MULTIOBJECTIVES ANALYSIS OF WASTEWATER ... · Web viewSaran yang disampaikan adalah daerah di...

30
JURNAL MANUSIA DAN LINGKUNGAN JOURNAL OF PEOPLE AND ENVIRONMENT Vol 21, No 1 (Maret 2014) Multiobjectives analysis of wastewater management system in tapioca starch industry: case study - ciamis district, west java (Analisis Multiobyektif sistem Pengelolaan Air Limbah Industri Tapioka: Studi Kasus Kabupaten Ciamis, Jawa Barat) Mochammad Chaerul, Astried Sunaryani 1-7 Analisis ketersediaan air sungai bawah tanah dan pemanfaatan berkelanjutan di kawasan karst maros sulawesi selatan (Analysis of Underground River Water Availability and Its Sustainable uses at Karst Maros Area in South Sulawesi) Muhammad Arsyad, Hidayat Pawitan, Paston Sidauruk, Eka Intan Kumala Putri 8-14 Model spasial dinamik genangan akibat kenaikan muka air laut di pesisir semarang (Spatial Dynamic Model of Inundated area due to Sea Level rise at Semarang coastal Area) Ifan R Suhelmi, Hari Prihatno 15-20 Kajian total daya tampung beban pencemaran harian menggunakan pemodelan qual2k untuk pencemar bod, tss, ammonia, fosfat dan nitrat di sungai kampung bugis (Study of Total Maximum Daily Load Using QUAL2K Modelling for BOD, TSS, Ammonia, Phosphate) Eko Sugiharto, Christian Widya Purnama Setyabudi, Endang Astuti 21-29

Transcript of MULTIOBJECTIVES ANALYSIS OF WASTEWATER ... · Web viewSaran yang disampaikan adalah daerah di...

Page 1: MULTIOBJECTIVES ANALYSIS OF WASTEWATER ... · Web viewSaran yang disampaikan adalah daerah di sekitar Kota Semarang perlu mengusahakan keterkaitan antara lokalitas dengan sistem produksi

JURNAL MANUSIA DAN LINGKUNGAN

JOURNAL OF PEOPLE AND ENVIRONMENT

Vol 21, No 1 (Maret 2014)

Multiobjectives analysis of wastewater management system in tapioca starch

industry: case study - ciamis district, west java (Analisis Multiobyektif sistem

Pengelolaan Air Limbah Industri Tapioka: Studi Kasus Kabupaten Ciamis, Jawa

Barat)

Mochammad Chaerul, Astried Sunaryani

1-7

Analisis ketersediaan air sungai bawah tanah dan pemanfaatan berkelanjutan di

kawasan karst maros sulawesi selatan (Analysis of Underground River Water

Availability and Its Sustainable uses at Karst Maros Area in South Sulawesi)

Muhammad Arsyad, Hidayat Pawitan, Paston Sidauruk, Eka Intan Kumala

Putri

8-14

Model spasial dinamik genangan akibat kenaikan muka air laut di pesisir semarang

(Spatial Dynamic Model of Inundated area due to Sea Level rise at Semarang

coastal Area)

Ifan R Suhelmi, Hari Prihatno

15-20

Kajian total daya tampung beban pencemaran harian menggunakan pemodelan

qual2k untuk pencemar bod, tss, ammonia, fosfat dan nitrat di sungai kampung

bugis (Study of Total Maximum Daily Load Using QUAL2K Modelling for BOD,

TSS, Ammonia, Phosphate)

Eko Sugiharto, Christian Widya Purnama Setyabudi, Endang Astuti

21-29

Aktivitas antibakteri kain kasa terlapisi tio¬2/ag amorf, ag, dan kitosan/ag terhadap

bakteri gram negatif dan positif (The Antibacterial Activity of Gauze Coated by

Tio¬2/Ag Amorphous, Ag, and Chitosan/Ag Against Gram Negative and Positive

Bacteria)

Candra Purnawan, Tri Martini, Sotya Rawiningtyas, Zidny Z.S.R.A. Zidny

30-33

Bioakumulasi merkuri dan struktur hepatopankreas pada terebralia sulcata dan nerita

argus (moluska: gastropoda) di kawasan bekas penggelondongan emas, muara

sungai lampon, banyuwangi, jawa timur(Bioaccumulation of mercury and the

34-40

Page 2: MULTIOBJECTIVES ANALYSIS OF WASTEWATER ... · Web viewSaran yang disampaikan adalah daerah di sekitar Kota Semarang perlu mengusahakan keterkaitan antara lokalitas dengan sistem produksi

hepatopancreas structure)

Susintowati Susintowati, Suwarno Hadisusanto

Efek perlakuan logam berat kadmium terhadap apoptosis melalui aktivasi caspase-3

bulu babi deadema setosum: aplikasi biomonitoring pencemaran di perairan laut

(Effect of Cadmium Heavy Metal Treatment Toward Apoptosis Through Caspase-3

Activation of Sea)

ominggus Rumahlatu, Aloysius Duran Corebima, Mohamad Amin, Fatchur

Rohman

41-49

Dampak penerapan sistem silvikultur tebang pilih tanam jalur terhadap kelestarian

kesuburan tanah dalam menunjang kelestarian pengelolaan hutan alam (The Impact

of Selective Cutting and Strip Planting System Implementation Toward

Sustainability of Soil)

idiyatno Widiyatno, Soekotjo Soekotjo, Hatma Suryatmojo, Haryono Supriyo,

Susilo Purnomo, Jatmoko Jatmoko

50-59

Peran revegetasi terhadap restorasi tanah pada lahan rehabilitasi tambang batubara di

daerah tropika (The Role of Revegetation on the Soil Restoration in Rehabilitation

Areas of Tropical Coal Mining)

Cahyono Agus, Eka Pradipa, Dewi Wulandari, Haryono Supriyo Supriyo,

Saridi Saridi, Dody Herika Herika

60-66

Struktur komunitas tumbuhan dan faktor lingkungan di lahan kritis, imogiri

yogyakarta (Community Structure of Plant and Environmental Factor in Critical

Land, Imogiri Yogyakarta)

Maizer Said Nahdi, Djoko Marsono, Tjut Sugandawaty Djohan, M. Baequni

67-74

Konservasi keanekaragaman hayati tanaman pada sistem kaliwu di pulau sumba

(Plant Biodiversity Conservation On Kaliwu System at Sumba Island)

erson N. Njurumana, Djoko Marsono, Irham Irham, Ronggo Sadono

75-82

Kerusakan tegakan tinggal akibat pemanenan kayu di hutan alam rawa gambut

(Residual Stand Damage Caused By Timber Harvesting in Natural Peat Swamp

Forest)

Ujang Suwarna, Juang Rata Matangaran, Febriangga Harmawan

83-89

Pemanfaatan sampah untuk mendukung usaha tanaman obat keluarga (toga) dan 90-97

Page 3: MULTIOBJECTIVES ANALYSIS OF WASTEWATER ... · Web viewSaran yang disampaikan adalah daerah di sekitar Kota Semarang perlu mengusahakan keterkaitan antara lokalitas dengan sistem produksi

agroekosistem di desa benteng, kecamatan ciampea, kabupaten bogor (Waste

Utilisation to Support Herbal Medicine Family Enterprise and Agroecosystem in

Benteng Village, Ciampea)

Siti Amanah, Inta P.N. Damanik, Helda Ibrahim

Perburuan kasuari (casuarius spp.) Secara tradisional oleh masyarakat suku nduga di

distrik sawaerma kabupaten asmat (The traditional hunting of Kasuari (Casuarius

sp.) by Nduga tribe in Sawaerma District, Asmat Regency)

Yohanes Y. Rahawarin, M. St. E. Kilmaskossu, Y. Kerepea, Wolfram Y. Mofu,

Rusdi Angrianto, Hans F. Z. Peday, Anton S. Sinery, Petrus A. Dimara

98-105

Coping capacity masyarakat das gendol dalam menghadapi bencana erupsi merapi

(Coping Capacity of Watershed Gendol Community in Facing The Merapi

Eruption)

Sri Rahayu Budiani, Siti Puji Lestariningsih, Priliani Gamayanti

106-113

Migrasi dan involusi di kota semarang (Migration and Involution in Semarang City)

Saratri Wilonoyudho

114-120

Ethno-biological notes on the meyah tribe from the northern part of manokwari,

west papua (Catatan Etnobiologi Pada Suku Meyah di Pantai Utara Manokwari,

Papua Barat)

