Nasionalisme gol iii-part i

93
NASIONALISME Disampaikan pada : Diklat Prajabatan Golongan III Pusdiklat Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional

Transcript of Nasionalisme gol iii-part i

NASIONALISME

Disampaikan pada :Diklat Prajabatan Golongan III

Pusdiklat Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional

1. Memiliki jiwa nasionalisme Pancasila yang kuat dalam menjalankan fungsi dan tugas sebagai Aparatur Sipil Negara

2. Menjalankan nilai-nilai Pancasila dan mengaktualisasikannya sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, dan perekat dan pemersatu bangsa.

TUJUAN PEMBELAJARAN

ASN yang mampu mengaktualisasikan wawasan kebangsaan dan jiwa nasionalisme dalam menjalankan profesinya sebagai pelayan publik yang berintegritas

ASN sebagai pelaksana kebijakan publik

ASN sebagai pelayan publik

ASN sebagai perekat dan pemersatu bangsa

Sila 1 Sila 2 Sila 3 Sila 5Sila 4

ASN yang memiliki nasionalisme kuat

ASN yang memahami dan memiliki kesadaran mengimplemantasikan nilai – nilai Pancasila dalam pelaksanaan tugasnya

ARTI NASIONALISME(1) paham (ajaran) untuk mencintai bangsa dan negara

sendiri; sifat kenasionalan: nasionalisme makin menjiwai bangsa Indonesia;

(2) kesadaran keanggotaan dalam suatu bangsa yang secara potensial atau aktual bersama-sama mencapai, mempertahankan, dan mengabadikan identitas, integritas, kemakmuran, dan kekuatan bangsa itu; semangat kebangsaan

(Kamus Besar Bahasa Indonesia)

NASIONALISME SEMPIT (CHAUVINISME)

Sikap yang mengagung - agungkan bangsanya sendiri secara membabi buta dan sekaligus menindas bangsa lain

HitlerMussolini

Sharon Milocevic

NASIONALISME PANCASILA

Nasionalisme pada umumnya adalah rasa cinta yang wajar terhadap bangsa dan negara, dan sekaligus menghormati bangsa lain.

Nasionalisme Pancasila adalah pandangan atau paham kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila.

PRINSIP – PRINSIP NASIONALISME PANCASILA- Dilandasi nilai-nilai Pancasila- Menempatkan persatuan kesatuan, kepentingan dan

keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau kepentingan golongan

- Menunjukkan sikap rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negara

- Bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air- Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan

kewajiban antara sesama manusia dan sesama bangsa- Menumbuhkan sikap saling mencintai sesama

manusia; mengembangkan sikap tenggang rasa.

Rasa kebangsaan atau kesadaran berbangsa adalah rasa yang lahir secara alamiah karena adanya kebersamaan sosial yang tumbuh dari kebudayaan, sejarah, dan aspirasi perjuangan masa lampau, serta kebersamaan dalam menghadapi tantangan sejarah masa kini.

Dinamisasi rasa kebangsaan berkembang menjadi wawasan kebangsaan

WAWASAN KEBANGSAANCara pandang bangsa Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 tentang diri dan lingkungannya dalam mengekspresikan diri sebagai bangsa Indonesia di tengah-tengah lingkungan nusantara itu.

- Wadah (organisasi)- Isi- Tata laku

- Unsur – unsurnya :

Cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 yang menjiwai kehidupan bangsa dalam mencapai tujuan atau cita–cita nasionalnya

Wawa san

Nusantara

WAWASAN NUSANTARA

Nilai-nilai Nasionalisme Pancasila Bagi Aparatur Sipil Negara

(Sila 1 dan Sila 2)

INDIKATOR HASIL BELAJAR1. Peserta dapat memahami dan

mengimplementasikan Nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam Menjalankan Tugasnya.

2. Peserta dapat memahami dan mengimplementasikan Nilai-Nilai Kemanusiaan bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam Menjalankan Tugasnya.

Pemahaman dan Implementasi Nilai-Nilai Ketuhanan Yang Maha Esa

bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam Menjalankan Tugasnya1. Sejarah Ketuhanan dalam Masyarakat Indonesia

2. Ketuhanan dalam Perumusan Pancasila

3. Perspektif Teoritis Nilai-nilai Ketuhanan dalam Kehidupan Bernegara

4. Implementasi Nilai-nilai Ketuhanan dalam kehidupan Sehari-hari

Sejarah Ketuhanan dalam Masyarakat IndonesiaKepercayaan yang dianut oleh manusia prasejarah di

Indonesia adalah dinamisme dan animisme • Dinamisme

Kepercayaan terhadap benda – benda mati yang dipercaya mempunyai kekuatan untuk mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan upaya yang dilakukan manusia• Animisme

Kepercayaan terhadap roh halus atau jiwa yang mendiami setiap benda sehingga harus dihormati

Pengaruh India (agama Hindu dan Budhha) dimulai sejak abad ke-5. Pengaruh Islam mulai dirasakan kuat pada abad ke-13 dengan munculnya kerajaan-kerajaan Islam seperti Samudera Pasai di Aceh. Pengaruh Cina mulai masuk pada abad ke-14. Sedangkan pengaruh Barat mulai terasa sejak masuknya Portugis pada abad ke-16.

