Museum Kraton

26
MUSEUM KRATON YOGYAKARTA KARYA TULIS INI DISUSUN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT UNTUK MENEMPUH UJIAN NASIONAL SMP NEGERI 26 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2010 / 2011 DISUSUN OLEH : NAMA NIS KELAS 1 UKI PRATIWI ( 5522 ) VII C 2 FINDA RISWANTI ( 5573 ) VII C 3 RIYAN TUSMIATI ( 5589 ) VII C 4 GALUH TRIYANI ( 5614 ) VII C

Transcript of Museum Kraton

Page 1: Museum Kraton

MUSEUM KRATON

YOGYAKARTA

KARYA TULIS INI DISUSUN SEBAGAI

SALAH SATU SYARAT UNTUK MENEMPUH UJIAN NASIONAL

SMP NEGERI 26 PURWOREJO

TAHUN PELAJARAN

2010 / 2011

DISUSUN OLEH :

NAMA NIS KELAS

1 UKI PRATIWI ( 5522 ) VII C

2 FINDA RISWANTI ( 5573 ) VII C

3 RIYAN TUSMIATI ( 5589 ) VII C

4 GALUH TRIYANI ( 5614 ) VII C

4 MUT MAINATIN ( 5659 ) VII C

SMP NEGERI 26 PURWOREJO

2010

Page 2: Museum Kraton

PENGESAHAN

Karya tulis ini telah disetujui dan disahkan pada :

Hari :

Tanggal :

Tempat : SMP NEGERI 26 PURWOREJO

Mengetahui Purworejo,

Kepala SMP Negeri 26 Purworejo Pembimbing

Esti Wardani, S.Pd Suhadi, S.Pd NIP. 195911141981112002 NIP. 196303021987631009

Page 3: Museum Kraton

MOTTO

1. Orang yang ingin sukses, harus berfikir tentang keberhasilan progresif,

kreatif, konstruktif, serta usaha kerja disertai doa.

2. Kegagalan adalah awal dari kesuksesan

3. Usaha, doa, belajar adalah pintu utama menuju sukses

Page 4: Museum Kraton

PERSEMBAHAN

Karya tulis ini kami persembahkan untuk :

1. Pembaca yang budiman

2. Adik – adiku kelas VII dan VIII

Page 5: Museum Kraton

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puja syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang

telah melimpahkan rahmat-Nya, sehingga karya tulis ini dapat diselesaiakan dengan

baik.

Karya tulis ini dapat diselesaikan tidak lepas dari bantuan banyak pihak. Oleh

karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Kraton Yogyakarta

2. Kepala SMP Negeri 26 Purworejo

3. Bapak dan Ibu Guru SMP Negeri 26 Purworejo

4. Guru pembimbing

5. Teman – teman baik kelas VII, VII, dan IX

6. Orang tua yang selalu membimbingku

7. Semua pihak yang membantu terselesainya karya tulis ini

Penulis menyadari bahwa karya tulis ini belum sempurna. Oleh karena itu,

penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari

pembaca demi perbaikan karya tulis ini.

Penyusun

Page 6: Museum Kraton

DAFTAR ISI

Halaman Judul i

Halaman Pengesahan ii

Halaman Motto iii

Halaman Persembahan iv

Kata Pengantar v

Daftar Isi vi

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Alasan Pemilihan Judul 1

B. Tujuan Penulisan 1

C,. Metode Penulisan 1

D. Pembatasan Masalah 1

BAB II

A. Sejarah Berdirinya Kasultanan Yogyakarta

B. Bangunan – Bangunan di Lingkungan dalam Keraton

C. Raja – Raja Kasultanan Yogyakarta

D. Struktur Pemerintahan Kraton Yogyakarta

E. Skaten, Upacara Grebeg, Upacara Labuhan, Taman Sari

Page 7: Museum Kraton

BAB I

PENDAHULUAN

A. Alasan pemilihan judul

Dalam karya tulis ini penulis memilih judul yang disesuaikan dengan data

yang penuls peroleh di objek study tour. Karya tulis ini penulis beri judul study tour

ke Keraton Yogyakarta.

