukungan sosial karena

mahasiswa juga seorang mahluk sosial yang tentunya membutuhkan bantuan atau

pertolongan dari orang lain dalam segala hal.

Page 7: naskah publikasi hubungan antara persepsi mahasiswa terhadap ...

 

Dukungan sosial (social support) didefenisikan oleh oleh Gottlieb sebagai

informasi verbal atau non-verbal, saran, bantuan yang nyata atau tingkahlaku yang

diberikan oleh orang-orang yang akrab dengan subjek di dalam lingkungan

sosialnya atau yang berupa kehadiran dan hal-hal yang dapat memberikan

keuntungan emosional atau berpengaruh pada tingkahlaku penerimanya

(Kuntjoro, 2002). Dukungan sosial disini berupa dukungan sosial dari dosen

karena salah satu komponen dari dukungan sosial adalah memberikan bimbingan

yang memungkinkan mahasiswa mendapatkan informasi, saran atau nasihat yang

diperlukan dalam memenuhi kebutuhan dan mengatasi permasalahan yang sedang

dihadapi mahasiswa misalnya mahasiswa yang regulasi diri dalam belajarnya

rendah.

Pendapat tersebut sesuai dengan pendapat Alwisol, faktor eksternal yang

dapat mempengaruhi regulasi diri (self regulation) adalah faktor lingkungan yaitu

melalui orang tua dan guru/ dosen, anak-anak dapat belajar yang baik-buruk,

tingkah laku yang dikehendaki dan tidak dikehendaki, melalui pengalaman

berinteraksi dengan lingkungan yang lebih luas seorang anak kemudian

mengembangkan standard yang dapat dipakai untuk menilai prestasi diri (Alwisol,

2004).

Semua aktivitas belajar yang terjadi di kampus seperti proses mengajar

yang dilakukan dosen akan mendatangkan suatu persepsi dari para mahasiswa,

proses persepsi tersebut akan menimbulkan suatu evaluasi yang berbentuk positif

maupun negatif. Apabila persepsi mahasiswa itu positif mengenai dukungan sosial

dosen akan bertambah regulasi diri dalam belajar dan sebaliknya jika persepsi itu

Page 8: naskah publikasi hubungan antara persepsi mahasiswa terhadap ...

 

negatif akan menurunkan regulasi diri dalam belajar mahasiswa. Persepsi

mahasiswa terhadap dukungan sosial dosen merupakan penilaian dari mahasiswa

mengenai dukungan sosial dosen. Sehingga peneliti mengajukan pertanyaan

penelitian yaitu: ”Apakah ada hubungan antara persepsi mahasiswa terhadap

dukungan sosial dosen dengan regulasi diri dalam belajar?”

REGULASI DIRI DALAM BELAJAR

Menurut Zimmerman, regulasi diri dalam belajar atau Self-Regulated

Learning adalah proses yang digunakan untuk mengaktifkan dan

mempertahankan pikiran, perilaku dan perasaan untuk mencapai tujuan belajar

(Woolfolk, 2004). Dari sumber lain, Zimmerman mendefinisikan bahwa regulasi

diri dalam belajar merupakan strategi, tindakan dan proses yang diarahkan untuk

mendapatkan informasi atau kemampuan yang melibatkan perantara, tujuan, dan

persepsi strategi, tindakan dan proses yang diarahkan untuk mendapatkan

informasi atau kemampuan yang melibatkan perantara, tujuan, dan persepsi siswa/

mahasiswa (Handoz, 2008).

Regulasi diri dalam belajar adalah kemampuan untuk mengembangkan

pengetahuan, kemampuan dan perilaku yang diarahkan untuk menambah dan

memudahkan belajar pada tiap situasi belajar yang berbeda (Baumert, 2000).

Sedangkan menurut Pintrich, regulasi diri dalam belajar sebagai suatu proses

konstruktif karena pelajar dapat membentuk tujuan dalam belajar dan setelah itu

berusaha memonitor, mengatur dan mengontrol kognitif, motivasi dan perilaku

Page 9: naskah publikasi hubungan antara persepsi mahasiswa terhadap ...

