MULTI TRACK DIPLOMACY UNI EROPA DALAM MEMPERKUAT HUBUNGAN...
Transcript of MULTI TRACK DIPLOMACY UNI EROPA DALAM MEMPERKUAT HUBUNGAN...
i
MULTI TRACK DIPLOMACY UNI EROPA DALAM MEMPERKUAT
HUBUNGAN TERHADAP ARMENIA TAHUN 2015-2017
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyarataan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S,Sos)
Oleh:
Irma Roudlotus Shofia
1112113000009
PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019
ii
PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME
Skripsi yang berjudul:
MULTI TRACK DIPLOMACY UNI EROPA DALAM MEMPERKUAT
HUBUNGAN TERHADAP ARMENIA TAHUN 2015-2017
1. Merupakan karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu
persyarata memperoleh gelar Strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua Sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentua yang berlaku di Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya saya ini bukan hasil karya asli
saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya
bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Tangerang Selatan, 6 Februari 2019
Irma Roudlotus Shofia
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI
Dengan ini, Pembimbing Skripsi menyatakan bahwa mahasiswa:
Nama : Irma Roudlotus Shofia
NIM : 1112113000009
Program Studi : Ilmu Hubungan Internasional
Telah menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul
MULTI TRACK DIPLOMACY UNI EROPA DALAM MEMPERKUAT
HUBUNGAN TERHADAP ARMENIA TAHUN 2015-2017
dan telah memenuhi persyaratan untuk diuji
Mengetahui,
Ketua Program Studi
Ahmad Alfajri, MA
NIP.-
Tangerang Selatan, 7 Februari 2019
Menyetujui,
Pembimbing,
Febri Dirgantara Hasibuan, M.M.
NIP.-
iv
PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI
SKRIPSI
MULTI TRACK DIPLOMACY UNI EROPA DALAM MEMPERKUAT
HUBUNGAN TERHADAP ARMENIA TAHUN 2015-2017
oleh
Irma Roudlotus Shofia
1112113000009
telah dipertahankan dalam sidang ujian skripsi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 8 Maret
2019. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Sosial (S.Sos) pada Program Studi Hubungan Internasional.
Ketua, Sekretaris,
Ahmad Alfajri, M.A Eva Mushoffa, MHSPS
NIP- NIP-
Penguji I, Penguji II,
Robi Sugara, M.Sc M. Adian Firnas, M.Si
NIP- NIP-
Diterima dan dinyatakan memenuhi syarat kelulusan pada 8 Maret 2019
Ketua Program Studi,
Ahmad Alfajri, M.A
NIP-
v
ABSTRAK
Skripsi ini menganalisa multi track diplomacy Uni Eropa dalam
memperkuat hubungan terhadap Armenia tahun 2015-2017. Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mengetahui apa yang dilakukan oleh Uni Eropa dalam upaya
memperkuat hubungan bilateral dengan Armenia dan kepentinngan nasional Uni
Eropa. Untuk menjelaskannya digunakan teori konsep multi track diplomacy,
kerjasama internasional dan kepentingan nasional. Metode penelitian yang
digunakan adalah kualitatif dan dengan pengumpulan data studi pustaka. Untuk
menjawab pertanyaan tersebut digunakan metode analitis deskriptif. Penelitian ini
menemukan bahwa hubungan bilateral antara Uni Eropa dan Armenia mengalami
penguatan sesuai dengan empat indikator hubungan, yaitu: extend of cooperation,
shared result, knowledge and mutual understanding. Hasil penelitian ini yang
kemudian disesuaikan dengan indikator tersebut, maka dapat disimpulkan
hubungan Uni Eropa dengan Armenia mengalami penguatan
Kata kunci : Multi track diplomacy, penguatan hubungan, Armenia, Uni Eropa
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulilahirabbil’alamiin, puji syukur penulis haturkan kehadirat
Allah SWT yang telah menganugerahkan rahmat dan inayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi. Dalam penulisan skripsi ini
tentu tidak akan selesai tanpa dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu
penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Orang tua, kakak, adik yang telah memberikan dukungan penuh dari awal
hingga akhir penulisan
2. Bapak Febri Dirgantara Hasibuan, M.M selaku dosen pembimbing yang
telah bersedia meluangkan waktu dan pemikirannya selama membantu
penulis menyelesaikan skripsi
3. Bapak Ahmad Alfajri, M.A selaku ketua Program Studi Hubungan
Internasional yang telah memotivasi penulis hingga selesai penulisan
4. Jajaran dosen dan staf Program Studi Hubungan Internasional, atas segala
upaya dalam membantu penulis dari awal perkuliahan
5. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah
memberikan bantuan selama proses penulisan skripsi ini.
Dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, maka
penulis menyadari mengharapkan kritik dan saran agar penulis dapat
menulis lebih baik lagi dikemudian hari.
Penulis
vii
DAFTAR ISI
ABSTRAK .............................................................................................................. v
KATA PENGANTAR ........................................................................................... vi
DAFTAR SINGKATAN ...................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. ix
DAFTAR ISI ........................................................................................................... x
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Pernyataan Masalah ....................................................................................... 1
1.2 Pertanyaan Penelitian .................................................................................... 5
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ...................................................................... 5
1.4 Tinjauan Pustaka ........................................................................................... 6
1.5 Kerangka Pemikiran .................................................................................... 11
1.5.1 Konsep Kerjasama Internasional .......................................................... 11
1.5.2 Kepentingan Nasional ........................................................................... 14
1.5.3 Multi Track Diplomacy ........................................................................ 17
1.6 Metodologi Penelitian ................................................................................. 20
1.7 Sistematika Penulisan .................................................................................. 22
BAB II
HUBUNGAN BILATERAL UNI EROPA DAN ARMENIA PRA CEPA
2.1 Hubungan Bilateral Uni Eropa dan Armenia dalam Bidang Politik ........... 24
2.2 Hubungan Bilateral Uni Eropa dan Armenia dalam Bidang Ekonomi ....... 28
2.3 Hubungan Bilateral Uni Eropa dan Armenia dalam Bidang Pendidikan dan
Riset ................................................................................................................... 33
viii
BAB III
HUBUNGAN BILATERAL UNI EROPA DAN ARMENIA PASCA CEPA
3.1 Hubungan Bilateral Uni Eropa dan Armenia dalam Bidang Politik ........... 39
3.2 Hubungan Bilateral Uni Eropa dan Armenia dalam Bidang Ekonomi ....... 42
3.3 Hubungan Bilateral Uni Eropa dan Armenia dalam Bidang Pendidikan dan
Riset. .................................................................................................................. 45
BAB IV
ANALISA MULTI TRACK DIPLOMACY UNI EROPA DALAM
MEMPERKUAT HUBUNGAN TERHADAP ARMENIA TAHUN 2015-2017
4.1 Implementasi Multi-Track Diplomacy terhadap Armenia dalam Bidang
Politik ................................................................................................................ 49
4.2 Implementasi Multi Track Diplomacy Uni Eropa terhadap Armenia dalam
Bidang Bisnis .................................................................................................... 59
4.3 Implementasi Multi Track Diplomacy Uni Eropa terhadap Armenia dalam
Bidang Pendidikan dan Riset ............................................................................ 67
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan ...................................................................................................... 73
5.2 Saran ............................................................................................................ 73
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 74
ix
DAFTAR TABEL dan GRAFIK
Tabel II.2.1 Perkembangan ekspor impor Uni Eropa-Armenia tahun 2012-2015
……………………………………………………………………………... 32
Tabel III.2.1 Perkembangan ekspor impor Uni Eropa-Armenia tahun 2012-
2015…………………………………………………………………….... 44
Tabel IV.B.1 Jumlah komoditi perdagangan Uni Eropa-Armenia 2014-
2017…………………………………………………………………………. 61
Tabel IV.2.2 Perkembangan ekspor impor Uni Eropa-Armenia tahun 2012-
2017 ……………………………………………………………… ……….. 66
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar IV.2.1 Data perkembangan perkapota GDP Armenia tahun 2000-
2017 ……………………………………………………………………… 65
xi
DAFTAR SINGKATAN
AA : Association Agreement
CEPA : Comprehensive and Enhanced Partnership Agreement
DCFTA : Deep and Comperehensive Agreement Free Trade Area
EaP : Eastern Partnership
EEAS : European External Action Service
EEU : Eurasian Economic Union
ENP : European Neighbourhood Policy
UE : Uni Eropa
HAM : Hak Asasi Manusia
IMTD : Institute for Multi-Track Diplomacy
NGO : Non Governmental Organization
PCA : Partnership Cooperation Agreement
SMEs : Small and Medium Entreprise
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Pernyataan Masalah
Hubungan bilateral Uni Eropa dan Armenia sudah terjalin sejak 1999
dan sudah melakukan kerjasama dalam berbagai bidang dimulai dari
Partnership Cooperation Agreement (PCA). Pada 2004 dibentuklah
European Neighbourhood Policy (ENP) yang beranggotakan negara
tetangga Eropa yang berada di kawasan Eropa bagian timur dan Asia barat
daya (Armenia, Georgia, dan Azerbaijan). (EEAS, 2016) Terbentuknya
ENP bertujuan untuk melakukan integrasi politik dan ekonomi agar lebih
dekat dengan Uni Eropa melalui dukungan dan bantuan keuangan. (James,
2006)
Setelah terbentuknya ENP, Uni Eropa (UE) menginisiasi adanya
peningkatan hubungan bilateral melalui Deep and Comperehensive
Agreement Free Trade Area (DCFTA), maka dimulailah negosiasi DCFTA
sejak 2012. (Giragosian, 2016) Kemudian pembatalan tersebut dilakukan
pada 3 September 2013 yang mengakibatkan hubungan UE dan Armenia
memasuki tahap freeze. DCFTA merupakan salah satu perjanjian bagian
dari Association Agreement (AA) yang bertujuan untuk memperkuat kondisi
ekonomi Armenia dalam perdagangan dan investasi dengan Uni Eropa.
(admin, European Trade, 2013) Setelah melalui proses selama 15 bulan,
2
secara resmi Armenia memutuskan hubungan kerjasama dengan Uni Eropa
pada 4 Desember 2014. (Vahram Ter-Matevosyan, 2017)
Pembatalan perjanjian tersebut karena Armenia telah menyetujui
perjanjian ekonomi yang diprakarsai oleh Rusia yang tergabung dalam
Eurasian Economic Union (EEU) satu minggu setelah memutuskan
menghentikan perjanjian DCFTA pada 2013. Forum Ekonomi tersebut
beranggotakan Rusia, Belarusia, Kazakhstan, dan Kirghizistan. Armenia
secara mendadak merubah alur perjanjian ekonominya yang awalnya lebih
merapat ke Uni Eropa kembali putar balik ke Rusia. (Vielmini, 2013)
Setelah penolakan yang dilakukan oleh Armenia pada 2013, dua tahun
kemudian Uni Eropa melakukan kunjungan ke Armenia setelah forum
Eastern Partnership (EaP) berlangsung di Riga, Latvia pada 21 Mei 2015.
Lima bulan kemudian, tepatnya pada 12 Oktober 2015, Dewan Uni Eropa
memberikan wewenangnya kepada Komisi dan Perwakilan Tertinggi Uni
Eropa untuk membuka negosiasi tentang perjanjian baru dan mengikat
secara hukum dengan Armenia. (Council E. , 2017)
Pada 24 November 2017 Uni Eropa dan Armenia sepakat untuk
menandatangi Comprehensive and Enhanced Partnership Agreement
(CEPA). Perjanjian yang diresmikan di Yerevan oleh F. Mogherini (High
Representative/ Wakil Presiden) dan E. Nabaldian (Menteri Luar Negeri
Armenia) sebagai representasi dari Donald Tusk (European Council) dan
Serzh Sargsyan (Presiden Armenia). CEPA ini merupakan bentuk perjanjian
baru dari Deep Agreement and Comprehensive Free Trade Area (DCFTA)
3
yang sempat dibatalkan oleh Armenia pada Mei 2013. CEPA yang telah
disepakati tersebut bersikan: terbukanya lapangan pekerjaan, terbukanya
kesempatan bisnis, adanya beberapa aturan hukum yang lebih fair, adanya
nilai yang meningkat dalam keuangan (penghapusan pajak), adanya
peningkatan kualitas keamanan, peningkatan dalam kebersihan lingkungan,
terbukanya kesempatan pendidikan dan penelitian, serta penguatan
demokrasi dan Hak Asasi Manusia (HAM). (Partnership, 2017)
Dalam mempererat hubungan bilateral ini Uni Eropa mengedepankan
penggunaan soft diplomacy demi kepentingan nasional yang akan dicapai.
Uni Eropa ingin memperkuat keberadaannya terhadap negara South
Caucasus (Armenia, Azerbaijan dan Georgia). Uni Eropa melalui European
Neighbourhood Partnership (ENP) juga melakukan hubungan diplomasi
terhadap Armenia. Pada pertemuan ENP di Riga yang diadakan pada Mei
2015, salah satu poin penting dalam hasil pertemuan tersebut adalah adanya
rekonsiliasi hubungan Uni Eropa terhadap Armenia.
Hubungan keduanya sudah terjalin dengan baik sejak disepakati PCA
yang berisikan tentang kesepakatan kerjasama ekonomi Uni Eropa dengan
Armenia. Perdagangan keduanya sudah terjalin sejak lama terlihat dari
jumlah ekspor impor yang semakin meningkat pada 2013-2017. Pada tahun
2015-2017 total impor dan ekspor Uni Eropa ke Armenia mengalami
peningkatan. (Commision, 2018) Namun sebelum pemutusan perjanjian
tersebut, Armenia yang terlibat dalam konflik Nagorno-Karabakh yang
4
melibatkan Uni Eropa sebagai penengah konflik tersebut tidak dapat
menjadi pihak tengah yang baik.
Armenia merupakan partner dagang tekuat kedua setelah Azerbaijan,
hal ini menjadikan Armenia menjadi salah satu priorirtas yang akan dijaga
hubungan baiknya dengan Uni Eropa. Dalam catatan perdagangan Uni
Eropa dan Armenia pada sektor mineral, Uni Eropa melakukan import
terbanyak adalah dari Armenia. (Commision, 2018)
Skripsi ini mengkaji upaya diplomasi dengan menggunakan multi
track diplomacy yang dilakukan oleh Uni Eropa dalam memperkuat
hubungan diplomasinya dengan Armenia tahun 2015-2017. Upaya ini
dilakukan oleh Uni Eropa dalam menjalin hubungan bilateral dengan
Armenia. (Techau, 2013)
Salah satu strategi Uni Eropa untuk mencapai kesepakatan CEPA,
maka melalui EU4Innovation Uni Eropa mengajak seluruh warga Armenia
untuk turut serta berpartisipasi dalam beberapa program. Program ini
diresmikan di Yerevan yang merupakan ibukota Armenia, aplikasi program
ini berhasil melakukan pertukaran pelajar dan atau tenaga ahli sebanyak
1840 untuk belajar ke Uni Eropa. (Commision, Delegation of European
Union to Armenia, 2016)
Dalam upaya memperkuat hubungan Uni Eropa menggunakan tiga
track diantara sembilan track, track tersebut adalah government
(pemerintah), business (bisnis), dan research, training and education
(penelitian, pelatihan dan pendidikan) yang digunakan oleh Uni Eropa
5
dalam proses negosiasi untuk mencapai kesepakatan The Comprehensive
and Enhanced Partnership Agreement terhadap Armenia.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka penulis
akan melakukan penelitian dengan memfokuskan terhadap “Bagaimana
multi track diplomacy Uni Eropa dalam penguatan hubungan terhadap
Armenia tahun 2015-2017?”.
1.2 Pertanyaan Penelitian
Dari pernyataan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka
penulis akan mengajukan pertanyaan guna membatasi penelitian, adapun
pertanyaan penelitiannya adalah “Bagaimana multi track diplomacy Uni
Eropa dalam memperkuat hubungan terhadap Armenia tahun 2015-
2017?”
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
Dalam skripsi ini penulis mempunyai tujuan dan manfaat yang ingin
dicapai. Tujuannya adalah:
a. Untuk mengetahui dan menjelaskan bagaimana Uni Eropa
melakukan penguatan hubungan bilateral melalui multi track
diplomacy;
b. Mengetahui apakah alasan multi track dipolomacy merupakan
strategi yang tepat dalam kerjasama CEPA dengan Armenia tahun
2015-2017.
Selain tujuan tersebut, skripsi ini diharapkan mampu memiliki
manfaat diantaranya :
6
a. Diharapkan penulisan ini dapat menjadi salah satu bahan referensi
dan pengetahuan bagi pelajar studi Ilmu Hubungan Internasional
dalam hal kajian mengenai multi track diplomacy;
b. Diharapkan dalam penulisan ini dapat memberikan sumbangsih
kepada masyarakat, pelajar dan khususnya pemerintah terkait
aspek kerjasama internasional melalui multi track diplomacy.