Sepus Fatem, Mariana H. Peday, Rina N. Yowei

121-127

Page 4: MULTIOBJECTIVES ANALYSIS OF WASTEWATER ... · Web viewSaran yang disampaikan adalah daerah di sekitar Kota Semarang perlu mengusahakan keterkaitan antara lokalitas dengan sistem produksi

MULTIOBJECTIVES ANALYSIS OF WASTEWATER MANAGEMENT SYSTEM IN TAPIOCA STARCH INDUSTRY: CASE STUDY - CIAMIS DISTRICT, WEST JAVA (Analisis Multiobyektif sistem Pengelolaan Air Limbah Industri Tapioka: Studi Kasus

Kabupaten Ciamis, Jawa Barat)Mochammad Chaerul, Astried Sunaryani

ABSTRACT

Ciamis district is one of the industrial centers of tapioca starch in West Java. Industry has been utilizing solid waste into by-products, fertilizers and animal feeds, but the wastewater which consist a lot of organic substances still discharged directly into the water that potentially cause water pollution. This study aims to determine the wastewater treatment system that can be applied in tapioca starch industry based on five scenarios proposed by using fuzzy goal programming approach. The first objective is the achievement of stream standard (DO-dissolved oxygen and BOD-biochemical oxygen demand) and wastewater quality standards. The second objective is to minimize the cost of wastewater treatment. Wastewater treatment system that proposed, consists of a primary, secondary and collective treatment that shared by some of the industries in one segment with 20% efficiency of BOD removal for primary, 60% for secondary and 85% for collective treatment. The results show that scenario five, which consists of primary, secondary and collective wastewater treatment is chosen for all industries by considering economic and environmental aspects. There was some improvement of water quality for the Cijolang middle-stream segment with DO 7.35 mg/L and BOD 3.68 mg/L; Citanduy middle-stream segment with DO 6.24 mg/L and BOD 2.37 mg/L, and also for Citanduy down-stream segment  with DO 6.11 mg/L and BOD 5.52 mg/L. The fulfillment of BOD pollutant load limits obtained with achieving BOD concentration of 6.32 to 27.89 mg/L of each industry with total cost incurred is IDR 62,689 per day. Fuzzy goal programming approach provides a solution in achievement and as useful information for decision-makers to improve the quality of the environment, especially in the district of Ciamis.

ABSTRAK

Kabupaten Ciamis merupakan salah satu sentra industri tapioka di Jawa Barat. Industri tapioka menghasilkan limbah cair dan limbah padat. Pelaku industri sudah memanfaatkan limbah padat menjadi produk samping, pupuk dan makanan ternak, namun limbah cair belum diolah dengan baik dan masih dibuang langsung ke badan air yang berpotensi menimbulkan pencemaran air sungai. Penelitian ini mengkaji sistem pengolahan air limbah yang dapat diterapkan di industri tapioka berdasarkan atas lima skenario yang diusulkan melalui pendekatan fuzzy goal programming dengan sasaran untuk memenuhi baku mutu DO (dissolved oxygen) dan BOD (biochemical oxygen demand) air sungai, baku mutu limbah yang telah ditetapkan dan minimalisasi biaya pengolahan. Tiga sistem pengolahan air limbah terdiri atas pengolahan air limbah tingkat I, tingkat II dan pengolahan kolektif yang dipakai bersama dalam satu segmen sungai dengan efisiensi penyisihan BOD 20% untuk pengolahan tingkat I, 60% untuk tingkat II

Page 5: MULTIOBJECTIVES ANALYSIS OF WASTEWATER ... · Web viewSaran yang disampaikan adalah daerah di sekitar Kota Semarang perlu mengusahakan keterkaitan antara lokalitas dengan sistem produksi

dan 85% untuk pengolahan kolektif. Dari hasil penelitian, skenario kelima yang merupakan rangkaian dari pengolahan primer, sekunder dan kolektif memberikan hasil yang paling baik dengan perbaikan kualitas perairan untuk segmen Sungai Cijolang tengah dengan DO 7,35 mg/L dan BOD 3,68 mg/L; untuk segmen Sungai Citanduy tengah dengan DO 6,24 mg/L dan BOD 2,37 mg/L; dan untuk segmen Sungai Citanduy Hilir dengan DO 6,11 mg/L dan BOD 5,52 mg/L. Pemenuhan batas beban pencemar BOD diperoleh dengan pencapaian konsentrasi BOD sebesar 6,32 – 27,89 mg/L dari setiap industri. Dan biaya minimal yang dikeluarkan adalah sebesar Rp 62.689 per hari. Pendekatan fuzzy goal programming dapat memberikan suatu solusi dalam pencapaian sasaran dan merupakan sebuah informasi yang bermanfaat bagi pengambil keputusan untuk meningkatkan kualitas lingkungan khususnya di Kabupaten Ciamis.

ANALISIS KETERSEDIAAN AIR SUNGAI BAWAH TANAH DAN PEMANFAATAN BERKELANJUTAN DI KAWASAN KARST MAROS SULAWESI SELATAN (Analysis of Underground River Water Availability and Its Sustainable uses at Karst Maros Area in

South Sulawesi)Muhammad Arsyad, Hidayat Pawitan, Paston Sidauruk, Eka Intan Kumala Putri

ABSTRAK

Kawasan Karst Maros mempunyai tata air yang kondusif, baik yang berada di bawah gua maupun yang muncul sebagai sungai permukaan, seperti DAS Bantimurung. DAS Bantimurung bahagian hulunya dipergunakan sebagai tempat pariwisata, air irigasi bagi pertanian dan air baku PDAM Kabupaten Maros. Untuk itu, perlu dilakukan valuasi ekonomi terhadap sumberdaya air tersebut, berupa nilai total ekonomi. Besarnya debit air yang terdapat di Kawasan Karst Maros selama 20 tahun (1990-2010) cenderung berada pada angka 7,00 m3/s, dengan debit air terendah terjadi bulan September, sekitar 1,00 m3/s dan tertinggi pada bulan Januari mencapai 20 m3/s. Perhitungan nilai guna langsung  (direct use value) sebesar Rp.385.479.052.214, nilai guna tidak langsung (indirect use value) sebesar Rp.13.251.588.000,  dan nilai bukan guna (non  use value) sebesar Rp.20.016.148.000, sehingga nilai ekonomi total (Total Economic Value, TEV) dari setiap tahunnya sebesar Rp.418.746.788.214. Untuk keberlanjutan pemanfaatan air sungai bawah tanah Kawasan Karst Maros diperoleh kebutuhan air seluruh irigasi pertanian di Kabupaten Maros adalah 5,32 m3/s dan PDAM sebesar 2.037.943 m3 setiap tahun.  Sedangkan air yang tersedia di Kawasan Karst Maros adalah 220,8 juta m3 setiap tahun, sehingga masih ada surplus air sebesar 15,10 juta m3 setiap tahun.

 

ABSTRACT

The karst region of Maros has water system that is conducive both under the cave and emerge as the river surface, such as watershed Bantimurung. The upstream of DAS Bantimurung is used as a place of tourism , agriculture and irrigation for raw water in Maros PDAM. To that end,

Page 6: MULTIOBJECTIVES ANALYSIS OF WASTEWATER ... · Web viewSaran yang disampaikan adalah daerah di sekitar Kota Semarang perlu mengusahakan keterkaitan antara lokalitas dengan sistem produksi

economic valuation needed to be done to water resource, in the form of total economic value. The amount of discharge water contained in Maros Karst area for 20 years (1990-2010) tended stands at 7,00 m3/s, with the lowest water discharge occurred in September, approximately 1,00 m3/s and the highest in January at 20 m3/s. Direct use value amounted to Rp 385,479,052,214 then indirect use value was Rp 13,251,588,000 and the non-use value was Rp20,016,148,000, so the total economic value, TEV, of each year was Rp418,746,788,214. For sustainable use of river water underground of Karst Maros that acquired the entire agricultural irrigation water needed in Maros regency was 5,32 m3/s and the PDAM amounted 2,037,943 m3 then available water in Karst Maros was 220.8 milyar m3 per year, so there was still the water surplus of 15,10 milyar m3 for each year

MODEL SPASIAL DINAMIK GENANGAN AKIBAT KENAIKAN MUKA AIR LAUT DI PESISIR SEMARANG (Spatial Dynamic Model of Inundated area due to Sea Level rise

at Semarang coastal Area)

Ifan R Suhelmi, Hari Prihatno

ABSTRAK

Kota Semarang merupakan kota pesisir di Provinsi Jawa Tengah yang memiliki topografi datar pada wilayah laut yang biasa disebut dengan kota bawah dan bergunung pada bagian atasnya yang biasa disebut dengan kota atas. Kota bawah memiliki kerentanan yang tinggi terhadap genangan akibat kenaikan muka air laut, hal ini disebabkan olehkondisi topografi yang datar. Penelitian ini dilakukan untuk memberikan gambaran secara dinamik distribusi genangan akibat berbagai skenario kenaikan muka air laut. Model spasial dinamik menggunakan Flash yang berfungsi memberikan gambaran secara interaktif dan real time pada berbagai skenario kenaikan muka air laut. Skenario kenaikan muka air laut menggunakan skenario IPCC hingga tahun 2100. Hasil studi menunjukkan bahwa terjadi kenaikan jumlah genangan dari 599,4 ha pada tahun 2020 menjadi 4.235,4 ha pada tahun 2100.

