Mou Idi Dengan Polri i

9
* ,t* KESEPAKATAN BERSAMA ANTARA IKATAN DOKTER INDONESIA DENGAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Nomor : 2886/PB/A.3l06l2Ol1 Nomor:BI{5 lVll2011 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN DAN PRAKTIK KEDOKTERAN Pada hari ini Sabtu, tanggal dua puluh lima, bulan Juni, tahun dua ribu sebelas, bertempat diJakarta, kamiyang bertanda tangan di bawah ini: 1. dr. PRIJO SIDIPRATOMO, SpRad selaku Ketua Umum Pengurus Besar lkatan Dokter lndonesia (PB-lDl) dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama IKATAN DOKTER INDONESIA (lDl) berkedudukan di Jalan G.S.S.Y. Ratulangie 29 Jakarta Pusat 10350, selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA. 2. JENDERAL POLISI Dts. TIMUR PRADOPO selaku Kepala Kepolisian Negara Republik lndonesia, dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA (Polri), berkedudukan di Jalan Trunoioyo 3, Kebayoran Baru, Jakarta 12110, yang selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA. PIHAK

description

MOU-IDI-dengan-POLRI

Transcript of Mou Idi Dengan Polri i

*,t*

KESEPAKATAN BERSAMA

ANTARA

IKATAN DOKTER INDONESIA

DENGAN

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Nomor : 2886/PB/A.3l06l2Ol1Nomor:BI{5 lVll2011

TENTANG

PELAYANAN KESEHATAN DAN PRAKTIK KEDOKTERAN

Pada hari ini Sabtu, tanggal dua puluh lima, bulan Juni, tahun dua ribu sebelas,bertempat diJakarta, kamiyang bertanda tangan di bawah ini:

1. dr. PRIJO SIDIPRATOMO, SpRad selaku Ketua Umum Pengurus Besar lkatanDokter lndonesia (PB-lDl) dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama IKATANDOKTER INDONESIA (lDl) berkedudukan di Jalan G.S.S.Y. Ratulangie 29Jakarta Pusat 10350, selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA.

2. JENDERAL POLISI Dts. TIMUR PRADOPO selaku Kepala Kepolisian NegaraRepublik lndonesia, dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama KEPOLISIANNEGARA REPUBLIK INDONESIA (Polri), berkedudukan di Jalan Trunoioyo 3,Kebayoran Baru, Jakarta 12110, yang selanjutnya disebut sebagai PIHAKKEDUA.

PIHAK

PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA, selanjutnya se€ra bersama-sama disebutPARA PIHAK, terlebih dahulu menerangkan hal-hal sebagai berikut:

a. bahwa sesuai dengan Undang-Undang Nomor 29 Tahun z0o4. tentang PraktikKedokteran, penyelenggaraan praktik kedokteran yang merupakan bagian yangtidak terpisahkan dalam penyelenggaraan upaya kesehatan harus dilakukan olehdokter dan dokter gigi yang memiliki etika dan moral yang tinggi, keahlian dankewenangan yang secara terus menerus harus ditingkatkan mutunya melaluipendidikan dan pelatihan berkelanjutan, sertifikasi, registrasi, lisensi sertapembinaan, pengawasan dan pemantauan agar penyelenggaraan praktikkedokteran sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi;

b. bahwa sesuai dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang KepolisianNegara Republik lndonesia merupakan alat negara yang berperan dalammemelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, sertamemberikan Perlindungan, Pengayoman dan Pelayanan kepada masyarakatdalam rangka terpeliharanya keamanan dalam negeri;

c. bahwa dalam upaya pelayanan kesehatan yang diberikan bagi seluruhmasyarakat melalui penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang berkualitasdan terjangkau diperlukan sarana dan prasarana kesehatan yang optimal, sertatenaga kesehatan yang profesional, baik dalam situasi normal maupun bencanaalam serta kerusuhan massal;

d. bahwa untuk mendukung pelaksanaan tugas PIHAK KEDUA berkaitan denganperkara pidana kesehatan diperlukan peranan bidang kedokteran dan kesehatan,juga keterangan ahli bidang kedokteran dan kesehatan;

