Musyarakah.docx

23
1 A. Musyarakah Mendefinisikan musyarakah sebagai akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu, dimana masing- masing pihak memberikan kontribusi dana dengan ketentuan dibagi berdasarkan kesepakatan, sedangkan kerugian berdasarkan kontribusi dana Akad tersebut harus mencakup berbagai aspek antara lain: 1. Besaran modal dan penggunaannya. 2. Pembagian kerja diantara mitra. 3. Nisbah yang digunakan sebagai dasar pembagian laba. 4. Periode pembagiannya. Jenis Akad Musyarakah (Berdasarkan eksistensi, berdasarkan kontribusi dana investasi) Berdasarkan eksistensi : 1. Syirkah Al Milk mengandung arti kepemilikan bersama yang keberadaannya muncul apabila dua orang atau lebih memperoleh kepemilikan bersama atas suatu kekayaan. Syirkah ini bersifat memaksa dalam hukum positif. 2. Syirkah Al Uqud Yaitu kemitraan yang tercipta dengan kesepakatan dua orang atau lebih untuk bekerja sama dalam mencapai tujuan tertentu. Setiap mitra berkontribusi dana dan atau dengan bekerja, serta berbagai keuntungan dan kerugian. Syirkah jenis ini dapat dianggap kemitraan yang sesungguhnya Karena pihak yang bersangkutan secara sukarela berkeinginan untuk membuat kerjasama investasi dan berbagi keuntungn dan resiko. Syirkah uqud sifatnya ikhtiariyah (pilihan sendiri). Syirkah Al Uqud dapat dibagi menjadi sebagai berikut : a. Syirkah Abdan Yaitu bentuk syirkah antara dua pihak atau lebih dari kalangan pekerja atau profesional dimana mereka sepakat

description

Musyarakah

Transcript of Musyarakah.docx

Page 1: Musyarakah.docx

1

A.Musyarakah

Mendefinisikan musyarakah sebagai akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu, dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan ketentuan dibagi berdasarkan kesepakatan, sedangkan kerugian berdasarkan kontribusi dana

Akad tersebut harus mencakup berbagai aspek antara lain:1. Besaran modal dan penggunaannya.2. Pembagian kerja diantara mitra.3. Nisbah yang digunakan sebagai dasar pembagian laba.4. Periode pembagiannya.

Jenis Akad Musyarakah (Berdasarkan eksistensi, berdasarkan kontribusi dana investasi)Berdasarkan eksistensi :1. Syirkah Al Milk mengandung arti kepemilikan bersama yang keberadaannya muncul

apabila dua orang atau lebih memperoleh kepemilikan bersama atas suatu kekayaan. Syirkah ini bersifat memaksa dalam hukum positif.

2. Syirkah Al UqudYaitu kemitraan yang tercipta dengan kesepakatan dua orang atau lebih untuk bekerja sama dalam mencapai tujuan tertentu. Setiap mitra berkontribusi dana dan atau dengan bekerja, serta berbagai keuntungan dan kerugian. Syirkah jenis ini dapat dianggap kemitraan yang sesungguhnya Karena pihak yang bersangkutan secara sukarela berkeinginan untuk membuat kerjasama investasi dan berbagi keuntungn dan resiko. Syirkah uqud sifatnya ikhtiariyah (pilihan sendiri). Syirkah Al Uqud dapat dibagi menjadi sebagai berikut :a. Syirkah Abdan

Yaitu bentuk syirkah antara dua pihak atau lebih dari kalangan pekerja atau profesional dimana mereka sepakat untuk bekerjasama mengerjakan suatu pekerjaan dan berbagi penghasilan yang diterima.

b. Syirkah WujuhKerjasama antara dua pihak dimana masing-masing pihak sama sekali tidak menyertakan modal dan menjalankan usahanya berdasarkan kepercayaan pihak ketiga.

c. Syirkah ‘InanSebuah persekutuan dimana posisi dan komposisi pihak-pihak yang terlibat di dalamnya adalah tidak sama, baik dalam modal maupun pekerjaan.

d. Syirkah mufawwadhahSebuah persekutuan dimana posisi dan komposisi pihak-pihak yang terlibat didalamnya harus sama, baik dalam hal modal, pekerjaan, agama, keuntungan maupun risiko kerugian.

Berdasarkan Kontribusi Dana Investasi(PSAK No. 106 par 04)

Page 2: Musyarakah.docx

2

1. Musyarakah PermanenYaitu musyarakah dengan ketentuan bagian dana setiap mitra ditentukan saat akad dan jumlahnya tetap hingga akhir masa akad.

2. Musyarakah Menurun/Musyarakah Mutanaqisah Yaitu musyarakah dengan ketentuan bagian dana salah satu mitra akan dialihkan secara bertahap kepada mitra lainnya sehingga bagian dananya akan menurun dan pada akhir masa akad mitra lain tersebut akan menjadi pemilik penuh usaha musyarakah tersebut.