• HinduDibawa dari India pada awal – awal masehi. Kerajaan

Hindu pertama adalah Kutai (350 M). Kerajaan Hindu seperti Tarumanegara, Mataram Hindu, Medang, Kediri, Majapahit.• Budha

Dibawa oleh para biksu dari India dan China. Kerajaan Budha terkenal adalah Sriwijaya, Syailendra, Kalingga dan Singasari. Majapahit juga mendapat pengaruh Budha

• IslamBerasal dari jazirah Arab yang dibawa langsung

oleh para pedagang Arab, China atau dari tempat lain. Kerajaan Islam pertama adalah kerajaan Pasai pada tahun 10 M. Kemudian menyebar ke sebagian besar Nusantara. • Kristen

Dibawa oleh para pemuka agama Kristen dari Eropa. Peyebaran agama Kristen terbanyak ke arah Timur yaitu Sulawesi, Maluku, Papua, NTT. Selain itu pusat agama Kristen dijumpai di Sumatera Utara, Kalimantan dan beberapa tempat di Jawa.

PERAN NILAI – NILAI AGAMA DALAM PERJUANGAN

KEMERDEKAAN

Para pahlawan nasional berjuang dengan berbagai latar belakang agama yang berbeda demi terwujudnya Indonesia merdeka

PERAN ORGANISASI KEAGAMAAN DALAM PERGERAKAN KEMERDEKAAN

INDONESIA-Sarikat Dagang Islam (1905) oleh H. Samanhudi-Sarikat Islam (1911) oleh HOS Tjokroaminoto -Partai Kaum Masehi Indonesia (1930)-Persatuan Politik Katolik Indonesia (1938)

-Muhammadiyah (1912) oleh KHA Dahlan-Nahdhatul Ulama (1926) oleh KH Hasyim Asyari

Ketuhanan dalam Perumusan Pancasila

Terdapat 2 kubu dalam penentuan dasar negara yaitu golongan Isalam dan Nasionalis. Golongan Islam menginginkan penyatuan negara dan agama. Sedangkan golongan Nasionalis memandang perlunya pemisahan negara dan agama.

Pidato Sukarno tanggal 1 Juni 1945 pada sidang BPUPKI memasukkan prinsip ketuhanan sebagai salah satu sila dari lima filosofi dasar negara yang disebut Pancasila

Usulan golongan Islam menambahkan “dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” yang dikenal dengan rumusan Piagam Jakarta (Jakarta Charter)

Hasil kerja Panitia 9 mempertemukan 2 golongan menghasilkan rumusan Pancasila.

Pada tanggal 18 Agustus 1945 disahkan UUD 1945. Pancasila dinyatakan dalam Pembukaan UUD 1945

Perspektif Teoritis Nilai-nilai Ketuhanan dalam Kehidupan Bernegara

• Konsep toleransi kembar (twin tolerantions)

• Konsep diferensiasi • Konsep Civil Society dan Political

Society

Toleransi Kembar (Twin Tolerantions)

Institusi negara harus bebas dalam membuat kebijakan sesuai amanat konstitusi yang disepakati.

Institusi agama tidak boleh memaksakan kebijakan publik kepada pemerintah yang telah dipilih secara demokratis.

Toleransi kembar adalah situasi ketika institusi agama dan negara menyadari batas otoritasnya lalu mengembangkan toleransi sesuai fungsinya masing-masing.

Konsep Diferensiasi

Diferensiasi ini dimaknai sebagai pembedaan, bukan pemisahan antara agama dan negara. Otoritas agama dan negara masing-masing mempunyai ranah kehidupan yang berbeda.

Adanya diferensiasi ini membuat agama dan negara bisa mengembangkan peran publiknya masing-masing tanpa saling memaksa karena masing-maisng berada dalam konteksnya yang tepat.

