MOTIVASI WANITA MEMILIH BEKERJA SEBAGAI TERAPIS PIJAT REFLEKSI...

70
MOTIVASI WANITA MEMILIH BEKERJA SEBAGAI TERAPIS PIJAT REFLEKSI (Studi Pada Terapis Pijat Refleksi Wanita di Kelurahan Susunan Baru Kecamatan Tanjung Karang Barat Kota Bandar Lampung) (Skripsi) Oleh BAGAS SANTOSO FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2020

Transcript of MOTIVASI WANITA MEMILIH BEKERJA SEBAGAI TERAPIS PIJAT REFLEKSI...

Page 1: MOTIVASI WANITA MEMILIH BEKERJA SEBAGAI TERAPIS PIJAT REFLEKSI …digilib.unila.ac.id/61280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · refleksi di Kelurahan Susunan Baru, Kecamatan Tanjung

MOTIVASI WANITA MEMILIH BEKERJA SEBAGAI

TERAPIS PIJAT REFLEKSI

(Studi Pada Terapis Pijat Refleksi Wanita di Kelurahan Susunan Baru

Kecamatan Tanjung Karang Barat Kota Bandar Lampung)

(Skripsi)

Oleh

BAGAS SANTOSO

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2020

Page 2: MOTIVASI WANITA MEMILIH BEKERJA SEBAGAI TERAPIS PIJAT REFLEKSI …digilib.unila.ac.id/61280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · refleksi di Kelurahan Susunan Baru, Kecamatan Tanjung

ABSTRAK

Motivasi Wanita Memilih Bekerja Sebagai Terapis Pijat Refleksi

(Studi Pada Terapis Pijat Refleksi Wanita di Kelurahan Susunan Baru,

Kecamatan Tanjung Karang Barat, Kota Bandar Lampung)

Oleh

Bagas Santoso

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hal apa yang memotivasi wanita

memilih bekerja sebagai terapis pijat refleksi, apakah motivasi intrinsik atau

motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah dorongan yang berasal dalam diri,

sedangkan motivasi ekstrinsik merupakan suatu dorongan yang berasal dari luar

diri. Penelitian ini dilakukan pada wanita yang berprofesi sebagai terapis pijat

refleksi di Kelurahan Susunan Baru, Kecamatan Tanjung Karang Barat, Kota

Bandar Lampung. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan melibatkan 6

informan. Data pada penelitian ini dikumpulkan melalui wawancara mendalam,

observasi serta dokumentasi. Uji keabsahan data menggunakan uji kredibilitas

dengan metode triangulasi

Hasil penelitian yang dilakukan pada 6 informan menunjukan bahwa motivasi

yang mendominasi seorang wanita untuk memilih bekerja sebagai terapis pijat

refleksi adalah motivasi ekstrinsik yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan,

sedangkan motivasi wanita memutuskan untuk bekerja adalah motivasi intrinsik

yang dipengaruhi oleh kebutuhan dan harapan. Penelitian ini menunjukan bahwa

motivasi ekstrinsik yang dipengaruhi faktor lingkungan berperan besar terhadap

pilihan seorang wanita untuk bekerja sebagai terapis pijat.

Kata kunci : Motivasi intrinsik, motivasi ekstrinsik dan terapis pijat refleksi

Page 3: MOTIVASI WANITA MEMILIH BEKERJA SEBAGAI TERAPIS PIJAT REFLEKSI …digilib.unila.ac.id/61280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · refleksi di Kelurahan Susunan Baru, Kecamatan Tanjung

ABSTRACT

Women's Motivation Choose to Work as a Reflexology Therapist

(Study of Female Reflexology Massage Therapists in Susunan Baru Village,

Tanjung Karang Barat District, Bandar Lampung City)

By

Bagas Santoso

This study aims to find out what motivates women to choose to work as

reflexology therapists, whether intrinsic motivation or extrinsic motivation.

Intrinsic motivation is an impulse that originates in oneself, whereas extrinsic

motivation is an encouragement that originates from outside the self. This

research was conducted on women who work as reflexology therapists in Susunan

Baru Village, Tanjung Karang Barat District, Bandar Lampung City. This

research uses qualitative methods and involves 6 informants. Data in this study

were collected through in-depth interviews, observation and documentation. Test

the validity of the data using a credibility test with the triangulation method

The results of research conducted on 6 informants showed that the motivation that

dominates woman to choose to work as a reflexology therapist is extrinsic

motivation that is influenced by environmental factors, while the motivation of

women to decide to work is intrinsic motivation that is influenced by needs and

expectations. This research shows that extrinsic motivation which is influenced by

environmental factors has big role in a woman's choice to work as massage

therapist.

Keywords: intrinsic motivation, extrinsic motivation and reflexology therapists

Page 4: MOTIVASI WANITA MEMILIH BEKERJA SEBAGAI TERAPIS PIJAT REFLEKSI …digilib.unila.ac.id/61280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · refleksi di Kelurahan Susunan Baru, Kecamatan Tanjung

MOTIVASI WANITA MEMILIH BEKERJA SEBAGAI

TERAPIS PIJAT REFLEKSI

(Studi Pada Terapis Pijat Refleksi Wanita di Kelurahan Susunan Baru

Kecamatan Tanjung Karang Barat Kota Bandar Lampung)

Oleh

Bagas Santoso

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar

SARJANA SOSIOLOGI

Pada

Jurusan Sosiologi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2020

Page 5: MOTIVASI WANITA MEMILIH BEKERJA SEBAGAI TERAPIS PIJAT REFLEKSI …digilib.unila.ac.id/61280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · refleksi di Kelurahan Susunan Baru, Kecamatan Tanjung
Page 6: MOTIVASI WANITA MEMILIH BEKERJA SEBAGAI TERAPIS PIJAT REFLEKSI …digilib.unila.ac.id/61280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · refleksi di Kelurahan Susunan Baru, Kecamatan Tanjung
Page 7: MOTIVASI WANITA MEMILIH BEKERJA SEBAGAI TERAPIS PIJAT REFLEKSI …digilib.unila.ac.id/61280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · refleksi di Kelurahan Susunan Baru, Kecamatan Tanjung
Page 8: MOTIVASI WANITA MEMILIH BEKERJA SEBAGAI TERAPIS PIJAT REFLEKSI …digilib.unila.ac.id/61280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · refleksi di Kelurahan Susunan Baru, Kecamatan Tanjung

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Bagas Santoso, lahir pada 11 September

1997 di Kota Bandar Lampung. Penulis merupakan anak

kedua dari 5 bersaudara oleh pasangan Bapak Kustanio dan

Ibu Nuripah. Penulis memiliki satu orang kakak laki-laki yang

bernama Obri Fergiantoro dan tiga orang adik laki-laki yang

bernama Alizar Muhammad Gatan, Revando Gilang Ramadhan dan Arjuna Keanu

Bramastya. Tempat tinggal penulis berada di Kelurahan Susunan Baru.

Jenjang pendidikan yang ditempuh penulis antara lain :

1. SD Negeri 02 Susunan Baru, Kecamatan Tanjung Karang Barat, Kota

Bandar Lampung dan lulus pada tahun 2009

2. SMP Negeri 14 Bandar Lampung dan lulus pada tahun 2012

3. SMA Negeri 14 Bandar Lampung dan lulus pada tahun 2015

4. Universitas Lampung, Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik

Penulis terdaftar sebagai Mahasiswa Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Lampung melalui seleksi jalur Mandiri pada tahun 2015.

Pada Januari 2018 penulis melakukan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) selama

40 hari di Desa Sinar Jawa, Kecamatan Air Naningan, Kabupaten Tanggamus.

Page 9: MOTIVASI WANITA MEMILIH BEKERJA SEBAGAI TERAPIS PIJAT REFLEKSI …digilib.unila.ac.id/61280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · refleksi di Kelurahan Susunan Baru, Kecamatan Tanjung

MOTO

“Kita hanya berpindah dari suatu proses

ke proses yang lain”

(Bagas Santoso)

“Hidup adalah pilihan, saat kau tak

memilih itu adalah pilihanmu”

(Monkey D. Luffy)

“Sesungguhnya setiap amalan tergantung

pada niatnya”

(HR. Bukhari dan Muslim)

Page 10: MOTIVASI WANITA MEMILIH BEKERJA SEBAGAI TERAPIS PIJAT REFLEKSI …digilib.unila.ac.id/61280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · refleksi di Kelurahan Susunan Baru, Kecamatan Tanjung

PERSEMBAHAN

Bismillahirahmanirrahim

Segala puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayat-Nya sehingga

skripsi ini dapat terselesaikan. Karya ini aku persembahkan kepada:

Kedua orangtuaku

Bapak Kustanio dan Ibu Nuripah

Dan kepada ke empat saudaraku,

Obri Fergiantoro, Alizar Muhammad Gatan, Revando

Gilang Ramadhan dan Arjuna Keanu Bramastya

Dosen Pembimbing dan Dosen Pembahas

Drs. Susetyo., M.Si dan Damar Wibisono, S.sos., M.A

Teman-teman Seperjuangan

Sosiologi angkatan 2015

Almamater tercinta

Keluarga Besar Jurusan Sosiologi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Lampung

Dan semua orang yang telah membantu hingga saat ini, terima kasih

atas dukungan, doa, saran dan kritik kepadaku. Semoga Allah SWT

membalas kebaikan kalian semua. Aamiin.

Page 11: MOTIVASI WANITA MEMILIH BEKERJA SEBAGAI TERAPIS PIJAT REFLEKSI …digilib.unila.ac.id/61280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · refleksi di Kelurahan Susunan Baru, Kecamatan Tanjung

SANWACANA

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir Skripsi dengan judul

“Motivasi Wanita Memilih Bekerja Sebagai Terapis Pijat Refleksi (Studi

kasus di Kelurahan Susunan Baru, Kecamatan Tanjung Karang Barat, Kota

Bandar Lampung)” Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk

memperoleh gelar sarjana Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,

Universitas Lampung.

Dalam proses penulisan skripsi ini penulis menyadari memiliki keterbatasan

kemampuan dan pengetahuan. Sehingga dukungan, bimbingan, saran dan nasihat

dari berbagai pihak sangat membantu penulis, sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, dengan rasa hormat, penulis ingin

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Allah SWT yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang

2. Kedua orang tuaku Bapak Kustanio dan Ibu Nuripah yang telah menjadi

semangat terbesar saya untuk menyelesaikan skripsi ini. Untuk Ibu, terima

kasih atas segala kasih sayang, semangat, nasihat serta kerja keras untuk

anakmu ini. Untuk Bapak, terima kasih untuk semua bimbingan, arahan,

nasihat serta kerja keras untuk saya tetap bisa menjalani perkuliahan.

Page 12: MOTIVASI WANITA MEMILIH BEKERJA SEBAGAI TERAPIS PIJAT REFLEKSI …digilib.unila.ac.id/61280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · refleksi di Kelurahan Susunan Baru, Kecamatan Tanjung

Sebagai anak saya hanya bisa berterima kasih serta minta maaf untuk

segala kekurangan dan kesalahanku, saya bangga memiliki kalian sebagai

orang tua. Doa yang tulus yang mengiringi selama proses menyelesaikan

skripsi ini, semoga Allah senantiasa menjaga dan memberikan kesehatan

dan panjang umur Bapak dan Ibu. Aamiin.

3. Bapak Dr. Syarief Makhya, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Lampung.

4. Bapak Drs. Susetyo., M.Si, selaku Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Lampung dan selaku Pembimbing Utama, yang

telah bersedia meluangkan waktu untuk membimbing dan memberikan

arahan, nasihat, bimbingan, saran dan motivasi yang sangat berarti selama

perkuliahan dan proses penyelesaian skripsi ini serta penulis mohon maaf

atas segala kesalahan dan kekhilafan selama penulisan skripsi ini. Ucapan

terima kasih tidak akan cukup untuk membalas semua kebaikan pak Sus,

terima kasih telah memberi banyak motivasi, memberi semangat, ilmu

yang tak sedikit, saya atas nama keluarga mengucapkan terima kasih

kepada bapak, doa saya dan keluarga semoga kebaikan pak Sus dapat

dibalas oleh Allah SWT dengan lebih besar Aamiin.

5. Bapak Drs. Ikram, M.Si, selaku Ketua Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

6. Bapak Damar Wibisono, S.sos., M.A, Sekretaris Jurusan Sosiologi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung dan dosen

Penguji Skripsi yang telah bersedia meluangkan waktu untuk membimbing

dan memberikan arahan, nasihat, bimbingan, saran dan motivasi yang

Page 13: MOTIVASI WANITA MEMILIH BEKERJA SEBAGAI TERAPIS PIJAT REFLEKSI …digilib.unila.ac.id/61280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · refleksi di Kelurahan Susunan Baru, Kecamatan Tanjung

sangat berarti selama perkuliahan dan proses penyelesaian skripsi ini serta

penulis mohon maaf atas segala kesalahan dan kekhilafan selama

penulisan skripsi ini. Semoga pak Damar selalu diberikan kesehatan dan

keberkahan oleh Allah SWT.

7. Bapak Drs. Abdul Syani, M.IP, selaku dosen Pembimbing Akademik yang

telah memberikan arahan dan bimbingannya selama proses perkuliahan

dan memberikan arahan, nasihat, bimbingan, saran dan motivasi yang

sangat berarti selama perkuliahan dan penyusunan skripsi ini serta penulis

mohon maaf atas segala kesalahan dan khilafan selama ini.

8. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Lampung terima kasih telah memberikan ilmu,

motivasi dan pembelajaran. Semoga Allah selalu melimpahkan

keberkahan kepada kita semua.

9. Seluruh Staf Administrasi serta karyawan Jurusan Sosiologi dan Staf

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang telah membantu, melayani

urusan administrasi perkuliahan.

10. Untuk saudaraku Mas Obri, terima kasih telah menjadi kakak yang baik

dan bertanggung jawab terhadap keluarga.

11. Untuk adiku yang bandel Gatan, yang paling susah dibilangin Revando,

dan si kecil Keanu yang menjadi penyemangat dan memberikan warna

serta suasana hangat saat di rumah

12. Untuk Makmi dan papah Gobes terima kasih sudah memberikanku rumah

kedua dan menjadi orang tua kedua dalam hidup.

Page 14: MOTIVASI WANITA MEMILIH BEKERJA SEBAGAI TERAPIS PIJAT REFLEKSI …digilib.unila.ac.id/61280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · refleksi di Kelurahan Susunan Baru, Kecamatan Tanjung

13. Untuk Bu lasmi dan Pak Imo terima kasih atas keramahan dan kehangatan

yang kalian berikan selama ini.