 

untuk mencapai tujuan belajar maupun yang berhubungan dengan lingkungan

belajar (Gundogdu, 2006).

Sedangkan aspek-aspek regulasi diri dalam belajar menurut Zimmerman

(Zimmerman, 1989), adalah metakognitif (planning, monitoring dan regulating),

motivasi (self-efficacy, outcome expectation, intrinsic interest dan goal

orientation) dan perilaku (self observation, self judgment dan self reaction).

PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP DUKUNGAN SOSIAL DOSEN

Davidoff (Walgito, 2002), mengatakan bahwa persepsi adalah bagaimana

stimulus diterima oleh alat indera, yaitu yang dimaksud dengan penginderaan dan

melalui proses penginderaan tersebut stimulus itu menjadi sesuatu yang berarti

setelah diorganisasikan dan diinterpretasikan.

Sedangkan menurut Thoha (1999), persepsi pada hakekatnya adalah

proses kognitif yang dialami oleh setiap orang dalam memahami setiap informasi

tentang lingkungannya, baik lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan,

perasaan dan penciuman.

Penulis mengambil kesimpulan bahwa persepsi mahasiswa adalah suatu

proses yang dilakukan oleh mahasiswa untuk memberikan suatu interpretasi/

penilaian terhadap objek dengan menggunakan penglihatan, pendengaran,

penghayatan, perasaan dan penciuman.

Dukungan sosial (social support) menurut Gottlieb didefenisikan sebagai

informasi verbal atau non-verbal, saran, bantuan yang nyata atau tingkahlaku yang

diberikan oleh orang-orang yang akrab dengan subjek di dalam lingkungan

Page 10: naskah publikasi hubungan antara persepsi mahasiswa terhadap ...

 

sosialnya atau yang berupa kehadiran dan hal-hal yang dapat memberikan

keuntungan emosional atau berpengaruh pada tingkahlaku penerimanya

(Kuntjoro, 2002).

Gibson mendefinisikan dukungan sosial diartikan sebagai kesenangan,

bantuan, yang diterima seseorang melalui hubungan formal dan informal dengan

yang lai atau kelompok (Anadarika, 2004). Pendapat lain dari Chaplin, dukungan

sosial adalah pengadaan atau penyediaan seseorang untuk memenuhi kebutuhan

orang lain berupa dorongan, semangat dan nasihat pada orang lain (Chaplin,

1989). Sedangkan menurut Leavy, dukungan sosial sebagai tersedianya hubungan

yang didalamnya terkandung isi pemberian bantuan dimana hubungan itu

merupakan ikatan sosial yang erat antara individu dengan orang yang memberi

dukungan (Ganster dkk, 1986).

Dukungan sosial dapat diberikan oleh orang-orang yang ada di lingkungan

sosial seseorang seperti sekolah/ kampus yaitu teman dan guru/ dosen. Penelitian

ini mengkhususkan dukungan sosial yang berasal dari lingkungan kampus yaitu

dukungan sosial dosen. Berdasarkan pendapat-pendapat para ahli mengenai

dukungan sosial, ditarik kesimpulan bahwa dukungan sosial dosen adalah bantuan

yang diberikan oleh dosen berupa pemberian informasi yang dapat berbentuk

dorongan, semangat, nasihat, kenyamanan, penilaian dan perhatian sehingga

membuat mahasiswa merasa dicintai, dihargai dan diperhatikan. Sedangkan

persepsi mahasiswa tentang dukungan sosial dosen adalah suatu proses yang

dilakukan oleh mahasiswa untuk mengorganisasikan, menginterpretasikan dan

mengevaluasi dukungan sosial dosen. Aspek-aspek dari dukungan sosial dosen

Page 11: naskah publikasi hubungan antara persepsi mahasiswa terhadap ...

 

menurut Cohen dan Syme yaitu emosi, informasi, instrumental, dan penilaian

(Cohen&Syme, 1985).

METODE PENELITIAN

Identifikasi Variabel-Variabel Penelitian

Variabel bebas: persepsi mahasiswa terhadap dukungan sosial dosen.

Variabel tergantung: regulasi diri dalam belajar.

