NASKAH AKADEMIK PENYELENGGARAAN ANGKUTAN … · Persiapan Teknis DemoI (BlokM-Kota) Sosialisasi &...
Transcript of NASKAH AKADEMIK PENYELENGGARAAN ANGKUTAN … · Persiapan Teknis DemoI (BlokM-Kota) Sosialisasi &...
NASKAH AKADEMIK PENYELENGGARAAN ANGKUTAN UMUM BUS KOTA
Januari 2002
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PARIWISATA
U N I T S T U D I T R A N S P O R T A S I U N I V E R S I T A S G A D J A H M A D A
Alamat : Kompleks UGM, Bulaksumur J-3, Yogyakarta Telp. (0274) 564138, 564138; Fax. (0274) 564138; E-mail: [email protected]
Website http://ust.puspar.ugm.tripod.com
Dinas Perhubungan DKI
PENDAHULUAN
• Lalulintas dan angkutan dikuasai negara dan pembinaannya oleh pemerintah (UU 14/92)
• Mayoritas dikuasai oleh swasta • Praktis pemth tak bisa mengendalikan • Bahkan kekuasaan yang ada tak teraktualsasikan • Jika berbagai cara tak mampu merubah, sistem
yang ada mengadung kelemahan • Perubahan mendasar diperlukan • Memerlukan komitmen jangka panjang&menerus • Jika tidak ancaman cukup serius
POPULASI BUS KOTA DI DKI JAKARTA
Bus Besar Bus Sedang Bus Kecil Tahun
3.983 4.899 9.722 1995
4.466 4.914 10.498 1996
5.258 4.981 11.832 1998
5.038 4.977 11.604 1997
5.419 4.981 11.847 1999
5.411 4.981 11.848 2000
Armada Angkutan Umum Bus Di DKI Jakarta
• Jumlah stagnan, beroperasi hanya 68% • Peremajaan seret, armada kecil dominan.
Angkutan Pribadi Angkutan Umum
5% 71.417 95% 4.145
16% 277.874 84% 51.539
9% 5.475.234 91% 555.982
37% 116.084 63% 66.977
47.17 8.30
Hal
Total trip (juta kend-km)
Produksi (juta seat - km)
Konsumsi BBM (kl/th)
Produksi nyata (juta pax - km)
Efisiensi nyata (ml/pax-km)
PERANAN ANGKUTAN DI DKI
� Ang. Umum naik= hemat BBM, polusi ditekan
PERMASALAHAN TEKNIS
AKAR PERMASALAHAN :
> Tak ada tiket � tak ada data
> Tak ada jadwal � tak tertib, tak tentu
> Jam operasi tak jelas � tak bisa diandalkan
> Trayek panjang & macet � keteraturan kurang
> Standar pelayanan blm jelas � pelayanan jelek
> Trayek berdiri sendiri � banyak transfer > Trayek berbasis terminal � kaku, beban di terminal
� Modernisasi = menerapkan syarat teknis
PERMASALAHAN OPERASI & MANAJEMEN AKAR PERMASALAHAN :
> Operasi atas nama sendiri � semaunya
> Pendapatan utk menutup biaya � tak terkendali
> Sistem setoran � bus cepat rusak, operasi semaunya
> Manajemen&pemeliharaan lemah � biaya tinggi
> Pembayaran kontan � banyak pungutan
> Kompetisi tidak sehat � berebut penumpang
> Pengusaha tradisional � bisnis tak berkembang
> Tarif flat � kehilangan potensi pendapatan
� Agar berkembang terapkan prinsip bisnis
PERMASALAHAN PERIJINAN
AKAR PERMASALAHAN :
> Ijin berbasis kendaraan � tak terkendali
> Tak membedakan rute gemuk/kurus � potensi KKN
> Tak mengatur kualitas pelayanan � semaunya
> Sanksi yang kaku � tak efektif
> Tidak kompetitif/transparan � monopoli
� Saatnya Ijin dirubah & diperkuat Kontrak
ANALISIS RISK SHARING ANGKUTAN UMUM
� Risk sharing perlu dibalik total
Prinsip : resiko diberikan pada pihak yang mampu
Jenis Resiko Aktor Tugas
Total Pendapatan vs. Perencanaan :Biaya Operasi : - Rute
Surplus atau Defisit? Besar - StandarMilyar - Pengawasan
Pelayanan Publik : - LisensiKualitas Layanan - Marketing&Riset
Gangguan Operasional: Kendaraan danPengadaan armada cara operasi :Organisasi&managemen - EfisiensiTenaga kerja - Kompetisi
Operasi & pemeliharaan - Marketing
Gangguan di Jalan: Jalankan :Kecelakaan - RuteGangguan kendaraan - JadwalGangguan lalulintas - Hati-hati
