Naskah Artikel Jurnal.docx Muhyiddin
-
Upload
lalu-kharisma-shakti -
Category
Documents
-
view
237 -
download
7
description
Transcript of Naskah Artikel Jurnal.docx Muhyiddin
PENGARUH PEMBERIAN TRAMADOL 1 mg/kgbb INTRAVENA UNTUK MENGURANGI NYERI SUNTIK PROPOFOL
ARTIKEL ILMIAH
Diajukan sebagai syarat meraih gelar sarjana pada Fakultas Kedokteran Universitas
Mataram
Oleh:
Muhyiddin
H1A 010 002
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MATARAM
MATARAM
2013
PENGARUH PEMBERIAN TRAMADOL 1 mg/kgbb INTRAVENA UNTUK MENGURANGI NYERI
SUNTIK PROPOFOL
Muhyiddin, Erwin Kresnoadi, Agriana Rosmalina
Fakultas Kedokteran Universitas Mataram
Abstract
Background:Propofol is a drug commonly used anesthetic induction in general anesthesia. Incidence of pain on injection of propofol varied between 28-90% in adults during induction of anesthesia. This is a problem that often arises and very worrying for the patient.Tramadol is an opioid analgesic group can reduce propofol injection pain due norepinephrine inhibit the re-uptake in the central nervous system.Methods: This research is an experimental clinical trial phase II randomized double-blind. Subjects were patients undergoing elective surgery using general anesthesia, age 18-40 years, weight 50-70 kg, physical status of ASA I-II. Subjects were divided into two groups, each of 24 people. Group I was the control group (0.9% NaCl) and group II (tramadol). Assessed pain scores and pain intensity in both groups immediately after the injection of propofol. Data presented in the form of a mean value ± standard deviations, and then tested using the Mann Whitney test and Independent T-test.Result: Tramadol treatment group receiving 1 mg/kg body weight proved to reduce the degree of pain and pain scores significantly as compared with the control group. Conclusion: Use of tramadol 1 mg/kg body weight intravenously may reduce pain scores and the degree of pain due to propofol injection pain.Keywords: propofol injection pain, tramadol, pain scores, degree of pain.
Abstrak
Latar belakang: Propofolmerupakan salah satu obat induksi anestesi yang sering digunakan dalam anestesi umum. Insidennyeripada injeksipropofol bervariasi antara28-90% pada orang dewasaselama induksianestesi. Hal ini merupakan masalah yang sering timbul dan sangat mencemaskan bagi pasien.Tramadol merupakan obat analgetik golongan opioid dapat mengurangi nyeri suntik propofol karena bekerja menghambat pengambilan kembali noradrenalin di susunan saraf pusat.Metode: Penelitian ini bersifat eksperimental uji klinis tahap II secara acak tersamar ganda. Subjek penelitian adalah pasien yang menjalani operasi elektif dengan menggunakan general anestesi, usia 18-40 tahun, berat badan antara 50-70 kg, status fisik ASA I-II. Subjek dibagi menjadi dua kelompok, masing-masing 24 orang. Kelompok I adalah kelompok kontrol (NaCl 0.9%) serta kelompok II (tramadol). Dinilai skor nyeri dan derajat nyeri pada kedua kelompok segera setelah penyuntikan propofol. Data disajikan dalam bentuk nilai rerata±simpang baku, kemudian diuji menggunakan uji Mann Whitney dan Independen T-Test.Hasil: Kelompok perlakuan yang mendapatkan tramadol 1 mg/kgbb terbukti mampu menurunkan skor nyeri dan derajat nyeri secara bermakna dibandingkan dengan kelompok kontrol. Kesimpulan: Penggunaan tramadol 1 mg/kgbb intravena dapat mengurangi skor nyeri dan derajat nyeri akibat nyeri suntik porpofol.Kata kunci: nyeri suntik propofol, tramadol, skor nyeri, derajat nyeri.
PENDAHULUAN
Propofolmerupakan salah satu obat
induksi anestesi yang sudah sering digunakan.
Obat ini diberikan secara intravena dan sering
menyebabkan nyeriketika disuntikkan.