Subjek Penelitian

Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa/i program

studi psikologi Universitas Islam Indonesia yang yang mengambil mata kuliah

Statistik, berusia 17 sampai 20 tahun, dan berjenis kelamin laki-laki dan

perempuan.

Metode Pengumpulan Data

Untuk mengukur hubungan antara persepsi mahasiswa terhadap dukungan

sosial dosen dengan regulasi diri dalam belajar, peneliti menggunakan angket

yang terdiri atas dua skala yang dibuat sendiri oleh peneliti yaitu skala regulasi

diri dalam belajar dan skala persepsi mahasiswa terhadap dukungan sosial dosen.

Skala regulasi diri dalam belajar dan skala persepsi mahasiswa terhadap dukungan

sosial dosen yang terdiri dari dua kelompok aitem yaitu kelompok aitem

favourable dan kelompok aitem unfavourable. Kelompok aitem favourable

artinya pernyataan tersebut mendukung terwujudnya tingkah laku sedangkan

kelompok aitem unfavourable artinya pertanyaan tersebut tidak mendukung

terwujudnya tingkah laku. Skala model yang digunakan sebagai pola dasar

Page 12: naskah publikasi hubungan antara persepsi mahasiswa terhadap ...

 

pengukuran ini adalah model Likert. Skala Likert mempunyai lima alternatif

respon yaitu sangat sesuai (SS), sesuai (S), ragu-ragu (E), tidak sesuai (TS), dan

sangat tidak sesuai (STS). Untuk lebih memperjelas jawaban subjek dan

menghindari kecenderungan subjek memilih ragu-ragu maka penelitian ini

menggunakan empat alternatif respon jawaban saja yaitu sangat sesuai (SS),

sesuai (S), tidak sesuai (TS), dan sangat tidak sesuai (STS).

Metode Analisis Data

Metode analisis data yang akan digunakan pada penelitian ini adalah

product moment dari Pearson karena karena penelitian ini bersifat korelasional

yaitu untuk menguji hubungan antara persepsi mahasiswa terhadap dukungan

sosial dosen dengan regulasi diri dalam belajar. Sedangkan analisanya dilakukan

dengan menggunakan program SPSS (Statistic Program For Social Science) versi

16.00 for Windows.

HASIL PENELITIAN

Uji Asumsi

Analisa data dilakukan untuk menguji hipotesis penelitian, sebelumnya

dilakukan terlebih dahulu uji asumsi yang terdiri dari uji normalitas dan uji

linieritas.

Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan teknik One-Sample

Kolmogorov-Smirnov Z. Variabel persepsi mahasiswa terhadap dukungan sosial

Page 13: naskah publikasi hubungan antara persepsi mahasiswa terhadap ...

 

dosen menunjukkan KSZ=1,258; P=0,084 (P>0,05) dan variabel regulasi diri

dalam belajar menunjukkan KSZ=0,744; P=0,637 (P>0,05). Hasil uji normalitas

ini menunjukkan bahwa skor subjek pada kedua variabel tersebut memiliki

sebaran normal.

Uji Linearitas

Berdasarkan hasil pengujian linearitas diperoleh F=27,304 dan P=0,000

(P<0,05). Hasil uji linearitas ini menunjukkan bahwa antara skala persepsi

mahasiswa terhadap dukungan sosial dosen dengan regulasi diri dalam belajar

bersifat linear.

Uji Hipotesis

Metode yang digunakan untuk pengujian hipotesis yaitu menggunakan

Pearson Correlation (parametrik) pada program SPSS 16.0 for windows, karena

hasil uji asumsi menunjukkan bahwa syarat terpenuhi untuk melakukan pengujian

dengan uji parametrik (data linear). Hasil analisis data menunjukkan nilai r=0,554

dengan P=0,000 (P < 0,05). Hal ini berarti ada hubungan antara persepsi

mahasiswa terhadap dukungan sosial dosen dengan regulasi diri dalam belajar

pada mahasiswa Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam

Indonesia. Sehingga kesimpulannya hipotesis diterima.

