Naskah publikasi

13
PENGARUH JALAN SANTAI TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PRA LANSIA DI POSYANDU LANSIA SEJAHTERA ABADI IX CANDI BARU NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagai persyaratan mencapai derajat Sarjana Kedokteran Diajukan oleh : NUGROHO DWI SAPUTRO J500110014 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015

Transcript of Naskah publikasi

Page 1: Naskah publikasi

PENGARUH JALAN SANTAI TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PRA

LANSIA DI POSYANDU LANSIA SEJAHTERA ABADI IX CANDI BARU

NASKAH PUBLIKASI

Untuk memenuhi sebagai persyaratan

mencapai derajat Sarjana Kedokteran

Diajukan oleh :

NUGROHO DWI SAPUTRO

J500110014

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2015

Page 2: Naskah publikasi

2

Page 3: Naskah publikasi

3

PENGARUH JALAN SANTAI TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PRA

LANSIA DI POSYANDU LANSIA SEJAHTERA ABADI IX CANDI BARU

Nugroho dwi saputro, Sigit widyatmoko, Safari wahyu

jatmiko

Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta

Abstrak: Latar Belakang Masalah: Hipertensi menjadi masalah pada usia lanjut

karena dapat menjadi faktor resiko dari penyakit stroke, payah jantung dan

penyakit jantung koroner. Tekanan sistolik adalah tekanan darah saat bunyi

kortokoff pertama berbunyi sedangkan tekanan diastolik adalah tekanan pada saat

bunyi kortokoff terakhir berbunyi. Salah satu faktor yang mempengaruhi tekanan

darah adalah aktivitas fisik. Aktivitas fisik adalah gerakan tubuh yang dihasilkan

oleh otot rangka yang memerlukan energi.

Tujuan Penelitian: Mengetahui pengaruh jalan santai terhadap perubahan

tekanan darah pada peserta Posyandu Lansia Sejahtera Abadi IX, Candi Baru.

Metode Penelitian: penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik

dengan pendekatan eksperimental semu. Penelitian ini melibatkan 68 responden

dengan karakteristik sampel yang tergolong pra lansia (45-59 tahun), tidak

merokok dan tidak menderita keganasan. Pengambilan sampel dengan teknik

purposive sampling. Alat ukur yang digunakan adalah Automatic blood preasure

monitor dan daftar pernyataan DASS.

Hasil Penelitian: diperoleh hasil penelitian yakni nilai p pada uji t berpasangan

baik sistolik maupun diastolik p < 0.05 yang artinya bermakna secara statistik,

dimana terdapat pengaruh jalan santai terhadap tekanan darah pada pra-lansia di

Posyandu Lansia Sejahtera Abadi IX Candi Baru

Kesimpulan : ada pengaruh jalan santai terhadap tekanan darah pada pra lansia di

Posyandu Lansia Sejahtera Abadi IX Candi Baru dengan perbedaan yang

bermakna secara statistik.

Kata Kunci: Jalan santai, Tekanan darah, Pra-lansia

Page 4: Naskah publikasi

4

Pendahuluan

Hipertensi menjadi masalah

pada usia lanjut karena dapat

menjadi faktor resiko dari penyakit

stroke, payah jantung dan penyakit

jantung koroner. Menurut penelitian

yang dilakukan oleh National Center

for Health Statistic (NCHS)

prevalensi penduduk di amerika yang

terkena hipertensi sebanyak 32,8%

untuk yang berusia 18-39 tahun,

55,7% pada mereka yang berusia 40-

59 tahun dan 54,9% pada mereka

yang berusia 60 tahun atau lebih

(Yoon et al, 2012).

EFFFECT OF WALKING ON PRE ELDERLY’S BLOOD PREASURE IN

SEJAHTERA ABADI IX ELDERLY INTENSIFE HEALTH CARE,

CANDI BARU

Nugroho dwi saputro, Sigit widyatmoko, Safari wahyu jatmiko

Faculty of Medicine of UMS

Background : Hypertension is a problem in the elderly because it can be a risk

factor for stroke, heart failure and coronary heart disease. Systolic pressure is the

blood pressure when the sound of the first kortokoff reads while diastolic pressure

is the pressure at the time of the last kortokoff sound rang. One of the factors that

affect blood pressure is physical activity. Physical activity is body movement

produced by skeletal muscles that requires energy.

Purpose : Knowing the influence of walking to changes in blood pressure in

elderly participants Sejahtera Abadi IX intesife health care, Candi Baru.

