Mp. Andika Puskesmas Wajak

36
METODE PELAKSANAAN REHABILITASI PUSKESMAS WAJAK 1. Latar Belakang Mengikuti pengadaan barang/jasa pemerintah pada Kegiatan Rehabilitasi Puskesmas Wajak sesuai Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010. 2. Maksud dan Tujuan 2.1 Menjadi penyedia jasa pekerjaan konstruksi pada Kegiatan Rehabilitasi Puskesmas Wajak. 2.2 Memperoleh pengalaman kerja sebagai penyedia jasa konstruksi pada kegiatan Rehabilitasi Puskesmas Wajak. 2.3 Berperan aktif dalam kegiatan jasa konstruksi di Indonesia pada umumnya dan Provinsi Jawa Timur pada khususnya. 2.4 Turut berpartisipasi dalam program pembangunan di Indonesia. 3. Lokasi Lokasi Kegiatan Rehabilitasi Puskesmas Wajak berada di Kabupaten Malang, Jawa Timur. 4. Lingkup Pekerjaan Seluruh pekerjaan yang dilaksanakan sesuai ketentuan yang tertuang dalam Kontrak (RKS, Gambar, dan Berita Acara Penjelasan Pekerjaan). Lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan meliputi: 4.1 REHAB GEDUNG BELAKANG LAMA LANTAI 2, Terdiri dari: 4.1.1 Pekerjaan Persiapan 4.1.2 Pekerjaan Pasangan Plesteran dan Lantai 4.1.3 Pekerjaan Beton 4.1.4 Pekerjaan Plafond / Langit-Langit 4.1.5 Pekerjaan Pengecatan 4.1.6 Pekerjaan Instalasi Listrik 4.2 REHAB GEDUNG INDUK DEPAN DAN SAMPING LANTAI 1, Terdiri dari : 4.2.1 Pekerjaan Persiapan 4.2.2 Pekerjaan Tanah 4.2.3 Pekerjaan Pasangan 4.2.4 Pekerjaan Plesteran dan Lantai 4.2.5 Pekerjaan Beton 4.2.6 Pekerjaan Besi dan Alumunium 4.2.7 Pekerjaan Penggantung dan Kaca 4.2.8 Pekerjaan Pengecatan 4.2.9 Pekerjaan Instalasi Listrik 4.2.10 Pekerjaan Instalasi Air 4.3 REHAB GEDUNG INDUK DEPAN DAN SAMPING LANTAI 2, Terdiri dari : 4.3.1 Pekerjaan Pasangan 4.3.2 Pekerjaan Plesteran dan Lantai 4.3.3 Pekerjaan Beton PENDAHULUAN A.

description

metode pelaksanaan

Transcript of Mp. Andika Puskesmas Wajak

Page 1: Mp. Andika Puskesmas Wajak

METODE PELAKSANAAN

REHABILITASI PUSKESMAS WAJAK

1. Latar Belakang

Mengikuti pengadaan barang/jasa pemerintah pada Kegiatan Rehabilitasi Puskesmas Wajak

sesuai Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010.

2. Maksud dan Tujuan

2.1 Menjadi penyedia jasa pekerjaan konstruksi pada Kegiatan Rehabilitasi Puskesmas

Wajak.

2.2 Memperoleh pengalaman kerja sebagai penyedia jasa konstruksi pada kegiatan

Rehabilitasi Puskesmas Wajak.

2.3 Berperan aktif dalam kegiatan jasa konstruksi di Indonesia pada umumnya dan Provinsi

Jawa Timur pada khususnya.

2.4 Turut berpartisipasi dalam program pembangunan di Indonesia.

3. Lokasi Lokasi Kegiatan Rehabilitasi Puskesmas Wajak berada di Kabupaten Malang, Jawa Timur.

4. Lingkup Pekerjaan

Seluruh pekerjaan yang dilaksanakan sesuai ketentuan yang tertuang dalam Kontrak

(RKS, Gambar, dan Berita Acara Penjelasan Pekerjaan).

Lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan meliputi:

4.1 REHAB GEDUNG BELAKANG LAMA LANTAI 2, Terdiri dari:

4.1.1 Pekerjaan Persiapan

4.1.2 Pekerjaan Pasangan Plesteran dan Lantai

4.1.3 Pekerjaan Beton

4.1.4 Pekerjaan Plafond / Langit-Langit

4.1.5 Pekerjaan Pengecatan

4.1.6 Pekerjaan Instalasi Listrik

4.2 REHAB GEDUNG INDUK DEPAN DAN SAMPING LANTAI 1, Terdiri dari :

4.2.1 Pekerjaan Persiapan

4.2.2 Pekerjaan Tanah

4.2.3 Pekerjaan Pasangan

4.2.4 Pekerjaan Plesteran dan Lantai

4.2.5 Pekerjaan Beton

4.2.6 Pekerjaan Besi dan Alumunium

4.2.7 Pekerjaan Penggantung dan Kaca

4.2.8 Pekerjaan Pengecatan

4.2.9 Pekerjaan Instalasi Listrik

4.2.10 Pekerjaan Instalasi Air

4.3 REHAB GEDUNG INDUK DEPAN DAN SAMPING LANTAI 2, Terdiri dari :

4.3.1 Pekerjaan Pasangan

4.3.2 Pekerjaan Plesteran dan Lantai

4.3.3 Pekerjaan Beton

PENDAHULUAN A.

Page 2: Mp. Andika Puskesmas Wajak

4.3.4 Pekerjaan Atap dan Plafond

4.3.5 Pekerjaan Besi dan Alumunium

4.3.6 Pekerjaan Penggantung dan Kaca

4.3.7 Pekerjaan Pengecatan

4.3.8 Pekerjaan Instalasi Listrik

4.3.9 Pekerjaan Instalasi Air

Tata cara pelaksanaan pekerjaan pada awal hingga akhir pekerjaan meliputi :

1. Metode Pra Pembangunan

a. Pemeriksaan Gambar-gambar untuk pelaksanaan keabsahan dan kelengkapannya

b. Pembuatan gambar shop drawing sebagai dasar pelaksanaan yang mengacu pada gambar-

gambar induk yang berlaku

c. Pembersihan lapangan dan peralatan tanah

d. Pembenahan jalan masuk

e. Penyempurnaan bangunan untuk kantor proyek, gedung, pos jaga, dll.

f. Penentuan BM dan elevasi awal

g. Pemeriksaan/ pengadaan air untuk kerja

h. Pemasangan alat pendukung yang lain untuk memudahkan dan mempercepat pelaksanaan

pekerjaan sesuai waktu yang telah ditentukan

i. Fabrikasi besi dan bekisting untuk sub struktur dapat dimulai sendiri.

2. Alat, Bahan, Dan Tenaga Pembangunan

a. Kontraktor harus menyediakan semua yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan

b. Adanya perubahan merk bahan atau alat yang telah ditentukan, hanya diperkenankan

dengan persetujuan terlebih dahulu dari Perencana dan Pemberi Tugas, dan Kontraktor

dapat membuktikan bahwa bahan pengganti tersebut benar-benar setara dengan ketentuan-

ketentuan semula

c. Direksi Lapangan berhak untuk menolak setiap peralatan, bahan-bahan, dan tenaga

pembangunan yang tidak cocok untuk pelaksanaan pekerjaan, tercantum dalam kontrak

d. Tidak tersedianya peralatan/bahan yang memenuhi persyaratan tidak dapat dijadikan alasan

keterlambatan pekerjaan

e. Direksi Lapangan berhak untuk menolak setiap hasil pekerjaan yang tidak sesuai dengan

kontrak, dan berhak menuntut penggantian atau perbaikan yang harus dilaksanakan

selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sejak tanggal surat peringatan terhadap hal yang

dimaksud. Demikian pula bahan yang ditolak harus dikeluarkan dalam waktu 7 (tujuh) hari

dari tempat pekerjaan

f. Jika ternyata Kontraktor mengabaikan atau melalaikan batas waktu yang telah ditentukan

di atas maka Pemberi Tugas berhak menentukan bahwa pekerjaan penggantian, perbaikan

atau pengeluaran bahan dikeluarkan oleh orang lain atas biaya Kontraktor. Barang-barang

yang hilang karenanya, akibatnya ditanggung oleh Kontraktor sepenuhnya.

3. Contoh bahan

a. Semua bahan-bahan yang akan dipergunakan dalam pekerjaan, minimal harus dari jenis

dan mutu yang sesuai dengan kontrak

METODE PENYELESAIAN PEKERJAAN B.

Page 3: Mp. Andika Puskesmas Wajak

b. Atas biaya Kontraktor, semua contoh bahan yang akan digunakan harus diajukan kepada

Direksi Lapangan untuk disetujui

c. Bilamana Direksi Lapangan menganggap perlu, Kontraktor harus menyediakan Surat

Keterangan yang menjamin bahwa bahan-bahan yang akan digunakan memenuhi standart.

4. Pengujian Bahan dan alat

a. Semua bahan, alat-alat dan perlengkapan yang akan diolah atau dipasang pada bangunan,

sebelum diperlukan, dibeli atau dikirim jika perlu harus diuji atau ditest, diperiksa dan

dinyatakan lulus dengan hasil yang baik oleh laboratorium yang diakui

b. Segala pembiayaan ongkos-ongkos pengujian bahan / alat menjadi beban Kontraktor

sepenuhnya

c. Pemasangan dan penggunaan bahan / alat yang tidak sesuai dengan persyaratan, petunjuk

dan perintah Direksi Lapangan atau contoh yang telah disetujui, maka bahan / alat tersebut

akan ditolak, dibongkar dan harus dikeluarkan atas perintah Direksi Lapaangan dengan

segala resiko sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor

5. Laporan

a. Kontraktor wajib membuat laporan harian dalam rangkap 2 (dua) yang isinya

1. Taraf kemajuan pekerjaan

2. Jumlah dan jenis bahan-bahan, peralatan-peralatan yang didatangkan / dipakai / ditolak

3. Jumlah tenaga kerja menurut jenis keahlian / jabatannya

4. Keadaan cuaca / hujan

5. Penugasan-penugasan atau perintah-perintah Direksi Lapangan

6. Pekerjaan tambah-kurang dan sebagainya

7. Berdasarkan standart formulir yang telah ditentukan, Laporan harian harus diperiksa dan

disetujui oleh Direksi Lapangan. Aslinya diberikan kepada Direksi Lapangan, salinan

untuk Kontraktor

b. Berdasarkan laporan hasil harian tersebut harus dibuat laporan bulanan juga menurut

standart formulir yang telah ditentukan

1. 1 (satu) set laporan bulanan dikirim kepada Direksi atau Pemberi Tugas

2. 1 (satu) set laporan bulanan dikirim kepada Direksi Lapangan

3. 1 (satu) set laporan bulanan harus selalu berada di tempat pekerjaan

c. Kelalaian Kontraktor dalam menyampaikan laporan-laporan tersebut dapat dikenakan

sanksi berupa penundaan pembayaran

d. Hasil-hasil laporan bulanan dibuatkan bagan kemajuan pekerjaan, untuk dapat

diperbandingkan dengan jadwal pelaksanaan (Rencana Kerja) yang telah diajukan pada

saat permulaan pekerjaan

e. Di samping itu, Kontraktor wajib menyampaikan keteranganketerangan lainnya secara

tertulis tentang pengaturan pelaksaaan pekerjaan, peralatan konstruksi, administrasi

pelaksanaan dan sebagainya, dalam bentuk rencana kerja bulanan dan setiap diminta oleh

Direksi Lapangan

6. Rapat-rapat Rutin

a. Kontraktor wajib menghadiri rapat berkala sekali seminggu dan setiap dianggap perlu,

dipimpin oleh Direksi Lapangan. Dalam rapat tersebut bicarakan hal-hal yang menyangkut

jalannya pekerjaan, baik mengenai bahan, peralatan, tenaga kerja, keadaan cuaca,

peristiwa-peristiwa khusus dan lain-lain

b. Risalah rapat dibuat oleh Direksi Lapangan disampaikan dan disahkan pada rapat berikut

7. Gambar Kerja, As Built Drawing dan Foto-Foto

a. Gambar Kerja

Page 4: Mp. Andika Puskesmas Wajak

Gambar kerja adalah gambar, diagram-diagram, daftar bengkokan besi, detail gambar, time

schedule, schedule bahan, dan personalia, brosur dan data-data lainnya yang disiapkan oleh

