NARSISAFSEL

6
BAB II KERANGKA TEORI 1. Teori Nasionalisme Berikut adalah beberapa teori nasionalisme menurut para ahli, yang pada nantinya beberapa teori dapat digunakan dalam permasalahan nasionalisme di Afrika Selatan. a. Soekarno : Bangsa adalah sekelompok manusia yang mempunyai kesatuan sifat umum dan tinggal di atas wilayah geopolitik yang nyata dan merupakan suatu persatuan. b. Otto bauer : Bangsa adalah satu persatuan nasib. c. Ernest Renan : bangsa terbentuk karena adanya sejarah yang sama dan keinginan untuk bersama. 2. Teori Negara Stabil Burhan Magenda : Syarat negara stabil adalah etnis mayoritas sejumlah 65% dari jumlah penduduk PEMBAHASAN 2.1 Konflik di Afrika Selatan

Transcript of NARSISAFSEL

Page 1: NARSISAFSEL

BAB II

KERANGKA TEORI

1. Teori NasionalismeBerikut adalah beberapa teori nasionalisme menurut para ahli, yang pada nantinya beberapa teori dapat digunakan dalam permasalahan nasionalisme di Afrika Selatan.

a. Soekarno : Bangsa adalah sekelompok manusia yang mempunyai kesatuan sifat umum dan tinggal di atas wilayah geopolitik yang nyata dan merupakan suatu persatuan.

b. Otto bauer : Bangsa adalah satu persatuan nasib.

c. Ernest Renan : bangsa terbentuk karena adanya sejarah yang sama dan keinginan untuk bersama.

2. Teori Negara StabilBurhan Magenda : Syarat negara stabil adalah etnis mayoritas sejumlah 65% dari jumlah penduduk

PEMBAHASAN

2.1 Konflik di Afrika Selatan

Page 2: NARSISAFSEL

2.2 Nasionalisme Afrika Selatan

Sebelumnya perlu diingatkan bahwa Afrika Selatan mengalami sejarah penjajahan yang cukup lama, dimana kekuasaan negara barat sangat berpengaruh. Akan tetapi walaupun pengaruh kaum kulit putih hingga sekarang masih besar pada negara tersebut, kaum kulit hitam dapat mengimbangi bahkan melawan kekuatan mereka dan menemukan nasionalisme di Afrika Selatan.

Nasionalisme muncul di Afrika Selatan dengan berbagai alasan salah satunya adalah kesamaan nasib dalam diskriminasi ras yang membuat mereka terdorong untuk mengangkat kecintaan pada tanah airnya. Untuk lebih jelasnya bagaimana nasionalisme dapat muncul di Afrika Selatan pada pembahasan ini akan dijelaskan berbagai alasan nasionalisme Afrika Selatan, dengan pengaitan menurut para ahli dan sedikit analisis dari kelompok kami.

Kebangkitan awal nasionalisme Afrika Selatan ditandai dengan perlawanan terhadap negara barat, dimana perlawanan tersebut bentuknya semakin berkembang dengan dasar perlawanan yang telah dibentuk jauh sebelum apatheid dibentuk. Perlawanan terhadap kekuatan kolonialisme dan eksploitasi kapitalisme mengambil empat bentuk utama, yaitu : (a) protes warga, (b) gereja independen, (c) elitis organisasi, dan (d) gerakan sosial1. Perlawanan-perlawanan tersebut dapat dilihat dari protes warga yang sering dilakukan oleh kaum kulit hitam atas penindasan, gerakan-gerakan gereja, bahkan gerakan sosial seperti demonstrasi, dan elitis organisasi yang membuat partai dan mengangkat kulit hitam, serta menimbulkan nasionalisme.

