Mutu - Manajemen Dan Kinerja Bidan

29
??????????????????????????????????????????????????????? ??????????????????? Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Mutu Pelayanan Kebidanan Disusun Oleh: Kelompok 3 1. Garnis Yuniar 130103100007 2. Ai Rosmiati 130103100009 3. Febi Alvianti 130103100035 4. Putri M C B 130103100038 5. Lastiar V S 130103100041 6. Siti Nurjanah 130103100066 7. Popy Meilia Anzani 130103100067 8. Sylvia Sulis 130103100068 9. Saskia Kusuma Wardhani130103100070 10. Irna Purwanti Rahayu 130103100073 11. Liriana Dita Pramestika 130103100075 Angkatan VI

Transcript of Mutu - Manajemen Dan Kinerja Bidan

Page 1: Mutu - Manajemen Dan Kinerja Bidan

??????????????????????????????????????????????????????????????????????????

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Mutu Pelayanan

Kebidanan

Disusun Oleh:

Kelompok 3

1. Garnis Yuniar 130103100007

2. Ai Rosmiati 130103100009

3. Febi Alvianti 130103100035

4. Putri M C B 130103100038

5. Lastiar V S 130103100041

6. Siti Nurjanah 130103100066

7. Popy Meilia Anzani 130103100067

8. Sylvia Sulis 130103100068

9. Saskia Kusuma Wardhani 130103100070

10. Irna Purwanti Rahayu 130103100073

11. Liriana Dita Pramestika 130103100075

Angkatan

VI

PROGRAM STUDI DIPLOMA III FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

BANDUNG

2012

Page 2: Mutu - Manajemen Dan Kinerja Bidan

Definisi Manajemen

Manajemen  berasal dari kata  manage  atau  managiare  (romawi kuno) 

berarti melatih dalam melangkahkan kaki. Manajemen adalah proses pengaturan

berbagai sumberdaya organisasi untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan

melalui pelaksanaan fungsi-fungsi tertentu.

Sama halnya dengan organisasi, manajemenpun memiliki banyak

pengertian yang dikemukakan oleh beberapa ahli, sebagai berikut :

a. Manajemen adalah suatu proses rangkaian kegiatan yang sistematis.

b. Manajemen adalah suatu pencapaian tujuan yang telah ditentukan dengan

menggunakan orang lain (Robert. D. Terry).

c. Manajemen adalah proses dimana pelaksanaan dari suatu tujuan

diselenggarakan dan diawasi (Encyclopedia of Social).

d. Manajemen adalah suatu proses yg dilakukan oleh satu orang atau lebih

untuk mengkoordinasikan kegiatan - kegiatan orang lain  guna mencapai 

tujuan / hasil (Evancevich)  

e. Manajemen adalah : membuat tujuan tercapai melalui kegiatan orang lain

dan fungsi-fungsinya dapat dipecah sekurang-kurangnya 2 tanggung jawab

utama yakni perencanaan dan pengawasan (Evancevich).

f. Manajemen adalah suatu kegiatan atau seni untuk mengatur para petugas

kesehatan kesehatan non kesehatan guna meningkatkan kesehatan

masyarakat  melalui program kesehatan (Noto Atmojo).

Manajemen dalam Pelayanan Kebidanan

Buku 50 tahun IBI, 2007 1, Manajemen kebidanan adalah pendekatan yang

digunakan oleh bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara

sistematis mulai dari pengkajian, analisis data, diagnosis kebidanan, perencanaan,

pelaksanaan dan evaluasi.

Page 3: Mutu - Manajemen Dan Kinerja Bidan

Menurut Depkes RI, 2005 2, Manajemen kebidanan adalah metode dan

pendekatan pemecahan masalah ibu dan anak yang khusus dilakukan oleh bidan

dalam memberikan asuhan kebidanan kepada individu, keluarga dan masyarakat.

Helen Varney (1997) 3, Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan

masalah yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan

tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, keteranpilan dalam

rangkaian tahapan yang logis untuk pengambilan suatu keputusan berfokus pada

klien.

Dalam pelayanan kebidanan, manajemen adalah proses pelaksanaan

pemberian pelayanan kebidanan untuk memberikan asuhan kebidanan kepada

klien dengan tujuan menciptakan kesejahteraan bagi ibu dan anak, kepuasan

pelanggan dan kepuasan bidan sebagai provider.