Ukuran
Maks. Jutaan
Sedang
jutaPuluh-ratus
Kecil
Keuangan, SDMKekuasaan P
EMERINTAH
Kemampuan
OPERATOR
AWAK
KUAT
SEDANG
LEMAH
AKAN DATANGS
EKARANG
� Kombinasikan: sistem Prioritas & Subsidi
Ancaman:Lingkaran Setan Angkutan Umum
Pindah ke Mobil Pribadi
Pelayanan Memburuk
Pendapatan Berkurang
Subsidi
Trip Berkurang
Kecepatan Turun
Macet Prioritas
ALTERNATIF SISTEM PERBAIKAN ANGKUTAN UMUM
PRIVATISASI BEBAS : • Menyerahkan perencanaan dan operasi ke swasta • Tarif menurut mekanisme pasar penuh • Beban pemerintah ringan
MASALAH: • Persaingan tidak sehat • Tarif mahal • Armada berlebihan, pendapatan berkurang • Masalah Rute GEMUK & KURUS tak terpecahkan • Contoh kegagalan di Santiago
ALTERNATIF SISTEM PERBAIKAN ANGKUTAN UMUM
SUBSIDI INTERNAL : • Subsidi diberikan tidak langsung pada operator • Utk: penyediaan sukucadang, impor atau
pinjaman, pembelian, pembebasan pajak dsb • Tidak transparan, sumber penyelewengan • Beban keuangan pemerintah tinggi hasil minim • Contoh kegagalan: subsidi PPD, krisis suku cadang
SISTEM GILIRAN :
• Prinsip gotong royong • Operasi bus digilir rute gemuk & kurus • Mengandalkan iktikad baik • Implementasi dan supervisi sangat sulit • Tidak dikenal dalam teori
ALTERNATIF SISTEM PERBAIKAN TERPILIH
DEREGULASI TERKOORDINASI : • Serasikan peran pemerintah, operator, awak • Tanggungjawab di pemerintah, operator hanya
menjalankan, tak boleh menyewakan ke awak • Pelayanan berupa satu kesatuan jaringan bukan
individual trayek • Jadwal dan transfer antar rute terkoordinasi • Tiap trayek diserahkan pd swasta dg sistem tender • Ijin dg. sistem lisensi (kualitas) berupa kontrak • Perlu badan penyelenggara yang luwes (PTA) • Bisa dikaitkan dengan manajemen transportasi
perkotaan yang lain (parkir, road pricing)
MANAJEMEN PENYELENGGARAAN ANGKUTAN UMUM
Penerimaan Operasi Pembayaran
Penerimaan Non Operasi
Pengeluaran Operasi
Jika surplus: Untuk pengembangan sistem Jika defisit:
subsidi
Biaya operasi: kend-km x Rp/km
Produksi: kend - km
menagih
Pendapatan Operasi
Pendapatan Operasi
Pendapatan Operasi Rute 1
Rute ke - n
Rute 2
MANAJEMEN
ASPEK-ASPEK MANAJEMEN PENYELENGGARAAN ANGKUTAN UMUM
ASPEK POSITIF
> Resiko operator kecil > Jaminan kualitas dan kuantitas > Tidak ada persaingan operasi > Memungkinkan integrasi pelayanan (tiket, transfer, dll)
ASPEK NEGATIF
> Pemerintah menanggung resiko > Perlu perencanaan matang dan monitoring intensif
BADAN PENGELOLA ANGKUTAN UMUM
DKI
DINASPERHUBUNGAN
DEWANTRANSPORTASI
KOTA
OPERATOR
PUBLIC services
comissioning
counsellingcounter-parting
PublicTransportAuthority
UrbanRailway
RoadPricing
ParkingManagement
KebijakanPerencanaan
UmumPembinaan
PengawasanR & D
Hibah/ bantuan
SISTEM BARU : 4 Bus standar/besar
4 Lantai bus datar, pintu tinggi & besar ditengah
4 Halte lantai tinggi + 80 cm sejajar pintu bus
4 Naik&turun dari halte
4 Layanan AC, bisa berdiri
KARAKTERISTIK SISTEM TERPILIH
MODERN & TERINTEGRASI :
• Jaringan terstruktur: main & feeder • Main: bus besar pintu tinggi dan peron tinggi • Feeder: bisa dengan bus sedang • Transaksi dg karcis diluar bus, sistem tertutup • Minimalkan bayar kontan, karcis prabayar • Jadwal dan transfer antar rute terkoordinasi • Satu tiket sampai tujuan, transfer tak bayar • Bisa gunakan sistem tarif zona • Kaum miskin disubsidi langsung dg. voucher • Kecepatan target: 20-25 km/jam dg. prioritas:
bus lane, bus ways, bus only streets
PETA LOKASI TERMINAL DI DKI JAKARTA
LEGENDA