ABSTRACT

Semarang is one of coastal city located at Central Java Province. It has flatten topography at coastal area called “downside town” and hilly topography at upper area called “topside town”. Ownside town was highly vulnerable to sea level rise caused by it’s topographic condition and the land subsidence phenomena. This research conducted to mapeed the inundated area due to sea level rise at many scenarios of sea level rise. The dynamic spatialmodel of sea level rise represented using flash techmology to showed distributed area inundated by sea level rise. The

Page 7: MULTIOBJECTIVES ANALYSIS OF WASTEWATER ... · Web viewSaran yang disampaikan adalah daerah di sekitar Kota Semarang perlu mengusahakan keterkaitan antara lokalitas dengan sistem produksi

scenario of sea level rise by IPCC prediction was used at this study. The stuty showed that the inundated area increased from 599.4 ha at year 2020 to 4,235.4 ha at 2100.

KAJIAN TOTAL DAYA TAMPUNG BEBAN PENCEMARAN HARIAN MENGGUNAKAN PEMODELAN QUAL2K UNTUK PENCEMAR BOD, TSS,

AMMONIA, FOSFAT DAN NITRAT DI SUNGAI KAMPUNG BUGIS (Study of Total Maximum Daily Load Using QUAL2K Modelling for BOD, TSS, Ammonia, Phosphate)

Eko Sugiharto, Christian Widya Purnama Setyabudi, Endang Astuti

ABSTRAK

Telah dilakukan studi untuk mengetahui kualitas air serta memprakirakan beban pencemar di Sungai Kampung Bugis Kota Tarakan Kalimantan Utara. Metode pendekatan yang digunakan adalah dengan simulasi pemodelan QUAL2K serta metode perhitungan Total Beban Tampung Maksimum Harian. Berdasar hasil studi, dinyatakan bahwa kandungan pencemar khususnya BOD dan NH3 di Sungai Kampung Bugis melebihi Baku Mutu Lingkungan (BML). Hal serupa didapat dari hasil pemodelan QUAL2K, dinyatakan bahwa Sungai Kampung Bugis tidak dapat menampung beban pencemar TSS, BOD dan NH3. Namun demikian, beban pencemar lainnya yaitu NO3 dan PO4 masih berada pada batas normal, di bawah nilai BML. Berdasarkan hasil simulasi menggunakan QUAL2K, dapat diprediksi bahwa pola persebaran pencemar untuk masing-masing pencemar di Sungai Kampung Bugis pada setiap ruas dari hulu menuju hilir tidak merata, kecuali pada PO4 dan NO3. Hasil perhitungan total beban maksimum harian pencemar adalah BOD 90,32 kg/hari, TSS 73,77 kg/hari, NH35,11 kg/hari, PO40,03 kg/hari dan NO3sebesar 5,75 kg/hari.

 

ABSTRACT

Determination and prediction studies on water quality as well as on the number of pollutant load in Kampung Bugis River, Tarakan, South Borneo were studied. The approaching methods used were modelling simulation with QUAL2K and calculating method with Total Maximum Daily Load (TMDL). Based on the result of study, the number of pollutants in Kampung Bugis River were exceeding the environmental quality standards especially for BOD and NH3. However, for other pollutants, PO4 and NO3 were on normal level, below than the environmental quality standard. Simulation results by QUAL2K stated that the prediction of dispersion pattern for each pollutant from the headwaters to downstream were uneven, except for PO4 and NO3. In addition, the load capacity results for BOD, TSS, NH3, PO4 and NO3 were  90.32; 73.77; 5.11; 0.03 and 5.75 kg/day, respectively.

Page 8: MULTIOBJECTIVES ANALYSIS OF WASTEWATER ... · Web viewSaran yang disampaikan adalah daerah di sekitar Kota Semarang perlu mengusahakan keterkaitan antara lokalitas dengan sistem produksi

AKTIVITAS ANTIBAKTERI KAIN KASA TERLAPISI TiO¬2/Ag AMORF, Ag, DAN KITOSAN/Ag TERHADAP BAKTERI GRAM NEGATIF DAN POSITIF (The

Antibacterial Activity of Gauze Coated by Tio¬2/Ag Amorphous, Ag, and Chitosan/Ag Against Gram Negative and Positive Bacteria)

Candra Purnawan, Tri Martini, Sotya Rawiningtyas, Zidny Z.S.R.A. Zidny

ABSTRAK

Pelapisan kain kasa dengan komposit TiO2/Ag amorf, kitosan/Ag, dan Ag telah dilakukan menggunakan metode dip coating dengan variasi urutan pelapisan. Komposit TiO2/Ag amorf disintesis dengan metode sol gel dalam pelarut etanol. Hasil sintesis dikarakterisasi menggunakan FTIR dan XRD. Kain kasa hasil pelapisan dikarakterisasi menggunakan XRD dan dilakukan uji antibakteri menggunakan metode optical density pada λ 600nm terhadap aktivitas bakteri Eschericia coli dan Stapylococcus aureus. Kain kasa dengan urutan pelapisan kitosan/Ag, komposit TiO2/Ag amorf, dan Ag memiliki daya antibakteri optimum. Daya antibakteri kain kasa terhadap E. coli sebesar 98, 66% setelah jam ke-24. Daya antibakteri tersebut lebih besar dibandingkan dengan daya antibakteri terhadap S. aureus yaitu 71,47% setelah jam ke-24.

ABSTRACT

TiO2/Ag amorphous composite has been synthesized by sol gel method in ethanol. This composite  was characterized using FTIR and XRD. TiO2/Ag amorphous composite, chitosan/ Ag, and Ag coated in gauze using dip coating method with plating sequence variation. Coated gauze was characterized using XRD and antibacterial test was conducted by optical density at λ 600 nm against Escherichia coli and Staphylococcus aureus. The results showed that coated gauze with the sequence was chitosan/Ag, TiO2/Ag amorphous composite, and Ag was optimum antibacterial power. The inhibition against Escherichia coli was greater than Staphylococcus aureus. The inhibition against Escherichia coli was 98.66% for 24 hours and against Staphylococcus aureus was 71.47% for 24 hours.

Page 9: MULTIOBJECTIVES ANALYSIS OF WASTEWATER ... · Web viewSaran yang disampaikan adalah daerah di sekitar Kota Semarang perlu mengusahakan keterkaitan antara lokalitas dengan sistem produksi

BIOAKUMULASI MERKURI DAN STRUKTUR HEPATOPANKREAS PADA TEREBRALIA SULCATA DAN NERITA ARGUS (MOLUSKA: GASTROPODA) DI KAWASAN BEKAS PENGGELONDONGAN EMAS, MUARA SUNGAI LAMPON,

BANYUWANGI, JAWA TIMUR(Bioaccumulation of mercury and the hepatopancreas structure)

Susintowati Susintowati, Suwarno Hadisusanto

ABSTRAK

Amalgamasi pada proses penggelondongan emas tradisional di muara sungai Lampon menggunakan Merkuri (Hg). Limbah dibuang langsung ke muara dan lingkungan sekitar. Walaupun aktivitas penggelondongan emas telah dihentikan, efek cemar Merkuri terhadap lingkungan termasuk biota terus berlangsung. Bioakumulasi Merkuri dapat ditelusuri menggunakan bioindikator anggota Gastropoda. Penelusuran bioakumulasi Merkuri menggunakan spesimen Terebralia sulcata yang hidup di hutan mangrove sekitar lokasi penggelondongan, dan Nerita argus yang hidup di muara pantai. Analisis Merkuri berdasar metode SNI 06-6992.2-2004 menggunakan perangkat Mercury Analyzer. Hepatopankreas sebagai organ detoksifikasi Merkuri digunakan sebagai parameter patologis. Hepatopankreas masing-masing spesimen dipreparasi dengan metode parafin, diwarnai dengan Hematoksilin Ehrlich’s-Eosin untuk pengamatan struktur mikroskopis. Bioakumulasi Merkuri dalam tubuh T. sulcata hingga 3,10 ppm, sedangkan dalam tubuh N. argus hingga 3,03 ppm. Tampak banyak vesikula residu diduga berisi inklusi pemadatan elektron dan metalotionin sebagai dampak detoksifikasi ion logam Merkuri dalam hepatopankreas. Tubulus hepatopankreas N. argus mengalami disintegrasi dan atropi cukup parah. Walaupun tambang emas di Lampon berskala kecil dan telah ditutup, efek patologis pencemaran Merkuri terhadap biota terutama Gastropoda sangat signifikan.

