murung
-
Upload
aribowo-ikdk -
Category
Documents
-
view
223 -
download
0
Transcript of murung
-
8/10/2019 murung
1/23
1
BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Kita semua merasa sedih bila ada kejadian yang menyedihkan, dan biasanya
perasaan tersebut teratasi dengan sendirinya. Hal demikian adalah wajar.Lain halnya
dengan "gangguan depresi", yang sudah merupakan gangguan sakit yang menyangkut
keluhan badaniah, perasaan dan pikiran.Bila tidak diobati, depresi dapat menetap
berbulan-bulan atau bahkan menahun. Depresi dapat memperberat atau meningkatkan
risiko penyakit fisik dan meningkatkan risiko bunuh diri.Depresi bisa berdiri sendiri
maupun bersamaan dengan penyakit organik. Depresi akan sulit di diagnosis jika depresi
ditemukan bersamaan dengan penyakit lain.
Banyak gangguan medis dan neurologis serta agen farmakologis dapat
menghasilkan gejala depresi. Biasanya pasien datang dengan gangguan depresi pertama
kali pergi ke dokter umum dengan keluhan somatik, mereka mengeluh gangguan sistem
endokrin, gangguan infeksi dan peradangan, serta penyakit medis lain seperti kanker dan
penyakit kardiopulmonal.
Baik depresi yang berdiri sendiri maupun yang bersamaan dengan penyakit lain
harus diobati dengan sungguh-sungguh, karena depresi dapat mempengaruhi dan
memperburuk penyakit organik yang sudah ada.
Pemilihan obat anti depresan yang tepat sangat diperlukan agar mendapatkan efek
terapi yang optimal dan menghindari efek samping yang mungkin timbul.
Wanita memiliki kecendrungan hampir dua kali lipat lebih besar daripada pria
untuk mengalami depresi. Perbedaan dalam resiko relatif antara ria dan wanita bermula
pada awal usia remaja dan bertahan hingga paling tidak usia pertengahan. Meski
perbedaan hormonal atau perbedaan biologis lainnya yang terkait dengan gender
kemungknan berpengaruh, namun perbedaan gender sebagian besar disebabkan oleh lebih
banyak jumlah stres yang dihadapi wanita dalam kehidupan kontemporer.
Selama beberapa dekade terakhir para peneliti berupaya memahami peran berbagai
neurotransmiter dalam gangguan moog. Ada dua transmiter yang paling banyak dipelajari,yaitu norepineprin dan serotonin. Teori norepineprin merupakan yang paling relevan
-
8/10/2019 murung
2/23
2
dengan gangguan bipolar, dan secara umum, dinyatakan bahwa kadar norepineprin yang
rendah memicu depresi dan kadar yang tinggi memicu mania. Teori serotonin menyatakan
bahwa kadar serotonin yang rendah menimbulkan depresi.
B.
TUJUAN
1.
Untuk mengetahui ciri khas perbedaan antara penyakit gangguan mood.
2. Mengetahui perbedaan antara gangguan depresif ringan, sedang, dan berat.
C.MANFAAT
1. Untuk mengetahui dan memahami definisi depresi.
2. Untuk mengetahui dan memahami etiologi depresi.
3.
Untuk mengetahui dan memahami manifestasi klinis depresi.
4. Untuk mengetahui dan memahami cara mendiagnosis dan penatalaksanaan depresi.
-
8/10/2019 murung
3/23
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.SKENARIO
LBM 1
MURUNG
Seorang laki laki usia 35 tahun, datang ke klinik bersama istrinya . pasien mengeluh
nafsu makan berkurang sejak 3 minggu ini. Pasien juga mengeluh cepat lelah, tidur
terganggu, dan lebnih suka diam dari pada beraktivitas. Istrinya mengatakan, akhir akhir
ini pasien sering murung. Pasien mengatakan dirinya merasa tidak berguna dan tidakmemiliki masa depan. Pasien merupakan pegawai bank dan mengalami pemutusan kerja
sejak 1 bulan yang lalu. Sejak saat itu, pasien tidak bergaul dengan tetangga sebelah.
2.2.TERMINOLOGI
-
2.3.PERMASALAHAN
1.
Kenapa nafsu makan menurun sejak tiga minggu yang lalu?
Nafsu makan menurun karena pasien mengalami depresi sejak sebulan yang lalu,
depresi tersebut menyebabkan sekresi serotonin berubah dan perubahan serotnin
tersebut mengakibatkan perubahan fungsi tubuh seperti nafsu makan turun, insomnia,
funngsi sexual dan sesitifitas nyeri berubah.
2. Hubungan PHK dengan keluhan skenario?
PHK dalam sekenario dapat kita artikan sebagai stressor dan stressor tersebut
mengakibatkan stres untuk menghilangkan stresor, namun bila pasien tidak bisa
menghilangkan stresor maka akan timbul depresi.
3. Apa ada hubungan usia dengan gangguan jiwa?
Usia dewasa muda lebih cenderung mengalami gangguan jiwa, jika pasien lebih muda
maka peluang untuk gangguan jiwa lebih tinggi.
4. Kenapa pasien tidak mau bergaul dengan tetangga?
Hal itu disebabkan karena pasien mengalami depresi yang menyebabkan rasa pesimis
dan interaksi dengnan lingkungan luar menjadi jarang.
-
8/10/2019 murung
4/23
4
5. Kenapa pasien cepat lelah sedangkan pasien tidak melakukan aktivitas?
Karena nafsu makannya pasien menurun jadi energi untuk melakukan berbagai
kegiatan berkurang dan pasien mengalami pesimisme, hal ini membuat pasien
kehilangat semangat dan gairahnya.
6. Apakah ada hubungan selain di PHK?
tidak ada, dari penjelasan gejala di skenario muncul setelah pasien pasien di PHK.