1 Ta n jun g Priuk
PEMBAGIAN ZONAUNTUK MENYUSUN SISTEM TARIF
2 Pa sa r Se ne n3 Pu lo G a d ung4 Ra wa m a ng un5 Ka m p ung Me la yu6 Kle nd e r7 Blo kM8 C ililita n9 Pa sa rMing g u10 Pina ng Ra n ti11 Ka m p ung Ra m b u ta n12 Le b a kBu lus 13 G ro g o l 14 Ka li D e re s 15 Mua ra Ang ke 16 Ko ta
Te rm ina lBu s
J a rin g a n J a la n
KABUPATEN TANGERANG
LAUT JAWA
KABUPATEN BOGOR
KABUPATEN BEKASI
Gambar 5.3
Tarif berbasis zona
TahunKegiatan
Raperda - PerdaSK- GubernurPersiapan Teknis DemoI (BlokM-Kota)Sosialisasi & PelatihanPersiapan Fisik DemoIPengadaan Bus DemoI (60bh)Pelaksanaan DemoIPenataan jaringan trayekPersiapan Fisik DemoII (HI-Pramuka)Persiapan tiket ElektronikPelaksanaan DemoIIPersiapan DemoIII (main lines)Pelaksanaan DemoIIIPenataan jaringan feederSistem operasi penuh
LANGKAH KE DEPAN & PENTAHAPAN2006 20072002 2003 2004 2005
KEBUTUHAN BIAYA
DEMO I : BLOK-M ~ KOTA
• Beroperasi di jalur cepat • Bus stop disambung dg. jemb. penyeberangan • Headway jam sibuk 2 menit, lainnya 4-6 menit • Pembangunan bus stop 40 lokasi = 7,2M • Bus 54 seater AC :60 bh = 37,1M • Fasilitas pendukung (rambu, marka)= 2,5M • Fasilitas tangga 28 lokasi = 3,5M • Beton pemisah = 1,515M • Total investasi = 51,815M
MEKANISME TENDER RUTE • Prinsip: semua operator bebas memilih trayek yg diinginkan • Spesifikasi trayek lengkap mengatur syarat kendaraan dan
operasi : kuantitas dan kualitas • Penawar menawar tertutup harga satuan trayek (Rp/km, Rp/
rit, Rp/hari, Rp/bulan) • Penawar terendah memenangkan tender dan mengikat
kontrak 4-6 th dg evaluasi tahunan • Operator dibayar sesuai prestasi operasi sesuai spec. • Setiap wan-prestasi (kualitatif/kuantitatif) -- DENDA • Masa kontrak habis, ditender ulang -
operator lama boleh ikut • Tercipta harga pasar untuk biaya
operasi bis • KOMPETISI : biaya operasi dapat
ditekan dengan kualitas yang sama/ lebih baik
SISTEM TIKET
• Tiket merupakan bukti transaksi dan kontrak pengangkutan • Tiket dibeli sebelum perjalanan dilakukan • Pengecekan dilakukan di peron : yang akan naik atau yang
baru turun • Satu tiket untuk satu tujuan - transfer tidak perlu bayar • Dengan tarif zone akan menaikkan pendapatan • Warna tiket disesuaikan dengan warna zone • Secara berkala dilakukan check di atas bis dan penerapan
denda tinggi untuk pelanggaran tiket • Di desain karcis langganan : harian,
mingguan, bulanan, triwulan, semester atau tahunan
• Pengecekan bisa dilakukan secara elektronis
T A R I F • Tarif mencerminkan komitmen negara
terhadap rakyatnya. Bisa gratis atau mahal untuk menutup Biaya Operasi
• Tarif perlu ditetapkan transparan dan dihitung cermat dan independen
• Biaya Operasi fungsi : kualitas layanan, efisiensi perusahaan dan kondisi medan
• Tarif fungsi : biaya pengorbanan penumpang dan kemampuan membayar
• Jika pendapatan Tarif tidak menutup Biaya Operasi : SUBSIDI • Subsidi bisa diambil : jalur gemuk, pendapatan non operasi,
pendapatan sektor transport di luar bis, atau anggaran daerah atau bentuk-bentuk konsesi
• Tarif bervariasi mencerminkan kemauan membayar pengguna • Tarif diusulkan pemerintah dan disetujui DPR karena ada
kaitannya dengan anggaran daerah
S A N K S I • Diterapkan untuk menjamin sistem
berjalan sesuai rencana • Obyek sanksi: pengguna &operator • Tiket merupakan bukti kontrak antara
negara (penyedia) dan pengguna jasa. Pengguna wajib tunduk ketentuan, mis: tanpa tiket, tiket