e. bahwa untuk memberikan perlindungan dan kepastian hukum kepada penerima

dan pemberi pelayanan kesehatan, diperlukan pengaturan rnengenaipenyelenggaraan praktik kedokteran ;

f. bahwa dalam penyelenggaraan praktik kedokteran, Dokter dalam memberikanpelayanan kesehatan terhadap pasien adalah bercifat upaya maksimal dandilakukan sesuai standar profesi medis; dan

g. bahwa dalam upaya peningkatan pelayanan kesehatan dan penyelenggaraanpraktik kedokteran, PARA PIHAK bermaksud untuk menialin kerja samamenyelesaikan masalah-masalah keterbatasan petayanan kesehatan di daerah-daerah dan pengaduan pasien dan dugaan tindak pidana yang dilakukan dokter,untuk mencapai hasil yang adil benar dan transparan.

Dengan

Dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan sebagai berikut:

1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 tentang Peraturan Hukum Pidana besertaperubahannya (KUHP);

2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (LembaranNegara Republik lndonesia Tahun 1981 Nomor 76; Tambahan Lembaran NegaraRepublik lndonesia Nomor 3258);

3. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular(Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 19&4 Nomor 2A; TambahanLembaran Negara Republik lndonesia Nomor 3273't;

4. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republiklndonesia (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2002 Nomor 2;Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor4168);

5. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 20M. tentang Praktik Kedokteran (LembaranNegara Republik lndonesia Tahun 2004 Nomor 116; Tambahan Lembaran NegaraRepublik lndonesia Nomor 44311;

6. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2OO7 tentang Penanggulangan Bencana(Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 20o7 Nomor 66; TambahanLembaran Negara Republik lndonesia Nomor 47231;

7, Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran NegaraRepublik lndonesia Tahun 2009 Nomor 1M; Tambahan Lembaran NegaraRepublik lndonesia Nomor 5063); dan

8. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran NegaraRepublik lndonesia Tahun 2009 Nomor 153; Tambahan Lembaran NegaraRepublik lndonesia Nomor 5072).

Berdasarkan hal-hal tercebut di atas, PARA PIHAK sepakat untuk mengadakan kerjasama dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan dan praktik kedokteran melaluiKesepakatan Bersama, dengan ketentuan sebagai berikut:

BAB I

4

BAB I

TIiAKSUD DAN TUJUAN

Pasal I

(1) Maksud Kesepakatan Bersama ini sebagai pedoman bagi PARA PIHAK dalamrangka meningkatkan koordinasi pelayanan kesehatan bagi seluruh masyarakatdan pelaksanaan praktik kedokteran.

(2'l Tujuan dari Kesepakatan Bersama iniadalah:

a. teroptimalisasinya upaya pelayanan kesehatan bagi seluruh masyarakatsesuai dengan tujuan profesi kedokteran dalam memberikan pelayanankepada masyarakat;dan

b. terlaksananya penanganan tindak pidana di bidang praktik kedokteran sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB IIRUANG LIHGKUP

Pasal 2

Ruang lingkup Kesepakatan Bersama ini meliputi:

(1) Bidang Pembinaan, terdiri dari:a. pengembangan dan penelitian bidang hukum dan kesehatan; danb. keria sama dalam recruitment personal PIHAK KEDUA.

(21 Bidang Operasional, terdiri dari:a. pelayanan kesehatan oleh profesi PIHAK PERTAMA kepada seluruh

masyarakat; dan

b. praktik Kedokteran.

BAB III

BAB IIIPELAKSANAAN

Bagian KesatuBidang Pembinaan

Pasal 3

(1) Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan kesehatan kepada masyarakat,PARA PIHAK sepakat untuk menyelenggarakan penelitian dan pengembanganserta pendidikan dan pelatihan di bidang hukum dan kesehatan.

Ql PIHAK PERTAMA dapat merekomendasikan tenaga ahtinya untuk mendukungpelaksanaan tugas PIHAK KEDUA.