Kontraktor atau Sub-Kontraktor yang memberikan penjelasan pekerjaan untuk

terlaksananya pekerjaan pembangunan dengan sebaik-baiknya, dengan ketentuan-ketentuan

sebagai berikut:

1. Dalam pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus menyerahkan 3 (tiga) rangkap gambar

kerja kepada Direksi Lapangan untuk diperiksa, gambar tersebut harus disertai

perhitungan dan catatan seperlunya untuk mendapatkan persetujuan Direksi Lapangan

2. Setiap pekerjaan atas dasar gambar kerja tidak boleh dimulai sebelum Direksi Lapangan

mempelajari dan menyetujui ataupun mengoreksi gambar kerja yang bersangkutan

3. Perbaikan yang tertera pada gambar kerja harus dianggap sebagai perubahan yang

diperlukan agar memenuhi persyaratan dalam spesifikasi dan tidak dapat dijadikan dasar

pekerjaan tambahan. Kontraktor tidak dapat menuntut akan kerusakan atau

perpanjangan waktu karena keterlambatan sebagai akibat membuat perbaikan gambar

kerja. Direksi Lapangan hanya mempelajari gambar kerja dilihat dari rencana umum

saja Kontraktor tetap bertanggung jawab akan adanya kesalahan yang terdapat di dalam

gambar kerja

b. As Build Drawing

Apabila terpaksa dilakukan perbedaan antara gambar-gambar dengan pelaksanaannya

(dengan persetujuan Direksi Lapangan), maka segera setelah pelaksanaan bagian pekerjaan

tersebut, Kontraktor harus membuat (As Built Drawing) termasuk gambar-gambar

detailnya. As Built Drawing ini juga harus dibuat untuk semua pekerjaan plumbing dan

mekanikalelektrikal. Gambar-gambar tersebut diserahkan kepada Direksi sebanyak 2 (dua)

set berikut dengan gambar aslinya. Persyaratan ini mengikat untuk dikeluarkannya Berita

Acara Penyerahan

c. Foto-foto

Kontraktor diharuskan mengadakan pengambilan foto di lapangan, yang berkenaan dengan

kemajuan tahap pekerjaan, detail-detail yang akan ditutup, adanya bencana dan sebagainya

1. Pekerjaan Persiapan

1.1 Mengadakan pengamanan lokasi dari segala gangguan

a. Sebagai langkah awal pelaksanaan pekerjaan, kontraktor perlu membuat pagar

pengaman yang terbuat dari seng. Pagar ini dipasang melingkari area proyek dengan

menutup lokasi pekerjaan dan memberikan ruang gerak yang cukup bagi

pelaksanaan pekerjaan dan kegiatan rutin, seperti pekerja dan sirkulasi material

b. Pekerjaan ini meliputi pembuatan tiang patok dari kayu mengelilingi lokasi proyek

dan ditutup dengan seng setinggi 2 meter mengelilingi lokasi

URAIAN PEKERJAAN BANGUNAN GEDUNG UTAMA C.

Page 5: Mp. Andika Puskesmas Wajak

Gambar 1.1 Pagar Proyek

1.2 Kantor dan Gudang Pemborong

a. Kantor sementara merupakan bangunan sementara dengan konstruksi utama rangka

kayu atau balok, kap dari rangka, papan penutup atap dari seng gelombang. Lantai

dari beton tumbuk. Jika tidak ditentukan, luas kantor sekurang-kurangnya 3 x 4 m

dengan dilengkapai meja tulis dna kursi, meja rapat dan kursi, papan tulis, bahan dan

alat tulis, juga disediakan safety helmet untuk para pengelola proyek.

b. Gudang digunakan sebagai tempat penyimpanan material bangunan yang

memerlukan perlindungan di tempat khusus dari kelembaban udara seperti semen,

kapur, bahan finishing, peralatan kerja sederhana, bahan elektrikal dan plumbing

serta bahan lain yang terkait dengan pelaksanaan. Khusus untuk tempat simpan

bahan-bahan seperti pasir, kerikil, sebaiknya dibuatkan kotak simpan di pagar dengan

dinding papan sehingga masing-masing bahan tidak tercampur.

Gambar 1.2 Gudang Material

1.3 Jalan Masuk Proyek

Jalan masuk berfungsi untuk jalur lalu lintas kendaraan proyek, dan di perhitungkan

sehingga stagnasi dan kemacetan dapat terhindarkan, jalan kerja di buat dengan

menggunakan perkerasan sirtu (jika diperlukan) karena mempertimbangkan stabilitas

tanah di lingkungan proyek.

1.4 Pengukuran dan Pemasangan Bowplank

Page 6: Mp. Andika Puskesmas Wajak

a. Pemasangan Bouwplank berdasarkan ukuran dan tata letak ruangan di gambar

denah dan di tandai dengan cat warna terang pada papan bouwplank.

b. Alat ukur yang digunakan adalah theodolith atau prisma ukur untuk menentukan

letak sudut-sudut bangunan dan pita ukur 30 meter untuk mengukur panjang dan as-

as bangunan.

c. Bahan untuk bouwplank

a) Papan meranti 2/20 cm + pancang

b) Kayu meranti 5/7 cm untuk tiang bouwplang

c) Paku-paku

d) Cat meni untuk tanda perletakan as-as.

d. Pemasangan bouwplang harus kuat, dengan mempergunakan papan meranti 2/20 cm

dan tiang meranti 5/7 yang di pancang kuat--kuat pada tanah. Semua titik as

(sumbu-sumbu) dinding tembok dan sebagainya harus diberi tanda dengan cat

dan tarnpak jelas, serta tidak mudah berubah-ubah.

e. Bouwplang merupakan pedoman letak tinggi lantai bangunan dengan permukaan

tanah yang merupakan elevasi + 0.00 m bangunan.

f. Hasil pengukuran bouwplang harus dibuat Berita Acara pengukuran vang

disetujui olek Direksi.

g. Pada bagian dalam bouwplang, dimana bangunan didirikan, tidak diijinkan

untuk menumpuk tanah, batu kali dan bahan lainnya

1.5 Membersihkan Lapangan dan Peralatan

a. Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor membersihkan lapangan/Lokasi

pembangunan serta peralatan dari hal-hal yang dapat merusak pelaksanaan

pembanguna.

b. Penebangan pohon/pembersihan harus tuntas sampai pada akar-akarnya sehingga

tidak merusak struktur tanah

1.6 Pasang Papan Nama Proyek

a. Papan Nama Proyek dibuat dengan maksud dan tujuan agar masyarakat umum

mengetahui informasi kegiatan pelaksanaan pekerjaan yang sedang dilaksanakan.

Papan Nama proyek berisi Kegiatan Pekerjaan, Pekerjaan, Lokasi, Sumber Dana, dan

lain-lainnya disesuaikan dengan tulisan serta ukuran sebagaimana yang tercantum

dalam RKS, Aanvulling serta gambar.

b. Tempat pemasangan papan nama proyek dikoordinasikan dengan pengawas, serta

owner. Penempatan pemasangan biasa dipilih tempat yang mudah dilihat oleh

khalayak ramai.

2. Pekerjaan Tanah

a. Ruang Lingkup

Pekerjaan ini meliputi penimbunan kembali galian pondasi, penimbunan rencana lantai

bangunan, penggalian pondasi, pemadatan lapis demi lapis, sehingga leveling sesuai

dengan gambar rencana.

b. Ketentuan-ketentuan dalam melaksanakan pekerjaan seperti yang dijelaskan sebagai

berikut :

Page 7: Mp. Andika Puskesmas Wajak

2.1 Galian Tanah

a. Sebelum melaksanakan penggalian, posisi galian dan ukuran seperti tertera dalam

gambar sudah dipastikan benar dan harus mendapat persetujuan Direksi / Pengawas

lapangan.

b. Penggalian tanah pondasi dapat dimulai setelah pemasangan bouwplank dan patok-

patok disetujui Direksi / Pengawas lapangan.

c. Dasar galian harus mencapai tanah keras, dan jika pada galian terdapat akar-akar

kayu, kotoran-kotoran dan bagian-bagian tanah yang longgar (tidak padat), maka

bagian ini harus dikeluarkan seluruhnya kemudian lubang yang terjadi diisi dengan

pasir urug.

d. Bilamana tidak dinyatakan lain oleh Pengawas, maka penggalian untuk pondasi

harus mempunyai lebar yang cukup (minimum 20 cm lebih lebar dari dasar pondasi)

untuk dapat memasang maupun memindahkan rangka/bekisting yang diperlukan,

serta pembersihan.

e. Material hasil galian sebagian ditempatkan/distok disamping galian timbunan

kembali.

f. Untuk mempertahankan kepadatan muka tanah galian, maka lubang yang sudah siap

segera dilanjutkan dengan urugan pasir dan batu kosong.

g. Tebing galian harus dirawat untuk menghindarkan dari longsoran. Untuk itu

kontraktor harus membuat penyangga/penahan tanah yang diperlukan selama masa

penggalian.

h. Pada saat penggalian, pipa-pipa drainase, air bersih dan kabel-kabel yang masih

berfungsi harus diamankan dan dijaga agar jangan sampai rusak atau cacat.

2.2 Urugan kembali

a. Urugan tanah kembali dilakukan setelah pekerjaan pondasi selesai dilakukan.

b. Pekerjaan ini merupakan pengurugan kembali tanah gailan pondasi yang ada disisi

pondasi sehingga tidak ada sisa galian.

2.3 Urugan Pasir

a. Pasir yang digunakan harus atas persetujuan direksi teknis. Pasir yang dipilih bebas

dari akar, bahan-bahan organis, barang bekas/sampah. Ketebalan pasir urug sesuai

dengan gambar atau RKS

b. Bila tidak tercantum dalam gambar detail, maka pada bagian bawah pasangan lantai

diurug dengan pasir padat minimal 5 cm atau sesuai dengan gambar dan petunjuk

pengawas

c. Dibawah lapisan pasir tersebut, urugan yang dipakai adalah tanah jenis “silty clay”

yang bersih tanpa potongan-potongan bahan yang bisa lapuk, serta batuan yang telah

di pecahkan dengan ukuran pecahan maksimal 15 cm

d. Penghamparan dan pemadatan harus dilaksanakan lapis-per lapis yang tidak lebih

tebal dari 15 cm (gembur) dengan alat-alat yang telah disetujui

3. Pekerjaan Pasangan

3.1 Pasangan Bata Merah Tebal ½ bata, 1 Pc : 3 Ps

a. Bahan-bahan

Page 8: Mp. Andika Puskesmas Wajak

1) Bata yang digunakan memenuhi ketentuan dalam NI 10, ukuran 5 x 11 x 23 cm.

Bata harus sempurna. Batu bata harus sempurna pembuatan rusuk-rusuknya

tajam serta ukurannya sama besar

2) Semen Portland memnuhi NI-8

3) Pasir memenuhi NI-3 pasal 14 ayat 2

4) Air memenuhi PUBBI-1982 pasal 9

b. Pelaksanaan

1) Sebelum pengiriman batu bata, Kontraktor harus memberikan contoh batu bata

untuk mendapatkan persetujuan Direksi. Bila mana pada pengiriman batu bata

tidak sama dengan contohnya atau terdapat penyimpangan, maka batu bata akan

ditolak

2) Sebelum batu bata dipasang harus direndam terlebih dahulu sampai gelembung

udara tidak terlihat lagi. Batu bata yang dipasang harus utuh, kecuali untuk las-

lasaan

3) Adukan untuk pasangan tebal 1 bata dan tebal ½ bata adalah 1 PC : 4 PS

4) Kontraktor akan mengerjakan pengukuran bangunan (uizet) secara teliti dan

sesuai gambar setelah dinding dipasang. Dalam satu hari pemasangan batu bata

tidak boleh lebih tinggi dari 1 (satu) meter dan pengakhiran pemasangan pada

satu hari harus dibuat bertangga menurun dan tidak tegek bergigi untuk

menghindari retaknya dinding dikemudian hari, semua pasangan harus rata

(horisontal) dan tiap-tiap kali diukur rata lantai dengan menggunakan benang.

