Mudol alat ukur

60
MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR LOGAM MESIN SUB SEKTOR TEKNOLOGI MEKANIK MENGUKUR DENGAN MENGGUNAKAN ALAT UKUR LOG.OO18.005.02 BUKU INFORMASI DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I. DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 51 Lt. 6.A Jakarta Selatan

description

alat

Transcript of Mudol alat ukur

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSISEKTOR LOGAM MESIN SUB SEKTOR TEKNOLOGI MEKANIKMENGUKUR DENGAN

MENGGUNAKAN ALAT UKURLOG.OO18.005.02

BUKU INFORMASI

DAFTAR ISIKATA PENGANTAR 1DAFTAR ISI 2BAB I STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL (SKKNI) DAN SILABUS PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI (PBK) 3A. Standar Kompetensi Kerja Nasional (SKKNI) 3B. Unit Kompetensi Prasyarat 5C. Silabus Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) 6BAB II MATERI UNIT KOMPETENSI MENGUKUR DENGAN MENGGUNAKAN ALAT UKUR ---------------------------------------------------------------------------- 9A. Latar Belakang 9B. Tujuan 9C. Ruang Lingkup 9D. Pengertian Istilah 9E. Diagram Alir Unjuk Kerja Pencapaian Kompetensi 11F. Materi Pelatihan Mengukur Dengan Menggunakan Alat Ukur 121. Membedakan Sistem Pengukuran -------------------------------------------12

1.1. Klasifikasi Pengukuran -----------------------------------------------12

1.2. Unit Pengukuran dan Konversi --------------------------------------------162. Penggunaan alat ukur ---------------------------------------------------------------22

2.1. Macam-macam Alat Ukur dan Penggunaannya --------------------- 22

3. Aplikasi Pengukuran --------------------------------------------------------- 35BAB III SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI

A. Sumber-sumber Perpustakaan 461. Daftar Pustaka 462. Buku Referensi 46B. Daftar Peralatan/Mesin dan Bahan 461. Daftar Peralatan/Mesin 462. Daftar Bahan ------------ ------------------------------------------------------------ 46BAB I

STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL (SKKNI) DAN SILABUS PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI (PBK)A. Standar Kompetensi Kerja Nasional (SKKNI)1. KODE UNIT :LOG.OO02.005.01

2.JUDUL UNIT :Mengukur Dengan Menggunakan Alat Ukurith

3.DESKRIPSI

UNIT:Unit ini menggambarkan penggunaan alat ukur berskala, mulai dari pemilihan/penyeleksian alat ukur yang tepat, teknik pengukuran yang tepat dan akurat serta pemeliharaan dan penyetelan alat ukur.

ELEMEN KOMPETENSIKRITERIA UNJUK KERJA

01 Menggunakan bermacam-macam alat pengukur untuk mengukur/menentukan dimensi atau variabel

1.1Menyeleksi alat atau perlengkapan agar mencapai hasil yang dibutuhkan.

1.2Digunakan teknik pengukuran yang tepat dan benar1.3Mengukur secara akurat terhadap instrumen yang berukuran paling baik.

02. Memelihara alat-alat pengukur2.1Perawatan rutin dan penyimpanan alat yang menjadi tanggung jawab spesifikasi pemilik manufaktur atau prosedur opetasi (kerja) yang terstandar (SOP).

2.2 Memeriksa dan melakukan penyetelan rutin terhadap alat-alat misalnya menyetel ke titik nol.

4.Batasan Variabel

a. Konteks Variabel

Unit ini berlaku untuk Menggunakan bermacam-macam alat pengukur untuk mengukur/menentukan dimensi atau variable dan Memelihara alat-alat pengukur

b. Perlengkapan untuk mengukur menggunakan alat ukur mencakup :

1) Alat bantu melatih2) Alat Peraga3) Buku literatur/referensi4) Alat tulis kantor.

c.Tugas pekerjaan untuk mengukur menggunakan alat ukur meliputi:

1. Menyeleksi alat atau perlengkapan agar mencapai hasil yang dibutuhkan.

2. Digunakan teknik pengukuran yang tepat dan benar 3.Mengukur secara akurat terhadap instrumen yang berukuran paling baik.

4.Perawatan rutin dan penyimpanan alat yang menjadi tanggung jawab spesifikasi pemilik manufaktur atau prosedur opetasi (kerja) yang terstandar (SOP).

5.Memeriksa dan melakukan penyetelan rutin terhadap alat-alat misalnya menyetel ke titik nol.

d.Peraturan untuk mengukur menggunakan alat ukur adalah:

1) Pedoman mengukur menggunakan alat ukur

2) Pedoman pelatihan berbasis kompetensi5.Panduan Penilaian

a. Penjelasan prosedur penilaian :

Alat, bahan, dan tempat penilaian serta unit kompetensi yang harus dikuasai sebelumnya yang mungkin diperlukan sebelum menguasai unit kompetensi ini dengan unit-unit kompetensi yang terkait :

1) LOG.OO12.001.01 Menggunakan peralatan pembandingan dan/atau alat ukur dasar

b. Kondisi Penilaian:

1) Kondisi penilaian merupakan aspek dalam penilaian yang sangat

berpengaruh atas tercapainya kompetensi tersebut yang terkait dengan

Menggunakan bermacam-macam alat pengukur untuk mengukur/menentukan dimensi atau variable dan Memelihara alat-alat

pengukur 2)Penilaian dapat dilakukan dengan cara : lisan, tertulis, demonstrasi/praktik.

3)Penilaian dapat dilaksanakan secara : simulasi di workshop dan/atau di

tempat kerja.

c. Pengetahuan yang dibutuhkan :

1.Menyeleksi alat atau perlengkapan agar mencapai hasil yang dibutuhkan. 2. Digunakan teknik pengukuran yang tepat dan benar 3.Mengukur secara akurat terhadap instrumen yang berukuran paling baik.

4.Perawatan rutin dan penyimpanan alat yang menjadi tanggung jawab

spesifikasi pemilik manufaktur atau prosedur opetasi (kerja) yang

terstandar (SOP).

5.Memeriksa dan melakukan penyetelan rutin terhadap alat-alat

misalnya menyetel ke titik nol.

d. Keterampilan yang dibutuhkan :

1. Menggunakan bermacam-macam alat pengukur untuk mengukur/menentukan dimensi atau variable 2. Memelihara alat-alat pengukur

e. Aspek Kritis:

Aspek kritis yang merupakan kondisi kerja yang harus diperhatikan dalam mendukung unit kompetensi ini sebagai berikut:

1) Low enforcement di lingkungan /institusi pelatihan2) Kompetensi dalam mengukur menggunakan alat ukur3) Kompetensi memelihara alat-alat pengukur KOMPETENSI KUNCI