tak sesuai, perusakan bis, dll • Operator menyelenggarakan angkutan atas nama negara • Kontrak mengatur sanksi terhadap segala bentuk wan-
prestasi (kualitas/kuantitas) • Kontrak disiapkan pemerintah. Kontrak yang cacat tanggung
jawab aparat (pemerintah) • Sanksi aparat pemerintah bisa dijatuhkan jika terjadi
pelanggaran pada tender, kontrak dan pembiayaan terhadap operator
• Utk operator yang praktis adalah denda uang dan bisa merupakan pendapatan ekstra pemerintah
K E N D A R A A N • Fisik harus memenuhi standar/spesifikasi,
usia kendaraan bukan jaminan • Yang diatur: usia rata-rata armada
bukan usia individual bis • Peremajaan lebih ringan karena
bisa direncakan secara bertahap • Kapasitas ditetapkan, mis: 40 duduk 15 berdiri • Skedul penggunaan kendaraan tidak diatur, diserahkan pada
operator • Jumlah armada akan optimal • Dipisahkan antara pemilik kendaraan dan pengoperasian
kendaraan (operator). Operator yang memegang ijin • Pemilik harus berusaha agar kendaraannya diminati oleh
operator - Kondisi Cenderung Baik - • Pemilik bisa juga pemerintah yang dioperasikan swasta • Ijin trayek melekat pada trayek tidak pada kendaraan
Jarak total (km) 13 Operating cost (Rp/km) 3500Kec (km/j) 20 Armada 50 seatJam operasi/hari (jam) 15 LF dinamis (%) 80
Term. Time (menit) 5Sistem Operasi dibagi tiga:
Rute Lintasan Jarak (km) Headway(mnt) Headway Riil1 Blok M-Semanggi-Sta.Kota 13 6
1A Sta.Kota - Bundaran HI 6 3 31B Bundaran BI - Blok M 8 2 2
Operating Cost:Rute1: TermTime TotalCirc. Time 78 10 88Jumlah armada 15Total trip PP/hari (max) 10Produksi (kend-km/hari) 3900
Rute1A: TermTime Total Rute1B: TermTime TotalCirc. Time 36 10 46 Circ. Time 48 10 58Jumlah armada 15 Jumlah armada 29Total trip PP/hari (max) 20 Total trip PP/hari (max) 16Produksi (kend-km/hari) 3600 Produksi (kend-km/hari) 7200
Cadangan Total Total Produksi (kend-km/hari) 14700Jumlah armada 59 6 65 Operating Cost (Rp.juta/hari) 51,45
Potensi Pendapatan:Zone1 Semanggi-KotaZone2 Semanggi-KotaBlokM
Kap.angkut (pax/hari) Kap. Nyata Tarif Pendapatan (Rp.juta/hari)Rute1 15.000 12.000 2.500 30Rute1A 30.000 24.000 1.500 36 Total Pendapatan 120Rute1B 45.000 36.000 1.500 54 Net Surplus 68,55
Rute 1Sta. Kota Bundaran HI
Bundaran BI Blok M
Rute 1ARute 1B
DEMO PROJECT BLOK M - Sta. KOTA
TARIF FLAT DAN TARIF BERBASIS ZONA(per 1juta pnp/hari) Tarif flat 2500Asumsi:
L Average trip length 10 km Terminal time (menit) 5 menitC Kapastas bus 50 penumpang Kebutuhan angkutan rata-rata/jam66.667 kend./jam
DLF Dynamic Load Factor 90 % Waktu siklus bus (PP) 160 menitBiaya operasi bus 3.555 Rp/km Overall headway (detik) 2,7 detikPanjang trayek rata-rata 25 km Kebutuhan armada (bh) 3.556 buah kend.Jam operasi/hari 15 jam Jumlah trip/hari (PP) 6 tripKecepatan rata-rata 20 km/jam Kendaraan-km 1.000.000 kend.-kmTotal biaya operasi (Rp juta/hari) 3.555 juta rupiah/hariPotensi Pendapatan :
Pendapatan potensial Net profit Persentase(Rp juta/hari) (Rp juta/hari) (%)
Jika tarif 2500 4.500 945 26,602000 3.600 45 1,281500 2.700 -855 -24,041000 1.800 -1.755 -49,36
Tarif ZonePax.km = average trip length 10.000.000 pax.kmDistribusi pax di dalam zone 40% 400.000 pax, dalam zone pusat
di luar zone 60% 600.000 pax, diluar zone pusatPotensi Pendapatan :
Pendapatan potensial Net profit Persentase(Rp juta/hari) (Rp juta/hari) (%)
Zone pusat 1000 800Zone keluar 2000 2400
Total 3200 -355 -9,981000 8002300 2760
Total 3560 5 0,152000 16003000 3600
Total 5200 1.645 46,29
Mohon komentar
• Terima Kasih