5) Pada semua pasangan ½ bata, satu sama lain harus dapat mengikat dengan

sempurna, tidak dibenarkan menggunakan batu bata pecahan kecuali untuk las-

lasan di bawah sudut / tepi

6) Pada tiap pertemuan tegak lurus terdapat ikatan pemasangan yang sempurna

kecuali tiap-tiap pertemuan di mana ada tiang-tiang beton merupakan bingkai

7) Pemasangan dinding bata dilaksanakan bertahap setiap harinya, diikuti dengan

cor kolom praktis

8) Semua pasangan batu, harus dijaga jangan terkena sinar matahari langsung dan

Kontraktor berkewajiban menyediakan karung-karung yang digunakan untuk

menutup pasangan serta keadaannya harus basah, selain karung goni juga dapat

digunakan karung bagor atau lainnya untuk menutup pasangan tersebut

9) Bagian pasangan bata yang berhubungan dengan setiap bagian pekerjaan beton

(kolom) harus diberi stek-stek besi beton Ø 8 mm, jarak 40 cm, yang terlebih

dahulu ditanam dalam pasangan bata minimal 30 cm, kecuali ditentukan lain.

10) Pasangan batu bata merah untuk dinding ½ (setengah) batu harus menghasilkan

dinding finish setebal 15 cm dan untuk dinding 1 batu) finish adalah 25 cm.

11) Bilamana dibutuhkan adanya pasangan terbuka (telanjang) maka siarnya harus

dikerok sedalam 1,2 cm sehingga adukan akan cukup mengikat plesteran yang

dipasang

12) Di tempat yang terdapat pintu, jendela, lubang ventilasi dan lain-lain, pasangan

bata hendaknya ditinggal dan sampai rangka kusen selesai dan dipasang ditempat

yang tepat dan benar

13) Lubang-lubang untuk listrik / pipa:

Dimana diperlukan pasangan pipa / alat-alat yang ditanam pada dinding,

maka harus dibuat pahatan

Page 9: Mp. Andika Puskesmas Wajak

Pemasangan pipa listrik / air dilakukan sebelum dinding diplester

4. Pekerjaan Plesteran

4.1 Plesteran tebal 15 mm

a. Lingkup Pekerjaan

Adapun yang termasuk dalam lingkup pekerjaan plesteran ini adalah sebagai berikut:

1) Plesteran 1 PC : 3 Ps t = 15 mm

2) Plesteran 1 PC : 6 Ps t = 15 mm

b. Bahan-bahan

1) Semen Portland (PC)

Semen Portland yang digunakan harus baru, tidak ada bagian-bagian yang

membatu dan dalam sak tertutup seperti disyaratkan dalam NI-8. Hanya sebuah

merek dari satu jenis semen yang boleh dipakai dalam pekerjaan yaitu merk

yang disetujui pengawas.

2) Pasir pasang

Pasir yang dipakai harus bersih, kasar, tajam, bebas dari tanah liat lumpur, atau

campuran lain.

3) Air harus bersih, jernih, bebas dari bahan merusak seperti minyak dan unsure

organic lainnya.

c. Syarat adukan

1) Apabila diperlukan, acian dibuat dengan bahan PC dicampur air sampai

mencapai hasil kekentalan yang sempurna.

2) Sebelum plesteran dilaksanakan terlebih dahulu harus membuat kepala plesteran

sehari sebelum plesteran dimulai agar tidak bergelombang

3) Kontraktor harus membuat contoh plesteran dari tiap macam plesteran sesuai

yang diminta direksi, sehingga jenis / macam pekerjaan dapat dicapai

4) Dinding bata di atas plafond yang tidak terlihat di beraben

d. Syarat-syarat pelaksanaan pekerjaan

1) Sebelum pekerjaan plesteran dimulai, batu bata yang akan diplester terlebih

dahulu disiram air sampai merata semua. Batu bata yang akan diplester selalu

basah begitu juga plesteran yang akan diaci

2) Untuk permukaan beton yang diplester, diplester harus disiapkan dulu dengan

pekerjaan pendahuluan berurutan sebagai berikut :

o Permukaan dibuat kasar dengan betel untuk mendapatkan daya ikat yang kuat

antara permukaan beton dengan plesteran. Bilamana perlu permukaan beton

yang telah dikasarkan diberi bahan additive, misalnya Calbon

o Dibasahi dengan air sampai jenuh, tunggu sampai aliran air berhenti.

o Disaput air semen (PC)

3) Seluruh permukaan pasangan dinding batu bata yang tampak harus

menghalkan permukaan yang halus dan rata dengan diplester hingga

menghasilkan permukaan seperti yang dimaksudkan di dalam gambar rencana.

4) Sebelum plesteran dinding dilaksanakan, pekerjaan-pekerjaan yang tersbut di

bawah ini harus selesai terlebih dahulu :

Page 10: Mp. Andika Puskesmas Wajak

o Siar-siar pasangan batu bata sudah merupaka alur hasil kerukan.

o Seluruh jaringan perpipaan yang tertanan didalamnya telah terpasang

sempurna.

o Pasangan telah mengering

o Konstruksi yang menaunginya telah terpasang

5) Mortar plesteran harus dari campuran dengan perbandingan yang sama

dengan spesi pasangan dindingnya.

6) Pasangan lapisan plesteran setebal yang disyaratkan (± 20 mm) dan diratakan

dengan roskam kayu/besi atau alumunium dengan panjang minimal 1.5 m.

7) Dalam pelaksanaan plesteran permukaan beton dengan ketebalan minimal 2 cm,

tidak diperbolehkan melakukan plesteran sekaligus, tapi harus dilakukan secara

bertahap.

8) Jika ketebalan plester pada permukaan beton lebih dari 3 cm sebagai akibat

kesalahan pengecoran dan sebagainya, maka plesteran tersebut harus dilapis

dengan kawat ayam.

9) Plesteran harus menghasilkan bidang dinding yang benar-benar rata dan

halus.

10) Plesteran harus diakhiri dengan acian halus dari adukan air semen (PC).

Hindarkan benda maupun bahan yang dapat merusak permukaan acian.

11) Termasuk juga dalam pekerjaan ini adalah sisa bagian dinding yang

mengalami pembongkaran, pemotongan atau perbaikan.

4.2 Pekerjaan Benangan

a. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan Benangan pada setiap bagian gedung sesuai yang tertera pada gambar.

b. Bahan-bahan

1) Semen Portland (PC)

Semen Portland harus menggunakan Semen Gresik atau merk lain yang dan

yang digunakan harus satu jenis merk pabrik.

2) Pasir pasang

Pasir yang dipakai harus bersih, kasar, tajam, bebas dari tanah liat lumpur, atau

campuran lain.

c. Syarat-syarat pelaksanaan :

1) Seluruh akhiran dinding, kolom dan balok yang tampak (siku bagian luar) harus

menghasilkan akhiran yang benar-benar siku, lurus, dan rapi sehingga

mnghasilkan akhiran dinding, kolom dan balok seperti yang dimaksud pada

gambar rancangan pelaksanaan.

2) Mortar untuk pekerjaan bengan ini adalah campuran 1 pc : 2 ps yang

diaduk hingga benar-benar homogen

3) Pekerjaan benangan dilaksanakan bersama dengan pekerjaan acian halus dengan

menggunakan bahan dari adukan air semen (PC)

4) Pekerjaan benangan harus menghasilkan akhiran yang benar-benar siku, lurus

dan rata.

Page 11: Mp. Andika Puskesmas Wajak

5. Pekerjaan Lantai dan Dinding

5.1 Lingkup Pekerjaan

Yang termasuk dalam pekerjaan penutup antara lain: a. Pasang lantai keramik KM ukuran 20x20 cm

b. Pasang lantai kermaik ukuran 40 x 40 cm

c. Pasang lantai kermaik ukuran 30 x 30 cm

d. Pasang dinding keramik ukuran 20x25 cm

5.2 Pekerjaan keramik

a. Bahan

1) Bahan yang digunakan adalah jenis keramik buatan dalam negeri yang bermutu

baik ex. Mulia atau setara.

2) Warna akan ditentukan kemudian, untuk masing-masing warna harus

seragam, warna yang tidak seragam akan ditolak.

3) Spesifikasi bahan :

Toleransi Maximum ukuran rata-rata ubin dari ukuran seharusnya ± 0,30%

Toleransi Ketebalan máximum ± 4,00 % tebal

Toleransi Kesikuan tiap sudut, ke luar/ke dalam sisi ± 0,40 % sisi

Toleransi Kesikuan tiap sisi, ke luar/ke dalam ± 0,30 % sisi

Kekuatan Lentur rata-rata± 250 kg/cm2

Kekerasan Glasur ± 5 skala Mohr

Ketahanan terhadap Asam/Basa (5 %)Tidak berubah

4) Bahan pengisi siar dari grout semen berwarna/IBAGROUT/TILE GROUT.

Pola pemasangan sesuai yang ditunjukkan dalam detail.

5) Bahan pengisian siar dari adukan spesi 1 PC : 3 pasir ditambah perekat /IBAFIX.

6) Pengendalian mutu dari seluruh pekerjaan ini harus memenuhi peraturan ASTM, NI-19, PUBI 1982 pasal 31 dan SII-0023-81.

7) Semen portland harus memenuhi NI-8, pasir harus memenuhi PUBI 1982

pasal 11 dan air harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam PUBI 1982

pasal 9.

b. Ketentuan Umum

1) Bahan lantai yang dipasang harus telah diseleksi dengan baik, bentuk dan ukuran

masing-masing unit sama, baik sikunya, sama warnanya, tidak ada bagian yang

gompal, retak atau cacat lainnya dan telah mendapatkan persetujuan Direksi

2) Setelah terpasang jarak antara masing-masing unit harus sama dan membentuk

garis lurus yang saling tegak lurus. Bidang permukaan lantai harus rata, waterpass,

tidak ada bagian yang bergelombang dan semua unit terpasang dengan adukan

yang padat tanpa rongga

3) Pemotongan unit hanya diperbolehkan dengan mesin potong dan dihaluskan

dengan gurinda

4) Selama masa pengerasan 3 × 24 jam setelah bahan lantai dipasang, bidang lantai

tidak boleh dipergunakan, diinjak atau diberi beban apapun

5) Bahan-bahan yang dapat merusak unit lantai seperti minyak residu, teak oil dan

lain-lain harus dijauhkan dari permukaan lantai

6) Dalam melaksanakan pekerjaan ini, bekas adukan harus segera dibersihkan dari

lantai atas keramik yang terpasang

Page 12: Mp. Andika Puskesmas Wajak

7) Sebelum pemasangan dimulai, Kontraktor harus member contoh kepada Direksi

untuk persetujuan

8) Padaarea yang bergetar atau area yang luas perlu diberi naad untuk

pemuaian/penyusutan (Expansion Joint).

9) Pemasangan mengambil keramik dari dus-dus yangberbeda, dibuka lalu

dibentangkan dan dicampur. Ini penting, terutama untuk tipe-tipe keramik yang

mempunyai tone warna relatif kontrassehingga akan menghasilkan pembagian

tone yang rata.

10) Diperhatikanadanya pola tali air yang dijumpai pada permukaan pasangan

dinding atau hal-hal lain seperti yang ditunjukkan dalam gambar.

c. Pekerjaan Lantai Keramik

1) Keramik yang digunakan adalah keramik 30x30 cm, sedangkan untuk lantai kamar

mandi digunakan ukuran 20x20 cm ex. Mulia

2) Bahan lantai yang dipasang harus telah diseleksi dengan baik, bentuk dan ukuran

masing-masing unit sama, baik sikunya, sama warnanya, tidak ada bagian yang

gompal, retak atau cacat lainnya dan telah mendapatkan persetujuan Direksi

3) Setelah terpasang jarak antara masing-masing unit harus sama dan membentuk

garis lurus yang saling tegak lurus. Bidang permukaan lantai harus rata, waterpass,

tidak ada bagian yang bergelombang dan semua unit terpasang dengan adukan

yang padat tanpa rongga

4) Pemotongan unit hanya diperbolehkan dengan mesin potong dan dihaluskan

dengan gurinda

5) Adukan pengikat yang digunakan adalah adukan 1 Pc :3 Ps untuk daerah kering

dan 1 Pc : 2 Ps untuk daerah basah

6) Siar-siar keramik harus sama, lebar maksimum 3 mm dan kedalaman maksimum

2mm.