Kontribusi variabel persepsi mahasiswa terhadap dukungan sosial dosen

dengan regulasi diri dalam belajar pada penelitian ini yaitu 0,307. Hal ini

menunjukkan bahwa persepsi mahasiswa terhadap dukungan sosial dosen

memberi sumbangan efektif sebesar 30,7% pada regulasi diri dalam belajar.

Page 14: naskah publikasi hubungan antara persepsi mahasiswa terhadap ...

 

Sisanya sebesar 69,3% merupakan sumbangan dari faktor-faktor lain yang dapat

mempengaruhi regulasi diri dalam belajar.

Analisis Tambahan

Ditemukan bahwa ada 3 aspek dari persepsi mahasiswa terhadap

dukungan sosial dosen yang mempengaruhi regulasi diri dalam belajar yaitu

emosi, penghargaan dan instrumental. Dengan menggunakan analisis regresi

dengan metode Stepwise aspek emosi memiliki nilai R² change=0,141 dan aspek

penghargaan memiliki R² change=0,173 serta aspek instrumental memiliki R²

change=0,051. Besarnya sumbangan ketiga aspek tersebut dalam mempengaruhi

regulasi diri dalam belajar yaitu untuk aspek emosi menyumbang 14,1%, aspek

penghargaan menyumbang 17,3% dan aspek instrumental menyumbang sebesar

5,1%. Sehingga dari ketiga aspek tersebut, aspek penghargaan yang menyumbang

lebih besar daripada aspek emosi dan instrumental.

Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis parametrik Pearson Correlation diperoleh hasil

penelitian bahwa ada hubungan positif antara persepsi mahasiswa terhadap

dukungan sosial dosen dengan regulasi diri dalam belajar. Hal ini ditunjukkan

dengan r sebesar 0,554 dan P sebesar 0,000 (P < 0,05). Artinya semakin positif

persepsi mahasiswa terhadap dukungan sosial dosen, maka semakin tinggi

regulasi diri dalam belajar pada mahasiswa. Sebaliknya, jika semakin negatif

persepsi mahasiswa terhadap dukungan sosial dosen, maka semakin rendah

regulasi diri dalam belajar pada mahasiswa. Jadi hipotesis penelitian “Hubungan

Page 15: naskah publikasi hubungan antara persepsi mahasiswa terhadap ...

 

antara persepsi mahasiswa terhadap dukungan sosial dosen dengan regulasi diri

dalam belajar” diterima.

Diterimanya hipotesis menunjukkan bahwa dukungan sosial dosen

berpengaruh terhadap regulasi diri dalam belajar mahasiswa. Menurut Gottlieb

(1983) dukungan sosial (social support) didefenisikan sebagai informasi verbal

atau non-verbal, saran, bantuan yang nyata atau tingkahlaku yang diberikan oleh

orang-orang yang akrab dengan subjek di dalam lingkungan sosialnya atau yang

berupa kehadiran dan hal-hal yang dapat memberikan keuntungan emosional atau

berpengaruh pada tingkahlaku penerimanya (Kuntjoro, 2002).

Berdasarkan hasil penelitian Gundogdu (Gundogdu, 2006) bahwa regulasi

diri dalam belajar dapat terjadi jika seorang pengajar/dosen berperan sebagai

fasilitator pengetahuan sehingga mahasiswa banyak mendapat ilmu dari para

dosen, dosen juga dapat memberikan semangat pada mahasiswa sehingga

mahasiswa dapat mengembangkan self-responsibility, self-confidence dan self-

direction, dan membentuk kelas yang berpusat pada mahasiswa (child-centered

classroom) yang dapat membuat mahasiswa menjadi lebih mandiri dan selalu ikut

berpartisipasi dalam kegiatan belajar. Dari hasil penelitian Gundogdu tersebut,

terlihat bahwa dukungan seorang pengajar/ dosen dapat mempengaruhi

terbentuknya regulasi diri dalam belajar.

Tidak semua aspek dalam dukungan sosial dosen mempunyai pengaruh

yang signifikan terhadap regulasi diri dalam belajar. Berdasarkan hasil anareg

dengan metode Stepwise maka diperoleh 3 aspek dukungan sosial yang mampu

menjadi predictor yang signifikan terhadap regulasi diri dalam belajar yaitu aspek

Page 16: naskah publikasi hubungan antara persepsi mahasiswa terhadap ...