Manajemen kebidanan terdiri dari beberapa langkah yang berurutan, yang

dimulai dengan pengumpulan data dasar dan berakhir dengan evaluasi. Langkah-

langkah tersebut membentuk kerangka yang lengkap yang bisa diaplikasikan

dalam semua situasi. Akan tetapi, setiap langkah tersebut bias dipecah-pecah

kedalam tugas-tugas tertentu dan semuanya bervariasi sesuai dengan kondisi

klien.

Pengelola pelayanan kebidanan memiliki standar asuhan/manajemen

kebidanan yang ditetapkan sebagai pedoman dalam memberikan pelayanan

kepada pasien.

Manajemen kebidanan terdiri dari beberapa langkah yang berurutan, yang

dimulai dengan pengumpulan data dasar dan berakhir dengan evaluasi. Langkah-

langkah tersebut membentuk kerangka yang lengkap yang bias diaplikasikan

dalam semua situasi. Akan tetapi, setiap langkah tersebut bias dipecah-pecah

kedalam tugas-tugas tertentu dan semuanya bervariasi sesuai dengan kondisi

klien.

Prisip Proses Manajemen Kebidanan Menurut American College of Nurse

Midwife (ANCM) tahun 1999

Page 4: Mutu - Manajemen Dan Kinerja Bidan

1. Secara sistematis mengumpulkan dan memperbaharui data yang

lengkap dan relevan dengan melakukan pengkajian yang komprehensif

terhadap kesehatan setiap klien, termasuk mengumpulkan riwayat

kesehatan dan pemeriksaan fisik

2. Mengidentifikasi masalah dan membuat diagnosa berdasarkan

interpretasi data dasar

3. Mengidentifikasi kebutuhan terhadap asuhan kesehatan dalam

menyelesaikan masalah dan merumuskan tujuan asuhan kesehatan

bersama klien

4. Memberikan informasi dan support sehingga klien dapat membuat

keputusan dan tanggung jawab terhadap kesehatannya

5. Membuat rencana asuhan yang komprehensif bersama klien

6. Secara pribadi bertanggungjawab terhadap implementasi rencana

individual

7. Melakukan konsultasi, perencanaan dan melaksanankan manajemen

dengan berkolaborasi dan merujuk klien untuk mendapatkan asuhan

selanjutnya\

8. Merencanakan manajemen terhadap komplikasi tertentu, dalam situasi

darurat dan bila ada penyimpangan dari keadaan normal

9. Melakukan evaluasi bersama klien terhadap pencapaian asuhan

kesehatan dan merevisi rencana asuhan sesuai dengan kebutuhan

Sasaran Manajemen Kebidanan

Bidan sesuai dengan perannya sebagai tenaga kesehatan memiliki

kewajibsan memberikan asuhan untuk menyelamatkan ibu dan anak dari

gangguan kesehatan. Untuk melaksanakan asuhan tersebut digunakan metode

pendekatan yang disebut manajemen kebidanan. Metode dan pendekatan

digunakan untuk mendalami permasalahan yang dialami oleh pasien atau klien

dan kemudian merumuskan permasalahan tersebut, serta akhirnya mengambil

langkah pemecahannya. Manajemen kebidanan membantu proses berfikir bidan

didalam melaksanakn asuhan dan pelayanan kebidanan.

Page 5: Mutu - Manajemen Dan Kinerja Bidan

Manajemen kebidanan tidak hanya diimplementasikan pada asuhan

kebidanan pada individu, akan tetapi dapat juga diterapkan didalam pelaksanakan

pelayanan kebidanan yang ditujukan kepada keluarga dan masyarakat.

Manajemen kebidanan mendorong bidan menggunakan cara yang teratur dan

rasional, sehingga mempermudah pelaksanaan yang tepat dalam memecahkan

masalah pasien dan kliennya. Dan kemudian akhirnya tujuan mewujudkan kondisi

ibu atau anak yang sehat, dapat dicapai.\

Sebagaimana dikemukakan diatas bahwa permasalahan kesehatan ibu dan

anak yang ditangani oleh bidan mutlak menggunakan metode dan pendekatan

manajemen kebidanan. Sesuai dengan lingkup dan tanggung jawab bidan, maka

sasaran manajemen kebidanan ditujukan baik kepada individu ibu dan anak,

keluarga maupun kelompok masyarakat.\

Manajemen kebidanan dapat digunakan oleh bidan didalam melaksanakan

kegiatan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit,

penyembuhan, pemulihan kesehatan ibu dan anak dalam lingkup dan tanggung

jawabnya.

