NARSISTIK.JADI

28
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gangguan kepribadian memiliki jumlah terbanyak sekitar 5% dari hitungan secara kasar tafsiran jumlah penduduk gangguan jiwa. Penelitian gangguan kepribadian pada remaja dan dewasa awal di Desa Sedeng Pacitan, sampel yang digunakan adalah remaja dan dewasa awal di desa Sedeng Pacitan yang berusia 18- 25 tahun baik itu laki-laki dan perempuan yang berjumlah 152 orang. Dari hasil penelitian prevalensi gangguan kepribadian, dapat di rinci menurut delapan aspek yaitu gangguan kepribadian obsesif kompulsif sebanyak 32 orang (21.05%), gangguan kepribadian shizoid sebanyak 26 orang (17.10%), gangguan kepribadian paranoid sebanyak 27 orang (17.76%), gangguan kepribadian ambang sebanyak 22 orang (14.4%), gangguan kepribadian anti sosial sebanyak 29 orang (19.07%) dan gangguan lain seperti kondisi emosional sebanyak 37 orang (24.34%),depresi sebanyak 35 orang (23.02%) dan impulsif sebanyak 28 orang (18.42%). Melihat tingginya prevalensi gangguan kepribadian maka dapat disimpulkan bahwa status kesehatan masyarakat khususnya remaja dan dewasa awal di desa Sedeng Pacitan menunjukkan pada tingkat rendah. Kenyataannya, dalam banyak segi, setiap orang adalah unik, khas. Akibatnya yang lebih sering terjadi adalah kita mengalami salah paham dengan teman di kampus, sejawat di kantor tetangga atau bahkan dengan suami/istri dan anak-anak dirumah. Kita terkejut oleh tindakan di luar batas yang

Transcript of NARSISTIK.JADI

Page 1: NARSISTIK.JADI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gangguan kepribadian memiliki jumlah terbanyak sekitar 5% dari hitungan secara

kasar tafsiran jumlah penduduk gangguan jiwa. Penelitian gangguan kepribadian pada remaja

dan dewasa awal di Desa Sedeng Pacitan, sampel yang digunakan adalah remaja dan dewasa

awal di desa Sedeng Pacitan yang berusia 18-25 tahun baik itu laki-laki dan perempuan yang

berjumlah 152 orang. Dari hasil penelitian prevalensi gangguan kepribadian, dapat di rinci

menurut delapan aspek yaitu gangguan kepribadian obsesif kompulsif sebanyak 32 orang

(21.05%), gangguan kepribadian shizoid sebanyak 26 orang (17.10%), gangguan kepribadian

paranoid sebanyak 27 orang (17.76%), gangguan kepribadian ambang sebanyak 22 orang

(14.4%), gangguan kepribadian anti sosial sebanyak 29 orang (19.07%) dan gangguan lain

seperti kondisi emosional sebanyak 37 orang (24.34%),depresi sebanyak 35 orang (23.02%)

dan impulsif sebanyak 28 orang (18.42%). Melihat tingginya prevalensi gangguan

kepribadian maka dapat disimpulkan bahwa status kesehatan masyarakat khususnya remaja

dan dewasa awal di desa Sedeng Pacitan menunjukkan pada tingkat rendah.

Kenyataannya, dalam banyak segi, setiap orang adalah unik, khas. Akibatnya yang

lebih sering terjadi adalah kita mengalami salah paham dengan teman di kampus, sejawat di

kantor tetangga atau bahkan dengan suami/istri dan anak-anak dirumah. Kita terkejut oleh

tindakan di luar batas yang dilakukan oleh seseorang yang biasa dikenal alim dan saleh, dan

masih banyak lagi.

Oleh karena itu, kita membutuhkan sejenis kerangka acuan untuk memahami dan

menjelaskan tingkah laku diri sendiri dan orang lain.kita harus memahami defenisi dari

kepribadian itu, bagaimana kepribadan itu terbentuk. Selain itu kita membutuhkan teori-teori

tentang tingkah laku, teori tentang kepribadian agar tembentuk suatu kepribadian yang baik.

Sehingga gangguan-gangguan yang biasa muncul pada kepribadian setiap individu dapat

dihindari.

B. Tujuan

C. Rumusan Masalah

Page 2: NARSISTIK.JADI

BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Kepribadian

Kata “kepribadian” (personality) sesungguhnya berasal dari kata latin: persona.

