MP - FIP Universitas Negeri Malangap.fip.um.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/output-KWU.pdf ·...

13

Transcript of MP - FIP Universitas Negeri Malangap.fip.um.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/output-KWU.pdf ·...

Page 1: MP - FIP Universitas Negeri Malangap.fip.um.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/output-KWU.pdf · Manajemen Ekstrakurikuler Karawitan di Sekolah Multikultural, ... Islam dkk, Manajemen
Page 2: MP - FIP Universitas Negeri Malangap.fip.um.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/output-KWU.pdf · Manajemen Ekstrakurikuler Karawitan di Sekolah Multikultural, ... Islam dkk, Manajemen

MPMANAJEMEN PENDIDIKAN

ISSN 0852-1921Volume 24 Nomor 6 September 2015

Berisi tulisan tentang gagasan konseptual, hasil penelitian, kajian dan aplikasi teori, dan tulisan praktis tentang manajemen pendidikan. Terbit dua kali setahun bulan Maret dan September, Satu Volume terdiri dari 6 Nomor. (ISSN 0852-1921)

Ketua Penyunting

Wakil Ketua Penyunting

Penyunting Pelaksana

Mitra Bestari

Pelaksana Tata Usaha

Desi Eri Kusumaningrum

Teguh Triwiyanto

SunarniAsep Sunandar

R. Bambang SumarsonoWildan ZulkarnainAhmad Nurabadi

Juharyanto

Dwi Deswari (UNJ)Rusdinal (UNP)Ali Imron (UM)

Aan Komariyah (UPI)Ahmad Yusuf Sobri (UM)

Imam GunawanSasi Maulina

Alamat Penyunting dan Tata Usaha: JurusanAdministrasi Pendidikan FIP Universitas Negeri Malang, Jln. Semarang No. 5 Malang 65145 Gedung E2 Telepon (0341) 551312 psw.219 dan 224. Saluran langsung dan fax. (0341) 557202. : [email protected] 1 (satu) nomor Rp.100.000,00 (Seratus Ribu Rupiah). Uang langganan dapatdikirimkan melalui rekening ke alamat Pelaksana Tata Usaha.

E-mail

MANAJEMEN PENDIDIKAN diterbitkan pertama kali tahun 1988 oleh JurusanAdministrasi Pendidikan dengan nama KELOLA.

Penyunting menerima sumbangan tulisan yang belum pernah diterbitkan dalam media lain. Naskah diketik di atas kertas HVS A4 spasi satu setengah minimal 20 halaman, dengan format seperti tercantum pada halaman belakang ("Petunjuk bagi Calon Penulis MP"). Naskah yang masuk dievaluasi dan disunting untuk keseragaman format, istilah, dan tata cara lainnya.

Page 3: MP - FIP Universitas Negeri Malangap.fip.um.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/output-KWU.pdf · Manajemen Ekstrakurikuler Karawitan di Sekolah Multikultural, ... Islam dkk, Manajemen

MANAJEMEN PENDIDIKANVOLUME 24, NOMOR 5, MARET 2015

DAFTAR ISI

Mengembangkan Alternatif-alternatif Pendekatan dalamPelaksanaan Supervisi Pengajaran, 467-482

Imam Gunawan

Implementasi Budaya Akademik dan Sikap Ilmiah Mahasiswa , 483-490Dwi Nur Nikmah

Tata Ruang Kantor Tata Usaha Sekolah dalam Mendukung Pekerjaan Perkantoran, 491-497Wildan Zulkarnain

Masalah Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah di Sekolah Dasar, 498-505Mustiningsih

Manajemen Pembelajaran Aqidah Islam untuk Menggali Potensi Anak, 506-514Aisyah Nuramini

Kondisi Sosial, Ekonomi, dan Motivasi Peserta Didik untuk MelanjutkanPendidikan ke Perguruan Tinggi, 515-522

Shinta Delly FarnilaAgus Timan

Ahmad Nurabadi

Manajemen Ekstrakurikuler Karawitan di Sekolah Multikultural, 523-530Satrio Ndaruyutanto

Manajemen Diklat Berjenjang oleh HIMPAUDI untuk MeningkatkanKompetensi Guru PAUD, 531-539

Annisa Puteri Kusuma LestariNurul Ulfatin

Sunarni

Penggunaan Media Teknologi Informasi dalam Hubungan Industridi Sekolah Menengah Kejuruan, 540-546

Desy Pranita KusumawatiAgus Timan

Ahmad Nurabadi

Iimplementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 dalamMeningkatkan Kualitas Lulusan, 547-553

Ernie PurwantiBambang Budi Wiyono

Asep Sunandar

Page 4: MP - FIP Universitas Negeri Malangap.fip.um.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/output-KWU.pdf · Manajemen Ekstrakurikuler Karawitan di Sekolah Multikultural, ... Islam dkk, Manajemen

Manajemen Pendidikan Kewirausahaan Berbasis Produksi, 554-562Alfi Ihyatul Islam

Ahmad Yusuf SobriDesi Eri Kusumaningrum

Akuntabilitas Keuangan Sekolah Berbasis Audit Keuangan, 563-570Ufifatul Ilma

Manamene Usaha Kesehatan Sekolah, 571-577Elya Indah Rahmawati

Hendyat SoetopoMaisyaroh

Pengembangan Pegawai , Ketersediaan Sarana Kearsipan, danKeefektifan Manajemen Kearsipan, 578-582

Fatia Ayu Cahyati

Manajemen Unit Produksi di Sekolah debagai Sarana Pembelajaran, 583-590Dina Ni’matul Maghfiroh

Page 5: MP - FIP Universitas Negeri Malangap.fip.um.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/output-KWU.pdf · Manajemen Ekstrakurikuler Karawitan di Sekolah Multikultural, ... Islam dkk, Manajemen

MANAJEMEN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAANBERBASIS PRODUKSI

Alfi Ihyatul IslamAhmad Yusuf Sobri

Desi Eri Kusumaningrum

e-mail: [email protected] Negeri Malang, Jl. Semarang 5 Malang 65145

Abstract: This study aims to describe the planning, organizing, implementation, evaluation, as wellas inhibiting and supporting factors for entrepreneurship educational activities based on theproduction at SDIT Plus Al Kautsar Malang. This studyused a qualitativethrough acase study.Results from this study is: (1) planning educational activities based on the production at SDIT PlusAl Kautsar Malang was through seeing the profile of the school and held a meeting to establish aprogram that is in accordance with the objectives and seeing the school environment; (2) there is noorganization specifically in the implementation of activities, but follow an integrated schoolorganizations with linked activities; (3) the implementation was carried out through production activitiesof tofu, soymilk, and organic gardens; (4) evaluation was done incidentally during ongoing activitiesand regular evaluation meetings which are held each month; and (5) the inhibiting factor is the dutyof teachers and learners which are quite a lot, the tight schedule of the school, the place and themeans of production that are still lesswhile the supporting factors are all parties are very supportiveand very enthusiastic about the activities both internally and externally.