 

ABSTRACT

Traditional gold mining at Lampon Banyuwangi district was used mercury amalgamation. Tailings are discharged to waters, that caused mercury pollution. Mercury accumulation can be trace in sediments and benthic organisms such as Gastropods. Although the gold mining has been ceased, the impact of mercury pollution can be traced. The purposes of this study are to know the mercury accumulation in sediments, to know mercury bioaccumulation in the soft body of Gastropod bioindicators, to know mercury pathological effect in hepatopancreas. Terebralia sulcata and Nerita argus are Gastropods that as mercury bioindicators in this research. Study site administratively located at Banyuwangi district, East Java. Mercury analysis using SNI 06.6992.2-2004 methods that reads by Mercury Analyzer at LPPT UGM Yogyakarta. Hepatopancreas structure of Terebralia sulcata and Nerita argus were preparating with paraffin method and Hematoxilin Ehrlich’s-Eosin staining method. Accumulation of mercury in the tailings about 137,54 ppm, in site I sediment 0,45 ppm, in site II sediment 65,52 ppm, in site III sediment 1,17 ppm and in the tailing piles remaining after the mining ceased about 634,19

Page 10: MULTIOBJECTIVES ANALYSIS OF WASTEWATER ... · Web viewSaran yang disampaikan adalah daerah di sekitar Kota Semarang perlu mengusahakan keterkaitan antara lokalitas dengan sistem produksi

ppm. Bioaccumulation in Terebralia sulcata 3,10 ppm, Nerita argus about 3,03 ppm. The values of mercury accumulation are very high at all. Residual vesicles are found in hepatopancreas structure of Terebralia sulcata. The residual vesicles are the sign of mercury detoxification proccess. Vesicles are thought to contain inclutions of residual electrons and methallothionine compaction as a result of mercury ions detoxification by hepatopancreas cells. The hepatopancreatic tubulus of Nerita argus have disintegration and severe atrophy. The gold mining at Lampon is the small gold mining and has been ceased but the pathological effects of mercury pollution on aquatic organisms, especially Gastropods is very significant.   

EFEK PERLAKUAN LOGAM BERAT KADMIUM TERHADAP APOPTOSIS MELALUI AKTIVASI CASPASE-3 BULU BABI Deadema setosum: APLIKASI

BIOMONITORING PENCEMARAN DI PERAIRAN LAUT (Effect of Cadmium Heavy Metal Treatment Toward Apoptosis Through Caspase-3 Activation of Sea)

Dominggus Rumahlatu, Aloysius Duran Corebima, Mohamad Amin, Fatchur Rohman

ABSTRAK

Kadmium yang terakumulasi pada hewan dapat menyebabkan karsinogenik, mutagenik, dan teratogenik. Pada penelitian ini, dilakukan secara eksperimen nonfaktorial dalam RAL 6 level dengan 7 ulangan selama 4 minggu, untuk mengkaji efek perlakuan logam berat Cd terhadap apoptosis melalui aktivasi protein caspase-3 bulu babi Deadema setosum. Penelitian dilakukan di laboratorium Balai LIPI Ambon dalam 6 bak aquarium berukuran 100 x 60 x 70 cm3.Tiap bak perlakuan diisi 200 L air laut yang diganti satu kali setiap minggu. Konsentrasi perlakuan adalah 0, 1, 3, 6, 9, dan 12 µg/L Cd terlarut. Pada tiap bak diterapkan satu level perlakuan konsentrasi Cd, dan tiap bak itu dihuni oleh 7 individu D. setosum sebagai ulangan. Usia hewan uji sekitar 8 bulan berbobot 90 g dengan lingkar tubuh 15 cm. Hewan uji diberi pakan lamun. Pengukuran konsentrasi protein caspase-3 dilakukan pada organ hepar dengan metode Caspase Colorimetric Assay Kit, sedangkan pemeriksaan apoptosis dilakukan dengan teknik pengecatan Hematoxilen-Eosin (HE). Data penelitian terkait konsentrasi protein caspase-3 dianalisis dengan One Way Anova dan uji lanjut dihitung dengan Duncan 0,05. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa perlakuan Cd sangat signifikan meningkatkan kadar protein caspase-3; semakin tinggi kadar Cd, kadar protein caspase-3 juga makin tinggi. Konsentrasi protein caspase-3 pada konsentrasi perlakuan 12 µg/L Cd adalah yang paling tinggi dibanding kontrol. Gambaran histologi hepar D. setosum yang mengalami apoptosis atas dasar pengecatan HE sangat sesuai dengan tiap konsentrasi protein caspase-3 yang terekam. Hasil ini menunjukkan bahwa protein caspase-3 memiliki potensi sebagai satu alternatif biomonitoring pencemaran Cd pada tingkat seluler D. setosum di perairan laut. 

 

Page 11: MULTIOBJECTIVES ANALYSIS OF WASTEWATER ... · Web viewSaran yang disampaikan adalah daerah di sekitar Kota Semarang perlu mengusahakan keterkaitan antara lokalitas dengan sistem produksi

ABSTRACT

Cadmium which accumulated in animals could cause carcinogenic, mutagenic and teratogenic. In this research, non factorial experiments conducted in Complete Random Design (CRD) 6 level with 7 replication for 4 weeks, in order to examine effect of Cd heavy metal treatment toward apoptosis through caspase-3 protein activation in sea urchin Deadema setosum.  Research conducted in LIPI Ambon laboratory using 6 aquarium tank size 100 x 60 x 70 cm3. Each tank was filled with 200 litres of sea waters that being replace once a week. Treatment concentrations in tanks  are containing 0.0, 1.0, 3.0, 6.0, 9.0, and 12.0 µg/L dissolved Cd. In each tank there is one level Cd concentration treatment level, and each tank was filled with 7 Deadema setosum individual as replication. The age of animals is approximately 8 month with the weight 90 gram and body circumference 15 cm. These animals were fed with seagrass. Measurement of Caspase-3 protein concentration was conducted in heparin organ using the method Caspase Colorimetric Assay kit, while apoptosis examination was conducted by painting technique using Hematoxilen-Eosin (HE) in Physiology and Histology Laboratory of Medical Faculty Brawijaya University. Research data concerning caspase-3 protein concentration was analyzed by One Way Anova and further test was calculated by  Duncan 0.05. Result of this research showed that Cd treatment is significantly increasing caspase-3 protein content; higher Cd content, caspase-3 protein would essentially higher. Caspase-3 protein concentration in treatment concentration of 12 µg/L is the highest compared to control treatment. Histological description of Deadema setosum heparin organ that experiencing apoptosis based on HE painting is in accord with each recorded caspase-3 protein concentration. This result showed that caspase-3 protein has the potential to become one alternative in Cd pollution biomonitoring at celluler level of Deadema setosum in the sea. 