Pada mulanya kata persona ini menunjuk pada topeng yang biasa digunakan oleh pemain

sandiwara di zaman romawi dalam memainkan perannya. Lambat laun, kata persona

(personality) berubah menjadi satu istilah yang mengacu pada gambaran sosial tertentu

yang diterima oleh individu dari kelompok masyarakat, kemudian individu tersebut

diharapkan bertingkah laku berdasarkan atau sesuai dengan gambaran sosial yang

diterimanya. 2

Kepribadian (Allport, 1971) adalah organisasi-organisasi dinamis dari sistem-

sistem psikofisik dalam individu yang turut menentukan cara-caranya yang unik/khas

dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Kepribadian dapat didefinisikan

sebagai totalitas sifat emosional dan perilaku yang menandai kehidupan seseorang dari

hari ke hari dalam kondisi yang biasanya; kepribadian relatif stabil dan dapat diramalkan

(kaplan).2

B. Pembentukan Kepribadian

Mengenai pengalaman-pengalaman yang ikut membentuk kepribadian, kita dapat

membedakannya dalam dua golongan :

1. Pengalaman yang umum, yaitu yang dialami oleh tiap-tiap individu dalam

kebudayaan tertentu. Pengalaman ini erat hubungannya dengan fungsi dan peranan

seseorang dalam masyarakat. Misalnya, sebagai laki-laki atau wanita seseorang

mempunyai hak dan kewajiban tertentu. Beberapa dari peran itu dipilih sendiri oleh

orang yang bersangkutan tetapi masih tetap terikat pada norma-norma masyarakat,

misalnya jabatan atau pekerjaan. Meskipun demikian, kepribadian seseorang tidak

dapat sepenuhnya diramalkan atau dikenali hanya berdasarkan pengetahuan tentang

struktur kebudayaan dimana orang itu hidup. Hal ini disebabkan karena :

a. Pengaruh kebudayaan terhadap seseorang tidaklah sama karena medianya

(orang tua, saudara, media massa dan lain-lain) tidaklah sama pula pada setiap

orang. Setiap orang tua atau media massa mempunyai pandangan dan

Page 3: NARSISTIK.JADI

pendapatnya sendiri sehingga orang-orang yang menerima pandangan dan

pendapat yang berbeda-beda itu akan berbeda-beda pula pendiriannya.

b. Tiap individu mempunyai pengalaman-pengalaman yang khusus, yang terjadi

pada dirinya sendiri.2

2. Pengalaman yang khusus, yaitu yang khusus dialami individu sendiri. Pengalaman

ini tidak tergantung pada status dan peran orang yang bersangkutan dalam

masyarakat.

Pengalaman-pengalaman yang umum maupun yang khusus di atas memberi

pengaruh yang berbeda-beda pada tiap individu-individu itu pun merencanakan

pengalaman-pengalaman tersebut secara berbeda-beda pula sampai akhirnya ia

membentuk dalam dirinya suatu stuktur kepribadian yang tetap (permanen). Proses

integrasi pengalaman-pengalaman ke dalam kepribadian yang makin lama makin

dewasa, disebut proses pembentukan identitas diri. 2

Proses pembentukan identitas diri harus melalui berbagai tingkatan. Salah satu

tingkat yang harus dilalui adalah identifikasi, yaitu dorongan untuk menjadi identik

(sama) dengan orang lain, misalnya dengan ayah, ibu, kakak, saudara, guru, dan

sebagainya. Pada masa remaja, tahap identifikasi ini dapat menyebabkan kebingungan

dan kekaburan akan peran sosial, karena remaja-remaja cenderung mengidentifikasikan

dirinya dengan beberapa tokoh sekaligus, misalnya dengan ayahnya, bintang film

kesayangannya, tokoh politik favoritnya dan sebagainya. Kalau kekaburan akan peranan

sosial ini tidak dapat dihapuskan sampai remaja itu menjadi dewasa, maka besar

kemungkinannya ia akan menderita gangguan-gangguan kejiwaan pada masa dewasanya.

Karena itu penting sekali diusahakan agar remaja dapat menentukan sendiri identitas

dirinya dan berangsur-angsur melepaskan identifikasinya terhadap orang-orang lain

untuk akhirnya menjadi dirinya sendiri.2

C. Teori Kepribadian

Ada empat teori kepribadian utama yang satu sama lain tentu saja berbeda, yakni teori

kepribadian psikoanalisis, teori-teori sifat (trait), teori kepribadian behaviorisme, dan

teori psikoligi kognitif. 2

1. Teori Kepribadian Psikoanalisis

Dalam mencoba mamahami sistem kepribadian manusia, Freud membangun

model kepribadian yang saling berhubungan dan menimbulkan ketegangan satu sama

lain. Konflik dasar dari tiga sistem kepribadian tersebut menciptakan energi psikis

Page 4: NARSISTIK.JADI

individu. Energi dasar ini menjadi kebutuhan instink individu yang menuntut

pemuasan. Tiga sistem tersebut adalah id, ego, dan superego. 2

Id bekerja menggunakan prinsip kesenangan, mencari pemuasan segera impuls

biologis; ego mematuhi prinsip realita, menunda pemuasan sampai bisa dicapai

dengan cara yang diterima masyarakat, dan superego (hati nurani;suara hati) memiliki

standar moral pada individu. Jadi jelaslah bahwa dalam teori psikoanalisis Freud, ego

harus menghadapi konflik antara id ( yang berisi naluri seksual dan agresif yang selalu

minta disalurkan) dan super ego (yang berisi larangan yang menghambat naluri-naluri

itu). Selanjutnya ego masih harus mempertimbangkan realitas di dunia luar sebelum

menampilkan perilaku tertentu.2

Namun, dalam psikoanalisis Carl Gustav Jung, ego bukannya menghadapi

konflik antara id dan superego, melainkan harus mengelola dorongan-dorongan yang

datang dari ketidak sadaran kolektif (yang berisi naluri-naluri yang diperoleh dari