Civil Society dan Political Society

Agama berperan dalam membangun civil society dan political society sejauh bisa memelihara toleransi antara otoritas agama dan otoritas negara. Ajaran agama memberi inspirasi dalam political society untuk mengedepankan rasionalitas (bukan doktrin) dan imparsialitas (mempertimbangkan kepentingan semua pihak).

Nilai-nilai keagamaan

yang terbuka (inklusif)

Sumber motivasi

bagi masyarak

at

Menjiwai kehidupan berbangsa

dan bernegara

Implementasi Nilai-nilai Ketuhanan dalam kehidupan Sehari-hari

–Kekuasaan (jabatan) adalah amanat manusia dan amanat Tuhan, oleh karena itu harus dijalankan dengan transparan dan akuntabel

–Munculnya kesadaran untuk membentuk persatuan, kemanusiaan, permusyawaratan, dan keadilan sosial.

–Melahirkan etos kerja yang positif, dan memiliki kepercayaan diri untuk mengembangkan kekayaan alam yang diberikan Tuhan untuk kemakmuran masyarakat.

Pemahaman dan Implementasi Nilai-nilai Kemanusiaan bagi Aparatur Sipil Negara

(ASN) dalam Menjalankan Tugasnya

1. Sejarah Nilai-nilai Kemanusiaan dalam Masyarakat Indonesia

2. Kemanusiaan dalam Perumusan Pancasila

3. Perspektif Teoritis Nilai-nilai Kemanusiaan dalam Kehidupan Berbangsa

4. Implementasi Nilai-nilai Kemanusiaan dalam Kehidupan Sehari-hari

Sejarah Nilai-nilai Kemanusiaan dalam Masyarakat Indonesia

Bangsa Indonesia sudah sejak lama dipengaruhi dan mempengaruhi kehidupan globalSejarah interaksi nenek moyang bangsa Indonesia dengan berbagai bangsa dan peradaban dunia memberi andil dalam menumbuhkan nilai kekeluargaan antar bangsa atau yang disebut dengan perikemanusiaan

Pengaruh dari bangsa lain terhadap pergerakan bangsa :– Pergantian pemerintahan di Belanda

memunculkan Politik Etis yang memprioritaskan program pendidikan, irigasi dan transmigrasi

– Gerakan pan Islamisme mempengaruhi gerakan modernisasi pendidikan

– Gerakan nasionalisme Tiongkok membangkitkan semangat kebangkitan para perantau Tiongkok untuk maju di bidang ekonomi dan pendidikan

Kemanusiaan dalam Perumusan Pancasila

Radjiman Wediodiningrat, Ketua BPUPKI menyampaikan pentingnya nilai kegotongroyongan baik sesama bangsa Indonesia maupun antarbangsa. Pidato Soekarno pada sidang BPUPK 1 Juni 1945 bahwa prinsip kemanusiaan adalah salah satu dasar negara Indonesia merdeka yang kemudian dituangkan dalam Sila ke 2 PancasilaKebangsaan atau nasionalisme dan kemanusiaan atau internasionalisme saling melengkapi satu sama lain

Perspektif Teoritis Nilai-nilai Kemanusiaan dalam Kehidupan Berbangsa

Kemerdekaan Indonesia tahun 1945 menginspirasi negara-negara Asia dan Afrika untuk memerdekakan diri.Kemerdekaan bangsa – bangsa didukung oleh PBB yang melakukan sidang pada 10 Desember 1948 dan melahirkan piagam yang dikenal dengan Universal Declaration of Human Rights, berupa 30 pasal berisi jaminan HAM di bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya

PERANG DINGIN

Uni Sovyet Amerika Serikat

Gerakan Non Blok yang diawali oleh KAA tahun 1955 di Bandung menyatakan netral dan berprinsip bahwa kedaulatan semua bangsa harus dihormati dan segala perselisihan internasional diselesaikan secara damai.

GERAKAN NON BLOK

Universalism

e

Partikularism

e

HAM adalah hak semua orang yang bersifat universal, tanpa memandang di mana orang itu berada

HAM itu harus disesuaikan dengan kondisi masyarakat di mana orang itu berada

GLOBALISASI

Efek negatif dari globalisasi :- Munculnya ideologi neoliberalisme- Kesenjangan pembangunan semakin melebar- Isu Hak Asasi Manusia menyulitkan dunia

ketigaPerlu adanya keseimbangan antara agenda kebangsaan dan agenda internasional.

