Powerpoint Iklan Penjualan Spareparts Motor/Sepeda (Wijaya Motor)
motor dc.docx
-
Upload
123habib123fikri -
Category
Documents
-
view
292 -
download
1
description
Transcript of motor dc.docx
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Motor DC atau arus searah adalah mesin yang bekerja mengubah tenaga listrik menjadi
tenaga gerak. Prinsip kerja motor DC yaitu arus listrik yang masuk berupa arus AC menjadi keluaran
motor DC. Arus akan mengenai medan magnet dan menimbulkan gaya, akibatnya medan magnet
akan berputar. Motor DC tersusun dari 2 bagian saja, yaitu stator dan rotor. Stator merupakan bagian
yang diam yang terdiri dari rangka motor, sikat- sikat, dan slip ring. Rotor adalah bagian yang
bergerak dan terdiri dari komutator, jangkar, dan lilitan jangkar.
Keuntungan penggunaan motor DC adalah motor DC mempunyai karakteristik kopel
kecepatan yang menguntungkan dibandingkan motor lainnya, motor DC dapat diubah menjadi
generator DC dimana perbedaannya terletak pada arah arus dan kecepatanmudahdiatur. Aplikasi
motor DC di dunia marine adalahcrane pada pelabuhan untuk memindahkan kontainer- kontainer
yang diperlukan atau tidak (bongkar-muat),sistempropulsi hybrid shaft generator, baterai pada kapal
selam, penggerak alat navigasi.
I.2 Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum Motor DC antara lain :
1. Percobaan Motor DC Shunt Beban Nol
Mengetahui besarnya rugi besi dan mekanis pada saat motor dijalankan dengan beban nol
Menghitung besar efisiensi motor dari daya output saat beban penuh
2. Percobaan Motor DC Shunt Berbeban
Menghitung besarnya torsi motor pada beban tertentu
Menentukan putaran motor dalam keadaan beban tertentu
Menghitung daya motor dalam keadaan beban tertentu
Menghitung efisiensi motor dan membuat kurva efisiensi fungsi beban
I.3 Rumusan Permasalahan
Buatlah grafikdari torsi fungsi putaran, arus fungsi putaran?
Buatlah perhitungan daya motor serta kerugiannya?
Jelaskan pengertian tahanan medan dan tahanan jangkar?
Jelaskan perbedaan motor DC dan motor AC?
Jelaskan pengertianarus eksitasi?
Apakah aplikasi motor DC di dunia marine?
Jelaskan dan Buatlah grafik loser berimekanis fungsi putaran dan buat kesimpulan?
Buatlah grafik efisiensi fungsi beban?
BAB II
DASAR TEORI
II.1 Pengertian Motor DC
Motor DC adalah salah satu jenis mesin listrik yang merubah energi listrik menjadi kerja
mekanis atau gerak. Sumber energi motor DC adalah listrik DC. Sumber listrik juga bisa berasal
dari listrik AC, namun harus menggunaka komutator untuk merubah arus AC menjadi arus DC.
II.2 Cara Kerja Motor DC
Motor DC bekerja dengan prinsip gaya lorentz. Gaya lorentz ditimbulkan dengan step-step
sebagai berikut :
1. Kumparan medan, yaitu bagian yang statis (stator) yang mengahasilkan medan magnet.
2. Kumparan jangkar, bagian yang diinduksi oleh ggl (tegangan/voltase) dari sumber listrik.
3. Ketika kumparan jangkar diinduksikan oleh arus, sesuai prinsip gaya lorentz yang ada pada
tepi kumparan jangkar, akan menghasilkan torsi terhadap poros motor sehingga
menghasilkan gerak mekanis.
Gambar II.1. Prinsip kerja gaya lorentz dalam motor DC.
http://ec.wikipedia.org/wiki/DC_motor
II.3 Jenis-jenis Motor DC
Berdasarkan sumber penguat arus magnetnya, motor DC dibagi menjadi dua macam, yaitu
penguat terpisah dan penguat sendiri.
1. Motor DC penguat terpisah dapat diilustrasikan seperti gambar berikut :
Vr
Ir
Rr Vt
IaMotor DC jenis penguat terpisah membutuhkan arus atau
sumber listrik terpisah untuk menimbulkan medan magnet
pada kumparan jangkar. Hubungan seri memiliki keuntungan
torsi motor yang tinggi.