pengalaman masa lalu dari masa generasi yang lalu) dan ketidaksadaran pribadi yang

berisi pengalaman pribadi yang diredam dalam ketidaksadaran. Berbeda dengan

Freud, Jung tidak mendasarkan teorinya pada dorongan seks.2

Bagi erikson, misalnya meskipun ia mengakui adanya id, ego, dan superego,

menurutnya, yang terpenting bukannya dorongan seks dan bukan pula koflik antara id

dan superego. Bagi Erikson, manusia adalah makhluk rasional yang pikiran, perasaan,

dan perilakunya dikendalikan oleh ego. Jadi ego itu aktif, bukan pasif seperti pada

teori freud, dan merupakan unsur utama dari kepribadian yang lebih banyak

dipengarihi oleh faktor sosial daripada dorongan seksual. 2

2. Teori-Teori Sifat (Trait Theories)

Teori sifat ini dikenal sebagai teori-teori tipe (type theories) yang menekankan

aspek kepribadian yang bersifat relatif stabil atau menetap. Tepatnya, teori-teori ini

menyatakan bahwa manusia memiliki sifat atau sifat-sifat tertentu, yakni pola

kecenderungan untuk bertingkah laku dengan cara tertentu. Sifat-sifat yang stabil ini

menyebabkan manusia bertingkah laku relatif tetap dari situasi ke situasi. 2

Allport membedakan antara sifat umum (general trait) dan kecenderungan

pribadi (personal disposition). Sifat umum adalah dimensi sifat yang dapat

membandingkan individu satu sama lainnya. Kecenderungan pribadi dimaksudkan

sebagai pola atau konfigurasi unik sifat-sifat yang ada dalam diri individu. Dua orang

mungkin sama-sama jujur, namun berbeda dalam hal kejujuran berkaitan dengan sifat

Page 5: NARSISTIK.JADI

lain. Orang pertama, karena peka terhadap perasaan orang lain, kadang-kadang

menceritakan “kebohongan putih” bagi orang ini, kepekaan sensitivitas adalah lebih

tinggi dari kejujuran. Adapun orang orang kedua menilai kejujuran lebih tinggi, dan

mengatakan apa adanya walaupun hal itu melukai orang lain. Orang mungkin pula

memilki sifat yang sama, tetapi dengan motif berbeda. Seseorang mungkin berhati-

hati karena ia takut terhadap pendapat orang lain, dan orang lain mungkin hati-hati

karena mengekspresikan kebutuhannya untuk mempertahankan keteraturan hidup.2

Termasuk dalam teori-teori sifat berikutnya adalah teori-teori dari Willim

Sheldom. Teori Sheldom sering digolongkan sebagai teori topologi. Meskipun

demikian ia sebenarnya menolak pengotakkan menurut tipe ini. Menurutnya, manusia

tidak dapat digolongkan dalam tipe ini atau tipe itu. Akan tetapi, setidak-tidaknya

seseorang memiliki tiga komponen fisik yang berbeda menurut derajat dan

tingkatannya masing-masing. Kombinasi ketiga komponen ini menimbulkan berbagai

kemungkinan tipe fisik yang isebutnya sebagai somatotipe. Menurut Sheldom ada

tiga komponen atau dimensi temperamental adalah sebagai berikut :2

a. Viscerotonia. Individu yang memiliki nilai viscerotonia yang tinggi, memiliki

sifat-sifat, antara lain suka makan enak, pengejar kenikmatan, tenang toleran,

lamban, santai, pandai bergaul.

b. Somatotonia. Individu dengan sifat somatotonia yang tinggi memiliki sifat-sifat

seperti berpetualang dan berani mengambil resiko yang tinggi, membutuhkan

aktivitas fisik yang menantang, agresif, kurang peka dengan perasaan orang lain,

cenderung menguasai dan membuat gaduh.

c. Cerebretonia. Pribadi yang mempunyai nilai cerebretonia dikatakan bersifat

tertutup dan senang menyendiri, tidak menyukai keramaian dan takut kepada

orang lain, serta memiliki kesadaran diri yang tinggi. Bila sedang di rundung

masalah, Ia memiliki reaksi yang cepat dan sulit tidur.

3. Teori Kepribadian Behaviorisme

Menurut Skinner, individu adalah organisme yang memperoleh perbendaharaan

tingkah lakunya melalui belajar. Dia bukanlah agen penyebab tingkah laku, melainkan

tempat kedudukan atau suatu poin yang faktor-faktor lingkungan dan bawaan yang

khas secara bersama-sama menghasilkan akibat (tingkah laku) yang khas pula pada

individu tersebut.2

Page 6: NARSISTIK.JADI

Bagi Skinner, studi mengenai kepribadian itu ditujukan pada penemuan pola

yang khas dari kaitan antara tingkah laku organisme dan berbagai konsekuensi yang

diperkuatnya. 2

Selanjutnya, Skinner telah menguraikan sejumlah teknik yang digunakan untuk

mengontrol perilaku. Tekhnik tersebut antara lain adalah sebagai berikut :

1) Pengekangan fisik (psycal restraints)

Menurut skinner, kita mengntrol perilaku melalui pengekangan fisik.

