MP Uu No 4 Tahun 2009

7
BAB VI USAHA PERTAMBANGAN Pasal 34 (1) Usaha pertambangan dikelompokkan atas: a. pertambangan mineral; dan b. pertambanqan batubara. (2) Pertambangan mineral sebagaimana dimaksud pada aynt (1) huruf a digolongkan atas: a. pertambangan mineral radioaktif; b. pertambangan mineral logam; c. pertambangan mineral bukan logam; dan d. pertambangan batuan. (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai penetapan suatu komoditas tambang ke dalam suatu golongan pertambangan mineral sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dengan peraturan pemerintah. BAB VII IZIN USAHA PERTAMBANGAN Bagian Keempat Pertambangan Mineral Paragraf 1 Pertambangan Mineral Radioaktif Pasal 50 WUP mineral radioaktif ditetapkan oleh Pemerintah dan pengusahaannya dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Paragraf 2 Pertambangan Mineral Logam Pasal 51 WIUP mineral logarn diberikan kepada badan usaha, koperasi, dan perseorangan dengan cara lelang. Pasal 52

description

Pembagian Bahan Galian

Transcript of MP Uu No 4 Tahun 2009

BAB VIUSAHA PERTAMBANGANPasal 34

(1) Usaha pertambangan dikelompokkan atas:a. pertambangan mineral; danb. pertambanqan batubara.

(2) Pertambangan mineral sebagaimana dimaksud pada aynt(1) huruf a digolongkan atas:a. pertambangan mineral radioaktif;b. pertambangan mineral logam;c. pertambangan mineral bukan logam; dand. pertambangan batuan.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai penetapan suatukomoditas tambang ke dalam suatu golonganpertambangan mineral sebagaimana dimaksud pada ayat(2) diatur dengan peraturan pemerintah.

BAB VIIIZIN USAHA PERTAMBANGANBagian KeempatPertambangan MineralParagraf 1Pertambangan Mineral RadioaktifPasal 50WUP mineral radioaktif ditetapkan oleh Pemerintah danpengusahaannya dilaksanakan sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.Paragraf 2Pertambangan Mineral LogamPasal 51WIUP mineral logarn diberikan kepada badan usaha, koperasi,dan perseorangan dengan cara lelang.

Pasal 52(1) Pemegang IUP Eksplorasi mineral logam diberi WIUPdengan luas paling sedikit 5.000 (lima ribu) hektare danpaling banyak 100.000 (seratus ribu) kiektare.(2) Pada wilayah yang telah diberikan IUP Eksplorasi minerallogam dapat diberilcan IUP kepada pihak lain urltukmengusahakan mineral lain yang keterdapatanrlyaberbeda.(3) Pemberian IUP sebagaimana dimaksud pada ayat (2)dilakukan setelah mempertimbangkan pendapat dari pemegang IUP pertamaPasal 53Pemegang IUP Operasi Produksi mineral logam diberi WIUPdengan luas paling banyak 25.000 (dua puluh limn ribu)hektare.Paragraf 3Pertambangan Mineral Bukan LogamPasal 54WIlJP mineral bukan logam diberikan kepada badan usaha,koperasi, dan perseorangan dengan cara permohonan wilayahkepada pemberi izin sebagaimana dimaksud dalarr~P asal37.

Pasal 55(1) Pemegang IUP Eksplorasi mineral bukan loga~n diberiWIUP dengan luas paling sedikit 500 (lima ratus) hektaredan paling banyak 25.000 (dua puluh lima ribu) hektare.

(2) Pada wilayah yang telah diberikan IUP Eksplorasi mineralbukan logam dapat diberikan IUP kepada pihak lainuntuk mengusahakan mineral lain yang keterdapatannyaberbeda.