Implementasi Nilai-nilai Kemanusiaan dalam Kehidupan Sehari-hari

–Menjunjung nilai-nilai kemanusiaan dan hak asasi manusia serta menjalankn politik luar negeri bebas aktif

–Berupaya menghapuskan masalah kekerasan, kemiskinan, ketidakadilan, dan kesenjangan sosial

–Keselarasan antara kepentingan nasional dan kemaslahatan global

Nilai-nilai Nasionalisme Pancasila Bagi Aparatur Sipil Negara

(Sila 3, 4 dan Sila 5)

INDIKATOR HASIL BELAJAR1. Peserta Diklat dapat memahami dan

mengimplementasikan Nilai-Nilai Sila Persatuan Indonesia bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam Menjalankan Tugasnya.

2. Peserta Diklat dapat memahami dan mengimplementasikan Nilai-nilai Kerakyatan Dalam Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) menjalankan Tugasnya.

3. Peserta Diklat dapat memahami dan mengimplementasikan Nilai-nilai Keadilan Sosial bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam Menjalankan Tugasnya.

Pemahaman dan Implementasi Sila Persatuan Indonesia bagi Aparatur Sipil

Negara (ASN) dalam Menjalankan Tugasnya

1. Pendekatan Historis2. Tumbuhnya Kesadaran Nasionalisme

Purba dan Nasionalisme Tua3. Nasionalisme Indonesia: Perspektif

Teoritis4. Implementasi Nilai Persatuan

Indonesia Dalam Membangun Semangat Nasionalisme

Indonesia terdiri dari 18.108 pulau dan 6000 diantaranya berpenduduk (Data UNEP 2003). Dari 7,9 juta km luas total luas wilayah Indonesia, 3,2 juta km km2 merupakan wilayah laut territorial dan 2,9 juta km2 lainnya masuk dalam perairan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) dan sisanya sebanyak 1,8 juta km2 adalah wilayah daratan

Masa Purba

Masa Prasejarah Nusantara

Masa SejarahNusantara

TINJAUAN FASE SEJARAH INDONESIA

Manusia Purba Di Indonesia

Manusia Purba hidup di Indonesia 500.000 SM yaitu Pithecanthropus Erectus kemudian berevolusi menjadi Homo Wajakensis yang hidup50.000 tahun laluJenis manusia purba lain Neanderthal hidup di Afrika Timur 160.000 SM. Gelombang imigrasi kedua terjadi pada 85.000 SM ke semenanjung Arab lalu menyebar ke Srilangka, India hingga Dataran Sunda. Jenis manusia ini berkembang menjadi Homo Sapiens di wilayah Nusantara

Manusia Prasejarah Di Indonesia

Dataran Sunda sebagai tempat berkembangnya manusia jenis Homo Sapiens karena kekayaan sumber daya alam yang sangat besar, iklim yang moderat dan tempat perlintasan manusia purba. Sebelum berakhirnya zaman es dataran sunda merupakan pusat kehidupan dunia. Pelopor pertanian, peternakan, pengembangan bahasa, termasuk kemampuan untuk membuat perahu. Ketika es di kutub mencair, dan secara perlahan menenggelamkan dataran sunda, manusia dikawasan ini menyebar ke berbagai belahan dunia

Asal Usul Nenek Moyang Bangsa Indonesia

Selain kelompok manusia di Dataran Sunda, kelompok lain datang dari Yunan pada 2000 – 500 SM. Gelom-bang pertama yaitu Melayu Tua melewa-ti jalur Taiwan, Filipina, Sulawesi dan Indonesia Bagian Timur. Gelombang kedua yaitu Melayu Muda ke Malaysia, Sumatera, Jawa, Bali hingga Nusa Tenggara

Percampuran kelompok manusia prasejarah menyebabkan Indonesia mempunyai beragam suku, etnis, dengan keragaman yang sangat banyak.Manusia prasejarah Indonesia telah mengembangkan pertanian, peternakan dan melalukan penyebaran kebudayaan dan perdagangan maritim mulai dari Madagaskar di Samudera Hindia hingga sebagian besar pulau kecil di Pasifik.

Situs Gunung Padang diperkirakan berumur 5.000 SMBila benar terbukti akan menjadi peradaban tertua di dunia. Sejarah akan mencatat.....

NENEK MOYANG BANGSA BAHARI

Para penjelajah laut Nusantara sudah menjejakkan kaki di Benua Afrika melalui Madagaskar. Kehebatan kapal Jung sebagai penguasa laut Asia Tenggara (5- 7 M) adalah seluruh badan kapal dibangun tanpa menggunakan paku.

KERAJAAN – KERAJAAN KUNO INDONESIA

1.Kerajaan Kutai di Kutai, Kaltim. Raja terkenal adalah Mulawarman.