DAMPAK PENERAPAN SISTEM SILVIKULTUR TEBANG PILIH TANAM JALUR TERHADAP KELESTARIAN KESUBURAN TANAH DALAM MENUNJANG

KELESTARIAN PENGELOLAAN HUTAN ALAM (The Impact of Selective Cutting and Strip Planting System Implementation Toward Sustainability of Soil)

Widiyatno Widiyatno, Soekotjo Soekotjo, Hatma Suryatmojo, Haryono Supriyo, Susilo Purnomo, Jatmoko Jatmoko

ABSTRAK

Tebang pilih merupakan salah satu sistem silvikultur yang  dikembangkan untuk mengelola hutan hujan tropis di Indonesia. Sistem ini didasarkan pada limit diameter, jumlah tegakan tinggal untuk rotasi berikutnya dan keberhasilan permudaan alam maupaun penanaman pengkayaan. Sistem silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur (TPTJ) dengan teknik silvikultur

Page 12: MULTIOBJECTIVES ANALYSIS OF WASTEWATER ... · Web viewSaran yang disampaikan adalah daerah di sekitar Kota Semarang perlu mengusahakan keterkaitan antara lokalitas dengan sistem produksi

intensif (SILIN) diintrodusir pada tahun 2005 untuk merehabilitasi dan meningkatkan produktivitas Logged Over Area (LOA) hujan hujan tropis dengan pola penanaman pengkayaan jalur. Pelaksanaan TPTJ dimungkinkan akan mempengaruhi stabilitas tanah karena tanah pada hutan hujan tropis sangat sensitif terhadap perubahan akibat pelaksanaan TPTJ. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menginvestigasi status kesuburan tanah LOA (1 dan 5 tahun setelah penanaman) pada hutan hujan tropis yang dikelola dengan sistem TPTJ dengan teknik SILIN. Hasil penelitian menunjukkan bahwa  tanah  pada lokasi penelitian bersifat sangat asam (pH H2O: 3.97-4.50 dan pH KCl: 3,57-4,07). Nilai pH tersebut  mengindikasikan bahwa tingkat konsentrasi kandungan nutsisi Ca, Mg  dan K dalam kategori rendah  sebab tanah tersebut masuk dalam ordo Ultisols. Kandungan nutrisi pada areal 1 dan 5 tahun setelah penanaman tidak berbeda nyata pada uji T dengan taraf kepercayaan 5%. Pada umumnya, kandungan nutrisi orda Horizon A mempunyai nilai C-organik yang lebih tinggi dibandingkan lapisan di bawahnya karena keberadaan akumulasi dari bahan organik dan nilai ini mempunyai korelasi yang positif terhadap Kapasitas Tukar Kation (R2= 0.946) sehingga keberadaannya akan menyediakan unsur hara dalam mendukung pertumbuhan tanaman dipterocarps pada sistem penanaman jalur.

 

ABSTRACT

Selective cutting is one of the silviculture system  developed to manage the tropical rain forest in Indonesia. This system is based on diameter limit, the number of trees left (residual stand) for the next harvesting and successfully regeneration natural of residual stand or enrichment planting. In 2005, selective cutting and strip planting with intensive sillviculture was being applied to rehabilitate and to improve the productivity of Logged Over Area (LOA) of tropical rain forest with enrichment planting in strip planting system. TPTJ system might stimulate the soil stability of tropical rain forest damaged because it was sensitive of changing. The objective of this research was to investigate the soil fertility status on LOA (1 and 5 years old after planting) of tropical rain forest in selective cutting and strip planting with intensive sillviculture. The result showed that soil at the reseach sites were very acid it was about pH H2O 3.97-4.50 and pH KCl 3,57-4,07.  This pH values indicated that nutrient concentrations especially Ca, Mg and K were very low because the soil included on Ultisols. Nutrient concentration at 1 and 5 years old after planting of area was not significant in T test with 5% confident level. In general, nutrient concentrations in A, horizon  was organic matter accumulation on the top soil would increase C-organic content and this value had positive correlation with cation exchangeable capacity (CEC) that value of correlation coefficient (R2)  was 0.946, so it could provide nutrient to support growth of dipterocarps in the strip planting system.

Page 13: MULTIOBJECTIVES ANALYSIS OF WASTEWATER ... · Web viewSaran yang disampaikan adalah daerah di sekitar Kota Semarang perlu mengusahakan keterkaitan antara lokalitas dengan sistem produksi

PERAN REVEGETASI TERHADAP RESTORASI TANAH PADA LAHAN REHABILITASI TAMBANG BATUBARA DI DAERAH TROPIKA (The Role of

Revegetation on the Soil Restoration in Rehabilitation Areas of Tropical Coal Mining)Cahyono Agus, Eka Pradipa, Dewi Wulandari, Haryono Supriyo Supriyo, Saridi Saridi, Dody

Herika Herika

ABSTRAK

Pertambangan batubara terbuka menyebabkan degradasi lahan, sehingga perlu upaya rehabilitasi lahan melalui program revegetasi. Penelitian dilakukan di areal PT. Berau Coal  pada site Binungan, Lati dan Sambarata, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, Indonesia. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap ber-blok dengan umur revegetasi sebagai perlakuan, tiga kali ulangan dan tiga site sebagai blok. Pemilihan lokasi menggunakan metode purposif sampling yaitu pengambilan sampel yang didasarkan pada pertimbangan pada umur pengolahan lahan revegetasi, meliputi S1 : area hutan sebelum ditambang (rona awal), S2 : revegetasi awal, umur tanaman  < 1 tahun, S3 : revegetasi menengah, umur tanaman 3 tahun, dan S4: revegetasi lanjut, umur tanaman  > 5 tahun. Pengambilan sampel tanah pada  kedalaman 0–20 dan 20-40 cm pada setiap perlakuan di ketiga lokasi, selanjutnya dianalisis sifat fisik dan kimianya. Tanah Typic Hapludult pada lahan hutan sebelum ditambang batubara secara terbuka (S1,  rona awal) mempunyai kadar C-organik (1,87 %), N-total (0,14 %), P-tersedia (31,40 ppm), K-tertukar (0,11 me/100g), pH (3,98), KTK (10,72 me/100g) dan kejenuhan basa (17 %). Penambangan terbuka batubara telah menyebabkan lapisan bawah dan  permukaan tanah menjadi terbongkar dan terjadi penurunan kualitas tanah yang sangat drastis. Penimbunan lahan dengan media tanah permukaan sebelumnya, telah cukup  mampu memperbaiki sifat-sifat tanah tertambang namun belum sesuai sebagai media pertumbuhan, serta sangat rentan terhadap degradasi lahan lebih lanjut. Revegetasi menggunakan tanaman pionir, cepat tumbuh dan adaptif seperti Sengon, Akasia, Sungkai, Melina, Angsana, Jarak serta Legume Cover Crop (LCC) pada area bekas tambang  batubara memberikan pengaruh yang  nyata terhadap peningkatan kandungan C-organik, N-total dan  pH tanah. Revegetasi menggunakan spesies cepat tumbuh setelah berumur 5 tahun telah mengembalikan bahkan memperbaiki sifat kimia tanah dibanding dengan kondisi pada hutan tropika basah sebelum dilakukan penambangan terbuka.

 

ABSTRACT

Open coal mining causes land degradation, so they need land rehabilitation through re-vegetation programs. The study was conducted in the PT Berau Coal area of Binungan, Lati and Sambarata site, Berau regency, East Kalimantan, Indonesia. Research using a randomized completely block design with the age of re-vegetation as treatments, three replication and three sites as blocks. Sampling unit was selected using a purposive sampling method that is based on the re-vegetation management, including: (i) S1: forest area without mining activities (baseline), (ii) S2: initial re-vegetation, plant age < 1 year, (iii) S3 : medium re-vegetation, plant age 3 years, (iv) further re-vegetation, plant age > 5 years. Soil sample was collected from 0-20 and

Page 14: MULTIOBJECTIVES ANALYSIS OF WASTEWATER ... · Web viewSaran yang disampaikan adalah daerah di sekitar Kota Semarang perlu mengusahakan keterkaitan antara lokalitas dengan sistem produksi

20-40 cm soil depth in each treatment at three locations, then analyzed for soil  physic and chemistry. Soil of Typic Hapludult on forest land without coal mining has a C-organic (1.87 %), N-total (0.14 %), available-P (31.40 ppm), exchangeable-K (0.11 me/100g), pH (3.98), CEC (10.72 me/100g) and base saturation (17 %). Opened coal mining has led the soil layer becomes exposed and a declining in soil quality drastically. Land closure with the top soil media has been quite able to improve soil properties in rehabilitation areas, but not suitable as media for plant growth, and highly susceptible for further degradation. Land rehabilitation and re-vegetation with fast growing and adaptive pioneer plants such as: Sengon, Acacia, Sungkai, Melina, Angsana, Jarak and Legume Cover Crop (LCC) in the rehabilitation area of coal mining, gave significant effect on the increasing of  C-organic, N-total and soil pH. Re-vegetation with fast growing species after 5-year-old has returned the soil chemical properties that are equivalent or even better than thier condition in moist tropical forests without open coal mining.