(3) PIHAK PERTAMA dapat membantu PIHAK KEDUA dalam penyelenggaraanpningkatan kompetensi bidang kedokteran pada setiap pelatihan kedokterankepolisian.

(4) PIHAK PERTAMA dapat membantu pengembangan pendidikan kedokteranforensik, kedokteran lalu lintas dan bidang lain kepada PIHAK KEDUA, yangberkaitan dengan bidang kedokteran.

Pasal 4

PIHAK KEDUA dapat memberikan bantuan penyuluhan bidang hukum dan pelatihan

DVI (Disasfer Victim ldentification) kepada PIHAK PERTAMA.

Pasal 5

(1) PIHAK KEDUA dapat meminta bantuan PIHAK PERTAMA sebagai pengawas

ekstemal dari bidang profesi dokter, dalam kegiatan pelaksanaan recruitment danseleksi pegawai yang dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA.

(2) Dalam menciptakan recruitment dan seleksi pegawai yang bersih, transparan,akuntabel dan humanis, PIHAK KEDUA dapat meminta bantuan PIHAKPERTAMA untuk merekomendasikan tenaga ahlinya dalam klasifikasi kesehatanbadan dan jiwa calon dan/ atau perconel PIHAK KEDUA.

(3) Dalam pelaksanaan kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2),

sarana dan prasarana pendukung menjaditanggung jawab PIHAK KEDUA.

Bagian Kedua

Bagian KeduaOperasional

Pasal 6

(1) Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, PARA PIHAK sepakatuntuk menciptakan pelayanan kesehatan yang optimal kepada masyarakat tanpamembedakan suku, agama, ras dan asal usul.

(2) Dalam hal unit pelayanan kesehatan PIHAK KEDUA belum memiliki profesidokter, PIHAK PERTAMA dapat memberikan bantuan pada PIHAK KEDUAdengan mendayagunakan anggotanya pada unit tersebut.

(3) Dalam upaya pemberian pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat(2), sarana dan prasarana kesehatan menjaditanggungiawab PIHAK KEDUA.

Pasal 7

PIHAK KEDUA dapat memberikan bantuan pengamanan terhadap keselamatan iiwaPIHAK PERTAMA yang sedang melaksanakan tugas kedokteran padapenanggulangan bencana dan kondisi lain yang berhubungan dengan keadaaandarurat.

Pasal I(1) Dalam rangka penyelenggaraan praktik kedokteran, PARA PIHAK sepakat untuk

memberikan perlindungan dan kepastian hukum kepada penerima dan pemberipelayanan kesehatan.

(2) PIHAK PERTAMA akan menyerahkan laporan atau pengaduan maryarakat yangditerima kepada PIHAK KEDUA apabila ada dugaan pelanggaran tindak pidanadalam penyelenggaraan praktik kedokteran.

(3) PIHAK PERTAMA dapat memberikan bantuan tenrya ahli kepada PIHAK KEDUAdalam pro$es hukum yang dihadapioleh PIHAK KEDUA.

(4) PIHAK PERTAMA dapat memberikan visum et rcpertum kepada PIHAK KEDUAguna membantu jelasnya suatu perkara sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

(5) PIHAK

(5) PIHAK PERTAMA Biro Hukum dan Pembinaan/Pembelaan Anggota dapatmendampingi anggota PIHAK PERTAMA dalam mendampingi anggota dalamproses pnyidikan yang dilakukan PIHAK KEDUA.

Pasal 9

(1) PIHAK PERTAMA memberikan bantuan kepada PIHAK KEDUA dalampengecekan atau pemeriksaan fisik korban luka dan/atau meninggal dunia yangdiduga akibat keiahatan apabila diminta sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

(2| Dalam hal bantuan pengecekan atau pemeriksaan fisik, korban luka dan/ataumeninggal dunia yang diduga akibat kejahatan sebagaimana dimaksud pada ayat(1) harus $egera dan mendesak dilakukan, permintaan bantuan tercebut dapatmelalui kurir atau melalui telepon dan selanjutnya diikuti dengan permohonantertulis.