14. Untuk persahabatan sejak SMP hingga saat tulisan ini dibuat Alim, Ajis,

Ripal, Aditukong, Hendra, Yori, Riki, Opig, Fathriz, Aji, Olva, Jimmy,

Eja, Nanang, Opi, Tungbes, Galang, Arip onoy, AS, terima kasih telah ikut

menjadi bagian dari hidupku yang menakjubkan, terimakasih telah

membentuk kepribadianku, terima kasih atas pengalaman serta pelajaran

yang kalian berikan melalui persahabatan yang hangat.

15. Untuk teman seperjuangan, Yola makasih buat dukungan serta doanya

16. Untuk teman seperjuangan di kampus, teman yang selalu ada baik senang

dan susah Elle, Nuy, Rapi, Angga, Arif terima kasih telah banyak

menolong dan kebaikan kalian saat berada di kampus. Semoga pertemanan

kita dapat terus berlanjut hingga tua nanti.

17. Untuk BKK (Bukan Kantin Kite) Restu, Luthfi, Anthony, Richard, Kacak,

Suhar, Purwa, Adam terima kasih sudah memberikan warna dalam dunia

perkuliahan. Semoga kita tetap menjadi teman yang baik

18. Untuk 12 IPS III SMA Negeri 14 Bandar Lampung terima kasih sudah

banyak memberikan kenangan serta pengalaman selama aku berada di

sana.

19. Untuk semua teman di Susunan Baru Mas kiki, Kak Wahyu, Kak Kris,

Aldi, Ayu, Riski, Surya, Monice, Fajar, Riki dan yang lainnya terima kasih

telah berperan baik selama aku tinggal di lingkungan rumah

Page 15: MOTIVASI WANITA MEMILIH BEKERJA SEBAGAI TERAPIS PIJAT REFLEKSI …digilib.unila.ac.id/61280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · refleksi di Kelurahan Susunan Baru, Kecamatan Tanjung

20. Kelompok KKN Sinar Jawa, Kecamatan Air Naningan, Kabupaten

Tanggamus tahun 2018 terima kasih sudah memberikan pengalaman yang

banyak selama kita hidup bersama satu atap selama 40 hari.

21. Terima Kasih untuk Almamaterku tercinta Kampus Unila dan teman-

teman Jurusan Sosiologi 2015. Sukses untuk kita semua.

22. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah

membantu dalam penyelesaian skripsi ini, terima kasih atas bantuan dan

dukungannya

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,

namun besar harapan penulis semoga skripsi penelitian ini dapat berguna dan

bermanfaat bagi pembaca umumnya dan penulis. Aamiin ya rabbal’ aalamiin.

Bandar Lampung, 8 Januari 2020

Penulis,

Bagas Santoso

NPM. 1516011101

Page 16: MOTIVASI WANITA MEMILIH BEKERJA SEBAGAI TERAPIS PIJAT REFLEKSI …digilib.unila.ac.id/61280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · refleksi di Kelurahan Susunan Baru, Kecamatan Tanjung

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ........................................................................................ i

DAFTAR TABEL ................................................................................ iii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................ iv

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ...................................................................... 8

C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 8

D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 9

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Motivasi ......................................................... 10

1. Pengertian Motivasi ............................................................. 10

2. Jenis Motivasi ...................................................................... 11

3. Tujuan Motivasi................................................................... 12

4. Motivasi dan Kebutuhan ...................................................... 13

5. Proses Motivasi ................................................................... 15

B. Tinjauan Tentang Wanita Bekerja ............................................... 16

1. Peran Perempuan ................................................................. 16

2. Pengertian Wanita Yang Bekerja ......................................... 18

3. Perspektif Wanita Bekerja dan Gender ................................. 19

4. Faktor yang Mempengaruhi Wanita Bekerja ........................ 20

C. Tinjauan Tentang Pijat Refleksi .................................................. 21

1. Pengertian Pijat Refleksi ...................................................... 21

2. Perkembangan Pijat Refleksi ............................................... 23

D. Tinjauan Tentang Motivasi Wanita Bekerja Sebagai Terapis

Pijat Refleksi .............................................................................. 24

E. Tinjauan Motivasi Wanita Memilih Bekerja dengan Teori

Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik ................................................ 27

F. Kerangka Pikir ........................................................................... 29

III. METODE PENELITIAN

A. Tipe Penelitian ........................................................................... 31

B. Fokus Penelitian ......................................................................... 32

C. Penentuan Informan.................................................................... 32

Page 17: MOTIVASI WANITA MEMILIH BEKERJA SEBAGAI TERAPIS PIJAT REFLEKSI …digilib.unila.ac.id/61280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · refleksi di Kelurahan Susunan Baru, Kecamatan Tanjung

D. Lokasi Penelitian ........................................................................ 34

E. Jenis Data ................................................................................... 35

F. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 35

G. Teknik Analisis Data .................................................................. 37

H. Teknik Keabsahan Data .............................................................. 39

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Gambaran Umum ....................................................................... 41

B. Keadaan Geografis ..................................................................... 42

C. Demografi .................................................................................. 43

1. Keadaan Penduduk .............................................................. 43

2. Keadaan Sosial Ekonomi ..................................................... 44

3. Keadaan Sosial dan Budaya ................................................. 44

4. Tingkat Pendidikan .............................................................. 45

D. Gambaran Umum Wanita yang Bekerja Sebagai Terapis Pijat

Refleksi di Kelurahan Susunan Baru ........................................... 46

V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Informan................................................................ 48

B. Hasil Penelitian .......................................................................... 49

1. Motivasi Intrinsik Wanita Bekerja Sebagai Terapis Pijat

Refleksi ............................................................................... 50

2. Motivasi Ekstrinsik Wanita Bekerja Sebagai Terapis Pijat

Refleksi ............................................................................... 55

C. Analisis Mengenai Motivasi Wanita Bekerja Sebagai Terapis

Pijat Refleksi .............................................................................. 63

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ................................................................................ 68

B. Saran .......................................................................................... 69

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 18: MOTIVASI WANITA MEMILIH BEKERJA SEBAGAI TERAPIS PIJAT REFLEKSI …digilib.unila.ac.id/61280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · refleksi di Kelurahan Susunan Baru, Kecamatan Tanjung

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 : Penyedia Jasa Pijat Refleksi di Bandar Lampung.................. 5

Tabel 2 : Struktur Pemerintahan Kelurahan Susunan Baru .................. 41

Tabel 3 : Data jumlah penduduk Berdasarkan Kelompok Umur .......... 42

Tabel 4 : Data jumlah Penduduk Berdasarkan Matapencaharian ......... 43

Tabel 5 : Data Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama yang Dianut .... 44

Tabel 6 : Data Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan ........... 44

Tabel 7 : Daftar Nama Informan ........................................................... 47

Page 19: MOTIVASI WANITA MEMILIH BEKERJA SEBAGAI TERAPIS PIJAT REFLEKSI …digilib.unila.ac.id/61280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · refleksi di Kelurahan Susunan Baru, Kecamatan Tanjung

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar : Kerangka Pikir .................................................................... 29

Page 20: MOTIVASI WANITA MEMILIH BEKERJA SEBAGAI TERAPIS PIJAT REFLEKSI …digilib.unila.ac.id/61280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · refleksi di Kelurahan Susunan Baru, Kecamatan Tanjung

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara berkembang sehingga banyak sekali pembangunan

pada bidang ekonomi dan industri sebagai suatu akibat dari adanya pembangunan.

Dengan adanya pembangunan diharapkan meningkatkan potensi sumberdaya

nasional. Sumber daya manusia seperti wanita merupakan salah satu penggerak

pembangunan nasional dengan diiringi kreatifitas dan peranan aktifnya dalam

segala bentuk pembangunan nasional. Di era globalisasi sekarang ini dapat kita

lihat banyak bermunculan industri-industri baru, contohnya industri pariwisata

dalam kota. Dimana industri tersebut sebagai salah satu penyedia lapangan kerja

di negara maju maupun negara berkembang seperti indonesia. Dengan status

negara yang masih berkembang, negara kita memerlukan industri-industri besar

maupun industri kecil agar dapat menyediakan lapangan pekerjaan bagi

masyarakat kita, dengan harapan mampu mengentaskan kemiskinan di Indonesia.

Syuriani (dalam Simbolon 2013) mengungkapkan fenomena yang menarik dalam

keluarga miskin. Pada umumnya seluruh sumber daya manusia dalam keluarga

dikerahkan untuk memperoleh penghasilan, sebagai upaya pemenuhan kebutuhan

sehari-hari. Oleh karna itu, dalam keluarga miskin menganggur merupakan

sesuatu yang mahal karena anggota keluarga yang tidak bekerja akan menjadi

Page 21: MOTIVASI WANITA MEMILIH BEKERJA SEBAGAI TERAPIS PIJAT REFLEKSI …digilib.unila.ac.id/61280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · refleksi di Kelurahan Susunan Baru, Kecamatan Tanjung

2

beban tanggungan anggota keluarga yang bekerja. Mereka tidak sempat untuk

menganggur dan bersedia melakukan pekerjaan apapun, terutama sektor informal

yang tidak membutuhkan keahlian tertentu, mudah untuk dimasuki, dan tidak

membutuhkan modal yang besar.

Berkaitan dengan pengerahan sumber daya ekonomi yang dimiliki keluarga

miskin, menurut Rohmaniar dan Krisnani (2018) telah menuntut wanita sebagai

istri untuk dapat menopang ketahanan ekonomi keluarga. Kondisi demikian

merupakan dorongan yang kuat bagi wanita untuk bekerja di luar rumah. Dalam

beberapa tahun terakhir ini keterlibatan wanita pada sektor publik menunjukkan

angka yang terus meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa motivasi wanita untuk

bekerja di sektor publik semakin tinggi. Terutama dalam keluarga miskin, wanita

pada rumah tangga miskin rata-rata memiliki tingkat pendidikan yang relatif

rendah karena kondisi ekonomi yang melatarbelakanginya. Dalam sumber daya

ekonomi yang dimiliki rumah tangga miskin telah menuntut wanita sebagai istri

untuk dapat menopang ketahanan ekonomi keluarga. Kondisi seperti demikian

merupakan dorongan yang kuat bagi wanita untuk bekerja di luar rumah.

Menurut Ollenburger dan Hellen (1996:50) Wanita atau ibu rumah tangga yang

bekerja di zaman sekarang ini bukanlah merupakan masalah yang baru lagi.

Bekerja dalam rumah tangga lebih identik sebagai pembantu suami. Bekerja

sebagai pembantu suami dirasakan kurang optimal, oleh sebab itu tidak ada

masalah jika sebaiknya wanita juga ikut bekerja mencari nafkah, bersosialisasi

dengan dunia di luar rumah tangganya. Selain melaksanakan tugas rutinitas

sebagai seorang ibu rumah tangga maka andil atau peranan ibu yang bekerja

membantu suami diluar tugas rutinitasnya bisa diterima oleh masyarakat. Asumsi

Page 22: MOTIVASI WANITA MEMILIH BEKERJA SEBAGAI TERAPIS PIJAT REFLEKSI …digilib.unila.ac.id/61280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · refleksi di Kelurahan Susunan Baru, Kecamatan Tanjung

3

ini didasarkan atas alasan bahwa ibu yang bekerja diluar rumah bisa menambah

pendapat ekonomi rumah tangga guna memenuhi kebutuhan hidup keluarga

disamping pendapatan suami. Hal ini terbukti pada penghasilan ibu cenderung

memperbaiki kualitas maupun kuantitas kebutuhan bagi keluarganya

Menurut Holleman (dalam Notopuro 1979) Kedudukan wanita atau ibu dalam

rumah tangga dianggap sebagai belahan yang satu menentukan yang lainnya

sebagai komplemen, untuk bersama-sama mewujudkan suatu keseluruhan yang

organis dan harmonis yaitu keluarga. Wanita sebagai ibu dalam keluarga

mempunyai kedudukan yang sama (tinggi) nilainya. Wanita dan laki-laki

mempunyai kesamaan dalam arti menurut fungsi masing-masing. Adapun

perbedaan yang ada dalam keluarga hanyalah mengenai kodrat yang khusus

merupakan hidup seorang kewanitaan. Wanita sebagai ibu berhak untuk

menentukan dan berhak ikut dalam pengambilan keputusan bagi keselamatan dan

kebahagiaan baik dalam bidang imaterial maupun material seluruh anggota

keluarga. Fenomena wanita bekerja bukanlah hal yang tidak biasa, di Indonesia

kesempatan kerja bagi wanita sangat terbuka luas. Hal ini didorong oleh kemajuan

industri di berbagai bidang yang menuntut perusahaan merekrut tenaga kerja

wanita untuk dipekerjakan sesuai dengan kebutuhan. Selain kesempatan kerja, hal

lain yang mendorong wanita untuk bekerja adalah untuk memenuhi kebutuhan

keluarganya. Salah satunya adalah dengan bekerja sebagai terapis pijat refleksi.

Selama ini, kita sudah mengenal pijat refleksi, yang dalam bahasa Inggrisnya

disebut juga reflexology. Mahendra dan Ruhito (2009) menjelaskan bahwa pijat

refleksi adalah suatu cara pengobatan penyakit melalui titik pusat urat syaraf yang

bersangkutan (berhubungan) dengan organ-organ tubuh tertentu. Dengan kata lain

Page 23: MOTIVASI WANITA MEMILIH BEKERJA SEBAGAI TERAPIS PIJAT REFLEKSI …digilib.unila.ac.id/61280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · refleksi di Kelurahan Susunan Baru, Kecamatan Tanjung

4

adalah penyembuhan penyakit melalui pijat urat syaraf untuk memperlancar

peredaran darah. Pijat refleksi saat ini menjadi sebuah pilihan masyarakat untuk

menjaga kebugaran dan pemeliharaan kesehatan tubuh.

Menurut BPS (2015) saat ini di Indonesia, jasa pijat refleksi masuk kedalam

kategori pariwisata. Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor strategis dalam

pengembangan perekonomian nasional maupun daerah. Pemerintah melakukan

berbagai upaya dalam mengembangkan sektor pariwisata karena sektor pariwisata

memiliki kontribusi dalam penerimaan pendapatan dan penyerapan tenaga kerja.

Sektor pariwisata sebagai suatu kegiatan ekonomi yang memiliki mata rantai yang

sangat panjang, sehingga banyak menampung kesempatan kerja bagi masyarakat

sekitarnya. Berkembangnya sektor pariwisata juga menyebabkan pendapatan

masyarakat meningkat, dari hasil penjualan barang dan jasa melalui usaha:

restoran, hotel, biro perjalanan, pramuwisata, penjualan barang-barang

cinderamata dan sebagainya.