2.4.ANAMNESIS
Anamnesis:
Nama : Mr x
Umur : 35 Thn
Jenis kelamin : laki laki
Keluhan utama : Nafsu makan berkurang sejak 3 minggu
Keluhan penyerta : keluhan penyerta, cepat lelah tidur terganggu, lebihsuka diam
daripada beraktivitas, sering murung, merasa tidak berguna dan tidak memiliki masa
depan, tidak pernah bergaul dengan tetangga sebelah.
Riwayat sosia : 1 bulan yang lalu mengalami pemutusan kerja.
Pemeriksaan Fisik : -
2.5.DIAGNOSIS DIFERENSIAL
1. Depresi
A.
Definisi
Gangguan depresif merupakan suatu masa terganggunya fungsi manusia
yang berkaitan dengan alam perasaan yang sedih dengan gejala penyerta termasuk
perubahan pola tidur, nafsu makan, psikomotor, konsentrasi, anhedonia, kelelahan,
rasa putus asa, tak berdaya dan gagasan bunuh diri.
B.Epidemoilogi
Gangguan depresi berat adalah suatu gangguan yang sering terjadi, dengan
prevalensi seumur hidup kira-kira 15 % dan kemungkinan sekitar 25 % terjadi pada
wanita.
Terlepas dari kultur atau negara, prevalensi gangguan depresi berat dua kali
lebih besar pada wanita dibandingkan laki-laki. Rata-rata usia onset untuk
gangguan depresi berat kira-kira 40 tahun, 50 % dari semua pasien mempunyai
onset antara 20 dan 50 tahun.
-
8/10/2019 murung
5/23
5
Beberapa data epidemiologi baru-baru ini menyatakan bahwa insidensi
gangguan depresi berat mungkin meningkat pada orang-orang yang berusia kurang
dari 20 tahun. Jika pengamatan tersebut benar, mungkin berhubungan dengan
meningkatnya penggunaan alkohol dan zat-zat lain pada kelompok usia tersebut.
Pada umumnya gangguan depresi berat terjadi paling sering pada orang tua yang
tidak memiliki hubungan interpersonal yang erat atau berpisah.
C.Etiologi
Dasar umum untuk gangguan depresi berat tidak diketahui, tetapi diduga
faktor-faktor dibawah ini berperan :
a. Faktor Biologis
Data yang dilaporkan paling konsisten dengan hipotesis bahwa gangguan
depresi berat adalah berhubungan dengan disregulasi pada amin biogenik
(norepineprin dan serotonin). Penurunan serotonin dapat mencetuskan depresi
dan pada beberapa pasien yang bunuh diri memiliki konsentrasi metabolik
serotonin di dalam cairan serebrospinal yang rendah serta konsentrasi tempat
ambilan serotonin yang rendah di trombosit.
Faktor neurokimiawi lain seperti adenylate cyclase,
phospotidylinositol dan regulasi kalsium mungkin juga memiliki relevansi
penyebab. Kelainan pada neuroendokrin utama yang menarik perhatian dalam
adalah sumbu adrenal, tiroid dan hormon pertumbuhan. Neuroendokrin yang
lain yakni penurunan sekresi nokturnal melantonin, penurunan pelepasan
prolaktin karena pemberian tryptopan, penurunan kadar dasar folikel stimulating
hormon (FSH), luteinizing hormon (LH) dan penurunan kadar testoteron pada
laki-laki.
b. Faktor Genetika
Data genetik menyatakan bahwa sanak saudara derajat pertama dari
penderita gangguan depresi berat kemungkinan 1,5 sampai 2,5 kali lebih besar
daripada sanak saudara derajat pertama subyek kontrol untuk penderita
gangguan.
Penelitian terhadap anak kembar menunjukkan angka kesesuaian pada
kembar monozigotik adalah kira-kira 50 %, sedangkan pada kembar dizigotik
mencapai 10 sampai 25 %.
-
8/10/2019 murung
6/23
6
c. Faktor Psikososial
Peristiwa kehidupan dan stress lingkungan, suatu pengamatan klinis
yang telah lama direplikasi bahwa peristiwa kehidupan yang menyebabkan
stress lebih sering mendahului episode pertama gangguan mood daripada
episode selanjutnya, hubungan tersebut telah dilaporkan untuk pasien dengan
gangguan depresi berat.
Data yang paling mendukung menyatakan bahwa peristiwa kehidupan
paling berhubungan dengan perkembangan depresi selanjutnya adalah
kehilangan orang tua sebelum usia 11 tahun. Stressor lingkungan yang paling
berhubungan dengan onset satu episode depresi adalah kehilangan pasangan.
Beberapa artikel teoritik dan dari banyak laporan, mempermasalahkan
hubungan fungsi keluarga dan onset dalam perjalanan gangguan depresi berat.
Selain itu, derajat psikopatologi didalam keluarga mungkin mempengaruhi
kecepatan pemulihan, kembalinya gejala dan penyesuaian pasca pemulihan.
D.
Manifestasi Klinis
Suatu mood depresif, kehilangan minat dan kegembiraan serta
berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah (rasa lelah
yang nyata sesudah kerja sedikit saja) dan menurunnya aktivitas merupakan tiga
gejala utama depresi.
Gejala lainnya dapat berupa :
a. Konsentrasi dan perhatian berkurang
b. Harga diri dan kepercayaan diri berkurang
c. Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna
d. Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis
e.
Gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh dirif.
Tidur terganggu
g. Nafsu makan berkurang.
Gejala-gejala diatas dialami oleh pasien hampir setiap hari dan di nilai
berdasarkan ungkapan pribadi atau hasil pengamatan orang lain misalnya keluarga
pasien.