Langkah-Langkah Manajemen Varney

1. Mengumpulkan semua data yang dibutuhkan, menilai keadaan klien secara

keseluruhan

2. Menginterpretasikan data untuk mengidentifikasi diagnosa/masalah

3. Mengidentifikasi diagnosa/masalah potensial dan mengantisipasi

penangannya

4. Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, konsultasi, kolaborasi

dengan tenaga kesehatan lain serta berdasarkan kondisi klien

5. Menyusun rencana asuhan secara menyeluruh dengan tepat dan rasional

berdasarkan keputusan yang dibuat pada langkah yang selanjutnya

6. Pelaksanaan langsung asuhan secara efisien dan aman

7. Mengevaluasi keefektifan asuhan yang diberikan dengan mengulang

kembali manajemen proses untuk aspek-aspek asuhan yang tidak efektif

Page 6: Mutu - Manajemen Dan Kinerja Bidan
Page 7: Mutu - Manajemen Dan Kinerja Bidan

Kinerja Bidan

Kata kinerja (performance) dalam konteks tugas, sama dengan prestasi kerja.

Kinerja: adalah catatan tentang hasil-hasil yang diperoleh dari fungsi-

fungsi pekerjaan atau kegiatan tertentu selama kurun waktu tertentu

(Bernardin dan Russel, 1993).

Kinerja: Keberhasilan seseorang dalam melaksanakan suatu pekerjaan

(As'ad, 1991)

Kinerja adalah pekerjaan yang merupakan gabungan dari karakteristik

pribadi dan pengorganisasian seseorang (Kurb, 1986)

Kinerja adalah apa yang dapat dikerjakan sesuai dengan tugas dan

fungsinya (Gilbert, 1977)

Kinerja mengandung dua komponen penting yaitu :

- Kompetensi berarti individu atau organisasi memiliki kemampuan untuk

mengidentifikasikan tingkat kinerjanya.

- Produktifitas: kompetensi tersebut diatas dapat diterjemahkan kedalam tindakan

atau kegiatan-kegiatan yang tepat untuk mencapai hasil kinerja (outcome).

Dari berbagai pengertian tersebut diatas, pada dasarnya kinerja

menekankan apa yang dihasilkan dari fungsi-fungsi suatu pekerjaan atau apa yang

keluar (out-come). Bila disimak lebih lanjut apa yang terjadi dalam sebuah

pekerjaan atan jabatan adalah suatu proses yang mengolah in-put menjadi out-put

(hasil kerja). Penggunaan indikator kunci untuk mengukur hasil kinerja individu,

bersumber dari fungsi-fungsi yang diterjemahkan dalam kegiatan/tindakan dengan

landasan standar yang jelas dan tertulis. Mengingat kinerja mengandung

komponen kompetensi dan produktifitas hasil, maka hasil kinerja sangat

tergantung pada tingkat kemampuan individu dalam pencapaiannya.

Menurut Gibson (1987) ada 3 faktor yang berpengaruh terhadap kinerja

seseorang antara lain :

Faktor individu: kemampuan, ketrampilan, latar belakang keluarga,

pengalaman tingkat sosial dan demografi seseorang.

Page 8: Mutu - Manajemen Dan Kinerja Bidan

Faktor psikologis: persepsi, peran, sikap, kepribadian, motivasi dan

kepuasan kerja

Faktor organisasi : struktur organisasi, desain pekerjaan, kepemimpinan,

sistem penghargaan (reward system)

Tujuan

Meningkatkan prestasi kerja staf, baik secara individu maupun dalam

kelompok setinggi tingginya. Peningkatan prestasi kerja perorangan pada

gilirannya akan mendorong kinerja staf.

Merangsang minat dalam pengembangan pribadi dengan meningkatkan

hasil kerja melalui prestasi pribadi.

Memberikan kesempatan kepada staf untuk menyampaikan perasaannya

tentang pekerjaan, sehingga terbuka jalur komunikasi dua arah antara

pimpinan dan staf

Kinerja Klinis

Pengembangan dan managemen kinerja pada dasarnya sebuah proses

dalam managemen sumber daya manusia. Implikasi dari kata "manajemen" berarti

proses diawali dengan penetapan tujuan dan berakhir dengan evaluasi. Kata

"klinis" menunjukkan bahwa kegiatan yang dilaksanakan berada pada tatanan

pelayanan langsung kepada asuhan pasien.