Keywords: Education Management, EntrepreneurshipEducation, School Production Unit

Abstrak: penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perencanaan, pengorganisasian,pelaksanaan, pengevaluasian, serta faktor penghambat dan pendukung kegiatan pendidikankewirausahaan berbasis produksi di SDIT Plus Al Kautsar Malang.Penelitian ini menggunakanpendekatan kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Hasil dari penelitian ini adalah (1)perencanaankegiatan pendidikan berbasis produksi di SDIT Plus Al Kautsar Malang dengan melihat profil sekolahdan mengadakan rapat untuk membuat suatu program yang sesuai dengan tujuan dan melihatlingkungan sekolah. (2) tidak ada organisasi secara khusus dalam pelaksanaan kegiatan, namunmengikuti organisasi sekolah yang terintegrasi dengan kegiatan yang saling berhubungan.(3)pelaksanaannya dilakukan dengan kegiatan produksi tahu dan sari kedelai, serta kebun organik.(4)pengevaluasian dilakukan seacra insidentil pada saat kegiatan berlangsung dan secara rutin tiapbulan diadakan rapat evaluasi. (5)faktor penghambatnya adalah tugas untuk guru dan peserta didikyang cukup banyak, padatnya jadwal sekolah, tempat dan alat kegiatan produksi yang minimalis.Sedangkan faktor pendukungnya adalah semua pihak sangat mendukung dan sangat antusiasterhadap kegiatan, baik intern maupun ekstern.

Kata Kunci: manajemen pendidikan, pendidikan kewirausahaan, unit produksi sekolah

Globalisasi telah menuntut seluruh masyarakatdunia untuk kompetitif dalam persaingan global.Khususnya di era sekarang semua siswa selainmenguasai standar akademis, juga sangat dituntutmenjadi kreatif dan inovatif, menguasai teknologikomunikasi, mempunyai jiwa mandiri dalammemecahkan masalah dan sederetan tuntutanketerampilan yang di era 80-an tidak muncul. Haltersebut merupakan tuntutan untuk generasi 21,

dimana generasi ini mempunyai perilaku produktif,bukan konsumtif, dan peka dengan kebutuhanlingkungan masyarakat.Selain itu juga generasiyang selalu berpikir untuk menghasilkan dampakbuat lingkungan dan kesehatan, agar lingkungandi sekitarnya tetap terjaga kelestariannya danmampu memberikan manfaat kesehatan bagitubuhnya, untuk itu perlu adanya penanaman jiwawirausaha sedini mungkin di lingkungan pendidikan.

554

Page 6: MP - FIP Universitas Negeri Malangap.fip.um.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/output-KWU.pdf · Manajemen Ekstrakurikuler Karawitan di Sekolah Multikultural, ... Islam dkk, Manajemen

Islam dkk, Manajemen Pendidikan Kewirausahaan Berbasis Produksi 555

Jiwa kewirausahaan dapat ditanamkan sejakanak-anak mengikuti proses pendidikan di tingkatdasar. Pada masa ini merupakan masa yang palingpenting dalam proses pendidikan. Masamenempuh pendidikan di sekolah dasar adalahmasa-masa penanaman konsep knowledge dansikap yang terbaik. Anak di usia ini mempunyaidaya tanggap yang sangat baik terhadap setiapstimulus yang masuk ke dalam dirinya. Munandar(dalam Wijayanto, 2014:1) “usia sekolah dasardisebut juga sebagai masa pengembanganintelektual, dikarenakan pada masa itu anakmemiliki keinginan dan keterbukaan untukmendapatkan pengetahuan serta pengalaman.Padamasa ini anak memiliki rasa ingin tahu dan sifatyang realistis”.Anak-anak usia ini mempunyai rasaingin tahu yang tinggi, keterbukaan dan kemampuanuntuk merekam ataupun menyimpan setiapstimulusyang ada. Kemudian menjadikannyasebagai bagian integral dari dirinya, dimana adabeberapa bentuk nyata tertanamnya jiwawirausaha, yaitu mandiri, berani mengambil resiko,mampu bekerjasama, tagas dan sigap dalammenyelesaikan masalah, serta tanggungjawab. Jiwawirausaha tersebut diyakini akan sangat membantukehidupan seseorang dimasa dewasanya jikaditanamkan sejak dini. Oleh karena itu, perluadanya program penanaman jiwa wirausaha sedinimungkin di tingkat dasar.Adanya keterampilanaplikatif diharapkan dapat mengarahkan merekasebagai sosok-sosok mandiri yang mampumenjaga eksistensi dirinya dalam masyarakat,bahkan mengembangkan kondisi kehidupanmasyarakatnya secara prima.

Salah satu satuan pendidikan Sekolah Dasar(SD) yang telah mengimplementasikan pendidikankewirausahaan yaitu SDIT Plus Al KautsarMalang. SDIT Plus Al Kautsar Malang merupa-kan salah satu lembaga yang mengembangkanpendidikan kewirausahaan untuk menanamkanjiwa wirausaha sejak dini kepada peserta didik,agar mereka mampu mengembangkankesejahteraan hidupnya di masyarakat. Pendidikankewirausahaan yang berlangsung di SDIT Plus AlKautsar Malang telah dijalankan sejak tahun 2008,yang mana kegiatan ini telah mendapatkanpengakuan dari pemerintah dan telah mendapatkanuji kesehatan atas produk yang dihasilkan dalamkegiatan pendidikan kewirausahaan. Produk yangdihasilkan adalah sari kedelai dan tahu, selain itujuga sekolah ini mempunyai lahan pertanian yangmenghasilkan berbagai sayuran organik.

