Nahdlatul ‘Ulama

18
Nahdlatul ‘Ulama: Sejarah dan Kontribusinya bagi Bangsa Indonesia Abdul Hadi Ilman

description

NU, Indonesia, Islam

Transcript of Nahdlatul ‘Ulama

Nahdlatul Ulama: Sejarah dan Kontribusinya bagi Bansa Indonesia

Nahdlatul Ulama: Sejarah dan Kontribusinya bagi Bangsa IndonesiaAbdul Hadi IlmanOutlinePra pendirianPeriode pembentukanPeran dalam Kemerdakaan Republik IndonesiaPeran politik pasca kemerdekaanPeran sosialsituasi sebelum pendirianDomestikdemam kebangkitan nasionalTerbentuknya Nahdlatul Wathan (Kebangkitan Tanah Air) 19161918didirikan Taswirul Afkaratau dikenal juga dengan "Nahdlatul FikriDibentukany Nahdlatut Tujjar (pergerakan kaum saudagar)Syubbanul Wathon (Pemuda Tanah Air) 1924lasykar Hizbullah (Tentara Allah)Sabilillah (Jalan menuju Allah)Internasional

Pembentukan NUBerangkat komite dan berbagai organisasi yang bersifat embrional dan ad hoc, maka setelah itu dirasa perlu untuk membentuk organisasi yang lebih mencakup dan lebih sistematis, untuk mengantisipasi perkembangan zamanMembentuk organisasi yang bernama Nahdlatul Ulama (Kebangkitan Ulama) pada 16 Rajab 1344 H (31 Januari 1926). Organisasi ini dipimpin oleh K.H. Hasyim Asy'ari sebagaiRais Akbar.Motif Pendirian NUMotif Agamasemangat menegakkan dan mempertahankan Agama Allah di Nusantara, meneruskan perjuangan Wali Songo

Motif Nasionalismeniatan kuat untuk menyatukan para ulama dan tokoh-tokoh agama dalam melawan penjajahan

Motif Mempertahankan Faham Ahlussunnah wal Jamaah

Peran KyaiKhittah NUUntuk menegaskan prisip dasar organisasi ini, maka K.H. Hasyim Asy'ari merumuskankitab Qanun Asasi(prinsip dasar), kemudian juga merumuskankitab I'tiqad Ahlussunnah Wal Jamaah. Kedua kitab tersebut kemudian diejawantahkan dalam khittah NU, yang dijadikan sebagai dasar dan rujukan warga NU dalam berpikir dan bertindak dalam bidang sosial, keagamaan dan politik.PemikiranAkidahAhlussnnah wal jamaahTeologi: Abu Hasan Al-Asyari dan Abu Mansur Al-Maturidi

FiqihDominan mazhab SyafiI, dan mengakui tiga madzhab yang lain: imamHanafi, imamMaliki, dan imamHambalisebagaimana yang tergambar dalam lambang NU berbintang 4 di bawah

TasawufAl-Ghazali dan Junaid Al-Baghdadi, yang mengintegrasikan antara tasawuf dengansyariat