Rukun dan ketentuan syariah dalam akad musyarakahUnsur-unsur yang harus ada dalam akad musyarakah ada 4 :

1. Pelaku terdiri dari para mitra2. Objek musyarakah berupa modal dan kerja3. Ijab qabul4. Nisbah keuntungan (bagi hasil)

Berakhirnya akad musyarakah1. Jika salah satu pihak menghentikan akad2. Salah seorang mitra meninggal atau hilang akal. Dalam hal ini bias digantikan oleh

ahli waris jika disetujui oleh para mitra lainnya.3. Modal musyarakah habis

Nisbah dapat ditentukan melalui dua cara, yaitu:1. Pembagian keuntungan proporsional sesuai modal.

Keuntungan yang harus dibagi di antara para mitra secara proporsional sesuai modal yang disetorkan, tanpa memandang apakah jumlah pekerjaan yang dilaksanakan oleh para mitra sama ataupun tidak sama.

2. Pembagian keuntungan tidak proporsional dengan modal.Dalam penentuan nisbah yang diperhitungkan bukan hanya modal yang disetorkan, tetapi juga tanggung jawab, pengalaman, kompetensi atau wwaktu kerja yang lebih panjang

B. Murabahah

Murabahah adalah transaksi penjualan barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli. Pembayaran atas akad jual beli dapat dilakukan secara tunai atau tangguh (Bai’Mu’ajjal).

Ada dua jenis murabahah yaitu :1. Murabahah berdasarkan pesanan

Dalam murabahah berdasarkan pesanan, penjual melakukan pembelian barang setelah ada pemesanan dari pembeli. Murabahah berdasarkan pesanan dapat bersifat mengikat atau tidak mengikat pembeli untuk membeli barang yang dipesannya. Dalam murabahah pesanan mengikat pembeli tidak dapat membatalkan pesanannya.

2. Murabahah tanpa pesanan

Page 3: Musyarakah.docx

3

Murabahah jenis ini bersifat tidak mengikat. Rukun dan Ketentuan Akad Murabahah

1. PelakuPelaku cakap hukum dan baligh, sehingga jual beli dengan orang gila menjadi tidak sah sedangkan jual beli dengan anak kecil dianggap sah, apabila seizin walinya.

2. Objek Jual beli, harus memenuhi :a. Barang yang diperjual belikan adalah barang halal

Maka semua barang yang diharamkan oleh Allah, tidak dapat dijadikan sebagai objek jual beli, karena barang tersebut dapat menyebabkan manusia bermaksiat/melanggar larangan Allah. Hal ini sesuai dengan hadist berikut ini :“sesungguhnya Allah mengharamkan menjualbelikan khamar, bangkai, babi, patung-patung.” (HR. Bukhari Muslim)

b. Barang yang diperjualbelikan harus dapat diambil manfaatnya atau memiliki nilai, dan bukan merupakan barang-barang yang dilarang diperjualbelikan, misalnya : jual beli yang kadaluwarsa.

c. Barang tersebut dimiliki oleh penjual.Jual beli atas barang yang tidak dimiliki oleh penjual adalah tidak sah karena bagaimana mungkin ia dapat menyerahkan kepemilikan barang kepada orang lain atas barang yang bukan miliknya. Jual beli oleh bukan pemilik barang seperti ini, baru akan sah apabila mendapat izin dari pemilik barang.

d. Barang tersebut dapat diserahkan tanpa tergantung dengan kejadian tertentu di masa depan. Barang yang tidak jelas waktu penyerahannya adalah tidak sah, karena dapat menimbulkan ketidakpastian (gharar), yang pada gilirannya dapat merugikan salah satu pihak yang bertransaksi dan dapat menimbulkan persengketaan.

e. Barang tersebut harus diketahui secara spesifik dan dapat di identifikasikan oleh pembeli sehingga tidak ada gharar (ketidakpastian).

f. Barang tersebut dapat diketahui kuantitas dan kualitasnya dengan jelas, sehingga tidak ada gharar. Apabila suatu barang dapat dikuantifisir/ditakar/ditimbang maka atas batang yang diperjualbelikan harus dikuantifisir terlebih dahulu agar timbul ketidakpastian (gharar).

g. Harga barang tersebut jelas.Harga atas barang yang diperjualbelikan diketahui oleh pembeli dan penjual berikut cara pembayarannya tunai atau tangguh sehingga jelas dan tidak ada gharar.

h. Barang yang di akadkan ada ditangan penjual.Barang dagangan yang tidak berada di tangan penjual akan menimbukan ketidakpastian (gharar). Hakim bin Hizam berkata :“Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku membeli barang dagangan, apakah yang halal dan apa pula yang haram daripadanya untukku?” Rasulullah bersabda: “Jika kamu telah membeli sesuatu, maka janganlah kau jual sebelum ada di tanganmu.”