Sebagaimana yang tertuang dalam Penjelasan Undang-Undang Nomor 10 Tahun

2009 tentang Kepariwisataan, yang dimaksud dengan usaha SPA adalah usaha

perawatan yang memberikan layanan dengan metode kombinasi terapi air, terapi

aroma, pijat, rempah-rempah, layanan makanan/minuman sehat, dan olah aktivitas

fisik dengan tujuan menyeimbangkan jiwa dan raga dengan tetap memperhatikan

tradisi dan budaya bangsa Indonesia. SPA berasal dari bahasa latin dan diambil

dari istilah sante par aqua atau solus per aqua, yang artinya sehat melalui terapi

air. Seiring dengan perkembangan zaman, SPA berkembang menjadi suatu tempat

kecantikan, perawatan tubuh, kesehatan, kebugaran dan kenyamanan. Kehadiran

SPA menyediakan kebutuhan penunjang, khususnya bagi para wanita. Di era

Page 24: MOTIVASI WANITA MEMILIH BEKERJA SEBAGAI TERAPIS PIJAT REFLEKSI …digilib.unila.ac.id/61280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · refleksi di Kelurahan Susunan Baru, Kecamatan Tanjung

5

globalisasi ini perkembangan dunia bisnis, properti, mode dan kuliner berimbas

pula pada semakin meningkatnya kesadaran untuk menjaga kesehatan dan

merawat tubuh. Di kota-kota besar, banyak profesional muda terutama para

wanita karier yang tinggal dan beraktifitas, ditunjang dengan perekonomian yang

mapan, mereka membutuhkan suatu tempat untuk bersosialisasi dan bersantai di

samping dari rutinitas padat mereka sehari-hari, bersantai dan melakukan

perawatan tubuh secara bersamaan menjadi prioritas utama mereka sekarang ini.

Perkembangan industri jasa pijat refleksi di Bandar Lampung telah berkembang

pesat. Beberapa penyedia jasa pijat refleksi yang diminati oleh masyarakat Bandar

Lampung, antara lain :

Tabel. 1 Penyedia Jasa Pijat Refleksi di Bandar Lampung Tahun 2015

No Penyedia Jasa Lokasi

1 Relax Spa & Refleksi Plaza

Lotus

Plaza Lotus Lt. 4. Bandar Lampung

2 Zen Reflexology Jl. Pangeran Diponegoro No. 45 Bandar

Lampung

3 Happy Feet Reflexology Jl. Pangeran Antasari No. 157 Bandar

Lampung

4 Esther House Of Beauty Jl. Pangeran Antasari No. 108 Bandar

Lampung

5 Rumah Lulur JL. KH Ahmad Dahlan No.156

Bandar Lampung

6 Blossom Female Salon Jl. Kartini No. 40 Bandar Lampung

Sumber : BPS 2015

Data tahun 2015 tersebut menunjukan bahwa industri pijat refleksi telah

berkembang di kota Bandar Lampung. Hingga saat ini sudah banyak bermunculan

tempat penyedia jasa pijat refleksi yang tersebar diseluruh kota Bandar Lampung,

imbas positif dari perkembangan industri ini adalah penyerapan tenaga kerja yang

semakin bertambah. Seiring minat masyarakat terutama kaum wanita di perkotaan

Page 25: MOTIVASI WANITA MEMILIH BEKERJA SEBAGAI TERAPIS PIJAT REFLEKSI …digilib.unila.ac.id/61280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · refleksi di Kelurahan Susunan Baru, Kecamatan Tanjung

6

Bandar Lampung, membuat para penyedia jasa pijat refleksi harus merekrut

terapis wanita untuk dipekerjakan. Dengan adanya pekerjaan sebagai terapis pijat

refleksi, membuat wanita memiliki sebuah kesempatan untuk terjun ke dunia kerja

dan mendapatkan penghasilan.

Masalah ekonomi dan kebutuhan keluarga yang semakin kompleks adalah hal

utama yang membuat para wanita bersedia bekerja menjadi terapis pijat refleksi.

Kurangnya penghasilan dari suami membuat istri harus ikut andil dalam

membantu perekonomian keluarganya. Dengan adanya kesempatan kerja yang

ditawarkan oleh penyalur tenaga kerja terapis pijat, para wanita yang pada

umumnya ibu rumah tangga di Kelurahan Susunan Baru akhirnya berminat untuk

bekerja sebagai terapis pijat refleksi. Selain itu, dukungan dari suami menjadi

motivasi tersendiri bagi wanita yang berminat bekerja sebagai terapis pijat

refleksi. Sebelum bekerja menjadi terapis pijat refleksi, para terapis tersebut

diberikan pelatihan secara gratis selama beberapa waktu. Pelatihan gratis tersebut

diberikan oleh beberapa orang penyalur tenaga kerja terapis pijat yang refleksi

yang memang bertempat tinggal di Kelurahan susunan Baru. Selanjutnya, para

calon terapis yang telah menyelesaikan pelatihan akan didistribusikan langsung di

berbagai tempat penyedia jasa pijat refleksi yang sudah bekerja sama dengan para

penyalur tenaga kerja terapis di Kota Bandar Lampung.

Berdasarkan uraian paragraf diatas, banyak sekali motif dari dorongan motivasi

seseorang memilih bekerja menjadi terapis pijat refleksi khususnya kaum wanita.

Motivasi seseorang bisa berbeda antara satu orang dengan orang yang lainnya.

Menurut Mc Donald (dalam Djamarah 2002:149) motivasi adalah perubahan

Page 26: MOTIVASI WANITA MEMILIH BEKERJA SEBAGAI TERAPIS PIJAT REFLEKSI …digilib.unila.ac.id/61280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · refleksi di Kelurahan Susunan Baru, Kecamatan Tanjung

7

energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” didahului

dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.

Berdasarkan pendapat tersebut terdapat tiga elemen penting, yaitu:

1. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan diri setiap individu

manusia, penampakannya akan menyangkut kegiatan fisik manusia.

2. Motivasi ditandai dengan munculnya, rasa “feeling” afeksi seseorang.

Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan,

afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia.

3. Motivasi akan dirasakan karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini

sebenarnya merupakan suatu respon dari aksi, yaitu tujuan.

Berdasarkan pernyataan di atas, dapat dikatakan bahwa motivasi itu sesuatu yang

mempengaruhi manusia untuk melakukan perubahan dan tindakan seseorang.

Semua yang dilakukan karena adanya tujuan dan kebutuhan. Motivasi dikatakan

sebagai serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga

seseorang itu mau dan ingin melakukan sesuatu dan bila ia tidak suka, maka akan

berusaha untuk meniadakan atau mengelakan perasaan tidak suka tersebut.

Motivasi bermacam-macam bentuknya, tergantung dengan motif apa yang

dirasakan oleh seseorang. Motivasi menurut Mc Donald (dalam Djamarah

2002:149) terbagi menjadi dua hal, yaitu:

1. Motivasi intrinsik

Yang dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah motif-motif yang

menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirasakan dari luar, karena

setiap dalam diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.

Page 27: MOTIVASI WANITA MEMILIH BEKERJA SEBAGAI TERAPIS PIJAT REFLEKSI …digilib.unila.ac.id/61280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · refleksi di Kelurahan Susunan Baru, Kecamatan Tanjung

8

2. Motivasi ekstrinsik

Yang dimaksud dengan motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif

dan berfungsi dari luar diri individu.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat diketahui bahwa motivasi intrinsik berasal

dari dalam diri yang dapat dipengaruhi oleh berbagai macam motif, sedangkan

motivasi ekstrinsik berasal dari luar diri yang dapat dipengaruhi oleh orang lain

atau lingkungan.

Seorang wanita yang memilih bekerja sebagai terapis pijat refleksi tentu memiliki

alasan tertentu. Oleh karenanya dalam menjalankan pekerjaan ini, para wanita

perlu sebuah dorongan motivasi. Motivasi tersebut bisa dari diri sendiri maupun

lingkungan. Hal inilah yang membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

guna mengetahui hal apa yang menjadi motivasi wanita memilih bekerja menjadi

terapis pijat refleksi berdasarkan yang dikemukakan diatas. Sehingga peneliti

mengangkat penelitian ini dengan judul “Motivasi Wanita Memilih Bekerja

sebagai Terapis Pijat Refleksi” dengan studi kasus di Kelurahan Susunan Baru.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan dari latar belakang di atas maka pokok permasalahan

yang akan dikaji oleh peneliti adalah: Apakah yang memotivasi seorang wanita

sehingga memilih menjadi terapis pijat refleksi di Kelurahan Susunan Baru?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan permasalahan di atas, maka tujuan penelitian ini yang

hendak dicapai adalah: Untuk mengetahui hal-hal apa saja yang menjadi motivasi

wanita memilih bekerja menjadi terapis pijat refleksi di Kelurahan Susunan Baru

Page 28: MOTIVASI WANITA MEMILIH BEKERJA SEBAGAI TERAPIS PIJAT REFLEKSI …digilib.unila.ac.id/61280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · refleksi di Kelurahan Susunan Baru, Kecamatan Tanjung

9

D. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan terhadap ilmu

pengetahuan secara umum dan ilmu sosial khususnya Sosiologi yang berkaitan

dengan sumber daya masyarakat.

2. Manfaat Praktis

a. Untuk masyarakat umum diharapkan penelitian ini dapat memberikan

sumbangan yang positif khususnya tentang pemberdayaan wanita melalui

manfaat-manfaat yang sudah dirasakan para pekerja terapis refleksi.

b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sebagai bahan pertimbangan bagi

penelitian yang relevan dimasa yang akan datang.

Page 29: MOTIVASI WANITA MEMILIH BEKERJA SEBAGAI TERAPIS PIJAT REFLEKSI …digilib.unila.ac.id/61280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · refleksi di Kelurahan Susunan Baru, Kecamatan Tanjung

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Motivasi

1. Pengertian Motivasi

Pendapat Hamzah (2011:3) menerangkan banyak teori motivasi yang didasarkan

dari asas kebutuhan (need). Kebutuhan yang menyebabkan seseorang berusaha

untuk dapat memenuhinya. Motivasi adalah proses psikologis yang dapat

menjelaskan perilaku seseorang. Perilaku hakikatnya merupakan orientasi pada

satu tujuan. Dengan kata lain, perilaku seseorang dirancang untuk mencapai

tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan proses interaksi dari beberapa

unsur. Dengan demikian, motivasi merupakan kekuatan yang mendorong

seseorang melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan. Kekuatan-kekuatan ini pada

dasarnya diransang oleh adanya berbagai macam kebutuhan, seperti:

a. Keinginan yang hendak dipenuhinya

b. Tingkah laku

c. Tujuan

d. Umpan balik.

Robbins (dalam Darpujiyanto 2010:66) Motivasi merupakan suatu proses yang

menyebabkan intensitas individu, dalam usaha mengarahkan terus menerus untuk

mencapai tujuan. Menurut pendapat lain, motivasi adalah perubahan energi pada

diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk

Page 30: MOTIVASI WANITA MEMILIH BEKERJA SEBAGAI TERAPIS PIJAT REFLEKSI …digilib.unila.ac.id/61280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · refleksi di Kelurahan Susunan Baru, Kecamatan Tanjung

11

mencapai tujuan. Mc. Donald (dalam Hamalik 2004:158) motivasi mendorong

timbulnya kelakuan, dan mempengaruhi serta mengubah kelakuan. Jadi fungsi

motivasi meliputi:

a. mendorong timbulnya kelakuan

b. motivasi berfungsi sebagai pengarah

c. motivasi berfungsi sebagai penggerak.

Berdasarkan pertanyaan diatas, dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah suatu

dorongan atau keinginan seorang individu didalam melakukan sesuatu atau

kegiatan yang dilakukannya sehingga seseorang dapat mencapai tujuannya.

Motivasi menjadi kekuatan atau suatu keadaan yang kompleks dan kesiapsediaan

dalam diri individu untuk bergerak ke arah tujuan tertentu, baik disadari maupun

tak disadari.

2. Jenis Motivasi

Menurut Sardirman (2005:89) motivasi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:

a. Motivasi Intrinsik

motivasi intrinsik adalah motif-motif (daya penggerak) yang menjadi aktif

berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena di dalam diri setiap

individu sudah terdapat dorongan untuk melakukan sesuatu.

b. Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah dorongan yang menggerakan seseorang untuk

melakukan sesuatu itu bersumber pada suatu kebutuhan-kebutuhan yang

harus dipenuhi.

Orang yang berkebutuhan tinggi cenderung suka bertanggung jawab untuk

memecahkan berbagai macam persoalan, mereka cenderung menetapkan sasaran

Page 31: MOTIVASI WANITA MEMILIH BEKERJA SEBAGAI TERAPIS PIJAT REFLEKSI …digilib.unila.ac.id/61280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · refleksi di Kelurahan Susunan Baru, Kecamatan Tanjung

12

yang cukup sulit untuk mereka sendiri dan mengambil resiko yang telah

diperhitungkan sebelumnya untuk mencapai sasaran tersebut. Sedangkan menurut

Sukmadinata (2009:63) motivasi berdasarkan sifatnya dapat dibedakan atas tiga

macam, yaitu:

a. Motivasi takut atau fear motivation, individu melakukan sesuatu karena

ada hal yang memaksanya

b. Motivasi intensif atau intensive motivation, individu melakukan sesuatu

untuk mendapat suatu insentif

c. Sikap atau self motivation, motivasi ini lebih bersifat intrinsik, muncul dari

dalam diri individu.

3. Tujuan Motivasi

Menurut pendapat Purwanto (2006:73) secara umum tujuan motivasi adalah untuk

menggerakan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauannya

untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau mencapai tujuan

tertentu.

Motivasi bertujuan sebagai pendorong atau penarik yang menyebabkan adanya

tingkah laku ke arah suatu tujuan tertentu. Jika ditinjau dari segi proses motivasi

menurut Ramayulis (2002) Motivasi berfungsi:

a. Memberi semangat dan mengaktifkan individu agar tetap berminat dan

siaga.

b. Memusatkan perhatian seseorang pada tugas-tugas tertentu yang

berhubungan dengan pencapaian tujuannya.

Page 32: MOTIVASI WANITA MEMILIH BEKERJA SEBAGAI TERAPIS PIJAT REFLEKSI …digilib.unila.ac.id/61280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · refleksi di Kelurahan Susunan Baru, Kecamatan Tanjung

13

c. Membantu memenuhi kebutuhan akan hasil jangka pendek dan hasil

jangka panjang.