STRUKTUR KOMUNITAS TUMBUHAN DAN FAKTOR LINGKUNGAN DI LAHAN KRITIS, IMOGIRI YOGYAKARTA (Community Structure of Plant and Environmental

Factor in Critical Land, Imogiri Yogyakarta)Maizer Said Nahdi, Djoko Marsono, Tjut Sugandawaty Djohan, M. Baequni

ABSTRAK

Penelitian bertujuan mempelajari struktur komunitas tumbuhan pada berbagai tingkat pertumbuhan  sebagai  respon  terhadap aktivitas masyarakat, dan kualitas fisik kimia tanah yang terbentuk di kawasan lahan kritis Imogiri. Metode penelitian menggunakan kuadrat plot, dengan  ukuran plot 1x1, 5x5, 10x10, ulangan 6 – 10 diletakkan secara stratified random sampling. Pengumpulan data dengan mengamati kehadiran cacah spesies, dihitung kerapatan, dominansi, frekuensi spesies, dan Nilai Penting. Analisis ordinasi dua dimensi digunakan untuk mengelompokkan komunitas pada berbagai tingkat pertumbuhan, dengan analisis t-test untuk uji signifikansi unsur fisik kimia tanah. Hasil penelitian ditemukan 303 spesies, terdiri dari 34 tingkat pohon, 62 sapling dan 207 tumbuhan bawah dengan distribusi yang bervariasi. Kemelimpahan menunjukkan bahwa pada tingkat pohon terjadi pengelompokan, sedangkan pada tingkat sapling dan tumbuhan bawah mengumpul menjadi satu. Dalbergia sisso tingkat pohon dan sapling serta tumbuhan bawah  Euphatorium inulifolium merupakan spesies paling dominan dan merespon kondisi lahan kritis sehingga dapat dijumpai pada semua lokasi kajian. Kemelimpahan tingkat pohon sangat dipengaruhi oleh aktivitas masyarakat, dan mineral organik yang terbentuk sehingga didominasi vegetasi dengan nilai ekonomi tinggi. Sedangkan kehadiran spesies tingkat sapling dan tumbuhan bawah merespon kandungan hara yang terbentuk.

 

Page 15: MULTIOBJECTIVES ANALYSIS OF WASTEWATER ... · Web viewSaran yang disampaikan adalah daerah di sekitar Kota Semarang perlu mengusahakan keterkaitan antara lokalitas dengan sistem produksi

ABSTRACT

The purpose of this research was to study the community structure of plant at different growth-forms in response to the activities of the local community (people) and the physico-chemical characteristics of soil in the critical land of Imogiri. The research methods employed random quadrat with plot size of 1 x 1, 5 x 5, 10 x 10 m.  The placement of the plot followed stratified random sampling. At each plot, species richness, density, dominance, frequency of species, importance values were calculated. The grouping of growth-forms was analyzed using Ordination Analysis and t-test was used to find out the significance of physico-chemical characteristics of the soil. The finding suggested that 303 species could be found in Imogiri, consisting of 34 trees, 62 saplings, and 207 seedlings. Based on the calcultation of the species abundance, it could be concluded that there was an unequal pattern of vegetation communities at the level of trees, saplings, and seedlings/ shrubs. At the level of tree, grouping could be found. Meanwhile at the level of tree, sapling and seedlings  tend to show one group (clumped). The tree and sapling of Dalbergia sisso and the shrub of Euphatorium inulifolium showed high dominance and responded the critical land very well hence they could be found in almost in all locations. The abundance of tree species was highly influenced by people’s activities and organic minerals that occur in the area. Hence, most of trees had high economical value. Meanwhile, the presence of species at the level of sapling and seedling responded the occuring soil-nutrients. 

KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI TANAMAN PADA SISTEM KALIWU DI PULAU SUMBA (Plant Biodiversity Conservation On Kaliwu System at Sumba Island)

Gerson N. Njurumana, Djoko Marsono, Irham Irham, Ronggo Sadono

ABSTRAK

Konservasi keanekaragaman hayati tanaman di lahan rakyat memiliki peluang strategis mendorong masyarakat melakukan konservasinya, karena akumulasi lahan rakyat lebih luas dibandingkan dengan kawasan konservasi alam yang tersedia. Oleh karena itu, diperlukan pemahaman mengenai sudut pandang masyarakat dan penerapannya dalam konservasi keanekaragaman hayati tanaman, yang tercermin pada berbagai bentuk dan sistem pengelolaannya oleh masyarakat. Penelitian bertujuan mengetahui sudut pandang masyarakat terhadap keanekaragaman hayati tanaman, dan penerapannya melalui pengelolaan sistem Kaliwu di Pulau Sumba. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa pemahaman masyarakat terhadap keanekaragaman hayati tanaman sangat komprehensif, karena nilai dan manfaatnya menyentuh aspek-aspek kehidupan masyarakat yaitu aspek ekonomi-pendapatan, aspek ekologi-konservasi, aspek sosial-budaya dan aspek spiritual. Manifestasi dari sudut pandang masyarakat diterapkan melalui pengelolaan keanekaragaman hayati tanaman pada sistem Kaliwu yang mencapai 145 spesies, termasuk spesies terancam punah dan langka yang berasal dari 52 Famili. Nilai dan prinsip dasar dari konservasi keanekaragaman hayati tanaman oleh masyarakat pada sistem

Page 16: MULTIOBJECTIVES ANALYSIS OF WASTEWATER ... · Web viewSaran yang disampaikan adalah daerah di sekitar Kota Semarang perlu mengusahakan keterkaitan antara lokalitas dengan sistem produksi

Kaliwu bersimpul pada keselarasan dan keberlanjutan antara kegiatan pemanfaatan dan konservasinya.

 

ABSTRACT

Plant biodiversity conservation on communities land has a strategic opportunity in encouraging community to carry out plant conservation due to the higher accumulation of people’s land compared to the conservation area available. Therefore, understanding is required on the community perspective  and its implementation in the plant biodiversity conservation shown in the various  managerial forms and systems that the community performs. This research aimed to identify the community perspective on plant biodiversity and its implementation through the management of Kaliwu system at Sumba Island. The results shows that community understanding on plant biodiversity is highly comprehensive since its values and benefits have reached the community life aspects including  economic-income, ecological-conservation, socio-cultural and spiritual aspects. Based on the community perspective, manifestation is implemented through the plant biodiversity management in the Kaliwu system of 145 species, including endangered and rare species from 52 families. The basic values and principles of plant biodiversity conservation that the community has conducted on the Kaliwu system are based on the harmony and sustainability between utilization and conservation.

KERUSAKAN TEGAKAN TINGGAL AKIBAT PEMANENAN KAYU DI HUTAN ALAM RAWA GAMBUT (Residual Stand Damage Caused By Timber Harvesting in

Natural Peat Swamp Forest)Ujang Suwarna, Juang Rata Matangaran, Febriangga Harmawan

ABSTRAK

Hutan rawa gambut memiliki fungsi sangat penting baik fungsi hidrologi, ekologi, ekonomi maupun sosial. Pada sisi lain, diduga bahwa kegiatan pemanenan hutan berpotensi dapat menurunkan fungsi tersebut. Oleh karena itu diperlukan pengukuran dan penghitungan secara akurat terhadap kerusakan tegakan tinggal di hutan rawa gambut di Provinsi Riau dengan tujuan untuk mengevaluasi implementasi kegiatan pemanenan hutan. Penelitian ini menemukan bahwa kegiatan pemanenan hutan menyebabkan terjadinya kerusakan tegakan tinggal berdiameter ≥ 10 cm sebesar 40% yang terdiri dari 20% akibat kegiatan penebangan pohon dan 20% akibat kegiatan penyaradan kayu. Kerusakan tegakan tinggal akibat pemanenan hutan dikelompokan menjadi kerusakan berat sebesar 77%, kerusakan sedang sebesar 14% dan kerusakan ringan sebesar 9%.   

 

Page 17: MULTIOBJECTIVES ANALYSIS OF WASTEWATER ... · Web viewSaran yang disampaikan adalah daerah di sekitar Kota Semarang perlu mengusahakan keterkaitan antara lokalitas dengan sistem produksi

ABSTRACT

Peat swamp forest has important functions consisted all aspects of hydrology, ecology, economic and social. Meanwhile, timber harvesting activities can potencially reduce some punctions of peat swamp forest.  Measurement and calculation on residual stand damage in natural peat swamp forest should be done accurately to evaluate implementation of timber harvesting in natural peat swamp forest and to estimate forest carbon stock.  The objective of the study is to measure trees damage in order to evaluate implementation of timber harvesting in natural peat swamp forest. The study was conducted in the forest concession area of PT. Diamond Raya Timber, Riau Province, Indonesia. The study found that the damage of trees > 10 cm caused by timber harvesting in natural peat swamp forest was 40%. It consisted of 20% caused by tree felling and 20% caused by timber skidding. The damage of trees > 10 cm caused by timber harvesting in natural peat swamp forest classified as heavy damage of 77%, moderate damage of 14%, and light damage of 9%.