Insidensinyeripada injeksipropofol bervariasi
antara28-90% pada orang dewasaselama
induksianestesi.1,2
Injeksi propofol menimbulkan rasa nyeri
pada tempat injeksi, yaitu pada daerah dorsum
manus berkisar antara 25-100%, dan 50-70%.
Penyuntikan pada daerah vena yang lebih besar
seperti pada vena fossa cubiti insidensi nyeri
menurun sekitar 30-40%.3,4
Untuk mengurangi nyeri pada
penyuntikan propofol, banyak penelitian sudah
dilakukan, mulai dengan menggunakan terapi
farmakologi sampai non-farmakologi. Tidak
satupun yang dapat menghilangkan nyeri secara
total.5 Beberapa metodetelah diusulkan
untukmenguranginyerisuntik propofol (Koo et al,
2006). Metode yang digunakanuntuk
mengurangi rasa
sakitinimeliputipenambahanlidokain,
pendinginan,pemanasan, pengenceran
larutanpropofol,injeksipropofolke pembuluh
darah besar, dan injeksi beberapa zat;efedrin,
ondansetron, metoklopramid, opioid, thiopental,
atauketamin,sebelum induksi propofol.1
Obat yang dapat digunakan untuk
mengurangi nyeri propofol tersebut antara lain
dari golongan opioid analgesik, yaitu tramadol.
Tramadol dapat mengurangi insidensi dan
intensitas nyeri yang ditimbulkan propofol akibat
kerjanya di sistem saraf pusat yang
menghambat reuptake noradrenalin dan
berfungsi sebagai blok reseptor opioid.2,6
Stein. C (1995) beranggapan bahwa
tramadol juga mempunyai kerja kuat di ujung
serabut saraf perifer bebas pada pembuluh
darah.2 Hal ini dibuktikan dengan kerjanya
menghambat sensasi nyeri pada plexus
brachialis tanpa disertai efek yang merugikan
seperti mual, muntah, dan perubahan
hemodinamika.7
Vickers et al (1992) meneliti tramadol
sebagai pereda nyeri, dimana tramadol dengan
dosis 0,5-2 mg/kgbb didapatkan memberi efek
analgesik tanpa ada depresi pernafasan.2
Berdasarkan uraian diatas, maka
penulis melakukan penelitian mengenai
pengaruh pemberian tramadol 1 mg/kgbb
intravena untuk mengurangi nyeri suntik
propofol.
METODELOGI PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian
eksperimental murni uji klinis tahap II yang
dilakukan secara acak tersamar ganda (double
blind).8Penelitian ini dilaksanakan selama 8
minggu (April-Mei 2013) dengan mengambil
tempat penelitian di Instalasi Bedah Sentral
Rumah Sakit Bhayangkara Mataram NTB.
Subyek penelitian adalah semua pasien yang
akan menjalani proses operasi/pembedahan
elektif dengan menggunakan anestesi umum di
Rumah Sakit Bhayangkara Mataram NTB.
Pemilihan sampel dilakukan dengan
menggunakan quota sampling pada pasien yang
akan melakukan tindakan operasi elektif dengan
general anestesi (GA) / anestesi umum, status
fisik ASA I-II, kelompok umur 18-40 tahun, dan
berat badan antara 50-70 kg. Pasien yang
memenuhi kriteria dan bersedia menjadi
sukarelawan ditandai dengan menyetujui
informed consent dimasukkan sebagai subyek
penelitian.
Besar sampel dihitung menggunakan
rumus dan didapatkanbesar sampel 24 orang
untuk masing-masing kelompok. Total sampel
yang dibutuhkan adalah 48 orang yang dibagi ke
dalam 2 kelompok, masing-masing berjumlah 24
orang. Terdiri atas:
a. Kelompok A (kontrol) berjumlah 24 orang,
dan
b. Kelompok B (perlakuan) berjumlah 24
orang.
Kelompok perlakuan diberikan injeksi
tramadol 1 mg/kgbb secara intravena selama 30
detik. Setelah 5 menit kemudian dilakukan
induksi propofol 2 mg/kgbb secara intravena
selama 60 detik. Kelompok kontrol sebagai
placebo yang mendapatkan NaCl 0,9%
sebanyak 5 cc yang diberikan secara intravena
selama 30 detik. Setelah 5 menit kemudian
dilakukan induksi propofol 2 mg/kgbb secara
intravena selama 60 detik.