-
8/10/2019 murung
7/23
7
2. Distimia
A.Definisi
Gangguan distimikadalah suatu gangguan kronis yang ditandai oleh adanya
mood yang terdepresi (atau mudah marah pada anak-anak dan remaja) yang
berlangsung hampir sepanjang hari dan ditemukan pada sebagian besar hari. Istilah
distimia yang berarti humor yang buruk diperkenalkan pada tahun 1980 dan
diganti menjadi gangguan distimik di dalam DSM-IV.
B.Etiologi
Tema utama tentang penyebab gangguan distimik adalah apakah gangguan
ini berhubungan dengan diagnosis psikiatrik lain, termasuk gangguan depresif
berat dan gangguan kepribadian ambang
a. Faktor Biologis
Satu hipotesis yang diambil dari data ialah bahwa dasar biologis untuk
gejala gangguan distimik, dan gangguan depresif berat adalah serupa; tetapi,
dasar biologis untuk patofisiologi dasar untuk kedua gangguan adalah berbeda.
b.
Faktor Psikososial
Teori psikodinamika tentang perkembangan gangguan distimik
menyatakan bahwa gangguan disebabkan oleh kesalahan perkembangan
kepribadian dan ego, yang memuncak dalam kesulitan dalam beradaptasi pada
masa remaja dan dewasa muda. Teori kognitif tentang depresi juga berlaku pada
gangguan distimik; teori ini menyatakan bahwa ketidaksesuaian antara situasi
nyata dan situasi yang dikhayalkan menyebabkan menurunnya harga diri dan
rasa putus asa.
C.Manifestasi Klinis
Kriteria diagnostik memerlukan adanya mood yang terdepresi pada
sebagian besar waktu untuk sekurangnya dua tahun (atau satu tahun untuk anak-
anak dan remaja). Untuk memenuhi kriteria diagnostik, pasien tidak boleh
memiliki gejala yang lebih baik dilaporkan sebagai gangguan depresif berat. Pasien
tidak boleh memiliki episode manik atau hipomanik. DSM-IV memungkinkan
klinisi untuk menentukan apakah onset adalah awal (sebelum usia 21 tahun) atau
akhir ( usia 21 tahun dan lebih).
-
8/10/2019 murung
8/23
8
Tabel. Kriteria Diagnostik untuk Gangguan Distimik menurut DSM-IV
Kriteria Diagnostik untuk Gangguan Distimik
a. Mood terdepresi untuk sebagian besar hari, lebih banyak hari dibandingkan
tidak, seperti yang ditunjukkan keterangan subjektif atau pengalaman orang
lain, sekurangnya 2 tahun. Catatan: pada anak-anak dan remaja, mood dapat
mudah tersinggung dan lama harus sekurangnya 1 tahun.
b. Adanya saat terdepresi dua (atau lebih) berikut:
(1)
Nafsu makan yang buruk atau berlebihan
(2)Insomnia atau hipersomnia
(3)Energi lemah atau lelah
(4)Harga diri yang rendah
(5)Konsentrasi buruk atau sulit mengambil keputusan
(6)
Perasaan putus asa
c.
Selama periode 2 tahun (1 tahun untuk anak-anak atau remaja) gangguan,
orang tidak pernah tanpa gejala dalam kriteria A dan B selama lebih dari 2
bulan suatu waktu.
d.
Tidak pernah ada episode depresif berat selama 2 tahun pertama gangguan (1
tahun untuk anak-anak dan remaja), yaitu gangguan tidak lebih baik
diterangkan oleh gangguan depresif berat kronis, atau gangguan depresif berat,
dalam remisi parsial.
Catatan: mungkin terdapat episode depresif berat sebelumnya asalkan terdapat
remisi lengkap (tidak ada tanda atau gejala bermakna selama 2 bulan) sebelum
perkembangan distimik. Di samping itu setelah 2 tahun awal dari gangguan
distimik mungkin terdapat episode gangguan depresif berat yang menumpang
pada kasus tersebut, kedua diagnosis dapat diberikan jika memnuhi kriteria
untuk episode depresif berat.
e. Tidak pernah terdapat episode manik, episode campuran, atau episode
hipomanik, dan tidak pernah memenuhi kriteria untuk gangguan siklotimik.
f.
Gangguan tidak terjadi semata-mata selama perjalanan gangguan psikotik
kronis, seperti skizofrenia atau gangguan delusional.
g. Gejala tidak merupakan efek fisiologis langsung dari suatu zat atau suatu
kondisi medis umum.
-
8/10/2019 murung
9/23
9
h. Gejala menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis atau gangguan
dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lainnya.
3.
SiklotimikA.Definisi
Dalam DSM-IV, gangguan siklotimik dibedakan dari gangguan bipolar II,
yang ditandai oleh adanya episode depresif berat dan episode hipomanik. Seperti
gangguan distimik, kategorisasi gangguan siklotimik dengan gangguan mood
menyatakan adanya hubungan, kemungkinan biologis, dengan gangguan bipolar I
B.Etiologi
Etiologi gangguan siklotimik diperkirakan sama dengan gangguan distimik,
yaitu faktor biologis dan faktor psikososial.
Diagnosis
Kriteria diagnostik gangguan siklotimik menurut DSM-IV mengharuskan
pasien tidak pernah memiliki kriteria untuk suatu episode depresif berat dan tidak
memenuhi kriteria untuk episode manik selama 2 tahun pertama gangguan. Kriteria
juga mengharuskan adanya gejala yang lebih atau kurang konstan selama dua tahun
(atau satu tahun untuk anak-anak dan remaja).
Tabel. Kriteria diagnostik untuk gangguan siklotimik menurut DSM-IV.
Kriteria Diagnostik Untuk Gangguan Siklotimik
a.
Selama sekurangnya 2 tahun, adanya banyak episode dengan gejala hipomanik
dan banyak periode dengan gejala depresif yang tidak memenuhi kriteria untuk
episode depresif berat.
b.