PEMANFAATAN SAMPAH UNTUK MENDUKUNG USAHA TANAMAN OBAT KELUARGA (TOGA) DAN AGROEKOSISTEM DI DESA BENTENG, KECAMATAN

CIAMPEA, KABUPATEN BOGOR (Waste Utilisation to Support Herbal Medicine Family Enterprise and Agroecosystem in Benteng Village, Ciampea)

Siti Amanah, Inta P.N. Damanik, Helda Ibrahim

ABSTRAK

Volume sampah yang semakin meningkat merupakan isu yang ditemui di kota dan desa seiring meningkatnya populasi dan aktivitas manusia.  Sampah perlu dikelola dengan baik agar tidak berakibat buruk bagi kehidupan manusia. Penanganan sampah memerlukan keterampilan khusus, dan penelitian ini mengkaji upaya penanganan sampah oleh perempuan tani di Desa Benteng, Kabupaten Bogor. Tujuan penelitian meliputi mengetahui persepsi masyarakat tentang lingkungan, menganalisis pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam mengolah sampah menjadi pupuk organik, dan  menganalisis tingkat kepedulian masyarakat tentang lingkungan demi kelestariannya. Penelitian dilaksanakan dengan teknik penilaian tentang sampah dan lingkungan oleh 30 responden wanita tani tanaman obat keluarga (toga), dilanjutkan dengan kaji tindak.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa keluarga tani di Desa Benteng mempunyai persepsi yang positif tentang lingkungan dan mendukung pemeliharaan alam, namun persepsi tersebut belum diikuti oleh tindakan nyata.  Aksi bersama berupa praktik bersama mengolah sampah menjadi pupuk organik (kompos) merupakan salah satu forum mendorong masyarakat mengelola sampah. Sampah yang diolah menjadi pupuk organik dimanfaatkan perempuan tani memupuk tanaman obat keluarga (Toga) yang ditekuni oleh wanita tani.  Aksi bersama tersebut perlu disertai penyuluhan tentang pengolahan kompos untuk usaha toga. Hal ini dapat memantapkan difusi-adopsi dalam pertanian berwawasan lingkungan.

Page 18: MULTIOBJECTIVES ANALYSIS OF WASTEWATER ... · Web viewSaran yang disampaikan adalah daerah di sekitar Kota Semarang perlu mengusahakan keterkaitan antara lokalitas dengan sistem produksi

 

ABSTRACT

The volume of garbage keep increase and needs waste management to prevent human life from hazard.  The issue of increasing volume of garbage has also found in Kampung Gunung Leutik, Benteng Village, in Ciampea, District of Bogor.  Kampung Gunung Leutik has been known as Kampung Toga (herbal village). The women group run Toga expect that the village can exist as eco-village with characterised by ability to conserve the ecosystem through processing organic waste into compost. The research objectives are to know community perception about environment, to analyse ability of the members of women Toga group  to process waste into organic fertilizer (compost), and to analyse the community awareness to the environment conservation for the sustainabilty.  A number of 30 respondents were interviewed for their perception to the environment and to manage the waste.  Assessment was followed by concrete action in composting conducted at the research site.  The research results showed that perception of the community to the environment is positive and care to the environment, but this perception has not followed by concrete action. The women farmer’s group felt the needs to make organic fertilizer (compost) from waste, then they involved in a co-learning through a training to make  compost. The compost was  used to fertilize the medicinal plants that cultivated by the women. Further extension on composting is needed to enhance community willingness to support diffusion-adoption in waste management by making compost as organic fertilizer to support their agribusiness in herbal family medicine.

PERBURUAN KASUARI (Casuarius spp.) SECARA TRADISIONAL OLEH MASYARAKAT SUKU NDUGA DI DISTRIK SAWAERMA KABUPATEN ASMAT

(The traditional hunting of Kasuari (Casuarius sp.) by Nduga tribe in Sawaerma District, Asmat Regency)

Yohanes Y. Rahawarin, M. St. E. Kilmaskossu, Y. Kerepea, Wolfram Y. Mofu, Rusdi Angrianto, Hans F. Z. Peday, Anton S. Sinery, Petrus A. Dimara

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan mengkaji kegiatan perburuan kasuari secara tradisonal oleh masyarakat suku Nduga di Distrik Sawaerma, Kabupaten Asmat. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan teknik studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perburuan kasuari oleh masyarakat suku Nduga di Distrik Sawaerma bertujuan untuk memenuhi kebutuhan protein hewani dan pendapatan ekonomi keluarga. Aktivitas berburu kasuari oleh masyarakat suku Nduga masih dilakukan secara tradisional dengan menggunakan alat-alat tradisional seperti parang, kapak dan busur, anak panah. Selain itu cara penangkapan kasuari dilakukan dengan jerat leher dan jerat kaki maupun bantuan anjing berburu. Kegiatan berburu kasuari dilakukan

Page 19: MULTIOBJECTIVES ANALYSIS OF WASTEWATER ... · Web viewSaran yang disampaikan adalah daerah di sekitar Kota Semarang perlu mengusahakan keterkaitan antara lokalitas dengan sistem produksi

secara secara perorangan maupun kelompok sesuai dengan hak adat (dusun). Kegiatan berburu lebih banyak dilakukan pada pagi dan malam hari, terutama saat musim hujan. Jenis kasuari yang terdapat pada areal hutan di sekitar Distrik Sawaerma adalah Kasuari Gelambir Ganda (Casuarius-casuarius), Kasuari Gelambir Tunggal (Casuarius unppendiculatus), dan Kasuari Kerdil (Casuarius bennetti). Rata-rata jumlah hasil buruan kasuari yang mengunakan jerat kaki atau leher sebanyak 2-3 ekor/hari, sedangkan menggunakan anjing berburu 1-2 ekor/hari.

 

ABSTRACT

The research was aimed to discribe how the Nduga tribe in Sawaerma district, Asmat Regency is hunting kasuari traditionally. Descriptive method with case study was employed in this research. The resultshave shown that the main purposes of hunting kasusari by Nduga tribe were to fulfill their own need of protein as well as family income. The Nduga tribe have hunted kasuari traditionally by using traditional tools including cleavers, axe, and arrow. In addition, this tribe also hunts kasuari using neck and feet trapsas well as hunting dogs.The result also showed that Nduga tribe hunted kasuari alone or in group, and they did it based on their land customary. The most hunting time were in the morning and evening especially during rainy seasons. Single wattle (Casuarius unppendiculatus),double wattle (Casuarius-casuarius),and dwarf (Casuarius bennetti) cassowaries were foundin the area. Average number of kasuari hunted using neck and feet trap was 2 – 3 individu per day, while using hunting dogs was 1 – 2 individu per day.

COPING CAPACITY MASYARAKAT DAS GENDOL DALAM MENGHADAPI BENCANA ERUPSI MERAPI (Coping Capacity of Watershed Gendol Community in

Facing The Merapi Eruption)Sri Rahayu Budiani, Siti Puji Lestariningsih, Priliani Gamayanti

ABSTRAK

Erupsi gunungapi merupakan bencana yang potensial terjadi di Indonesia, salah satunya adalah Gunung Merapi di Pulau Jawa. Pada tahun 2010 terjadi erupsi Gunungapi Merapi yang termasuk paling dahsyat selama 10 tahun terakhir. Akibatnya, terjadi kerusakan di berbagai bidang seperti permukiman, pertanian, dan infrastruktur. Kerusakan terbesar terjadi di DAS Gendol, baik karena awan panas maupun lahar dingin. Dalam rangka menghadapi kemungkinan erupsi dimasa mendatang diperlukan analisis kemampuan masyarakat menghadapi bencana (coping capacity) untuk menyusun rencana strategis mitigasi bencana. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat sumberdaya, kesiapan dan proses evakuasi, serta coping capacity masyarakat DAS Gendol dalam mengahadapi erupsi Merapi. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan teknik wawancara terhadap  28 kepala dusun sebagai sampel penelitian. Hasil penelitian

