Musk Ulo Skeletal

41
MUSKULOSKELETAL ARTRITIS REUMATOID Adl penyakit inflamasi non bakterial yg bersifat sistemik, progresif, cenderung kronik dan mengenai sendi dan jaringan ikat sendi secara simetris, INSIDENS Mengenai kurang lebih 3% penduduk Umur : 20 – 30 tahun Laki-laki : perempuan = 1 : 3 Mengenai sendi tangan, pergelangan tangan.lutut dan panggul.

description

muskuloskeletal

Transcript of Musk Ulo Skeletal

MUSKULOSKELETALARTRITIS REUMATOIDAdl penyakit inflamasi non bakterial yg bersifat

sistemik, progresif, cenderung kronik dan mengenai sendi dan jaringan ikat sendi secara simetris,

INSIDENSMengenai kurang lebih 3% pendudukUmur : 20 – 30 tahunLaki-laki : perempuan = 1 : 3Mengenai sendi tangan, pergelangan

tangan.lutut dan panggul.

ETIOLOGI

- Tdk diketahui

- Diduga disebabkan oleh :

1. Infeksi streptokokkus

2. Endokrin

3. Autoimun

4. Metabolik

5. Faktor genetik

6. Faktor lingkungan

PATOLOGIKelainan yang tejadi dibagi atas 2 bagian yaitu :1. Kelainan pd daerah artikuler - Std I : Sinovitis (kongesti vaskuler) - Std II : Std destruksi (inflamasi menjadi kronis. - Std III : std deformitas sendi tidak stabil 2. Kelainan pd ekstraartikuler - otot : 1. Myopati 2. Atrofi otot

GAMBARAN KLINIS• Tergantung onset, distribusi, progresifitas peny.• Stadium awal : malaise, penurunan BB, rasa

capek, demam dan anemia.• Gejala lokal : nyeri, pembengkakan dan

gangguan pergerakan sendi.• Tenosinovitis pd daerah ekstensor pergelangan

tangan dan fleksor jari2.• 25% kasus mengalami remisi.• Stadium lanjut : - kerusakan sendi dan deformi-

tas yg permanen.

- sendi tdk stabil akibat ruptur

tendo.

DIAGNOSIS

Bedasarkan kriteria yg dibuat oleh ARA (American Reumatoid Artritis).

1. Kaku sendi pada pagi hari (morning stiffnes)

2. Nyeri pd pergerakan sendi / nyeri tekan.

3. Pembengkakan salah satu sendi > 6 minggu

4. Pembengkakan sekurang-kurangnya satu sendi.

5. Pembengkakan sendi bersifat simetris

6. Nodul subkutan pd tonjolan tulang daerah ekstensor

7. Uji aglutinasi faktor rematoid pasotif

8. Pengendapan cairan musin jelek

9. Perubahan karakteristik histologik lapisan sinovial

10. Gambaran histologik yg khas pd nodul.

KRITERIA DIAGNOSTIK

1. Klasik : bila terdpt 7 kriteria dan berlangsung

lebih dari 6 minggu

2. Defenitif : bila terdpt 5 kriteria dan berlangsung

lebih dari 6 minggu.

3. Kemungkinan reumatoid : bila terdapat 3 kriteria dan berlangsung lebih dari 4 minggu

PENGOBATAN Prinsip pengobatan :

1. Membantu pend. Mengetahui peny. Rh. Artritis

2. Memberikan dukungan psikologis

3. Meringankan rasa nyeri

4. Menekan terjadinya inflamasi

5. Mempertahankan fungsi sendi, mencegah deformitas.

6. Mengoreksi deformitas yg ada

7. Meningkatkan fungsi anggota gerak yg terganggu.

8. Rehabilitasi.

OSTEOARTRITIS

DEFENISI OA adalah gangguan sendi yg bersifat kronis di-

sertai kerusakan tulang rawan sendi berupa dis- integrasi dan perlunakan progresif diikuti pertambahan pertumbuhan tulang pd tepi tulang dan tulang rawan sendi yg disebut osteofit, diikuti fibrosis pada kapsul sendi.

KLASIFIKASI

A. OA Primer

- Tdk diketahui penyebabnya.