B. Tujuan Penulisan

Karya tulis ini disusun denagan tujuan :

1. Sebagai salah syarat untuk memenuhi ujian nasional SMP Negeri 26

Purworejo.

2. Untuk menambah wawasan pembaca yang ingin mengetahui tentang segala

sesuatu yang ingin mengetahui tentang segala sesuatu yang berhubungan

dengan kota Yogyakarta.

C. Metode penulisan

1. Metode Observasi

Yaitu matode pengumpulan data dengan pengamatan terhadap suatu objek

secara langsung.

2. Metode Interview

Yaitu metode pengumpulan data dengan wawancara langsung dengan petugas

objek studi wisata.

D. Pembatasan Masalah

Karya tulis ini hanya menguraikan sebagian dari judul Museum Yogyakarta

meliputi sejarah lokasi peranan dan struktur Museum Kraton Yogyakarta.

E. Sistematika Penulisan

Karya tulis ini disusun dengan sistematika sebagai berikut :

Page 8: Museum Kraton

BAB I PENDAHULUAN

A. Alasan pemilihan judul

B. Tujuan Penulisan

C. Metode Penulisan

D. Pembatasan Masalah

E. Sistematika Penulisan

BAB II

KRATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT

SEJARAH BERDIRINYA KASULTANAN YOGYAKARTA

Sebelum berdirinya kasultanan Yogyakarta, Kdipaten Mangkunegaran, dan

kadipaten Pakualaman, pada waktu itu yang ada hanya Kraton Kasunan Surakarta,

pindahan dari Kraton Mataram Kartasura. Saat masih berada di Kartasura, terjadi

peristiwa pemberontakan orang-orang China (GEGER PACINA) pada tahun 1740-

1743, dengan bantuan Belanda-lah peristiwa itu dapat dipadamkan. Karena istana

Kartasura mengalami kerusakan, Ibukota dipindahkan ke Desa Solo, kemudian

disebut Surakarta.

Pada masa pemerintahan Sunan Paku Buwono II di Kraton Surakarta (1744),

masih terjadi pemberontakan yang dipimpin oleh Tumenggung Mertopuro melawan

Kraton Surakarta, namun oleh Pangeran Mangkubumi (adik Paku Buwono II) dapat

ditaklukannya.

Dalam suatu perundingan antara Paku Buwono II yang didampingi oleh

Pangeran Mangkubumi (Penasehat Kepercayaannya) dengan pihak Belanda yang

diwakili oleh Mr. Hogendorf, utusan Belanda meminta untuk menyerahkan seluruh

wilayah pesisir Utara Jawa kepada VOC. Beliau sebagau tuntutan atas jasa Belanda

berhasil memadamkan peberontakan di Kartasura. Pangeran Mangkubumi tidak

Page 9: Museum Kraton

menyetujui permintaan itu, meski ia tahu bahwa kedudukan Paku Buwono II sangat

sulit. Pangeran Mangkubumi kemudian memohon izin dan doa restu kepada Paku

Buwono II, untuk menentang dan mengangkat senjata melawan kompeni Belanda/

VOC

Dngan memperoleh pusaka tombak Kyai PLERED, lalu pada tanggal 21 April

1747, Pangeran Mangkubumi meningggalkan Kraton Surakarta menuju kedalam

hutan untuk bergerilya melawan VOC. Pangeran mangkubumi bergabung dengan

RM. Said ( Pangeran Sambernyawa ) yang sudah lebih dahulu menentang Paku

Buwono II dan VOC.

Setelah Paku Buwono II wafat, Belanda mengangkat RM. Suryadi ( Putra

Mahkota ) sebagai Sunan Paku Buwono III raja tersebut hanya berkedudukan sebagai

peminjam tanah VOC.

Kemudian terjadinya perjanjian antara ketiga pihak, yaitu Pangeran

Mangkubumi, Paku Buwono III dan Belanda VOC, perjanjian itu diadakan do Desa

Giyanti (Salatiga), pada tanggal 13 Februari 1755, maka disebut PERJANJIAN

GIYANTI. Akibat dari perjanjian itu, kerajaan Mataram dibagi menjadi dua bagian,

yaitu Kraton Kasunanan dan Kraton Kasultanan Yogyakarta.