2.Kerajaan Tarumanegara di Pakuan, Bogor. Raja terkenal adalah Purnawarman. Membangun saluran irigasi

3.Kerajaan Mataram Kuno di Jawa Tengah. Peninggalan terkenal adalah Candi Prambanan

4.Kerajaan Syailendra di Jawa Tengah. Peninggalan terkenal adalah Candi Borobudur

5.Kerajaan Kediri di Jawa Timur6.Kerajaan Singasari di Jawa

Timur. Ekspedisi Pamalayu oleh Raja Kertanegara merintis penyatuan Nusantara

PENINGGALAN KERAJAAN KUNO

KERAJAAN SRIWIJAYA (671 – 1025)

KERAJAAN MAJAPAHIT (1293 – 1500)

Nasionalisme Purba (Archaic Nationalism)

Bentuk kesadaran bersifat sederhana dan lokalitasHubungan interkoneksi melalui jaringan perdagangan,

jaringan kekuasaan dan jaringan keagamaan antar pulau karena saat itu masih belum muncul asosiasi/lembaga politik.

Perlawanan komunitas agama, seperti Perang Diponegoro di Jawa Tengah (1825-1830), Perang Paderi di Sumatera Barat (1821-1838), Perang Aceh (1873-1903) dan lain - lain

PERANG MELAWAN KOLONIAL VOC (1600 – 1799)

Hasanuddin Sultan Agung Untung Surapati S. Iskandar Muda

PAHLAWAN NASIONAL MELAWAN KERAJAAN BELANDA (1800 – 1900)

Diponegoro Imam Bonjol Sisingamangaraja

Pattimura Cut Nyak Dien Antasari Raden Inten

Nasionalisme Tua (Proto Nationalism)

Meskipun heterogen tetapi terdapat titik temu yaitu :Adanya agenda bersama yang berpusat pada isu kemajuan, kesejahteraan umum dan pentingnya persatuan nasional.Adanya afiliasi (keanggotaan) ganda yang berfungsi sebagai jembatan diantara perhimpunan perhimpunan. Contoh : SI (Syarikat Islam), SDI (Syarikat Dagang Islam), Muhamadiyah oleh KH Ahmad Dahlan, ISDV, Boedi Oetomo, Sumpah Pemuda dan lainnya.

PAHLAWAN PERGERAKAN NASIONAL

HOS Cokroaminoto MHThamrin Wahidin Sudirohusodo

Sutomo Douwes Dekker Ki Hajar Dewantara Oto Iskandar Dinata

PERLAWANAN MELAWAN PENJAJAHAN JEPANG(1942 – 1945)

KHZ Mustofa Supriadi

Bangsa dan Negara

Bangsa merupakan konsep budaya tentang suatu komunitas politis karena adanya kesamaan historis, geografi, budaya, ekonomi hak hak legal, dan kewajiban lainnya.

Negara merupakan konsepsi politik tentang sebuah kesatuan politik yang berdaulat yang tumbuh berdasarkan kesepakatan dan kontrak sosial yang meletakkan individu kedalam kerangka kewarganegaraan (citizenship).

Prinsip kedekatan dan keakraban

Prinsip kesamaan dan kesetaraan didepan hukum dan keadilan

Unsur – unsur negara berdasarkan Konvensi Montevideo (1933)

Penduduk yang tetap

Wilayah teritorial

yang utuh

Pemerin-tah

Pengakuan dari negara

lain

Ciri – ciri suatu bangsa adalah :

Karakter yang sama

Sejarah hidup

bersama

Cita – cita bersama

Adat, budaya,

kebiasaan

Negara Bangsa (Nation State)

Nation-state adalah terbentuknya sebuah negara yang didahului dengan adanya bangsa atau suatu negara yang didiami oleh suatu bangsa. Contoh : Indonesia. Sebelum proklamasi didahului dengan

pengakuan sebuah bangsa tahun 1908 pada peristiwa Budi Utomo dan peristiwa Sumpah Pemuda tahun 1928.

Jerman, Inggirs, Perancis, dan umumnya negara – negara Eropa

Bangsa-Negara (State Nation )State-nation merupakan terbentuknya satu-kesatuan bangsa setelah adanya pengakuan kedaulatan suatu wilayah sebagai negara merdeka (berdaulat) dan merupakan Negara yang bisa digabung atau di pecah. Contoh :Amerika Serikat. Berbagai macam etnis yang ada di

wilayah Amerika Serikat akhirnya dapat mengakui sebagai satu-kesatuan setelah adanya pernyataan terbentuknya negara Amerika Serikat.