Method : This study is observational analytic quasi-experimental approach. The

study involved 68 respondents to the characteristics of the sample were classified

as pre elderly (45-59 years), not smoking and not suffering from malignancy.

Sampling taken with purposive sampling technique. The measuring instrumen is

tAutomatic blood preasure monitor and list DASS statement. Paired t-test and

Pearson correlation used to analyse the data .

Result : the research of this experiment obtained the p-value paired t test p <0.05

and p value at Pearson test p = 0979, which means statistically significant, so

there is a walking effect on blood pressure in pre-elderly in the Elderly Sejahtera

Abadi IX intensife health care, Candi Baru

Conclusion : there is an effect on blood pressure of walking on a pre elderly in

Sejahtera Abadi IX elderly intensife health care, Candi Baru with a statistically

significant difference and the strength of the correlation is very strong.

Key Words: Walking, Blood Preasure, Pre Elderly

Page 5: Naskah publikasi

5

Tekanan sistolik adalah

tekanan darah saat bunyi kortokoff

pertama berbunyi sedangkan tekanan

diastolik adalah tekanan pada saat

bunyi kortokoff terakhir berbunyi.

Tekanan darah dapat di dibagi

menjadi empat tingkatan,

normotensi, prehipertensi, hipertensi

stage I dan hipertensi stage II (Joint

of national comite, 2003).

Tekanan darah sangat

bervariasi tergantung pada keadaan.

Tekanan darah akan meningkat

ketika terjadi peningkatan aktifitas

fisik, stess, dan emosi. Dan akan

turun ketika beristirahat atau tidur

(Brendan,2007).

Salah satu faktor yang

mempengaruhi tekanan darah adalah

aktivitas fisik. Aktivitas fisik adalah

gerakan tubuh yang dihasilkan oleh

otot rangka yang memerlukan energi.

Peningkatan tekanan darah yang di

atur oleh sistem aktivasi retikular

pada batang otak akan merangsang

area vasokonstriktor dan

kardioakselerator di pusat

vasomotor. Keadaan tersebut akan

meningkatkan tekanan darah segera

untuk menyetarakan besarnya

peningkatan aktivitas otot (Guyton &

Hall,2014). Survey sosial ekonomi

nasional 2004 mengenai kebiasaan

penduduk usia15 tahun ke atas dalam

melakukan aktivitas fisik, dalam

survei ini aktivitas fisik

dikelompokkan dalam 3 tingkat,

yaitu aktivitas berat, aktivitas

sedang, dan aktivitas ringan.

Persentase penduduk yang

melakukan aktivitas berat sebesar

36,02%, aktivitas sedang sebesar

77,44%, dan aktivitas ringan sebesar

66,67% . Contoh aktivitas ringan

antara lain mengemudi, mengajar,

kerja kantoran, memancing dan

membaca. Sedangkan aktivitas

sedang meliputi kerja rumah tangga,

bersepeda, bowling, berjalan. Contoh

aktifitas fisik berat meliputi aerobik,

bersepeda mendaki, dansa, jogging,

panjat tebing(Departemen

kesehatan,2006).

Aktivitas jalan santai

merupakan aktivitas yang rutin

dilakukan oleh peserta Posyandu

lansia Sejahtera Abadi IX di Candi

Baru. Setiap bulan selain melakukan

jalan santai peserta Posyandu lansia

juga melakukan pemeriksaan

kesehatan seperti tekanan darah dan

gula darah sewatu. Hal ini sesuai

Page 6: Naskah publikasi

6

dengan tujuan dari posyandu lansia

dimana posyandu lansia merupakan

wahana pelayanan bagi kaum usia

lanjut, yang dilakukan oleh, dari dan

untuk kaum usia lanjut yang

menitiberatkan pada pelayanan

kesehatan promotif dan preventif

(Notoatmojo, 2011)

Berjalan santai merupakan

aktifitas fisik sedang yang selalu

dilakukan setiap bulannya oleh

peserta Posyandu Lansia Sejahtera

Abadi IX Candi Baru. Berdasarkan

studi pendahuluan yang telah peneliti

lakukan, hampir 60% dari populasi

peserta Posyandu lansia berada pada

tingkatan usia pra-lansia. Oleh

karena itu peniliti ingin meneliti

adakah pengaruh aktifitas fisik

berupa jalan santai terhadap

perubahan tekanan darah pada

pralansia di Posyandu Lansia

Sejahtera Abadi IX Candi Baru.