Kegiatan pendidikan kewirausahaan yang adadi SDIT Plus Al Kautsar Malang merupakanbentuk apresiasi dari adanya sekolah adiwiyata.Sekolah Adiwiyata merupakan tempat yang baikdan ideal, dimana dapat diperoleh segala ilmupengetahuan dan berbagai norma serta etika yangdapat menjadi dasar manusia agar terciptanyakesejahteraan hidup menuju kepada cita-citapembangunan berkelanjutan. Kegiatan inidiharapkan mampu mengajarkan siswa akanpentingnya ramah lingkungan, yaitu perlindungandan pengelolaan lingkungan hidup melalui tatakelola sekolah yang baik dalam mendukungpembangunan keberlanjutan. Dikatakan sebagaisalah satu wujud apresiasi dari sekolah adiwiyata,karena kegiatan kewirausahaan ini memproduksitahu dan sari kedelai tanpa adanya ampas (sisa-sisa bahan yang dibuang). Jadi selain menghasilkansuatu produk, kegiatan kewirausahaan inipunmengajarkan untuk ramah lingkungan.

Alasan peneliti memilih sekolah SDIT PlusAl Kautsar Malangkarena Sekolah ini merupakansalah satu sekolah di tingkat dasar yangmenyelenggarakan program kewirausahaan sejaktahun 2008. Sudah dijelaskan di atas bahwakegiatan kewirausahaan tersebut sangat ramahlingkungan, mampu mengahasilkan produk, yaitutahu non limbah dan sari kedelai yang jugaberkualitas dan baik untuk kesehatan, ada jugasayuran organik tanpa menggunakan pestisida.Selain itu sekolah ini merupakan Sekolah DasarIslam Terpadu (SDIT), yang unggul dan bercirikhas islami, mampu mengajarkan berbagai bidangilmu baik ilmu dunia maupun ilmu akhirat. Dengandemikian, peserta didik akan mendapatkanpembelajaran secara seimbang antara ilmu duniamaupun akhirat. Peserta didik dibekali keterampilanuntuk mampu menyejahterakan hidupnya denganmenjunjung nilai-nilai agama.

METODE

Penelitian ini menggunakan pendekatankualitatif dengan jenis penelitian studi kasus.Penelitiingin membuktikkan kajian yang mendalam tentangpendidikan kewiraushaan berbasis produksi danlebih menekankan pengungkapan fakta secara rincitentang penanaman life skill, nilai-nilai, dan jiwawirausaha kepada peserta didik. Penelitian inidilaksanakan di SDIT Plus Al Kautsar Malang.SDIT Plus Al Kautsar Malang bertemapt di jalanLaksamana Adi Suciptokecamatan Blimbing kotaMalang. Sekolah bernuansa islami ini di bawah

Page 7: MP - FIP Universitas Negeri Malangap.fip.um.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/output-KWU.pdf · Manajemen Ekstrakurikuler Karawitan di Sekolah Multikultural, ... Islam dkk, Manajemen

yayasan lembaga pendidikan dan sosial pelitahidayah.

Peneliti berperan sebagai instrumentsekaligus pengumpul data.Informan kunci dalampenelitian ini adalah Kepala Bagian Humas.Teknikyang digunakan peneliti dalam pengumpulan datayaitu observasi partisipasi nihil, wawancaraterstruktur dan tidak, dan studi dokumentasi.Data-data yang diperoleh peneliti selama di lapangankemudian dianalisis dengan langkah-langkahreduksi data, display data, dan verifikasidata .Pengecean keabsahan data, penelitimenggunakan kriterian derajat kepercayaandengan 3 teknik, yaitu triangulasi sumber maupunmetode, kecukupan bahan referensi, danpengecekan anggota.Tahap penelitian dilakukanmelalui tiga tahap, yaitu tahap persiapan, tahappelaksanaan, dan tahap pelaporan.

HASIL

Adanya pendidikan kewirausahaan di SDITPlus Al Kautsar Malang diharapkan mampumenanamkan life skill, nilai-nilai, dan jiwawirausaha sejak dini kepada peserta didik, agarkelak mereka mampu menyejahterakankehidupannya ketika terjun di lingkunganmasyarakat.Dilaksanakannya kegiatan produksidan kebun organik ini sebagai sumber belajar siswaagar mereka bisa belajar secara langsungmengikuti kegiatan mulai dar i persiapan,pengelolaan, menjaga, dan memasarkan produkdari hasil buatan mereka. Kegiatan pendidikankewirausahaan berbasis produksi di SDIT Plus AlKautsar Malang sangat ramah lingkungan. Haltersebut sesuai dengan profil sekolah yang sudahmengikuti sekolah adiwiyata nasional.

Pengadaan kegiatan pendidikan kewirausa-haan berbasis produksi di SDIT Plus Al KautsarMalang dengan melihat profil sekolah. Padaketerampilan, untuk perencanaan kegiatannyamaka diadakan rapat koordinasi untuk menapungide-ide yang sesuai dengan profil sekolah danmenunjang keterampilan peserta didik. Dariadanya rapat tersebut, maka akan ditentukankegiatan yang sesuai dengan hal tersebut.Padakurikulum, tentu perencanaan kegiatannya masukdalam pembelajaran, dimana guru yang lebihbertanggungjawab dalam pembuatan silabus, danRPP.

SDIT Plus Al Kautsar Malang t idakmempunyai organisasi khusus dalam kegiatanpendidikan kewirausahaan. Kegiatan ini

terintegrasi ke bagian-bagian yang ada padastruktur organisasi sekolah, dimana kegiatankewirausahaan masuk dalam bagian humas dandilaksanakan oleh masing-masing pokja (kelompokkerja), sedangkan untuk pendidikan danpembelajarannya masuk dalam akademik danpusat sumber belajar baik untuk siswa maupunguru.Tugas humas di sini hanya mengadakan danmenfasilitasi tempat untuk pelaksanaannya,sedangkan pada pelaksanaan kegiatannya tentuterdapat kelompok kerja (pokja), di mana pokjayang mampu mengatur dan mengelolakelangsungan kegiatan.Begitu juga dengan bidangakademik yang mengadakan kegiatan untuk pesertadidik dan pusat sumber belajar hanya memfasilitasi,sedangkan yang melakukan kegiatan di kelasadalah guru.