Ahlusunnah wal JamaahKonsep Ahlussunnah wal Jama'ah dalam kitab al-Qnn al-Assiy li Jami'yyah Nahdlah al-'Ulam'. Al-Qnn al-Assiy berisi dua bagian pokok, yaitu : (1) Risalah Ahlussunnah wal Jama'ah, yang memuat tentang kategorisasi sunnah dan bid'ah dan penyebarannya di pulau Jawa, dan (2) Keharusan mengikuti mazhab empatMengenai istilah Ahlussunnah wal Jama'ah, KH. M. Hasyim Asy'ari dengan mengutip Abu al-Baqa' dalam bukunya, al-Kulliyyt, mengartikannya secara bahasa sebagai jalan, meskipun jalan itu tidak disukai. Menurut syara', 'sunnah' adalah sebutan bagi jalan yang disukai dan dijalani dalam agama sebagaimana dipraktekkan oleh Rasulullah Saw. atau tokoh agama lainnya, seperti para sahabat. Sebagaimana dikatakan Syeikh Zaruq dalam kitab 'Uddah al-Murd, menurut syara', 'bid'ah' adalah munculnya perkara baru dalam agama yang kemudian mirip bagian agama, padahal bukan bagian darinya, baik formal maupun hakekatnya.Ahlusunnah wal JamaahYang menarik dalam Qnn Assiy adalah bahwa KH. M. Hasyim Asy'ari melakukan serangan keras kepada Muhammad 'Abduh, Rasyid Ridha, Muhammad Ibn 'Abd al-Wahhab, Ibn Taimiyah, dan dua muridnya Ibn al-Qayyim dan Ibn 'Abd al-Hadi yang telah mengharamkan praktek yang telah disepakati umat Islam sebagai bentuk kebaikan seperti ziarah ke makam Rasulullah. Dengan mengutip pendapat Syeikh Muhammad Bakhit al-Hanafi al-Muti'i dalam risalahnya Tathr al-Fu'd min Danas al-'Itiqd, KH. M. Hasyim Asy'ari menganggap kelompok ini telah menjadi fitnah bagi kaum muslimin, baik salaf maupun khalaf. Mereka merupakan aib dan sumber perpecahan bagi kaum muslimin yang mesti segera dihambat agar tidak menjalar ke mana-mana. Dalam perkembangan selanjutnya, konsep Ahlussunnah wal Jama'ah tersebut mengalami proses pergulatan dan penafsiran yang intensif di kalangan warga NU.Ahlusunnah wal JamaahOleh para ulama NU, Ahlussunnah wal Jama'ah dimaknai dalam dua pengertian. Pertama, Ahlussunah Wal Jama'ah sudah ada sejak zaman sahabat nabi dan tabi'in yang biasanya disebut generasi salaf. Pendapat ini didasarkan pada pengertian Ahlussunah Wal Jama'ah, yakni mereka yang selalu mengikuti sunnah Nabi Saw. dan para sahabatnya. Kedua, pendapat yang mengatakan bahwa Ahlussunah Wal Jama'ah adalah paham keagamaan yang baru ada setelah munculnya rumusan teologi Asy'ari dan Maturidi dalam bidang teologi, rumusan fiqhiyyah mazhab empat dalam bidang fikih serta rumusan tashawuf Junayd al-Bagdadi dalam bidang tashawufBasis PendukungPerlu diperjelas istilah: anggota, pendukung atau simpatisan, serta Muslim tradisionalis yang sepaham dengan NU. Warga berbeda dengan anggota, dan tidak ada pendataan yang serius terkait dengan jumlah waga NUPendukung atau simpatisan, ada dua cara melihatnya. politik, bisa dilihat dari jumlah perolehan suara partai-partai yang berbasis atau diasosiasikan dengan NU, seperti PKBU, PNU, PKU, Partai SUNI, dan sebagian dari PPP. paham keagamaan, 48% dari Muslim santri Indonsia (Saiful Mujani, 2002), dan 51 juta dari 80 muslim santri Indonesia (Suadi Asyari)Secara geografis tersebar di seluruh Indonesia dan mempunyai profesi yang beragam. Pada umumnya mereka memiliki ikatan cukup kuat dengan dunia pesantren yang merupakan pusat pendidikan rakyat dan cagar budaya NU.Basis pendukungnya mengalami pergeseran dari yang dulunya didominasi masyarakat kelas bawah, sekarang semakin banyak intelektual yang tergabung di NUOrganisasiTujuanMenegakkan ajaran Islam menurut paham Ahlussunnah waljama'ah di tengah-tengah kehidupan masyarakat, di dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

UsahaDi bidang agama, melaksanakan dakwah Islamiyah dan meningkatkan rasa persaudaraan yang berpijak pada semangat persatuan dalam perbedaan.Di bidang pendidikan, menyelenggarakan pendidikan yang sesuai dengan nilai-nilai Islam, untuk membentuk muslim yang bertakwa, berbudi luhur, berpengetahuan luas.Hal ini terbukti dengan lahirnya Lembaga-lembaga Pendidikan yang bernuansa NU dan sudah tersebar di berbagai daerah khususnya di Pulau Jawa.Di bidang sosial budaya, mengusahakan kesejahteraan rakyat serta kebudayaan yang sesuai dengan nilai keislaman dan kemanusiaan.Di bidang ekonomi, mengusahakan pemerataan kesempatan untuk menikmati hasil pembangunan, dengan mengutamakan berkembangnya ekonomi rakyat.Hal ini ditandai dengan lahirnya BMT dan Badan Keuangan lain yang yang telah terbukti membantu masyarakat.Mengembangkan usaha lain yang bermanfaat bagi masyarakat luas. NU berusaha mengabdi dan menjadi yang terbaik bagi masyrakat.