Chekoslovakia, YugoslaviaRusia (termasuk dahulu Uni Sovyet), RRC, Australia,

Kaanada

Nasionalisme Indonesia: Perspektif Teoritis

Indonesia menganut :Political Nationalism yaitu Negara menjadi

unsur pemersatu Cultural Nationalism, yaitu adanya semangat

untuk mempertahankan kemajemukan budaya, etnis, agama

Otonomi daerah berupa kemandirian dalam mengatur daerah sendiri

Ada tiga aliran besar dalam memandang masalah kebangsaan kebangsaan, yaitu aliran modernis, aliran primordialis dan aliran perenialis.

Perspektif modernis

• Bangsa merupakan hasil dari modernisasi dan rasionalisasi

Perspektif primordialis

• Bangsa merupakan sebuah pemberian historis, yang terus hadir dalam sejarah manusia

Perspektif perennialis

• Bangsa bisa ditemukan di pelbagai zaman sebelum periode modern

Perspektif Modernis

Aspek utama dalam formasi kebangsaan modernis;

• Unit politik sekuler, independen dan universal.

• Teritori yang terkonsolidasikan oleh birokrasi, ekonomi pasar dan jaringan komunikasi.

• Secara etnis lebih homogen dengan kebijakan sentralisasi, bahasa resmi Negara, pengajaran patriotik.

• Unit budaya tertinggi berlandaskan pada standarisasi budaya baca tulis dan kapitalisme percetakan.

• Munculnya kelas menengah baru yang mudah berpindah (mobile)

Para ahli perspektif modernis menolak keterkaitan antara komunitas etno-religious dan tradisi masa lalu, serta menekankan semangat kebaruan (novelty) dari bangsa

Perspektif etnosimbolis

Aliran ini menggabung ketiga pendekatan dengan melihat bahwa kelahiran bangsa merupakan sebuah proses pembentukan yang harus dimengerti dalam jangka panjang.

Kebangsaan Indonesia berupaya untuk mencari persatuan dalam perbedaan. Persatuan menghadirkan loyalitas baru dan kebaruan dalam bayangan komunitas politik, kode kode solidaritas, dan institusi sosial politik. Bentuknya adalah konstitusi dan perundang undangan, ideology pancasila, kesamaan warga di depan hukum, dan bahasa persatuan.

Implementasi Nilai Persatuan Indonesia Dalam Membangun Semangat NasionalismeKeberadaan bangsa Indonesia adalah berkat semangat Gotong Royong yang mampu melindungi segenap bangsa dan tumpah darah Indonesia.

Kedalam•Mengakui keanekaragaman•Memperkaya khazanah budaya dan pengetahuan

Keluar•Menjunjung perdamaian•Menjunjung keadilan antar umat manusia

Tuj

uan

Nas

iona

lism

e B

erda

sark

an G

otog

Roy

ong

Pemahaman dan Implementasi Nilai-nilai Kerakyatan Dalam Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam menjalankan

Tugasnya1. Sejarah Nilai-nilai Permusyawaratan dalam

Masyarakat Indonesia2. Permusyawaratan dalam Perumusan

Pancasila 3. Perspektif Teoritis Nilai-nilai

Permusyawaratan dalam Kehidupan Berbangsa

4. Implementasi Nilai-nilai Permusyawaratan dalam Kehidupan Sehari-hari

Sejarah Nilai – Nilai Permusyawaratan dalam Masyarakat IndonesiaTradisi demokrasi di pemerintahan desa

Ajaran agama tentang di persaudaraan dan kesamaan Paham

demokrasi para pemimpin pergerakan nasional

Contoh :- Desa di Jawa- Nagari di

Sumbar- Banjar di Bali

Keteladanan Nabi tokoh – tokoh agama

Demokrasi di desa :Pemanfaatan tanah harus persetujuan

masyarakatKebiasaan musyawarah dan mufakat dalam

pengambilan keputusan untuk kepentingan umum

Hak protes kepada raja apabila ada keputusan yang tidak adil

Hak menyingkir dari daerah kekuasaan raja

Nilai – nilai demokrasi bersumber dari nilai – nilai ketuhanan :- Semua manusia mempunyai derajat yang sama

(egaliter) di hadapan Tuhan- Tidak ada pemaksaan kehendak dalam

pergaulan manusia- Pembangunan masyarakat madani yang

demokratis

Gagasan humanisme dan demokrasi Barat mempengaruhi kaum terdidik di Hindia Belanda. Muncul berbagai organisasi nasionalisme

Nasionalisme di negara-negara Eropa hingga abad 18 identik dengan kolonialisme perdagangan. Mulai abad 18 nasionalisme bergeser ke imperialisme wilayah dan pasar.