Kegiatan pendidikan kewirausahaan berbasisproduksi pada keterampilan terdapat dua kegiatan,yaitu produksi tahu dan sari kedelai, serta kebundengan berbagai sayuran organik.Dimana kegiatanini dilaksanakan setiap minggu sekali untuk kelastiga sampai kelas enam.Kegiatan ini melibatkanaktivitas peserta didik mulai dari pengelolaan bahan,hingga memasarkan produk yang sudah jadi.Kegiatan ini dilaksanakan di luar jam pelajaran dankelas, sehingga peserta didik yang mengikutisangatlah senang dan antusias dalam melaksa-nakan kegiatan.Selain itu juga pada kurikulum,pelaksanaan pendidikan kewirausahaan iniberlangsung di dalam kelas yang terintegrasikedalam mata pelajaran Pendidikan LingkunganHidup (PLH).Jadi peserta didik mendapatkanpengetahuan baik di dalam kelas maupun di luarkelas.

Pengevaluasian di SDIT Plus Al KautsarMalang dilakukan oleh Kepala Sekolah secarasistem. Apabila dilihat dari akademiknya maka yangdinilai adalah pencapaian akademik peserta didik,akan dilakukan seperti uji kompetensi, di sinigurulah yang lebih bertanggungjawab dengan haltersebut. Sistem pengevaluasian di SDIT Plus AlKautsar Malang berkenaan dengan kegiatanproduksi ini dilakukan secara terus menerus padasaat kegiatan, sedangkan setiap bulannya tentuakan ada pelaporan dari berbagai pihak yangbersangkutan untuk menyampaikan hasil darikegiatan yang dilaksanakan. Laporan kegiatan inidilakukan dalam rapat humas, di mana pada rapatini akan dilaporkan modal, hasil dan kendalakegiatan yang telah dilakukan untuk dievaluasi danditindaklanjuti.

556 MANAJEMEN PENDIDIKAN VOLUME 24, NOMOR 6, SEPTEMBER 2015: 554-562

Page 8: MP - FIP Universitas Negeri Malangap.fip.um.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/output-KWU.pdf · Manajemen Ekstrakurikuler Karawitan di Sekolah Multikultural, ... Islam dkk, Manajemen

Faktor penghambat adalah adanya tugas guruyang lebih, gurupun sering lalai dalam tahappersiapan sebelum pelaksanaan kegiatan, sehinggakonsistensi dari gurupun berkurang.Siswa disekolah juga masih terbilang sangatlah muda, jadiuntuk menumbuhkan konsistensinya masih terlalusulit.Selain itu juga tempat yang minimalis, sehinggaruang gerak peserta didik dan pembimbingpunterhambat karena tidak bisa menampung lebih darilima orang.Faktor pendukung manajemenpendidikan kewiausahaan berbasis produksi disekolah adalah semuanya mendukung kegiatanproduksi ini, baik intern maupun ekstern.Dari pihaksekolah, semua warga sekolah sangat antusiasdalam mengikuti kegiatan produksi tahudan sarikedelai, serta kebun organik.Pihak luar sekolahyang mengetahui kegiatan khas sekolah jugasangat mendukung, dan antusias dalammenanggapi adanya kegiatan tersebut.

PEMBAHASAN

Perencanaan kegiatan pendidikan kewirausa-haan ini sesuai dengan ranah keterampilan makadilihat dari profil sekolah yang mengikuti tuntutanpendidikan.Berawal dari profil sekolah, makadiadakannya rapat koordinasi untuk menampungsemua ide-ide yang sesuai dengan melihat kondisisekolah dan memanfaatkan sumber daya yang adadi sekolah untuk menunjang keterampilan usahapeserta didik.Menurut manulang (2009:9)perencanaan juga bisa diartikan sebagai penetapantujuan, policy, prosedur, budget, dan program darisuatu organisasi. Jadi, dengan perencanaan, fungsimanajemen dalam menetapkan tujuan yang akandicapai oleh organisasi, menetapkan peraturan-peraturan dan pedoman-pedoman pelaksanaanyang harus dituruti, dan menetapkan biaya yangdiperlukan dan pemasukan uang yang diharapkandiperoleh dari tindakan yang dilakukan.

Diadakannya rapat atau pertemuan denganmelibatkan Kepala Sekolah, staf dan tenagapendidik ini untuk merencanakan kegiatanpendidikan kewirausahaan yang disesuaikandengan kondisi dan kebutuhan sekolah. Padaproses perencanaan ini tentu akan ditetapkantujuan, program, biaya dan lain sebagainya sesuaidengan profil sekolah yang sudah mengikuti ESD(Education for Sustainable Development) danadiwiyata nasional. Jadi perencanaan kegiatanpendidikan kewirausahaan berbasis produksi diSDIT Plus Al Kutsar Malang ini dengan

memperhatikan berbagai aspek yaitu: ekonomi,sosial, budaya, lingkungan.

Kegiatan ini merupakan muatan khas sekolah,yang melihat kondisi sekolah, karakteristik budayasekolah dan lingkungan, untuk perencanaan yangdilakukan secara sistematis dengan KepalaSekolah, Kepala Bagian Humas, tenagakependidikan dan guru. Perencanaan yangdilakukan dengan menetapkan tujuan dan maksuddari sekolah untuk mengadakan suatu programpendidikan kewirausahaan berbasis produksi,memanfaatkan sumber daya yang ada dilingkungan sekolah, dan menentukan apa saja usahayang harus dilakukan untuk mencapai tujuannya.Hal tersebut sesuai dengan penjelasan dari Sutisna(dalam Kurniadin & Machali, 2009:127) bahwa“perencanaan meliputi beberapa hal antara lain:(a) penetapan tujuan-tujuan dan maksud-maksudorganisasi; (b) perkiraan lingkungan (sumber-sumber dan hambatan) dalam hal apa tujuan-tujuandan maksud itu harus dicapai; (c) penentuanpendekatan yang akan mencapai tujuan-tujuan danmaksud itu.”

SDIT Plus Al Kautsar Malang membuatkegiatan unit produksi kedai sekolah, tahu, sarikedelai dan sayuran organik.Hal tersebut sesuaidengan yang dijelaskan oleh Saroni (2012:183)“unit produksi barang merupakan suatu kegiatanyang melibatkan langsung semua elemen yang adadi sekolah untuk melakukan berbagai kegiatanusaha unutk meningkatkan income baik bagisekolah maupun bagi setiap individu”. Unitproduksi di SDIT Plus Al Kautsar Malang inimelibatkan seluruh guru dan peserta didik, khususpelaksanaan kegiatan produksi hanya melibatkansiswa mulai dari kelas tiga sampai enam untuk ikutserta mengelola mulai dari membuat, hinggamenjual suatu produk, jadi semua warga sekolahmempunyai peran dalam pelaksanaan unit produksisebagai wahana pendidikan kewirausahaanberbasis produksi kepada peserta didik.