Metode

Penelitian ini merupakan penelitian

eksperimental semu, Dalam hal ini

penelitian yang dilakukan bertujuan

untuk mengetahui Mengetahui

pengaruh jalan santai terhadap

perubahan tekanan darah pada

peserta Posyandu Lansia Sejahtera

Abadi IX, Candi Baru.

Sample yang digunakan pada

penelitian merupakan pralansia di

posyandu lansia Sejahtera Abadi IX

yang ikut jalan santai. Teknik sampel

yang digunakan pada penelitian ini

adalah purposive sampling. Adapun

kriteria sample yang akan digunakan

sesuai kriteria restriksi yang di

tetapkan peneliti. Kriteria inklusi:

Responden tergolong pralansia (45-

59 tahun). Bersedia menjadi

responden. Kriteria eksklusi

:Responden yang tidak mengikut

jalan santai sampai selesai.

Responden menderita keganasan.

Responden memiliki kebiasaan

merokok.

Penelitian ini berlangsung di

Posyandu Lansia Abadi Sejahtera IX

Candi Baru pada bulan Januari 2015.

Analisis data dilakukan untuk

tujuan menjawab hipotesis

penelitian, maka digunakan uji

statistik yang sesuai dengan variabel

penelitian. Data tersebut diuji

normalitanya dengan uji

kolmogorov-smirnov, selanjutnya di

Page 7: Naskah publikasi

7

uji dengan uji t berpasangan jika

distribusi datanya normal, jika

distribusi datanya tidak normal maka

digunakan uji alternatif wilcoxon.

Seluruh data yang diperoleh diolah

dengan menggunakan program SPSS

versi 17 for windows 2007 .

Hasil

Dari uji kolmogorov-

smirnov didapatkan nilai p>0,05

pada tekanan darah sistolik dan

diastolik. Dikarenakan nilai

p>0,05 maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa distribusi

data tersebut normal.

Tabel 4.3 Hasil uji kolmogorov-

smirnov (sistolik)

Tests of Normality

Kolmogorov-

Smirnova

Statistic df Sig.

tekanan_darah_sebelum ,054 68 ,200*

tekanan_darah_sesudah ,079 68 ,200*

Tabel 4.4 Hasil uji kolmogorov-

smirnov (diastolik)

Tests of Normality

Kolmogorov-

Smirnova

Statistic df Sig.

diastole_sebelum ,087 68 ,200*

diastole_sesudah ,098 68 ,175

Selanjutnya dilakukan uji

T berpasangan untuk uji beda

rerata tekanan darah sebelum

dan sesudah melakukakan jalan

santai dan uji pearson untuk

mengetahui hubungan antara

tekanan darah sebelum dan

sesudah melakukan jalan santai.

Page 8: Naskah publikasi

8

Tabel 4.5 Hasil uji t

berpasangan (sistolik)

Paired Samples Test

Paired Differences t d

f

Sig.

(2-

tailed

)

Mean Std.

Deviation

Std.

Error

Mea

n

95%

Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pai

r 1

Tekanan

darah

sistolik

sebelum

dan

sesudah

jalan

santai

-

12,912

5,087 ,617 -

14,143

-

11,681

-

20,932

6

7

,000

Tabel 4.6 Hasil uji t

berpasangan (diastolik)

Paired Samples Test

Paired Differences t df Sig.

(2-

tailed)

Mean Std.

Deviation

Std.

Error

Mean

95%

Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair

1

Tekanan

darah

diastolik

sebelum

dan

sesudah

jalan

santai

-

13,324

6,226 ,755 -

14,830

-

11,817

-

17,648

67 ,000

Untuk uji t berpasangan

didapatkan p=0,000 maka dapat

di simpulkan bahwa terdapat

perbedaan yang bermakna antara

tekanan darah sistolik dan

diastolik sebelum dan sesudah

jalan santai pada pra lansia di

Posyandu Lansia Sejahtera

Abadi IX Candi Baru.

Dari olah data yang

dilakukan juga dapat

disimpulkan bahwa rata-rata

tekanan darah sistolik sebelum

jalan santai sebesar 124,28

mmHg dan sesudah jalan santai

sebesar 137,29 mmHg, dengan

selisih sebesar 13,1mmHg.

Diskusi

Penelitian pengaruh jalan

santai terhadap perubahan tekanan

darah pada pra lansia dilaksanakan di

Posyandu Lansia Sejahtera Abadi IX

Candi Baru. Penelitian ini

menunjukkan terjadi peningkatan

tekanan darah sebesar 13,1mmHg

pada tekanan darah sistolik dan

Page 9: Naskah publikasi

9

13,22mmHg pada tekanan darah

diastolik.