JaringanHingga akhir tahun 2000, jaringan organisasi Nahdlatul Ulama (NU) meliputi:

31 Pengurus Wilayah339 Pengurus Cabang12 Pengurus Cabang Istimewa2.630 Majelis Wakil Cabang37.125 Pengurus Ranting

Peran NU bagi Kemerdekaan RISejarah mencatat, meski bangsa Indonesia telah memproklamasikan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, 53 hari kemudian NICA (Netherlands Indies Civil Administration) nyaris mencaplok kedaulatan RI. Pada 25 Oktober 1945, 6.000 tentara Inggris tiba di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. Pasukan itu dipimpin Brigadir Jenderal Mallaby, Panglima Brigade ke-49 (India). Penjajah Belanda yang sudah hengkang pun membonceng tentara sekutu itu.Praktis, Surabaya genting. Untung, sebelum NICA datang, Soekarno sempat mengirim utusan menghadap Hadhratus Syaikh KH. Hasyim Asyari di Pesantren Tebuireng, Jombang. Melalui utusannya, Soekarno bertanya kepada Hadhratus Syaikh KH. Hasyim Asyari: Apakah hukumnya membela tanah air? Bukan membela Allah, membela Islam, atau membela al-Qur'an. Sekali lagi, membela tanah air?Hadhratus Syaikh KH. Hasyim Asyari yang sebelumnya sudah punya fatwa jihad kemerdekaan bertindak cepat. Dia memerintahkan KH. Wahab Hasbullah, KH. Bisri Syansuri, dan para Kiyai lain untuk mengumpulkan para Kiyai se-Jawa dan Madura. Para Kiyai dari Jawa dan Madura itu lantas rapat di Kantor PB Ansor Nahdlatoel Oelama (ANO), Jalan Bubutan VI/2, Surabaya, dipimpin Kiai Wahab Hasbullah pada 22 Oktober 1945.Peran NU bagi Kemerdekaan RIPada 23 Oktober 1945, Hadhratus Syaikh KH. Hasyim Asyari atas nama Pengurus Besar NU mendeklarasikan seruan jihad fi sabilillah, yang kemudian dikenal dengan Resolusi Jihad.Ada tiga poin penting dalam Resolusi Jihad itu: Pertama, setiap muslim tua, muda, dan miskin sekalipun- wajib memerangi orang kafir yang merintangi kemerdekaan Indonesia. Kedua, pejuang yang mati dalam perang kemerdekaan layak disebut syuhada. Ketiga, warga Indonesia yang memihak penjajah dianggap sebagai pemecah belah persatuan nasional, maka harus dihukum mati.Jadi, umat Islam wajib hukumnya membela tanah air. Bahkan, haram hukumnya mundur ketika kita berhadapan dengan penjajah dalam radius 94 km (jarak ini disesuaikan dengan dibolehkannya Qashar Shalat). Di luar radius itu dianggap fardhu kifayah (kewajiban kolektif, bukan fardhu ain, kewajiban individu).Peran NU bagi Kemerdekaan RIFatwa jihad yang ditulis dengan huruf pegon itu kemudian digelorakan Bung Tomo lewat radio. Keruan saja, warga Surabaya dan masyarakat Jawa Timur yang keberagamaannya kuat dan mayoritas NU merasa terbakar semangatnya. Ribuan Kiyai dan santri dari berbagai daerah -seperti ditulis M.C. Ricklefs (1991), mengalir ke Surabaya.Meletuslah peristiwa 10 November 1945 yang dikenang sebagai hari pahlawan. Para Kiyai dan pendekar tua membentuk barisan pasukan non regular Sabilillah yang dikomandani oleh KH. Maskur. Para santri dan pemuda berjuang dalam barisan pasukan Hizbullah yang dipimpin oleh H. Zainul Arifin. Sementara para Kiyai sepuh berada di barisan Mujahidin yang dipimpin oleh KH. Wahab Hasbullah. Perang tak terelakkan sampai akhirnya Brigadir Jenderal Mallaby tewas.NU dan PolitikPertama kali NU terjun pada politik praktis pada saat menyatakan memisahkan diri dengan Masyumi pada tahun 1952 dan kemudian mengikutiPemilu 1955. NU cukup berhasil dengan meraih 45 kursi DPR dan 91 kursi Konstituante. Pada masaDemokrasi TerpimpinNU dikenal sebagai partai yang mendukungSukarno. Setelah PKI memberontak, NU tampil sebagai salah satu golongan yang aktif menekan PKI, terutama lewat sayap pemudanya GPAnsor.NU kemudian menggabungkan diri denganPartai Persatuan Pembangunanpada tanggal 5 Januari 1973 atas desakan penguasaorde baru. Mengikuti pemilu 1977 dan 1982 bersama PPP. Pada muktamar NU di Situbondo, NU menyatakan diri untuk 'Kembali ke Khittah 1926' yaitu untuk tidak berpolitik praktis lagi.Namun setelahreformasi 1998, muncul partai-partai yang mengatasnamakan NU. Yang terpenting adalahPartai Kebangkitan Bangsayang dideklarasikan olehAbdurrahman Wahid. Padapemilu 1999PKB memperoleh 51 kursi DPR dan bahkan bisa mengantarkanAbdurrahman WahidsebagaiPresiden RI. Pada pemilu 2004, PKB memperoleh 52 kursi DPR.