Nasionalisme dalam Afrika Selatan dapat dibilang mencapai puncaknya saat apartheid muncul, dimana masyarakat kulit hitam mengalami diskriminasi yang mencapai puncaknya. Karena persamaan nasib tersebut, nasionalisme terbentuk. Seperti yang telah dijelaskan dalam makalah ini pada sebelumnya Nelson Mandela menganggap bahwa apartheid selalu salah dan diskriminasi atau penggolongan sangatlah buruk, dengan pemikiran bahwa semua itu sama, beliau mencoba menyampaikan hal itu dengan menjadi aktivis yang memperjuangkan anti-apartheid, hingga terpenjaranya beliau tidak mematahkan semangat untuk menghapus apartheid di Afrika Selatan, dengan kebaikan bahwa semua manusia diperlakukan sama dan tidak ada perbedaan. Beliau sangat membenci rasisme dengan pernyataanya I detest racialism, because I regard it as a barbaric thing whether it comes from a black man or a white man, dan menginginkan hanyalah sebuah perdamaian dalam Afrika Selatan, dengan pernyataanya I dream of an Africa which is in peace with itself. Masyarakat kulit hitam di Afrika Selatan mengikuti pemikiran beliau dengan melakukan gerakan sosial, protes, bahkan menjadi aktivis, dan terjun dalam dunia politik. Hal tersebut membangun negara beserta rakyatnya dalam hal nasionalisme untuk masa depan Afrika Selatan. Nelson Mandela pada akhirnya dapat menyatukan kaum kulit hitam dan anti-apartheid lainnya dengan ANC (African National Congress) dan melawan apartheid yang telah lama menindas kaum kulit hitam Afrika Selatan.

Nasionalisme masyarakat Afrika Selatan dapat dibilang terbentuk dalam proses perlawanan mereka terhadap apartheid, dimana sebuah partai yang disebut ANC sangat berpengaruh pada nasionalisme dan penghapusan apartheid. Ditemukan tahun 1912 untuk membangkitkan persatuan kuat, menghilangkan kecemburuan, dan membangkitkan nasionalisme Afrika Selatan2. Pada akhirnya AFC membawa Afrika Selatan kepada arah cerah bersama Nelson Mandela yang memenangkan suara pada pemilihan tersebut seperti yang dijelaskan sebelumnya. Hal tersebut terjadi karena mayoritas pemilih adalah kulit hitam yang merupakan penduduk terbesar Afrika Selatan yang telah terbangun nasionalismenya karena sejarah perlawanan apartheid yang mereka

1 James Curry, Africa Under Colonial Domination, 1880-1935, Paris : United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization, 1990, hal 289.2 Peter Walshe, The Rise of African Nationalism in South Africa : The African National Congress, London : C. Hurst

& Co, 1970, hal 412.

Page 3: NARSISAFSEL

lalui. Rakyat lainnya (selain kulit hitam) yang menolak apartheid turut membela ANC untuk Afrika Selatan yang lebih baik dengan harapan penghapusan apartheid.

Nasionalisme Afrika terbentuk karena apartheid, dimana apartheid itu sendiri berdampak kepada kaum kulit hitam, yang merupakan ras mayoritas. Hal tersebut membuat teori Ernest Renan bekerja, dimana teori tersebut mengatakan bahwa nasionalisme terbentuk karena persamaan sejarah dan keinginan untuk bersama, dimana sejarah masyarakat kulit hitam adalah sama, mereka melalui penindasan dan diskriminasi yang dilakukan oleh kaum kulit putih sejak dahulu, dan hal tersebut membuat mereka mempunyai keinginan untuk bersama.

Nasionalisme menurut Otto Bauer adalah persamaan nasib, dan apa yang dialami masyarakat kulit hitam adalah sebuah persamaan nasib, dimana mereka ditindas dan merasakan diskriminasi, dengan apartheid sebagai puncaknya, dimana pada akhirnya persamaan nasib kulit hitam menghasilkan nasionalisme di Afrika Selatan.

Selain itu, dapat dilihat bahwa nasionalisme semakin berkembang setelah apartheid dihapuskan di Afrika Selatan, seperti yang dikatakan Soekarno, bangsa adalah sekelompok manusia yang mempunyai kesatuan sifat umum dan tinggal di atas wilayah geopolitik yang nyata dan merupakan suatu persatuan, Afrika Selatan telah mempunyai persamaan nasib dan keinginan bersatu, yang pada akhirnya mempunyai persatuan sifat umum, yaitu memajukan Afrika Selatan.