Sehubungan dengan hal tersebut diatas, maka ada tiga fungsi motivasi yaitu

sebagai berikut:

a. Motivasi mendorong manusia untuk berbuat.

b. Motivasi menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak

dicapai.

c. Motivasi sebagai penyeleksi perbuatan, yaitu menentukan perbuatan-

perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan

dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat.

Berdasarkan uraian dari hal di atas, maka secara umum dapat dikatakan bahwa

tujuan motivasi adalah untuk menggerakan atau menggugah seseorang agar

timbul keinginan dan kemauan untuk mencapai suatu hasil atau tujuan tertentu.

Perwujudan dari adanya motivasi adalah tindakan, semakin jelas motivasi

seseorang maka makin jelas pula tindakannya untuk mencapai suatu tujuan.

4. Motivasi dan Kebutuhan

Manusia mempunyai kebutuhan yang mendorong timbulnya perilaku. Motivasi,

sebagaimana terlihat adalah berasal dari dalam diri individu yang kemudian

diaplikasikan dalam bentuk perilaku. Perilaku terjadi karena suatu determinan

tertentu, baik biologis maupun psikologis atau berasal dari Iingkungan.

Menurut Lee (1996) mengemukakan empat kebutuhan manusia yaitu, kebutuhan

akan prestasi (need for achievement), kebutuhan akan afiliasi (need for

affiliation), kebutuhan akan otonomi (need for autonomy), kebutuhan akan

Page 33: MOTIVASI WANITA MEMILIH BEKERJA SEBAGAI TERAPIS PIJAT REFLEKSI …digilib.unila.ac.id/61280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · refleksi di Kelurahan Susunan Baru, Kecamatan Tanjung

14

dominasi (need for dominance). Bila kebutuhan terpenuhi, ketegangan akan

melemah sampai timbul ketegangan lagi dengan munculnya kebutuhan baru.

Inilah yang disebut motivasi. Tidak semua perilaku mengikuti pola daur seperti

itu. Bila determinan yang menimbulkan kebutuhan itu tidak ada lagi, maka daur

tidak terjadi.

Berdasarkan dari paparan di atas dapat diketahui bahwa pemberian motivasi tidak

terlepas dari kebutuhan individu itu sendiri dan berbagai faktor internal yang

membut seseorang puas. Pada dasarnya, seseorang akan terus melakukan suatu

tindakan pemenuhan kebutuhan. Oleh sebab itu kehadiran motivasi sangat penting

sebagai hal yang mendorong seseorang untuk terus bertindak demi memenuhi

kebutuhan yang ada dalam dirinya.

Maslow (dalam Darsono 2000:101) berpendapat bahwa manusia mempunyai

kebutuhan-kebutuhan sebagai berikut:

a. Kebutuhan jasmaniah, seperti; makan, minum, istirahat, seksual dan

sebagainya

b. Kebutuhan keamanan (rasa aman), seperti; ingin sehat, ingin terhindar dari

bahaya, ingin menghilangkan kecemasan dan lain-lain

c. Kebutuhan untuk memiliki dan dicintai, seperti; ingin berteman, ingin

berkeluarga, ingin masuk dalam suatu kelompok dan lain-lain

d. Kebutuhan akan penghargaan diri (harga diri), seperti; ingin dihargai,

dipercaya dan dihormati orang lain.

Page 34: MOTIVASI WANITA MEMILIH BEKERJA SEBAGAI TERAPIS PIJAT REFLEKSI …digilib.unila.ac.id/61280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · refleksi di Kelurahan Susunan Baru, Kecamatan Tanjung

15

e. Kebutuhan aktualisasi diri, yaitu; keinginan untuk mengembangkan

potensi diri, bakat dan keterampilan, keinginan untuk berprestasi,

keinginan untuk mencapai cita-cita dan sebagainya.

f. Kebutuhan untuk tahu dan mengerti, seperti; mencari ilmu atau

menempuh pendidikan setinggi-tingginya yang didorong rasa ingin tahu

g. Kebutuhan estetis, seperti; kebutuhan untuk mengungkapkan rasa seni dan

keindahan.

Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa setiap manusia mempunyai

keinginan untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya. Kebutuhan itu berasal

dari diri sendiri yang menuntut untuk dipenuhi. Keinginan seseorang untuk dapat

memenuhi semua kebutuhannya tersebut dapat mendorong seseorang untuk

melakukan aktivitas tertentu yang mengarah pada pencapaian pemenuhan

kebutuhan. Hal ini dapat menimbulkan motivasi pada diri seseorang guna

membekali diri dengan hal hal yang diperlukan dalam mencapai tujuannya

tersebut.

5. Proses Motivasi

Pada dasarnya motivasi diarahkan pada suatu tujuan dalam rangka memenuhi

kebutuhan individu. Menurut Sumantri (2001) Proses motivasi sebagai pengarah

perilaku dapat dikatakan sebagai suatu siklus dan merupakan suatu sistem yang

terdiri dari tiga elemen. Ketiga elemen tersebut bisa diuraikan sebagai berikut:

a. Kebutuhan (needs). Kebutuhan merupakan suatu ‘kekurangan’. Dalam

pengertian keseimbangan, kebutuhan tercipta apabila terjadi

ketidakseimbangan yang bersifat fisiologis atau psikologis.

Page 35: MOTIVASI WANITA MEMILIH BEKERJA SEBAGAI TERAPIS PIJAT REFLEKSI …digilib.unila.ac.id/61280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · refleksi di Kelurahan Susunan Baru, Kecamatan Tanjung

16

b. Dorongan (drives). Suatu dorongan dapat dirumuskan secara sederhana

sebagai suatu kekurangan disertai dengan pengarahan. Dorongan tersebut

berorientasi pada tindakan untuk mencapai tujuan.

c. Tujuan (goals). Suatu tujuan dari siklus motivasi adalah segala sesuatu

yang akan meredakan suatu kebutuhan dan akan mengurangi dorongan.

Jadi, pencapaian suatu tujuan akan memulihkan ketidakseimbangan

menjadi keseimbangan yang bersifat fisiologis dan psikologis.

B. Tinjauan Tentang Wanita Bekerja

1. Peran Wanita

Menurut Murtiana dan Hidayah (2017) peran wanita di masa sekarang sudah tidak

lagi di kaitkan hanya dengan kodratnya sebagai wanita yaitu sebagai seorang istri

atau ibu hanya mengerjakan urusan rumah tangga saja, namun telah berkembang

sehingga wanita telah berperan serta dalam setiap segi kehidupan masyarakat.

Wanita yang telah memasuki lapangan pekerjaan, maka dengan sendirinya waktu

untuk mengurus rumah atau dapur, anak-anak bahkan suaminya sangat terbatas.

Wanita bekerja dilatarbelakangi bukan hanya dikarenakan alasan ekonomi, tetapi

juga adanya keterampilan pengetahuan dan pengaktualisasian diri maupun ingin

memperoleh kepuasaan batin, yang disebabkan adanya anggapan umum bahwa

dunia pekerjaan merupakaan dunia pria, sehingga dengan demikian wanita akan

merasa telah mampu duduk sejajar dengan kaum pria dengan cara

mengaktualisasikan diri melalui bekerja namun demikian wanita tidak lepas dari

kodratnya.

Page 36: MOTIVASI WANITA MEMILIH BEKERJA SEBAGAI TERAPIS PIJAT REFLEKSI …digilib.unila.ac.id/61280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · refleksi di Kelurahan Susunan Baru, Kecamatan Tanjung

17

Murniati (2004: 189) menjabarkan peran wanita sebagai berikut:

a. Peran Produktif (Productive Role)

Peran produktif merupakan peran yang menghasilkan barang yang digunakan

untuk memenuhi kebutuhan manusia dan uang atau pendapatan yang

digunakan untuk membiayai kehidupan keluarga.

b. Peran Reproduktif (Reproductive Role)

Peran reproduktif merupakan peran mengelola rumah tangga atau keluarga

beserta seluruh anggota keluarga. Peran reproduktif seorang wanita meliputi

melahirkan dan mengurus anak-anak, memasak atau menyediakan makanan

untuk keluaga, menyediakan air, berbelanja berbagai kebutuhan rumah tangga,

mencuci pakaian, mencuci piring, menjaga kebersihan dan kesehatan rumah,

menyiram tanaman, serta berbagai kegiatan lainnya.

c. Peran Sosial (Community Role)

Peran sosial di dalam komunitas merupakan berbagai peran yang harus

dijalankan oleh seorang wanita sebagai anggota masyarakat baik dalam bidang

sosial, ekonomi, maupun politik. Peran tersebut berwujud dalam upaya untuk

menyelenggarakan hubungan sosial yang baik dengan keluarga-keluarga lain

serta berbagai kegiatan di dalam organisasi seperti Pembinaan Kesejahteraan

Keluarga (PKK), Dharma Wanita, upacara adat atau agama, dan lain

sebagainya.

Wanita mempunyai fungsi yang sangat dominan dalam keluarga, karena pada diri

wanita terdapat suatu tugas sebagai makhluk sosial yang mempunyai tanggung

jawab membina keluarga sepenuhnya, seperti pertumbuhan pribadi anak serta

pendidikan dalam keluarga dimana keteladanan seorang ibu sangat berpengaruh

Page 37: MOTIVASI WANITA MEMILIH BEKERJA SEBAGAI TERAPIS PIJAT REFLEKSI …digilib.unila.ac.id/61280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · refleksi di Kelurahan Susunan Baru, Kecamatan Tanjung

18

terhadap anak. Terlebih jika seorang wanita tersebut memiliki peran ganda, yang

tidak hanya mengurus kehidupan rumah tangga tetapi juga ikut andil dalam

memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga.

2. Pengertian Wanita Yang Bekerja

Menurut Mathis (2001) dalam istilah gender, wanita diartikan sebagai manusia

yang lemah lembut, anggun, keibuan, emosional dan lain sebagainya. Baik di

dunia timur maupun barat, wanita digariskan untuk menjadi istri dan ibu. Sejalan

dengan kehidupan ini, sifat yang di kenakan pada perempuan adalah makhluk

yang emosional, pasif, lemah, dekoratif, tidak asertif dan tidak kompeten kecuali

untuk tugas rumah tangga. Tetapi dengan terus berkembang pesatnya jaman,

wanita juga dituntut untuk memiliki sikap mandiri dan dapat mengembangkan

dirinya sebagai manusia sesuai dengan bakat yang dimilikinya. Dapat dilihat dari

profil wanita Indonesia saat ini, sangat banyak yang tidak hanya menjalani tugas

rumah tangga, tetapi juga berkecimpung di dunia kerja.

Wanita dapat dikategorikan kedalam dua peran, yaitu peran reproduktif dan peran

produktif. Peranan reproduktif mencakup peranan reproduksi biologis (pelahiran)

sedangkan peranan produktif adalah peranan dalam bekerja yang menghasilkan

sesuatu yang bernilai ekonomis. Sementara itu, menurut Anoraga (2006) wanita

karir adalah wanita yang memperoleh/mengalami perkembangan dan kemajuan

dalam bidang pekerjaan. Anoraga menyebutkan wanita yang bekerja untuk

menggantikan istilah wanita karir. Beliau juga menegaskan kembali bahwa yang

dimaksud dengan karir adalah bekerja apa saja asal mendatangkan suatu

kemajuan dalam kehidupannya.

Page 38: MOTIVASI WANITA MEMILIH BEKERJA SEBAGAI TERAPIS PIJAT REFLEKSI …digilib.unila.ac.id/61280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · refleksi di Kelurahan Susunan Baru, Kecamatan Tanjung

19

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa wanita bekerja adalah

wanita yang menjalankan peran produktifnya dalam menghasilkan produk atau

jasa yang bernilai ekonomis dan bertujuan untuk mempertahankan hidup,

mendapatkan upah dan meningkatkan taraf kehidupan dengan mengalami

perkembangan dan kemajuan dalam bidang pekerjaan.

3. Perspektif Wanita Bekerja dan Gender

Menurut Harris (dalam Simbolon 2013) tenaga kerja wanita itu semakin dicari

oleh kaum kapitalis untuk mengisi jumlah pekerjaan pelayanan dan informasi

yang tumbuh semakin cepat dalam perekonomian. Harris percaya meningkatnya

partisipasi kaum wanita dalam angkatan kerja pada akhirnya memajukan

kesadaran feminis dalam diri mereka. Karena mereka semakin erat bekerja sejajar

dengan kaum pria, dan karena mereka melihat betapa kurangnya mereka dibayar

untuk pekerjaan yang pada dasarnya sama dengan kaum pria, maka kaum wanita

lebih menyadari tentang tenaga-tenaga diskriminasi ekonomi yang kuat yang

bekerja melawan mereka. Pemahaman ini ikut membantu untuk meningkatkan

kesadaran yang lebih luas mengenai posisi sosial kaum wanita secara menyeluruh.

Jadi, Harris percaya bahwa feminisme modern baik sebagai ideologi maupun

sebagai gerakan sosial yang terorganisasi pada akhirnya dapat dijejaki ke

perubahan-perubahan ekonomi yang besar di luar rumah. Dengan memandang

perubahan-perubahan selanjutnya, secepatnya garis-garis itu cenderung akan

terjadi dalam dekade-dekade yang akan datang, maka kekuasaan sosial dan

kesadaran feminis dari jumlah kaum wanita yang semakin meingkat akan terus

berumbuh. Jika demikian halnya, kaum wanita akan maju lebih jauh ke arah

persamaan sejati dengan kaum pria.

Page 39: MOTIVASI WANITA MEMILIH BEKERJA SEBAGAI TERAPIS PIJAT REFLEKSI …digilib.unila.ac.id/61280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · refleksi di Kelurahan Susunan Baru, Kecamatan Tanjung

20

Pentingnya memisahkan unsur-unsur dalam rumah tangga ataupun keluarga

berdasarkan gender, karena laki-laki dan perempuan memainkan peranan yang

berbeda, sehingga mempunyai kebutuhan yang berbeda pula, yang pada akhirnya

masing-masing kebutuhan yang berbeda ini harus diidentifikasi.

4. Faktor Yang Mempengaruhi Wanita Bekerja

Pada masa ini sudah sangat umum jika wanita selain mengurus rumah tangga

sekaligus bekerja. Bukan hanya semata-mata memenuhi kebutuhan keluarga,

wanita yang bekerja juga bisa jadi adalah tulang punggung dalam urusan

perekonomian di keluarganya. Ollennurger dan Helen (1996:18) mengemukakan

wanita lebih banyak tetap berada dalam pasar tenaga kerja karena pilihan ekonomi

mereka dikurangi, atau kebutuhan mereka untuk mempertahankan senioritas telah

meningkat. Dalam teori konflik, Marx beramsumsi bahwa posisi wanita dalam

masyarakat berasal dari distribusi kekayaan dan kekuasaan yang tidak merata,

karena terfokus pada suatu ekonomi kapitalis, kebanyakan pekerjaan dalam

kaitanya dengan ekonomi upahan, mengabaikan ekonomi non-upahan.