Secara garis besar ada lima kegiatan utama yaitu:

a. Merumuskan tanggung jawab dan tugas yang harus dicapai oleh seorang

perawat/bidan dan disepakati oleh atasannya. Rumusan ini mencakup

kegiatan yang dituntut untuk memberikan kontribusi berupa hasil kerja

(outcome).

b. Menyepakati sasaran kerja dalam bentuk hasil yang harus dicapai dalam

kurun waktu tertentu, termasuk penetapan standar prestasi dan tolak

ukurnya.

Page 9: Mutu - Manajemen Dan Kinerja Bidan

c. Melakukan "monitoring", koreksi, memfasilitasi serta memberi

kesempatan untuk perbaikan.

d. Menilai prestasi perawat/bidan tersebut dengan cara membandingkan

prestasi aktual dengan standar yang telah ditetapkan.

e. Memberikan umpan balik kepada perawat/bidan yang dinilai berhubungan

dengan seluruh hasil penilaian. Pada kesempatan tersebut atasan dan staf

mendiskusikan kelemahan dan cara perbaikannya untuk meningkatkan

prestasi berikutnya.

Pengertian Indikator

Ada beberapa pengertian yang disampaikan oleh para pakar antara lain:

a. Indikator adalah pengukuran tidak langsung suatu peristiwa atau kondisi.

Contoh: berat badan bayi dan umurnya adalah indikator status nutrisi dari

bayi tersebut ( Wilson & Sapanuchart, 1993).

b. Indikator adalah variabel yang mengindikasikan atau menunjukkan satu

kecenderungan situasi, yang dapat dipergunakan untuk mengukur

perubahan (Green, 1992).

c. Indikator adalah variable untuk mengukur suatu perubahan baik langsung

maupun tidak langsung (WHO, 1981)

Ada dua kata kunci penting dalam pengertian tersebut diatas adalah

pengukuran dan perubahan. Untuk mengukur tingkat hasil suatu kegiatan

digunakan "indikator" sebagai alat atau petunjuk untuk mengukur prestasi

suatu pelaksanaan kegiatan. Indikator yang berfokus pada hasil asuhan kepada

pasen dan proses-proses kunci serta spesifik disebut indikator klinis. Indikator

klinis adalah ukuran kuantitas sebagai pedoman untuk mengukur dan

mengevaluasi kualitas asuhan pasen dan berdampak terhadap pelayanan.

Indikator tidak dipergunakan secara langsung untuk mengukur kualitas

pelayanan, tetapi dapat dianalogikan sebagai "bendera" yang menunjuk

adanya suatu masalah spesifik dan memerlukan monitoring dan evaluasi.

Dalam beberapa kegiatan, mungkin tidak relevan mengukurnya dengan ukuran

Page 10: Mutu - Manajemen Dan Kinerja Bidan

kuantitatif untuk mengambil suatu keputusan. Sebagai contoh dalam

komunikasi: bagaimana kualitas komunikasi interpersonal antara perawat -

pasen, maka pengukurannya adalah melalui observasi langsung untuk

mengetahui bagaimana kualitas interaksinya. Monitoring dilakukan terhadap

indikator kunci guna dapat mengetahui penyimpangan atau prestasi yang

dicapai. Dengan demikian setiap individu akan dapat menilai tingkat

prestasinya sendiri (self assesment).

Indikator Memiliki Karakteristik sebagai berikut :

Sahih (Valid) artinya indikator benar-benar dapat dipakai untuk mengukur

aspek-aspek yang akan dinilai.

Dapat dipercaya (Reliable): mampu menunjukkan hasil yang sama pada

saat yang berulang kali, untuk waktu sekarang maupun yang akan datang.

Peka (Sensitive): cukup peka untuk mengukur sehingga jumlahnya tidak

perlu banyak.

Spesifik (Specific) memberikan gambaran prubahan ukuran yang jelas dan

tidak tumpang tindih.

Relevan: sesuai dengan aspek kegiatan yang akan diukur dan kritikal

contoh: pada unit bedah indikator yang dibuat berhubungan dengan pre-

operasi dan post-operasi.