NOKOMPETENSI KUNCI DALAM UNIT INITINGKAT

1.Mengumpulkan, mengorganisir dan menganalisa informasi2

2.Mengkomunikasikan ide-ide dan informasi1

3.Merencanakan dan mengorganisir aktivitas-aktivitas2

4.Bekerja dengan orang lain dan kelompok1

5.Menggunakan ide-ide dan teknik matematika2

6.Memecahkan masalah2

7.Menggunakan teknologi2

B. Unit Kompetensi PrasyaratSebelum mengikuti pelatihan unit kompetensi Mengunkur Dengan Menggunkan Alat UKur ini peserta harus sudah kompeten untuk unit kompetensi sebagai berikut:Menggunakan peralatan pembandingan dan/atau alat ukur dasar (LOG.OO12.001.01)C. Silabus Pelatihan Berbasis Kompetensi I. UNIT KOMPETENSI DASAR/UMUM1.1 Unit Kompetensi:Mengukur Dengan Menggunakan Alat Ukur

Kode Unit Kompetensi:LOG.OO02.005.01

Prakiraan waktu pembelajaran:24 jampel @ 45 menit

ELEMEN KOMPETENSIKRITERIA UNJUK KERJAINDIKATOR UNJUK KERJAMATERI PELATIHANJAM PELATIHAN

PengetahuanKeterampilanSikapPenge-tahuanKete-rampilan

1. Menggunakan bermacam-macam alat pengukur untuk mengukur/menentukan dimensi atau variable1.1 Menyeleksi alat atau perlengkapan agar mencapai hasil yang dibutuhkan

Dapat menyebutkan macam-macam alat ukur

Dapat menjelaskan fungsi alat ukur Dapat memilih alat ukur yang sesuai agar mencapai hasil yang dibutuhkan Menyebutkan macam-macam alat ukur

Menjelaskan fungsi alat ukur

Memilih alat ukur yang sesuai agar mencapai hasil yang dibutuhkan

6

18

1.2 Penggunaan teknik pengukuran yang tepat dan benar

Dapat menjelaskan teknik pengukuran yang sesuai dengan SOP

Mampu menerapkan teknik yang sesuai dengan SOP

Harus bersikap cermat dan teliti Teknik pengukuran yang sesuai dengan SOP

Menerapkan teknik pengukuran yang sesuai dengan SOP

Membaca alat ukur dengan tepat dan benar

Cermat

Teliti

ELEMEN KOMPETENSIKRITERIA UNJUK KERJAINDIKATOR UNJUK KERJAMATERI PELATIHANJAM PELATIHAN

PengetahuanKeterampilanSikapPenge-tahuanKete-rampilan

1.3 Mengukur secara akurat terhadap instrumen yang berukuran paling baik (presisi) Mampu mengukur secara akurat terhadap instrumen yang berukuran paling baik (presisi) Mampu membaca alat ukur dengan tepat dan benar

Harus bersikap cermat dan teliti

Mampu mengukur secara akurat terhadap instrumen yang berukuran paling baik (presisi)

Membaca alat ukur dengan tepat dan benar

Cermat

Teliti

2. Memelihara alat-alat pengukur2.1 Perawatan rutin dan penyimpanan alat yang menjadi tanggung jawab spesifikasi pemilik manufactur atau prosedur operasi kerja yang terstandar (SOP) Dapat melakukan perawatan sesuai dengan SOP

Dapat menyimpan alat ukur sesuai dengan SOP Melakukan perawatan sesuai dengan SOP

menyimpan alat ukur sesuai dengan SOP

ELEMEN KOMPETENSIKRITERIA UNJUK KERJAINDIKATOR UNJUK KERJAMATERI PELATIHANJAM PELATIHAN

PengetahuanKeterampilanSikapPenge-tahuanKete-rampilan

2.2 Memeriksa dan melakukan penyetelan rutin terhadap alat-alat misalnya: menyetel ketitik nol Dapat menyetel ke titik nol dari alat ukur sebelum dan sesudah digunakan

Dapat melakukan kalibrasi alat ukur dengan alat penera Menyetel ke titik nol dari alat ukur

Kalibrasi alat ukur

BAB IIMATERI UNIT KOMPETENSIMENGUKUR DENGAN MENGGUNAKAN ALAT UKURA. Latar BelakangMengukur Dengan Alat Ukur ini berisi tentang penggunaan berbagai macam alat ukur berskala untuk digunakan dalam menentukan dimensi atau variabel. Penggunaan alat ukur secara tepat dan benar sangat penting, untuk itu diberikan pula cara perawatan dan pemeliharaan dari alat-alat ukur tersebut. Untuk dapat menentukan ukuran suatu benda diperlukan ketrampilan menggunakan alat ukur dengan baik. Modul ini terdiri dari 5 (lima) kegiatan belajar, yang mencakup: Menggunakan alat pengukur celah (feeler gauges), menggunakan jangka sorong (vernier calliper), mengukur dengan jam ukur (dial indicator), menggunakan batang sinus (sine bar), penyetelan dan kalibrasi alat ukur micrometer.B. Tujuan

Tujuan dari buku informasi Mengukur dengan menggunakan alat ukur ini adalah untuk memberikan informasi bagi pengguna modul bagaimana mengenali dan menggunakan bermacam-macam alat pengukur untuk mengukur/menentukan dimensi atau variabel dan bagaimana cara pemeliharaan alat-alat pengukuran.C. Ruang Lingkup Ruang linkup buku informasi modul Mengukur dengan menggunakan alat ukur mencakup informasi Membedakan sistem pengukuran, Klasifikasi pengukuran,Unit pengukuran dan konsversi, Penggunaan alat ukur.D. Pengertian-pengertianProfesi

Profesi adalah suatu bidang pekerjaan yang menuntut sikap, pengetahuan serta keterampilan/keahlian kerja tertentu yang diperoleh dari proses pendidikan, pelatihan serta pengalaman kerja atau penguasaan sekumpulan kompetensi tertentu yang dituntut oleh suatu pekerjaan/jabatan.

Standardisasi

Standardisasi adalah proses merumuskan, menetapkan serta menerapkan suatu standar tertentu.

Penilaian / Uji Kompetensi

Penilaian atau Uji Kompetensi adalah proses pengumpulan bukti melalui perencanaan, pelaksanaan dan peninjauan ulang (review) penilaian serta keputusan mengenai apakah kompetensi sudah tercapai dengan membandingkan bukti-bukti yang dikumpulkan terhadap standar yang dipersyaratkan.

Pelatihan

Pelatihan adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan untuk mencapai suatu kompetensi tertentu dimana materi, metode dan fasilitas pelatihan serta lingkungan belajar yang ada terfokus kepada pencapaian unjuk kerja pada kompetensi yang dipelajari.

Kompetensi

Kompetensi adalah kemampuan seseorang untuk menunjukkan aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan serta penerapan dari ketiga aspek tersebut ditempat kerja untuk mwncapai unjuk kerja yang ditetapkan.

Standar Kompetensi

Standar kompetensi adalah standar yang ditampilkan dalam istilah-istilah hasil serta memiliki format standar yang terdiri dari judul unit, deskripsi unit, elemen kompetensi, kriteria unjuk kerja, ruang lingkup serta pedoman bukti.

Sertifikat Kompetensi

Adalah pengakuan tertulis atas penguasaan suatu kompetensi tertentu kepada seseorang yang dinyatakan kompeten yang diberikan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi.

Sertifikasi Kompetensi

Adalah proses penerbitan sertifikat kompetensi melalui proses penilaian / uji kompetensi.