Selama periode 2 tahun di atas, orang tidak pernah tanpa gejala dalam kriteria
A selama lebih dari 2 bulan.
c.
Tidak ada episode depresif berat, episode manik, atau episode campuran yang
ditemukan selama 2 tahun pertama gangguan.
Catatan: setelah 2 tahun pertama dari gangguan siklotimik, mungkin terdapat
episode manik atau campuran yang menumpang atau episode depresif berat.
d.
Gejala dalam kriteria A tidak lebih baik diterangkan oleh gangguan
skizoafektif dan tidak menumpang pada skizofrenia, gangguan skizofreniform,
gangguan delusional, atau gangguan psikotik yang tidak ditentukan.
e.
Gejala bukan karena efek fisiologis langsung dari suatu zat atau suatu kondisi
-
8/10/2019 murung
10/23
10
medis umum.
f. Gejala menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis atau gangguan
dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lainnya.
C.Manifestasi Klinis
Gejala gangguan siklotimik adalah identik dengan gejala yang ditemukan
pada pada gangguan bipolar I, kecuali biasanya kurang parah. Tetepi, kadang-
kadang gejala mungkin sama dalam keparahannya tetapi dengan durasi yang lebih
singkat daripada yang terlihat pada gangguan bipolar I. kira-kira setengah dari
semua pasien gangguan siklotimik mengalami depresi sebagai gejala utamanya.
Penyalahgunaan alkohol dan penyalahgunaan zat lain sering ditemukan
pada pasien gangguan siklotimik, yang menggunakan zat untuk mengobati dirinya
sendiri (dengan alkohol, benzodiazepin, dan marijuana) atau untuk mencapai
stimulasi yang lebih tinggi saat mereka dalam keadaan manik.
4. Gangguan Bipolar
A.
Definisi
Bipolar disorder adalah jenis penyakit psikologi, ditandai dengan perubahan
mood (alam perasaan) yang sangat ekstrim, yaitu berupa depresi dan mania.
Pengambilan istilah bipolar disorder mengacu pada suasana hati penderitanya yang
dapat berganti secara tiba-tiba antara dua kutub (bipolar) yang berlawanan yaitu
kebahagiaan (mania) dan kesedihan (depresi) yang ekstrim.
B.
Etiologi
Genetik
Gen bawaan adalah faktor umum penyebab bipolar disorder. Seseorang
yang lahir dari orang tua yang salah satunya merupakan pengidap bipolar
disorder memiliki resiko mengidap penyakit yang sama sebesar 15%-30% dan
bila kedua orang tuanya mengidap bipolar disorder, maka 50%-75%. anak-
anaknya beresiko mengidap bipolar disorder. Kembar identik dari seorang
pengidap bipolar disorder memiliki resiko tertinggi kemungkinan
berkembangnya penyakit ini daripada yang bukan kembar identik. Penelitian
mengenai pengaruh faktor genetis pada bipolar disorder pernah dilakukan
dengan melibatkan keluarga dan anak kembar. Hasil penelitian menunjukkan
-
8/10/2019 murung
11/23
11
bahwa sekitar 10-15% keluarga dari pasien yang mengalami gangguan bipolar
disorder pernah mengalami satu episode gangguan mood.
Fisiologis
a.
Sistem Neurochemistry dan Mood DisordersSalah satu faktor utama penyebab seseorang mengidap bipolar
disorder adalah terganggunya keseimbangan cairan kimia utama di dalam
otak.
Sebagai organ yang berfungsi menghantarkan rangsang, otak
membutuhkan neurotransmitter (saraf pembawa pesan atau isyarat dari otak
ke bagian tubuh lainnya) dalam menjalankan tugasnya.
Norepinephrin, dopamine, dan serotonin adalah beberapa jenis
neurotransmitter yang penting dalam penghantaran impuls syaraf. Pada
penderita bipolar disorder, cairan-cairan kimia tersebut berada dalam
keadaan yang tidak seimbang.
Sebagai contoh, suatu ketika seorang pengidap bipolar disorder
dengan kadar dopamine yang tinggi dalam otaknya akan merasa sangat
bersemangat, agresif, dan percaya diri. Keadaan inilah yang disebut fase
mania. Sebaliknya dengan fase depresi.
Fase ini terjadi ketika kadar cairan kimia utama otak itu menurun di
bawah normal, sehingga penderita merasa tidak bersemangat, pesimis, dan
bahkan keinginan untuk bunuh diri yang besar.
Seseorang yang menderita bipolar disorder menandakan adanya
gangguan pada sistem motivasional yang disebut dengan behavioral
activation system (BAS). BAS memfasilitasi kemampuan manusia untuk
memperoleh reward (pencapaian tujuan) dari lingkungannya.
Hal ini dikaitkan dengan positive emotional states, karakteristik
kepribadian seperti ekstrovert(bersifat terbuka), peningkatan energi, dan
berkurangnya kebutuhan untuk tidur.
Secara biologis, BAS diyakini terkait dengan jalur saraf dalam otak
yang melibatkan dopamine dan perilaku untuk memperoleh reward.
Peristiwa kehidupan yang melibatkan reward atau keinginan untuk
mencapai tujuan diprediksi meningkatkan episode mania tetapi tidak ada
kaitannya dengan episode depresi.
-
8/10/2019 murung
12/23
12
Sedangkan peristiwa positif lainnya tidak terkait dengan perubahan
pada episode mania.
b.
Sistem Neuroendokrin
Area limbik di otak berhubungan dengan emosi dan mempengaruhi
hipotalamus.Hipotalamus berfungsi mengontrol kelenjar endokrin dan
tingkat hormon yang dihasilkan. Hormon yang dihasilkan hipotalamus juga
mempengaruhi kelenjar pituarity. Kelenjar ini terkait dengan gangguan
depresi seperti gangguan tidur dan rangsangan selera. Berbagai temuan
mendukung hal tersebut, bahwa orang yang depresi memiliki tingkat dari
cortisol (hormon adrenocortical) yang tinggi. Hal ini disebabkan oleh
produksi yang berlebih dari pelepasan hormon rotropin oleh hipotalamus.