1.4 Tinjauan Pustaka
Dalam mendukung proses penelitian, penulis mencari informasi
mengenai penggunaan diplomasi publik di beberapa tulisan yang sudah ada.
Dengan adanya beberapa rujukan diharapkan dapat mendukung melengkapi
penelitian yang diketahui atau diteliti sebelumnya, selain itu juga sebagai
referensi bagi penulis.
Tesis yang berjudul “Practice and Performance : EU Diplomacy in
Molodova, Ukraina and Belarus after the inauguration of th European
External Action Service 2010-2015” yang ditulis oleh Dorina Baltag pada
Februari 2018 melakukan kritik terhadap kebijakan luar negeri Uni Eropa
terhadap Moldova, Ukraina, dan Belarusia. Dorina menemukan hasil
penelitian bahwa Delegasi Uni Eropa yang merepresentasikan Uni Eropa
merupakan ujung tombak komunikator pada masyarakat dan mengambil
peran penting dalam kooperasi dengan negara anggota Uni Eropa.
Dorina menjelaskan secara rinci pola diplomasi Uni Eropa setelah
adanya European Externeal Action Service (EEAS) dan dampaknya
terhadap ketiga negara tersebut (Moldova, Ukraina dan Belarusia).
7
Pertanyaan besar yang menjadi ide besar tesis tersebut adalah seberapa
efektif diplomasi Uni Eropa sejak adanya EEAS dalam pola diplomasinya.
Lebih lanjut Dorina membahas tentang efektifitas, relevansi, dan
kapabilitas.
Sebelum Uni Eropa mengalami perubahan dalam traktat Lisbon (atau
dikenal dengan Lisbon Treaty), Uni Eropa mengutamakan pola diplomasi
langsung yang dijalankan oleh negara anggota dan langsung ke negara
ketiga. Namun setelah adanya EEAS, Uni Eropa harus memenuhi beberapa
aturan yang dikeluarkan EEAS. EEAS merupakan lembaga yang mengatur
segala bentuk kebijakan luar negeri Uni Eropa terhadap diluar negara
anggota, dalam hal ini termasuk negara-negara tetangga.
Untuk menjawab pertanyaan penelitian, Dorina menggunakan dasar
epistimologi interprevisit karena menggunakan data dari pengetahuan
berasal dari interpretasi dan pengalaman orang mengenai fenomena yang
terjadi.
Dengan metode kualitatif ini Dorina memiliki kesimpulan bahwa
perubahan arah kebijakan luar negeri Uni Eropa ketika EEAS berdiri,
sikronisasi Komisi Uni Eropa, Sekretaris Jenderal dan negara anggota
diharapkan dapat terwakilkan dengan adanya EEAS. Koordinasi dengan
negara anggota khususnya dalam diplomasi kepada negara tetangga. Dorina
mengkritik bahwa sebaiknya ada sinergitas antara manajemen organisasi,
pengamat diplomasi dan pendekatan praktis serta pembuat kebijakan.
8
Persamaan yang ada dengan penelitian ini adalah adanya Uni Eropa
yang menjadi sudut pandang yang sama dalam menjawab pertanyaan
penelitian. Uni Eropa sebagai aktor yang melakukan tindakan diplomasi
keluar. Hal ini dapat memperkaya pandangan penulis dalam proses
penulisan penelitian ini. Kemudian yang membedakan dengan penelitian ini
adalah aktor yang dikaji dan teori yang digunakan. Dalam penelitian ini
menggunakan multi track diplomacy untuk menjawab pertanyaan penelitian
dan untuk mengetahui proses diplomasi Uni Eropa terhadap Armenia.
Studi pustaka selanjutnya adalah jurnal yang berjudul “The European
Union as a normative power: the case of Armenia” yang ditulis oleh Chaira
Loda pada 2016. Loda menjelaskan bahwa adanya kasus penolakan
penandatanganan perjanjian yang dilakukan oleh Armenia merupakan
sesuatu yang menarik, dimana protes yang dilakukan oleh rakyat Armenia
memiliki masa terbanyak dan Brusles menjamin adanya pemberdayaan
rakyat Armenia terhadap demokrasi.
Penolakan yang dilakukan Armenia terhadap Uni Eropa merupakan
suatu hal yang mencengangkan, karena ketergantungan Uni Eropa terhadap
Armenia dalam sumber daya alam cukup besar. Uni Eropa berusaha
berbagai cara agar hubungan dengan Armenia kembali, salah satunya
dengan demokratisasi di Armenia.
Loda menjelaskan pula adanya dualisme kekuatan antara Uni Eropa
dan Rusia. Kedekatan hubungan Armenia dengan Rusia sudah terjalin
dalam ikatan sejarah. Baik Rusia maupun Uni Eropa sama sama
9
memaksimalkan kekuatan negara tetangga dalam berbagai aspek, misalnya
Rusia yang membuat hubungan ketergantungan terhadap Armenia dalam
supply minyak mentah dari Armenia, selain itu Rusia membuat kesepakatan
pilantropi dalam “Union of Armenia of Rusia” dan adanya supply senjata
kepada Armenia dalam konflik Nagorno-Karabakh.
Kritik yang diungkapkan Loda dalam jurnalnya menyebutkan bahwa
Uni Eropa berada dalam kondisi tidak baik dalam eksistensinya di negara
kaukasus selatan, termasuk didalamnya Armenia. Dalam hal ini adanya
Eastern Partnership yang menggunakan pendekatan Non-Governmental
Organization (NGO) tidak terlalu signifikan untuk mengatasi konflik yang
ada di Armenia setelah adanya penolakan penandatanganan DCFTA.
Sebaiknya EaP melakukan pendekatan lebih jauh dengan masyarakat agar
peran EaP sebagai organisasi tidak dipandang sebelah mata oleh Uni Eropa.
Penelitian yang dilakukan oleh Loda ini lebih mengedepankan
perjalanan hubungan Armenia, Uni Eropa dan Rusia ketika dinamika
DCFTA dan konflik Nagorno-Karabakh bergejolak. Selain itu Loda lebih
fokus terhadap adanya kekuatan Uni Eropa di Armenia. Kemudian
penelitian yang saat ini ditulis lebih mengedepankan upaya Uni Eropa
dengan menggunakan multi track diplomacy dalam upaya peguatan
hubungan bilateral dengan Armenia setelah adanya pembatalan DCFTA.
Kemudian dalam hasil penelitian yang dilakukan oleh WOSCAP
dengan judul “Assesing the European Union’s Approach to Multi-Track
Diplomacy” yang ditulis Dr. Véronique Dudouet dan Matteo Dressler.
10
Penulis menjelaskan dalam tulisannya fokus terhadap beberapa negara, yaitu
Georgia; Ukraine; Mali dan Yaman. Sudut pandang yang digunakan dalam
penelitian ini adalah mengkaji lebih jauh tentang multi-track diplomacy
yang dilakukan oleh Uni Eropa dalam upaya penyelesaian masalah dengan
keempat negara tersebut.
Dalam laporan penelitian ini dijelaskan bahwa Uni Eropa
menggunakan soft power sebagai instrumen utama dalam mewujudkan
kepentingan nasionalnya. Lebih lanjut penulis menjelaskan tentang pola
diplomasi yang dilakukan oleh Uni Eropa. Seperti pada kasus Georgia yang
memposisikan dirinya sebagai pihak tengah (negosiator) yang
memaksimalkan pendekatan pada grassroot dengan metode vertikal dan
horizontal.
Kemudian penulis melakukan penelitian terhadap efektifitas Uni
Eropa dalam melakukan hubungan diplomatik dengan metode Multi Track
Diplomacy. Track yang sering digunakan Uni Eropa adalah track 1
(Pemerintah), track 1,5 dan II kemudian track III. Setiap track yang
ditempuh Uni Eropa memiliki tujuan dan cara yang berbeda pula. Jika
dalam track 1 Uni Eropa mengedepankan mediasi, dukungan mediasi dan
negosiasi ketat. Kemudian EU mengembangkan adanya track 1,5 dan II
yang mengedepankan strategi fasilitasi dan dialog atau dukungan meditasi.
Pada track II dan III lebih menggunakan support negosiasi dan dialog
support.
11
Pada hasil penelitian, untuk asesmen kebijakan multi track diplomacy
Uni Eropa ini fokus terhadap empat negara yang memiliki konflik dengan
Uni Eropa, yaitu Ukrains, Georgia, Mali, dan Yaman. Penulis fokus
terhadap strategi masing-masing negara dalam konteks multi track
diplomacy, khususnya pada track 1-3. Tidak menjelaskan secara gamblang
kasus yang ada pada masing-masing negara, hal ini menjadikan asesmen
yang dijelaskan tidak maksimal.
Sedangkan pada hasil penelitian ini, penulis akan menjelaskan
bagaimana strategi multi track diplomacy Uni Eropa terhadap Armenia
dalam kasus penguatan hubungan bilateral antara keduanya paska
pemutusan hubungan kerjasama. Untuk memperkuat hubungan bilateral
tersebut Uni Eropa menempuh beberapa track yang ada pada konsep multi
track diplomacy, yaitu track satu dengan jalur pemerintah; track tiga dengan
jalur bisnis, dan yang terakhir dengan jalur penelitian atau pendidikan.
1.5 Kerangka Pemikiran
1.5.1 Konsep Kerjasama Internasional
Kerjasama internasional secara umum dipahami sebagai kesepakatan
bersama oleh aktor yang telah berkomitmen, baik negara maupun non
negara. Bentuk kerjasama internasional dapat berupa bilateral, regional dan
multirateral. Menurut jumlah negara yang bekerjasama, kerjasama
internasional dibagi menjadi tiga, yaitu:
12
1. Kerjasama Bilateral, adalah kerjasama yang dilakukan antara dua
negara. kerjasama ini biasanya dalam bentuk hubungan
diplomatik, perdagangan, pendidikan dan kebudayaan
2. Kerajasama Regional, adalah kerjasama yang dilakukan oleh
beberapa negara dalam suatu kawasan atau wilayah
3. Kerjasama Multirateral, adalah kerjasama yang dilakukan lebih
dari dua negara.
Kerjasama internasional dapat tumbuh dan terjalin berdasarkan pada
sejauh mana keuntungan yang diperoleh melalui kerjasama dan dapat
mendukung kepentingan tindakan yang unilateral dan kompetitif. (Jr, 1986,
hal. 419) Dalam kerjasama internasional yang telah disepakati bersama, ada
beberapa alasan mengapa negara melakuukan kerjasama dengan negara
lainya menurut Holsti, antara lain: (Holsti, K. J, 1995, hal. 362-363)
1. Untuk meningkatkan kesejahteraan ekonominya, sehingga negara
tersebut dapat melakukan kerjasama dengan negara lainnya untuk
mengurangi biaya yang harus ditanggung negara dalam
memproduksi suatu produk kebutuhan bagi rakyatnya karena
adanya keterbatasan yang dimiiki negara tersebut;
2. Untuk meningkatkan efisiensi yang berkaitan dengan pengurangan
biaya;
3. Karena adanya masalah yang megancam keamanan bersama;
13
4. Untuk mengurangi kerugian negatif yang diakibatkan oleh
tindakan-tindakan individual negara yang memberi dampak
terhadap negara lain.
Untuk melakukan analisa terhadap kerjasama Uni Eropa dengan
Armenia digunakan konsep kerjasama internasional yang seperti dijelaskan
diatas. Pada CEPA yang telah disepakati tersebut merupakan wujud
kerjasama yang terjalin antar kedua aktor (Uni Eropa dan Armenia). Dalam
hal ini Uni Eropa berusaha mewujudkan kepentingan nasionalnya sehingga
Uni Eropa melakukan kerjasama internasional terhadap Armenia.
Kerjasama yang dijalin oleh Uni Eropa terhadap Armenia merupakan
salah satu contoh perjanjian bilateral, telah dijelaskan diatas bahwa
perjanjian bilateral melibatkan dua aktor. Dalam hal ini Uni Eropa
merupakan organisasi supranasional yang berangggotakan 28 negara, maka
Uni Eropa mewakili kepentingan bersama dalam setiap negara anggotanya.
Dalam kasus penguatan hubungan hubungan seperti yang dilakukan
oleh Uni Eropa terhadap Armenia, terdapat indikator yang dapat dijadikan
acuan untuk mengukur apakah hubungan bilateral tersebut mengalami
penguatan atau semakin merenggang. Indikator-indikator tersebut antara
lain: (EEA, 2015)
a. Extend of Cooperation, meningkatnya kerjasama antara sektor
publik, privat dan masyarakat sipil;
14
b. Shared Result, adanya pencapaian yang merupakan hasil
kerjasama dalam sebuah program, misalnya adanya kerjasama
dalam pemecahan masalah teknologi hingga akhirnya disepakati
bersama;
c. Knowledge and Mutual Understanding, adanya peningkatan
pengetahuan dan saling pengertian yang diperoleh dengan adanya
peningkatan kerjasama antara individu, institusi, negara dan
masayarakat lebih luas;
d. Wider Effect, adanya efek yang lebih luas yang merupakan hasil
dari kerjasama institusi dan menemukan kesamaan untuk
memperluas kerjasama dalam berbagai program dan program.
Adanya indikator-indikator tersebut akan digunakan untuk acuan
dalam mengukur parameter keberhasilan diplomasi yang dilakukan oleh Uni
Eropa terhadap Armenia.
1.5.2 Kepentingan Nasional
Kepentingan nasional (national interest) merupakan suatu hal penting
dari suatu negara yang memiliki tujuan untuk membangun perekonomian
negaranya dan posisi strategis negaranya dalam dunia internasional. Seperti
halnya yang dilakukan oleh Uni Eropa.
Konsep dasar dari penelitian ini adalah kepentingan nasional, karena
hal tersebut menjadi dasar kepentingan Uni Eropa dalam upaya penguatan
hubungan dengan Armenia pada 2015-2017. Pada penelitian ini Uni Eropa
memiliki kepentingan yang bertujuan untuk memperkuat hubungan bilateral
15
dengan Armenia melalui perjanjian The Comprehensive and Enhanced
Partenership Agreement dan memperkuat posisinya sebagai organisasi
kawasan yang membutuhkan dukungan penuh dari negara sekitar. Maka
pada penelitian ini akan berfokus konsep kepentingan nasional menurut
pandangan liberal.
Kepentingan nasional juga merupakan acuan bagi suatu negara untuk
menentukan arah kebijakan luar negerinya. Paul Seabury menjelaskan
konsep kepentingan nasional dalam tiga definisi, yaitu :
a. Konsep kepentingan nasional yang bersifat normatif atau
konsep umum. Dalam hal ini berkaitan khusus dengan
beberapa cita-cita bangsa yang ingin dicapai dengan negara
lain;
b. Kepentingan nasional bersifat deskriptif, dalam klasifikasi ini
kepentingan nasional dianggap sebagai tujuan yang harus
dicapai oleh suatu bangsa dan bersifat tetap serta ada
kegigihan pemerintah untuk mencapainya;
c. Kepentingan nasional adalah apa yang dikatakan dan
dijelaskan oleh pembuat kebijakan luar negeri sebagai suatu
kepentingan nasional. (Holsti, 1998, hal. 136-137)
W. David Clinton mendifinisikan national interest sebagai dua
macam, yaitu pertama adalah menolak pandangan bahwa sekelompok
manusia memiliki kepentingan yang sama. Dalam hal ini David
mengumpamakan sebagai sekelompok negara yang tergabung suatu
16
komunitas akan memiliki perbedaan dalam kepentingan kelompok dan
nasional negara tersebut. Hal ini termasuk kewajaran karena masing-masing
negara memiliki ketertarikan tersendiri akan suatu hal. Namun hal itu dapat
diminimalisir dari konflik ketika komunitas atau kelompok tersebut
memiliki aturan yang mengikat.
Kemudiann yang kedua adalah kepentingan nasional diartikan sebagai
prinsip regulasi umum dalam diplomasi yang mengedepankan kepentingan
rakyatnya. Dalam hal ini David menjelaskan dalam lebih sempit adanya
kepentingan nasional suatu negara merupakan wujud dari perkumpulan
kekuatan nasional suatu negara yang diakumulasikan untuk pertahanan
negara. Selain pertahanan negara, kepentingan nasional dapat berupa akses
ke port air hangat, hak untuk akses ke pangkalan militer ditanah asing, dan
membangun hubungan baik dengan negara tetangga demi mendukung
kepentingan nasional negaranya. (Clinton, 1986, hal. 495-519)
Menurut pandangan kaum liberalis, individu dan masyarakat
merupakan salah satu jalur komunikasi yang memiliki banyak kepentingan
dan berpotensi sebagai suatu tindakan yang kooperatif dan kolaboratif baik
pada skala nasional maupun internasional. Oleh karena itu pada level ini
akan bermanfaat besar dalam proses diplomasi. (Sorensen, 2009, hal. 141)
Maka dalam hal ini kondisi masyarakat dalam negeri menjadi salah satu
penentu arah kebijakan suatu negara, jika kondisi masyarakat dalam
keadaan baik maka akan menghasilkan kebijakna luar negeri yang baik
dalam hal kerjasama ataupun untuk mencapai perdamaian.