E. Diagram Alir

F. MENGUKUR DENGAN MENGGUNAKAN ALAT UKUR1. SISTEM PENGUKURAN

Kualitas produk merupakan masalah yang tidak bisa diabaikan, oleh karenanya pengetahuan tentang pengukuran yang dilakukan terhadap benda kerja merupakan produk yang sangat vital dalam menjamin kualitas dari produksi yang dihasilkan. Pengetahuan tentang pengukuran yang dimaksud adalah pengetahuan teknik untuk melakukan pengukuran atas bagian-bagian dan suatu benda hasil produksi, baik mengukur dimensi ataupun sifat geometris, berat, temperatur, kekerasan dari suatu produk atau parts mesin dengan alat dengan cara yang tepat, sehingga hasil pengukurannya dianggap sebagai hasil yang paling dekat dengan ukuran sesungguhnya.

1.1 Klasifikasi Pengukuran

Untuk mendapatkan pengukuran dengan tepat, dituntut adanya pengetahuan dan kemampuan mengoperasikannya yang memadai dan kemampuan untuk membedakan berbagai sistem pengukuran sesuai dengan spesifikasi/geometris benda yang akan diukur. Dengan kata lain setiap orang yang bekerja dalam bidang teknik harus mengetahui teknik pengukuran yang mempunyai ruang Iingkup tentang bagaimana cara menggunakan alat ukur dengan benar dan pengetahuan lain yang berkaitan erat dengan masalah pengukuran. Hanya saja penggunaan alat ukur tersebut juga akan dipengaruhi oleh berbagai hal diantaranya :

- Besar benda yang akan diukur,

- kondisi (fisik) benda yang akan diukur,

- posisi benda yang akan diukur,

- Tingkat ketelitian yang direncanakan

- efesien

- dsb

Dalam praktiknya pengkuran dapat diklasifikasikan antara lain ;

- Panjang

- Berat

- Temperatur

- Sudut

- Kerataan1.1.1 Mengukur Panjang

Bagian yang termasuk pada klasifikasi pengukuran panjang adalah;

diameter

tebal

tinggi

lebar

melingkar.

Untuk mengukur panjang dapat digunakan beberapa alat ukur, seperti: mistar baja, meteran gulung, jangka sorong, jangka kaki, jangka bengkok, pengukur ketinggian, dan alat ukur lainnya. Alat ukur ini termasuk pada pengukuran langsung. Dimana hasil pengukurannya dapat dibaca langsung pada alat ukur tersebut. Semua alat ukur tersebut hanya dibedakan oleh kapasitas alat ukur dan bentuk benda yang akan diukur.

Gambar 1 : Penggaris panjang 6 inchi, 12 inchi, 30 milimeter

Gambar 2 : Meteran gulung dengan panjang 5 meter

Gambar 3 : Vernier Caliper (Jangka Sorong)

Gambar 4 : Mikrometer dengan kapasitas ukur 0 25 mm

1.1.2 Mengukur Berat

Gambar 5 : Neraca pengukur beratBanyak tipe yang digunakan dalam mengukur berat suatu benda pembacaan skala secara digital maupun secara manual. Demikian juaga halnya dalam menghitung suatu berat benda juga tergantung kepada dimensi benda yang diukur dan kapasitas dari alat ukur tersebut.

1.1.3 Mengukur Temperatur

Gambar 6 : TermometerPengukuran temperatur dapat digunakan termometer atau alat yang sejenisnya. Alat ini dalam pembacaannya tidak memerlukan suatu teknik yang khusus.

1.1.4 Pengukur kerataan (Straiht gauge) Pengukur kerataan (Straiht gauge) Dial Indicator digunakan Dial Indicator untuk mengukur perbedaan ketinggian/set up mesin dan juga dapat digunakan untuk mengukur kerataan.

Gambar 7 : Pengukur kerataan

1.1.5 Mengukur Sudut (Angle Measure)

Gambar 8 : Bevel protractorBusur sudut (Protractor ) digunakan untuk menandai/mengukur suatu sudut atau kemiringan benda kerja. Alat lain yang juga dapat digunakan yaitu kombinasi set (vernier, Protractor)1.2 Unit Pengukuran dan Konversi

Sistem pengukuran yang digunakan khususnya dalam bidang teknik adalah sistem metrik dan ada juga yang menggunakan sistem imperial (pembagian dalam satuan Inggris) khususnya pengukuran panjang, berat, dan temperatur. Dasar dari unit pengukuran dalam bidang keteknikan adalah:

BesaranMetrikImperial

Panjang

Temperatur

Beratmeter (m)

Celcius (oC)

kilogram (kg)feet

Fahrenheit

pound

1.2.1 Panjang

Mengukur panjang suatu benda merupakan pengukuran yang dimulai dengan menarik garis dari sutu titik ke titik ke dua dengan lurus atau dapat dikatakan suatu garis lurus. Jika pengukuran yang dilakukan terhadap garis tengah lingkaran atau diameter pada adasarnya adalah menarik garis lurus dari sisi pertama ke sisi yang lain

Dalam sistem matrik unit yang sering digunakan dalam ilmu teknik dalam mengukur panjang adaah milimeter (mm ). Dimana 1000 mm sama dengan I m

1000 mm = 1 m

Jika pengukuran yang sangat panjang satuan yang digunakan adalah kilometer. Dimana 1000 meter sama dengan satu kilometer.

1000 m = 1 kmPada sistem Imperial, feet merupakan satuan yang digunakan untuk mengukur panjang dalam bengkel (workshop) dan sebagian industri pemesinan. Pengukuran panjang yang ukuran pendek digunakan satuan inchi (in atau )

12 = 1 ft

Satuan lain yang digunakan dalam pengukuran panjang dalam sistim imperial adalah yard (yd) dan mile

3 ft = 1 yd

5280 ft = 1 mile

Satuan yang digunakan dalam satuan metrik dan imperial dapat dihitung dengan sistim konversi faktor. Beberapa bengkel (workshop) teknik untuk memudahkan dalam menerjemahkan/pembacaan ukuran digunakan tabel konversi.

Dalam praktiknya konversi antara ukuran metrik ke ukuran imperial atau sebaliknya, hasil konversi untuk metrik digunakan dua angka ke belakang koma sedangkan untuk imperial digunakan 3 angka debelakang koma.

Untuk konversi milimeter ke inchi, I in = 25,4 mm

Konversi 10 mm ke inchi.

10 mm : 25,4 = 0,394

Konversi 44,45 mm ke dalam satuan inchi,

44,45 mm : 25,4 = 1,75

Konversi 2 ke mm

2 X 25,4 = 50,8 mm

Pengukuran yang menggunakan satuan imperial ukuran yang ditulis sering menggunakan bilangan pecahan seperti jika ukurannya kurang dari satu. Ukuran pada satuan inchi ditulis tidak menggunakan bilangan berkoma/desimal tetapi dengan bilangan pecahan.

