nanomaterial
-
Upload
aulia-dewi-rosanti -
Category
Documents
-
view
20 -
download
2
description
Transcript of nanomaterial
Synthesis and Characterization of CNT/TiO2 Composites thermally derived from MWCNT and
Titanium (IV) n- Butoxide
Pada sintesis ini digunakan garam prekusor TNB(Acros Organics, USA) sebagai sumber
titanium untuk sintesis komposit CNT/TiO2 . Dimana TNB mempunyai struktur seperti dibawah
ini :
Material atau bahan lain yang digunakan pada studi ini adalah
Yang digunakan sebagaii starting material adalah serbuk kristalin MWCNT yang memiliki
kemurnian 95.9 % berat dari Nanokarbon (Nanokarbon Co., Ltd, Korea) . Pola XRD untuk
kemurnian MWCNT ditunjukkan pada gambar 1. Reagen (benzene dan ethyl alcohol) yang
digunakan adalah produk dari Duksan chemical Co. dan Daejung chemical Co. dan digunakan
tanpa pemurnian lebih lanjut. Evaporasi dan konsentrasi di dalam vakum dilakukan pada
tekanan aspirator air dan komponennya dikeringkan pada 1,33 Pa. Untuk perbandingan
digunakan fotokatalis TiO2 yang tersedia secara komersial Duk-San Pure Chemical Co., Korea)
yang digunakan sebagai fase tunggal dari anatase dengan partikel sekunder sekitar 80-150 µm
diagregasi dari partikel primer sekitar 30-50 µm dengan luas permukaan BET sekitar 83 m2/g.
Metode yang digunakan dalam sintesis ini adalah metode oksidasi MCPBA. Sintesis ini
terdiri dari beberapa langkah yaitu diantaranya adalah oksidasi kimia pada permukaan
MWCNT, preparasi komposit CNT/TiO2, karakterisasi dari komposit CNT/TiO2 dan
Efek fotokatalitik .
1. oksidasi kimia pada permukaan MWCNT
Asam m-chloroperbenzoic sebanyak 0,96 g dilarutkan di dalam 60 mL benzene sebagai
solvent, dan ditambahkan MWCNT sebanyak 40 mg, campuran yang diperoleh
direfluks pada atmosfer udara selama 6 jam. Kemudian solven dikeringkan pada titik
didih dari benzene yaitu 353,13 K. Padatan yang mengendap berwarna coklat gelap.
Setelah sempurna, endapan coklat gelap dicuci dengan ethyl alcohol dan kemudian
dikeringkan pada suhu 363 K. Sebelum perlakuan TNB untuk MWCNT teroksidasi,
digunakan dua perlakuan untuk MWCNT teroksidasi yaitu MWCNT teroksidasi dengan
HCl dan tanpa HCl.
2. preparasi komposit CNT/TiO2
Peneliti menyiapkan dua macam perlakuan untuk MWCNT teroksidasi (HCl dan tanpa
HCl) larutan kental dengan konsentrasi kemurnian dari 20 mL TNB untuk sintesis
composite CNT/TiO2. Untuk sintesis 0,5 g serbuk dari dua macam MWCNT teroksidasi
dicampurkan kedalam 20 mL TNB dan diaduk selama 5 jam pada suhu 333 K.
Kemudian, campuran serbuk dari TNB dengan dua macam MWCNT teroksidasi
dipanaskan pada suhu 973 K selama 1 jam untuk dekomposisi suhu. Sebelum perlakukan
suhu, pelarut pada campuran diuapkan pada suhu 343 K selama 1 jam. Setelah itu,
sample dikeringkan pada suhu 368 K selama 72 jam pada udara atmosfer. Singkatnya,
prosedur sintesis dan nomenclatures untuk komposit CNT/TiO2 dapat dilihat pada table
1.
3. karakterisasi dari komposit CNT/TiO2.
Untuk penentuan struktur kristalografi dari konstituen anorganik dari komposit
digunakan XRD (Shimatz XD-D1, Japan) dengan radiasi Cu Kα. Spektra EDX juga
digunakan untuk analisis elemen dari sampel. SEM (JSM-5200 JOEL, Japan) digunakan
untuk meneliti keadaan permukaan dan struktur dari dua macam komposit
CNT/TiO2.Untuk analisis efek fotodegradasi digunakan spectra UV-Vis untuk komposit
CNT/TiO2 yang direkam menggunakan spektrometer Genspec (Hitachi, Japan).