Produksi yang berlebih dari cortisol pada orang yang depresi juga
menyebabkan semakin banyaknya kelenjar adrenal. Banyaknya cortisol
tersebut juga berhubungan dengan kerusakan pada hipoccampus dan
penelitian juga telah membuktikan bahwa pada orang depresi menunjukkan
hipoccampal yang tidak normal. Penelitian mengenai Cushings Syndrome
juga dikaitkan dengan tingginya tingkat cortisol pada gangguan depresi.
Lingkungan
Bipolar Disorder tidak memiliki penyebab tunggal. Tampaknya orang-
orang tertentu secara genetik cenderung untuk bipolar disorder. Namun tidak
semua orang dengan kerentanan mewarisi penyakit berkembang, menunjukkan
bahwa gen bukanlah satu-satunya penyebab. Beberapa studi pencitraan otak
menunjukkan perubahan fisik pada otak orang dengan bipolar disorder. Dalam
penelitian lain disebutkan, poin ketidakseimbangan neurotransmitter, fungsi
tiroid yang abnormal, gangguan ritme sirkadian, dan tingkat tinggi hormon stres
kortisol. Faktor eksternal lingkungan dan psikologis juga diyakini terlibat dalam
pengembangan bipolar disorder. Faktor-faktor eksternal yang disebut pemicu.
Pemicu dapat memulai episode baru mania atau depresi atau membuat gejala
yang ada buruk. Namun, banyak episode gangguan bipolar terjadi tanpa pemicu
yang jelas.
Penderita penyakit ini cenderung mengalami faktor pemicu munculnya
penyakit yang melibatkan hubungan antar perseorangan atau peristiwa-peristiwa
pencapaian tujuan (reward) dalam hidup. Contoh dari hubungan perseorangan
-
8/10/2019 murung
13/23
13
antara lain jatuh cinta, putus cinta, dan kematian sahabat. Sedangkan peristiwa
pencapaian tujuan antara lain kegagalan untuk lulus sekolah dan dipecat dari
pekerjaan. Selain itu, seorang penderita bipolar disorder yang gejalanya mulai
muncul saat masa ramaja kemungkinan besar mempunyai riwayat masa kecil
yang kurang menyenangkan seperti mengalami banyak kegelisahan atau
depresi. Selain penyebab diatas, alkohol, obat-obatan, dan penyakit lain yang
diderita juga dapat memicu munculnya bipolar disorder.
Di sisi lain, keadaan lingkungan di sekitarnya yang baik dapat
mendukung penderita gangguan ini sehingga bisa menjalani kehidupan dengan
normal. Berikut ini adalah faktor lingkungan yang dapat memicu terjadinya BD,
antara lain:
a.
Stress - peristiwa kehidupan Stres dapat memicu gangguan bipolar pada
seseorang dengan kerentanan genetik. Peristiwa ini cenderung melibatkan
perubahan drastis atau tiba-tiba-baik atau buruk-seperti akan menikah, akan
pergi ke perguruan tinggi, kehilangan orang yang dicintai, dipecat.
b. Penyalahgunaan Zat - Meskipun penyalahgunaan zat tidak menyebabkan
gangguan bipolar, itu dapat membawa pada sebuah episode dan
memperburuk perjalanan penyakit. Obat-obatan seperti kokain, ekstasi, dan
amphetamine dapat memicu mania, sedangkan alkohol dan obat penenang
dapat memicu depresi.
c.
Obat - obat tertentu, terutama obat-obatan antidepresan, bisa memicu mania.
Obat lain yang dapat menyebabkan mania termasuk obat flu over-the-
counter, penekan nafsu makan, kafein, kortikosteroid, dan obat tiroid.
d.
Perubahan Musiman - Episode mania dan depresi sering mengikuti pola
musiman. Manic episode lebih sering terjadi selama musim panas, dan
episode depresif lebih sering terjadi selama musim dingin, musim gugur, dan
musim semi (untuk negara dengan 4 musim).
e. Kurang Tidur - Rugi tidur-bahkan sesedikit melewatkan beberapa jam
istirahat-bisa memicu episode mania
C.Manifestasi Klinis
Bipolar disorder dapat terlihat sangat berbeda pada orang yang berbeda.
Gejala bervariasi dalam pola mereka, keparahan, dan frekuensi. Beberapa orang
lebih rentan terhadap baik mania atau depresi, sementara yang lain bergantian sama
-
8/10/2019 murung
14/23
14
antara dua jenis episode. Beberapa gangguan mood sering, sementara yang lain
hanya mengalami sedikit selama seumur hidup.
Ada empat jenis mood episode dalam Bipolar Disorder: mania, hypomania,
depresi, dan episode campuran. Setiap jenis mood episode bipolar disorder
memiliki gejala yang unik.
a.
Tanda dan Gejala Mania
Gejala-gejala dari tahap mania bipolar disorder adalah sebagai berikut:
(1) Gembira berlebihan
(2) Mudah tersinggung sehingga mudah marah
(3) Merasa dirinya sangat penting
(4) Merasa kaya atau memiliki kemampuan lebih dibanding orang lain
(5)
Penuh ide dan semangat baru
(6) Cepat berpindah dari satu ide ke ide lainnya
(7) Seperti mendengar suara yang orang lain tak dapat mendengar
(8)
Nafsu seksual meningkat
(9) Menyusun rencana yang tidak masuk akal
(10) Sangat aktif dan bergerak sangat cepat
(11)
Berbicara sangat cepat sehingga sukar dimengerti apa yang dibicarakan
(12)
Menghamburkan uang
(13) Membuat keputusan aneh dan tiba-tiba, namun cenderung membahayakan
(14)
Merasa sangat mengenal orang lain
(15) Mudah melempar kritik terhadap orang lain
(16) Sukar menahan diri dalam perilaku sehari-hari
(17)
Sulit tidur
(18) Merasa sangat bersemangat, seakan-akan 1 hari tidak cukup 24 jam
b.
