Mutu - Manajemen Dan Kinerja Bidan
Transcript of Mutu - Manajemen Dan Kinerja Bidan
??????????????????????????????????????????????????????????????????????????
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Mutu Pelayanan
Kebidanan
Disusun Oleh:
Kelompok 3
1. Garnis Yuniar 130103100007
2. Ai Rosmiati 130103100009
3. Febi Alvianti 130103100035
4. Putri M C B 130103100038
5. Lastiar V S 130103100041
6. Siti Nurjanah 130103100066
7. Popy Meilia Anzani 130103100067
8. Sylvia Sulis 130103100068
9. Saskia Kusuma Wardhani 130103100070
10. Irna Purwanti Rahayu 130103100073
11. Liriana Dita Pramestika 130103100075
Angkatan
VI
PROGRAM STUDI DIPLOMA III FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2012
Definisi Manajemen
Manajemen berasal dari kata manage atau managiare (romawi kuno)
berarti melatih dalam melangkahkan kaki. Manajemen adalah proses pengaturan
berbagai sumberdaya organisasi untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan
melalui pelaksanaan fungsi-fungsi tertentu.
Sama halnya dengan organisasi, manajemenpun memiliki banyak
pengertian yang dikemukakan oleh beberapa ahli, sebagai berikut :
a. Manajemen adalah suatu proses rangkaian kegiatan yang sistematis.
b. Manajemen adalah suatu pencapaian tujuan yang telah ditentukan dengan
menggunakan orang lain (Robert. D. Terry).
c. Manajemen adalah proses dimana pelaksanaan dari suatu tujuan
diselenggarakan dan diawasi (Encyclopedia of Social).
d. Manajemen adalah suatu proses yg dilakukan oleh satu orang atau lebih
untuk mengkoordinasikan kegiatan - kegiatan orang lain guna mencapai
tujuan / hasil (Evancevich)
e. Manajemen adalah : membuat tujuan tercapai melalui kegiatan orang lain
dan fungsi-fungsinya dapat dipecah sekurang-kurangnya 2 tanggung jawab
utama yakni perencanaan dan pengawasan (Evancevich).
f. Manajemen adalah suatu kegiatan atau seni untuk mengatur para petugas
kesehatan kesehatan non kesehatan guna meningkatkan kesehatan
masyarakat melalui program kesehatan (Noto Atmojo).
Manajemen dalam Pelayanan Kebidanan
Buku 50 tahun IBI, 2007 1, Manajemen kebidanan adalah pendekatan yang
digunakan oleh bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara
sistematis mulai dari pengkajian, analisis data, diagnosis kebidanan, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi.
Menurut Depkes RI, 2005 2, Manajemen kebidanan adalah metode dan
pendekatan pemecahan masalah ibu dan anak yang khusus dilakukan oleh bidan
dalam memberikan asuhan kebidanan kepada individu, keluarga dan masyarakat.
Helen Varney (1997) 3, Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan
masalah yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan
tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, keteranpilan dalam
rangkaian tahapan yang logis untuk pengambilan suatu keputusan berfokus pada
klien.
Dalam pelayanan kebidanan, manajemen adalah proses pelaksanaan
pemberian pelayanan kebidanan untuk memberikan asuhan kebidanan kepada
klien dengan tujuan menciptakan kesejahteraan bagi ibu dan anak, kepuasan
pelanggan dan kepuasan bidan sebagai provider.
Manajemen kebidanan terdiri dari beberapa langkah yang berurutan, yang
dimulai dengan pengumpulan data dasar dan berakhir dengan evaluasi. Langkah-
langkah tersebut membentuk kerangka yang lengkap yang bisa diaplikasikan
dalam semua situasi. Akan tetapi, setiap langkah tersebut bias dipecah-pecah
kedalam tugas-tugas tertentu dan semuanya bervariasi sesuai dengan kondisi
klien.
Pengelola pelayanan kebidanan memiliki standar asuhan/manajemen
kebidanan yang ditetapkan sebagai pedoman dalam memberikan pelayanan
kepada pasien.
