musang fix.docx

19
ETHOLOGI DAN ZOOTEKNIK PENGAMATAN PADA MUSANG Oleh: Yaya Dwi Rosmawasari 115130100111050 Adithya Fajar 115130100111064 Visti Ajeng Naval 115130101111067 Ika dahlia 115130101111069 Bismi Rizka Yuniar 115130107111033 Pipit Yuniasari 115130107111036 PROGRAM KEDOKTERAN HEWAN

Transcript of musang fix.docx

Page 1: musang fix.docx

ETHOLOGI DAN ZOOTEKNIK

PENGAMATAN PADA MUSANG

Oleh:

Yaya Dwi Rosmawasari 115130100111050

Adithya Fajar 115130100111064

Visti Ajeng Naval 115130101111067

Ika dahlia 115130101111069

Bismi Rizka Yuniar 115130107111033

Pipit Yuniasari 115130107111036

PROGRAM KEDOKTERAN HEWAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2012

Page 2: musang fix.docx

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Musang luwak adalah hewan menyusu (mamalia) yang termasuk suku musang dan garangan

(Viverridae). Nama ilmiahnya adalah Paradoxurus hermaphroditus dan di Malaysia dikenal

sebagai musang pulut. Hewan ini juga dipanggil dengan berbagai sebutan lain seperti musang

(nama umum, Betawi), careuh (Sunda), luak atau luwak (Jawa), serta common palm civet,

common musang, house musang atau toddy cat dalam bahasa Inggris. Jenis- jenis musang antara

lain: Musang Pandan (Palm Civet), Musang Akar (Arctogalidia trivirgata), Musang Rase

(Viverricula indica), Musang Luwak (Paradoxurus hermaphroditus), Musang Linsang

(Prionodon linsang), Musang Binturong (Arctictis binturong), Musang Tenggalung (Viverricula

malaccensis).

1.2 Rumusan Masalah

Apa saja macam- macam jenis musang?

Bagaimana ciri-ciri, perilaku, penyebaran dan pemeliharaan serta perawatan musang luwak?

1.3 Tujuan dan manfaat

Untuk mengetahui jenis- jenis musang

Untuk mengetahui tingkah laku musang

Untuk mengetahui ciri- ciri musang

Untuk mengetahui cara perawatan musang

Page 3: musang fix.docx

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Musang ialah sejenis mamalia jenis karnivor yang hidup di darat, sebahagian besarnya dari

famili Viverridae. Ia sejenis binatang yang liar tetapi tidak buas, sangat licik dan pengecut. Rupanya

seperti kucing tetapi tubuhnya besar sedikit dan merupakan hewan nokturnal. Hewan nokturnal

adalah binatang yang melakukan aktifitas di malam hari. Sedangkan siang hari bagi binatang

nokturnal adalah waktu untuk beristirahat (tidur). Nokturnalisi (perilaku nokturnal) yang dilakukan

hewan mempunyai tujuan sebagai adaptasi untuk menghindari dan meningkatkan predasi atau

proses mangsa memangsa. Dengan menjadi hewan nokturnal sebagian binatang berusaha

menghindari diri dari para pemangsa (predator). Selain itu bagi sebagian jenis hewan lainnya,

bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan dalam memburu mangsa. Selain itu seekor binatang

menjadi nokturnal sebagai adaptasi terhadap cuaca siang yang panas. Dengan menjadi binatang

malam, seekor spesies berusaha mengurangi pengapan cairan tubuh. Ini biasa terjadi di daerah

gurun. Musang adalah hewan berdarah panas, melahirkan anak, menjaga anak, dan mempunyai bulu

di badan. Jenis- jenis musang antara lain:

a. Musang Pandan (Palm Civet)

Musang Pandan memiliki tiga jalur gelap di bahagian belakang dengan latar belakang

kelabu atau (creamy), dan topeng hitam pada bagian mata, pipi dan hidung dengan

tompok putih di bagian bawah mata. Musang Pulut mempunyai bulu kasar kelabu

sehingga keperangan dengan bulu tebal (guard hairs) hitam dihujung merata-rata. Ia

turut mempunyai bau yang kuat yang mencucuk hidung.

Musang Pandan mempunyai berat sekitar 4 hingga 11 paun, dengan panjang antara

kepala dan badan sekitar 43.2-71 sentimeter (17 to 28 inci), dangan ekor sepanjang 40.6-

66 sentimeter (16 hingga 26 inci). Ia mempunyai telinga yang kecil dan agak meruncing,

Page 4: musang fix.docx

sebagaimana hidungnya. Ia mempunyai tubuh yang panjang kurus dangan kaki pendek.