Kegiatan pendidikan kewirausahaan telahterintegrasi ke kurikulum sehingga kini masukdalam kompetensi dasar, indikator danpembelajaran. Gurulah yang berperan untukmelaksanakan perencanaannya melalui pembu-atan silabus dan rencana belajar, rencana ini tentuakan disesuaikan dengan pelajarannya dankebutuhan peserta didik. Berdasarkan hal tersebutmenurut Barnawi dan Arifin (2012:62) “pada tahapperencanaan dilakukan dengan cara mengadaptasisilabus dan RPP dengan menambahkan pada

Islam dkk, Manajemen Pendidikan Kewirausahaan Berbasis Produksi 557

Page 9: MP - FIP Universitas Negeri Malangap.fip.um.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/output-KWU.pdf · Manajemen Ekstrakurikuler Karawitan di Sekolah Multikultural, ... Islam dkk, Manajemen

materi, langkah-langkah dan penilaian terhadapnilai-nilai kewirausahaan”.

organisasi khusus tidak ada dalam kegiatanpendidikan kewirausahaan di SDIT Plus AlKautsar Malang, hanya mengikuti strukturorganisasi sekolah, di mana kegiatan kewirausa-haan masuk dalam bagian humas sedangkan untukpendidikan dan pembelajarannya masuk dalamakademik dan pusat sumber belajar baik untuksiswa maupun guru. Pengorganisasian inimerupakan kegiatan dasar manajemen sekolah,dimana pengorganisasian tentu memberikan tugas,wewenang, dan tanggungjawab yang terperincimenurut bidang-bidang dan batas kewenangannya.Hal ini sesuai dengan menurut Kurniadin danMachali (2009:130) bahwa “pengorganisasianberarti menciptakan suatu struktur dengan bagian-bagian yang terintegrasi sehingga mempunyaihubungan yang saling mempengaruhi satu samalain.”

Perlu adanya koordinasi antara satu anggotadengan anggota yang lain, dan mampumengkonfirmasikan dengan pemimpin yaitu kepalasekolah agar upaya yang dilakukan dapat diketahuibagaimana perkembangannya. Pada pendidikankewirausahaan ini gurulah yang paling berperanpenting dalam keberhasilan kegiatan, karenagurulah yang terjun langsung melakukanpembelajaran kepada peserta didik.Pada pelaksa-naan kegiatannya tentu terdapat kelompok kerja(pokja), yang mampu mengatur keberlangsungankegiatan dan dikoordinasikan oleh kepala bagianhumas, akademik, PSB dan kepala sekolah.Berdasarkan hal tersebut Kurniadin dan Machali(2009:130) menjelaskan bahwa “pengorganisasianadalah suatu kegiatan pengaturan atau pembagianpekerjaan yang dialokasikan kepada sekelompokorang atau karyawan yang dalam pelaksanaannyadiberikan tanggungjawab dan wewenang sehinggatujuan organisasi dapat tercapai secara efektif danefisien”.Dengan demikian kegiatan kewirausahaanberbasis produksi akan berjalan sesuai dengantujuan bila semua anggota organisasi sekolah dapatterlibat dan mampu bekerjsama dengan baik.

Kegiatan kewirausahaan yang diberikansekolah kepada peserta didik di SDIT Plus AlKautsar malang ini mampu diarahkan dandikondisikan sesuai dengan lingkungan sekolah,sehingga peserta didik mempunyai apresiasi danpersepsi yang benar terhadap kegiatankewirausahaan. Menurut Saroni (2012:151) “salahsatu aspek yang perlu kita tanamkan ke dalam hatimereka adalah perasaan senang terhadap kegiatan

wirausaha. Anak-anak memang harus diarahkanagar menyenangi kegiatan wirausaha sehinggamemosisikan kegiatan ini sebagai kegiatan tanpabeban”.Sesuai dengan pendapat tersebut SDITPlus Al kautsar Malang telah mengimplemen-tasikan kegiatan pendidikan kewirausahaansebagai kegiatan yang menyenangkan dan mampumenarik perhatian peserta didik walaupun tanpadiberikan motivasi yang tinggi. Dengan demikian,jika peserta didik sudah mempunyai perasaan sukadan enjoy ketika melakukan kegiatan keiwrau-sahaan, maka sekolah bisa dikatakan telahmenanamkan jiwa wirausaha secara integraldalam diri peserta didik.

Pelaksanaan kegiatan pendidikan kewirausa-haan berbasis produksi di SDIT Plus Al KautsarMalang tentu menginginkan peserta didiknya kelakmempunyai keterampilan agar mereka mampumenyejahterakan hidupnya dan menjadi wirausa-hawan. Untuk menjadi wirausahawan (entrepre-neur) diperlukan beberapa keterampilan,keterampilan tersebut menurut Soemanto(2011:63), yaitu:(1) keterampilan berpikir kreatif.Pemikiran kreatif itu didukung oleh dua hal, yaitupegerahan daya imajinasi dan proses berpikirilmiah. (2) Keterampilan dalam pembuatankeputusan. Mengambil keputusan tidak memulaidari fakta-fakta, namun mengambil keputusanbertolak pada pendapat. (3) Keterampilan dalamkepemimpinan. Seseorang mampu memilikiketerampilan untuk memimpin dirinya sendiri, bilaia giat belajar untuk memiliki kepribadianwirausaha yang kuat. (4) Keterampilan manajerial.Ia harus mampu mengelola segenap sumber, baiksumber material maupun personal untuk mencapaisukses hidup. (5) Keterampilan dalam bergaulantar manusia (Human Relations). Kitahendaknya membiasakan diri untuk bergaul denganorang lain di dalam kehidupan sehari-hari, agarsaling mengenal dengan mengahadapi berbagai tipekarakter manusia lain.