3. Ijab Kabul

Page 4: Musyarakah.docx

4

Pernyataan dan ekspresi saling rida/rela di antara pihak-pihak pelaku akad yang dilakukan secara verbal, tertulis, melalui korespondensi atau menggunakan cara-cara komunikasi modern.Apabila jual beli telah dilakukan sesuai dengan ketentuan syariah maka kepemilikannya,

pembayarannya dan pemanfaatan atas barang yang diperjualbelikan menjadi halal. Demikian sebaliknya. Kalau kita perhatikan, semua ketentuan syariah di atas tidak ada yang memberatkan. Semuanya masuk akal, memiliki nilai moral yang tinggi, menghargai hak kepemilikan harta, meniadakan persengketaan yang dapat berakibat pada permusuhan. Dengan kata lain, semua itu adalah untuk kebaikan manusia itu sendiri.

C.Akad Salam

Salam berasal dari kata as  syalaf   yang artinya adalah pendahuluan. jadi pengertian akad salam di sini adalah  harta jual beli barang pesangon dengan pengiriman barang dilakukan di kemudian hari dan  pelunasanya di lakukan oleh pembeli pada saat akad/perjanjian di sepakati sesuai dengan syarat dan ketentuan yang telah disepakati. Akad salam  ini dapat membantu produsen untuk penyediaan modal sehingga ia dapat menyerahkan sesuai yang telah di pesan sebelumnya.

Syarat Salam :1. Pembayaran dilakukan di muka pada majelis akad.2. Penjual hutang barang pada si pembeli sesuai dengan kesepakatan.3. Brang yang disalam jelas spesifikasinya baik bentuk, takaran, jumlah, dan sebagainya.

Jenis Akad Salam1. Salam dapat didefinisikan sebagai transaksi atau akad jual beli dimana barang yang

diperjualbelikan belum ada ketika transaksi dilakukan, dan pembeli melakukan pembayaran dimuka sedangkan penyerahan barang baru dilakukan di kemudian hari.

2. Salam paralel, artinya melaksanakan dua transaksi salam yaitu antara pemesanan pembeli dan penjual serta antara penjual dengan pemasok (supplier) atau pihak ketiga lainnya.

Rukun salam ada tiga, yaitu:1. Pelaku, terdiri atas penjual (muslim illaihi) dan pembeli (al muslam),2. Objek akad, berupa barang yang akan diserahkan (muslam fiih) dan modal salam (ra’su

maalis salam).3. Ijab Kabul/serah terima.

Ketentuan syari’ah, terdiri:1. Pelaku adalah cakap hukum dan baligh2. Objek akad

a. Ketentuan syariah yang terkait dengan modal salam, yaitu:1) Modal salam harus diketahui jenis dan jumlahnya.2) Modal salam bebrbentuk uang tunai

Page 5: Musyarakah.docx

5

3) Modal salam diserahkan ketika akad berlangsung, tidak boleh utang atau pelunasan piutang.

b. Ketentuan syariah barang salam , yaitu:1) Barang tersebut harus dapat dibedakan mempunyai spesifikasi dan karakteristik

yang jelas sehingga tidak ada gharar.2) Barang tersebut harus dapat dikuantifikasikan.3) Waktu penyerahan barang harus jelas.4) Barang tidak harus ada ditangan penjual tetapi harus ada pada waktu yang

ditentukan.5) Apabila barang tidak ada pada waktu yang ditentukan amaka akad menjadi

fasakh/ rusakdan pembeli dapat memilih apakah menunggu sampai barang yang dipesan tersedia atau membatalkan akad.

6) Apabila barang yang dikirim cacat atau tidak sesuai dengan yang disepakati maka pembeli boleh melakukan khiar atau memilih untuk menerima atau menolak.

7) Apabila barang yang dikirimmemiliki kualitas yang lebih baik, maka penjual tidak boleh meminta tambahan pembayaran

8) Apabila barang yang dikirim kualitasnya rendah, pembeli boleh memilih atau menolaknya.

9) Barang boleh dikirim sebelum jatuh tempoasalan diketahui oleh kedua belah pihak.

10) Penjualan kembali barang yang dipesan sebelum diterima tidak dibolehkan secara syariah.

11) Kaidah penggantian barang yang dipesan dengan barang lain.12) Apabila tempat penyerahan barang tidak disebutkan, akad tetap sah.

3. Ijab kabul Adalah pernyataan dan ekspresi saling ridho diantara pelaku-pelaku akad baik secara

verbal, tertulis, melalui korespondensi atau menggunakan cara-cara komunikasi modern. Berakhirnya Akad Salam

Dari penjelasan diatas, hal-hal yang dapat membatalkan kontrak adalah:1. Barang yang dipesan tidak ada pada waktu yang ditentukan.2. Barang yang dikirim cacat atau tudaks esuai dengan yang disepakati dalam akad.3. Barangyangdikirim kualitasnya lebih rendah, dan pembeli memilih untuk menolak atau

membatalkan akad.4. Barang yang dikirim kualitsnya tidak sesuai akd tetapi pembeli menerimanya.5. Barang diterima.

Apabila barang yang dikirim tidak sesuai kualitasnya dan pembeli memilih untuk membatalkan akad, maka pembeli berhak atas pengembalian modal salam yang sudah diserahkannya. Pembatalan dimungkinkan untuk keseluruhan barang pesanan, yang mengakibatkan pengembalian semua modal salam yang telah dibayarkan. Dapat juga berupa pembatalan sebagian penyerahan barang pesanan dengan pengembalian sebagian modal salam.