Manajemen kebidanan terdiri dari beberapa langkah yang berurutan, yang
dimulai dengan pengumpulan data dasar dan berakhir dengan evaluasi. Langkah-
langkah tersebut membentuk kerangka yang lengkap yang bias diaplikasikan
dalam semua situasi. Akan tetapi, setiap langkah tersebut bias dipecah-pecah
kedalam tugas-tugas tertentu dan semuanya bervariasi sesuai dengan kondisi
klien.
Prisip Proses Manajemen Kebidanan Menurut American College of Nurse
Midwife (ANCM) tahun 1999
1. Secara sistematis mengumpulkan dan memperbaharui data yang
lengkap dan relevan dengan melakukan pengkajian yang komprehensif
terhadap kesehatan setiap klien, termasuk mengumpulkan riwayat
kesehatan dan pemeriksaan fisik
2. Mengidentifikasi masalah dan membuat diagnosa berdasarkan
interpretasi data dasar
3. Mengidentifikasi kebutuhan terhadap asuhan kesehatan dalam
menyelesaikan masalah dan merumuskan tujuan asuhan kesehatan
bersama klien
4. Memberikan informasi dan support sehingga klien dapat membuat
keputusan dan tanggung jawab terhadap kesehatannya
5. Membuat rencana asuhan yang komprehensif bersama klien
6. Secara pribadi bertanggungjawab terhadap implementasi rencana
individual
7. Melakukan konsultasi, perencanaan dan melaksanankan manajemen
dengan berkolaborasi dan merujuk klien untuk mendapatkan asuhan
selanjutnya\
8. Merencanakan manajemen terhadap komplikasi tertentu, dalam situasi
darurat dan bila ada penyimpangan dari keadaan normal
9. Melakukan evaluasi bersama klien terhadap pencapaian asuhan
kesehatan dan merevisi rencana asuhan sesuai dengan kebutuhan
Sasaran Manajemen Kebidanan
Bidan sesuai dengan perannya sebagai tenaga kesehatan memiliki
kewajibsan memberikan asuhan untuk menyelamatkan ibu dan anak dari
gangguan kesehatan. Untuk melaksanakan asuhan tersebut digunakan metode
pendekatan yang disebut manajemen kebidanan. Metode dan pendekatan
digunakan untuk mendalami permasalahan yang dialami oleh pasien atau klien
dan kemudian merumuskan permasalahan tersebut, serta akhirnya mengambil
langkah pemecahannya. Manajemen kebidanan membantu proses berfikir bidan
didalam melaksanakn asuhan dan pelayanan kebidanan.
Manajemen kebidanan tidak hanya diimplementasikan pada asuhan
kebidanan pada individu, akan tetapi dapat juga diterapkan didalam pelaksanakan
pelayanan kebidanan yang ditujukan kepada keluarga dan masyarakat.
Manajemen kebidanan mendorong bidan menggunakan cara yang teratur dan
rasional, sehingga mempermudah pelaksanaan yang tepat dalam memecahkan
masalah pasien dan kliennya. Dan kemudian akhirnya tujuan mewujudkan kondisi
ibu atau anak yang sehat, dapat dicapai.\
Sebagaimana dikemukakan diatas bahwa permasalahan kesehatan ibu dan
anak yang ditangani oleh bidan mutlak menggunakan metode dan pendekatan
manajemen kebidanan. Sesuai dengan lingkup dan tanggung jawab bidan, maka
sasaran manajemen kebidanan ditujukan baik kepada individu ibu dan anak,
keluarga maupun kelompok masyarakat.\
Manajemen kebidanan dapat digunakan oleh bidan didalam melaksanakan
kegiatan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit,
penyembuhan, pemulihan kesehatan ibu dan anak dalam lingkup dan tanggung
jawabnya.
