Naskah Akademik Tentang Rancangan Perda Bali Mikol

29
NASKAH AKADEMIK RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI TENTANG PENGAWASAN PEREDARAN MINUMAN BERALKOHOL BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG UUD 1945 Pasal 29 ayat 1 menyebutkan bahwa negara berdasar Ketuhanan Yang Maha Esa. sebagai negara yang beragama, akan lebih mudah mengatur perkembangan minuman beralkohol atau yang sering juga disebut minuman keras (miras) yang setiap saat dapat mengancam jiwa manusia. Keberadaan minuman beralkohol dapat mengancam jiwa manusia baik secara langsung maupun tidak langsung. Namun kenyataan yang ada, negara kita sampai sekarang belum dapat membuat payung hukum tentang peraturan pengawasan peredaran minuman beralkohol. Pulau Bali sebagai daerah pariwisata, tentunya banyak beredar minuman-minuman beralkohol yang pengadaan dan peredarannya belum dapat diawasi dengan 1

description

Rancangan Perda Bali tentang Mikol

Transcript of Naskah Akademik Tentang Rancangan Perda Bali Mikol

Page 1: Naskah Akademik Tentang Rancangan Perda Bali Mikol

NASKAH AKADEMIK

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI

TENTANG PENGAWASAN PEREDARAN MINUMAN BERALKOHOL

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

UUD 1945 Pasal 29 ayat 1 menyebutkan bahwa negara berdasar Ketuhanan

Yang Maha Esa. sebagai negara  yang   beragama,  akan   lebih   mudah mengatur

perkembangan minuman beralkohol atau yang sering juga disebut minuman keras

(miras)  yang setiap saat dapat mengancam jiwa manusia.

Keberadaan minuman beralkohol dapat mengancam jiwa manusia baik secara

langsung maupun tidak langsung. Namun kenyataan yang ada, negara kita sampai

sekarang belum dapat membuat payung hukum tentang peraturan pengawasan

peredaran minuman beralkohol.

Pulau Bali sebagai daerah pariwisata, tentunya banyak beredar minuman-

minuman beralkohol yang pengadaan dan peredarannya belum dapat diawasi

dengan baik. Hal ini dikarenakan belum adanya peraturan terkait pengawasan

peredaran minuman beralkohol.

Selain itu, perlunya dibentuk peraturan pengadaan minuman beralkohol adalah

untuk mengantisipasi terjadinya pelanggaran akibat ketidaktahuan akan aturan

jenis minuman yang harus dilengkapi dengan bea cukai yang sah. Sehingga para

pelaku usaha di Bali yang menyediakan minuman beralkohol tersebut, tidak ada

yang melakukan tindakan pelanggaran dengan mengedarkan minuman beralkohol

yang ilegal.

1

Page 2: Naskah Akademik Tentang Rancangan Perda Bali Mikol

Untuk mengantisipasi dampak negatif yang mungkin timbul terhadap

peredaran minuman beralkohol di Bali, seyogyanya dibentuk suatu peraturan

daerah di provinsi Bali mengenai pengawasan peredaran minuman beralkohol.

B. IDENTIFIKASI MASALAH

Berdasarkan latar belakang dan alasan tersebut, identifikasi masalah dirumuskan

sebagai berikut;

  1.      Pengawasan peredaran minuman beralkohol pada hakekatnya untuk

mengantisipasi terjadinya pelanggaran akibat ketidaktahuan akan aturan jenis

minuman beralkohol yang harus dilengkapi bea cukai yang sah.dan juga untuk

mengawasi dan menindak pelaku usaha yang melanggar.

2. Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, diperlukan turut campur atau

pelibatan negara, dalam hal ini Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Bali,

sebagai penyelenggara negara yang berfungsi dalam bidang legislasi nasional,

memandang perlu untuk mengajukan usul inisiatif rancangan peraturan daerah

provinsi yang mengatur tentang pengawasan peredaran minuman beralkohol.