Tanda dan Gejala Hypomania
Hypomania adalah bentuk kurang parah mania. Orang-orang dalam
keadaan hypomanic merasa gembira, energik, dan produktif, tetapi mereka
mampu meneruskan kehidupan mereka sehari-hari dan mereka tidak pernah
kehilangan kontak dengan realitas. Untuk yang lain, mungkin tampak seolah-
olah orang dengan hypomania hanyalah dalam suasana hati yang luar biasa baik.
Namun, hypomania dapat menghasilkan keputusan yang buruk yang
membahayakan hubungan, karier, dan reputasi. Selain itu, hypomania sering
-
8/10/2019 murung
15/23
15
kali dapat "naik kelas" untuk mania penuh dan terkadang dapat diikuti oleh
episode depresi besar.
Tahap hipomania mirip dengan mania. Perbedaannya adalah penderita
yang berada pada tahap ini merasa lebih tenang seakan-akan telah kembali
normal serta tidak mengalami halusinasi dan delusi. Hipomania sulit untuk
didiagnosis karena terlihat seperti kebahagiaan biasa, tapi membawa resiko yang
sama dengan mania.Gejala-gejala dari tahap hipomania bipolar disorder adalah
sebagai berikut: 1. Bersemangat dan penuh energi, muncul kreativitas. 2.
Bersikap optimis, selalu tampak gembira, lebih aktif, dan cepat marah. 3.
Penurunan kebutuhan untuk tidur.
c. Tanda dan Gejala Depresi Bipolar
Gejala-gejala dari tahap depresi bipolar disorder adalah sebagai berikut:
(1) Suasana hati yang murung dan perasaan sedih yang berkepanjangan
(2) Sering menangis atau ingin menangis tanpa alasan yang jelas
(3)
Kehilangan minat untuk melakukan sesuatu
(4) Tidak mampu merasakan kegembiraan
(5) Mudah letih, tak bergairah, tak bertenaga
(6)
Sulit konsentrasi
(7)
Merasa tak berguna dan putus asa
(8) Merasa bersalah dan berdosa
(9)
Rendah diri dan kurang percaya diri
(10) Beranggapan masa depan suram dan pesimistis
(11) Berpikir untuk bunuh diri
(12)
Hilang nafsu makan atau makan berlebihan
(13) Penurunan berat badan atau penambahan berat badan
(14)
Sulit tidur, bangun tidur lebih awal, atau tidur berlebihan
(15)
Mual, mulut kering, Susah BAB, dan terkadang diare
(16) Kehilangan gairah seksual
(17) Menghindari komunikasi dengan orang lain
Hampir semua penderita bipolar disorder mempunyai pikiran tentang
bunuh diri dan 30% diantaranya berusaha untuk merealisasikan niat tersebut
dengan berbagai cara.
-
8/10/2019 murung
16/23
16
d. Tanda dan Gejala Episode Campuran
Sebuah episode bipolar disorder campuran dari kedua fitur gejala mania
atau hypomania dan depresi. Tanda-tanda umum episode campuran termasuk
depresi dikombinasikan dengan agitasi, iritabilitas, kegelisahan, insomnia,
distractibility, dan pikiran berlomba (Flight of idea). Kombinasi energi tinggi
dan rendah membuat suasana hati (mood) penderita beresiko yang sangat tinggi
untuk bunuh diri.
Dalam konteks bipolar disorder, episode campuran (mixed state) adalah
suatu kondisi dimana tahap mania dan depresi terjadi bersamaan. Pada saat
tertentu, penderita mungkin bisa merasakan energi yang berlebihan, tidak bisa
tidur, muncul ide-ide yang berlal-lalang di kepala, agresif, dan panik (mania).
Akan tetapi, beberapa jam kemudian, keadaan itu berubah menjadi sebaliknya.
Penderita merasa kelelahan, putus asa, dan berpikiran negatif terhadap
lingkungan sekitarnya. Hal itu terjadi bergantian dan berulang-ulang dalam
waktu yang relatif cepat. Alkohol, narkoba, dan obat-obat antipedresan sering
dikonsumsi oleh penderita saat berada pada epiode ini. Mixed state bisa menjadi
episode yang paling membahayakan penderita bipolar disorder. Pada episode
ini, penderita paling banyak memiliki keinginan untuk bunuh diri karena
kelelahan, putus asa, delusion, dan hallucination. Gejala-gejala yang
diperlihatkan jika penderita akan melakukan bunuh diri antara lain sebagai
berikut. 1. Selalu berbicara tentang kematian dan keinginan untuk mati kepada
orang-orang di sekitarnya. 2. Memiliki pandangan pribadi tentang kematian. 3.
Mengkonsumsi obat-obatan secara berlebihan dan alkohol. 4. Terkadang lupa
akan hutang atau tagihan seperti; tagihan listrik, telepon. Penderita yang
mengalami gejala-gejala tersebut atau siapa saja yang mengetahuinya sebaiknya
segera menelepon dokter atau ahli jiwa, jangan meninggalkan penderita
sendirian, dan jauhkan benda-benda atau peralatan yang beresiko dapat
membahayakan penderita atau orang-orang disekelilingnya.
2.6.DIAGNOSIS SEMENTARA
Berdasarkan PPDGJ pasien tersebut menderita GANGGUAN DEPRESIF,
dibuktikan dengan:
-
8/10/2019 murung
17/23
17
Menurut PPDGJ
Gejala utama
a.