Vr = Ir.Rr
Vt = Ea + Ia.Ra
Ea = C.n.ɸGambar II.2. Motor DC penguat terpisah
Ea
Ra
2. Motor DC penguat sendiri memiliki satu sumber tenaga yang menyuplai kedua kumparan
jangkar dan medan. Hubungan pararel memiliki keuntungan pengaturan kecepatan yang
bagus. Hubungan antara kumparan jangkar dan medan dibagi menjadi beberapa seperti
berikut :
a. Motor DC Shunt : motor DC yang menggunakan kumparan penguat yang disambungkan
pararel ( shunt ) dengan lilitan jangkar.
Gambar II.3. Motor DC Shunt Gambar II.4. Motor DC Seri
Vr = Vt Ish = Ia
Vt = Ish.Rsh Vs = Is.Rs
Vt = Ea + Ia.Ra Vt = Ea + Ia.Ra + Ia.Rs
Ea = C.n.ɸ Ea = C.n.ɸ
Gambar II.5. Short compund Gambar II.6. Motor DC long compund
IL = Ish + Ia IL = Ia + Ish
Vsh = Ish.Rsh = Ea + Ia.Ra Vs = Is.Rs
Vt = Vsh + Vs Vt = Ea + Ia.Ra + Ia.Rs
Ea = C.n.ɸ Ea = C.n.ɸ
b. Motor DC kompon : Motor DC yang menggunakan lilitan penguat magnet yang
disambungkan seri dan pararel.
1. Motor DC kompon Panjang adalah motor seri diberi penguat shunt tambahan seperti
gambar dibawah disebut motor kompon shunt panjang
Vt Vt
Ia
Ish
Rsh
Ia
Ra Ea
Ia
Ra Ea
Vt
Ia
Ra Ea Ish
Rs
Vt
Rs
Ia
Ra Ea Ish
Rsh
2. Motor DC kompon Pendeka dalah motor shunt diberi tambahan penguat seri seperti
gambar dibawah disebut motor kompon shunt pendek
II.4 Komponen Motor DC
Motor DC tersusun dari dua bagian yaitu bagian diam (stator) dan bagian bergerak (rotor).
1. Bagian Stator :
o Rangka generator atau Motor
Fungsi utamaadalah sebagai tempat mengalirnyafluks magnet yang dihasilkan oleh kutub-
kutub magnet, karena itu rangka motor dibuat dari bahan ferromagnetik. Dan rangka motor
juga berfungsi untuk melindungi stator dan rotor.
Gambar II.7. Rangka motor DC
http://cyber180.wordpress.com/2011/08/03/motor-dc/
o Inti kutub magnet dan Lilitan Penguat Magnet
Berfungsi untuk mengalirkan arus istrik agar terjadi proses elektro magnet sehingga terjadi
suatu magnet buatan sedangkan inti kutub magnet merupakan tempat dihasilkannya fluks
magnet.
Gambar II.8. kutub magnet
http://cyber180.wordpress.com/2011/08/03/motor-dc/
o Sikat-sikatdan Slip Ring
Berfungsi untuk jembatan bagi aliran arus dari lilitan jangkar beban, aliran arus tersebut akan
mengalir dari sumber dan diterima oleh kontaktor. Sedangkan fungsi slip ring adalah sebagai
kontak hubungan dengan sikat-sikat, yang dipakai untuk melewatkan aliran arus atau
tegangan arus bolak-balik.
Gambar II.9. sikat dan slip ring motor DC
http://www.cvel.clemson.edu/auto/actuators/motors-dc-brushed.html
2. Bagian Rotor :
o Komutator
Komutator berfungsi sebagai alat penyearah arus, yaitu mengkonversi arus AC menjadi arus
DC. Pada peralatan praktikum motor DC, komutator dilepas dan fungsinya digantikan dengan
rectifier supaya praktikan paham alat perubah arus.
Gambar II.10. Komutator
http://blogs.itb.ac.id/el2244k0112210018raisatrianurrahman/2013/04/30/mesin-dc/
o Jangkar dan Lilitan Jangkar
Jangkar yang digunakan dalam motor DC adalah yang berbentuk silinder yang diberi alur-alur
pada permukaannya sebagai tempat melilitkan kumparan agar terbentuk ggl induksi.
o Rectifier
Adalah alat yang mengkonversi arus AC menjadi DC. Prinsip kerja rectifier adalah mem-blok
salah satu impuls bolak-bolak arus AC.