3. Landasan filosofis pembentukan rancangan peraturan daerah provinsi

yang mengatur tentang pengawasan peredaran minuman beralkohol ini adalah

demi mewujudkan kepedulian mengembangkan industri wisata di Bali, landasan

sosiologis merupakan kebutuhan masyarakat akan rasa keamanan, ketertiban, dan

kenyamanan, dan landasan yuridis dijamin oleh Konstitusi Negara Republik

Indonesia, dimana setiap warganegara berhak mendapatkan lingkungan hidup

yang baik, dan sehat.

  4.      Adapun  sasaran  yang  akan  diwujudkan,  ruang  lingkup  pengaturan,

jangkauan,  dan  arah  pengaturan  tentang  pengawasan peredaran minuman 

beralkohol ini,  akan tercermin dalam batang tubuh rancangan peraturan daerah

provinsi ini.

2

Page 3: Naskah Akademik Tentang Rancangan Perda Bali Mikol

C.   TUJUAN, KEGUNAAN, DAN SASARAN

Sesuai dengan ruang lingkup identifikasi masalah yang dikemukakan diatas, maka

penyusunan Naskah Akademik dirumuskan sebagai berikut:

  1.      Bertujuan  untuk  memberikan  latar belakang,  arahan  dan  dukungan

dalam perumusan pengaturan, dan pengendalian  peredaran minuman  beralkohol

dengan segala    dimensinya    secara     menyeluruh, terpadu, dan berwawasan

lingkungan;

  2.      Berguna sebagai acuan atau referensi penyusunan dan pembahasan

Rancangan peraturan daerah provinsi tentang pengawasan peredaran Minuman

Beralkohol, dengan memberikan uraian tentang aspek pengaturan pengendalian

peredaran minuman beralkohol dengan segala dimensinya, di masa kini dan masa

yang akan datang;

  3.      Mempunyai sasaran agar terwujudnya tata pengaturan pengendalian

peredaran minuman beralkohol di provinsi Bali.

D. METODE

Penyusunan Naskah Akademik ini, menggunakan Metode Penelitian Hukum,  

baik  melalui  metode  yuridis  normatif,   maupun melalui  metode empiris, dan

metode penelitian sosial, dengan Metode Survei, yaitu;

  1.      Metode Yuridis Normatif, dilakukan melalui Studi Pustaka, yang menelaah

(terutama) data sekunder yang berupa peraturan perundang-undangan yang

berkaitan dengan Minuman beralkohol.

  2.      Metode Yuridis Empiris, atau sociolegal adalah penelitian yang diawali

dengan penelitian normatif, yang dilanjutkan dengan observasi yang mendalam

serta penyebarluasan quesioner, untuk mendapatkan data non hukum yang terkait

dan berpengaruh terhadap peraturan perundang-undangan yang diteliti.

3

Page 4: Naskah Akademik Tentang Rancangan Perda Bali Mikol

BAB II

KAJIAN TEORITIS DAN PRAKTIK EMPIRIS

A. KAJIAN TEORITIS

1. Minuman beralkohol;

        Adalah minuman yang mengandung ethanol yang diproses dari bahan hasil

pertanian yang mengandung karbohidrat dengan cara fermentasi dan destilasi atau

fermentasi tanpa destilasi, baik dengan cara memberikan perlakuan terlebih

dahulu atau tidak, menambahkan bahan lain atau tidak, maupun yang diproses

dengan cara mencampur ethanol atau dengan cara pengenceran minuman

mengandung ethanol.1

2. Fermentasi, dan Destilasi;

        Fermentasi,  adalah  suatu  cara   untuk  mengubah   substrat  menjadi produk

tertentu yang dikehendaki dengan menggunakan bantuan mikroba, sedangkan

Destilasi, adalah suatu proses pemisahan ethanol dari cairan  termentasi. Adapun

alkohol adalah senyawa ethanol (ethyl alcohol), yaitu suatu jenis alkohol yang

paling populer digunakan dalam industri.2

B. PRAKTIK EMPIRIS

Minuman beralkohol dalam kehidupan masyarakat di Indonesia sepertinya

sudah tidak asing lagi. Saat ini, minuman beralkohol dikonsumsi oleh remaja,

orang dewasa, hingga orangtua yang sudah berumur, kesadaran masyarakat kita

tentang bahaya minuman beralkohol masih sangat minim.