Tekanan darah sangat

bervariasi tergantung pada keadaan.

Tekanan darah akan meningkat

ketika terjadi peningkatan aktifitas

fisik, stess, dan emosi. Dan akan

turun ketika beristirahat atau tidur

(Brendan, 2007).

Jalan santai merupakan suatu

kegiatan yang dapat menurunkan

faktor resiko penyakit degeneratif

seperti hipertensi, stroke dan diabetes

militus (Hasibuan, 2010). Pada

penenelitian ini didapatkan

peningkatan yang signifikan dari

tekanan darah baik sistole maupun

diastol. Hal ini terjadi karena efek

seketika dari olah raga. Peningkatan

tekanan darah ini terjadi karena

perubahan hemodinamik yang terjadi

saat beraktivitas khususnya olah

raga, baik olahraga aerobik maupun

anaerobik, keadaan ini disebut

dengan hipertensi hiperdinamik

(Silbernaglet al, 2013). Saat tubuh

melakukan aktivitas yang lebih dari

biasanya otot-otot akan memerlukan

asupan oksigen dan nutrisi yang

lebih oleh karena itu aliran darah di

pusatkan pada otot-otot yang

berkontraksi, pada kasus ini aliran

darah akan berpusat di daerah

ekstermitas inferior maupun

superior. Aliran darah yang awalnya

berkisar 750ml/menit dapat

meningkat menjadi 8000ml/menit,

curah jantung yang awalnya berkisar

5000ml/ menit dapat meningkat

menjadi 12.500ml/menit (Sherwood,

2012).

Peningkatan tekanan darah

ini dapat terjadi karena

meningkatnya detak jantung sebagai

kompensasi dari meningkatnya

kebutuhan nutrisi dan oksigen

jarigan, selain itu juga terjadi

peningkatan volume sekuncup

jantung. Penelitian yang dilakukan

oleh Claire et al pada tahun 2011

mengatakan bahwa volume sekuncup

jantung saat berjalan dengan

kecepatan 4km/jam berkisar

65ml/denyut dan dapat meningkat

menjadi 120ml/denyut saat reponden

berlari dengan kecepatan 14km/jam.

Peningkatan tekanan darah juga

terjadi karena peningkatan

peningktan volume sekuncup yang

diakibatkan oleh meningkatnya

Page 10: Naskah publikasi

10

aliran balik vena karena adanya

peningkatan pompa otot skelet selam

melakukan olah raga. Saat olah raga

pembuluh darah juga lebih

cenderung megalami vasodilatasi

karena adanya penurunan tahanan

perifer total saat sedang olah raga.

Penelitian lain mengenai

pengaruh bersepeda statis terhadap

tekanan darah menunjukan adanya

pengaruh yang bermakna. Penelitian

dari Tanaka et al tahun 2014

didapatkan bahwa terdapat pengaruh

bersepeda statis terhadap tekanan

darah yang bermakna (P=0,001)

pada orang dewasa berusia >25

tahun yang normotensi dan tidak

sedang mendapat pengobatan di

Jepang. Rata-rata peningkatan

tekanan darah pada penelitian itu

sebesar 16mmHg pada tekanan darah

sistolik. Penelitian dari Miyai et al

tahun 2002 didapatkan bahwa

terdapat pengaruh olah raga sepeda

statis terhadap peningkatan tekanan

darah yang bermakna, peningkatan

yang terjadi sebesar 11mmHg pada

2483 peserta laki-laki pada tahun

1992-1995 di Jepang.

Peningkatan tekanan darah

setelah berolah raga tidak berlaku

jika responden melakukan olah raga

secara rutin. Menurut penelitian yang

dilakukan Sam Liu dan kawan-

kawan pada tahun 2012 didapatkan

hasil penurunan tekanan darah

setelah berolahraga. Pada penelitian

itu responden diukur tekanan darah

sebelu dan sesudah melakukan olah

raga selama 8 minggu, hasilnya

didapatkan penurunana yang

signifikan dengan penurunan tekanan

darah sistolok sebesar 7mmHg dan

tekanan darah diastolik sebesar

5,2mmHg. Hal ini terjadi karena

pada rreponden yang melakukan

olahraga secara teratur dalam jangka

waktu yang lama didapatkan

penurunan kekakuan dari pembukuh

darah arteri serta penurunan aktivitas

sistem saraf simpatis (Liu et al,

2012).