Klasifikasi Indikator

Sistem klasifikasi indicator didasarkan atas kerangka kerja yang logis

dimana kontinuum masukan (input) pada akhirnya mengarah pada luaran

(outcomes).

a. Indikator input merujuk pada sumber-sumber yang diperlukan

untuk melaksanakan aktivitas al: personel, alat/fasilitas, informasi,

dana, peraturan/kebijakan.

b. Indikator proses adalah memonitor tugas atau kegiatan yang

dilaksanakan.

Page 11: Mutu - Manajemen Dan Kinerja Bidan

c. Indikator output : mengukur hasil meliputi cakupan, termasuk

pengetahuan, sikap, dan perubahan perilaku yang dihasilkan oleh

tindakan yang dilakukan. Indikator ini juga disebut indicator effect.

d. Indikator outcome : dipergunakan untuk menilai perubahan atau

dampak (impact) suatu program, perkembangan jangka panjang

termasuk perubahan status kesehatan masyarakat/penduduk.

Ilustrasi dari kontinuum indikator dengan contoh kegiatan imunisasi: Input

meliputi peralatannya, vaksin dan alat proteksi dan staf yang terlatih, proses

adalah kegiatan dalam melakukan aktifitas pemberian imunisasi, output meliputi

cakupan pemberian meningkat adalah (output), dan outcome adalah dampaknya

sebagai efek output antara lain menurunnya morbiditas dan mortalitas dari upaya

pencegahan penyakit melalui immunisasi (outcome)

Untuk mengukur tingkat hasil suatu kegiatan digunakan indikator sebagai

alat atau petunjuk pengukur prestasi suatu pelaksanaan kegiatan. Indikator yang

berfokus pada hasil asuhan kepada pasien dan proses-proses kunci serta spesifik

disebut indikator klinis. Indikator klinis adalah ukuran kualitas sebagai pedoman

untuk mengukur dan mengevaluasi kualitas asuhan pasien dan berdampak

terhadap pelayanan. Indikator tidak dipergunakan secara langsung untuk

mengukur kualitas pelayanan, tetapi dapat dianalogikan sebagai bendera yang

menunjuk adanya suatu masalah spesifik dan memerlukan monitoring dan

evaluasi (Depkes. 2006).

Indikator untuk pelayanan antenatal sebagai berikut:

1. Indikator input yaitu fasilitas/alat untuk melaksanakan pelayanan

antenatal.

2. Indikator proses yaitu proses pelayanan antenatal yang sesuai dengan

standar asuhan kebidanan.

3. Indikator output yaitu terpenuhinya cakupan K1 dan K4.

Page 12: Mutu - Manajemen Dan Kinerja Bidan

4. Indikator outcome yaitu meningkatkan kesehatan ibu yang pada akhirnya

menurunkan Angka Kematian Ibu. (Depkes. 2006)

Indikator Kinerja Klinis

Mengidentifikasi indikator yang tepat untuk suatu tindakan klinis yang

memerlukan pertimbangan yang selektif dan membangun konsesus diantara

manager lini pertama (First Line Manager) dan staf, sehingga apa yang akan

dimonitor dan dievaluasi akan menjadi jelas bagi kedua belah pihak.

Pengukuran Indikator Kinerja Klinis

Untuk menilai keberhasilan suatu kegiatan pelayanan keperawatan/kebidanan

dipergunakan indikator kinerja klinis. Indikator adalah pengukuran kuantitatif,

umumnya pengukuran kuantitatif meliputi numerator dan denominator.

Numerator adalah suatu data pembilang dari suatu peristiwa (events) yang yang

sudah diukur. Denominator data penyebut adalah jumlah target sasaran atau

jumlah seluruh pasen yang menjadi sasaran pemberian asuhan/pelayanan. Contoh

data denominator di puskesmas: populasi sasaran dalam satu wilayah seperti:

jumlah balita, bumil, bayi baru lahir. Indikator yang meliputi denominator sangat

berguna untuk memonitor perubahan dan membandingkan tingkat keberhasilan

suatu area dengan area lain pada suatu wilayah.

Pengumpulan data indikator kinerja

Pengumpulan data indikator merupakan tulang punggung dari program

pengukuran kinerja. Hal tersebut hanya dapat dikembangkan melalui sistem

manajemen informasi yang t.epat; dimana pengumpulan data, pengorganisasian

serta reaksi terhadap data kinerja direncanakan dan diorganisir secara sistematik,

sehingga dapat memberikan makna terhadap perubahan dan peningkatan mutu

pelayanan kesehatan dalam suatu organisasi.