Permusyawaratan dalam Perumusan Pancasila

Prinsip permusyawaratan adalah syarat mutlak kuatnya negara.Demokrasi permusyawaratan :- Ajang memperjuangkan aspirasi berbagai golongan

- Semangat permusyawaratan menguatkan negara persatuan

Pidato Ir. Sukarno tanggal 1 Juni 1945 memasukkan prinsip “mufakat atau demokrasi”. Sidang BPUPKI tanggal 22 Juni 1945 menjadikan prinsip musyawarah dalam sila ke-4,

Perspektif Teoritis Nilai-nilai Permusyawaratan dalam Kehidupan Berbangsa

Prasyarat dalam pemerintahan yang demokratis :1. Kekuasaan pemerintah berasal dari rakyat

yang diperintah2. Kekuasaan harus dibatasi3. Pemeirntah harus berdaulat

Demokrasi Pancasila dalam praktek :- Keseimbangan antara demokrasi politik dan demokrasi ekonomi melalui demokrasi permusyawaratan

- Kemajemukan Indonesia dalam berbagai bidang baik budaya, agama, pendidikan, dan ekonomi memerlukan semangat kekeluargaan dalam menjalankan roda pemerintahan.

Demokrasi PermusyawaratanModel demokrasi permusyawaratan menyerupai model demokrasi deliberatif. Demokrasi deliberatif meletakkan keutamaan diskusi dan musyawarah dengan argumentasi berlandaskan konsensus (hikmah kebijaksanaan) dibanding keputusan berdasarkan voting. Disini suara mayoritas hanya syarat minimum

Demokrasi mayoritas (majoritarian democracy) adalah pemegang suara mayoritas harus diikuti

Implementasi Nilai-nilai Permusyawaratan dalam Kehidupan Sehari-hari

Sila ke-4 Pancasila mengandung ciri-ciri demokrasi :1. Kerakyatan (kedaulatan rakyat)2. Permusyawaratan (kekeluargaan)3. Hikmat kebijaksanaan. Demokrasi yang berciri kerakyatan berarti adanya penghormat-an terhadap suara rakyat. Rakyat berperan dan berpengaruh besar dalam proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh pemerintah

Ciri permusyawaratan :1. Persatuan di atas kepentingan perseorangan dan golongan. 2. Penyelenggaraan pemerintahan didasarkan atas semangat

kekeluargaan dan kesamaan derajatHikmat kebijaksanaan dijalankan dengan :3. Landasan etis dalam berdemokrasi4. Landasan sila-sila Pancasila lainnya5. Wawasan dan pengetahuan yang mendalam tentang pokok

bahasan dalam musyawarah atau pengambilan keputusan.

Demokrasi permusyawaratan dijalankan dalam berbagai pilar kehidupan bernegara.

Demokrasi dijalankan secara prosedural melalui pembentukan lembaga legislatif, eksekutif, dan yudikatif

Demokrasi dijalankan dalam bidang ekonomi, sosial, hukum, dan pelayanan publik untuk kesejahteraan pada masyarakat.

Pemahaman dan Implementasi Nilai-nilai Keadilan Sosial bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam menjalankan

Tugasnya

1. Perspektif historis2. Perspektif teoritis3. Membumikan keadilan sosial dalam

kerangka Pancasila

Perspektif Historis

Kekuatan asing yang pernah masuk ke wilayah Indonesia : Tiongkok (Laksmana Cheng Ho), Portugal, Spanyol, Inggirs, Belanda, Perancis, Denmark

ERA KOLONIAL DI INDONESIA

Bangsa Spanyol masuk Indonesia pada tahun 1521 di Tidore

Bangsa Portugis masuk Indonesia pada tahun 1509 di Ternate

Bangsa Belanda dipimpin oleh Cornelis de Houtman masuk Indonesia pada tahun 1596 di Banten.

ERA KOLONIAL DI INDONESIA

VOC didirikan tahun 1602 dan melakukan monopoli perdagangan secara paksa. Perlawanan muncul di berbagai daerah tetapi mengalami kegagalan

PENINDASAN PENJAJAH BELANDA

Tanam Paksa Pembangunan jalan pos Anyer - Panarukan

Sukarno : Marhaenisme untuk mewujudkan keadilan sosial dan kesejahteraan

Hatta : Kerja sama tolong menolong dalam suasana kesederajatan, sebagai upaya untuk memperjuangkan keadilan sosial dan kemakmuran bangsa

Syahrir : Kebebasan individu di hormati, namun harus kooperatif dengan sikap altruism, asosiasif dan harmonis dengan kehidupan secara kolektif.Selain itu Syahrir memunculkan gagasan Negara Kesejahteraan (welfare state)