Gambar II.11. Prinsip kerja rectifier
II.5 Kontrol Motor DC
a. Jalan Mula Motor DC (starting)
Dalam menjalankan motor, hal-hal yang harus diperhatikan antara lain:
- Momen atau kopel yang timbul pada saat awal harus maksimum. Hal ini karena dinginkan
putaran mesin yang bekerja, dapat mencapai putaran nominal secepat mungkin. Selain itu
dalam keadaan start motor sudah dibebani.
- Arus jangkar harus dibatasi.
Pada waktu jalan mula, putaran n = 0, sedangkan tahanan R jangkar adalah relatif sangat kecil,
sehingga pada waktu start arus jangkar Ia = V/R adalah sangat besar. Keadaan ini dapat
menimbulkan panas yang berlebihan pada mesin serta akan mengganggu stabilitas bekerjanya
mesin atau beban sekitarnya. Selain itu, keadaan ini juga dapat mengganggu stabilitas jaringan
suplai. Oleh karena itu, arus jangkar pada waktu start harus dibatasi.
b. Kontrol putaran
Untuk motor DC secara umum :
Vt = Ea + Ia.Ra dan Ea = C.n.ɸ
Maka :n=Vt−Ia . Ra
C .∅
Dapat diketahui dari persamaan diatas putaran kontrol dapat dikendalikan dengan memvariasikan
fluks, tegangan, dan hambatan
.
Gambar II.12. Resistance brake
II.6 Rugi-Rugi Motor DC
Rugi listrik
Rugi ini diakibatkan oleh pemakaian konduktor tembaga. Rugi mekanis dapat dihitung
dengan rumusan :
Rugi = I2.R ; R = tahanan konduktor (ohm)
I = Arus listrik (Ampere)
Rugi besi
Diakibatkan oleh pemakaian besi ferromagnetik. Terdiri dari rugi histeris dan rugi arus
eddy. Rugi ini bersifat konstan, sehingga kita tidak dapat mengetahui berapa besarnya.
Rugi mekanik
Rugi mekanis terdiri dari rugi geser pada sikat, rugi geser pada sumbu, dan rugi angin.
Seperti pada rugi besi, rugi mekanis juga bersifat konstan sehingga besarnya rugi mekanis
tidak dapat diketahui.
Pada saat tidak berbeban (beban = 0) maka tidak ada faktor daya luar yang
menghambat daya input.
P input = P luar + Losses
= 0 + Losses
Vt. Im = Rugi tembaga + Rugi ( besi + mekanis )
Dan Rugi terbagi atas rugi besi + rugi mekanis. Karena P input dan rugi tembaga dapat
dihitung, maka besarnya rugi tetap dapat diketahui. Saat motor DC berbeban, karena P input
dan rugi tembaga dapat dihitung dengan rugi besi dan mekanis yang sudah diketahui
besarnya, maka effisiensi dan P luar, dan torsinya dapat dihitung dengan rumusan :
Vt
Ia
Ra Ea Ish
RvarGambar disamping adalah contoh pengereman
yang bisa dilakukan dengan memvariasikan
hambatan pada sistem. Contohnya seperti
pengaturan kecepatan kipas angin.
η= PluarPinput
×100 %
Torsi= Psh2πn
= Ea. Ia2πn
II.7 Perbedaan motor AC dan motor DC
Tabel 1. Perbedaan motor AC dengan DC
No Perbedaan Motor AC Motor DC
1. Adanya
komutator
Tidak ada, melainkan menggunakan
slippring
Ada
2. Supply motor Sumber AC Sumber DC
3. Torsi yang
dihasilkan
Umumnya rendah biasa digunakan
untuk (motor, pompa, kompressor)
Untuk pelayanan torsi tinggi
(mesin bubut, Drills, dll)
4. Kecepatan
motor
Tidak mudah dikendalikan sehingga
butuh inverter
Mudah dikendalikan
5. Gambar arus
II.8 Aplikasi Motor DC
Tabel 2. Aplikasi motor DC
Aplikasi Gambar
Kereta Api
Listrik
http://www.railway-technical.com/drives.shtml
Mesin Bubut
http://nanafrmana.blogspot.com/2012/11/pengertian-dan-gambar-mesin-
bubut.html
Fan Blower
http://www.dimaggio.org/discovery_dome/go-dome.htm
Conveyor
http://www.toyotaequipment.com/conveyor-systems/
BAB III
DATA PRAKTIKUM
III.1 Peralatan dan Fungsi
No. Nama Alat Gambar Fungsi1 Motor DC
ShuntUntuk mengubah energi listrik menjadi energy mekanik.