Misalnya, beberapa dari kita menutup mulut untuk menghindari diri dari

menertawakan kesalahan orang lain. Orang kadang-kadang melakukannya dengan

bentuk lain, seperti berjalan menjauhi seseorang yang tealh menghina ita agar tidak

kehilangan kontrol dan menyerang orang tersebut secara fisik.

2) Bantuan fisik (physical aids)

Kadang-kadang orang menggunakan obat-obatan untuk mengontrol perilaku yang

tidak dinginkan. Misalnya, pengendara truk meminum obat perangsang agar tidak

mengatuk saat menempuh perjalanan jauh. Bantuan fisik bisa juga digunakan untuk

memudahkan perilaku tertentu, yang bisa dilihat pada orang yang memiliki

masalah penglihatan dengan cara memakai kacamata.

3) Mengubah kondisi stimulus (changing the stimulus conditions)

Suatu tekhnik lain adalah mengubah stimulus yang bertanggunggung jawab.

Misalnya, orang yang berkelebihan berat badan menyisihkan sekotak permen dari

hadapannya sehingga dapat mengekang diri sendiri.

4) Memanipulasi kondisi emosional (manipulating emotional conditions)

Skinner menyatakan terkadang kita mengadakan perubahan emosional dalam diri

kita untuk mengontrol diri. Misalnya, beberapa orang menggunakan tekhnik

meditasi untuk mengatasi stess.

5) Melakukan respons-respons lain (performing alternativeresponses)

Menurut Skinner, kita juga sering menahan diri dari melakukan perilaku yang

membawa hukuman dengan melakukan hal lain. Misalnya, untuk menahan diri

agar tidak menyerang orang yang sangat tidak kita sukai, kita mungkin melakukan

tindakan yang tidak berhubungan dengan pendapat kita tentang mereka.

6) Menguatkan diri secara positif (positif self-reinforcement)

Salah satu teknik yang kita gunakan untuk mengendalikan perilaku menurut

Skinner, adalah positive self-reinforcement. Kita menghadiahi diri sendiri atas

perilaku yang patut dihargai. Misalnya, seorang pelajar menghadiahi diri sendiri

Page 7: NARSISTIK.JADI

karena telah belajar keras dan dapat mengerjakan ujian dengan baik, dengan

menonton film yang bagus.

7) Menghukum diri sendiri (self punishment)

Akhirnya, seseorang mengkin menghukum diri sendiri karena gagal mencapai

tujuan diri sendiri. Misalnya, seorang mahasiswa menghukum dirinya sendiri

karena gagal melakukan ujian dengan baik dengan cara menyendiri dan belajar

kembali dengan giat.

4. Teori Psikologi Kognitif

Menurut para ahli, teori psikologi kognitif dapat dikatakan berawal dari

pandangan psikologi Gestalt. Mereka berpendapat bahwa dalam memersepsi

lingkungannya, manusia tidak sekadar mengandalkan diri pada apa yang diterima dari

penginderaannya, tetapi masukan dari pengindraan itu, diatur, saling dihubungkan dan

diorganisasikan untuk diberi makna, dan selanjutnya dijadikan awal dari suatu

perilaku. 2

Pandangan teori kognitif menyatakan bahwa organisasi kepribadian manusia

tidak lain adalah elemen-elemen kesadaran yang satu sama lain saling terkait dalam

lapangan kesadaran (kognisi). Dalam teori ini, unsur psikis dan fisik tidak dipisahkan

lagi, karena keduanya termasuk dalam kognisi manusia. Bahkan, dengan teori ini

dimungkinkan juga faktor-faktor diluar diri dimasukkan (diwakili) dalam lapangan

psikologis atau lapangan kesadaran seseorang. 2

D. Gangguan Kepribadian

1. Definisi

Gangguan kepribadian (Aksis II pada DSM-IV) merupakan suatu ciri

kepribadian yang menetap, kronis, dapat terjadi pada hampir semua keadaan,

menyimpang secara jelas dari norma-norma budaya dan maladaptif serta

menyebabkan fungsi kehidupan yang buruk, tidak fleksibel dan biasanya terjadi

pada akhir masa remaja atau awal masa dewasa. Hal ini disebabkan pada usia ini

masalah-masalah kepribadian sering bermunculan begitu luas dan komplek.3

Orang yang menderita gangguan kepribadian mempunyai sifat-sifat

kepribadian yang sangat kaku dan sulit menyesuaikan diri dengan

lingkungan sekitarnya. Akibatnya. dia akan mengalami “kerusakan” berat

Page 8: NARSISTIK.JADI

dalam hubungan sosialnya atau dalam bidang pekerjaannnya atau dirinya

terasa sangat menderita.