1 Http:// WWW.Wikipedia.com, Ensiklopedia Bebas, diakses tanggal 3 Pebruari 2012.

2 Ibid.

4

Page 5: Naskah Akademik Tentang Rancangan Perda Bali Mikol

Dari   segi   kehidupan   sosial,   minuman   beralkohol sangat  

berpengaruh  terhadap  kehidupan  sosial.   Biasanya,   seseorang   mengonsumsi 

minuman keras, cenderung didorong oleh keadaan ekonomi minim, kondisi

keluarga yang tidak harmonis, masalah yang dihadapi dan lain sebagainya.

Bali sebagai daerah pariwisata, tentunya banyak beredar minuman

beralkohol yang sangat diminati oleh wisatawan domestik maupun mancanegara.

Hotel-hotel yang ada di Bali, seakan berlomba-lomba untuk menyajikan minuman

beralkohol yang tentunya dapat menarik banyak wisatawan untuk berkunjung.

Akibatnya banyak pelaku usaha yang mengedarkan minuman beralkohol

yang ilegal. Hal ini disebabkan karena belum adanya peraturan terkait

pengawasan peredaran minuman beralkohol di Bali.

C. KAJIAN TERHADAP ASAS YANG TERKAIT DENGAN NORMA

(KAIDAH)

Analisa terhadap asas yang terkait dengan norma tentang minuman

beralkohol antara lain:

1. Asas Keseimbangan Kesehatan dan Nilai-nilai Ekonomis

        Sebagaimana diuraikan di Bab Pendahuluan, bahwa minuman beralkohol

sebenarnya adalah suatu bahan yang antara lain mengandung alkohol, dimana

didalamnya juga berisi ethanol, yang kalau penggunaannya tidak sesuai dengan

aturan yang tercantum dalam UU No. 23/1992 tentang Kesehatan, sangat

berbahaya untuk kesehatan manusia.

2. Asas Kemanfaatan Umum

        Pengendalian peredaran minuman beralkohol dilaksanakan untuk

memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kepentingan kesehatan pribadi

maupun umum. Di samping itu pengendalian peredaran minuman beralkohol juga

5

Page 6: Naskah Akademik Tentang Rancangan Perda Bali Mikol

diarahkan untuk tidak merugikan kepentingan tenaga kerja, baik di

pertanian/perkebunan, maupun di industri minuman.

    Oleh sebab itu, didalam rancangan peraturan daerah provinsi ini, salah satunya

memperhatikan dengan sungguh-sungguh asas kemanfaatan untuk publik (umum)

secara komprehensif.

3. Asas Keterpaduan dan Keserasian

Penyelenggaraan pengendalian dan keserasian dalam pengendalian Minuman

beralkohol, dilaksanakan secara seimbang dalam mewujudkan keserasian untuk

berbagai   kepentingan baik kepentingan kesehatan, kepentingan ekonomis (pajak

dan cukai), maupun kepentingan ketenagakerjaan.

D. KAJIAN TERHADAP KONDISI YANG ADA

        Konsumsi   minuman   beralkohol sudah   menjadi   masalah   yang

kompleks, tidak saja menyangkut masalah di bidang kesehatan tetapi juga

menyangkut masalah-masalah yang  berkaitan dengan  ketenagakerjaan, dan

perpajakan,   serta  tidak   jarang   juga   masalah   yang  berdampak psikologis.

Di Bali, konsumsi terhadap minuman beralkohol juga menjadi salah satu

masalah yang harus dihadapi. Industri pariwisata di Bali banyak mengedarkan

minuman beralkohol ilegal dipasaran. Banyak pelaku usaha yang mengedarkan

minuman tersebut secara ilegal dan tanpa dilengkapi cukai yang sah.

