Nana Punya Anak

52
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Febris atau peningkatan suhu tubuh merupakan salah satu manifestasi umum penyakit infeksi, namun dapat juga disebabkan oleh penyakit non infeksi ataupun keadaan fisiologis. Febris didefinisikan sebagai keadaan kenaikan suhu tubuh. Batas kenaikan suhu adalah 37,8 o C bila diukur secara oral atau diatas 38,4 o C pada pengukuran di rektal. 1 Observasi febris merupakan suatu keadaan penderita dengan demam tujuh hari atau lebih dengan pemeriksaan klinik dan pemeriksaan penunjang belum jelas kearah diagnosis yang pasti. 1 Anak dengan observasi febris sangat sering dijumpai. Ada beberapa diagnosis yang sering merupakan diagnosa banding pada penderita dengan observasi febris, yaitu antara lain malaria, infeksi saluran kemih, demam tifoid, dan tuberkulosis. Keempat diagnosis banding tersebut memiliki gejala sama yaitu febris lebih dari tujuh hari. Anamnesis dan pemeriksaan fisik yang lengkap dan teliti sangat membantu dalam menegakkan diagnosis, sehingga akhirnya penderita mendapat penatalaksaan yang tepat. ,1,2 1

description

jsd

Transcript of Nana Punya Anak

BAB II

BAB 1PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Febris atau peningkatan suhu tubuh merupakan salah satu manifestasi umum penyakit infeksi, namun dapat juga disebabkan oleh penyakit non infeksi ataupun keadaan fisiologis. Febris didefinisikan sebagai keadaan kenaikan suhu tubuh. Batas kenaikan suhu adalah 37,8 o C bila diukur secara oral atau diatas 38,4 o C pada pengukuran di rektal.1Observasi febris merupakan suatu keadaan penderita dengan demam tujuh hari atau lebih dengan pemeriksaan klinik dan pemeriksaan penunjang belum jelas kearah diagnosis yang pasti.1 Anak dengan observasi febris sangat sering dijumpai. Ada beberapa diagnosis yang sering merupakan diagnosa banding pada penderita dengan observasi febris, yaitu antara lain malaria, infeksi saluran kemih, demam tifoid, dan tuberkulosis. Keempat diagnosis banding tersebut memiliki gejala sama yaitu febris lebih dari tujuh hari.

Anamnesis dan pemeriksaan fisik yang lengkap dan teliti sangat membantu dalam menegakkan diagnosis, sehingga akhirnya penderita mendapat penatalaksaan yang tepat.,1,2

Namun bila pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan penunjang lain tidak menunjang ke arah suatu diagnosis dan penderita sudah tidak demam, maka penderita dipulangkan dengan diagnosa demam tanpa kausa jelas (febris causa ignota atau fever of unknown origin = FUO)1-2.

Di Indonesia, malaria sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan masyarakat. Angka morbiditas dan mortalitas malaria masih cukup tinggi, terutama di luar Jawa dan Bali. Malaria merupakan penyakit infeksi akut atau kronik yang disebabkan oleh plasmodium, ditandai dengan gejala demam rekurens, anemi dan splenomegali.1Infeksi saluran kemih merupakan keadaan dimana kuman bertumbuh dan berkembang biak di dalam traktus urinarius dengan jumlah yang bermakna. Pada masa neonatus sampai umur 3 bulan, infeksi saluran kemih lebih banyak di temukan pada bayi laki-laki. Bakteri penyebab yang paling banyak ialah golongan Enterobakteriaceae yang berasal dari daerah perineum atau traktus intestinal. E. coli merupakan penyebab 70-80 % pada infeksi saluran kemih yang biasa (simplek).Demam tifoid adalah suatu penyakit akut yang menyerang saluran cerna ditandai dengan gejala demam lebih dari satu minggu, gangguan saluran cerna, dan adanya gangguan kesadaran. Insiden terjadinya sudah menurun untuk negara negara maju, tetapi untuk negara berkembang insidennya masih tinggi sehingga masih merupakan masalah kesehatan di Indonesia. Di Amerika angka kejadian demem tifoid sekitar 150 kasus per 100.000 penduduk pertahun. Untuk asia 900 kasus per 100.000 penduduk. Di Indonesia demam typhoid merupakan penyakit endemik dengan usia penderita tebanyak 3-19 tahun sekitar 91 %.1,4Tuberkulosis masih merupakan masalah kesehatan di negara maju dan berkembang termasuk Indonesia baik dari segi morbiditas maupun mortalitas. Berdasarkan survei kesehatan rumah tangga tahun 1995, TB merupakan penyebab kematian nomor 3 dari seluruh kelompok usia dan nomor 1 diantara penyakit infeksi.