Afek depresif : tidak disebutkan dalam skenario
b. Kehilangan mintat dan kegembiraan : dibuktikan dengan keluhan pasien yang
merasa tidak berguna (memenuhi kriteria)
c.
Bererkurangangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah. :
dibuktikan dengan keluhan pasien yang merasa cepat lelah (memenuhi
kriteria).
Gejala lainnya
a.
Konsentrasi dan perhatian berkurang
b.
Harga diri dan kepercayaan diri berkurang (memenuhi)c.
Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna (memenuhi)
d. Pandangan masa depan yang suram dan pesimis (memenuhi)
e. Gagasan atau pembuatan membahayakan diri atau bunuh diri
f.
Tidur terganggu (memenuhi)
g. Nafsu makan berkurang (memenuhi)
Onset sekurang-kurangnya 2 minggu (memenuhi)
Sedangkan untuk Distemia, Siklotemia, dan Gangguan Bipolar masuk pada
diagnosis diferensial karena mereka mempunyai gejala depresif tetapi tidak menjadi
diagnosis pasti karena (1) Distemia dan Siklotemia dilihat dari pedoman diagnosis,
lamanya episode harus sekurang-kurangnya 2 tahun, sedangkan pada scenario episode
sudah berlangsung 3 minggu. (2) Siklotemia dan Gangguan Bipolar tidak masuk
diagnosis karena keduanya selain memiliki gejala depresif juga terdapat gejala mania,
dan pada scenario tidak memiliki gejala mania. Sehingga ketiganya tidak memenuhi
untuk diagnosis. Jadi untuk diagnosis sementara scenario adalah Gangguan
Depresif.
2.7.DIAGNOSIS
Untuk diagnosis pasti scenario ditentukan melalui pembagian/klasifikasi
gangguan depresif menurut PPDGJ, yaitu Depresif Ringan, Depresif sedang, Depresif
Berat tanpa gejala psikotik, Depresif berat dengan gejala Psikotik.
A. Episode Depresi Ringan
Pedoman Diagnostik
-
8/10/2019 murung
18/23
18
(1) Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama depresi seperti tersebut di
atas; (memenuhi scenario)
(2)
Ditambah sekurang-kurangnya 2 dari gejala-gejala lainnya : (a) sampai dengan
(b) (memenuhi scenario)
(3) Tidak boleh ada gerjala yang berat diantaranya (memenuhi scenario)
(4)
Lamanya seluruh episode berlangsung sekurana-kurangnya 2 minggu
(memenuhi scenario)
(5) Hanya sedikit kesulitan dalam pekerjaan dan kegiatan sosial yang biasa
dilakukannya. (tidak memenuhi scenario)
Kesimpulan : tidak masuk dalam diagnosis pasien dalam scenario
B. Episode Depresi Sedang
Pedoman Diagnostik
(1) Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama depresi seperti pada
episode depresi ringan (F30.0); (memenuhi scenario)
(2)
Ditambah sekurang-kurangnya 3(dan sebaliknya 4) dari gejala lainnya;
(memenuhi scenario)
(3) Lamanya seluruh episode berlangsung minimum sekitar 2 minggu; (memenuhi
scenario)
(4)
Menghadapi kesulitan nyata untuk meneruskan kegiatan sosial,pekerjaan dan
urusan rumah tangga. (memenuhi scenario)
Kesimpulan : masuk dalam diagnosis pasien dalam scenario
C. Episode Depresi Berat Tanpa Gejala Psikotik
Pedoman Diagnostik
(1) Semua gejala utama depresi harus ada (tidak memenuhi scenario)
(2)
Ditambah sekurang-kurangnya 4 dari gejala lainnya,dan beberapa di antaranya
harus berintensitas berat. (tidak memenuhi scenario)
(3) Bila ada gejala yang penting (misalnya agitasi atau retardasi psikomotor) yang
mencolok, maka pasien mungkin tidak mau atau tidak mampu untuk
melaporkan banyak gejala yang rinci. Dalam hal demikian, penilaian secara
menyeluruh terhadap episode depresif berat masih dapat dibenarkan. ( tidak
memenuhi scenario)
(4)
Episode depresif biasanya harus berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu,akan tetapi jika gejala amat berat dan onset sangat cepat, maka masih
-
8/10/2019 murung
19/23
19
dibenarkan untuk menegakkan diagnosis dalam kurun waktu kurang dari 2
minggu. (memenuhi scenario)
(5)
Sangat tidak mungkin pasien akan mampu meneruskan kegiatan sosial,
pekerjaan atau urusan rumah tangga, kecuali pada taraf yang sangat terbatas.
(tidak memenuhi scenario)
Kesimpulan : tidak masuk dalam diagnosis pasien dalam scenario
D. Episode Depresi Berat Dengan Gejala Psikotik
Pedoman diagnosa :
(01) Episode depresif berat yang memenuhi kriteria di atas. (tidak memenuhi
scenario)
(02) Disertai waham, halusinasi atau stupor depresif. Waham biasanya melibatkan
ide tentang dosa, kemiskinan atau malapetaka yang mengancam, dan pasien
merasa bertanggung jawab atas hal itu. Halusinasi auditorik atau alfatorik
biasanya berupa suara yang menghina atau menuduh, atau bau kotoran atau
daging busuk. Retardasi psikomotor yang berat dapat menuju pada stupor.
Jika diperlukan, waham atau halusinasi dapat ditentukan sebagai serasi atau
tidak serasi dengan efek (mood congruent). (tidak memenuhi scenario)
Kesimpulan : tidak masuk dalam diagnosis pasien dalam scenario
Dari pembagian Depresif menurut PPDGJ, pasien dalam scenario dapat di
diagnosis dengan Gangguan Episode Depresif Sedang.