Dengan daerah barunya itu, pangeran Mangkubumi mendirikan kerajaan

Mataram Yogyakarta di wilayah Beringan, padatahun 1756. beliau kemudian bergelar

SRI SULTAN HAMENGKUBUWONO 1. gelar lengkapnya adalah :

NGARSA DALEM SAMPEYAN DALEM INGKANG SINUHUN KANJENG

KANJENG SULTAN HAMENGKUBUWONO SENOPATI ING NGALOGO

NGABDURAHMAN SAYIDIN PANTOGOMO KJALIFATULLAH INGKANG

JUMENENG KAPING 1 ING NGAYOGYAKARTA HADINNGRAT.

Kraton Yogyakarta ini menghadap kea rah utara, dengan halaman depan

lapangan yang disebut Alun-alun Lor ( alun-alun utara ), yang pada zaman dulu

dipergunakan sebagai tempat mengumpulkan rakyat, latihan perang bagi para prajurit

Page 10: Museum Kraton

kraton, dan tempat penylenggaraan upacara adapt, serta untuk keperluan lainnya.

Sekarang fungsi Alun-alun Lor untuk upacara Grebeg dan perayaan Sekaten.

Dibagian tengah alun-alun lor terdapat dua pohon beringin yang dikelilingi tembok,

yang disebut Beringin (Waringin Kurung). Bernama kyai Dewa daru (sebelah barat)

berasal dari, dan kyai wijayandaru (sebelah timur) berasal dari pajajran kedua pohon

beringin itu sebagai simbol bahwa dunia terdapat dua sifat berbeda. Pohon beringin

yang mengelilingi Alun-alun lor ini jumlahnya 62 pohon ditambah dengan 2 pohon

yang berbeda ditengah, sehingga jumlah 64 pohon beringin menunjukkan usia Nabi

Muhammad SAW ketika beliau wafat.

Di seputar alun0alun Lor terhadap beberapa bangunan yang disebut pekapaln

berbebtuk Joglo sebanyak 19 buah, berfungsi sebagai tempat untuk menginap bagi

para bupati dari luar wilayah pada waktu menjalankan tugas fi Kraton atau apabila

sedang diselenggarakan upacara kenegaraan.

Di sebelah barat alun-alun Lor terdapat Masjid Agung yang dibangun Sri

Sultan Hamengkubuwono 1 tahun 1733, dibagian sudut tenggara Alun-alun, tehadap

kandang untuk memelilhara macan(harimau) yang disebutkandang macan.

Wilayah Kraton Yogyakarta luasnya 14.000 meter persegi, dengan dikelilingi

tembok(benteng) setinggi 4 meter dan lebar 3,5 meter. Sudutnya terdapat tempat

penjagaan atau bastion, untuk melihat/mengawasi keadaan di luar maupun di dalam

benteng kraton. Di sebelah luar benteng dikelilingi oleh parit yang dalam, yang

disebut Jagang (sekarang sudahmenjadi pemukiman penduduk).

Daerah diluar benteng Kraton, ada 5 pintu gerbang yabg disebut

PLENGKUNG antara lain yaitu :

1. PLENGKUNG NIRBYA ( gading ), di sebelah selatan

2. PLENGKUNG JAGABAYA ( tamansari), di sebelah barat

3. PLENGKUNG JAGASURA ( ngasem), di sebelah barat laut

4. PLENKUNG TARUNASURA ( wijilan ), di sebelah timur laut

Page 11: Museum Kraton

5. PLENGKUNG MADYASURA ( sebelah barat THR ), di sebelah timur

PLENGKUNG BUNTET (tertutup). Diantara kelima plengkung itu hanya dua yang

masih tampak utuh, yaitu plengkung nirbaya (gading) dan plengkung Tarunasura

(wijilan).

Selanjutnya di sebelah selatan (belakang) kraton, terdapat alun-alun

yangluasnya lebih kecil dari alun-alun lor yaitu Alun-alun kidul (Aun-alun selatan).

Dua pohon beringin yang disebut beringin “Wok”.

