Muthia Infeksi Virus

Click here to load reader

download Muthia Infeksi Virus

of 74

description

Dermatologi

Transcript of Muthia Infeksi Virus

INFEKSI VIRUS PADA KULIT

INFEKSI VIRUS PADA KULITMuthia Isna Anindita (20090310226)2015

Penyakit kulit yang disebabkan oleh virus antara lain :VariselaHerpes zosterVerukaKandiloma akuminatumMoluskum kontagiosumRubellaRubeollaHand Foot and Mouth DiseaseVARISELA

Sinomim : cacar air, chicken poxEtiologi : virus varisela-zosterEpidemiologi :- tersebar diseluruh dunia- mengenai semua usia, terutama anak-anak- penularan aerogenGejala klinis :- inkubasi : 7 14 hari- gejala prodromal : demam, malese, nyeri kepala- erupsi polimorfi : papul eritem vesikel pustul krusta- lokasi : badan menyebar ke wajah & ekstremitas- mukosa mata, mulut, sal napas atas- pembesaran KGB- dapat disertai gatalKomplikasi- anak jarang, dewasa lebih sering- ensefalitis, pneumonia, glomerulonefritis, karditis, hepatitis, keratitis, konjungtivitis, otitis, arteritis, purpura- ibu hamil trimester I : kelainan kongenital trimester III : varisela kongenitalDiagnosis- anamnesis & klinis- penunjang uji Tzanck

Diagnosis banding :- variola

Tatalaksana :1. Simtomatik - analgetik/antipiretik - antipruritus oral, bedak salisil2. Kausatif : - antivirus : asiklovir 5x400-800 mg/hr - VZIG (varisela zoster immunoglobuline)3. Pencegahan : - vaksinasi varisela pada bayi < 12 bulan - vaksinasi ulang setelah 4-6 tahun - efektivitas ?

Prognosis :- baik

Variola Sinonim : cacar, small pox Etiologi : virus pox (pox virus variolae) Epidemiologi : - tersebar diseluruh dunia, beberapa insidens - WHO 1984 : seluruh dunia bebas varisela Gejala klinis - inkubasi : 2-3 minggu - terdapat 4 stadium - stadium inkubasi/prodromal * nyeri kepala, tulang, sendi * demam tinggi, malese, mual/muntah - stadium makulo-papular * makula eritem papul * letak di wajah & ekstremitas, telapak tangan & kaki *suhu normal, lesi baru (-) Stadium vesikulo-pustulosa - 5-10 hari timbul vesikel pustul - suhu naik kembali - lesi membentuk umbilikasi

Stadium resolusi - berlangsung 2 minggu - lesi krustasi lepas sikatriks atrofik - suhu normal - perdarahan black variola - fatal mortalitas 1-50% Komplikasi - Bronkopneumonia - Pioderma : furunkulosis, impetigo - Ulkus kornea, ensefalitis, telogen efluvium

Diagnosis - Anamnesis, klinis - Penunjang : inokulasi korioalantoik Tatalaksana - simtomatik * antipiretik - kausatif * antivirus (asiklovir, valasiklovir) * antibiotik bila ada infeksi sekunder