Langkah-Langkah Manajemen Varney
1. Mengumpulkan semua data yang dibutuhkan, menilai keadaan klien secara
keseluruhan
2. Menginterpretasikan data untuk mengidentifikasi diagnosa/masalah
3. Mengidentifikasi diagnosa/masalah potensial dan mengantisipasi
penangannya
4. Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, konsultasi, kolaborasi
dengan tenaga kesehatan lain serta berdasarkan kondisi klien
5. Menyusun rencana asuhan secara menyeluruh dengan tepat dan rasional
berdasarkan keputusan yang dibuat pada langkah yang selanjutnya
6. Pelaksanaan langsung asuhan secara efisien dan aman
7. Mengevaluasi keefektifan asuhan yang diberikan dengan mengulang
kembali manajemen proses untuk aspek-aspek asuhan yang tidak efektif
Kinerja Bidan
Kata kinerja (performance) dalam konteks tugas, sama dengan prestasi kerja.
Kinerja: adalah catatan tentang hasil-hasil yang diperoleh dari fungsi-
fungsi pekerjaan atau kegiatan tertentu selama kurun waktu tertentu
(Bernardin dan Russel, 1993).
Kinerja: Keberhasilan seseorang dalam melaksanakan suatu pekerjaan
(As'ad, 1991)
Kinerja adalah pekerjaan yang merupakan gabungan dari karakteristik
pribadi dan pengorganisasian seseorang (Kurb, 1986)
Kinerja adalah apa yang dapat dikerjakan sesuai dengan tugas dan
fungsinya (Gilbert, 1977)
Kinerja mengandung dua komponen penting yaitu :
- Kompetensi berarti individu atau organisasi memiliki kemampuan untuk
mengidentifikasikan tingkat kinerjanya.
- Produktifitas: kompetensi tersebut diatas dapat diterjemahkan kedalam tindakan
atau kegiatan-kegiatan yang tepat untuk mencapai hasil kinerja (outcome).
Dari berbagai pengertian tersebut diatas, pada dasarnya kinerja
menekankan apa yang dihasilkan dari fungsi-fungsi suatu pekerjaan atau apa yang
keluar (out-come). Bila disimak lebih lanjut apa yang terjadi dalam sebuah
pekerjaan atan jabatan adalah suatu proses yang mengolah in-put menjadi out-put
(hasil kerja). Penggunaan indikator kunci untuk mengukur hasil kinerja individu,
bersumber dari fungsi-fungsi yang diterjemahkan dalam kegiatan/tindakan dengan
landasan standar yang jelas dan tertulis. Mengingat kinerja mengandung
komponen kompetensi dan produktifitas hasil, maka hasil kinerja sangat
tergantung pada tingkat kemampuan individu dalam pencapaiannya.
Menurut Gibson (1987) ada 3 faktor yang berpengaruh terhadap kinerja
seseorang antara lain :
Faktor individu: kemampuan, ketrampilan, latar belakang keluarga,
pengalaman tingkat sosial dan demografi seseorang.
Faktor psikologis: persepsi, peran, sikap, kepribadian, motivasi dan
kepuasan kerja
Faktor organisasi : struktur organisasi, desain pekerjaan, kepemimpinan,
sistem penghargaan (reward system)
Tujuan
Meningkatkan prestasi kerja staf, baik secara individu maupun dalam
kelompok setinggi tingginya. Peningkatan prestasi kerja perorangan pada
gilirannya akan mendorong kinerja staf.
Merangsang minat dalam pengembangan pribadi dengan meningkatkan
hasil kerja melalui prestasi pribadi.
Memberikan kesempatan kepada staf untuk menyampaikan perasaannya
tentang pekerjaan, sehingga terbuka jalur komunikasi dua arah antara
pimpinan dan staf
Kinerja Klinis
Pengembangan dan managemen kinerja pada dasarnya sebuah proses
dalam managemen sumber daya manusia. Implikasi dari kata "manajemen" berarti
proses diawali dengan penetapan tujuan dan berakhir dengan evaluasi. Kata
"klinis" menunjukkan bahwa kegiatan yang dilaksanakan berada pada tatanan
pelayanan langsung kepada asuhan pasien.