4. Efek fotokatalitik
Aktivitas fotokatalitik devaluasi menggunakan degradasi MB pada media aqueous
dibawah radiasi cahaya UV. Untuk radiasi UV, tabung reaksi diletakkan secara aksial
terhadap lampu UV(20 W, 365 nm). Lampu digunakan pada jarak 100 mm dari larutan
pada kotak yang gelap. Konsentrasi MB awal adalah 1.0 × 10-6 mole/L. Jumlah dari
komposit CNT/TiO2 dijaga pada 0.005 g/mL. Sebelum menyalakan penerangan,
suspense yang mengandung MB dan komposit CNT/TiO2 diaduk dengan menggunakan
ultrasonicater di dalam kondisi gelap selama 3 menit untuk membuat kesetimbangan
adsorpsi-desorpsi. Suspensi di radiasi dengan UV sebagai funsi radiasi. Sample kemudian
diambil secara teratur dari reactor dan penghilangan serbuk yang terdispersi dilakukan
dengan menggunakas sentrifuse. Larutan transparent dianalisis menggunakan
spektroskopi UV-VIS. Konsentrasi dari MB pada larutan ditentukan sebagai fungsi waktu
radiasi dari daerah absorbansi pada panjang gelombang UV yaitu 256 nm.
1. Struktur dan analisis Elemen
Penentuan struktur Kristal konstituen anorganik dari komposit menggunakan
XRD. Hasilnya dapat dilihat pada gambar 1 yang merupakan profil komponen katalis
komposit dari karbon dan TiO2. Gambar 1.b merupakan hasil dari MCT yang disintesis
tanpa perlakuan HCl, diketahui bahwa hanya fase anatase yang dideteksi untuk komposit
CNT/TiO2 dan untuk sampel HMCT (Gambar 1.c) dengan perlakuan HCl terdapat
campuran fase anatase dan rutile. Dari penelitian terdahulu, hasil XRD untuk formasi
TiO2 dari TNB menunjukkan bahwa fase anatase hilang dengan bertambahnya suhu dan
terjadi fase rutile pada suhu tinggi. Pada penelitian ini diketahui bahwa karakteristik
peak dari MWCNT dari semua bentuk komposit katalis sulit untuk diidentifikasi.
Dianggap sedikit bertambahnya lebar peak secara bertahap dikarenakan karena
menurunnya intesitas peak dari komposit katalis MWCNT.
Tidak adanya agregat MWCNT pada komposit katalis menunjukkan disperse
yang homogeny dari MWCNT pada matrix TiO2 yang juga didukung oleh karakteristik
peak MWCNT pada hasil XRD. Namun pada study lain pada hasil XRD untuk struktur
tipe anatase dari MWNT-TiO2 yang berasal dari MWCNT dan Ti(OC3H7)4 pada 673 K
diamati sangat jelas terdapat bentuk peak yang tajam dan pemisahan dari difraksi fase.
Hail XRD dari komposit TiO2/karbon dari study Maldonado Hodar et al
menunjukkan hasil yang sama untuk formasi Kristal anatase pada temperature rendah,
namun dengan bertambahnya suhu pirolisis ditunjukkan adanya pencampuran dari
struktur anatase dan rutil. Hal ini menjelaskan bahwa bertambahnya panas mempengaruhi
transisi fase dari fase murni anatae ke fase campuran anatase dan rutile aatau ke fase
rutile. Pada study ini, untuk komposit CNT/TiO2, struktur TiO2 yang ditunjukkan
merupakan fase anatase dari sampel MCT.
Hasil pengamatan bahwa mayoritas peak merupakan difraksi dari (101), (004),
(200) dan (204) planes dari anatase. Pada sampel HMCT, fase kristalin utama
ditunjukkan pada planes rutile dari (101), (103), (112), (105), (211), (204), (116) dan
(220) dengan planes anatase, mengindisikan TiO2 berada pada fase campuran anatase
dan rutile.
Mikroanalisis kuantitatif dari C dan Ti sebagai mayoritas elemen dari komposit
CNT/TiO2 ditunjukkan pada gambar 2. Karbon yang dilapisi partikel padat dan komposit
karbon untuk analisis elemental diamati pada berbagai tie titania. Pada penelitian ini,
spectra menunjukkan adanya mayoritas elemen dari C dan O dengan peak Ti yang kuat.
Tetapidapat dianggap bahwa spectrum untuk MWCNT menunjukkan adanya
ketidakmurnian dari elemen Fe Hal ini disebabkan karena MWCNT disintesis dengan
metode depoisi uap katalitik kimia. Pada fluidized bed reaktor katalis Fe. Hasil dari
mikroanalisis kuantitatif, EDX dari komposit CNT/TiO2 adalah 5.44: 42, 7 :51.9 untuk
sampel MCT dan 3.09: 26.2:70.68 untuk sampel HMCT sebagai rasio komponen dari
C:Ti:O. Pada kebanyakan kasus sampel oksigen dan titanium terdapat mayoritas elemen
dengan kuantitas yang kecil dan elemen karbon pada komposit CNT/TiO2. Hasil dari
mikroanalisis elemen EDX (% berat) dari komposit CNT/TiO2 dengan perlakuan adanya
HCl dan tidak adanyya HCl ke MWCNT dapat dilihat pada table 2.