Bahagian telinga, kaki dan hujung ekor juga berbulu hitam.

b. Musang Akar (Arctogalidia trivirgata)

Musang Akar adalah haiwan berdarah panas, melahirkan anak, menjaga anak, dan

mempunyai bulu di badan.

Jantung Musang Akar terdiri daripada empat kamar seperti manusia. Kamar atas

dikenali sebagai atrium, sementara kamar bawah dikenali sebagai ventrikel.

Sebagai mamalia, Musang Akar berdarah panas, melahirkan anak, menjaga anak, dan

mempunyai bulu di badan. Musang Akar akan menjaga anaknya sehingga mampu

berdikari.

c. Musang Rase (Viverricula indica)

Musang rase (Viverricula indica) memiliki bulu berwarna abu-abu atau coklat pucat, ada

deretan bintik di sepanjang punggung dan sisi perut dan jambul dorsal hitam tidak ada.

Page 5: musang fix.docx

Ekor memiliki 6-9 belang hitam sempurna dan ujungnya pucat. Musang rase memiliki

sinar mata merah tua ketika terkena sorot lampu. Musang rase termasuk satwa nokturnal

dan umumnya terestrial, tetapi kadang memanjat ke atas pohon. Makanannya meliputi

berbagai invertebrata kecil yang diperoleh dari lantai hutan. Musang rase menyukai

semak-semak untuk tempat bersembunyi dan sering dijumpai di dekat pemukiman atau

kebun penduduk pada malam hari untuk memakan sisa-sisa makanan.

d. Musang Linsang (Prionodon linsang)

Dengan berat mencapai 5 kg dan mempunyai panjang sekitar 71 cm, hewan ini cukup

gesit untuk memanjat pepohonan. Di temukan di wilayah pegunungan Aceh dan

Sumatera Barat. Mamalia kecil dan beberapa jenis serangga adalah makanan

kesukaannya. Musang Linsang adalah haiwan berdarah panas, melahirkan anak,

menjaga anak, dan mempunyai bulu di badan. Jantung Musang Linsang terdiri daripada

4 kamar seperti manusia. Kamar atas dikenali sebagai atrium, sementara kamar bawah

dikenali sebagai ventrikel.

e. Musang Binturong (Arctictis binturong)

Page 6: musang fix.docx

Binturong adalah musang yang berukuran besar dan berat. Hewan ini dapat tumbuh

lebih dari satu meter panjang dari moncong mereka ke ujung ekornya, dengan ukuran

betina yang 20% lebih besar dan lebih berat daripada musang jantan. Musang ini

memiliki rambut yang sangat panjang, kasar dan warna yang bervariasi dari coklat tua

sampai hitam dan berujung dengan abu-abu, rambut lurus panjang dan gelap yang

mencuat melebihi bagian atas telinga mereka. Binturong juga unik di antara

karnivora mamalia lainnya  karena mereka memiliki kebiasaan dapat memegang ekor

mereka, yang bertindak hampir seperti kaki yang membantu memanjat dengan baik, dan

mencengkeram ke cabang pohon. Binturong ini juga memiliki kumis putih yang

panjang, tebal dan sensitif dan ditemukan di hidung dan matanya berwarna cokelat.

f. Musang Belang (Hemigalus derbyanus)

Musang ini famili dengan Viverridae kira-kira ukurannya hampir sama dengan kucing

kecil. Musang belang tinggal di hutan tinggi, makan di lantai hutan namun tidur di

pohon. Makanan utama musang belang yaitu serangga seperti belalang dan juga makan

cacing. Musang belang aktif pada malam hari (nokturnal) dan merupakan hewan

pemanjat yang hebat dan anggun.

Page 7: musang fix.docx

g. Musang Abu-Abu (Viverra tagalunga)

Ukurannya kurang dari satu meter. Umumnya tinggal di hutan, semak dan padang

rumput, namun dapat memanjat pohon. Musang ini memakan mamalia kecil, burung,

ular, katak, dan serangga juga memakan telur, buah dan bahkan ditemukan juga dapat

memakan beberapa akar. Memproduksi sekresi dari kelenjar bau anal yang civet yang

mungkin digunakan sebagai pertahanan dan penandaan daerah kekuasaan.

h. Musang Air (Cyonogale bennetti)

Musang ini sangat langka. Panjang tubuh musang ini kurang dari satu meter. Sedikit

diketahui tentang hewan ini, umumnya tinggal di hutan dataran rendah pada daerah

rawa. Musang air memakan ikan, kepiting, dan moluska namun juga bisa memanjat

untuk memakan burung dan buah. Memiliki kaki yang berselaput renang, dan punya

sungut yang banyak.