Nyeri akibat injeksi propofol dinilai
dengan skor nyeri dan derajat nyeri.2,3
Kriteria nyeri diberi skor sebagai berikut:
0 = Tidak ada rasa nyeri
1 = Rasanyeriterasapadadorsum
manusatausampai pergelangan
tangan.
2 = Rasa nyeri terasa menjalar sampai titik
tengah lengan bawah.
3 = Rasa nyeri menjalar sampai siku.
Derajat nyeri diberi skor sebagai berikut :
0 = Tidak ada rasa nyeri
1 = Nyeriringanditandai dengan
pergerakan lengan bawah pasien
secara
2 = Nyeri sedang ditandai dengan
pergerakan lengan bawah pasien
secara cepat.
3 = Nyeri berat ditandai dengan pasien
mengeluh sakit secara spontan.
Data-data yang dikumpulkan berasal
dari data primer.Data-data dicatat untuk
perhitungan statistik yang termasuk dalam
tujuan penelitian adalah skor nyeri dan derajat
nyeri. Data yang diperoleh tersebut dicatat
dalam suatu lembar penelitian khusus yang
telah disediakan sebanyak satu lembar untuk
setiap pasien dan dipisahkan antara kelompok
kontrol dan perlakuan.
Data diolah, dianalisa dan dinyatakan
dalam nilai rerata simpang baku (mean ± SD).
Uji statistik digunakan untuk membandingkan 2
kelompok, yaitu kontrol dan perlakuan. Untuk
data nominal meliputi variabel tingkat
pendidikan, jenis kelamin, dan status ASA
dengan menggunakan uji Mann Whitney
sedangkan untuk data numerik yang meliputi
variabel umur, tinggi badan, berat badan,
tekanan darah sistolik, tekanan darah diastolik,
tekanan arteri rerata, laju jantung, laju
pernafasan menggunakan Independent t-test
dengan derajat kemaknaan p < 0,05. Penyajian
data dipaparkan dalam bentuk tabel.
HASIL PENELITIAN
Telah dilakukan penelitian pada 48
pasien laki-laki dan perempuan dibagi menjadi 2
kelompok, yaitu kelompok A (kontrol) 24 pasien
mendapat injeksi NaCl 0,9 % sebanyak 5 cc i.v
selama 30 detik, kemudian dilakukan injeksi
propofol 2 mg/kgbb selama 60 detik dan
kelompok B (perlakuan) 24 pasien mendapatkan
tramadol 1 mg/kgbb i.v selama 30 detik
kemudian dilakukan injeksi propofol 2 mg/kgbb
selama 60 detik. Setelah diinduksi dinilai
tekanan darah sistolik (TDS), tekanan darah
diastolik (TDD) dan tekanan arteri rerata (TAR).
Uji statistik yang dilakukan untuk
membandingkan 2 kelompok (kontrol dan
perlakuan). Untuk data nominal meliputi variabel
tingkat pendidikan, jenis kelamin, dan status
ASA diuji dengan menggunakan uji Mann
Whitney, sedangkan untuk data numerik yang
meliputi variabel umur, tinggi badan, berat
badan, tekanan darah sistolik, tekanan darah
diastolik, tekanan arteri rerata, laju jantung, laju
pernafasan menggunakan uji Independent t-test.