E. KAJIAN TERHADAP IMPLIKASI PENERAPAN SISTEM BARU

        Kajian terhadap implikasi penerapan sistem baru yang akan diatur dalam

Rancangan peraturan daerah provinsi tentang pengawasan peredaran Minuman

Beralkohol, akan memiliki implikasi, baik terhadap aspek kehidupan masyarakat,

maupun terhadap aspek beban keuangan negara.

1.  Aspek Kehidupan Masyarakat;

6

Page 7: Naskah Akademik Tentang Rancangan Perda Bali Mikol

        Penggunaan minuman beralkohol dalam kehidupan masyarakat, seringkali

didasari oleh motif-motif sosial, antara lain seperti untuk meningkatkan prestige,

atau adanya pengaruh pergaulan dan perubahan gaya hidup. Selain itu, aspek

sosial lainnya, seperti sistem norma dan nilai (keluarga dan masyarakat), juga

menjadi kunci dalam permasalahan penyalahgunaan alkohol. dan peredaran

minuman beralkohol khususnya didaerah Bali masih belum adanya pengawasan

secara komprehensif.

Oleh sebab itu, perlu dibentuknya suatu peraturan daerah provinsi yang

mengatur tentang pengawasan peredaran minuman beralkohol, akan berdampak

positif bagi kehidupan masyarakat.

2. Aspek Beban Keuangan;

        Sebagaimana dimaklumi bersama, bahwa penerapan sistem baru, apalagi

yang berkaitan dengan diberlakukannya suatu peraturan perundang-undangan

dalam bentuk peraturan daerah provinsi yang mengatur  tentang pengawasan

peredaran Minuman Beralkohol, dipastikan akan memiliki dampak terhadap aspek

beban keuangan pemerintah daerah provinsi Bali.

Pembuatan Naskah Akademik, dan draf  rancangan Perda Provinsi tentang

pengawasan peredaran Minuman Beralkohol yang melibatkan banyak pihak

sebagai stake- holder, tentunya memerlukan dana, pengusul sangat yakin bahwa

beban keuangan ini sangat tidak berarti dengan manfaat yang akan diperoleh jika

RaPerda Provinsi tentang pengawasan peredaran Minuman Beralkohol ini,

menjadi peraturan daerah provinsi Bali dan mengikat seluruh warga Bali.

7

Page 8: Naskah Akademik Tentang Rancangan Perda Bali Mikol

BAB III

ANALISIS PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN TERKAIT

A. KONDISI HUKUM YANG ADA 

Dalam UU No. 23/1992 tentang Kesehatan, masalah minuman beralkohol,

tidak diatur secara eksplisit. Dalam Pasal 44 UU No. 23/1992 berbunyi:

1)  Pengamanan   penggunaan   bahan   yang   mengandung   zat  

adiktif,diarahkan  agar tidak  mengganggu  dan   membahayakan 

kesehatan perorangan, keluarga, masyarakat, dan lingkungannya.

2)  Produksi, peredaran, dan penggunaan bahan yang mengandung zat

adiktif, harus memenuhi standar dan/atau persyaratan yang ditentukan.

3)  Ketentuan mengenai pengaman bahan yang mengandung zat adiktif,

sebagaimana dimaksud dalam ayat  (1) dan  (2) ditetapkan dengan

Peraturan Pemerintah.

Dalam Penjelasan Pasal 44 tersebut dikatakan bahwa:

1)  Bahan     yang     mengandung     zat     adiktif     adalah     bahan    

yang penggunaannya   dapat   menimbulkan   kerugian    bagi   dirinya  

atau masyarakat sekelilingnya;

2)  Penetapan standar diarahkan agar zat adiktif yang dikandung oleh

bahan tersebut dapat ditekan dan untuk mencegah beredarnya bahan palsu.

Penetapan persyaratan penggunaan bahan yang mengandung zat adiktif

ditujukan untuk menekan dan mencegah penggunaan yang mengganggu

atau merugikan kesehatan orang lain;

8

Page 9: Naskah Akademik Tentang Rancangan Perda Bali Mikol

B. KETERKAITAN UNDANG-UNDANG DAN PERATURAN DAERAH

Salah satu alasan yang sangat penting disusunnya Naskah Akademik

Rancangan peraturan daerah provinsi ini tentang pengawasan pengedaran

Minuman Beralkohol, karena hingga saat ini belum ada suatu peraturan daerah

provinsi yang mengatur secara khusus tentang peredaran Minuman Beralkohol.