Page 6: Musyarakah.docx

6

D.Akad Istishna’

Istishna adalah akad jual beli antara pembeli (al-mustashni) dan as shani (produsen yang juga sebagai penjual). Berdasarkan akad tersebut, pembeli menugasi produsen untuk menyediakan barang pesanan (al-mashnu) sesuai spesifikasi yang disyaratkan pembeli dan penjualnya dengan harga yang disepakati.

Jenis Akad Istishna’ :a. Istishna’ adalah akad jual beli dalam bentuk pemesanan pembuatan barang tertentu dengan

kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati antara pemesan (pembeli/mustashni) dan penjual (pembuat, shani’).

b. Istishna’ Paralel adalah suatu bentuk akad istishna’’ antara penjual dan pemesan, dimana untuk memenuhi kewajibannya kepada pemesan, penjual melakukan akad istishna’ dengan pihak lain (sub kontraktor) yang dapat memenuhi aset yang dipesan pembeli. Syaratnya akad istishna’ pertama tidak bergantung pada istishna’ kedua. Selain itu penjual tidak boleh mengakui adanya keuntungan selama konstruksi

Dasar Syariah Akad Istishna’ :a. Sumber Hukum terbagi 2 yaitu berdasarkan Alqur’an dan hadistb. Rukun dan ketentuan,

Rukun Akad Istishna’ yaitu terdiri pelaku, objek dan ijab qabulKetentuan Akad Syariah terdiri dari ketentuan tentang pembayaran dan ketentuan tentang barang

c. Berakhirnya Akad Istishna’ :- Dipenuhinya kewajiban secara normal oleh kedua belah pihak- Persetujuan bersama oleh kedua belah pihak untuk menghentikan kontrak- Pembatalan hukum kontrak.

E. Akad Ijarah

Ijarah merupakan hak guna (manfaat) atas suatu barang atau jasa dalam waktu tertentu dengan pembayaran upah sewa (ujrah), tanpa diikuti dengan perpindahan kepemilikan atau barang itu sendiri. Objek ijrah atau aset yang disewakan berupa aset atau jasa yang manfaatnya dapat ditransfer.

Jenis Akad IjarahBerdasarkan Objek yang Disewakan

Berdasarkan objek yang disewakan ijarah dibagi menjadi 2, yaitu :1. Manfat atas aset yang tidak bergerak seperti rumah atau aset bergerak seperti mobil,

motor, pakaian dan sebagainya.

Page 7: Musyarakah.docx

7

2. Manfaat atau jasa berasaal dari hasil karya atau dari pekerjaan seseorang.Berdasarkan Exposure Draft PSAK 107

Berdasarkan Exposure Draft PSAK 107, akad ijarah dapat dibagi menjadi 3 namun yang dikenal secara luas adalah 2 jenis ijarah yang disebutkan pertama, yaitu :

1. Ijarah adalah akad pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu aset atau jasa dalam waktu tertentu dengan pembayaran upah atau sewa (ujrah) tanpa diikuti pemindahan kepemilikan atas aset itu sendiri.

2. Iarah muntahiya bit tamlik (IMBT) merupakan ijarah dengan waad (janji) dari pemberi sewa berupa pemindahan kepemilikan objek ijarah pada saat tertentu (ED PSAK 107)Perpindahan kepemilikan suatu aset yang disewakan dari pemilik kepada penyewa dalam ijarah muntahiyah bit tamlik dapat dilakukan jika seluruh pembayaran sewa atas objek ijarah yang dialihkan telah diselesaikan dan objek ijarah telah diserahkan kembali kepada pemberi sewa . kemudian untuk perpindahan kepemilikan akan dibuat akad baru yang terpisah dari akad ijarah sebelumnya. Perpindahan kepemilikan dapat dilakukan melalui :

1. Hibah2. Penjualan dimana harga harus disepakati kedua belah pihak sebelum penjualan

manun pelaksanaan penjualan dapat dilakukan: Sebelum akad berakhir Setelah akad berakhir Penjualan secara bertahap sesuai dengan wa’ad (janji) pemberi sewa.

Untuk perpindahan secara bertahap, harus ditentukan bagian penyewa setiap kali ia melakukan pembayaran dari harga total sampai ia memiliki asaet tersebut secara penuh diakhir kontrak. Sistem ini mengharuskan pembuatan kontrak untuk setiap bagian penjualan, sampai bagian akhir dijual kepada penyewa. Jika kontrak ijarah batal kren alas an-alasan yang mendasar sebelum perpindahan kepemilikan secara penuh kepada penyewa, aset yang disewanya menjadi milik bersama penyewa dan memberi sewa secara proporsional.

3. Jual dan sewa kembali (sale and leaseback) atau transaksi jual dan ijarah Jenis ijarh ini dimana seseorang mnjual asetnya kepada pihak lain dan menyewa kembali aset tersebut. Alas an dilakukannya transaksi tersebut bisa saja si pemilik aset membutuhkan uang sementara ia masih memerlukan manfaat dari ase tersebut.