17
Dari penjelasan tersebut diatas maka dapat dilihat bahwa setiap entitas
memiliki kepentingan, begitu pula pada sebuah negara. Jika dilihat dalam
skala yang lebih besar maka setiap negara memiliki kepentingan dan hal itu
dapat direpresentasikan melalui kebijakan luar negerinya. Kemudian dalam
mewujudkan kepentingan nasionalnya tersebut digunakan beberapa cara
agar tercapai tujuan utamanya. Untuk mencapai kepentingan nasional, suatu
negara dapat melakukan kerjasama, baik kerjasama bilateral dan
multirateral.
Uni Eropa melakukan beberapa cara untuk mewujudkan kepentingan
nasionalnya melalui kerjasama dan dengan cara damai. Kerjasama
internasional yang dilakukan Uni Eropa tertuang dalam strategi multi track
diplomacy demi mewujudkan kepentingan nasionalnya dan mewujudkan
perdamaian.
1.5.3 Multi Track Diplomacy
Diplomasi sebagai salah satu cara untuk mencapai kepentingan
nasional, salah satunya adalah dengan Multi Track Diplomacy (MTD).
Multi-track Diplomacy merupakan pengembangan dari konsep two-track
diplomacy yang dibuat oleh Joseph Montville pada 1982. (McDonald, 2003)
Konsep tersebut mengalami perubahan ketika McDonald dan Louis
Diamond menambah jalur diplomasi menjadi 5 jalur pada 1989. Pada 1992
resmi rilis sembilan track diplomasi yang digagas oleh orang yang sama dan
kemudian menjadi sebuah Institute for Multi-Track Diplomacy (IMTD).
Sembilan jalur diplomasi tersebut antara lain: (McDonald D. L., 2001)
18
1. Government (pemerintah) : Diplomasi yang dilakukan oleh pemerintah
secara resmi, pembuatan kebijakan, dan peacebuilding yang
dilaplikasikan melalui aspek formal dari proses pemerintahan;
2. Non government (non pemerintah) : Dalam hal ini adalah tindakan non
pemerintah yang berusaha menganalisis, mencegah, menyelesaikan, dan
mengelola konflik internasional oleh aktor non-negara;
3. Business (perdamaian melalui kegiatan bisnis) : Jalur ini
memaksimalkan bidang usaha yang memiliki dampak aktual dan
potensial sebagai peacebuilding melalui penyediaan peluang ekonomi,
persahabatan dan saling pengertian dalam dunia internasional didukung
dengan komunikasi informal serta dukungan kegiatan perdamaian
lainnya;
4. Private Citizens (perdamaian melalui keterlibatan personal) : Dalam hal
ini keterlibatan individu sebagai warna negara terlibat dalam proses
perdamaian dan pembangunan melalui diplomasi warnga negara,
program pertukaran, organisasi sukarela swasta, organisasi non-
pemerintah dan kelompok minat khusus
5. Research, Training and Education (perdamaian melalui kegiatan
belajar) : pada jalur ini dapat dibagi menjadi tiga, yaitu :
a) research (penelitian) : karena terhubung langsung dengan
universitas, lembaga think tank dan pusat penelitian dengan fokus
kajian tertentu
19
b) training (pelatihan) : dalam hal ini program pelatihan yang
berusaha memberikan pelatihan keterampilan praktis (misalnya :
negosiasi, resolusi konflik, pendidikan)
c) education (pendidikan) : melalui pendidikan dasar hingga
pendidikan tinggi melalui program PhD yang dapat mencakup
segala aspek studi global atau lintas budaya, studi perdamaian dan
keterlibatan dunia dan analisis, manajemen dan resolusi konflik;
6. Activism (jalur perdamaian melalui advokasi) : jalur ini meliputi bidang
aktivisme perdamaian dan lingkungan mengenai isu-isu seperti
pelucutan senjata, hak asasi manusia, keadilan sosial dan ekonomi, dan
advokasi kelompok-kelompok kepentingan khusus mengenai kebijakan-
kebijakan pemerintah tertentu;
7. Religius (jalur perdamaian melalui keagamaan) : pada jalur ini akan
mengedepankan jalur keyakinan dan tindakan yg berorientasi pada
perdamaian. Misalnya : komunitas spiritual atau keagamaan dan gerakan
berbasis moralitas (pasifisme, perlindungan dan non-kekerasan);
8. Funding (perdamaian melalui penyediaan sumber daya) : dalam hal ini
mengacu pada komunitas pendanaan (yayasan-yayasan atau individu
filantropis yang memberikan dukungan keuangan untuk banyak
kegiatan;
9. Communication and Media (perdamaian melalui informasi) : dalam jalur
ini merupakan representasi dari suara rakyat, yaitu bagaimana opini
20
publik dibentuk dan diekspresikan oleh media cetak, film, video, radio,
sistem elektronik, dan seni.
Setelah melakukan studi literatur dan mengerucutkan fokus penelitian,
penulis memutuskan untuk menggunakan tiga track dari sembilan track.
Track yang digunakan adalah track 1 yaitu pemerintah, track 3 yaitu bisnis,
dan track 5 yaitu penelitian, pelatihan dan pendidikan. Dengan
menggunakan tiga track tersebut diharapkan dapat menjelaskan pola
diplomasi Uni Eropa untuk CEPA. Tiga track tersebut adalah pertama,
melalui jalur pemerintah (government; Uni Eropa memaksimalkan adanya
Eastern Partnership untuk melakukan diplomasi langsung dengan Armenia.
Kedua, Uni Eropa menggunakan strategi ekonomi melalui jalur bisnis,
dimana dalam hal ini adanya bantuan ekonomi yang masuk ke Armenia. dan
yang ketiga adalah adanya track penelitian, pelatihan dan pendidikan berupa
pemberian dana beasiswa studi dan penelitian untuk masyarakat Armenia
melalui program EU4Innovation dan beberapa program lainnya.
1.6 Metodologi Penelitian
Penelitian merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk
memecahkan suatu masalah yang besar dengan menggunakan cara atau
metode yang bersifat ilmiah. (Daerah, 2000, hal. 1) Metodologi penelitian
merupakan alat untuk menjawab pertanyaan dari suatu penelitian.
Metodologi peneltian sering disebut juga strategis analisis data, yang pada
dasarnya menunjukkan bagaimana data yang akan dikumpulkan dan
21
kemudian diolah dan dianalisis dan diinterpretasikan untuk menjawab
masing-masing masalah dan hipotesis. (Faisal, 2010, hal. 32-33)
Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan pendekatan kualitatif
naratif deskriptif, yaitu dimana penulis menjadi instrumen utama untuk
melakukan penelitian. Peran penulis adalah sebagai pengumpulan dan
pengolahan data serta sangat fokus pada proses dan arti dari peristiwa yang
diteliti. (John W. Creswell, 1994, hal. 145) Metode yang digunakan dalam
penulisan adalah kualitatif, maka tahapan yang akan dilalui penulis dalam
menjawab pertanyaan penelitian adalah pengumpulan data, pengolahan data,
dan penulisan laporan dari hasil analisa data.
a. Pengumpulan data
Dalam tahap ini penulis menggunakan teknik kajian kepustakaan dan
dokumentasi dengan studi dokumen yang akan dilakukan dari sumber
data sekunder. Studi kepustakaan merupakan serangkaian kegiatan yang
berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca dan
mencatat serta mengolah bahan penelitian. (M. Hayim, 1995, hal. 19)
Data sekunder penulis akan dapatkan studi kepustakaan dari
perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah, Universitas Indonesia dan
beberapa situs jurnal online.
b. Pengolahan data
Pengolahan data penulis akan melalukan tiga tahap, yaitu reduksi data,
penyajian data, dan penarikan kesimpulan. (Sugiyono, 2006, hal. 225)
Pada tahap reduksi data, penulis akan mengumpulkan data dan
22
kemudian direduksi kedalam suatu pola dalam skema tertentu. (John W.
Creswell, 1994, hal. 154) Dalam penyajian data penulis akan
menggunakan teks yang bersifat naratif dengan melakukan penyajian
data secara deskriptif analitik. Pada tahap terakhir pengolahan data
penulis akan menarik kesimpulan yang diharapkan dapat menjawab
pertanyaan penelitian.
c. Penulisan laporan
Dalam tahap ini penulis akan menyajikan data baik primer maupun
sekunder kedalam suatu laporan penulisan secara utuh. Secara umum
akan dijelaskan latar belakang penilitian pada bab pendahuluan
kemudian penjelasan tentang aktor yang terlibat (dependen dan
independen) kemudian yang terakhir adalah jawaban dari pertanyaan
penelitian yang telah diajukan pada bab pendahuluan.
1.7 Sistematika Penulisan
BAB I - Pendahuluan
Berisikan penjelasan tentang pernyataan masalah, pertanyaan penelitian,
tujuan dan manfaat penelitian. Setelah itu adanya studi pustaka, kerangka
teori yang kemudian akan menjadi alat analisa dalam menjawab
pertanyaan penelitian.
BAB II - Hubungan Bilateral Uni Eropa dan Armenia Pra CEPA
Pada bagian ini akan menjelaskan tentang hubungan bilateral Uni Eropa
dengan Armenia setelah pemutusan hubungan perjanjian DCFTA oleh
23
Armenia hingga CEPA disepakati dan menjelaskan pula tentang kondisi
dalam negeri Armenia sesuai dengan alat analisa yang akan digunakan.
BAB III - Hubungan Bilateral Uni Eropa dan Armenia Pasca CEPA
Pada bagian ini akan menjelaskan tentang hubungan bilateral Uni Eropa
dengan Armenia setelah CEPA disepakati hingga terjadinya penguatan
hubungan bilateral. Selain itu akan dijelaskan juga mengenai dinamika
hubungan keduanya.
BAB IV – Analisa multi track diplomacy Uni Eropa dalam memperkuat
hubungan dengan Armenia tahun 2015-2017
Dalam bab ini merupakan inti dari jawaban penelitian, akan dijelaskan
akan fokus kepada tiga track sesuai dengan teori yang digunakan yaitu
pemerintah, bisnis dan pendidikan.
BAB V - Penutup
Pada bagian ini merupakan bagian penutup dari penelitian, berisikan
simpulan dari hasil penelitian dan saran yang diharapkan dapat
menambah khazanah keilmuan dalam hubungan internasional khususnya
dalam multi track diplomacy.
24
BAB II
HUBUNGAN BILATERAL UNI EROPA DAN ARMENIA PRA CEPA
Hubungan bilateral Uni Eropa dengan Armenia sudah terjalin sejak
1999 melalui perjanjian PCA. Dalam perjanjian ini menyepakati adanya
kerjasama dalam berbagai bidang dialog politik, perdagangan, investasi,
ekonomi, kerjasama legislative dan budaya. Kemudian dilanjutkan dengan
Association Agreement dan Deep and Comperehensive Agreement Free
Trade Area (DCFTA).
Sayangnya sebelum DCFTA mencapai kata sepakat, Armenia
melakukan pembatalan perjanjian pada 3 September 2013. Padahal Uni
Eropa melalukan negosiasi terhadap DCFTA sejak Mei 2012. Dengan
pembatalan penandatanganan tersebut membawa dampak buruk terhadap
keduanya. Maka pada bagian bab II ini akan menjelaskan dinamika
hubungan bilateral Uni Eropa dan Armenia setelah pembatalan
penandatanganan DCFTA dalam bidang politik, ekonomi dan pendidikan.
2.1 Hubungan Bilateral Uni Eropa dan Armenia dalam Bidang
Politik
Armenia merupakan sebuah negara dengan berbentuk Republik yang
berada di kawasan kaukasus selatan1. Secara geografis negara-negara yang
1 sekelompok negara yang bertempat disebelah selatan gunung kaukasus dan berbatasan langsung
dengan Rusia, Iran dan Turki. Dalam hal ini dilihat dari sudut pandang Rusia. Selain ada Kaukasus
Selatan, ada juga kelompok negara kaukasus utara.
25
berada di kaukasus selatan adalah Armenia, Azerbaijan dan Georgia.
Kemudian Uni Eropa membuat organisasi untuk menaungi negara negara
kaukasus selatan, yaitu Eastern Partnership (EaP).
Kondisi perpolitikan Armenia pada Februari 2013 sempat memburuk,
hal ini dikarenakan adanya tuntutan dari warga negara Armenia untuk
melakukan pemilihan presiden ulang. Presiden terpilih Serzh Sarksyan
mendapat protes dari pendukung Raffi Hovannisian dengan tuntutan
mundur. Warga menganggap Sarksyan banyak menyebabkan kerugian bagi
negara, dengan kasus korupsi dan fraud (kecurangan) yang semakin banyak.
Tuntutan tersebut berasal dari 5000 warga yang berkumpul di pusat kota
Yerevan. (Mkrtchyan, 2013)
Perkembangan hubungan politik Uni Eropa dan Armenia terjadi pada
1999. Adanya Partnership and Cooperation Agreement (PCA) menjadi
salah satu dasar untuk mempererat hubungan dengan Armenia. Action Plan
pada PCA ini mencakup beberapa aspek, yaitu politik, ekonomi dan bisnis
serta demokrasi. PCA fokus pada penguatan struktur demokrasi, perbaikan
regulasi hukum termasuk didalamnya adanya reformasi pengadilan serta
adanya pemberantarsan fraud (kecurangan) dan korupsi. (Service, European
External Action Service, 2015)
Action Plan yang dicanangkan PCA juga mencakup adanya
penghormatan khusus terhadap HAM dan kebebasan dasar serta komitmen
Armenia terhadap dunia internasioal terhadap beberape perjanjian (PCA,
26
CoE, OSCE, UN). Dalam PCA juga melakukan perbaikan terhadap
pengembangan ekonomi jangka panjang, komitmen untuk pengentasan
kemiskinan dan melakukan perlindungan lingkungan. Selain itu adanya
peningkatan investasi dan penguatan sektor pribadi dalam pembangunan
kedepannya. Soal keamanan energi pun menjadi salah satu fokus perjanjian
dan juga soal perkembangan nuklir serta perhatian khusus dalam konflik
Nagorno-Karabakh. (Service, European External Action Service, 2015)
Dinamika hubungan bilateral keduanya memasuki masa penting,
dimana UE ingin memperluas kerjasama dengan Armenia melalui European
Neighbourhood Policy yang disepakati pada tahun 2004. Kemudian melalui
perjanjian Assosiation Agreement (AA) dan dilanjutkan dengan DCFTA.
Negosiasi yang dimulai dari tahun 2012, DCFTA yang secara garis besar
berisikan tentang adanya kerjasama ekonomi. Lebih lanjut DCFTA
membahas soal regulasi untuk membangun perdagangan yang baik,
kemudian disertai dengan adanya kesesuaian standar keamanan konsumen
dan produk industri makanan. (Comission, European Comission, 2013)
Kemudian sebelum DCFTA disepakati Armenia, secara mendadak
Armenia memutuskan untuk menolak menandatangani DCFTA pada 3
September 2013. Armenia mendapatkan tawaran untuk bergabung dengan
Eurasian Economic Union (EEU) sehingga seminggu setelah memutuskan
untuk menolak menandatangani DCFTA, Armenia bergabung dengan EEU.
EEU merupakan organisasi yang diparkasai oleh Rusia, Belarusia dan
Kazakhstan, bertujuan untuk membentuk pasar tunggal dengan jumlah
27
konsumen 184 juta jiwa serta adanya bebas pajak untuk supply barang, baik
berupa energi, investasi luar negeri, industri pertanian, transportasi dan lain
sebagainya. (Vielmini, 2013)
Penolakan yang dilakukan oleh Armenia adanya kepentingan
keamanan, Armenia dalam konflik Nagorno-Karabakh membutuhkan supply
senjata yang berlebih. Maka Armenia tidak melakukan penolakan untuk
bergabung dengan EEU atas permintaan Rusia. Supply senjata dilakukan
oleh Rusia kepada Armenia dan Azerbaijan. (Almasian, 2014)
Konflik Nagorno-Karabakh merupakan konflik etnis antara
Azerbaijan dan Armenia terjadi sejak 1918-1920. Azerbaijan dan Armenia
merupakan negara bekas jajahan Rusia yang secara geografi berbatasan
langsung. Perebutan wilayah perbatasan yang secara geografi merupakan
milik Azerbaijan yang dihuni oleh penduduk Armenia. Maka terjadilah
konflik perebutan wilayah antara keduanya. (Wolff, 2007)
Keterlibatan Uni Eropa melalui MINSK sebagai organisasi yang
dibentuk atas kesepakatan Amerika Serikat, Perancis (mewakili UE), dan
Rusia sebagai penengah dalam konflik tersebut. MINSK dibawah kontrol
Uni Organizations for Security and Co-Operation in Europe (OSCE) Uni
Eropa. (mlh26, 2018) Pada 2016 terjadi kembali konflik Nagorno-Karabakh
hingga menewaskan 18 warga Armenia dan 12 warga Azerbaijan.