Tabel 3. Karakteristik pasien dalam distribusi antara kedua kelompok
Variabel
Kelompok
Kontrol (n=24)
Kelompok
Perlakuan
(n=24)
p
Pendidikan (%)
a. SD 3 (12,49) 6 (25)
0,359**b. SMP 7 (29,17) 6 (25)
c. SMA 7 (29,17) 7 (29,20)
d. Sarjana 7 (29,17) 5 (20,80)
Jenis Kelamin (%)
a. Laki-laki 12 (50) 11 (45,80)0,775**
b. Perempuan 12 (50) 13 (54,20)
Status Fisik/ASA (%)
a. ASA I 9 (37,50) 12 (50)0,388**
b. ASA II 15 (62,50) 12 (50)
Jenis Operasi (%)
a. Laparatomi 10 (41,67) 7 (29,20)
0,334**
b. Kuretase 4 (16,67) 5 (20,80)
c. Metode Operasi
Wanita5 (20,83) 4 (16,60)
d. Hernia 5 (20,83) 8 (33,40)
Umur 32,54 ± 5,86 32,08 ± 5,85 0,788*
Tinggi Badan (cm) 160,41 ± 4,08 161,25 ± 4,43 0,502*
Berat Badan (kg) 55,62 ± 3,53 55,87 ± 3,56 0,808*
TDS (mmHg) 127,00 ± 7,38 124,91 ± 9,91 0,414*
TDD (mmHg) 77,83 ± 7,04 82,08 ± 10,27 0,102*
TAR (mmHg) 94,19 ± 6,80 96,35 ± 9,12 0,356*
Laju Jantung (x/menit) 77,87 ± 4,98 80,16 ± 7,25 0,209*
Laju Nafas (x/menit) 18,41 ± 2,20 17,16 ± 2,21 0,056*
Sumber : Data Primer
* = Uji statistik menggunakan Independent t-Test
** = Uji Statistik menggunakan. Mann Whitney test
Karakteristik pasien dalam distribusi
antara kedua kelompok tersebut (Tabel 3)
menunjukkan nilai p > 0,05, yang menunjukkan
kedua kelompok tidak berbeda bermakna.
Tabel 4. Uji Perbandingan skor nyeri kedua
kelompok
Variabel
Kelompok
Kontrol
Mean ±
SD
(n=24)
Kelompok
Perlakuan
Mean ±
SD
(n=24)
p
Skor
Nyeri
2,83 ±
0,380,95 ± 0,20 0,000**
Sumber : Data Primer
** = Uji Statistik menggunakan. Mann Whitney
test
Dengan demikian skor nyeri pada
kelompok perlakuan lebih rendah dibandingkan
dengan kelompok kontrol.
Tabel 5. Uji Perbandingan derajat nyeri kedua
kelompok
Variabel
Kelompok
Kontrol
Mean ±
SD
(n=24)
Kelompok
Perlakuan
Mean ±
SD
(n=24)
p
Derajat
Nyeri
2,70 ±
0,461,12 ± 0,33 0,000**
Sumber : Data Primer
** = Uji Statistik menggunakan. Mann Whitney
test
Dengan demikian derajat nyeri pada
kelompok perlakuan lebih rendah dibandingkan
dengan kelompok kontrol.
PEMBAHASAN
Propofol merupakan larutan berwarna
seperti putih susu, tidak larut air termasuk
golongan alkali fenol serta memiliki struktur
kimia yaitu 2,6-diisopropilfenol. 4,9
Nyeri yang terjadi pada penyuntikan
propofol timbul akibat iritasi propofol pada vena
yang menyebabkan aktivasi protease yang
dapat memecah kininogen jaringan plasma
menjadi bradikinin non peptide yang merupakan
substansi nyeri yang sangat poten. Umumnya
kinin memiliki durasi yang pendek akibat aktivasi
kininase, namun pada inflamasi lingkungan akan
menjadi asam dan akan menghambat kininase
sehingga memperbanyak jumlah kinin yang
mengaktivasi nosiresptor pada ujung saraf atau
nerve ending. 2,4
Reseptor opioid ditemukan di akar
dorsal ganglia, jalur pusat dari saraf aferen
primer dan serabut saraf sensorik perifer. Opioid
endogen atau eksogen mengaktifkan reseptor-
reseptor tersebut yang kemudian akan
meningkatkan arus kalium dan mengurangi arus
kalsium dalam sel neuron sensorik tubuh yang
menyebabkan penghambatan transmisi sinyal.
Opioid juga dapat menghambat pelepasan
senyawa excitatory dan proinflamasi dari ujung
saraf sensorik.2,11,12
Pengurangan nyeri suntik injeksi
propofol yang telah direkomendasikan meliputi:
injeksi dengan kecepatan tinggi, pemakaian
vena yang lebih besar, pencampuran dengan
golongan opioid, pencampuran dengan lidokain,
pemberian lidokain sebelum injeksi propofol,
pencairan emulsi, dan pendinginan propofol.3,4
Dengan demikian opioid secara teori
dapat digunakan untuk mengurangi atau
mencegah terjadinya nyeri. Sehingga pada
penelitian ini penulis mengamati pengaruh
pemberian tramadol dari golongan opioid dalam
mengurangi nyeri suntik propofol.