- Mengenai satu atau bbrp sendi

- Wanita kulit putih lebih sering

- Umur : pertengahan

b.OA Sekunder

+ Trauma / instabilitas

+ Faktor genetik / perkembangan

+ Penyakit metabolik / endokrin

+ Osteonekrosis

ETIOLOGI

Faktor Predisposis :

1. Umur : > 50 thn o.k Kondroitin sulfat mulai berkurang

2. Jenis kelamin

Primer : Wanita > Pria

Sekunder : Pria > Wanita

3. Ras : Kulit putih lebih sering

4. Faktor metabolik / endokrin

5. Keturunan

6. Faktor mekanik

7. Cuaca / iklim

8. Diet

GAMBARAN KLINIK

1. Nyeri akibat : - inflamasi yg luas

- kontraktur kapsul sendi

- meningkatnya tek, intraartikuler

2. Kekakuan sendi

3. Pembengkakan sendi

4. Gangguan pergerakan

5. Deformitas

DIAGNOSIS

Gambaran yg khas adalah :Densitas tulang normal atau meninggiPenyempitan ruang sendi yg asimetrisSklerosis tulang subkondralKista pada permukaan sendiOsteofit pada tepi sendi

PENGOBATAN1. Penanganan umum :

- istirahat yg teratur

- menurunkan berat badan

- fisioterapi

2. Pemberian obat2an

3. Aspirasi bila ada cairan dlm sendi

4. Pemasangan bidai

5. Operasi dilakukan bila :

- Nyeri tdk teratasi dgn obat-obatan

- Sendi yg tdk stabil

- Adanya kerusakan sendi

- Untuk mengoreksi beban sendi

OSTEOPOROSIS

Adalah merupakan kelainan metabolik tulang dimana terdapat penurunan massa tulang tanpa disertai kelainan pd matriks tulang.

INSIDENS : Wanita > Pria = 2-4 : 1

ETIOLOGIMerupakan hasil interaksi kompleks yg me

nahun antara faktor genetik dan lingk.Faktor Predisposisi :

1. Usia lanjut.

2. Ras : kulit putih

3. Faktor keturunan

4. Skoliosis

5. Aktifitas fisik yg kurang

6. Tdk pernah melahirkan

7. Menopause

8. Gizi

9. Gaya hidup

10. Hormonal

11. Obat-obatan

12. Kelelahan fisik

13. Jenis kelamin

GAMBARAN KLINIS

1. Nyeri tulang.

2. Deformitas tulang

DIAGNOSIS1. Pemeriksaan fisis2. Pemeriksaan radiologisPENATALAKSANAAN1. Diet2. Pemberian kalsium dosis tinggi3. Pemberian vit. D dosis tinggi4. Pemasangan penyangga tulang5. Pencegahan : - Hindari faktor resiko - Penanganan fraktur yg terjadi

OSTEOMIELITIS

• Adl infeksi pd tulang dan sum-sum tulang yg disebabkan oleh bakteri piogen

• Dibagi atas :

1. Osteomielitis Akut

2. Osteomielitis Kronis

OSTEOMIELITIS AKUTAdl infeksi tulang dan sum-sum tulang yg di- Sebabkan oleh bakteri piogen dimana mikroOrganisme berasal dari fokus di tempat lain.

ETIOLOGI• Stafilokokkus aureus hemolitikus• Hemofilus influensae• Pneumokokus• Salmonella tifosa dll

Faktor predisposis :

1. Umur : pada usia muda

2. Jenis kelamin : laki-laki lebih sering

3. Trauma

4. Lokasi : metafisis tulang panjang

5. Nutrisi

6. Lingkungan

7. Imunitas yg buruk

Teori terjadinya osteomielitis1. Teori Vaskuler pembuluh darah pd daerah metafisis ber kelok-kelok dan membentuk sinus-sinus sehingga aliran darah menjadi lambat.2. Teori Fagositosis Daerah metafisis merupakan tempat

pembentukan Sistem Retikulo Endotelial. Terdapat fagosit yg matur dan imatur. Fagosit yg matur berfungsi untuk

memakan bakteri dan yg imatur tidak

3. Teori Trauma

Trauma artifisial yg dilakukan pd binatang percobaan Hematoma pd daerah lempeng epifisis. Ke dlm pembuluh darah vena disuntikkan bakteri maka akan menyebabkan terjadinya infeksi pd daerah hematoma.

GAMBARAN KLINIS Nyeri Gangguan pergerakan sendi Demam Malaise Nafsu makan menurunDIAGNOSISPemeriksaan Laboratorium Lekositosis LED meningkat Kultur dan uji sensitifitas biopsi

Pemeriksaan Radiologis- Foto Polos + tdk terdapat kelainan yg berarti. + pembengkakan jaringan lunak + destruksi tulang sth 2 minggu- USG : efusi pada sendiKOMPLIKASI1. Septikemia2. Infeksi yg bersifat metastatik3. Atritis supuratif4. Gangguan pertumbuhan5. Osteomielitis kronik