Pendekatan Teoritik Dalam Melihat Gagasan Keadilan Sosial Dan

Kesejahteraan Rakyat

Keadilan Ekonomi Pra Merkantilis

• Tantangan keadilan ekonomi terjadi ketika ada ketimpangan dalam sistem produksi dan distribusi dan dilegitimasi oleh sistem sosial politik

Keadilan Ekonomi Merkantilis

• Menekankan pentingnya regulasi Negara atas perdagangan

Keadilan Ekonomi Pasca Merkantilis

• Kondisi persaingan yang sempurna (perfect competition) dan negara berperan berperan dalam penyediaan sarana sarana publik, penegakan hukum dan keadilan

Ketimpangan Ekonomi

Penyebab ketimpangan ekonomi :1. Perolehan dijadikan tujuan2. Proses akumulasi modal dan kekayaan cenderung tidak

mengenal batas (tidak pernah puas)3. Keuntungan sebagian masyarakat diperoleh atas kerugian

orang lain.

Aspek Moralitas

Untuk mengatasinya :1. Keadilan komutatif bahwa harga yang adil untuk setiap

komoditi sesuai dengan kedudukan sosial berdasarkan profesi dan keahliannya

2. Keadilan distributif, keadilan yang menyangkut pendapatan yang layak bagi setiap orang

Pandangan agama menghargai perdagangan dan etos kerja di bidang perdagangan tetapi harus menjaga aspek moralitas dalam memperoleh dan tidak boleh perilaku boros, tamak, serakah, nafsu menimbun dan kesenangan duniawi yang berlebihan

Faktor lingkungan ekonomi internasional yang membentuk pemikiran merkantilisme kontemporer :1. Ekspansi cepat perdagangan dunia dan

eksplorasi seberang laut. Membuka kesempatan berlimpah yang memberikan peluang bagi kelas pedagang untuk mengeksploitasi kekayaan yang menguntungkan baik dirinya maupun Negara

2. Bangkitnya Negara bangsa sebagai entitas politik. Membentuk batas batas politik yang jelas dalam kebijakan perdagangan.

Membumikan Keadilan Sosial dalam Kerangka Pancasila

Agar terwujudnya keadilan sosial diperlukan syarat yang oleh Soekarno seringkali disebut dengan istilah Sosio Demokrasi :1. Emansipasi dan partisipasi bidang politik2. Emansipasi dan partisipasi bidang ekonomiKeinginan pendiri bangsa menjadikan Indonesia sebagai negara kesejahteraan (welfare state) yaitu bentuk pemerintah-an demokratis yang bertanggung jawab terhadap kesejahteraan rakyat.Dalam Negara kesejahteraan sosial bukan penghapusan hak milik pribadi, tapi fungsi sosial dari hak miliki pribadi.

Peran Negara dalam mewujudkan keadilan sosial melalui :1. Perwujudan relasi yang adil disemua tingkat

sistem kemasyarakatan2. Pengembangan struktur yang menyediakan

kesetaraan kesempatan3. Proses fasilitasi akses atas informasi, layanan

dan sumber daya yang diperlukan4. Dukungan atas partisipasi bermakna atas

pengambilan keputusan bagi semua orang.

Tujuan gagasan keadilan :Tujuan ekonomisPembebasan manusia dari pemberhalaan terhadap benda

Pemuliaan martabat kemanusiaanPemupukan solidaritas kebangsaanPenguatan daulat rakyat.

Kisah Brigadir Royadin dan Sultan HB IX

KETELADANAN DAN KESEDERHANAAN

Nasionalisme Otto Iskandar Di Nata

“Si Jalak Harupat (burung jalak yang berani”

Inspired Stories

- Baca kisah – kisah keteladanan dalam buku Modul, yaitu :

1. Ketika Sri Sultan HB IX terkena tilang di Pekalongan

2. Si Jalak Harupat (Burung Jalak yang Berani)

3. Yap Thiam Hien: Pejuang HAM Yang Menjunjung Kemanusiaan

4. Ibu Hj. Andi Rabiah/Suster Apung

5. Menunjukkan Rasa Memiliki Dan Mencintai Tanah Air

6. Patriotisme Dan Nasionalisme Warga Keturunan

7. Keteladanan Dalam Pengamalan Nilai Kerakyatan

8. Mewujudkan Rasa Keadilan Sosial Sebagai Pejabat Publik

- Pilih salah satu kisah di atas.- Buat deskripsi umum tentang kisah yang dipilih dan nilai

–nilai yang menjadi keteladanan