Disamping itu menurut teori Neo Klasik adanya kecenderungan wanita yang

bekerja disebabkan karena ekonomi, walaupun dalam tingkat pendapatan wanita

yang bekerja selalu saja lebih rendah dari pendapatan laki-laki, kalau dilihat dari

dalam jenis pekerjaan yang sama. Dalam hal ini perbedaannya terutama

disebabkan karena pendidikan dan latihan serta pengalaman kerja yang dipunyai

oleh pekerja laki-laki dan wanita tersebut. Sebetulnya teori in sudah mengalami

pergeseran antara lain karena pendidikan wanita sudah meningkat. Sedangkan

teori gender menjelaskan bahwa norma-norma dan nilai-nilai soial yang ada

dalam masyarakat merupakan penyebab lain mengapa wanita tidak dapat

Page 40: MOTIVASI WANITA MEMILIH BEKERJA SEBAGAI TERAPIS PIJAT REFLEKSI …digilib.unila.ac.id/61280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · refleksi di Kelurahan Susunan Baru, Kecamatan Tanjung

21

memasuki pasar kerja, kesempatan wanita pada pasar kerja relatif terbatas dari

pada kaum laki-laki.

Nugroho (2011:16) menyebutkan bahwa bagi kalangan keluarga miskin, beban

yang harus ditanggung oleh wanita sangat berat apalagi jika wanita harus bekerja

di luar sehingga harus memikul beban kerja ganda. Sehingga di samping mencari

nafkah, seorang wanita tetap harus mencurahkan sebagian besar waktu mereka

untuk kegiatan di dalam rumah tangga, seperti melayani suami, mengurus anak,

dan berbagai kegiatan kerumahtanggaan lainnya. Dengan demikian, terbukanya

pintu pasar kerja bagi tenaga kerja wanita tidak hanya menimbulkan implikasi

sosial berupa munculnya keluarga dengan pola karir ganda, tetapi juga turut serta

mengubah tatanan pembagian peran di dalam keluarga dan menyebabkan

terjadinya suatu kompleksitas peran.

C. Tinjauan Tentang Pijat Refleksi

1. Pengertian Pijat Refleksi

Mahendra dan Ruhito (2009) mengemukakan bahwa pijat refleksi adalah suatu

cara pengobatan penyakit melalui titik pusat urat syaraf yang bersangkutan

(berhubungan) dengan organ-organ tubuh tertentu. Dengan kata lain adalah

penyembuhan penyakit melalui pijat urat syaraf untuk memperlancar peredaran

darah. Saat ini banyak sekali metode menjaga kebugaran dan terapi penyembuhan

penyakit salah satunya adalah pijat refleksi. pijat refleksi sendiri termasuk dalam

terapi alternatif dalam menjaga kesehatan ataupun penyembuhan penyakit.

Pada praktisnya, kegiatan pijat refleksi merupakan serangkaian teknik pijat untuk

merangsang area-area tertentu pada tangan dan kaki dengan tujuan menimbulkan

Page 41: MOTIVASI WANITA MEMILIH BEKERJA SEBAGAI TERAPIS PIJAT REFLEKSI …digilib.unila.ac.id/61280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · refleksi di Kelurahan Susunan Baru, Kecamatan Tanjung

22

respons yang bermanfaat bagi bagian tubuh yang paling berperan adalah tangan

dan kaki. Kaki telah dipercaya sebagai pusat refleksi oleh masyarakat tradisional

jauh-jauh hari sebelum zaman modern. Masyarakat tradisional diseluruh bagian

dunia percaya bahwa kaki memiliki peran khusus dalam dunia kesehatan dan

spiritualitas. Hal ini dibuktikan dengan kebiasaan mereka untuk bertelanjang kaki

dalam berjalan. Mereka menganggap bahwa alas kaki memutus hubungan mereka

dengan bumi.

Sebuah terapi yang oleh para praktisi pijat refleksi disebut terapi zona, yakni

menguraikan pembagian tubuh ke dalam sepuluh zona memanjang mulai dari

ujung kepala hingga ujung kaki, yang seluruh bagian dalam suatu zona tersebut

saling terhubungkan satu sama lain. Ketegangan pada salah satu zona tentunya

akan mempengaruhi semua bagian. Dengan melakukan pijatan pada suatu titik di

zona tangan dan kaki maka ketegangan tersebut dapat terlepaskan. Selain itu, pijat

refleksi ini dapat juga memulihkan keseimbangan keseluruh zona dan ke seluruh

tubuh.

Kehadiran terapi pijat refleksi dapat menjadi suatu pilihan kesehatan masyarakat

kita. Selain sebagai cara untuk menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh, pijat

refleksi juga dapat menjadi alternatif terapi penyembuhan penyakit. Metode terapi

pijat refleksi yang mengutamakan relaksasi selain berdampak terhadap tubuh juga

berdampak pada pikiran dan psikologis seseorang. Oleh sebab itu, seseorang yang

sedang melakukan terapi pijat refleksi akan mendapat manfaat ganda untuk

dirinya.

Page 42: MOTIVASI WANITA MEMILIH BEKERJA SEBAGAI TERAPIS PIJAT REFLEKSI …digilib.unila.ac.id/61280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · refleksi di Kelurahan Susunan Baru, Kecamatan Tanjung

23

2. Perkembangan Pijat Refleksi

Menurut Wahyuni (2014) menyatakan pada tahun 1800-an, para peneliti medis

telah mempelajari konsep refleks dan memastikan refleks sebagai “respons tidak

sadar terhadap rangsangan”. Mereka mulai meneliti lebih dalam mengenai

berbagai konsep refleks beserta pengaruhnya untuk kesehatan. Itu sebabnya pada

saat itu, kompres, plaster, dan penempelan ramuan pada area yang sakit, cukup

berkembang. Misalnya, kompres pada permukaan dada banyak digunakan untuk

menyembuhkan sakit yang berhubungan dengan paru-paru, seperti batuk. Saat itu

dunia medis mempercayai bahwa suatu tindakan yang dilakkan pada suatu bagian

tubuh dapat menyebabkan reaksi dibagian tubuh lainnya.

Sementara itu, konsep pijat refleksi sebagian dari terapi medis mulai berkembang

kembali di abad ke-19, tepatnya setelah para ilmuan barat melakukan riset tentang

sistem saraf. Salah satu hasil riset tersebut menyebutkan bahwa gerakan refleks

dapat mempengaruhi keehatan dan kebugaran seseorang. Sistem saraf mampu

mendeteksi dan menafsirkan informasi dari dunia luar dan menyiapkan respons

tubuh untuk menanggapi informasi tersebut. Hal inilah yang menjadi dasar praktik

pijat refleks saat ini.

Ivan Pavlov, salah seorang ilmuan peraih hadiah Nobel, mengemukakan hipotesis

bahwa kesehatan dapat dipengaruhi oleh respons terhadap rangsangan luar.

Konsep ini dikenal dengan nama “terapi reflek”. Temuannya ini menggiring para

dokter melakukan penelitian lebih lanjut sehingga muncul teori bahwa suatu organ

mengalami gangguan karena menerima intruksi keliru dari otak. Menurat teori ini,

dengan menggunakan intruksi yang “keliru” itu, maka teknik pijat refleksi dapat

mendesak tubuh untuk kembali sehat.

Page 43: MOTIVASI WANITA MEMILIH BEKERJA SEBAGAI TERAPIS PIJAT REFLEKSI …digilib.unila.ac.id/61280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · refleksi di Kelurahan Susunan Baru, Kecamatan Tanjung

24

Wahyuni mengungkapkan (2014) pijat refleksi semakin berkembang dengan

ditemukannya teori-teori oleh para dokter dan peneliti, diantaranya:

a. William Fitzgerald

Dia menyebutkan bahwa penerapan pijatan pada jari tangan atau jari kaki yang

mewakili satu dari sepuluh zona dapat mengurangi rasa sakit di bagian tubuh yang

berkaitan. Dr. Fitzgerald menamakannya sebagai terapi zona. Teori ini digunakan

oleh banyak dokter untuk mengobati penyakit dan menjadikannya anestesi dalam

pembedahan ringan.

b. Dr. Joseph Riley

Dia merupakan asisten Dr. Fitzgerald dan menggunakan prinsip-prinsip dasar

terapi zona pada area kaki. Dia menambahakan tiga garis melintang dan detail-

detail sehingga membentuk peta ditelapak kaki dan tangan. Peta tersebut

menunjukkan titik-titik pijat yang berhubungan dengan berbagai bagian tubuh.

c. Eunice Ingham

Dia adalah seorang fisioterapis sekaligus penulis buku Stories the Feet can Tell.

Dalam bukunya, dia menguraikan berbagai respons refleks saat dilakukan

pemijatan pada area kaki. Oleh karenya, dia diangap sebagai pengembang dan

penerus ide terapi zona dan pijat refleksi. Dia juga yang mengenal pijat reifleksi

kepada ribuan orang di Amerika, Kanada, dan Eropa.

D. Tinjauan Tentang Motivasi Wanita Memilih Bekerja sebagai Terapis

Pijat Refleksi

Manusia dalam menjalankan hidup pasti memiliki tujuan yang didorong oleh

motivasi yang berasal dari dari dalam dirinya sendiri. Seorang wanita yang

berkerja sebagai terapis pijat refleksi sudah tentu memiliki motivasi yang

Page 44: MOTIVASI WANITA MEMILIH BEKERJA SEBAGAI TERAPIS PIJAT REFLEKSI …digilib.unila.ac.id/61280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · refleksi di Kelurahan Susunan Baru, Kecamatan Tanjung

25

melatarbelakangi pekerjaan yang dipilihnya. Banyak faktor yang melatarbelakangi

mengapa mereka memilih bekerja sebagai terapis pijat refleksi diantarnya ialah,

faktor kebutuhan dan kesempatan kerja.

Kebutuhan keluarga yang kompleks membuat para ibu rumah tangga mau tidak

mau harus mencari jalan keluar agar mampu membantu memenuhi kebutuhan

hidup keluarganya salah satunya dengan bekerja. Mengandalkan penghasilan

suami untuk memenuhi kebutuhan merupakan hal yang sulit dilakukan, oleh

karena itu banyak para wanita bekerja untuk mencari tambahan penghasilan demi

menunjang kehidupan keluarga. Melalui bekerja wanita banyak menghasilkan

sumber penghasilan yang baru, namun resiko yang dikorbankan ialah tidak kecil.

Dampak yang diakibatkan dari wanita bekerja adalah anak-anak yang kurang

mendapat perhatian dari ibunya. Kesibukan membuat wanita kadang kerepotan

mengurus keluarga, ini adalah resiko yang harus ditanggung setiap wanita yang

bekerja. Oleh karena itu, wanita yang memilih untuk bekerja dibanding hanya

mengurus rumah tangga memiliki motivasi serta pertimbangan tersendiri atas

pilihannya dalam memutuskan untuk bekerja.

Pada masa ini mencari suatu pekerjaan adalah sesuatu yang tidak mudah

dilakukan. Lapangan kerja yang tidak sebanding dengan angkatan kerja yang

tinggi membuat orang-orang harus berkompetisi untuk mendapat pekerjaan yang

diinginkan. Persaingan antar angkatan kerja membuat orang-orang harus memiliki

suatu modal untuk bekerja, contohnya seperti ijazah pendidikan dan skill

(keterampilan). Skill sangat penting untuk seorang individu yang memiliki latar

belakang pendidikan yang kurang baik, dimana keterampilan kerja ini dapat

membantu untuk mendapat pekerjaan. Khusus untuk para terapis yang bekerja

Page 45: MOTIVASI WANITA MEMILIH BEKERJA SEBAGAI TERAPIS PIJAT REFLEKSI …digilib.unila.ac.id/61280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · refleksi di Kelurahan Susunan Baru, Kecamatan Tanjung

26

sebagai terapis pijat di Kelurahan Susunan Baru, mereka dilatih keterampilan pijat

refleksi secara gratis oleh pihak penyalur kerja, tujuannya adalah untuk

menumbuhkan minat kerja. Untuk para wanita yang mengikuti pelatihan

diantaranya ialah ibu rumah tangga serta wanita belum menikah yang memiliki

latarbelakang pendidikan rendah. Pelatihan kerja semacam ini sangat membantu

seseorang untuk mendapat pekerjaan di tengah-tengah keadaan sulitnya mendapat

pekerjaan yang sesuai. Para wanita yang mengikuti pelatihan untuk menjadi

terapis pijat refleksi menganggap ini sebagai suatu kesempatan untuk bekerja dan

menghasilkan uang.

Motivasi menurut Mc Donald (dalam Djamarah 2002:149) yang menjadi dasar

wanita memilih bekerja sebagai terapis pijat refleksi terbagi menjadi dua hal,

yaitu:

1. Motivasi intrinsik

Yang dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah motif-motif yang

menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirasakan dari luar, karena

setiap dalam diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.

Motivasi pada diri wanita yang memilih bekerja sebagai terapis pijat

refleksi adalah keinginan dari diri sendiri, keterpaksaan karena dituntut

untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga, keinginan untuk memdapat

penghasilan sendiri dan lainnya yang berasal dari diri dalam individu.

2. Motivasi ekstrinsik

Yang dimaksud dengan motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif

dan berfungsi dari luar diri individu. Dalam hal ini, sebelum menjadi

terapis pijat refleksi, wanita yang berstatus ibu rumah tangga tinggal di

Page 46: MOTIVASI WANITA MEMILIH BEKERJA SEBAGAI TERAPIS PIJAT REFLEKSI …digilib.unila.ac.id/61280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · refleksi di Kelurahan Susunan Baru, Kecamatan Tanjung

27

lingkungan tempat tinggal dan berkumpul dengan wanita-wanita ibu

rumah tangga yang lainnya. Untuk itu, para wanita aktif dalam melakukan

proses interaksi satu sama lain. Motivasi ekstrinsik yang mendasari para

wanita bekerja sebagai terapis pijat refleksi adalah lingkungan tempat

tinggal, interaksi antar wanita serta adanya kesempatan kerja dan lainnya

yang berada diluar diri individu.