Berdasarkan penelitian yang

dilakukan Miyai et al pada tahun

2002 dapat disimpulkan bahwa

peningkatan tekanan darah yang

terjadi setelah melakukan olah raga

dapat dijadikan prediksi tentang

Page 11: Naskah publikasi

11

resiko hipertensi dimasa yang akan

datang (Miyai et al, 2002).

Keterbatasan dalam

penelitian ini yaitu tidak diteliti efek

jangka panjang dari berjalan santai,

serta tidak dapat mengendalikan

keseriussan reponden dalam berjalan

santai. Kelebihan dalam penelitian

ini peneliti fokus meneliti efek

seketika dari berjalan santai pada pra

lansia yang jarang dilakukan pada

penelitian-penelitian sebelumnya.

Serta lebih mengkhususkan efek

seketika dari jalan santai, bukan pada

aktivitas fisik atau olah raga pada

umumnya.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian

diatas dapat ditarik kesimpulan

bahwa ada perbedaan tekanan darah

yang bermakna antara sebelum dan

sesudah melakukan jalan santai pada

pra lansia di Posyandu Lansia

Sejahtera Abadi IX, Candi Baru.

Daftar Pustaka

Akmal, H.F., 2021. Perbedaan

Asupan Energi Protein,

Aktivitas Fisik dan Status

Gizi Antara Lansia yang

Mengikuti dan Tidak

Mengikuti Senam Bugar

Lansia. Studi Kasus Fakultas

Kedokteran Universitas

Diponegoro Semarang.

Terdapat di

http://eprints.undip.ac.id/375

52/1/Hilda_Fauzia_A-

G2A008093-LAP.KTI.pdf

:diakses 5 september 2014

Ambrdini, R.L., 2014. Aktivitas Fisik

Pada Lanjut Usia. Tesis

Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Negeri

Yogyakarta. Terdapat di http:

staff.uny.ac.id/stress/defalut/f

iles/1320/aktivitas fisik pada

lansia.pdf :diakses 24 agustus

2014

Anggara, F.H.D dan Prayitno.N.,

2013, Faktor-Faktor Yang

Berhubungan Dengan

Tekanan Darah Di

Puskesmas Telaga Murni

Cikarang Barat Tahun 2012.

J IL KES, 5 (1), 22-3.

Badan Kependudukan dan Keluarga

Berencana Nasional, 2009.

Gender, Kekuasaan dan

Kesehatan Reproduksi.

Terdapat di

http/babel.bkkbn.go.id

diakses : 28 agustus 2014

Brendan, P, 2007. Human Health,

The : A Basic Guide to

Hearth Disease. 2nd edision.

Philadelphia: Lippincott

Williams & Wilkins, 31-2

Claire, B, 2011. Cardiovascular

Response To Acute

Excercise. Philadelphia:

Lippincott Williams &

Wilkins, 31-2

Page 12: Naskah publikasi

12

Crawford, J. C. & Henry, J. D.,

2003.Depression Anxiety

Stres Scale (DASS-42).BRIT

J CLIN PSY

(2003).42111113.

http://www.serene.me.uk/test

/dass-42.pdf. Diakses: 7

November 2014.

Damanik, D.E., 2006. Pengujian

Realibilitas, Validitas,

Analisis Item, dan

Pembuatan Norma

Depression, Anxiety and

Stress Scale (DASS).

http://eprints.lib.ui.ac.id/1525

3/1/94859%2DPengujian%20

realibilitas%2DFull%20Text

%20(T%2017892).pdf.

Diakses: 7 november 2014

Darmojo, B, 2009. Teori proses

menua dalam Geritri Ilmu

(Kesehatan Usia Lanjut).

Martono hadi, pranaka kris

(eds). Edisi 4. Jakarta. Balai

Penerbit Fakultas Ilmu

Kedokteran Universitas

Indonesia, 3-8

Departmen Kesehatan Republik

Indonesia, 2006. Profil

Kesehatan Republik

indonesia 2004. Terdapat di

http/ litbang.depke.go.id

diakses: 8 september 2014

Fauzi, L dan Anggorowati, L., 2013.

Perbedaan Intensitas Jalan

Kaki Dengan Terhadap

Penurunan Kadar Glukosa

Darah. J Il Kes Mas, Kemas

8 (2),1.

Guyton, A.C. dan Hall, J.E., 2014.