2 Regulator Mengatur tegangan beban dan berperan sebagai beban
3 Penyearah arus(rectifier)
Mengubah arus AC menjadi arus DC yang dapat dipakai untuk mengoperasikan motor DC shunt
4 Voltmeter Mengukur besar tegangan pada rangkaian
5 Multitester Mengukur besarnya hambatan/ tahanan pada rangkaian
6 Tangmeter Mengukur besar arus yang mengalir pada rangkaian
7. Kabel-kabel penghubung
Menghubugkan komponen listrik yang satu dengan yang lain
8. Tachometer Mengukur putaran motor DC shunt
9. Generator Berfungsi sebagai beban untuk praktikum kali ini, namun secara umum berfungsi mengubah energy mekanik menjadi listrik
III.2 Langkah Percobaan
1. Percobaan Motor DC Shunt Beban Nol
a. Besar tahanan motor DC shunt di ukur dan selanjutnya kumparan medan dan kumparan
jangkar ditentukan.
b. Alat-alat dirangkaikan seperti pada gambar 2 diatas.
c. Motor DC dicatu daya dari sumber DC (dari sumber AC yang telah melewati penyearah
arus) melalui voltage regulator.
d. Pada saat motor diberi tegangan yang bervariasi (50, 55, 60, 65, 70 volt) mengamati
besarnya arus yang mengalir dengan menggunakan multitester atau dengan amperemeter
bentuk tang dan juga besarnya putaran motor diamati dengan menggunakan tachometer.
2. Percobaan Motor DC Shunt Berbeban
a. Dari data yang ada eksitasi/pembebanan, tegangan terminal dan data yang dicari
melalui putaran dan arus listrik yang ada.
b. Motor DC dicatu daya dari sumber DC (dari sumber AC yang telah melewati
penyearah arus) melalui voltage regulator.
c. Pembebanan dilakukan dengan pemberian arus eksitasi pada dynamo dengan nilai
tertentu (0.1; 0.2; 0.3; 0.4; 0.5 ampere ) yang dilakukan dengan menggunakan pengatur
tegangan (regulator B) dan dikuatkan penyearah arus / rectifier B.
d. Kemudian regulator A diatur sedemikian rupa sehingga tegangannya tetap sebesar 100
Volt.
e. Besarnya RPM dan arus dari motor diamati dan dicatat.
III.3 Gambar Rangkaian
Gambar III.1 Rangkaian Motor DC Tanpa Beban (Beban Nol)
Gambar III.2 Rangkaian Motor DC Shunt Berbeban
Keterangan Gambar :
M : Motor DC shunt
V : Voltmeter
A : Amperemeter/ tangmeter
G : Generator
III.4 Data Hasil Percobaan
Rsh = 100 , merupakan tahanan medan ( Rsh )
Ra = 10 , merupakan tahanan jangkar ( Ra )
1. a. Beban nol/naik
No.
Tegangan
Sumber (Volt)
Arus IL (Ampere
)RPM
1 50 5.8 15652 55 5.9 16003 60 6.2 17544 65 6.0 16525 70 6.8 1946
b. Beban Nol/turun
No.
Tegangan
Sumber (Volt)
Arus IL (Ampere
)RPM
1 70 6.8 19192 65 5.9 16373 60 5.6 14854 55 5.3 13445 50 5.0 1248
2. a. Beban Naik
No.Exitasi current (A)
Vt (volt)
IL RPM
1 0.2 80 8.5 18782 0.3 80 6.1 18653 0.4 80 8.3 18354 0.5 80 7.0 18175 0.6 80 10.0 1827
b. Beban Turun
No.