7) Setelah 3 × 24 jam pemasangan ubin selesai, siar-siar diisi dengan adukan semen

air hingga benar-benar penuh. Pengisisan siar harus dilakukan dengan rapi

8) Siar-siar diisi dengan bahan pengisi sesuai ketentuan persyaratan, warna

bahan pengisi sesuai dengan warna keramik yang dipasang atau

ditentukanDireksi/Kosultan Pengawas

9) Sisa-sisa air semen harus dibersihkan segera secara hati-hati dengan

memperhatikan sikat kuningan serta larutan air keras yang tepat ukurannya

d. Pekerjaan Dinding Keramik

1) Bahan dinding keramik WC / KM yang digunakan ex MULIA atau setara ukuran

20x 25, atau sesuai dengan gambar.

2) Keramik yang dipasang adalah keramik yang telah diseleksi dengan baik, tidak

ada cacat sama sekali

3) Dinding keramik kamar mandi ini dipasang dengan mempergunakan adukan 1Pc :

3Ps,

4) Sebelum keramik tersebut dipasang, harus direndam dalam air sampai jenuh air

5) Siar-siar diisi dengan bahan pengisi sesuai ketentuan persyaratan, warna

bahan pengisi sesuai dengan warna keramik yang dipasang atau

ditentukanDireksi/Kosultan Pengawas

Page 13: Mp. Andika Puskesmas Wajak

6. Pekerjaan Beton

6.1 Penjelasan Umum

Pekerjaan beton meliputi beton bertulang dan tidak bertulang. Pelaksanaan pekerjaan ini

harus benar untuk menghasilkan mutu beton yang baik sesuai dengan yang telah

ditetapkan dalam RKS.

6.2 Standar yang digunakan

a. Peraturan beton Bertulang Indonesia (PBI NI-2 1971)

b. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk gedung 1983

c. Standar Industri Indonesia

6.3 Ketentuan-ketentuan dalam melaksanakan pekerjaan

a. Bahan

1. Semen Portland

Portland cement yang digunakan dari jenis I menurut NI 8, type I menurut

ASTM dan memenuhi standart semen Portland yang digariskan oleh Asosiasi

Semen Indonesia.

Dalam pelaksanaannya, merk yang dipakai tidak boleh ditukar, kecuali ada persetujuan tertulis dari konsultan pengawas dan perwakilan UNDP.

Semen yang digunakan harus berkualitas baik dan tidak dalam keadaan lembab.

Untuk menjaga mutu semen, cara penyimpanan harus mengikuti syarat-syarat

penyimpanan bahan tersebut

2. Air

Air yang digunakan harus memnuhi syarat-syarat PBI 1971. Air tawar yang

dipakai harus bersih, tidak mengandung minyak, asam alkali, bahan organis dan

bahan-bahan lain yang dapat menurunkan mutu beton. Dalam hal ini sebaiknya

digunakan air bersih yang diminum.

3. Koral/Batu Pecah

Koral/batu pecah yang dipakai harus memenuhi syarat-syarat PBI 1971.

Mutu butir-butir keras, bersih dan tidak berpori, jumlah butir pipih maksimal 20% berat, tidak pecah atau hancur serta tidak mengandung zat-zat reaktif

alkali.

Koral tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% ditentukan terhadap berat kering. Apabila kadar lumpur melampaui 1%, maka kerikil harus dicuci.

Ukuran sisa diatas ayakan 31.5 mm, harus 0% berat, sisa diatas ayakan 4 mm

harus berkisar antara 90%-98% berat, selisih antara sisa-sia kumulatif di atas

dua ayakan yang berurutan, adalah maksimal 60% dan minimal 10% berat.

4. Pasir

Pasir yang dipakai harus memenuhi syarat-syarat PBI 1971 bab 3

Pasir yang dipakai dapat berupa pasir alam, atau pasir buatan yang dihasilkan oleh alat-alat pemecah batu. Pasir harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan

mempunyai gradasi yang baik, tidak porous cukup syarat kekerasannya.

Ukuran: Sisa diatas ayakan 4 mm minimal 2%berat, sisa diatas ayakan 2 mm

harus minimal 10% berat, sisa di atas ayakan 0,25 mm harus berkisar antara

80%-90% berat.

Page 14: Mp. Andika Puskesmas Wajak

5. Besi Beton

Baja tulangan yang digunakan adalah baja yang kualitasnya sesuai dengan

ditentukan dalam PBI NI-2 1971 dengan tegangan leleh 3.200 kg/cm atau

baja U32

Besi beton harus bersih dari dari lapisan minyak lemak, karat dan bebas dari cacat-cacat seperti serpih dan sebagainya, serta berpenampang bulat. Apabila

terdapat karat harus dibersihkan tanpa mengurangi diameter penampang besi,

bisa digosok atau menggunakan bahan cairan sejenis “Vikaoxy Off” produksi

yang telah memenuhi SII atau yang setaraf dan disetujui pengawas.

Besi beton harus disimpan dengan cara sedemikian rupa sehingga bebas dari hubungan langsung dengan tanah lembab atau basah.

Dimensi dan ukuran penempang bulat besi beton / baja tulangan harus sesuai

dengan petujuk gambar kerja (memenuhi batas toleransi minimal) seperti

yang di syaratkan dalam PBI 71.

Besi beton / baja tulangan yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari lokasi pekerjaan dalam waktu 24 jam setelah ada perintah

tertulis dari Direksi.

Kawat pengikat harus terbuat dari baja lunak dengan diameter minimal 1mm dan tidak bersepuh seng.

Toleransi ukuran yang diperkenankan:

Diameter, ukuran sisi Variasi dalam berat

yang diperbolehkan

Toleransi Diameter

Dibawah 10 mm ± 7 % ± 0,4 mm

10 mm sampai 16 mm

(tapi tidak termasuk D

16 mm)

± 5 % ± 0,4 mm

16 mm sampai 28 mm ± 5 % ± 0,5 mm

29 mm dan 32 mm ± 4 % -

6. Kawat pengikat

Kawat pengikat harus berukuran minimal 1 mm seperti yang disyaratkan dalam

PBI NI-2 pasal 3.7

7. Admixture

Bahan tambahan dalam adukan beton (untuk pembetonan) pada umumnya harus

digunakan tricosal VZ (3 gr per kg semen) atau corplast R (3,5 cc per kg semen)

b. Bekisting dan Acuan

1. Sebelum penulangan beton dikerjakan harus terlebih dahulu dibuat bekesting atau

pun acuan yang kokoh dan rapat, sehingga air semen tidak bocor.

2. Bekesting harus dibuat sesuai dengan ukuran beton yang akan dilaksanakan..

3. Cetakan untuk pekerjaan kolom dan pekerjaan beton lainnya harus menggunakan

papan tebal minimal 2.5 cm atau multiplek 18 mm, balok 5/7, 6/10, 8/10 dan

dolken diameter 8-12 cm, dapat digunakan dari mutu kayu klas II

Page 15: Mp. Andika Puskesmas Wajak

4. Pembongkaran cetakan harus dilaksanakan dengan hati-hati sehingga tidak

menyebabkan cacat pada permukaan beton.

5. Cetakan beton dapat dibongkar dengan persetujuan tertulis dari pengawas atau

jika umur beton telah melampaui waktu sebagai berikut:

Bagian sisi balok : 48 jam

Balok tanpa beban konstruksi : 7 hari

Balok dengan beban konstruksi : 21 hari.

c. Pekerjaan Besi Beton

Ukuran-ukurannya diameter besi beton yang terpasang harus sesuai dengan

gambar rencana, sedangkan perubahan diameter tulangan harus dengan

persetujuan Direksi/Pengawas. Penggatian diameter tulangan tidak

diperkenankan.

Besi beton bekas dan yang sudah berkarat tidak diperkenankan dipakai dalam konstruksi. Besi beton harus bebas dari sisik, karat dan lain-lain lapisan yang

dapat mengurangi daya lekatnya pada beton.

Ikatan besi beton harus rapih dan kuat, bahan untuk pengikat adalah kawat beton dengan diameter minimum 1mm.

Untuk mendapatkan jaminan akan kualitas besi yang diminta, maka

disamping adanya sertifikat dari pabrik, juga diminta harus ada sertifikat dari

laboratorium

d. Pengecoran Beton

1. Mutu beton struktur kolom, balok dan plat lantai digunakan mutu K-175. Kecuali

ditentukan lain dalam gambar. 2. Beton tidak bertulang/beton tumbuk/ rabat beton dibuat dengan adukan. 1PC : 3

Psr : 5krl dipergunakan untuk lantai kerja, lantai alas keramik untuk lantai kerja,

lantai alas keramik, neut-kusen dan rabat beton, ukuran disesuaikan dengan

gambar.

3. Jika hasil uji tekan beton tidak tercapai seperti yang diharapkan, kontraktor harus

membuat mix design beton dengan biaya sendiri.

4. Benda uji beton pada setiap 5 m3 beton sebanyak 3 buah benda ujiuntuk quality

control.

5. Selama pelaksanaan harus ada pengujian slump, minimum 5 cm dan maksimum

12 cm.

6. Cara pengujian slump:

Contoh beton diambil tepat sebelum dituangkan dan ditempatkan di atas kayu

yang rata atau plat beton.

Cetakan diisi sampai kurang lebih sepertiganya, kemudian adukan tersebut ditusuk-tusuk sebanyak 25 (dua puluh lima) kali dan setiap tusukan harus

masuk dalam satu lapis yang di bawahnya.

Setelah atasnya diratakan, segera cetakan diangkat perlahan-lahan dan diukur penurunannya (slump)

7. Dalam pelaksanaan pembuatan beton harus digunakan alat pengaduk “Beton

molen”. Pengadukanb eton dalam mixer tidak boleh kurang dari 3 (tiga) menit

terhutung setelah seluruh komponen adukan masuk ke dalam mixer.

Page 16: Mp. Andika Puskesmas Wajak

8. Pengecoran beton dapat dilakukan setelah cara pemasangan pembesian disetujui

oleh Direksi Pelaksanaan secara tertulis dan tersedian cukup bahan, perlatan serta

tenaga kerja

9. Penyampaian beton (adukan) dari mixer ke tempat pengecoran harus dilakukan

dengan cara yang tidak mengakibatkan terjadinya degrasi komponen-komponen

beton.

10. Harus digunakan vibrator untuk pemadatan beton.

e. Perawatan Beton

1. Secara umum harus memenuhi persyaratan dalam PBI-1971, NI-2 Pasal 6.6

2. Beton setelah dicor harus dilindungi terhadap proses pengeringan yang belum

saatnya dengan cara mempertahankan kondisi dimana kehilangan kelembaban

adalah minimal dan suhu yang konstan dalam jangka waktu yang diperlukan

untuk proses hidrasi semen serta pengerasan beton

3. Perawatan beton harus segera dimulai setelah pengecoran beton selesai

dilaksanakan dan harus berlangsung terus menerus selama paling sedikit 2 (dua)

minggu jika tidak ditentukan lain. Suhu beton pada awal pengecoran harus

dipertahankan supaya tidak melebihi 30o c.

4. Dalam jangka waktu tersebut cetakan dan acuan beton pun harus tetap dalam

keadaan basah. Apabila cetakan dan acuan beton dibuka sebelum selesai masa

perawatan maka selama sisa waktu tersebut pelaksanaan perawatan tetap

dilakukan dengan membasahi permukaan beton terus menerus, bisa dilakukan

memakai karung-karung basah atau dengan cara lainyang disetujui pengawas.

5. Cara pelaksanaan perawatan serta alat yang digunakan harus mendapat

persetujuan dahulu dari pengawas.

f. Benda-benda yang ditanam dalam beton

1. Tidak diperkenankan menanam pipa dan lain-lain dalam bagian struktur beton

bila tidak ditunjukkan secara detail pada gambar. Dalam beton perlu dipasang

slip pada tempat-tempat yang dilewati pipa

2. Bila tidak ada detail dalam gambar/ petunjuk pengawas, tidak dibenarkan untuk

menanam saluran listrik dalam struktur beton

3. Semua bagian atau peralatan yang ditanam dalam beton seperti angkur-angkur,

kait dan pekerjaan lain yang ada hubungannya dengan pekerjaan beton, harus

sudah dipasang sebelum pengecoran beton dilakukan

4. Bagian-bagian ataau peralatan tersebut harus dipasang tepat pada posisinya dan

diusahakan agar tidak bergeser selama pengecoran.

5. Pemborong utama harus memberitahukan serta member kesempatan kepada

pihak lain untuk memasang bagian/peralatan tersebut sebelum pengecoran beton

dilaksanakan.

