Myrtaceae
-
Upload
itsdanicaputrys-worlds -
Category
Documents
-
view
220 -
download
0
description
Transcript of Myrtaceae
Genus Sygyzium Gaertner (Myrtaceae) terdiri lebih dari 1200 spesies
terutama didistribusikan di daerah tropis dunia lama dari Afrika ke Pasifik Barat
dengan konsentrasi utama (dominasi tanaman) di Malesia. Ciri-cirinya adalah pohon
yang hijau sepanjang tahun dengan ukuran medium, tinggi maksimal 10 meter lurus,
batang keabu-abuan, daun simple, saling berlawanan dan oval, bunga biseksual
dengan warna putih kekuningan (Narayanan et.al., 2014).
Tanaman T. tree (Melaleucaalternifolia) termasuk ke dalam suku Myrtaceae.
Minyak atsiri T tree banyak dihasilkan di Australia. Tanaman T. tree semula
merupakan obat tradisional dari suku Amborigin. Kini, minyak T.tree banyak
digunakan di dunia, untuk aromatheraphy. Karena termasuk ke dalam suku
Myrtaceae, tanaman ini mungkin dapat ditumbuhkembangkan di Indonesia sehingga
dapat dibudidayakan (Koensoemardiyah, 2010).
Tumbuhan kayu putih (Melaleuca leucadendra (L). L), merupakan salah satu
tumbuhan penghasil minyak atsiri yang mana daun tumbuhan ini mengandung
minyak atsiri sekitar 0,5 - 1,5% tergantung efektivitas penyulingan dan kadar minyak
yang terkandung terhadap bahan yang disuling. Sistematika tumbuhan ini adalah
sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisio : Spermatophyta Kelas : Dicotiledonae
Ordo : Myrtales Family : Myrtaceae Genus : Melaleuca Spesies : Melaleuca
Leucadendra, (L.) L Tumbuhan dari famili Myrtaceae merupakan salah satu sumber
minyak atsiri yang memiliki nilai komersial yang cukup tinggi. Beberapa jenis dari
famili ini yang terkenal sebagai penghasil minyak atsiri adalah tumbuhan dari marga
Eucalyptus dan Melaleuca. Universitas Sumatera Utara Tumbuhan kayu putih
(Melaleuca leucadendra (L). L) merupakan tumbuhan perdu yang mempunyai batang
pohon kecil dengan banyak anak cabang yang menggantung ke bawah. Daunnya
berbentuk lancip dengan tulang daun yang sejajar. Bunga kayu putih berwarna merah,
sedangkan kulit batang kayunya berlapis-lapis dengan permukaan terkelupas.
Keistimewaan tanaman ini adalah mampu bertahan hidup di tempat yang kering, di
tanah yang berair, atau di daerah yang banyak memperoleh guncangan angin atau
sentuhan air laut. Tanaman ini tumbuh liar di daerah berhawa panas. Tanaman kayu
putih tidak memerlukan syarat tumbuh yang spesifik. Pohon kayu putih dapat
mencapai ketinggian 45 kaki. Dari ketinggian antara 5 - 450 m di atas permukaan
laut, terbukti bahwa tanaman yang satu ini memiliki toleransi yang cukup baik untuk
berkembang. (Lutony, 1994).
Cara yang ditempuh untuk memproduksi minyak kayu putih bisa langsung
dengan menyuling daunnya saja atau dengan cara menyuling daun kayu putih tersebut
berikut ranting daunnya sepanjang lebih kurang 20 cm dari pucuk daun. Apabila yang
disuling itu berikut dengan ranting daunnya sebaiknya menggunakan perbandingan
antara berat ranting terhadap berat daun sebesar 15%, karena ranting daun hanya
mengandung 0,1% minyak (Ketaren, 1985).
Minyak atsiri sebagai bahan wewangian, penyedap masakan dan obat-obatan
memiliki akar sejarah yang dalam. Minyak atsiri, minyak mudah menguap atau
minyak terbang merupakan dari senyawa yang berwujud cairan atau padatan yang
memiliki komposisi maupun titik didih yang beragam yang diperoleh dari bagian
tanama, akar, kulit, batang, daun, buah, biji maupun dari bunga
(Sastrohamidjojo, 2004).
S. aqueum dari family Myrtaceae adalah tanaman asli Malaysia dan Indonesia
yang dikenal sebagai jambu air. Ekstrak etanol daun S.aqueum mengandung 6 jenis
flavonoid yaitu $- hydroxybenzaldehyde, myricetin-3-O-rhamnoside, phloretin,
myrigalone-G dan myrigalone-B. daun S.aqueum mengandung senyawa fenolik.