Prognosis - mortalitas 1-50% - kurang baik, karena terbentuk sikatriks

HERPES ZOSTER Sinonim : cacar ular Etiologi : - Penyebaran di seluruh dunia - Umumnya usia dewasa, jarang pada anak - = Patogenesis - reaksi virus di ganglion posterior susunan saraf tepi dan ganglion kranialis - memberikan kelainan kulit setingkat kelainan pada ganglion tersebut - bila mengenai ganglion anterior saraf kranialis gangguan motorik Gejala klinisInkubasi : 7-12 hariProdromal : demam, malese, nyeri otot / tulang, gatalTimbul lesi vesikel berkelompok, dasar kulit Eritematosa dan edemaUnilateral, dermatomalHiperestesiVesikel jernih keruh; pustul krustaPerdarahan HZ hemoragikInfeksi sekunder ulkus sikatriksResolusi 1-2 mingguPembesar KGB regional Kelainan pada wajah - gangguan n. trigeminus (ganglion Gaseri) - gangguan n. fasialis - gangguan n. otikus (ganglion Genikulatum) H Z oftalmikus - Gangguan pada n. trigeminus cabang I kelainan pada mata - Cabang II + III kelainan pada kulit - Sindrom Ramsay Hunt * gangguan fasialis & otikus * paralisis otot wajah (paralisis Bell) * tinitus, vertigo, nistagmus, nausea, gangguan pendengaranNeuralgia pascaherpetik :- rasa nyeri yang timbul pada bekas lesi- terutama pada orang tua (usia > 40 th)Komplikasi1. Neuralgia pascaherpetik2. Ulkus dengan jaringan nekrotik pada imunokompromais3. HZ oftalmikus :ptosis paralitik, keratitis, skleritis, uveitis, korioretinitis, neuritis optik4. Paralisis motorik5. Infeksi menjalar ke organ dalam paru, hepar, otak

Diagnosis :- anamnesis & klinis- penunjang : uji Tzanck

Diagnosis banding :- herpes simpleks- angina pektoris, gastritis, artritisTatalaksana1. Simtomatik - analgetik - kortikosteroid bila ada sindrom Ramsay Hunt - bedak salisil, kompres bila ada erosi2. Kausatif - antiviral : asiklovir 5x400 mg/hr - antibiotik bila ada infeksi sekunder

Prognosis : - baik, bergantung tindakan/perawatan sejak awal

C

Veruka Sinonim : kutil, common wart Etiologi : virus papiloma Kalsifikasi menurut bentuk : 1. veruka vulgaris 2. veruka plana juvenilis 3. veruka plantaris 4. veruka akuminatum (kandiloma akuminatum)1. Veruka vulgaris - pada anak & dewasa - predileksi di ekstremitas - bentuk bulat, abu-abu, lentikular permukaan verukosa - fenomena Koebner (+)

2. Veruka plana juvenilis : - lesi papul datar, miliar-lentikular - permukaan licin, warna kulit kecoklatan - letak di wajah, leher, dorsum manus/pedis, pergelangan tangan, lutut - fenomena Koebner (+)3. Veruka plantaris - ditelapak kaki - bentuk cincin, bagian tengah lunak - warna kekuningan - nyeri waktu berjalan 4. Veruka akuminatum Kondiloma akuminatumTatalaksana :1. Bahan kaustik : larutan AgNO3 25%, as. trikloroasetat 50%, fenol likuifaktum2. Bedah beku : CO2, N2, N2O3. Bedah skalpel, bedah listrik, laser

Kindiloma Akuminatum Sinonim : veruka akuminatum Etiologi : virus papiloma humanus (VPH) Epidemiologi : - merupakan penyakit IMS - tersebar di seluruh dunia - transmisi melalui kontak langsung Gejala klinis : - bentuk lesi vegetasi bertangkai, warna kemerahan/kehitaman - permukaan papilomatosa - vegetasi besar giant condyloma (Buschke) maligna - Lokasi : * : perineum, anus, sulkus koronarius, glans penis, oue, korpus, pangkal penis * : vulva, introitus vagina, porsio uteri Diagnosis banding : 1. Veruka vulgaris 2. Kondiloma latum (S II) 3. Karsinoma sel skuamosa

Tatalaksana : 1. Kemoterapi - tingtura padofilin 25% - larutan asam trikloroasetat 50% - krim 5 fluorourasil

2. Bedah listrik, bedak beku, skalpel, laser3. Interferon4. Imunoterapi

Prognosis pada umumnya baik, kecuali pada VPH tipe tertentu dapat menyebabkan keganasan