6. Rongga kosong atau bagian yang harus tetap kosong pada benda atau peralatan

yang akan ditanam dalam beton, yang mana rongga tersebut harus tidak terisi

beton, harus ditutupi bahan lain yang mudah dilepas nantinya setelah pelaksanaan

pengecoran beton.

Page 17: Mp. Andika Puskesmas Wajak

6.4 Pondasi Beton Bertulang

a. Pertama-tama dilakukan pengukuran untuk menentukan posisi atau titik penempatan

dengan menggunakan theodolit sampai pada posisi dan elevasi yang diinginkan

b. Membuat panel begesting yang disesuaikan dengan ukuran pondasi bertulang

c. Pasang panel begesting pada lokasi masing-masing, sambungan antar panel harus

rapat..

d. Cek kelurusan begesting ( vertikal ) dengan tarikan benang.

e. Cek kelurusan begesting ( horisontal ) dengan tarikan benang.

f. Pasang penulangan ( fabrikasi ) dan beton decking.

g. Pasang stek yang diperlukan untuk pekerjaan lain.

h. Bersikan daerah yang dicor dengan compressor.

i. Cor beton dan padatkan dengan vibrator.

j. Curing / perawatan beton.

6.5 Pekerjaan Sloof Beton

Urutan pelaksanaan

a. Pertama-tama dilakukan pengukuran untuk menentukan posisi penempatan.

b. Membuat panel begesting yang disesuaikan dengan ukuran sloof dilokasi fabrikasi.

c. Oleskan minyak begesting pada permukaan panel hingga rata.

d. Pasang panel begesting pada lokasi masing-masing, sambungan antar panel harus

rapat..

e. Cek kelurusan begesting ( vertikal ) dengan tarikan benang.

f. Cek kelurusan begesting ( horisontal ) dengan tarikan benang.

g. Pasang penulangan ( fabrikasi ) dan beton decking.

h. Pasang stek yang diperlukan untuk pekerjaan lain.

i. Bersikan daerah yang dicor dengan compressor.

j. Cor beton dan padatkan dengan vibrator.

k. Curing / perawatan beton.

6.6 Pekerjaan Kolom Beton

Urutan pelaksanaan:

a. Pertama-tama dilakukan pengukuran untuk menentukan posisi atau titik penempatan

dengan menggunakan theodolit sampai pada posisi dan elevasi yang diinginkan.

b. Pembuatan tanda-tanda yang menyatakan as-as atau level dengan menggunakan cat

warna yang jelas dan tahan lama.

c. Pasang sreed.

d. Membuat panel begesting yang disesuaikan dengan ukuran kolom lokasi fabrikasi.

e. Oleskan minyak begesting pada permukaan panel hingga rata.

f. Pasang panel begesting pada lokasi masing-masing, sambungan antar panel harus

rapat.

g. Panel begesting harus diberi pengaku dari kaso pada sisi luar panel dan pada bagian

atas panel diberi kaso juga agar benar-benar tegak.

h. Cek kelurusan begesting ( vertikal ) dengan tarikan benang.

i. Cek kelurusan begesting ( horisontal ) dengan tarikan benang.

j. Pasang penulangan ( fabrikasi ) dan beton decking.

k. Pasang stek yang diperlukan untuk pekerjaan lain.

Page 18: Mp. Andika Puskesmas Wajak

l. Bersikan daerah yang dicor dengan compressor.

m. Cor beton dan padatkan dengan vibrator.

n. Curing / perawatan beton.

6.7 Pekerjaan Balok Beton

Urutan pelaksanaan:

a. Pertama-tama dilakukan pengukuran untuk menentukan posisi atau titik penempatan

dengan menggunakan theodilith sampai pada posisi dan elevasi yang diinginkan.

b. Pembuatan tanda-tanda yang menyatakan as-as atau level dengan menggunakan cat

warna yang jelas dan tahan lama.

c. Membuat panel begesting yang disesuaikan dengan ukuran balok dilokasi fabrikasi.

d. Dilanjutkan dengan pemasangan perancah.

e. Oleskan minyak begesting pada permukaan panel hingga rata.

f. Pasang panel begesting pada lokasi masing-masing, sambungan antar panel harus

rapat.

g. Panel begesting harus diberi pengaku dari kaso pada sisi luar panel dan pada bagian

atas panel diberi kaso juga agar benar-benar tegak.

h. Cek kelurusan begesting dengan tarikan benang.

i. Pasang penulangan ( fabrikasi ) dan beton decking.

j. Pasang stek yang diperlukan untuk pekerjaan lain.

k. Bersikan daerah yang dicor dengan compressor

l. Cor beton dan padatkan dengan vibrator

m. Curing / perawatan beton

6.8 Beton Plat Lantai

a. Urutan Pelaksanaan Pertama-tama dilakukan pengukuran untuk menentukan posisi

atau titik penempatan dengan menggunakan theodilith sampai pada posisi dan elevasi

yang diinginkan.

b. Pembuatan tanda-tanda yang menyatakan as-as atau level dengan menggunakan cat

warna yang jelas dan tahan lama.

c. Dilanjutkan dengan pemasangan perancah.

d. Membuat panel begesting yang disesuaikan dengan ukuran plat dilokasi pabrikasi.

e. Oleskan minyak begesting pada permukaan panel hingga rata.

f. Pasang panel begesting pada lokasi masing-masing, sambungan antar panel harus

rapat.

g. Panel begesting harus diberi pengaku dari kaso pada sisi luar panel dan pada bagian

atas panel diberi kaso juga agar benar-benar tegak.

h. Cek kelurusan begesting dengan tarikan benang.

i. Pasang penulangan ( fabrikasi ) dan beton decking.

j. Pasang stek yang diperlukan untuk pekerjaan lain.

k. Bersikan daerah yang dicor dengan compressor.

l. Cor beton dan padatkan dengan vibrator.

m. Curing / perawatan beton.

Page 19: Mp. Andika Puskesmas Wajak

7. Pekerjaan Besi dan Alumunium

7.1 Pekerjaan Pintu dan Jendela

7.1.1 Lingkup Pekerjaan

a. Pekerjaan pembuatan kusen Pintu dan Jendela alumunium meliputi seluruh

detail yang dinyatakan/ditunjuk dalam gambar.

b. Item pekerjaan yang termasuk antara lain:

Pasang Kusen Alluminium

Pasang Pintu Kaca Rangka Aluminium

Pasang Pintu Alumunium KM

Pasang Pintu Besi

Pasang Railing Tangga

c. Ukuran kusen pintu dan jendela alumunium sesuai detail gambar.

7.1.2 Bahan-bahan

a. Kusen Alumunium

Produksi dari pabrik ex.Indalex, atau yang setara.

Mempunyai bidang halus, sejajar, tidak bergelombang-gelombang.

Pemasangan kusen alumunium pada lantai keramik, dinding bata dan beton digunakan viser S7 tiap jarak 60 cm, pemasangan pada bidang

kayu sigunakan skrup panjang 6 cm tiap jarak 60 cm.

Rongga yang terjadi lebih besar dari 1.5 cm maka dinding harus

diratakan dan dibuat lurus terlebih dahulu dengan plesteran dan acian dan

dibenangi selebar kusen alumunium yang akan dipasang

Pemasangan sealent harus penuh, padat, rata, dan rajin pada bidang yang di

b. Daun Pintu dan Jendela Kaca Rangka Alumunium

Rangka pintu dan jendela : Menggunakan profil alumunium ex. Indalex atau setara dengan finish

natural anodized yang disetujui Direksi Pengawas/MK.

Bahan panel : Untuk panil di gunakan bahan kaca dari produk dalam negeri ex

Asahi Mas atau setara, mutu AA, dan yang memenuhi persyaratan dalam

PUBI 82 pasal 63 & SII 0189-78.

Digunakan kaca berwarna atau clear (sesuai yang dinyatakan gambar)

tebal minimum 5 mm untuk jendela dan tebal 8 mm untuk pintu atau sesuai

dengan yang disetujui Direksi Pengawas/MK.

7.1.3 Pelaksanaan

a. Sebelum melaksanakan pekerjaan, kontraktor diwajibkan untuk meneliti

gambar-gambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan lubang-

lubang), termasuk mempelajari bentuk, pola, layout/penempatan, cara

pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai gambar.

b. Bagian dinding/tembok yang akan dipasang kusen alumunium harus rata,

siku dan timbang (dikerjakan oleh alat pengukur datar atau tegak) dan sudah

difinishing oleh cat tembok.

Page 20: Mp. Andika Puskesmas Wajak

c. Pemotongan alumunium harus benar-benar membentuk sudut 45 derajat,

tidak diperkenankan miring-miring.

d. Pemasangan daun pintu dan jendela alumunium pada setiap sudut

pertemuannya diberi penguat dari bahan kayu atau atas petunjuk-petunjuk

Konsultan Pengawas/Manajemen Konstruksi.

e. Pertemuan antara dua sudut benar–benar pas/presisi, lalu diikat dengan mata

bor rivert.

f. Kosen yang terpasang harus sesuai petunjuk gambar dan diperhatikan ukuran,

bentuk profil, type kosen dan arah pembukaan pintu/jendela.

g. Detail kosen dan sambungan dengan material lain harus disesuaikan dengan

type pintu/jendela yang akan terpasang.

h. Pembuatan dan penyetelan/pemasangan kosen-kosen harus lurus dan siku,

sehingga mekanisme pembukaan pintu/jendela bekerja dengan sempurna.

i. Setelah terpasang perlu diberi pelindung terhadap benturan dan pengotoran

akibat pelaksanaan pekerjaan lain.

j. Pertemuan dengan bidang dinding dan atau dinding kaca harus rapi, rapat,

tidak bercelah dan tegak lurus.

k. Sekeliling tepi kaca yang terlihat berbatasan dengan dinding dan pertemuan

antar kaca agar diberi sealant mutu baik supaya kedap air dan suara.

8. Pekerjaan Kunci dan Kaca

8.1 Lingkup Pekerjaan

a. Dalam pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan,

perlengkapan dan alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan

sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu, baik dan sempurna.

b. Item pekerjaan yang termasuk antara lain:

Pasang engsel pintu

Pasang engsel jendela

Pasang grendel jendela

Pasang hak angin

Pasang kaca bening tebal 5 mm

Pasang kaca buram tebal 5 mm

Pasang handle pintu

8.2 Bahan-bahan

a. Semua penggantung dan pengunci menggunakan produksi dari pabrik

SOLID atau yang setara.

b. Semua hardware dalam pekerjaan ini, dari produk yang bermutu baik, seragam

dalam pemilihan warnanya serta dari bahan-bahan yang telah disetujui

Direksi/Kosultan Pengawas.

c. Mekanisme kerja dari sernua peralatan harus sesuai dengan ketentuan gambar.

d. Perlengkapan daun pintu :

Engsel (butt hinges) dengan pemasangan 3 buah untuk pintu single dan

6 buah untuk pintu double. Pada daun jendela minimum dipasang 2 buah setiap

daunnya.

Assesories Handle

Page 21: Mp. Andika Puskesmas Wajak

e. Kunci tanam harus terpasang kuat pada rangka daun pintu. Setelah kunci

terpasang, noda-noda bekas cat atau bahan finish lainnya yang menempel

pada kunci harus dibersihkan dan dihilangkan sama sekali.

a. Pelaksanaan

b. Semua peralatan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini, sebelum dipasang

terlebih dahulu diserahkan contoh-contohnya kepada Direksi/Konsultan

Pengawas untuk mendapatkan persetujuan. Pengajuan/penyerahan harus

disertai brosur/spesifikasi dari pabrik yang bersangkutan.

c. Engsel atas dipasang tidak lebih dari 28 cm (as) dari sisi atas pintu ke bawah.

Engsel bawah dipasang tidak lebih dari 32 cm (as) dari permukaan lantal ke

atas. Engsel tengah dipasang di tengah-tengah antara dua engsel tersebut.

d. Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik. Tanda pengenal anak

kunci harus dipasang sesuai dengan pintunya.

e. Semua kunci tanam harus terpasang dengan kuat pada rangka daun pintu,

dipasang setinggi 90 cm dari lantai atau sesuai gambar.

8.3 Pekerjaan Kaca

8.3.1 Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan kaca meliputi seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam

detail gambar.Pekerjaan Pengecatan

Pekerjaan kaca yang termasuk dalam Rehab Puskesmas Pembantu antara lain:

- Pasang kaca polos tebal 5 mm

- Pasang kaca buram tebal 5 mm

- Pasang cermin wastafel

8.3.2 Bahan

a. Bahan kaca

Bahan kaca dan cermin, harus sesuai SH 0189/79 dan PBVI 1982.