Genus Syzygium mengandung terpenoid dan γ terpinene dalam jumlah tinggi. Tanin
juga ditemukan dalam daun spesies S.aqueum, daun jambu air mengandung
acutissimin A, castalagin, casuarinin, eugenigrandin A, eugeniin, 4,6-hexahydroxy-
diphenoylglucose, grandinin, pedunculagin, 1-beta-O-galloylpedunculagin,
vescalagin, epi-(-)-gallocatechin, epi-(-)-gallocatechin-3-O-gallate, prodelphinidin B-
2 3,3-di-O-gallate. Efek antibakteri ekstrak etanol daun jambu air terhadap bakteri
isolate klinis disebabkan oleh zat-zat aktif yang larut dalam etanol. Diperkirakan zat-
zat yang terkandung dalam jambu air yang larut dalam etanol adalah flavonoid,
fenolik, dan tannin. Mekanisme kerja flavonoid sebagai anti bakteri adalah
membentuk senyawa kompleks dengan protein ekstraseluler dan terlarut sehingga
dapat menghambat pertumbuhan bakteri dengan cara inaktivasi protein pada
membrane sel. Fenol berkaitan dengan protein melalui ikatan hidrogen sehingga
menyebabkan struktur protein rusak karena sebagian besar struktur dinding sel dan
membrane sitoplasma bakteri mengandung protein dan lemak. Ketidakstabilan pada
dinding sel dan membrane sitoplasma bakteri menyebabkan fungsi permeabilitas
aktif, fungsi pengangkutan aktif, pengendalian susunan protein dari sel bakteri
menjadi terganggu, yang akan berakibat lolosnya makromolekul dan ion dari sel,
sehingga sel bakteri menjadi kehilangan bentuknya karena terjadi lisis. Mekanisme
kerja tannin sebagai anti bakteri adalah mampu mengerutkan dinding sel bakteri
sehingga dapat mengganggu permeabilitas sel. Tannin mempunyai target pada
polipeptida dinding sel sehingga pembentukan dinding sel kurang sempurna yang
berakibat sel bakteri lisis karena tekanan osmotic maupun fisik sehingga sel bakteri
mati (Hariyati dkk., 2015).
Cengkih termasuk ke dalam family Myrtaceae. Ciri-cirinya adalah pucuk,
cabang muda, daun, dan bunga berwarna merah atau kuning. Daun tua berwarna
hijau, berukuran kecil, dan mengkilap. Pohon tampak rindang, daunnya mencapai
permukaan tanah, jumlah bunga yang berbentuk mahkota silindris, piramida, atau
bundar yang jumlahnya 15 biji per tandan. Cengkih tumbuh subur di tanah gembur
berhumus, berdrainase baik, dan pH 4,5 – 7. Cengkih tumbuh pada suhu 24-27
celcius dengan curah hujan 2000-3500 mm per tahun. Pohon cengkih merupakan
sumber minyak atsiri potensial. Tiga bagian tanaman kerabatnya jambu air ini (bunga,
daun, dan tangkai bunga) dapat disuling menjadi minyak atsiri. Hasilnya berupa
minyak bungah cengkih. Produsen memanfaatkan daun cengkih yang gugur, dalam
perkebunan cengkih, daun gugur merupakan limbah. Hampir tidak ada produsen yang
sengaja memetik daun hijau segar sebagai bahan penyulingan. Cengkih berkualitas
bagus mampu menghasilkan rendemen 2,7 – 3%ketika disuling menjadi minyak
atsiri. Produsen memeram bunga cengkih selama 24 jam agar mudah dipisahkan.
Minyak cengkih dipakai pada industry farmasi, makanan, hingga industry rokok
(Trubus, 2007).
Terdapat lebih dari 200 jenis tumbuhan dalam genus Melaleuca (Myrtaceae).
Beberapajenis dari genus ini mempunyai peranan penting dalam menghasilkan
minyak atsiri, salah satunya adalah M.alternifolia (T.tree). Minyak tea tree berperan
sebagai anti-jamur, antiviral, antiinflamansi, antiviral, serta dapat menghambat
pertumbuhan sel melanoma (Murningsih dkk., 2009).
DAFTAR PUSTAKA
Hariyati, Tri., Jekti, Dwi S.D., Andayani, Yayuk.2015. Pengaruh Ekstrasi Etanol
Daun Jambu Air (Syzygium Aqueum) terhadap Bakteri Isolat Klinis. E-Journal
Penelitian Pendidikan IPA. Vol.1, No.2.
Ketaren, S.1985. Pengantar Teknologi Minyak Atsiri. Jakarta: Balai Pustaka.
Sastrohamidjojo, H.2004. Kimia Minyak Atsisi. Yogyakarta: Gadjah Mada Universitu
Press.
Koensoemardiyah.2010. A tio Z Minyak Atsiri untuk Industri Makanan, Kosmetik,
Aromaterapi. Penerbit Andi.
Lutony, T.L., dan Rahmayati, Y.1994. Produksi dan Perdagangan Minyak Atsiri.
Jakarta: Penebar Swadaya.
Murningsih, Tri., Chairul., dan Kuncari, Emma S.2009. Metileugenol, Khemotipe
dari Minyak Atsiri Melaleuca spp. (Myrtaceae) yang Tumbuh di Kebun Raya
Cibodas. Berita Biologi 9 (6).
Narayanan, M.K.R., Shareef, S.M., Shaju, T., Sivu, A.R., Sujana, K.A., Nandakumar,
M.K., and Satheesh, K.T.2014. A New Species of Syzygium (Myrtaceae) from
the Southern Western Ghats of Kerala, India. International Journal of
Advanced Research vol. 2, Issue (3).
Trubus .2009. Minyak Asiri. Vol.7. Penerbit Majalah Trubus.