(Khalilova, 2016) Konflik tersebut sebagai konflik terparah sepanjang
sejarah selama 22 tahun terakhir. (mlh26, 2018)
28
MINKS-OSCE kembali lagi mencoba mendamaikan konflik tersebut
namun gagal. Kegagalan tersebut terjadi dikarenakan adanya kepentingan
Rusia didalamnya. Rusia memiliki kepentingan dalam mensupply senjata di
Azerbaijan dan Armenia. (mlh26, 2018) Hal ini yang akhirnya
mengakibatkan konflik yang terjadi tidak lekas terselesaikan dan konflik
semakin berkepanjangan.
Selain pada konflik Nagorno-Karabakh, Uni Eropa menjalin hubungan
dalam bidang politik menggunakan ENP, sebagai salah satu organisasi
bentukan Uni Eropa dengan (European Neigbourhood Instrument) ENI.
ENP dibentuk atas inisiasi Uni Eropa, dibentuknya ENP secara garis besar
bertujuan untuk menghindari terbentuknya garis pemisah antara Uni Eropa
yang diperluas dengan negara-negara tetangga. ENP juga berfungsi untuk
memperkuat kesejahteraan, stabilitas dan keamanan kedua pihak. ENP
didasarkan pada nilai-nilai demokrasi, penegakkan hukum dan HAM.
(Lestari, 2014, hal. 15) Armenia yang tergabung salah satu anggota ENP
sehingga memudahkan Uni Eropa untuk melakukan kerjasama dalam
bidang politik. Menjadi salah satu peluang bagi Uni Eropa untuk melakukan
diplomasi terhadap Armenia.
2.2 Hubungan Bilateral Uni Eropa dan Armenia dalam Bidang Ekonomi
Secara geografis letak Armenia termasuk negara Eropa-Asia yang
wilayah daratnya terjepit oleh negara lain. Negara ini berbatasan dengan
Turki di sebelah barat, Georgia di sebelah utara, Azerbaijan disebelah timur,
dan Iran serta Eksklave Nakhichevan (yang masih daerah Azerbaijan atau
29
eksklave) disebelah selatan. Armenia adalah anggota dari Dewan Eropa dan
Perserikatan Negara-Negara Merdeka dan selama berabad-abad menjadi
daerah lintasan dan penyeberangan daerah timur dan barat. (Agency, 2018)
Dalam dinamika hubungan antara Uni Eropa dan Armenia terjadi
perubahan yang cukup dinamis sudah terjalin cukup lama antara Uni Eropa
dan Armenia, dapat dilihat dari kerjasama yang telah mereka lakukan
beberapa kali. Dalam hal ini beberapa kepentingan yang diusung dalam
berbagai perjanjian atau kesepakatan yang mereka lakukan, salah satunya
yaitu dalam bidang ekonomi. (Comission, European Comission, 2013)
Kondisi perekonomian Armenia setelah masuk secara resmi kedalam
EEU pada 2015 mengalami penurunan angka perdagangan sebesar 17,1%
setelah melakukan perdagangan dengan negara anggota EEU. Selain itu
dalam data transfer dana oleh individu yang pada 10 tahun tren ekonomi
naik sebesar 20% dari Pendapatan Domestik Bruto (PDB), pada 2015
mengalami penurunan sebesar 11,4% dari periode sebelumnya. (Stiftung,
2017)
Hubungan perekonomian antara Uni Eropa dan Armenia dimulai
dengan adanya kebijakan luar negeri dari Uni Eropa kepada 6 negara yang
disebut EaP (The Eastern Partnership) yaitu : Armenia, Azarbaijan,
Belarus, Georgia, Moldova dan Ukraina. Negara-negara ini dianggap
sebagai satu wilayah karena pengalaman sejarah umum mereka, ikatan
30
ekonomi mereka dan masalah ekonomi serupa yang dihadapi mereka.
(Partnership, Eastern Partnership, 2018)
Dalam proses terjalinnya hubungan, salah satunya dalam bidang
ekonomi ini dimulai dengan proses pada dokumen yang menjabarkan tujuan
strategis kerja sama antara Armenia dan UE. Dalam memenuhi dokumen-
dokumen yang menjadi kesepakatan awal ini mencakup jangka waktu lima
tahun. Implementasinya akan membantu memenuhi ketentuan dalam
Partnership and Cooperation Agreement (PCA), membangun ikatan di
bidang-bidang baru, dan akan mendorong tujuan Armenia untuk integrasi
lebih lanjut ke dalam ekonomi dan struktur sosial Eropa. Untuk
pengintegrasian ekonomi lebih lanjut berdasarkan hasil adopsi dan
implementasi peraturan dan regulasi terkait ekonomi dan perdagangan
dengan potensi untuk meningkatkan perdagangan, investasi dan
pertumbuhan. (Neighbourhood, 2006)
Pada hubungan awal antara Uni Eropa dan Armenia ini dengan adanya
PCA membuka perspektif baru dalam kebijakan pada negara tetangga Eropa
yang salah satunya dalam bidang ekonomi yaitu (Neighbourhood, 2006) :
a. Kerja sama ke tingkat integrasi yang signifikan, termasuk melalui
Pasar Internal Uni Eropa, dan memberikan jalan untuk Armenia
untuk berpartisipasi secara progresif dalam aspek-aspek utama
kebijakan dan program Uni Eropa;
b. Mendalami hubungan perdagangan dan ekonomi; memberikan
peluang untuk konvergensi undang-undang ekonomi, pembukaan
31
ekonomi satu sama lain dan berlanjut pengurangan hambatan non-
tarif untuk perdagangan, yang akan merangsang investasi, ekspor
dan pertumbuhan negara.
Hal-hal yang diprioritaskan dalam Partnership and Cooperation
Agreement (PCA) pada bidang ekonomi ialah (Neighbourhood, 2006) :
a. Mendorong pembangunan ekonomi lebih lanjut, meningkatkan
upaya pengentasan kemiskinan dan sosial kohesi, dengan
demikian berkontribusi pada tujuan jangka panjang pembangunan
berkelanjutan, termasuk perlindungan lingkungan;
b. Peningkatan iklim investasi lebih lanjut dan penguatan
pertumbuhan yang dipimpin sektor swasta;
c. Konvergensi lebih lanjut dari legislasi ekonomi dan praktik
administrasi.
Dari sinilah awal hubungan bilateral antara Armenia dan Uni Eropa
dalam bidang ekonomi mulai terjalin dengan baik, kemudian hubungan ini
berlanjut pada pada perjanjian Deep and Coprehensive Free Trade Area
(DCFTA).
Dalam perjalanan hubungan Uni Eropa dan Armenia dalam
pembahasan DCFTA ini berawal pada bulan Mei tahun 2012. Dari aspek
ekonomi hubungan non tarif barrier ini diperkirakan akan memberikan
keuntungan bagi Uni Eropa yang diperkirakan mencapai € 74.000.000, dan
pada Armenia diperkirakan dapat meningkatkan total ekspor Armenia
sebesar 15,2% dan peningkatan impor sebesar 8,2% dalam jangka panjang
32
yang jika dikalkulasi diperkirakan mencapai € 146.000.000. Keuntungan ini
jika berjalan dengan baik maka akan meningkatkan 2,3% GDP Armenia.
(Comission, European Comission, 2013)
Setelah 7 kali perundingan untuk mencapai kesepakatan, pada 24 Juli
2013 komisi Uni Eropa memberikan draft persetujuan kepada negara
anggota Uni Eropa terkait perjanjian DCFTA dengan Armenia. Akan tetapi
pada 3 September 2013 pihak Armenia membatalkan perjanjian ini terkait
bidang politik dengan Rusia.
Pada data dibawah ini perubahan flow perdagangan dalam ekspor dan
impor salah satunya pada goods barang antara Uni Eropa terhadap Armenia
sebagai berikut ;
Tabel II.2.1 Perkembangan ekspor impor Uni Eropa-Armenia tahun 2012-2015
Sumber: Eurostat Comext – Statistical regime, diolah
0
100
200
300
400
500
600
700
800
2012 2013 2014 2015
Imports
Exports
Balance
33
Terlihat pada data diatas bahwa perubahan impor dan ekspor yang
meningkat dari tahun 2012 hingga tahun 2013 sebagaimana dalam proses
pembentukan DCFTA hingga akhirnya pada akhir 2013 DCFTA dibatalkan
oleh Armenia dan hal ini terlihat pula pada impor dan ekspor yang menurun
cukup banyak di tahun 2014 setelah pembatalan perjanjian tersebut.
Pada titik ini terlihat upaya antara Uni Eropa dan Armenia dalam
menjalin hubungan, pada beberapa titik terliahat peningkatan yang dicapain
dan yang ingin dicapai dalam hubungannya, akan tetapi sangat disayangkan
terjadi penurunan yang cukup banyak akibat pembatalan perjanjian DCFTA.
Program yang dicanangkan Uni Eropa yang lainnya adalah
EU4Business, sesuai laporan perkembangan terakhir adalah pada rentan
tahun 2016-2017 ada 258 usaha yang didampingi langsung, 2.550
perusahaan yang menerima pinjaman permodalan, dan 4.290 pekerja yang
mendapar lapangan pekerjaan. Total keseluruhan dana yang diberikan Uni
Eropa dalam program ini adalah €94.019.383. (EU4Business, EU4Business,
2018)
2.3 Hubungan Bilateral Uni Eropa dan Armenia dalam Bidang Penelitian,
Pelatihan dan Pendidikan
Kondisi perkembangan pendidikan di Armenia tidak lepas dari adanya
campur tangan Uni Eropa. Setelah merdeka dari Russia pada tahun 1990
Armenia dan negara bekas jajahan Rusia (Uzbekistan, Georgia) lainnya
membutuhkan perbaikan sistem pendidikan. Uni Eropa hadir dengan
34
program Erasmus+ demi mendukung perkembangan pendidikan di
Armenia.
Dalam bidang pendidikan dan riset Uni Eropa dan Armenia
melakukan kerjasama melalui berbagai macam program. Ada program yang
menjadi prioritas Uni Eropa yang dibentuk oleh Deklarasi Paris dari Menteri
Pendidikan Uni Eropa dan Komisaris Eropa untuk pendidikan, budaya dan
olahraga. Salah satu tujuan dibentuknya program ini untuk megatasi adanya
intoleransi, diskriminasi dan radikalisasi yang saat itu menjadi dampak
langsung atas adanya arus migran di Eropa. (Halacev, 2017) Tujuan utama
program Erasmus+ adalah untuk mendukung strategi Eropa 2020 dalam hal
pertumbuhan, pekerjaan, kesetaraan sosial dan masyarakat inklusi. Selain itu
Erasmus juga bertujuan untuk mempromosikan kepada relasi Uni Eropa
untuk meningkatkan pendidikan tinggi dan kontribusi terhadap penghargaan
objektifitas terhadap strategi kepemudaan Uni Eropa. (Comission, European
Comission, 2017)
Erasmus+ merupakan bentuk baru dari Tempus dan Erasmus Mundus,
setelah mengalami tujuh kali perubahan dan inovasi akhirnya Erasmus
berhasil mencapai kata sepakat pada 2014. (Alaverdyan, 2017) Erasmus+
membuat program dengan jumlah total dana €14.700.000 untuk selama
program 2014-2020. Pada program ini mencanangkan adanya dukungan
terhadap pendidikan, pelatihan dan olahraga di Eropa dan sekitarnya.
(Union, 2017) Dalam Erasmus+ terdiri dari beberapa program, yaitu :
(Comission, Erasmus+ for higher education in Armenia, 2018)
35
a) International Credit Mobility, pelajar dan staff diperkenankan
untuk melakukan studi di Uni Eropa. Sejak 2015 Uni Eropa
memberikan kelonggaran agar bisa melakukan mobilitas dari dan
ke Uni Eropa;
b) Erasmus Mundus Joint Master Degrees, sebuah program yang
diperuntukkan untuk memberikan dana pendidikan studi magister
berupa biaya hidup, biaya perjalanan dan biaya pendidikan;
c) Capacity-building for Higher Education, merupakan salah satu
program yang bertujuan untuk memperbaiki sistem institusi,
mengembangkan kurikulum, memberikan usulan kepada
pemerintah, dan membangun hubungan dengan institusi pendidikan
tinggi dan pengusaha;
d) Jean Monnet Activities, merupakan sebuah program yang
bertujuan untuk mengembangkan pelajar untuk studi ke berbagai
belahan dunia. Dalam 25 tahun terakhir telah mensupport bahan
ajar, beberapa fasilitas umum dan pusat studi.
Dalam pelaksaan program Erasmus+ Uni Eropa memiliki fokus isu
yang menjadi tujuan utama, yaitu : (Comission, European Comission, 2017)
a) Pengurangan pengangguran, khususnya untuk anak muda;
b) Mempromosikan pembelajaran terhadap orang dewasa, khususnya
pada penggalian keahlian baru dan keahlian yang sesuai dengan
lapangan pekerjaan;
c) Menarik anak muda untuk berpartisipasi dalam demokrasi Eropa;
36
d) Mendukung adanya perubahan, kooperasi dan reformasi;
e) Mengurangi angka tingkat putus sekolah;
f) Mempromosikan kooperasi dan mobilitas dengan negara relasi Uni
Eropa.
Lebih jelas lagi Lana Karlova sebagai koordinator program Erasmus+
di Armenia menceritakan bahwa dalam program Credit Mobility yang
dilaksanakan pada 2015, Armenia berhasil memimpin membawahi 100 anak
muda yang ingin belajar di Eropa.: (Alaverdyan, 2017)
Erasmus+ memberikan dampak positif terhadap perkembangan dunia
akademisi di Armenia. Dalam proses program ini peserta akan belajar hal
baru dan lebih terbuka, menemukan koneksi baru dan memahami sistem
pendidikan yang ada di Eropa. Selain itu, adanya pemahaman soal
perbedaan budaya, bahasa dan tradisi dari masyarakat internasional lainnya.
Hal ini dapat memberikan dampak yang baik yang nantinya akan dapat
diterapkan dan demi perbaikan sistem pendidikan di Armenia.
Selain dengan program Erasmus+, Uni Eropa menginisiasi adanya
kerjasama pendanaan riset dengan program Horizon 2020. Program ini
merupakan program riset dan inovasi terbesar sepanjang sejarah yang
dibentuk Uni Eropa dengan total dana €80 milyar untuk program selama 7
tahun kedepan. (Comission, European Comission , 2018)
Armenia sepakat untuk bergabung denga Horizon 2020 pada 19 Mei
2016. Pada perjanjian tersebut disepakati dokumen perjanjian bahwa
37
peneliti dan akademisi dibebaskan untuk akses keluar-masuk kedalam
program ini. Masuknya Armenia kedalam perjanjian ini diwakili oleh Levon
Mkrtchyan sebagai Menteri Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan dan Carlos
Moedas sebagai Komisioner Uni Eropa dalam bidang Penelitian, Ilmu
Pengetahuan dan Inovasi. Armenia merupakan negara ke 16 yang tergabung
dalam Horizon 2020, Moedas berpendapat bahwa hal ini dapat memberikan
keahlian dan ide, serta memperluas jaringan antar peneliti internasional.
(European Comission, 2016)
Setiap anggota Horizon 2020 memiliki ketentuan untuk mematuhi
instrumen baru yang dibuat. Instrumen tersebut disebut dengan Policy
Support Facility (PSF). Dalam PSF tersebut berisikan adanya aturan untuk
merancang, melaksanakan dan mengevaluasi reformasi yang meningkatkan
kualitas penelitian, investasi, kebijakan dan sistem inovasi negara anggota
Uni Eropa beserta negara-negara yang bergabung dalam Horizon 2020.