(3) Pemberian IUP sebagaimana dimaksud pada ayat (2)dilakukan setelah mempertimbangkan peildapat daripemegang IUP pertama.Pemegang IUP Operasi Produksi mineral bukan logam diberiWIUP dengan luas paling banyak 5.000 (lima ribu) hektare.Pasal 56Pemegang IUP Operasi Produksi mineral bukan logam diberiWIUP dengan luas paling banyak 5.000 (lima ribu) hektare.

Paragraf 4Pertambangan BatuanPasal 57WIUP batuan diberikan kepada badarl usaha, koperasi, danperseorangan dengan cara permohonan wilayah kepadapernberi izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal37.

Pasal 58(1) Pemegang IUP Eksplorasi batuan diberi WIUP dengan luaspaling sedikit 5 (lima) hektare dan paling hanyak 5.000(lima ribu) hektare.(2) Pada wilayah yang telah diberikan IUP Eksplorasi batuandapat diberikan IUP kepada pihak lain untukmengusahakan mineral lain yang keterdapatannyaberbeda.(3) Pemberian IUP sebagaimana dimaksud pada ayat (2)dilakukan serelah mempertimbangkan pendapar daripemegang IUP pertama.

Pasal 59Pemegang IUP Operasi Produksi batuan diberi WIUP denganluas paling banyak 1.000 (seribu) hektare.Bagian KelimaPertambangan BatubaraPasal 60WIUP batubara diberikan kepada badan usaha, koperasi, danperseorangan dengan cara lelang.

Pasal 61(1) Pemegang IUP Eksplorasi Batubara diberi WIUP denganluas paling sedikit 5.000 (lima ribu) hektare dan palingbanyak 50.000 (lima puluh ribu) hektare(2) Pada wilayah yang telah diberikan IUP Elcsplorasibatubara dapat diberikan IUP kepada pihak lain untukmengusahakan mineral lain yang keterdapatannyaberbeda.(3) Pemberian IUP sebagaimana dimaksud pada ayat (2)dilakukan setelah mempertimbangkan pendapat daripemegang IUP pertama.

Pasal 62Pemegang IlJP Operasi Produksi batubara diberi WIUP densanluas paling banyak 15.000 (lima belas ribu) hektare.

Pasal 63Ketentuan lebih lanjut rnengenai tata cara memperoleh WiUPsebagaimana dimaksud dalam Pasal 51, Pasal 54, Pasal 57,dan Pasal6O diatur dengan peraturan pemerintah.

BAB IXIZIN PERTAMBANGAN RAKYAT

Pasal 66Kegiatan pertambangan rakyat sebagaimana dim3ksud dalarrlPasal 20 dikelompokkan sebagai berikut:a. pertambangan mineral logam;b. pertambangan mineral bukan logam;c. pertambangan batuan; dan/ ataud. pertarnbangan batubara.

Nama : Ivan sukawirawan BasoNim : 710013128

PENGGOLONGAN BAHAN GALIAN MENURUT UU NO. 4 Tahun 2009

Undang-Undang pertambangan No, 4 Tahun 2009 tentang Mineral dan Batu Bara, sesungguhnya tidak secara tegas mengatur secara khusus tentang pembagian golongan bahan galian sebagaimana dalam UU No. 11 Tahun 1967. Penggolongan bahan galian diatur bedasarkan padakelompok usaha pertambangan, sesuai Pasal 4, yaitu:1. Usaha Pertambangan dikelompokkan atas:a. Pertambangan mineral;b. Pertambangan batubara.2. Pertambangan mineral sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a digolongkan atas:a. Pertambangan mineral radio aktif;b. Pertambangan mineral logam;c. Pertambangan mineral bukan logam;d. Pertambangan batuanLebihlanjut,detailpengaturantentangtata cara pengusahaanmasing-masingkelompokdimaksud, dilakukan dengan pengaturan sebagai berikut:1. Pasal 50, khusus mengatur mengenai, pengusahaan mineral radioaktif;2. Pasal 51, 52, dan 53, mengatur mengenai pengusahaan mineral logam;3. Pasal 54, 55, dan 56, mengatur mengenai pengusahaan mineral bukan logam;4. Pasal 57, 58, 59, 60, 61, 62, dan 63, mengatur mengenai pengusahaan batubaraPengelompokan bahan galian, juga dapat dilihat dari pengaturan tentang izin pertambangan rakyat, sebagaimana diatur dalam Pasal,66, yaitu: kegiatan Pertambangan Rakyat sebagaimanadimaksud dalam Pasal 20 dikelompokkan sebagai berikut:1. Pertambangan mineral logam;2. Pertambangan mineral bukan logam;3. Pertambangan batuan; dan/atau4. Pertambangan batu bara.