Kaca jendela dipakai t = 5 mm dan warna sesuai dengan gambar dan persetujuan direksi/pengawas.

Pintu kaca menggunakan kaca t = 8 mm dan warna sesuai dengan gambar dan persetujuan direksi/pengawas.

Bahan untuk cermin menggunakan Clear Float Glass, tebal 6 mm.

Disatu permukaannya dilapisi Chemical Deposited Silver. Permukaan harus bebas noda dan cacat, bebas sulfida maupun bercak-bercak lainnya.

b. Ukuran panjang dan lebar tidak boleh melampau toleransi seperti yang ditentukan

pabrik

c. Kaca harus mempunyai sudut serta tepi potongan yang rata dan lurus, toleransi

kesikuan yang diperkenankan adalah 1.5 mm per meter

d. Cacat-cacat

Cacat-cacat lembaran bening yang diperbolehkan harus sesuai ketentuan dari pabrik.

Kaca yang digunakan harus bebas dari komposisi kimia yang dapat mengganggu pandangan.

Page 22: Mp. Andika Puskesmas Wajak

Kaca harus bebas dari keretakan (garis-garis pecah pada kaca baik

sebagian atau seluruh tebal kaca).

Kaca harus bebas dari gumpilan tepi (tonjolan pada sisi panjang dan lebar ke arah luar/dalam).

Harus bebas dari benang (string) dan gelombang (wave), benang adalah cacat garis timbul yang tembus pandang, dan gelombang adalah permukaan

kaca yang berubah dan mengganggu pandangan.

Harus bebas dari bintik-bintik (spots), awan (cloud) dan goresan (scratch).

Bebas lengkungan (lembaran kaca yang bengkok).

Mutu kaca lembaran yang digunakan mutu AA

8.3.3 Pelaksanaan

a. Semua bahan yang telah terpasang harus disetujui oleh Direksi/Konsultan

Pengawas.

b. Bahan yang telah terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan benturan, dan

diberi tanda agar mudah diketahui. Tanda-tanda tersebut tidak boleh

menggunakan kapur, melainkan harus dibuat dari potongan kertas yang

direkatkan dengan menggunakan lem aci.

c. Sisi kaca yang tampak maupun yang tidak tampak akibat pemotongan, harus

d. digurinda/dihaluskan, hingga membentuk tembereng.

e. Pada tiap pemasangan kaca harus selalu digunakan karet kaca dan sealent yang

rata , rapi dan rapat.

f. Pemotongan kaca harus rapi dan lurus, diharuskan menggunakan alat-alat

pemotong, kaca khusus.

g. Pemotongan kaca harus disesuaikan ukuran rangka, minimal 10 mm masuk ke

dalam alur kaca pada kosen.

h. Pembersih akhir dari kaca harus menggunakan kain katun yang lunak

dengan menggunakan cairan pembersih kaca.

i. Hubungan kaca dengan kaca atau kaca dengan material lain tanpa melalui

kosen, harus diisi dengan lem silikon warna transparant dan hitam ex General

Electric. Cara pemasangan dan persiapan-persiapan pemasangan harus mengikuti

yang dikeluarkan pabrik.

j. Kaca harus terpasang rapi, sisi tepi harus lurus dan rata, tidak

diperkenankan retak dan pecah pada sealant/tepinya, bebas dari segala noda dan

bekas goresan.

k. Kaca yang terpasang sesuai dengan contoh yang telah diserahkan dan semua

yang terpasang harus disetujui Direksi/Konsultan Pengawas. Jenis cermin

sesuai dengan yang telah disebutkan dalarn syarat pemakaian bahan material

dalam RKS.

9. Pekerjaan Langit-langit

9.1 Lingkup Pekerjaan

a. Pasang besi penggantung plafond (besi double canal 150.65.20.3,2)

b. Pasang kalsiboard t. 4,5 mm rangka galvalum

c. Pasang list gypsum t = 12 cm

Page 23: Mp. Andika Puskesmas Wajak

9.2 Bahan-bahan

a. bahan kalsiboard atau setara dan disetujui Direksi Pengawas/MK

b. Pola pemasangan sesuai dengan yang ditunjukkan pada gambar

c. Pengendalian pekerjaan sesuai dalam PUBI 82 pasal 38, memenuhi SII.0404-81 dan

NI-5

9.3 Pelaksanaan pekerjaan

a. Bahan yang digunakan harus diserahkan contohnya dan memperoleh persetujuan

pengawas.

b. Material pendukung yang tidak terdapat dalam bahan diatas harus disetujui

direksi/konsultan pengawas.

c. Sebelum pekerjaan plafond dikerjakan, pekerjaan yang terletak diatasnya harus sudah

terpasang sempurna.

d. Pola pemasangan plafond dan list profil gypsum sesuai yang ditunjukkan dalam

gambar.

e. Penggantung rangka utama harus dapat diatur ketinggiannya, jarak penggantung

maksimum 120 cm.

f. Rangka pembagi berjarak maksimum 60 cm

g. Pekerjaan langit-langit gypsum board, tanpa sambungan rangka langit-langit dari besi

h. Pada sambungan gypsum digunakan semen pengisi seuai rekomendasi pabrik.

i. Bidang pemasangan plafon harus rata/waterpass, tanpa naad. Hasil pemasangan harus

benar-benar rapi

j. Lubang-lubang bekas paku dan seluruh permukaan langit-langit harus diplamir dengan

plamir kayu diamplas rata dan halus sehingga pengecatan dapat berhasil dengan

sempurna

k. Pada bagian tepi plafon dipasang list bentuk profil ukuran sesuai dengan yang

ditunjukkan dalam detail gambar, dari bahan gypsum yang difinish cat sesuai yang

disyaratkan.

10. Pekerjaan Atap

10.1 Pekerjaan Konstruksi rangka atap

10.1.1 Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini meliputi pengiriman material ke site, perangkaian (assembling) dan ereksi

(erection), seluruh pekerjaan pemasangan baja ringan seperti tercantum dalam

gambar kerja meliputi :

a. Pekerjaan rangka atap galvalum ex. Bluescope

b. Pekerjaan genteng karang pilang

c. Pekerjaan bubungan genteng karang pilang

d. Pemasangan talang seng galvalum t = 0.3 mm

e. Pemasangan kalsiplang 1/30 cm

10.1.2 Bahan-bahan

Material struktur rangka atap :

a. Properti mekanis baja (Steel Mechanical Properties) :

Baja Mutu Tinggi G550

Page 24: Mp. Andika Puskesmas Wajak

Tegangan Leleh Minimum (Minimum Yield Strength) : 550 Mpa

Modulus Elastisitas : 2,1 x 105 MPa

Modulus Geser : 8 x 104 MPa

b. Lapisan pelindung terhadap korosi (Protective Coating) : Lapisan pelindung seng

dan aluminium (Zincalume/AZ) dengan komposisi sebagai berikut :

55 % Aluminium (Al)

43,5 % Seng (Zinc)

1,5 % Silicon (Si)

Ketebalan Pelapisan: 50 gr/m2 dan 150 gr/m

2 (AZ 50 – AZ 150)

c. Profil Material :

Rangka Atap Profil yang digunakan untuk rangka atap adalah produk dari ex.

Bluescupe, BHP, Pryda ( setara )

Talang jurai dalam (valley gutter) Talang yang dimaksud disini adalah talang jurai dalam dengan ketebalan dasar

baja 0.45 dan telah dibentuk menjadi talang lembah.

10.1.3 Rencana Kerja

a. Design rangka atap harus didukung oleh analisis perhitungan yang akurat

serta memenuhi kaidah-kaidah teknik yang benar dalam perancangan

standard batas desain struktur baja cetak dingin (Limit State Cold Formed Steel

Structure Design).

b. Kontraktor wajib menyerahkan mill certificate (sertifikat pabrik) dari

material baja yang akan digunakan serta dokumen data-data produk.

c. Kontraktor wajib meneliti kebenaran dan bertanggung jawab terhadap semua

ukuran-ukuran yang tercantum dalam gambar Kerja. Pada prinsipnya ukuran

pada gambar kerja adalah ukuran jadi/finish.

d. Setiap bagian yang tidak memenuhi persyaratan yang tertulis disini yang

diakibatkan oleh kurang teliti dan kelalaian kontraktor akan ditolak dan

harus diganti kewajiban yang sama juga berlaku untuk ketidakcocokan

kesalahan maupun kekurangan lain akibat Kontraktor tidak teliti dan cermat

dalam koordinasi dengan gambar pelengkap dari Arsitek, Struktur, Mekanikal,

dan Elektrikal. Pekerjaan perubahan dan pekerjaan tambah dalam hal ini harus

dikerjakan atas biaya Kontraktor tidak dapat diklaim sebagai biaya tambah.

e. Perubahan bahan/detail karena alasan tertentu harus diajukan ke Pengawas

dan Konsultan Perencana untuk mendapatkan persetujuan secara tertulis.

Semua perubahan yang disetujui dapat dilaksanakan tanpa adanya biaya

tambahan yang mempengaruhi kontrak, kecuali untuk perubahan yang

mengakibatkan pekerjaan kurang akan diperhitungkan sebagai pekerjaan tambah

kurang.

f. Sebaiknya sebanyak mungkin bahan untuk konstruksi baja ringan difabrikasi

di workshop, baik workshop permanen atau workshop sementara. Kontraktor

g. bertanggung jawab atas semua kesalahan detail, fabrikasi dan ketetapan

pemasangan semua komponen struktur konstruksi baja ringan.

10.1.4 Persyaratan Konstruksi

Page 25: Mp. Andika Puskesmas Wajak

a. Sambungan : Alat penyambung antar elemen rangka atap yang digunakan

untuk fabrikasi dan instalasi adalah baut menakik sendiri (self drilling

screw) dengan spesifikasi sebagai berikut :

Kelas Ketahanan Korosi Minimum : Class 2 (Minimum Corrosion Rating)

b. Ukuran baut untuk struktur rangka atap (Truss Fastener) adalah type 12

14x20. dengan ketentuan sebagai berikut :

Diameter ulir : 12 Gauge (5,5 mm)

Jumlah ulir per inchi (Threads per inch/TPI) : 14 TPI

Panjang : 20 mm

Ukuran kepala baut : 5/16” (8 mm hex. socket)

Material : AISI 1022 Heat treatedcarbon steel

Kuat geser rata-rata (Shear, Average) : 8.8 kN

Kuat tarik minimum (Tensile, min) : 15.3 kN

Kuat torsi minimum (Torque, min): 13.2 kNm c. Ukuran baut untuk struktur reng (batten fartener) adalah type 10- 16x16,

dengan ketentuan sebagai berikut:

Diameter ulir : 10 Gauge (4,87 mm)

Jumlah ulir per inchi (Threads per inch/TPI) : 16 TPI

Panjang : 16 mm

Ukuran kepala baut : 5/16” (8 mm hex. socket)

Material: AISI 1022 Heat treated carbon steel

Kuat geser rata-rata (Shear, Average) : 6.8 kN

Kuat tarik minimum (Tensile, min) : 11.9 kN

Kuat torsi minimum (Torque, min) : 8.4 kNm

Pemasangan jumlah baut harus sesuai dengan detail sambungan pada

gambar kerja.

Pemasangan baut harus menggunakan alat bor listrik 560 watt dengan

kemampuan putaran alat minimal 2000 rpm. d. Pemotongan material

Pekerjaan pemotongan material baja ringan harus menggunakan peralatan yang sesuai, alat potong listrik dan gunting, dan telah ditentukan oleh pabrik.

Alat potong harus dalam kondisi baik

Pemotongan material harus mengikuti gambar kerja

Bagian bekas irisan harus benar-benar datar, lurus dan bersih.

10.2 Pekerjaan Penutup Atap (Genteng)

10.2.1 Lingkup pekerjaan

Pekerjaan yang dimaksud meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,

pelengkapan atap, serta alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan hingga

diperoleh hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.

10.2.2 Bahan

Bahan yang dipakai pada pekerjaan ini memakai genteng Karangpilang ex Malang

atau yang setara, dan Nok bubungan.