 

emosi, penghargaan dan instrumental. Besarnya sumbangan ketiga aspek tersebut

dalam mempengaruhi regulasi diri dalam belajar yaitu untuk aspek emosi

menyumbang 14,1%, aspek penghargaan menyumbang 17,3% dan aspek

instrumental menyumbang sebesar 5,1%. Sehingga dari ketiga aspek tersebut,

aspek penghargaan yang menyumbang lebih besar daripada aspek emosi dan

instrumental. Aspek penghargaan ini, dapat berupa memberikan penilaian atas

usaha yang dilakukan untuk memberikan umpan balik mengenai hasil atau

prestasi serta memperkuat dan meningkatkan kepercayaan diri akan kemampuan

individu tersebut misalnya saja seperti memberikan penilaian yang baik ketika

mahasiswa mampu menjawab pertanyaan dosen dengan benar atau memuji

mahasiswa ketika mereka mendapat nilai yang baik.

Dalam lingkungan kampus orang yang merasa memperoleh dukungan

sosial seperti mahasiswa, mereka akan merasa lega karena diperhatikan, mendapat

saran atau kesan yang menyenangkan pada dirinya. Keadaan tersebut akan

membuat mahasiswa menjadi merasa nyaman berada di kampus sehingga

mahasiswa dapat mengerjakan tugas-tugas kuliahnya sebagai seorang mahasiswa

dan meregulasi dirinya selama mengikuti proses pendidikan tanpa adanya tekanan

yang membuat mereka menjadi malas untuk belajar ataupun bolos kuliah.

Kemampuan meregulasi diri tersebut meliputi kemampuan untuk mulai mencoba

menentukan nilai yang ingin diperolehnya, merencanakan dan membuat jadwal

pelajaran, membagi waktu antara belajar dan bermain, dan mempersiapkan diri

dalam menghadapi ujian sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan prestasinya.

Kemampuan ini tidak dapat berkembang dengan sendirinya sehingga dibutuhkan

Page 17: naskah publikasi hubungan antara persepsi mahasiswa terhadap ...

 

lingkungan yang kondusif salah satunya seperti hubungan yang baik antara

guru/dosen dengan siswa/mahasiswa karena dengan adanya hubungan kondusif

akan tercipta suatu keterbukaan yang diperlukan untuk melakukan proses diskusi

dan evaluasi.

Salah satu dukungan sosial adalah memberikan bimbingan yang

memungkinkan mahasiswa mendapatkan informasi, saran atau nasihat yang

diperlukan dalam memenuhi kebutuhan dan mengatasi permasalahan yang sedang

dihadapi mahasiswa misalnya mahasiswa yang regulasi diri dalam belajarnya

rendah (Kuntjoro, 2002). Berdasarkan hasil penelitian bahwa dukungan sosial

dosen dapat mengembangkan regulasi diri dalam belajar, dengan cara membantu

mahasiswa dengan memberikan akses seluas-luasnya agar mahasiswa dapat

mendapatkan informasi dan membantu mahasiswa untuk mencapai tujuan

(Sungur&Tekkaya, 2006). Sejalan dengan pendapat tersebut, pendapat lain dari

Coppola dan McCombs menyebutkan bahwa seorang dosen juga dapat membantu

mahasiswa agar mahasiswa dapat menjadi seorang self-regulating learners (Chen,

2002).

Menurut Zimmerman, dalam lingkungan pendidikan (sekolah/ kampus)

interaksi mahasiswa dengan dosen merupakan pengalaman yang paling utama

yang berpengaruh dalam meregulasi diri dalam belajar (Handoz, 2008).

Lingkungan pendidikan (sekolah/ kampus) merupakan faktor eksternal. Hal itu

sesuai dengan pendapat Alwisol, faktor eksternal yang dapat mempengaruhi self

regulation adalah faktor lingkungan yaitu melalui orang tua dan guru/ dosen,

anak-anak dapat belajar yang baik-buruk, tingkah laku yang dikehendaki dan

Page 18: naskah publikasi hubungan antara persepsi mahasiswa terhadap ...