Pasal 10

(1) PIHAK KEDUA dapat meminta bantuan kepada PIHAK PERTAMA dalam upayamemperielas dan membuat terang suatu kasus tindak pidana dengan menjunjungtinggi asas praduga tak bersalah.

(2) PIHAK KEDUA dapat memintra keterangan ahli dari PIHAK PERTAMA untukkepentingan proses penyelidikan dan penyidikan dugaan penyalahgunaan praktikkedokteran.

BAB IVKOORDINASI, AHALISIS DAN EVALUASI

Pasal 1{

(1) Pelaksanaan koordinasi difasilitasi PIHAK PERTAMA sesuai dengan ruanglingkup kewenangannya.

{2) PARA PIHAK sepakat melakukan analisis dan evaluasi atas pelaksanaanKeeepakatan Bercama ini melalui pertemuan secara berkala paling sedikit 2(dua) kalidalam setahun sesuaidengan kesepakatan PARA PIHAK.

BAB V

BAB VPET'IBIAYAAN

Pasal 12

Segala biaya yang timbul berkenaan dengan pelaksanaan Kesepakatan Bersama inidibebankan pada anggaran PARA PIHAK secara proporsional.

BAB VIKETETITUAN LAlttl

Bagian KesatuFerubahan dan Penarnbalran

Pasal'13

(1) Kmepakatian Bersama ini dapat diubah berdasarkan keeepakatan PARA PIHAK.(21 Perubahan Kesepakatan Bersama ini, akan diatur dalam bentuk arnandemen

sesuai dengan kesepakatan PARA PIHAK.(3) Hal-hal yang belum diatur dalam Kesepakatan Bersarna ini akan diatur kemudian

dalam kesepakatan tambahan (addendum) seeuai dengan kesepakatan PARAPIHAK.

(4) Amademen dan addendum Kesepakatan Bersama sebagaimana dimaksud padaayat (2) dan ayat (3) merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari NotaKesepahaman ini.

Bagian KeduaPerbedaan PenafEiran

Pasal l4

Apabila teriadi perbedaan dalam penafsiran dan/atau pelaksanaan KesepakatanBersama ini akan diselesaikan secara musyawarah dan mufakat oleh PARA PIHAK.

Bagian KetigaMasa Berlaku

Pasal l5

(1) Kesepakatan Bersama ini berlaku untuk jangka waktu 5 (lima) tahun terhitungsejak tanggal ditandatanganinya Kesepakatan Bersama ini.

(2) Kesepakatan

(2\ Kesepakatan Bersama ini dapat dipepanjang atas persetujuan PARA PIHAK

dengan melakukan koordinasi atas rancangan perpanjangan KesepakatanBersama paling lambat 3 (tiga) bulan sebelum berakhimya Kesepakatan

Bercama.

Kesepakatan Bersama ini dapat diakhiri sebelum jangka waktu sebagaimanadimaksud pada ayat (1), dengan ketentuan salah satu PIHAK yang bermaksud

mengakhiri Kesepakatan Bersama wajib memberitahukan maksud tercebutsecara tertulis kepada PIHAK lainnya, paling lambat 3 (tiga) bulan sebelumkeinginan diakhirinya Kesepakatan Bersama ini.

BAB VIIPENUTUP

Pasal {6

Kesepakatan Bersama ini dibuat dan ditandatangani pada hari, tanggal, bulan, dantahun sebagaimana disebutkan pada awal Kesepakatan Bercama ini, dalam rangkap 2(dua) asli, masing-masing bermaterai cukup dan mempunyai kekuatan hukum yang

sama setelah ditandatangani PARA PIHAK.

Demikian Kesepakatan Bersama ini di buat dengan semangat kerja sama yang baik,

untuk dipatuhidan dilaksanakan oleh PARA PIHAK.

(3)

PIHAK PERTAI'IA

tr/./--

dr. PRIJO SIDIPRATOMO, SpRad

PIHAK KEDUA

Drs. TIMUR PRADOPOJENDERAL POLISI