Page 26: Mp. Andika Puskesmas Wajak

10.2.3 Syarat Pelaksanaan

a. Penyedia Jasa harus menyerahkan contoh dari material yang akan digunakan

sebelum dimulainya pekerjaan untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi.

b. Contoh-contoh yang telah disetujui akan dipakai sebagai pedoman atau

standard bagi Direksi untuk memeriksa atau menerima bahan-bahan yang

akan dikirim oleh Penyedia Jasa ke lapangan.

c. Genteng akan dipasang setelah pekerjaan rangka atap selesai dikerjakan

demikian juga pemasangan usuk dan reng telah lengkap terpasang.

d. Pemasangan genteng harus bersih, lurus dan rapi, demikian pula

pemasangan nok sehingga tidak menimbulkan kebocoran terutama pada

sambungan.

e. Genteng maupun bubungan yang cacat tidak boleh dipasang dan harus segera

diganti) Pemasangan genteng maupun bubungan serta kelengkapan lainnya

harus mengikuti prosedur yang dipersyaratkan oleh pabrik dan gambar detail

untuk pekerjaan ini.

f. Pemasangan harus dilaksanakan oleh tenaga-tenaga yang terampil dan

berpengalaman pada pekerjaan tersebut.

g. Peralatan-peralatan maupun bahan-bahan yang digunakan untuk pelaksanaan

h. pekerjaan pemasangan genteng maupun nok tersebut harus disiapkan, dan

sesuai standard (SII).

i. Pemasangan genteng maupun Nok harus mengikuti semua prosedure yang

ditentukan dari pabrikan pembuatnya. Pemasangan genteng maupun Nok yang

akan dikerjakan pada atap dimaksudkan untuk menyempurnakan penutup atap

atau memperindah konstruksi atap.

10.3 Pekerjaan Lisplank

10.3.1 Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan yang dimaksud meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, serta alat

bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan hingga diperoleh hasil pekerjaan yang baik

dan sempurna

10.3.2 Persyaratan bahan

Bahan yang dipakai pada pekerjaan ini memakai bahan kalsiplank motif kayu, dengan

ukuran 8/30 mm

10.3.3 Pelaksanaan

a. Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan pemasangan, kontraktor agar

meneliti gambar-gambar dengan kondisi di lapangan.

b. Pemasangan listplang harus mengikuti semua prosedure yang ditentukan.

c. Pemasangan lisplang yang akan dikerjakan pada atap dimaksudkan untuk

menutup pingiran atap atau memperindah konstruksi atap.

d. Lisplank dipasang tegak (vertikal) pada rangka penyangga listplank dengan

konsol-konsol beton yang sesuai di dalam jumlah yang cukup untuk

menyangga berat, sisi permukaan yang halus diletakkan di bagian luar

e. Bidang permukaan listplank harus tampak lurus dan rata

f. Pertemuan antara dua sudut harus siku tidak boleh terdapat celah dan retak

dengan bahan grounting

10.4 Pekerjaan Atap

Page 27: Mp. Andika Puskesmas Wajak

10.4.1 Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan yang dimaksud meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, serta alat

bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan hingga diperoleh hasil pekerjaan yang baik

dan sempurna.

10.4.2 Bahan

a. Rangka menggunakan besi hollow kualitas baik.

b. Penutup atap menggunakan polycarbonate

10.4.3 Pelaksanaan

a. Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan pemasangan, kontraktor agar

meneliti gambar-gambar dengan kondisi di lapangan.

b. Pemasangan harus dilaksanakan oleh tenaga-tenaga yang terampil dan

berpengalaman pada pekerjaan tersebut.

c. Peralatan-peralatan maupun bahan-bahan yang digunakan untuk pelaksanaan

pekerjaan pemasangan canopy tersebut harus disiapkan, dan sesuai standard.

11. Pekerjaan Pengecatan

11.1 Bahan-Bahan

a. Pengecatan seluruh pekerjaan harus sesuai dengan NI-3 dan NI-4 atau sesuai dengan

spesifikasi dari pabrik cat yang bersangkutan.

b. Pemborong wajib membuktikan keaslian cat dari pabrik tersebut mengenai hal-

hal yang menunjukkan kemurnian cat yang digunakan, antara lain :

Segel kaleng

Test laboratorium

Hasil akhir pengecatan Hasil dari test kemurnian ini harus mendapat rekomendasi tertulis dari produsen

untuk diketahui Pengawas. Biaya test tersebut menjadi tanggungan Pemborong.

11.2 Pengecatan Dinding baru

a. Yang termasuk pekerjaan cat dinding adalah pengecatan seluruh plesteran bangunan

dan atau bagian lain yang ditentukan gambar

b. Untuk dinding luar bangunan watershell dan dinding dalam bangunan, warna akan

ditentukan kemudian

c. Sebelum dinding diplamir, plesteran harus sudah betul-betul kering, tidak ada retak-

retak dan Kontraktor meminta persetujuan Direksi

d. Pekerjaan plamir dilakukan dengan pisau plamir baja tipis dan lapisan plamir dibuat

setipis mungkin sampai membentuk bidang yang rata

11.3 Pengecatan Plafond

a. Cat yang digunakan memenuhi persyaratan NI-3 dan NI-4

b. Plamur yang digunakan adalah plamur dinding.

c. Setelah bahan langit-langit terpasang, permukaan langit-langit (plafond) dibersihkan

dari berbagaimacam kotoran, lubang-lubang paku/skrup telah diisi dan diratakan dan

telah diamplas sampai halus,lalu diberi lapisan cat dasar sebanyak 1 lapis sampai

benar-benar rata. Setelah lapisan alkaliresisting primer dan telah mengering lalu

diamplas halus

Page 28: Mp. Andika Puskesmas Wajak

d. Setelah seluruh permukaan plafond diamplas halus, lalu diberi lapisan cat sampai

benar-benar rata warnanya dan hasilnya dapat diterima oleh Manajemen Konstruksi /

Pemberi Tugas / Perencana

e. Cara pengecatan dan pengecatan cat mengikuti technical data dari pabrik cat.-

Pengecatan halus menggunakan roiler, sedangkan kwas hanya pada tempat-tempat

tertentu saja.

f. Cara-cara pengecatan mengikuti petunjuk/spesifikasi yang dikeluarkan oleh pabrik

cat.

g. Aplikasi pengecatan, dilakukan oleh tenaga yang telah berpengalaman dan telah

mendapatkan rekomendasi/ pengawasan dari produksi cat

h. Sambungan-sambungan eternit harus diberi epoxy resin agar tidak terlihat sebagai

retakan sesudah dicat.

11.4 Pengecatan Kayu

a. Pekerjaan pengecatan kayu harus memakai bahan-bahan yang disyaratkan dalam RKS

atau telah disetujui Direksi/Konsultan Pengawas

b. Warna cat kayu yang digunakan sesuai dengan yang terdapat dalam RKS jika tidak

disebutkan maka harus melalui persetujuan Direksi/Konsultan Pengawas.

c. Permukaan bahan yang akan dicat harus benar-benar dipersiapakan sesuai persyaratan

pabrik cat.

d. Sebelum melakukan pekerjaan pengecatan, pastikan bidang permukaa yang akan di cat

bersih. Bebas dari debu, lemak/minyak dan noda-noda yang melekat. Serta dalam

keadaan kering.

12. Pekerjaan Instalasi Air

12.1 Lingkup Pekerjaan

Yang termasuk dalam pekerjaan sanitair ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan,

peralatan serta alat bantu lainnya yang digunakan dalam pekerjaan. Macam pekerjaan

sesuai dengan yang dinyatakan dalam detail gambar serta uraian dan syarat yang

ditentukan.

12.2 Bahan

a. Kloset duduk kw. A

b. Pasang wastafel kw. A

c. Pipa PVC berukuran sesuai gambar rencana. Pipa yang digunakan hasil produksi ex

Wavin, Pralon, Rucika, Maspion, atau merk lain yang setara yang sudah mendapat

klasifikasi S11.

d. Wall Shower ½ “

e. Kran air

f. Kaca cermin wastafel

g. Kaca cermin yang dipasang memiliki ketebalan 5 mm, permukaan rata, tidak

bergelmobang dengan bentuk & ukuran sesuai gambar rencana

12.3 Peralatan yang digunakan

a. Mesin Las

b. Gerinda Tangan

Page 29: Mp. Andika Puskesmas Wajak

c. Bor Duduk & Bor Tangan

d. Takel

e. Kunci Pipa, Kunci pas

f. Mesin Senai

g. Gergaji

h. Amplas

i. Lem PVC

j. Shell tape

12.4 Pelaksanaan

a. Peralatan sanitair

Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah pasang kloset jongkok, pasang kloset

duduk, pasang urinoir, pasang wastafel, kitchen zink, afour, kran.

Syarat pelaksanaan:

1) Peralatan sanitair sebelum dipasang harus ditunjukkan pada perencana/MK beserta

persyaratan/ketentuan pabrik untuk mendapat persetujuan.

2) Sebelum pemasangan dimulai kontraktor harus meneliti gambar-gambar yang ada

dan kondisi di lapangan, termasuk mempelajari bentuk, pola, penempatan, dan

detail-detail sesuai dengan gambar

3) Untuk pemasangan wastafel, kedudukannya harus diukur dengan waterpas.

Hubungan wastafel dengan saluran pembuang tidak diijinkan ada kebocoran dan

pembuangan air harus lancar.

4) Pada tempat-tempat yang akan dipasang floor drain dari stainless steel, penutup

lantai harus dilubangi dengan rapi menggunakan pahat kecil dengan bentuk dan

ukuran sesuai dengan floor drain tersebut, hubungan floor drain dengan lantai atau

beton menggunakan perekat beton kedap air. Setelah floor drain terpasang,

pasangan harus rapi dibersihkan dari noda-noda semen dan tidak ada kebocoran

pada lantai

5) Bak control dipasang dengan ketinggian sesuai gambar, dipasang angker baut

sehingga perletakannya kuat.

6) Kitchen zink, kloset-kloset harus sesuai RKS dan gambar rencana.

b. Pekerjaan Bak Kontrol

Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah pasang bak control pasangan batu bata

ukuran 30 x 30 dan ukuran 45 x 45

Syarat Pelaksanaan

1) Buat galian dengan ukuran dan posisi seperti yang tertera dalam gambar detail

2) Buat pasangan bata dengan ukuran dan detail seperti pada gambar

c. Pasang Kaca Wastafel

1) Kaca cermin wastafel yang dipasang harus mempunyai ketebalan, permukaan

yang rata, tidak bergelombang dengan bentuk ukuran sesuai dengan gambar

rencana.

2) Potong kaca dengan ukuran seperti yang tertera pada gambar/penjelasan dalam

RKS, jika tidak ada pastikan pekerjaan tersebut telah mendapat persetujuan

pengawas/direksi

Page 30: Mp. Andika Puskesmas Wajak

3) Setelah terpasang perlu diberi pelindung terhadap benturan dan pengotoran

akibat pelaksanaan pekerjaan lain.

d. Pekerjaan Pemipaan

Yang termasuk dalam pekerjaan pemipaan dalam hal ini antara lain:

1) Memasang pipa PVC tipe D Ø ½”

2) Memasang pipa PVC tipe D, Ø 3

3) Memasang pipa PVC tipe D, Ø 4

Pelaksanaan:

1) Pipa-pipa air harus dipasang sedemikian rupa sehingga tidak ada hawa busuk yang

keluar dari pipa tersebut, tidak ada rongga udara, letaknya lurus rata.

2) Pemasangan pipa dilaksanakan setelah pasangan bata dan sebelum pekerjaan

plesteran dan acian, fungsi untuk menghindari bobokan yang menyebabkan

keretakan dinding. (Untuk instalasi dalam bangunan).

3) Untuk pemasangan di luar bangunan seperti pipa saluran air hujan dikerjakan

setelah pekerjaan plesteran diselesaikan.

4) Pipa yang melewati plat dak atau balok atau kolom beton harus dipasang sparing

atau pemipaan terlebih dahulu sebelum dilaksanakan pengecoran.

5) Pipa yang posisi/letaknya sudah betul segera ditutup dengan plug/dop yang tidak

mudah lepas (menghindari kotoran/adukan masuk sehingga terjadi penyumbatan).

6) Hindari belokan pipa/ knik pipa dengan pembakaran.

7) Posisi pipa pada kamar mandi harus disesuaikan dengan saniter

8) Rencana instalasi air bersih diletakkan pada perempatan nat keramik / as keramik,

simetris dengan luas keramik.