Moluskum Kontangiosum Etiologi : virus poks Epidemiologi : - menyerang anak & dewasa (IMS) - transmisi kontak kulit langsung dan autoinokulasi Gejala klinis - inkubasi : beberapa minggu - lesi papul miliar lentikular, warna putih, bentuk kubah, lekukan di tengah (delle) - Lokasi : wajah, badan, ekstremitas, pubis

Tatalaksana 1. enukleasi 2. bedah listrik, bedah beku

Rubella DefinisiSinonim :Campak JermanMerupakan penyakit anak menularDitandai dengan gejala-gejala utama ringan, ruam serupa dengan campak ringan atau demam skarlet, dan pembesaran serta nyeri limfonodi pascaoksipital, retroaurikuler, dan servikalis posterior.Campak Jerman atau rubella ini biasanya hanya menyerang anak-anak sampai usia belasan tahun EpidemiologiManusia adalah satu-satunya hospes alamiah rubella, yang disebarkan oleh droplet oral atau secara transplasenta melalui infeksi congenital. EtiologiRubella disebabkan oleh virus yang mengandung-RNA pleomorfik, yang sekarang didaftar pada famili Togaviridae, genus Rubivirus. Virus ini sferis, berdiameter 50-60 nm, dan berisi asam ribonukleat helai-tunggal.

Selama penyakit klinis virus berada dalam sekresi nasofaring, darah, tinja, dan urin. Virus telah ditemukan dari nasofaring 7 hari sebelum eksantem, dan 7-8 hari sesudah menghilangnya. Penderita dengan penyakit subklinis juga infeksius.PatofisiologiMekanisme penularan melalui droplet dari sekret nasofaring penderita. Saat tubuh terpapar virus rubella virus melekat dan menginvasi sel-sel epitel saluran pernafasan atas melalui proses endositosis menyebar ke sistem limfatik regional secara hematogen dan bereplikasi di jaringan limfoid nasofaring dan saluran pernafasan atas viremia menyebar ke organ-organ lain, termasuk persendian hingga kapiler kulit. Proses infeksi berlangsung selama 11-14 hari, dengan masa penularan sejak 5 hari sebelum hingga 6 hari sesudah timbulnya ruam.Manifestasi KlinisKeluhan yang dirasakan biasanya lebih ringan dari penyakit campak.

Bercak-bercak mungkin juga akan timbul tapi warnanya lebih muda dari campak biasa.

Biasanya bercak timbul pertama kali di muka dan leher, berupa titik-titik kecil berwarna merah muda. Dalam waktu 24 jam, bercak tersebut menyebar ke badan, lengan, tungkai, dan warnanya menjadi lebih gelap. Bercak-bercak ini biasanya hilang dalam waktu 1 sampai 4 hari.Masa inkubasi adalah 14-21 hari.

Tanda yang paling khas adalah adenopati retroaurikuler, servikal posterior, dan di belakang oksipital. Tidak ada penyakit lain yang menyebabkan pembesaran nyeri limfonodi ini yang sampai sebesar limfonodi rubella.

Ruam ini terdiri dari bintik-bintik merah tersendiri pada palatum molle yang dapat menyatu menjadi warna kemerahan dan meluas pada rongga belakang mulut yang dikenal sebagai Forscheimer spot. Limfadenopati jelas pada sekitar 4 jam sebelum ruam muncul dan dapat tetap selama 1 minggu atau lebih.DiagnosaUntuk mendiagnosa pasti suatu rubella, dapat dilakukan dengan isolasi virus, hanya saja ini sulit dilakukan dan biayanya juga mahal atau dapat pula dengan titer antibodi. Tes yang biasa dilakukan adalah tes ELISA untuk antibodi IgG dan IgM.

Antibodi hemaglutinasi-inhibisi (HI) merupakan metode penentuan imunitas biasa terhadap rubella.