Tramadol adalah suatu opioid sintetik
yang bekerja pada reseptor mu (m) agonis yang
lemah. Tramadol mempunyai efek pada reseptor
monoaminergik pada sistem saraf pusat yaitu
reseptor serotonin (5-hydroxytryptamine (5-HT))
dan noradrenalin. Tramadol meningkatkan
fungsi jalur inhibisi descenden pada spinal
dengan menghambat re-uptake 5-HT dan
noradrenalin, bersamaan dengan stimulasi
pelepasan 5-HT presinaps.10 Tramadol juga
menghambat pelepasan neurotransmitter dari
saraf aferen yang sensitif terhadap rangsang,
akibatnya impuls nyeri terhambat. Selain bekerja
secara sentral, ada penelitian yang
mengemukakan bahwa tramadol juga
mempunyai efek perifer kuat yang kerjanya
berada pada akhiran saraf bebas dari pembuluh
darah. Reseptor opioid dapat ditemukan di
sistem saraf pusat dan juga di saraf perifer,
tepatnya di saraf sensorik primer. Reseptor
opioid ini bekerja dengan menghambat
pelepasan mediator proinflamasi dan eksitatorik
dari jaras jaras sensorik.2,11,12
Hasil penelitian ini menunjukkan
efektifitas tramadol mampu menurunkan skor
nyeri dan derajat nyeri secara bermakna. Hal ini
sesuai dengan penelitian Wong et al (2001)
yang membandingkan kemampuan lidokain dan
tramadol dalam mengurangi nyeri suntik
propofol pada 3 kelompok perlakuan berjumlah
masing-masing 30 pasien. Dari penelitian
tersebut didapatkan hasil bahwa tramadol dan
lidokain secara signifikan memiliki efektivitas
dalam mengurangi nyeri suntik propofol
dibandingkan kelompok plasebo. Namun dapat
dilihat pada penelitian tersebut didapatkan
efektivitas yang sama pada pemberian tramadol
50 mg dan lidokain 50 mg dalam mengurangi
nyeri propofol.2
Babul et al (2004) mencoba meneliti
keefektivitasan tramadol dalam mengurangi
nyeri pada pasien osteoarthritis dibandingkan
dengan plasebo. Setelah pengukuran selama 12
minggu,didapatkan hasil yang lebih signifikan
lagi bahwa keefektivitasan tramadol mengurangi
nyeri lebih baik 49%, sedangkan plasebo hanya
27%.12
Dari data karakteristik pasien yang
meliputi umur, pendidikan, jenis kelamin, jenis
operasi, status fisik, berat badan, tinggi badan,
tekanan darah sistolik, tekanan darah diastolik,
tekanan arteri rerata, laju jantung, dan laju nafas
pasien, dapat dilihat tidak didapatkan perbedaan
yang bermakna (p>0,05) dari kedua perlakuan.
Hal ini sesuai dengan penelitian Wong et al
(2001) yang membandingkan kemampuan
lidokain dan tramadol dalam mengurangi nyeri
suntik propofol dalam 3 kelompok perlakuan.
Analisis data dari 3 kelompok itu tidak
menunjukkan perbedaan yang bermakna pada
data demografi berupa umur, jenis kelamin dan
berat badan.2
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
kelompok tramadol mampu mengurangi nyeri
suntik propofol dibandingkan dengan kelompok
kontrol yang secara klinis didapatkan perbedaan
bermakna. Hal ini sesuai dengan hipotesis
penulis sebelumnya yang menyatakan bahwa
pemeberian tramadol 1 mg/kgbb intravena dapat
mengurangi nyeri suntik propofol. Hal ini
dikarenakan kerja tramadol pada dua reseptor
yaitu reseptor µ di saraf pusat (persepsi) dan
reseptor opioid (modulasi) menjadikan kerjanya
lebih baik.2,4,7,10,11,12
Keuntungan yang didapat dengan
memakai tramadol selain pengaruh terhadap
hemodinamik yang tidak bermakna adalah obat
ini tidak menyebabkan depresi pernafasan dan
sedasi yang lebih sedikit dibanding opioid lain.