2. Morfologi permukaan
Morfologi permukaan dari produk dengan atau tanpa asam dilihat dengan menggunakan
SEM. Perubahan morfologi MWCNT berdasarkan komposit yang diperoleh dari kondisi
eksperimen ditunjukkan pada gambar 3. Pada gambar 3a dan 3b menunjukkan gambar
SEM dari sampel tanpa perlakuan HCl (MCT) dimana diilustrasikan sangat jelas bahwa
MWCNT yang dihasilkan homogeny dengan partikel yang terdispersi dengan baik. Dapat
dilihat bahwa komposit memperlihatkan cirri/sifat kristaline dan kisi yang terbentuk
sangat baik pada anatase. Gambar dengan pembesaran rendah dari sampel MCT (a) dan
dengan sampel HMCT (c) yang di preparasi oleh dekomposisi termal oleh TNB
menunjukkan sampel yang homogen dengan hanya MWCNT yang tercover oleh TiO2
tanpa adanya gangguan seperti agregat antara CNT dan TiO2. Gambar dengan
pembesaran tinggi dapat dilihat dari gambar 3b dan d yang menunjukkan bahwa semua
MWCNT secara homogeny tercover pada dinding TiO2 dan tidak terdapat agregat TiO2.
Secara mikroskopik material ini tersusun rapat dan terdistribusi merata dan agregat yang
terkait MWCNT menghasilkan material yang rapat/padat. Hal ini menjelaskan bahwa
dispersi yang bagus dari partikel kecil MWCNT ke dalam agregat TiO2 dapat
memberikan informasi tentang keberadaan dari situs yang lebih reaktif yang disebabkan
oleh TiO2 yang dianggap akan menutup pada matriks 3D. Karena itu, dari distribusi
homogeny dapat menghasilkan fotokatalitik yang tinggi dari partikel kecil MWCNT ke
dalam agregat TiO2. Semakin tinggi aktivitas fotokatalitik dari komposit CNT/TiO2
maka dapat dikaitkan terhadap distribusi dari kompleks CNT dan dapat memegang peran
penting sebagai energy sensitizer untuk meningkatkan efisiensi kuantum dan transfer
muatan dari CNT.
3. Efek fotokatalitik terhadap MB
Gambar 4 menunjukkan perubahan dengan hilangnya warna dalam konsentrasi degradasi
relative MB di bawah sinar UV dalam larutan sebagai fungsi waktu. Degradasi MB
dengan komposit CNT/TiO2 komposit dilakukan untuk melihat pengaruh fotolisis UV.
Sebagaimana telah ditunjukkan dalam studi sebelumnya, jika konsentrasi MB yang
digunakan lebih tinggi maka intensitas nilai absorbansi maksimum bisa diperkirakan oleh
fotoproduk yang dibentuk sebagai fungsi waktu radiasi. Pembentukan absorbansi
maksimum yang proporsional dengan penurunan konsentrasi transient yang terbentuk
setelah eksitasi sinar UV. Namun, jika konsentrasinya rendah, maka nilai maksimum
tidak bisa diperkirakan dengan pasti, tapi absorbansi pada daerah percobaan menurun
dengan kenaikan waktu degradasi. Dalam penelitian ini, pengukuran absorbansi diteliti
pada daerah panjang gelombang 220 nm sampai 600 nm dengan produk MB merupakan
percobaan sebagai fungsi waktu fotodegradasi oleh komposit CNT/TiO2. Hal ini
menunjukkan bahwa nilai absorbansi maksimum berpindah/bergeser ke panjang
gelombang yang lebih besar dengan penurunan ke daerah absorbansi yang rendah
dengan bertambahnya waktu iradiasi. Hal ini dianggap bahwa cahaya transparan dari
larutan MB dapat meningkatkan efek degradasi fotokatalitik.
Degradasi fotokatalitik dari larutan aqueous MB yang mengandung fotokatalis
komposit CNT/TiO2 dibawah radiasi sinar UV menganut kinetika reaksi pseudo-orde 1.