Gejala-gejala dari orang dengan gangguan kepribadian biasanya

alloplastik. Artinya, orang dengan gangguan kepribadian akan berusaha

merubah lingkungan untuk disesuaikan dengan keinginannya. Selain itu,

gejala-gejalanya juga egosintonik. Artinya, orang dengan gangguan

kepribadian dapat menerima dengan baik gejala-gejalanya. Umumnya orang

dengarn gangguan kepribadian menolak bantuan secara psikiatrik.

2. Etiologi

2.1 Faktor Genetik

Salah satu buktinya berasal dari penelitian gangguan psikiatrik pada 15.000

pasangan kembar di Amerika Serikat. Diantara kembar monozigotik, angka

kesesuaian untuk gangguan kepribadian adalah beberapa kali lebih tinggi

dibandingkan kembar dizigotik. Selain itu menurut suatu penelitian, tentang

penilaian multiple kepribadian dan temperamen, minat okupasional dan waktu

luang, dan sikap social, kembar monozigotikyang dibesarkan terpisah adalah

kira-kira sama dengan kembar monozigotik yang dibesarkan bersama-sama.4

2.2 Faktor Temperamental

Faktor temperamental yang diidentifikasi pada masa anak-anak mungkin

berhubungan dengan gangguan kepribadian pada masa dewasa. Contohnya,

anak-anak yang secara temperamental ketakutan mungkin mengalami

kepribadian menghindar.4

2.3 Faktor Biologis

Hormon. Orang yang menunjukkan sifat impulsive seringkali juga

menunukkan peningkatan kadar testosterone, 17-estradiol dan estrone.

Neurotransmitter. Penilaian sifat kepribadian dan system dopaminergik dan

serotonergik, menyatakaan suatu fungsi mengaktivasi kesadarandari

neurotransmitter tersebut. Meningkatkan kadaar serotonin dengan obat

seretonergik tertentu seperti fluoxetine dapat menghasilkan perubahan

dramatik pada beberapa karakteristik kepribadian. Serotonin menurunkan

depresi, impulsivitas.

Elektrofisiologi. Perubahan konduktansi elektrik pada elektroensefalogram

telah ditemukaan pada beberaapa pasien dengan gangguan kepribadian, paling

Page 9: NARSISTIK.JADI

sering pada tipe antisocial dan ambang, dimana ditemukan aktivitas

gelombang lambat.4

2.4 Faktor Psikoanalitik

Sigmund Freud menyatakan bahwa sifat kepribadian berhubungan dengan

fiksasi pada salah satu stadium perkembangan psikoseksual. Fiksasi pada

stadium anal, yaitu anakyang berlebihan atau kurang pada pemuasan anal

dapat menimbulkan sifat keras kepala, kikir dan sangat teliti.4

3. Klasifikasi

Dalam Diagnostik and Statistical Manual of Mental Disorders edisi

keempat (DSM-IV), gangguan kepribadian dikelompokkan ke dalam 3 kelompok,

yaitu:5

a. Kelompok A, terdiri dari gangguan kepribadian paranoid, skizoid dan

skizotipal. Orang dengan gangguan seperti ini seringkali tampak aneh dan

eksentrik.

b. Kelompok B, terdiri dari gangguan kepribadian antisosial, ambang,

histrionik dan narsistik. Orang dengan gangguan ini sering tampak

dramatik, emosional, dan tidak menentu.

c. Kelompok C, terdiri dari gangguan kepribadian menghindar, dependen

dan obsesif-kompulsif, dan satu kategori yang dinamakan gangguan

kepribadian yang tidak ditentukan (contohnya adalah gangguan kepribadian

pasif-agresif dan gangguan kepribadian depresif). Orang dengan gangguan

ini sering tampak cemas atau ketakutan.

Menurut PPDGJ, klasifikasi gangguan kepribadian sebagai berikut:6

3.1 Gangguan kepribadian khas

3.1.1 gangguan kepribadian paranoid

3.1.2 gangguan kepribadian skizoid

3.1.3 gangguan kepribadian dissosial

3.1.4 gangguan kepribadian emosional tak stabil

3.1.5 gangguan kepribadian histrionik

3.1.6 gangguan kepribadian anankastik

3.1.7 gangguan kepribadian cemas

3.1.8 gangguan kepribadian dependen

3.1.9 gangguan kepribadian khas lainnya

Page 10: NARSISTIK.JADI

3.1.10 gangguan kepribadian YTT

3.2 Gangguan kepribadian campuran dan lainnya

3.2.1 gangguan kepribadian campuran

3.2.2 gangguan kepribadian yang bermasalah

E. Gangguan Kepribadian Narsistik

1. Asal Mula istilah Narsistik.

Konsep dan istilah narsisisme atau narsisistik berawal dari mitologi Yunani kuno tentang

seorang pemuda tampan yang bernama Narsisus. Narsisus adalah putra dewa sungai,

Cephissus. Pada saat itu Echo, seorang dewi yang tidak bisa berbicara, jatuh cinta kepadanya.

Namun Narcisus bertindak kejam dan menolak cinta Echo. Pada suatu hari, Narsisus

melewati sebuah danau yang sangat bening airnya dan melihat pantulan dirinya sendiri.