Oleh sebab itu, untuk membahas keterkaitan undang-undang dengan RaPerda

tentang pengawasan peredaran Minuman Beralkohol ini, dapat disebutkan bahwa

Undang-Undang yang terkait adalah Undang-Undang No. 5 Tahun 1997 tentang

Psikotropika, dan Undang-Undang No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, yang

dampak  negatifnya  kurang lebih sama dengan Minuman beralkohol, dan telah

diatur dalam suatu Undang-Undang tersendiri.

Dibawah ini beberapa contoh, antara lain;

1.  UU No. 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika;

a)     Konsiderans Menimbang, huruf d, yaitu “bahwa penyalahgunaan

psikotropika dapat merugikan kehidupan manusia dan kehidupan bangsa,

sehingga pada gilirannya, dapat mengancam  ketahanan nasional”

b)    Ketentuan Umum, Pasal 1, point 1, sebagai berikut: “Psikotropika, adalah zat

atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukari narkotika, yang berkhasiat

psikoaktif melalui pengaruh seloektif pada susunan saraf pusat, yang

menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku”

2.   UU No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika:

a)  Konsideran Menimbang, huruf e, yaitu “bahwa tindak pidana Narkotika telah

bersifat transnasional yang dilakukan dengan menggunakan modus operandi yang

tinggi, teknologi canggih, didukungoleh jaringan organisasi yang luas, dan sudah

banyak menimbulkan korban, terutama di kalangan generasi muda bangsa yang

sangat membahayakan kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara sehingga

9

Page 10: Naskah Akademik Tentang Rancangan Perda Bali Mikol

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1997 tentang Narkotika sudah tidak sesuai lagi

dengan perkembangan situasi dan kondisi yang berkembang untuk menanggulangi

dan memberantas tindak pidana tersebut;”

b)  Ketentuan Umum, Pasal 1, point 1, sebagai berikut; “Narkotika adalah zat atau

obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun

semisintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran,

hilangnya rasa, mengurangi sampaimenghilangkan rasa nyeri, dan dapat

menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan ke dalam

golongangolongansebagaimana terlampir dalam Undang-Undang ini.

3.      Perda Kab. Sleman No. 8 Tahun 2007, tentang Minuman Beralkohol;

Konsiderans  Menimbang   huruf  a,   “bahwa  dalam  rangka  menjaga  dan

memelihara kesehatan jasmani dan rohani masyarakat, ketentraman danketertiban

masyarakat, tujuan pariwisata, adat istiadat, dan agama, maka perlu    adanya   

pengawasan    dan    pengendalian    melalui    pelarangan pengedaran, penjualan,

dan penggunaan minuman beralkohol”.

10

Page 11: Naskah Akademik Tentang Rancangan Perda Bali Mikol

BAB IV

LANDASAN FILOSOFIS, SOSIOLOGIS, DAN YURIDIS

A. LANDASAN FILOSOFIS;

Secara filosofis, pengawasan peredaran minuman beralkohol tersebut

sebagai wujud kepedulian mengembangkan industri khususnya industri pariwisata

di Bali. Minuman beralkohol pada dasarnya merupakan suatu bentuk gangguan 

terhadap kehidupan dan penghidupan masyarakat.

Didalam UUD 1945, dikuatkan pula dengan  hak setiap orang atas

perlindungan diri pribadi,  keluarga, kehormatan, martabat, dan harta benda yang

dibawah kekuasaannya,serta berhak atas rasa aman dari ancaman ketakutan untuk

berbuat, atau tidak berbuat sesuatu, yang merupakan hak asasi, hak hidup

sejahtera lahir batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang

baik, dan sehat, serta berhak mernperoleh pelayanan kesehatan (Pasal 28 G, ayat

(1), dan Pasal 28 H, ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945.