Rukun ijarah1. Pelaku terdiri atas pemberi sewa/pemberi jasa /lessor/mu’jjir dan

penyewa/pengguna jasa/lessee/musta’jir2. Objek akad ijarah berupa : manfaat aset /ma’jur dan pembayaran sewa atau

manfaat jasa dan pembayaran upah.3. Ijab Kabul/ serah terima

Ketentuan Syariah Ijarah1. Pelaku, harus cakap hukum dan Baligh

Page 8: Musyarakah.docx

8

2. Objek Akad Ijarah Manfaat aset/jasa adalah sebagai berikut :

a. Harus bisa dinilai dan dapat dilaksanakan dalam kontrak dan tidak rusak.

b. Harus diperbolehkan secara syariah (tidak haram).c. Dapat dialihkan secara syariah.d. Harus dikenali secara spesifik sehingga tidak terjadi sengketa.e. Jangka waktu penggunaannya harus jelas.

Sewa dan upah, yaitu sesuatu yang dijanjikan dan dibayar penyewa atau pengguna jasa kepada pemberi sewa atau pemberi jasa sebagai pembayaran atas manfaat aset atau jasa yang digunakan.

a. Harus jelas besarnya dan diketahui oleh para pihak yang ber akad.b. Boleh dibayarkan dalam bentuk jasa (manfaat lain) dari jenis yang

serupa dengan objek akad. c. Bersifat fleksibel, dapat berbeda untuk ukuran dan waktu, tempat dan

jarak serta lainnya yang berbeda. Ketentuan syariah untuk ijarah Muntahiya bit Tamlik

a. Pihak yang melakukan harus melaksanakan akad ijarah terlebih dahulu. Akad pemindahan kepemilikan dilakukan setelah berkhir akd ijarah.

b. Janji pemindahan kepemilikan yang disepakkati di awal akad ijarah adalah wa’ad, yang hukumnya tidak mengikat.

3. Ijab KabulAdalah pernyataan dan ekspresi saling rida/rela di antara pihak-pihak pelaku akad

yang dilakukan secara verbal , tertulis melalui korespondensi atau menggunakan cara-cara komunikasi modern.

Berakhirnya Akad Ijarah1. Periode akad sudah selesai namun kontrak masih dapat berlaku walau dalam perjanjian

sudah selesai dengan beberapa alasan.2. Periode akad belum selesai tapi pemberi sewa dan penyewa sepakat menghentikan akad

ijarah 3. Terjadi kerusakan aset.4. Penyewa tidak dapat membayar sewa.5. Salah satu pihak meninggal dunia dan ahli waris tidak ingin meneruskan akad.

Perbedaan Ijarah dan Leasinga. Objek, dalam ijarah yang disewakan dapat berupa aset dan jasa/tenaga kerja.sedangkan

dalam leasing hanya berupa aset sajab. Metode pembayaran, dalam ijarah dibagi menjadi 2 yaitu :

Page 9: Musyarakah.docx

9

Pembayaran tergantung kinerja objek yang disewa dan pembayaran tidak tergantung kinerja objek yang disewa.

c. Perpindahan kepemilikanDalam ijarah muntahiyah bit tamlik pemindahan kepemilikan dapat dilakukan dengan menjual atau menhibahkannya.

d. Jenis leasing lainnyaDalam ijarah lease purchase tidak diperbolehkan karena karena akadnya gharar sedangkan sale and lease back diperbolehkan

F. Akad lainnya

1. Sharf menurut bahasa adalah penambahan, penukaran, penghindaran, atau transaksi jual beli. Sharf adalah transaksi jual beli suatu valuta dengan valuta lainnya. Transaksi jual beli atau penukaran mata uang, dapat dilakukan baik dengan mata uang yang sejenis ( misalnya rupiah dengan rupiah ) maupun yang tidak sejenis ( misalnya rupiah dengan dolar atau sebaliknya ).

2. Wadiah merupakan simpanan ( deposit ) barang atau dana kepada pihak lain yang bukan pemiliknya,untuk tujuan keamanan. Wadiah adalah akad penitipan dari pihak yang mempunyai uang/barang kepada pihak yang menerima titipan dengan catatan kapanpun titipan diambil oleh penerima titipan wajib menyerahkan kembali uang/ barang titipan tersebut dan dana yang dititipi menjadi penjamin pengembalian barang titipan.

JENIS AKAD WADIAH1. Wadiah amanah, yaitu wadiah dimana uang / barang yang dititipkan hanya boleh

disimpan dan tidak boleh didayagunakan. Si penerima titipan tidak bertanggung jawab atas titipan dan kerusakan yang terjadi pada barang titipan selama hal ini bukan akibat dari kelalaian atau kecerobohan penerima titipan dalam memelihara titipan tersebut. Contoh : titipan brang di pusat perbelanjaan.