Beberapa uji yang lebih baru termasuk aglutinasi lateks, immunoassay enzim, dan immunoassay fluoresen sensitivitasnya tampak sama atau lebih baik dari pada uji HI. Immunoglobulin (Ig) M spesifik-rubella dapat ada dalam darah bayi baru lahir yang terkena.5,7

Diagnosa Bandingrubella dapat terancukan dengan tipe demam skarlet dan rubeola ringan. Roseola infantum (eksantema subitum)Ruam karena obatmononukleosis infeksiosaPenatalaksanaan Jika tidak terjadi komplikasi bakteri, pengobatan pada rubella adalah simptomatis.

Komplikasi dan PrognosisKomplikasi rubella jarang dijumpai pada anak-anak. Neuritis dan arthritis kadang-kadang terjadi, ensefalitis serupa dengan ensefalitis yang ditemukan pada rubeola yang terjadi pada sekitar 1/6000 kasus. Prognosis rubella anak adalah baik.

PencegahanPada orang yang rentan, proteksi pasif dari atau pelemahan penyakit dapat diberikan secara bervariasi dengan injeksi intramuskuler globulin imun serum (GIS) yang diberikan dengan dosis besar (0,25-0,50 mL/kg atau 0,12-0,20 mL/lb) dalam 7-8 hari pasca pemajanan. Program vaksinasi atau imunisasi merupakan salah satu upaya pencegahan terhadap rubella. Di Amerika Serikat mengharuskan untuk imunisasi semua laki-laki dan wanita umur 12 dan 15 bulan serta pubertas dan wanita pasca pubertas tidak hamil.Imunisasi adalah efektif pada umur 12 bulan tetapi mungkin tertunda sampai 15 bulan dan diberikan sebagai vaksin campak-parotitis-rubella (measles-mumps-rubella [MMR]).MeaslesDefinisiCampak adalah penyakit akut yang sangat menular, disebabkan oleh infeksi virus yang umumnya menyerang anak.Campak memiliki gejala klinis khas:3 stadium yang masing-masing mempunyai ciri khusus:(1) Stadium masa tunas berlangsung kira-kira 10-12 hari(2) stadium prodromal dengan gejala pilek dan batuk yang meningkat dan ditemukan enantem pada mukosa pipi (bercak Koplik), faring dan peradangan mukosa konjungtiva(3) stadium akhir dengan keluarnya ruam mulai dari belakang telinga menyebar ke muka, badan, lengan dan kaki.Ruam timbul didahului dengan suhu badan yang meningkat, selanjutnya ruam menjadi menghitam dan mengelupas.ETIOLOGIPenyakit ini disebabkan oleh virus campak dari famili Paramyxovirus genus Morbilivirus.Virus ini merupakan virus RNA serat negatif yang berenvelop.

PenularanCampak dapat ditularkan melalui droplet di udara oleh penderita sejak 1 hari sebelum timbulnya gejala klinis sampai 4 hari sesudah munculnya ruam.Masa inkubasi : 10-12 hari.Ibu yang pernah menderita campak akan menurunkan kekebalannya kepada janin yang dikandungnya melalui plasenta, dan kekebalan ini bisa bertahan sampai bayinya berusia 4-6 bulan. Pada usia 9 bulan bayi diharapkan membentuk antibodinya sendiri secara aktif setelah menerima vaksinasi campak.Dalam waktu 12 hari setelah infeksi campak sampai puncak titer sekitar 21 hari, IgM akan terbentuk dan akan cepat menghilang untuk kemudian digantikan oleh IgG.PatogenesisPenyakit campak adalah penyakit pada manusia terutama menyerang anak-anak melalui saluran nafas. Virus menyebar melalui udara dan masuk ke saluran nafas.Virus bereplikasi pada saluran nafas kemudian virus menginfeksi sel sistem imun yang ada di sekitar saluran nafas yang mempunyai SLAM+ seperti sel monosit, sel dendritik dan limfosit. Setelah itu virus menyebar ke jaringan limfe. Karena jumlah virus bertambah banyak maka timbullah viremia primer, kemudian virus dapat menyebar ke berbagai jaringan dan organ limfoid termasuk kulit, saluran cerna, hati dan ginjal. Virus melakukan replikasi pada sel endothelial, epitelial dan monosit/makrofag.Kemudian terjadi pembentukan sel raksasa retikuloendothelial (Warthin-Finkeldey) yang ukurannya mencapai lebih dari 100 nm dan di dekat pusat selnya mengandung lebih dari 100 agregat nukleus. Sel raksasa retikuloendothelial (Warthin-Finkeldey) inilah yang nantinya menjadi sumber utama penyebaran virus ke jaringan lain. Sel ini banyak ditemukan pada saat munculnya ruam pada kulit dan dengan mudah ditemukan pada sekresi hidung dan konjungtiva pada saat masa prodromal dan hari pertama timbulnya ruam. Manifestasi Klinis Sekitar 10 hari setelah infeksi akan muncul demam yang biasanya tinggi, diikuti dengan koriza/pilek, batuk dan peradangan pada mata . Gejala penyakit campak dikategorikan dalam tiga stadium:Stadium masa inkubasi, berlangsung 10-14 hari.Stadium masa prodromalErupsi (Rash)