 

tidak dikehendaki, melalui pengalaman berinteraksi dengan lingkungan yang lebih

luas seorang anak kemudian mengembangkan standard yang dapat dipakai untuk

menilai prestasi diri (Alwisol, 2004).

Menurut Boekaerts, ada beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan

seorang siswa/mahasiswa untuk mencapai prestasi yang optimal. Diantaranya

adalah intelegensi, kepribadian, lingkungan sekolah/kampus, dan lingkungan

rumah. Namun selain faktor-faktor tersebut ternyata self regulation turut

mempengaruhi keberhasilan siswa dalam mencapai prestasi yang optimal.

Meskipun seorang siswa/mahasiswa memiliki tingkat intelegensi yang baik,

kepribadian, lingkungan rumah, dan lingkungan sekolah/kampus yang

mendukungnya, namun tanpa ditunjang oleh kemampuan self regulation maka

siswa tersebut tetap tidak akan mampu mencapai prestasi yang optimal (Susanto,

2006).

Dari berbagai penjelasan tersebut terlihat bahwa adanya hubungan antara

duukungan sosial dosen dengan regulasi diri dalam belajar. Karena seorang dosen

dapat membantu mahasiswa agar menjadi Self-Regulated Learners dan

membimbing mahasiswa dengan memberi nasihat, saran ataupun informasi yang

dibutuhkan mahasiswa dan lain-lain.

KESIMPULAN

Hasil dari penelitian ini yang berjudul “Hubungan Antara Persepsi

Mahasiswa Terhadap Dukungan Sosial Dosen Dengan Regulasi Diri Dalam

Belajar” menunjukkan bahwa ada hubungan antara persepsi mahasiswa terhadap

Page 19: naskah publikasi hubungan antara persepsi mahasiswa terhadap ...

 

dukungan sosial dosen dengan regulasi diri dalam belajar, sehingga kesimpulan

dari penelitian ini adalah bahwa hipotesis diterima.

Kontribusi variabel persepsi mahasiswa terhadap dukungan sosial dosen

pada regulasi diri dalam belajar pada penelitian ini yaitu 30,7%. Hal ini

menunjukkan bahwa persepsi mahasiswa terhadap dukungan sosial dosen

memberi sumbangan efektif sebesar 30,7% pada regulasi diri dalam belajar.

Sisanya sebesar 69,3% merupakan sumbangan dari faktor-faktor lain yang dapat

mempengaruhi regulasi diri dalam belajar.

SARAN

1. Bagi Mahasiswa

Para mahasiswa diharapkan dapat mempertahankan dan meningkatkan

regulasi diri dalam belajar yaitu kemampuan untuk mulai mencoba menentukan

nilai yang ingin diperoleh, merencanakan dan membuat jadwal untuk belajar,

membagi waktu antara belajar dan bermain, dan mempersiapkan diri dalam

menghadapi ujian sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi.

2. Bagi Dosen

Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa adanya hubungan antara

persepsi mahasiswa terhadap dukungan sosial dosen dengan regulasi diri dalam

belajar. Sehingga diharapkan para dosen dapat meningkatkan pemberian

dukungan sosial dengan cara memberi perhatian, motivasi dan kepercayaan pada

mahasiswa, dosen dapat berperan sebagai fasilitator pengetahuan, memberikan

Page 20: naskah publikasi hubungan antara persepsi mahasiswa terhadap ...

 

sarana-sarana belajar bagi mahasiswa dan memberikan respon atau penilaian

positif pada mahasiswa.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk lebih mendalami mengenai

regulasi diri dalam belajar dilihat dari konteks budaya timur dikarenakan teori

regulasi diri dalam belajar ini berasal dari budaya barat serta lebih melakukan

pengujian konstruk regulasi diri dalam belajar yang lebih mendalam. Selain itu,

peneliti selanjutnya disarankan untuk memperhatikan adanya kemungkinan

faktor-faktor lain yang turut mempengaruhi regulasi diri dalam belajar.

  

Page 21: naskah publikasi hubungan antara persepsi mahasiswa terhadap ...