Konversi inchi ke bilangan desimal

3 : 8 = 0,375

Jika ukuran bilangan bulat dengan pecahan ( contoh 11/2 ). Untuk memudahkan dalam konversi bilangan ini dapat dilakukan dengan cara menjadikan bilangan pecahan kedalam bilangan berkoma. Contoh:

Konversi 111/16 ke dalam mm

Penyelesaian;

11/16 11 : 16 = 0,688

111/16 = 1,688

1,688 X 25,4 = 42,88 mm

Konversi feet ke meter dan milimeter, 1 m = 3,2808 ft

3 : 3,2808 = 0,91441 m

= 914,41 mm

Bentuk konversi yang sering digunakan dalam bengkel (workshop) adalah bengan cara memisahkan konversi antara bilangan bulat dengan bilangan pecahan

Contoh;

Konversi 21/2 ke dalam mmPenyelesaian;

1/2 = 12.7 mm

2 = 50,8 mm

21/2 = 63,50 mm

Konversi 12,54 mm ke dalam inchi

Penyelesaian;

10 mm = 0,3937

2 mm = 0,0787

0,54 mm = 0,0213

12,54 mm = 0,4937

Tabel: Konversi bilangan desimal, pecahan dalam milimeter dan inchi

1.2.2 Temperatur

Pengukuran temperatur satuan yang digunakan dalam satuan metrik adalah Celcius (0C). Sistim imperial satuan yang digunakan adalah Fahrenheit (oF). Pada sistim metrik temperatur sering juga disebut skala perseratus. Celcius dan skala perseratus simbol yang digunakan sama.

Konversi 0C ke 0F

(0C x ) + 32 = 0FKonversi 0F ke 0C

(0F 32) X = 0CContoh;

Konversi 350C ke 0F

(0C x ) + 32 = 0F

(35 x ) + 32 = 0F

63 + 32 = 0F

65 = 0FKonversi 1980F ke 0C

(0F 32) X = 0C

(189 32) X = 0C

166 X = 0C

92,2 = 0C1.2.3 BeratSatuan untuk mengukur/menimbang berat yang digunakan dalam sistem metrik adalah gram (g), kilogram (kg), dan ton. Konversi gram ke kilogram dan kilogram ke ton adalah;

1000 g = 1 kg

1000kg = 1 ton

Pada sistim imperial satuan untuk mengukur berat adalah ounce (oz), pound (lb), dan ton (t).

16 oz = 1 lb

2240 lb = 1 t

Perubahan kilogram ke pound, satu kilogram = 2,2046 pound

Konversi 80 kg ke pound

80 kg X 2,2046 = 176,4 lb

Perubahan kilogram ke pound, satu kilogram = 2.2046 pound

Konversi 80 kg ke pound

80 kg X 2,2046 = 176,4 lb

Perubahan pound ke kilogram, satu pound = 1/2.2046 kilogram

Konversi 210 pound ke kg

210 pound : 2,2046 = 95,3 kg

Perubahan gram ke ounce, satu gram = 28,35 ounce (oz)

Konversi 17,6 ounce ke gram

17,6 oz x 28,35 = 498,96 gr

Perubahan ounce ke gram, satu ounce = 1/28,35 gram (g)

Konversi 453,6 gr ke oz

453,6 gr: 28,35 = 16 oz

2. Penggunaan alat ukur

2.1. Macam-macam Alat Ukur dan Penggunaannya

2.1.1. Mistar Baja

Mistar baja adalah alat ukur yang terbuat dari baja tahan karat. Permukaan dan bagian sisinya rata dan halus, di atasnya terdapat guratan-guratan ukuran, ada yang dalam satuan inchi, sentimeter dan ada pula yang gabungan inchi dan sentimeter/milimeter.

Gambar 9 : Mistar baja metrik dan imperial Fungsi lain dari penggunaan mistar baja antara lain:

- mengukur lebar

- mengukur tebal serta,

- memeriksa kerataan suatu permukaan benda kerja.

Di samping mistar baja (steelrule) dapat dipergunakan untuk mengukur dan menentukan batas-batas ukuran juga biasa dipergunakan sebagal pertolongan menarik garis pada waktu menggambar pada permukaan benda pekerjaan. Setiap menarik. garis hanya dilakukan satu kali, lihat Gambar 10:

Gambar 10 : Mengukur garis menggunakan mistar bajaMistar baja juga dapat digunakan untuk mengukur diameter luar secara kasar. Dalam pelaksanaannya harus dibantu dengan menggunakan alat ukur lain seperti jangka bengkok dan bagian diameter dalam diperlukan bantuan jangka kaki.

2.1.2. Meteran Lipat

Meteran lipat ini biasanya terbuat dari bahan aluminium atau baja. Dilihat dari segi konstruksinya sebelumnya merupakan gabungan dan mistar baja dengan sambungan engsel pada setiap ujungnya. Mengingat kemungkinan ausnya engsel dan ketidaktirusan garis pengukuran sewaktu melakukan pengukuran, maka meteran lipat tidak akan memberikan hasil yang Iebih baik dibandingkan dengan pengukuran mistar baja biasa.

2.1.3. Meteran Gulung

Mal ukur ini dibuat dan pelat baja yang Iebih tipis dari ada mistar baja. Sifatnya lemas/lentur sehingga dapat digunakan untuk mengukur bagian-bagian yang cembung dan menyudut seperti: mengukur panjang, keliling bidang Iengkung (bundar). Sepanjang mistar ini terdapat ukuran-ukuran satuan inchi dan metrik. Meteran gulung dapat digunakan dari 1 meter sampai 30 meter. Pada ujungnya terdapat kait yang gunanya untuk mengait ujung benda kerja sehingga mendapat ukuran yang tepat. Penggunaan alat ukur ini tidak untuk pengukuran yang tepat sekali (presisi).

Gambar 11 : Macam meteran Gulung2.1.4. Jangka Bengkok

Guna jangka bengkok digunakan untuk mengukur tebal, lebar, panjang dan garis tengah benda bulat secara kasar. Alat ini terbuat dari baja perkakas dengan ujungnya dikeraskan. Bentuknya ada yang dilengkapi dengan mur penyetel dan ada pula yang tidak. Panjang kakinya, dalam inchi, merupakan ukuran jangka bengkok.

Gambar 12 : Bagian-bagian Jangka Bengkok

1.1.5. Jangka Kaki

Jangka kaki digunakan antara lain untuk mengukur diameter lubang dan jarak sesuatu celah. Bentuk kakinya menghadap keluar dan panjang kakinya itulah ukuran jangka kaki dalam inchi. Hasil pengukuran yang diperoleh adalah ukuran kasar.

Disebabkan ke dua kakinya itu mengeper bila menyentuh bidangbidang yang diukur, maka kita perlu banyak berlatih menggunakan jangka ini untuk memperhalus perasaan jari-jari. Dengan jari-jari yang tidak perasa kesalahan ukur mudah terjadi.

Gambar 13 : Macam-macam jangka kaki

1.1.6 Pengukur Sudut

Pengukur Sudut terdiri dari mistar baja dan rumah yang terbuat dan besi tuang. Pada rumah ini terdapat garis-garis ukur yang menunjukkan besar sudut dalam derajat, dan bagian ini dapat diputar setelah dikendorkan baut pengikatnya, demikian pula mistarnya dapat dipasang dan dilepas dan rumahnya.