B. LANDASAN SOSIOLOGIS;

Pertimbangan  sosiologis  berkaitan  dengan   permasalahan  empiris, dan

kebutuhan yang dialami oleh masyarakat, yang menyangkut tentang pengaturan

pengawasan peredaran minuman  beralkohol. Oleh  karena itu, secara sosiologis,

Perda Provinsi tentang pengawasan peredaran Minuman Beralkohol  haruslah

memberikan jawaban atau solusi terhadap permasalahan yang berkaitan dengan

peredaran minuman beralkohol.

C. LANDASAN YURIDIS

Aspek yang berkaitan dengan hukum (yuridis) dalam pembentukan

Rancangan peraturan daerah provinsi Bali tentang pengawasan peredaran

11

Page 12: Naskah Akademik Tentang Rancangan Perda Bali Mikol

Minuman Beralkohol ini, dikaitkan dengan peran hukum baik sebagai pengatur

perilaku (social control), maupun sebagai instrumen untuk penyelesaian suatu

masalah (dispute solution). Aspek yuridis ini sangat diperlukan,  karena  hukum, 

atau  peraturan  perundang-undangan  dapat menjamin  adanya   kepastian  

(certainty), dan   keadilan   (fairness)   dalam penanganan akibat minuman

beralkohol ini.

Dalam kaitannya dengan peran dan fungsi hukum tersebut, maka

persoalan  hukum  yang  terkait  dengan  pengaturan,  pengendalian,  dan

pengawasan terhadap penggunaan minuman beralkohol masih bersifat sektoral,

dan parsial, sedangkan kebutuhan yang sangat mendesak adalah adanya peraturan

daerah provinsi yang mengatur tentang pengawasan peredaran minuman

beralkohol.

12

Page 13: Naskah Akademik Tentang Rancangan Perda Bali Mikol

BAB V

JANGKAUAN, ARAH PENGATURAN,

DAN  RUANG  LINGKUP MATERI MUATAN

A. JANGKAUAN PENGATURAN

        Lingkup atau Jangkauan pengaturan, dalam Rancangan Peraturan daerah

provinsi Bali tentang Pengawasan Peredaran Minuman Beralkohol ini, mencakup

hal-hal sebagai berikut:

Pencegahan

Pengawasan;

Penindakan

Pengadaan

Penyediaan

Peredaran

Kewenangan mengawasi

Jenis minuman beralkohol

Jumlah kuota yang diijinkan bagi masing-masing hotel di Bali

Mekanisme kerjasama

B. ARAH PENGATURAN

13

Page 14: Naskah Akademik Tentang Rancangan Perda Bali Mikol

Dalam pengadaan dan pengawasan peredaran minuman beralkohol yang

legal dikalangan masyarakat diperlukan suatu peraturan yang menjadi payung

hukum dalam melaksanakan hal tersebut.

Peraturan pengadaan minuman beralkohol adalah untuk mengantisipasi

terjadinya pelanggaran akibat ketidaktahuan akan aturan jenis minuman yang

harus dilengkapi cukai yang sah. selain itu, juga untuk memberikan kewenangan

kepada aparat yang berwenang untuk mengawasi dan menindak pelaku usaha

yang melanggar peraturan tersebut. sehingga tidak ada yang melakukan tindakan

nakal dengan mengedarkan minuman yang ilegal.

Dan yang tidak kalah pentingnya untuk menjalin kerja sama dengan

seluruh pihak dalam pembinaan sebagai begian dari pencegahan peredaran

minuman beralkohol yang ilegal.

C. RUANG LINGKUP MATERI MUATAN

       Berdasarkan  ketentuan  Pasal   10 UU  No. 12 Tahun 2011,  maka  masalah

pengendalian peredaran minuman beralkohol, karena menyangkut hak-hak asasi

manusia untuk mendapatkan pekerjaan yang layak, untuk mendapatkan

lingkungan hidup yang sehat, dan untuk berkreasi dan berekspresi, hak dan

kewajiban warga negara, keuangan negara, dan untuk mendapatkan perlindungan

terhadap hak-hak asasi manusia tersebut, maka pengendalian minuman

beralkohol, merupakan salah satu materi muatan undang-undang ini.