(Comission, Research and Innovation Observatory, 2018)
Pengembangan terkait program Horizon 2020 juga termasuk
didalamnya ada program The European Cooperation in Science and
Technology (COST) yang menyediakan layanan terhadap peneliti untuk
mengakses informasi lintas batas untuk berkomunikasi dengan peneliti dan
inovator lainnya dalam lingkup Uni Eropa dan internasional. Pengembangan
program selanjutnya adalah National Contact Points (NCP) yang bertujuan
untuk mengembangkan informasi tentang implementasi program Horizon
2020 dan memberikan dukungan yang lebih baik terhadap calon anggota
38
baru program ini. Pengembangan program selanjutnya adalah Join
Programming Initiative Urban Europe yang bertujuan untuk menstimulus
penelitian dalam inovasi teknologi perkotaan. Hal ini nantinya dapat
mendukung pembangunan kota-kota yang ada di Eropa untuk menuju masa
depan berkelanjutan dalam tata kota. (Comission, European Comission,
2018)
Kemudian terjadi kesepakatan dalam program EU4Innovation pada 23
November 2016, kesepakatan tersebut terjadi antara European Comission
dengan negara anggota Eastern Partnership yaitu Armenia, Azerbaijan,
Belarusia, Georgia, Moldova, dan Ukraina. Tujuan dari program ini adalah
untuk penguatan kooperasi dalam bidang inovasi dan pembangunan karakter
masyarakat. (CZECH LIAISON OFFICE FOR RESEARCH, 2016)
Hubungan bilateral Uni Eropa dan Armenia pada sebelum CEPA
sudah terlihat mulai perbaikan. Adanya diplomasi terbuka yang dilakukan
Uni Eropa pada 2015 memberikan dampak bagus terhadap hubungan
keduanya. Beberapa kerjasama dalam bidang pendidikan dan riset yang
disepakati antara tahun 2015-2017 adalah Erasmus+ yang fokus terhadap
pendidikan, Horizon 2020 yang fokus terhadap penguatan jaringan antar
peneliti internasional dan EU4Innovation yang fokus terhadap penguatan
inovasi teknologi dan pembangunan karakter masyarakat. Untuk
perkembangan program tersebut akan dijelaskan lebih lanjut pada bab
selanjutnya.
40
BAB III
HUBUNGAN BILATERAL UNI EROPA DAN ARMENIA PASCA CEPA
Setelah adanya kesepakatan dalam penandatanganan CEPA hubungan
Uni Eropa dengan Armenia semakin dekat, hal ini dibuktikan dengan
adanya beberapa perjanjian yang telah dilaksanakan diantara keduanya.
Berikut akan dijelaskan dalam bidang politik, ekonomi dan pendidikan
(riset) sebagai lanjutan pembahasan pada bab sebelumnya. Pada bagian ini
akam dijelaskan mengenai dinamika hubungan Uni Eropa dan Armenia
setelah adanya perjanjian CEPA yang disepakati pada 2017.
3.1 Hubungan Bilateral Uni Eropa dan Armenia dalam Bidang Politik
Pasca disepakati CEPA hubungan Uni Eropa dan Armenia dalam
bidang politik mengalami kemajuan. Beberapa perjanjian yang mengalami
kemajuan dan perjanjian yang mencapai kesepakatan setelah adanya CEPA.
Dalam kerjasama ENP yang dilakukan revisi pada akhir 2015 akhirnya
menemui kata sepakat dalam sebuah dokemen perjanjian “Partnership
Priorities”, kemudian dalam perjalanan diskusi dokumen tersebut akhirnya
ditandatangani oleh Menteri Luar Negeri Armenia Edrward Nalbandian dan
Representasi Uni Eropa Federica Mogherini pada 21 Februari 2018.
Partnership Priorities merupakan sebuah perjanjian Kerangka Kerja
Dukungan Tunggal (Singgle Support Framework) yang berlaku pada 2017-
2020. Tujuan jangka panjang Parnership Priorities dan CEPA ini nantinya
41
akan menjadi satu acuan kerjasama bilateral anrara Uni Eropa dan Armenia.
(Affairs, 2018)
Selain itu pada konferensi Eastern Partnership yang kelima tahun
2017 yang diadakan di Brusles, disepakati adanya pendekatan yang lebih
intens akan dilakukan oleh Uni Eropa kepada negara anggota Eastern
Partnership melalui dokumen kesepakatan “Deliverable 2020” yang
disambut baik oleh ketua konferensi. Pada dokumen ini akan membahas
lebih spesifik tentang adanya implementasi beberapa program Eastern
Partneship dalam masyarakat kita dan semakin memperkuat kredibilitas
terhadap kerangka kerja ini. Perubahan yang diinginkan dalam struktur
Eastern Partnership membuatnya lebih inklusif, transparan dan efektif.
(Affairs, 2018)
Kemudian dalam bidang transportasi dan mobilitas adanya
peningkatan level kerjasama. Berdasarkan dengan hasil konferensi Eastern
Partnership di Brusels, akan diakhiri perundingan tentang perjanjian
penerbangan Uni Eropa dengan Armenia dan mencapai kata sepakat pada
24 November 2017. Dalam perjanjian penerbangan tersebut adanya
penambahan kuota penumpang sebesar 87.000 jiwa yang nantinya
diharapkan dalam lima tahun kedepan akan menambah jumlah pendapatan
Armenia sebesar €16.000.000. (Comission, European Comission, 2017)
Peningkatan kerjasama tersebut juga menyangkut permasalahan
keselamatan penumpang, aturan lingkungan Uni Eropa tentang
penerbangan, dan adanya penurunan tarif untuk wisatawan. Hal ini
42
diharapkan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi dan bisnis di Armenia
serta keselamatan dan keamanan penerbangan sesuai standar Uni Eropa.
(Comission, European Comission, 2017)
Pada saat yang sama adanya kesepakatan tertinggi dalam kerjasama
Trans-European Transport (TENT-T). Edward Nalbandian dan Federica
Mogherini telah bersepakat untuk meningkatkan efisiensi komunikasi
tentang transportasi, peningkatan hubungan dengan negara anggota Eastern
Partnership, identifikasi infrastruktur bersama serta pengembangan jaringan
transportasi bersama agar tercipta integrasi trasnsportasi yang maksimal.
(Armenia M. o., 2017)
Hubungan antara Uni Eropa dan Armenia dalam bidang politik sempat
mengalami penurunan ketika Armenia memutuskan untuk tidak
menandatangani DCFTA yang telah dirundingkan sejak 2012. Penolakan
tersebut dikarenakan adanya keputusan Armenia untuk menyetujui tawaran
dari Rusia untuk bergabung dengan Eurasian Economic Union (EEU).
Dalam bidang politik Uni Eropa melakukan dukungan terhadap
perkembangan demokrasi di Armenia. sejumlah €7.500.000 diberikan ke
Armenia untuk meningkatkan pemilihan legislatif. Selain itu adanya
bantuan untuk memberantas korupsi sejumlah €14.800.000 telah menjadi
komitmen bersama pemerintah Armenia untuk memberantas korupsi dan
pelaksanaan reformasi pengelolaan manajemen. (Comission, European
Neighbourhood Policy And Enlargement, 2016)
43
3.2 Hubungan Bilateral Uni Eropa dan Armenia dalam Bidang Ekonomi
Setelah pembatalan pada perjanjian DCFTA, hubungan bilateral
antara Armenia dan Uni Eropa tidak berhenti pada titik itu. Pada 2015 untuk
membangun dan menjalin kembali kerjasama yang sebelum nya kurang
berhasil terlaksana. Pada 2015 diplomasi terbuka dijalankan oleh kedua
belah pihak menuju perjanjian baru yang dirancang bersama yaitu
Coprehensive and Enhanced Partnership Agreement (CEPA).
Kandungan yang tertera pada CEPA tidak sama DCFTA atau
perjanjian perdagangan bebas (FTA) seperti yang dibatalkan Armenia
sebelumnya. Salah satu tujuannya untuk menegosiasikan perjanjian
perdagangan bebas dengan Eurasian Economic Union (EEU). Namun
demikian, perjanjian ini masih cukup komprehensif dalam beberapa poin
yang serupa seperti yang digunakan dalam DCFTA, tetapi dengan substansi
yang bertentangan dengan komitmen Armenia terhadap EAEU.
Pada implementasi CEPA tidak komitmen untuk mengaplikasikan
liberalisasi tarif, karena hal ini kontras dengan akses Armenia ke EEU.
CEPA lebih fokus terhadap penciptaan lingkungan bisnis yang bagus untuk
sehingga dapat menarik investor ke Armenia dan menaikkan nilai ekspor
Armenia. Kedua pihak menegaskan kembali pada poin-poin umum yang
masih selaras dengan komitmen dan prinsip-prinsip WTO. Pada ekspor UE
ke Armenia pun patuh pada batas-batas kesamaan tarif eksternal EEU,
namun dengan adaptasi pada transisi Armenia dengan EEU yang
memungkinkannya untuk terus menerapkan tingkat tarif yang menyesuaikan
44
dengan aturan WTO dengan Armenia yang sebelumnya terdapat sekitar 800
jalur tarif.
Mengenai ekspor Armenia ke Uni Eropa, ini tunduk pada tarif
eksternal umum Uni Eropa, namun secara substansial dimodifikasi oleh Uni
Eropa yang memberikan Armenia akses terus ke Generalised System of
Preferences (GSP+). Melalui skema ini Armenia dapat mengekspor barang
dibawah 6.400 jalur tarif ke Uni Eropa dengan tarif nol atau potongan tarif.
Namun, hal ini masih kurang dari apa yang bisa diperoleh Armenia jika
dibawah DCFTA, yang akan memungkinkan akses 99% bebas tarif pasar
tunggal ke Uni Eropa
Setelah batalnya DCFTA dan terjadi penurunan dalam perdagangan
seperti yang sudah dipaparkan oleh penulis pda bab sebelumnya dalam hal
ini ialah pada impor dan ekspor barang, sejalannya dengan hibungan yang
dijalin kembali menuju perjanjian CEPA perdangan impor dan ekspor Uni
Eropa terhadap Armenia pun kembali melonjak di tahun 2017 yaitu di tahun
yang sama saat Uni Eropa dan Armenia resmi kembali membuka hubungan
bilateral secara terbuka untuk CEPA, sebagaimana yang terdapat pada tabel
berikut;
45
Tabel III.2.1 Perkembangan ekspor impor Uni Eropa-Armenia tahun 2012-
2015
Sumber: Eurostat Comext – Statistical regime, diolah
Dari penjelasan diatas terlihat bahwa hubungan bilateral antara Uni
Eropa dan Armenia yang perlahan menguat dan mencoba mejalin hubungan
yang lebih baik dan saling memberi keuntungan dalam hal ini pada bidang
ekonomi yang terjalin melali perjanjian CEPA. Hubungan bilateral dalam
bidang ekonomi antar keduanya terjalin cukup baik meski mengalami
beberapa dinamisasi. namun dengan adanya CEPA tersebut menjadi salah
satu faktor adanya kemajuan bidang ekonomi di Armenia. Selain itu dapat
menjadi salah satu faktor adanya kedekatan hubungan bilateral Uni Eropa
dan Armenia.
0
100
200
300
400
500
600
700
800
2015 2016 2017
Imports
Exports
Balance
46
3.3 Hubungan Bilateral Uni Eropa dan Armenia dalam Bidang Penelitian,
Pelatihan dan Pendidikan
Dalam perkembangan hubungan bilateral keduanya, terlihat pada saat
usainya kunjungan yang pertama yang dilakukan Uni Eropa ke Armenia
pada 2015, Uni Eropa melakukan pendekatan terhadap Armenia. Seperti
adanya program pertukaran pelajar antara Uni Eropa dan Armenia. Dalam
rentan waktu 2015-2017 ada 1300 pelajar Armenia melakukan studi ke Uni
Eropa dan 580 pelajar Uni Eropa melakukan studi di Armenia. Selain itu
120 juta euro diberikan Uni Eropa kepada Armenia untuk program
pengembangan ekonomi, inovasi dan pengembangan pribadi, meningkatkan
supremasi hukum dan lingkungan bisnis, serta pendampingan dalam
pemilihan umum dan konektivitas. (Service, 2018)
Setelah disepakati CEPA pada 24 November 2017 hubungan bilateral
Uni Eropa dan Armenia semakin erat. Sebelum CEPA telah disepakati
EU4Innovation, dijalankannya program Erasmus+ dan masuknya Armenia
kedalam Horizon 2020. Dari ketiganya yang fokus terhadap pendidikan
adalah Erasmus+, sisanya terfokus pada pengembangan jaringan akademisi
serta dukungan terhadap teknologi
Pada program Erasmus+ setelah disepakatinya CEPA terjadi
peningkatan dari pada tahun sebelumnya. Berikut akan diprosentasekan
setiap program yang termasuk dalam Erasmus+
47
a. International Credit Mobility
Pada program ini adanya peningkatan. Pada 2016 proposal yang
diterima Erasmus+ sejumlaj 73 buah sedangkan pada 2017
sejumlah 90 proposal. Kemudian adanya jumlah pertukaran pelajar
dan staff Armenia ke Uni Eropa pada 2016 sejumlah 446 orang
dan pada 2017 sejumlah 577 orang. Selanjutnya pelajar dan staff
Uni Eropa yang turut serta program ini pada 2016 sejumlah 200
orang dan pada 2017 sejumlah 311 orang.
b. Erasmus Joint Master Degree
Program magister ini mengalami peningkatan terhadap jumlah
mahasiswa yang melakukan studi di Uni Eropa. Pada 2016 27
mahasiswa master berhasil masuk dalam program ini dan pada
2017 sejumlah 37 mahasiswa.
c. Capacity Buildig for Higher Education (CBHE)
Pada program ini Armenia berpartisipasi aktif dibandingkan tahun
2016, dibuktikan dengan adanya proposal yang diterima Erasmus+
mengalami peningkatan, yang sebelumnya pada 2016 sebanyak
736 buah kemudian pada 2017 sebanyak 833. Kemudian dari
proposal tersebut terpilih 147 pada 2016 dan 149 pada 2017.
d. Jean Monnet Activities (JM)
Pada program ini Armenia mengalami peningkatan, yang
sebelumnya pada 2016 sejumlah 1034 dan pada 2017 sejumlah
1177.
48
Dalam program selanjutnya adanya Horizon 2020 yang fokus terhadap
inovasi. Pada 2017 program ini dalam masa implementasi, karena baru
disepakati pada April 2016. Beberapa inovasi telah telah dibuat oleh
keduanya, yaitu berupa :
a. Adanya beberapa pelatihan terkait tentang pengembangan dan
pendukungan terhadap SME’s (Usaha Kecil dan Menengah) di
Armenia. Pada pelatihan tersebut adanya kesempatan luas yang
diberikan oleh Uni Eropa untuk mengembangkan SME’s lebih
kuat lagi dengan beberapa inovasi dan teknologi. Program
tersebut dilaksanakan atas kerjasama dengan Pusat
Pengembangan UKM Nasional Armenia. Forum ini dihadiri oleh
120 peneliti dari berbagai elemen, yang nantinya diharapkan
dapat memacu pertumbuhan UKM di Armenia. (ISTPD, The EU
Framework Programe for Reasearch and Innovation, 2017)
b. Adanya program pertukaran pelajar dalam acara summer school
yang diadakan di Armenia. Summer school ini mendukung
negara-negara yang berada disekitar laut hitam untuk mendukung
kerjasama dan kooperasi dengan Uni Eropa. (ISTPD, 2017)
Kemudian selanjutnya pada program EU4Innovation, pada 2017
terdapat projek yang fokus terhadap peningkatkan taraf pendidikan yang
fokus terhadap ilmu pengetahuan alam, teknologi, teknik dan matematika.
Dalam jangka panjang nantinya di Armenia ada formulasi khusus yang
ditujukan untuk membangun sistem pendidikan baru di Armenia. Sistem
49
tersebut adalah Dilija Education Cluster yang berisikan metode pengajaran
baru dan pendekatan EdTech (pendidikan berbasis teknologi) akan
dikenalkan ke 81 sekolah di daerah terpencil di Armenia. (Union, European
Comission, 2017)
50
BAB IV
ANALISA MULTI TRACK DIPLOMACY UNI EROPA DALAM
MEMPERKUAT HUBUNGAN TERHADAP ARMENIA TAHUN 2015-2017
Dalam upaya memperkuat hubungan bilateral Uni Eropa dan Armenia
adanya beberapa track (jalur) yang ditempuh Uni Eropa. Uni Eropa
berusaha memperkuat hubungan bilateral dengan Armenia melalui beberapa
jalur diplomasi sesuai dengan konsep multi-track diplomacy. Pada bagian
ini akan menjawab pertanyaan penelitian tentang bagaimana multi-track
diplomacy dengan menggunakan jalur pertama yaitu pemerintah, jalur
ketiga yaitu jalur bisnis, dan jalur kelima yaitu pendidikan, riset dan
pelatihan.