Ada enam sasaran kunci pengumpulan data kinerja:

a) Menata sistem informasi yang akurat yang mendasari keputusan

mendatang,

Page 13: Mutu - Manajemen Dan Kinerja Bidan

b) Menghindari aspek hukum yang berkaitan dengan pengukuran dan hasil

data yang dikumpulkan,

c) Menemukan lingkungan tepat yang dapat memberikan peluang untuk

melakukan tindakan,

d) Menumbuhkan motivasi staf dan merencanakan peningkatan kinerja itu

sendiri,

e) Mengumpukan data interval secara reguler terhadap proses-proses kritis,

dalam upaya mempertahankan kinerja yang sudah meningkat,

f) Mengumpulkan data obyektif dan subyektif.

Meningkatkan Kinerja Bidan Melalui Reward

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Reward adalah penghargaan,

penghormatan.

Menurut PP 32/1996,pasal 25 Reward diberikan pada Tenaga kesehatan

yang bertugas pada sarana kesehatan atas dasar prestasi kerja, pengabdian,

kesetiaan, berjasa pada negara atau meninggal pada saat melaksanakn tugas.

Penghargaan tersebut dapat diberikan oleh pemerintah atau oleh

masyarakat. Bentuk penghargaan dapat berupa kenaikan pangkat,tanda jasa,uang

atau bentuk lain. IBI acapkali memberikan penghargaan kepada para bidan.

Jenis penghargaan yang sering diberikan antara lain:

Bidan bersih berprestasi

Bidan bintang

Bidan sahabat

Bidan delima

Dikatakan bidan delima karena buah delima sering dijadikan simbol kelahiran

bayi seperti pada peringatan tujuh bulan dan sebagainya. Pemberian penghargaan

tersebut untuk memacu para bidan memberikan pelayanan kesehatan sesuai

dengan stándar profesi sehingga dapat menurunkan angka kematian ibu dan bayi.

Page 14: Mutu - Manajemen Dan Kinerja Bidan

Kriteria dikatakan berhasil jika memenuhi stándar pelayanan yaitu :

1. Falsafah dan tujuan

Pengelola pelayanan kebidanan memiliki visi, misi, filosofi dan tujuan

pelayanan kebidanan yang efektif dan efisien

2. Administrasi dan pengelolaan

Pengelola pelayanan kebidanan memiliki pedoman pengelolaan stándar

pelayanan prosedur tetap dan pelaksanaankegiatan pengelolaan yang

kondusif yang memungkinkan terjadinya praktik pelayanan kebidanan

akurat

3. Staf dan pimpinan

Pengelola pelayanan kebidanan mempunyai program pengelolaan sumber

daya manusia agar pelayanan berjalan efektif dan efisien

4. Fasilitas dan peralatan

Tersedia sarana dan peralatan untuk mendukung pencapaian tujuan

pelayanan

5. Kebijakan dan prosedur

Pengelola pelayanan kebidanan memiliki kebijakan dalam

penyelenggaraan pelayanan dan pembinaan personal menuju pelayanan

dan pembinaan personal menuju pelayanan yang berkulitas

6. Pengembangan staf Dan program pendidikan

Pengelola pelayanan kebidanan memiliki program pengembangan staff

dan perencanaan pendidikan sesuai dengan kebutuhan pelayanan

7. Stándar Asuhan

Page 15: Mutu - Manajemen Dan Kinerja Bidan

Pengelola pelayanan kebidanan memiliki stándar asuhan /manajemen

kebidanan yang diterapkan sebagai pedoman dalam memberikan

pelayanan kepada pasien

8. Evaluasi dan pengendalian Mutu

Pengelola pelayanan kebidanan memiliki program dan pelaksanaan

kebidanan yang dilaksanakan secara berkesinambungan

Page 16: Mutu - Manajemen Dan Kinerja Bidan

Tanggung Jawab Bidan

Tanggung jawab sangat penting dalam menentukan mutu kinerja perawat

dan bidan. Hal ini membutuhkan proses mental untuk menjadikan Perawat

dan Bidan bekerja secara profesional. Perawat dan bidan harus waspada

serta meningkatkan kinerjanya mengingat tugas dan tanggung jawab

berhubungan dengan kegiatan atau tindakan mereka. Mereka perlu

memonitor dan mengevaluasi semua hasil pekerjaan yang telah

dilakukannya, dan selalu berupaya meningkatkan serta menjaga mutu

pelayanannya.