Page 8: musang fix.docx

i. Musang Akar (Arctogalidia trivirgata)

Ukuran panjang musang akar kira-kira satu meter (termasuk ekor), banyak ditemukan di

hutan. Musang ini dapat memanjat namun biasa ditemukan di tanah. Makanan

utamanya adalah buah namun juga memakan rodensia, kadal, burung, katak dan

serangga.

j. Musang Leher Kuning (Martes flavigula)

Ukuran panjang musang ini kira-kira satu meter. Banyak ditemukan di hutan dan daerah

dekat pemukiman dan hidup di pepohonan. . Musang ini biasanya berburu siang hari,

juga pada malam hari dan biasanya makan apa saja yang bisa ditangkap, dari serangga

sampai kancil kecil. Hewan ini juga makan buah dan nektar serta madu dan lebah.

Page 9: musang fix.docx

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Definisi

Musang luwak adalah hewan menyusui (mamalia) yang termasuk suku musang dan

garangan (Viverridae). Nama ilmiahnya adalah Paradoxurus hermaphroditus.Nama ini berasal dari

fakta bahwa Luwak memiliki semacam bau yang berasal dari kelenjar di dekat anusnya. Samar-

samar bau ini menyerupai harum daun pandan, namun dapat pula menjadi pekat dan memualkan. Di

Malaysia dikenal sebagai musang pulut. Hewan ini juga dipanggil dengan berbagai sebutan lain

seperti musang (nama umum, Betawi), careuh (Sunda), luak atau luwak (Jawa), serta common palm

civet, common musang, house musang atau toddy cat dalam bahasa Inggris.

Berikut adalah klasifikasi ilmiah dari musang luwak:

Kerajaan: Animalia

Filum: Chordata

Kelas: Mamalia

Ordo: Carnivora

Famili: Viverridae

Genus: Paradoxurus

Spesies: P.hermaphroditus

Musang Luwak merupakan jenis musang yang dapat dipergunakan sebagai alat penghasil

kopi luwak. Musang ini sangat efektif untuk memproduksi kopi karena habitatnya sebagai pemakan

buah-buahan. Biasanya musang ini akan memila-milah buah yang matang dengan sempurna untuk

di jadikan makanan. Musang Pandan sendiri memiliki berbagai macam variasi warna seperti coklat

kehitaman, atau ada juga yang berwarna coklat kekuningan pada bagian mukanya.

3.2 Ciri-ciri

Musang Pandan atau Common Palm Civet memilikiciri-ciribertubuh sedang berukuran

sekitar 50 cm dengan ekor panjang mencapai 45 cm dan berat rata-rata 3,2 kg. Tubuh Luwak

Page 10: musang fix.docx

ditutupi bulu berwarna kecoklatan dengan moncong dan ekor berwarna kehitaman. Sisi bagian atas

berwarna abu-abu kecoklatan denganvariasi dari warna tengguli (coklat merah tua) sampai

kehijauan. Jalur di punggung lebih gelap, biasanya berupa tiga atau lima garis gelap yang tidak

begitu jelas dan terputus-putus, atau membentuk deretan bintik-bintik besar. Dahi dan sisi samping

wajah hingga di bawah telinga berwarna keputih-putihan, seperti beruban. Satu garis hitam samar-

samar lewat di tengah dahi, dari arah hidung ke atas kepala. Sisi samping dan bagian perut lebih

pucat. Terdapat beberapa bintik samar di sebelah tubuhnya.Hewan betina memiliki tiga pasang

puting susu.

3.3 Kebiasaan/ Perilaku

Musang luwak adalah salah satu jenis mamalia liar yang kerap ditemui di sekitar

pemukiman dan bahkan perkotaan. Hewan ini amat pandai memanjat dan bersifat noktural aboreal,

lebih kerap berkeliaran di atas pepohonan, meskipun tidak segan pula untuk turun ke tanah. Musang

juga bersifat nokturnal, aktif di malam hari untuk mencari makanan dan lain-lain aktivitas

hidupnya. Dalam gelap malam tidak jarang musang luwak terlihat berjalan di atas atap rumah,

meniti kabel listrik untuk berpindah dari satu bangunan ke lain bangunan, atau bahkan juga turun

ketanah di dekat dapur rumah.Musang luwak juga menyukai hutan-hutan sekunder.