Exitasi
current (A)
Vt (volt
)IL RPM
1 0.6 80 7.8 19422 0.5 80 9.2 20123 0.4 80 9.6 20134 0.3 80 10.0 20545 0.2 80 9.54 2080
BAB IV
ANALISA DATA
IV.1 Perhitungan
Dari hasil pengukuran tahanan masing-masing kumparan kita dapat menentukan yang mana
merupakan tahanan jangkar dan yang mana merupakan tahanan medan. Pada motor-motor
listrik, tahanan jangkar selalu jauh lebih kecil daripada tahanan medan. Sehingga dari hasil
pengukuran tahanan dapat kita ketahui :
Rsh = 320 , merupakan tahanan medan ( Rf )
Ra = 1,1 , merupakan tahanan jangkar ( Ra )
IV.1.1 Beban nol naik
Semisal tegangan sumber = 50 volt dan arus input = 5,8 ampere
Arus medan (if) = tegangan/tahanan medan = 50/320 = 0,1563 ampere
Daya masuk (P in) = tegangan x arus masuk = 50 x 5,8 = 290 watt
Arus kumparan (ia) = arus masuk - arus medan = 5,8 - 0,1563 = 5,64 ampere
Rugi tembaga = (ia2Ra) + (if2Rf) = 42,85 watt
Rugi besi + mekanis = Pin - Rugi tembaga = 247,15 watt
Rugi total = rugi tembaga + rugi besi + rugi mekanis = 290 watt
Tegangan
Sumber (Volt)
Arus IL (Ampere
)RPM
If, Arus medan
(ampere)
Pin, Daya masuk (Watt)
Ia, Arus kumpara
n (ampere)
W, Rugi
tembaga
(Watt)
W (b+m),
Constant
losses , watt
W total / watt
Torsi (Nm)
50 5,8 1565 0,1563 290 5,64 42,85 247,15 290,00 1,72
55 5,9 1600 0,1719 324,5 5,73 45,55 278,95 324,50 1,88
60 6,2 1754 0,1875 372 6,01 51,02 320,98 372,00 1,96
65 6 1652 0,2031 390 5,80 50,17 339,83 390,00 2,18
70 6,8 1946 0,2188 476 6,58 62,96 413,04 476,00 2,26
IV.1.2 Beban nol turun
Semisal tegangan sumber = 50 volt dan arus input = 5 ampere
Arus medan (if) = tegangan/tahanan medan = 50/320 = 0,1563 ampere
Daya masuk (P in) = tegangan x arus masuk = 50 x 5,8 = 250 watt
Arus kumparan (ia) = arus masuk - arus medan = 5 - 0,1563 = 4,84 ampere
Rugi tembaga = (ia2Ra) + (if2Rf) = 33,62 watt
Rugi besi + mekanis = Pin - Rugi tembaga = 216,38 watt
Rugi total = rugi tembaga + rugi besi + rugi mekanis = 250 watt
Tegangan
Sumber (Volt)
Arus IL (Ampere
)RPM
If, Arus medan
(ampere)
Pin, Daya masuk (Watt)
Ia, Arus kumpara
n (ampere)
W, Rugi
tembaga
(Watt)
W (b+m),
Constant
losses , watt
W total / watt Torsi
(Nm)
70 6,8 1919 0,2188 476 6,58 62,96 413,04 476,00 2,29
65 5,9 1637 0,2031 383,5 5,70 48,90 334,60 383,50 2,16
60 5,6 1485 0,1875 336 5,41 43,47 292,53 336,00 2,09
55 5,3 1344 0,1719 291,5 5,13 38,38 253,12 291,50 2,00
50 5 1248 0,1563 250 4,84 33,62 216,38 250,00 1,85
IV.1.3 Berbeban naik
Semisal tegangan sumber = 80 volt dan arus input = 8,5 ampere
Arus medan (if) = tegangan/tahanan medan = 80/320 = 0,25 ampere
Daya masuk (P in) = tegangan x arus masuk = 80 x 8,5 = 680 watt
Arus kumparan (ia) = arus masuk - arus medan = 8,5 - 0,25 = 8,25 ampere
Rugi tembaga = (ia2Ra) + (if2Rf) = 94,87 watt
P output = Pin - Rugi tembaga = 585,13 watt
Efisiensi = P out / P in = 86,05 %
Torsi = (tegangan x arus kumparan) / (RPM x 2π / 60) = 3,35 Nm
Tegangan Sumber
(Volt)
Arus IL (Ampere)
RPMIf, Arus medan
(ampere)
Pin, Daya masuk (Watt)
Ia, Arus kumpara
n (ampere)
W, Rugi tembaga (Watt)