Mineral Radioaktif :1. Uranium2. Uraninit3. Torbernit4. Autunit5. Carnotit

Mineral Logam:1. Logam besi terdiri dari Khrom (Cr), Kobalt (Co), Besi (Fe), Mangan (Mn), Molibdenum (Mo), Nikel (Ni), dan Wolfram (W). Persebaran jenis logam ini antara lain besi anyak dijumpai di Aceh, Sumatra Barat, Lampung, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Timur. Nikel banyak dijumpai di Sulawesi Tenggara, mangan di P. Timor, Yogyakarta, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Barat.2. Logam dasar terdiri dari Antinom (Sb), Bismut (B), Tembaga (Cu), Timbal (Pb), Seng (Zn), Air raksa (Hg), Timah putih (Sn). Persebaran jenis logam ini antara lain Timbal banyak ditemukan di Pulau Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Air raksa banyak ditemukan di Sumatra Barat, Jambi, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Jawa Barat. Tembaga banyak ditemukan di Aceh, Sumatra Barat, Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Gorontalo, Sulawesi Selatan, Maluku, Papua, dan Nusa Tenggara Timur. Timah putih banyak ditemukan di P. Batam, PBintan, Kep. Lingga, P. Bangka, Riau, dan Jambi.3. Logam radioaktif hanya terdapat di Papua4. Logam ringan dibedakan menjadi Alumunium (Al) yang banyak ditemukan hanya di Kalimantan Tengah dan Magnesium (Mg) yang banyak ditemukan hanya di Lampung.

Mineral Non Logam:1. Bahan galian bangunan meliputi andesit, granit, marmer, onik, batu apung, pasir dan batu, batu bara, serta aspal. Andesit banyak ditemukan di Sumatra Barat, Jawa Barat, dan Jawa Timur. Marmer banyak ditemukan di Sumatra Barat, Lampung, dan Jawa Timur. Batu apung banyak ditemukan di Kalimantan Barat dan P. Lombok. Pasir banyak ditemukan di Jawa Barat dan Jawa Tengah.2. Bahan galian mineral industri meliputi bentonit, barit, diatome, dolomit, magnesit, fosfat, belerang, batu gamping, talk, dan zeolit. Magnesit banyak ditemukan di Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Papua, dan P. Flores. Belerang banyak ditemukan Sumatra Utara, Jawa Barat, Jawa timur, dan Sulawesi Utara. Batu gamping banyak ditemukan di Aceh, Sumatra Barat, Sumatra Selatan, P. Jawa, P. Sumba dan Sumbawa, P. Timor, dan Papua.3. Bahan galian mineral keramik meliputi pasir kuarsa, bond clay, perlif, dan kaolin. Pasir kuarsa banyak ditemukan di Jawa Timur, Kalimantan Barat, Riau, P. Bangka, dan Papua. Perlif banyak ditemukan di P. Sumbawa dan Lampung. Kaolin banyak ditemukan di Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur.4. Bahan galian batu permata meliputi intan yang banyak ditemukan di Riau, safir di Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah, giok di Aceh, Jawa Tengah, Sulawesi Tenggara, dan P. Halmahera, serta granit banyak ditemukan di Sumatra Barat dan Kalimantan Barat.