Diebelah Alun-alun kidul tedapat bangunan untuk memelihara gajah, yang

disebut GAJAHAN

Selanjutnya dari Kraton kearah selatan sekitar 2 km jaraknya, terdapat

bangunan berupa panggung, yang disebut KRAPYAK. Digunakan oleh sultan untuk

menyaksikan para prajuritnya berburu rusa atau binatang lainnya. Berada dalam garis

simetris/lurus dengan KRATON dan TUGU KRATON, bangunan krapyak ini adalah

batas selatan wilayah Kraton Yogyakarta.

LAMBANG KERAJAAN

( Ampilan Dalem )

Regalia merupakan pusaka yang menyimbolkan karakter Sultan Yogyakarta dalam

memimpin negara berikut rakyatnya. Regalia yang dimiliki oleh terdiri dari berbagai

benda yang memiliki makna tersendiri yang kesemuanya secara bersama-sama

disebut KK Upocoro. Macam benda dan dan maknanya sebagai berikut:

1. Banyak (berwujud angsa) menyimbolkan kelurusan, kejujuran, serta kesiap

siagaan serta ketajaman;

2. Dhalang (berwujud kijang) menyimbolkan kecerdasan dan ketangkasan;

3. Sawung (berwujud ayam jantan) menyimbolkan kejantanan dan rasa tanggung

jawab;

Page 12: Museum Kraton

4. Galing (berwujud burung merak jantan) menyimbolkan kemuliaan,

keagungan, dan keindahan;

5. Hardawalika (berwujud raja ular naga) menyimbolkan kekuatan;

6. Kutuk (berwujud kotak uang) menyimbolkan kemurahan hati dan

kedermawanan;

7. Kacu Mas (berwujud tempat saputangan emas) menyimbolkan kesucian dan

kemurnian;

8. Kandhil (berwujud lentera minyak) menyimbolkan penerangan dan

pencerahan; dan

9. Cepuri (berwujud nampan sirih pinang), Wadhah Ses (berwujud kotak rokok),

dan Kecohan (berwujud tempat meludah sirih pinang) menyimbolkan proses

membuat keputusan/kebijakan negara.

Dan abdi dalem KEPARAK (perempuan) berjumlah 4 orang yang bertugas

membawa :

1. SABET

2. CENELO

3. SUMBUL

4. LARBADAK

BANGUNAN-BANGUNAN DI LINGKUNGAN DALAM KRATON

Lingkungan dalam kraton secara keseluruhan terbagi atas tujuh halaman

(pelataran) yang dibatasi oleh tembok tinggi dan di dalamnyaterdapat bangunan-

bangunan serta beberapa pintu gerbang yang menghubungkan antara halaman yang

satu dengan halaman yang lain disebut REGOL. Pemugaran bangunan di Kraton

secara keseluruhan dimulai tahun 1921 M, selesai tahun 1934 M, pada masa

pemerintahan Sri Sultan Hamewngkubuwono VII

Nama masing-masing bangunan setiap halaman di linkungan dalam kraton,

dimulai dari bagian depan, yaitu :

1. Pelataran Pagelaran yang merupakan halaman paling depanini, terletak di sebelah

selatan Alun-alun Lor. Di pelataran ini terdapat beberapabangunan antara lain :

Page 13: Museum Kraton

A. BANGSAL PAGELARAN, pada mulanya disebut tratag rambat, atapnya berupa

sirap kayu. Dipugar Sri Sultan Hamengku Buwono VIII tahun 1921 masehi,

dinamakan pagelaran. Pemugaran ditandai dengan Candar Sengkala (tahun jawa)

berbunyi “Panca Gana Salira Tunggal” yang berarti tahun 1865 Jawa. Selesainya

pemugaran ditandai dengan Candra Sengkala (tahun masehi) berbunyi “Catur Trisula

Kembang Lata” berarti tahun 1934 masehi. Bangunan ini digunakan untuk

pelaksanaan upacara Grebeg, yang diselenggarakan 3 kali setiap tahun.