Diagnosis Penyakit campak dapat didiagnosis berdasarkan gejala klinis yang klasik menurut CDC (Centre for Disease Control and Prevention) dengan kriteria sebagai berikut:Terdapat ruam papulomakuler menyeluruh yang terjadi dalam waktu 3 hari atau lebih.Demam 38,3oC (101oF).Terdapat salah satu dari gejala berikut, batuk, koriza/pilek atau konjungtivitis PenyulitBronkopneumoniaEncephalitisSubacute Slcerosing Panencephalitis(SSPE)KonjungtivitisOtitis MediaDiareLaringotrakheitisJantungBlack measlesPenatalaksanaanPasien campak tanpa penyulit dapat berobat jalan, anak harus diberikan cukup cairan dan kalori, sedangkan pengobatan bersifat simtomatik, dengan pemberian antipiretik, antitusif, ekspektoran, dan anti konvulsan bila diperluan. Sedangkan pada campak dengan penyulit, pasien perlu dirawat inap. Di rumah sakit pasien campak dirawat di bangsal isolasi sistem pernafasan, diperlukan perbaikan keadaan umum dengan memperbaiki kebutuhan cairan dan diet yang memadai. Vitamin A 100.000 IU per oral diberikan satu kali, apabila terdapat malnutrisi dilanjutkan 1500 IU perhari. Parasetamol untuk menurunkan demam dosis 10-15mg/kg BB. Pencegahan

Imunisasi aktifImunisasi Pasif (Imunoglobulin)