Secara garis besar ada lima kegiatan utama yaitu:
a. Merumuskan tanggung jawab dan tugas yang harus dicapai oleh seorang
perawat/bidan dan disepakati oleh atasannya. Rumusan ini mencakup
kegiatan yang dituntut untuk memberikan kontribusi berupa hasil kerja
(outcome).
b. Menyepakati sasaran kerja dalam bentuk hasil yang harus dicapai dalam
kurun waktu tertentu, termasuk penetapan standar prestasi dan tolak
ukurnya.
c. Melakukan "monitoring", koreksi, memfasilitasi serta memberi
kesempatan untuk perbaikan.
d. Menilai prestasi perawat/bidan tersebut dengan cara membandingkan
prestasi aktual dengan standar yang telah ditetapkan.
e. Memberikan umpan balik kepada perawat/bidan yang dinilai berhubungan
dengan seluruh hasil penilaian. Pada kesempatan tersebut atasan dan staf
mendiskusikan kelemahan dan cara perbaikannya untuk meningkatkan
prestasi berikutnya.
Pengertian Indikator
Ada beberapa pengertian yang disampaikan oleh para pakar antara lain:
a. Indikator adalah pengukuran tidak langsung suatu peristiwa atau kondisi.
Contoh: berat badan bayi dan umurnya adalah indikator status nutrisi dari
bayi tersebut ( Wilson & Sapanuchart, 1993).
b. Indikator adalah variabel yang mengindikasikan atau menunjukkan satu
kecenderungan situasi, yang dapat dipergunakan untuk mengukur
perubahan (Green, 1992).
c. Indikator adalah variable untuk mengukur suatu perubahan baik langsung
maupun tidak langsung (WHO, 1981)
Ada dua kata kunci penting dalam pengertian tersebut diatas adalah
pengukuran dan perubahan. Untuk mengukur tingkat hasil suatu kegiatan
digunakan "indikator" sebagai alat atau petunjuk untuk mengukur prestasi
suatu pelaksanaan kegiatan. Indikator yang berfokus pada hasil asuhan kepada
pasen dan proses-proses kunci serta spesifik disebut indikator klinis. Indikator
klinis adalah ukuran kuantitas sebagai pedoman untuk mengukur dan
mengevaluasi kualitas asuhan pasen dan berdampak terhadap pelayanan.
Indikator tidak dipergunakan secara langsung untuk mengukur kualitas
pelayanan, tetapi dapat dianalogikan sebagai "bendera" yang menunjuk
adanya suatu masalah spesifik dan memerlukan monitoring dan evaluasi.
Dalam beberapa kegiatan, mungkin tidak relevan mengukurnya dengan ukuran
kuantitatif untuk mengambil suatu keputusan. Sebagai contoh dalam
komunikasi: bagaimana kualitas komunikasi interpersonal antara perawat -
pasen, maka pengukurannya adalah melalui observasi langsung untuk
mengetahui bagaimana kualitas interaksinya. Monitoring dilakukan terhadap
indikator kunci guna dapat mengetahui penyimpangan atau prestasi yang
dicapai. Dengan demikian setiap individu akan dapat menilai tingkat
prestasinya sendiri (self assesment).
Indikator Memiliki Karakteristik sebagai berikut :
Sahih (Valid) artinya indikator benar-benar dapat dipakai untuk mengukur
aspek-aspek yang akan dinilai.
Dapat dipercaya (Reliable): mampu menunjukkan hasil yang sama pada
saat yang berulang kali, untuk waktu sekarang maupun yang akan datang.
Peka (Sensitive): cukup peka untuk mengukur sehingga jumlahnya tidak
perlu banyak.
Spesifik (Specific) memberikan gambaran prubahan ukuran yang jelas dan
tidak tumpang tindih.
Relevan: sesuai dengan aspek kegiatan yang akan diukur dan kritikal
contoh: pada unit bedah indikator yang dibuat berhubungan dengan pre-
operasi dan post-operasi.