Sehingga dapat dikatakan penggunaan tramadol
aman, terutama pada pasien dengan kondisi
kardiorespirasi yang tidak baik. Pada sistem
gastrointestinal, tramadol dapat menyebabkan
mual, muntah dan konstipasi, namun lebih
rendah jika dibandingkan dengan opioid yang
lain, jarang menyebabkan kerusakan mukosa
gastrointestinal. Hal ini merupakan salah satu
keuntungan penggunaan tramadol untuk
mengurangi nyeri suntik propofol.10,11
Kelemahan dari penelitian ini adalah
hanya menilai nyeri secara subyektif sehingga
tidak dapat memberikan informasi mengenai
perubahan rasa nyeri yang sesungguhnya.
Penilaian nyeri secara objektif dapat
dilakukakan dengan cara mengukur kadar
kininogen, kortisol, serta prostaglandin darah.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan: Pemberian tramadol 1 mg/kgbb
intravena mampu mengurangi skor rasa nyeri
dan derajat nyeri suntik propofol secara
bermakna dibandingkan dengan yang tidak
diberikan tramadol.
Saran :Tramadol dapat digunakan sebagai obat
alternatif dalam mengurangi nyeri suntik
propofol.
Daftar Pustaka
1. Koo SW, Cho SJ, Kim YK, Ham KD, Hwang JH. 2006. Small-dose ketamine reduces the pain of propofol injection. Anesthesia Analgesia 103:1444–7.
2. Wong HW, Cheong KF. 2001. Role of Tramadol in Reducing Pain on Propofol Injection. Singapore Medical Journal. Vol 42 (5) : 193-195.
3. Yokota S, Komatsu T, Komura Y, Nishiwaki K, Kimura T, Hosoda R, Shimada Y. 1997. Pretreatment with Topical 60% Lidocaine Tape Reduces Pain on Injection of Propofol. Anesth Analg 85:672-4.
4. Susilo AAH. 1999. Pengaruh pemberian lidokain intravena terhadap nyeri injeksi propofol. Bagian Anestesiologi Fakultas Kedokteran Universitas Diponogoro Semarang. Karya Akhir.
5. Kim SY, Jeong DW, Jung MW, Kim JM. 2011. Reduction of propofol injection pain by utilizing the gate control theory. Korean J Anesthesiol October 61(4): 288-291.
6. Pang WW, Huang PY, Chang DP, Huang MH. 1999. The peripheral analgesic effect of tramadol in reducing propofol injection pain: a comparison with lidocaine. Reg Anesth Pain Med; 24: 246–9.
7. Kapral Stephan, MD, Gollmann Gabriel, MD, Barbara Waltl, MD, Rudolf Likar, MD, Sladen RN, MD, Christian Weinstabl, MD, and Franz Lehofer, MD. 1999. Tramadol Added to Mepivacaine Prolongs the Duration of an Axillary Brachial Plexus Blockade. International Anesthesia Research Society. Anesthesy Analgesia;88:853–6.
8. Sri, et al. 1995. Uji Klinis. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Binarupa Aksara: Jakarta, Hal. 110.
9. Laurence L et al (editors). 2006. Goodman & Gilman's The Pharmacological Basis of Therapeutics-11th Ed. The McGraw-Hill.
10. Bamigbade TA, Langford RM. 1998. The clinical use of tramadol
hydrocloride. Pain Reviews. Vol 5. pp.155-82.
11. Altunkaya H, MD, Yetkin Ozer, MD, Eksal Kargi, MD, Isil Ozkocak, MD, Mubin Hosnuter, MD, Cengiz Bekir Demirel, MD, and Orhan Babuccu, MD. 2004. The Postoperative Analgesic Effect of Tramadol When Used as Subcutaneous Local Anesthetic. Anesthesia Analgesic, International Anesthesia Research Society 99:1461–4.
12. Babul, N; Noveck, R; Chipman, H, et al. 2004. Efficacy and safety of extended-release, once-daily tramadol in chronic pain: a randomized 12-week clinical trial in osteoarthritis of the knee. J PainSymptom Management.28:59–71.