2. Wadiah yadh dhamanah yaitu wadiah dimana sipenerima titipan dapat memanfaatkan barang titipan tersebut dengan seizing pemiliknya dan menjamin untuk mengembalikan titipan tersebut secara utuh setiap saat, saat sipemilik menghendakinya. Hasil dan pemanfaatan barang tidak wajib dibagihasilkan dengan pemberi titipan. Namun penerima titipan boleh saja memberikan bonus dan tidak boleh dijanjikan sebelumnya kepada pemilik barang. Contoh : tabungan dan giro tidak berjangka

Para ulama’ fiqh sepakat mengatakan, bahwa akad wadi’ah bersifat mengikat kedua belah pihak. Akan tetapi apakah tanggung jawab memelihara barang itu bersifat amanat atau bersifat ganti rugi?. Mereka juga sepakat bahwa status wadi’ah bersifat amanah bukan ganti rugi (dhamman), sehingga semua kerusakan penitipan tidak menjadi tanggung jawab pihak yang menitipi, berbeda sekiranya kerusakan itu disengaja oleh orang yang dititipi

Page 10: Musyarakah.docx

10

3. Al wakalah atau al wikalah atau at tahwidh artinya penyerahan, pendelegasian atau pemberian mandat (sabiq,2008). Akad wakalah adalah akad pelimpahan kekuasaan oleh satu pihak kepada pihak lain dalam hal – hal yang boleh diwakilkan. Sebabnya adalah tidak semua hal dapat diwakilkan contohnya sholat, puasa, bersuci,qishash, talak, dan lain sebagainya.

BERAKHIRNYA AKAD WAKALAHa. salah seorang pelaku meninggal dunia atau hilang akal, karena jika ini terjadi salah satu

syarat wakalah tidak terpenuhi.b. Pekerjaan yang diwakilkan sudah selesai.c. pemutusan oleh orang yang diwakilkan.d. wakil mengundurkan dirie. orang yang mewakilkan sudah sudah tidak memiliki status kepemilikan atas sesuatu

yang diwakilkan.

4. Kafalah disebut juga dengan dhaman (jaminan) , hamalah (beban), dan za’amah (tanggungan).(sayid sabiq,1997) Al-kafalah merupakan jaminan yang diberikan oleh penanggung (kafil) kepada pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang ditanggung. Dalam pengertian lain, kafalah juga berarti mengalihkan tanggung jawab seseorang yang dijamin dengan berpegang pada tanggung jawab orang lain sebagai jaminan

Adapun rukun kafalah sebagaimana yang disebutkan dalam beberapa lileratur fikih terdiri atas:1. Pihak penjamin/penanggung (kafil), dengan syarat baligh (dewasa), berakal sehat, berhak

penuh melakukan tindakan hukum dalam urusan hartanya, dan rela (ridha) dengan tanggungan kafalah tersebut.

2. Pihak yang berhutang (makful 'anhu 'ashil), dengan syarat sanggup menyerahkan tanggungannya (piutang) kepada penjamin dan dikenal oleh penjamin.|

3. Pihak yang berpiutang (makful lahu), dengan syarat diketahui identitasnya, dapat hadir pada waktu akad atau memberikan kuasa, dan berakal sehat.

4. Obyek jaminan (makful bih), merupakan tanggungan pihak/orang yang berhutang (ashil), baik berupa uang, benda, maupun pekerjaan, bisa dilaksanakan oleh pejamin, harus merupakan piutang mengikat (luzim) yang tidak mungkin hapus kecuali setelah dibayar atau dibebaskan, harus jelas nilai, jumlah, dan spesifikasinya, tidak bertentangan dengan syari'ah (diharamkan).

BERAKHIRNYA KAFALAH1) Ketika utang telah diselesaikan, baik orang yang berhutang atau oleh penjamin, atau

kreditor menghadiahkan atau membebaskan utangnya kepada orang berhutang.2) Kreditor melepaskan utangnya kepada orang yang berhutang , tidak pada penjamin .

maka penjamin juga bebas untuk tidak menjamin hutang tersebut. Namun jika kreditor

Page 11: Musyarakah.docx

11

melepaskan jaminan dari penjamin, bukan berarti orang yang berhutang telah terlepas dari hutang tersebut.

3) Ketika hutnag tersebut telah dialihkan (transfer utang/hawalah) dalam kasus ini baik orang terhutang ataupun penjamin terlepas dari tuntunan utang tersebut.

4) Ketika penjamin menyelesaikan kepihak lain melalui proses arbitase dengan kreditor.Kreditor dapat mengakhiri kontrak kafalah walaupun penjamin tidak menyetujuinya.

5. Qardhul hasan adalah pinjaman tanpa dikenakan biaya (hanya wajib membayar sebesar pokok utangnya). Bila suatu saat si peminjam tidak dapatmengembalikannya, maka berikan kelonggaran waktu pembayaran baginya. Namun jika si peminjam benar-benar tidak bisa mengembalikannya, maka si pemberi pinjaman harus menganggapnya sebagai sedekah. Dikatakan demikian karena harta tersebut benar-benar dipotong apabila diberikankepada peminjam. Berdasarkan hadis Nabi SAW, pemberian pendahuluan pinjaman dengan cara al-qard lebih berkenan bagi Allah dari pada memberi sodaqoh. Ini merupakan keterangan yang sah dan tidak perlu diragukan lagi, serta merupakan sunah Nabi Saw dan ijma’ ulama. Secara terminologi, al-qardu alhasan ialah suatu pinjaman yang diberikan atas dasar kewajiban sosial semata, dalam hal ini sipeminjam tidak dituntut untuk mengembalikan apa pun kecuali pinjaman.