Kelima keterampilan tersebut telah diterapkandalam kegiatan produksi di SDIT Plus Al KautsarMalang, yaitu (1) Keterampilan berpikir positif:peserta didik diberikan pembelajaran untuk bisaberpikir kreatif dalam mengelola lahan danproduksi tahu dan sari kedelai. (2) Keterampilandalam pembuatan keputusan: peserta didikdiberikan kepercayaan untuk bisa mengambilkeputusan sendiri dalam mengelola lahan danmembuat tahu dan sari kedelai sendiri hanyadengan pantauan dari guru pembimbingnya. (3)Keterampilan dalam memimpin: peserta didik

558 MANAJEMEN PENDIDIKAN VOLUME 24, NOMOR 6, SEPTEMBER 2015: 554-562

Page 10: MP - FIP Universitas Negeri Malangap.fip.um.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/output-KWU.pdf · Manajemen Ekstrakurikuler Karawitan di Sekolah Multikultural, ... Islam dkk, Manajemen

bertanggungjawab atas tugasnya sendiri, ia harusmampu memimpin dirinya sendiri untuk bisamelaksanakan kegiatan tugasnya. (4) Keterampil-an manajerial: peserta didik mengatur sendiri apayang perlu digunakan dalam mengelola lahan danmembuat tahu dan sari kedelai. (5) Keterampilandalam bergaul antar manusia: peserta didik dapatmenjalin hubungan baik dengan teman-temannyamaupun dengan guru pembimbingnya. Dengandemikian perlu diterapkannya kelima keterampilantersebut dalam pelaksanaan pendidikankewirausahaan di sekolah, karena kelak merekaakan menjadi manusia wirausahawan yangtangguh.

Adanya kegiatan produksi di SDIT Plus AlKautsar Malang ini bertujuan untuk menanam-kan life skill, jiwa wirausaha dan nilai-nilaikewirausahaan. Nilai-nilai yang perlu dikem-bangkan sekolah dan ditanamkan kepadapeserta didik adalah nilai-nilai yang menun-jukkan ciri-ciri seorang wirausaha. Selainketerampilan atau kecakapan hidup, SDIT PlusAl Kautsar Malang yang melaksanaan kegiatanpendidikan kewirausahaan juga menanamkannilai-nilai kewirausahaan. Hal tersebut sesuaidengan apa yang dijelaskan oleh Barnawi danArifin (2012:65) bahwa “nilai-nilai yangdimaksud ada tujuh belas, yaitu mandiri, kreatif,berani mengambil resiko, berorientasi padatindakan, kepemimpinan, kerja keras, jujur,disiplin, inovatif, tanggung jawab, kerjasama,pantang menyerah (ulet), komitmen, realistis,rasa ingin tahu, komunikatif dan motivasi kuatuntuk sukses”. SDIT Plus Al Kautsar Malangini ber tu juan untuk menanamkan danmengembangkan ketujuh belas nila i-nila ikewirausahaan tersebut, agar peserta didikmampu mengaplikasikannya dalam kehidup-annya.

Sesuai dengan nila i-nilai yang harusdikembangkan di sekolah, tentu sekolah harusmampu menanamkan ciri dan watak kewirausa-haan kepada peserta didik.Dengan adanyapenanaman tersebut, maka diharapkan pesertadidik mampu mengimplementasikannya baik dilingkungan sekolah, keluarga maupun masyarakat.SDIT Plus Al Kautsar mengembangkan nilai-nilaikewirausahaan di sekolah tentu untukmenanamkan pula ciri dan watak kewirausahaanyang harus dimiliki oleh peserta didik. Hal tersebutsesuai dengan pendapat Nasution, Noer, dan Suef(2001:12) yang dapat dilihat pada Tabel 1

Tabel 1 Ciri dan Watak Kewirausahaan

Ciri WatakPercaya diri Keyakinan, kemandirian, indivi-

dualitas, optimalitasBerorientasi tugas Kebutuhan akan prestasi,dan hasil berorientasi hasil, ketekunan dan

ketabahan, tekad kerja keras,mempunyai dorongan kuat,energerikbdan inisiatif

Pengambil resiko Kemampuan mengambil resiko,suka pada tantangan

Kepemimpinan Bertingkah laku sebagai pemim-pin, dapat bergaul dengan oranglain

Orisinilitas Fleksibel, punya banyak sumber,serba biasa, mengetahui banyakhal

Berorientasi ke Pandangan ke depan, perspektifmasa depan

(Sumber: Nasution, Noer, dan Suef, 2001:Membangun Spirit Entrepreneur Muda Indonesia,Suatu Pendekatan Praktis Dan Aplikatif).

Ciri dan watak tersebut yang ingin diwujudkandan ditanamkan SDIT Plus Al Kautsar Malangkepada peser ta didik, agar kelak merekamempunyai tujuan hidup yang berorientasi padakesejahteraan di masa depan. Selain itu, merekaakan mempunyai ambisi dan keberanian untukmencapai apa yang diinginkan.

Pendidikan kewirausahaan terintegrasi didalam proses pembelajaran adalah penginterna-lisasian nilai-nilai kewirausahaan ke dalampembelajaran. Pelaksanaan pendidikan kewirau-sahaan di SDITPlus Al Kautsar Malang terintegrasike dalam kurikulum, khususnya masuk dalampelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH).Terintegrasi ke kurikulum ini untuk mengukursejauhmana pengetahuan peserta didik terhadapapa yang diberikan oleh gurunya.

Dalam proses pembelajaran tentu guru harusmampu menanamkan jiwa wirausaha ataupun nilai-nilai kewirausahaan kepada peserta didik. Jiwawirausaha perlu ditanamkan secara integral kepadapeserta untuk mendorong perkembangan kreatifitaspeserta didik dalam memecahkan suatu masalahdan menemukan peluang, dimana peserta didikakan menerapkan apa yang diperoleh dari prosespembelajaran. Ada beberapa petunjuk pola pikiryang mendorong perkembangan kreativitasmenurut Rahayu (2011:56), yakni:jangan berfikirbahwa jawaban yang hanya ada satu. Beri

Islam dkk, Manajemen Pendidikan Kewirausahaan Berbasis Produksi 559

Page 11: MP - FIP Universitas Negeri Malangap.fip.um.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/output-KWU.pdf · Manajemen Ekstrakurikuler Karawitan di Sekolah Multikultural, ... Islam dkk, Manajemen

kesempatan pada peserta didik menjawab secaraberbeda atau dengan perspektif yang berbeda.Jangan terpaku pada hal-hal yang praktis saja,biarkan imajinasi berkembang, beri waktu pesertadidik untuk megembangkan imajinasinya.Janganberfikir bahwa berbuat salah itu salah.Kemungkinannya peserta didik harus berbuat salahkarena tidak tahu cara yang seharusnya, tetapijangan menutup kemungkinan bahwa melalui suatukesalahan kadang ditemukan ide kreatif. Janganmengatakan mereka aneh, karena setiap terobosankreatif selalu dibilang gila.Sesuatu yang baru tidakselalu diapresiasi, tetapi sering dianggap sebagaisesuatu yang tidak lazim. Namun ketika orang laintahu manfaatnya, orang baru mengakui bahwa haltersebut suatu kreativitas. Jangan sebut pesertadidik tidak mempunyai bakat kreatif, karena ucapantersebut pantulan pikiran yang membelenggu dirimereka untuk kreatif.Jadilah guru yang menjadijendela kreativitas, di mana peserta didik dapatmelihat banyak kemungkinan dalam mengatasimasalah.