Pada siang hari musang luwak tidur di lubang-lubang kayu, atau jika di perkotaan, di ruang-

ruang gelap di bawah atap. Hewan ini melahirkan 2-4 anak, yang diasuh induk betina hingga

mampu mencari makanan sendiri.

Sebagaimana aneka kerabatnya dari Viverridae, musang luwak mengeluarkan semacam bau

dari kelenjar di dekat anusnya. Samar-samar bau ini menyerupai harum daun pandan, namun dapat

pula menjadi pekat dan memualkan. Kemungkinan bau ini digunakan untuk menandai batas-batas

teritorinya, dan pada pihak lain untuk mengetahui kehadiran hewan sejenisnya di wilayah

jelajahnya.

3.4 Pencernaan

Di tempat-tempat yang biasa dilaluinya, di atas batu atau tanah yang keras, sering kali

didapati tumpukan kotoran musang dengan aneka biji-bijian yang tidak tercerna di dalamnya.

Agaknya pencernaan musang ini begitu singkat dan sederhana, sehingga biji-biji itu keluar lagi

dengan utuh. Karena itupulalah, konon musang luak memilih buah yang betul-betul masak untuk

menjadi santapannya. Maka terkenal istilah kopi luwak dari Jawa.

Page 11: musang fix.docx

Kopi luwakmerupakanjenis kopi biasa yang telahdimakanolehmusangluwak.Pada musim

panen kopi, luwak dapat menghabis-kan 2,50 – 3,0 Kg buah kopi segar per hari. Buah kopi yang

dimakan mengalami proses fermentasi selama +12 jam dalam sistem pencernaan luwak yang

mengandung berbagai macam enzim. Biji kopi yang tidak dapat dicerna kemudian keluar bersama

feces pada proses ekskresi.

3.5 Pemeliharaan dan Perawatan

Secara umum perawatan musang luwak dapat dilakukan dengan cara memberikan makanan

tambahan yang cukup seperti daging, buah-buahan, susu dan suplemen secara teratur. Jangan

dipaksakan secara terus menerus untuk memakan kopi saja. Siapkan obat-obatan, suntikan rabies

dan periksakan secara berkala kepada dokter hewan terdekat.Musang dimandikan satu minggu

sekali agar luwak bersih dan badan selalu segar.

Musang luwak (Paradoxurus Hermaphrodirus) termasuk binatang buas pemakan daging

yang aktif dimalam hari (nocturnal).Karena pemakan daging, binatang ini cenderung berperilaku

kanibal bila dikumpulkan dengan luwak yang lebih kecil, karenanya kandang dibuat satu per

satu.Untuk memenuhi kebutuhan protein, seminggu sekali perlu diberi daging ayam dan selama

tidak ada buah kopi, luwak diberi makan buah-buahan seperti pisang, pepaya dan jenis buah

lainnya.

Musang luwak adalah binatang yang suka tinggal di tempat yang bersih. Bahkan ketika

membuang kotoranpun luwak memilih tempat yang bersih, misalnya di tanah yang kering, di atas

bebatuan, dan di atas batang pohon yang tumbang. Karenanya, kandang pemeliharaan luwak harus

dijaga kebersihannya setiap hari. Secara berkala luwak dipantau kesehatannya.

Berikut ini merupakan perawatan dan pemeliharaan yang lebih spesifik untuk kandang

musang luwak:

Kandang dibuat sekokoh mungkin agar luwak tidak mudah lepas dari kandang.

Ukuran kandang jangan terlalu kecil, usahakan luwak bias bergerak secara leluasa.

Tempat kotoran dibuat serapi mungkin untuk memudahkan pembersihan dan pengambilan

kopi luwaknya.

Atap kandang harus rapat, tapi berikan celah sinar matahari masuk ke dalam kandang, agar

kandang tidak lembab.

Setiap hari kandang dibersihkan, satu bulan sekali semprot kandang dengan obat untuk

membunuh  kutu/ binatang darah putih yang hinggap di luwak.

Page 12: musang fix.docx

Jangan terlalu sering memindah-mindahkan posisi kandang, akan membuat luwak stress dan

panic.

Kandang sebaiknya terpagar rapat, jauhkan dari kebisingan dan keramaian, untuk keamanan

dan kenyamanan luwak.

Jauhkan dari posisi tempat anak-anak, dan binatang peliharaan lainya seperti Anjing,

Kucing, Monyet, Kelinci, Ayam, dll, karena Luwak binatang buas selain pemakan buah-

buahan juga pemakan daging.