Pengertian

Tanggung jawab yaitu mengarah pada kinerja tindakan dari tugas,

mencakup tindakan para staf dalam memberikan pelayanan kesehatan

untuk kesejahteraan pasIen.

Konsep Tanggung Jawab

1. Menempatkan kebutuhan pasen di atas kepentingan sendiri.

2. Melindungi hak pasen untuk memperoleh keamanan dan pelayanan

yang berkualitas dari perawat atau bidan.

3. Selalu meningkatkan pengetahuan, keahlian serta menjaga perilaku

dalam melaksanakan tugasnya.

Tugas : Dapat mempertahankan kinerja professional berdasarkan

standar yang berlaku.

Tanggung jawab menunjukkan kewajiban. Ini mengarah kepada kewajiban

yang harus dilakukan untuk menyelesaikan pekerjaan secara professional.

Manajer dan para staf harus memahami dengan jelas tentang fungsi tugas yang

menjadi tanggung jawab masing-masing perawat dan bidan serta hasil yang ingin

dicapai dan bagaimana mengukur kualitas kinerja stafnya. Perawat atau bidan

Page 17: Mutu - Manajemen Dan Kinerja Bidan

yang professional akan bertanggung jawab atas semua bentuk tindakan klinis

keperawatan atau kebidanan yang dilakukan dalam lingkup tugasnya.

Tanggung jawab diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dan kinerja yang

ditampilkan guna memperoleh hasil pelayanan keperawatan atau kebidanan yang

berkualitas tinggi. Yang perlu diperhatikan dari pelaksanaan tanggung jawab

adalah memahami secara jelas tentang “uraian tugas dan spesifikasinya” serta

dapat dicapai berdasarkan standar yang berlaku atau yang disepakati. Hal ini

berarti perawat atau bidan mempunyai tanggung jawab yang dilandasi oleh

komitmen, dimana mereka harus bekerja sesuai fungsi tugas yang dibebankan

kepadanya.

Untuk mempertahankannya, perawat dan bidan hendaknya mampu dan

selalu melakukan introspeksi serta arahan pada dirinya sendiri (self-directed),

merencanakan pengembangan diri secara kreatif dan senantiasa berusaha

meningkatkan kualitas kinerjanya. Hal ini diperlukan agar mereka dapat

mengidentifikasi elemen-elemen kritis untuk meningkatkan dan mengembangkan

kinerja klinis mereka, guna memenuhi kepuasan pasen dan dirinya sendiri dalam

pekerjaannya. Mencatat respon dan perkembangan pasen dengan lengkap dan

benar merupakan salah satu tanggung jawab perawat atau bidan dalam

melaksanakan tugasnya.

Tanggung jawab profesional mempunyai beberapa tujuan, antara lain:

1. Perawat dan bidan harus mempertanggungjawabkan tindakannya

kepada pasien, manajer dan organisasi tempat mereka bekerja.

2. Mereka bertanggungjawab terhadap tindakan yang diambil untuk

pasen dan keluarganya, masyarakat dan juga terhadap profesinya.

3. Mengevaluasi praktek profesional dan para stafnya.

4. Menerapkan dan mempertahankan standar yang telah ditetapkan dan

yang dikembangkan oleh organisasi.

Page 18: Mutu - Manajemen Dan Kinerja Bidan

5. Membina ketrampilan personal staf masing-masing.

6. Memastikan ruang lingkup dalam proses pengambilan keputusan

secara jelas.

Mekanisme Tugas Dan Tanggung Jawab

- Keperawatan atau Kebidanan Klinis

Kelompok perawat atau bidan bertanggung jawab selama 24 jam, 7

hari dalam seminggu untuk merencanakan, mengimplementasikan

dan mengevaluasi asuhan keperawatan atau kebidanan untuk

sekelompok pasennya. Mereka mempunyai wewenang penting

untuk memenuhi tanggung jawabnya. Untuk itu mereka harus

memiliki wewenang dalam memenuhi tanggung jawabnya dan

harus mampu menerima akontabilitas untuk pencapaian hasil

praktek keperawatan atau kebidanan. Kewenangan yang dimiliki

perawat atau bidan untuk memberikan asuhan keperawatan atau

kebidanan diarahkan langsung kepada pasen pada setiap saat dalam

pelaksanaan tugas. Praktek klinik keperawatan atau kebidanan

merupakan instrument yang sudah biasa dilakukan dan dapat

dipergunakan dalam mempromosikan praktek profesionalnya.