Fungsi Pengukur Sudut

- Memeriksa mengukur sudut.

- Menarik garis.

- Memeriksa kerataan permukaan.

Macam-macam pengukur sudut

1.Busur baja (Steel Engineer Protractor)

Busur baja dapat digunakan untuk mengukur sudut Iangsung pada skala ukurannya, tetapi hanya dapat mengukur sampai I (satu) derajat, oleh karenanya biasa digunakan untuk memperkirakan harga sudut secara kasar.

Gambar 14 : Busur Baja2.Busur bilah (Universal Bevel Protractor)Busur bilah Iebih teliti dari busur baja dan dapat mengukur sampai ketelitian 5 defisi/.menit. Beberapa jenis alat ini dilengkapi dengan bilah bantu yang dimaksudkan untuk memudahkan pengukuran sudut puncak yang tumpul.

Bagian-bagiannya

1.Bilah utama

2.Petat dasar

3.Kunci bilah

4.Kunci piringan

5.Skala utama

6.Skala nonius (kiri dan kanan)

7.Piringan dasar

Gambar 15 : Bevel protractorCara penggunaan :

- Bersihkan permukaan baja dari busur bilah dan benda ukur. Aturlah kedudukan dan bilah utama dengan memkaai kunci bilah.

- Rapatkan/impitkan atau sejajarkan bidang busur bilah dengan bidang dari sudut yang diukur.

- Jika keadaan ini tidak terpenuhi, maka kemunginkan harga yang dicapai lebih kecil.

- Untuk pengukuran benda yang besar, kunci piringan indeks dapat dikendorkan, geserkan busur bilah, menuju permukaan yang menyudut, sampai bilah utama berputar dan berimpit dengan permukaan tersebut, kemudian kunci piringan indeks dan bacalah sudut yang didapat.

Pembacaan ukuran pada busur (Universal Bevel Protractor).Busur bilah yang baik dilengkapi dengan skala menit sehingga dapat mengukur dengan kelebihan menit. Pada skala itu terdapat angka-angka 60, 45, 30, 15, 0, 15, 30 60. Dan angka 0 ke kanan sampai 60 terdiri dan 12 garis, demikian pula ke arah kiri terdiri 12 garis yang sama. Ini berarti selisih garis pada skala derajat dengan garis pada skala menit adalah I derajat 12 = 5 menit, berarti busur bilah ini dapat mengukur sampai pada batas terkecil 5 menit. Dengan kata lain bila garis pertama di sebelah kanan 0 se garis dengan garis di atasnya (pada skala derajat), maka kelebihari ukuran tersebut adalah 1 x S menit = 5 menit, dan bila garis ke 2 sama dengan 2 x 5 menit = 10 menit.

Gambar 16 : Busur ketelitian 5`dan pembacaan 320 15`Pemeliharaan pengukur sudut

Untuk mendapatkan usia pakai yang relatif lama, perlu adanya rawatan dan pemeliharaan dengan baik melalui langkah-Iangkah;

a. Setelah dipakai bersihkan alat ini dani debu atau kotoran.

b. Berikan pelumasan bagi bagiari yang bergesen/bergerak sepenlunya, atau olesi/lumasi dengan vaseline seluruh bagiannya secukupnya.

c. Simpanlah pada tempat yang telah disediakan (kotak kayu/plastik) dalam keadaan teratur.

1.1.6 Jangka Sorong (Vernier Caliper)

Jangka Sorong (Vernier Caliper) atau mistar sorong adalah mistar yang digunakan untuk:

mengukur dimensi luar dan suatu benda dengan pertolongan rahang ukurnya. Pengukuran dimensi luar tersebut antara lain:

- panjang,

- lebar,

- tebal, dan

- diameter luar

Kapasitas pengukuran dengan menggunakan jangka sorong bermacam-macam dan tergantung kebutuhan atau penggunaan jangka sorong itu sendiri diantaranya:

1.Kapasitas 150 mm ketelitian 0.05 mm

2.Kapasitas 200 mm ketelitian 0.02 mm

3.Bahkan ada yang berkapasitas sampai 1000 mm

Gambar 17 :

Bagian-bagian jangka sorongPenggunaan Bagian-bagian Jangka Sorong :

A. Nama Bagian - Bagian B. Kegunaan

1. Tanduk tetap dan geser 1. Mengukur diameter dalam

2. Rahang geser dan tetap2. Mengukur diameter luar dan tebal suatu benda

3. Baut pengikat3. Mengunci rahang geser

4. Batang geser4. Untuk mengeser arah kiri dan kanan

5. Skala nonius5. Mengukur hingga 0 ,0 5 mm

6. Batang kedalaman6. Mengukur kedalaman suatu lubang

7. Mistar7. Membaca ukuran

1.1.7 Mikrometer

Mikrometer adalah suatu alat ukur yang mempunyai ketelitian tinggi, digunakan pada pengerjaan-pengerjaan yang mempunyai ketepatan dan keakuratan yang tinggi. Melihat dari konstruksinya, mikrometer berfungsi untuk megukur dimensi luar dari suatu benda kerja seperti tebal, diameter dan panjang benda kerja.

Batasan atau kapasitas dari pengukuran pada mikrometer ini tergantung kepada seberapa besar atau seberapa panjang poros geser yang dimiliki oleh mikrometer tersebut. Biasanya kapasitas pengukuran alat ini dapat mengukur dengan teliti dalam satuan metris sampai 1/1000 mm dan dalam satuan inch dapat mengukur dengan tetiti sampai 1/2560.

Adapun nama-nama bagian mikrometer ialah sebagai berikut :

1.Landasan (anvil)

2.Poros Geser (spindel)

3.Pengunci (lock nut)

4.Tabung (sleeve)

5.Tabung Putar (thimble)

6.Racet (rechet)

7.Rangka (frame)

Gambar 18 : Bagian-bagian mikrometerDilihat dari fungsi atau kegunaannya mikrometer terdiri dari beberapa macam antara lain;

1).Mikrometer luar (Out Side micrometer).

Fungsinya adalah untuk mengukur diameter luar, lebar, tebal dan benda kerja.

2).Mikrometer dalam (In Side Micrometer).

Fungsinya adalah untuk mengukur diameter dalam suatu benda kerja.

3).Mikrometer kedalaman (Depth Micrometer).

Fungsinya adalah untuk mengukur kedalaman alur atau kedalaman diameter benda kerja.

4).Mikrometer ulir (Thread Micrometer).

Fungsinya adalah untuk mengukur diameter ulir.

5).Mikrometer roda gigi (Gear Micrometer).

Fungsinya adalah untuk mengukur ketebalan dan diameter roda gigi.2.1.8. Pengukur Tinggi (Vernier High Gauge)

Pengukur Tinggi (High Gauge) adalah suatu alat digunakan untuk mengukur ketinggian atau memeriksa ukuran tinggi benda kerja dan sekaligus dapat difungsikan sebagai penanda atau pelukis pada bagian benda yang diukur atau garis gambar. Alat ini merupakan alat khusus hanya digunakan untuk mengukur ketinggian suatu benda yang kemampuannya lebih teliti dan akurat jika dibandingkan dengan pengukur tinggi dengan menggunakan mistar, meter gulung. Hanya saja alat ini mempunyai kemampuan ukur terbatas.