B. BANGSAL PEMANDENGAN, digunakan sebagai tempat duduk bagi Sultan

beserta panglima perang, ketika menyaksikan jalannya latihan perang para

parajuritnya. Latihan perang ini dilakukan di alun-alun lor. Bangsal ini jumlahnya ada

2, terletak di sebelah kanan dan kiri sejajar dengan Bangsal Pagelaran

C. BANGSAL PENGAPIT juga disebut BANGSAL PASEWAKAN adalah tempat

para senopati perang/manggala yudha mengadakan pertemuan, seta digunakan

sebagai tempat menunggu perintah-perintah dari sultan

D. BANGSAL PANGRAWIT, digunakan sebagai tempat raja melantik patih (tempat

pelantikan patih). Teletak di sisi kanan, dalam bangsal pagelaran.

E. BANGSAL PACIKERAN adalah tempat jaga bagi para abdi dalem Singanegara

dan abdi dalem mertalulut (sebutan untuk algojo kraton) yang bertugas memberi

hukuman (eksekusi) kepada para tahanan kraton. Pelaksanaan eksekusinya bertempat

di Alun-alun lor. Bangsal ini berfungsi hingga tahun 1926. bangunan ini ada 2 buah,

terletak di sebelah kanan dan kiri bagian selatan halaman pagelaran.

Bagian selatan halaman depan terdapat halaman yang struktur tanahnya lebih

tinggi dari halaman lainnya, yang disebut SITI NIGGIL.

Di Kraton Yogyakarta terdapat 2 halaman sitinggil, sitinggil Lor (utara), dan

sitiinggil yang terletak di bagian belakang Kraton disebut sitihinggil kidul (selatan)

Halaman Sitiinggil Lor, terdapat beberapa bangunan antara lain :

F. BANGSAL SITINGGIL, digunakan sebagai tempat penobatan/pelantikan

Raja-raja kasultanan Yogyakarta, dan tempat diselenggarakannya upacara

pasowanan Agung, pada tanggal 17 Desember 1949, pernag dipakai untuk

pelantikan Ir. Soekarno sebagai Presiden RIS, bangunan ini telah dipugar

Page 14: Museum Kraton

dengan ditandai Candra Sengkala (tahun Jawa) berbunyi “Pandhita Cakra

Naga Wani” yang berarti tahun 1857 Jawa, dengan Suryasengkala (tahun

Masehi) pada bagian berbunyi “Gana Asia Kembang Lata” yang berarti

tahun 1926 masehi.

G. BANGSAL MANGUNTURTANGKIL adalah tempat Singgasana Raja,

ketika berlangsung upacara penobatan raja dan waktu digelar upacara

pasowanan Agung

H. BANGSAL WITANA digunakan untuk menempatkan pusaka-pusaka

utama kraton, pada waktu dilangsungkan upacara penobatan raja, dan pada

waktu upacara Grebeg mulud tahun dal (Jawa). Bangsal ini terdapat

candra sengkala berbunyi “Tinata Pirantining Madya Witana” yang berarti

tahun 1855 jawa, dan suryasengkala berbunyi “Linungit kembar gatrining

Ron”, berarti tahun 1925 masehi.

I. BALEBANG, digunakan untuk menyimpan 2 perangkat gamelan sekaten

yang dibunyikan setiap bulan aulud. Bernama KYAI GUNTUR MADU

dan KYAI NAGAWILAGA

J. BALE ANGUN-ANGUN, digunakan untuk menyimpan pusaka tombak

yang bernama kanjeng kyai sura angun-angun

K. BANGSAL KORI, berfungsi sebagai tempata jaga bagi para abdi dalem

kori dan abdi dalem jaksa, yang bertugas menyampaikan permohonan

maupun pengaduan rakyat kepada raja

L. TARUNG AGUNG, digunakan sebagai ruang tunggu bagi tamu-tamu

sultan yang akan mengadiri upacara resmi di Sitinggil, sebelum mereka

diterima oleh Sultan.

M. REGOL BROGOJONOLO, yaitu pintu gerbang yang menghubungkan

antara halaman sitihunggil lor dengan halaman kemandungan lor

2. Pada tahun 1986 dinyatakan sebagai lambing perdamaian oleh pemerintah

Indonesia, dalam rangka Hari Lingkungan Internasional. Maka halaman

kemandungan lor sering disebut halaman kebon.

A. BANGSAL PONCOWATI, berfungsi sebagai ruang siding pengadilan kraton. Di

bagian tengah bangsal ini terdap[at selogilang untuk singgasana sultan.