Berdasarkan pernyataan tersebut maka, dapat ditarik kesimpulan tentang motivasi

wanita yang memilih bekerja sebagai terapis pijat refleksi dipengaruhi oleh

kesadaran akan kebutuhan (intrinsik) dan didorong oleh lingkungan sosial

(ekstrinsik) tempat mereka beraktifitas, berinteraksi serta melihat realitas satu

sama lain memicu mereka untuk termotivasi bekerja sebagai terapis pijat refleksi.

E. Tinjauan Motivasi Wanita Bekerja sebagai Terapis Pijat Refleksi dengan

Teori Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik

Fenomena wanita yang bekerja sebagai terapis pijat refleksi dan juga menyandang

status sebagai istri di Kelurahan Susunan Baru merupakan suatu fakta sosial. Jauh

sebelum menjadi terapis para istri tersebut hanyalah sorang ibu rumah tangga

ataupun buruh harian lepas, hingga di suatu ketika mereka beralih profesi sebagai

terapis pijat refleksi. Peralihan profesi tersebut yang membuat peneliti ingin

mengetahui apa yang memotivasi mereka memilih bekerja sebagai terapis pijat

refleksi. Motivasi tersebut dapat berasal dari dalam diri sendiri (intrinsik) ataupun

dapat berasal dari luar (ekstrinsik). Motivasi menurut Mc Donald (dalam

Djamarah 2002:14) yang dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah motif-motif

yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirasakan dari luar, karena setiap

dalam diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Sedangkan

Page 47: MOTIVASI WANITA MEMILIH BEKERJA SEBAGAI TERAPIS PIJAT REFLEKSI …digilib.unila.ac.id/61280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · refleksi di Kelurahan Susunan Baru, Kecamatan Tanjung

28

,motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi dari luar diri

individu.

Dari penjabaran teori motivasi intrinsik dan ekstrinsik oleh ahli diatas, Taufik

(2007) memberi tiga faktor yang mendorong dan mempengaruhi terjadinya

motivasi intrinsik, faktor-faktor intrinsik motivasi dipengaruhi oleh :

a. Kebutuhan (need)

Seseorang melakukan aktivitas (kegiatan) karena adanya faktor-faktor

kebutuhan baik biologis maupun psikologis.

b. Harapan (Expectancy)

Seseorang dimotivasi oleh karena keberhasilan dan adanya harapan

keberhasilan bersifat pemuasan diri seseorang, keberhasilan dan harga diri

meningkat dan menggerakkan seseorang ke arah pencapaian tujuan.

c. Minat

Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keinginan pada suatu hal tanpa ada

yang menyuruh. Minat adalah dorongan yang berasal dari dalam diri sendiri

tanpa ada dorongan pihak dari luar dirinya.

Menurut Taufik (2007), faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi ekstrinsik

adalah :

a. Dorongan keluarga

Dorongan keluarga khususnya suami merupakan salah satu faktor pendorong

(reinforcing factors) yang dapat mempengaruhi perilaku istri dalam

berperilaku. Dukungan suami dalam keinginan seorang istri untuk bekerja,

merupakan bentuk dukungan nyata dari kepedulian dan tanggung jawab para

anggota keluarga.

Page 48: MOTIVASI WANITA MEMILIH BEKERJA SEBAGAI TERAPIS PIJAT REFLEKSI …digilib.unila.ac.id/61280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · refleksi di Kelurahan Susunan Baru, Kecamatan Tanjung

29

b. Lingkungan

Lingkungan adalah tempat dimana seseorang tinggal. Lingkungan dapat

mempengaruhi seseorang sehingga dapat termotivasi untuk melakukan sesuatu.

Selain keluarga, lingkungan juga mempunyai peran yang besar dalam

memotivasi seseorang dalam merubah tingkah lakunya. Dalam sebuah

lingkungan yang hangat dan terbuka, akan menimbulkan rasa kesetiakawanan

yang tinggi.

c. Imbalan

Seseorang dapat termotivasi karena adanya suatu imbalan sehingga orang

tersebut ingin melakukan sesuatu, yang menjadi sebuah dorongan hasil yang

dicapai dari apa yang dilakukannya sering kali mendorong seseorang untuk

berbuat.

F. Kerangka Pikir

Wanita dalam bekerja sebagai terapis pijat refleksi dipengaruhi oleh motivasi,

karena motivasi yang akan memacu semangat kerja seorang wanita untuk bekerja

dan mencapai tujuannya. Pada dasarnya motivasi mengarah pada suatu tujuan

dalam rangka memenuhi tujuan individu. Menurut Sumantri (2001) motivasi

dapat dikatakan sebagai sebuah proses yang dimulai dari kebutuhan, dorongan

lalu tujuan. Motivasi yang mendorong seorang wanita bekerja sebagai terapis pijat

refleksi terbagi menjadi dua hal yaitu motivasi yang ada dalam diri sendiri

(intrinsik) dan motivasi dari lingkungan sekitar (ekstrinsik).

Taufik (2007) memberi tiga faktor yang mendorong dan mempengaruhi terjadinya

motivasi intrinsik yaitu, kebutuhan, harapan dan minat. Sedangkan faktor yang

mendorong terjadinya motivasi ekstrinsik adalah dorongan keluarga, lingkungan

Page 49: MOTIVASI WANITA MEMILIH BEKERJA SEBAGAI TERAPIS PIJAT REFLEKSI …digilib.unila.ac.id/61280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · refleksi di Kelurahan Susunan Baru, Kecamatan Tanjung

30

dan imbalan. Kedua jenis motivasi tersebut akan menjadi fokus peneliti untuk

mencari data-data dan informasi mengenai apa yang memotivasi wanita memilih

bekerja sebagai terapis pijat refleksi, apakah dipengaruhi motivasi intrinsik atau

ekstrinsik.

Berdasarkan hal tersebut, secara sistematis dapat digambarkan alur kerangka

pemikiran tentang motivasi wanita memilih bekerja sebagai terapis pijat refleksi

sebagai berikut:

Gambar 1. Kerangka Pikir

Motivasi Intrinsik

Wanita

Motivasi Ekstrinsik

Bekerja Menjadi Terapis Pijat

Refleksi

Page 50: MOTIVASI WANITA MEMILIH BEKERJA SEBAGAI TERAPIS PIJAT REFLEKSI …digilib.unila.ac.id/61280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · refleksi di Kelurahan Susunan Baru, Kecamatan Tanjung

III. METODE PENELITIAN

A. Tipe Penelitian

Proses penelitian dalam penulisan ini berkaitan dengan hal apa saja yang

memotivasi wanita bekerja sebagai terapis pijat refleksi, oleh karena itu untuk

mendapatkan jawaban mendalam mengenai permasalahan yang ada maka metode

penelitan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif.

Creswell berpendapat (dalam Noor 2011:34) bahwa penelitian kualitatif sebagai

suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari pandangan

responden, dan melakukan studi pada situasi yang alami. Tujuan dari penelitian

kualitatif adalah untuk menjelaskan suatu fenomena dengan sedalam-dalamnya

dengan cara mengumpulkan data yang sedalam-dalamnya pula, yang menunjukan

pentingnya kedalaman dan detail suatu data yang diteliti.

Alasan peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif karena sesuai dengan sifat

dan tujuan penelitian yang ingin diperoleh dan bukan menguji sebuah hipotesis,

tetapi berusaha untuk mendapatkan sebuah gambaran tentang motivasi wanita

memilih bekerja sebagai terapis pijat refleksi. Menurut Sukmadinata (2009:73)

penelitian kualitatif ditujukan untuk mendeskripsikan dan menggambarkan

fenomena-fenomena yang ada, baik bersifat alamiah maupun rekayasa manusia,

yang lebih memperhatikan mengenai karakteristik, kualitas, keterkaitan antar

Page 51: MOTIVASI WANITA MEMILIH BEKERJA SEBAGAI TERAPIS PIJAT REFLEKSI …digilib.unila.ac.id/61280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · refleksi di Kelurahan Susunan Baru, Kecamatan Tanjung

32

kegiatan. Selain itu, Penelitian kualitatif tidak memberikan perlakuan, manipulasi

atau pengubahan pada variabel-variabel yang diteliti, melainkan menggambarkan

suatu kondisi yang apa adanya. Satu-satunya perlakuan yang diberikan hanyalah

penelitian itu sendiri, yang dilakukan melalui observasi, wawancara, dan

dokumentasi.

Untuk itulah peneliti memilih metode penelitian kualitatif karna sangat cocok

digunakan untuk menggali informasi-informasi mendalam yang sesuai dengan

judul penelitian Motivasi Wanita Memilih Bekerja Sebagai Terapis Pijat Refleksi.

B. Fokus Penelitian

Menurut Moleong (2010) Fokus penelitian ini dimaksudkan untuk membatasi

studi kualitatif sekaligus membantu penelitian guna memilih mana data yang

relevan dan mana yang tidak relevan. Fokus penelitian dapat membantu peneliti

untuk mendapatkan data yang sesuai dengan kebutuhan. Fokus pada penelitian ini

adalah untuk menggali informasi tentang motivasi intrinsik dan esktrinsik yang

memotivasi wanita memilih bekerja sebagai terapis pijat refleksi, latar belakang

mengapa wanita tersebut memilih bekerja sebagai terapis pijat refleksi dan alasan

mereka memilih pekerjaan tersebut. Fokus penelitian tersebut diharapkan akan

mengarahkan peneliti untuk mendapatkan data-data relevan yang dibutuhkan

untuk kepentingan penelitian ini.

C. Penentuan Informan

Peneliti menggunakan teknik purposive sampling dan snowball sampling dalam

menentukan informan pada penelitian ini. Menurut Sugiyono (2014:85) adapun

teknik penentuan informan dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive

Page 52: MOTIVASI WANITA MEMILIH BEKERJA SEBAGAI TERAPIS PIJAT REFLEKSI …digilib.unila.ac.id/61280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · refleksi di Kelurahan Susunan Baru, Kecamatan Tanjung

33

sampling, yaitu teknik pengambilan sampel didasarkan atas tujuan tertentu (orang

yang dipilih betul-betul memiliki kriteria sebagai sampel) sedangkan snowball

sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data yang pada awalnya

jumlahnya sedikit tersebut belum mampu memberikan data yang lengkap, maka

harus mencari orang lain yang dapat digunakan sebagai sumber data. Dengan

menggunakan kedua metode tersebut, peneliti berharap mendapatkan informan

yang sesuai dengan penelitian. Informan ini dibutuhkan untuk mengumpulkan

informasi tentang Motivasi Wanita Memilih Bekerja Sebagai Terapis Pijat

Refleksi Di Kelurahan Susunan Baru.

Penggabungan kedua teknik tersebut bertujuan untuk mendapatkan informan yang

ideal. Maka dari itu, teknik yang digunakan dalam pemilihan informan

menggunakan purposive sampling dan artinya teknik penentuan sumber data

mempertimbangkan terlebih dahulu kriteria informannya. Lalu dari penentuan

kriteria ini akan menjadi acuan peneliti menggunakan teknik snowball sampling

dalam kelanjutan memilih informan selanjutnya yang dibutuhkan. Adapun kriteria

informan dengan menggunakan teknik purposive sampling sebagai berikut:

1. Wanita

2. sudah menikah

3. Bertempat tinggal di Kelurahan Susunan Baru

4. Bekerja sebagai terapis pijat refleksi di salah satu tempat penyedia jasa

pijat/SPA di Kota Bandar Lampung.

Setelah menggunakan teknik purposive sampling, peneliti akhirnya memilih ibu

Aprilia sebagai informan pertama sekaligus informan kunci dalam penelitian ini.

Melalui rekomendasi nama dari beliau, peneliti dapat menerapakan teknik

Page 53: MOTIVASI WANITA MEMILIH BEKERJA SEBAGAI TERAPIS PIJAT REFLEKSI …digilib.unila.ac.id/61280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · refleksi di Kelurahan Susunan Baru, Kecamatan Tanjung

34

penentuan informan selanjutnya, yaitu teknik snowball sampling. Rekomendasi

informan dari ibu Aprilia menjadi dasar peneliti untuk menentukan informan-

informan selanjutnya.

D. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian menurut Iskandar (2008:219) adalah situasi dan kondisi

lingkungan tempat yang berkaitan dengan masalah penelitian. Moeloeng

(2010:86) menyatakan bahwa dalam penentuan lokasi penelitian cara terbaik yang

ditempuh dengan jalan mempertimbangkan teori substantif dan menjajaki

lapangan untuk mencari kesesuaian dengan kenyataan yang ada di lapangan,

sementara itu keterbatasan geografis dan praktis seperti waktu, biaya dan tenaga

perlu juga dijadikan pertimbangan dalam penentuan lokasi penelitian. Jadi, lokasi

penelitian adalah tempat dimana penelitian dilakukan, penentuan lokasi penelitian

harus sesuai dengan masalah dan kebutuhan dalam penelitian.

Guna memperoleh data, penelitian ini dilakukan di Kelurahan Susunan Baru

Kecamatan Tanjung Karang Barat Kota Bandar Lampung. Alasan peneliti

memilih lokasi tersebut ialah karena di lokasi tersebut peneliti mengamati adanya

fenomena wanita ibu rumah tangga atau wanita yang bekerja sebagai buruh harian

lepas bertransisi menjadi terapis pijat refleksi.

Untuk kepentingan observasi peneliti akan mengunjungi tempat penyedia jasa

pijat refleksi dimana para terapis tersebut bekerja, seperti Relax SPA and

Reflexology yang berada di Plaza Lotus serta Ratoe Spa and Reflexology di

Bandar Lampung.

Page 54: MOTIVASI WANITA MEMILIH BEKERJA SEBAGAI TERAPIS PIJAT REFLEKSI …digilib.unila.ac.id/61280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · refleksi di Kelurahan Susunan Baru, Kecamatan Tanjung

35

E. Jenis Data

Data adalah suatu instrumen penting dalam penelitian. Data yang dikumpulkan

ada dua macam yaitu :

1. Data Primer

Data ini bersumber dari hasil turun lapangan secara langsung. Dalam prakteknya

diperoleh dari wawancara mendalam yang dilakukan peneliti terhadap informan

dan observasi lapangan di lokasi penelitian. Data primer pada penelitian ini

diperoleh dari hasil wawancara dengan 5 informan utama dan 1 informan

pendukung, serta dari hasil observasi peneliti ke tempat penyedia jasa refleksi

dimana informan tersebut bekerja.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang didapatkan peneliti tanpa harus turun lapangan,

dapat berupa literatur-literatur yang ada kaitannya dengan objek penelitian. Data

sekunder pada penelitian ini adalah buku, jurnal dan dokumen resmi pemerintah

dan Peta Monografi Kelurahan Susunan Baru.

F. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data dan informasi pada penelitian ini digunakan beberapa

teknik, antara lain :

1. Wawancara Mendalam

Arikunto berpendapat (2010:270) bahwa wawancara digunakan sebagai salah satu

teknik pengumpulan data. Metode ini merupakan proses tanya jawab lisan di

mana dua orang atau lebih dapat berhadap-hadapan secara fisik. Metode

wawancara mendalam ini digunakan untuk mendapat keterangan-keterangan

secara mendalam dari permasalahan yang dikemukakan. Wawancara mendalam

Page 55: MOTIVASI WANITA MEMILIH BEKERJA SEBAGAI TERAPIS PIJAT REFLEKSI …digilib.unila.ac.id/61280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · refleksi di Kelurahan Susunan Baru, Kecamatan Tanjung

36

ini dilakukan dengan percakapan secara langsung, bertatap muka dengan informan

yang diwawancarai. Dengan menggunakan metode wawancara mendalam ini

diharapkan akan memperoleh data primer yang berkaitan dengan penelitian ini

dan mendapat gambaran yang lebih jelas guna mempermudah dan menganalisis

data selanjutnya. Wawancara mendalam akan dilakukan dengan menggunakan

pedoman wawancara. Hal ini dimaksudkan agar pertanyaan yang diajukan oleh

peneliti dapat terarah, tanpa mengurangi kebebasan dalam mengembangkan

pertanyaan, serta suasana tetap terjaga.

Pada penelitian ini, pengumpulan data dengan metode wawancara mendalam

melibatkan 5 informan utama yang kesemuanya adalah wanita terapis pijat

refleksi dan 1 informan pendukung seorang laki-laki yang berprofesi sebagai

supervisor di Relax SPA and Reflexology. Proses wawancara berlangsung lancar,

karena peneliti dan para informan sudah saling mengenal satu sama lain, sehingga

memudahkan peneliti mencari data-data yang diperlukan dalam penelitian.

2. Observasi

Observasi adalah aktivitas pengamatan secara langsung seorang peneliti ke lokasi

dan objek penelitian. Obsevasi peneliti dalam penelitian ini dilakukan dengan

cara, peneliti terjun langsung kelapangan dan melakukan pendekatan kepada

terapis wanita yang ada di Kelurahan Susunan Baru. Selain melakukan

pendekatan kepada terapis wanita, peneliti juga akan terjun langsung ke tempat-

tempat kerja para wanita yang bekerja sebagai terapis pijat refleksi guna

melakukan pengamatan langsung dan mengumpulkan data-data yang diperlukan,

tempat kerja tersebut diantaranya adalah Relax SPA and Reflexology yang berada

di Plaza Lotus serta Ratoe Spa and Reflexology di Bandar Lampung.

Page 56: MOTIVASI WANITA MEMILIH BEKERJA SEBAGAI TERAPIS PIJAT REFLEKSI …digilib.unila.ac.id/61280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · refleksi di Kelurahan Susunan Baru, Kecamatan Tanjung

37

3. Dokumentasi

Teknik dokumentasi dilakukan untuk mendapatkan data-data pendukung seperti

foto saat melakukan wawancara dan gambaran tentang kondisi lapangan yang

diperlukan oleh peneliti untuk melengkapi data yang di butuhkan.

G. Teknik Analisis Data

Menurut Iskandar (2008:221) analisis data adalah proses mencari dan menyusun

secara sistematis data yang diperoleh dari hasil pengamatan, wawancara, catatan

lapangan, dan studi dokumentasi dengan cara mengotanisasikan data ke sintesis,

menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan mana yang akan

dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri

maupun orang lain. Adapun teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan

dalam tiga tahapan yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.

1. Reduksi Data

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan data, pengabstraksikan dan transformasi data kasar yang muncul

dari wawancara. Menurut Miles dan Huberman (1992:14) reduksi data merupakan

suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan,

membuang yang tidak perlu dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian

rupa sehingga kesimpulan dapat ditarik dan diverifkasi. Reduksi data penting

dilakukan untuk mengurangi data yang tidak perlu dalam penelitian..

Data yang telah terkumpul selama proses pengumpulan data akan direduksi sesuai

dengan kebutuhan untuk menjawab rumusan masalah. Selanjutnya, peneliti akan

mengelompokan data sesuai dengan fokus penelitian yaitu data mengenai

Page 57: MOTIVASI WANITA MEMILIH BEKERJA SEBAGAI TERAPIS PIJAT REFLEKSI …digilib.unila.ac.id/61280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · refleksi di Kelurahan Susunan Baru, Kecamatan Tanjung

38

motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik para wanita yang bekerja sebagai terapis

pijat refleksi. Setelah reduksi data dirasa cukup, maka peneliti akan melanjutkan

ke tahap pengolahan data berikutnya yaitu tahap penyajian data (display).

2. Tahap Penyajian (display).

Menurut Iskandar (2008:223) dalam penyajian data, peneliti harus mampu

menyusun secara sistematis atau simultan sehingga data yang diperoleh dapat

menjelaskan atau menjawab masalah yang diteliti, untuk itu peneliti harus tidak

gegabah dalam mengambil kesimpulan.

Penyajian data merupakan hasil wawancara mendalam dengan 6 informan,

observasi ke lokasi penelitian serta dokumentasi yang sudah direduksi

sebelumnya. Dari keseluruhan data yang telah melewati tahap reduksi kemudian

disatukan, disusun dan diinterpretasikan untuk menjawab rumusan masalah.

3. Tahap Penarikan Kesimpulan

Iskandar (2008:223) mengemukakan pengambilan kesimpulan juga merupakan

analisis lanjutan dari reduksi data dan display data, sehingga data dapat

disimpulkan dan peneliti masih berpeluang untuk menerima masukan. Pada tahap

ini data yang telah dihubungkan satu dengan yang lain sesuai dengan konfigurasi-

konfigurasi lalu ditarik kesimpulan.

Pada tahap ini, peneliti selalu melakukan uji kebenaran setiap makna yang muncul

dari data. Setiap data yang menunjang komponen uraian diklarifikasi kembali

dengan informan. Apabila hasil klarifikasi memperkuat simpulan atas data yang

tidak valid, maka pengumpulan data siap dihentikan.

Page 58: MOTIVASI WANITA MEMILIH BEKERJA SEBAGAI TERAPIS PIJAT REFLEKSI …digilib.unila.ac.id/61280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · refleksi di Kelurahan Susunan Baru, Kecamatan Tanjung

39

H. Teknik Keabsahan Data

Uji keabsahan data dalam penelitian, sering hanya ditekankan pada uji validitas

dan realibilitas. Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi

pada objek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Dengan

demikian menurut Sugiyono (2014) data yang valid adalah data yang tidak

berbeda antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya

terjadi pada objek penelitian.

Maka untuk membuktikan validitas data, uji keabsahan data pada penelitian ini

menggunakan metode triangulasi. Triangulasi menurut Sugiyono (2014) dalam

pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber

dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi

sumber, triangulasi teknik dan triangulasi waktu.

1. Triangulasi sumber

Triangulasi sumber dapat dilakukan dengan cara mengecek data yang telah

diperoleh melalui beberapa sumber. Sebagai contoh, untuk menguji

kredibilitas data tentang motivasi intrinsik salah satu informan, maka

pengumpulan dan pengujian data yang diperoleh dilakukan dengan rekan

sesama terapis dan atasan terapis yaitu supervisor. Data dari sumber

tersebut lalu dideskripsikan, dikategorikan, mana pandangan yang sama,

yang berbeda dan mana spesifik dari sumber-sumber tersebut.

2. Triangulasi teknik

Cara ini dapat dilakukan dengan mengecek kepada sumber yang sama tapi

dengan teknik berbeda. Misalnya data diperoleh dengan wawancara, lalu

dicek dengan observasi, dokumentasi atau observasi partisipatif. Bila

Page 59: MOTIVASI WANITA MEMILIH BEKERJA SEBAGAI TERAPIS PIJAT REFLEKSI …digilib.unila.ac.id/61280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · refleksi di Kelurahan Susunan Baru, Kecamatan Tanjung

40

dengan tiga teknik tersebut menghasilkan data yang berbeda-beda, maka

peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang

bersangkutan atau yang lain untuk memastikan data mana yang dianggap

benar. peneliti menerapkan teknik ini melalui informan pendukung,

dengan cara informan pendukung akan melakukan wawancara atau

observasi partisipatif terhadap para informan utama

3. Triangulasi waktu

Waktu juga mempengaruhi kredibilitas data. Data yang dikumpulkan

dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat narasumber masih segar,

belum banyak masalah, akan memberikan data yang lebih valid sehingga

lebih kredibel. Teknik ini peneliti lakukan saat mewawancarai Ibu Aprilia

di rumah dan tempat kerjanya.

Page 60: MOTIVASI WANITA MEMILIH BEKERJA SEBAGAI TERAPIS PIJAT REFLEKSI …digilib.unila.ac.id/61280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · refleksi di Kelurahan Susunan Baru, Kecamatan Tanjung

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Gambaran Umum

Kelurahan Susunan Baru terletak di pinggiran kota Bandar Lampung dengan

kondisi geografis perbukitan. Susunan Baru masuk ke dalam Kecamatan Tanjung

Karang Barat Kota Bandar Lampung. Karena kondisi geografis yang dibelah oleh

suatu bukit, Kelurahan Susunan Baru terbagi menjadi dua wilayah lingkungan.

Lingkungan I terdiri dari 13 RT dan Lingkungan II terdiri dari lebih sedikit, yaitu

3 RT. Setiap Lingkungan dipimpin oleh Kepala Lingkungan yang bertanggung

jawab langsung terhadap Lurah. Selain itu, di Kelurahan Susunan Baru terdapat

Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) yang juga aktif dalam pelaksanaan

pembangunan, lembaga lain yang sedang diberdayakan yaitu Karang Taruna,

diharapkan lembaga ini dapat menjalankan proyek strategis di bidang

kepemudaan. Setiap peran yang ada dijalankan penuh oleh masing-masing pihak

dengan tujuan pembangunan serta kesejahteraan masyarakat setempat.

Dalam pelaksanaan pemerintahan di Kelurahan, Susunan Baru didukung oleh

pegawai dengan tugas masing-masing dan sesuai dengan kebutuhan. Struktur

kepengurusan sebagai berikut:

Page 61: MOTIVASI WANITA MEMILIH BEKERJA SEBAGAI TERAPIS PIJAT REFLEKSI …digilib.unila.ac.id/61280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · refleksi di Kelurahan Susunan Baru, Kecamatan Tanjung

42

Tabel 2. Struktur pemerintahan Kelurahan Susunan Baru

No Nama Jabatan

1 Suherman Kepala kelurahan

2 Amat Buhori Sekertaris kelurahan

3 Sunarti Kasi pemerintahan dan pelayanan

4 Idenawati Kasi pembangunan dan pemberdayaan

Sumber: Monografi Kelurahan Susunan Baru

B. Keadaan Geografis

Secara geografis Kelurahan Susunan Baru terletak pada 178 meter diatas

permukaan laut, dengan topografi dataran tinggi dan suhu rata-rata 33 derajat

celcius, serta curah hujan 115 mm/tahun. Kelurahan Susunan Baru memiliki luas

pemukiman sekitar 89 ha dan batas-batas wilayah sebagai berikut:

1. Sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Gunung Agung

2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Sukadanaham

3. Sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Gedong Air

4. Sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan Bilabong Jaya

Mayoritas lahan di Kelurahan Susunan Baru adalah pemukiman warga dan lahan

kosong bekas pertanian, karena masyarakat sendiri sudah banyak beralih

matapencahariannya. Ada beberapa wilayah yang dihibahkan oleh masyarakat

untuk kepentingan pembangunan fasilitas dan infrastruktur publik seperti Masjid

Ar-rahmah yang berornamen Adat Lampung dan SMK 9 Bandar Lampung

Beberapa Sarana dibangun untuk menunjang kegiatan dan perkembangan

masyarakat, seperti sarana peribadatan berupa empat masjid dan enam mushola.

Sarana pendidikan seperti PAUD terdapat empat, Taman Kanak-Kanak (TK) satu

buah, Sekolah Dasar (SD) negeri sebanyak dua buah, Sekolah Menengah pertama

(SMP) terdapat satu buah dan terdapat satu buah SMK dan satu SMA. Sarana

Page 62: MOTIVASI WANITA MEMILIH BEKERJA SEBAGAI TERAPIS PIJAT REFLEKSI …digilib.unila.ac.id/61280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · refleksi di Kelurahan Susunan Baru, Kecamatan Tanjung

43

lainnya berupa sarana kesehatan seperti Puskemas serta Posyandu dan sarana

olahraga seperti GOR, lapangan Voli dan Bulu Tangkis.

C. Demografi

1. Keadaan Penduduk

Penduduk di Kelurahan Susunan Baru sampai tahun 2017, jumlah penduduk yang

tercatat adalah 3.890 jiwa, terdiri dari penduduk laki-laki sebanyak 1.966 jiwa

(50,5%) dan penduduk perempuan sebanyak 1.924 jiwa (49.5%), dengan jumlah

kepala keluarga sebanyak 1.040. Berikut data penduduk berdasarkan kelompok

usia:

Tabel 3. Data jumlah penduduk Kelurahan Susunan Baru berdasarkan kelompok

usia tahun 2017

No Usia (tahun) Jumlah Persentase (%)

1 0 – 4 720 18,5

2 5 – 6 243 6.24

3 7 – 13 245 6,29

4 14 – 16 246 6,32

5 17 – 24 864 22,21

6 25 – 54 932 23,95

7 55 tahun keatas 670 17,22

Jumlah total 3.890 100

Sumber: Monografi Kelurahan Susunan Baru

Berdasarkan Tabel 3, dapat diketahui bahwa komposisi jumlah penduduk

terbanyak menurut kelompok usia adalah usia 25 sampai 54 tahun yaitu 23,95%.

Sedangkan komposisi jumlah penduduk terendah menurut kelompok usia adalah

usia 5 sampai 6 tahun yaitu 6,24%. Pada tabel diatas juga dapat disimpulkan

bahwa banyak dari penduduk di Kelurahan Susunan Baru ialah usia produktif.

Secara keseluruhan penduduk Kelurahan Susunan Baru merupakan Warga Negara

Indonesia (WNI) .