Plot kinetik ditunjukkan oleh transformasi linear orde pertama ln (c0 / c) terhadap fungsi
waktu (f (t)) pada Gambar 5. Perubahan dengan penghilangan warna disajikan pada skala
logaritma ln (c0 / c) dari konsentrasi relatif MB yang terdegradasi dalam larutan aqueos
sebagai fungsi waktu radiasi UV.
TiO2 dan komposit fotokatalis CNT/TiO2 (CT) memberikan laju konstan
masing-masing adalah dari 6.8 (± 0.1) × 103 and 1.1 (± 0.1) × 102. Introduksi dari
MWCNT ke dalam matriks jelas mennyebabkan efek kombinasi kinetic degradasi MB
dengan peningkatan laju konstan oleh faktor kombinasi sebesar 1,62. Dalam penelitian
ini, efek fotokatalitik komposit CNT/TiO2 dapat dikaitkan dengan agregasi homogen
MWCNT yang berada dalam agregat TiO2. Pengaruh kombinasi antara MWCNT dan
TiO2 bisa berasal dari bertambahnya degradasi MB sebagai polutan pada komposit
CNT/TiO2 yang diikuti dengan transfer melalui interfase ke yang terfoto-terdegradasi.
Menurut studi sebelumnya, efek kombinasi untuk degradasi MB harus dikaitkan dengan
kedua efek antara photocatalysis dari supported TiO2 dan adsorpsitivitas karbon.
Dari hasil larutan MB yang terdegradasi selama 50 menit pada konsentrasi MB
awal 1,0 × 10-6 mol / L menunjukkan bahwa kinetika untuk komposite CNT/TiO2
menghasilkan efek degradasi yang lebih signifikan dengan meningkatnya nilai dari ln (c0
/ c) daripada TiO2 yang original. Dalam kinerja fotokatalitik, disarankan bahwa shade
dari konsentrasi MB harus dipertimbangkan untuk efek kedua-duanya antara
photocatalysis dari supported TiO2 dan biaya transfer muatan pada lapisan MWCNT.
Aktivitas dari sintesis katalis dievaluasi dengan membandingkan konstanta laju nyata
orde 1 yang dpat dilihat pada table 3.
Sebagai mekanisme yang dapat diterima untuk menggambarkan efek kombinasi
MWCNT yang bertindak sebagai elektron sensitizer dan donor dalam komposit
fotokatalis. diagram skematik dari mekanisme ditunjukkan pada Gambar 6. Menurut
sifat semikonduktor dari CNT, MWCNT dapat menerima elektron foto-induced (e-)
dengan radiasi UV iradiasi. Hal ini dianggap bahwa elektron dalam MWCNT ditransfer
kedalam pita konduksi partikel TiO2. Maka elektron pada pita konduksi dapat bereaksi
dengan O2, yang dapat memicu pembentukan ion superoksida radikal yang sangat reaktif
(O2 • -). Secara Bersamaan,lubang yang bermuatan positif (h +) kemungkinan dapat
dibentuk dengan transfer elektron dari ikatan valensi pada TiO2 ke MWCNT. Lubang
bermuatan positif (h +) dapat bereaksi dengan OH- yang berasal dari H2O,
yang dapat memicu pembentukan radikal hidroksil (HO •). Akibatnya, gugus radikal
bertanggung jawab terhadap dekomposisi dari senyawa organik.
KESIMPULAN
Dalam studi ini, peneliti melakukan sintesis dan karakterisasi dari CNT/TiO2 komposit
termal berasal dari MWCNTs dan TNB dengan metode oksidasi yang telah ditingkatkan.
Struktur, variasi, analisis unsur dan morfologi permukaan diselidiki melalui persiapan dua jenis
komposit CNT/TiO2 . Pada pola XRD untuk komposit CNT/TiO2 mengungkapkan bahwa
hanya fase anatase yang dapat diidentifikasi untuk komposit MCT, tetapi komposit HMCT
disintesis dengan perlakuan HCl dan teramati bahwa terdapat campuran fase anatase dan rutil.
Spektrum EDX menunjukkan adanya Ti sebagai elemen utama dengan puncak yang kuat. Dari
hasil SEM, sampel MCT dan HMCT yang disintesis oleh dekomposisi termal dengan TNB
menunjukkan sampel yang homogen dengan hanya MWCNT yang tercover dengan TiO2 tanpa
adanya agregat seperti antara CNT dan TiO2. Menurut hasil fotokatalitik membuktikan
hubungan pada ln (c0 / c) pada produk larutan MB yang merupakan fungsi waktu di bawah
radiasi UV menunjukkan garis yang linier, hal ini bergantung pada sifat kinetik orde pertama.
Dari hasil, dapat disarankan mekanisme fotokatalitik yang dapat diterima antara MWCNT dan
TiO2.