Narsisus sangat mengagumi dan jatuh cinta pada pantulan itu. Narsisus sangat ingin

menjamah dan memiliki wajah yang dilihatnya, tapi setiap kali mengulurkan tangannya untuk

meraih pantulan itu, bayangan itu kemudian menghilang. Narsisus tetap menunggu di tepi

danau untuk mendapatkan bayangan yang menjadi obyek kekagumannya sampai mau

menceburkan dirinya sendiri ke dalam danau dan akhirnya mati. Para dewa merasa kasihan

padanya, sehingga Narsisus ditranformasikan menjadi tumbuhan berbunga yang diberi nama

Narsisus berwarna kuning cerah, dan dikenal juga dengan nama Yellow Daffodil.

Mitologi ini digunakan dalam Psikologi pertama kalinya oleh Sigmund Freud (1856-1939)

untuk menggambarkan individu-individu yang menunjukkan cinta diri yang berlebihan.

2. Pengertian Narsistik

Freud menamakan ‘The narsissists’ dan pelakunya disebut individu narsisistik atau seorang

narsisis.

Lebih lanjut Fromm berpendapat, narsisme merupakan kondisi pengalaman seseorang yang

dia rasakan sebagai sesuatu yang benar-benar nyata hanyalah tubuhnya, kebutuhannya,

perasaannya, pikirannya, serta benda atau orang-orang yang masih ada hubungan dengannya.

Sebaliknya, orang atau kelompok lain yang tidak menjadi bagiannya senatiasa dianggap tidak

nyata, inferior, tidak memiliki arti, dan karenanya tidak perlu dihiraukan. Bahkan, ketika

yang lain itu dianggap sebagai ancaman, apa pun bisa dilakukan, melalui agresi sekalipun

(Pikiran Rakyat,14/04/2003).

Page 11: NARSISTIK.JADI

Menurut Spencer A Rathus dan Jeffrey S Nevid dalam bukunya, Abnormal Psychology

(2000),orang yang narcissistic atau narsistik memandang dirinya dengan cara yang

berlebihan. Mereka senang sekali menyombongkan dirinya dan berharap orang lain

memberikan pujian.

Menurut Rathus dan Nevid (2000) dalam bukunya, Abnormal Psychology orang yang

narsistik memandang dirinya dengan cara yang berlebihan, senang sekali menyombongkan

dirinya dan berharap oranglain memberikan pujian (Kompas, Jumat, 01 April 2005).

Sedangkan menurut Papu (2002) yang mengutip DSM-IV (Diagnostic and Statistical Manual

of Mental Disorders ± Fourth Edition) orang yang narsistik akan mengalami gangguan

kepribadian, gangguan kepribadian yang dimaksud adalah gangguan kepribadian narsisistik

atau narcissistic personality disorder. Gangguan kepribadian ini ditandai dengan ciri-ciri

berupa perasaan superior bahwa dirinya adalah paling penting, paling mampu, paling unik,

sangat eksesif untuk dikagumi dan disanjung, kurang memiliki empathy, angkuh dan selalu

merasa bahwa dirinya layak untukdiperlakukan berbeda dengan orang lain.

Lebih lanjut menurut Menurut Sadarjoen (2003) yang mengutip Mitchell JJ dalam bukunya,

The Natural Limitations of Youth, ada lima penyebab kemunculan narsis pada remaja, yaitu

adanya kecenderungan mengharapkan perlakuan khusus, kurang bisa berempati sama orang

lain, sulitmemberikan kasih sayang, belum punya kontrol moral yang kuat, dan kurang

rasional. Kedua aspek terakhir inilah yang paling kuat memicu narsisme yang berefek gawat.

Orang dengan kepribadian narsistik ditandai oleh meningkatnya rasa kepentingan dan

perasaan kebesaran yang unik. Mereka menganggap dirinya sebagai orang yang khusus dan

penting. Mereka menanggapi kritik secara buruk dan mungkin menjadi marah sekali jika ada

orang yang berani mengkritik mereka, atau merekamungkin tampak sama sekali acuh tak

acuh terhadap kritik. Yang mencolok adalah perasaan akan kebesaran nama mereka.

Persahabatan mereka rapuh dan mereka dapat menyebabkan orang lain marah karena mereka

menolak mematuhi aturan perilaku konvensional. Mereka tidak mampu menunjukkan empati,

dan mereka berpura-pura simpati hanya untuk mencapai kepentingan mereka sendiri. Pasien

memiliki harga diri yang rapuh dan rentan terhadap depresi. Kesulitan interpersonal,

penolakan, kehilangan dan masalah pekerjaan adalah stress-stress yang sering dihasilkan oleh

orang narsistik karena perilakunya. Stress-stress yang tidak mampu dihadapi oleh mereka.

Menurut pandangan psikoanalitik tradisonal, gangguan histrionok dan narsistik merupakan

variensi histeria. Dan bila dilihat dari sudut pandang psikoanalisis yang kognitif, kedua

Page 12: NARSISTIK.JADI

gangguan ini (gangguan histrionok dan gangguan narsistik) adalah akibat dari

ketidakmampuan memfokuskan diri pada yang detail atau yang khusus, jadi dalam

memahami situasi dan problem dilakukan secara global (Martaniah, 1999 : 76).