B. BANGSAL PACAOSAN, adalah tempat jaga bagi para abdi dalem kraton yang

sedang melaksanakan tugas ronda (caos)

Page 15: Museum Kraton

C. REGOL SRIMANGANTI, yaitu pintu gerbang yang menghubungkan antara

halaman kemandungan lor dengan halaman Bangsal Srimanganti

3. Pelataran Bangsal srimanganti, di dalamnya terdapat beberapa bangunan antara

lain :

A. BANGSAL SRIMANGANTI, digunakan sebagai tempat sultan menyambut

kedatangan tamu-tamu penting.

B. BANGSAL TRAJUMAS, adalah tempat bagi para pejabat istana yang bertugas

mendampingi sultan, ketika menyambut kedtangan tamu-tamu penting.

C. PATUNG RAKSASA DWARAPALA (sepasang) masing-masing membawa

gadha, dan disebut CINGKARABALA dan BALAOUTRA.

D. REGOL DANA PRATAPA, adalah pintu gerbang yang menhubungkan antara

halaman srimanganti dengan halaman bangsal kencana, regol ini terdapat candra

sengkala yang berbunyi “Kaluwihaning Yaksa Saliro Aji” berarti tahun 1851 jawa.

Suryasengkala berbunyi “jagad Ingasta neng wiwara Dhatulaya”, yang berarti tahun

1921 masehi. Menunjukkan tahun pemugaran regol tersebut.

4. Halaman Bangsal kencana merupakan halaman pusat kraton sebagai pusat

pemerintahan, didalamnya terdapat beberapa bangunan, antara lain :

A. GEDHONG PURWARETNA, dibangun pada masa pemerintahan Srisultan

Hamengkubuwono V. Bangunan ini digunakan sebagai kantor pribadi sri sultan

Hamengku Buwono IX sekarang berfungsi sebagai kantor kawedanan Hageng Sri

wandawa

B. GEDHONG JENE ( GEDHONG KUNING ), dibangun pada masa pemerintahan

Sri Sultan Hamengku Buwono IX, sekarang dipakau sebagai kantor pribadi Sri Sultan

Hamengku Buwono X.

C. BANSAL KENCANA, merupakan bangunan pusat kraton, yang berfungsi sebagai

tempat singgasana Raja dalam kesehariannya, juga ketika digelar upacara-upacara

pentung.

Page 16: Museum Kraton

D. BANGSAL MANIS, digunakan sebagai tempat untuk menyelenggarakn pesta atau

perjamuan bagi, keluarga istana, juga ketika Sultan sedang menjamu tamu-tamu

pentung

E. KEPUTREN, adalah tempat tinggal bagi putra-putri raja yang belum menikah

G. MASJID PANEPEN, selain dipakai untuk menjlankan ibadah sholat bagi keluarga

istana dan para abdi dalem, juga dipakai untuk pelaksanaan acara ijab qabul

pernikahan putra-putri sultan

H. KRATON KILEN, adalah tempat tinggal bagi Sri Sultan Hamengku Buwono X

beserta keluarganya

I. GEDHONG KANTOR PARENTAN HAGENG, sebagai kantor pejabat krato yang

berwenang menyampaikan perintah sultan kepada abdi dalem yang ada di kraton

J. BANGSAL MANDALASANA, yaitu tempat untuk pentas bagi para pemain musik

(korp musik kraton) ketika digelar acara-acara penting di kraton

K. BANGSAL KOTAK, yautu tempat bagi para penari kraton yang sedang

menunggugiliran pentas, ketika di istana digelar acara perjamuan atau acara penting

ainnya.

L. GEDHONG GANGSA, yaitu ruang untuk menyimpan gamelan-gamelan kraton

sekaligus sebagai tempat dibunyikannya gamelan tersebut. Pada waktu di kraton

sedang digelar acara-acara yang bersifat resmi.

M. KASATRIYAN, adalah tempat tinggal bagi putra-putri sultan yang belum

menikah

N. GEDHONG KACA, adlah bangunan baru yang berfungsi sebagai museum Sri

Sultan Hamengku Buwono IX

O. GEDHONG DANAR TAPURA, berfungsi sebagai kantor bendahara kraton

(kantor kas kraton)

P. GEDHONG PATEHAN, yaitu tempat bagi paea abdi dalem kraton yang bertugas

membuat minuman untuk keluarga Raja.