9) Pipa-pipa panjang tak bersambung harus dipakai pada konstruksi saluran-saluran

pipa (sesuai dengan panjang pipa normalisasi).

10) Pipa-pipa vertical harus ditumpu dengan klemp dan dibuat dengan jarak yang tidak

lebih dari 2.5 m. Pipa yang tidak ditanam dalam tanah/tembok, lantai dan tempat-

tempat diatas plafond yaitu untuk pipa mendatar dan pipa tegak lurus harus

menggunakan penggantung (hanger) atau penyanggah (support) terbuat dari

besi/baja kanal serta uklem yang sesuai dengan diameternya agar inklinasinya tetap

dan mencegah timbulnya getaran

11) Pemasangan Pipa Air Kotor menuju Septictank yang melewati saluran

keliling harus ditempatkan di bawah saluran, sehingga Elevasi Septictank

menyesuaikan dengan Posisi pipa Air Kotor.

12) Kontraktor wajib memperbaiki / mengulangi / mengganti bila ada kerusakan

yang terjadi selama masa pelaksanaan dan masa garansi, atas biaya

kontraktor, selama kerusakan bukan disebabkan oleh tindakan pemilik.

Dibersihkan sambungan-sambungan pipa tidak boleh ada kebocoran-kebocoran

13. Pekerjaan Instalasi Listrik

13.1 Lingkup Pekerjaan

Lingkup pekerjaan elektrikal meliputi :

a. Pemasangan stop kontak

b. Pemasangan saklar tunggal

c. Pemasangan saklar ganda

Page 31: Mp. Andika Puskesmas Wajak

d. Pemasangan titik lampu SL Tornado Spiral 24 watt

e. Pemasangan titik lampu SL Tornado Spiral 10 watt

13.2 Bahan-bahan

a. Kabel yang digunakan untuk instalasi penerangan adalah kabel yang telah memenuhi

SPLN. Jenis kabel yang digunakan adalah Kabel NYA 2,5 mm.

b. Lampu yang digunakan adalah produk ex Philips atau merk lain yang setara

yang sudah mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.

c. Saklar, Stop Kontak dan Fitting yang digunakan adalah ex Broco atau merk lain yang

setara yang sudah mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.

13.3 Ketentuan Pelaksanaan

a. Semua kabel yang terletak diatas langit-langit dalam pipa conduit, pada jarak tertentu

harus diperkuat dengan Dop Porselint yang disekrup kuat pada rangka langit-langit.

Untuk kabel-kabel yang berhubungan dengan dinding, harus dilindungi dengan pipa

PVC dia ¼ dan tertanam pada dinding. Penarikan kabel harus dilaksanakan

sedemikian rupa, sehingga rapi dan teratur.

b. Panel Penerangan dipasang pada setiap bangunan dengan jumlah group pada

setiap panel, sesuai dengan yang tercantum pada Gambar kerja. Setiap panel

dilengkapi dengan kabel arde, (pertahanan) BC 16 mm, tertanam didalam tanah,

sehingga mempunyai tahanan pertahanan maksimal sebesar 2 ohm yang di ukur

setelah minimal tidak hujan selama 7 (tujuh) hari.

c. Komponen-komponen panel yang digunakan adalah produksi dalam negeri yang telah

memenuhi SPLN & LMK.

d. Seluruh pekerjaan elektrikal ini, harus dikerjakan oleh instalatur yang ahli dan

berpengalaman serta memiliki sertifikat dari PLN setempat yang masih berlaku.

Instalatur listrik harus melakukan testing atas seluruh instalasi yang dikerjakan

dengan disaksikan oleh direksi. Instalasi listrik yang dipasang, dipersiapkan

untuk dapat menahan tegangan sebesar 220 Volt.

e. Selama pemeliharaan instalasi listrik adalah selama 3 (tiga) bulan, terhitung

sejak dilakukannya penyerahan pertama pekerjaan elektrikal secara keseluruhan.

Selama masa pemeliharaan tersebut, instalatur listrik berkewajiban untuk

melaksanakan perbaikan / penyempurnaan atas kerusakan / cacat yang timbul

selama masa pemeliharaan tersebut. Pekerjaann elektrikal dapat diterima oleh pihak

direksi, apabila disertai bukti-bukti hasil pemeriksaan dari PLN setempat serta

gambar-gambar revisi yang disahkan oleh PLN setempat.

f. Untuk pemasangan kabel-kabel dan komponen-komponen lainnya yang harus

tertanam di dalam dinding / plesteran, maka pelaksanaannya harus dilakukan

sebelum pekerjaan plesteran dilaksanakan.

13.4 Pelengkap Penerangan

Pihak kami akan menyiapkan dan menginstalasi pelengkap penerangan secara lengkap

untuk setiap saklar lampu dan stop kontak dengan jenis, kualitas dan ukuran sesuai yang

ditunjukkan dalam gambar atau BQ

13.4.1 Pasang Stop kontak

Stopkontak biasa dilengkapi dengan penutup, bentuk persegi ukuran 80 × 80 mm

tipe pemasangan tenggelam ke dinding (inbow), pole terdiri atas phase 50 Hz

Page 32: Mp. Andika Puskesmas Wajak

dengan rating arus 10 ampere. Kualitas setara Broco. Inbow doos yang

dipergunakan dari bahan plat

13.4.2 Pasang Saklar

Sakelar berbentuk persegi dengan ukuran 80 × 80 mm dengan swicth piano,

rating arus 10 ampere, tegangan 220 volt, type pemasangan tenggelam dalam

dinding

13.5 Lampu-lampu

Jenis dan bentuk lampu penerangan ini berikut pelengkapnya yang dipasang di

beberapa lokasi sesuai dengan yang ada dalam gambar. Pelengkap penerangan

(rumah lampu), condenser, ballast, tabung dan starter sesuai dengan persyaratan

spesifikasi teknis. Merk lampu yang dipakai PHILIPS atau yang setara dengan itu

dengan persetujuan Pengawas/direksi

1. Penempatan Batu Bata

Menempatkan batu bata dengan memperhatikan ketentuan antara lain sebagai berikut :

a. Penempatan batu bata sedekat mungkin dengan lokasi pekerjaan

b. Diusahakan dilokasi yang datar

c. Penumpukan batu bata maksimum 50 tumpukan dan disusun dengan cara selang-seling

d. Penempatan harus rapi

e. Batu bata yang datang lebih dulu dipakai lebih dulu untuk menghindari tumbuhnya

lumut pada batu bata yang lama tersimpan

f. Memberi tanda pada batu bata, misalnya : asal batu bata, tanggal terima dan status

g. Contoh penempatan sebagaimana diperlihatkan pada gambar :

PENEMPATAN BATU BATA

METODE PENEMPATAN MATERIAL D.

Page 33: Mp. Andika Puskesmas Wajak

2. Penempatan Split (Bata Pecah)

Menempatkan split dengan memperhatikan ketentuan antara lain sebagai berikut :

a. Lokasi tanah diusahakan yang datar dan beresiko kecil terhadap terjadinya

hujan/genangan air hujan.

b. Bila diperlukan diberi alas yang memadai, disesuaikan dengan kondisi lokasi

c. Diberi pengaman ditepinya untuk mencegah split tercecer

d. Diberi tanda dan status pada setiap kelompoknya, misal : asal pasir, tanggal terima,

sudah ditest/inspeksi/belum.

e. Contoh penempatan sebagaimana diperlihatkan pada gambar :

PENEMPATAN KERIKIL PARTAI KECIL

PENEMPATAN KERIKIL PARTAI BESAR

3. Penempatan Pasir

Menempatkan pasir dengan memperhatikan ketentuan antara lain sebagai berikut :

a. Lokasi tanah diusahakan yang datar dan beresiko kecil terhadap terjadinya

hujan/genangan air hujan.

b. Bila diperlukan diberi alas yang memadai, disesuaikan dengan kondisi lokasi

c. Diberi pengaman ditepinya untuk mencegah pasir tercecer

d. Diberi tanda dan status pada setiap kelompoknya, misal : asal pasir, tanggal terima,

sudah ditest/inspeksi/belum.

e. Contoh penempatan sebagaimana diperlihatkan pada gambar :

PENEMPATAN PASIR PARTAI KECIL

PENEMPATAN PASIR PARTAI BESAR

Page 34: Mp. Andika Puskesmas Wajak

4. Penempatan Besi Beton

Menempatkan besi beton dengan memperhatikan ketentuan antara lain sebagai berikut:

a. Diberi alas/landasan yang memadai

b. Penempatan besi beton dikelompokkan menurut diameter atau ukuran dan jenis beton

c. Penyimpanan di tempat yang aman dan terlindung (misal diberi penutup terpal atau

ditempatkan di loss kerja)

d. Bila terdapat beberapa jenis diameter beri tanda pada tiap kelompoknya

e. Contoh penempatan sebagaimana diperlihatkan pada gambar:

POTONGAN MELINTANG

5. Penempatan Semen

Menempatkan semen dengan memperhatikan ketentuan antara lain sebagai berikut :

a. Semen yang masuk lebih dulu, harus dipakai dahulu, sehingga harus disediakan jalan

antar tumpukan semen untuk mempermudah pengambilan.

b. Penumpukan semen paling tinggi 10 trap

c. Penempatan semen tidak boleh langsung menyentuh tanah, harus diberi alas dengan

konstruksi yang memadai.

Penyimapanan dilakukan di dalam gudang yang memadai sehingga terhindar dari

kerusakan/kehilangan akibat cuaca/lingkungan.

Page 35: Mp. Andika Puskesmas Wajak

1. Penerimaan Bahan

Bahan yang diterima harus diperiksa oleh pengawas penerimaan bahan dengan

mengecek/memeriksa bukti tertulis yang menunjukkan bahwa bahan-bahan yang telah

diterima sesuai dengan ketentuan persyaratan bahan pada pasal 2.2.2.4).

2. Perbaikan Terhadap Pekerjaan yang Tidak Memenuhi Ketentuan

a) Pekerjaan pasangan batu dengan mortar yang tidak memenuhi toleransi yang

disyaratkan dalam Pasal 2.2.2.3) dari Spesifikasi ini harus diperbaiki oleh Penyedia Jasa

dengan biaya sendiri dan dengan cara yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.

b) Bilamana kestabilan dan keutuhan dari pekerjaan yang telah diselesaikan terganggu atau

rusak, yang menurut pendapat Direksi Pekerjaan diakibatkan oleh kelalaian Penyedia

Jasa, maka Penyedia Jasa harus mengganti dengan biayanya sendiri untuk setiap

pekerjaan yang terganggu atau rusak. Penyedia Jasa tidak bertanggungjawab atas

kerusakan yang timbul berasal dari alam seperti angin topan atau pergeseran lapisan

tanah yang tidak dapat dihindarkan, dengan syarat pekerjaan yang rusak tersebut telah

diterima dan dinyatakan secara tertulis oleh Direksi Pekerjaan telah selesai.

3. Pemeliharaan Pekerjaan yang Telah Diterima

Tanpa mengurangi kewajiban Penyedia Jasa untuk melaksanakan perbaikan terhadap

pekerjaan yang tidak memenuhi ketentuan atau gagal sebagaimana disyaratkan dalam Pasal

2.2.4.1) di atas, Penyedia Jasa juga harus bertanggungjawab atas pemeliharaan rutin dari

semua pekerjaan pasangan batu dengan mortar untuk drainase yang telah selesai dan

diterima selama sisa Periode Kontrak termasuk Periode Pemeliharaan. Pekerjaan

pemeliharaan rutin tersebut harus dilaksanakan sesuai dengan Seksi 10.1 dari Spesifikasi ini

dan harus dibayar terpisah menurut Pasal 10.1.7

PENGENDALIAN MUTU E.

Page 36: Mp. Andika Puskesmas Wajak

Demikian metode pelaksanaan yang dapat kami sampaikan, apabila kami ditunjuk untuk

melaksanakan pekerjaan ini kami akan melaksanakan pekerjaan konstruksi ini sesuai metode

yang kami tawarkan, dan kami menerima koreksi apabila metode pelaksanaan yang kami

sampaikan terdapat kekurangan sesuai dengan spesifikasi teknis yang ditentukan. Atas

perhatiannya kami sampaikan terima kasih

Malang, 30 Mei 2014

CV. ANDIKA PERKASA

SUDIONO, ST DIREKTUR

PENUTUP F.