2.8.PEMBAHASANDIAGNOSIS
A.Penatalaksanaan
Bila diagnosa depresi sudah dibuat, maka perlu dinilai taraf hebatnya gejala
depresi dan besarnya kemungkinan bunuh diri. Hal ini ditanyakan dengan bijkasana
dan penderita sering merasa lega bila ia dapat mengeluarkan pikiran-pikiran bunuh
diri kepada orang yang memahami masalahnya, tetapi pada beberapa penderita ada
yang tidak memberitahukan keinginan bunuh dirinya kepada pemeriksa karena takut
di cegah. Bila sering terdapat pikiran-pikiran atau rancangan bunuh diri, maka
sebaiknya penderita dirawat di rumah sakit dengan pemberian terapi elektrokonvulsi
di samping psikoterapi dan obat anti depresan.
Sebagian besar klinisi dan peneliti percaya bahwa kombinasi psikoterapi
dan farmakoterapi adalah pengobatan yang paling efektif untuk gangguan depresi
-
8/10/2019 murung
20/23
20
berat. Tiga jenis psikoterapi jangka pendek yaitu terapi kognitif, terapi interpersonal
dan terapi perilaku, telah diteliti tentang manfaatnya di dalam pengobatan gangguan
depresi berat.
Pada farmakoterapi digunakan obat anti depresan, dimana anti depresan
dibagi dalam beberapa golongan yaitu :
1.
Golongan trisiklik, seperti : amitryptylin, imipramine, clomipramine dan
opipramol.
2. Golongan tetrasiklik, seperti : maproptiline, mianserin dan amoxapine.
3. Golongan MAOI-Reversibel (RIMA, Reversibel Inhibitor of Mono Amine
Oxsidase-A), seperti : moclobemide.
4. Golongan atipikal, seperti : trazodone, tianeptine dan mirtazepine.
5.
Golongan SSRI (Selective Serotonin Re-Uptake Inhibitor), seperti : sertraline,
paroxetine, fluvoxamine, fluxetine dan citalopram.
Dalam pengaturan dosis perlu mempertimbangkan onset efek primer (efek
klinis) sekitar 2-4 minggu, efek sekunder (efek samping) sekitar 12-24 jam serta
waktu paruh sekitar 12-48 jam (pemberian 1-2 kali perhari). Ada lima proses dalam
pengaturan dosis, yaitu :
1.
Initiating Dosage (dosis anjuran), untuk mencapai dosis anjuran selama minggu I.
Misalnya amytriptylin 25 mg/hari pada hari I dan II, 50 mg/hari pada hari III dan
IV, 100 mg/hari pada hari V dan VI.
2.
Titrating Dosage (dosis optimal), dimulai pada dosis anjuran sampai dosis efektif
kemudian menjadi dosis optimal. Misalnya amytriptylin 150 mg/hari selama 7
sampai 15 hari (miggu II), kemudian minggu III 200 mg/hari dan minggu IV 300
mg/hari.
3. Stabilizing Dosage (dosis stabil), dosis optimal dipertahankan selama 2-3 bulan.
Misalnya amytriptylin 300 mg/hari (dosis optimal) kemudian diturunkan sampai
dosis pemeliharaan.
4. Maintining Dosage (dosis pemeliharaan), selama 3-6 bulan. Biasanya dosis
pemeliharaan dosis optimal. Misalnya amytriptylin 150 mg/hari.
5. Tapering Dosage (dosis penurunan), selama 1 bulan. Kebalikan dari initiating
dosage. Misalnya amytriptylin 150 mg/hari 100 mg/hari selama 1 minggu, 100
mg/hari 75 mg/hari selama 1 minggu, 75 mg/hari 50 mg/hari selama 1
minggu, 50 mg/hari 25 mg/hari selama 1 minggu.
-
8/10/2019 murung
21/23
21
Dengan demikian obat anti depresan dapat diberhentikan total. Kalau
kemudian sindrom depresi kambuh lagi, proses dimulai lagi dari awal dan seterusnya.
Pada dosis pemeliharaan dianjurkan dosis tunggal pada malam hari (single
dose one hour before sleep), untuk golongan trisiklik dan tetrasiklik. Untuk golongan
SSRI diberikan dosis tunggal pada pagi hari setelah sarapan.
-
8/10/2019 murung
22/23
22
BAB III
PENUTUP
3.1.KESIMPULAN
1. Untuk diagnosis sementara scenario adalah Gangguan Depresif. Dari pembagian
Depresif menurut PPDGJ, pasien dalam scenario dapat di diagnosis dengan Gangguan
Episode Depresif Sedang.
2.
Gangguan depresif merupakan suatu masa terganggunya fungsi manusia yang
berkaitan dengan alam perasaan yang sedih dengan gejala penyerta termasuk
perubahan pola tidur, nafsu makan, psikomotor, konsentrasi, anhedonia, kelelahan,
rasa putus asa, tak berdaya dan gagasan bunuh diri.
-
8/10/2019 murung
23/23
DAFTAR PUSTAKA
Marsim R. 1996.Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkasan dari PPGDJ-III.
Jakarta.
Kaplan H.I, Sadock B.J, Greb J.A. 1997. Sinopsis Psikiatri. Ilmu Pengetahuan Perilaku
Psikiatri Klinis, Edisi ke-7.Jakarta : Bina Rupa Aksara.
Diagnostic And Statistical Manual Of Mental Disordes. 4th edition. Washington D.C;
American Pschiatric Associated, 1994 : 662665.
Stahl, S M. 2008, Stahls Essential Psychopharmacology, third edition, New York:
Cambridge University Press.
Maramis, Willy F dan Albert A. Maramis. 2009. Catatan Ilmu Kedokteran jiwa Edisi Kedua.
Surabaya : Airlangga University Press