Ciri-ciri kreativitas peserta didik akanterbentuk dengan bantuan dari guru, artinya gurusangatlah berperan penting dalam pembentukankreativitas peserta didiknya. Beberapa petunjuktersebut dapat menjadi pedoman seorang gurudalam memberikan pendidikan kepada pesertadidiknya. Karena dengan beberapa hal tersebuttentu peserta didik akan mampu mengembangkankretivitasnya baik di lingkungan sekolah maupundi luar sekolah.

Pengevaluasian merupakan suatu tindakanuntuk menilai sejauh mana keberhasilan kegiatanyang dilaksanakan oleh organisasi. Berdasarkantemuan penelitian dapat diketahui tentangpengevaluasian pendidikan kewiarusahaanberbasis produksi yang ada di SDITPlus Al KautsarMalang yaitu secara sistem. Apabila dilihat dariakademiknya maka yang dinilai adalah pencapaianakademik peserta didik, akan dilakukan seperti ujikompetensi, di sini gurulah yang lebih bertang-gungjawab dengan hal tersebut. Menurut Kurniadindan Machali (2009:130) bahwa “pengevaluasianmengandung aspek pengukuran, pengamatan,pencapaian tujuan, adanya alat atau metodetertentu, dan berkaitan dengan seluruh kegiatanyang telah dilaksanakan sebelumnya”.

Ada beberapa aspek yang perlu diperhatikanguruuntuk bisa mengidentifikasi apakah pesertadidik telah memiliki salah satu dari beberapa aspektersebut, sehingga SDIT Plus Al KautsarMalangdikatakan mampu menanamkan jiwa

wirausaha kepada peserta didik yang usianya masihsangat muda. Walaupun masih muda mereka bisamenerima dan tanggap atas apa yang diberikankepada mereka. Hal ini sesuai dengan penjelasandari Nasution, Noer, dan Suef (2001:12) tentangaspek-aspek yang digunakan sebagai acuan dalammengidentifikasi jiwa wirausaha.

Sistem pengevaluasian di SDITPlus AlKautsar berkenaan dengan kegiatan produksi inidilakukan secara terus menerus pada saatkegiatan, sedangkan setiap bulannya tentu akanada pelaporan dari berbagai pihak yangbersangkutan untuk menyampaikan hasil darikegiatan yang dilaksanakan. Sesuai dengan haltersebut dijelaskan oleh Kurniadin dan Machali(2009:130) bahwa “pengevaluasian berfungsiuntuk mengukur tingakat efektifitas kerja personaldan tindakan tingkat efisiensi penggunaan metodedan alat tertentu dalam usaha mencapai tujuanorganisasi sehingga pengevaluasian sesungguhnyamerupakan alat pengukur terhadap efektifitas danefisiensi organisasi”.

Setiap pelaksanaan kegiatan tentu tidak dapatdipungkiri dan tentu akan ditemukannya faktorpenghambat dan pendukung. Faktor penghambatdalam pelaksanaan kegiatan pendidikankewirausahaan berbasis produksi di SDITPlus AlKautsar Malang adalah adanya tugas guru yanglebih, guru sering lalai dalam tahap persiapansebelum pelaksanaan kegiatan serta konsistensidari gurupun kurang. Siswa di sekolah juga masihterbilang sangatlah muda, jadi untuk menumbuhkankonsistensinya masih terlalu sulit.

Selain itu juga terdapat alat yang sederhanadan sangat minimalis untuk digunakan, bila jarangdigunakan akan membuat mesin bisa rusak dandigunakan secara berlebihanpun akan membuatmesin juga bisa rusak, jadi untuk penggunaan mesinjuga harus sesuai dengan kapasitasnya ataupunsecara rutin dengan aturan yang ada. Faktortempat yang minimalis juga menjadi penghambatdalam pelaksanaan produksi ini, sehingga tempatyang cukup ini kurang memberikan kenyamanandalam pelaksanaan kegiatan. Di sisi lain juga peranpembimbingpun sangatlah dituntut ekstra, karenaharus mengawasi apa yang dilakukan pesertadidiknya dengan ruang gerak yang terbatasi.

Faktor pendukung manajemen pendidikankewirausahaan berbasis produksi di sekolah adalahsemuanya mendukung kegiatan produksi di sekolah,baik intern maupun ekstern.Dukungan dari internyakni pihak sekolah, seluruh warga sekolahsangatlah mendukung dan antusias mengikuti

560 MANAJEMEN PENDIDIKAN VOLUME 24, NOMOR 6, SEPTEMBER 2015: 554-562

Page 12: MP - FIP Universitas Negeri Malangap.fip.um.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/output-KWU.pdf · Manajemen Ekstrakurikuler Karawitan di Sekolah Multikultural, ... Islam dkk, Manajemen