Gambar 19 : Bagian-bagian pengukur tinggi

Batang pengukur tinggi dilengkapi dengan pembagian ukuran terkecil sampal 1 mm dan 1/20. Begitu pula sorong pembagi mempunyai pembagian terkecil sampai 0,01 mm dan 0.001. Sorong pembagi dapat disetel naik-turun menurut ukuran tinggi yang diperlukan.

2.2 Tingkat Ketelitian Alat Ukur

2.2.1 Menentukan Tingkat Ketelitian Alat Ukur

Tingkatan ketelitian alat ukur akan sangat ditentukan oleh skala yang ada pada alat ukur itu dan perbandingan antara benda ukur dengan yang diukur sama/mendekati harga.

Pengertian teliti di sini adalah;

a.Teliti yang dihubungkan dengan hasil suatu pengukuran persis atau mendekati sama dengan ukuran tertentu, misalnya pada suatu alat diberikan ukuran (ukuran diameter dalam pisau gigi), lalu kita cek alat tersebut dengan mistar ingsut, ternyata hasil pengukuran yang diperoleh sama dengan ukuran yang tertera pada alat tersebuf, maka hal ini disebut teliti.

b.Teliti dihubungkan dengan proses pengukuran. Jika alat tersebut diukur dengan alat yang sama dan ketelitian yang berbeda misalnya alat dengan ketelitian 0,1 mm dan 0,02 mm, maka hasilnya kemungkinan berbeda. Perbedaan 1 atau 2 skala untuk abat ukur yang teliti akan menghasilkan ukuran yang berbeda, jika dilakukan dengan prosedur pengukuran yang fidak tepat.

Dari contoh di atas dapat diambil kesimpulan, kata teliti dihubungkan dengan hasil pengukuran dan benda ukur;

Makin sesuai/mendekati antara hasil pengukuran dengan harga dan benda yang diukur maka, hasil pengkuran tersebut akan makin teliti (mempunyai ketelitian tinggi).

Untuk membaca hasil pengukuran dari suatu alat ukur, terlebih dahulu harus ditentukan tingkat ketelitian (kecermatannya) dan sifat alat ukur tersebut. Dalam menentukan ketelitian dari suatu alat ukur sebaiknya terlebih dulu pemakai alat ukur tersebut mengetahui sifat-sifat dari alat ukur itu.Sifat-sifat alat ukur;

1. Kemudahan baca (readibility)

Hasil pengukuran memberikan langkah kemudahan dalam ketika dibaca.

2. Rantai kalibrasi/mampu usut (traceability)

Alat ukur harus dapat dan mempunyai alat ukur standar yang dipakai untuk mengkalibrasi.3. Kepekaan (sensivity)

Disamping mampu mengukur, alat ukur itu juga harus dapat membedakan perubahan kecil dari benda ukur. Kepekaan dari suatu alat ukur ditentukan oleh mekanisme pengubah dan harganya dapat diiketahui dengan cara membuat grafik antara harga yang diukur dengan pembacaan skala.

4. Kestabilan nol (zero stability)Jika alat ukur kembali pada posisi semula maka harus dapat kembali pada posisi nol.

contoh, Menentukan ketelitian jangka sorong:

Panjang skala nonius pada rahang geser 9 mm, yaitu lurus pada setrip ke 9 dari rahang tetap. Banyaknya setrip pada rahang gerak 10, maka jarak 1 setrip adalah 0,9 mm. Sedang 1 setrip pada rahang tetap adalah 1 mm, sehingga selisihnya = 1-0,9 = 0,1mm. Jadi mistar ingsut tersebut mempunyai ketelitian 0,1 mm.

Jika panjang skala nonius 19 mm dan banyak setrip pada skala nonius 20, maka jarak 1 setrip skala nonius 19/20 mm, sedang jarak 1 setrip pada rahang tetap 1 mm. Maka ketelitian mistar ingsut tersebut adalah 1 - 19/20 mm = 1/20 mm atau 0,05 mm. Untuk mistar ingsut yang memiliki panjang skala nonius 40 mm dan banyak setripnya 49 bagian, dimana ketelitian mistar ingsut tersebut adalah 1 - 49/50 mm = 1/50 mm atau 0,02 mm.

Hal serupa dapat juga dilakukan alat ukur yang lain, biasanya pada alat ukur tersebut telah tertera/dituliskan tingkat ketelitian dari suatu alat ukur. Bagi pemakai tidak perlu lagi untuk mencari atau menemukan tingkat ketelitian dari suatu alat ukur tersebut

Berbeda dengan halnya pada alat ukur yang hanya mempunyai sklala utama saja misalnya, mistar baja, meter gulung, alat ukur ini tidak mempunyai tingkat ketelitian yang tinggi atau dapat juga disebut pengukuran kasar. 2.2.2 Pembacaan Hasil Pengukuran.

Dilihat dari alat ukur yang digunakan, pembacaan hasil pengukuran akan sangat ditentukan oleh kebersihan alat ukur, cara penempatan sensor ukur atau mulut ukur, posisi angka nol dan kesejajaran mulut ukur (jika mempunyai dua mulut ukur), posisi sewaktu melakukan pengukuran dan sebagainya.

Faktor penting yang harus diperhatikan dalam mendapatkan pengukuran yang baik adalah kemampuan dari operator atau sipengukur dalam membaca skala dan mengerti akan tingkat ketelitian suatu alat ukur. Dimana dengan jenis alat ukur yang sama belum tentu mempunyai tingkat ketelitian yang sama pula.

Contoh:

Pengukuran jangka sorong imperial dengan tingkat ketelitian skala utama 1/16 dan skala nonius 1/128. Pembacaan/penunjukan ukurannya 1 3/128

Dalam sistim matrik (milimeter), harga satu garis dalam skala nonius adalah 0.1mm, pembacaan pada skala menunjukkan : 26 + 0,9 mm = 26,9 mm. Tanda panah menunjukkan batasan ukuran yang diharapkan.

Skala utama 1Skala utama 26 mm

Nonius 0 + 3/128Nonius 0 mmPembacaan 1 3/128Pembacaan 26 mm

Skala nonius pada mikrometer seharga 0,01 mm dan skala utama seharga 1mm dan 0.5 mm

Pembacaan ukuran pada mikrometer:

8.00 skala utama milimeter

0.50 skala utama setengah milimeter

0.25 tabung nonius

8.75pembacaan ukuran

Penunjukan skala pengukuran

1 bagian =1/40 atau 0,025

2 bagian = 1/20 atau 0,050

3 bagian 3/40 atau 0,075

4 bagian 1/10 atau 0,100

Mikrometer dengan sistim pengukuran imperial (inchi) dengan tingkat ketelitian 1/1000, di mana jarak satu garis ke garis lainnya seharga 1/1000, atau 0,001 pada skala nonius. dan skala utama seharga 1/10. Dengan pembagi skala Pembacaan ukuran

0.3001/10,

0.0501/40,

0.0131/1000 x 13,

0.363Pembacaan

3. APLIKASI PENGUKURAN

Banyak cara yang dilakukan oleh juru teknik dalam melakukan proses pengukuran semuanya itu bertujuan untuk mendapatkan hasil pengukuran seakurat mungkin. Hal tersebut akan sangat tergantung pada jenis, bentuk, posisi bahkan temperatur dari benda ukur ataupun alat ukur yang digunakan.