Page 20: MULTIOBJECTIVES ANALYSIS OF WASTEWATER ... · Web viewSaran yang disampaikan adalah daerah di sekitar Kota Semarang perlu mengusahakan keterkaitan antara lokalitas dengan sistem produksi

menunjukkan bahwa sumberdaya paling tinggi terdapat di KRB I di DAS Gendol, sedangkan yang terendah di KRB III. Hal ini dikarenakan kekurangan sarana transportasi dan informasi di KRB III. Lain halnya di KRB I, akses jalan, transporatasi, dan informasi lebih mudah dijangkau.Kesiapan dan berlangsungnya proses evakuasi yang paling baik terjadi di KRB II dan III karena zonasi tersebut paling rawan sehingga evakuasi dilakukan lebih awal dibandingkan KRB I yang dianggap aman. Kendala yag dihadapi saat evakuasi di KRB III adalah penempatan lokasi pengungsian. Berdasarkan sumberdaya dan kesiapan proses evakusi, kemampuan masyarakat dalam menghadapi bencana (coping capacity) yang paling tinggi terdapat di KRB II, sedangkan terendah justru di KRB III. Tingkat coping capacity rendah justru dusun-dusun yang berbatasan dengan Sungai Gendol, yang merupakan daerah rawan terkena dampak banjir lahar dingin. Dusun-dusun tersebut meliputi Dusun Banaran, Batur, Gading, Jelapan, Kejambon Lor, dan Ngepringan 

 

ABSTRACT

Volcanic eruption is potential disaster in Indonesia, for example is Mount Merapi in Java Island. In the 2010 occured the most powerful eruption of Merapi volcano over the last 10 years.as a result, there is damage in various areas such as settlement, agriculture and infrastructure. The greatest damage occured in the watershed Gendol, either because the hot clouds and cold lava. In order to face the possibility of the future eruptions required the analysis ability of communities facing disaster (coping capacity) to develop a strategic plan mitigation. This research aims to determine the level of resources, preparedness, evacuation process and coping capacity of communities in watershed Gendol to face the Merapi eruption. This research use quantitative methods with interview techniques. The respondent is the head of the village and it selected of 28 villages as the sample. The research results show that the highest resource was found in KRB I on Watershed Gendol, while the lowest in the KRB III. It because of the lack of information and transportation facilities in KRB III. It is different in KRB I, the access roads, transportation and information are more accessible. The best of the preparedness and the process of evacuation occurred in KRB II and III because it is the most vulnerable, so that the evacuation can be done earlier than KRB I which is considered safely. The constraints faced evacuation process in KRB III is the placement of evacuation. Based on the resource and the evacuation process readiness, the highest coping capacity is KRB II, while the lowest in KRB III. The low level of coping capacity found in hamlets that bordering the Gendol river, which is prone to cold lava flood affected areas. The hamlets include Banaran Village, Batur, Gading, Jelapan, Kejambon Lor and Ngepringan.

MIGRASI DAN INVOLUSI DI KOTA SEMARANG (Migration and Involution in Semarang City)

Saratri Wilonoyudho

Page 21: MULTIOBJECTIVES ANALYSIS OF WASTEWATER ... · Web viewSaran yang disampaikan adalah daerah di sekitar Kota Semarang perlu mengusahakan keterkaitan antara lokalitas dengan sistem produksi

ABSTRAK

Migrasi masuk ke Kota Semarang telah membawa akibat samping berupa terjadinya  involusi perkotaan yakni ketidakseimbangan antara migrasi masuk para pekerja tidak terampil dan pertumbuhan ekonomi kotanya. Penelitian ini bertujuan untuk  menjelaskan dan mempelajari dinamika migrasi masuk dan involusi perkotaan di Kota Semarang,  menjelaskan dan mengidentifikasi determinan dan kaitan migrasi masuk dan involusi perkotaan, dan menjelaskan dan mengidentifikasi kaitan migrasi dan dampaknya. Metode penelitian ini adalah menggunakan data dari BPS (Biro Pusat Statistik), wawancara,  Focus Group Discussion dan observasi lapangan. Penelitian menyimpulkan bahwa di kota Semarang mengalami peningkatan yang pesat jumlah sektor informal dan pekerja tidak terampil lainnya. Di wilayah sekitar Kota Semarang telah terjadi kecenderungan urbanisasi dengan pola menyebar yang ditandai pertumbuhan penduduk perkotaan yang tinggi. Determinan utama migrasi masuk ke Kota Semarang adalah gabungan simultan antara tekanan perdesaan dan daya tarik kota yang dipandang selalu dapat menyediakan lapangan kerja. Dampak migrasi di Kota Semarang adalah involusi perkotaan dan degradasi lingkungan. Saran yang disampaikan adalah daerah di sekitar Kota Semarang perlu mengusahakan keterkaitan antara lokalitas dengan sistem produksi dan ekonomi global di wilayah tersebut untuk menyejahterakan penduduk dan mencegah arus migrasi ke Semarang dan kota-kota besar.

 

ABSTRACT

The migration to Semarang City has resulted in the bad impact of city involution, that is, the imbalance between the migration of underemployment/unskilled labor and the city economic growth. The objectives of this research are to explain and to examine the dynamics of migration and city involution process in Semarang City, to identify and explain determinants of migration and city involution in Semarang City, and   to identify and explain migration and its impact. The data of the research were collected from the data of BPS (Central Bureau of Statistics), in depth interview, Focus Group Discussion, and observation. The results of research show that in Semarang city, there is a sharp increase of informal sector economic activities and unskilled labors. Urbanization tends to occur with a spreading pattern characterized by the high rate of population in urban areas in regencies surrounding Semarang. The main determinants of migration consist of rural pressure and pull factor from Semarang City. The impact of the migration in Semarang is the city involution and environment degradation. It is suggested that the regencies in the hinterland need to manage the relationship between locality and production system and global economy, to improve the peoples’ welfare and to prevent people from migrating to Semarang and other big cities. 

ETHNO-BIOLOGICAL NOTES ON THE MEYAH TRIBE FROM THE NORTHERN PART OF MANOKWARI, WEST PAPUA (Catatan Etnobiologi Pada Suku Meyah di

Pantai Utara Manokwari, Papua Barat)Sepus Fatem, Mariana H. Peday, Rina N. Yowei

Page 22: MULTIOBJECTIVES ANALYSIS OF WASTEWATER ... · Web viewSaran yang disampaikan adalah daerah di sekitar Kota Semarang perlu mengusahakan keterkaitan antara lokalitas dengan sistem produksi

ABSTRACT

Tropical forests provide many products such as fruits, seeds, resin, medicines, meat and by-products such as non-timber forest products. In June 2005, February 2008 and June 2009, ethno botanical and ethno zoological surveys were conducted among Meyah hunter-gatherers and on the flora and fauna. This paper aims to reveal the interaction between the Meyah Tribe in the Northern Part of Manokwari and utilization of forest products. Our study reports that the tribe used about 67 species of plants and 11 wild animals to support their livelihood. Due to the expansion of the Manokwari regency as part of the development process in West Papua Province, we would therefore like to suggest that the local government should pay attention to developing and preserving the biodiversity in this area.

ABSTRAK

Hutan tropis pada prinsipnya menyediakan berbagai kebutuhan manusia baik buah, biji, resin, tumbuhan obat, daging dan dikenal sebagai  hasil hutan bukan kayu. Survei etnobiologi ini dilakukan pada bulan June 2005, Februari 2008 dan Juni 2009 pada masyarakat yang melakukan kegiatan pemanfaatan tumbuhan dan berburu satwa liar. Tulisan ini bermaksud untuk mengungkapkan interaksi Suku Meyah di Wilayah Pantai Utara Manokwari dalam pemanfaatan produk hasil hutan bukan kayu. Studi ini mencatat sekitar 67 spesies tumbuhan dan 11 jenis satwa lair yang di manfaatkan untuk menopang kehidupan suku Meyah. Data jumlah jenis tumbuhan dan satwa liar yang di manfaatkan ini, di harapkan dapat berguna bagi  pemerintah daerah dan lembaga lainnya dalam mengatur pola pemanfaatan sumberdaya hutan non kayu. Dalam hubungan dengan pemekaran wilayah, maka tantangan terhadap kelestarian sumberdaya hutan ini sangat besar, karena diprediksi akan mengalami tekanan dan kerusakan. Dengan demikian siklus kehidupan masyarakat akan terganggu. Sehingga di butuhkan kebijakan guna  mengakomodir kepentingan masyarakat asli dan juga kebutuhan pembangunan.