Page 17: Museum Kraton

Q. REGOL KEMAGANGAN, yaitu pintu gerbang yang menghubungkan antara

halaman bangsal kencana dengan halaman kemagangan.

5. Halaman kemagangan di dalamnya terdapat beberapa bangunan antar lain :

A. BANGSAL KEMAGANGAN, adalah tempat intuk menyelenggarakan acara

BEDHOL SONGSONG

B. PANTI PAREDEN, adalah bangunan yang digunakan oleh para abdi dalem yang

bertugas membuat gunungan sekaten, sebelum pembuatan gunungan di dahului

dengan upacar Tumplak wajuk di pawong Agung Bangsal Keagangan tersebut

dipimpin oleh nyai Lurah Kebuli dan Kyai Kurah Sekuilangen.

C. REGOL GADUNG MLATI, adalah pintu gerbang yang menghubungkan antara

halaman kemagangan dengan halaman kemandungan kidul, regol ini terdapat tembok

penyekat, terdapat dua buah patung naga saling membelakangi dan kedua ekornya

saling membelit. Melukiskan candra sengkala yang berbunyi “Dwi Naga Rasa

Tunggal” berarti tahun 1682 Jawa

6. Halaman Kemandungan kidul terdapat bangunan, yaitu :

A. Bangsal Kemandungan

B. Bangsal Pacaosan, adalah tempat jaga bagi para abdidalem kraton, yang sedang

melajsanakan tugas ronda (Caos)

C. Regol Kemandungan, adalah pintu gerbang yang menghubungkan antara halaman

Kemandungan Kidul dengan halaman sitihinggil kidul.

7. halaman Sitihinggil kidul merupakan bagian akhir dari ketujuh halaman yang

terdapat di lingkungan dalam kraton.

Bangsal Sasana Hinggil telah di pugar pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengku

Buwono IX tahun 1956, dalam rangka peringatan 200 tahun berdirinya kraton

Yogyakarta, disebut SASANA HINGGIL DWI ABAD.

RAJA-RAJA KASULTANAN

YOGYAKARTA

Page 18: Museum Kraton

1. Sri Sultan Hamengku Buwono I

Nama kecil : BENDAHARA RADEN MAS SUJIONO

Permaisuri ada 2

Gusti Kanjeng Ratu Kencana

Gusti Kanjeng Ratu Kadipaten, lalu bergelar Gusti Kanjeng Ratu Hageng

2. Sri Sultan Hamenku Buwono II

nama kecil : Gusti Raden Mas Sundoro

Permaisuri ada 4 :

a. Gusti Kanjeng Ratu Kedhaton

b. Gusti Kanjeng Ratu Hemas

c. Gusti Kanjeng Ratu Kencana Wulan

d. Gusti Kanjeng ratu Sultan

3. Sri Sultan Hamengku Buwono III

nama kecil : Gusti raden mas Suroyo

Permaisuri ada 3:

a. Gusti Kanjeng Ratu Kencana

b. Gusti Kanjeng ratu Hemas

c. Gusti Kanjeng ratu Wandhan

4. Sri Sultan Hamengku Buwono IV

Nama kecil : Gusti raden mas Ibnu Jarot

Permaisuri ada 1 :

Gusti Kanjeng Ratu Kencana

5. Sri Sultan Hamengku Buwono V

Page 19: Museum Kraton

Nama kecil : Gusti Raden Mas Gathot Menol

Permaisuri ada 2 :

a. Gusti Kanjeng Ratu Kencono

b. Gusti Kanjeng Ratu Kedhaton

6. Sri SWultan Hamengku Buwono VI

Nama kecil : Gusti Raden Mas Mustojo

Permaisuri ada 2 :

a. Gusti Kanjeng Ratu Kencono

b. Gusti Kanjeng Ratu Sultan

7. Sri Sultan Hamengku Buwono VII

Nama kecil : Gusti Raden Mas Murtejo

Permaisuri ada 3 :

a. Gusti Kanjeng Ratu Kencono