CEPA yang secara garis besar berisikan perjanjian dalam bidang
politik, ekonomi dan pendidikan, riset dan pelatihan. Maka dalam menjawab
pertanyaan penelitian akan menggunakan sub bab bidang politik, ekonomi,
dan pendidikan.
4.1 Multi-Track Diplomacy terhadap Armenia dalam Bidang Politik
Uni Eropa dan Armenia telah menjalin hubungan bilateral yang cukup
baik sejak 1999 melalui perjanjian PCA yang mencakup berbagai bidang.
Kemudian dilanjutkan dengan kerjasama ENP pada 2004 dan mengalami
perkembangan hubungan yang strategis pada DCFTA yang dimulai
negosiasi pada 2012 namun mengalami penolakan penandatanganan oleh
Armenia pada 2013. Dua tahun kemudian Uni Eropa mengumumkan
51
diplomasi terbuka untuk Armenia. Kerjasama yang dijalin Uni Eropa
dengan Armenia berdasarkan pada Traktat Lisbon tahun 2009 yang
kemudian diimplementasikan melalui European External Action Service
(EEAS).
Selanjutnya melalui European Neighbourhood Policy melakukan
berbagai kerjasama dengan negara tetangga dalam berbagai kerjasama.
Namun dalam arah kebijakan luar negeri yang ditujukan kepada negara
tetangga, khususnya Armenia yang tergabung dalam South Caucasus. Uni
Eropa melakukan beberapa strategi khusus untuk Armenia.
Uni Eropa merupakan aktor internasional yang berkedudukan sebagai
multinasional organisasi yang membawahi 28 negara yang berada di benua
Eropa. Dalam hal ini pengambilan berbagai keputusan telah
merepresentasikan seluruh anggota Uni Eropa, termasuk didalamnya
tentang diplomasi dengan Armenia. Diplomasi yang dilakukan Uni Eropa
terhadap Armenia telah dilakukan dalam berbagai bidang seperti yang telah
dijelaskan pada bab II dan III.
Uni Eropa memaksimalkan adanya organisasi pendukung untuk
melancarkan diplomasinya dalam bidang politik. Dalam hal ini Uni Eropa
akan menempuh jalur pemerintah sesuai dengan teori konsep multi-track
diplomacy pada track pertama. Demi keberlangsungan tujuan diplomasinya,
Uni Eropa memaksimalkan organisasi yang didalamnya terdapat Armenia
sebagai anggota. Armenia tergabung dalam beberapa oganisasi bentukan
52
Uni Eropa, antara lain European Eastern Partnership (EaP) yang menjadi
salah satu bagian dari European Neighbourhood Policy (ENP). Uni Eropa
memanfaaatkan organisasi tersebut untuk mewujudkan kepentingan
nasionalnya, penjelasan tentang organisasi tersebut antara lain:
1. European Neighbourhood Policy (ENP)
European Neighbourhood Policy yang dibentuk pada 2003
merupakan organisasi bentukan Uni Eropa yang mengatur hubungan luar
negeri Uni Eropa dengan negara yang berdekatan secara geografis dengan
Uni Eropa. Ada enam belas negara yang tergabung dalam European
Neighbourhood Policy (ENP), yaitu : Algeria, Mesir, Israel, Yordania,
Lebanon. Libya, Maroko, Palestina, Syria, Armenia, Azerbaijan, Belarus,
Georgia, Moldova, Ukraina dan Rusia. ENP diharapkan pula sebagai salah
satu organisasi yang dapat mempromosikan demokrasi, perbaikan hukum,
perhatian terhadap HAM dan membangun kekuatan sosial politik (Service,
European External Action Service, 2017)
Armenia merupakan salah satu anggota ENP bagian selatan, Uni
Eropa melalui ENP melakukan dukungan secara finansial yang diberikan
dari European Neighbourhood Instrument (ENI) dalam kurun waktu 2014-
2020 sejumlah € 15,4 milyar (Comission, European Neighbourhood Policy
And Enlargement , 2016)
Uni Eropa melalui ENP melakukan dukungan terhadap reformasi
pemerintahan di Armenia. Lebih spesifik lagi adanya program perbaikan
53
aturan hukum, usaha untuk anti diskriminasi, promosi HAM dan kebebasan
dasar manusia. (Comission, European Neighbourhood Policy And
Enlargement , 2016) Program dukungan HAM yang diberikan Uni Eropa
antara lain: (Action, European Union External Action, 2018)
a. Penguatan sisten koordinasi berupa mekanisma yang efektif,
tolak ukur dan evaluasi dalam Kementerian Kehakiman
Armenia;
b. Penguatan terhadap pemangku kebijakan terkait teknik
investigasi, penegakan hukum, amandemen legislatif, pelatihan
dan pengawasan masyarakat sipil;
c. Mempromosikan anti diskriminasi melalui advokasi, dukungan
dalam pengembangan kerangka hukum, kampanye kesadaran
publik dan pengembangan kapasitas untuk pelaksaan ketentuan
hukum;
d. Memperkuat kerangka kerja legislatif untuk mengatur sistem
perlindungan anak melalui pusat dukungan masyarakat,
pengembangan kapasitas penyedia layanan serta memperkuat
mekanisme pemantauan dan evaluasi anak;
e. Mempromosikan pembentukan kesetaraan gender dan kekerasan
berbasis gender yang efektif untuk menciptakan kesadaran
pelecehan, peningkatan kapasitas pemangku kebiajakan terkait
serta penguatan koordinasi untuk tanggapan multi-sektoral
dalam kasus kesetaraan gender dan kekerasan berbasis gender.
54
Dalam bidang politik Uni Eropa melakukan dukungan terhadap
perkembangan demokrasi di Armenia. sejumlah € 7.500.000 diberikan ke
Armenia untuk meningkatkan kualitas pemilihan legislatif. Selain itu adanya
bantuan untuk memberantas korupsi sejumlah €14.800.000 telah menjadi
komitmen bersama pemerintah Armenia untuk memberantas korupsi dan
pelaksanaan reformasi pengelolaan manajemen. (Comission, European
Neighbourhood Policy And Enlargement, 2016)
Kemudian pada Desember 2015, Armenia bergabung dengan
Competitiveness of Enterprises and Small and Medium-sized Enterprises
Programme (COSME) yang kemudian resmi diratifikasi pada Januari 2016,
perjanjian tersebut ditandatangani oleh Menteri Perekonomian Republik
Armenia Karen Chshmaritian dan Komisaris Eropa untuk Pasar Internal,
Industri, Kewirausahaan, dan UKM Elżbieta Bieńkowska (Small and
Medium Enterpreneurship Development National Center, 2016)
2. European Union Eastern Partenership (EaP)
Dalam hal ini Uni Eropa melakukan beberapa diplomasi dalam
forum rutin yang diselenggarakan EaP. EaP merupakan organisasi bentukan
yang diinisiasi oleh Uni Eropa yang bertujuan untuk membangun area
umum demokrasi bersama, kemakmuran, dan stabilitas serta peningkatan
kerjasama. Negara anggota EaP adalah Armenia, Azerbaijan, Belarusia,
Georgia, Moldova dan Ukraina. (Action, 2016) EaP merupakan bentuk
spesifik untuk negara negara timur dari kemitraan multirateral ENP yang
dikhususkan bagi negara tetangga di timur dan selatan wilayah Uni Eropa.
55
Pada Eastern Partnership summit ke empat yang dilaksanakan di
Riga, Latvia pada 21-22 Mei 2015 menjadi titik awal kembalinya hubungan
diplomasi dengan Armenia. Dalam hasil pertemuan tersebut, pada poin ke
12, yaitu:
Summit participants welcome the steps taken since the Vilnius
Summit in 2013 in developing differentiated bilateral relations
between the EU and each of its partners. Participants welcome the
common understanding reached on the scope for a future agreement
between the EU and Armenia aimed at further developing and
strengthening their comprehensive cooperation in all areas of
mutual interest. Participants also welcome the progress made in
defining a stronger basis for an upgraded contractual framework for
EU-Azerbaijan bilateral relations in all areas of mutual interest.
Participants welcome the steps taken in EU-Belarus relations and
look forward to the follow-up on the Interim Phase on
modernisation, including some possible projects, and the resumption
of the EU-Belarus Human Rights Dialogue.(Joint Declaration of The
Eastern Partnership 2015)
Dalam hasil deklarasi diatas menjadi salah satu peluang bagi Uni
Eropa untuk melakukan perbaikan hubungan dengan Armenia. Disebutkan
dengan jelas adanya penguatan hubungan di masa depan antara Uni Eropa
dengan Armenia. Selain dari pada itu, hubungan bilateral langsung kepada
Azerbaijan dan Belarusia juga dilakukan inisiasi melalui poin 12 diatas.
Uni Eropa memanfaatkan forum EaP dengan sangat baik umtuk
melancarkan upaya diplomasi terhadap Armenia. Dalam forum EaP tersebut
dihadiri oleh pimpinan Uni Eropa, yaitu Johannes Hahn, European
Commissioner for European Neighbourhood Policy and Enlargement
Negotiations, Sandra Kalniete, Member of European Parliament beserta
presiden negara anggota.
56
Setelah adanya hasil deklarasi tersebut, Uni Eropa melakukan
kunjungan ke Armenia dan melakukan beberapa dialog. Kunjungan pertama
tersebut dilakukan oleh Komisi dan Perwakilan Tertinggi Uni Eropa atas
mandat dari Dewan Uni Eropa. Kunjungan tersebut dilakukan pada 12
Oktober 2015, agenda dalam kunjungan tersebut untuk membuka negosiasi
tentang perjanjian baru dan mengikat secara hukum dengan Armenia.
Kemudian Armenia dan Uni Eropa mengeluarkan pengumuman
bahwa keduanya sedang melakukan negosiasi terbuka pada 7 Desember
2015 di Brussels. Pernyataan tersebut disepakati oleh Edward Nalbandian
(Menteri Luar Negeri Armenia) dan Federica Mogherini (Perwakilan Tinggi
Perhimpunan untuk Urusan Luar Negeri dan Kebijakan Keamanan / Wakil
Presiden Komisi). (House, 2018)
Kemudian sebelum diumumkan adanya diplomasi publik, terjadi
beberapa kali kunjungan yaitu :
a. Pertemuan antara mentri luar negeri Edward Nalbandian,
pertemuan menteri EaP pada Mei 2016 di Brusslels
b. Pertemuan selanjutnya dihadiri oleh Edward Nalbandian
beserta meteri EaP yang lain pada Juli 2016 di Kiev
c. Dilanjutkan dengan pertemuan di Yerevan dihadiri oleh
Edward Nalbadan dan menteri EaP pada November 2016 di
Yerevan
57
d. Pertemuan selanjutnya terjadi antara Edward Nalbadan, EaP
dan Visegrad Group Foreign Minister pada April 2017 di
Warsaw
e. Dilanjutkan pertemuan dengan menteri luar negeri Edward
Nalbandian, dan seluruh menteri luar negeri negara anggota
EaP di Luxemburg pada Juni 2017
f. Kemudian pertemuan informal terjadi antara Edward
Nalbandian dengan menteri EaP pada Juli 2017 di Chisinau
Setelah adanya deklarasi tersebut, dalam waktu satu tahun dua bulan
terjadilah 9 negosiasi. Hingga pada 7 Februari 2017 Serzh Sargsyan
(Presiden Armenia) dan Donald Tusk (Presiden Dewan Eropa)
mengumumkan kesimpulan dari hasil negosiasi pada 21 Maret 2019, yaitu
inisiasi CEPA di Yerevan. (House, 2018)
Dialog yang dilakukan oleh kedua aktor merupakan salah satu
bentuk dari upaya diplomasi dari kedua belah pihak. Sikap kedua aktor
tersebut merupakan representasi dari sebuah negara atau organisasi. Uni
Eropa yang merupakan suatu organisasi yang negara-negara yang ada
dikawasan Eropa, menjadi wakil dari seluruh negara anggota. Jika Uni
Eropa melakukan tindakan atau kebijakan atas suatu hal, hal ini merupakan
hasil keputusan bersama melalui regulasi pengambilan keputusan.
Uni Eropa yang merupakan inisiator berdirinya Eastern Partnership
tidak dapat lepas dari kepentingan nasionalnya. Pasalnya EaP inilah yang
mendukung adanya pergerakan politik dan ekonomi Uni Eropa. Dalam hal
58
ini kondisi politik Uni Eropa yang tidak stabil ini ingin memperoleh
dukungan dari negara sekitar. Pada konflik Nagorno-Karabakh yang hingga
saat ini belum selesai menjadi salah satu titik kelemahan Uni Eropa. Salah
satu hal inilah yang menyebabkan Armenia memutuskan untuk tidak
melanjutkan perjanjian DCFTA pada 2013 dan memilih untuk bergabung
dengan Eurasian Economic Union (EEU) yang diprakarsai oleh Rusia.
Supply senjata yang diberikan Rusia kepada Armenia pada konflik Nagorno-
Karabakh pun dapat menjadi salah satu faktor.
Selain itu adanya kepentingan politik yang ingin diraih oleh Uni
Eropa adalah untuk kembali mengaktifkan diplomasi luar negerinya dengan
tangan ENP. Sejak berdirinya ENP pada 2004 Uni Eropa mengalami banyak
penyesuaian, hal ini menimbulkan beberapa penyesuaian yang harus
dilakukan. Garis koordinasi dengan House of Representative dan negara
anggota soal diplomasi menjadi suatu pekerjaan rumah. Adanya kontrol
pada level grassroot harus dimaksimalkan.
Uni Eropa memaksimalkan EaP memiliki tujuan khusus, yaitu ingin
menggalang kekuatan yang ada pada negara tetangga untuk turut serta
dalam membangun kekuatan Uni Eropa. Dalam hal ini Uni Eropa
menggunakan alat organisai sebagai instrument utama demi melakukan
diplomasi terhadap negara-negara diluar Uni Eropa. Sehingga peran orang
ketiga dalam proses diplomasi kepada Armenia maksimal.
Strategi diplomasi melalui pemerintah Uni Eropa kepada Armenia
selain dari pada kunjungan, telah terjadi beberapa kesepakatan yang terjalin
59
yang pada akhirnya dapat memperkuat hubungan bilateral. Beberapa
perjanjian dan kesepakatan yang dapat memperkuat hubungan bilateral,
antara lain : (Affairs, 2018)
a. Kesepakatan terhadap proyek migrasi dan manajemen
perbatasan Armenia yang diimplementasikan melalui
International Centre for Migration Policy Development
(ICMPD) pada 2015
b. Kesepakatan terhadap program Competitiveness of Enterprises
and Small and Medium-sized (COSME) di Brussles pada 7
Desember 2015
c. Melalui Menteri Pendidikan Armenia (Levon Mkrtchyan) dan
Komisioner Uni Eropa bidang penelitian, ilmu pengetahuan
dan inovasi (Carlos Moedas) sebuah kesepakatan untuk
bekerjasama dalam Horizon 2020 pada 19 Mei 2016
d. Komisi Eropa berjanji untuk memberikan jalan negosiasi
antara Armenia dan Common Aviation Zone pada 1 Desember
2016
e. Adanya kesepakatan bersama pada level tertinggi antara
Menteri Luar Negeri Armenia (Edward Nalbadian) dan High
of Representative Uni Eropa (Federica Mogherini) tentang
Trans-European Network (TENT-T) pada 24 November 2017.
f. Perjanjian tentang Fasilitas Visa Armenia dan Uni Eropa untuk
memberikan bebas visa terhadap penduduk Uni Eropa maupun
60
Armenia ketika berkunjung, perjanjian ini disepakati pada 19
April 2013
g. Adanya persetujuan dokumen perjanjian “Partnership
Priorities” dalam “Single Support Framework”. Dalam
persetujuan tersebut termasuk dalam 20 sektor arah kerjasama
keduanya, hal ini terjadi pada November 2017.
Diplomasi dalam bidang politik yang dilakukan oleh Uni Eropa
terhadap Armenia melalui jalur pemerintah sesuai dengan konsep multi
track diplomacy yang dikembangkan oleh McDonald dan Louis Diamond
pada 1992. Dengan konsep tersebut tujuan diplomasi yang ingin dicapai Uni
Eropa tercapai, dibuktikan dengan adanya beberapa perjanjian dan
kesepakatan yang tercapai pada proses diplomasi.