kegiatan pendidikan kewirausahaan berbasisproduksi yang ada di sekolah, karena kegiatan inibersifat positif dan mampu membangun jiwawirausaha baik peserta didik maupun guru.Tidakhanya membangun jiwa wirausaha dan keteram-pilan, namun juga mengajarkan tentang pendidikanlingkungan hidup yang menekankan kebersihanuntuk menjaga lingkungan agar tidak terjadipencemaran lingkungan. Selain itu juga adadukungan dari ekstern, yaitu orangtua peserta didik,sekolah lain yang ada di sekitar SDITPlus AlKautsar Malang dan instansi non formal lainnya.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Perencanaan pendidikan kewirausahaanberbasis produksi di SDIT Plus Al Kautsar Malangini melihat dengan profil sekolah, visi, misi dantujuan apa yang akan dicapai dengan melaksanakansuatu kegiatan. Sedangkan pengintegrasian kekurikulum masuk dalam pembelajaran yangdilaksanakan sesuai dengan RPP dan silabus.Perencanaan yang dilakukan sudah sesuai dengankonsep perencanaan. Pengorganisasian yang adadi SDIT Plus Al Kautsar Malang tidak terstruktursecara khusus namun struktur dengan bagian-bagian yang terintegrasi sehingga mempunyaihubungan yang saling mempengaruhi. Apabiladilihat dari keterampilannya, maka kegiatannya dibawah tanggung jawab Kepala Bagian Humas,Sedangkan bila dilihat dari akademiknya makayang bertanggung jawab adalah Kapala BagianAkademik dan PSB (Pusat Sumber Belajar). Selainitu juga yang bertanggung jawab dalampelaksanaan kegiatan di kelas maupun di luar kelasadalah Pokja (Kelompok Kerja), yaitu guru-gurudi SDIT Plus Al Kautsar Malang. Pelaksanaankegiatan pendidikan kewiausahaan berbasisproduksi di SDIT Plus Al Kautsar Malang iniberlangsung terintegrasi ke kurikulum, sehinggapelaksanaannya dilakukan dalam pembelajaranyang terintegrasi ke mata pelajaran. Sedangkanpelaksanaan pada ranah keterampilan berlangsungdengan melibatkan peserta didik untuk ikut terjunmemproduksi tahu dan sari kedelai serta menanamsayuran organik di lahan sekolah. Apabila dilihatdari akademiknya maka yang dinilai adalahpencapaian akademik peserta didik, akan dilakukanseperti uji kompetensi, di sini gurulah yang lebihbertanggungjawab dengan hal tersebut.Pengevaluasian di SD Plus Al Kautsar berkenaan

dengan kegiatan produksi ini dilakukan secara terusmenerus pada saat kegiatan, sedangkan setiapbulannya tentu akan ada pelaporan dari berbagaipihak yang bersangkutan untuk menyampaikanhasil dari kegiatan yang dilaksanakan.Faktorpenghambat manajemen pendidikan kewiausahaanberbasis produksi di sekolah adalah adanya tugasguru yang lebih, guru sering lalai dalam tahappersiapan sebelum pelaksanaan kegiatan sertakonsistensi dari gurujuga kurang.Siswa di sekolahmasih terbilang sangatlah muda, jadi untukmenumbuhkan konsistensinya masih terlalusulit.Faktor pendukung manajemen pendidikankewiausahaan berbasis produksi di sekolah adalahsemuanya mendukung kegiatan produksi ini, baikintern maupun ekstern.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini diberikansaran kepada beberapa pihak yaitu: (1) KepalaSDIT Plus Al Kautsar Malang hendaknyamenyediakan tempat yang lebih luas untuk kegiatanproduksi agar kegiatan dapat berjalan secaramaksimal dan tidak mengganggu ruang gerakpeserta didik dan guru. (2) Kepala Bagian HumasSDIT Plus Al Kautsar Malang hendaknyamenunjukkan kegiatan produksi tahu dan sarikedelai, serta kebun organik kepada masyarakatluas pada saat kegiatan open house, ataupunmenceritakannya melalui majalah, dan websitesekolah agar masyarakat luas mengetahui bahwaSDIT Plus Al Kautsar Malang mempunyaikegiatan unggul yang khas dan unik dari sekolahlain. (3) Penanggungjawab kegiatan produksi/GuruSDIT Plus Al Kautsar Malang hendaknya mampumenubuhkan dan menjaga konsistensinya padakegiatan produksi, sehingga kegiatan dapatdijadwalkan dan dilaksanakan sesuai dengan tujuansekolah. (4) Bagi Mahasiswa Jurusan AdministrasiPendidikan, hasil penelitian ini hendaknya bisadigunakan sebagai bahan untuk menambahreferensi yang memiliki keterkaitan denganmanajemen pendidikan kewirausahaan yangdilaksanakan di Sekolah Dasar, mengingat programini belum banyak diterapkan di sekolah tingkatdasar. (5) Peneliti Lain, hendaknya peneliti laindapat melanjutkan keterbatasan peneliti, yaitubelum dapat menggali informasi lebih dalam daribeberapa pihak di SDIT Plus Al Kautsar Malangmengenai manajemen pembelajaran kewirausa-haan di dalam kelas yang terintegrasi ke dalamkurikulum.

Islam dkk, Manajemen Pendidikan Kewirausahaan Berbasis Produksi 561

Page 13: MP - FIP Universitas Negeri Malangap.fip.um.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/output-KWU.pdf · Manajemen Ekstrakurikuler Karawitan di Sekolah Multikultural, ... Islam dkk, Manajemen

DAFTAR RUJUKAN

Barnawi dan Arifin, M. 2012.School PreneurshipMembangkitkan Siswa dan SikapKewirausahaan Siswa.Yogyakarta: ArRuzz Media.

Kurniadin, D., & Machali, I. 2009. ManajemenPendidikan: Konsep dan Prinsip Penge-lolaan Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz.

Manulang, M. 2002. Dasar-dasar Manajemen.Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Nasution, A.H., Noer B.A., & Suef, M.2001.Membangun Spirit EntrepreneurMuda Indonesia: Suatu PendekatanPraktis dan Aplikatif . Jakarta: PTGramedia.

Rahayu, E.S. 2011.Kewirausahaan di SMK (1).Jakarta: Bisnis Center SMKN7 Jakarta.

Saroni, M. 2012. Mendidik dan MelatihEntrepreneur Muda (Membuka Kesa-daran Atas Pentingnya KewirausahaanBagi Anak Didik).Yogyakarta: Ar RuzzMedia.

Soemanto, W. 2002.Pendidikan Wiraswasta.Jakarta: PT Bumi Aksara.

Wijayanto, S. 2014. Hubungan antara status gizidan kebiasaan sarapan pagi denganprestasi belajar anak di SD Muhamma-diyah 16 Surakarta.UNY. (Online) (http://eprints.ums.ac.id/30065/2/2._BAB_1.pdf),diakses pada tanggal 2 Februari tahun 2014.

562 MANAJEMEN PENDIDIKAN VOLUME 24, NOMOR 6, SEPTEMBER 2015: 554-562