Klasifikasi Indikator
Sistem klasifikasi indicator didasarkan atas kerangka kerja yang logis
dimana kontinuum masukan (input) pada akhirnya mengarah pada luaran
(outcomes).
a. Indikator input merujuk pada sumber-sumber yang diperlukan
untuk melaksanakan aktivitas al: personel, alat/fasilitas, informasi,
dana, peraturan/kebijakan.
b. Indikator proses adalah memonitor tugas atau kegiatan yang
dilaksanakan.
c. Indikator output : mengukur hasil meliputi cakupan, termasuk
pengetahuan, sikap, dan perubahan perilaku yang dihasilkan oleh
tindakan yang dilakukan. Indikator ini juga disebut indicator effect.
d. Indikator outcome : dipergunakan untuk menilai perubahan atau
dampak (impact) suatu program, perkembangan jangka panjang
termasuk perubahan status kesehatan masyarakat/penduduk.
Ilustrasi dari kontinuum indikator dengan contoh kegiatan imunisasi: Input
meliputi peralatannya, vaksin dan alat proteksi dan staf yang terlatih, proses
adalah kegiatan dalam melakukan aktifitas pemberian imunisasi, output meliputi
cakupan pemberian meningkat adalah (output), dan outcome adalah dampaknya
sebagai efek output antara lain menurunnya morbiditas dan mortalitas dari upaya
pencegahan penyakit melalui immunisasi (outcome)
Untuk mengukur tingkat hasil suatu kegiatan digunakan indikator sebagai
alat atau petunjuk pengukur prestasi suatu pelaksanaan kegiatan. Indikator yang
berfokus pada hasil asuhan kepada pasien dan proses-proses kunci serta spesifik
disebut indikator klinis. Indikator klinis adalah ukuran kualitas sebagai pedoman
untuk mengukur dan mengevaluasi kualitas asuhan pasien dan berdampak
terhadap pelayanan. Indikator tidak dipergunakan secara langsung untuk
mengukur kualitas pelayanan, tetapi dapat dianalogikan sebagai bendera yang
menunjuk adanya suatu masalah spesifik dan memerlukan monitoring dan
evaluasi (Depkes. 2006).
Indikator untuk pelayanan antenatal sebagai berikut:
1. Indikator input yaitu fasilitas/alat untuk melaksanakan pelayanan
antenatal.
2. Indikator proses yaitu proses pelayanan antenatal yang sesuai dengan
standar asuhan kebidanan.
3. Indikator output yaitu terpenuhinya cakupan K1 dan K4.
4. Indikator outcome yaitu meningkatkan kesehatan ibu yang pada akhirnya
menurunkan Angka Kematian Ibu. (Depkes. 2006)
Indikator Kinerja Klinis
Mengidentifikasi indikator yang tepat untuk suatu tindakan klinis yang
memerlukan pertimbangan yang selektif dan membangun konsesus diantara
manager lini pertama (First Line Manager) dan staf, sehingga apa yang akan
dimonitor dan dievaluasi akan menjadi jelas bagi kedua belah pihak.
Pengukuran Indikator Kinerja Klinis
Untuk menilai keberhasilan suatu kegiatan pelayanan keperawatan/kebidanan
dipergunakan indikator kinerja klinis. Indikator adalah pengukuran kuantitatif,
umumnya pengukuran kuantitatif meliputi numerator dan denominator.
Numerator adalah suatu data pembilang dari suatu peristiwa (events) yang yang
sudah diukur. Denominator data penyebut adalah jumlah target sasaran atau
jumlah seluruh pasen yang menjadi sasaran pemberian asuhan/pelayanan. Contoh
data denominator di puskesmas: populasi sasaran dalam satu wilayah seperti:
jumlah balita, bumil, bayi baru lahir. Indikator yang meliputi denominator sangat
berguna untuk memonitor perubahan dan membandingkan tingkat keberhasilan
suatu area dengan area lain pada suatu wilayah.
Pengumpulan data indikator kinerja
Pengumpulan data indikator merupakan tulang punggung dari program
pengukuran kinerja. Hal tersebut hanya dapat dikembangkan melalui sistem
manajemen informasi yang t.epat; dimana pengumpulan data, pengorganisasian
serta reaksi terhadap data kinerja direncanakan dan diorganisir secara sistematik,
sehingga dapat memberikan makna terhadap perubahan dan peningkatan mutu
pelayanan kesehatan dalam suatu organisasi.