        Selanjutnya, mengenai ruang lingkup Materi Muatan, pada dasarnya

mencakup:

1.  Ketentuan Umum

Dalam ketentuan umum ini, memuat rumusan akademik mengenai

pengertian istilah, dan trasa, yaitu;

14

Page 15: Naskah Akademik Tentang Rancangan Perda Bali Mikol

1. Istilah, adalah kata atau frasa yang dipakai sebagai nama/lambang, yang 

mengungkapkan  makna,  konsep,  proses,  keadaan,  atau  sitat yang khas

dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

2. Frasa, adalah satuan linguistik yang lebih besar dari kata, dan lebih kecil

dari klausa, dan kalimat. Frasa berarti juga kumpulan kata non predikat.

2.  Materi Muatan Yang Akan Diatur;

        Sebagaimana diuraikan di atas, maka materi muatan atau substansi yang

berkaitan dengan RaPerda tentang pengawasan peredaran Minuman Beralkohol,

harus diatur sejak dari hulu sampai dengan hilir, atau sejak dari produksi

minuman keras sampai dengan penggunaannya (konsumsi), termasuk   ekspor dan

impornya. Adapun materi muatan Rancangan Peraturan Daerah tentang

Pengawasan Peredaran Minuman Beralkohol, meliputi, antara lain:

a.        Pencegahan;

Norma yang dapat dibuat :

1. pengkajian dan penyusunan kebijakan untuk mencegah terjadinya

peredaran, pengadaan dan penyediaan minuman beralkohol yang ilegal;

2. pencegahan terjadinya penyediaan minumal berarkohol berlebihan bagi

hotel-hotel yang ada di bali;

3. sosialisasi dan penyadaran larangan peredaran minuman beralkohol yang

ilegal kepada masyarakat dan Pelaku Usaha; dan

4. pembinaan kepada masyarakat dan Pelaku Usaha terhadap larangan

minuman beralkohol yang ilegal.

b.        Pengawasan;

Norma yang dapat dibuat :

1. Produksi minuman beralkohol

2. Perdagangan minuman beralkohol

15

Page 16: Naskah Akademik Tentang Rancangan Perda Bali Mikol

3. Pengedaran minuman beralkohol

4. Penyimpanan minuman beralkohol

5. Pengadaan minuman beralkohol

c. penindakan

Norma yang dapat dibuat antara lain:

1. Penindakan terhadap pelaku yang melanggar ketentuan perda ini.

d. Pengadaan

Norma yang dapat dibuat antara lain:

1. Pengadaan minuman berarkohol yang legal

2. jumlah pengadaan minuman beralkohol

3. ijin pengadaan minuman beralkohol

e. Penyediaan

Norma yang dapat dibuat antara lain;

1. Penyediaan minuman beralkohol yang legal

2. Kuota penyediaan bagi masing-masing retailman

3. ijin penyediaan minuman beralkohol

f. Peredaran

Norma yang dapat dibuat antara lain;

1. Siapa saja yang boleh mengedarkan minuman beralkohol legal

2. menjual dan membeli minuman beralkohol baik langsung ataupun tidak

langsung

3. mengedarkan minuman beralkohol baik secara langsung maupun tidak

langsung

16

Page 17: Naskah Akademik Tentang Rancangan Perda Bali Mikol

g. Kewenangan mengawasi

Norma yang dapat dibuat antara lain:

1. Siapa saja yang berwenang mengawasi, pengadaan,penyediaaan, dan

peredaran minuman beralkohol

h. Jenis minuman beralkohol

Norma yang dapat dibuat antara lain:

1. Jenis minuman beralkohol apa saja yang termasuk legal

2. Jenis minuman beralkohol apa saja yang termasuk ilegal

i. Jumlah kuota yang diijinkan bagi masing-masing hotel di Bali

Norma yang dapat dibuat antara lain:

1. Jumlah kuota yang diijinkan bagi masing-masing hotel untuk penggunaan

minuman beralkohol

j. Mekanisme kerjasama

Norma yang dapat dibuat antara lain:

1. Aturan tentang mekanisme kerjasama dalam pencengahan dan pembinaan

terkait dengan minuman beralkohol.