Buku Ajar Fisiologi

Kedokteran. Irawati,

Rahmawati dian, Indriyani

dian, Dany frans, Nuryanto

imam, Rianti s.s.p, Resmisari

titiek, Suyono joko

(terjemahan). 12nd edision.

Jakarta: EGC, 107

Hasibuan, R, 2010, Terapi

Sederhana Menekan Gejala

Penyakit Degeneratif. J IL

OLAHRAGA, 8 (2), 79-81

Kotchen, T.A, 2012, Hypertension,

in Harrison Principles of

Interna Medicine, Longo Dan

L, Kasper Dennis L, Jameson

J Larry, Fauci Anthony S,

Hauser Stephen L, Loscalzo

Joshep (eds) . 18th edision.

New York : Mc Grawl Hill

Medicine, 2042-45

Kurniawan, I, 2007. Efek Latihan

Fisik Jangka Pendek Yang

Teratur dan Terukur

Terhadap Kadar High

Sensitivity C-Reactive

Protein Pada Pasien Infark

Miokard Akut. J KARDIOL

INDONESIA 28 (2), 102-3

Larsen, G.E; James, D.G.J.L.A;

Fellingham, G.W, 2014.

Prediction of Maximum

Oxigen Consumption for

Walking, Jogging or

Running. Taylor & Francis

Ltd., American Alliance for

Health, Physical Education

and Recreation, 73 (1), 5

Marvin, S.M; Julian, M.S; Sanjukta,

S.A.M; Domenic, S and

William, H. F, 2008.

Phatophisiology, Diagnosis

and Treatment of Orthostatic

Hypotension and Vasovagal

Page 13: Naskah publikasi

13

Syncope. Lippincott Williams

& Wilkins, 16 (1), 4-14

Miyai, N., Arita, M., Miyashita, K.,

Morioka, I., Shiraishi, T. and

Nishio, I., 2002. Blood

Pressure Response to Heart

Rate During Exercise Test

and Risk of Future

Hypertension. American

Hearth Association. No.39,

761-766

Moura, B.P.D; Marins, J.C.B;

Amorim, P.R.S, 2010. Self

Selected Walking Speed in

Overweight Adults : Is This

Intensity Enogh to Promote

Health Benefits?. Apaunts,

108 (5), 3

Nadeak, B, 2010, Hipertensi

Sekunder akibat Perubahan

Histologi Ginjal. Majalah

Kedokteran FK UKI 2010, 27

(1), 29-30.

Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi

Penelitian Kesehatan.

Jakarta: PT Rhineka Cipta,

277-82

Sherwood, L., 2011. Fisiologi

Manusia Dari Sel ke Sistem.

Pendit, Bram U (terjemahan).

6th edision . Jakarta: EGC,

411, 610-11

Shibao, C; Lipsitz, L.A; Biaggiono, I

, 2013, ASH Position Paper:

Evaluation and Treatment of

Orthostatic Hypotension.

Journal of The American of

Hypertension, 15 (3), 149-50

Silbernagl, S. dan Lang, F., 2006

Teks & Atlas Berwarna

Patofisiologi.Setiawan Iwan,

Mochtar Iqbal (terjemahan)

Edisi 1. Jakarta: EGC, 208

Snell, R.S, 2011. Anatomi Klinis

Berdasarkan Sistem.

Sugiharto Liliana

(terjemahan). Jakarta: EGC,

135-44

Tessy, A, 2009, Hipertensi Pada

Penyakit Ginjal dalam Buku

Ajar Ilmu Penyakit Dalam.

Sudoyo Aru W, Setyohadi

Bambang, Alwi Idrus, K

Marcellus Simadibrata,

Setiati Siti (eds). Edisi5.

Jakarta: Interna Publishing,

1086-89

U . S . Departement of Health and

Human Services, 2003,

Prevention Detection

Evaluatin and Treatment of

High Blood Preasure.

National High Blood

Preasure Education Program,

4-5

Yogiantoro, M, 2009, Hipertensi

Esensial dalam Buku Ajar

Ilmu Penyakit Dalam.

Sudoyo Aru W, Setyohadi

Bambang, Alwi Idrus, K

Marcellus Simadibrata,

Setiati Siti (eds) Edisi 5.

Jakarta: Interna Publishing,

1079-85

Yoon, S.S., Burt, V., Louis, T. dan

Carrol, M.D., 2012.

Hypertension Among Adult

in United State , 2009-2010.

Center for Disease Control

and Prevention. No.104, 1.