Kepentingan nasional yang ingin dicapai Uni Eropa dalam melakukan
diplomasi ke Armenia adalah untuk menggalang kekuatan di kaukasus
selatan, Armenia yang tergabung didalamnya menjadi salah satu hal
kekuatan penting yang diperhitungkan oleh Uni Eropa. Penguatan dan
perbaikan kondisi kaukasus selatan. Uni Eropa yang fokus terhadap
perbaikan konsolidasi demokrasi, memperkuat supremasi hukum, dan
melindungi HAM dan kebebasan mendasar. Dengan tujuan inilah Uni Eropa
berharap adanya keaktifan negara anggota untuk turut serta aktif dalam
membangun lingkungan yang positif. (EFE, 2012, hal. 3-4)
61
Uni Eropa yang memandang adanya pembangunan kerjasama untuk
bersama menggalang kekuatan yang ada di negara kaukasus selatan.
Menjaga lingkungan sekitar Uni Eropa agar tetap kondusif. Adanya
persaingan pengaruh dengan Rusia di negara kaukasus selatan menjadi salah
satu motivasi Uni Eropa untuk mempertahankan Armenia. Selain itu adanya
konflik Nagorno-Karabakh, Ossetia Selatan, dan Abkhazia yang masih
belum selesai dan memasuki masa freeze dapat mengancam stabilitas Uni
Eropa dan kerjasama untuk membangun perdamaian.
4.2 Multi Track Diplomacy Uni Eropa terhadap Armenia dalam Bidang
Bisnis
Implementasi dari jalur bisnis yang dilakukan Uni Eroa
berdasarkan Armenia sebagai negara berkembang yang secara geografi
berbatasan langsung dengan Uni Eropa dapat dikatakan menjadi salah satu
sasaran diplomasi business, hal ini dapat menjadi salah satu cara yang cukup
efektif untuk mewujudkan kepentingan nasional Uni Eropa. Dalam
diplomasi bussiness ini, Uni Eropa memberikan dana langsung kepada
Armenia sejumlah uang € 140.000.000-170.000.000 juta pada rentan waktu
2014-2017. Jumlah tersebut dijelaskan secara rinci pada Final Roadmap
Armenia 2017. Tujuan spesifik dari bantuan tersebut adalah sebagai berikut
(Comission, 2018) :
a. Pengembangan sektor privat, dalam hal ini difokuskan
membuka lapangan pekerjaan yang akan dilakukan oleh sektor
privat Armenia;
62
b. Administrasi Publik, reformasi pelayanan administrasi publik
menjadi lebih profesional;
c. Reformasi sektor hukum, peningkatan dalam sistem keadilan
di Armenia dan melindungi hak asasi manusia.
Kemudian sebuah regulasi yang bernama Generalised System of
Peferences (GSP+) yang merupakan akses yang diberikan kepada negara-
negara berkembang yang rentan untuk melakukan ekspor ke pasar Uni
Eropa dengan membayar sedikit pajak atau tidak membayar pajak sama
sekali. Uni Eropa memberikan akses penting ke pasar dagang Eropa dan
turut serta berkontribusi dalam pertumbuhan ekonomi mereka. Armenia
menjadi salah satu anggota GSP+ pada 2009.
Armenia menggunakan akses GSP+ ini untuk perdagangan dengan
Uni Eropa dalam beberapa komiditi, yaitu logam dan mineral bijih 80%,
tekstil 17%, udang karang, jus, selai dan makanan lainnya 1,5%, tembakau
0,8% dan jam 0,4%. (Network, 2018)
63
Tabel IV.B.1 Jumlah komoditi perdagangan Uni Eropa-Armenia
2014-2017
Imports
Value Mio €
Ekspor
Values Mio €
2014 2015 2016 2017 2014 2015 2016 2017
Total 274 305 351 384 714 631 604 718
Food and live animals 2 2 2 1 66 70 59 77
Baverage and tobacco 6 7 8 10 18 8 8 9
Crude materials, inedible except fuels 44 42 106 117 10 9 9 12
Minerals fuels, lubricants and related
meterials 0 0 0 0 5 6 5 4
Animal and vegetable oils, fat and waxes 0 0 1 0 3 3 3 4
Chemicals and related prod, n.e.s 1 0 0 0 93 93 85 104
Manufactured goods classified chiefly by
material 132 211 189 195 137 114 120 129
Machinery and transport equipment 3 2 2 7 182 176 165 222
Miscellaneous manufactured articles 40 39 44 52 64 28 25 3
Commodities and transactions n.c.e 1 2 1 1 64 28 25 3
Other 45 0 0 0 7 6 9 16
Sumber: Eurostat Comext – Statistical regime
Berdasarkan data analisis data diatas, tingkat ekspor impor Gambar
diatas merupakan data perdagangan Uni Eropa dan Armenia. Dapat dilihat
dari gambar tersebut bahwa angka perdagangan dalam ekspor dan impor
antara Uni Eropa dan Armenia mengalami peningkatan, khususnya untuk
sektor bahan mentah jadi yang menjadi permintaan utama dari Uni Eropa.
Armenia merupakan partner dagang barang setengah jadi Uni Eropa yang
utama. Oleh karena itu Uni Eropa melakukan pendekatan hubungan bilateral
dengan Armenia.
Selain pada sektor barang mentah dan setengah jadi, Uni Eropa juga
melakukan perdagangan dalam sektor makanan. Peningkatan terjadi dalam
rentan waktu 2015-2017, namun dalam rentan waktu antara 2016-2017 pada
impor uni eropa ke Armenia terjadi peningkatan selisih yang cukup besar.
64
Hal ini menunjukkan adanya permintaan barang dari Uni Eropa meningkat
sehingga angka pendapatan pun meningkat.
Dukungan dalam bidang ekonomi yang dilakukan oleh Uni Eropa
berupa pemberian dana, pemberian pelatihan dan dukungan dalam ekspor
barang dalam membuka pasar baru dalam program EU4Business Initiative.
(Comission, European Neighbourhood Policy And Enlargement, 2016)
Melalui EU4Business ini Uni Eropa memberikan € 37.000.000 yang
kemudian diberikan pinjaman kepada pelaku usaha dan diberikan kepada
13,300 pengusaha kecil dan menengah, atau disebut dengan SMEs (Samll
and Medium Entreprise). Dengan adanya pinjaman tersebut diharapkan
dapat menambah 2500 angka lapangan pekerjaan, mendukung pertumbuhan
dan perkembangan SMEs serta meniciptakan lingkungan bisnis yang lebih
kompetitif. (EU4Business, EU4Business, 2018)
Selain dari perdagangan, Uni Eropa memberikan akses kepada
Armenia untuk turut serta dalam beberapa program yang dicanangkan.
Beberapa program tersebut diberikan Uni Eropa untuk mengembangkan
Small and Medium Sized Enterprise (SME’s) yang ada di Armenia. Jumlah
SMEs yang ada di Armenia mencapai angka 91% dalam roda perekonomian
negara. (EU4Business, 2018) Beberapa program tersebut adalah :
a. Horizon 2020
Horizon 2020 merupakan salah satu bentuk program dari Enterprise
Europe Network (EEN), EEN yang dibentuk oleh Uni Eropa menjadi
65
sebuah perkumpulan jaringan bisnis lebih dari 60 negara. Small and
Medium Sized Enterprise (SME’s) didukung penuh oleh Uni Eropa
hingga berhasil melakukan penandatanganan kerjasama dengan
perusahaan asing sebanyak 30 badan usaha, pada setiap tahunnya ada
200 badan usaha yang mendapatkan dukungan langsung dari Uni
Eropa melalui EEN. Dengan banyaknya anggota yang tergabung
dalam EEN, hal ini dapat memudahkan Armenia untuk menjalin
hubungan kerjasama perdagangan. (Network E. E., 2018) Jumlah total
SMEs yang ada di Armenia cukup banyak, tercatat ada 78.246 SMEs
yang ada di Armenia.
b. Support to SME Development in Armenia (SMEDA)
SMEDA merupakan bentuk kerjasama dari Uni Eropa dan
Kementerian Federal Jerman untuk Kerjasama Ekonomi
Pembangunan untuk melakukan pendampingan khusus kepada
Armenia. Program ini bertujuan unutk meningkatkan iklim bisnis dan
investasi demi mencipatakan pengembangan SMEs yang lebih luas.
Lebih spesifik SMEDA melakukan pendampingan khusus terhadap
SMEs yang membutuhkan advokasi terkait bisnis yang sedang
dijalani. Beberapa SMEs di Armenia membutuhkan hal itu untuk
membangun lingkungan bisnis yang lebih kompetitif dan professional.
Seperti pada beberpa acara yang diadakam SMEDA, antara lain :
Bizprotect to help Armenian Business yang diadakan pada 15
66
November 2017, Change mindset and show your potential-IT to boost
Armenia’s economy yang diadakan pada 20 November 2017, dll.
Uni Eropa secara langsung bergantung kepada Armenia, karena
Armenia merupakan partner dagang terbesar kedua setelah Azerbaijan.
Posisi Armenia disini merupakan partner dagang terbesar Uni Eropa, 29,7%
penghasilan dari perdagangan dengan Armenia. (Danielyan, 2017)
Hubungan keduanya memiliki ketergantungan, karena Uni Eropa
merupakan salah satu pasar dagang yang cukup menjanjikan pasalnya Uni
Eropa yang menerapkan sistem pasar tunggal dari 28 negara anggota dengan
500 juta konsumen Uni Eropa. (Armenia, 2017)
Pertumbuhan ekonomi Armenia meningkat per pada 2015 sampai
2017. Gross Domestic Product1 (GDP) per kapita Armenia meningkat
menandakan adanya pertumbuhan ekonomi yang signifikan. Pertumbuhan
GDP ini dikarenakan adanya pertumbuhan laju perdagangan meningkat
sebesar 16%, industri 10% dan pelayanan 9%. Laju pertumbuhan yang
tinggi terus berlanjut hingga mencapai angka 9% setiap tahunnya.
(EU4Business, 2018)
1 Gross Domestic Product (GDP) atau Produk Domestik Bruto (PDB) merupakan nilai barang dan
jasa yang dihasilkan suatu negara baik yang dihasilkan oleh warga negara atau bukan warga
negara dalam satu tahun.
67
Gambar IV.2.1 Data perkembangan perkapota GDP Armenia
tahun 2000-2017
Pertumbuhan GDP Armenia terjadi secara signifikan dan diluar
rencana pada 2017, pertumbuhan tersebut mencapai angka 7,5% dari
perbandingan tahun 2016. Pertumbuhan ini salah satunya didukung dengan
adanya pemulihan di lingkungan eksternal dan didukung oleh permintaan
dalam negeri yang meningkat. Pada akhirnya konsumsi dalam negeri pun
meningkat. (EU4Business, 2018)
Kemudian terkait dengan ekspor dan impor dari Uni Eropa ke
Armenia dalam diagram berikut :
68
Tabel IV.2.2 Perkembangan ekspor impor Uni Eropa-Armenia tahun
2012-2017
Sumber: Eurostat Comext – Statistical regime, diolah
Dalam tren neraca perdagangan pada tahun 2012-2017 terlihat bahwa
hubungan keduanya dalam ekspor Uni Eropa sempat mengalami penurunan
dalam rentan waktu 2014-2016, namun pada 2016-2017 mengalami
peningkatan. Kemudian pada impor Uni Eropa, tren neraca perdangangan
mengalami peningkatan dalam rentan waktu 2014-2017.
Dari neraca perdagangan tersebut dapat terlihat bahwa adanya
peningkatan dalam ekspor dan impor Uni Eropa-Armenia. Dengan adanya
peningkatan tersebut memberi dampak yang baik untuk Armenia. Sesuai
dengan salah satu dari delapan poin dari CEPA yaitu terbukanya
kesempatan bisnis.
0
100
200
300
400
500
600
700
800
2012 2013 2014 2015 2016 2017
Imports
Exports
Balance
69
Hal ini merupakan salah satu upaya penguatan hubungan bilateral
yang dilakukan oleh Uni Eropa. Melalui kerjasama diharapkan nantinya
akan menuju hubungan yang lebih baik lagi kedepannya. Dengan demikian
adanya diplomasi terbuka yang diprakarsai oleh Uni Eropa menjadi salah
satu faktor adanya peningkatam dalam diagram tersebut. Melalui program
EU4Business yang fokus terhadap dorongan terhadap program ekspor
Armenia.
Upaya diplomasi yang dilakukan oleh Uni Eropa melalui jalur bisnis
mencapai keberhasilan, hal ini dapat dilihat melalui salah satu indikator
yang telah dijelaskan pada teori konsep pada bab pendahuluan. Salah satu
indikator tersebut adalah adanya wider effect atau efek yang lebih luas.
Dengan stimulus yang diberikan Uni Eropa berupa bantuan permodalan
untuk SME’s dapat membantu menumbuhkan perekonomian Armenia
sehingga dapat mengurangi angka pengangguran.
4.3 Multi Track Diplomacy Uni Eropa terhadap Armenia dalam Bidang
Pendidikan dan Riset
Berdasarkan perjanjian yang disepakati antara Menteri Pendidikan
Armenia (Levon Mkrtchyan) dan Komisioner Uni Eropa Bidang Penelitian,
Ilmu Pengetahuan dan Inovasi (Carlos Moedas) sehingga adanya program
Horizon 2020.
Pada periode 2015-2017, 1300 pelajar dan staff akademik dari
Armenia mengikuti program Erasmus+ dan atau telah belajar di Eropa.
70
Selain itu 17 perguruan tinggi kejuruan di Armenia telah direnovasi dengan
dukungan dana dari Uni Eropa. Dan yang terakhir adalah 70 sekolah telah
berpartisipasi dalam E-Twinning Plus dalam rangka meningkatkan
kerjasama melalui penggunaan alat online. (Comission, European
Neighbourhood Policy And Enlargement , 2016) E-Twinning Plus
diperuntukkan untuk staff yang berhubungan langsung dengan sistem
sekolah (kepala sekolah, staff, pustakawan dll). Tujuan dari program ini
adalah untuk meningkatkan komunikasi, kolaborasi dan mengembangkan
program dengan sekolah lain yang ada di Eropa. (News, 2017)
Program yang ditawarkan oleh Erasmus+ berupa beasiswa pendidikan
hingga doktoral serta pertukaran belajar. Sekitar €3.700.000 dianggarkan
oleh Uni Eropa dalam program pertukaran pelajar untuk staff dan pelajar
dengan melalui seleksi khusus dari Erasmus+. Jumlah pelajar maupun staff
yang ikut serta dalam program ini mengalami peningkata, pada 2015
sejumlah 367 dan kenaikan drastis pada 2016 yaitu sejumlah 646.
(Erasmus+, 2017)
Pada program Erasmus+ dukungan UE kepada pelajar yang berasal
dari Armenia adalah sebagai berikut :
a. International Credit Mobility
Pada program ini adanya peningkatan. Pada 2016 proposal yang
diterima Erasmus+ sejumlaj 73 buah sedangkan pada 2017
sejumlah 90 proposal. Kemudian adanya jumlah pertukaran pelajar
71
dan staff Armenia ke Uni Eropa pada 2016 sejumlah 446 orang
dan pada 2017 sejumlah 577 orang. Selanjutnya pelajar dan staff
Uni Eropa yang turut serta program ini pada 2016 sejumlah 200
orang dan pada 2017 sejumlah 311 orang.
b. Erasmus Joint Master Degree
Program magister ini mengalami peningkatan terhadap jumlah
mahasiswa yang melakukan studi di Uni Eropa. Pada 2016 27
mahasiswa master berhasil masuk dalam program ini dan pada
2017 sejumlah 37 mahasiswa.
c. Capacity Buildig for Higher Education (CBHE)
Pada program ini Armenia berpartisipasi aktif dibandingkan tahun
2016, dibuktikan dengan adanya proposal yang diterima Erasmus+
mengalami peningkatan, yang sebelumnya pada 2016 sebanyak
736 buah kemudian pada 2017 sebanyak 833. Kemudian dari
proposal tersebut terpilih 147 pada 2016 dan 149 pada 2017.
d. Jean Monnet Activities (JM)
Pada program ini Armenia mengalami peningkatan, yang
sebelumnya pada 2016 sejumlah 1034 dan pada 2017 sejumlah
1177.
Sesuai dengan teori konsep dalam multi track diplomacy adanya
strategi yang dilakukan oleh Uni Eropa kepada Armenia membawa
perubahan signifikan. Melalui jalur pendidikan dan riset ini Armenia
mendapatkan dampak positif, dengan alih teknologi yang didapat dari
72
beberapa pogram yaitu Erasmus+ yang fokus terhadap pembiayaan
pendidikan, EU4Innovation yang terfokus pada adanya perubahan teknologi
dan ilmu pengetahuan serta program Horizon2020 yang mengedepankan
adanya pertambahan keahlian pada tenaga ahli.