Berdasarkan latar belakang tersebut penulis tertarik untuk menyajikan kasus seorang anak dengna diagnosis observasi febris dan gizi baik yang mendapatkan perawatan rawat inap di RSUP Dr. Kariadi semarang.

A. Rumusan Masalah

Apakah mahasiswa mampu menegakkan diagnosis suatu penyakit dan melakukan pengelolaan atas penyakit yang ada?B. Manfaat Manfaat laporan kasus besar ini adalah sebagai media belajar agar mahasiswa mengetahui cara menegakkan dan melakukan pengelolaan terhadap penderita observasi febris, dengan gizi baik.BAB 2LAPORAN KASUS

A.IDENTITAS PENDERITA

Nama: An. A J

Umur: 6 tahun 11 bulan

Jenis kelamin: Laki-laki

Alamat:Pedurungan Lor Rt III /Rw V. Pedurungan, Semarang

Agama: Islam

Suku: Jawa

No. CM: B191075

Bangsal : CI LIITanggal Masuk: 20 Juni 2005 (pkl 09.40 WIB)

IDENTITAS ORANG TUA

Nama Ayah: Tn. S K Nama Ibu: Ny. S Y

Umur: 34 tahun

Umur

: 34 tahun

Alamat: Pedurungan LorAlamat

: Pedurungan Lor

Agama: Islam

Agama

: Islam

Suku: Jawa

Suku

: Jawa

Pekerjaan: Buruh Bangunan Pekerjaan: Ibu Rumah Tangga

Pendidikan: SD

Pendidikan : SD

B. DAFTAR MASALAH

No.Masalah AktifTglNo.Masalah PasifTgl

1.

2.

Observasi febris

Gizi baik

20/06/2005

20/06/2005

3.Sosial ekonomi kurang20/06/2005

C. ANAMNESIS Alloanammesis dengan ibu penderita tanggal 20 Juni 2005 pukul 14.30 WIB

a. Keluhan Utama : Panas

b. Riwayat Penyakit Sekarang 14 hari anak panas, panas naik turun. Panas tinggi terutama malam hari dan turun pagi hari, turun tidak sampai normal (panas nglemeng). Tidak menggigil, tidak kejang, batuk, ngekel, tidak ada dahak, tidak pilek, tidak ada keringat malam hari, nafsu makan menurun, berat badan turun (dalam 2 minggu berat badan turun ( 2 kg). Tidak ada mual, tidak ada muntah, nyeri perut hilang timbul, timbul terutama bila panas. Tidak ada nyeri telan. Tidak ada keluar bintik-bintik seperti digigit nyamuk. Kencing tidak ada keluhan, jumlah cukup, tidak ada nyeri saat buang air kecil, tidak ada rasa panas saat buang air kecil. Berak sulit. Terakhir buang air besar 3 hari yang lalu, lembek, kuning, tidak ada darah, tidak ada lendir. Anak suka jajan diwarung. Riwayat bepergian ke daerah endemis malaria (+) ke Purbalingga piknik sekolah ( 2 minggu sebelum anak panas.

Kemudian anak dibawa ke dokter praktek 24 jam, diberi dua macam obat syrup ( ibu penderita lupa namanya) dan puyer. Minum obat teratur, panas turun setelah minum obat, namun tidak lama panas naik lagi. Batuk dan nyeri perut tidak berkurang.