Ada enam sasaran kunci pengumpulan data kinerja:
a) Menata sistem informasi yang akurat yang mendasari keputusan
mendatang,
b) Menghindari aspek hukum yang berkaitan dengan pengukuran dan hasil
data yang dikumpulkan,
c) Menemukan lingkungan tepat yang dapat memberikan peluang untuk
melakukan tindakan,
d) Menumbuhkan motivasi staf dan merencanakan peningkatan kinerja itu
sendiri,
e) Mengumpukan data interval secara reguler terhadap proses-proses kritis,
dalam upaya mempertahankan kinerja yang sudah meningkat,
f) Mengumpulkan data obyektif dan subyektif.
Meningkatkan Kinerja Bidan Melalui Reward
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Reward adalah penghargaan,
penghormatan.
Menurut PP 32/1996,pasal 25 Reward diberikan pada Tenaga kesehatan
yang bertugas pada sarana kesehatan atas dasar prestasi kerja, pengabdian,
kesetiaan, berjasa pada negara atau meninggal pada saat melaksanakn tugas.
Penghargaan tersebut dapat diberikan oleh pemerintah atau oleh
masyarakat. Bentuk penghargaan dapat berupa kenaikan pangkat,tanda jasa,uang
atau bentuk lain. IBI acapkali memberikan penghargaan kepada para bidan.
Jenis penghargaan yang sering diberikan antara lain:
Bidan bersih berprestasi
Bidan bintang
Bidan sahabat
Bidan delima
Dikatakan bidan delima karena buah delima sering dijadikan simbol kelahiran
bayi seperti pada peringatan tujuh bulan dan sebagainya. Pemberian penghargaan
tersebut untuk memacu para bidan memberikan pelayanan kesehatan sesuai
dengan stándar profesi sehingga dapat menurunkan angka kematian ibu dan bayi.
Kriteria dikatakan berhasil jika memenuhi stándar pelayanan yaitu :
1. Falsafah dan tujuan
Pengelola pelayanan kebidanan memiliki visi, misi, filosofi dan tujuan
pelayanan kebidanan yang efektif dan efisien
2. Administrasi dan pengelolaan
Pengelola pelayanan kebidanan memiliki pedoman pengelolaan stándar
pelayanan prosedur tetap dan pelaksanaankegiatan pengelolaan yang
kondusif yang memungkinkan terjadinya praktik pelayanan kebidanan
akurat
3. Staf dan pimpinan
Pengelola pelayanan kebidanan mempunyai program pengelolaan sumber
daya manusia agar pelayanan berjalan efektif dan efisien
4. Fasilitas dan peralatan
Tersedia sarana dan peralatan untuk mendukung pencapaian tujuan
pelayanan
5. Kebijakan dan prosedur
Pengelola pelayanan kebidanan memiliki kebijakan dalam
penyelenggaraan pelayanan dan pembinaan personal menuju pelayanan
dan pembinaan personal menuju pelayanan yang berkulitas
6. Pengembangan staf Dan program pendidikan
Pengelola pelayanan kebidanan memiliki program pengembangan staff
dan perencanaan pendidikan sesuai dengan kebutuhan pelayanan
7. Stándar Asuhan
Pengelola pelayanan kebidanan memiliki stándar asuhan /manajemen
kebidanan yang diterapkan sebagai pedoman dalam memberikan
pelayanan kepada pasien
8. Evaluasi dan pengendalian Mutu
Pengelola pelayanan kebidanan memiliki program dan pelaksanaan
kebidanan yang dilaksanakan secara berkesinambungan
Tanggung Jawab Bidan
Tanggung jawab sangat penting dalam menentukan mutu kinerja perawat
dan bidan. Hal ini membutuhkan proses mental untuk menjadikan Perawat
dan Bidan bekerja secara profesional. Perawat dan bidan harus waspada
serta meningkatkan kinerjanya mengingat tugas dan tanggung jawab
berhubungan dengan kegiatan atau tindakan mereka. Mereka perlu
memonitor dan mengevaluasi semua hasil pekerjaan yang telah
dilakukannya, dan selalu berupaya meningkatkan serta menjaga mutu
pelayanannya.