6. Hawalah secara harfiah artinya pengalihan, pemindahan, perubahan warna kulit atau memikul sesuatu diatas pundak. Objek yang dialihkan dapat berupa utang atau piutang. Jenis akad ini pada dasarnya adalah akad tabarru’ yang bertujuan untuk saling tolong menolong untuk menggapai ridho allah.

Al-Hawalah adalah pengalihan utang dari orang yang berutang kepada orang lain yang wajib menganggungnya. Dalam istilah para ulama, hal ini merupakan pemindahan beban utang dari Muhil (orang yang berutang) menjadi tanggungan Muhal ‘alaih  atau orang yang berkewajiban membayar utang.

Rukun hiwalah ada 3 yaitu :1) Pelaku yang terdiri atas :

a. pihak yang berhutang atau berpiutang atau muhil.b. pihak yang berpiutang atau berutang atau muhal.c. pihak pengambil alih utang atau piutang atau muhal’alaih.

2) Objek akad.a. adanya utang ataub. adanya piutang.

3) Ijab Kabul/serah terima.

Seperti diuraikan diatas, akad hawalah dapat memberikan banyak sekali manfaat dan keuntungan, diantaranya:

Page 12: Musyarakah.docx

12

a.   Memungkinkan penyelesaian utang dan piutang dengan cepat dan simultan.b.   Tersedianya talangan dana untuk hibah bagi yang membutuhkan.c. Dapat menjadi salah satu fee-based income/sumber pendapatan non pembiayaan bagi bank syari’ah. Adapun resiko yang harus diwaspadai dari kontrak hawalah adalah adanya kecurangan nasabah dengan memberikan invoice palsu atau wanprestasi untuk memenuhi kewajiban hawalah ke bank.

7. rahn  berarti tetap, kekal dan berkesinambungan. Rahn juga bermakna al-habsu  yang berarti menahan atau jaminan. Akad rahn dalam istilah terminologi positif disebut dengan barang jaminan, agunan dan runggahan. Dalam islam rahn merupakan sarana saling tolong-menolong bagi umat Islam, tanpa adanya imbalan.

Para ulama fiqh berbeda pendapat dalam menetapkan rukun rahn. Menurut Jumhur Ulama rukun rahn ada empat, yaitu ;

1. Pihak yang berakad : yang menggadaikan/pemberi gadai (râhin) & yang menerima gadai (murtahin)

2. Objek yang digadaikan (marhun)3. Hutang (marhun bih)4. Ijab qabul (sighat)

Terdapat 2 (dua) jenis akad rahn yang umumnya dikenal di dalam khazanah Islam yaitu : rahn hiyâzi dan rahn takmîny atau rahn rasmy. Untuk rahn  jenis kedua lebih familiar disebut dengan rahn tashjîly. Rahn hiyâzi adalah akad penyerahan atas hak kepemilikan barang dalam penguasaan pemberi utang. Artinya, posisi marhun dalam rahn hiyâzi  berada di tangan pemberi utang. Sedangkan, rahn takmîny atau rahn rasmy adalah akad (rahn) atas barang bergerak dimana pemberi hutang hanya menguasai hak kepemilikan sedangkan fisik barang masih berada dalam penguasaan râhin sebagai penerima hutang

8. Ju’alah berarti upah atau gaji akan tetapi pengertian legalnya adalah upah atau hadiah yang diberikan kepada seseorang karena orang tersebut mengerjakan atau melaksanakan suatu pekerjaan tertentu. Pemberian fee (hadiah) kepada pihak yang berhasil memenangkan (melaksanakan) suatu pekerjaan atau prestasi tertentu

G.Zakat

Zakat menurut istilah syara’ adalah mengeluarkan dari sebagian harta benda atas perintah Allah, sebagai shadaqah wajib kepada mereka yang telah ditentukan oleh hukum Islam.

Page 13: Musyarakah.docx

13

Menurut bahasa, infak adalah membelanjakan, sedangakn menurut terminolgi artinya mengeluarkan harta karena taat dan patuh kepada Allah SWT dan menurut kebiasaan,yaitu untuk memenuhi kebutuhan. Pengeluarkan infak dapat dilakukan oleh seorang muslim sebagai rasa syukur ketika menerima rezeki dari Allha dengan jumlah sesuai kerelaan dan kehendak muslim tersebut,

Jenis infak 1. Infak wajib, terdiri atas zakat dan nazar, yang bentuk dan jumlah pemberiannya telah

ditentukan.ntuk melakukan sesuatu dimasa yang akan datang.Nazar adalah sumpah atau janji untuk melakukan sesuatu dimasa yang akan datang.

2. Infak sunah, infak yang dilakukan seorang muslim untuk mencari rida ALLAH swt bisa dilakukan dengan berbagai cara dan bentuk. Misalnya member makanan bagi orang terkena bencana.