3. Faktor Penyebab Sikap Narsistik

Terdapat berbagai faktor penyebab seseorang cenderung menjadi narsistik. Faktor-faktor

tersebut antara lain adalah faktor keturunan dan faktor persekitaran. Narsistik biasanya timbul

akibat daripada pujian dan penghormatan yang diterima berulang kali daripada individu lain.

Sebagai contoh, seseorang akan berasa dirinya cantik karena acapkali menerima pujian

bahwa dirinya cantik meskipun pada awalnya dia tidak merasa dirinya sedemikian. Narsistik

tidak hanya termanifestasi pada perilaku yang gemar memuji dirinya sendiri, kerap

menghadap cermin atau kerap bergaya persis model, tetapi juga terdapat implikasi lain

daripada sikap narsistik itu sendiri.

Menurut Hidayat (2004), Narsisme merupakan gangguan kepribadian dan merupakan

gangguan jiwa yang mempunyai prevalensi cukup tinggi, yaitu 5%-15% dan termasuk yang

tidak mudah diobati. Penyebabnya diduga karena keturunan atau genetik (dijelaskan melalui

penelitian terhadap 15.000 pasangan kembar, satu dan dua telur), temperamental (terkait

dengan genetik atau keturunan, dapat diidentifikasi sejak masa kanak-kanak), biologik

(hormon, neurotransmitter tertentu) dan psikodinamik (berbagai faktor psikologis).

Mitchell JJ dalam bukunya, The Natural Limitations of Youth, terdapat lima penyebab

kemunculan narsistik pada remaja, yaitu adanya kecenderungan mengharapkan perlakuan

khusus, kurang bisa berempati sama orang lain, sulit memberikan kasih sayang, belum punya

kontrol moral yang kuat, dan kurang rasional. Kedua aspek terakhir inilah yang paling kuat

memicu narsisme yang berefek gawat.

4. Epidemiologi

Menurut DSM IV, perkiraan prevalensi gangguan kepribadian narsistik terentang antara 2

sampai 16 persen dalam populasi klinis dan kurang dari 1 persen dalam populasi umum.7

5. Gejala klinis

Orang dengan gangguan kepribadian narsistik mungkin memiliki perasaan kebesaran akan

kepentingan dirinya. Mereka menganggap dirinya sendiri sebagai orang khusus dan

mengharapkan terapi yang khusus. Mereka tidak mampu menunjukkan empati dan mereka

Page 13: NARSISTIK.JADI

berpura-pura simpati hanya untuk mencapai kepentingan mereka sendiri.pasien sering

memanfaatkan orang lain. Pasien memiliki harga diri yang rapuh dan rentan terhadap depresi.

Sedangkan tanda-tanda narsistik dari Diagnostics and Statistics Manual, Fourth Edition-Text

Revision (2000). Seseorang dengan narsistik merasa dirinya sangat penting dan ingin sekali

dikenal oleh orang lain karena kelebihannya. Pengidap narsistik juga yakin bahwa dirinya

unik dan istimewa.. Sisi sering dianggap teman- temannya suka memuji-muji diri sendiri.

Gejala lain, mereka selalu ingin dipuji dan diperhatikan. Mereka kurang sensitif terhadap

kebutuhan orang lain karena yang ada dalam pikirannya cuma diri sendiri. Ditambah lagi,

adanya rasa percaya orang lain itu berpikiran sama dengan dirinya. Seseorang yang menderita

gangguan jiwa narsisitik juga sensitif terhadap kritikan. Kritikan kecil bisa berarti sangat

besar untuk mereka.

Secara umum ciri-ciri orang-orang narsistik yaitu antara lain :

a. Superior.

Superior atau paling hebat tetapi tanpa upaya yang sepadan dengan cita-cita atau

kepentingannya itu.

b. Tak berempati.

Tidak mampu mengenali atau mengetahui perasaan dan kebutuhan orang lain.

c. Iri

Sering merasa iri dengan orang lain atau yakin bahwa orang lain iri pada dirinya.

d. Fantasi

Dipenuhi dengan fantasi tentang kesuksesan, kekuasaan, kepintaran, kecantikan atau

cinta sejati.

e. Istimewa.

Mengganggap diri istimewa dan selalu meminta perlakuan khusus dari orang-orang

yang berada disekitarnya, meskipun itu merugikan orang lain.

f. Sombong dan congkak.

Karena merasa dirinya yang paling hebat maka tidak jarang memperlihatkan perilaku

atau sikap yang congkak dan sombong.

6. Kriteria Diagnostik Gangguan Kepribadian Narsistik (3)

Pola perfsif kebesaran (dalam khayalan atau perilaku), membutuhkan

kebanggaan, dan tidak ada empati, dimulai pada masa dewasa awal dan tampak dalam

berbagai konteks, seperti yang ditunjukkan oleh lima (atau lebih) berikut :

Page 14: NARSISTIK.JADI

1. Memiliki rasa kepentingan diri yang besar (misalnya melebih-lebihkan bakat dan

kemampuannya, mengharap untuk dikenal sebagai seorang yang hebat tapi tidak

sepadan).