Seorang manajer dapat mengembangkannya melalui dorongan dan

kepercayaan terhadap staf perawat atau bidan, agar mereka

semakin memiliki kesadaran, dan kemampuan klinis dalam

memberikan pelayanan yang berkualitas tinggi.

- Etika Perawat / Bidan

Kerangka konsep dan dimensi moral dari suatu tanggung jawab

dan akontabilitas dalam praktek klinis keperawatan dan kebidanan

didasarkan atas prinsip-prinsip etika yang jelas serta diintegrasikan

ke dalam pendidikan dan praktek klinis. Hubungan perawat atau

bidan dengan pasen dipandang sebagai suatu tanggung jawab dan

akuntabilitas terhadap pasien yang pada hakekatnya adalah

Page 19: Mutu - Manajemen Dan Kinerja Bidan

hubungan memelihara (caring). Elemen dari hubungan ini dan

nilai-nilai etiknya merupakan tantangan yang dikembangkan pada

setiap sistem pelayanan kesehatan dengan berfokus pada sumber-

sumber yang dimiliki. Perawat atau bidan harus selalu

mempertahankan filosofi keperawatan atau kebidanan yang

mengandung prinsip-prinsip etik dan moral yang tinggi

sebagaimana perilaku memelihara dalam menjalin hubungan

dengan pasen dan lingkungannya. Sebagai contoh, ketika seorang

perawat/bidan melakukan kesalahan dalam memberikan obat

kepada pasen, dia harus secara sportif (gentle) dan rendah hati

(humble) berani mengakui kesalahannya. Pada kasus ini dia harus

mempertanggungjawabkan kepada: (1) pasen sebagai konsumen,

(2) dokter yang mendelegasikan tugas kepadanya, (3) Manajer

Ruangan yang menyusun standar atau pedoman praktek yang

berhubungan dengan pemberian obat (4) Direktur Rumah Sakit

atau Puskesmas yang bertanggung jawab atas semua bentuk

pelayanan di lingkungan organisasi tersebut.

Mempertahankan Tugas dan tanggung jawab Profesional dalam Asuhan

Keperawatan atau Kebidanan

1. Terhadap Diri Sendiri; (a) Tidak dibenarkan setiap personal melakukan

tindakan yang membahayakan keselamatan status kesehatan pasen. (b)

Mengikuti praktek keperawatan atau kebidanan berdasarkan standar baru

dan perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi canggih. (c)

Mengembangkan opini berdasarkan data dan fakta

2. Terhadap Klien atau Pasen; (a) Memberikan informasi yang akurat

berhubungan dengan asuhan keperawatan atau kebidanan. (b) Memberikan

asuhan keperawatan atau kebidanan berdasarkan standar yang menjamin

keselamatan, dan kesehatan pasen.

Page 20: Mutu - Manajemen Dan Kinerja Bidan

3. Terhadap Profesinya; (a). Berusaha mempertahankan, dan memelihara

kualitas asuhan keperawatan, atau kebidanan berdasarkan standar, dan

etika profesi. (b) Mampu dan mau mengingatkan sejawat perawat/bidan

untuk bertindak profesional, dan sesuai etik moral profesi.

4. Terhadap Institusi/Organisasi; Mematuhi kebijakan dan peraturan yang

berlaku, termasuk pedoman yang disiapkan oleh institusi atau organisasi.

5. Terhadap Masyarakat; Menjaga etika dan hubungan interpersonal dalam

memberikan pelayanan keperawatan, atau kebidanan yang berkualitas

tinggi

Page 21: Mutu - Manajemen Dan Kinerja Bidan

DAFTAR PUSTAKA

1. Satrianegara, M. Fais. 2009. Buku Ajar Organisasi Dan Manajemen

Pelayanan Kesehatan Serta Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.

2. Depkes RI. 2006. Modul Belajar Pelatihan Keterampilan Manajerial

Sistem Pengembangan Dan Manajemen Kinerja Klinis. Jakarta

3. Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu. 2010. Evaluasi Kinerja SDM. Refika

Aditama. Bandung.