P output , watt
EFF %Torsi (Nm)
80 8,5 1878 0,2500 680 8,25 94,87 585,13 86,05% 3,35
80 6,1 1865 0,2500 488 5,85 57,64 430,36 88,19% 2,40
80 8,3 1835 0,2500 664 8,05 91,28 572,72 86,25% 3,35
80 7 1817 0,2500 560 6,75 70,12 489,88 87,48% 2,84
80 10 1827 0,2500 800 9,75 124,57 675,43 84,43% 4,08
W (b+m),
Constant
losses , watt
74,87
37,64
71,28
50,12
104,57
IV.1.4 Berbeban turun
Semisal tegangan sumber = 80 volt dan arus input = 7,8 ampere
Arus medan (if) = tegangan/tahanan medan = 80/320 = 0,25 ampere
Daya masuk (P in) = tegangan x arus masuk = 80 x 7,8 = 624 watt
Arus kumparan (ia) = arus masuk - arus medan = 7,8 - 0,25 = 7,55 ampere
Rugi tembaga = (ia2Ra) + (if2Rf) = 82,7 watt
P output = Pin - Rugi tembaga = 541,3 watt
Efisiensi = P out / P in = 86,75 %
Torsi = (tegangan x arus kumparan) / (RPM x 2π / 60) = 2 ,97 Nm
Tegangan
Sumber (Volt)
Arus IL (Ampere
)RPM
If, Arus medan
(ampere)
Pin, Daya masuk (Watt)
Ia, Arus kumpara
n (ampere)
W, Rugi
tembaga
(Watt)
P output , watt
EFF %Torsi (Nm)
80 7,8 1942 0,2500 624 7,55 82,70 541,30 86,75% 2,97
80 9,2 2012 0,2500 736 8,95 108,11 627,89 85,31% 3,40
80 9,6 2013 0,2500 768 9,35 116,16 651,84 84,87% 3,55
80 10 2054 0,2500 800 9,75 124,57 675,43 84,43% 3,62
80 9,54 2080 0,2500 763,2 9,29 114,93 648,27 84,94% 3,41
W (b+m),
Constant
losses , watt
62,70
88,11
96,16
104,57
94,93
IV.2 Grafik
1.50 2.00 2.50 3.00 3.50 4.00 4.501100
1200
1300
1400
1500
1600
1700
1800
1900
2000
2100
Torsi vs RPM
percobaan 1
percobaan 2
percobaan 3
percobaan 4
Torsi ,Nm
RPM
Keterangan = semakin besar tegangan masuk, maka semakin besar pula arus masuk. Semakin
besar pula daya (P=VI) yang dihasilkan. Daya sebanding dengan torsi x putaran. Karena itu putaran
yang dihasilkan semakin besar juga
5 5.5 6 6.5 7 7.5 8 8.5 9 9.5 101100
1200
1300
1400
1500
1600
1700
1800
1900
2000
2100
Arus vs RPM
percobaan 1
percobaan 2
percobaan 3
percobaan 4
Arus total, Ampere
RPM
Keterangan = semakin besar tegangan masuk, maka semakin besar pula arus masuk. Semakin
besar pula daya (P=VI) yang dihasilkan. Daya sebanding dengan torsi x putaran. Karena itu putaran
yang dihasilkan semakin besar juga
200.00 250.00 300.00 350.00 400.00 450.0011001200130014001500160017001800190020002100
Rugi Besi + Mekanis vs RPM
percobaan 1percobaan 2
Rugi besi + mekanis,Watt
RPM
Keterangan = semakin besar tegangan masuk, maka semakin besar pula arus masuk. Semakin
besar pula daya (P=VI) yang dihasilkan. Pada beban nol, daya yang dikelurkan sebagai kerja akan
terbuang percuma menjadi rugi-rugi. Daya sebanding dengan torsi x putaran. Karena itu putaran yang
dihasilkan semakin besar juga
30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00 100.001800
1850
1900
1950
2000
2050
2100
Rugi Besi + Mekanis vs RPM
percobaan 3percobaan 4
Rugi besi + mekanis,Watt
RPM
84% 85% 86% 87% 88% 89%2.00
2.50
3.00
3.50
4.00
4.50
Efisiensi vs Beban (torsi)
percobaan 3percobaan 4
Efisiensi
tors
i , N
m
Keterangan = semakin besar beban, maka akan semakin kecil efisiensinya.