2. Preokupasi dengan khayalan akan keberhasilan, kekuatan, kecerdasan, kecantikan,

atau cinta ideal yang tidak terbatas.

3. Yakin bahwa ia adalah khusus dan unik dan dapat dimengerti hanya oleh atau harus

berhubungan dengan orang lain (atau institusi) yang khusus atau memiliki status

tinggi.

4. Membutuhkan kebanggaan yang berlebihan

5. Memiliki perasaan bernama besar, yaitu harapan yang tidak beralasan akan perlakuan

khusus atau kepatuhan otomatis sesuai harapannya.

6. Eksploatif secara interpersonal, yaitu mengambil keuntungan dari orang lain untuk

mencapai tujuannya sendiri.

7. Tidak memiliki tempat, tidak mau mengenali atau mengetahui perasaan dan

kebutuhan orang lain.

8. Sering cemburu terhadap orang lain dan merasa orang lain juga cemburu kepada

dirinya.

9. Mcmperlihatkan kesombongan, sikap congkak dan sombong.7

7. Diagnosis Banding

- Gangguan kepribadian ambang, histrionik dan antisosial sering ditemukan bersama-

sama dengan gangguan kepribadian narsistik, yang berarti bahwa diagnosis banding

adalah sukar. Pasien dengan gangguan kepribadian narsistik memiliki kecemasan

yang lebih keci daripada pasien dengan gangguan kepribadian ambang dan kehidupan

mereka cenderung kurang kacau.

- Usaha bunuh diri juga lebih mungkin berhubungan dengan pasien gangguan

kepribadian ambang dibandingkan pasien gangguan kepribadian narsistik.

- Pasien gangguan kepribadian antisosial memberikan riwayat perilaku impulsif,

seringkali disertai dengan penyalahgunaan alkohol atau zat lain, hal tersebut

seringkali menyebabkan mereka mendapatkan masalah dengan hukum.

- Dan pasien gangguan kepribadian histrionic menunjukkan ciri-ciri eksibisionisme dap

manipulativitas interpersonal yang mirip dengan pasien gangguan kepribadian narsitik.7

Page 15: NARSISTIK.JADI

8. Perjalanan penyakit dan prognosis

Gangguan kepribadian narsistik adalah kronis dan sukar untuk diobati. Pasien dengan

gangguan harus secara terus menerus berhadapan dengan aliran narsisme mereka yang

diakibatkan oleh perilaku mereka sendiri atau dari pengalaman hidup.7

9. Terapi :

- Psikoterapi : Mengobati gangguan kepribadian narsistik sukar, karena pasien harus

meninggalkan narsismenya jika ingin mendapatkan kemajuan. Dokter psikiatric seperti

otto kernberg dan Heinz kohut menganjurkan pemakaian pendekatan psikoanalitik

untuk mendapatkan perubahan, tetapi banyak penelitian yang diperlukan untuk

mengabsahkan diagnosis dan untuk menentukan terapi yang terbaik.

- Farmakoterapi : lithium telah digunakan pada pasien yang memiliki pergeseran mood

sebagai bagian dari gambaran klinis. Karena pasien gangguan kepribadian narsistik

mentoleransi penolakan secara buruk dan rentan terhadap depresi, suatu anti depresan

mungkin juga digunakan.

Page 16: NARSISTIK.JADI

BAB III

KASUS

Page 17: NARSISTIK.JADI

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwaperilaku narsistik ditandai dengan kecenderungan

untuk memandang dirinya dengan cara yang berlebihan, senang sekali menyombongkan

dirinyadan berharap orang lain memberikan pujian selain itu juga tumbuh perasaan paling

mampu, palingunik.

B. Saran

Page 18: NARSISTIK.JADI

DAFTAR PUSTAKA

1. Evi Kristiyarini. Kecendrungan gangguan kepribadian pada remaja dan dewasa awal

di Desa Sedeng Pacitan. 2009. http://gdl.itb.ac.id/gdl.php?

mod=browse&op=read&id=jiptumm-gdl-s1-2003-evikristiy-270&q=Health

2. Psikologi Kepribadian. http://www.slideshare.net/bocahbancar/psikologi-kepribadian

3. David, A Tomb. Buku Saku Psikiatri, Alih bahasa Martina Wiwie S Nasrun. Ed 6.

Jakarta. EGC. 2003

4. Gangguan Kepribadian. 2010. http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi-makalah-

tentang/gangguan-kepribadian

5. Castillo, Heather.2003. Personality disorder; Temperament or Trauma. Jessica

Kingsley Publisher. London.

6. Maslim, Rusdi, 2001, Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas dari

PPDGJ III, Jakarta

7. Kaplan & Saddock, 1997, Sinopsis Psikiatri, Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri

Klinis, Edisi ke-7, jilid 2, Binarupa Aksara, Jakarta.

8. Nida UI Hasanat, 2004, Print out Personality Disorder, Yogyakarta.

9. Sri Mulyani Martaniah, MA, Prof. Dr. 1999, Handout Psikologi Abnormal, Yogyakarta.