17

Page 18: Naskah Akademik Tentang Rancangan Perda Bali Mikol

D. Penegakkan Hukum dan Ketentuan Sanksi;

Norma-norma yang dapat dibuat antara lain adalah:

Sanksi   pidana   dikenakan   kepada   setiap   orang   yang   melanggar ketentuan

dalam Perda ini.

E. Ketentuan Peralihan

Ketentuan Peralihan adalah salah satu ketentuan dalam   peraturan   perundang-

undangan yang rumusannya dapat didefinisikan “ketika diperlukan atau jika

diperlukan”. Definisi ini berarti bahwa tidak semua peraturan perundang-

undangan memiliki Ketentuan Peralihan (Transitional Provision). Substansinya

bahwa Ketentuan Peralihan diperlukan untuk mencegah kondisi kekosongan

hukum akibat perubahan ketentuan dalam perundang-undangan.

18

Page 19: Naskah Akademik Tentang Rancangan Perda Bali Mikol

BAB VI

P E N U T U P

Berdasarkan ketentuan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang ,

Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, di Bab Penutup ini, diuraikan juga

tentang Sub Bab mengenai Kimpulan dan Sub Bab Saran.

 A. KESIMPULAN

   1.     Pengawasan peredaran minuman beralkohol pada hakekatnya untuk

mengantisipasi terjadinya pelanggaran akibat ketidaktahuan akan aturan jenis

minuman beralkohol yang harus dilengkapi bea cukai yang sah.dan juga untuk

mengawasi dan menindak pelaku usaha yang melanggar..

   2.      Saat ini belum ada peraturan perundang-undangan dalam bentuk Peraturan

Daerah Provinsi yang khusus mengatur tentang Pengawasan Peredaran Minuman

Beralkohol.

 B.  SARAN

  1.     Untuk mengantisipasi terjadinya pelanggaran akibat ketidaktahuan akan

aturan jenis minuman beralkohol yang harus dilengkapi bea cukai yang sah.dan

juga untuk mengawasi dan menindak pelaku usaha yang melanggar, perlu

diterbitkannya Peraturan Daerah Provinsi yang khusus mengatur tentang

Pengawasan Peredaran Minuman Beralkohol.

  2.      Untuk melaksanakan amanah Pasal 28 H ayat (1) UUD Negara Republik

Indonesia 1945 yang intinya, bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir

batin, maka RaPerda tentang Pengawasan Peredaran Minuman Beralkohol,

hendaknya menjadi Prioritas dalam Program Legislasi Daerah tahun 2013, dan

dibahas serta diundangkan dalam Tahun 2013.

 

19

Page 20: Naskah Akademik Tentang Rancangan Perda Bali Mikol

DAFTAR  PUSTAKA

  1.      Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945:

  2.      Undang-Undang Republik Indonesia  Nomor 23 Tahun  1992 tentang

Kesehatan;

  3.      Undang-Undang   Republik  Indonesia  Nomor 5 Tahun   1997  tentang

Psikotropika;

  4.      Undang-Undang  Republik Indonesia  Nomor 35 Tahun 2009  tentang

Narkotika;

  5.      Undang-Undang  Republik Indonesia  Nornor  10 Tahun  2004 tentang

Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, khususnya mengenai teknik

Penyusunan Peraturan Perundang-undangan di Indonesia;

  6.      Undang-Undang  Republik Indonesia  Nomor  12 Tahun 2011   tentang

Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, khususnya mengenai I teknik

Penyusunan Peraturan Perundang-undangan di Indonesia;

  7.      Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1997 tentang

Pengawasan dan Pengendalian Minuman Beralkohol;

8. Perda Kab. Sleman No. 8 Tahun 2007, tentang Minuman Beralkohol

9. Http://WWW.Wikipedia.com, Ensiklopedia Bebas, diakses tanggal 23

oktober 2013.

20