 

DAFTAR PUSTAKA

Alwisol. 2004. Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press

Andarika, R. 2004. Burnout Pada Perawat Puteri RS St. Elizabeth Semarang Ditinjau Dari Dukungan Sosial. Jurnal PSYCHE, Vol. 1 No. 1

Awondatu, D. N. 2008. Not Just An Ordinary Activist! www.mayapala.com

Baumert, J. Klieme, E. Neubrand, M. Prenzel, M. Schiefele, U. Schneider, W. Tillman, K-J. Weib, M. 2000. Self-Regulated Learning as a Cross-Curricular Competence. www.oecd_pisa.com

Brewster, A. B, & Bowen, G. L. 2004. Teacher Support and the School Engagement of Latino Middle and High School Students at Risk of School Failure. Child and Adolescent Social Work Journal, Vol. 21, No. 1

Chaplin, J. P. 2000. Kamus Psikologi. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Chen, C. S. 2002. Self-regulated Learning Strategies and Achievement in an Introduction to Information Systems Course. Information Technology, Learning, and Performance Journal, Vol. 20, No. 1

Cohen, S & Syme, S. L. 1985. Social Support and Health. Academic Press Inc: London

Djamarah, S. B. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta

Ganster, D. C, Fusilier, M. R & Mayes, B. T. 1986. Role of Social Support in The Experimence of Stress at Work. Journal of Applied Psychology, 102-110

Gundogdu. 2006. A Case Study: Promoting Self-Regulated Learning In Early Elementary Grade. Kastamonu Education Journal Vol:14 No:1

Handoz. 2008. Self-Regulated Learning. www.handoz.blogspot.com

Page 22: naskah publikasi hubungan antara persepsi mahasiswa terhadap ...

 

Hardjana, A.M.1994. Kiat atas Sukses Studi di Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Kanisius

Kuntjoro, Z. S. 2002. Dukungan Sosial Pada Lansia. www.e-psikologi.com

Lee, V. E. Smith, J. B. Perry, T. E & Smylie, M. A. 1999. Social Support, Academic Press, and Student Achievement: A View from the middle Grades in Chicago.

Nugroho, E. 2003. Menyontek Pintu Gerbang Korupsi?.

www.banjarmasinpost.com

Ormrod, J. E. 2003. Educational psychology:developing learners. new jersey:Merrill Prentice hall

Pintrich, P.R & De Groot, E. V. Motivational and Self-Regulated Learning

Components of Classroom Academic Performance. Journal of Educational Psychology 1990, Vol. 82 No.1

Rachman, A. 2005. Belajar tiada henti. www.edu-articles.com

Sahrah, A. 2004. Persepsi Terhadap Kepemimpinan Perempuan. Anima, Psychological Journal Vol 19 No 3

Sardiman, A. M. 2005. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.

Sungur, S & Tekkaya, C. 2006. Effects of Problem-Based Learning and Traditional Instruction on Self-Regulated Learning. The Journal of Educational Research Vol. 99 No. 5

Susanto, H. 2006. Mengembangkan Kemampuan Self Regulation untuk Meningkatkan Keberhasilan Akademik Siswa. Jurnal Pendidikan Penabur No.07

Supardi, S & Sadarjoen. 2002. Konsultasi Psikologi . www.kompas.com

Page 23: naskah publikasi hubungan antara persepsi mahasiswa terhadap ...

 

Thoha, M. 2005. Perilaku Organisasi; Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

 Walgito, B. 2002. Pengantar psikologi Umum. Yogyakarta : Andi Offset.

Woolfolk, A. 2004. Educational Psychology. 9th ed. United States of America: A Pearson Education, Inc

Zimmerman, B. J. 1989. A Social Cognitive View of Self-Regulated Academic Learning. Journal of Educational Psychology Vol. 81, Issue 3

Page 24: naskah publikasi hubungan antara persepsi mahasiswa terhadap ...

 

IDENTITAS PENULIS

Nama : Dewi Kapliani

Alamat : Jln Dharma Bakti VF No. 89 Rt. 21 Banjarmasin 70249

Nomor Telepon : 085878369939

E-mail : [email protected]