Pemberian imunisasi campak pada usia kurang dari 12 bulan memerlukan imunisasi ulang pada usia 15 bulan karena vaksin dinetralisasi oleh antibodi maternal sedang pemberian imunisasi campak pada usia lebih dari 12 bulan atau 15 bulan tidak perlu imunisasi ulang, karena dapat memperlihatkan serokonversi yang maksimum dan daya proteksi vaksin mencapai 95-100 persen jika diberikan pada usia lebih dari 12 bulanPrognosisPada penyakit campak yang tidak disertai dengan komplikasi maka prognosisnya baik. Sedangkan pada campak yang disertai komplikasi (misal ensefalitis dan pneumonia) maka prognosisnya buruk karena dapat menimbulkan kecacatan seumur hidup meskipun jarang ditemukan. Penyakit campak juga merupakan penyebab morbiditas dan mortalitas yang penting pada anak-anak yang mengalami malnutrisi sehingga harus diwaspadai. Hand Foot and Mouth DiseaseDefinisi Sinonim : "Flu Singapura".Dalam dunia kedokteran dikenal sebagai Hand, Foot, and Mouth Disease (HFMD) atau penyakit Kaki, Tangan dan Mulut ( KTM ). KTM adalah penyakit yang disebabkan oleh sekelompok enterovirus yang disebut coxsackievirus, anggota dari famili PicornaviridaeGejala klinis berupa lepuhan di mulut, tangan , dan kaki, terutama di bagian telapak, terkadang di bokong. Lepuhan di mulut segera pecah dan membentuk ulser yang dirasakan sangat nyeri dan perih oleh penderitanya sedangkan lepuhan di telapak kaki, tangan, dan beberapa bagian tubuh lain tidak terasa sakit atau gatal, tapi sedikit nyeri jika ditekan.PatofisiologiPenyakit ini sangat menular dan sering terjadi dalam musim panas. KTM adalah penyakit umum yang biasa terjadi pada kelompok masyarakat yang sangat padat dan menyerang anak-anak usia 2 minggu sampai 5 tahun. Orang dewasa umumnya kebal terhadap enterovirus. Penularannya melalui kontak langsung dari manusia ke manusia yaitu melalui droplet, air liur, tinja, cairan dari vesikel atau ekskreta. Penularan kontak tidak langsung melalui barang, handuk, pakaian, peralatan makanan, dan mainan yang terkontaminasi oleh sekret tersebut. Tidak ada vektor tetapi ada pembawa penyakit seperti lalat dan kecoa. Masa inkubasi 3-6 hari.Selama masa epidemik, virus menyebar dengan sangat cepat dari satu anak ke anak yang lain atau dari ibu kepada janin yang dikandungnyaAkan timbul reaksi berupa bintik merah yang kemudian membentuk lepuhan kecil mirip dengan cacar air di bagian mulut, telapak tangan, dan telapak kaki. Selama 7 hari kemudian kadar antibodi penetral akan mencapai puncak dan virus tereliminasiManifestasi Klinis

Infeksi Coxsackievirus mungkin sama sekali tidak menunjukkan gejala atau hanya ringanGejala penyakit diawali dengan demam tidak tinggi 2-3 hari, diikuti nyeri tenggorokan atau faringitis, sulit makan dan minum karena nyeri akibat luka di mulut dan lidah. Kadang disertai sedikit pilek atau gejala seperti flu.

Lepuhan atau vesikel di kaki dan tangan dijumpai pada 2/3 penderita, yang terutama tumbuh di bagian dorsal dan sisi-sisi jari serta telapak tangan seperti ditunjukkan pada gambar. Lepuhan/vesikel yang dikenal dalam istilah kedokteran sebagai erythema multiform ini secara khas berbentuk bulat atau elips yang akan mengering sendiri selama 3-7 hari.

Pengobatan Pada kondisi penderita dengan kekebalan dan kondisi tubuh cukup baik, biasanya tidak diperlukan pengobatan khusus. Peningkatan kekebalan tubuh penderita dilakukan dengan pemberian konsumsi makanan dan cairan dalam jumlah banyak dan dengan kualitas gizi yang tinggi, serta diberikan tambahan vitamin dan mineral jika perlu. Jika didapati terjadinya gejala superinfeksi akibat bakteri maka diperlukan antibiotika atau diberikan antibiotika dosis rendah sebagai pencegahan. Edukasi kepada penderita

Virus masih dapat berada di dalam tinja penderita hingga 1 bulan.

Isolasi pasien sebenarnya tidak diperlukan, namun perlu istirahat untuk pemulihan dan pencegahan penularan lebih luas.

Selalu mencuci tangan dengan benar untuk mengurangi resiko penularan.

Jangan memecah vesikel.

Mencegah kontak dengan cairan mulut dan pernafasan antara penderita dengan anggota keluarga yang lain. Meningkatkan kekebalan tubuh dengan sebisa mungkin makan makanan bergizi, sayur sayuran berkuah, jus buah, segera setelah rasa nyeri di mulut berkurang.Mencegah dehidrasi