Pengertian
Tanggung jawab yaitu mengarah pada kinerja tindakan dari tugas,
mencakup tindakan para staf dalam memberikan pelayanan kesehatan
untuk kesejahteraan pasIen.
Konsep Tanggung Jawab
1. Menempatkan kebutuhan pasen di atas kepentingan sendiri.
2. Melindungi hak pasen untuk memperoleh keamanan dan pelayanan
yang berkualitas dari perawat atau bidan.
3. Selalu meningkatkan pengetahuan, keahlian serta menjaga perilaku
dalam melaksanakan tugasnya.
Tugas : Dapat mempertahankan kinerja professional berdasarkan
standar yang berlaku.
Tanggung jawab menunjukkan kewajiban. Ini mengarah kepada kewajiban
yang harus dilakukan untuk menyelesaikan pekerjaan secara professional.
Manajer dan para staf harus memahami dengan jelas tentang fungsi tugas yang
menjadi tanggung jawab masing-masing perawat dan bidan serta hasil yang ingin
dicapai dan bagaimana mengukur kualitas kinerja stafnya. Perawat atau bidan
yang professional akan bertanggung jawab atas semua bentuk tindakan klinis
keperawatan atau kebidanan yang dilakukan dalam lingkup tugasnya.
Tanggung jawab diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dan kinerja yang
ditampilkan guna memperoleh hasil pelayanan keperawatan atau kebidanan yang
berkualitas tinggi. Yang perlu diperhatikan dari pelaksanaan tanggung jawab
adalah memahami secara jelas tentang “uraian tugas dan spesifikasinya” serta
dapat dicapai berdasarkan standar yang berlaku atau yang disepakati. Hal ini
berarti perawat atau bidan mempunyai tanggung jawab yang dilandasi oleh
komitmen, dimana mereka harus bekerja sesuai fungsi tugas yang dibebankan
kepadanya.
Untuk mempertahankannya, perawat dan bidan hendaknya mampu dan
selalu melakukan introspeksi serta arahan pada dirinya sendiri (self-directed),
merencanakan pengembangan diri secara kreatif dan senantiasa berusaha
meningkatkan kualitas kinerjanya. Hal ini diperlukan agar mereka dapat
mengidentifikasi elemen-elemen kritis untuk meningkatkan dan mengembangkan
kinerja klinis mereka, guna memenuhi kepuasan pasen dan dirinya sendiri dalam
pekerjaannya. Mencatat respon dan perkembangan pasen dengan lengkap dan
benar merupakan salah satu tanggung jawab perawat atau bidan dalam
melaksanakan tugasnya.
Tanggung jawab profesional mempunyai beberapa tujuan, antara lain:
1. Perawat dan bidan harus mempertanggungjawabkan tindakannya
kepada pasien, manajer dan organisasi tempat mereka bekerja.
2. Mereka bertanggungjawab terhadap tindakan yang diambil untuk
pasen dan keluarganya, masyarakat dan juga terhadap profesinya.
3. Mengevaluasi praktek profesional dan para stafnya.
4. Menerapkan dan mempertahankan standar yang telah ditetapkan dan
yang dikembangkan oleh organisasi.
5. Membina ketrampilan personal staf masing-masing.
6. Memastikan ruang lingkup dalam proses pengambilan keputusan
secara jelas.
Mekanisme Tugas Dan Tanggung Jawab
- Keperawatan atau Kebidanan Klinis
Kelompok perawat atau bidan bertanggung jawab selama 24 jam, 7
hari dalam seminggu untuk merencanakan, mengimplementasikan
dan mengevaluasi asuhan keperawatan atau kebidanan untuk
sekelompok pasennya. Mereka mempunyai wewenang penting
untuk memenuhi tanggung jawabnya. Untuk itu mereka harus
memiliki wewenang dalam memenuhi tanggung jawabnya dan
harus mampu menerima akontabilitas untuk pencapaian hasil
praktek keperawatan atau kebidanan. Kewenangan yang dimiliki
perawat atau bidan untuk memberikan asuhan keperawatan atau
kebidanan diarahkan langsung kepada pasen pada setiap saat dalam
pelaksanaan tugas. Praktek klinik keperawatan atau kebidanan
merupakan instrument yang sudah biasa dilakukan dan dapat
dipergunakan dalam mempromosikan praktek profesionalnya.