3.6 Persebaran dan Konservasi

Musang Pandan atau Common Palm Civet (Paradoxurus hermaphroditus) tersebar luas

mulai dari Bangladesh, Bhutan, Brunei Darussalam, China, Filipina, India, Indonesia, Kamboja,

Laos, Malaysia, Myanmar, Nepal, Singapura, Srilanka, Thailand, dan Vietnam.

Di Indonesia Musang Pandan tersebar secara alami mulai dari Sumatera, Jawa, dan

Kalimantan. Selain itu juga telah diintoduksi ke Papua, Nusa Tenggara, Sulawesi, dan Maluku.

Habitat yang disukai adalah hutan, semak-semak, hutan sekunder, perkebunan, dan di

sekitar pemukiman manusia. Musang Pandan (Paradoxurus hermaphroditus) dapat hidup di daerah

dataran rendah hingga di daerah dengan ketinggian 2.500 meter dpl.

Page 13: musang fix.docx

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Musang ialah sejenis mamalia jenis karnivor yang hidup di darat, sebahagian besarnya

dari famili Viverridae. Ia sejenis binatang yang liar tetapi tidak buas, sangat licik dan pengecut.

Rupanya seperti kucing tetapi tubuhnya besar sedikit dan merupakan hewan nokturnal. Hewan

nokturnal adalah binatang yang melakukan aktifitas di malam hari. Sedangkan siang hari bagi

binatang nokturnal adalah waktu untuk beristirahat (tidur). Jenis- jenis musang antara lain:

Musang Pandan (Palm Civet), Musang Akar (Arctogalidia trivirgata), Musang Rase

(Viverricula indica), Musang Luwak (Paradoxurus hermaphroditus), Musang Linsang

(Prionodon linsang), Musang Binturong (Arctictis binturong), Musang Tenggalung (Viverricula

malaccensis).

Musang luwak adalah hewan menyusui (mamalia) yang termasuk suku musang dan

garangan (Viverridae). Nama ilmiahnya adalah Paradoxurus hermaphroditus.Nama ini berasal

dari fakta bahwa Luwak memiliki semacam bau yang berasal dari kelenjar di dekat anusnya.

Samar-samar bau ini menyerupai harum daun pandan, namun dapat pula menjadi pekat dan

memualkan. Di Malaysia dikenal sebagai musang pulut. Hewan ini juga dipanggil dengan

berbagai sebutan lain seperti musang (nama umum, Betawi), careuh (Sunda), luak atau luwak

(Jawa), serta common palm civet, common musang, house musang atau toddy cat dalam bahasa

Inggris. Musang Luwak merupakan jenis musang yang dapat dipergunakan sebagai alat

penghasil kopi luwak. Musang ini sangat efektif untuk memproduksi kopi karena habitatnya

sebagai pemakan buah-buahan. Biasanya musang ini akan memila-milah buah yang matang

dengan sempurna untuk di jadikan makanan. Musang Pandan sendiri memiliki berbagai macam

variasi warna seperti coklat kehitaman, atau ada juga yang berwarna coklat kekuningan pada

bagian mukanya.

Page 14: musang fix.docx

DAFTAR PUSTAKA

Azlan, M.J., Hon, J., Duckworth, J.W., Jennings, A. & Veron, G. (2008). Viverra tangalunga.

Senarai Merah Spesies Terancam IUCN 2008. IUCN 2008

Corbet, G.B. and J.E. Hill, 1992, The Mammals of the Indomalayan Region: a systematic review.

Nat. Hist. Mus. Publ. and Oxford Univ. Press.

Davis, D. D. (1958). Mammals of the Kelabit plateau, northern Sarawak. Fieldiana, Zoology 39:

119–147.

Dinets, V. (2003). Records of small carnivores from Mount Kinabalu, Sabah, Borneo. Small

Carnivore Conservation 28: 9.

Francis, C. M. (2002). An observation of Hose’s Civet in Brunei. Small Carnivore Conservation 26:

16

Mathai, J., Hon, J., Juat, N., Peter, A., & Gumal, M. (2010). Small carnivores in a logging

concession in the Upper Baram, Sarawak, Borneo. Small Carnivore Conservation 42: 1 –

9.

Payne, J., Francis, C. M., & Phillips, K. (1985). A field guide to the mammals of Borneo. The

Sabah Society with World Wildlife Fund Malaysia, Kota Kinabalu and Kuala Lumpur,

Malaysia.

Page 15: musang fix.docx