Shadaqah adalah segala pemberian atau kegiatan untuk mengharap pahala dari Allah SWT. Shadaqah memiliki dimensi yang lebih luas dari infak, karena memiliki 3 pengertian utama:

1. Shadaqah merupakan pemberian kepada fakir miskin yang membutuhkan tanpa mengharapkan imbalan (azzuhaili). Shadaqah bersifat sunah.

2. Shadaqah dapat berupa zakat, karena dalam beberapa teks Al-Qur’an dan As Sunnah ada yang tertulis dengan shadaqah padahal yang dimaksud adalah zakat.

3. Shadaqah adalah sesuatu yang ma’ruf (benar dalam pandangan syariah). Pengertian ini yang membuat dimensi atas shadaqah menjadi luas, hal ini sesuai hadist Nabi Muhammad SAW setiap kebiajakan adalah shadaqah (HR.muslim).

Manfaat infak dan shadaqah:a. mencegah datangnya bala (kesulitan)b. memelihara harta dari hal-hal yang tidak diinginkan.c. mengharapkan keberkahan harta yang dimiliki

Syarat dan wajib zakat adalah :a. Muslim b. Merdeka c. Berakal dan balighd. Cukup nisab

Jenis Zakat :a. Zakat Fitrah adalah zakat yang wajib dikeluarkan Muslim menjelang Idul Fitri pada bulan Ramadhan.b. Zakat Maal (Zakat Harta ) adalah zakat kekayaan yang harus dikeluarkan dalam jangka satu tahun sekali yang sudah memenuhi nishab mencakup hasil perniagaan, pertanian, pertambangan, hasil laut, hasil ternak, harta temuan, emas dan perak serta hasil kerja (profesi).

Page 14: Musyarakah.docx

14

Objek zakat harta adalah : a. Zakat Binatang Ternak (an’am)b. Zakat emas dan perakc. Zakat hasil perdagangan (tijarah)d. Zakat hasil pertanian (zira’ah)e. Zakat ma’adin dan rikazf. Zakat investasig. Zakat profesih. Zakat perusahaan

Penerima zakat adalah :a. Fakirb. Miskinc. Amil d. Muallafe. Hamba sahaya yang ingin memerdekakan dirinyaf. Ghariming. Fisabilillahh. Musafir

Yang tidak berhak menerima zakat yaitu :a. Orang kaya. Rasulullah bersabda, "Tidak halal mengambil sedekah (zakat) bagi orang yang

kaya dan orang yang mempunyai kekuatan tenaga." (HR Bukhari).b. Hamba sahaya, karena masih mendapat nafkah atau tanggungan dari tuannya.c. Keturunan Rasulullah. Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya tidak halal bagi kami (ahlul bait)

mengambil sedekah (zakat)." (HR Muslim).d. Orang yang dalam tanggungan yang berzakat, misalnya anak dan istri. e. Orang kafir.

Page 15: Musyarakah.docx

15

Hikmah zakat adalah:a. Mengurangi kesenjangan sosial antara mereka yang berada dengan mereka yang miskin.b. Alat pembersih harta dan penjagaan dari ketamakan orang jahat.c. Ungkapan rasa syukur atas nikmat yang Allah SWT berikand. Dukungan moral kepada orang yang baru masuk Islam.e. Pembersih diri dan harta dari segala sifat-sifat kikir, bakhil dan sejenisnya.f. Mendapat pahala yang besar.g. Zakat membersihkan harta. “Allah SWT telah menjadikan zakat itu sebagai pemberish bagi

harta”.h. Menumbuhsuburkan harta (Semakin bertambah dan berkembang).i. Membantu meringankan bebean kaum fakir/miskin.

Perbedaan zakat dan pajak :1. Zakat merupakan manifestasi ketaatan umat tehadap perintah Allah SWT dan rasul,

sedangkan pajak merupkan ketaaatan warganegara thd ulil amri pemimpinnya2. Zakat telah ditentukan kadarnya dalam alquran dan hadist sedangkan pajak dibentuk oleh

hokum Negara3. Zakat hanya dikeluarkan oleh kaum muslimin sedngkan pajak dikelurkan oleh setiap

warganegara tanpa memandang agama4. Zakat berlaku bagi setiap muslim yang tlah mencapai nisab tnap memandang dinegara

mana ia berada sedangkan pajak hanya berlaku dalam batas garis suatu Negara5. Zakat ialah ibadah yang wajib didahului oleh niat sedangkan pajak tidak ada niat6. Zakat harus digunakan untuk kepentingan 8 asnaf sedangkan pajak digunakan untuk

seluruh sector kehidupan

Persamaan zakat dan pajak1. Bersifat wajib dan mngikat atas harta yang ditentukan dan ada sanksi jika

mengabaikannya2. Harus disetor kpada lembaga resmi3. Memiliki tujuan untuk membantu penyelesaian masalah ekonomi dan kemiskinan4. Tidak ada janji akan memperoleh imbalan materi di dunia5. Dikelola oleh Negara pada pemerintahan Islam