Setelah negara Afrika Selatan menghapuskan apartheid, nasionalisme para rakyat Afrika Selatan semakin tinggi, kemajuan semakin pesat, dan dapat dibilang negara tersebut telah menjadi sebuah negara stabil. Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan teori Burhan Magenda yang mengatakan bahwa, syarat negara stabil adalah memiliki etnis mayoritas sejumlah 65% dari jumlah penduduk. Untuk Afrika Selatan sendiri, 79.4% merupakan kulit hitam 9.2% kulit putih 8.8% kulit berwarna dan 2.6% adalah asia. Dapat dilihat bahwa mayoritas adalah kulit hitam dengan 79,4% dari jumlah penduduk, dengan itu menguatkan teori tersebut dalam hal negara stabil, dimana Afrika Selatan telah berkembang dan menjadi negara stabil.

Sekarang Afrika Selatan mengalami kemajuan di berbagai bidang, kemajuan tersebut menyebabkan tingkat nasionalisme mereka yang semakin tinggi, dimana kecintaan terhadap negara membuat mereka semakin terpacu dalam persaingan global, menunjukan eksistensi mereka di dunia. Pada masa sekarang berbagai hal dapat menambahkan rasa nasionalisme Afrika Selatan, salah satunya adalah yang telah terjadi belakangan ini, yaitu dalam bidang olahraga, mereka mengangkat sepak bola, dengan menjadi tuan rumah Piala Dunia 2010. Semangat nasionalisme muncul dari penyelenggaraan piala dunia itu sendiri dimana mereka menjadi tuan rumah dan ikut serta bermain, dimana Afrika Selatan bersaing dan mendapat dukungan penuh dari rakyatnya, menunjukan salah satu nasionalisme yang nyata.

Page 4: NARSISAFSEL

KESIMPULAN

Konflik etnis telah lama terjadi di Afrika Selatan, dimana kulit putih menindas kulit hitam, dengan diskriminasi yang diberikan, dan isu rasialis yang seakan tidak pernah berhenti, pada akhirnya puncak dari itu semua adalah saat apartheid muncul, sebuah sistem segregasi atau pemisahan terhadap ras yang diterapkan di Afrika Selatan pada sektor politik, ekonomi, sampai kehidupan budaya. Hal tersebut mengakibatkan kemunculan penolakan-penolakan dan perlawanan-perlawanan yang bertujuan untuk menghapuskan apartheid. Gerakan sosial terjadi, bahkan partai anti-apartheid muncul untuk menghapuskan apartheid itu sendiri dan memberikan persamaan pada kulit putih dan hitam untuk kemajuan Afrika Selatan.

Apartheid dapat dikaitkan dengan konflik etnis, dimana penindasan kaum hitam sering terjadi, sehingga perlawanan dilakukan, dimulai dengan aksi protes yang damai hingga pertumpahan darah. Konflik yang terjadi seringkali adalah pembantaian kulit hitam anti-apartheid yang memperjuangkan haknya dalam aksi protes. Dalam perlawananya partai-partai politik sangat berpengaruh dalam penghapusan apartheid pada akhirnya, diman

Apartheid itu sendiri memberikan persamaan nasib dan sejarah terhadap para kulit hitam, nasib dalam hal penindasan dan diskriminasi, serta sejarah adalah perkembangan isu apartheid itu sendiri, dari perjuangan mereka hingga terhapusnya apartheid itu sendiri. Isu apartheid membuat para masyarakat kulit hitam melakukan perlawanan dan penolakan, sehingga pada akhirnya nasionalisme mereka terbentuk dengan tujuan menghapus apartheid serta isu rasial lainnya dan memajukan Afrika Selatan.

Dapat dikatakan, bahwa apartheid sangatlah berpengaruh dalam pembentukan nasionalisme di afrika selatan, dimana apartheid memberikan nasib dan sejarah yang sama pada masyarakat kulit hitam Afrika Selatan, memberikan keinginan untuk bersatu dan memberikan semangat nasionalisme kepada mereka. Akhir kata, terlihat korelasi antara apartheid dan nasionalisme, dimana apartheid merupakan puncak dari konflik etnis di Afrika Selatan, antara kulit hitam dengan kulit putih, dan apartheid itu sendiri menghasilkan konflik-konflik etnis lainnya yang memacu persatuan pada kulit hitam, alhasil persamaan nasib, sejarah, dan keinginan untuk bersatu tersebut memicu nasionalisme Afrika Selatan yang pada akhirnya memberikan kemajuan pada negara tersebut.