PENGOBATAN

1. Istirahat

2. Obat-obatan : -analgetik dan antibiotik

3. Istirahat lokal

4. Drainase bedah

OSTEOMIELITIS KRONIS- Merupakan lanjutan dari osteomielitis akut yang

tdk terdiagnosis atau tdk diobati dgn baik.- Akibat fraktur terbuka atau setelah tindakan

operasi pd tulang

ETIOLOGI- Stafilokokus aureus- E. coli- Proteus- pseudomonas

GAMBARAN KLINIS Demam Nyeri yg hilang timbul Terdpt fistel atau sikatriks Keluar cairan dari fistel

DIAGNOSIS

+ Pemeriksaan Laboratorium

- Lekositasis

- LED meningkat

- kultur dan uji sensitifitas

+ Pemeriksaan Radiologis

- Porosis dan sklerosis tulang

- Penebalan periost

- Elevasi periostium

PENGOBATAN

1. Medikamentosa

Pemberian antibiotik dgn tujuan :

- mencegah terjadinya infeksi pd tulang sehat

- mengontrol eksaserbasi akut

2. Operasi

- setelah fase eksaserbasi akut telah reda

- setelah pemberian antibiotik

Tujuan Operasi

1. Mengeluarkan seluruh jaringan nekrotik,

selanjutnya dilakukan drainase dan irigasi

selama beberapa hari.

2. Sebagai dekompresi agar antibiotik mudah mencapai sasaran dan mencegah penyebaran kuman.

SKOLIOSIS

- Adalah deformitas tulang belakang berupa deviasi vertebra kearah lateral.

INSIDENS• 2 % dari populasi penduduk.• Anak usia SD dan SMP.• 85% idiopatik• Wanita > pria

ETIOLOGI Idiopatik Herediter Progresivitas pertumbuhan tulang

GAMBARAN KLINIS Tidak ada yang khas Tulang belakang tidak simetris

DIAGNOSISPemeriksaan Radiologisa. Foto polos - Posisi AP, Lateral dan Obliq - Foto panggul untuk menilai maturitas tulangb. CT Scan dan MRIPENGOBATANTujuan Pengobatan :- Mencegah progresivitas skoliosis ringan –

sedang- Melakukan koreksi dan stabilisasi pd skoliosis

berat.

Jenis Pengobatana. Konservatif, berupa : 1. Observasi 2. Fisioterapi 3. Pemasangan penyangga 4. Pemasangan bidai - Dilakukan untuk semua skoliosis - Dipertahankan sampai terjadi pematangan pertumbuhan tulang. - Prinsip : distraksi, traksi, penekanan lokal atau kombinasi

B. Operatif

Indikasi :

1. Apabila sudut > 40’ atau terjadi progresivitas

sudut sebelum mencapai dewasa.

2. Terdapat deformitas yang memberikan

gangguan

3. Pengobatan konservatif gagal

PATAH TULANG (FRAKTUR)Adl hilangnya kontinuitas tulang, tulang

rawan epifisis, tulang rawan sendi, baik yg

bersifat total maupun yg parsial.

ETIOLOGI- Trauma langsung : dpt menyebabkan

kerusakan pd jaringan lunak.

- Trauma tdk langsung : tdk menyebabkan kerusakan jaringan lunak.

KLASIFIKASIBerdasarkan etiologi

1. Fraktur traumatik

2. Fraktur patologis

3. Fraktur stresBerdasarkan klinis

1. Fraktur tertutup

2. Fraktur terbuka

3. Fraktur dgn komplikasi

GAMBARAN KLINIS- Nyeri

- Pembengkakan

- Gangguan anggota gerak

- Deformitas

- Kelainan gerak

- Krepitasi

- Gejala lain

DIAGNOSIS1. Anamnesis

- Anamnesis hrs dilakukan dgn cermat.

- Fraktur tdk selamanya terjadi pd daerah trauma.

2. Pemeriksaan fisik

Pd pemeriksaan awal perlu diperhatikan :

- Perdarahan, syok atau anemia

- Kerusakan pd organ lain

- Faktor predisposisi

3. Pemeriksaan Lokal a. Inspeksi - bandingkan dgn bgn yg sehat - perhatikan anggota gerak - keadaan umum penderita secara keseluruhan. - ekspresi wajah krn nyeri - lidah kering atau basah - adanya tanda2 perdarahan - perlukaan kulit pd daerah trauma - adanya deformitas - adanya trauma ditempat lain - keadaan mental penderita

b. Pemeiksaan Radiologi

1. Pemeriksaan Foto polos

2. CT Scan

3. MRI

PENGOBATANFRAKTUR TERTUTUP

1. Konservatif

2. Imobilisasi

FRAKTUR TERBUKA

1. Debridemen dan Irigasi luka

2. Hentikan perdarahan

3. Imobilisasi