3 hari yang lalu anak dibawa ke UGD RSDK dan diberi satu macam obat puyer, minum obat teratur, namun keluhan tidak berkurang, kemudian anak dibawa ke poli anak RSDK, dan disarankan untuk rawat inap.

Dari kecil nafsu makan anak baik, namun anak sering sakit, saat sakit nafsu anak menurun, anak jadi sulit makan. ASI eksklusif diberikan hingga usia anak 3 bulan, namun ASI masih terus diberikan hingga anak usia 2 tahun. Usia 3 bulan-1 tahun, bubur sun setengah sachet, 3 kali sehari habis. Jika anak bosan diselingi dengan bubur nasi, 1 piring kecil dengan lauk telur, ikan, tahu, tempe daging kadang-kadang, dengan sayur bayam, wortel, habis. Buah pisang setengah, dilembutkan, satu kali sehari, habis.Usia 1 tahun - sekarang, nasi dengan telur, ayam, bandeng, tahu, tempe sayur-sayuran bayam, kangkung, wortel, kadang buah (pisang, jeruk, pepaya) 3 x sehari, 1 piring kecil, habis. c. Riwayat Penyakit Dahulu Penyakit yang pernah diderita batuk, pilek, mencret.

Anak pernah sakit seperti ini (( 3 tahun yang lalu), panas naik turun ( 3 minggu, batuk ngekel, nyeri perut terutama bila panas, diperiksa darah dan kencing di RSDK, dinyatakan tidak ada kelainan, diberi obat rawat jalan. Anak sering batuk, hilang timbul. Riwayat kontak dengan penderita batuk lama (+), nenek penderita tinggal serumah dengan penderita selama 1 tahun.

d. Riwayat Penyakit Keluarga

( Nenek penderita batuk lama namun belum pernah berobat.

( Saudara sepupu penderita (teman bermain penderita) pernah dirawat selama 10 hari di RSDK (( 3 bulan yang lalu) karena sakit tifus.e. Riwayat Sosial EkonomiAyah penderita seorang buruh bangunan, pendapatan per bulan tidak tetap. Ibu penderita tidak bekerja, pendapatan rata-rata per bulan Rp. 300.000,00. Menanggung 3 orang anak, belum mandiri. Biaya pengobatan ditanggung keluarga.

Kesan sosial ekonomi: kurang

f. Riwayat pemeliharaan prenatal

Prenatal: di bidan, 9x, suntik TT 2x. Penyakit kehamilan disangkal, riwayat perdarahan disangkal, riwayat trauma disangkal, obat yang diminum selama hamil : vitamin dan tablet tambah darah.

g. Riwayat kelahiranNoKehamilan dan PersalinanTgl lahir/umur

1.

2.

3.

4. , aterm, spontan, dukun, berat lahir: tidak tahu , aterm, spontan, dukun, berat lahir : tidak tahu , aterm, spontan, dukun, berat lahir : tidak tahuAbortus, 4 bulan, kuret (+)13 tahun

10 tahun

7 juli 2005

(6 tahun 11 bulan)

h. Riwayat Pemeliharaan Postnatal

Pemeliharaan postnatal di bidan, keadaan anak sehat.i. Riwayat kontrasepsi

Ibu penderita mengikuti KB dengan sistem steril sejak ( 3 tahun yang laluj. Riwayat ImunisasiBCG

: 1 x ( 0 bulan ), skar (+)

DPT

: 3 x ( 2,3,4 bulan )

Polio

: 4 x ( 0,2,3,4 bulan )

Hepatitis B: 3 x ( 0,1,6 bulan )

Campak: 1 x (9 bulan)

Kesan: imunisasi dasar lengkap sesuai umur.

Imunisasi ulangan (booster) belum dilakukan.k. Riwayat Makan dan Minum anak

Usia 0-3 bulan, ASI semau anak sampai umur 2 tahun kemudian dihentikan dengan alasan ASI tidak keluar lagi.