Sesuai dengan jenis-jenis pengukuran yang biasa dilaksanakan, maka alat ukur pun ada beberapa jenis dengan cara pemakaian yang berlainan.

Berdasarkan sifatnya alat ukur ukur itu dapat dibagi:

1.Pengukuran langsung yaitu dengan menggunakan alat ukur langsung, hasil pengukuran dapat langsung dibaca alat ukur tersebut. Contoh; mikrometer, jangka sorong, mistar ukur, dsb.

2.Pengukuran tak langsung, yaitu pengukuran menggunakan alat ukur tidak langsung, alat ukur jenis pembanding atau pembantu dan standar. Hasil pengukuran diukur olah ukur langsung.

3.Pengukuran dengan kaliber batas (limit gage) yaitu pengukuran menggunakan alat ukur batas/kaliber. Pengukuran ini tidak menentukan ukuran suatu dimensi dengan pasti, melainkan hanya menunjukkan apakah dimensi tersebut terletak di dalam atau di luar daerah toleransi. Cara pengukuran seperti ini dimaksudkan untuk mempercepat pemeriksaan atas produksi masal, dan alat ukur yang digunakan adalah jenis kaliber GO dan NO GO gauges.

4.Pengukuran dengan cara membandingkan yaitu pengukuran dengan cara ini tidak menentukan dimensi ataupun toberansi suatu benda ukur secara langsung. Pengukuran dengan cara ini menggunakan perbandingan dengan bentuk standar misalnya untuk pengecekkan/pemeriksaan bentuk konis.

3.1 Alat Ukur Sederhana

3.1.1 Jangka Bengkok

Mengukur benda bulat dengan jangka bengkok, pastikan kaki jangka menempel pada benda yang diukur dengan dengan tekanan sedang. Gerak-gerakan jangka itu untuk

mempertimbangkan impitahnya itu, apakah terlalu keras ataukah terlalu temah. Impitan yang baik ialah bila jangka itu dapat terlepas atau melupcur oleberatnya sendiri. Lakukan beulang-ulang dengan posisi yang berpindah-pindah untuk benda batang bulat.

Ketika dilakukan pengukuran, hendaknya jangka dipegang pada bagian sendinya

Mengukur benda dengan jangka bengkok

Impitkan kedua kakinya pada benda kerja dengan tekanan sedang. Gerak-gerakan jangka itu untuk mempertimbangkan impitahnya itu, apakah terlalu keras ataukah tenlalu Iemah. Impitan yang baik ialah bila jangka itu dapat terlepas atau meluncur oleh beratnya sendiri.

Gambar 20 : Mengukur benda bulat menggunakan jangka bengkok

Gambar 21 : Mengukur tebal benda

Jika jarak pengukuran kurang besar ketukanlah perlahan-tahan pangkal jangka itu pada landasan dengan cara ini, kedua kakinya akan meregang. Sebaliknya jika bukaan kaki jangka terlalu besar ketukkan bagian sisi jangka.

Gambar 22 : Cara menambah dan mengurangi bukaan kaki jangka bengkokCara mengukur dan pembacaan ukuran

Untuk mengetahui hasil pengukuran, tempatkan salah satu kaki jangka itu pada ujung mistar baja dan kaki lainnya pada garis-garis ukuran mistar tersebut. Adalah keliru bila kedua kaki jangka itu ditempatkan di tengahtengah mistar sehingga hasil pengukuran tidak tepat.

Gambar23 : Membaca hasil pengukuran jangka bengkok menggunakan mistar ukur

3.1.2 Jangka Kaki

Pengukuran dengan jangka kaki

Bila kita mengukur benda kerja, maka kedua kaki itu kita gerak-gerakan maju mundur. Tekanan kaki tersebut harus tepat. tidak boleh tenlalu keras dan jangan pula terlalu lemah. Bila terlalu keras, ukuran yang dihasilkan akan lebih besar daripada yang sebenarnya, karena waktu jangka itu dikeluarkan dan lubang yang diukur akan mengeper/mengembang ke luar. Mengeluarkan kaki jangka dan lubang yang diukur tidak boleh secara tegak lurus, melainkan harus diininingkan sedikit sehingga kedua kaki itu tidak bergesek pada benda kerja. Hal ini agar tidak merusak kaki jangka maupun benda kerja.

Gambar 24 : Mengukur diameter lubang dengan jangka kaki

Membaca atau menentukan ukuran dengan menggunakan alat ukur lain seperti mistar, mikrometer dan alat ukur lain dengan cara menempatkan kaki jangka pada garis ukur atau skala yang ada pada alat ukur

Gambar 25 : Mengukur bukaan kaki jangka menggunakan mikrometer dan mistar ukur

3.1.3 Pengukur sudut

Gambar 26 : Mengukur sisi miring benda menggunakan bevel protractor

Cara penggunaan

- Bersihkan permukaan baja dan busur baja dan benda ukur. Aturlah kedudukan dari batang pemegang dengan mur pengencang.

- Rapatkan/impitkan atau sejajarkan bidang busur baja dengan bidang dan sudut yang diukur.

- Jika sudah yakin sudut yang diukur itu berimpit/rapat, maka kunci dikencangkan mur penguncinya, dan bacalah sudut yang didapat.

3.2 Alat Ukur TelitiDengan memilih alat ukur dan cara pengukuran yang tetap diharapkan dapat menghasilkan pengukuran yang baik. Hal ini tergantung pada kondisi benda ukur, alat ukur, dan ketentuan-ketentuan hasil yang diinginkan.

3.2.1 Jangka sorong

Cara pemakaian jangka sorong

1.Periksa kedudukan garis nol serta kesejajaran dan permukaan kedua rahang.

2.Buka mulut ukur dengan menggeser peluncur.

a.Apabila hendak mengukur tebal benda kerja, tempatkan kedua mulut ukur (rahang bawah) di antara objek ukur dengan rapat dan tepat.

b.Apabila hendak mengukur lebar celah benda kerja, tempatkan kedua mulut ukur (rahang atas) di antara celah benda kenja dengan rapat dan tepat.

c.Apabila hendak mengukur kedalaman lubang bertingkat atau bagian bertingkat, tempatkanlah lidah ukur menyentuh dengan rapat dan tepat pada bagian yang bertingkat.

3.Penekanan hendaknya tidak tenlalu kuat.

4.Pengukuran jangan menggunakan ujung rahang, tetapi diusahakan agar masuk ke dalam.

5. Setelah posisi pengukuran tepat, kencangkanlah baut pengikat kemudian baca hasil pengukurann

Ukuran dalam Ukuran kedalaman

Gambar 27 : Jangka Sorong dan Penggunaannya

3.2.2 Mikrometer

Memeriksa ketepatan Ukuran :

Sebelum mikrometer digunakan untuk pengukuran pada benda sebaiknya periksa dahulu ketepatan ukurannya. Caranya adalah sebagai berikut:

-Rapatkan poros geser pada alasnya (untuk mikrometer 0:25 mm) atau dengan mal/blok ukur (untuk mikrometer lebih dan 25 mm).