Kemudian sesuai dengan indikator wider effect yang akhirnya dapat
dirasakan oleh masyarakat luas, dengan adanya diplomasi melalui jalur
pendidikan dan riset dapat memberikan pengaruh positif untuk masyarakat
Armenia. Hal ini dapat di
Selanjutnya adanya kesesuaian terhadap konsep kepentingan nasional,
Uni Eropa dapat mengedepankan koperasi dan kerjasaama dengan Armenia,
adanya beberapa bantuan dalam bidang ini memberikan peluang lebih besar
lagi untuk Uni Eropa. Peluang untuk kerjasama di lain bidang pun akan
lebih mudah, karena di Armenia sudah melakukan standarisasi tenaga ahli
dan pelajar melalui program-program yang telah diberikan.
73
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Impelemtasi multi track diplomacy yang dilakukan oleh Uni Eropa
dalam memperkuat hubungan bilateral dengan Armenia pada tahun 2015-
2017 mengalami keberhasilan. Hal ini dibuktikan dengan adanya beberapa
perjanjian yang telah dijelaskan pada bagian pembahasan mancapai kata
sepakat. Dalam hal ini Uni Eropa menggunakan jalur 1 yaitu melalui
pemerintah, jalur 3 yaitu bisnis dan jalur 5 yaitu pendidikan dan riset.
Dengan kerjasama internasional dan menggunakan multi track diplomacy
Uni Eropa berhasil membangun hubungan baik dengan Armenia.
5.2 Saran
Dalam penerapan hubungan multi track diplomacy sebaiknya Uni
Eropa memaksimalkan jalur diplomasi yang lain yang dapat
memaksimalkan kepentingan nasional Uni Eropa. Nantinya diharapkan
dapat digunakan Uni Eropa dapat menjaga hubungan bilateral yang lebih
baik dengan Armenia.
74
DAFTAR PUSTAKA
United States Institute of Peace. (2007, Januari 1). Dipetik May 4, 2018, dari Track of
Diplomacy: https://www.usip.org/glossary/tracks-diplomacy
European Comission. (2016, 05 19). Dipetik 01 28, 2019, dari Horizon 2020:
https://ec.europa.eu/programmes/horizon2020/en/news/armenia-joins-horizon-2020-
work-eu-research-and-innovation
Small and Medium Enterpreneurship Development National Center. (2016, 01 16). Dipetik 12
06, 2018, dari Multicontent News: https://smednc.am/en/multicontent/news/88/
Action, E. U. (2016, 10 19). European Union External Action. Dipetik 11 14, 2018, dari Eastern
Partnership: https://eeas.europa.eu/diplomatic-network/eastern-partnership/419/eastern-
partnership_en
Adiakurnia, M. I. (2017, 06 19). Kompas.com. Dipetik 05 12, 2018, dari Sepenggal Sejarah
Masjid Agung Jawa tengah:
https://travel.kompas.com/read/2017/06/19/102000727/sepenggal.sejarah.masjid.agung.ja
wa.tengah
admin. (2012, Januari 1). Visit Semarang. Dipetik April 25, 2018, dari Masjid Agung Jawa
Tengah: http://visitsemarang.com/artikel/masjid-agung-jawa-tengah
admin. (2013, 07 24). European Trade. Dipetik 09 06, 2018, dari EU-Armenia Deep and
Comprehensive Free Trade Area: trade.ec.europa.eu/doclib/press/index.cfm?id=952
Affairs, M. o. (2018, 08 1). Bilateral Relations . Dipetik 1 03, 2019, dari Armenia and European
Union: https://www.mfa.am/en/bilateral-relations/eu
Agency, C. I. (2018, 12 1). Central Intelligence Agency. Dipetik 1 30, 2019, dari The World
Factbook: https://www.cia.gov/library/publications/resources/the-world-
factbook/geos/am.html
Alaverdyan, D. (2017, 04 20). Media Max. Dipetik 01 24, 2019, dari Erasmus+: Study abroad –
work for Armenia: https://mediamax.am/en/news/education/23152/
Almasian, M. (2014, 12 3). The Armenite. Dipetik 01 08, 2019, dari Why Armenia Choose the
Eurasian Economic Union : http://thearmenite.com/2014/12/armenia-chose-eurasian-
economic-union/
75
Armenia, E. E. (2017, 07 7). Enterprise Europe Network Armenia. Dipetik 11 29, 2018, dari
GSP+ Armenia: http://eenarmenia.am/en/multicontent/usefull_links/252/
Armenia, M. o. (2017, 11 24). Ministry of Foreign Affairs of The Republic of Armenia. Dipetik
01 23, 2019, dari Document on the extension of the Trans-European Transport network to
Armenia has been signed: https://www.mfa.am/en/press-releases/2017/11/24/fm-
transport-agreement/7720
Baltag, D. (2018). Practice and Performance: EU Diplomacy in Modova, Ukraini and Belarus
after the inauguration of the European External Action Service 2010-2015. United
Kingdom: Loughborough University.
Clinton, W. D. (1986). The National Interest : Normative Foundation Vol. 48, No. 4. The Review
of Politics, 495-519.
Comission, E. (2013, 07 13). European Comission. Dipetik 01 07, 2019, dari Policies,
Information, and Services: http://trade.ec.europa.eu/doclib/press/index.cfm?id=952
Comission, E. (2013, 7 13). European Comission. Dipetik 1 24, 2019, dari EU-Armenia Deep
and Comprehensive Free Trade Area:
http://trade.ec.europa.eu/doclib/press/index.cfm?id=952
Comission, E. (2016, 06 12). European Neighbourhood Policy And Enlargement. Dipetik 12 03,
2018, dari Armenia: https://ec.europa.eu/neighbourhood-
enlargement/neighbourhood/countries/armenia_en
Comission, E. (2016, 06 12). European Neighbourhood Policy And Enlargement . Dipetik 12 02,
2018, dari European Neighbourhood Policy: https://ec.europa.eu/neighbourhood-
enlargement/neighbourhood/overview_en
Comission, E. (2017, 11 24). European Comission. Dipetik 01 23, 2019, dari Mobility and
Transport : https://ec.europa.eu/transport/modes/air/news/2017-11-24-aviation-
agreements_en
Comission, E. (2017, 1 1). European Comission. Dipetik 1 2019, 27, dari Erasmus+:
http://ec.europa.eu/programmes/erasmus-plus/about_en
Comission, E. (2018). Erasmus+ for higher education in Armenia. Brusles: European
Comission.
Comission, E. (2018, 12 1). European Comission. Dipetik 01 28, 2019, dari Spreading
Excellence and Widening Participation:
https://ec.europa.eu/programmes/horizon2020/en/h2020-section/spreading-excellence-
and-widening-participation
76
Comission, E. (2018, 12 1). European Comission . Dipetik 01 28, 2019, dari What is Horizon
2020: https://ec.europa.eu/programmes/horizon2020/what-horizon-2020
Comission, E. (2018). Evaluation of the European Union's co-operation with Armenia - Country
Level. Brussels: European Comission.
Comission, E. (2018, 07 18). Research and Innovation Observatory. Dipetik 01 28, 2019, dari
Horizon 2020: https://rio.jrc.ec.europa.eu/en/policy-support-facility/mle-open-science
Commision, E. (2016, 05 11). Delegation of European Union to Armenia. Dipetik 06 19, 2018,
dari European Union:
http://eueuropaeeas.fpfis.slb.ec.europa.eu:8084/headquarters/headquarters-
homepage/4080/fact-sheet-eu-arm
Commision, E. (2018). European Union Trade in Goods with Armenia. Bruxelles: European
Union.
Council, E. (2017, 11 27). Council of European Union. Dipetik 10 10, 2018, dari Eastern
Partnership: https://www.consilium.europa.eu/en/policies/eastern-partnership/armenia/
Council, N. I. (2007, 1 13). Non-state Actors. Dipetik April 18, 2018, dari Director of National
Intelegence : https://www.dni.gov/files/documents/nonstate_actors_2007.pdf
CZECH LIAISON OFFICE FOR RESEARCH, D. A. (2016, 11 23). CZECH LIAISON OFFICE
FOR RESEARCH, DEVELOPMENT AND INNOVATION. Dipetik 01 31, 2019, dari
EU4Innovation initiative: Eastern Partnership countries cooperation:
https://www.czelo.cz/en/rdi-policy/european-research-area/international-
cooperation/news/eu4innovation-initiative-eastern-partnership-countries
Daerah, B. P. (2000). Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan
Departemen Dalam Negeri Dan Otonomi Daerah.
Danielyan, T. (2017). Armenian Economy and International Trade Potential. Buenos Aires:
Camara Argentino Armenia.
Dressler, D. V. (2018). Assesing the European Union's Approach to Multi-track Diplomacy.
European Union: WOSCAP.
Dra. Ranny Emilia, M. (2013). Praktek Diplomasi. Jakarta: Baduose Media.
EEAS. (2016, 05 11). Delegation of The European Union to Armenia. Dipetik 09 06, 2018, dari
Armenia and the EU: eeas.europa.eu/delegations/armenia/896/armenia-and-eu_en
Erasmus+. (2017). EU Amenia Partnership for Youth. Brussles: European Training Foundation.
77
EU4Business. (2018, 1 1). EU4Business. Dipetik 12 07, 2018, dari Armenia:
http://www.eu4business.eu/armenia
EU4Business. (2018). Investing in SMEs in the Eastern Partnership : Armenia Country Report.
Belgique: EU4Business.
Faisal, S. (2010). Format-Format Penelitian Sosial. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Giragosian, H. K. (2016, 10 31). Thinking ahead for Europe. Dipetik 01 31, 2019, dari EU-
Armenian Relations: Seizing the Second Chance: https://www.ceps.eu/publications/eu-
armenian-relations-seizing-second-chance
Halacev, R. (2017, 01 30). Electronoc Platform for Adult Learning in Europa. Dipetik 01 24,
2019, dari Erasmus+ Programme Annual Report 2015:
https://ec.europa.eu/epale/en/resource-centre/content/erasmus-programme-annual-report-
2015
Holsti, K. (1998). Politik Internasional : Kerangka untuk Analisis . Jakarta: Erlangga.
Holsti, K. J. (1995). International Politics : A Framework for Analysis. Englewood Cliffs:
Prentice Hall International.Inc.
House, M. o. (2018, 8 1). Ministry of Foreign Affairs Government House. Dipetik 11 27, 2018,
dari Bilateral Relations: https://www.mfa.am/en/bilateral-relations/eu
ISTPD. (2017, 03 10). The EU Framework Programe for Reasearch and Innovation. Dipetik 02
04, 2019, dari National Information Point of Armenia: http://h2020.sci.am/news/34.htm
ISTPD. (2017, 04 12). The EU Framework Programe for Research and Innovation. Dipetik 02
04, 2019, dari National Information Point of Armenia: http://h2020.sci.am/news/35.htm
James, W. (2006, 02 01). CIVITAS. Dipetik 01 31, 2019, dari search project:
https://www.civitas.org.uk/content/files/EX.5.ENP_.NR_.pdf
Joe, A. (2016, Maret 1). Academia,edu. Dipetik May 4, 2018, dari Diplomacy:
http://www.academia.edu/5124220/The_Role_of_Non-
state_Actors_in_International_Relations
John W. Creswell. (1994). Research Design : Qualitative and Quantitative Approarch.
California: Sage Publications.
Jr, J. E. (1986). Contending Theories of International Relations: A Comprehensive Survey. New
York: Longman.
78
Khalilova, K. (2016, 04 3). BBC News. Dipetik 01 05, 2019, dari Nagorno-Karabakh violence:
Worst clashes in decades kill dozens: https://www.bbc.com/news/world-europe-
35949991
Lestari, T. (2014). Promosi Demokrasi Uni Eropa di Maroko dalam Kerangka European
Neigbourhood Policy . Jakarta: UIN Jakarta.
Loda, C. (2016). The European Union as a normative power: the case of Armenia. Tandfonline,
1.
Levinanda, S. S. (2015). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Jumlah Kunjungan di
Objek Wisata Masjid Agung Jawa Tengah. Semarang: Universitas Diponegoro.
M. Hayim. (1995). Penelitian Ilmu Ilmu SOsial. Jakarta: Lembaga UI.
McDonald, D. L. (2001, January 8). Institute for Multi-track Diplomacy. Dipetik April 18, 2018,
dari What is Multi-track Diplomacy?: http://imtd.org/about/what-is-multi-track-
diplomacy/
McDonald, J. W. (2003, September 1). Beyond Intractibility. Dipetik April 18, 2018, dari Muti-
track Diplomacy: https://www.beyondintractability.org/essay/multi-track-diplomacy
mlh26. (2018, 04 15). Conflict Analisys Research Center. Dipetik 01 06, 2019, dari Mapping the
Nagorno-Karabakh Conflict: https://blogs.kent.ac.uk/carc/2018/04/15/the-nagorno-
karabakh-conflict/
Neighbourhood, E. (2006, 1 1). EU Neighbourhood. Dipetik 1 30, 2019, dari EU-Armenia
Action Plan: https://library.euneighbours.eu/content/eu-armenia-action-plan
Network, E. E. (2018, 01 01). Armenia. Dipetik 12 5, 2018, dari Armenia:
http://eenarmenia.am/en/content/eeninarmenia/
Network, E. E. (2018, 1 1). Enteprise Europe Network. Dipetik 12 03, 2018, dari Armenia:
http://eenarmenia.am/en/multicontent/usefull_links/252/
News, E. N. (2017, 01 01). EU Neighbours East. Dipetik 12 17, 2018, dari Erasmus+:
https://www.euneighbours.eu/en/east/stay-informed/projects/erasmus
Partnership, E. (2017, 1 1). European External Action Service. Dipetik 11 13, 2018, dari CEPA:
https://eeas.europa.eu/sites/eeas/files/eng_cepa_factsheet_armenia_digital.pdf
Partnership, E. (2018, 12 1). Eastern Partnership. Dipetik 1 30, 2019, dari Ministry of Foreign
Affairs of the Republic of Poland: http://eastern--partnership.pl/pw_en/index.php
79
Rachmayanti, N. (2014). Dinamika Hubungan Bilateral Indonesia-China (Tiongkok) Pada Era
Pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (2004-2013). Jurusan FISIP
Universitas Brawijaya, 8.
S.L Roy. (1995). Diplomacy (terjemahan). Jakarta: PT Raja Grafindo.
Service, E. E. (2015, 11 12). European External Action Service. Dipetik 01 08, 2019, dari
Armenia: https://eeas.europa.eu/sites/eeas/files/armenia_enp_ap_final_en.pdf
Service, E. E. (2017, 1 1). European External Action Service. Dipetik 11 12, 2018, dari European
Neighbourhood Policy (ENP): https://eeas.europa.eu/headquarters/headquarters-
homepage/330/european-neighbourhood-policy-enp_en
Service, E. E. (2018). Fact Sheet on EU-Armenia Relations. Bruxelles: European Union.
Sorensen, R. J. (2009). Pengantar Studi Hubungan Internasional. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sugiyono. (2006). Metode Penulisan Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Techau, J. (2013, 09 10). Carneige Europe. Dipetik 12 31, 2018, dari Judy Dempsey's Strategy
Europe: https://carnegieeurope.eu/strategiceurope/52913
Tengah, H. M. (2017, 03 09). Sejarah Perjalanan Berdirinya Masjid Agung Jawa Tengah.
Dipetik 05 12, 2018, dari Perjalanan Berdirinya Masjid Agung Jawa Tengah:
http://humasmajt.blogspot.co.id/
Tunggadewi, D. A. (2013). Penharuh Komponen Masjid Agung Jawa Tengah terhadap
Kedatangan Wisatawan. Jurnal Nasional Pariwisata, 4.
Union, E. (2017, 1 1). EU Neighbourhood East. Dipetik 01 18, 2019, dari Stay Informed:
https://www.euneighbours.eu/en/east/stay-informed/projects/erasmus
Union, E. (2017, 04 05). European Comission. Dipetik 02 05, 2019, dari Neighbourhood
Enlargement: https://ec.europa.eu/neighbourhood-
enlargement/sites/near/files/eni_2017_040530_eu4innovation_enhanced_education_focu
sing_on_science_technology_engineering_and_mathematics.pdf
Vahram Ter-Matevosyan, A. D. (2017). Armenia in the Eurasian Economic Union: reasons for
joining. Eurasian Geography and Economics, 340.
Vielmini, V. (2013, 10 23). Istituto Per Gli Studi Di Politica Internazionale. Dipetik 01 09,
2019, dari Armenia's Shift towards the Eurasian Economic Union: a Rejoinder of
Realpolitik: https://www.ispionline.it/it/pubblicazione/armenias-shift-towards-eurasian-
economic-union-rejoinder-realpolitik-9283
80
Wolff, S. (2007). The European Union and the Conflict over the Nagorno-Karabakh.
Nottingham: Centre for International Crisis Management and Conflict Resolution .