Usia 3 bulan-1 tahun, bubur sun setengah sachet, 3 kali sehari habis. Jika anak bosan diselingi dengan bubur nasi, 1 piring kecil dengan lauk telur, ikan, tahu, tempe daging kadang-kadang, dengan sayur bayam, wortel, habis. Buah pisang setengah, dilembutkan, satu kali sehari, habis.Usia 1 tahun - sekarang, nasi dengan telur, ayam, bandeng, tahu, tempe sayur-sayuran bayam, wortel, kangkung, kadang buah (jeruk, pepaya, pisang) 3 x sehari, 1 piring kecil, habis.

Kesan : kuantitas cukup kualitas kurang, penyapihan terlalu dini

l. Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan anak

Pertumbuhan :

Berat badan lahir tidak tahu, panjang badan lahir tidak tahu, berat badan sekarang 15,6 kg, panjang badan 111 cm, lingkar kepala 49 cm (mesosefal).

Dari lahir sampai umur 1 tahun, pertumbuhan anak berdasar KMS mencapai normal growth, dari usia 1 tahun hingga sekarang anak sering sakit, kuantitas makan baik, kualitas makan kurang, status gizi kurang. (KMS terlampir)

Perkembangan :

Senyum 2 bulan, miring 3 bulan, tengkurap 5 bulan, duduk 7 bulan, gigi keluar 7 bulan, merangkak 9 bulan, berdiri 12 bulan, berjalan 12 bulanSaat ini anak sekolah TK O besar (tidak pernah tinggal kelas)

Kesan: Pertumbuhan : sesuai umur

Perkembangan : sesuai umur

D. PEMERIKSAAN FISIK

Tanggal 20 Juni 2005 pukul 15.00 WIB

Seorang anak Laki-laki, umur 6 tahun 11 bulan, BB: 15,6 kg, TB: 110 cm

Keadaan umum:Sadar, kurang aktif, tampak lemah, tampak kurusTanda vital:Heart rate: 120 x/menit

Respiratory rate: 24 x/ menit

Nadi : isi dan tegangan cukup Tekanan darah: 100/60 mmHg

Suhu: 37,8o C

Kepala:Lingkar kepala: 49 cm, mesosefal

Ubun-ubun besar datar

Kulit:Tidak sianosis, Tidak pucat, tidak ikterik, tidak ada petekiae. Turgor kembali cepat

Rambut:Hitam, tidak mudah dicabut.

Mata:Tidak ada konjungtiva palpebra anemis, tidak ada sklera ikterik

Telinga:Tidak ada discharge

Hidung:Tidak ada epistaksis, tidak ada nafas cuping

Mulut:Bibir tidak sianosis, tidak kering, lidah tidak kotor, tidak tremor dan tepi lidah tidak hiperemis. Karies gigi (-), tidak ada gusi berdarah

Tenggorok:T1-1, faring tidak hiperemis (-)

Leher:Pembesaran kelenjar limfe (+) / (+) diameter ( 1 cm,tunggal, warna sama dengan kulit, mudah digerakkan, kenyal, tidak nyeri tekan.

Kaku kuduk (-)Dada: Simetris, Statis, Dinamis

Pulmo:

Inspeksi:Simetris, statis dinamis, tidak ada retraksi

Palpasi:Stem fremitus kanan = kiri

Perkusi :Sonor seluruh lapangan paru

Auskultasi :Suara dasar vesikuler

Suara tambahan: wheezing -/-, ronkhi -/-, hantaran +/+

Hantaran (+)/(+)Jantung :

Inspeksi:Iktus kordis tidak tampak

Palpasi:Iktus kordis teraba di sela iga V, 2 cm medial linea medioklavikula sinistra, tidak kuat angkat, tidak melebar

Perkusi:Batas kiri:sela iga V 2 cm medial linea medioklavikularis kiri

Batas atas

: sela iga II linea parasternal kiri

Batas kanan: linea parasternalis kanan

Auskultasi: Bunyi jantung I dan II normal, gallop (-), bising (-).

M1>M2, A1