-Kemudian lihatlah ganis ukur pada tabung putar.

-Jika garis 0 pada tabung segaris dengan garis 0 pada tabung putar, berarti keadaan mikrometer itu baik.-Jika kedudukannya tidak tepat, maka hal ini harus diperbaiki dengan kunci khusus.

Pada setiap kotak mikrometer terdapat kunci dan sebuah mal. Kunci tersebut dimasukkan ke dalam lubang kecil tabung ukur, lahu putarlah ke kanan atau ke kiri sesuai dengan kedudukan yang tidak tepat tadi sehingga ke dua garis yang berangka 0 tadi segaris.

Gambar 28 : Memeriksa ketepatan ukuran.

Cara memeriksa micrometer :

Untuk mempertahankan usia pemakaian suatu alat ukur (mikrometer) ini harus dirawat/dipelihara dengan langkah-langkah sebagai berikut

a.Bersihkan mikrometer dan kotoran.

b.Berikan pelumasan bagian-bagian yang bergeser/bergerak (terutama ulirnya) dan bagian peraba (sensor) supaya tidak berkarat.

c.Simpanlah pada tempat yang sudah disediakan (kotak plastik / kayu) dalam keadaan baik.

Cara memegang mikrometer yang benar

Gambar 29 : Cara memegang dan mengukur dengan menggunakan mikrometer

Satu tangan : benda kerja bebas

Kelingking dan jari manis tangan kanan memegang mikrometer, jari lainnya memutar tabung putar atau racet hingga menyentuh benda ukur. Tangan kiri memegang benda kerja. Untuk menghindari tekanan yang berlebihan pada benda yang diukur, maka putarlah racet hingga terdengar bunyi klik dua kali ( maksimal tiga kali ).

Gambar 30 : Mengukur dengan mikrometer

Cara yang salah

Di waktu mengukur, jangan hanya memutar tabung putar saja. Hal ini bisa merubah hasil pengukuran, karena tekanan tangan yang memutar tidak stabil (harus betul-betul memakai perasaan).

Jangan menarik mikrometer ke luar dan benda kerja untuk dilihat hasil pengukurannya. Hal ini bisa merusak landasan dan ujung poros geser (aus).

Gambar 31 : Cara mengukur yang salah3.2.3 Pengukur Tinggi

Sebagai alat pengukur ketinggian suatu bidang atau permukaan alat ini juga dapat difungsikan sebagai alat untuk melukis bidang rata.

Menarik garis dengan alat pengukur-tinggi sama halnya dengan cara menarik garis dengan mempergunakan balok-gores. Pada waktu menarik garis dengan

mempergunakan alat ini, benda pekerjaan diletakkan di atas bantalan yang rata dan sejajar.

Gambar 32 : Posisi pengukur tinggi terhadap benda yang diukur/ditanda/dilukisMenarik garis-garis sejajar dan mendatar dengan alat pengukur tinggi, benda kerja diletakkan di atas bantalan rata dan sejajar yang diletakkan di atas pelat datar. Tangan kiri menekan benda pekerjaan, sedangkan tangan kanan mendorong alat pengukur tinggi yang kemudian terlukislah garis-garis yang sejajar pada batas-batas ukuran yang telah ditentukan.

Gambar 33 : Menarik garis sejajar dan mendatarMenarik garis sejajar saling berpotongan berpotongan tegak lurus, dalam pelukisannya sama dengan menarik garis sejajar hanya saja kedudukan benda kerja diatur/dirubah dari posisi mendatar ke posisi tegak atau berdiri

Gambar 34 : Menarik garis saling berpotonganGb. 34: Menarik garis sejajar saling berpotongan2. Perawatan alat ukur

Perawatan alat ukur harus selalu dilakukukan agar kepresisian alat ukur terjamin.Hal-hal yang perlu dilakukan adalah :

1. Selesai dipakai alat ukur harus selalu dibersihkan dengan kain yang lembut atau tissu bila perlu cuci dengan wash bensin

2. Alat ukur harus selalu disetel ketitik nol

3. Sebelum disimpan alat ukur dilapisi anti karat

4. Simpan alat ukur ditempat yang aman dan kondisinya tidak boleh menumpuk

5. Suhu ruangan 20 BAB III

SUMBER-SUMBER LAIN

YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI A. SUMBER-SUMBER PERPUSTAKAAN1. Daftar Pustaka

a. Mitotoyo co.LTD. Katalog Alat-Alat Ukur Presisi, Jakarta

b. Sirod Hantoro dan Thomas Sukardi 1990.Teknologi Pemeliharaan Mesin Perkakas, Liberty Yogyakarta.2. Daftar Referensi

a. Polman. Teori Pengukuran

b. Run Culley. Fitting and Machining

c. Drs. Taufik Rochim dan Soetarto S.M. Teknik Pengukuran(Metrologi Industri), DikmenjurB. DAFTAR PERALATAN/MESIN DAN BAHAN

1. Daftar Peralatan/Mesin

No.Nama Peralatan/MesinKeterangan

1. Jangka sorong Ketelitian 0,05mm dan 0,02

2. Micrometer luar Ketelitian 0,01mm dan 0,001mm

3. Micrometer dalamKetelitian 0,01mm dan 0,001mm

4. Busur derajatKetelitian 1

5. Bovel protektor Ketelitian 5

6. Telescoping

7. Dial test indikator0,01 mm

8. Height gauge (alat ukur ketinggian )

2. Daftar Bahan

No.Nama BahanKeterangan

1. Modul pelatihan (buku informasi,buku kerja,buku penilaianSetiap peserta

2. Buku referensi, manual book dllSetiap peserta

3. Kertas bergarisSetiap peserta

4. Kertas HVS A4Setiap peserta

5. Spidol WhiteboardSetiap peserta

6. Spidol MarkerSetiap peserta

7. ATK siswaSetiap peserta

8. Kain/TisuSetiap Peserta

9. Benda ukur

10. Wash Bensin

EMBED PBrush

EMBED PBrush

EMBED PBrush

EMBED PBrush

setengah milimeter

Ukuran milimeter

Rahang Geser

Rahang Tetap

Skala Nonius

Batang Geser

Mistar

Mur Pengikat

Tanduk Geser

"

8

2

1

/

1

6

8

4

2

0

0

1

4

8

5

3

1

6

4

2

0

7

1

6

1

5

1

2

1

1

1

4

1

3

1

7

5

3

1

6

8

0

1

4

2

Batang kedalaman

Tanduk Tetap

Mur Penyetel

Kaki

Jangka Luar

Sendi Jangka

diameter

(panjang)

PANJANG

MULAI

Memelihara alat-alat pengukur

Menggunakan bermacam-macam alat pengukur untuk mengukur/menentukan dimensi atau variabel

SELESAI

DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I.

DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS

Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 51 Lt. 6.A Jakarta Selatan

PAGE

_1077872481.unknown

_1077875435.unknown

_1077875542.unknown

_1077872072.unknown