Seorang manajer dapat mengembangkannya melalui dorongan dan
kepercayaan terhadap staf perawat atau bidan, agar mereka
semakin memiliki kesadaran, dan kemampuan klinis dalam
memberikan pelayanan yang berkualitas tinggi.
- Etika Perawat / Bidan
Kerangka konsep dan dimensi moral dari suatu tanggung jawab
dan akontabilitas dalam praktek klinis keperawatan dan kebidanan
didasarkan atas prinsip-prinsip etika yang jelas serta diintegrasikan
ke dalam pendidikan dan praktek klinis. Hubungan perawat atau
bidan dengan pasen dipandang sebagai suatu tanggung jawab dan
akuntabilitas terhadap pasien yang pada hakekatnya adalah
hubungan memelihara (caring). Elemen dari hubungan ini dan
nilai-nilai etiknya merupakan tantangan yang dikembangkan pada
setiap sistem pelayanan kesehatan dengan berfokus pada sumber-
sumber yang dimiliki. Perawat atau bidan harus selalu
mempertahankan filosofi keperawatan atau kebidanan yang
mengandung prinsip-prinsip etik dan moral yang tinggi
sebagaimana perilaku memelihara dalam menjalin hubungan
dengan pasen dan lingkungannya. Sebagai contoh, ketika seorang
perawat/bidan melakukan kesalahan dalam memberikan obat
kepada pasen, dia harus secara sportif (gentle) dan rendah hati
(humble) berani mengakui kesalahannya. Pada kasus ini dia harus
mempertanggungjawabkan kepada: (1) pasen sebagai konsumen,
(2) dokter yang mendelegasikan tugas kepadanya, (3) Manajer
Ruangan yang menyusun standar atau pedoman praktek yang
berhubungan dengan pemberian obat (4) Direktur Rumah Sakit
atau Puskesmas yang bertanggung jawab atas semua bentuk
pelayanan di lingkungan organisasi tersebut.
Mempertahankan Tugas dan tanggung jawab Profesional dalam Asuhan
Keperawatan atau Kebidanan
1. Terhadap Diri Sendiri; (a) Tidak dibenarkan setiap personal melakukan
tindakan yang membahayakan keselamatan status kesehatan pasen. (b)
Mengikuti praktek keperawatan atau kebidanan berdasarkan standar baru
dan perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi canggih. (c)
Mengembangkan opini berdasarkan data dan fakta
2. Terhadap Klien atau Pasen; (a) Memberikan informasi yang akurat
berhubungan dengan asuhan keperawatan atau kebidanan. (b) Memberikan
asuhan keperawatan atau kebidanan berdasarkan standar yang menjamin
keselamatan, dan kesehatan pasen.
3. Terhadap Profesinya; (a). Berusaha mempertahankan, dan memelihara
kualitas asuhan keperawatan, atau kebidanan berdasarkan standar, dan
etika profesi. (b) Mampu dan mau mengingatkan sejawat perawat/bidan
untuk bertindak profesional, dan sesuai etik moral profesi.
4. Terhadap Institusi/Organisasi; Mematuhi kebijakan dan peraturan yang
berlaku, termasuk pedoman yang disiapkan oleh institusi atau organisasi.
5. Terhadap Masyarakat; Menjaga etika dan hubungan interpersonal dalam
memberikan pelayanan keperawatan, atau kebidanan yang berkualitas
tinggi
DAFTAR PUSTAKA
1. Satrianegara, M. Fais. 2009. Buku Ajar Organisasi Dan Manajemen
Pelayanan Kesehatan Serta Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.
2. Depkes RI. 2006. Modul Belajar Pelatihan Keterampilan Manajerial
Sistem Pengembangan Dan Manajemen Kinerja Klinis. Jakarta
3. Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu. 2010. Evaluasi Kinerja SDM. Refika
Aditama. Bandung.