Page 63: MOTIVASI WANITA MEMILIH BEKERJA SEBAGAI TERAPIS PIJAT REFLEKSI …digilib.unila.ac.id/61280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · refleksi di Kelurahan Susunan Baru, Kecamatan Tanjung

44

2. Keadaan Sosial Ekonomi

Penduduk di Kelurahan Susunan Baru mempunyai matapencaharian yang

beragam seperti petani, Pegawai Negeri Sipil (PNS), industri rumah tangga,

pedagang, karyawan swasta, buruh dan lain sebagainya. Data penduduk

berdasarkan matapencaharian adalah sebagai berikut:

Tabel 4. Jumlah Penduduk Berdasarkan Matapencaharian tahun 2017

No Jenis Matapencaharian Jumlah Persentase (%)

1 Pegawai Negeri Sipil 180 7,34

2 TNI/POLRI 5 0,2

3 Wiraswasta 588 24

4 Buruh 998 40,75

5 Pertanian 259 10,57

6 Pensiunan 130 5,30

7 Lain-lain 289 11,80

Jumlah Total 2449 100

Sumber: Monografi Kelurahan Susunan Baru

Berdasarkan Tabel 4, datap diketahui bahwa penduduk di Kelurahan Susunan

Baru memiliki matapencaharian yang sangat beragam. Mata pencaharian

terbanyak penduduknya yaitu sebagai buruh dengan jumlah yang tercatat 998 jiwa

(40,75%) yang didalamnya termasuk para terapis pijat refleksi, dan yang terkecil

adalah TNI/POLRI sebanyak 0,2%. Sebagai daerah yang penduduknya

bermatapencaharian terbanyak adalah buruh, membuat Kelurahan Susunan Baru

memiliki bermacam-macam jenis buruh, seperti buruh bangunan dan buruh cuci,

buruh tani, terapis pijat dan lain sebagainya.

3. Keadaan Sosial dan Budaya

Penduduk di Kelurahan Susunan Baru sangat beragam jenis, mulai dari agama,

suku, budaya dan tingkat pendidikan. Mayoritas penduduknya adalah pemeluk

Agama Islam dan bersuku jawa. Sedangkan pemeluk agama minoritas di

Page 64: MOTIVASI WANITA MEMILIH BEKERJA SEBAGAI TERAPIS PIJAT REFLEKSI …digilib.unila.ac.id/61280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · refleksi di Kelurahan Susunan Baru, Kecamatan Tanjung

45

Kelurahan Susunan Baru adalah Kristen, Khatolik, Budha dan Hindu. Budaya

jawa masih sangat dipertahankan di sini, contohnya seperti kegiatan menyambut

bulan Suro’ pada kalender jawa dan kesenian kuda kepang yang terus dijaga dan

dirawat kelestariannya oleh masyarakat setempat. Komposisi jumlah penduduk

berdasarkan agama dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5. Jumlah Penduduk Kelurahan Susunan Baru Berdasarkan Agama yang

Dianut Tahun 2017

No Jenis Agama Jumlah Persentase (%)

1 Islam 3185 81,87

2 Kristen 149 3,83

3 Khatolik 293 7,53

4 Hindu 136 3,49

5 Budha 127 3,26

Jumlah Total 3890 100

Sumber: Monografi Kelurahan Susunan Baru

Pada Tabel 5, dapat diketahui bahwa mayoritas penduduk adalah pemeluk Agama

Islam dengan persentase 81,87% sedangkan sisanya adalah pemeluk agama lain.

Di Kelurahan Susunan Baru, masyarakat hidup bersama diatas keanekaragaman

budaya dan agama serta terus menjunjung tinggi nilai toleransi antar sesama.

4. Tingkat Pendidikan

Data jumlah penduduk di Kelurahan Susunan Baru menurut tingkat pendidikan di

tahun 2017 adalah sebagai berikut:

Tabel 6. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2017

No Jenis Pendidikan Jumlah Persentase (%)

1 TK 247 6,87

2 SD 264 7,34

3 SMP/Sederajat 347 9,66

4 SMA/Sederajat 2154 59,96

5 Diploma/Sarjana dan diatasnya 580 16,14

Jumlah Total 3592 100

Sumber: Monografi Kelurahan Susunan Baru

Page 65: MOTIVASI WANITA MEMILIH BEKERJA SEBAGAI TERAPIS PIJAT REFLEKSI …digilib.unila.ac.id/61280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · refleksi di Kelurahan Susunan Baru, Kecamatan Tanjung

46

Berdasarkan tabel tersebut, dapat diketahui bahwa penduduk di Kelurahan

Susunan Baru mempunyai tingkat pendidikan yang cukup tinggi, hal ini dapat

dilihat dari persentase penduduk yang memiliki tingkat pendidikan

SMA/Sederajat dan diploma/sarjana yaitu 59,96% dan 16,14%.

D. Gambaran Umum Wanita yang Bekerja sebagai Terapis Pijat Refleksi di

Kelurahan Susunan Baru

Di Kelurahan Susunan Baru, wanita yang saat ini bekerja menjadi terapis pijat

refleksi sebelumnya hanyalah buruh harian lepas dan juga ibu rumah tangga.

Umumnya pekerjaan para wanita yang sebelum menjadi terapis pijat refleksi ialah

ibu rumah tangga, asisten rumah tangga, buruh cuci, pedagang kaki lima dan lain-

lain. Seiring dengan meningkatnya kebutuhan rumah tangga dan dorongan oleh

motif lain para wanita tersebut mulai memilih bekerja menjadi terapis pijat

refleksi. Selain karna faktor kesempatan kerja, para wanita yang memilih menjadi

terapis pijat refleksi adalah karna faktor pengaruh informasi-informasi dari para

wanita yang lebih dahulu bekerja menjadi terapis. Oleh sebab itu, fenomena

wanita yang beralih bekerja menjadi terapis pijat refleksi merupakan perubahan

sosial yang nyata pada masyarakat

Gambaran lain tentang wanita yang bekerja menjadi terapis pijat di Kelurahan

Susunan Baru adalah relasi sosialnya. Relasi sosial yang tinggi antara para terapis

menjadi sebuah modal sosial yang bermanfaat. Sebagian besar terapis yang

berasal dari Kelurahan Susunan Baru bekerja di tempat yang sama. Hal itu

menyebabkan proses sosialisasi antar individu tidak hanya terjadi di lingkungan

tempat tinggal saja tetapi berlanjut saat di tempat kerja. Sebagai contoh, peneliti

mengamati pola para terapis saat tersebut berangkat dan pulang bekerja. Terapis

Page 66: MOTIVASI WANITA MEMILIH BEKERJA SEBAGAI TERAPIS PIJAT REFLEKSI …digilib.unila.ac.id/61280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · refleksi di Kelurahan Susunan Baru, Kecamatan Tanjung

47

yang mempunyai shift pagi akan berangkat ke tempat kerja secara bersamaan,

begitu juga saat pulang kerja. Contoh lain yaitu adanya tradisi makan bersama

saat istirahat kerja. Para terapis tersebut biasanya membuat sebuah kesepakatan

sebelumnya terkait menu makanan yang akan dimakan. Jika salah seorang terapis

ditugasi membawa nasi, maka yang lain akan membawa lauk pauk dan sayurnya.

Hal itu dilakukan agar variasi makanan bermacam-macam dan tradisi makan

bersama tersebut dapat meningkatkan rasa kekeluargaan diantara mereka.

Faktor relasi antara para terapis dan transisi dari ibu rumah tangga atau sekadar

buruh harian lepas menjadi terapis pijat refleksi merupakan hal yang diamati oleh

peneliti. Adanya fenomena tersebut membuat peneliti merasa perlu mengetahui

apa-apa saja yang memotivasi para wanita tersebut memilih menjadi terapis pijat

refleksi.

Page 67: MOTIVASI WANITA MEMILIH BEKERJA SEBAGAI TERAPIS PIJAT REFLEKSI …digilib.unila.ac.id/61280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · refleksi di Kelurahan Susunan Baru, Kecamatan Tanjung

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan identifikasi dari hasil pembahasan yang telah dilakukan untuk

mencari informasi mengenai motivasi intinsik dan ekstrinsik wanita memilih

bekerja sebagai terapis pijat refleksi di Kelurahan Susunan Baru. Peneliti

menyajikan hasil penelitian sebagai suatu proses motivasi yang bermula dari

motivasi wanita untuk bekerja dan motivasi wanita memilih menjadi terapis pijat

refleksi. Beranjak dari rumusan masalah peneliti memfokusan penelitian ke dua

aspek yaitu, motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik berasal

dari dalam diri seorang individu itu sendiri yang dipengaruhi oleh kebutuhan,

harapan dan minat, sedangkan motivasi ekstrinsik berasal dari luar diri individu

tersebut dan dipengaruhi oleh dorongan orang lain atau lingkungan, keluarga dan

imbalan.

Berdasarkan hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa motivasi intrinsik wanita

adalah saat mereka memutuskan untuk bekerja, hal itu dipengaruhi oleh dua faktor

yaitu kebutuhan dan harapan. Faktor kebutuhan terdiri dari kebutuhan ekonomi,

kebutuhan otonomi dan kebutuhan untuk berafiliasi. Sedangkan, motivasi wanita

memilih bekerja sebagai terapis pijat refleksi adalah motivasi ekstrinsik yang

dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Faktor lingkungan terdiri dari pengaruh orang

Page 68: MOTIVASI WANITA MEMILIH BEKERJA SEBAGAI TERAPIS PIJAT REFLEKSI …digilib.unila.ac.id/61280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · refleksi di Kelurahan Susunan Baru, Kecamatan Tanjung

69

lain, tetangga, teman serta keluarga. Pengaruh lingkungan menjadi faktor yang

paling menentukan wanita memilih pekerjaan ini.

Dari hasil analisis peneliti, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Motivasi

Wanita Memilih Bekerja Sebagai Terapis Pijat Refleksi di Kelurahan Susunan

Baru didominasi oleh motivasi ekstrinsik yang dipengaruhi faktor lingkungan.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan dan kesimpulan yang telah

dikemukakan, maka peneliti memberikan beberapa saran antara lain:

1. Diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi tentang

pentingnya motivasi dalam mendorong langkah khususnya bagi wanita

yang hanya menjadi ibu rumah tangga dan mempunyai keingan untuk

bekerja. Motivasi dan usaha yang keras diharapkan mampu memberikan

hasil atas perubahan yang diinginkan.

2. Saran bagi pemerintah dengan adanya penelitian ini, peneliti berharap

bahwa sektor ini khususnya terapi pijat refleksi mendapat perhatian khusus

dan dapat menjadi prioritas pengelolaan dan pemahaman yang baik agar

nantinya sektor usaha yang dipandang sebelah mata ini dapat terangkat

dan menjadikan masyarakat lebih termotivasi dalam ikut andil dalam

kemajuan sektor ini.

3. Bagi para wanita yang bekerja sebagai terapis pijat refleksi diharapkan

dengan adanya penelitian ini dapat lebih termotivasi untuk memperbaiki

dan meningkatkan kualitas dalam hal pelayanan demi kemajuan sektor ini.

Page 69: MOTIVASI WANITA MEMILIH BEKERJA SEBAGAI TERAPIS PIJAT REFLEKSI …digilib.unila.ac.id/61280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · refleksi di Kelurahan Susunan Baru, Kecamatan Tanjung

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Darsono. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang : IKIP Press.

Hamalik, Oemar. 2004. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Hamzah, B Uno. 2011. Teori motivasi dan pengukurannya. Jakarta: PT Bumi

aksara.

Iskandar. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif dan

Kualitatif). Jakarta: GP Press.

Mahendra, B. dan Ruhito, F. 2009. Pijat Kaki untuk Kesehatan. Depok: Penebar

Plus.

Mathis, L Robert. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Buku

Kedua.

Miles, B Mathew dan Huberman, Michael. 1992. Analisis Data Kualitatif Buku

Sumber Tentang Metode-metode Baru. Jakarta: UIP.

Moelong, L. J. 2010. Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Murniati, A Nunuk P. 2004. Getar Gender. Magelang: Indonesia Tera.

Noor, Juliansyah. 2011. Metodologi Penelitian. Jakarta: Prenada Media Group.

Notopuro, Hardjito. 1979. Peranan Wanita Dalam Masa Pembangunan

Indonesia. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Nugroho, Riant. 2011. Gender dan Strategi Pengarus-Utamaannya di Indonesia.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ollenburger, Jane C. dan Helen, A Moore. 1996. Sosiologi Wanita. Jakarta:

Rineka Cipta.

Purwanto, Ngalim. 2006. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Page 70: MOTIVASI WANITA MEMILIH BEKERJA SEBAGAI TERAPIS PIJAT REFLEKSI …digilib.unila.ac.id/61280/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · refleksi di Kelurahan Susunan Baru, Kecamatan Tanjung

Ramayulis. 2002. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia.

Sardiman. 2005. Interaksi dan motivasi belajar mengajar. Jakarta: Raja Grafindo

Persada.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif

dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2009. Metode penelitian Pendidikan. Bandung:

Remaja Rosdakarya

Sumantri, Numan. 2001. Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Taufik, M. 2007. Prinsip-prinsip Promosi Kesehatan Dalam Bidang Keperawatan

Untuk Perawat dan Mahasiswa Keperawatan. Jakarta: Infomedika.

Wahyuni, Shanty. 2014. Pijat Refleksi Untuk Kesehatan. Jakarta: Dunia Sehat.

Jurnal:

Darpujiyanto. 2010. Pembelajaran Yang Menumbuhkan Minat Mahasiswa

Berwirausaha. Jurnal Ilmiah Bisnis dan Ekonomi Asia. Di unduh pada

tanggal 18 Mei 2019.

Lee, J. 1996. The motivation of women entrepreneurs in Singapore. Women in

Management Review. 11. pp 18 – 29.

Murtiana dan Hidayah. 2017. Kompleksitas Peran Wanita Pada Keluarga Dengan

Pola Karir Ganda. Jurnal Online. Diunduh pada tanggal 06 Maret 2019.

Rohmaniar dan Krisnani. 2018. Pengaruh Motivasi Dan Kepuasan Kerja

Terhadap Mobilitas Sosial Yang Dilakukan Petugas K3L Universitas

Padjajaran. Jurnal Pekerjaan Sosial. 1(2): hlm44-53.

Simbolon, Hermanto. 2013. Motivasi Wanita Menjadi Pekerja Satuan

Pengamanan (Satpam) di Rumah Sakit Santa Maria Kota Pekanbaru.

Jurnal Online. Diunduh pada tanggal 04 Oktober 2018.

Dokumen Resmi:

Badan Pusat Statistik. 2015. Direktori Perusahaan/Usaha SPA. Jakarta: Dharma

Putra.

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan.

Peta Monografi Kelurahan Susunan Baru. 2017. Bandar Lampung.